Jika Aku Menjadi.docx

  • Uploaded by: Yunandhar Saputra
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jika Aku Menjadi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,518
  • Pages: 29
JIKA AKU MENJADI MENTERI PENDIDIKAN

Kementerian Pendidikan Nasional (dahulu bernama "Departemen Pengajaran" (1945-1948), "Departemen Pendidikan dan Kebudayaan" (19481985), "Departemen Pendidikan, Pemuda dan Olahraga" (1985-1999) dan "Departemen Pendidikan Nasional" (1999-2009), disingkat Depdiknas) adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan pendidikan. Kementerian Pendidikan Nasional dipimpin oleh seorang Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) yang sejak tanggal 22 Oktober 2009 dijabat oleh Mohammad Nuh. Mendiknas juga dibantu oleh Wakilnya. Wakil Menteri Pendidikan

JIKA AKU MENJADI

1

Nasional yang mendampingi Mohammad Nuh saat ini adalah Fasli Djalal. Saat ini, Kementerian Pendidikan Nasional terdiri dari: • Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan  Menengah • Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi • Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal dan Informal  (sebelumnya bernama Ditjen Pendidikan Luar Sekolah) • Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga  Kependidikan • Sekretariat Jenderal • Inspektorat Jenderal • Badan Penelitian dan Pengembangan Pada dasarnya, bersekolah atau menuntut ilmu adalah kewajiban semua manusia. Pendek kata, untuk satu kali makan saja,seseorang akan membutuhkan banyak ilmu. Ilmu Matematika untuk mengetahui berapa banyak uang yang akan dibayarkan saat membeli suatu makanan. Ilmu Bahasa untuk berkomunikasi dengan penjual tentang jenis makanan yang akan dibeli, dan ilmuilmu lainnya. 2

JIKA AKU MENJADI

Menuntut ilmu seharusnya adalah suatu kewajiban. Setiap orang harus tetap semangat dan pantang menyerah dalam menuntut ilmu. Menuntut ilmu sekarang ini dibagi menjadi suatu jenjang. Mulai dari TK, SD Sederajat, SMP Sederajat, SMA Sederajat, hingga jenjang pendidikan tinggi di Politeknik, Akademi, Sekolah Tinggi atau yang paling populer yaitu di Perguruan Tinggi dengan jenjang D3, S1, S2, hingga S3. Apalagi dewasa ini, muncul Playgroup yang membuat balita kekurangan masa bermainnya. Jadi tidaklah mengherankan jika anda menemui beberapa orang yang memiliki gelar Mahasiswa, tetapi mereka masih senang bermain game playstation, bahkan ecanduan game PS1 layaknya anak kecil. Karena waktu bermain mereka saat kecil dulu justru dipenuhi dengan aktivitas pembelajaran. Masuklah mereka pertama kali ke TK atau Playgroup terlebih dahulu, lalu SD,SMP,SMA, kemudian mencoba kuliah di PTN atau sejenisnya. Setelah itu mereka menikah, lalu mempunyai anak, menjadi orang tua, kemudian anaknya diupayakan untuk mengikuti kembali siklus pendidikan yang dulunya mereka jalani. Hal ini terjadi secara terus menerus layaknya suatu sistem yang kontinu dan sulit diubah. Ada yang bersekolah dengan tujuan agar mendapat pekerjaan yang layak.

JIKA AKU MENJADI

3

Anehnya, meskipun seseorang tersebut kaya (seorang milyarder), tetapi anaknya justru disekolahkan setinggi-tingginya hanya untuk sekedar prestige belaka. Pemerintah mencanangkan program ”Wajib Belajar 9 Tahun”, hanya sampai jenjang SMP. Padahal ijazah SMA saja sekarang ini tidak laku untuk mengajukan lamaran pekerjaan di perusahaan. Akan tetapi, kebijakan ini cukup baik, karena Mendiknas mampu mendanai banyak anak kurang mampu untuk bersekolah. Bahkan, lebih baik lagi, Mendiknas memberi beasiswa BOPDA bagi peserta didik SMA Sederajat yang kurang mampu tetapi pandai. Sangat baik lagi, karena Mendiknas melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) juga memberikan bantuan bagi Mahasiswa kurang mampu yang berhasil masuk ke Perguruan Tinggi Negeri dengan beasiswa BIDIK MISI dan semacamnya. Sehingga pendidikan dapat dirasakan oleh siapa saja, bahkan pendidikan tinggi pun juga dapat dirasakan oleh rakyat kecil. Dengan banyaknya beasiswa dan berbagai fasilitas yang diberikan, pastilah Mendiknas mengharapkan output yang baik pula. Kurikulum pendidikan ditambah. Hingga semakin banyak saja yang diajarkan. Misalnya saja, pelajaran Matematika Kesebangunan dan Phytagoras yang dulunya diajarkan waktu SMP,sekarang sudah mulai 4

JIKA AKU MENJADI

diajarkan di SD kelas 5 atau kelas 6. Apalagi semakin bertambahnya tahun ajaran, akan bertambah pula silabus materi yang diajarkan, juga akan semakin besar pula standar kelulusan. Mendiknas benarbenar menguji peserta didik dengan menambahkan beberapa materi dalam kurikulum terbaru setiap tahunnya. Dengan patokan nilai standar kelulusan yang semakin bertambah, menyebabkan beban peserta didik semakin berat saja. Hal yang semakin memberatkan beban peserta didik adalah target dari orang tua agar anaknya dapat minimal lulus UN, dan maksimal dengan nilai terbaik setinggi-tingginya. Para orang tua kadang tidak peduli terhadap kemampuan anaknya. Entah anaknya mampu, entah tidak mampu dalam pelajaran, tetapi orang tua tetap memaksakan Nilai tinggi pada anaknya, terkadang hal ini justru dilakukan hanya demi sekedar prestige belaka. Beberapa orang tua sekarang ini lebih memikirkan apa nanti kata tetangga sekitar daripada memperhatikan anaknya sendiri. Menghadapi hal sulit seperti ini, guru sebagai fasilitator pembelajaran, justru memberikan solusi praktis yaitu dengan berbagai macam cara menyontek. Ada yang membentuk tim guru yang bekerjasama dengan mendapat soal UN terlebih dahulu sebelum ujian dimulai, lalu dikerjakan bersama-sama dengan membagi soal JIKA AKU MENJADI

5

mata pelajaran tertentu pada guru tertentu, lalu diberikan kepada salah satu siswa yang sebelumnya telah diberi tanggung jawab untuk menyebarkan ke semua siswa peserta UN. Ada yang membuat kesepakatan bersama dengan mengambil uang kas semua semua siswa peserta UN untuk membeli jawaban dari suatu sumber-sumber tertentu yang dapat dipercaya. Hal ini dilakukan agar semua siswa lulus, tidak ada orang tua yang komplain, dan agar sekolahnya bisa lebih terkenal karena dapat meluluskan banyak siswa dengan beberapa siswa yang nilainya sangat tinggi. Cara yang lebih parah lagi, siswa yang paling pintar disuruh menyebarkan jawabannya. Jika dia tidak mau, maka dia diancam tidak akan dibantu oleh guru dan teman-temannya. Mungkin hal inilah yang menyebabkan kecurangan-kecurangan UN seperti ini akan terus terjadi. Bahkan aku pernah menemui anak yang masih kelas 5 SD, tetapi dia sangat sibuk belajar, pagi hari dia sekolah, siang hari pulang sekolah ada bimbingan belajar wajib di sekolahnya, ba’da maghrib dia les, tetapi sepulang dari les, orang tuanya mengantarkan dia untuk les lagi di LBB lain. Hal ini membuat anak tersebut kekurangan masa bermainnya. Meskipun anak tersebut nilainya bisa tinggi, namun curang rasanya bila anak lain yang tidak sesibuk dirinya juga bisa mendapat nilai sama, atau bahkan lebih tinggi 6

JIKA AKU MENJADI

daripada anak tersebut. Apalagi sekarang ini orang tua akan menilai naknya bodoh atau pandai hanya dari nilai semata. Padahal kita tahu bahwa kecerdasan itu ada bermacam-macam, tidak hanya kecerdasan intelektual saja. Suatu sumber terpercaya telah menyebutkan tentang adanya 8 macam kecerdasan pada manusia. Melihat kenyataan ini, sejak kecilpun anak sudah diajari untuk curang. Bahkan kabar baru-baru ini, seorang wali murid yang melaporkan bahwa anaknya disuruh untuk menyebarkan jawaban UN di SDN Gadel, justru wali murid tersebut dilaporkan balik telah menyebarkan nama baik sekolah, dan tetangga sekitar malah mengucilkan dirinya, sehingga dia pulang ke desa. Menyikapi hal ini, Mendiknas justru menyatakan tidak ada kecurangan UN dengan alasan bahwa tidak ada jawaban yang sama 100%. Seakan menutupi kejujuran, Mendiknas berkata bahwa nilai dan letak kesalahan bervariasi, sehingga tidak ada contek massal. Padahal kita tahu bahwa anak kecil yang polos, pasti mengatakan sesuatu hal itu sebenarbenarnya. Apalagi setiap anak pasti berbeda pemikiran, ada yang pandai sehingga mengubah jawaban dari gurunya, ada yang bingung sehingga menyamakan isi contekan sepenunya, dan sebagainya.

JIKA AKU MENJADI

7

Guru pun juga tidak akan sebodoh itu untuk memberikan jawaban sepenuhnya, entah dari 50 soal terdapat 7-10 soal tidak dijawab, entah dari 40 soal terdapat 5-7 soal tidak dijawab, sehingga jawaban siswa pasti berbeda-beda. Jika kejujuran kecil seperti ini saja tidak bisa dipertahankan di negeri ini, malah dianggap sebagai suatu kesalahan, apalagi kejujuran besar yang menyangkut nama negara. Mungkin hal semacam ini juga berlaku di kalangan pejabat negara. Mungkin korupsi yang terus marak di Indonesia ini terjadi akibat adanya ”pembiaran”, sehingga tidak akan ada koruptor yang jera, yang akhirnya menyebabkan siklus korupsi di Indonesia berjalan dengan mulus. Menyikapi hal seperti ini, tentunya ada sesuatu yang harus diubah dalam sistem pendidikan di Indonesia. Terdapat suatu kebijakan yang mungkin kurang tepat sehingga banyak terjadi kecurangan-kecurangan UN di Indonesia. Mendiknas dalam hal ini memang cukup baik, tetapi terdapat suatu hal yang menyebabkan terjadinya suatu kesalahan berupa kecurangan yang terjadi terus menerus. Jika aku menjadi Mendiknas, aku akan melakukan hal yang sama dengan apa-apa yang dilakukan mendiknas saat ini. Dengan memberikan banyaknya beasiswa bagi rakyat kecil untuk 8

JIKA AKU MENJADI

menuntut pendidikan, sehingga pendidikan dapat dirasakan oleh semua kalangan. Jika aku menjadi Mendiknas, akan ada satu hal yang aku ubah. Aku akan membuat kebijakan dengan meluluskan seluruh peserta UN dengan nilai berarapapun juga, walaupun satu koma atau nol koma sekian sekalipun. Dengan dipastikan lulusnya peserta UN, menyebabkan UN tidak akan menjadi momok. Peserta didik akan belajar karena kesadaran dan kewajiban, bukan paksaan hanya untuk memenuhi standar kelulusan semata. Jika aku menjadi Mendiknas, Kecurangan yang terjadi saat berlangsungnya ujian, akan aku selidiki dengan tuntas dan akan aku tindak tegas. Aku akan mengadakan penyuluhan bagi guru-guru agar tidak bertindak curang saat UN. Jika ada yang masih terbukti melakukan kecurangan, maka akan aku cabut status kepegawaiannya, atau paling maksimal, akan aku pecat dari profesinya.

JIKA AKU MENJADI

9

JIKA AKU MENJADI DIREKTUR PENS

Jika aku diberikan takdir untuk menjadi seorang pemimpin dari Politeknik ku sendiri. Maka aku ingin menjadi seorang Direktur PENS. Dan pastinya aku akan menerapkan sebuah visi dan misi untuk membuat sebuah perubahan untuk kampusku dan tentunya perubahan itu harus membangun dan membuat semua hal menjadi lebih baik. Visi aku dalam memajukan PENS yang pertama yaitu Menjadikan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Sebagai Perguruan Tinggi Vokasional Terkemuka di Bidang Elektronika. Visi aku yang kedua adalah menjadi institusi pendidikan vokasi yang unggul secara komparatif dan kompetitif di bidang Elektronika.

10

JIKA AKU MENJADI

Kemudian untuk misi yang akan aku lakukan adalah sebagai berikut : 1.

2.

3.

4.

Menghasilkan lulusan yang bermoral, tangguh, terampil, unggul, dan berjiwa wirausaha. Mendorong kemajuan penelitian terapan yang menopang pendidikan dan kemajuan ilmu dan teknologi bidang Elektronika. Menjalin kerjasama secara berkelanjutan dengan lembaga pendidikan, lembaga penelitian terapan, pemerintah, dunia saha, dan masyarakat. Mengembangkan organisasi PENS yang sesuai dengan tuntutan zaman serta meningkatkan manajemen yang transparan dan berkualitas secara berkelanjutan.

Itulah beberapa visi dan misi yang akan aku lakukan jika aku menjadi seorang Direktur PENS. Dikarenakan direktur memiliki tanggung jawab yang sangat banyak dalam membuat sebuah perencanaan. Terutama dalam program kerja.

JIKA AKU MENJADI

11

Program kerja yang akan aku buat untuk membuat PENS lebih maju sebagai berikut : 1. PENINGKATAN KUALITAS DAN RELEVANSI PENDIDIKAN TINGGI VOKASI BIDANG ELEKTRONIKA a. Optimalisasi Program Pendidikan • Pengembangan sistem pembelajaran berbasis teknologi informasi.  Peningkatan sarana dan prasarana  Pembentukan program studi jenjang pendidikan D3 dan D4. b. Peningkatan Minat dan Mutu Mahasiswa Baru • Sistem komputerisasi terhadap pelayanan mahasiswa. • Sistem pembinaan kegiatan ekstra kurikuler. • Peningkatan sistem seleksi penerimaan mahasiswa baru • Peningkatan mutu sistem promosi yang dapat menunjang penerimaan jumlah mahasiswa.

12

JIKA AKU MENJADI

c. Pengembangan mutu proses pembelajaran • Sistem penjaminan mutu. • Teknologi informasi proses pembelajaran dan administrasi akademik. • Pertemuan ilmiah tingkat nasional. d. Pengembangan mutu lulusan • Treasure study. • Program pendampingan. • Fasilitas sertifikasi kompetensi. • Pusat informasi kerja. e. Pengembangan kesejahteraan mahasiswa • Fasilitas BEM, UKM, KPM • Asuransi mahasiswa. • Beasiswa. • Program kewirausahaan • Koperasi mahasiswa.

JIKA AKU MENJADI

13

2. PENINGKATAN KUALITAS DAN RELEVANSI PENELITIAN TERAPAN UNTUK PELAYANAN MASYARAKAT a. Pengembangan, pemanfaatan dan penerapan iptek • Pengembangan teknologi bidang elektronika. • Kerjasama antara pusat penelitian terapan dengan para pihak. • Jurnal ilmiah terakreditasi • Program penelitian terapan inovatif dan hak atas kekayaan intelektual (haki). b. Peningkatan mutu dan penelitian terapan • Kelompok peneliti.

relevansi

c. Peningkatan relevansi pemanfaatan iptek bagi masyarakat • Reorientasi pengabdian pada masyarakat. d. Pemberdayaan masyarakat • Program kemitraan dan pembinaan untuk pemberdayaan

14

JIKA AKU MENJADI

masyarakat usaha menengah (ukm). 3.

kecil

dan

PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN ORGANISASI DAN JARINGAN KERJASAMA a. Pengembangan usaha • Berkembangnya unit-unit usaha b. Peningkatan kapasitas jaringan kerjasama di tingkat daerah dan pusat. • Kerjasama dengan para mitra kerja. • Ika PENS • Terbentuknya mitra usaha binaan PENS dalam bidang elektronika

4. PENGEMBANGAN PENGELOLAAN PENS YANG EFISIEN DAN PRODUKTIF a. Pengembangan kelembagaan • Good polytechnic governance. • Restrukturisasi PENS b. Pengembangan sistem informasi • Optimalisasi website sebagai pusat informasi PENS

JIKA AKU MENJADI

15

c. Sistem informasi perpustakaan. • Pelayanan perpustakaan digital. • Jaringan teknologi informasi dan komunikasi (tik). d. Pengembangan sumberdaya manusia • Diklat & magang sesuai dengan kompetensinya

16

JIKA AKU MENJADI

JIKA AKU MENJADI ANGGOTA DPR

Dewan Perwakilan Rakyat adalah orangorang yang terpilih dari rakyat untuk rakyat dan kembali pada rakyat, Tugas dan wewenang DPR lainnya, antara lain: a. Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi rakyat. b. Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk:  menyatakan perang ataupun membuat perdamaian dengan Negara lain;

JIKA AKU MENJADI

17

 mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial. roda sistem pemerintahan di Negara Kesatuan Republik Indonesia inipun tidak luput dari adanya alih kendali dari sang penguasa kedaulatan. Sesuai dengan asas yang tertulis didalam konstitusi yang digunakan yakni UUD RI 1945, tepatnya yang tercantum pada pasal 1 ayat 2 UUD RI 1945 yang berbunyi “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”. Hal tersebut telah membuktikan bahwa yang memegang kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah rakyat-rakyat yang berdaulat. Apabila ditinjau dari segi statistik, populasi penduduk Indonesia yang mencapai angka 50 juta jiwa, maka akan sulit mewujudkan bahwa rakyatlah yang memegang kedaulatan di Indonesia. Tentunya setiap rakyat memiliki hak-hak mereka tersendiri dalam sistem pemerintahan di Indonesia baik itu sebagai partisipasi politik, penyaluran aspirasi bersama, dan lain sebagainya. Maka dari itu, dibentuklah suatu dewan yang bertugas sebagai wakil-wakil rakyat didalam pemerintahan Indonesia yang disebut Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah, yang terkumpul dalam suatu majelis yang disebut Majelis Permusyawaratan 18

JIKA AKU MENJADI

Rakyat. Hal tersebut sesuai dengan pasal 2 ayat 1 yang berbunyi “Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan undang-undang”. Dibalik itu semua masih ingatkah kita peristiwa yang terjadi pada 17 agustus 1945? Hari yang sangat bersejarah tentunya dan patut dikenang oleh seluruh komponen-komponen masyarakat di Indonesia. Pada hari tersebut, Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi sebagai bukti bahwa merdekanya Indonesia dari jajahanjajahan negara asing, dan sebagai bukti kemenangan akan pengorbanan para pejuang. Hingga kini, tujuh puluh tahun sudah NKRI merdeka dari jajahan. Namun malangnya Indonesia hingga kini masih tergolong salah satu negara berkembang di dunia, tak terkecuali dengan parlemennya yang belum menuju tahap modern. Kita tentu selalu memimpikan Indonesia menjadi sebuah Negara yang maju dan disegani oleh masyarakat global. Oleh karena itu, Saya akan mencoba menuliskan hal-hal yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan kepada pemerintah agar Indonesia menjadi salah satu negara maju dan memiliki parlemen yang modern dengan tingkatan sumber daya manusia

JIKA AKU MENJADI

19

yang selektif, berkompeten, modern, dan mengikuti arus globalisasi. Sudah bukan menjadi rahasia lagi jika Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar didunia. Peningkatan jumlah penduduk kini perlu mendapat perhatian lebih, mengingat dampaknya sangat luas. Peningkatan jumlah penduduk berarti pemenuhan kebutuhan hidup juga meningkat seperti sandang, pangan, papan, energi, kesempatan kerja, kesehatan, pendidikan, dan hak dasar lainnya. Jumlah penduduk yang besar mempunyai implikasi pada berbagai penyediaan kebutuhan baik fisik maupun non fisik, yang berbeda-beda pada kelompok umur, individu maupun keluarga. Transisi demografi tersebut ditandai dengan penurunan angka kelahiran, dan penurunan angka kematian. Berlangsungnya transisi demografi tersebut makin lama makin mengubah wajah penduduk Indonesia, dengan menggeser distribusi umur penduduk. Proporsi penduduk muda makin menurun, proporsi penduduk usia kerja meningkat pesat, dan proporsi penduduk usia lanjut bergerak naik secara pelahan. Dengan kata lain, perubahan struktur umur penduduk mengakibatkan penduduk Indonesia makin menua (ageing population). Namun jumlah penduduk usia muda atau usia anakanak kurang dari 15 tahun masih banyak. Jika 20

JIKA AKU MENJADI

keduanya mempunyai jumlah yang besar, maka akan memberikan sumbangan yang besar pada Rasio Ketergantungan yang tinggi. Rasio Ketergantungan atau age dependency ratio merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia non-kerja di bawah 15 tahun, dan di atas 65 tahun, terhadap penduduk usia kerja 15-64 tahun. Indonesia diprediksi akan mendapat bonus di tahun 2020-2030. Bonus tersebut adalah “Bonus Demografi” atau “the window of opportunity”, dimana penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak. Berdasarkan sumber dari Bkkbn, Bonus demografi yaitu melimpahnya jumlah penduduk produktif usia angkatan kerja (15-64 tahun) mencapai sekitar 60 persen atau mencapai 160-180 juta jiwa pada 2020, sedang 30 persen penduduk yang tidak produktif (usia 14 tahun ke bawah dan usia di atas 65 tahun) yang akan terjadi pada tahun 2020-2030. Ini dapat menjadi langkah utama dalam menciptakan sebuah parlemen yang modern setelah membenahi segala aspek secara menyeluruh. Dikarenakan jumlah penduduk usia produktif dalam angka yang sangat besar, sedangkan proporsi usia muda sudah semakin kecil dan proporsi usia lanjut belum banyak. Maka dari itu, bonus demografi dapat menjadi anugerah bagi JIKA AKU MENJADI

21

bangsa Indonesia, dengan syarat pemerintah harus menyiapkan generasi muda yang ber-kualitas tinggi SDM-nya melalui pendidikan, pelatihan, kesehatan, penyediaan lapangan kerja dan investasi, dan lain sebagainya. Dengan demikian, pada tahun 20202030, Indonesia akan memiliki sekitar 180 juta orang berusia produktif, sedangkan usia tidak produktif sekitar 80 juta jiwa, atau 10 orang usia produktif hanya menanggung 3-4 orang usia tidak produktif, sehingga akan terjadi peningkatan tabungan masyarakat dan tabungan nasional. Bonus demografi ini tentu akan membawa dampak social ekonomi. Salah satunya adalah menyebabkan angka ketergantungan penduduk, yaitu tingkat penduduk produktif yang menanggung penduduk nonproduktif (usia tua dan anak-anak) akan sangat rendah. Hal ini sejalan dengan laporan PBB, yang menyatakan bahwa dibandingkan dengan Negara Asia lainnya, angka ketergantungan penduduk Indonesia akan terus turun sampai 2020. Tentu saja ini merupakan suatu berkah. Melimpahnya jumlah penduduk usia kerja akan menguntungkan dari sisi pembangunan sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Akan tetapi dibalik keberkahan itu semua kita ketahui bahwa selama bonus demografi berlangsung maka tentunya dibalik usia produktif 22

JIKA AKU MENJADI

akan terus bertambah akan menimbulkan daya saing yang kuat antar sesama dan secara tidak langsung akan menimbulkan efek pengangguran. Maka dari itu, akan timbul sebuah pertanyaan besar di benak kita semua. Apakah negara kita mampu menyediakan lapangan pekerjaan untuk menampung penduduk usia kerja yang produktif di tahun 2020-2030? Kalau pun lapangan pekerjaan tersedia, mampukah sumber daya manusia yang melimpah ini bersaing di dunia kerja dan pasar internasional? Mungkin jawaban dari itu semua adalah salah satunya dengan cara memaksimalkan pemanfaatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan segera berlangsung di kawasan negara-negara ASEAN. Masyarakat Ekonomi Asean adalah integrasi kawasan ASEAN dalam bidang perekonomian. Terdapat empat hal yang akan menjadi nilai lebih dari MEA pada tahun 2015 yang dapat dijadikan suatu momentum yang baik untuk ndonesia. Pertama, hampir diseluruh negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi, dengan terciptanya kesatuan pasar dan basis produksi maka akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah yang besar, dan skilled labour enjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara lainnya di kawasan Asia Tenggara. Kedua, MEA akan JIKA AKU MENJADI

23

dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi, yang memerlukan suatu kebijakan yang berbasis antar negara, dengan demikian, dapat tercipta iklim persaingan yang adil, terdapat perlindungan berupa suatu jaringan dari agen-agen perlindungan konsumen, mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta, menciptakan jaringan transportasi yang efisien, aman, dan terintegrasi, dan lain sebagainya. Ketiga, MEA pun akan dijadikan sebagai kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata, dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM). Kemampuan daya saing dan dinamisme UKM akan ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka terhadap informasi terkini, kondisi pasar, pengembangan sumber daya manusia dalam hal peningkatan kemampuan, keuangan, serta teknologi. Kemudian keempat, MEA akan diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global. Dengan dengan membangun sebuah industri untuk meningkatkan koordinasi terhadap negara anggota. Selain itu, akan ditingkatkan partisipasi negara di kawasan Asia Tenggara pada jaringan pasokan global melalui pengembangkan paket bantuan teknis kepada negara Anggota ASEAN yang kurang berkembang.

24

JIKA AKU MENJADI

Apabila Saya menjadi salah satu perwakilan rakyat yang duduk di pemerintahan, pemanfaatan bonus demografi sudah menjadi salah satu program nyata Saya dalam membangun derajat penduduk Indonesia ke jenjang yang lebih tinggi. Program utama yang akan Saya jalankan akan dititik tujukan pada sebuah desa yang bernama Bulohseuma yang terletak di Kecamatan Trumon. Pembenahan sektor pendidikan di desa ini sangat diperlukan mengingat sarana-sarana pendidikan yang tersedia masih belum maksimal baik itu pada tingkatan pendidikan dasar maupun menengah. Saya katakan belum maksimal karena masih kurangnya fasilitas-fasilitas penunjang bahkan diperlukan pembenahan yang signifikan pada mutu staf pengajar. Sejalan dengan deklarasi MDG’s yaitu mencapai pendidikan dasar untuk semua dan mengembangkan kemitraan global dalam pembangunan. Bekerjasama dengan siswa, pemuda dan mahasiswa yang turun langsung untuk mengajarkan 1001 pelajaran dan kreativitas ialah hal yang tidak sulit dilSayakan, karena kita ketahui bahwa masyarakat tertinggal sebenarnya ialah mutiara dalam lautan yang perlu diasah dan ditempah untuk mendapatkan harga yang tinggi. Pada dasarnya desa Bulohseuma merupakan salah satu desa penghasil madu. Kembali lagi ke JIKA AKU MENJADI

25

permasalahan mutu pendidikan, meskipun Bulohseuma merupakan desa penghasil madu namun tidak seluruh masyarakatnya dapat memproduksi madu tersebut, Bahkan tidak mencapai sebagian dari masyarakatnya yang dapat memproduksinya. Hal ini terjadi akibat kurangnya pengetahuan akan pengolahan madu itu sendiri. Tentunya ini merupakan salah satu kerugian tersendiri bukan hanya pada masyarakatnya tetapi juga bagi pemerintah. Apabila hampir seluruh masyarakatnya dapat mengolah dengan baik madu tersebut bukan tidak mungkin Bulohseuma akan dikenal sebagai salah satudesa penghasil madu. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa dari segi ekonomi, madu mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi karena madu dapat dimanfaatkan dalam berbagai olahan seperti makanan, kosmetik, dan lain sebagainya. Hal ini tentunya dapat berdampak positif bagi perekonomian masyarakat nya itu sendiri. Perjalanan selanjutnya ialah tugas Saya untuk membantu mempromosikan produk tersebut, serta mewujudkan memberikan hak cipta dan terus berproklamir memakai produk lokal kepada masyarakat sekitar. Selain itu mempermudah jalan generasi penerus anak bangsa menggapai cita-citanya dengan memberikan 26

JIKA AKU MENJADI

fasilitas terbaik serta beasiswa untuk mewujudkan Indonesia yang makmur dan sejahtera.

JIKA AKU MENJADI

27

CATATAN: ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------28

JIKA AKU MENJADI

JIKA AKU MENJADI

29

Related Documents


More Documents from ""