Jawaban Quis Etika Bisnis

  • Uploaded by: rochmat
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jawaban Quis Etika Bisnis as PDF for free.

More details

  • Words: 1,656
  • Pages: 4
Jawaban Quis Nama NIM

: :

Rochmat 09075003

Mata Kuliah Dosen

: :

Etika Bisnis Dian Ningsih K., SH

1. Pengertian Etika Bisnis. Business Ethics is a form of the art of applied ethics that examines ethical principles and moral or ethical problems that can arise in a business environment. Dalam terjemah sederhana Etika Bisnis merupakan aplikasi atau penerapan konsep etika yang berkaitan dengan nilai-nilai moralitas mengenai baik atau buruk, boleh atau dilarang, pantas atau tidak pantas dalam kegiatan atau kehidupan berbisnis. Muslich (1998, hal 4), mendefenisikan bahwa etika bisnis sebagai pengetahuan mengenai tata cara yang ideal dalam pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara ekonomi/sosial, dimana penetapan norma dan moralitas ini dapat menunjang maksud dan tujuan dunia bisnis. 2. Tinjaun Bisnis dari berbagai sudut pandang : a. Bisnis ditinjau dari sudut pandang ekonomis. Kegiatan manusia yang bertujuan untuk mencari untung adalah kegiatan ekonomis. Termasuk didalamnya adalah kegiatan Bisnis. interaksi antara produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen dengan konsumen, produsen dengan produsen dalam sebuah organisasi, terjadi dalam Bisnis. Pencarian keuntungan dalam bisnis tidak bersifat semau gue, atau sepihak, tetapi dilakukan melalui interaksi yang melibatkan kepentingan, hak dan kewajiban berbagai pihak sebagaimana layaknya sebuah kehidupan. b. Bisnis ditinjau dari sudut pandang moral. Profit merupakan orientasi utama dalam bisnis, sangat manusiawi dan wajar. Walaupun demikian tak selayaknya keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak lain. Tidak semua yang bisa kita lakukan dan dianggap baik, boleh dilakukan juga serta belum tentu baik menurut orang lain. Kepentingan dan hak orang lain harus kita penuhi secara selaras, serasi dan seimbang. Perlu diingat bahwa menghormati kepentingan dan hak orang lain itu juga perlu dilakukan demi kepentingan bisnis kita sendiri, karena dengan begitu orang lain juga akan menghormasti kita.

Pantas diperhatikan, bahwa dengan itu kita sendiri tidak

dirugikan Dari sudut pandang ekonomis, good business adalah bisnis yang bukan saja menguntungkan, tetapi juga bisnis yang berkualitas etis. Perusahaan yang tidak mengindahkan etika bisnis akan kehilangan kepercayaan (trust) masyarakat, dan dengan demikian akan kehilangan konsumen atau pelanggan sehingga lama kelamaan akan tutup. c. Bisnis ditinjau sudut pandang Hukum Bisnis adalah salah satu kegaiatan hukum yang artinya memerlukan landasan hukum untuk bisa melaksanakan bisnis. Dalam arti kata yang lain bisnis juga terikat dengan "Hukum". Ilmu hukum modern, seperti sekarang ini juga ada kajian materi hukum bisnis. Juga dikenal istilah hukum dagang, yang memberikan teori bagaimana bisnis dijalankan agar memberi profit (profitable) Pada prakteknya, banyak masalah timbul dalam hubungan antara aspek hukum dan bisnis, pada taraf nasional, regional, maupun international. Resolusi PBB tentang ZEE (Zona Ekonomi Eklusif) juga merupakan salah satu aplikasi aspek hukum dalam bisnis. Seperti etika, hukum juga merupakan sudut pandang normatif. Hukum menetapkan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan dalam bisnis. Norma hukum mengikat lebih kuat, norma hukum lebih jelas dan pasti daripada etika, karena peraturan hukum dituliskan hitam atas putih dan ada sanksi tertentu bila terjadi pelanggaran. Peraturan hukum diundangkan dan dibukukan dalam berbagai bentuk perundang-undangan. Jiwa hukum juga harus bisa melindungi pihak-pihak yang lemah posisi tawarnya dalam kegiatan ekonomi yang meliputi hajat hidup orang banyak. Bahkan di Indonesia, hukum tentang hal ini merupakan salah satu poin penting dalam undang-undang hukum tertinggi yaitu UUD 1945. 3. Perlunya kita mempelajari Etika Bisnis. Apa yang diharapkan dan mengapa kita mempelajari Etika Bisnis? Kita berbisnis diharapkan akan bertahan lama, kalau mungkin bisa diwariskan kepada anak cucu kita. Kehidupan bisnis sama seperti kehidupan manusia pada umumnya. Untuk dapat hidup harmonis, baik dalam

bisnis maupun ekonomi kita harus berpedoman pada aturan-aturan, baik yang tertulis maupun tidak. Agar dapat memenuhi kewajiban dan menerima hak secara selaras, serasi dan seimbang terutama dalam bisnis, kita harus mempelajari dan menerapkan apa-apa saja hal-hal baik yang ada dalam etika bisnis. Sedangkan menurut K. Bertens, ada tiga tujuan yang ingin dicapai setelah kita mempelajarai etika bisnis, yaitu :

1.

Penanaman dan Peningkakan kesadaran akan perlunya dimensi etis dalam bisnis. Secara sadar penanaman etika bisnis perlu dilakukan jika sebelumnya kesadaran itu tidak ada. Setelah kita punya keasadaran akan etika bisnis, maka kita mempelajarinya lebih jauh adalah untuk meningkatkan kesadaran itu, karena terkadang walau sudah ada, tapi masih lemah dan ragu. Orang yang mendalami etika bisnis diharapkan memperoleh keyakinan bahwa etika merupakan segi nyata dari kegiatan ekonomis yang perlu diberikan perhatian serius.

2.

Pengenalan akan adanya argumentasi moral khususnya dibidang ekonomi dan bisnis, sehingga dapat membantu pebisnis/calon pebisnis dalam menyusun argumentasi moral yang tepat. Pada kedudukannya sebagai suatu ilmu, etika tidak hanya menekankan pentingnya norma-norma moral, tidak kalah penting adalah alasan bagi berlakunya norma-norma itu. Alasan-alasan penerapan moral memerlukan argumentasi yang tepat. Kajian studi yang mendalam tentang etika diharapkan dapat membantu pelaku bisnis untuk menemukan fundamental rasional dari aspek moral yang menyangkut kegiatan ekonomi dan bisnis.

3.

Petunjuk bagi pebisnis/calon pebisnis, untuk menentukan sikap moral yang tepat didalam profesinya pada saat bertindak nyata dibidang ekonomi atau binis. Namun demikian, apakah studi etika ini menjamin seseorang akan menjadi etis juga? Atas pertanyaan ini dapat diajukan jawaban paling tidak meliputi dua sisi berikut, yaitu disatu pihak, etika mengikat tetapi tidak ada daya untuk memaksa. Disisi lain, studi dan pengajaran tentang etika bisnis menimbulkan adanya harapan tentang dampak atas tingkah laku pebisnis yang dilandasi oleh etika. Bila studi etika telah menyadarkan pelaku bisnis, konsekuensi logisnya adalah pebisnis bertingkah laku menurut yang diakui sebagai hal yang benar.

4. Peranan Etika dalam Bisnis. Etika bisnis menyangkut kepatuhan perilaku semua pihak yang terkait langsung atau tidak langsung dengan kegiatan suatu perusahaan atau perilaku bisnis. Etika bisnis sangat diperlukan untuk menjamin kelangsungan dan meraih sukses bisnis tersebut dalam jangka panjang. Dari segi makro ekonomi, kepatuhan atau penerapan etika bisnis akan menghindari distorsi mekanisme pasar. Praktek bisnis yang tidak mematuhi etika akan menimbulkan distorsi sistem dan mekanisme pasar dan dengan demikian akan mengakibatkan alokasi sumber-sumber secara tidak efisien. Dari segi mikro, akan membangun kepercayaan semua pemangku kepentingan (stakeholders). Bisnis dapat menjadi sebuah profesi etis apabila ditunjang oleh sistem politik ekonomi yang kondusif, yang berarti untuk menciptakan bisnis sebagai sebuah profesi yang etis maka dibutuhakan prinsip-prinsip etis untuk berbisnis yang baik dan merupakan suatu aturan hukum yang mengatur kegiatan bisnis semua pihak secara fair dan baik disertai dengan sebuah system pemerintahan yang adil dan efektif dalam menegakkan aturan bisnis tersebut. 5. Alasan-alasan perlunya bisnis harus berlaku etis. Kemajuan ekonomi suatu Negara memacu perkembangan bisnis dan mendorong munculnya pelaku bisnis. Hampir semua usaha bisnis bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar besarnya (profit-making) agar dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku bisnis dan memperluas jaringan usahanya. Namun terkadang untuk mencapai semua tujuan itu segala upaya dan tindakan dilakukan walaupun pelaku bisnis harus melakukan tindakan-tindakan yang mengabaikan berbagai dimensi moral dan etika dari bisnis itu sendiri. Perkataan "harus" perlu mendapat penekanan disini. Dalam pengertian yang lain, mengapa bisnis tidak bebas? Apakah akan berlaku etis atau tidak? Tidak dapat dipungkiri, bahkan secara nyata, telah banyak terjadi hal-hal yang tidak etis dalam kegiatan bisnis, tetapi juga tidak perlu menjadi fokus perhatian kita. Kajian disini bukan tentang kenyataan faktual, melainkan tentang normativitas: seharusnya bagaimana dan apa yang menjadi dasar untuk keharusan itu. Mengapa bisnis harus berlaku etis karena bisnis sebenarnyalah mencerminkan jati diri pelakunya. Manusia

sebagai dirinya sendiri secara umum harus berlaku etis. Bisnis disini hanya merupakan suatu bidang khusus dari kondisi manusia secara umum. Alasan lain dapat diuraikan dalam prinsip-prinsip etika bisnis dibawah ini yang merupakan pencerminan etika manusia pada umumnya. Menurut Keraf dan Imam (1995:70-77) terdapat beberapa prinsip dalam etika bisnis yang meliputi : a. Prinsip otonomi. Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Dalam prinsip otonomi ini terkait dua aspek yaitu aspek kebebasan dan aspek tanggung jawab. Hal ini juga mengikat dalam hal Agama dan Kepercayaan. b. Prinsip kejujuran. Aspek kejujuran dalam bisnis meliputi: 1.

Kejujuran terwujud dalam pemenuhan sayart-syarat perjanjian dan kontrak.

2.

Kejujuran juga menemukan wujudnya dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu yang baik.

3.

Kejujuran menyangkut hubungan kerja dalam perusahaan. Prinsip kejujuran ini sangatlah berkaitan dengan aspek kepercayaan. Kepercayaan ini merupakan modal dasar yang akan mengalirkan keuntungan yang besar di masa depan.

c.

Prinsip tidak berbuat jahat dan prinsip berbuat baik. Prinsip ini memiliki dua bentuk yaitu prinsip berbuat baik menuntut agar secara aktif dan maksimal kita semua berbuat hal yang baik bagi orang lain dan dalam bentuk yang minimal dan pasif, menuntut agar kita tidak berbuat jahat kepada orang lain.

d.

Prinsip keadilan. Prinsip ini menuntut agar kita memperlakukan orang lain sesuai dengan haknya. Hak orang lain perlu dihargai dan jangan sampai dilanggar.

e.

Prinsip hormat pada diri sendiri. Sebenarnya dalam arti tertentu prinsip ini sudah tercakup dalam prinsip pertama dan prinsip kedua diatas. Prinsip ini sengaja dirumuskan secara khusus untuk menunjukkan bahwa setiap individu itu mempunyai kewajiban moral yang sama bobotnya untuk menghargai diri sendiri.

6. Kode Etik Perusahaan dan Manfaatnya. Kode Etik Perusahaan : Kode Etik atau kadang-kadang disebut code of conduct atau code of ethical conduct ini, menyangkut kebijakan etis perusahaan berhubungan dengan kesulitan yang bisa timbul (mungkin pernah timbul dimasa lalu), seperti konflik kepentingan, hubungan dengan pesaing dan pemasok, menerima hadiah, sumbangan dan sebagainya (Patrick Murphy). Nilai-nilai perusahaan merupakan landasan moral dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, sebelum merumuskan nilai-nilai perusahaan, perlu dirumuskan visi dan misi perusahaan. Walaupun nilai-nilai perusahaan pada dasarnya universal, namun dalam merumuskannya perlu disesuaikan dengan sektor usaha serta karakter dan letak geografis dari masing-masing perusahaan. Nilai-nilai perusahaan yang universal antara lain adalah terpercaya, adil dan jujur. Manfaat Kode Etik Perusahaan :

1.

Kode Etik dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika telah dijadikan sebagai corporate culture. Hal ini terutama penting bagi perusahaan besar yang karyawannya tidak semuanya saling mengenal satu sama lainnya. Dengan adanya kode etik, secara intern semua karyawan terikat dengan standard etis yang sama, sehingga akan mefigambil kebijakan/keputusan yang sama terhadap kasus sejenis yang timbul.

2.

Kode Etik, dapat membantu menghilangkan grey area (kawasan kelabu) dibidang etika. (penerimaan komisi, penggunaan tenaga kerja anak, kewajiban perusahaan dalam melindungi lingkungan hidup).

3.

Kode etik menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya.

4.

Kode Etik, menyediakan bagi perusahaan dan dunia bisnis pada umumnya, kemungkinan untuk mengatur diri sendiri (self regulation).

Related Documents

Etika Bisnis
May 2020 42
Etika Bisnis
June 2020 38
Etika Bisnis
May 2020 35
Etika Bisnis
June 2020 33
Etika Bisnis
April 2020 36

More Documents from ""

Etika Bisnis
May 2020 35
Leger7h 2008/2009
May 2020 26
File 0001
May 2020 10
Kompetensi Alat Lab
May 2020 15
Dioda
May 2020 22