Jaringan Berbasis Satelite

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jaringan Berbasis Satelite as PDF for free.

More details

  • Words: 1,365
  • Pages: 1
INTERNET

JUMAT, 28 NOVEMBER 2008 I MEDIA INDONESIA I EDISI KHUSUS

17

Jaringan Berbasis Satelit Cocok untuk Negara Kepulauan

MI/RINA GARMINA

SERAT OPTIK: Kabel serat optik sebagai salah satu media untuk mengirimkan data.

Tren Broadband

Menanti Datangnya Wimax Teknologi pita lebar (broadband) di Indonesia berprospek cerah. Kecepatan akses, daya jangkau yang luas, serta tarif yang kian murah merupakan daya tarik broadband pada masa yang akan datang. Rina Garmina

S

EJUMLAH riset menyebutkan bahwa penggunaan teknologi broadband yang paling banyak digunakan adalah layanan internet untuk browsing, e-mail, chatting, downloading, dan gaming. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sejumlah operator dan perusahaan penyedia jasa internet (ISP) pun ramai-ramai meluncurkan layanan internet dengan kecepatan akses yang semakin tinggi dan media yang beragam. Terkait dengan kecepatan akses, sejumlah pro dan kontra di kalangan masyarakat terus mengiringi pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia. Indra Wahyudin, 33, karyawan di salah satu perusahaan teknologi informasi (TI) di Bandung, mengakui bahwa kecepatan akses internet pita lebar yang digunakannya sudah sesuai dengan kebutuhan. Kendalanya hanya satu, koneksi sering terputus. Hal senada diakui pula oleh Sofyan Burhanudin, 37. Arsitek yang berdomisili di Pekanbaru, Riau, itu mengatakan kecepatan akses internet pita lebar berbasis teknologi nirkabel yang dipakainya sudah ideal. “Kalau untuk browsing, download file musik, kecepatan yang ada sekarang sudah cukup. Cuma, kalau bisa, harganya lebih murah lagi,” ujar Sofyan kepada Media Indonesia. Jawaban yang bertolak belakang datang dari salah seorang country manager sebuah perusahaan TI di Jakarta. Menurutnya, akses internet di Indonesia seharusnya bisa lebih cepat lagi agar produktivitas karyawan menjadi lebih tinggi. Lantas, berapa sebenarnya kecepatan akses yang disalurkan lewat internet pita lebar saat ini? Jawabannya variatif. Akses internet lewat layanan 3GnetSky, misalnya, memungkinkan pengguna mengunggah (upload) dengan kecepatan 64-256 Kbps dan mengunduh (download) dengan kecepatan 384-1.024 Kbps. Sedangkan layanan internet lewat kabel optik seperti yang ditawarkan Centrin menyediakan kecepatan akses dari mulai 64 Kbps sampai 512 Kbps. Selain satelit dan kabel optik seperti yang ditawarkan penyedia layanan internet 3Gnet

dan Centrin, sejak beberapa tahun terakhir ini juga ada broadband nirkabel (wireless) yang memanfaatkan teknologi high speed downlink packet access (HSDPA). Layanan broadband memang dapat menggunakan media apa pun. Yang penting, media itu memungkinkan penyedia jasa internet untuk memberikan pita lebar (bandwidth) kepada penggunanya. Menurut praktisi TI, I Made Wiryana, broadband membagi pita lebar (bandwidth) untuk dipakai bersama-sama dengan pengguna lain. “Broadband berarti memiliki bandwidth yang lebar,” terang I Made Wiryana. Agar dapat memanfaatkan bandwidth yang ditawarkan para penyedia jasa internet, calon konsumen harus berada di area jangkauan layanan mereka serta sudah terdaftar sebagai pelanggan. Satu hal yang perlu diperhatikan saat akan berlangganan, calon pembeli harus mengecek apakah harga paket sudah termasuk perangkat pendukung seperti modem, PC router, atau switch. Bila tidak, konsumen harus menyiapkan sejumlah uang untuk membeli perangkat tersebut. Jika dibandingkan dengan beberapa tahun lalu, harga perangkat pendukung sudah lebih murah. Sekarang, dengan harga di bawah Rp600 ribu, pembeli sudah bisa mendapatkan sebuah router. Router berfungsi untuk meneruskan data dari satu jaringan ke

jaringan lain. Potensial Prospek broadband ke depan terbilang cerah. Demikian pendapat Sekjen Indonesian Telecommunication Users Group (Idtug) Muhamad Jumadi ketika ditanya mengenai prospek broadband di Indonesia. “Broadband ke depan memang akan menjadi sesuatu yang menarik bagi operator maupun pengguna. Menarik bagi pengguna karena bisa memberikan layanan yang memadai, baik dari segi kecepatan akses maupun jangkauan. Tarif juga kelihatannya akan lebih murah karena biaya investasi akan lebih sedikit,” papar Muhamad Jumadi. Akan tetapi, lanjut Muhamad, pengguna tampaknya harus bersabar untuk menunggu akses nirkabel pita lebar broadband wireless access (BWA) yang murah, baik dari sisi perangkat maupun layanan. Saat ini, produk BWA yang akan dikembangkan adalah world wide interoperability for microwave access (Wimax). Ini adalah teknologi nirkabel yang menyediakan hubungan jalur lebar dalam jarak jauh. Sebagaimana wireless fidelity (Wi-fi), Wimax merupakan sebuah tanda sertifikasi untuk produk-produk yang lulus tes. Namun, standar yang digunakan berbeda karena Wimax berstanGDU,(((VHGDQJNDQ:LÀ

memiliki standar IEEE 802.11. Sejauh ini, pemerintah cenderung memilih Wimax 802.16 tipe d karena ingin mengakomodasi produk dalam negeri. Pemakaian tipe d, sebagaimana dikatakan Muhamad, tampaknya membuat harNga masih terbilang mahal. Itu sebabnya ia menganjurkan agar pemerintah sebaiknya mengikuti tren dunia yang menggunakan tipe e sebagai standar. Menurut Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo Gatot S Dewa Broto, pemerintah akan segera menenderkan Wimax pada frekuensi 2,3GHz dan 3,3GHz. Khusus untuk pita 3,3GHz, penawaran tender akan dilaksanakan secara bertahap. Jika dibandingkan dengan beberapa tahun lalu, tarif berlangganan internet memang sudah jauh lebih murah. Namun, apabila ada teknologi baru yang menawarkan harga lebih murah dengan kecepatan akses yang lebih tinggi, pasarnya boleh jadi akan lebih luas. Tapi satu hal yang perlu dicermati oleh pengguna, internet semestinya dapat mendukung produktivitas kerja dan proses belajar mengajar. Bagi para penyedia jasa internet, mereka sebaiknya memperbaiki kualitas layanan agar dapat menyuguhkan kecepatan akses yang sesuai dengan yang mereka tawarkan. (S-3) [email protected]

INTERNET tampaknya sudah mulai menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia. Ironisnya, penyebaran akses internet masih didominasi di Pulau Jawa. Padahal, layanan internet sejatinya harus tersebar di seluruh pelosok Tanah Air. Untuk itu, ada sejumlah strategi. Salah satunya ialah menggunakan jaringan satelit yang dapat menjangkau daerah terpencil yang tidak dilalui jaringan radio atau kabel optik. Sejumlah penyedia jasa internet sejauh ini mengaku akan terus mengembangkan bisnis VDWHOLW.RQGLVLJHRJUDÀVZLOD\DK Indonesia yang luas serta tersebar dalam gugusan pulau membuat kehadiran satelit menjadi penting. Di Indonesia, satelit bukanlah barang baru karena sudah dikenal pada 1976. Saat itu, Indonesia merupakan negara keempat di dunia yang memanfaatkan satelit sebagai bagian dari sistem komunikasi domestiknya. Pendahulunya adalah Amerika Serikat, Uni Soviet, dan Kanada. Pada awalnya, satelit hanya digunakan untuk siaran TV dan telepon. Namun, seiring dengan berkembangnya industri teknologi informasi (TI), pemanfaatan satelit meluas hingga ke internet. Ibarat jalan tol, satelit memungkinkan kendaraan yang melintas di atasnya bergerak tanpa hambatan. Yang dimaksud kendaraan di sini adalah data, suara, dan video. Satelit yang menawarkan kemampuan tersebut biasanya dikategorikan sebagai satelit komunikasi. Soal kualitas, satelit komunikasi memiliki sejumlah keunggulan seperti tidak mengenal titik kosong (blank spot) sekalipun di hutan dan pegunungan. Blank spot adalah daerah yang tidak terkena sinyal sehingga membuat orang-orang di tempat tersebut tidak dapat berkomunikasi. Kemudian, satelit juga menawarkan cakupan area yang luas. Bisa begitu karena satelit komunikasi umumnya menggunakan orbit geostasioner yang memiliki ketinggian lebih dari 35 ribu kilometer di atas permukaan bumi. Meski begitu, ada pula yang memanfaatkan orbit rendah atau biasa disebut satelit pengorbit bumi rendah. Orbit jenis ini memungkinkan satelit mengorbit pada ketinggian 300-1.500 kilometer di atas permukaan bumi. Di lain pihak, satelit mendukung pula terjadinya pembangunan sarana komunikasi secara cepat. Semakin canggih Dulu, satelit memiliki kelemahan berupa masa tunda atau delay. Karena itu, tidak mengherankan

bila orang-orang berkomunikasi lewat jaringan telepon atau internet sering kali mendapatkan respons yang lambat dari lawan bicaranya. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, problem tersebut sudah mulai teratasi. Salah satu solusinya ialah memasang akselerator yang berfungsi untuk mengurangi waktu tunda. Selain delay, kelemahan lain yang kini dapat diatasi ialah penyedia layanan internet ialah kemampuan untuk menjaga konsistensi kekuatan sinyal saat cuaca buruk. Jaringan satelit Ku-Band yang diadopsi sejumlah penyedia jasa internet konon rentan terhadap cuaca buruk, khususnya ketika hujan deras. Tetapi, masalah tersebut kini

Sebenarnya, bukan cuma AGC yang dapat mengatasi masalah tersebut. Modulasi, forward error correction (FEC), dan uplink power control (UPC) juga dapat dimanfaatkan. Bagi penyedia jasa internet seperti PT yang menyediakan layanan internet berbasis satelit 3G Net Sky, perangkat-perangkat tersebut memungkinkan terjadinya perubahan transmisi frekuensi secara dinamis. UPC, misalnya, akan otomatis menaikkan daya pancar hingga 6 db begitu ada lokasi gangguan transmisi di salah satu lokasi. Sementara itu, modulasi bisa menjadi cadangan (back-up) yang langsung bekerja begitu UPC tidak dapat mengatasi masalah transmisi. Kehadiran perangkat-perang-

MI/M SOLEH

DAERAH TERPENCIL: Jaringan satelit dapat menjangkau daerah terpencil yang tidak dapat dilalui jaringan radio atau optik.

mulai dapat dipecahkan berkat kehadiran sejumlah teknologi baru. Coba tengok teknologi automatic gain control (AGC) yang dipasang pada satelit Ku-Band. Satelit Ku-Band adalah jaringan yang sekarang banyak diadopsi penyedia jasa internet untuk memenuhi kebutuhan akan akses internet yang cepat, murah, dan hemat bandwidth. AGC ialah teknologi yang berguna untuk menjaga konsistensi kekuatan sinyal saat cuaca buruk.

kat seperti akselerator, AGC, modulasi, FEC dan UPC terbukti efektif untuk menjaga keandalan akses internet. Melalui perangkat seperti itu, kualitas jaringan satelit sejatinya semakin tinggi dan dapat menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap layanan internet yang dipakainya. Kepercayaan itu penting karena dapat mempercepat penetrasi pasar internet hingga ke pelosok. www(Noy/S-3)

Related Documents