Juwita Elisa Simatupang

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Juwita Elisa Simatupang as PDF for free.

More details

  • Words: 1,247
  • Pages: 17
BAB I A. Latar Belakang Pembuktian merupakan masalah yang memegang peranan sidang pengadilan melalui pembuktian ditentukan nasib terdakwa. Apabila hasil pembuktian dengan alat-alat bukti yang ditentukan undang-undang “tidak cukup membuktikan kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa, terdakwa dibebaskan” dari hukuman. Sebaliknya, kalau kesalahan terdakwa dapt dibuktikan dengan alat bukti yang disebut dalam pa sal 184 KUHAP, terdakwa dinyatakan “Bersalah” kepadanya akan dijatuhkan oleh karena itu, hakim harus berhati-hati, cermat, dan matang menilai dan mempertimbangkan nilai pembuktian meneliti sampai dimana batas minimum “kekuatan pembukti” atau Bewuss Khacht dari setiap alat bukti yang disebut dalam pasal 184 KUHAP.

Pembuktian adalah ketentuan-ketentuan yang berisi penggarisan dan pedoman tentang cara-cara yang dibenarkan undang-undang membuktikan kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa. Pembuktian juga merupakan ketentuan yang mengatur alat-alat bukti yang dibenarkan undang-undang membuktikan kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa. Pembuktian juga merupakan ketentuan yang mengatur alat-alat bukti yang dibenarkan undangundang yang boleh dipergunakan hakim membuktikan kesalahan yang didakwakan. Persidangan pengadilan tidak boleh sesuka hati dan semena-mena membuktikan kesalahan terdakwa dalam mencari dan meletakkan kebenaran yang akan dijatuhkan dalam putusan, harus berdasarkan alat-alat bukti yang telah ditentukan undang-undang secara “limitatif” sebagaimana yang disebut dalam pasal 184 KUHAP

Perumusan Masalah   

Dari uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan atau di identifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : Bagaimana penjatuhan pidana oleh hakim dalam praktek peradilan Bagaimana proses pembuktian dalam persidangan perkara putusan No. 1616/Pid.B/2005/PN-LP.

Pembatasan Masalah 



Berdasarkan identifikasi yang dikemukakan tersebut diatas, disini penulis membatasi pokok permasalahan sebagai berikut : Bahwa pembuktian harus didasarkan kepada Undang-undang (KUHAP), yaitu alat bukti yang sah tersebut dalam pasal 184 KUHAP, disertai dengan keyakinan hakim yang diperoleh dari alat-alat bukti tersebut.

Tujuan Penelitian





Adapun tujuan dari penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui bagaimana penjatuhan pidana yang diputuskan oleh hakim dalam praktek peradilan. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuktian dalam persidangan perkara putusan No. 1616/Pid.B/2005/PN-LP.

Manfaat Penelitian

   

Disamping tujuan yang akan dicapai sebagaimana yang dikemukakan diatas, maka penulisan ini juga bermanfaat untuk : 1. Manfaat secara teoritis Secara teoritis diharapkan dapat memberikan masukkan terhadap perkembangan ilmu hukum pidana, sekaligus pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan “bagaimana proses pembuktian dalam persidangan perakara putusan No. 1616/Pid.B/2005/PN-LP. 2. Manfaat secara praktis Secara praktis diharapkan tulisan ini dapat menjadi referensi pemikiran kepada: Para praktisi hukum Masyarakat Pemerintah Aparat penegak hukum Disamping itu juga, melalui skripsi ini diharapkan dapat memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pemidanaan khususnya pidana dibidang perkara pembunuhan dalam rangka penegakkan hukum di Indonesia.

Keaslian Penulisan 

Penulisan skripsi ini adalah berdasarkan hasil pemikiran penulisan sendiri. Skripsi ini belum pernah ada yang membuat.

BAB II

  

Jenis-Jenis Pembunuhan 1. Pembunuhan (Murder) Hal ini diatur oleh pasal 338 KUHAP yang bunyinya sebagai berikut: “Barang siapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang dihukum karena bersalah melakukan pembunuhan dengan hukuman penjara selama-lamanya 15 tahun. Unsur-unsur pembunuhan adalah: Barang siapa: ada orang tertentu yang melakukannya Dengan sengaja: dalam ilmu hukum pidana, dikenal 3 (tiga) jenis bentuk sengaja (dolus) yakni: Kesengajaan sebagai kemungkinan (opzetbij mogelukheids bewustzijn atau dolus eventualis) Leden Marpaung,

Pembunuhan dengan Pemberatan

  

Hal ini diatur pasal 339 KUHP yang bunyinya sebagai berikut: Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahuui oleh kejahatan dan yang dilakukan dengan maksud untuk memudahkan perbuatan itu, atau jika tertangkap tangan, untuk melepaskan diri sendiri atau pesertanya daripada hukuman, atau supaya barang yang didapatinya dengan me lawan hukum tetap ada dalam tangannya, dihukum dengan hukuman penjara seumur hidup, atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun”. Rumusan pasal 339 KUHPdiatas aabila diurai unsur-unsurnya adalah seperti di bawah ini : Unsur pembunuhan dalam pasal 338 KUHP baik unsur yang subyektif (dengan sengaja) maupun obyektif (menghilangkan nyawa orang lain) Unsur diikuti, disertai atau didahului oleh tindak pidana lain Unsur dengan maksud.

1. 2. 3.

untuk mempersiapkan tindak pidana lain untuk mempermudah pelaksanaan tindak pidana lain, atau dalam hal tertangkap tangan, ditujukan untuk : a. menghindarkan diri atau peserta lain dari pidana, atau b. memastikan penguasaan benda yang diperolehnya secara melawan hukum

  

Pembunuhan Berencana Hal ini diatur oleh pasal 340 KUHP yang beunyinya, sebagai berikut : “Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana lebih dahulu menghilangkan nyawa orang lain dihukum karena salahnya pembunuhan berencana, dengan hukuman mati atau hukuman seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun”. Rumusan pada pasal 340 KUHP, diuraikan unsur-unsurnya akan nampak pada unsurunsur sebagai berikut : 1. Unsur obyektif : menghilangkan atau merampas nyawa pada orang lain: 2. Unsur obyektif a. Unsur dengan sengaja b. Unsur dengan rencana terlebih dahulu Unsur kesengajaan dalam pasal 340 KUHP merupakan kesengajaan dalam arti luas, yang meliputi : Kesengajaan sebagai tujuan (opzetalsoogmerk) Kesengajaan dengan tujuan yang pasti atau yang merupakan keharus (pzet bij zaker heid bewustzinj) Kesengajaan dengan kesadaran akan kemungkinan atau sering disebut (opzet bij mogelijkheids bewustzijn) atau dolus eventualis atau disebut juga woor wardelijk opzet.

Pembunuhan Bayi oleh Ibunya secara Berencana (Kinder Moord) Hal ini diatur oleh pasal 342 KUHP yang bunyinya sebagai berikut : “Seorang ibu yang dengan sengaja akan menjalankan keputusan yang diambil sebab takut ketahuan bahwa ia tidak lama lagi akan melahirkan anak, menghilangkan jiwa anaknya itu pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian dari pada itu dihukum karena membunuh bayi secara berencana dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan tahun

Pembunuhan atas Permintaan Sendiri Hal ini diatur pada pasal 3445 KUHP yang bunyinya sebagai berikut : Barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang lain itu sendiri,yang disebutkan dengan nyata dan sungguh-sungguh, dihukum penjara selama-lamanya dua belas tahun. Istilah yang sangat populer untuk menyebut jenis pembunuhan ini adalah Euthanasia atau mercykilling. Unsur-unsur pasal 334 KUHP terdiri dari : a. Unsur menghilangkan atau merampas nya orang lain. b. Atas permintaan orang itu sendiri c. Yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati.

Penganjuran Agar Bunuh Diri Hal ini diatur pada pasal 345 KUHP yang bunyinya sebagai berikut : “Barang siapa dengan sengaja membujuk orang supaya membunuh diri, atau menolognya dalam perbuatan itu, atau memberi ikhtiar kepadanya, untuk itu, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 4 tahun, kalau jadi orangnya bunuh diri”

Pengguguran Kandungan Kata “pengguguran kandungan” adalah terjemahan dari kata “abortus provocatur” yang dalam kamus kedokteran diterjemahkan dengan: “membuat keguguguran”. Pengguguran kandungan diatur dalam KUHP oleh pasal 346, 347, 348, dan 349.

BAB III Metode Penelitian Spesifikasi Penelitian dan Metode Pendekatan Sifat penulisan ini adalah deskriptif analistis, yaitu untuk mendapatkan deskripsi mengenai jawaban atas masalah yang diteliti. Penulis ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif penelitian hukum normatif (legal research) terdiri dari inventarisasi hukum positif, penemuan asas-asas dan dasar falsafah hukum positif, serta penemuan hukum in concreto. Penelitian hukum normatif yang dipakai dalam penulisan ini adalah hukum in concreto. Dalam penelitian ini, norma-norma hukum ini abstracto di perlukan mutlak untuk berfungsi sebagai premisa mayor, sedangkan fakta-fakta yang relevan dalam perkara (legal facts) dipakai sebagai premisa minor melalui proses silogisme akan diperolehlah sebuah konklusi, yaitu hukum ini concreto yang dimaksud.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan teknik penelitian kepustakaan (library research) serta penelitian kasus terhadap putusan perkara pidana pembunuhan No. 1616/Pid.B/PN-LP. (field research), alat yang digunakan untuk mengumpulkan ata adalah studi dokumen.

Analisis Data Setelah data terkumpul, dianalisis dengan menggunakan analisis isi. Bernld Barelson merumuskan “content analysis is a research technique for the objective, systematic, and quantitative description of the manifest contenct of communication” (kajian isi sebagai teknik penelitian untuk mendiskripsikan secara objektif, sistematis dan kuatitatif tentang minifestasi komunikasi). Sedangkan menurut Holsti kajian isi adalah teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik. Secara keseluruhan analisis diatas dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif untuk mengungkap secara mendalam tentang pandangan dan konsep yang diperlukan.

Related Documents

Elisa
June 2020 26
Elisa
November 2019 37
Elisa
June 2020 23
Elisa
July 2020 19
Elisa Ramirez.docx
April 2020 23