KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Medan, Juli 2018 Penulis
1
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 1 DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 2 BAB I : PENDAHULUAN...................................................................................................... 3 1. Latar Belakang......................................................................................................... 3 2. Rumusan Masalah...................................... ...................................... ................................ 3 3. Tujuan. ................................................................................................................... 4 BAB II : PEMBAHASAN........................................................................................................ 4 A. B. C. D. E. F.
Pengertian Bahasa Baku Dan Tidak Baku............................................................... Ciri-Ciri Bahasa Baku Dan Tidak Baku............................................................................... Pemakaian Bahasa Indonesia Baku dan Tidak Baku dengan Baik dan Benar......... Contoh Bahasa Indonesia Baku dan Tidak Baku..................................................... Contoh kalimat baku dan tidak baku..................................................................... Contoh-contoh Kesalahan Berbahasa....................................................................
4 5
5 6 7 7
BAB III : PENUTUP......................................................................................................................... 10 A. Simpulan.......................................................................................................................... B. Saran.................................................................................................................................
10 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 11
2
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia. Cikal bakal bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara berawal dari pernyataaan sikap politik pemuda nusantara dengan ikrar sumpah pemuda. Dalam kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, disamping menjadi alat komunikasi antar etnis yang mempunyai bahasa daerah masing-masing sebagai bahasa pertama, bahasa Indonesia juga telah menjadi alat komunikasi efektif bagi terjalinnya hubungan antar etnis di Indonesia. Oleh karena itu pengetahuan tentang bahasa baku cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan dan dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang. Bahasa Indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyrakat. Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia. Dalam bahasan Indonesia itu ada yang disebut bahasa baku. Dimana bahasa baku merupakan standar penggunaan bahasa yang dipakai dalam bahasa Indonesia. Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun pengenalan istilah tidak menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif konsep dan makna istilah bahasa baku itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat berpendapat bahasa baku sama dengan bahasa yang baik dan benar. “Kita berusaha agar dalam situasi resmi kita harus berbahasa yang baku. Begitu juga dalam situasi yang tidak resmi kita berusaha menggunakan bahasa yang baku”. (Pateda, 1997 : 30). Slogan “pergunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan benar”, tampaknya mudah diucapkan, namun maknanya tidak jelas. Slogan itu hanyalah suatu retorika yang tidak berwujud nyata, sebab masih diartikan bahwa di segala tempat kita harus menggunakan bahasa baku. Berdasarkan uraian diatas, ada beberapa hal yang menarik untuk dibahas tentang pengertian bahasa baku, pengertian bahasa tidak baku, pengertian bahasa Indonesia baku, pengertian bahasa Indonesia tidak baku, ciri-ciri bahasa baku dan bahasa tidak baku, pemakaian bahasa Indonesia dengan baik dan benar, serta contoh-contoh kesalahan berbahasa. 2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut ;
3
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Apa yang dimaksud dengan bahasa baku? Apa yang dimaksud dengan bahasa tidak baku? Apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia baku? Apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia tidak baku? Apa ciri-ciri bahasa Indonesia baku? Bagaimana pemakaian bahasa Indonesia dengan baik dan benar? Apa contoh-contoh kesalahan berbahasa?
3. Tujuan Pembuatan makalah ini bertujuan untuk : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Mengetahui pengertian dari bahasa baku. Mengetahui pengertian bahasa tidak baku. Mengetahui pengertian bahasa Indonesia baku. Mengetahui pengertian bahasa Indonesia tidak baku. Dapat menjelaskan ciri-ciri bahasa Indonesia baku. Mengetahui pemakaian bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Mengetahui contoh-contoh kesalahan berbahasa.
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Bahasa Baku dan Tidak Baku 1. Bahasa Baku Bahasa baku adalah ragam bahasa yang cara pengucapan dan penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah standar. Kaidah standar dapat berupa pedoman ejaan yang disempurnakan (EYD), tata bahasa baku, dan kamus umum. Sebaliknya, bahasa tidak baku adalah ragam bahasa yang cara Penggunaan ragam bahasa baku dan tidak baku berkaitan dengan situasi dan kondisi pemakaiannya. Raga bahasa baku biasanya digunakan dalam situasi resmi, seperti acara seminar, pidato, temu karya ilmiah, dan lain-lain. Adapun ragam bahasa tidak baku umumnya digunakan dalam komunikasi sehari-hari yang tidak bersifat resmi.
4
2. Pengeritan Bahasa Tidak Baku Bahasa nonbaku adalah ragam bahasa yang berkode berbeda dengan kode bahasa baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi. Ragam bahasa nonbaku dipakai pada situasi santai dengan keluarga, teman, di pasar, dan tulisan pribadi buku harian. Ragam bahasa nonbaku sama dengan bahasa tutur, yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari terutama dalam percakapan.
B. Ciri-ciri Bahasa Baku dan Tidak Baku Ciri Bahasa Baku : a. Tidak terpengaruh bahasa daerah. b. Tidak dipengaruhi bahasa asing. c. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan sehari-hari. d. Pemakaian imbuhannya secara eksplisit. e. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat. f. Tidak terkontaminasi dan tidak rancu.
Ciri Bahasa Tidak Baku 1. Walaupun terkesan berbeda dengan bahasa baku, tetapi memiliki arti yang sama. 2. Dapat terpengaruh oleh perkembangan zaman. 3. Dapat terpengaruh oleh bahasa asing. 4. Digunakan pada situasi santai/tidak resmi.
C. Pemakaian Bahasa Indonesia Baku dan Tidak Baku dengan Baik dan Benar
Bahasa Indonesia baku dan nonbaku mempunyai kode atau ciri bahasa dan fungsi pemakaian yang berbeda. Kode atau ciri dan fungsi setiap ragam bahasa itu saling berkait. Bahasa Indonesia baku berciri seragam, sedangkan ciri bahasa Indonesia nonbaku beragam. Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah bahasa yang dibakukan atau yang dianggap baku adalah pemakaian bahasa Indonesia baku dengan benar. Dengan demikian, pemakaian bahasa Indonesia baku dengan benar adalah pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah bahasa atau gramatikal bahasa baku. 5
Sebaliknya, pemakaian bahasa Indonesia nonbaku dengan benar adalah pemakaian bahasa yang tidak mengikuti kaidah bahasa atau gramatikal baku, melainkan kaidah gramatikal nonbaku. Pemakaian bahasa Indonesia baku dengan baik adalah pemakaian bahasa Indonesia yang mengikuti atau sesuai dengan fungsi pemakaian bahasa baku. Pemakaian bahasa Indonesia nonbaku dengan baik adalah pemakaian bahasa yang tidak mengikuti atau sesuai dengan fungsi pemakaian bahasa Indonesia nonbaku.
Konsep baik dan benar dalam pemakaian bahasa Indonesia baik baku maupun nonbaku saling mendukung dan saling berkait. Tidaklah logis ada pemakaian bahasa Indonesia yang baik, tetapi tidak benar. Atau tidaklah logis ada pemakaian bahasa yang benar tetapi tidak baik. Oleh karena itu, konsep yang benar adalah pemakaian bahasa yang baik harus juga merupakan pemakaian bahasa yang benar atau sebaliknya.
D. Contoh Bahasa Indonesia Baku dan Tidak Baku
Kita sering kesulitan menentukan kata yang baku dan kata yang tidak baku. Berikut ini adalah daftar kata-kata baku bahasa Indonesia yang disusun secara alfabetis. No
Kata Baku
Kata Non Baku
1.
Aktif
aktip, aktive
2.
Apotek
Apotik
3.
Cabai
cabe, cabay
4.
Daftar
Daptar
5.
Doa
do’a
6.
efektif
efektip, efektive, epektip, epektif
7.
Elite
Elit
8.
e-mail
email, imel
9.
Februari
Pebruari, February
10.
Foto
Photo
6
11.
fotokopi
foto copy, photo copy, photo kopi
12.
Hakikat
Hakekat
13.
Ijazah
ijasah, izajah
14.
Izin
Ijin
15.
Jadwal
Jadual
16.
Jumat
Jum’at
17.
Karena
Karna
18.
Karismatik
Kharismatik
19.
Kreatif
kreatip, creative
20.
Lembap
Lembab
E. Contoh kalimat baku dan tidak baku
1. Kalimat Tidak Baku 1. Semua peserta daripada pertemuan itu sudah pada hadir. 2. Kami menghaturkan terima kasih atas kehadirannya. 3. Mengenai masalah ketunaan karya perlu segera diselesaikan dengan tuntas. 4. Sebelum mengarang terlebih dahulu tentukanlah tema karangan. 5. Pertandingan itu akan berlangsung antara Regu A melawan Regu B.
2. Kalimat Baku 1. Kiriman dari ayah sudah saya terima 2. Kalian dipersilahkan masuk sekarang 3. Aku melihat kejadian itu dengan mataku 4. Ibu merawat bayi terlantar itu kemudian mendidiknya hingga besar 5. Bagi pengendara kendaraan bermotor harap memarkir kendaraan di area pinggir
F. Contoh-contoh Kesalahan Berbahasa
7
Kesalahan merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan sang pelajar. Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau yang menyimpang dari norma baku atau norma terpilih dari performasi bahasa orang dewasa.
Kesalahan berbahasa adalah pengguanan bahasa yang menyimpang dari kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa itu. Penyimpangan kaidah bahasa dapat disebabkan oleh menerapkan kaidah bahasa dan keliru dalam menerapkan kaidah bahasa. Dalam pengajaran bahasa, dikenal dua istilah kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake). Menurut Tarigan (1988: 87), kesalahan berbahasa erat kaitannya dengan pengajaran bahasa, baik pengajaran bahasa pertama maupun pengajaran kedua. Kesalahan berbahasa tersebut mengganggu pencapaian tujuan pengajaran bahasa. Kesalahan berbahasa harus dikurangi bahkan dapat dihapuskan. Kesalahan-kesalahan tersebut sering timbul dan banyak terjadi pada penulisan-penulisan ilmiah. Contoh 1: Kesalahan antarbahasa (interlingual errors) Dalam Bahasa Inggris Salah
Benar
1.
I like do it.
I like to do it
2.
Jim doesn’t likes it.
Jim doesn’t like it.
3.
I not craying.
I am not craying.
Adapun kesalahan pada contoh satu (1) adalah tidak adanya kata pemisah diantara dua kata kerja, yaitu like dan do yang seharusnya dipisahkan oleh kata to. Pada contoh dua (2) kesalahan terjadi karena kesalahan grammar atau tata bahasanya, yaitu apabila sebuah kalimat itu negatif (ditandai oleh kata doesn’t), maka kata kerja setelahnya (like) tidak boleh ditambahkan oleh akhiran s atau es dan pada contoh tiga (tiga) kesalahan yang terjadi adalah tidak terteranya to be (am)atau kata bantu pada kalimat berpola present continous tense. Dalam Bahasa Indonesia Salah 1.
Saya suka nonton bola.
Benar Saya suka menonton bola. 8
2.
Presiden resmikan pabrik baru.
Presiden meresmikan pabrik baru.
3.
Bapak ada rumah.
Bapak ada di rumah.
Pada contoh satu (1) dan dua (2) kesalahan terjadi karena kata nonton dan resmikan, kehilangan awalan me-, sedangkan pada contoh tiga (3) kesalahan yang terjadi adalah akibat hilangnya atau tidak adanya partikel di- sebelum kata rumah.
Contoh 2: Kesalahan antarbahasa (interlingual errors)
adalah kesalahan-kesalahan yang semata-mata mengacu pada kesalahan B2 yang mencerminkan struktur bahasa asli atau bahasa ibu, tanpa menghiraukan proses-proses internal atau kondis-kondisi eksternal yang menimbulkannya. Kesalahan antarbahasa merupakan kesalahan yang sama dalam struktur bagi kalimat atau frasa yang berekuivalen secara semantik dalam bahasa ibu sang pelajar. Kesalahan antarbahasa (interlingual) disebut juga kesalahan interferensi, yakni: kesalahan yang bersumber (akibat) dari pengaruh bahasa pertama (B1) terhadap bahasa kedua (B2).
Contoh: Salah
Benar
1. Dia datang Bandung dari.
1. Dia datang dari Bandung.
2. Makanan itu telah dimakan oleh saya.
2. Makanan itu telah saya makan.
3. Tak apalah, it doesn’t matter.
3. Tak apalah, itu bukan masalah.
4. Te‛nang, bu.
4. Tenang, bu.
Pada contoh satu (1) di atas adalah ucapan dari seorang anak Karo yang belajar Bahasa Indonesia untuk mencerminkan susunan atau urutan kata frasa proposisi dalam bahasa Karo (Bandung dari berarti ‘dari Bandung). Pada contoh dua (2) kesalahan terjadi karena tuturan yang digunakan dipengaruhi oleh bahasa Sunda karena kalimat Sundanya adalah “makanan teh atos kuabdi”. Bila tuturan tersebut dituturkan kedalam Bahasa Indonesia, maka seharusnya “makanan itu telah saya makan”. Hal itu didasarkan pada struktur Bahasa Indonesia. Pada contoh tiga (tiga) kesalahan terjadi karena adanya 9
penggunaan unsur bahasa lain (Bahasa Inggris) ke'dalam Bahasa Indonesia yaitu pada frase “ It doesn’t matter” yang memiliki padanan kata “itu bukan masalah” dalam Bahasa Indonesia dan pada contoh empat (4) merupakan contoh tuturan yang diujarkan oleh penutur Batak. Huruf “e” pada kata tenang seharusnya dilafalkan lemah, bukan keras. Selain dari contoh diatas juga masih banyak lagi contoh-contoh dan jenis-jenis kesalahan berbahasa yang tidak dapat pemakalah sampaikan pada makalah ini.
BAB III PENUTUP A. Simpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan. Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan isi pikirannya kepada orang lain. Pada bahasa terdapat dua ragam bahasa, yaitu bahasa baku dan bahasa nonbaku. Bahasa baku merupakan bahasa standar atau pokok yang digunakan oleh masyarakat pada suatu negara. Sedangkan bahasa nonbaku adalah bahasa yang berbeda dengan struktur atau gaya baku, dan biasanya digunakan pada lingkungan atau keadaan tidak resmi.
Bahasa Indonesia juga memiliki bahasa baku dan nonbaku. Bahasa Indonesia baku pada umumnya sesuai dengan pola SPOK dan biasanya dipelajari di sekolah dan digunakan pada lingkungan dan keadaan yang resmi. Begitupun dengan bahasa Indonesia nonbaku. Masing-masing bahasa baku dan nonbaku memiliki fungsi dan ciri yang berbeda. Baik itu bahasa Indonesia baku dan nonbaku sebaiknya digunakan dan dipakai dengan benar. B. Saran Sebaiknya kita lebih peka dalam menggunakan bahasa indonesia agar sesuai dengan kaidah yang diberlakukan. Disamping mempertahankan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku, juga sebagai bahasa kebanggaan kita karena mampu menyatukan ribuan pulau dan etnis dari sabang sampai merauke.
10
Daftar Pustaka 1. https://3mhz.wordpress.com/2013/12/07/makalah-kata-baku-dan-tidak-baku/ 2. https://rukanahep.wordpress.com/2016/04/05/makalah-penggunaan-kata-bakudan-tidak-baku-dalam-bahasa-indonesia/ 3. https://makalahkuliahbaru.blogspot.com/2016/10/makalah-penggunaan-kata-bakudan-tidak.html 4. http://westbatavia.blogspot.com/2015/04/3-contoh-kata-pengantar-makalah-yangbaik.html
11