NAMA : IRWAN SIANTURI NIM : 2016 0101 193 M. KULIAH : PEREKONOMIAN INDONESIA Sesi 4 Sistem Ekonomi
1. JELASKAN INDIKATOR PEMBANGUNAN NEGARA INDONESIA YANG SUKSES! a. Indikator Keberhasilan Pembangunan di Bidang Ekonomi Penggunaan indicator dan variabel pembangunan bisa berbeda untuk setiap Negara. Di Negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan mungkin masih sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa, layanan kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok yang rendah. Sejumlah indicator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-lembaga internasional antara lain pendapatan perkapita (GNP atau PDB), struktur perekonomin, urbanisasi, dan jumlah tabungan. Disamping itu terdapat pula dua indicator lainnya yang menunjukkan kemajuan pembangunan sosial ekonomi suatu bangsa atau daerah yaitu Indeks Kualitas Hidup (IKH atau PQLI) dan Indeks Pembangunan Manusia (HDI). Berikut ini, akan disajikan ringkasan Deddy T. Tikson (2005) terhadap kelima indicator tersebut - Pendapatan perkapita, Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB merupakan salah satu indikator makro-ekonomi yang telah lama digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif makroekonomi, indikator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur, sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Tampaknya pendapatan per kapita telah menjadi indikator makroekonomi yang tidak bisa diabaikan, walaupun memiliki beberapa kelemahan. Sehingga pertumbuhan pendapatan nasional, selama ini, telah dijadikan tujuan pembangunan di negara-negara dunia ketiga. Seolah-olah ada asumsi bahwa kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara otomatis ditunjukkan oleh adanya peningkatan pendapatan nasional (pertumbuhan ekonomi). Walaupun demikian, beberapa ahli menganggap penggunaan indikator ini mengabaikan pola distribusi pendapatan nasional. Indikator ini tidak mengukur distribusi pendapatan dan pemerataan kesejahteraan, termasuk pemerataan akses terhadap sumber daya ekonomi. - Struktur Ekonomi - Urbanisasi - Angka Tabungan - Indeks Kualitas Hidup
b. Indikator Keberhasilan Pembangunan di Bidang Kesehatan Peranana keberhasilan pembangunan kesehatan sangat menentukan tercapainya tujuan pembangunan nasional, karena dalkam rangka menghadapi makin ketatnya persaingan pada era globalisasi, pendidik yang sehat akan menunjang keberhasilan program Pendidikan dan juga akan mendorong peningkatan produktivitas dan pendapatan penduduk.Visi Indonesia sehat yang telah ditetapkan sebagai gambaran prediksi dan harapan tentang keadaaan masyarakat, haruslah dapat mewujudkan dan dilaksanakan secara bertaat azas dan berkesinambungan c. Indikator Keberhasilan Pembangungan di Bidang Pendidikan Pembangunan bidang Pendidikan memiliki 2 indikator utama yakni indikator perkembangan pembangunan Pendidikan dan indikator keberhasilan pembangunan Pendidikan. Indikator perkembangan pembangunan Pendidikan dapat ditunjukkan melalui: akses penduduk usia sekolah terhadap Lembaga Pendidikan, kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anak, tingkat pengeluaran pemerintah untuk anggaran Pendidikan serta rasio sarana belajar Pendidikan. Indikator keberhasilan pembangunan bidang Pendidikan dapat dilihat dari: Angka Partisipasi Murni, Angka partisipasi Kasara, Proporsi penduduk usia 10 tahun ke atas menurut Pendidikan tertinggi yang di tamkatkan, tingkat kelulusan siswa dan Angka Buta Huruf. - Pendidika Anak Usia Dini (PAUD) - Pendidikan Dasar Sembilan Tahun - Pendidikan Menengah - Pendidikan Tinggi d. Indikator Keberhasilan di Bidang Sosial dan Budaya Pembangunan social dapat didefinisikan sebagai strategi kolektif dan terencana guna meningkatkan kualitas hidup manusia melalui seperangkat kebijakan social yang mencakup sector Pendidikan, kesehatan, perumahan, ketenagakerjaan, jaminan social dan penanggulangan kemiskinan. e. Indikator Keberhasilan Pembangunan di Bidang Politik f. Indikator Keberhasilan Pembangunan di Bidang Hukum Untuk mendukung terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkadilan, maka perlu dilakukan pembenahan hokum dan aparatur di Indonesia. Hal ini dilakukan dengan menetapkan kebijakan pembangunan di bidang hokum dan aparatur yang diarahkan pada perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik. g. Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih
Maju perlahan
Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia
LAMPIRAN: INDIKATOR GAMBARAN EKONOMI INDONESIA Lampiran Gambar 1: Pertumbuhan PDB (pertumbuhan PDB riil, persen)
Lampiran Gambar 2: Kontribusi terhadap PDB pengeluaran (kontribusi pertumbuhan PDB riil yoy, persen)
4
Private cons. Investment Stat.discrepancy*
8 8
Tahunan, kanan 3
Gov cons. Net exports GDP
6 Triwulanan, penyesuaian musin, kiri
2
4 4
Rata-rata, kanan*
1
2
0
0 0 Mar-09 Mar-11 Mar-13 Mar-15 Catatan: * Rata-rata pertumbuhan Tw-k-Tw Q1 2009 – Q1 2015 Sumber: BPS; perhitungan staf Bank Dunia
Mar-12 Mar-13 Mar-14 Catatan: * termasuk perubahan inventori Sumber: BPS; perhitungan staf Bank Dunia
Lampiran Gambar 3: Kontribusi ke PDB produksi (kontribusi pertumbuhan PDB riil yoy, persen)
Lampiran Gambar 4: Penjualan mobil dan sepeda motor (pertumbuhan penjualan dengan penyesuaian musim, percent)
Agriculture Manufacturing Trade, hotel & rest GDP
8
Mining and constr. Comm & transport Other services
-4 Mar-15
60 40
mobil
Cement sales
20 4
0 -20
0 Mar-12 Mar-13 Mar-14 Sumber: BPS; perhitungan staf Bank Dunia
Mar-15
Lampiran Gambar 5: Indikator konsumen (tahun dasar pernjualan eceran 2010=100) 180
160
Sepeda motor
-40 May-12 May-13 May-14 Sumber: CEIC; perhitungan staf Bank Dunia
May-15
Lampiran Gambar 6: Indikator produksi industri (indeks PMI dan pertumbuhan yoy, persen) 60
Indeks penjualan ritel
20 Indeks produksi industri, kanan
Indeks survey konsumen 55
10
50
0
140
120
100 Indeks manufaktur PMI, kiri 80 May-12 Sumber: BI
J u li 20 1 5
May-13
May-14
May-15
45 May-12 May-13 May-14 Sumber: BPS; Nikkei Markit Purchasing Manager’s Index
-10 May-15
T HE W ORL D BA NK | BAN K DU NIA 49
Maju perlahan
Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia
Lampiran Gambar 7: Neraca pembayaran (miliar dolar AS) Capital and financial Errors and omissions
Lampiran Gambar 8: Komponen neraca berjalan (miliar dolar AS)
Current account Overall BoP inflows
10
15
Pendapatan sekunder
Perdangangan barang
5 10 0
5
-5
0 -5
-10
-10
-15
Neraca perdagangan
Pendapatan primer Mar-12 Sumber: BI
Mar-13
Mar-14
Mar-15
Lampiran Gambar 9: Ekspor barang (rata-rata 3 bulanan, miliar dolar AS)
Mar-12 Mar-13 Mar-14 Sumber: BI; Perhitungan staff Bank Dunia
Mar-15
Lampiran Gambar 10: Impor barang (rata-rata 3 bulanan, miliar dolar AS)
20
20 Total ekspor
16
Total impor
16
12
12
8
Bahan baku (tidak termasuk minyak dan gas)
Manufaktur
8
Pertanian dan kehutanan
4
0 Mar-13
Perdagangan jasa
4
Minyak dan gas
Barang modal
Tambang dan mineral Sep-13
Mar-14
Minyak dan gas
Sep-14
Mar-15
Sumber: BPS, Perhitungan staff Bank Dunia
Lampiran Gambar 11: Cadangan devisa dan arus masuk modal (miliar dolar AS) 160
Neraca konsumsi
0 Mar-13 Sep-13 Mar-14 Sep-14 Sumber: BPS; Perhitungan staff Bank Dunia
Mar-15
Lampiran Gambar 12: Inflasi dan kebijakan moneter (pertumbuhan bulan-ke-bulan dan tahun-ke-tahun, persen) 5.0
12
3.5 Inflasi headline tahun ke tahun, kanan
120
Tingkat bunga BI, kanan
Cadangan devisa, kiri
80
40
0 May-12
Aliran masuk portfolio asing, kanan: Equities SUN SBI May-13
May-14
Sumber: BI; MoF; Perhitungan staff Bank Dunia
J u li 20 1 5
2.5
2.5
0.0
1.5
4
-2.5
0.5
0
Inflasi inti, tahun ke tahun, kanan
Inflasi headline, bulan ke bulan, kiri -5.0 -0.5 May-15 Jun-12 Jun-13 Jun-14 Sumber: BPS; Perhitungan staff Bank Dunia
8
-4 Jun-15
T HE W ORL D BA NK | BAN K DU NIA 50
Maju perlahan
Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia Lampiran Gambar 14: Perbandingan inflasi beberapa negara (tahun-ke-tahun, Juni 2015)
Lampiran Gambar 13: Rincian bulanan IHK (persen kontribusi terhadap pertumbuhan bulanan) Core Volatile
3.6
Administered Headline
Thailand* Singapore
3.0
USA 2.4
Japan Korea
1.8
China
1.2
Philippines
0.6
Malaysia India
0.0
Indonesia* -0.6 Jun-12 Jun-13 Jun-14 Sumber: BPS; perhitungan staf Bank Dunia
-2
Jun-15
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
*Data bulan Juni, lainnya data bulan May Sumber: Biro statistik nasional via CEIC; BPS
Lampiran Gambar 15: Harga beras domestik dan internasional (perbedaan harga persen kiri, harga kulakan Rp per kg, kanan)
Lampiran Gambar 16: Tingkat kemiskinan dan pengangguran (persen)
12,000 25
120 Harga beras lokal IR64-II, kanan Persen perbedaan harga, kiri
20
80
8,000
40
4,000
Tingkat kemiskinan
15
10 Beras Vietnam 5% pecah, kanan 5
0 2002
Tingkat pengangguran
0 0 May-12 May-13 May-14 May-15 Sumber: Pasar Induk Beras Cipinang; FAO; Bank Dunia
Sumber: BPS
Lampiran Gambar 17: Indeks saham regional (indeks harian, mata uang local, 1 Juni, 2012=100)
Lampiran Gambar 18: Nilai tukar dollar AS (indeks bulanan, May 2012=100)
2004
2006
2008
2010
2012
90
225 Shanghai-China
200
Turki 110
India
BSE-india
175 150
2014
SET-Thailand
130 Indonesia Afrika Selatan
125 100
SGX-Singapore
75 Jun-12 Jun-13 Jun-14 Sumber: CEIC; perhitungan staf Bank Dunia
J u li 20 1 5
JCI Indonesia
150 Apresiasi
Brazil
170 Jun-15 Sumber: CEIC; perhitungan staf Bank Dunia
T HE W ORL D BA NK | BAN K DU NIA 51
Maju perlahan
Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia
Lampiran Gambar 19: Imbal hasil obligasi pemerintah Lampiran Gambar 20: Spread obligasi dolar AS 5-tahunan dalam mata uang lokal pemerintah EMBI (persen) (basis poin) 10
475
60
Indonesia spreads less overall EMBIG index spread (RHS)
Indonesia 8
400
0
6
325
-60
250
-120
175
-180
Thailand
4
Malaysia
United States
2
Singapore 0 Jun-12 Sumber: CEIC
Jun-13
Jun-14
Jun-15
Indonesia EMBIG bond spread (LHS) 100 -240 Jun-12 Jun-13 Jun-14 Jun-15 Sumber: JP Morgan; perhitungan staf Bank Dunia
Lampiran Gambar 21: Pertumbuhan kredit komersial, Lampiran Gambar 22: Indikator sektor perbankan pedesaan dan deposito (persen) (tahun-ke-tahun, persen) 30
100
25
10
Rasio pinjaman dan deposito-LDR, kiri
Kredit komersial, termasuk kredit pedesaan
8
80
20
6
60
15
40
10
Rasio kredit bermasalah-NPL, kanan
Rasio pengembalian aset-ROA, kanan
2
20
Deposito
4
Rasio kecukupan modal-CAR, kiri 5 Apr-10 Apr-11 Apr-12 Apr-13 Sumber: CEIC; perhitungan staf Bank Dunia
Apr-14
0 Apr-15 Apr-10 Sumber: BI
Lampiran Gambar 23: Utang pemerintah (persentase terhadap PDB; miliar dolar AS) 60
Jul-11
Oct-12
Jan-14
0 Apr-15
Lampiran Gambar 24: Utang luar negeri (persentase terhadap PDB; miliar dolar AS) Utang LN swasta, kanan Utang LN pemerintah, kanan Total LN negeri terhadap PDB, kiri
300
60
225
45
225
30
150
30
150
15
75
15
75
0
0
Utang dalam negeri, kanan Utang luar negeri, kanan Total utang terhadap PDB, kiri
45
0 2007
2009
2011
2013
Sumber: MoF; BI; perhitungan staf Bank Dunia
J u li 20 1 5
2015 Maret
300
0 2007
2009
2011
2013
2015 Maret
Sumber: BI; perhitungan staf Bank Dunia
T HE W ORL D BA NK | BAN K DU NIA 52
Maju perlahan
Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia
Lampiran Tabel 1: Realisasi dan anggaran belanja Pemerintah (Triliun Rupiah) 2009
2010
2011
2012
2013
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Realisasi
849 620 227 937 629 309 5 -89 -1.5
995 723 269 1,042 697 345 42 -47 -0.7
1,211 874 331 1,295 884 411 9 -84 -1.1
1,338 981 352 1,491 1,011 481 -53 -153 -1.8
1,439 1,077 355 1,651 1,137 513 -99 -212 -2.2
A. Penerimaan dan hibah 1. Penerimaan pajak 2. Penerimaan non-pajak B. Pengeluraran 1. Pemerintah pusat 2. Transfer ke pemerintah daerah C. Neraca utama D. Surplus/defisit (persen dari PDB) Sumber: Kementerian keuangan
2014
2015
Realisasi awal 1,537 1,143 391 1,765 1,191 574 -94 -227 -2.2
APBN-P 1,762 1,489 269 1,984 1,320 665 -67 -223 1.9
Lampiran Tabel 2: Neraca pembayaran (Miliar dolar AS)
Neraca Pembayaran Persen dari PDB Neraca berjalan Persen dari PDB Neraca perdagangan Pendapatan bersih & transfer berjalan Neraca modal & keuangan Persen dari PDB Investasi langsung Investasi porfolio Investasi lain Kesalahan & pembulatan Cadangan devisa* Catatan: * Cadangan devisa pada akhir periode Sumber: BI; BPS
J u li 20 1 5
2013
2014
2015
2012
2013
2014
0.2
-7.3
15.2
Q3 -2.6
Q4 4.4
Q1 2.1
Q2 4.3
Q3 6.5
Q4 2.4
Q1 1.3
0.0
-0.8
1.7
-1.1
2.1
1.0
1.9
2.8
1.1
0.6
-24.4
-29.1
-25.4
-8.6
-4.3
-4.1
-8.8
-6.9
-5.7
-3.8
-2.7
-3.2
-2.9
-3.7
-2.1
-1.9
-4.0
-2.9
-2.6
-1.8
-1.9
-6.2
-3.0
-2.7
1.6
1.2
-3.2
-0.9
-0.1
1.2
-22.5
-22.9
-27.5
-5.9
-5.9
-5.3
-5.6
-5.9
-5.6
-5.1
24.9 2.7 13.7 9.2 1.9
22.0 2.4 12.2 10.9 -1.1
44.4 5.0 15.5 26.1 2.8
4.6 2.0 5.4 1.5 -2.4
8.7 4.1 0.2 1.7 6.7
7.1 3.3 3.2 8.7 -4.8
13.7 6.1 3.4 8.0 2.2
14.7 6.3 5.9 7.4 1.3
8.9 4.1 4.0 1.9 4.0
5.9 2.8 2.3 8.9 -5.2
-0.3
-0.2
-3.7
1.4
0.1
-0.9
-0.6
-1.3
-0.8
-0.8
112.8
99.4
112.0
95.7
99.4
102.6
107.7
111.2
111.9
111.6
T HE W ORL D BA NK | BAN K DU NIA 53
Maju perlahan
Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia
Lampiran Tabel 3: Indikator utama makro-ekonomi 1995 Neraca Nasional (% perubahan) PDB riil
2000
2005
2010
2011
2012
2013
2014
1
8.4
4.9
5.7
6.4
6.2
6.0
5.6
5.0
Investasi riil
22.6
11.4
10.9
6.7
8.9
9.1
5.3
4.1
Konsumsi riil
21.7
4.6
64.4
4.1
5.1
5.4
5.6
4.8
Swasta
22.7
3.7
0.9
4.1
5.1
5.5
5.4
5.3
Pemerintah
14.7
14.2
6.6
4.0
5.5
4.5
6.9
2.0
Ekspor rill, barang dan jasa
18.0
30.6
16.6
15.3
14.8
1.6
4.2
1.0
Impor riil, barang dan jasa
29.6
26.6
17.8
16.6
15.0
8.0
1.9
2.2
28
20
24
31
31
33
32
33
202
165
286
755
893
918
910
889
1229
948
1,560
3,233
3,663
3,718
3,644
3,524
15.2
20.8
17.9
14.5
15.5
15.5
15.1
14.6
4.8
9.0
5.3
3.9
4.2
4.1
3.7
3.7
10.3
11.7
12.5
10.5
11.2
11.4
11.3
10.8
Pengeluaran
13.9
22.4
18.4
15.2
16.5
17.3
17.3
16.7
Konsumsi
3.9
4.0
3.0
3.6
3.8
3.9
4.1
4.0
Modal
4.6
2.6
1.2
1.2
1.5
1.7
1.9
1.3
Bunga pinjaman
1.4
5.1
2.4
1.3
1.2
1.2
1.2
1.3
..
6.3
4.4
2.8
3.8
4.0
3.7
3.7
1.3
-1.6
-0.6
-0.7
-1.1
-1.8
-2.2
-2.2
32.3
97.9
47.2
24.3
22.8
22.6
24.1
23.8
32.3
51.4
23.4
11.1
10.2
9.9
11.2
10.2
61.5
87.1
47.1
26.8
25.2
27.5
29.2
33.0
Investasi (% PDB) Nominal PDB (milyar dolar AS) PDB per kapita (dolar AS) Anggaran Pemerintah Pusat (% GDP) Penerimaan dan hibah
2
Penerimaan bukan pajak Penerimaan pajak
Subsidi Surplus/defisit Utang Pemerintah Utang luar negeri pemerintah Total utang luar negeri (termasuk utang swasta) Neraca Pembayaran (% PDB)3 Neraca pembayaran keseluruhan
..
..
0.2
4.0
1.3
0.0
-0.8
1.7
3.2
4.8
0.1
0.7
0.2
-2.7
-3.2
-2.9
Ekspor, barang dan jasa
26.2
42.8
35.0
22.0
23.8
23.0
22.6
22.4
Impor, barang dan jasa
26.9
33.9
32.0
19.2
21.2
23.2
23.3
22.8
Transaksi berjalan
-0.8
8.9
2.9
2.8
2.7
-0.2
-0.7
-0.3
..
..
0.0
3.5
1.5
2.7
2.4
5.0
Penanaman modal langsung, neto
2.2
-2.8
1.8
1.5
1.3
1.5
1.3
1.7
Cadangan devisa bruto (USD billion)
14.9
29.4
34.7
96.2
110.1
112.8
99.4
112.0 5.4
Neraca transaksi berjalan
Neraca transaksi keuangan
Moneter (% change)3 Deflator PDB1
9.9
20.4
14.3
7.3
7.5
3.8
4.7
Suku bunga Bank Indonesia (%)
..
..
9.1
6.5
6.6
5.8
6.5
7.5
Kredit domestik
..
..
28.7
17.5
24.4
24.2
22.1
15.9
2,249
8,422
9,705
9,090
8,770
9,387
10,461
11,865
Indeks harga konsumen (akhir periode)
9.0
9.4
17.1
7.0
3.8
3.7
8.1
8.4
Indeks harga konsumen (rata-rata)
9.4
3.7
10.5
5.1
5.3
4.0
6.4
6.4
Nilai tukar Rupiah/Dolar AS (rata-rata)4 Harga-harga (% perubahan)1
Harga minyak mentah Indonesia (Dolar AS per barel)5 17 28 53 79 112 113 107 60 Sumber: 1 BPS dan kalkulasi staf Bank Dunia, angka PDB sudah menyesuaikan dengan SNA 2008; 2 Kementerian Keuangan dan kalkulasi oleh staf Bank Dunia (tahun 1995 is FY 1995/1996, dan 2000 covers 9 months); 3 Bank Indonesia; 4 IMF; 5 CEIC
J u li 20 1 5
T HE W ORL D BA NK | BAN K DU NIA 54
Maju perlahan
Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia
Lampiran Tabel 4: Sekilas indikator pembangunan Indonesia 1995
2000
2005
2010
2011
2012
2013
2014
Kependudukan1 Penduduk (juta) 199 213 227 241 244 247 250 .. Tingkat pertumbuhan penduduk (%) 1.5 1.3 1.2 1.3 1.3 1.2 1.2 .. Penduduk perkotaan (% terhadap total) 36 42 46 50 51 51 52 .. Rasio ketergantungan (% penduduk usia kerja) 61 55 54 53 53 52 52 .. Angkatan Kerja2 Angkatan kerja, total (juta) 84 98 106 117 117 120 120 126 Laki-laki 54 60 68 72 73 75 75 77 Perempuan 31 38 38 45 44 46 45 49 Kontribusi tenaga kerja sektor pertanian (%) 43 45 44 38 36 35 35 35 Kontribusi tenaga kerja sektor industri (%) 19 17 19 19 21 22 20 21 Kontribusi tenaga kerja sektor jasa (%) 38 37 37 42 43 43 45 44 Tingkat pengangguran, total (% angkatan kerja) 7.0 8.1 11.2 7.1 7.4 6.1 6.2 5.7 Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan3 Konsumsi rumah tangga, median (Rp 000 per bulan) .. 104 211 374 421 446 487 548 Garis kemiskinan nasional (Rp 000 per bulan) .. 73 129 212 234 249 272 303 Jumlah penduduk miskin (juta) .. 38 35 31 30 29 28 28 Penduduk miskin (% penduduk dibawah garis kemiskinan) .. 19.1 16.0 13.3 12.5 12.0 11.4 11.3 Di perkotaan .. 14.6 11.7 9.9 9.2 8.8 8.4 8.3 Di perdesaan .. 22.4 20.0 16.6 15.7 15.1 14.3 14.2 Laki-laki sebagai kepala rumah tangga .. 15.5 13.3 11.0 10.2 9.5 9.2 11.2 Perempuan sebagai kepala rumah tangga .. 12.6 12.8 9.5 9.7 8.8 8.6 11.9 GINI indeks .. 0.30 0.35 0.38 0.41 0.41 0.41 0.41 Kontribusi konsumsi pada 20% kelompok termiskin (%) .. 9.6 8.7 7.9 7.4 7.5 7.4 7.5 Kontribusi konsumsi pada 20% kelompok terkaya (%) .. 38.6 41.4 40.6 46.5 46.7 47.3 46.8 Pengeluaran pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat (% PDB)4 .. .. 0.4 0.4 0.4 0.4 0.6 0.5 Kesehatan dan Gizi1 Tenaga kesehatan (per 1,000 people) 0.16 0.16 0.13 0.29 .. 0.20 .. .. Tingkat kematian balita (per 1000 anak usia dibawah 5 tahun) 67 52 42 33 32 31 29 .. Tingkat kematian bayi lahir (per 1000 kelahiran hidup) 26 22 19 16 15 15 14 .. Tingkat kematian bayi (per 1000 kelahiran hidup) 51 41 34 27 26 25 25 .. Rasio kematian persalinan (perkiraan, per 100,000 kelahiran hidup) 420 340 270 210 .. .. 190 .. Imunisasi campak (% anak usia dibawah 2 tahun) 63 74 77 78 80 85 84 .. Total pengeluaran untuk kesehatan (% GDP) 1.8 2.0 2.8 2.9 2.9 3.0 .. .. Pengeluaran pemerintah untuk kesehatan (% GDP) 0.7 0.7 0.9 1.1 1.1 1.2 .. .. Pendidikan3 Angka partisipasi murni (APM) SD, (%) .. .. 92 92 92 93 92 93 APM perempuan (% dari total partisipasi) .. .. 48 48 49 49 50 48 Angka partisipasi murni pendidikan tingkat menengah, (%) .. .. 52 61 60 60 61 65 APM perempuan (% dari total partisipasi) .. .. 50 50 50 49 50 50 Angka partisipasi murni universitas/pendidikan tinggi, (%) .. .. 9 16 14 15 16 18 APM perempuan (% dari total partisipasi) .. .. 55 53 50 54 54 55 Angka melek huruf Dewasa (%) .. .. 91 91 91 92 93 93 Pengeluaran pemerintah untuk pendidikan (% terhadap PDB)5 .. .. 2.7 3.5 3.6 3.8 3.8 3.6 Pengeluaran pemerintah untuk pendidikan (% terhadap APBN)5 .. .. 14.5 20.0 20.2 20.1 20.0 19.9 Air Bersih dan Kesehatan lingkungan1 Penduduk dengan akses air bersih disempurnakan (% tot penduduk) 74 78 81 84 84 85 .. .. Di perkotaan (% penduduk perkotaan) 91 91 92 93 93 93 .. .. Di perdesaan (% penduduk perdesaan) 65 68 71 75 76 76 .. .. Penduduk dengani akses kesehatan lingkungan (% tot penduduk) 38 44 53 57 59 59 .. .. Di perkotaan (% penduduk perkotaan) 60 64 70 70 73 71 .. .. Di perdesaan (% penduduk perdesaan) 26 30 38 44 44 46 .. .. Lainnya1 Pengurangan resiko bencana (skala 1-5; 5=terbaik) .. .. .. .. 3.3 .. .. .. .. 8 11 18 18 19 19 17 Proporsi perempuan yang duduk di parlemen (%)6 Sumber: 1 World Development Indicators; 2 BPS (Sakernas); 3 BPS (Susenas) dan Bank Dunia; 4 Kementrian Keuangan dan kalkulasi oleh staf Bank Dunia dan hanya termasuk pengeluaran aktual untuk Raskin, Jamkesmas, BLT, BSM, dan PKH; 5 MoF; 6 Inter-Parliamentary Union
J u li 20 1 5
T HE W ORL D BA NK | BAN K DU NIA 55
2. JELASKAN PERBEDAAN ANTARA CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PERUSAHAAN DENGAN SOCIAL BUSINESS ENTREPRENEURSHIP YANG DIGAGAS OLEH DR.M.YUNUS! Bisnis sosial dan CSR memiliki banyak kesamaan. Keduanya ingin bisnis untuk mengambil kepentingan/keuntungan semua pemangku kepentingan dan terutama non-pemegang saham, mengambil peran yang lebih besar dan serius dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungan. Namun, ada perbedaan penting dan tidak diselidiki. Perbedaan antara dua konsep, berdasarkan pada tujuan, struktur, target, kebijakan terkait laba, masalah kepatuhan dan perspektif pemegang saham tercantum di bawah ini
CSR (Corporate social responsibility) Membagi hasil
Memaksimalkan Keuntungan
Proyek Sosial dalam Strategi bisnis inti perusahaan Menargetkan masyarakat umum/kepuasan dari pemangku kepentingan Solusi sementara untuk masalah social tidak berkelanjutan di umum Mencurahkan sebagian kecil dari keuntungan Kepatuhan dengan moral/kewajiban agama atau hukum untuk terlibat dalam pemecahan masalah social Bias pemegang saham dan pengusaha tentang masalah alokasi laba sosial
1
Social Business Entrepreneurship1 Non-Dividen (tidak berorientasi pada laba) Memaksimalkan manfaat social perusahaan Pengakuan social dalam berbagai masalha Menargetkan yang paling miskin dari yang paling miskin, atau yang paling membutuhkan Konsekuensi berorientasi permanen
Mengumpulkan kekurangan dana sendiri Kepatuhan dengan “mementingkan diri sendiri” untuk terlibat dalam pemecahan masalah social Pemegang saham dan pengusaha secara penuh mendukung dalam pengalokasian keungtungan dalam masalah social
Journal of Economics, Business and Management, Vol. 1, No. 1, February 2013
Corporate Social Responsibility versus Social Business Ezgi Yildirim Saatci and Ceyda Urper