Jalan Mengenal Allah
submitted by sumber
: M. Faruq Anshori : -
Jalan untuk mengenal Allah adalah melalui akal dan asma'ul husna. Akal merupakan sarana untuk mengenal Allah, karena fungsi akal untuk berfikir dan merenung. Dengan merenungi ayat-ayat Allah (tanda-tanda kekuasaan Allah) sampai hakekat kebenaran yang tidak diragukan lagi. "Dialah yang telah membentangkan bumi ini. Diadakan-Nya gunung-gunung dan sungaisungai dan bermacam-macam buah-buahan berpasangan. Dia jadikan malam menyelubungi siang. Dalam hal itu semua ada tanda-tanda bagi orang-orang yang mau berpikir " (Qs. Ar Ra'du(13) : 3). Ada dua macam ayat-ayat Allah: 1. Ayat kauniyah (ayat yang tersirat), yaitu Alam semesta. 2. Ayat Qouliyah (ayat yang tersurat)/Qur'aniyah, yaitu Al-Qur'an. Ayat Kauniyah Ayat ini menunjukkan kebesaran Allah. Misalnya fenomena terjadinya alam. Fenomena kehidupan seluruh makhluk, dsb. "Sesunggunya dalam penciptaan langit dan bumi, serta silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kekuasaan) bagi orang-orang yang berpikir (Ulil Albab). Yaitu orang-orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk dan berbaringnya. Dan senantiasa memikirkan penciptaan langit dan bumi, mereka berkata: 'Ya, Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka selamatkanlah kami dari siksa api neraka'." (Qs. Ali Imran(3): 190-191) Ayat-ayat Qouliyah/Qur'aniyah Ajaran-ajaran konsep hidup, peraturan-peraturan yang lengkap merupakan mu'jizat riil yang menunjukkan adanya Allah. Yaitu keindahan penyampaiannya, ketinggian bahasanya, pemberitaan kisah-kisah masa lampau, pemberitaan kejadian masa depan, penemuan ilmiah, dsb. "Dan jika kamu masih dalam keraguan terhadap apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami, maka buatlah suatu surat yang semisal Al-Qur'an. Dan serulah penolongpenolongmu selain Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar." (Qs. Al
Baqarah(2) : 23) Jalan mengenal Allah selanjutnya adalah dengan memahami Asma'ulhusna. Yaitu Allah sebagai RABB, sebagai penguasa dan sebagai ILAH. Allah sebagai pencipta (Al-Khaliq), pemberi rizki (Ar Rizq), dst.