BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep dasar keamanan dan keselamatan terkait dengan kemampuan seseorang dalam menghindari bahaya, yang ditentukan oleh pengetahuan dan kesadaran serta motivasi orang tersebut untuk melakukan tindakan pencegahan. Ada tiga factor penting yang terkait dengan keamanan dan keselamatan yaitu : tingkat pengetahuan dan kesadaran individu, kemempuan fisik dan mental dalam mempraktikan upaya pencegahan, serta lingkungan fisik yang membahayakan atau berpotensi menimbulkan bahaya (Nancy Roper : 2002). Pemenuhan kebutuhan keamanan dan keselamatan bertujuan melindungi tubuh agar terbebas dari bahaya kecelakaan, baik pada klien, petugas kesehatan, atau individu yang terlibat dalam upaya memenuhi kebutuhan tersebut (Taylor dkk : 1996). Keamanan sangat dipengaruhi oleh tahap perkembangan seseorang dalam hidupnya. Kemampuan fisiologis dan psikologis sesorang dalam pemenuhan kebutuhan keamanan sangat tergantung pada kematangan perkembangannya. Hal-hal yang membahayakan keamanan sangat berbeda pada kelompok umur pada risiko dalam pembedaan injurinya. Intervensi keperawatan ditujukan dalam tingkatan umur yang berbeda dalam pemenuhan kebutuhan keselamatan. Pada bayi, karena belum matangnya semua system tubuh seperti system muskoloskeletal, persarafan, termoregulasi dan sebagainya sangat rentan terhadap bahaya kemanannya. Bayi biasanya hanya menagis dan banyak komunikasi non verbal yang tersampaikan sehingga peran perawat sangat besar dalam memberikan pemenuhan kebutuhan keamanan.Bahaya yang mengancam bayi seperti terbakar, jatuh, dan trauma injuri lainnya. Bayi pada umumnya sering memasukan sesuatu ke dalam mulutnya, dan ini merupakan hal yang membahayakan dan harus dilakukan pencegahan. Kondisi kemananan yang tidak terpenuhi pada bayi akan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangannya. Pada usia toddler dan pra sekolah, bahaya yang mengancam keamanan pada usia ini adalah jatuh, terbakar, bengkak, dan sebagainya. Hal ini dikarenakan oleh belum sempurnanya system
muskoloskeletal
dan neurologinya.
Perawat
harus dapat
meminimalkan adanya bahaya keamanan pada tahap perkembangan ini.Perkembangan pada masa ini sering diikuti dengan keinginan anak untuk tahu segalanya sehingga mencoba hal baru yang mereka terima, seiring dengan perkembangan organ panca indera 1
mereka.Mainan yang diberikan haruslah aman bagi anak. Setting peralatan rumah haruslah hati-hati disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan anak preschool dan toddler. Sedangkan pada tahap perkembangan di usia sekolah ini, factor fisiologis anak telah mengalami kematangan sehingga anak akan mengalami perluasan peran dan melakukan hal-hal yang baru bagi mereka sesuai dengan pengalaman hidup mereka. Anak mengalami banyak kegiatan aktivitas diluar rumah dengan kelompok sebaya mereka sehingga
terjadi
ketidakseimbangan
antara
kebutuhan
latihan/aktivitas
dengan
istirahat/tidur mereka.Hal tersebut dapat memungkinkan terjadinya bahaya fisik yang mengancam keamanan anak. Support dari keluarga sangat diperlukan bagi anak karena anak tidak banyak mau dikekang tetapi anak memerlukan perhatian dan pengertian dari dukungan baik fisik maupun psikologis dari keluarga, kelompok sebaya maupun perawat. Orang tua bertanggungjawab terhadap kebutuhan anak, menyadari karakteristik perilaku yang menimbulkan kecelakaan waspada terhadap factor-faktor lingkungan yang mengancam keamanan anak. Oleh karena itu, selain perawat orang tua pun harus mengetahui beberapa penyebab kecelakaan pada anak yang mungkin terjadi serta cara pencegahannya. Untuk mendukung peran orang tua, dapat dilakukan beberapa promosi untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan anak yang dapat disampaikan oleh perawat maupun tenaga kesehatan lainnya.
1.2 Rumusan Masalah 1.2.1
Apa definisi dari Keamanan dan Keselamatan?
1.2.2
Apa penyebab dan bagaimana pencegahan kecelakanan pada anak?
1.2.3
Bagaimana promosi untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan?
1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui secara umum dan keseluruhan mangenai Keamanan dan Keselamatan pada anak agar dapat memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan sebaik mungkin. 1.3.2 Tujuan Khusus 1) Untuk mengetahui dan memahami keamanan dan keselamatan 2) Untuk mengetahui dan memahami penyebab dan cara pencegahan kecelakaan pada anak 2
3) Untuk mengetahui dan memahami promosi untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan
1.4 Manfaat Mahasiswa di Jurusan Keperawatan mendapat informasi tentang keamanan dan keselamatan pada anak, dan dapat menjadikannya referensi dan dimanfaatkan sebaik mungkin.
3
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi Keamananan dan Keselamatan Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman bahaya / kecelakaan. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak dapat diduga dan tidak diharapkan yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan keamanan adalah keadaan aman dan tentram. Keamanan dan keselamatan merupakan kebutuhan dasar manusia, yang merupakan kebutuhan prioritas kedua setelah kebutuhan fisiologis pada Hirarki kebutuhan Maslow. Keamanan tidak hanya pencegahan kecelakaan dan injuri tetapi juga mengijinkan seseorang untuk merasakan bebas dalam beraktivitas tanpa bahaya Keamanan mengurangi stress, meningkatkan satus kesehatan umum.Keamanan memungkinkan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti dicintai dan mencintai dan harga diri dan memungkinkan seseorang mencapai kebutuhannya. Dampak positif dalam kehidupannya adalah menghasilkan status kesehatan mental yang lebih baik dan fungsi individu lebih efektif (Craven, 2001) Kemampuan seseorang untuk melindungi dirinya di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya : a. Usia Ini erat kaitannya dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki individu. Anak-anak biasanya belum mengetahui tingkat kebahayaan dari suatu lingkungan yang dapat menyebabkan cedera pada mereka. Sedangkan lansia umumnya akan mengalami penurunan sejumlah fungsi organ yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk melindungi diri, salah satunya adalah kemampuan persepsi-sensorik. b. Gangguan persepsi sensori Persepsi-sensorik yang akurat terhadap stimulus lingkungan merupakan hal yang vital bagi keselamatan individu. Individu yang mengalami gangguan persepsi-sensorik (pendengaran, penglihatan, penciuman, sentuhan) beresiko tinggi mengalami cedera. c. Tingkat kesadaran Segala bentuk gangguan kesadaran (misal: pengaruh narkotik, obat penenang, alkohol; disorientasi; tidak sadar; kurang tidur, halusinasi) dapat memebahayakan keselamatan dan keamanan seseorang. 4
d. Status mobilisasi dan Kesehatan Klien dengan gangguan ekstrimitas (misal: paralisis, lemah otot, gangguan keseimbangan tubuh, inkoordinasi) berisisko tinggi mengalami cedera. Sedangkan klien yang lemah karena penyakit atau prosedur pembedahan tidak selalu waspada dengan kondisi mereka. e. Keadaan Emosi Emosi yang tidak stabil akan mengubah kemampuan seseorang dalam mempersepsikan bahaya lingkungan. Situasi yang penuh tekanan dapat menurunkan tingkat konsentrasi, mengganggu penilaian, dan menurunkan kewaspadaan terhadap stimulus eksternal. f. Kemampuan Berkomunikasi Klien dengan gangguan bicara atau afasia, individu dengan hambatan bahasa dan mereka yang tudak dapat membaca atau buta huruf beresiko mengalami cedera. g. Tingkat pengetahuan tentang keamanan Informasi tentang keamanan sangat penting guna menurunkan tingkat kebahayaan lingkungan. Dalam hal ini perawat bertanggung jawab memberikan informasi yang akurat kepada klien yang berada di rumah sakit. h. Gaya Hidup Gaya Hidup yang menyebabkan individu beresiko tinggi antara lain lingkungan kerja yang tidak aman, lingkungan perumahan di daerah rawan (misal: sungai, lereng gunung, jalan raya), tingkat sosial ekonomi yang rendah, akses yang mudah untuk mendapatkan obat-obatan dan lai-lain. i. Lingkungan Kondisi lingkungan yang tidak aman dapat mengancam keselamatan dan keamanan individu. Stimulus lingkungan seperti bunyi yang sangat keras dapat menyebabkan gangguan pada fungsi pendengaran. Bahan-bahan berbahaya seperti racun, zat kimia, emisi, logam berat (merkuri), racun bakteri (tetanus, difteri, botulisme) dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan saraf. Lebih lanjut, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pada fungsi normal tubuh, baik yang sifatnya sementara atau menetap.
2.2 Penyebab dan Pencegahan Kecelakaan pada Anak 2.2.1 Macam-macam Bahaya / Kecelakaan a. Macam-macam Bahaya / Kecelakaan Berdasarkan Tempatnya: 5
1) Di Rumah Tersedak, jatuh, tertekan alat-alat rumah tangga, tersiram air panas, jatuh dari jendela / tangga, terpotong, luka tusuk / gores, luka bakar, tenggelam, terkena pecahan kaca, terkunci dalam kamar, jatuh dari sepeda, keracunan 2) Di Rumah Sakit Mikroorganisme, cahaya, kebisingan, temperatur, kelembapan, cedera / jatuh,
kesalahan
prosedur,
peralatan
medic,
radiasi,
keracunan
inhalasi, elektrik syok, asfiksia dan kebakaran
b. Macam-macam Bahaya / Kecelakaan Berdasarkan Kelompok Usia 1) Bayi dan Anak prasekolah Kecelakaan dalam rumah tangga yang dapat mengancam jiwa (misal: tenggelam di kolam renang) 2) Usia sekolah a) Lingkungan sekolah, sarana transportasi, teman, aktivitas setelah sokolah dapat menjadi ancaman bagi keselamatan anak. b) Cedera seperti jatuh, terimpa benda, menyeberang c) Orang asing merupakan resiko ancaman tertinggi bagi anak. Ajarkan untuk tidak menerima ajakan dari orang asing. d) Olahraga, misanya bersepeda (90% penyebab kecelakaan dan kematian) e) Tenggelam. Kejadian ini meningkat pada usia 15-24 tahun karena penggunaan alkohol dan ketergantungan obat. 3) Remaja a) Kecelakaan lalu lintas: sebanyak 85% tidak menggunakan sabuk pengaman, mabuk, pengaruh obat. b) Praktik seksual. Remaja berisiko tinggi terkena PMS (penyakit menular seksual), karenanya mereka memerlukan konseling tentang praktik seksual yang ama dan KB. 4)
Dewasa a) Gaya hidup. Mengkonsumsi alkohol berlebihan, kecelakaan sepeda motor, merokok. b) Stress
6
5) Lansia a) Penyakit yang sering muncul antara lain sakit kepala, infeksi dan lain-lain. b) Jatuh menjadi penyebab kematian pada 70% lansia di atas usia 65 tahun. c) Perubahan fisik dan gangguan sensorik pada lansia menyebabkan insidensi kecelakaan mobil dan kebakaran.
2.2.2 Pencegahan Kecelakaan pada Anak a. Berdasarkan Usia 1) Masa bayi Jenis kecelakaan : Aspirasi benda, jatuh, luka bakar, keracunan, kurang O2. Pencegahan : a) Aspirasi : bedak, kancing, permen (hati-hati). b) Kurang O2 : plastic, sarung bantal. c) Jatuh : tempat tidur ditutup, pengaman (restraint), tidak pakai kursi tinggi. d) Luka bakar : cek air mandi sebelum dipakai. e) Keracunan : simpan bahan toxic dilemari.
2) Masa toddler Jenis kecelakaan : a) Jatuh/luka akibat mengendarai sepeda. b) Tenggelam. c) Keracunan atau terbakar. d) Tertabrak karena lari mengejar bola/balon. e) Aspirasi dan asfiksia. Pencegahan : a) Awasi jika dekat sumber air. b) Ajarkan berenang. c) Simpan korek api, hati-hati terhadap kompor masak dan strika. d) Tempatkan bahan kimia/toxic di lemari. e) Jangan biarkan anak main tanpa pengawasan. f) Cek air mandi sebelum dipakai. 7
g) Tempatkan barang-barang berbahaya ditempat yang aman. h) Jangan biarkan kabel listrik menggantung mudah ditarik. i) Hindari makan ikan yang ada tulang dan makan permen yang keras. j) Awasi pada saat memanjat, lari, lompat karena sense of balance.
3) Pra Sekolah Kecelakaan terjadi karena anak kurang menyadari potensial bahaya : obyek panas, benda tajam, akibat naik sepeda misalnya main di jalan, lari mengambil bola/layangan, menyeberang jalan. Pencegahan ada 2 cara ; a) Mengontrol lingkungan. b) Mendidik anak terhadap keamanan dan potensial bahaya. - Jauhkan korek api dari jangkauan. - Mengamankan tempat-tempat yang secara potensial dapat membahayakan anak. - Mendidik anak cara menyeberang jalan, arti rambu-rambu lalu lintas, cara mengendarai.
4) Usia Sekolah a) Anak sudah berpikir sebelum bertindak. b) Aktif dalam kegiatan : mengendarai sepeda, mendaki gunung, berenang. c) Perawat mengajarkan keamanan: d) Aturan lalu-lintas bagi pengendara sepeda. e) Aturan yang aman dalam berenang f)
Mengawasi pada saat anak menggunakan alat berbahaya : gergaji, alat listrik.
g) Mengajarkan agar tidak menggunakan alat yang bisa meledak/terbakar.
5) Remaja a) Penggunaan kendaraan bermotor bila jatuh dapat : fraktur, luka pada kepala. b) Kecelakaan karena olah raga.
8
Pencegahan: - Perlu petunjuk dalam penggunaan kendaraan bermotor sebelumnya ada negosiasi antara orang tua dengan remaja. - Menggunakan alat pengaman yang sesuai. - Melakukan latihan fisik yang sesuai sebelum melakukan olah raga.
b. Berdasarkan Lingkungan Kecelakaan dapat dicegah jika orangtua mengerti hal-hal yang harus dilakukan untuk menghindari
anak
dari
kecelakaan.
Menurut
Widjaja
(2002),
pencegahan kecelakaan dapat dilakukan dengan memberikan pengamanan di sekitar balita yaitu sebagai berikut: 1) Pengamanan secara umum a) Tidak meletakkan pisau atau benda tajam sembarangan. b) Menjauhkan atau menyimpan
zat-zat berbahaya
sehingga
jauh dari
jangkauan anak-anak. c) Tidak meninggalkan anak sendirian tanpa pengamanan, terutama bayi. Jangan menidurkan bayi di tempat yang tinggi, karena dapat terguling dan jatuh. d) Mengganti popok bayi di lantai atau di atas kasur berselimut tebal, sehingga kemungkinan bayi jatuh tidak ada. e) Anak yang agak besar harus dijauhkan dari obat-obatan, pembersih lantai, insektisida, dan peralatan mandi. Barang-barang tersebut harus diletakkan ditempat yang jauh dari jangkauan anak-anak. Sebab, anak-anak sangat menyukai benda-benda yang mencolok dan dapat dijadikan mainan. f) Tidak membiarkan anak bermain sendiri di dalam air, di kolam, atau di ember. Anak-anak memang mempunyai sifat suka bermain air dan selalu ingin tahu dengan hal-hal baru. g) Jika rumah dekat dengan jalan raya, pintu rumah dan pintu pagar diberi pembatas yang tidak dapat dilangkahi anak-anak. h) Jika di rumah terdapat tangga, sebaiknya diberi pintu agar anak tidak dapat naik-turun sendiri. i) Kabel-kabel listrik dan peralatan elektrolik tidak ada yang terbuka, lecet, atau putus yang dapat menyebabkan anak terkena strum. 9
2) Pengamanan di dalam rumah a) Jika anak sudah mulai berjalan, pastikan dia tidak terjatuh akibat lantai yang terlalu licin atau terlalu kotor. b) Di dalam ruangan tidak ada perabot yang tersudut runcing. Di samping itu harus diusahakan tidak meletakkan benda-benda berbahaya, seperti pot bunga atau lampu di tempat-tempat yang mudah dijangkau anak. c) Jangan ada benda-benda beracun di sekitar ruangan d) Usahakan bayi tidur di boks, bukan di tempat tidur. Pastikan bahwa boks tempat ntidur aman, berpagar kuat, catnya tidak beracun atau nontoxic, jeruji pagarnya tidak terlalu renggang agar bayi tidak dapat memasukkan kepalanya ke sela-sela jeruji. Anak yang agak besar usahakan tidak tidur di tempat tidur bertingkat atas. Tidak meninggalkan anak di kamar mandi sendirian, sebab dia akan main air dan dapat tenggelam atau tersedak air. e) Jika
sedang
memandikan
bayi,
tetapi
mendadak
ada
tamu
datang,
segera keringkan bayi secepatnya. f) Jauhkan peralatan dapur yang berisi air panas atau minyak panas dari jangkauan anak-anak. g) Simpan benda-benda yang tajam dan berbahaya di tempat yang aman. Periksa peralatan masak agar tetap berfungsi baik: kompor tidak bocor, tabung gas memiliki pengaman, selang atau pipa gas tidak rusak, termos terletak di tempat aman. h) Jika memiliki anak kecil, hindari penggunaan taplak meja karena anak senang atau mudah menariknya, dan benda-benda yang ada di atas meja akan berhamburan menimpa anak. i) Letakkan obat-obat dan benda beracun di tempat yang aman, seperti kotak obat yang diletakkan aman dari jangkauan anak. 3) Pengamanan di luar rumah a) Sebaiknya tidak membiarkan anak bermain sendiri di luar rumah. b) Jika anak bermain di luar, pastikan bahwa tempat main dan jenis permainannya aman atau tidak berbahaya. c) Sebaiknya anak dilarang bermain di jalan raya atau bermain panjatpanjatan tanpa pengawasan . 10
d) Alas tempat bermain harus empuk, hindari tempat bermain yang memiliki permukaan kasar, seperti lantai yang kasar atau yang keras. e) Jika
anak
Orangtua
mendapat
kecelakaan,
segera
lakukan
penanggulangan.
harus mengetahui pengetahuan dasar yang menyangkut cara-cara
menangani kecelakaan pada anak.
Tabel resiko cedera anak berdasarkan kemampuan perkembangan sesuai tahapan usia :
Tahap/usia Bayi lahir
Kemampuan perkembangan - Bertambahnya mobilitas - Meningkatnya
Resiko cidera - Aspirasi
koordinasi - Tenggelam
mata - tangan dan reflex - Jatuh sampai 1 tahun (Infant)
menggenggam volunteer
- Keracunan
- Berguling
- Luka bakar
- Bermain
mulut
sangat - Kecelakaan
terlihat jelas
kendaraan
bermotor - Kerusakan tubuh
- Merangkak - Menarik benda-benda Masa usia bermain 1-3 tahun (Toddler)
- Belajar
jalan,
berlari, - Tersedak
memanjat
- Tenggelam
- Mampu
membuka
pintu - Luka bakar
dan gerbang
- Jatuh
- Menjelajah
segala
sesuatu - Keracunan
dengan mulut - Memiliki
- Kecelakaan
rasa
keinginan
kendaraan
bermotor - Kerusakan tubu
tahuan yang besar - Naik turun tangga - Tidak mewaspadai potensi bahaya
yang
ditimbulkan
oleh orang asing atau orang lain Masa kanak-kanak awal 3-5 tahun
- Tertarik dengan kecepatan dan gerakan - Semakin
- Kecelakaan bermotor
terlibat
11
dalam
- Tenggelam
kendaraan
(Preschool)
aktivitas-aktivitas yang jauh
- Luka bakar
dari rumah
- Keracunan cedera tubuh
- Dapat bekerja keras untuk meyempurnakan
suatu
keterampilan - Mempunyai
aktivitas
motorik kasar yang bersifat waspada, tetapi bukan takut - Menikmati mencoba hal-hal baru - Mobilitas
menjurus
ke
peningkatan kemandirian
2.3 Promosi Untuk Meningkatkan Keamanan dan Keselamatan 2.3.1 Car safety (keamanan anak di dalam mobil) Cara pencegahan yang dilakukan oleh orang tua yaitu : a. Aktifkan kunci pengaman anak Saat anak telah duduk dengan benar di dalam mobil, aktifkan kunci keselamatan anak (child safety lock) untuk mencegah anak-anak membuka pintu mobil dari dalam.
b. Simpan benda-benda berserakan. Simpan jauh-jauh benda-benda seperti mainan plastik atau peralatan rumah tangga dari jangkauan anak-anak karena dapat berpotensi menyebabkan cedera atau luka saat terjadi kecelakaan. Simpanlah di kompartemen dan tempat-tempat penyimpanan di dalam mobil.
c. Mobil bukan arena bermain anak. Simpanlah kunci dan remote jauh dari jangkauan anak-anak agar tidak menarik perhatian. Jangan tinggalkan mereka sendirian di dalam mobil sedetik pun, dan periksa dua kali kursi belakang saat parkir untuk memastikan anak-anak tidak tertinggal.jenis kecelakaan yang terjadi sering kali berhubungan langsung dengan usia anak dan tingkatperkembangannya
12
2.3.2 Anticipatory Pada masa ini petunjuk bimbingan tetap diperlukan walaupun kesulitannya jauh lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya.Sebelumnya, pencegahan kecelakaan dipusatkan pada pengamatan lingkungan terdekat, dan kurang menekankan pada alas an-alasannya. Sekarang proteksi pagar, penutup stop kontak disertai dengan penjelasan secara verbal dengan alas an yang tepat dan dapat dimengerti. Masuk sekolah adalah bentuk perpisahan dari rumah baik bagi orang tua maupun anak.Oleh karena itu, orang tua memerlukan bantuan dalam melakukan penyesuaian terhadap perubahan ini, terutama bagi Ibu yang tinggal di rumah/tidak bekerja. Ketika anak mulai masuk taman kanak-kanak, maka ibu mulai memerlukan kegiatan-kegiatan di luar keluarga, seperti keterlibatannya dalam masyarakat atau mengembangkan karier. Bimbingan terhadap orang tua pada masa ini dapat dilakukan pada anak umur 3, 4, 5 tahun Cara Pencegahan : a. Pemahaman tingkat perkembangan dan tingkahlaku anak. b. Kualitas asuhan meningkat. c. Lingkungan aman..
2.3.3 Fire safety& burn safety Anak memiliki kulit yang lebih tipis jika dibandingkan dengan orang dewasa. Kulit mereka lebih rentan terhadap luka bila terkena api atau tersiram sesuatu yang panas. Yang sering terjadi, ibu membuat susu dengan tetap menggendong si kecil. Bahayanya bila si kecil meronta, maka botol susu yang sudah berisi air hangat akan terguncang hingga airnya bias menyiram si kecil. Apa yang buat kita tidak terasa panas, buat si kecil bisa menyebabkan kulit jadi merah seperti halnya tersiram air panas. Supaya resiko terbakar atau terkena air dan benda panas dapat dihindari, lakuka hal berikut : a. Selalu
mengetes
terlebih
dahulu
panasnya
air
yang
akan
digunakan
untuk menyeduh susu atau untuk mandi. b. Jika anda sedang menikmati kopi atau teh, hindari sambil memegang anak. c. Jangan sambil menggendong si kecil bila sedang memasak. Sikecil bisa menarik gagang panci atau meronta-ronta yang membuat konsentrasi anda terpecah. 13
d. Arahkan mulut teko ke dalam, untuk menghindari tertumpah ke bawah bila tersenggol. e. Jangan sambil menggendong si kecil bila sedang menyetrika. f. Simpan korek api dan pemantik api jauh dari jangkauan anak.
2.3.4 Playground safety Dapat dilakukan dengan memberikan pengamanan di sekitar anak yaitu sebagai berikut: a.
Pengamanan secara umum, tidak meletakkan pisau atau benda tajam sembarangan.
b. Menjauhkan atau menyimpan
zat-zat berbahaya
sehingga
jauh dari
jangkaun anak-anak. c. Tidak meninggalkan anak sendirian tanpa pengamanan, terutama bayi. Jangan menidurkan bayi di tempat yang tinggi, karena dapat terguling dan jatuh.
2.3.5 Water safety Sering terjadi anak tenggelam di kolam renang. Ini karena minimnya pengawasan saat si kecil bermain di dekat kolam renang. Agar anak terhindar dari bahaya tenggelam, inilah yang perlu dilakukan orang tua : a.
Gunakan ember dan air yang ukurannya disesuai dengan usia anak. Jangan pernah meninggalkan anak sendirian sedetikpun di dekat bak mandi.
b.
Selalu buang air dalam “ bath up “ setiap kali usai menggunakannya. Bila sedang mengisi bath up, tutuplah pintu kamar mandi. Bila perlu kuncilah untuk mencegah si kecil merangkak masuk.
c.
Sekeliling kolam renang harus diberi pagar pengaman yang rapat dan pintu pagar menuju kolam renang harus selalu dikunci.
d.
Selalu awasi si kecil bila ia berada di dekat air, meski di kolam yang khusus untuknya sekalipun.
14
e.
Jangan terlalu berambisi mengajari anak berenang sejak dini di kolam renang umum. Usia yang paling disarankan adalah 3 tahun karena daya tahan tubuhnya sudah lebih kuat menghadapi parasit dan bakteri yang mungkin ada di kolam renang umum
2.3.6 Animal safety Hewan dapat menjadi sumber persahabatan yang baik bagi seorang anak.Jika Anda memiliki hewan peliharaan, biarkan anak Anda terlibat secara aktif dalam perawatannya.Bahkan anak-anak dapat belajar bertanggung jawab dan bagaimana memperlakukan hewan dengan baik.Hampir semua anak-anak senang menangani dan bermain dengan anjing atau kucing. Namun, tampaknya kadang-kadang anak-anak tidak bisa membedakan antara anjing yang Anda miliki di rumah, dengan anjing liar yang masuk ke halaman atau taman bermain. Ini bisa menjadi masalah. Gigitan anjing adalah cedera umum untuk anak-anak, bahkan kebanyakan adalah berasal dari gigitan Hewan peliharaan mereka sendiri. Anda harus mengawasi anak-anak setiap kali mereka berada di sekitar anjing. Berikut adalah beberapa informasi yang harus anda ajarkan terhadap anak-anak anda : a.
Jangan mendekati anjing atau kucing dengan gerakan yang cepat, Anda dapat mengejutkan mereka dan mereka bisa saja pergi berlari, atau lebih buruk lagi , justru menyerang Anda.
b.
Jika anjing mulai menggeram atau menunjukkan tanda-tanda yang agresif, mundur . Jangan lari, atau Anda dapat memicu naluri mengejar alami anjing tersebut. Lakukan hal yang sama jika kucing mulai menggeram, mendesis, dan melengkungkan punggungnya.
2.3.7 Violence Pengamanan di dalam rumah : a.
Jika anak sudah mulai berjalan, pastikan dia tidak terjatuh akibat lantai yang terlalu licin atau terlalu kotor.
15
b.
Di dalam ruangan tidak ada perabot yang tersudut runcing. Di samping itu harus diusahakan tidak meletakkan benda-benda berbahaya, seperti pot bunga atau lampu di tempat-tempat yang mudah dijangkau anak.
c.
Jangan ada benda-benda beracun di sekitar ruangan
d.
Usahakan bayi tidur di boks, bukan di tempat tidur. Pastikan bahwa boks tempat tidur aman, berpagar kuat, catnya tidak beracun atau nontoxic, jeruji pagarnya tidak terlalu renggang agar bayi tidak dapat memasukkan kepalanya ke sela-sela jeruji. Anak yang agak besar usahakan tidak tidur di tempat tidur bertingkat atas.
e.
Tidak meninggalkan anak di kamar mandi sendirian, sebab dia akan main air dan dapat tenggelam atau tersedak air.
2.3.8 Peer group (gangsters) Banyak orangtua yang akan merasa senang jika anaknya memiliki banyak teman bermain , kita merasa bahwa anak kita mudah bergaul dengan teman-teman sebayanya. Tetapi tidak sedikit orangtua yang merasa resah jika anaknya terlalu gampang bergaul, khawatir jika anaknya akan bergaul dengan teman-teman yang akan membawa dampak negative. Dalam bermain di luar rumah, perlu juga diajarkan kepada anak beberapa aturanaturan dan disiplin-disiplin sehingga mudah bagi anak untuk membedakan mana yang boleh dan tidak.Ia perlu mengenal dan mengikuti norma dan nilai-nilai yang berlaku bukan hanya dalam keluarganya tetapi juga dalam masyarakat di lingkunganya. Misalnya anak tidak sengaja menabrak bemper mobil tetangga ketika naik sepeda, dia harus melapor kepada Mom dan meminta maaf kepada yang punya mobil.Selesai bermain, ajak anak ngobrol tentang kegiatan bermainnya sehingga anak pun melihat Mom antusias dan mendukung kegiatan bermainnya.
16
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman bahaya / kecelakaan. Sedangkan keamanan adalah keadaan aman dan tentram. Untuk menjaga keamanan dan keselamatan anak terdapat beberapa penyebab dan upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kecelakaan pada anak, serta beberapa bentuk promosi untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan yang dapat berupa car safety, burn safety, water safety, fire safety, anticipatory guidance, animal safety, peer group dan violence.
3.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang ada maka penyusun dapat memberikan saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri yaitu agar lebih memahami mengenai konsep keperawatan anak terkhususnya pada makalah ini yaitu mengenai keamanan dan keselamatan demi meningkatkan tingkat keamanan dan keselamatan anak dari resiko terjadinya kecelakaan.
17