Kapal Selam Indonesia.docx

  • Uploaded by: Ahmed Akmal
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kapal Selam Indonesia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 662
  • Pages: 2
Prototipe Kapal Selam Mini Pertama Indonesia

Inspirasi Ginangan pada kapal selam timbul setelah melihat pameran kapal selam yang dikendalikan oleh satu orang (Eenpersoons D/tikboof) di Groningen, Belanda pada tahun 1946. Kapal ini adalah kapal yang dipakai oleh Jerman pada waktu Perang Dunia II. Sebagai latar biografi, D. Ginangan adalah putra kelahiran Sibolga, Sumatera Utara, 23 April 1918. Pada tahun 1937 D.Ginagan pergi ke Belanda untuk memperdalam pendidikan kepelautan, ia masuk Gemeentelijke Zeevaartschool di Den Helder mengambil jurusan pelaut selama 3 tahun. Setelah lulus kemudian memperdalam pengetahuannya pada jurusan mesin di Groningen selama 2 tahun. Setelah selesai pendidikan ini, D.Ginagan tinggal di Belanda sampai 1946. Selama tinggal di negeri Belanda, D. Ginagan bekerja pada perusahaan perkapalan Belanda sebagai Stuurman, Pada tanggal 10 Mei 1940 sebelum Jerman menyerang Belanda, D.Ginagan merencanakan untuk berangkat ke Amerika Serikat dengan kapal Belanda. Namun karena Jerman menyerang Belanda rencana tersebut dibatalkan. Selama tinggal di negeri Belanda D. Ginagan ikut aktif berjuang untuk kepentingan bangsa Indonesia baik sebelum diproklamirkan kemerdekaan Indonesia maupun sesudahnya. Karena aktifitasnya dalam membela kepentingan Indonesia, pada tahun 1946, D. Ginagan diusir dari negeri Belanda, kemudian ia kembali ke Indonesia pada bulan Desember 1946. Sekembalinya dari Belanda, D. Ginagan melaporkan ke Kementerian Pertahanan dan sesuai keahliannya ditempatkan di Kementerian Pertahanan bagian Angkatan Laut dengan status sebagai pegawai sipil. Selama menjadi pegawai sipil inilah timbul ide untuk membuat kapal selam. Untuk melaksanakan ide tersebut, D. Ginagan segera mengajukan permohonan kepada Kementerian Pertahanan, rupanya gagasan itu disetujui. Segera setelah ijin disetujui, ia menghubungi Penataran Angkatan Laut (PAL) sekarang PT PAL dan pabrik besi/Perbi di Yogyakarta. Pembuatan kapal -selam ini dimulai sekitar bulan Juli 1947 di Perbi Yogyakarta dengan anggaran ± 35.000 (ORI). Data kapal selam yang tidak berperiskop ini adalah sebagai berikut: panjang 7 m, lebar 1 m dan DWT 5 ton. Kapal selam tersebut dilengkapi dengan sebuah torpedo kapal terbang yang banyak terdapat di lapangan terbang Maguwo Yogyakarta, peninggalan Jepang dengan panjang 5 meter. Alat penggerak kapal tersebut sebuah mesin mobil Fiat berkekuatan 4 PK, sedangkan sebagian badan kapal digunakan untuk tangki bensin. Sebagai persenjataan, dicomot torpedo dari peninggalan pesawat terbang Jepang yang ada di Maguwo (sekarang Lanud Adi Sucipto), Yogyakarta. Karena bukan torpedo yang dirancang untuk kapal selam, jarak luncur pun terbatas, yakni hanya 1 – 1,5 mil (3,8 km). Setelah kapal tersebut selesai dibuat, lalu diadakan uji coba di Kalibayem, Yogyakarta yang dihadiri oleh masyarakat Yogyakarta dan pejabat-pejabat penting pemenntah seperti, Menteri Pertahanan dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Presiden Sokarno sendiri sempat rneninjau kapal selam tersebut sebelum diadakan uji coba di Kalibayem (tepatnya sekarang di lokasi yang ada perumahan Bayem Permai).

Dalam percobaan tersebut yang berjalan selama 1 jam kapal dikendalikan sendiri oleh D. Ginagan dan dapat berlayar namun belum bisa menyelam, karena belum ada baterainya. Tetapi ketika torpedonya diijicoba untuk ditembakan, tiba-tiba handel pengikatnya tak mau lepas dan torpedo tetap terikat di tempatnya semula. Akibatnya sungguh fatal: kapal selam mini yang hanya diawaki oleh satu manusia saja itu malah ikut terseret oleh dorongan torpedonya. Pada waktu agresi Belanda II kapal selam ini masih dalam tarap perbaikan, kemudian D. Ginagan mendapat tugas mendampingi KSAL ke Aceh. Ketika kembali dari Aceh dalam rangka persiapan pembentukan Staf Angkatan Laut RI di Aceh, kapal selam mini tersebut telah ditarik kembali ke pabrik besi Perbi. Namun karena pada waktu itu situasi perjuangan semakin mernanas akibat agresi Belanda II dan semuanya sibuk berjuang menjadikan perbaikan terhadap kapal selam ini terhenti. Pada Agresi Militer Belanda II di Yogyakarta, selain serangan Belanda atas lapangan udara Maguwo dan penguasaan Ibukota RI Yogyakarta secara tiba-tiba, ternyata tentara Belanda dibuat terkaget-kaget kemudian dengan ditemukannya Proyek Kapal Selam Mini ALRI di daerah Sentolo yang kemudian segera di bawa ke Semarang untuk dilakukan observasi/penelitian lebih lanjut. Proyek Kapal Selam Mini ALRI di daerah Sentolo yang kemudian segera di bawa ke Semarang untuk dilakukan observasi/penelitian lebih lanjut oleh pihak tentara Belanda. Sejak D. Ginangan pensiun dari TNI AL dengan pangkat Letkol pada 31 Agustus 1961, hingga kini sangat disayangkan kita tidak mengetahui nasib kapal selam buatan Ginangan.

Related Documents

Kapal Selam Indonesia.docx
October 2019 39
Kapal Selam Mini
December 2019 37
Kapal Selam.pdf
May 2020 40
Usul-kapal
May 2020 48
Pendaftaran Kapal
June 2020 34
Teknik Selam 1
November 2019 32

More Documents from "Scuba Diver"

Kapal Selam Indonesia.docx
October 2019 39
Hlmns Java.docx
October 2019 29
Curang
December 2019 43
Garis Panduan Majlis
December 2019 31
Cara Aurat Wanita Didedahkan
December 2019 30