BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ingatlah Bila Musibah Itu Datang
َ ل َفْلَيَتَوّكل اْلُمْؤِمُنو ن ّ عَلى ا َ ل َلَنا ُهَو َموَلَنا َو ّ با َ ل َما َكَت ّ صيَبَنا إ ِ ن ُي ْ ل َل ْ ُق “ Katakanlah, sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami…” (Q.S. At Taubah: 51) Musibah merupakan ujian yang datang dari Allah SWT. Pada hakikatnya setiap manusia tidak menginginkan kedatangannya, baik ujian kehilangan harta benda, kecelakaan, maupun kematian, baik ujian itu besar maupun kecil.Meskipun demikian, ujian itu tetap datang kepada setiap manusia, kapan saja dan di mana saja. Walaupun manusia lari dari musibah itu, iapun tetap datang menghampirinya.Setiap musibah, bila ditinjau Dengan kaca mata “iman” merupakan takdir atau ketentuan Allah.Segala sesuatu yang terjadi, semata atas izin dan ketentuan Allah.Tanpa izin dan ketentuan-Nya tidak mungkin musibah itu dapat terjadi.
B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan gempa? 2. Bagaimana proses terjadinya gempa? 3. Apa yang menyebabkan banyaknya gempa di Indonesia? 4. Apa dampak yang bisa ditimbulkan dari gempa? 5. Adakah kaitan antara gempa bumi dengan ilmu dan agama islam? 6. Bagaimana cara mengatasi dan menghadapi masalah gempa yang ada di Indonesia menurut
nilai-nilai agama islam? 7. Bagaimana peranan disiplin ilmu dalam mengatasi masalah gempa menurut pandangan
islam?
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu gempa. 2. Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya gempa. 3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya gempa di Indonesia. 4. Untuk mengetahui dampak yang bisa ditimbulkan dari gempa .
5. Untuk mengetahui keterkaitan antara gempa dengan ilmu dan agama. 6. Untuk mengetahui cara mengatasi masalah gempa yang ada di Indonesia . 7. Untuk mengetahui peranan disiplin ilmu dalam mengatasi masalah gempa yang ada di
Indonesia.
A. Metode Penulisan 1. Studi Kepustakaan 2. Studi Kasus
BAB II PENDAHULUAN A. Pengertian Gempa Gempa bumi merupakan pelepasan energi secara tiba-tiba di dalam kerak Bumi atau bagian atas pada mantel. Gempa bumi biasanya terjadi pada saat dua lempeng yang bergerak berlawanan arah menjadi tertahan, tetapi mendadak lepas karena adanya tekanan yang terus menerus. Lokasi gempa biasanya berada di dalam tanah. Lokasi ini disebut pusat gempa. Tempat di permukaan bumi,di atas pusat gempa, disebut episentrum. Jika pusat gempa dekat dengan permukaan, gempa bumi akan menyebabkan kerusakan besar dibandingkan jika pusat gempa berada jauh di bawah tanah. Ketika terjadi gempa bumi, tenaga atau energy dilepaskan sebagai gelombang seismic. Gelombang ini yang sebenarnya menyebabkan kerusakan ketika terjadi gempa bumi. Gelombang
ini menjalar ke atas mendekati 25000 km per jam. Gelombang ini menjalar horizontal daripada vertical dan menggoyang tanah kea rah samping. Bangunan- bangunan dan jalan akan lebih mudah rusak oleh gerakan mendatar daripada vertical.
B. Proses Terjadinya Gempa Gempa bumi merupakan peristiwa alam yang sangat dahsyat. Kerusakan yang ditimbulkannya tidak hanya menghancurkan harta benda, tetapi sering juga merenggut ribuan jiwa manusia. Triton menjelaskan gambaran proses terjadinya peristiwa gempa bumi secara sederhana bahwa: 1. Lapisan bumi terdiri atasinti dalam dan inti luar, mantel dan kerak bumi, 2. Lapisan kerak bumi selanjutnya terpecah menjadi lempeng-lempeng. Arus konveksi didalam mantel selanjutnya menggerakan lempeng-lempeng benua dan lempeng-lempeng samudera dengan arah yang saling berbeda, 3. Sebagian besar gempa bumi terjadi dibatas pertemuan lempeng, 4. Pada lempengan bertipe konvergen, satu lempengan bergerak perlahan-lahan menunjang lempengan lain. Proses ini berlangsung lebih dari ribuan tahun 5. Pada lempeng yang saling bertumbukan, lapisan-lapisan lempeng terangkat ke atas hingga tercipta pegunungan, 6. Pada lempeng yang bertipe divergen lava keluar dari mantel melalui rekahan, dan setelah dingin memadat menjadi kerak samudera yang baru. Batas lempeng yang bertipe divergen ini sering ditemukan di lantai samudera membentuk pematang samudera, 7. Pada lempeng-lempeng yang lain bergerak perlahan dan bergeseran satu sama lain, patahan-
patahan kerak terjadi pada tepi lempeng yang bergesekan pada satu sama laindalam arah yang berbeda. 8. Pada saat terjadi pergeseran antara dua lempeng, pergerakan kesua lempeng terkunci pada satu atau lebih lokasi. Akibatnya, tenaga yang besar terjebak dan makin besar pada lokasi yang terkunci. 9. Pada saat kedua lempeng kembali bergeser, maka tenaga besar terjebak dilokasi kuncian terbebaskan dalam bentuk gempa bumi. Titik pusat asal gempa dibawah permukaan lempeng disebut hiposenter.
10.Gempa bumi memliki tenaga yang dapat dirasakan dalam tiga gelombang energi. Gelombang energi primer (p-wave) tersasa menyentak secara tiba-tiba diikuti gelombang sekunder (swave) yang datang beberapa detik kemudian, dan gelombang yang datang berkelanjutan dari sisi ke sisi. 11.Episenter adalah titik pusat perambatan gelombang energy gempa di permukaan daratan. Gelombang energy ini dipancarkan oleh episenter sebagai kelanjutan dari p-wave dan s-wave. 12.Ada dua tipe pergerakan gelombang permukaan. Gelombang Rayleigh berlangsung secara bergulung dengan gerakan ke atas dan kebawah. 13.Gelombang Love (Lova bersasal dari pakar matematika A. E. H. Love) menyebabkan tanah berbelok dari satu sisi ke sisi lainnya.
Gelombang-gelombang permukaan tersebut
menyebabkan kerusakan berat pada bangunan yang ada di atasnya. (2009: 95-101)
A. Penyebab Terjadinya Gempa Melihat musibah dari sisi kemanusiaan serta dari segi hukum kausalitas (sebab akibat), ternyata ada beberapa faktor penyebab didatangkan musibah itu Allah Ta’ala kepada makhluknya, karena kurang mengamalkan perintah Allah, di antaranya tidak mau bersedekah atau kurang mengindahkan bersedekah sama sekali. Musibah sering terjadi ketika manusia terlalu cinta dan sayang terhadap hartanya, sehingga ia takut hartanya habis jika ia bersedekah. Sehingga ia menjadi manusia kikir. Dengan demikian, maka kekikiran (kebakhilan) membuka jalan bagi datangnya musibah. Rasulullah SAW bersabda: “Sedekah itu akan menutup tujuh puluh pintu keburukan (musibah).” (HR. Ath Thabrani), dan juga Allah SWT berfirman: “Apa saja yang telah kalian nafkahkan (infaqkan) Allah akan menggantinya”. (Q.S. As Saba’: 39)
B. Dampak & Hikmah Dari Terjadinya Gempa Bagi muslimah
C. Keterkaitan Antara Gempa Dengan Ilmu Dan Agama Sesungguhnya umat manusia, dibekali dengan kekayaan ilmu dan kekayaan iman – yakni kepercayaan atau keyakinan sepenuhnya, bahwa alam serta semua isinya adalah milik Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, dan Yang Maha Esa, maka umat manusia akan menjadi umat yang paling beruntung (khaira ummah), karena tidak mempunyai kecemasan berlebihan dalam hidupnya, sesuai QS.3,Ali Imran:110. Ilham dan ilmu belum berakhir. Wahyu Allah memberi dorongan kepada manusia untuk memperdalam pemahaman, sehingga mampu membaca setiap perubahan zaman dan pergantian masa. Keistimewaan ilmu, dapat mengetahui tanda-tanda yang tersimpan. Ilmu yang sebelumnya hanya menjadi pengetahuan Allah SWT dianugerahkan kepada manusia. Melalui penelitian dan penganalisaan, seorang ilmuan akan dapat mendalami satu fenomena ke fenomena berikutnya dari alam. Para ilmuan dengan ilmu yang dimilikinya, akan menjadi rujukan bagi orang banyak, di sinilah esensi wahyu yang menyebutkan, “ Bertanyalah kepada ahli ilmu kalau kamu tidak tahu,” (QS.16, An-Nahl:43, dan QS.21,al Anbiya’:7). Para ilmuan, menjadi tempat bertanya bagi masyarakat awam. Ajaran agama melarang untuk melakukan kerusakan, dan menjauhi issue, fitnah atau dugaan-dugaan, tanpa dasar ilmu yang kuat. “ Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentang itu. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS.17, Isra’:36). Pemilik ilmu
pengetahuan dan pengguna teknologi mestinya mampu mencipta tanpa merusak harkat manusia melalui produk hasil ciptaan teknologi tersebut. Di sini sebenarnya arti penerapan Iptek dari sudut pandang agama Islam. Maka, setiap orang selalu memohon kepada Allah agar ilmu bertambah (QS.20:114), memahami bahwa orang-orang berilmu bisa mengerti (QS.29:43), dan orang berilmu punya rasa takut kepada Allah (QS.35:28). Karena itu pula, Allah SWT akan meninggikan posisi orang-orang yang Nilai-nilai Agama dalam Mengatasi dan Menghadapi Bencana beriman dan orang-orang yang memiliki ilmu beberapa tingkatan (QS.58:11). Penentuan tanggal terjadinya gerhana matahari atau gerhana bulan telah dapat diperkirakan secara tepat. Didalam ilmu teknik peristiwa itu dikenal dengan istilah take and give,artinya menerima dan ,member. Itulah, karakter dan perjalanan bumi yang ditetapkan oleh Sang Pencipta , sehingga para ahli dapat memperkirakan terjadinya gerhana matahari dan bulan tepat pada waktunya.Sedangkan gempa bumi adalah fenomena yang tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya, karena ia keluar dari ketetapan semula. Segala sesuatu yang terjadi secara teratur menurut peraturan Allah yang sedemikian cermat dan tepat. Seperti yang disebuytkan dalam firman-Nya : “ Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya”(QS.Yasiin:40)
Musibah adalah juga sebagai teguran Allah, untuk menyadarkan manusia akan kelalaiannya. Marilah senantiasa hindari semua musibah dengan mendekatkan diri dan taat kepada Allah SWT. Teknologi adalah suatu keterampilan, hasil dari ilmu pengetahuan berkenaan dengan teknik, serba mesin, digital dan wireless itu. Teknologi tidak akan berarti apabila manusia di belakang teknologi itu tidak berfungsi, tidak berperan dan mati. Sebelum teknologi dihidupkan, wajib lebih dahulu menghidupkan dhamir pengendali teknologi itu, dengan cerdas intelektual, cerdas emosi, cerdas spiritual, dan cerdas social. Kecerdasan akan membawa manusia mudah menggunakan perangkat teknologi, dan manusia beroleh manfaat besar di dalam kehidupannya. Teknologi tanpa dhamir manusia yang cerdas, akan merusak martabat kehidupan manusia itu. Yang akan terjadi tetap menjadi rahasia Allah. Allah SWT tidak memberi tahu tentang bila kiamat tiba, kapan tetes pertama hujan turun, tentang kandungan ibu dan kelahiran, tentang yang akan terjadi sebentar lagi, tidak juga di mana tempatnya seorang akan mati.
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat (saat), dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan Dia-lah mengetahui apa yang ada dalam rahim, dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok, dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS.31:Luqman:34). Hanya tanda-tanda yang dapat dipahami, dan dibaca oleh orang berilmu. Ayat-ayat itu bermakna, bahwa manusia tidak tahu dengan pasti apa yang akan terjadi, dan apa yang akan dialami besok, atau apa-apa yang akan diperolehnya sebentar lagi.
Solusi kepemimpinan kita bukan mencari pemimpin yang adil, tapi mencari akar masalahnya yakni keimanan. Akar masalah kita sekarang adalah lemahnya iman, sehingga berefek lemahnya amal. Karena lemahnya amal maka terjadilah keburukan-keburukan di semua lini. Amalan yang buruk itulah yang mengundang musibah, yang Allah SWT kirim langsung melalui qudrat (kekuasaanya) atau malalui tentara-tentaranya. Tentara-tentara Allah itu banyak. Bisa malaikat, bisa berupa angin, tsunami, banjir, kebakaran, gempa bumi, hujan lebat, hama atau wabah penyakit, kenaikan harga dan berbagai kecelakaan lain. Lubis, Abdurrahman (2007: 14)
Sejarah pemikiran modern tentang umur bumi Pemikiran modern mengenai penentuan umur bumi sudah dimulai sejak abad 18. Berikut ini sejarah pemikiran tentang penentuan umur bumi. 1. James hutton (1726-1797), ahli geologi dari Sktlandia menerbitkan sebuah prinsip dasar,
yaitu bahwa perbedaan lapisan batuan sebagaimana tampak pada lapisan-lapisan di jurang-jurang dan tebing-tebing, adalah rekaman masa lalu yang dapat dilihat. Hutton
menggunakan prinsip’keseragaman’ yang menyatakan bahwa proses yang sama yang membentuk bentang daratan disekitar kita saat ini menyebabkan banyak keistimewaan yang dapat diamati pada batuan yang berasal dari masa lalu. 2. Sir Charles Lyell (1797-1875), adalah ahli geologi Inggris yang membenarkan prinsip
‘keseragaman’ dalam bukunya yang berjudul Principle of Geology yang ditulis tahun 1830, pakar ini membenarkan pendapat Hutton dan menegaskan bahwa penampakanpenampakan geologi yang paling dramatis dapat diterangkan oleh perubahan yang bertahap dalam periode yang sangat lama misalnya oleh aksi gelombang dan cuaca, letusan vulkanis yang berkala dan lain sebagainya. 3. Charles Darwin (1809-1882), sebenarnya adalah pakar biologi, namun pemikirannya
memiliki sumbangan besar bagi kajian tentang sejarah bumi, sehingga dalam bukunya yang berjudul “ On The Origin Of Species” yang diterbitkan tahun 1869. Mempostulatkan bahwa setelah periode yang panjang, perubahan perubahan di setiap generasi mahluk hidup telah memungkinkan evolusi hewan-hewan yang ada saat ini. 4. Setelah ini timbul periode munculnya tokoh-tokoh yang pro Lyell dan pro Darwin. Salah
satu masalah yang penting yang dibicarakan oleh kedua pihak tersebut adalah : ” berapa kurun waktu yang diperlukan bagi terjadimnya proses halus yang bertanggung jawab terhadap perubahan yang terjadi”. 5. Banyak sains yang pada waktu itu yang berpikir bahwwa bumi tidak cukup tua untuk menjalani proses tersebut, antara lain William Thomson (1824-1907). Tokoh-tokoh pada periode tersebut juga memunculkan Lord Calvin yang mengajukan pandangan sebagai berikut. a. Bahwa 40 juta tahun merupakan waktu maksimal yang tersedia bagi evolusi bumi b. Berdasarkan pekerjaannya pada pengukuran suhu di tambang-tambang, Calvin mengemukakan bahwa perhitungannya menunjukan bumi memerlukan waktu 20-40 juta tahun untuk mendingin dari bentuk bola batuan yang meleleh yang diasumsikan benar sebagai bentuk permulaan bumi. c. Perkiraan Kelvin menyimpulkan bahwa umur bumi tidak mencukupi untuk
berlangsungnya evolusi bumi secara biologis atau untuk pengendapan pasir dan lumpur secara berangsur-angsur untuk membentuk batuan yang tebal dan yang membangun dataran-dataran dan pegunungan.
1. Penemuan radioaktif pada abad ke-20 membuktikan bahwa perhitungan Kelvin tentang umur bumi salah besar. Proses radioaktif di bumi terbukti membangkitkan panas yang sangat besar, sehingga mencegah planet dari pendinginan secara cepat sebagaimana perkiraan Kelvin. Penemuan radioaktivitas berhasil memberikan solusi untuk mengukur umur bumi yang lebih akurat, yang menyisihkan perkiraan Kelvin Sebagai alat penentu umur bantuan, pada awalnya radiometri kurang akurat, namun cara ini menunjukan dengan kuat bahwa umur bumi ratusan juta tahun yang memungkinkan terjadinya pengendapan sedimen yang berasal dari pasir lereng pegunungan dan pasir yang ditemui pada permukaan, sehingga umur bumi diperkirakan 4,6 miliar tahun. (2009: 12-14)