Jilbab bukan obat penghilang nafsu
Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah
untuk
dikenal, karena itu
mereka tidak
diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang. (Qs.33;Al Ahzab 59)
Bagaiamanakah mengenakan jilbab yang benar…? Sebuah pertanyaan sederhana yang mungkin akan cukup sulit menjawabnya,namun saya tidak akan menulisnya disini kerena pasti akan menuai protes dari berbagai kalangan yang berbeda latar belakang dan pola pikir.
Cara pemakaian jilbab yang beraneka ragam,model baju muslimah yang selalu update dewasa ini mungkin menyisakan beberapa pertanyaan
yang
ringan
namun
cukup
untuk
sulit
mencari
solusinya,terlebih kenyataan yang terlihat,terjadi dan apa yang dilakukan si pemakai jilbab dewasa ini seolah tidak mendapatkan khasiat atau fungsi yang diharapkan atas pemakaian jilbab tersebut.
"Lihat
mas,mbak
mbak
walaupun
memakai
jilbab,masih
suka
berduaan bersama pacarnya ..." Saya tidak menutup mata dan telinga untuk pernyataan singkat namun mengena tersebut,dan tentulah anda bisa menebak sendiri siapa
yang
menyatakannya.Ya…yang
menyatakanya
adalah
kebanyakan mereka yang belum mampu berjilbab.Mereka tentunya tak bermaksud untuk menyetempel dahi mereka yang terbungkus jilbab itu dengan cap "perusak syariah islam" atas apa yang mereka lakukan dibalik jilbabnya.
Menanggapi pernyataan tersebut saya tidak mau menyalahkan siapapun,akan tetapi setidaknya mbak mbak itu sudah mempunyai satu point "plus",yaitu sudah mampu berjilbab.Akan tetapi sudah dengan cara yang benar atau belum dan konsisten atau tidak dengan apa yang dipilihnya tersebut.Itu yang menjadi soal...
STOP !!! Bukan saatnya saling menyalahkan,mari coba cari solusinya bersama…
Jilbab sampai kapanpun memanglah tak bisa menjadi sebuah obat penghilang nafsu yang mujarab,namun jilbab bisa menjadi ramuan peredam nafsu yang cespleng dan tokcer jika dimasukan berbagai ramuan asli madura hehehehe …..
Terasa tidak adil memang ya,jika hanya menyalahkan satu pihak saja atas apa yang terjadi dewasa ini,atas penyimpangan perilaku adik adik,mbak mbak,dan ibu ibu pemakai jilbab.Dan jika hanya ini yang kita lakukan ,maka tak akan terbuatlah ramuan mujarab peredam nafsu nantinya.
Manusia bukanlah malaikat dan tidak semua manusia itu baik akan tetapi semua manusia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk walaupun dengan kemampuan yang bebeda beda. Peng_efektif_an fungsi jilbab tidak hanya menjadi tanggung jawab perempuan saja.Berbagai pihak pun juga mempunyai andil besar guna mensukseskan fungsi jilbab sebagai peredam nafsu yang tokcer.Pihak pihak tersebut haruslah saling bekerja sama,mendukung dan bahu membahu untuk mensukseskan fungsi jilbab.Ada beberapa
pihak yang harus dilibatkan untuk meramu obat tokcer ini,antara lain: 1.Keluarga 2.Laki laki 3.Masyarakat 4.Pemerintah
1.Keluarga "Hai manusia perihalah dirimu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia
dan
batu,penjaganya
malaikat
malaikat
yang
kasar,yang keras,yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkaNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan" (QS.At Tahrim 66:6)
Dalam keluarga mungkin yang lebih dititik beratkan disini adalah orang tua,dimana orang tua mempunyai peran besar dalam proses pembentukan pribadi sang anak.Orang tua haruslah pandai melihat apa yang sedang terjadi dan berkembang pada zaman ini dan pengaruhnya terhadap tumbuh kembang sang anak.
Memperkenalkan Allah sejak dini dengan menjadikan sholat sebagai agenda
mendidik
anak
adalah
salah
satunya,dan
bukanya
menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya kepada guru akan tetapi hendaknya orang tua menjadi panutan sekaligus kebanggaan sang anak.Alangkah senang sekali jika suatu saat anak berkata "Ayah,Ibu aku bangga menjadi anakmu",walaupun untuk mendengar kalimat itu membutuhkan waktu dan usaha yang tidak instan.Dan sebelum itu pun terlebih dahulu,pihak orangtua haruslah membenahi akhlak dan banyak
banyak
menimba
ilmu
guna
menunjang
suksesnya
pembentukan pribadi sang anak.Karena sesungguhnya anak anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah,orang tua_nyalah yang menjadikanya nasrani atau majusi.
Orang tua harus jeli dalam memperhatikan hal hal yang kemungkinan berpegaruh terhadap tumbuh kembang sang anak.Lingkungan,teman teman,hiburan adalah beberapa diantaranya.Terasa mustahil memang untuk memperhatikan anak secara 24 jam penuh,terlebih bagi orang tua yang sibuk dengan aktifitas pekerjaan.Akan tetapi bukankah hal yang tidak sulit untuk duduk bersama selama satu jam saja untuk
sekedar bertukar cerita atas apa yang terjadi hari ini dan apa yang akan dilakukan esok hari.
Pesatnya kemajuan tekhnologi dalam bidang informasi pun harus mendapat perhatian khusus dari orang tua,jangan sampai anak salah pengertian dalam memahami suatu berita atau informasi yang diterimanya.Bukanya melarang 100% terhadap apa yang belum layak ia melihatnya,dalam hal ini adalah masalah sex dan keseluruhan yang ada didalamnya,baik dan buruknya.Untuk itu jaganlah masih berpola pikir bahwa membicarakan masalah seksologi dengan anak adalah hal yang tabu.Jelaskan masalah seksologi secara terbuka namun berbatas,dan batasan itu adalah agama.
2.Laki laki Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku pernah di belakang Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pada suatu hari dan beliau bersabda: "Wahai anak muda, peliharalah (ajaran) Allah, niscaya Dia akan memelihara engkau dan peliharalah (ajaran) Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu. Jika engkau meminta sesuatu,
mintalah
kepada
Allah
dan
jika
engkau
meminta
pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah." Riwayat Tirmidzi. Ia berkata: Hadits ini shahih
Rasulullah saw. Bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan.” (HR Ahmad)
Laki laki pun juga berperan penting guna mensukseskan fungsi jilbab sebagai obat peredam nafsu yang bujarab dan tokcer.Tatkala terjadi suatu penyimpangan perilaku kaum Hawa dibalik jilbabnya,kita tidak bisa menyalahkan satu pihak saja,saat itu "mbak Hawa" tak sendiri ada "mas Adam" disampingnya (bukan Adam suaminya Inul lho…) dan setan menyelinap diantara mereka.Sehingga sangatlah tidak fair jika berasumsi "mbak Hawa" saja yang keganjenan,hingga hal itu terjadi.
Laki laki dalam hal ini bukan hanya mereka yang muda dan belum menikah saja,akan tetapi meliputi berbagai lapisan.Bukankah tidak jarang
kita
mendengar
berita,orang
tua
memperkosa
putri
kandungnya dan kakek yang meniduri cucunya.Sehingga peran serta pemuda,om om,bapak bapak sampai aki aki pun termasuk dalam ramuan pelengkap tersebut,agar jilbab benar benar dapat menjadi obat peredam nafsu yang mujarab dan tokcer.
Perhatikan surat An Nur ayat 30 berikut ini: Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandanganya,
dan
memelihara
kemaluannya;
yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat."
3.Masyarakat Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah kalian saling hasut, saling najsy (memuji barang dagangan secara berlebihan), saling benci, saling berpaling, dan janganlah sebagian di antara kalian berjual beli kepada orang yang sedang berjual beli dengan sebagian yang lain, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Muslim adalah
saudara
muslim
lainnya,
ia
tidak
menganiaya,
tidak
mengecewakannya, dan tidak menghinanya. Takwa itu ada disini
-beliau menunjuk ke dadanya tiga kali- Sudah termasuk kejahatan seseorang bila ia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim bagi muslim lainnya adalah haram baik darahnya, hartanya dan kehormatannya." Riwayat Muslim.
Hendaklah kamu beramar ma'ruf (menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar (melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdo'a dan tidak dikabulkan (do'a mereka). (HR. Abu Zar)
Tidaklah seharusnya orang menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang mungkar kecuali memiliki tiga sifat, yakni lemah-lembut dalam menyuruh dan dalam melarang (mencegah), mengerti apa yang harus dilarang dan adil terhadap apa yang harus dilarang. (HR. AdDailami)
Dari tiga kutipan hadist diatas yang masing masing berbeda redaksinya namun memiliki satu pesan yang sama yaitu "janganlah acuh terhadap kemunkaran yang terjadi di sekitar kita" atau bisa
disederhanakan lagi yaitu "kepedulian sesama muslim haruslah ditingkatkan".
Terasa sulit memang untuk mejalankan secara sinergi antara sikap peduli dan sikap tidak mencampuri urusan pribadi orang lain.Akan tetapi jika kepedulian yang dibungkus dengan pelarangan dilakukan dengan cara yang lemah lembut,adil dan pengertian,inshaAllah bukanlah hal yang mustahil keduanya bisa berjalan senada dan seirama sehingga menjadikan alunan kehidupan yang islamiah.
Tetangga,pak RT,pak RW dan pak lurah hendaknya juga tidak menutup mata palagi acuh terhadap apa yang terjadi di lingkungan dan masyarakatnya.Dan masyarakat janganlah berpola pikir "Ah… yang penting tidak menganggu saya saja".Pola pikir yang seperti inilah yang menghambat efektifitas jilbab sebagai obat peredam nafsu yang tokcer dan cespleng.
4.Pemerintah
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Dari Nabi saw. beliau bersabda: Sesungguhnya seorang pemimpin itu merupakan
perisai,
rakyat
akan
berperang
di
belakang
serta
berlindung dengannya. Bila ia memerintah untuk takwa kepada Allah azza wa jalla serta bertindak adil, maka ia akan memperoleh pahala. Namun
bila
ia
memerintah
dengan
selainnya,
maka
ia
akan
mendapatkan akibatnya. (Shahih Muslim No.3428)
Ma'qil Ibnu Yasar Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Seorang hamba yang diserahi Allah untuk memimpin rakyat, lalu ia mati pada hari kematiannya
ketika
ia
menipu
rakyatnya,
Allah
pasti
akan
mengharamkannya masuk surga." Muttafaq Alaihi.
Yang dimaksud pemerintah disini bukan hanya bapak presiden Susilo bambang Yudhoyono saja,akan tetapi pemerintah disini ialah siapa siapa saja yang berperan dalam pemerintahan saat ini,siapa siapa saja yang berwenang membuat dan yang menentukan diberlakukan atau tidaknya suatu aturan di dalam negara.
Pemerintah hendaknya bisa menjadi filter sekaligus perisai terhadap segala hal baik dari luar maupun dalam yang bisa mengurangi kemanjuran jilbab sebagai obat peredam nafsu.Mengenai langkah langkah dan tindakan apa yang mesti dilakukan,saya belum bisa memberi masukan. Diberlakukannya undang undang anti pornografi dan pornoaksi setidaknya menjadi langkah awal guna menuju kehidupan yang islamiah tanpa harus mengubah negara demokrasi menjadi negara islam.Dan semoga langkah awal diteruskan dengan langkah yang berikutnya,setapak demi setapak. Tidak apalah walaupun pelan asalkankan tidak berhenti.
Obat bukanlah mukjizat,saat ini diminum saat ini juga sembuh.Butuh waktu yang tidak sebentar dan memperlukan usaha tiada henti untuk mendapatkan ke_efektifitas_an dari jilbab sebagai obat peredam nafsu yang mujarab,tokcer dan cespleng tersebut,karena hal ini melibatkan berbagai elemen yang berbeda beda latar belakang dan pola pikirnya.
Namun mari memulainya dengan komunitas yang paling kecil terlebih dahulu saja,yaitu diri kita dan keluarga kita dan inshaAllah ini tidaklah menjadi usaha yang sia sia.
Wallahu'alam bi shawab….