Kata Stres dan Adaptasi telah kita sering dengar dalam kehidupan sehari-hari. Stres dapat timbul karena adanya konflik dan frustasi. Sebagian besar orang beranggapan bahwa yang dimaksud stress adalah sesuatu yang yang tidak menyenangkan dan membuat orang tersebut merasa tidak nyaman, bingung, mudah marah, tekanan darah meningkat, detak jantung lebih cepat, gangguan pencernaan, dsb. Sebagian besar stres dapat dipicu karena pengaruh eksternal dan ada pula yang dipengaruhi oleh faktor internal individu tersebut. Adaptasi adalah penyesuaian diri terhadap suatu penilaian. Dalam hal ini respon individu terhadap suatu perubahan yang ada. Dilingkungan yang dapat mempengaruhi keutuhan tubuh baik secara fisiologi maupun psikologis dalam adaptip. Stres, dan Adaptasi sebenarnya dapat dicegah dan diatasi dengan cara-cara tertentu. Tapi
melihat hal-hal tersebut, tampaknya tidak banyak orang yang mengetahui tentang stress dan adaptasi bagaimana mencegah, mengatasi dan memanfaatkannya sebagai salah satu bagian dari hidup kita. Pemahaman yang baik terhadap stres dan adaptasi akan membantu kita dalam menghadapi ketika kedua hal tersebut menyerang kita, melalui penanganan yang tepat dengan adanya pemahaman yang baik mengenai stres dan adaptasi maka individu tidak akan terkena dampak negatif dari ketiga hal tersebut. Stres adalah suatu ketidakseimbangan diri/jiwa dan realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari atau perubahan yang memerlukan penyesuaian. Sering dianggap sebagai kejadian atau perubahan negatif yang dapat menimbulkan stress, seperti cedera, sakit atau kematian orang yang dicintai serta putus cinta.
Perubahan positif juga dapat menimbulkan stress, seperti naik pangkat, perkawinan dan jatuh cinta. Stress terjadi jika orang dihadapkan dengan peristiwa yang mengancam fisik atau psikologisnya, peristiwa tersebut disebut stressor. Reaksi orang terhadap peristiwa tersebut disebut respon stress. Ditinjau dari penyebab stres, dapat digolongkan sebagai berikut. 1.Stres fisik adalah stres yang disebabkan oleh keadaan fisik seperti suhu yang terlalu tinggi atau rendah, suara bising, sinar menyengat atau tersengat arus listrik. 2.Stres kimiawi adalah stres yang dipengaruhi oleh senyawa kimia yang terdapat pada obatobatan, zat beracun asam, basa, faktor hormon atau gas, dan lain-lain. 3.Stres mikrobiologi adalah stress yang disebabkan oleh virus, bakteri yang menimbulkan parasit. 4.Stres fisiologis adalah stress yang disebabkan oleh gangguan struktur fungsi organ tubuh antara lain gangguan fungsi jaringan organ
atau sistemik, struktur tubuh dan lain-lain sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal. 5.Stres proses tumbuh kembang adalah stress yang disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada masi bayi hingga tua. 6.Stres psikologis atau emosional merupakan stress yag disebabkan oleh gangguan situasi psikologis atau ketidakmampan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri, misalnya dalam hubungan interpersonal, sosial budaya dan keagamaan Jenis stres dibagi menjadi dua (Hans Selye), yaitu: 1.Eustres merupakan jenis stres berenergi positif (energi motivasi yang dapat berupa kesenangan, pengharapan dan gerakan yang terarah) sehingga sifatnya melindungi kesehatan. Stres jenis ini berjangka pendek dan memberikan kekuatan terhadap individu yang mengalaminya. Eustres merupakan stres yang bersifat menantang akan tetapi masih dapat dikendalikan oleh diri sendiri.
Sebenarnya stres tidak hanya mengacu pada hal-hal yang menyebabkan gangguan dalam keseimbangan diri seseorang. Stres jenis eustres mampu meningkatkan antuisme, kreativitas, motivasi, serta keaktifan seseorang. Singkatnya saat individu mengalami stres jenis ini, individu tersebut akan memandang kejadian, stimulus, atau stresor tersebut sebagai situasi yang menantang namun memiliki sisi menyenangkan bagi dirinya. 2.Distres merupakan jenis stres yang bersifat merusak, tidak menguntungkan, serta merupakan interpretasi negatif dari suatu peristiwa yang dialami. Intepretasi tersebut berupa rasa ketakutan, rasa marah, atau bahkan keduanya. Distres dipandang atau dirasa terlalu berat dan sulit untuk diatasi bagi individu yang mengalaminya. Individu yang mengalami distres merasa bingung bahkan tidak memilki keinginan atau harapan untuk mengatasi stres atau masalah yang dimilikinya. Individu yang mengalami distres menggangap dirinya sudah terperangkap didalam masalah tersebut sehingga merasa
sudah tidak dapat meninggalkan atau keluar situasi stres yang dialami, bahkan merasa tidak berdaya dan frustrasi. Terdapat dua macam distres yaitu: 3.Stres Kronis. Stres kronik merupakan stres yang stresornya tidak terlalu kuat akan tetapi terjadi dalam waktu yang bertahan hingga berhari-hari, berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan atau dapat dikatakan stres yang berlangsung lama. Stres kronik inilah yang bersifat destruktif (merusak). 4.Stres Akut. Stres ini merupakan stres yang terjadi dalam waktu yang relatif singkat dengan tekanan yang kuat atau dapat digolongkan sebagai stres yang sering muncul dan dapat hilang dengan cepat (Sunaryo, 2004). Perhatikan ilustrasi dibawah ini: "Andi dan Agus merupakan pegawai di sebuah perusahaan. Suatu ketika, mereka dipromosikan yang otomatis menambah penghasilannya, tetapi juga menambah beban kerjanya. Di minggu pertama Andi belum
terbiasa hingga jatuh sakit. Akan tetapi, Agus justru semakin rajin masuk kantor dan menikmati tugas barunya itu." Dalam ilustrasi tersebut Andi dan Agus mendapatkan promosi pekerjaan. Promosi inilah yang disebut dengan stressor (penyebab stres). Terhadap promosi ini, Andi dan Agus suka tidak suka harus mengondisikan dirinya. Pengkondisian inilah yang disebut dengan stres. Hanya saja keduanya berbeda dalam menyikapi stres di minggu pertama. Andi jatuh sakit karena stresnya. Inilah yang disebut dengan distress sedangkan Agus justru semakin rajin. Inilah yang disebut dengan eustress.