Jilbab Antara Simbol Dan Nilai

  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jilbab Antara Simbol Dan Nilai as PDF for free.

More details

  • Words: 1,709
  • Pages: 6
JILBAB ANTARA SIMBOL DAN NILAI Oleh

Solihin.Alkatiri (Pace) (Penggiat LAST’IT)  

   

  











                    71. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Kata Syech Muhammad Saltut dalam H.Abdullah Mansur (Hal : 43 – 



   

44) kalau Wanita hendak tinggal tetap ”Wanita” dengan segala arti katanya yaitu ”Wanita” segala kewajarannya dan daya-daya pemikatnya, maka wajib bagi pendapat insani untuk mengembalikan wanita kejalan yang benar, dan membuat benteng yang bisa menangani dari sentuhan-sentuhan binatang liar. yang demikian itu agar tidak menggunakan rias dan perhiasannya, cantiknya wanita dan alat-alat kecantikannya yang indah berkilauan, ataupun betisnya yang

telanjang,

untuk

mengacaukan

kemanusiaan

sang

pria

dan

menggoncangkan dari kedudukan manusia laki laki yang sopan.sungguh kasian laki laki yang terkena racun asmaranya, dia jatuh kejurang kerinduan dan ingin melampiaskan nafsu sexnya lewat perkosaan karena gelap mata, pelacuran atau bujuk dan rayuan yang menimbulkan saling membahayakan cinta mereka masing-masing. Akhirnya jatuhlah wanita tak ubahnya seperti boneka. Hanya alat pelampiasan nafsu sex laki laki, hanya jadi tontonan

seperti ratu ratu kecantikan, beauty contes dan contes-contes lainnya yang sepantasnya ditaruh di bufet atau etalase, untuk ditonton atau dibeli. Seperti call girl (gadis panggilan). Wanita mempercantik diri, berhias indah secantik mungkin, untuk apa…….? Untuk dipanggil laki-laki berduit, untuk memenuhi nafsu sex laki-laki, pelampiasan keinginan laki-laki dengan imbalan uang sepantasnya. Oh…… alangkah jijiknya jika wanita dilahirkan kedunia yang sedianya oleh Tuhan diberi predikat sebagai ibu manusia……! Manusia yang, paling luhur dan terpuji, tiba-tiba cuman jadi boneka atau call girls, (gadis panggilan) budak uang. Secara histories Islam datang sebagai penyelamat umat manusia pada umumnya dan para wanita khususnya. Kala dijaman Jahiliyah kaum wanita selalu di pandang rendah, Khalifah Umar bin Khatab misalnya ketika belum memeluk agama rahmatan lilalamin (Islam), dengan bringasnya menguburkan anak perempuan kesayangannya, bahkan anaknya sementara itu mengulas ulas jenggot bapaknya (Umar bin Khatab) setelah di baringkan baru anaknya menjererit sadar kalau dia telah diambang kematian, kenang Khalifah Umar Bin Khatab. Hal ini menunjukan betapa jahilnya manusia kala itu memandang wanita, wanita dianggap pembawa malapetaka. Kecuali itu para wanita disisi lain di jadikan sebagai pemuas nafsu para penguasa yang bejat. Sungguh Islam telah datang untuk merubah pola pikir masyarakat bangsa Arabian yang kala itu begitu jahilnya mereka, dengan kitab suci AlQuran yang logis dan memiliki nilai-nilai yang universal. Sehingga tidak heran jika kita

menganalogikan Al Quran seperti air bening yang dapat

menghilangkan dahaga para musyafir di padang pasir. Al-Quran datang membuka keterkungkungan yang terjadi pada masyarakat Arab yang fanatisme kultural, interaksi sosialnya menggunakan hukum padang pasir (siapa yang kuat, dialah yang menang). Sebagaimana telah dikatakan diatas, Al-Quran memiliki nilai-nilai yang universal. Seperti halnya anjuran memakai Jilbab sebagaimana dapat dilihat dalam Al-Quran surat Al Ahzab ayat 59 tersebut dibawah ini : 



 



   

     

    



  

 











59. Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya[1232] ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [1232] Jilbab ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada. Jilbab dalam Kamus Arab Al Munjid berarti ”Al Qomiishu awissaubul waasi” yaitu pakaian lebar/luas. Dalam pada itu jilbab juga dapat kita lihat dalam literatur Indonesia (lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jilbab berarti Kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi leher sampai dada. Adalah ayat dalam Al-Quran surat Al ahzab ayat 59 diatas, sebagai suatu aturan yang harus ditaati oleh setiap insan muslimah. Hal ini jika di telusuri logikanya justru memiliki alasan yang sangat prinsip diantaranya sebagai wanita muslim, maka haruslah menaati segala aturan yang termaktub dalam Al-Quran sehingga dalam managemen hidup muslimah dapat termanage dengan baik, kecuali itu pula agar mereka (wanita muslim) dapat dikenal sehingga mereka memiliki martabat dan oleh karenya mereka tidak diganggu. Timbulnya semangat berjilbab akhir-akhir ini hampir nasibnya sama dengan anjuran pakai Helm. Helm di anjurkan setelah tahu banyak generasi bangsa yang geger otak apabila jatuh tanpa perlindungan topi pelindung itu, Jilbab

timbul

setelah

banyak

korban

cewek-cewek

mengumbar

kehormatannya, aurotnya, bukankah mereka telah teranimo dengan wabah westernisasi dan pula banyak yang terjebak akibat melepaskan jilbab, bergaul bebas. Katanya masih gadis, masih siswa mahasiswi, tapi tidak sadar akan arti batasan-batasan sosial yang harus dijaga, sehingga nantinya ketika menjadi istri sang pangeran cinta, rumah tangga mereka tidak akan lagi seperti yang di harapkan. Sang pangeran cinta pun pergi ketika mengetahui masa lalu dari permaisuri yang cantik. Semangat berjilbab terasa sangat mengharukan bagi khalayak muslim yang cinta akan syareat. Namun Pada realitasnya terkesan membalikkan konsepsi jilbab sebagai nilai, menjadi jilbab hanya sebatas simbol-simbol

muslimah dewasa kini. Panggilan uztajah pun begitu akrap tersanding bersamaan dengan wanita yang berjilbab, tanpa ada suatu pembatasan yang konsisten. Mungkin yang kita pahami bahwa jilbab adalah sehelai kain yang dimodifikasi menjadi sebuah kerudung yang dapat menutupi kepala dan sebagian leher, dan aurat yang lain masih tetap di pertontonkan layaknya perhiasan yang ditaruh dalam etalase toko untuk di lihat dan dibeli oleh konsumen jahil. Hal tersebut di atas dapat dilihat dimana jilbab yang dipakai, tetapi busana serba ketat bahkan pemakainyapun susah untuk bernafas. Karena mengikuti mode yang di pertontonkan selebritis lewat media cetak maupun media elektronik, tanpa memfilter sesungguhnya yang ditampilkan oleh public figur terseut telah sesuai dengan anjuran Al Quran, ataukah hanya sebatas mode belaka, katanya mengikuti gelombang modernisasi tetapi apakah hal ini dapat disebut modernis’m ataukah hal ini hanyalah bagian dari praktek kejahiliaan, yang pada akhirnya akan menjerumuskan wanita-wanita muslim kejurang kegelapan. Adalah benar jika para wanita muslim (muslimah) mau berpakaian (jilbab) sesuai yang telah di perintahkan dalam Al-Quran surat Al Ahzab ayat 59, dan Al-Quran Surat Al A’raaf aya 26 dalam tulisan ini. Hal ini jika di lihat dengan sudut pandang sosiologis, maka jilbab akan menghindarkan para wanita muslim dari sentuhan-sentuhan binatang liar (lelaki bejat). Anjuran pak polisi (polantas) dan pak kiyai dalam berjilbab dan berhelm agak mengalami kesulitan. Mereka yang tak berhelm, nyatanya sangat menghawatirkan, terutama dalam obat serba uang ini. Sopir-sopir sudah banyak yang tidak menghargai nyawa lagi. Mereka berpendapat waktu adalah uang. Truk-truk dan angkot-angkot serta kendaraan roda dua melaju merajai jalanan, mereka tak mematuhi aturan lalu lintas tak tahu lagi mana, hak untuk dijalani truk dan angkot serta kendaraan berroda dua. Bahkan jika hal ini terus berjalan, tak dapat di pungkiri akan menyerupai hukum rimba, mana yang kuat itulah yang menang dan yang lemah menjadi mangsa. Tapi bagi keharusan berjilbab akan mempunyai hikmah atau kemahagunaan yang lebih serius lagi. Sebab apabila wanita-wanita sudah tidak lagi berbusana sesuai dengan anjuran dalam Al Quran dan Hadis Nabi

Muhammad saw. Mereka berjalan di jalan maka akan bisa kita bayangkan hebatnya kiamat yang terjadi. Melihat bentuk-bentuk dari lekuk-lekuk aurot wanita, gunung-gunung pada terbatuk-batuk. Bukan karena flu, bukan karena tidak minum sirup. Tapi ikut terpesona hingga mengeluarkan lahar-lahar magma dan lain-lain yang mematikan mahluk-mahluk yang tidak bersalah dan tidak berdosa. Potret interaksi sosial seperti ini sudah sering dan banyak terjadil misalnya film sex yang sudah stengah malu-malu kucing, bernafas dalam lumpur, ini juga mengetengahkan adegan tanpa jilbab. Bintang film yang cantik diperkosa lelaki haus gombal. Penontonnya di buat terpaku diam ingintahu seutuhnya. Akibatnya bukan flu tulang atau flu hongkong yang terjadi, tapi semua penonton terkena firusnya flu sex. Kalau flu hongkong dan flu tulang membutuhkan kesembuhan paling cepat satu minggu, maka flu sex ini bertahun- tahun baru disembuhkan. Kalau kita kembalikan kepada helm, maka kerusakan pada orang yang tak berhelm itu sajalah. Tapi kerusakan adegan yang tak berjilbab, akan merupakan firus kerusakan dan kebejatan moral sepanjang sejarah. Kerusakan orang yang tak berhelm mengena fisik si penderita dan psikologis si penderita. Namun kerusakan kerusakan yang diterima oleh film atau adegan tak senonoh tanpa jilbab adalah mengena segi psikologis yang side efeknya sangat luas, karena mengenai nafsu sex manusia, penonton seluruh gedung bioskop di seluruh dunia. Tokoh ilmju jiwa, yang bernama ”Sigmun Freud” dari Jerman berpendapat bahwa: jiwa manusia itu terdiri dari (Id= nafsu, Ego= Akal, Super Ego= moral). Maka apabila nafsu dan akalnya (Id dan Egonya) sudah terkena firus flu sex maka rusaklah super Egonya (moralnya). Al Gazali dalam bukunya yang terkenal Rahasia Keajaiban Hati, mengatakan bahwa siapa yang menjalankan dosa dirinya akan terpisahkan dengan akalnya dan tak akan pernah kembali padanya lagi. Oleh karenanya wahai para wanita muslim, hendaklah berpakaian (jilbab) seperti yang telah dianjurkan dalam Al-Quran. Agar kalian selamat dunia dan akhirat nanti.

Cobalah bersama kita merefleksi tentang apa yang di perintahkan Al Quran surat Al A’raf ayat 26 yang berbunyi: 



  



   







      

 



  

      

26. Hai anak Adam[530], Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa[531] Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat. [530] Maksudnya Ialah: umat manusia [531] Maksudnya Ialah: selalu bertakwa kepada Allah. Kata pepatah dalam islam mengatakan bahwa keindahan adalah bagian dari iman. Mode dapat disesuaikan dengan selera pemakai, tetapi yang harus di perhatikan adalah jangan sampai mode tersebut tidak sesuai dengan anjuran Al – Quran dan Al Hadis Nabi Muhammad SAW. Wahai muslimah jilbab sebagaimana di perintahkan Allah dalam AlQuran, bukan hanya sebatas simbol-simbol, kisah-kisah. Tetapi telusurilah apa yang menjadi nilai dalam konsepsi jilbab secara konseptual. Maka manfaat dari jilbab sangat universal. Rabiah Al Adawiah mengatakan bahwa aku meyakini Al-Quran bukan karena kisah-kisah tetapi aku menyakini Al-Quran karena nilai yang terdapat di balik ayat-ayat Al-Quran. Sebagai akhir dari tulisan ini tentunya

saya patut memohon maaf

kepada pembaca khusunya para wanita muslim (muslimah) jika tulisan ini mengetengahkan muslimah sebagai objek pembahasan dalam edisi ini. Tetapi pada prinsipnya tulisan ini hanyalah sebagai reintrospeksi dan refleksi terhadap pranata sosial wanita muslim. Billahitaufik walhidayah Wasalamualaiku Wr....Wb

Related Documents

Jilbab
November 2019 31
Jilbab
June 2020 28
Jilbab Dan Khimar
May 2020 16