J A U L A.docx

  • Uploaded by: HamkaMalagapi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View J A U L A.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,628
  • Pages: 9
JAULA

I' LAN

Hanya untuk mengharap ridha Allah SWT dan keinginan untuk istiqomah dalam jalan dakwah ini, maka catatan mudzakarah khuruj fi sabilillah ini dikumpulkan. Kumpulan catatan mudzakarah ini hanyalah sekedar pengikat ilmu agar jika sewaktu-waktu lupa maka dapat digunakan untuk bacaan pribadi/infiradi. Catatan ini tidak dimaksudkan untuk penggunaan ta'lim secara berjamaah karena hanya berisi kumpulan catatan mudzakarah yang diambil dari berbagai sumber bacaan dan hasil mudzakarah ketika khuruj fi sabilillah. Kumpulan catatan ini juga bukan dimaksudkan sebagai sumber rujukan untuk mudzakarah ketika khuruj fi sabilillah, karena asas usaha dakwah ini adalah kerja dan pengorbanan, bukan tulisan. Insya Allah, jika kita semakin meningkatkan kerja dan pengorbanan maka Allah SWT akan meningkatkan pemahaman kita terhadap usaha dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Kesuksesan dalam usaha dakwah adalah jika kerja kita mengikuti perintah Allah SWT dan mencontoh sunnah Rasulullah SAW dan ketaatan para shahabat Rasulullah SAW.

BERSEDIA SEMUA INSYA ALLAH ? «JAULA» (Targhib markaz) USAHA JAULAH. Banyak usaha dan amalan yang dengannya iman kita meningkat yang di antaranya adalah amalan jaulah. Ini adalah usaha dalam rangka meningkatkan iman. Berapa banyak orang orang islam di sekitar masjid kita ini, kita jumpai mereka semata-mata karna iman. Dengan niat belajar iman kita sampaiakan kepada mereka pentingnya iman, nilainya iman, dan betapa berharganya iman di akhirat nanti. Dengan membawa iman kita yang lemah kita dakwahkan iman yang kuat, demi kepentingan usaha tersebut, kita keluarkan mereka dari kesibukan-kesibukan-nya dan bawa mereka ke masjid sementara di masjid ada majlis iman, dan berita kampung akhirat. Mereka datang dan duduk dalam , majlis iman tersebut. Sesungguhnya majlis iman bermanfaat bagi orang orang beriman yang dengannya iman akan meningkat. Sehingga mudah mentaati hukum-hukum ALLAH SWT Dan menjalankan agama secara sempurna. Lebih dari itu ALLAH JALLA WA 'ALA akan berikan tambahan hidayah padanya untuk keluar di jalan ALLAH SWT 4 bulan, 40 hari, sehingga dia dapat menjalankan agama dan mendakwahkannya kepada yang lain. Demikianlah siapapun yang datang dan duduk dalam majlis iman tersebut. Maka akan membawa agama dalam kehidupan-nya dan mudah mentaati hukum-hukum ALLAH AZZA WA JALLA dan Sunnah RASULULLAH SAW. Maka ALLAH SWT akan memberikan ganjaran pahala semua orang yang mengamalkannya. Berapa banyak ganjaran tersebut, tidak bisa kita bayangkan. Satu orang duduk, dua orang duduk, tiga orang duduk. Dia mengamalkan agama dan mengajak yang ke-2, ke-3, ke-4 demikian silsilah ajak mengajak sampai hari kiamat tatkala kita masuk kekuburan insya ALLAH ganjaran pahala selalu di berikan kepada kita, selagi manusia yang kita ajak mengajak manusia kepada kebaikan Betapa tingginya usaha ini karena hubungan usaha ini dengan para anbiya 'Alaihi Washashalatu wassalam sampai Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam. Semua nabi yang hadir di dunia ini semua mengajak manusia kepada ALLAH SWT. Berdakwah untuk belajar iman. Nabi berganti nabi , tapi usaha dakwah tidak berganti. Setiap nabi Mengajak taat kepada ALLAH TA'ALA karena mereka tahu betul bahwa seluruh masalah manusia penyelesaian-nya ada dalam usaha dakwah ini. Untuk itu nabi berusaha menghubungkan manusia kepada ALLAH SUBHANA WA TA'ALA. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam orang yang paling mulia dan suci dengan sendirian beliau buat jaula di sekitar pasar ukas, di lembah lembah mina, di lorong lorong thaif beliau berkorban dengan susah payah menahan penderitaan demi usaha jaula ini.

Ini adalah usaha semua para nabi-nabi. Hendaknya kita mengerjakan usaha yang mulia ini. Kenapa kita lakukan jaula ini ?!?!? Karena dengannya kita belajar iman. Dengan karunia ALLAH AZZA WA JALLA telah memberikan iman kepada kita. Ini adalah karunia terbesar dari ALLAH S.W.T. Untuk itu kita hendaknya menghargainya. Tanda kita menghargainya kita perjuangkan usaha agama. Berapa banyak kita usaha keatasnya, sebanyak itulah iman kita meningkat. Dengan meningkatnya iman kita mudah menjalankan agama, mudah mentaati hukum-hukum ALLAH AZZA WA JALLA. Sehingga hukum-hukum ALLAH mengalahkan hawa nafsu kita. Sebaliknya kalau kita meninggalkan usaha atas iman dalam hati maka akan datang kelemahan iman dan menjauhkan kita dari agama. Para sahabat Radhiallahu 'Anhum berkata 'kami belajar iman baru belajar Al-Qur'an takazah yang pertama kali untuk ahli iman adalah belajar iman. ALLAH SWT akan memberikan nikmat-nikmat yang banyak bila kita usaha atas iman. Manfaat yang paling besar dengan usaha jaula ini iman kita akan meningkat atau wujud iman dalam hati kita. Dan banyak lagi fadhilah-fadhilah bagi orang yang usaha atas iman yang di jelaskan dalam Al-Qur'an dan Hadits seperti dalam mafhum ayat ALLAH SWT berfirman : "sepagi sepetang keluar di jalan allah lebih baik dari dunia dan seisinya" satu langka orang yang keluar di jalan ALLAH, maka allah akan berikan 700 kebaikan, di hapus 700 dosa, dan diangkat 700 derajat. Satu subhana di ucapkan akan mendapat 700.000 pahala. Apabila pemberian ALLAH SWT datang tidak ada yang dapat menghalanginya. Dalam ayat di jelaskan "orangorang yang memperjuangkan agama Allah akan di berikan 'ajrun adzima'. Berapa banyak itu hanya ALLAH SUBHANA WA TA'ALA yang tahu. Dalam hadits qudsi yang mafhum-nya : "apabila ALLAH SWT akan menurunkan adzab di suatu kampung, tetapi manakala di kampung tersebut hidup tiga amalan, maka ALLAH SWT akan menangguhkan azab tersebut" yaitu : 1. Adanya orang yang saling mencintai karena ALLAH SWT (bersilaturrahmi) 2. Adanya orang yang memakmurkan masjid (rumah-rumah ALLAH) 3. Adanya orang yang bangun malam beristighfar kepada ALLAH SWT, Dengan kita keluar di jalan ALLAH, maka akan tumbuh kecintaan kepada ALLAH AZZA WA JALLA. dan kita berjumpa dengan orang-orang beriman semata-mata karena ALLAH SWT. Dan dengan buat amalan jaula ini yaitu usaha atas iman maka dengannya masjid akan makmur bahkan ALLAH TA'ALA tambah lagi hidayah agar kita mudah bangun malam, nangis-nangis minta ampun kepada ALLAH SWT, yang dengan-Nya apabila adzab yang datang akan berhenti. ALLAH SWT berfirman dalam Al-Qur'an : "sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid (rumahrumah ALLAH SWT) adalah orang yang beriman kepada ALLAH SWT dan hari akhir". Di hari kiamat nanti akan diseru "di manakah tetangga-tetangga-Ku?? Malaikat akan bertanya "siapakah tetangga-tetangga-Mu YA ALLAH ?? tetangga-tetanggaku adalah orang yang memakmurkan masjid-Ku di dunia. Banyak sekali fadhilah-fadhilahnya, tidak bisa kita hitung. Di mana keluar di jalan ALLAH SWT lebih baik dari ibadah 60-70 tahun di rumah. Tidak bisa kita bayangkan ganjaran-Nya kalau kita keluar berhari-hari dalam sebulan, atau 40 hari dalam setahun yang penting keluar dengan fikir dan pengorbanan, baru ada kesan dalam diri kita, kampung dan seluruh alam. Para Sahabat Radhiallahu 'anhum ajma'in telah banyak buat pengorbanan, sehingga ALLAH SWT menampakkan kesan-Nya ke seluruh alam. Untuk itu usaha iman juga memerlukan fikir dan pengorbanan, pengorbanan apakah yang di minta dari kita ? Pengorbanan yang tidak seperti para sahabat R.hum, karena lemahnya iman kita, maka kita di minta untuk buat pengorbanan yaitu meluangkan waktu di antara dua waktu sholat yaitu ba'da ashar lebih kurang jam lima ada jaula dan lepas magrib ada pembicaraan iman, bayan. Inilah tanggung jawab dan pengorbanan yang di minta, apabila masih ada keperluan lain pada waktu itu, maka ada baiknya kita tangguhkan sementara , demi mendapatkan ganjaran yang besar ini. Inilah pengorbanan kita. Para Sahabat Radhiallahu 'Anhum banyak yang mereka korbankan untuk

agama. Pekerjaan mereka tinggalkan, tangan mereka putus di medan pertempuran, makan minum mereka tinggalkan demi tegaknya agama, mereka di boikot , semua ini karena agama. Kita tidak sanggup buat pengorbanan seperti itu, sedikit kita tunda keperluan kita, dahulukan usaha iman. Sehingga kita buat kerja ini dengan arahan yang benar. Karena ini adalah usaha para nabi-nabi. Para nabi-nabi alaihis salam di bimbing oleh ALLAH SUBHANA WA TA'ALA, untuk buat kerja dengan arahan yang benar. ~~ BERSEDIA SEMUA INSYA ALLAH ?!?!?~~ Adab jaulah pada tanggal 1 Desember 2018 Mari-mari kumpul taat pada Allah Bukan mari-mari kumpul pilih saya, Tulang punggung agama ini ada dakwah, Tulang punggung dakwah adalah jaulah. Sales- Sales hari ini datang dari rumah ke rumah mendakwahkan dagangannya dengan meyakinkan, dia kasi tau fadilah obatnya, kalau itu obat, atau deterjen, minya wangi dan sebagainya. Sehingga kita tau manfaatnya samapi dia sebut orang-orang yang sukses menggunakan produknya. Begitu juga hari ini kalau kita mau seperti sales itu tanpa malu-malu menyampaikan pentinya iman, usaha atas iman, dan akan wujud nantinya amal sholeh maka kita sebagai dai akan mendapatkan manfaat lebih dahulu. Jaulah Jaulah artinya berkeliling sebagaimana kelilingnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat Radhiyallahu 'anhum dari kampung ke kampung, dari lorong ke lorong atau dari rumah ke rumah mengajak orang-orang untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Maksud dan Tujuan Jaulah Maksud dan Tujuan Jaulah antara lain untuk membentuk sifat sabar, tawadu, ikhlas, ihsan, dan sifat lainnya. Sehingga mudah mengamalkan kurang lebih 154 hukum Islam. Sehingga Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan hidayah dan mengekalkan hidayah dalam diri kita dan menjadikan asbab tersebarnya hidayah pada diri orang lain. Keutamaannya : 1. Sesungguhnya sepagi atau sepetang di jalan ALLAH SWT itu lebih baik daripada (mendapatkan) dunia dan seisinya (HR. Bukhari) 2. Para malaikat merendahkan sayapnya untuk dilalui dan debu-debu yang menempel akan menjadi tameng asap api neraka. 3. Berdiri sesaat di jalan Allah lebih baik dari pada shalat sunnat sepanjang malam di depan Hajar Aswad dan pada malam lailatul Qadri. 4. Siapa saja yang mengalami kesusahan untuk mengajak seorang dalam jaulah, maka Allah Subhanahu wa ta’ala akan memudahkan langkahnya masuk ke jannah. 5. Setiap langkah kaki akan mengangkat derajatnya 700 kali di sisi Allah Subhanahu wa ta’ala dan akan menggugurkan dosa-dosa. 6. Para malaikat dan seluruh makhluk , baik yang di darat dan di laut dan di angkasa memohon ampunan bagi orang yang berjaulah. 7. Barang siapa yang terluka di jalan Allah atau tertimpa musibah, maka sesungguhnya ia akan dibangkitkan dengan darah yang masih menetes seperti keadaannya pada waktu ia terluka, yang warna darahnya seperti za’faron dan harumnya seperti harum katsuri. Kelompok jaulah terbagi dua, yaitu : Kelompok di dalam masjid adalah : (1) dzakirin/mudzakir , tugasnya berdzikir dengan khusyu’ dan berdo’a hingga meneteskan air mata, dan baru berhenti bila jamaah yang diluar telah kembali, (2) muqarrar , tugasnya mengulang-ulang pembicaraan iman dan ‘amal shalih (taqrir), (3) mustami’, tawajjuh mendengar pembicaraan taqrir , dan

(4) Istiqbal, tugasnya menyambut orang yang datang ke masjid lalu mempersilahkan shalat Tahiyyatul Masjid , dipersilahkan duduk dalam majlis taqrir, juga menunggu dengan penuh kerisauan dan fikir kepada saudaranya yang belum datang ke masjid. Kelompok di luar masjid adalah : (1) dalil, sebagai penunjuk jalan , sebaiknya dalil adalah warga setempat untuk menunjukan mana rumah non muslim, muslim, ulama, umara, dan ahli masjid atau orang yang belum shalat berjamaah di masjid. Keutamaan seorang dalil adalah ia lebih dahulu masuk Jannah 500 tahun, (2) mutakallim, sebagai juru bicara, penyambung lidah rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. (3) Makmur, tugasnya berdzikir (dalam hati), tidak berbicara , dan mengantarkan jamaah cash ke masjid , dan (4) amir jaulah, bertanggungjawab terhadap rombongan jaulah. Jika ada yang melanggar tertib maka amir mengucapkan Subhanallah, dan masing-masing mengoreksi dirinya bukan melihat orang lain. Jika masih tidak tertib juga , maka amir memberi targhib dan berhak memutuskan, apakah jaulah dilanjutkan atau kembali ke masjid. Pada waktu jaulah hendaknya membawa empat sifat : 1. Fikir, dalam berjaulah ini bukan sekaedar melihat-lihat suasana tetapi harus dijalankan dengan penuh fikir dan risau Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam , bagaimana agar umat manusia selamat dari adzab Allah Subhanahu wa ta’ala sehingga Islam menjadi rahmatan lil’alamin. 2. Dzikir, jangan buat jaulah dengan hati yang lalai , buat jaulah dengan do’a dan mengingat Allah Subhanahu wa ta’ala, merasa diawasi dan dilihat oleh Allah Subhanahu wa ta’ala dan berharap Allah Subhanahu wa ta’ala menurunkan hidayah-Nya. 3. Syukur, hemdaknya bersyukur telah dipilih dan dilibatkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala dalam tugas yang mulia untuk melanjutkan usaha nubuwwah, padahal kita orang yang dhaif dan tak berilmu, karena sesungguhnya kita tak pantas melakukan usaha yang mulia ini, usaha para nabi dan rasul. 4. Sabar , hendaknya memahami bahwa segala usaha ke arah perbaikan pasti ada rintangannya, iblis dan sekutu-sekutunya tidak akan pernah berhenti sampai hari kiamat untuk menghalangi. Tidak semua orang paham akan amalan ini, kecuali orang-orang yang telah diberi hidayah oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Oleh sebab itu kita akan bertemu dengan orang-orang yang memilii sifat-sifat seperti : (1) Abu Bakar , langsung menyambut baik menerima dan ikut ambil bagian dalam usaha ini (jamaah cash) , (2) Abu Thalib, sangat mendukung dan memberi fasilitas serta membela jika ada yang menentang, tetapi sayang tak mau bergabung hingga akhir hayatnya, karena menganggap derajat bangsawannya akan jatuh jika bergabung dalam usaha ini , (3) Abu Sofyan, masih enggan dan malu, nanti orang-orang berbondong-bondong memeluk Islam , baru bergabng setelah fathul Makkah. (4) Abu Jahal , yang digambarkan menentang keras dan berusaha selalu menghalangi dengan berbagai cara kapanpun dan dimanapun serta dalam situasi dan kondisi apa saja. Kerja Dakwah adalah kerja yang paling banyak memberikan masehat , sehingga syetan dan kawankawannya takkan berhenti menghalangi. Hal ini adalah sunnatullah, sebagaimana Allah Subhanahu wa ta’ala menurunkan hujan ke bumi ini, ada yang suka dan ada yang tidak suka. Para petani akan bergembira karena tanamannya mendapat siraman air, tetapi sebaliknya, petani yang sedang menjemur padi-nya kurang senang karena jemurannya tidak kering . Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berakhlak mulia, juga tetap diuji dengan hal-hal yang tidak menyenangkan dalam amal dakwah ini. Dan tetap bergerak walaupun kaum kuffar , musrikun, munafikun, dan fasikin tidak suka.

َ ُ‫َس‬ ُ‫ۥ‬ ‫ه‬ ‫ول‬ ‫ر‬ ْ َ ‫ق‬ ‫ح‬ ‫ٱل‬ ِ ‫ٱلد‬ ِ‫ِين‬ َِ ‫ه‬ ‫َر‬ ‫ك‬

َ َّ َ َ َ ْ ُ ‫ٓ أرسل‬ ‫ِى‬ ‫ٱلذ‬ ‫هو‬ ْ َ َ ُ ‫ِين‬ ‫د‬ ‫و‬ ‫ى‬ ‫د‬ ‫ه‬ ‫ِٱل‬ ‫ب‬ ٰ ِ ََ َُ ِ ‫لى‬ ‫ع‬ ‫ه‬ ‫ِۥ‬ ‫ر‬ ‫ْه‬ ‫ُظ‬ ‫لي‬ ْ ِ ‫ََلو‬ ‫و‬ ‫ِه‬ ‫ل‬ ‫ُۦ‬ ‫ك‬ ْ َ ُ ‫ون‬ ‫ِك‬ ‫ُشْر‬ ‫ٱلم‬

“Dialah Yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci.” (QS. As Shaff : 9) Para Nabi dan rasul yang terdahulu pun mengalaminya. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :

َْ ََ ‫َا‬ ‫لن‬ ‫َع‬ ‫ِكَ ج‬ ‫ٰل‬ ‫ذ‬ ‫َك‬ ‫و‬ َ َُ ‫ًّا‬ ‫دو‬ ‫ع‬ ‫ِي‬ ‫نب‬ ْ َ َ َ َ ُ ْ ‫ى‬ ‫ف‬ ‫ك‬ ‫و‬ ۗ ‫ن‬ ‫ِي‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫م‬ ‫ال‬ ِ ٰ ََ َ َ‫ِك‬ ًِ ‫ًا‬ ‫ِير‬ ‫نص‬ ‫يا و‬ ‫هاد‬ ‫َب‬ ‫ِر‬ ‫ب‬

ِ ‫ُل‬ ‫لك‬ ِ َ ‫ِن‬ ‫م‬

“Dan seperti itulah telah kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari (kalangan) orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Rabbmu menjadi Pemberi Petunjuk dan Penolong.” (Qs. Al Furqon : 31) Sebelum berjaulah seluruh rombongan dipersiapkan . Adab-adab jaulah di sampaikan setelah selesai pembagian tugas agar masing-masing memahami adab-adabnya. Diantara adab jaulah adalah : 1. Berdoa memohon hidayah di tempat yang terbuka 2. Disunnahkan berjalan di sebelah kanan dengan menundukan pandangan seolah mencari barang yang hilang, karena pandangan yang tidak terjaga akan dapat menyebabkan rusaknya amalan ini, sehingga menghalangi turunnya hidayah. Ketika jaulah kita menundukan pandangan, maka akan mudah mengamalkan Al Qur’an. Tetapi bila tidak menundukan pandangan, tidak akan dapat mengamalkan Al Qur’an, bahkan hafalan ayat-ayat Al Qur’an akan dapat hilang. Memandang yang halal diperbolehkan , tetapi pandangan tersebut dapat mentasykil (mengajak) hati untuk menginginkan barang yang dilihat. Apabila menundukan pandangan, maka akan melihat hakikat tanah tempat kita akan dikuburkan serta batu yang pecah-pecah ketika Allah Subhanahu wa ta’ala menghancurkan bumi ini.

3. Dalil dan mutakallim berada di depan, sedangkan amir di belakang 4. Hindari berdiri di depan pintu rumah, apa yang ada dalam rumah bagi orang yang kita kunjungi adalah “aurat“, maka hendaknya kita menghormati pemilik rumah dengan tidak melihat-lihat pemandangan dalam rumah tanpa seizin pemilik rumah. jika kita berdiri tepat di depan pintu rumah kemungkinan untuk melihat isi rumah menjadi besar. 5. Dalil mengetuk pintu rumah , jika tuan rumah tidak merespon, maka ketukan diulangi lagi sehingga sampai 3 kali , ditiap jeda saat menuggu respon dari tuan rumah, muttakallim dianjurkan berdzikir kalimat thoyyibah

ْ َ َ َ َ‫َال‬ ُْ ِٰ ‫د‬ ٰ‫ان ا‬ ‫ّللِ و‬ ‫َم‬ ‫الح‬ ‫ّللِ و‬ ‫ْح‬ ‫سُب‬ َ ْ َ َ‫ِٰل‬ ُ ٰ‫َا‬ ٰ‫ِالَّ ا‬ ‫ّللُ أكبر‬ ‫ّللُ و‬ ‫ه إ‬ ‫إ‬

subhanallah wal hamdulillah wa laailahaillallah wa Allahuakbar (dzikir lisan ataupun dzikir qolbi , yang tidak dikeraskan) , jika tidak ada respon dari tuan rumah maka jamaah meninggalkan rumah tersebut dengan berprasangka baik. 6. Apabila tuan rumah berada di tempat, maka mutakallim yang berbicara dan semua anggota rombongan mendengarkan pembicaraan mutakallim dengan tawajjuh(konsentrasi) dan risau bagaimana Allah Subhanahu wa ta’ala memudahkan langkah tuan rumah menuju masjid. 7. Mutakallim menyampaikan maksud dan tujuan silaturrahim, - targhib mengenai kebesaran Allah dan alam akhirat, serta pentingnya iman dan amal shalih. Kemudian - tasykil ke masjid. (pembicaraan tidak panjang seperti bayan dan tidak pendek seperti i’lan(pengumuman) , sesuai dengan kapasitas orang yang dijumpai (pembicaraan tidak mesti seragam). 8. Jaulah ditangguhkan sebelum waktu adzan, dengan amir rombongan memberi targhib dan mengingatkan lagi bahwa jaulah ini di niatkan untuk seluruh alam dan niat akan dilanjutkan diri kita sampai mati dan sampai anak cucu kelak sampai hari kiamat. Dan perbanyak istighfar sebab mungkin banyak melanggar tertib, dan juga karena masih banyak saudara muslim yang belum tertunaikan hak-haknya. Jaulah dilakukan sebelum shalat waktu Maghrib, atau sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. Apabila masyarakat rata-rata berada dirumah pada malam hari, jaulah dilakukan ba’da Maghrib dan bayannya ba’da Isya (diantara dua waktu shalat).

ADAB JAULA SINGKAT Jaulah Jaulah artinya berkeliling sebagaimana kelilingnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat Radhiyallahu 'anhum dari kampung ke kampung, dari lorong ke lorong atau dari rumah ke rumah mengajak orang-orang untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Maksud dan Tujuan Jaulah Maksud dan Tujuan Jaulah antara lain untuk 1. Membentuk sifat sabar, tawadu, ikhlas, ihsan, dan sifat lainnya. Sehingga mudah mengamalkan kurang lebih 154 hukum Islam. 2. Sehingga Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan hidayah dan 3. Mengekalkan hidayah dalam diri kita dan 4. Menjadikan asbab tersebarnya hidayah pada diri orang lain. Keutamaannya : 1. Sesungguhnya sepagi atau sepetang di jalan ALLAH SWT itu lebih baik daripada (mendapatkan) dunia dan seisinya (HR. Bukhari) 2. Para malaikat merendahkan sayapnya untuk dilalui dan debu-debu yang menempel akan menjadi tameng asap api neraka. 3. Berdiri sesaat di jalan Allah lebih baik dari pada shalat sunnat sepanjang malam di depan Hajar Aswad dan pada malam lailatul Qadri. Kelompok jaulah terbagi dua, yaitu : Kelompok di dalam masjid adalah : (1) dzakirin/mudzakir , tugasnya berdzikir dengan khusyu’ dan berdo’a hingga meneteskan air mata, dan baru berhenti bila jamaah yang diluar telah kembali, (2) muqarrar , tugasnya mengulang-ulang pembicaraan iman dan ‘amal shalih (taqrir), (3) mustami’, tawajjuh mendengar pembicaraan taqrir , dan (4) Istiqbal, tugasnya menyambut orang yang datang ke masjid lalu mempersilahkan shalat Tahiyyatul Masjid , dipersilahkan duduk dalam majlis taqrir, juga menunggu dengan penuh kerisauan dan fikir kepada saudaranya yang belum datang ke masjid. Kelompok di luar masjid adalah : (1) dalil, sebagai penunjuk jalan , sebaiknya dalil adalah warga setempat untuk menunjukan mana rumah non muslim, muslim, ulama, umara, dan ahli masjid atau orang yang belum shalat berjamaah di masjid. Keutamaan seorang dalil adalah ia lebih dahulu masuk Jannah 500 tahun, (2) mutakallim, sebagai juru bicara, penyambung lidah rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. (3) Makmur, tugasnya berdzikir (dalam hati), tidak berbicara , dan mengantarkan jamaah cash ke masjid , dan (4) amir jaulah, bertanggungjawab terhadap rombongan jaulah. Jika ada yang melanggar tertib maka amir mengucapkan Subhanallah, dan masing-masing mengoreksi dirinya bukan melihat orang lain. Jika masih tidak tertib juga , maka amir memberi targhib dan berhak memutuskan, apakah jaulah dilanjutkan atau kembali ke masjid. Diantara adab jaulah adalah : 9. Berdoa memohon hidayah di tempat yang terbuka

10. Disunnahkan berjalan di sebelah kanan dengan menundukan pandangan seolah mencari barang yang hilang, karena pandangan yang tidak terjaga akan dapat menyebabkan rusaknya amalan ini, sehingga menghalangi turunnya hidayah. Ketika jaulah kita menundukan pandangan, maka akan mudah mengamalkan Al Qur’an. Tetapi bila tidak menundukan pandangan, tidak akan dapat mengamalkan Al Qur’an, bahkan hafalan ayat-ayat Al Qur’an akan dapat hilang. Memandang yang halal diperbolehkan , tetapi pandangan tersebut dapat mentasykil (mengajak) hati untuk menginginkan barang yang dilihat. Apabila menundukan pandangan, maka akan melihat hakikat tanah tempat kita akan dikuburkan serta batu yang pecah-pecah ketika Allah Subhanahu wa ta’ala menghancurkan bumi ini. 11. Dalil dan mutakallim berada di depan, sedangkan amir di belakang 12. Hindari berdiri di depan pintu rumah, apa yang ada dalam rumah bagi orang yang kita kunjungi adalah “aurat“, maka hendaknya kita menghormati pemilik rumah dengan tidak melihat-lihat pemandangan dalam rumah tanpa seizin pemilik rumah. jika kita berdiri tepat di depan pintu rumah kemungkinan untuk melihat isi rumah menjadi besar. 13. Dalil mengetuk pintu rumah , jika tuan rumah tidak merespon, maka ketukan diulangi lagi sehingga sampai 3 kali , ditiap jeda saat menuggu respon dari tuan rumah, muttakallim dianjurkan berdzikir kalimat thoyyibah

ْ َ َ َ َ‫َال‬ ُْ ِٰ ‫د‬ ٰ‫ان ا‬ ‫ّللِ و‬ ‫َم‬ ‫الح‬ ‫ّللِ و‬ ‫ْح‬ ‫سُب‬ َ ْ َ َ‫ِٰل‬ ُ ٰ‫َا‬ ٰ‫ِالَّ ا‬ ‫ّللُ أكبر‬ ‫ّللُ و‬ ‫ه إ‬ ‫إ‬

subhanallah wal hamdulillah wa laailahaillallah wa Allahuakbar (dzikir lisan ataupun dzikir qolbi , yang tidak dikeraskan) , jika tidak ada respon dari tuan rumah maka jamaah meninggalkan rumah tersebut dengan berprasangka baik. 14. Apabila tuan rumah berada di tempat, maka mutakallim yang berbicara dan semua anggota rombongan mendengarkan pembicaraan mutakallim dengan tawajjuh(konsentrasi) dan risau bagaimana Allah Subhanahu wa ta’ala memudahkan langkah tuan rumah menuju masjid. 15. Apabila tuan rumah yang berada di tempat adalah wanita maka cukup Titip Pesan “Ada jama’ah di Masjid buat ceramah maka mereka datang minta Tuan Rumah Hadhir Di Masjid Denggarkan Ceramah Setelah Maggrib (Ba’da Magrib) atau Ba’da Isya. 16. Mutakallim menyampaikan maksud dan tujuan silaturrahim, targhib mengenai kebesaran Allah dan alam akhirat, serta pentingnya iman dan amal shalih. Kemudian tasykil ke masjid. (pembicaraan tidak panjang seperti bayan dan tidak pendek seperti i’lan(pengumuman) , sesuai dengan kapasitas orang yang dijumpai (pembicaraan tidak mesti seragam). 17. Jaulah ditangguhkan sebelum waktu adzan, dengan amir rombongan memberi targhib dan mengingatkan lagi bahwa jaulah ini di niatkan untuk seluruh alam dan niat akan dilanjutkan diri kita sampai mati dan sampai anak cucu kelak sampai hari kiamat. Dan perbanyak istighfar sebab mungkin banyak melanggar tertib, dan juga karena masih banyak saudara muslim yang belum tertunaikan hak-haknya. Jaulah dilakukan sebelum shalat waktu Maghrib, atau sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. Apabila masyarakat rata-rata berada dirumah pada malam hari, jaulah dilakukan ba’da Maghrib dan bayannya ba’da Isya (diantara dua waktu shalat).

Related Documents

J A U L A.docx
May 2020 3
M U T U A L
June 2020 6
M U T U A L
June 2020 5
M U T U A L
June 2020 6
M U T U A L
June 2020 6
M U T U A L
June 2020 4

More Documents from ""