MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI “TINGKAT INFLASI”
Disusun oleh ; Nama
: Yayan Subagyo
No Mhs : 07 025 336
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI “AKPRIND” YOGYAKARTA 2008
KATA PENGANTAR Terima kasih,mungkin hanya sepatah kata ini yang saya katakan kepada tuhan yang maha esa karena berkat dan rahmat-Nya jualah sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan tugas makalah ini.yaitu tentang krisis pangan. Pada sempatan ini, ijikan saya selaku penulis mengucapkan rasa terimakasih saya kepada teman-teman saya yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini, baik dari proses penyusunan, pengetikan, sampai akhirnya makalah ini bisa selesai. Akhirnya saya selaku penulis sangat mengharapkan masukan berupa saran, ataupun kritikan yang bersifat membangaun, yang pada intinya sangat berguna untuk menyempurnakan penulisan makalah selanjutnya, dan semoga makalah ini dapat menjadi sumber pengetahuan baru bagi pembacanya.
PENDAHULUAN Inflansi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus meneus, kenaikkan harga dari satu atau dua barang saja tidak di sebut inflansi, kecuali bila kenaikkan tersebut meluas kepada ( atau mengakibatkan kenaikkan ) sebagian besar dari harga barang-barang lain. Syarata adamya kecendrungan menaik yang terus menerus juga perlu diingat. Kenaikkan harga-harga karena, misalnya, musiman, menjelang hari hari besar, atau yang terjadi sekali saja ( dan tidak mempunyai pengaruh kelanjutan ) tidak disebut inflansi. Kenaikkan harga semacam ini tidak di anggap sbagai masalah atau “penyakit” ekonomi dan tidak memelurkan kebijaksanaan khusus untuk menanggulanginya. Perkataan “kecendrungan “ dalam definisi infalansi perlu di garis bawahi. Kalau seandainya harga-harga dari sebagian besar barang di atur atau ditentuka oleh pmerintah., maka barang-barang yang di catat oleh biro statistik mungkin tidak menunjukkan kenaikkan apapun ( karena yang di catat adalah harga-harga “resmi” pemerintah ). Tetapi mungkin dalam realita ada kecendrungan bagi hargaharga untuk terus menaik. Keadaan seperti ini tercermin dari, misalnya, adanya harga-harga “bebas” atau harga-harga “tidak resmi” yang lebih tinggi dari hargaharga “resmi” dan ada yang cendrung menaik. Dalam halk ini masalah inflansi sebetulnya ada, tetapi tidak di perkenankan untuk menunjukkan dirinya. Keadaan seperti ini disebut “suppressed infation” atau “inflansi yang di tutupi” yang pada sewaktu-waktu akan timbul dan menunjukkan dirinya karena harga-harga resmi makin tidak relevan bagi kenyataan.
BAB I INFLASI 1. Pengertian Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya hargaharga secara umum dan terus-menerus (kontinu). Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses
dari
suatu
peristiwa,
bukan
tinggi-rendahnya
tingkat
harga.
2.Jenis Inflasi dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikkan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi
apabila
kenaikkan
harga
berada
di
atas
100%
3.Dampak a. Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
b. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikkan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen
enggan
untuk
meneruskan produksinya.
Produsen
bisa
menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil). c. Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikkan suku bunga, mendorong penanaman modal yang
bersifat
spekulatif,
kegagalan
pelaksanaan
pembangunan,
ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
4. Penyebab Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan atau desakan biaya produksi.
Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikkan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment.
Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produkproduk (output) yang dihasilkan ikut naik.
5. Penggolongan Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan : 1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun) 2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun) 3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun) 4. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun) Berdasarkan sebab musabab awal dari inflansi di bedakan menjadi 1. inflansi yang timbul karana permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat. Inflansi semacam ini di sebut demand inflantion 2. inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos produksi. Ini disebut cost inflantion Gambar berikut ini menggaris bawahi perbedaan dari kedua macam inflasi ini
harga
S
P2 Z2 Z1 Q1 Q2
harga
Output
S1
P4
S2
P3 Z Q3
Q4
Output
6. Penanggulangan peran bank sentral sangat berpengaruh Peran bank sentral Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen -- salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian -- akan mendorong tingkat inflasi yang lebih.tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh Bank,Indonesia.
BAB II MENGUKUR INFLANSI A.ANGKA INDEX SEDERHANA IT
pt 100 0 0 po
Dimana: IT = index harga pada waktu t. Pt = harga pada waktu ( harga pada waktui yang bersangkutan ) Po = adalah harga pada waktu dasar
it
qt qo
100
%
Dimana : it = angka index produksi Qt = produksi pada waktu t Qo = produksi pada waktu dasar Angka index sederhana hanya trdiri dari satu jenis barang saja. Jika it menunjukkan angka yang lebih besar dari 100, berarti ada kenaikkan, sedangkan jika lebih kecil dari 100 berarti terjadi penurunan. Contoh : it = 115;kenikkan= ( 115-100 ) % = 15 %
B. ANGKA INDEX AGGREGATIF
Adalah angka index yang terdiri dari bebrapa jenis barang. Misalnya index harga 9 bahan pokok, index biaya hidup yang trdiri dari 62 macam barang, index harga konsumen yang terdiri dari kurang lebih 100 macam barang. Index export indonesia dan sebainya Rumus
it
pt 100% po
Dimana : it = index aggregatif dan Σ adalah tanda penjunlahan Σ pt = jumlah harga dari seluruh barang pada waktu yang besangkutan Σ po = jumlah harrga dari seluruh barang pada waktu dasar
Rumus it
Qt 100% Qo
Dimana : it = angka index aggregatif dan Σ adalah tanda penjunlahan
Σ pt = jumlah produksi dari seluruh barang pada waktu yang bersangkutan Σ po = jumlah produsi dari seluruh barang pada waktu dasar
Juga dalam hal ini jika it menunjukkan angka lebih besar dari 100 maka terjadi kenaikkan dan apabila kurang dari 100 maka terjadi penurunan Jika it = 150, maka terjadi kenaikkan ( 150 -100 ) % = 50 % Jika it = 80 , maka terjadi penurunan ( 100 - 80) % = 20 %
Bentuk sederhana dari pungsi permintaan ( total ) akan uang dari teori keynes adalah : Md = [ KQ + Ø ( r )] atau Md/p = kQb + Ø ( r ) Md/p adalah permintaan total akan uang arti riil, suku pertama dalam kurung, yaitu kQ adalah permintaan akan uang untuk traksasi dan berjaga-jaga yang dinyatakan sebagai proporsi (k) dari pendapatan nasional riil atau tingkat output ; Ø ( r ) adalah permintaan akan uang untuk matif spekulasi yang dinyatakan sebagai fungsi dari tingkat bunga yang berlaku ( r ) fungsi permintaan akan uang ini disebut juga seagai fungsi liquidity preference.
Secara grafik penentuan tingkat bunga di pasar uang digambarkan oleh perpotongan kurva jumlah uang yang beredar
r
Ms
ro
M's
…………………
r1 ………………………….. Md ( Q, r )
0
M
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen. Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI). Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi. Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu. Indeks harga barang-barang modal Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
Tingkat Inflasi indonesia
Bulan Tahun
Tingkat Inflasi
April 2008
8.96 %
Maret 2008
8.17 %
Februari 2008
7.40 %
Januari 2008
7.36 %
Desember 2007
6.59 %
November 2007
6.71 %
Oktober 2007
6.88 %
September 2007
6.95 %
Agustus 2007
6.51 %
Juli 2007
6.06 %
Juni 2007
5.77 %
Mei 2007
6.01 %
April 2007
6.29 %
Maret 2007
6.52 %
Februari 2007
6.30 %
Januari 2007
6.26 %
Desember 2006
6.60 %
November 2006
5.27 %
Oktober 2006
6.29 %
September 2006
14.55 %
Faktor-Faktor Pemicu tingkat Inflasi
Faktor-Faktor Pemicu tingkat Inflasi Laju kenaikan tingkat inflasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, sebagian ditentukan dari sudut pandang teori inflasi yang dianut. Pada kasus perekonomian di Indonesia paling tidak terdapat beberapa faktor yang baik secara langsung maupun secara psikologis dapat mendorong trend kenaikan tingkat inflasi. Faktor ekonomi dan non-ekonomi yang diperkirakan mempengaruhi tingkat inflasi di negara kita antara lain dapat diidentifikasi berikut ini: (1) Adanya peningkatan jumlah uang beredar. Peningkatan jumlah uang beredar ini di Indonesia disebabkan antara lain oleh peristiwa:
Kenaikan harga migas di luar negeri
Meningkatnya bantuan luar negeri
Masuknya modal asing, khususnya investasi portfolio di pasar uang
Meningkatnya anggaran Pemerintah secara mencolok
Depresiasi nilai Rupiah dan gejolak mata uang konvertibel
(2) Adanya tekanan pada tingkat harga umum, yang dapat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian berikut ini :
Penurunan produksi pangan akibat musim kering yang berkepanjangan
Peningkatan harga komoditi umum secara mendadak
Pencabutan program subsidi BBM
Kenaikan harga BBM yang mencolok
Kenaikan tarif listrik
(3) Kebijakan Pemerintah dalam mendorong kegiatan ekspor non-migas; maupun kebijakan lainnya yang bersifat distortif seperti antara lain:
Lonjakan inflasi setelah dikeluarkannya kebijakan devaluasi
Kebijakan tata niaga yang menciptakan pasar yang oligopolistis dan monopolistis
Pungutan-pungutan yang dikenakan dalam perjalanan lalu lintas barang dan mobilitas tenaga kerja
Kebijakan peningkatan tingkat upah minimum regional
(4) Peningkatan pertumbuhan agregat demand yang dipicu oleh perubahan selera masyarakat, atau kebijakan pemberian bonus perusahaan dan faktor spekulatif lainnya:
Pemberian bonus THR mendekati jatuhnya Hari Raya.
Pemberian bonus prestasi perusahaan
Perkembangan pusat belanja yang ekspansif dengan mematikan fungsi keberadaan pasar tradisional di lokalitas tertentu.
BAB III DEFLESI
1. Pengertian Dalam keuangan modern, deflasi didefinisikan sebagai meningkatnya permintaan terhadap uang berdasarkan jumlah uang yang berada di masyarakat. Teori Jumlah Peredaran Uang (Quantity Theory of Money) didapatkan dari persamaan Fisher sebagai berikut: MV = PT Ket : M : Money Supply atau Persediaan Uang di masyarakat V : Velocity atau kecepatan perputaran uang. P : Average Price Level atau tingkat harga rata-rata. T : Total Number of transactions atau Jumlah Transaksi.
2.Penyebab Jadi dapat disimpulkan bahwa ada empat buah penyebab Deflasi : 1. Menurunnya persediaan uang di masyarakat. 2. Meningkatnya Persediaan Barang 3. Menurunnya permintaan akan barang. 4. Naiknya permintaan akan uang
3. Dampak
Deflasi dapat menyebabkan menurunnya persediaan uang di masyarakat dan akan menyebabkan depresi besar (seperti yang dialami Amerika dulu) dan juga akan membuat pasar Investasi (Saham) akan mengalami kekacauan.
Dikarenakan harga barang mengalami penurunan, konsumen memiliki kemampuan untuk menunda belanja mereka lebih lama lagi dengan harapan harga barang akan turun lebih jauh. Akibatnya aktivitas ekonomi akan melambat dan memberikan
pengaruh
pada
spiral
deflasi
(deflationary
spiral).
Dampak susulan dari melesunya kegiatan ekonomi adalah banyak pekerja yang akhirnya mengalami PHK karena pemiliki bisnis tidak sanggup membayar gaji karyawannya (lha barang tidak laku, mau bayar dari mana?). Dengan demikian pendapatan yang diterima masyarakat menjadi sedikit dan jumlah uang yang
beredar
dimasyarakat
semakin
berkurang.
Dari sisi investasi, deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di sektor riil maupun di lantai bursa. Akibatnya ini akan menambah berat kelesuan ekonomi
dikarenakan
tidak
ada
lagi
aktivitas
bisnis
yang
berjalan.
Deflasi juga dapat menyebabkan suku bunga disuatu negara menjadi nol persen. Lalu diikuti juga dengan turunnya suku bunga pinjaman di bank. Ini memang merupakan langkah paliatif untuk mencegah masyarakat menyimpan uangnya di bank yang dapat membuat peredaran uang semakin kecil.
4. Penanggulangan Cara Mengatasi Deflasi
Deflasi dapat diibaratkan jatuh sakitnya seseorang karena jarang berolah raga. Apabila seseorang pada dasarnya memiliki kaki normal namun malas menggunakannya, maka ini akan mengakibatkan menyusutnya otot-otot kaki yang jarang digunakan tersebut. Dalam jangka waktu lebih lama orang tersebut akan tidak dapat berjalan sama sekali berhubung otot sudah terlalu lemah untuk digunakan. Apabila keadaan ini justru didiamkan, bukan tidak mungkin akan mengalami
kelumpuhan
selamanya.
Hal ini parallel dengan deflasi. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan melatih kembali otot-otot yang sudah lama tidak digunakan. Meski memakan waktu lama, hal ini adalah satu-satunya cara untuk mengembalikan kekuatan otot yang melemah. Dengan kata lain untuk mencegah deflasi menjadi krisis ekonomi besar, pemerintah dan semua pihak yang terkait harus bersepakat untuk memulai kembali kegiatan ekonomi yang sempat terhenti karena salah urus tersebut. Tentu saja ini membutuhkan waktu yang tidak sedikir. Lazim dikatakan oleh para analis eknonomi bahwa deflasi merupakan kondisi krisis moneter yang sebenarnya tidak memiliki obat yang efektif. Apabila pada inflasi Bank Sentral dapat menaikkan suku bunga untuk menahannya, menurunkan suku bunga bahkan hingga nol persen bukanlah jalan keluar bagi deflasi. Pasalnya ini akan membuat pemasukan pemerintah menjadi nol juga atau bahkan negative. Belum lagi hal ini akan memicu aksi spekulan luar negeri yang dapat menjalankan Carry Trade sehingga nilai uang justru menjadi jatuh. Akibatnya, biaya impor menjadi terbebani sementara ekspor tidak menunjukkan kenaikan signifikan berhubung melemahnya
mata
uang
disebabkan
oleh
aksi
spekulan
semata-mata.
Cara yang paling lazim digunakan adalah memberikan stimulus ekonomi berupa bantuan likuiditas ke sektor bisnis. Dengan demikian diharapkan kegiatan ekonomi kembali berputar. Pemerintah juga dapat memotong pajak dan meningkatkan belanjanya sendiri untuk menggairahkan perekonomian. Dari sisi Bank Sentral, pemerintah juga dapat meningkatkan peredaran uang di masyarakat dengan membeli surat hutang sektor swasta dan menukarkannya dengan uang tunai. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan memotong suku bunga. Namun seperti dijelaskan di atas, memotong suku bunga bukanlah jalan keluar yang sesungguhnya tetapi hanya sekedar pengobatan sementara untuk menggairahkan ekonomi dan mengharapkan harga bergerak naik dengan sendirinya.
DAFTAR PUSTAKA http://businessenvironment.wordpress.com/2006/11/23/menyimak-karakterinflasi-di-indonesia http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080407065750AAnYG xS
http://www.google.com/search?q=cache:OY811t4ecbMJ:id.an swers.yahoo.com/question/index%3Fqid%3D20080407065750AA nYGxS+cara+mengatasi+kenaikan+inflansi&hl=id&ct=clnk&cd =4&gl=id