Kantor Deutsche Bank Digeledah Terkait Panama Papers Reporter:
Dias Prasongko Editor:
Dewi Rina Cahyani Jumat, 30 November 2018 06:11 WIB KOMENTAR
Font:
Roboto
Ukuran Font: - +
Publik Bisa Ikut Telisik Panama Papers
TEMPO.CO, Jakarta -Sekitar 100 polisi menggeledah kantor pusat Deutsche Bank di Frankfurt, Jerman pada Kamis ini. Penggeledahan dilakukan terkait dugaan pencucian uang senilai ratusan juta Euro seperti yang tercantum dalam dokumen Panama Papers. Baca juga: Sri Mulyani Akan Kaji Pajak WNI yang Terlibat Paradise Papers
Selain menggeledah kantor pusat Deutsche Bank, polisi juga mendatangi lima kantor lainnya. Dua pegawai Deutsche Bank yang diperkirakan berusia 50 dan 46 tahun, dicurigai membantu transaksi pencucian uang yang dilakukan lebih dari 900 nasabah Deutsche Bank bernilai 311 juta Euro atau setara US$ 350 juta lebih. Kantor kejaksaan setempat menyatakan ada aliran dana yang dicurigai mengalir ke British Virgin Island sebelum musim semi 2016. Sejumlah dokumen disita dalam penggeledahan tersebut. Pihak Deutsche Bank membenarkan penggeledahan tersebut. Polisi, menurut pihak manajemen, sedang melakukan penyelidikan terkait dokumen Panama Papers, yang melibatkan sejumlah tokoh dari berbagai negara. "Kami bekerja sama dengan pihak otoritas," kata manajemen Deutsche Bank dalam pernyataan tertulis seperti dikutip dari kantor berita New York Times. Pada April 2016, sejumlah perusahaan media massa bekerja sama menggelar proyek investigasi bersama yang dikenal dengan Panama Papers. Tempo adalah satu-satunya wakil dari Indonesia yang terlibat dalam proyek ini bersama 100 organisasi pers seluruh dunia. ADVERTISEMENT
Panama Papers berisi kumpulan dokumen rahasia yang dibuat oleh penyedia jasa perusahaan asal Panama, Mossack Fonseca. Dokumen ini berisi informasi rinci mengenai lebih dari 214.000 perusahaan luar negeri, termasuk identitas pemegang saham dan direkturnya. Dokumen Panama Papers dengan rinci menggambarkan bagaimana orang-orang super kaya dari seluruh dunia, termasuk Indonesia, menyembunyikan kekayaannya melalui perusahaan cangkang di negara surga pajak. Mereka umumnya adalah pengusaha dan politisi