Icd 10 Lengkap.docx

  • Uploaded by: ranap rsjhk
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Icd 10 Lengkap.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 139,533
  • Pages: 556
BAB I PENYAKIT-PENYAKIT INFEKSI DAN PARASIT TERTENTU (A00 – B99) [107 – 180] Mencakup (includes) : Penyakit-penyakit yang umumnya dianggap menular atau ditularkan, dapat menyerang masyarakat luas Kecuali (Excludes) : Carrier atau diduga carrier penyakit menular (Z22.-) Infeksi lokal tertentu – lihat bab tentang sistem tubuh Penyakit infeksi dan parasit yang mempersulit kehamilan, persalinan dan nifas [kecuali tetanus obstetri dan penyakit human immunodeficiency virus (HIV)] (O98.-). Penyakit infeksi dan parasit yang khusus pada masa perinatal [kecuali tetanus neonatorum, sifilis kongenital, infeksi gonokokus perinatal dan penyakit HIV perinatal] (P35-P39). Influenza dan infeksi pernafasan akut lainnya (J00-J22) Bab ini berisi blok-blok sebagai berikut: Penyakit-penyakit akibat bakteria, chlamydia, dan rickettsia A00-A09 Penyakit infeksi usus A15-A19 Tuberculosis A20-A28 Penyakit bakteri zoonotik tertentu A30-A49 Penyakit bakteri lainnya A50-A64 Infeksi dengan penularan terutama melalui hubungan seksual A65-A69 Penyakit akibat spirochaeta lainnya A70-A74 Penyakit lain akibat chlamydia A75-A79 Rickettsioses Penyakit-penyakit akibat infeksi virus A80-A89 Infeksi virus sistem syaraf pusat A90-A99 Demam akibat virus asal-arthropoda dan demam berdarah akibat virus B00-B09 Infeksi virus yang khas dengan lesi kulit dan membran mukosa B15-B19 Hepatitis virus B20-B24 Penyakit human immunodeficiency virus [HIV] B25-B34 Penyakit virus lainnya Penyakit-penyakit akibat jamur, protozoa, cacing, dan kutu B35-B49 Mikosis B50-B64 Penyakit akibat protozoa B65-B83 Penyakit akibat cacing (helminthiases) B85-B89 Pediculosis, acariasis dan infestasi lainnya Hal-hal lain sehubungan dengan penyakit infeksi dan parasit B90-B94 Sequelae penyakit-penyakit infeksi dan parasit B95-B97 Bakteria, virus dan agen infeksi lainnya B99 Penyakit-penyakit menular lainnya

Penyakit-penyakit infeksi pada usus (A00-A09) A00 Cholera A00.0 Cholera akibat Vibrio cholerae 01, biovar cholerae Cholera klasik



507

A00.1 Cholera akibat Vibrio cholerae 01, biovar eltor Cholera El Tor A00.9 Cholera, tidak dijelaskan A01 Demam typhoid and paratyphoid A01.0 Typhoid fever Infeksi oleh Salmonella typhi A01.1 Paratyphoid fever A A01.2 Paratyphoid fever B A01.3 Paratyphoid fever C A01.4 Paratyphoid fever, tak dijelaskan Infeksi oleh S. paratyphi NOS A02 Infeksi salmonella lainnya Termasuk: Infeksi atau keracunan makanan oleh Salmonella selain S. typhi dan S. paratyphi A02.0 Salmonella enteritis Salmonellosis A02.1 Salmonella septicaemia A02.2† Infeksi salmonella terlokalisir meningitis salmonella (G01*), pneumonia salmonella (J17.0*), arthritis salmonella (M01.3*), osteomyelitis salmonella (M90.2*), penyakit tubulo-interstitial ginjal salmonella (N16.0*) A02.8 Infeksi salmonella lain yang dijelaskan A02.9 Infeksi salmonella, tidak dijelaskan A03 A03.0 A03.1 A03.2 A03.3 A03.8 A03.9

Shigellosis Shigellosis akibat S. dysenteriae; Group A [dysentery Shiga-Kruse] Shigellosis akibat Shigella flexneri; Group B Shigellosis akibat Shigella boydii; Group C Shigellosis akibat Shigella sonnei; Group D Shigellosis lain Shigellosis, tidak dijelaskan; disentri basiler NOS

A04 Infeksi usus akibat bakteri lainnya Kecuali: keracunan makanan akibat bakteri (A05.-); enteritis tuberkulosa (A18.3) A04.0 Infeksi E. coli enteropathogenik A04.1 Infeksi E. coli enterotoxigenik A04.2 Infeksi E. coli enteroinvasif A04.3 Infeksi E. coli enterohaemorrhagik A04.4 Infeksi E. coli lain pada usus; Enteritis Escherichia coli NOS A04.5 Enteritis Campylobacter A04.6 Enteritis akibat Yersinia enterocolitica Kecuali: yersiniosis extraintestinum (A28.2) A04.7 Enterokolitis akibat Clostridium difficile A04.8 Infeksi usus akibat bakteri lain yang dijelaskan 

508

A04.9 Infeksi usus akibat bakteri, tidak dijelaskan; Enteritis bakteri NOS A05 Keracunan makanan akibat bakteri lainnya Kecuali: keracunan makanan dan infeksi akibat salmonella (A02.-) infeksi E. coli (A04.0-A04.4); listeriosis (A32.-); efek toxik makanan beracun (T61-T62) A05.0 Keracunan makanan akibat staphylococcus A05.1 Botulismus Keracunan makanan klasik akibat Clostridium botulinum A05.2 Keracunan makanan akibat Cl. perfringens [Cl. welchii]; Enteritis necroticans; Pig-bel A05.3 Keracunan makanan akibat Vibrio parahaemolyticus A05.4 Keracunan makanan akibat Bacillus cereus A05.8 Keracunan makanan akibat kuman lain yang dijelaskan A05.9 Keracunan makanan akibat kuman, tidak dijelaskan A06 Amoebiasis Termasuk:: infeksi akibat Entamoeba histolytica Kecuali: penyakit usus lain akibat protozoa (A07.-) A06.0 Disentri amubik akut; Amubiasis akut, Amubiasis usus NOS A06.1 Amubiasis usus kronis A06.2 Kolitis amuba non-disentri A06.3 Amuboma usus; Amuboma NOS A06.4 Abses hati akibat amuba; Amubiasis hati A06.5† Abses paru-paru akibat amoeba (J99.8*); Abses paru (dan hati) A06.6† Abses otak amuba (G07*); Abses amuba otak (dan hati) (dan paru-paru) A06.7 Amubiasis kulit A06.8 Infeksi amuba di situs lain; Appendisitis amuba, Balanitis amuba † (N51.2*) A06.9 Amubiasis, tak dijelaskan A07 Penyakit usus akibat protozoa lainnya A07.0 Balantidiasis Disentri balantidia A07.1 Giardiasis [lambliasis] A07.2 Cryptosporidiosis A07.3 Isosporiasis Infeksi Isospora belli dan I. hominis; Coccidiosis usus Isosporosis usus 

509

A07.8 Penyakit usus akibat protozoa lain yang dijelaskan Trichomoniasis usus Sarkositosis Sarkosporidiosis A07.9 Penyakit usus akibat protozoa, tidak dijelaskan Diare flagellata Kolitis protozoa, diare protozoa, disentri protozoa. A08 Infeksi usus oleh virus dan infeksi lain yang dijelaskan Kecuali: Influenza yang melibatkan saluran pencernaan (J10.8, J11.8) A08.0 Enteritis akibat rotavirus A08.1 Gastroenteropati akut akibat Norwalk agent; Enteritis virus dengan struktur kecil bulat A08.2 Enteritis adenovirus A08.3 Enteritis virus lainnya A08.4 Infeksi usus oleh virus, tidak dijelaskan Enteritis NOS, gastroenteritis NOS, gastroenteropati NOS akibat virus. A08.5 Infeksi usus lain yang dijelaskan A09 Diare dan gastroenteritis yang diduga akibat penularan Catatan: Untuk negara tempat kondisi A09 yang tidak dijelaskan dianggap tidak menular, kondisi ini harus diklasifikasikan pada K52.9 Catarh, enterik atau intestinal Colitis: NOS, perdarahan, septik Enteritis: NOS, perdarahan, septik Gastroenteritis: NOS, perdarahan, septik Diarrhoea: NOS, dysenterik, epidemik Penyakit diare menular NOS Kecuali: akibat bakteri, protozoa, virus dan agen menular lain yang dijelaskan (A00-A08); diare non-infektif (K52.9), diare non-infektif neonatus (P78.3)

Tuberkulosis (A15-A19) Termasuk:: infeksi oleh Mycobacterium tuberculosis dan M. bovis Kecuali: sequel TB (B90.-), TB kongenital (P37.0) pneumokoniosis dengan TB (J65), silicotuberculosis (J65) A15 TB pernafasan, dipastikan secara bakteriologis dan histologis A15.0 TB paru, dipastikan oleh mikroskopis sputum dengan atau tanpa kultur. Bronkiektasia TB, fibrosis paru TB, pneumonia TB , pneumothoraks TB, dipastikan oleh mikroskopis sputum dengan atau tanpa kultur A15.1 TB paru, dipastikan oleh kultur saja Kondisi pada A15.0, dipastikan oleh kultur saja A15.2 TB paru, dipastikan secara histologis Kondisi pada A15.0, dipastikan secara histologis A15.3 TB paru, dipastikan melalui cara yang tidak dijelaskan Kondisi pada A15.0, dipastikan tapi tidak jelas secara bakteriologis atau histologis



510

A15.4 TB kelenjar limfe intratoraks, dipastikan secara bakteriologis dan histologis TB kelenjar limfe hilus, mediastinum, trakheobronkus, dipastikan secara bakteriologis dan histologis Kecuali: dinyatakan primer (A15.7) A15.5 TB larings, trakhea, glottis dan bronkus, dipastikan secara bakteriologis dan histologis TB bronkus, glottis, larings, trakhea, dipastikan secara bakteriologis dan histologis A15.6 Pleuritis TB, dipastikan secara bakteriologis dan histologis TB pleura, empyema TB, dipastikan secara bakteriologis dan histologis Kecuali: TB pernafasan primer, dipastikan bakteriologis dan histologis (A15.7) A15.7 TB pernafasan primer, dipastikan secara bakteriologis dan histologis A15.8 TB pernafasan lain, dipastikan secara bakteriologis dan histologis TB mediastinum, nasofarings, hidung, sinus hidung, dipastikan secara bakteriologis dan histologis A15.9 TB pernafasan yang tidak dijelaskan, dipastikan secara bakteriologis dan histologis A16 TB pernafasan, tidak dipastikan secara bakteriologis atau histologis A16.0 TB paru, secara bakteriologis dan histologis negatif. Bronkiektasia TB, fibrosis paru TB, pneumonia TB , pneumothoraks TB, secara bakteriologis dan histologis negatif. A16.1 TB paru, pemeriksaan bakteriologis dan histologis tidak dilakukan Kondisi pada A16.0, pemeriksaan bakteriologis dan histologis tidak dilakukan A16.2 TB paru, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis TB paru, bronkiektasia TB, fibrosis paru TB, pneumonia TB , pneumothoraks TB, NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis) A16.3 TB kelenjar limfe intratoraks, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis TB kelenjar limfe hilus, intratoraks, mediastinum, trakheobronkus, NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis) Kecuali: dinyatakan primer (A15.7) A16.4 TB larings, trakhea, glottis dan bronkus, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis TB bronkus, glottis, larings, trakhea, NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis) A16.5 Pleuritis TB, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis TB pleura, empyema TB, pleuritis TB, NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis) Kecuali: TB pernafasan primer, dipastikan bakteriologis dan histologis (A15.7) A16.7 TB pernafasan primer, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis TB pernafasan primer NOS Kompleks TB primer A16.8 TB pernafasan lain, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis TB mediastinum, nasofarings, hidung, sinus hidung, NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis) A16.9 TB pernafasan yang tidak dijelaskan, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis TB pernafasan NOS Tuberkulosis NOS



511

A17† TB sistem syaraf A17.0† Meningitis TB(G01*) TB meningen, leptomeningitis TB A17.1† Tuberkuloma meningen (G07*) A17.8† TB lain sistem syaraf Meningoensepfalitis TB (G05.0*), myelitis TB (G05.0*), Tuberkuloma otak atau medulla spinalis, TB otak atau medulla spinalis (G07*), Abses TB otak (G07*), Polyneuropathy TB (G63.0*) A17.9† TB sistem syaraf, tidak dijelaskan (G99.8*) A18 TB organ lain A18.0† TB tulang dan sendi TB panggul (M01.1*), TB lutut (M01.1*), arthritis TB (M01.1*), TB kolom vertebra (M49.0*) Synovitis TB (M68.0*), tenosynovitis TB (M68.0*) Mastoiditis TB (H75.0*), Osteitis TB (M90.0*), osteomyelitis TB (M90.0*), nekrosis TB tulang (M90.0*), A18.1† TB sistem genitourinarius TB ginjal (N29.1*), TB ureter (N29.1*), TB bladder (N33.0*), TB organ genital pria (N51.-*), TB cervix (N74.0*), Pelvic inflammatory disease TB wanita (N74.1*) A18.2 Limfadenopati perifer TB, Adenitis TB Kecuali: Adenopati trakheobronkus TB, TB kelenjar limfe intratoraks (A15.4, A16.3) TB kelenjar limfe mesenterik dan retroperitoneum (A18.3), A18.3 TB usus, peritoneum, dan kelenjar mesenterika Asites TB, TB kelenjar limfe retroperitoneum Peritonitis TB† (K67.3*) TB anus dan rektum†, TB usus (halus, besar)†, enteritis TB† (K93.0*), A18.4 TB kulit dan jaringan subkutis Erythema induratum TB, scrofuloderma Lupus exedens, lupus vulgaris NOS, Lupus vulgaris kelopak mata† (H03.1*), Kecuali: lupus erythematosus (L93.-), lupus erythematosus systemic (M32.-) A18.5† TB mata Episcleritis TB (H19.0*), Keratitis interstitialis TB (H19.2*), keratoconjunctivitis TB (H19.2*) Iridocyclitis TB (H22.0*), Chorioretinitis TB (H32.0*), Kecuali: lupus vulgaris kelopak (A18.4) A18.6† TB telinga Otitis media TB (H67.0*) Kecuali: TB mastoiditis (A18.0†) A18.7† TB kelenjar adrenal (E35.1*), 

512

Penyakit Addison pada TB A18.8† TB organ lain yang dijelaskan: TB kel. tiroid (E35.0*), TB perikardium (I32.0*), TB endokardium (I39.8*), TB miokardium (I41.0*), Arteritis serebri TB (I68.1*) TB esofagus (K23.0*) A19 TB miliaris Termasuk: TB disseminata, TB generalisata, poliserositis TB A19.0 TB miliaris akut pada situs tunggal yang disebutkan A19.1 TB miliaris akut pada situs ganda A19.2 TB miliaris akut, tidak dijelaskan A19.8 TB miliaris lainnya A19.9 TB miliaris, tidak dijelaskan

Penyakit kuman zoonotik tertentu (A20-A28) Penyebab: kuman yang biasa hidup pada hewan dan kemudian ditularkan ke manusia A20 Plague Termasuk: infeksi akibat Yersinia pestis A20.0 Bubonic plague A20.1 Cellulocutaneous plague A20.2 Pneumonic plague A20.3 Plague meningitis A20.7 Septicaemic plague A20.8 Bentuk-bentuk lain plague Plague abortif Plague asimptomatik Pestis minor A20.9 Plague, tidak dijelaskan A21 Tularaemia Termasuk: deer-fly fever, infeksi akibat Francisella tularensis, rabbit fever A21.0 Ulceroglandular tularaemia A21.1 Oculoglandular tularaemia Ophthalmic tularaemia A21.2 Pulmonary tularaemia A21.3 Gastrointestinal tularaemia Abdominal tularaemia A21.7 Generalized tularaemia A21.8 Bentuk-bentuk lain tularaemia A21.9 Tularaemia, tidak dijelaskan A22 Anthrax Termasuk: infeksi akibat Bacillus anthracis A22.0 Anthrax kulit Karbunkel ganas, pustula ganas



513

A22.1 Anthrax pernafasan Anthrax inhalasi Penyakit Ragpicker Penyakit Woolsorter A22.2 Anthrax gastrointestinum A22.7 Septikaemia anthrax A22.8 Bentuk-bentuk lain anthrax Meningitis anthrax † (G01*) A22.9 Anthrax, tidak dijelaskan A23 Brucellosis Termasuk: Demam: Malta, Mediterranean, undulant A23.0 Brucellosis akibat B. melitensis A23.1 Brucellosis akibat B. abortus A23.2 Brucellosis akibat B. suis A23.3 Brucellosis akibat B. canis A23.8 Brucellosis lain A23.9 Brucellosis, tidak dijelaskan A24 Glanders and melioidosis A24.0 Glanders Infeksi akibat Pseudomonas mallei Malleus A24.1 Melioidosis akut dan fulminant Melioidosis: pneumonia, septicaemia A24.2 Melioidosis subakut dan kronis A24.3 Melioidosis lain A24.4 Melioidosis, tidak dijelaskan Infeksi Pseudomonas pseudomallei NOS; Penyakit Whitmore A25 Rat-bite fevers – demam gigitan tikus A25.0 Spirillosis Sodoku A25.1 Streptobacillosis Erythema arthritik epidemik, Demam Haverhill, Streptobacillary rat-bite fever A25.9 Rat-bite fever, tidak dijelaskan A26 A26.0 A26.7 A26.8 A26.9

Erysipeloid Cutaneous erysipeloid; Erythema migrans Erysipelothrix septicaemia Bentuk-bentuk lain erysipeloid Erysipeloid, tidak dijelaskan

A27 Leptospirosis A27.0 Leptospirosis icterohaemorrhagica Leptospirosis akibat L. interrogans serovar icterohaemorrhagiae 

514

A27.8 Bentuk-bentuk lain leptospirosis A27.9 Leptospirosis, tidak dijelaskan A28 Penyakit bakteri zoonotik lain, not elsewhere classified A28.0 Pasteurellosis A28.1 Cat-scratch disease Cat-scratch fever A28.2 Extraintestinal yersiniosis Kecuali: enteritis akibat Y. enterocolitica (A04.6) plague (A20.-) A28.8 Penyakit bakteri zoonotik lain yang dijelaskan, not elsewhere classified A28.9 Penyakit bakteri zoonotik, tidak dijelaskan

Penyakit bakteri lainnya (A30-A49) A30 Leprosy [Hansen's disease] Termasuk: infeksi akibat Mycobacterium leprae Kecuali: Sekuel lepra (B92) A30.0 Indeterminate leprosy Lepra I A30.1 Tuberculoid leprosy Lepra TT A30.2 Borderline tuberculoid leprosy Lepra BT A30.3 Borderline leprosy Lepra BB A30.4 Borderline lepromatous leprosy Lepra BL A30.5 Lepromatous leprosy Lepra LL A30.8 Bentuk lain leprosy A30.9 Lepra, tidak dijelaskan A31 Infeksi akibat mikobakteria lain Kecuali : tuberculosis (A15-A19), leprosy (A30.-) A31.0 Infeksi mikobakterium pada paru-paru Infeksi akibat M. avium, M. intracellulare [Battey bacillus], M. kansasii A31.1 Infeksi mikobakterium pada kulit Buruli ulcer Infeksi akibat M. marinum, M. ulcerans A31.8 Infeksi mikobakterium lainnya A31.9 Infeksi mikobakterium, tidak dijelaskan Infeksi mikobakterium tidak khas NOS Mycobacteriosis NOS A32 Listeriosis Termasuk: infeksi listeria melalui makanan Kecuali: listeriosis neonatus (disseminata) (P37.2)



515

A32.0 Listeriosis kulit A32.1† Meningitis and meningoencephalitis listeria Meningitis listeria (G01*); meningoencephalitis listeria (G05.0*) A32.7 Septikemia listeria A32.8 Bentuk lain listeria Endocarditis listeria † (I39.8*) Arteritis cerebri Listeria † (I68.1*), Listeriosis okuloglandular A32.9 Listeriosis, tidak dijelaskan A33 A34 A35 A36 A36.0

A36.9

Tetanus neonatorum Tetanus obstetri Tetanus lain, Tetanus NOS Diphtheria Difteri farings Angina membranosa difteri Difteri tonsil Difteri nasofarings Difteri larings, Laringotrakheitis difteri Difteri kulit Kecuali: erythrasma (L08.1) Difteri lain Konjungtivitis difteri† (H13.1*); miokarditis difteri† (I41.0*), polyneuritis difteri† (G63.0*) Diphtheria, tidak dijelaskan

A37 A37.0 A37.1 A37.8 A37.9

Whooping cough Whooping cough disebabkan Bordetella pertussis Whooping cough disebabkan Bordetella parapertussis Whooping cough disebabkan spesies Bordetella lain Whooping cough, tidak dijelaskan

A36.1 A36.2 A36.3 A36.8

A38 Scarlet fever Skarlatina Kecuali: sore throat akibat streptokokus A39 Infeksi meningokokus A39.0† Meningitis meningokokus (G01*) A39.1† Sindroma Waterhouse-Friderichsen (E35.1*); Adrenalitis haemoragika meningokokus Sindroma adrenal meningokokus A39.2 Acute meningococcaemia A39.3 Chronic meningococcaemia A39.4 Meningokokaemia, tidak dijelaskan; Bakteremia meningokokus NOS A39.5† Penyakit jantung meningokokus Pericarditis meningokokus (I32.0*)



516

Endocarditis meningokokus (I39.8*), Myocarditis meningokokus (I41.0*), Karditis meningokokus NOS (I52.0*) A39.8 Infeksi meningokokus lain Encephalitis meningokokus meningokokus† (G05.0*) Konjunctivitis meningokokus† (H13.1*) Retrobulbar neuritis meningokokus† (H48.1*) Arthritis meningokokus† (M01.0*) Artritis pasca-meningokokus† (M03.0*) A39.9 Infeksi meningokokus , tidak dijelaskan Penyakit meningokokus NOS A40 Septikemia streptokokus Kecuali: setelah: abortus atau hamil ektopik atau mola (O03-O07, O08.0), infus, transfusi atau injeksi terapi (T80.2), immunisasi (T88.0), ketika melahirkan (O75.3), masa nifas (puerperal) (O85) pada neonatus (P36.0-P36.1) pasca-prosedur (T81.4), A40.0 Septikemia akibat streptokokus, group A A40.1 Septikemia akibat streptokokus, group B A40.2 Septikemia akibat streptokokus, group D A40.3 Septikemia akibat Streptococcus pneumoniae, Septikemia pneumokokus A40.8 Septikemia akibat streptokokus lainnya A40.9 Septikemia akibat streptokokus, tidak dijelaskan A41 Septikemia lain Kecuali: melioidosis septikemik (A24.1), plague septikemik (A20.7) toxic shock syndrome (A48.3), bacteraemia NOS (A49.9) setelah: abortus atau hamil ektopik atau mola (O03-O07, O08.0), infus, transfusi atau injeksi terapi (T80.2), immunisasi (T88.0), selama melahirkan (O75.3) septikemia (akibat)(pada): tularaemia (A21.7), anthrax (A22.7), Erysipelothrix (A26.7), yersiniosis extraintestinum (A28.2), listeria (A32.7), meningokokus (A39.2-A39.4), streptokokus (A40.-), aktinomikotik (A42.7), gonokokus (A54.8), herpesvirus (B00.7), kandida (B37.7), puerperal (O85), neonatal (P36.-), pasca-prosedur (T81.4), A41.0 Septikemia akibat Staphylococcus aureus A41.1 Septikemia akibat stafilokokus lain yang disebutkan Septikemia akibat stafilokokus koagulase-negatif A41.2 Septikemia akibat stafilokokus yang tidak dijelaskan A41.3 Septikemia akibat Haemophilus influenzae A41.4 Septikemia akibat kuman anaerob Kecuali: gas gangrene (A48.0) A41.5 Septikemia akibat organisme Gram-negative lain Septikemia Gram-negative NOS A41.8 Septikemia lain yang dijelaskan 

517

A41.9 Septicaemia, tidak dijelaskan; Septic shock 42 Actinomycosis Kecuali: Kecuali: actinomycetoma (B47.1) A42.0 Aktinomikosis pulmonalis A42.1 Aktinomikosis abdominalis A42.2 Aktinomikosis servikofasialis A42.7 Septikemia aktinomikosis A42.8 Bentuk lain aktinomikosis A42.9 Aktinomikosis, tidak dijelaskan A43 A43.0 A43.1 A43.8 A43.9

Nocardiosis Nokardiosis pulmonalis Nokardiosis kulit Bentuk lain nokardiosis Nokardiosis, tidak dijelaskan

A44 Bartonellosis A44.0 Bartonellosis sistemik Demam Oroya A44.1 Bartonellosis kulit dan mukosa kulit Verruga peruana A44.8 Bentuk lain bartonellosis A44.9 Bartonellosis, tidak dijelaskan A46 Erysipelas A48 Penyakit bakteri lain, not elsewhere classified A48.0 Gas gangrene Clostridial: cellulitis, myonecrosis A48.1 Penyakit Legionnaires A48.2 Penyakit Legionnaires Nonpneumonic [demam Pontiac] A48.3 Toxic shock syndrome Kecuali: septikemia NOS (A41.9), syok endotoxik NOS (R57.8) A48.4 Brazilian purpuric fever; Infeksi sistemik Haemophilus aegyptius A48.8 Penyakit bakteri lain yang dijelaskan A49 Infeksi bakteri, situs tidak dijelaskan Kecuali: infeksi meningokokus NOS (A39.9), infeksi spirokhaeta NOS (A69.9) infeksi chlamydia NOS (A74.9), infeksi rickettsia NOS (A79.9), bakteri penyebab penyakit yang diklasifikasikan pada bab lain (B95-B96), A49.0 Infeksi stafilokokus, tidak dijelaskan A49.1 Infeksi streptokokus, tidak dijelaskan A49.2 Infeksi Haemophilus influenzae, tidak dijelaskan A49.3 Infeksi Mycoplasma, tidak dijelaskan 

518

A49.8 Infeksi bakteri lain dengan situs tidak dijelaskan A49.9 Infeksi bakteri, tidak dijelaskan; Bacteraemia NOS

Infeksi yang terutama ditularkan hubungan seks (A50-A64) Kecuali:

penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24) uretritis nonspesifik and uretritis non-gonokokus (N34.1) penyakit Reiter's (M02.3)

A50 Sifilis kongenital A50.0 Sifilis kongenital dini, dengan gejala Setiap kondisi sifilis kongenital yang dinyatakan dini atau muncul dalam waktu kurang dari dua tahun sejak lahir Sifilis kongenital dini: kulit, mukokutan, viseral Rhinitis, faringitis, laringitis, pneumonia: sifilitika kongenital dini Okulopati, osteokondrodistrofi: sifilitika kongenital dini A50.1 Sifilis kongenital dini, latent Sifilis kongenital tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi serologis positif dan uji cairan spinal negatif, kurang dari dua tahun sejak lahir. A50.2 Sifilis kongenital dini, tidak dijelaskan Sifilis kongenital NOS kurang dari dua tahun sejak lahir A50.3 Okulopati sifilitika kongenital lanjut Keratitis interstitialis sifilitika kongenital lanjut † (H19.2*) Okulopati sifilitika kongenital lanjut NEC† (H58.8*) Kecuali: Triad Hutchinson (A50.5) A50.4 Neurosifilis kongenital lanjut [neurosifilis juvenile] Dementia paralytica juvenilis Juvenile: general paresis, tabes dorsalis, taboparetic neurosyphilis Meningitis† (G01*), encephalitis† (G05.0*): sifilitika kongenital lanjut Polyneuropathy† (G63.0*) sifilitika kongenital lanjut Kecuali: Triad Hutchinson (A50.5) A50.5 Sifilis kongenital lanjut lain dengan gejala klinis Setiap kondisi sifilis kongenital yang dinyatakan lanjut atau muncul dua tahun atau lebih sejak lahir Syphilitic saddle nose [pangkal hidung mencekung seperti sadel] Gigi atau triad Hutchinson Clutton's joints† (M03.1*): [sendi lutut membengkak] Artropati sifilitika† (M03.1*), osteokhondropati sifilitika† (M90.2*) Sifilis kardiovaskuler kongenital lanjut† (I98.0*), A50.6 Sifilis kongenital lanjut, latent Sifilis kongenital tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi serologis positif dan uji cairan spinal negatif, dua tahun atau lebih sejak lahir A50.7 Sifilis kongenital lanjut, tidak dijelaskan Sifilis kongenital NOS dua tahun atau lebih sejak lahir A50.9 Sifilis kongenital, tidak dijelaskan A51 Sifilis dini A51.0 Sifilis genital primer



519

Syphilitic chancre NOS A51.1 Sifilis primer anus A51.2 Sifilis primer di tempat lain A51.3 Sifilis sekunder kulit dan membran mukosa Condyloma latum alopecia sifilitika† (L99.8*), leukoderma sifilitika† (L99.8*), patch mukosa sifilitika A51.4 Sifilis sekunder lain Meningitis sifilitika sekunder † (G01*), iridosiklitis sifilitika sekunder † (H22.0*), okulopati sifilitika sekunder NEC† (H58.8*) myositis sifilitika sekunder † (M63.0*), periostitis sifilitika sekunder † (M90.1*) pelvic inflammatory disease (PID) wanita sifilitika sekunder † (N74.2*), limfadenopati sifilitika sekunder, A51.5 Sifilis dini, latent Sifilis (didapat) tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi serologis positif dan uji cairan spinal negatif, kurang dari dua tahun sejak infeksi A51.9 Sifilis dini, tidak dijelaskan A52 Sifilis lanjut A52.0† Cardiovascular syphilis Sifilis kardiovaskuler NOS (I98.0*) Inkompetensi aorta (I39.1*), regurgitasi pulmonalis (I39.3*) sifilitika Perikarditis (I32.0*), endokarditis NOS (I39.8*), myokarditis (I41.0*), sifilitika Arteritis serebri (I68.1*), aneurisma aorta (I79.0*), aortitis (I79.1*), sifilitika A52.1 Neurosifilis simptomatik Syphilitic parkinsonism† (G22*), Tabes dorsalis Charcot's arthropathy† (M14.6*) [sendi rusak karena nyeri di dalamnya tak bisa dirasakan pasien] Meningitis sifilitika lanjut † (G01*), encephalitis sifilitika lanjut † (G05.0*), Polyneuropathy sifilitika lanjut † (G63.0*), Optic atrophy sifilitika lanjut † (H48.0*), Retrobulbar neuritis sifilitika lanjut † (H48.1*) – radang n. opticus, Acoustic neuritis sifilitika lanjut † (H94.0*) A52.2 Neurosifilis asimptomatik (tanpa gejala) A52.3 Neurosifilis, tidak dijelaskan Gumma sifilis pada sistem syaraf pusat NOS Sifilis (lanjut) pada sistem syaraf pusat NOS Syphiloma pada sistem syaraf pusat NOS A52.7 Sifilis lanjut dengan gejala lainnya Penyakit glomerulus pada syphilis† (N08.0*) Gumma (sifilitika), sifilis lanjut atau tertier: semua tempat, kecuali yang diklasifikasikan pada A52.0-A52.3 Episcleritis sifilitika lanjut † (H19.0*), chorioretinitis sifilitika lanjut † (H32.0*), Okulopathy sifilitika lanjut NEC† (H58.8*), peritonitis sifilitika lanjut † (K67.2*) Leukoderma sifilitika lanjut † (L99.8*), bursitis sifilitika lanjut † (M73.1*), Pelvic inflammatory disease (PID) wanita sifilitika lanjut † (N74.2*). Sifilis [stadium tidak dijelaskan] pada: paru-paru† (J99.8*), hati† (K77.0*), otot† (M63.0*), synovium† (M68.0*), tulang† (M90.2*) 

520

A52.8 Sifilis lanjut, latent Sifilis (didapat) tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi serologis positif fan uji cairan spinal negatif, dua tahun atau lebih sejak lahir. A52.9 Sifilis lanjut, tidak dijelaskan A53 Sifilis lain dan tidak dijelaskan A53.0 Sifilis, tidak dijelaskan dini atau lanjut Sifilis laten NOS Reaksi serologis sifilis positif A53.9 Sifilis, tidak dijelaskan Infeksi Treponema pallidum NOS Sifilis (didapat) NOS Kecuali: sifilis NOS penyebab kematian pada usia <2 tahun (A50.2) A54 Infeksi gonokokus A54.0 Infeksi gonokokus pada saluran genitourinarius bawah tanpa abses kelenjar periuretra atau kelenjar aksesorius. Servisitis gonokokus NOS, vulvovaginitis gonokokus NOS Cystitis gonokokus NOS, urethritis gonokokus NOS, A54.1 Infeksi gonokokus pada saluran genitourinarius bawah dengan abses kelenjar periuretra atau kelenjar aksesorius Abses gonokokus kelenjar Bartolini A54.2† Pelviperitonitis gonokokus dan infeksi gonokokus lainnya Prostatitis gonokokus (N51.0*), orchitis atau epididymitis gonokokus (N51.1*) Pelvic inflammatory disease [PID] gonokokus wanita (N74.3*) Kecuali: peritonitis gonokokus (A54.8) A54.3 Infeksi gonokokus pada mata Konjungtivitis gonokokus† (H13.1*), iridocyclitis gonokokus † (H22.0*) Ophthalmia neonatorum akibat gonokokus A54.4† Infeksi gonokokus pada sistem muskuloskeletonl Arthritis gonokokus (M01.3*), synovitis atau tenosynovitis gonokokus (M68.0*) Bursitis gonokokus (M73.0*), osteomyelitis (M90.2*) gonokokus A54.5 Faringitis gonokokus A54.6 Infeksi gonokokus pada anus dan rektum A54.8 Infeksi gonokokus lainnya Meningitis gonokokus † (G01*), abses gonokokus otak† (G07*), Perikarditis gonokokus † (I32.0*), endokarditis gonokokus † (I39.8*), Miokarditis gonokokus † (I41.0*), pneumonia gonokokus † (J17.0*), Peritonitis gonokokus † (K67.1*), Septikemia gonokokus, dan lesi kulit gonokokus Kecuali: pelviperitonitis gonokokus (A54.2) A54.9 Infeksi gonokokus, tidak dijelaskan A55

Limfogranuloma chlamydia (venereum) Bubo iklim atau tropis Penyakit Durand-Nicolas-Favre Esthiomene Lymphogranuloma inguinale

A56

Penyakit chlamydia lain yang ditularkan melalui hubungan seksual 

521

Termasuk: infeksi hubungan seksual akibat Chlamydia trachomatis Kecuali: lymphogranuloma chlamydia (A55), kondisi pada A74.pneumonia chlamydia neonatus (P23.1), konjungtivitis chlamydia neonatus (P39.1), A56.0 Infeksi chlamydia pada saluran genitourinarius bawah Servisitis chlamydia, vulvovaginitis chlamydia Cystitis chlamydia, urethritis chlamydia A56.1† Infeksi chlamydia pada pelviperitoneum dan organ genitourinarius lain Orchitis atau epididymitis chlamydia (N51.1*) Pelvic inflammatory disease [PID] chlamydia wanita (N74.4*), A56.2 Infeksi chlamydia saluran genitourinarius, tidak dijelaskan A56.3 Infeksi chlamydia anus dan rektum A56.4 Infeksi chlamydia farings A56.8 Infeksi chlamydia melalui hubungan seksual pada tempat lain A57

Chancroid Ulcus molle A58 Granuloma inguinale Donovanosis A59 Trikhomoniasis Kecuali: trikhomoniasis usus (A07.8) A59.0 Trikhomoniasis urogenital; Leukorrhoea (vaginalis); Prostatitis† (N51.0*) akibat T. vaginalis A59.8 Trikhomoniasis di tempat lain A59.9 Trikhomoniasis, tidak dijelaskan A60 Infeksi herpesviral [herpes simplex] anogenital A60.0 Infeksi herpesvirus saluran genitalia dan urogenitalis Infeksi herpesvirus saluran genital: wanita† (N77.0-N77.1*); pria† (N51.-*) A60.1 Infeksi herpesvirus kulit perianus dan rektum A60.9 Infeksi herpesvirus anogenita;, tidak dijelaskan A63 Penyakit hubungan seksual lain, tidak diklasifikasi di tempat lain Kecuali: molluscum contagiosum (B08.1), papilloma servix (D26.0) A63.0 Anogenital (venereal) warts A63.8 Penyakit hubungan kelamin lain yang dijelaskan A64

Penyakit hubungan kelamin yang tidak dijelaskan Penyakit kelamin NOS

Penyakit akibat spirochaeta lainnya (A65-A69) Kecuali: leptospirosis (A27.-); syphilis (A50-A53) A65 Sifilis nonvenereal Bejel; sifilis endemic; Njovera A66 Yaws Termasuk: Bouba, framboesia (tropica), pian A66.0 Yaw, lesi awal Chancre of yaws;



522

A66.1

A66.2

A66.3

A66.4 A66.5 A66.6 A66.7 A66.8 A66.9

Framboesia, awal atau primer; Mother yaw Ulkus framboesia awal Yaw papillomata ganda dan “wet crab” Framboesioma Pianoma; Papilloma plantaris atau palmaris yaws Lesi awal kulit lain pada yaws Yaws kulit <5 tahun setelah infeksi; Yaws (kulit) (makularis) (makulopapularis) (mikropapularis) (papularis) dini Framboeside pada yaws dini Hiperkeratosis pada yaws Ghoul hand Worm-eaten soles Hyperkeratosis, palmaris atau plantaris (dini) (lanjut) akibat yaws Gummata dan ulkus pada yaws Framboeside gummatosa Yaws nodularis (bertukak) lanjut Gangosa Rhinopharyngitis mutilans Lesi tulang dan kulit pada yaws Ganglion, hydrarthrosis, osteitis, periostitis (hipertrofik): pada yaws (dini) (lanjut) Goundou, gumma tulang, osteitis atau periostitis gummatosa: pada yaws (lanjut) Manifestasi lain yaws Nodul yaws juxta-articularis Yaws mukosa Yaws laten Yaws tanpa gejala klinis, dengan serologis positif Yaws, tidak dijelaskan

A67 Pinta [carate] A67.0 Lesi primer pinta Chancre (primer) atau papula (primer): dari pinta (carate) A67.1 Lesi intermedia pinta Plak eritematosa, lesi hiperkromik, hiperkeratosis; pintids: dari pinta (carate) A67.2 Lesi lanjut pinta Lesi kardiovaskuler† (I98.1*) dari pinta (carate) Lesi kulit akromik, sikatriks, atau diskromik: dari pinta (carate) A67.3 Lesi campuran dari pinta Lesi kulit akromik bercampur dengan hiperkromik dari pinta (carate) A67.9 Pinta, tidak dijelaskan A68 Relapsing fevers – demam berulang Termasuk : Recurrent fever Kecuali: Lyme disease (A69.2) A68.0 Louse-borne relapsing fever Relapsing fever akibat Borrelia recurrentis A68.1 Tick-borne relapsing fever 

523

Relapsing fever akibat spesies Borrelia. selain Borrelia recurrentis A68.9 Relapsing fever, tidak dijelaskan A69 Infeksi spirochaeta lainnya A69.0 Stomatitis ulseratif nekrotikans [infeksi Vincent] Cancrum oris Gangrene fusospirochaeta Noma Stomatitis gangrenosa A69.1 Infeksi Vincent lainnya Gingivitis atau gingivostomatitis ulseratif nekrotikans (akut) Angina atau gingivitis Vincent, stomatitis spirochaeta, trench mouth Faringitis fusospirochaeta A69.2 Penyakit Lyme Erythema kronis migrans akibat Borrelia burgdorferi A69.8 Infeksi spirochaeta lain yang dijelaskan A69.9 Infeksi spirochaeta, tidak dijelaskan

Penyakit lain yang disebabkan chlamydiae (A70-A74) A70 Infeksi Chlamydia psittaci Ornithosis; parrot fever, Psittacosis A71 Trachoma Kecuali: sequelae of trachoma (B94.0) A71.0 Stadium awal trachoma Trachoma dubium A71.1 Stadium aktif trachoma Konjungtivitis granularis trachomatosa, konjungtivitis folikularis trachomatosa Pannus trachomatosa A71.9 Trachoma, tidak dijelaskan A74 Penyakit lain akibat chlamydiae Kecuali: penyakit chlamydia yang ditularkan melalui hubungan seksual (A55-A56) pneumonia chlamydia (J16.0) pneumonia chlamydia neonatus (P23.1) conjunctivitis chlamydia neonatus (P39.1) A74.0† Konjungtivitis chlamydia (H13.1*); Paratrachoma A74.8 Penyakit chlamydia lain Peritonitis chlamydia† (K67.0*) A74.9 Infeksi chlamydia, tidak dijelaskan Chlamydiosis NOS

Rickettsioses (A75-A79) A75 Typhus fever Kecuali: rickettsiosis akibat Ehrlichia sennetsu (A79.8) A75.0 Demam tifus ‘louse-borne’ epidemik akibat Rickettsia prowazekii (Demam) tifus klasik



524

Tifus (louse-borne) epidemik A75.1 Recrudescent typhus [penyakit Brill]; Penyakit Brill-Zinsser A75.2 Demam tifus akibat R. typhi; Murine (flea-borne) typhus [tifus tikus yang dibawa kutu] A75.3 Demam tifus akibat R. tsutsugamushi; Scrub (mite-borne) typhus A75.9 Demam tifus, tidak dijelaskan; (Demam) typhus NOS A77 Spotted fever [tick-borne rickettsioses] A77.0 Spotted fever akibat R. rickettsii: Rocky Mountain spotted fever, demam Sao Paulo A77.1 Spotted fever akibat R. conorii Tick typhus: Afrika, India, Kenya Tick fever: Bouton, Marseilles, Mediterran A77.2 Spotted fever akibat R. siberica North Asian tick fever, Siberian tick typhus A77.3 Spotted fever akibat R. australis Queensland tick typhus A77.8 Spotted fever lain A77.9 Spotted fever, tidak dijelaskan Tick-borne typhus NOS A78 Q fever Infeksi akibat Coxiella burnetii, Nine Mile fever, quadrilateral fever A79 Rickettsioses lain A79.0 Trench fever, Quintan fever, Wolhynian fever A79.1 Rickettsial pox akibat Rickettsia akari: Kew Garden fever, rickettsiosis vesikularis A79.8 Rickettsioses lain yang dijelaskan : Rickettsiosis akibat Ehrlichia sennetsu A79.9 Rickettsiosis, tidak dijelaskan; Infeksi Rickettsia NOS

Infeksi virus sistem syaraf pusat (A80-A89) A80 A80.0 A80.1 A80.2 A80.3 A80.4 A80.9

Poliomielitis akut Poliomyelitis paralitika akut, akibat vaksin Poliomyelitis paralitika akut, virus liar, berasal dari luar negeri Poliomyelitis paralitika akut, virus liar, berasal dari dalam negeri Poliomyelitis paralitika akut, jenis lain dan tidak dijelaskan Poliomyelitis non-paralitika akut Poliomyelitis akut, tidak dijelaskan

A81 Infeksi virus lambat sistem syaraf pusat A81.0 Penyakit Creutzfeldt-Jakob:



525

Ensefalopati spongiformis subakut A81.1 Panensefalitis sklerosa aubakut Dawson's inclusion body encephalitis Van Bogaert's sclerosing leukoencephalopathy A81.2 Leukoensefalopati multifokus progresif Leukoensefalopati multifokus NOS A81.8 Infeksi virus lambat lain pada SSP Kuru A81.9 Infeksi virus lambat pada SSP, tidak dijelaskan Infeksi virus lambat NOS A82 A82.0 A82.1 A82.9

Rabies Rabies sylvatika Rabies urban Rabies, tidak dijelaskan

A83 Ensefalitis virus yang ditularkan melalui nyamuk Termasuk: meningoencephalitis virus yang ditularkan melalui nyamuk Kecuali: Venezuelan equine encephalitis (A92.2) A83.0 Japanese encephalitis A83.1 Western equine encephalitis A83.2 Eastern equine encephalitis A83.3 St Louis encephalitis A83.4 Australian encephalitis; Kunjin virus disease A83.5 California encephalitis California meningoencephalitis La Crosse encephalitis A83.6 Rocio virus disease A83.8 Ensefalitis virus lain yang ditularkan melalui nyamuk A83.9 Ensefalitis virus yang ditularkan melalui nyamuk, tidak dijelaskan A84 Ensefalitis virus yang ditularkan melalui kutu Termasuk: tick-borne viral meningoencephalitis A84.0 Tick-borne ensefalitis Timur Jauh [Russian spring-summer encephalitis] A84.1 Tick-borne ensefalitis Eropa Tengah A84.8 Tick-borne ensefalitis virus lain: Louping ill, Powassan virus disease A84.9 Tick-borne ensefalitis virus, tidak dijelaskan A85 Ensefalitis virus lain, not elsewhere classified Termasuk: dinyatakan: ensefalomielitis virus NEC, meningoensefalitis virus NEC Kecuali: khoriomeningitis limfositik (A87.2) ensefalomielitis myalgika ringan (G93.3) ensefalitis akibat: virus poliomyelitis (A80.-), herpesvirus [herpes simplex] (B00.4), zoster (B02.0) virus measles (B05.0), virus mumps (B26.2), A85.0† Ensefalitis enterovirus (G05.1*); 

526

Ensefalomielitis enterovirus A85.1† Ensefalitis adenovirus (G05.1*); Meningoensefalitis adenovirus A85.2 Ensefalitis virus yang dibawa arthropoda, tidak dijelaskan A85.8 Ensefalitis virus lain yang dijelaskan A86 Ensefalitis virus, tidak dijelaskan Ensefalomielitis virus NOS, meningoensefalitis virus NOS A87 Meningitis virus Kecuali: meningitis akibat: virus poliomyelitis (A80.-), herpesvirus [herpes simplex] (B00.3), zoster (B02.1) virus measles (B05.1), virus mumps (B26.1), A87.0† Meningitis enterovirus (G02.0*): Meningitis Coxsackievirus, Meningitis Echovirus A87.1† Meningitis adenovirus (G02.0*) A87.2 Khoriomeningitis limfositik, Meningoensefalitis limfositik A87.8 Meningitis virus lain A87.9 Meningitis virus, tidak dijelaskan A88 Infeksi virus sistem syaraf pusat lainnya, not elsewhere classified Kecuali: encephalitis virus NOS (A86), meningitis virus NOS (A87.9) A88.0 Demam eksantema enterovirus [Boston exanthem] A88.1 Epidemic vertigo A88.8 Infeksi virus sistem syaraf pusat lain yang dijelaskan A89 Infeksi virus sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan

Demam arbovirus dan demam berdarah virus (A90-A99) A90

Demam dengue [dengue klasik]

A91

Demam berdarah dengue

A92 Demam akibat virus yang dibawa nyamuk lainnya Kecuali: Penyakit Ross River (B33.1) A92.0 Penyakit virus Chikungunya; Demam (berdarah) Chikungunya A92.1 Demam O'nyong-nyong A92.2 Demam equine Venezuela Venezuelan equine encephalitis Venezuelan equine encephalomyelitis virus disease A92.3 Demam West Nile A92.4 Demam Rift Valley A92.8 Demam akibat virus yang dibawa oleh nyamuk lainnya A92.9 Demam akibat virus yang dibawa oleh nyamuk, tidak dijelaskan A93 Demam arbovirus lain, not elsewhere classified A93.0 Demam virus Oropouche, Demam Oropouche



527

A93.1 Demam Sandfly Demam Pappataci Demam Phlebotomus A93.2 Colorado tick fever A93.8 Demam arbovirus lain yang dijelaskan Penyakit virus Piry Penyakit virus stomatitis vesikularis (demam Indiana) A94

Demam arbovirus, tidak dijelaskan Demam atau infeksi arbovirus NOS A95 Yellow fever A95.0 Sylvatic yellow fever; Jungle yellow fever A95.1 Urban yellow fever A95.9 Yellow fever, tidak dijelaskan A96 Demam berdarah arenavirus A96.0 Demam berdarah Junin Demam berdarah Argentina A96.1 Demam berdarah Machupo Demam berdarah Bolivia A96.2 Demam Lassa A96.8 Demam berdarah arenavirus lain A96.9 Demam berdarah arenavirus, tidak dijelaskan A98 Demam berdarah virus lain, not elsewhere classified Kecuali: Demam berdarah dengue (A91) Demam berdarah chikungunya (A92.0) A98.0 Demam berdarah Crimea-Congo: Demam berdarah Asia tengah A98.1 Demam berdarah Omsk A98.2 Penyakit Kyasanur Forest A98.3 Penyakit virus Marburg A98.4 Penyakit virus Ebola A98.5 Demam berdarah dengan gejala ginjal Demam berdarah epidemik, demam berdarah Korea, demam berdarah Russia Penyakit virus Hantaan Nephropathia epidemica A98.8 Demam berdarah virus lain yang dijelaskan A99

Demam berdarah akibat virus yang tidak dijelaskan

Infeksi virus dengan lesi kulit dan mukosa (B00-B09) B00 Infeksi herpesvirus [herpes simplex] Kecuali: Infeksi herpesvirus anogenital (A60.-), Herpangina (B08.5), mononucleosis gammaherpesvirus (B27.0), Infeksi herpesvirus kongenital (P35.2)



528

B00.0 Eczema herpeticum; Erupsi variselliformis Kaposi B00.1 Dermatitis vesikularis herpesvirus Herpes simplex fasialis, herpes simplex labialis Dermatitis vesikularis pada telinga atau bibir akibat human (α) herpesvirus 2 B00.2 Gingivostomatitis dan pharyngotonsillitis herpesvirus; Pharyngitis herpesvirus B00.3† Meningitis herpesvirus (G02.0*) B00.4† Encephalitis herpesvirus (G05.1*): Meningoencephalitis herpesvirus, Penyakit Simian B [simian = monyet] B00.5† Penyakit mata herpesvirus: Dermatitis herpesvirus kelopak mata (H03.1*), Konjungtivitis herpesvirus (H13.1*) Keratitis herpesvirus (H19.1*), keratoconjunctivitis herpesvirus (H19.1*) Iridocyclitis herpesvirus (H22.0*), iritis herpesvirus (H22.0*) Uveitis anterior herpesvirus (H22.0*) B00.7 Penyakit herpesvirus disseminata, Septikemia herpesvirus B00.8 Bentuk lain infeksi herpesvirus hepatitis herpesvirus † (K77.0*), whitlow herpesvirus B00.9 Infeksi herpesvirus, tidak dijelaskan Infeksi herpes simplex NOS B01 Varicella [chickenpox] B01.0† Meningitis varicella (G02.0*) B01.1† Ensefalitis varicella (G05.1*) Ensefalitis postchickenpox; ensefalomyelitis varicella B01.2† Pneumonia varicella (J17.1*) B01.8 Varicella dengan komplikasi lain B01.9 Varicella tanpa komplikasi Varicella NOS B02 Zoster [herpes zoster] B02.0† Ensefalitis zoster (G05.1*); Meningoensefphalitis zoster B02.1† Meningitis zoster (G02.0*) B02.2† Zoster yang melibatkan sistem syaraf lainnya Ganglionitis genikulata pascaherpes (G53.0*) Neuralgia trigeminus pascaherpes (G53.0*) Polyneuropathy pascaherpes (G63.0*) B02.3† Penyakit mata zoster Blefaritis zoster (H03.1*), Konjungtivitis zoster (H13.1*), skleritis zoster (H19.0*), Keratitis zoster (H19.2*), keratokonjungtivitis zoster (H19.2*), Iritis zoster (H22.0*), dan iridosiklitis zoster (H22.0*) B02.7 Zoster disseminata B02.8 Zoster dengan komplikasi lain B02.9 Zoster tanpa komplikasi, zoster NOS 

529

B03 Smallpox Tahun 1980 World Health Assembly ke-33 menyatakan smallpox telah hapus. Klasifikasi ini masih dipertahankan untuk tujuan pengawasan. B04

Monkeypox

B05 Measles Termasuk : morbilli Kecuali: subacute sclerosing panencephalitis (A81.1) B05.0† Measles dengan komplikasi encephalitis (G05.1*), Ensefalitis pasca measles B05.1† Measles dengan komplikasi meningitis (G02.0*), meningitis pasca measles B05.2† Measles dengan komplikasi pneumonia (J17.1*), Pneumonia pasca measles B05.3† Measles dengan pasca measles komplikasi otitis media (H67.1*), Otitis media pasca measles B05.4 Measles dengan komplikasi usus B05.8 Measles dengan komplikasi lain, Keratitis dan keratoconjunctivitis measles † (H19.2*) B05.9 Measles tanpa komplikasi, Measles NOS B06 Rubella [German measles] Kecuali: rubella kongenital (P35.0) B06.0† Rubella dengan komplikasi neurologis Meningitis rubella (G02.0*), Ensefalitis rubella (G05.1*), meningoensefalitis rubella(G05.1*) B06.8 Rubella dengan komplikasi lain Arthritis rubella † (M01.4*), Pneumonia rubella † (J17.1*) B06.9 Rubella tanpa komplikasi Rubella NOS B07 Viral warts – jerawat virus Verruca: simplex, vulgaris Kecualianogenital (venereal) warts (A63.0) papilloma pada: larynx (D14.1), cervix (D26.0), atau bladder (D41.4) B08 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa, N.E.C. Kecuali: penyakit virus stomatitis vesikularis (A93.8) B08.0 Infeksi orthopoxvirus lain: Cowpox, Pseudocowpox [milker's node], Penyakit virus Orf, Vaccinia Kecuali: monkeypox (B04) B08.1 Molluscum contagiosum B08.2 Exanthema subitum [sixth disease]



530

B08.3 Erythema infectiosum [fifth disease] B08.4 Stomatitis vesikularis enterovirus dengan eksantema Penyakit tangan, mulut dan kaki B08.5 Faringitis vesikularis enterovirus , Herpangina B08.8 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa yang dijelaskan Faringitis limfonodularis enterovirus, penyakit kaki dan mulut Penyakit virus Tanapox, penyakit virus Yaba pox. B09 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa, tidak dijelaskan Enanthema virus NOS, exanthema virus NOS

Hepatitis virus(B15-B19) Kecuali:

hepatitis herpesvirus [herpes simplex] (B00.8) hepatitis cytomegalovirus (B25.1), sequelae hepatitis virus (B94.2) B15 Hepatitis akut A B15.0 Hepatitis A dengan koma hepatika B15.9 Hepatitis A tanpa koma hepatika, Hepatitis A (akut) (virus) NOS B16 B16.0 B16.1 B16.2 B16.9

Hepatitis akut B Hepatitis akut B dengan delta-agent (koinfeksi), dengan koma hepatika Hepatitis akut B dengan delta-agent (koinfeksi), tanpa koma hepatika Hepatitis akut B tanpa delta-agent, dengan koma hepatika Hepatitis akut B tanpa delta-agent, dan tanpa koma hepatika Hepatitis B (akut) (virus) NOS

B17 B17.0 B17.1 B17.2 B17.8

Hepatitis virus akut lain Delta-(super)infection akut terhadap carrier hepatitis B Hepatitis akut C Hepatitis akut E Hepatitis virus akut lain yang dijelaskan, Hepatitis non-A non-B (akut) (virus) NEC

B18 Hepatitis virus kronis B18.0 Hepatitis virus B kronis dengan delta-agent B18.1 Hepatitis virus B kronis tanpa delta-agent, Hepatitis (virus) kronis B B18.2 Hepatitis virus C kronis B18.8 Hepatitis virus kronis lain B18.9 Hepatitis virus kronis, tidak dijelaskan B19 Hepatitis virus, tidak dijelaskan B19.0 Hepatitis virus yang tidak dijelaskan dengan koma B19.9 Hepatitis virus yang tidak dijelaskan tanpa koma hepatika Hepatitis virus NOS

Penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24) 

531

Catatan: Kecuali:

Subkategori karakter ke-4 pada B20-B23 disediakan untuk pemakaian opsi kalau pengkodean ganda tidak mungkin atau tidak diinginkan untuk identifikasi keadaan spesifik. Status infeksi HIV asimptomatik (Z21)

B20 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit Kecuali: sindroma infeksi akut HIV (B23.0) B20.0 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi mycobacteria Penyakit HIV yang menyebabkan tuberkulosis B20.1 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi bakteri lain B20.2 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit cytomegalovirus B20.3 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi virus lain B20.4 Penyakit HIV yang menyebabkan kandidiasis B20.5 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit jamur lain B20.6 Penyakit HIV yang menyebabkan pneumonia Pneumocystis carinii B20.7 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi ganda B20.8 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit lain B20.9 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit yang tidak dijelaskan Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi NOS B21 B21.0 B21.1 B21.2 B21.3

Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas Penyakit HIV yang menyebabkan sarkoma Kaposi Penyakit HIV yang menyebabkan limfoma Burkitt Penyakit HIV yang menyebabkan jenis lain limfoma non-Hodgkin Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas lain pada jaringan limfoid, hematopoietik dan yang terkait B21.7 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas ganda B21.8 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas lain B21.9 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas yang tidak dijelaskan B22 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit lain yang dijelaskan B22.0 Penyakit HIV yang menyebabkan ensefalopati Dementia HIV B22.1 Penyakit HIV yang menyebabkan pneumonitis interstitialis llimfoid B22.2 Penyakit HIV yang menyebabkan wasting syndrome Penyakit HIV yang menyebabkan gagal bertumbuh Penyakit kurus (Slim disease) B22.7 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit ganda yang diklasifikasi di tempat lain Catatan: Untuk pemakaian kategori ini, perlu rujukan ke aturan pengkodean morbiditas dan mortalitas di Volume 2. B23 B23.0 B23.1 B23.2 B23.8

Penyakit HIV yangmenyebabkan kondisi lain Sindroma infeksi HIV akut Penyakit HIV yang menyebabkan limfadenopati umum (persistent) Penyakit HIV yang menyebabkan kelainan haematologis dan immunologis, n.e.c. Penyakit HIV yang menyebabkan kondisi lain yang dijelaskan

B24

Penyakit HIV, tidak dijelaskan 

532

Acquired immunodeficiency syndrome [AIDS] NOS AIDS-related complex [ARC] NOS

Penyakit virus lain (B25-B34) B25 Penyakit Cytomegalovirus (CMV) Kecuali: infeksi CMV kongenital (P35.1), mononucleosis CMV (B27.1) B25.0† Pneumonitis CMV (J17.1*) B25.1† Hepatitis CMV (K77.0*) B25.2† Pancreatitis CMV (K87.1*) B25.8 Penyakit CMV lain B25.9 Penyakit CMV, tidak dijelaskan B26 Mumps B26.0† Orchitis mumps (N51.1*) B26.1† Meningitis mumps (G02.0*) B26.2† Encephalitis mumps (G05.1*) B26.3† Pancreatitis mumps (K87.1*) B26.8 Mumps dengan komplikasi lain: Polyneuropathy mumps† (G63.0*), myocarditis mumps† (I41.1*) Arthritis mumps† (M01.5*), nephritis mumps† (N08.0*) B26.9 Mumps tanpa komplikasi Mumps NOS, Parotitis NOS B27 Mononucleosis infeksiosa Termasuk: glandular fever, monocytic angina, penyakit Pfeiffer' B27.0 Mononucleosis gammaherpesvirus; Mononucleosis akibat virus Epstein-Barr B27.1 Mononucleosis CMV B27.8 Mononucleosis infeksiosa lain B27.9 Mononucleosis infeksiosa, tidak dijelaskan B30 Konjungtivitis virus Kecuali: penyakit mata herpesvirus [herpes simplex] (B00.5), penyakit mata zoster (B02.3) B30.0† Keratoconjunctivitis akibat adenovirus (H19.2*); Keratoconjunctivitis epidemika, Shipyard eye B30.1† Konjungtivitis akibat adenovirus (H13.1*), Konjungtivitis folikularis adenovirus akut, Swimming-pool conjunctivitis B30.2 Faringokonjungtivitis virus B30.3† Konjungtivitis hemoragika epidemik akut (enterovirus) (H13.1*); Konjungtivitis akibat coxsackievirus 24, Konjungtivitis akibat enterovirus 70 Konjungtivitis hemoragika (akut) (epidemik)



533

B30.8† Konjungtivitis virus lainnya (H13.1*); Konjungtivitis Newcastle B30.9 Konjungtivitis virus, tidak dijelaskan B33 Penyakit virus lain, not elsewhere classified B33.0 Myalgia epidemik Penyakit Bornholm B33.1 Penyakit Ross River Demam Ross River Poliartritis dan exantema epidemik B33.2 Karditis virus B33.3 Infeksi retrovirus, not elsewhere classified; Infeksi retrovirus NOS B33.8 Penyakit virus lain yang dijelaskan. B34 Penyakit virus dengan situs tidak dijelaskan Kecuali: infeksi herpesvirus NOS (B00.9) penyakit CMV NOS (B25.9) infeksi retrovirus NOS (B33.3) virus sebagai penyebab penyakit yang diklasifikasikan pada bab lain (B97.-) B34.0 Infeksi adenovirus, tidak dijelaskan B34.1 Infeksi enterovirus, tidak dijelaskan Infeksi coxsackievirus NOS Infeksi echovirus NOS B34.2 Infeksi coronavirus, tidak dijelaskan B34.3 Infeksi parvovirus, tidak dijelaskan B34.4 Infeksi papovavirus, tidak dijelaskan B34.8 Infeksi virus lain yang situsnya tidak dijelaskan B34.9 Infeksi virus, tidak dijelaskan; Viraemia NOS

Mycoses (B35-B49) Kecuali:

mycosis fungoides (C84.0) pneumonitis hipersensitif akibat debu organik (J67.-) B35 Dermatophytosis Termasuk: favus infeksi Epidermophyton, Microsporum and Trichophyton tinea, semua jenis kecuali yang ada pada B36.B35.0 Tinea barbae dan tinea capitis Ringworm (jamur) jenggot, ringworm kulit kepala, kerion, sycosis jamur B35.1 Tinea unguium Onychomycosis, onychia dermatophyta, dermatophytosis kuku, ringworm kuku B35.2 Tinea manuum Dermatophytosis tangan, hand ringworm B35.3 Tinea pedis Athlete's foot, dermatophytosis kaki, foot ringworm B35.4 Tinea corporis



534

Ringworm badan B35.5 Tinea imbricata Tokelau B35.6 Tinea cruris; Dhobi itch, groin ringworm, jock itch B35.8 Dermatophytosis lain Dermatophytosis disseminata, dermatophytosis granulomatosa B35.9 Dermatophytosis, tidak dijelaskan; Ringworm NOS B36 Mikosis permukaaan lainnya B36.0 Pityriasis versicolor Tinea flava, tinea versicolor, [panu] B36.1 Tinea nigra; Microsporosis nigra, pityriasis nigra Keratomycosis nigricans palmaris B36.2 White piedra Tinea blanca B36.3 Black piedra B36.8 Mikosis superfisialis lain yang dijelaskan B36.9 Mikosis superfisialis, tidak dijelaskan B37 Candidiasis Termasuk: candidosis, miniliasis Kecuali: kandidiasis neonatus (P37.5) B37.0 Stomatitis kandida Oral thrush B37.1 Kandidiasis pulmonalis B37.2 Kandidiasis kulit dan kuku; Onychia kandida, paronychia kandida Kecuali: dermatitis diaper (L22) B37.3† Kandidiasis vulva dan vagina (N77.1*); Vulvovaginitis kandida, vulvovaginitis monilia; vaginal thrush B37.4† Kandidiasis urogenital lain; Balanitis kandida (N51.2*), urethritis kandida (N37.0*) B37.5† Meningitis kandida(G02.1*) B37.6† Endokarditis kandida (I39.8*) B37.7 Septikemia kandida B37.8 Kandidiasis pada situs lain; Cheilitis kandida Enteritis kandida B37.9 Kandidiasis, tidak dijelaskan; Thrush NOS B38 B38.0 B38.1 B38.2

Coccidioidomycosis Koksidioidomikosis paru-paru akut Koksidioidomikosis paru-paru kronis Koksidioidomikosis paru-paru, tidak dijelaskan 

535

B38.3 Koksidioidomikosis kulit B38.4† Koksidioidomikosis meningitis (G02.1*) B38.7 Koksidioidomikosis disseminata Koksidioidomikosis generalisata B38.8 Bentuk lain koksidioidomikosis B38.9 Koksidioidomikosis, tidak dijelaskan B39 B39.0 B39.1 B39.2 B39.3

Histoplasmosis Histoplasmosis capsulati paru-paru akut Histoplasmosis capsulati paru-paru kronis Histoplasmosis capsulati paru-paru, tidak dijelaskan Histoplasmosis capsulati disseminata Histoplasmosis capsulati generalisata B39.4 Histoplasmosis capsulati, tidak dijelaskan Histoplasmosis Amerika B39.5 Histoplasmosis duboisii Histoplasmosis Afrika B39.9 Histoplasmosis, tidak dijelaskan B40 Blastomycosis Kecuali: Blastomikosis Brazilia (B41.-) Blastomikosis keloid (B48.0) B40.0 Blastomikosis paru-paru akut B40.1 Blastomikosis paru-paru kronis B40.2 Blastomikosis paru-paru, tidak dijelaskan B40.3 Blastomikosis kulit B40.7 Blastomikosis disseminata Blastomikosis generalisata B40.8 Bentuk lain blastomikosis B40.9 Blastomikosis, tidak dijelaskan B41 Parakoksidioidomikosis Termasuk: Blastomikosis Brazilia Penyakit Lutz B41.0 Parakoksidioidomikosis paru-paru B41.7 Parakoksidioidomikosis disseminata Parakoksidioidomikosis umum B41.8 Bentuk lain parakoksidioidomikosis B41.9 Parakoksidioidomikosis, tidak dijelaskan B42 Sporotrichosis B42.0† Sporotrikosis paru-paru (J99.8*) B42.1 Sporotrikosis limfokutan B42.7 Sporotrikosis disseminata Sporotrikosis umum B42.8 Bentuk lain sporotrikosis B42.9 Sporotrikosis, tidak dijelaskan



536

B43 Chromomycosis and phaeomycotic abscess B43.0 Kromomikosis kulit Dermatitis verrucosa B43.1 Abses otak phaeomikotik Kromomycosis otak B43.2 Abses dan kista phaeomikotik subkutis B43.8 Bentuk lain kromomikosis B43.9 Kromomikosis, tidak dijelaskan B44 Aspergillosis Termasuk: Aspergilloma B44.0 Aspergillosis paru-paru invasif B44.1 Aspergillosis paru-paru lainnya B44.2 Aspergillosis paru-paru tonsil B44.7 Aspergillosis paru-paru disseminata Aspergillosis umum B44.8 Bentuk lain aspergillosis B44.9 Aspergillosis, tidak dijelaskan B45 Cryptococcosis B45.0 Kriptokokosis paru-paru B45.1 Kriptokokosis cerebralis Kriptokokosis meningocerebralis Meningitis cryptococcus † (G02.1*) B45.2 Kriptokokosis kulit B45.3 Kriptokokosis tulang B45.7 Kriptokokosis disseminata Kriptokokosis umum B45.8 Bentuk lain kriptokokosis B45.9 Cryptococcosis, tidak dijelaskan B46 B46.0 B46.1 B46.2 B46.3 B46.4

Zygomycosis Mukormikosis paru-paru Mukormikosis rhinocerebralis Mukormikosis gastrointestinalis Mukormikosis kulit, mucormycosis subkutis Mukormikosis disseminata; Mukormikosis umum B46.5 Mukormikosis, tidak dijelaskan B46.8 Zygomikoses lain; Entomophthoromycosis B46.9 Zygomikosis, tidak dijelaskan; Phycomycosis NOS B47 Mycetoma B47.0 Eumycetoma Madura foot jenis mikotik; Maduromycosis B47.1 Actinomycetoma 

537

B47.9 Mycetoma, tidak dijelaskan; Madura foot NOS B48 Mikosis lain, not elsewhere classified B48.0 Lobomycosis Penyakit Lobo; Blastomikosis keloid B48.1 Rhinosporidiosis B48.2 Allescheriasis Infeksi Pseudallescheria boydii Kecuali: eumycetoma (B47.0) B48.3 Geotrichosis; Stomatitis geotrichum B48.4 Penicillosis B48.7 Mikoses oportunistik B48.8 Mikoses lain yang dijelaskan Adiaspiromycosis B49

Mycosis, tidak dijelaskan Fungaemia NOS

Penyakit-penyakit akibat protozoa (B50-B64) Kecuali:

amoebiasis (A06.-), penyakit usus akibat protozoal lain (A07.-) B50 Malaria Plasmodium falciparum Termasuk: infeksi campuran P. falciparum dengan Pasmodium spp. lain B50.0 Malaria P. falciparum dengan komplikasi otak Malaria otak NOS B50.8 Malaria P. falciparum berat dan berkomplikasi lain Malaria P. falciparum berat dan berkomplikasi NOS B50.9 Malaria P. falciparum, tidak dijelaskan B51 Malaria Plasmodium vivax Termasuk: infeksi campuran P. vivax dengan Plasmodium spp. lain Kecuali: bercampur dengan P. falciparum (B50.-) B51.0 Malaria P. vivax dengan ruptur limpa B51.8 Malaria P. vivax dengan komplikasi lain B51.9 Malaria P. vivax tanpa komplikasi Malaria P. vivax NOS B52 Malaria Plasmodium malariae Termasuk: infeksi campuran P. malariae dengan Plasmodium spp. lain Kecuali: bercampur dengan P. falciparum (B50.-) bercampur dengan P. vivax (B51.-) B52.0 Malaria P. malariae dengan nephropathy B52.8 Malaria P. malariae dengan komplikasi lain B52.9 Malaria P. malariae tanpa komplikasi



538

Malaria P. malariae NOS B53 Malaria lain yang secara parasitologi dipastikan B53.0 Malaria P. ovale Kecuali: bercampur dengan P. falciparum (B50.-) bercampur dengan P. vivax (B51.-) bercampur dengan P. malariae (B52.-) B53.1 Malaria akibat plasmodia simian (monyet) Kecuali: bercampur dengan P. falciparum (B50.-) bercampur dengan P. vivax (B51.-) bercampur dengan P. malariae (B52.-) bercampur dengan P. ovale (B53.0), B53.8 Malaria lain yang secara parasitologi dipastikan, not elsewhere classified; Malaria yang secara parasitologi dipastikan NOS. B54 Malaria yang tidak dijelaskan Malaria yang didiagnosa secara klinis tanpa konfirmasi parasitologi B55 Leishmaniasis B55.0 Leishmaniasis viseral; Kala-azar; Leishmaniasis kulit pasca-kala-azar B55.1 Leishmaniasis kulit B55.2 Leishmaniasis mukokutan B55.9 Leishmaniasis, tidak dijelaskan B56 B56.0 B56.1 B56.9

Trypanosomiasis Afrika Trypanosomiasis Gambia; West African sleeping sickness Trypanosomiasis Rhodesia; East African sleeping sickness Trypanosomiasis Afrika, tidak dijelaskan; Sleeping sickness NOS

B57 Penyakit Chagas Termasuk: American trypanosomiasis; Infeksi Trypanosoma cruzi B57.0† Penyakit Chagas akut yang melibatkan jantung (I41.2*, I98.1*) Penyakit Chagas akut yang melibatkan kardiovaskuler NEC (I98.1*) Penyakit Chagas akut dengan miokarditis (I41.2*) B57.1 Penyakit Chagas akut tanpa melibatkan jantung; Penyakit Chagas akut NOS B57.2† Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan jantung (I41.2*, I98.1*) Trypanosomiasis Amerika NOS Penyakit Chagas (kronis) NOS Penyakit Chagas (kronis) (dengan) melibatkan kardiovaskuler NEC (I98.1*), Penyakit Chagas (kronis) (dengan) myokarditis (I41.2*) Trypanosomiasis NOS, di tempat penyakit Chagas prevalent B57.3 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan sistem pencernaan B57.4 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan sistem syaraf B57.5 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan organ lain



539

B58 Toxoplasmosis Termasuk: Infeksi Toxoplasma gondii Kecuali: Toxoplasmosis kongenital (P37.1) B58.0† Okulopati toxoplasma; chorioretinitis toxoplasma (H32.0*) B58.1† Hepatitis toxoplasma (K77.0*) B58.2† Meningoencephalitis toxoplasma (G05.2*) B58.3† Toxoplasmosis paru-paru (J17.3*) B58.8 Toxoplasmosis yang melibatkan organ lain: Miokarditis toxoplasma † (I41.2*); Miositis toxoplasma † (M63.1*) B58.9 Toxoplasmosis, tidak dijelaskan B59

Pneumocystosis Pneumonia akibat Pneumocystis carinii

B60 Penyakit protozoa lain, not elsewhere classified Kecuali: Kriptosporidiosis (A07.2); Isosporiasis (A07.3) B60.0 Babesiosis Piroplasmosis [infeksi intraeritrosit pada hewan] B60.1 Acanthamoebiasis Konjungtivitis akibat Acanthamoeba† (H13.1*) Keratokonjungtivitis akibat Acanthamoeba† (H19.2*) B60.2 Naegleriasis Meningoensefalitis amuba primer † (G05.2*) B60.8 Penyakit protozoa lain yang dijelaskan: Mikrosporidiosis B64

Penyakit protozoa yang tidak dijelaskan

Helminthiases (B65-B83) B65 Schistosomiasis [bilharziasis] Termasuk: snail fever B65.0 Skistosomiasis akibat Schistosoma haematobium [schistosomiasis urine] B65.1 Skistosomiasis akibat Schistosoma mansoni [schistosomiasis usus] B65.2 Skistosomiasis akibat Schistosoma japonicum: Skistosomiasis Asia B65.3 Dermatitis cercaria Swimmer's itch B65.8 Skistosomiasis lain: Infeksi Schistosoma intercalatum, Schistosoma mattheei, Schistosoma mekongi B65.9 Skistosomiasis, tidak dijelaskan B66 Infeksi cacing jaringan (fluke) lainnya B66.0 Opisthorchiasis Infeksi cacing hati kucing



540

Opisthorchis (felineus)(viverrini) B66.1 Clonorchiasis Penyakit cacing hati Cina, Penyakit cacing hati oriental; Infeksi Clonorchis sinensis B66.2 Dicrocoeliasis Infeksi Dicrocoelium dendriticum Infeksi cacing jaringan lancet B66.3 Fascioliasis Infeksi: Fasciola gigantica, F. hepatica, F. indica; Penyakit cacing hati domba B66.4 Paragonimiasis Infeksi Paragonimus sp; Penyakit cacing paru-paru Distomiasis paru-paru B66.5 Fasciolopsiasis Infeksi Fasciolopsis buski; Distomiasis usus B66.8 Infeksi fluke lain Echinostomiasis, Heterophyiasis, Metagonimiasis, Nanophyetiasis, Watsoniasis B66.9 Infeksi cacing jaringan, tidak dijelaskan B67 Echinococcosis Termasuk: hydatidosis B67.0 Infeksi Echinococcus granulosus pada liver B67.1 Infeksi Echinococcus granulosus pada lung B67.2 Infeksi Echinococcus granulosus pada bone B67.3 Infeksi Echinococcus granulosus pada, other and multiple sites B67.4 Infeksi Echinococcus granulosus, tidak dijelaskan B67.5 Infeksi Echinococcus multilocularis pada hati B67.6 Infeksi Echinococcus multilocularis pada situs lain dan ganda B67.7 Infeksi Echinococcus multilocularis, tidak dijelaskan B67.8 Echinococcosis pada hati, tidak dijelaskan B67.9 Echinococcosis, di tempat lain and tidak dijelaskan;Echinococcosis NOS B68 Taeniasis Kecuali: cysticercosis (B69.-) B68.0 Taeniasis Taenia solium (Infeksi) cacing pita babi B68.1 Taeniasis Taenia saginata (Infeksi) cacing pita sapi Infeksi cacing pita Taenia saginata dewasa B68.9 Taeniasis, tidak dijelaskan B69 Cysticercosis Termasuk: infeksi cysticerciasis akibat bentuk larva Taenia solium B69.0 Cysticercosis sistem syaraf pusat B69.1 Cysticercosis mata 

541

B69.8 Cysticercosis pada situs lain B69.9 Cysticercosis, tidak dijelaskan B70 Diphyllobothriasis and sparganosis B70.0 Diphyllobothriasis: Infeksi Diphyllobothrium (dewasa) (latum) (pacificum), (Infeksi) cacing pita ikan Kecuali: diphyllobothriasis larva (B70.1) B70.1 Sparganosis Infeksi Sparganum (mansoni)(proliferum); infeksi larva Spirometra Diphyllobothriasis larva Spirometrosis B71 Infeksi cestoda lainnya B71.0 Hymenolepiasis (Infeksi) cacing pita cebol (dwarf) (Infeksi) cacing pita tikus B71.1 Dipylidiasis (Infeksi) cacing pita anjing B71.8 Infeksi cestoda lain yang dijelaskan Coenurosis B71.9 Infeksi cestoda, tidak dijelaskan: (Infeksi) cacing pita NOS B72 Dracunculiasis Infeksi Dracunculus medinensis, Infeksi cacing Guinea B73 Onchocerciasis Infeksi Onchocerca volvulus, Onchocercosis, River blindness B74 Filariasis Kecual: Onchocerciasis (B73); Eosinofilia (pulmonalis) tropis NOS (J82) B74.0 Filariasis akibat Wuchereria bancrofti: Elefantiasis bancrofti, Filariasis bancrofti B74.1 Filariasis akibat Brugia malayi B74.2 Filariasis akibat Brugia timori B74.3 Loiasis Infeksi Loa loa Sembab Calabar Penyakit cacing mata Afrika B74.4 Mansonelliasis: Infeksi Mansonella ozzardi, M. perstans, M. streptocerca B74.8 Filariasis lain Dirofilariasis B74.9 Filariasis, tidak dijelaskan 

542

B75 Trichinellosis Infeksi Trichinella spp; Trichiniasis B76 Hookworm diseases Termasuk: Uncinariasis B76.0 Ancylostomiasis Infeksi Ancylostoma sp. B76.1 Necatoriasis Infeksi Necator americanus B76.8 Penyakit cacing tambang lain B76.9 Penyakit cacing tambang, tidak dijelaskan: Cutaneous larva migrans NOS B77 Ascariasis Termasuk: Askaridiasis Infeksi cacing gelang B77.0 Askariasis dengan komplikasi usus B77.8 Askariasis dengan komplikasi lain B77.9 Askariasis, tidak dijelaskan B78 B78.0 B78.1 B78.7 B78.9

Strongyloidiasis Infeksi Strongyloides stercoralis, menyebabkan rash kulit, eosinofilia, dan nyeri perut. Strongyloidiasis usus Strongyloidiasis kulit Strongyloidiasis disseminata Strongyloidiasis, tidak dijelaskan

B79 Trichuriasis - Trichocephaliasis;: Whipworm (penyakit)(infeksi) Trichocephaliasis (Penyakit)(infeksi) whipworm [cacing cambuk] B80 Enterobiasis - Oxyuriasis; Pinworm infection; infeksi Threadworm Oxyuriasis Infeksi pinworm [cacing jarum] Infeksi threadworm [cacing benang] B81 Helminthiasis usus lainnya, not elsewhere classified Kecuali: angiostrongyliasis akibat Parastrongylus cantonensis (B83.2) B81.0 Anisakiasis Infeksi larva Anisakis B81.1 Capillariasis usus Capillariasis NOS Infeksi Capillaria philippinensis, Kecuali: capillariasis hati (B83.8) B81.2 Trichostrongyliasis 

543

B81.3 Angiostrongyliasis usus Infeksi Parastrongylus costaricensis B81.4 Helminthiasis usus campuran Helminthiasis campuran NOS Infeksi cacing usus yang dapat diklasifikasikan pada lebih dari satu di antara kategori B65.0-B81.3 dan B81.8. B81.8 Helminthiasis usus lain yang dijelaskan Infeksi Oesophagostomum sp. [oesophagostomiasis] Infeksi Ternidens diminutus [ternidensiasis] B82 Parasitisme usus yang tidak dijelaskan B82.0 Intestinal helminthiasis, tidak dijelaskan B82.9 Intestinal parasitism, tidak dijelaskan B83 Helminthiasis lain Kecuali: Capillariasis NOS (B81.1), capillariasis usus (B81.1) B83.0 Visceral larva migrans Toxocariasis B83.1 Gnathostomiasis: Wandering swelling – sembab berpindah B83.2 Angiostrongyliasis akibat Parastrongylus cantonensis Eosinophilic meningoencephalitis† (G05.2*) Kecuali: angiostrongyliasis usus (B81.3) B83.3 Syngamiasis Syngamosis B83.4 Hirudiniasis internal Kecuali: Hirudiniasis eksternal (B88.3) B83.8 Helminthiasis lain yang dijelaskan Acanthocephaliasis Gongylonemiasis Hepatic capillariasis Metastrongyliasis Thelaziasis B83.9 Helminthiasis, tidak dijelaskan: Cacingan NOS Kecuali: helminthiasis usus NOS (B82.0)

Pediculosis, acariasis and other infestations (B85-B89) B85 Pediculosis and phthiriasis B85.0 Pediculosis akibat Pediculus humanus capitis Infestasi kutu kepala B85.1 Pediculosis akibat Pediculus humanus corporis Infestasi kutu badan B85.2 Pediculosis, tidak dijelaskan B85.3 Phthiriasis Infestasi Phthirus pubis, infestasi crab-louse (kutu daerah pubis) B85.4 Campuran pediculosis and phthiriasis



544

Infestasi yang dapat diklasifikasikan pada lebih dari satu di antara kategori B85.0-B85.3 B86 Scabies Sarcoptic itch B87 Myiasis Termasuk: infestasi oleh larva lalat B87.0 Myiasis kulit Myiasis menjalar B87.1 Myiasis luka Myiasis traumatika B87.2 Myiasis okuler B87.3 Myiasis nasopharyngs Myiasis laryngs B87.4 Myiasis aural B87.8 Myiasis tempat lain Myiasis genitourinarius Myiasis usus B87.9 Myiasis, tidak dijelaskan B88 Infestasi lain B88.0 Acariasis lain: Dermatitis acarine; Trombiculosis Dermatitis akibat: Demodex sp., Dermanyssus gallinae, Liponyssoides sanguineus Kecuali: scabies (B86) B88.1 Tungiasis [sandflea infestation] B88.2 Infestasi artropoda lain: Scarabiasis B88.3 Hirudiniasis eksternal: Infestasi leech (lintah) NOS Kecuali: hirudiniasis internal (B83.4) B88.8 Infestasi lain yang dijelaskan Ichthyoparasitism akibat Vandellia cirrhosa Linguatulosis Porocephaliasis B88.9 Infestasi, tidak dijelaskan Infestasi (kulit) NOS Infestasi kutu NOS Parasit kulit NOS B89

Penyakit parasit yang tidak dijelaskan

Sequel penyakit infeksi dan parasit (B90-B94) Kategori ini digunakan untuk menunjukkan kondisi pada kategori A00-B89 sebagai penyebab sekuel, yang diklasifikasikan di tempat lain. Sekuel adalah kondisi yang dinyatakan



545

demikian; serta efek lanjut dari penyakit yang dapat diklasifikasi pada kategori di atas kalau terdapat bukti bahwa penyakit itu tidak ada lagi. B90 Sekuel tuberkulosis B90.0 Sekuel TB sistem syaraf pusat B90.1 Sekuel TB genitourinarius B90.2 Sekuel TB tulang dan sendi B90.8 Sekuel TB organ lain B90.9 Sekuel TB paru-paru dan yang tidak dijelaskan Sekuel TB NOS B91 B92 B94 B94.0 B94.1 B94.2 B94.8 B94.9

Sekuel poliomyelitis Sekuel leprosy Sekuel penyakit infeksi dan parasit lain dan yang tidak dijelaskan Sekuel trakoma Sekuel ensefalitis virus Sekuel hepatitis virus Sekuel penyakit infeksi dan parasit lain yang dijelaskan Sekuel penyakit infeksi dan parasit yang tidak dijelaskan

Bakteri, virus dan agen infeksi lain (B95-B97) Kategori ini jangan sekali-kali digunakan untuk pengkodean primer. Mereka disediakan untuk digunakan sebagai kode tambahan kalau dirasa perlu mengidentifikasi agen infeksi penyebab penyakit yang diklasifikasikan di bab lain B95 Streptococcus and staphylococcus penyebab penyakit yang diklasifikasi di bab lain B95.0 Streptokokus, group A B95.1 Streptokokus, group B B95.2 Streptokokus, group D B95.3 Streptokokus pneumoniae B95.4 Streptokokus lain B95.5 Streptokokus yang tidak dijelaskan B95.6 Stafilokokus aureus B95.7 Stafilokokus lain B95.8 Stafilokokus yang tidak dijelaskan B96 Bakteri lain penyebab penyakit yang diklasifikasikan di bab lain. B96.0 Mycoplasma pneumoniae [M. pneumoniae] Pleuro-pneumonia-like-organism [PPLO] B96.1 Klebsiella pneumoniae B96.2 Escherichia coli B96.3 Haemophilus influenzae B96.4 Proteus (mirabilis)(morganii) B96.5 Pseudomonas (aeruginosa)(mallei)(pseudomallei) B96.6 Bacillus fragilis [B. fragilis] B96.7 Clostridium perfringens [C. perfringens] B96.8 Agen bakteri lain yang dijelaskan B97

Agen virus penyebab penyakit yang diklasifikasikan di bab lain 

546

B97.0 B97.1 B97.2 B97.3 B97.4 B97.5 B97.6 B97.7 B97.8

Adenovirus Enterovirus: Coxsackievirus, Echovirus Coronavirus Retrovirus: Lentivirus, Oncovirus Respiratory syncytial virus Reovirus Parvovirus Papillomavirus Virus lainnya

Penyakit-penyakit in feksi lain (B99) B99

Penyakit infeksi lain dan yang tidak dijelaskan



547

BAB II. NEOPLASMA Bab ini berisi kelompok-kelompok besar neoplasma sebagai berikut: C00-C75 Neoplasma ganas yang dinyatakan atau dianggap primer, pada tempat yang dijelaskan, selain neoplasma jaringan limfoid, hematopoietik dan yang berhubungan. C00-C14 Bibir, rongga mulut, dan farings C15-C26 Organ pencernaan C30-C39 Organ pernafasan dan intratoraks C40-C41 Tulang dan rawan sendi C43-C44 Kulit C45-C49 Jaringan mesotel dan jaringan lunak C50 Mammae C51-C58 Organ genitalia wanita C60-C63 Organ genitalia pria C64-C68 Saluran kemih C69-C72 Mata, otak, dan bagian lain sistem syaraf pusat C73-C75 Thyroid dan kelenjar endokrin lain C76-C80 Neoplasma ganas pada situs yang kurang jelas, sekunder dan tidak dijelaskan C81-C96 Neoplasma ganas yang dinyatakan atau dianggap primer, pada jaringan limfoid, hematopoietik dan yang berhubungan C97 Neoplasma ganas pada situs-situs ganda yang independen (primer) D00-D09 Neoplasma in situ D10-D36 Neoplasma jinak D37-D48 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui [lihat catatan] Catatan 1. Neoplasma ganas primer, kurang jelas, sekunder dan situs tidak dijelaskan Kategori C76-C80 melibatkan neoplasma ganas tanpa indikasi yang jelas mengenai situs asalnya, atau kanker dinyatakan “disseminata”, “tersebar”, atau “meluas” tanpa menyebutkan situs primer. Pada kedua kasus ini situs primer dianggap tidak diketahui. 2. Aktifitas fungsional Semua neoplasma diklasifikasikan di dalam bab ini, baik mereka aktif atau tidak secara fungsional. Sebuah kode tambahan dari Bab IV bisa digunakan, kalau diinginkan, untuk mengidentifikasi aktifitas fungsional yang berhubungan dengan setiap neoplasma. Misalnya, phaeochromocytoma ganas kelenjar adrenal yang menghasilkan catecholamine harus dikode pada C74 dengan kode tambahan E27.5; adenoma basofil kelenjar pituitary harus dikode pada D35.2 dengan kode tambahan E24.0. 3. Morfologi Terdapat beberapa kelompok morfologis (histologis) utama neoplasma ganas: karsinoma yang melibatkan karsinoma (sel) skuamosa dan adenokarsinoma; sarkoma; tumor jaringan lunak lain yang termasuk mesothelioma; limfoma (Hodgkin and non-Hodgkin); leukaemia; jenis lain yang dijelaskan atau spesifik pada suatu situs; dan kanker yang tidak dijelaskan. Kanker adalah istilah umum dan dapat digunakan untuk semua kelompok di atas, walau pun jarang digunakan 

548

untuk neoplasma ganas pada jaringan limfatik, hematopoietik dan yang berhubungan. Karsinoma kadang-kadang digunakan secara salah sebagai sinonim kanker. Pada Bab II hampir semua neoplasma diklasifikasikan menurut situs dengan sifatnya dalam kelompok yang luas. Pada beberapa kasus morfologinya ditunjukkan pada judul kategori dan subkategori. Untuk yang ingin mengidentifikasi jenis histologis, kode morfologis komprehensif tersedia di halaman 1177-1204. Kode-kode morfologi ini berasal dari International Classification of Diseases for Oncology (ICD-O) edisi kedua, yang merupakan klasifikasi dua axis yang menyediakan sistem pengkodean independent untuk topografi dan morfologi. Kode morfologi memiliki enam digit: empat digit pertama menunjukkan jenis histologis, digit ke-5 adalah kode sifat (primer ganas, sekunder ganas [metastatik], in situ, jinak, tak jelas keganasannya), dan kode ke-6 adalah peringkat (differensiasi) untuk tumor padat, yang juga digunakan sebagai kode khusus limfoma dan leukemia. 4. Penggunaan subkategori pada Bab II Perhatikan penggunaan khusus subkategori .8. Tempat untuk subkategori “yang lain” umumnya diberikan sebagai subkategori .7 5. Neoplasma ganas yang batas situsnya overlap dan subkategori .8 (lesi overlap) Kategori C00-C75 mengklasifikasi neoplasma ganas menurut titik asalnya. Banyak kategori 3-karakter dibagi lebih lanjut atas bagian yang diberi nama atau subkategori dari organ yang dipertanyakan. Sebuah neoplasma yang overlap pada dua atau lebih situs yang berbatasan di dalam satu kategori 3-karakter , dan yang titik asalnya tidak bisa ditentukan, harus diklasifikasi pada subkategori .9 (lesi overlap), kecuali kalau kombinasi ini secara jelas diindeks di tempat lain. Misalnya, karsinoma esofagus dan lambung secara spesifik diindeks pada C16.0 (cardia), sementara karsinoma ujung dan permukaan ventral lidah harus dikode pada C02.8. Sebaliknya, karsinoma ujung lidah yang meluas dan melibatkan permukaan ventral harus dikode pada C02.1 karena titik asalnya, ujung lidah, diketahui. Overlap berarti bahwa situs yang terlibat bersambungan (saling berbatasan). Subkategori yang dinomori secara berurutan sering secara anatomis juga bersambungan, tapi ini tidak selalu demikian (misalnya bladder C67.-) dan pengkode mungkin perlu memeriksa buku anatomi untuk menentukan hubungan topografisnya. Kadang-kadang sebuah neoplasma overlap pada kategori 3-karakter di dalam sistem tertentu. Untuk mengatasi ini, subkategori berikut telah ditentukan: C02.8 Lesi overlap pada lidah C08.8 Lesi overlap pada kelenjar saliva utama C14.8 Lesi overlap pada bibir, rongga mulut dan lidah C21.8 Lesi overlap pada rektum, anus, dan saluran anus C24.8 Lesi overlap pada saluran empedu C26.8 Lesi overlap pada sistem pencernaan C39.8 Lesi overlap pada organ pernafasan dan intratoraks C41.8 Lesi overlap pada tulang dan rawan sendi C49.8 Lesi overlap pada jaringan penyambung dan jaringan lunak C57.8 Lesi overlap pada organ genitalia wanita C63.8 Lesi overlap pada organ genitalia pria C68.8 Lesi overlap pada organ perkemihan 

549

C72.8 Lesi overlap pada sistem syaraf pusat Sebuah contoh untuk ini adalah karsinoma lambung dan usus halus, yang harus dikode pada C26.8 (lesi overlap pada sistem pencernaan) 6. Neoplasma ganas jaringan ektopik Neoplasma ganas jaringan ektopik dikode pada situs yang disebutkan, misalnya neoplasma ganas pankreas ektopik dikode pankreas, tidak dijelaskan (C25.9). 7. Penggunaan indeks alfabet dalam pengkodean neoplasma Sebagai tambahan pada situs, morfologi dan sifat harus dipertimbangkan ketika mengkode neoplasma, dan rujukan harus dilakukan pertama kali pada entri indeks alfabet untuk melihat uraian morfologis. Halaman pengantar pada volume 3 melibatkan instruksi umum mengenai penggunaan indeks alfabet secara benar. Instruksi khusus dan contoh-contoh sehubungan dengan neoplasma harus dicari untuk memastikan penggunaan kategori dan subkategori di dalam Bab II secara benar. 8. Penggunaan International Classification of Diseases for Oncology (ICD-O) edisi kedua Untuk jenis morfologis tertentu, Bab II menyediakan klasifikasi topografis yang agak terbatas, atau tidak ada sama sekali. Kode topografi ICD-O yang digunakan untuk semua neoplasma pada dasarnya adalah kategori 3- atau 4- karakter yang digunakan Bab II untuk neoplasma ganas (C00-C77, C80), sehingga memberikan peningkatan kespesifikan situs untuk neoplasma lain (ganas sekunder [metastatik], jinak, in situ, dan tidak pasti atau tidak diketahui). Jadi badan-badan yang tertarik untuk mengidentifikasi situs dan morfologi tumor, seperti registri kanker, rumah sakit kanker, bagian patologi, dan badan lain yang mengkhususkan diri pada kanker, direkomendasikan untuk menggunakan ICDO. .

Neoplasma ganas bibir, rongga mulut dan farings (C00-C14) C00 Neoplasma ganas bibir Kecuali: kulit bibir (C43.0, C44.0) C00.0 Bibir atas luar; bibir atas: NOS, area lipstik, batas vermilion C00.1 Bibir bawah luar: bibir bawah: NOS, area lipstik, batas vermilion C00.2 Bibir luar, tidak dijelaskan: batas vermilion NOS C00.3 Bibir atas, permukaan dalam: buccal, frenulum, mucosa, permukaan oral C00.4 Bibir bawah, permukaan dalam: buccal, frenulum, mucosa, permukaan oral C00.5 Bibir, tak dijelaskan, permukaan dalam: buccal, frenulum, mucosa, perm. oral C00.6 Sudut bibir C00.8 Lesi overlap pada bibir C00.9 Lip, tidak dijelaskan C01

Neoplasma ganas basis lidah Permukaan dorsal basis lidah Bagian lidah yang tidak bergerak Sepertiga belakang lidah

C02

Neoplasma ganas lidah pada bagian lain dan yang tidak dijelaskan



550

C02.0 Permukaan dorsal lidah – dua-pertiga depan permukaan bawah lidah Kecuali: permukaan dorsal dasar lidah (C01) C02.1 Pinggir lidah – ujung lidah C02.2 Permukaan ventral lidah – dua pertiga depan permukaan atas lidah Frenulum linguae C02.3 Dua-pertiga depan lidah – bagian tidak dijelaskan Sepertiga tengah lidah NOS – Bagian lidah yang bergerak NOS C02.4 Tonsilla lingualis Kecuali: tonsil NOS (C09.9) C02.8 Lesi overlap pada lidah titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C01-C02.4 C02.9 Lidah, tidak dijelaskan C03 Neoplasma ganas gusi Termasuk: mukosa alveoli (tonjolan); gingiva Kecuali: neoplasma odontogenik ganas (C41.0-C41.1) C03.0 Gusi atas C03.1 Gusi bawah C03.9 Gusi, tidak dijelaskan C04 Neoplasma ganas lantai mulut C04.0 Lantai anterior mulut – anterior dari pertemuan premolar - caninus C04.1 Lantai lateral mulut C04.8 Lesi overlap pada lantai mulut C04.9 Lantai mulut, tidak dijelaskan C05 Neoplasma ganas palatum C05.0 Palatum durum C05.1 Palatum molle Kecuali: permukaan nasofarings palatum molle (C11.3) C05.2 Uvula C05.8 Lesi overlap pada palatum C05.9 Palate, tidak dijelaskan; atap mulut C06 Neoplasma ganas mulut pada bagian lain dan yang tidak dijelaskan C06.0 Mukosa pipi; pipi dalam C06.1 Vestibulum mulut; sulcus buccalis (upper)(lower), sulcus labialis (upper)(lower) C06.2 Area retromolar C06.8 Lesi overlap mulut pada bagian lain dan yang tidak dijelaskan C06.9 Mulut, tidak dijelaskan Kelenjar saliva minor, situs tidak dijelaskan; rongga mulut NOS C07

Neoplasma ganas kelenjar parotid

C08 Neoplasma ganas kelenjar saliva mayor lain dan yang tidak dijelaskan Kecuali: kelenjar saliva minor yang dijelaskan, diklasifikasi menurut lokasi anatomis kelenjar saliva minor NOS (C06.9); kelenjar parotid (C07) C08.0 Kelenjar submandibularis; kelenjar submaxillaris 

551

C08.1 Kelenjar sublingualis C08.8 Lesi overlap pada kelenjar saliva mayor titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C07-C08.1 C08.9 Major salivary gland, tidak dijelaskan; kelenjar saliva (mayor) NOS C09 Neoplasma ganas tonsil Kecuali: Tonsilla lingualis (C02.4); tonsilla pharyngealis (C11.1) C09.0 Fossa tonsillaris C09.1 Tonsillar pillar (anterior)(posterior) C09.8 Lesi overlap pada tonsil C09.9 Tonsil, tidak dijelaskan Tonsil: NOS, faucialis, palatina C10 Neoplasma ganas orofarings Kecuali: tonsil (C09.-) C10.0 Vallecula C10.1 Permukaan anterior epiglottis Pinggir [batas] bebas epiglottis; plica glossoepiglottis Kecuali: epiglottis (pars suprahyoidea) NOS (C32.1) C10.2 Dinding lateral orofarings C10.3 Dinding posterior orofarings C10.4 Branchial cleft (fistula branchial); kista branchial [situs neoplasma] C10.8 Lesi overlap pada orofarings C10.9 Orofarings, tidak dijelaskan C11 Neoplasma ganas nasofarings C11.0 Dinding superior nasofarings; Atap nasofarings C11.1 Dinding posterior nasofarings; Adenoid; tonsilla farings C11.2 Dinding lateral nasofarings; Fossa Rosenmuller; muara tuba auditorius; recessus farings C11.3 Dinding anterior nasofarings Lantai nasofarings Permukaan nasofarings (anterior)(posterior) palatum molle Pinggir posterior: choana, septum hidung C11.8 Lesi overlap pada nasofarings C11.9 Nasofarings, tidak dijelaskan; dinding nasofarings NOS C12

Neoplasma ganas sinus piriformis Fossa pyriformis

C13 Neoplasma ganas hipofarings Kecuali: sinus pyriformis (C12) C13.0 Regio postcricoidea C13.1 Plika ariepiglottis, permukaan hipofarings, NOS, zona pinggir Kecuali: Plika ariepiglottis, permukaan larings (C32.1) C13.2 Dinding posterior hipofarings 

552

C13.8 Lesi overlap pada hipofarings C13.9 Hipofarings, tidak dijelaskan; dinding hipofarings NOS C14 Neoplasma ganas bibir, rongga mulut, dan farings lainnya, dan yang situsnya kurang jelas Kecuali: oral cavity NOS (C06.9) C14.0 Farings, tidak dijelaskan C14.2 Cincin Waldeyer C14.8 Lesi overlap pada bibir, rongga mulut dan farings titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C00-C14.2

Neoplasma ganas organ pencernaan (C15-C26) C15 Neoplasma ganas esofagus Catatan: Terdapat dua subklasifikasi alternatif diberikan, yaitu .0-.2 secara anatomis, dan .3-.5 menurut pertigaan. C15.0 Esofagus bagian leher C15.1 Esofagus bagian toraks C15.2 Esofagus bagian abdomen C15.3 Esofagus sepertiga atas C15.4 Esofagus sepertiga tengah C15.5 Esofagus sepertiga bawah C15.8 Lesi overlap pada esofagus C15.9 Esofagus, tidak dijelaskan C16 Neoplasma ganas lambung C16.0 Cardia: pertemuan lambung-esofagus; mulut lambung, esofagus dan lambung C16.1 Fundus lambung C16.2 Korpus lambung C16.3 Antrum pilori; antrum lambung C16.4 Pylorus; prepylorus; canalis pylori C16.5 Kurvatura minor lambung, tidak dijelaskan; tak sesuai dengan C16.1-C16.4 C16.6 Kurvatura mayor lambung, tidak dijelaskan; tak sesuai dengan C16.1-C16.4 C16.8 Lesi overlap pada lambung C16.9 Lambung, tidak dijelaskan; kanker lambung NOS C17 Neoplasma ganas usus halus C17.0 Duodenum C17.1 Jejunum C17.2 Ileum Kecuali: katup ileocaecum (C18.0) C17.3 Divertikulum Meckel C17.8 Lesi overlap pada usus halus C17.9 Usus halus, tidak dijelaskan C18 Neoplasma ganas kolon C18.0 Caecum; katup ileocaecum



553

C18.1 Appendix C18.2 Kolon asendens C18.3 Fleksura hepatis C18.4 Kolon transversa C18.5 Fleksura lienalis/splenika C18.6 Kolon desendens C18.7 Kolon sigmoidea; fleksura sigmoidea Kecuali: rectosigmoid junction (C19) C18.8 Lesi overlap pada kolon C18.9 Kolon, tidak dijelaskan; usus besar NOS C19

Neoplasma ganas rectosigmoid junction

C20

Neoplasma ganas rektum

C21 Neoplasma ganas anus dan saluran anus anal C21.0 Anus, tidak dijelaskan Kecuali: pinggir anus, kulit anus, kulit perianus (C43.5, C44.5) C21.1 Saluran anus; sphincter ani C21.2 Zona kloakogenic C21.8 Lesi overlap pada rektum, anus and saluran anus Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C20-C21.2 C22 Neoplasma ganas hati dan saluran empedu intrahepatik Kecuali: saluran empedu NOS (C24.9); neoplasma ganas sekunder hati (C78.7) C22.0 Karsinoma sel hati; Ca hepatocellular; hepatoma C22.1 Karsinoma saluran empedu intrahepatis; cholangiocarcinoma C22.2 Hepatoblastoma C22.3 Angiosarkoma hati; sarkoma sel Kupffer C22.4 Sarkoma lain pada hati C22.7 Karsinoma lain yang dijelaskan pada hati C22.9 Hati, tidak dijelaskan C23

Neoplasma ganas kantong empedu

C24 Neoplasma ganas saluran empedu yang lain dan tidak dijelaskan Kecuali: saluran empedu intrahepatik (C22.1) C24.0 Saluran empedu di luar hati Saluran empedu NOS; ductus biliaris komunis; d. cysticus; d. hepaticus C24.1 Ampulla Vateri C24.8 Lesi overlap pada saluran empedu Termasuk saluran empedu intra dan ekstrahepatik Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C22.0-C24.1 C24.9 Saluran empedu, tidak dijelaskan C25 Neoplasma ganas pankreas C25.0 Caput pancreas C25.1 Corpus pancreas 

554

C25.2 Cauda pancreas C25.3 Ductus pancreaticus C25.4 Pankreas endokrin; pulau-pulau Langerhans C25.7 Bagian lain pankreas; leher pankreas C25.8 Lesi overlap pada pankreas C25.9 Pankreas, tidak dijelaskan C26 Neoplasma ganas organ pencernaan lain dan yang tidak jelas Kecuali: peritoneum dan retroperitoneum (C48.-) C26.0 Saluran usus, bagiannya tidak dijelaskan; usus NOS C26.1 Limpa Kecuali: Penyakit Hodgkin (C81.-); Limfoma non-Hodgkin (C82-C85) C26.8 Lesi overlap pada saluran pencernaan Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C15-C26.1 Kecuali: Cardio-oesophageal junction (C16.0) C26.9 Situs yang tidak jelas di dalam saluran pencernaan Saluran pencernaan NOS, gastrointestinal tract NOS

Neoplasma ganas organ pernafasan dan intratoraks (C30-C39) Termasuk: telinga tengah Kecuali: mesothelioma (C45.-) C30 Neoplasma ganas rongga hidung dan telinga tengah C30.0 Rongga hidung Rawan hidung, concha nasales, hidung dalam, septum, vestibulum hidung Kecuali: pinggir posterior septum nasi dan choana (C11.3) tulang hidung (C41.0), kulit hidung (C43.3, C44.3), bulbus olfaktorius (C72.2), hidung NOS (C76.0), C30.1 Telinga tengah Tuba Eustachius, telinga dalam, sel-sel udara mastoid Kecuali: tulang telinga (meatus) (C41.0), rawan telinga (C49.0) liang atau kulit telinga (luar) (C43.2, C44.2) C31 Neoplasma ganas sinus-sinus aksesorius C31.0 Sinus maxillary: Antrum (Highmore)(maxillary) C31.1 Sinus ethmoidalis C31.2 Sinus frontalis C31.3 Sinus sphenoidalis C31.8 Lesi overlap pada sinus aksesorius C31.9 Sinus aksesorius, tidak dijelaskan C32 Neoplasma ganas larings C32.0 Glottis Intrinsic larynx; pita suara (sejati) NOS C32.1 Supraglottis



555

Plica aryepiglottis, permukaan larings; epiglottis (pars suprahyoidea) NOS; larings extrinsik; pita suara palsu; permukaan posterior (larings) epiglottis; ventricular bands Kecuali: permukaan anterior epiglottis (C10.1), plika aryepiglottis: NOS (C13.1), permukaan hipofarings (C13.1), zona pinggir (C13.1) C32.2 Subglottis C32.3 Rawan larings C32.8 Lesi overlap larings C32.9 Larings, tidak dijelaskan C33

Neoplasma ganas trachea

C34 Neoplasma ganas bronchus dan paru-paru C34.0 Bronkus utama: Carina; hilus (paru-paru) C34.1 Lobus atas, bronkus atau paru-paru C34.2 Lobus tengah, bronkus atau paru-paru C34.3 Lobus bawah, bronkus atau paru-paru C34.8 Lesi overlap bronkus dan paru-paru C34.9 Bronkus atau paru-paru, tidak dijelaskan C37

Neoplasma ganas thymus

C38 Neoplasma ganas jantung, mediastinum dan pleura Kecuali: mesothelioma (C45.-) C38.0 Jantung, perikardium Kecuali: pembuluh-pembuluh besar (C49.3) C38.1 Mediastinum anterior C38.2 Mediastinum posterior C38.3 Mediastinum, bagiannya tidak dijelaskan C38.4 Pleura C38.8 Lesi overlap pada jantung, mediastinum dan pleura C39 Neoplasma ganas pernafasan dan intratoraks di situs lain dan tidak jelas Kecuali: intratoraks NOS (C76.1) C39.0 Saluran pernafasan atas, bagian tidak dijelaskan C39.8 Lesi overlap pada organ pernafasan dan intratoraks Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C30-C39.0 C39.9 Situs yang tidak jelas di dalam sistem pernafasan Saluran pernafasan NOS

Neoplasma ganas tulang dan rawan sendi (C40-C41) Kecuali: sumsum tulang NOS (C96.7), sinovia (C49.-) C40 Neoplasma ganas tulang dan rawan sendi anggota C40.0 Skapula dan tulang panjang anggota atas C40.1 Tulang pendek anggota atas C40.2 Tulang panjang anggota bawah



556

C40.3 Tulang pendek anggota bawah C40.8 Lesi overlap pada tulang dan rawan sendi anggota C40.9 Tulang dan rawan sendi anggota, tidak dijelaskan C41 Neoplasma ganas tulang dan rawan sendi lain dan tidak dijelaskan Kecuali: tulang anggota (C40.-) rawan: telinga (C49.0), larings (C32.3), anggota (C40.-), hidung (C30.0) C41.0 Tulang tengkorak dan muka Maxilla (superior), tulang orbita Kecuali: semua jenis karsinoma pada: sinus maxillaris (C31.0), rahang atas (C03.0) kecuali intraossea atau odontogenik C41.1 Mandibula Kecuali: semua jenis karsinoma pada: rahang NOS (C03.9), rahang bawah (C03.1) kecuali intraossea atau odontogenik C41.2 Kolom vertebra Kecuali: sacrum dan coccyx (C41.4) C41.3 Iga, sternum dan klavikula C41.4 Tulang pelvik, sacrum and coccyx C41.8 Lesi overlap pada tulang dan rawan sendi Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C40-C41.4 C41.9 Tulang dan rawan sendi, tidak dijelaskan

Melanoma dan neoplasma ganas lain kulit (C43-C44) C43 Melanoma maligna kulit Termasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /3 Kecuali: melanoma maligna kulit organ genital (C51-C52, C60.-, C63.-) C43.0 Melanoma maligna bibir Kecuali: batas vermillion bibir (C00.0-C00.2) C43.1 Melanoma maligna kelopak mata, termasuk canthus C43.2 Melanoma maligna telinga dan liang telinga luar C43.3 Melanoma maligna pada bagian lain dan tidak dijelaskan pada muka C43.4 Melanoma maligna kulit kepala dan leher C43.5 Melanoma maligna badan; pinggir atau kulit anus, kulit perianus, kulit mammae Kecuali: anus NOS (C21.0) C43.6 Melanoma maligna anggota atas, termasuk bahu C43.7 Melanoma maligna anggota bawah, termasuk panggul C43.8 Lesi overlap melanoma maligna kulit C43.9 Malignant melanoma kulit, tidak dijelaskan Melanoma (malignant) NOS C44 Neoplasma ganas lain pada kulit Termasuk: Neoplasma ganas: kelenjar sebasea, kelenjar keringat Kecuali: Sarkoma Kaposi (C46.-) Melanoma maligna kulit (C43.-), kulit genital (C51-C52, C60.-, C63.-) C44.0 Kulit bibir: basal cell carcinoma of lip Kecuali: Neoplasma ganas bibir (C00.-)



557

C44.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus Kecuali: jaringan ikat kelopak mata (C49.0) C44.2 Kulit telinga dan liang telinga luar Kecuali: jaringan ikat telinga (C49.0) C44.3 Kulit bagian lain dan yang tidak dijelaskan pada muka C44.4 Kulit kepala dan leher C44.5 Kulit badan, pinggir atau kulit anus, kulit perianus, kulit mammae Kecuali: anus NOS (C21.0) C44.6 Kulit anggota atas, termasuk bahu C44.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggul C44.8 Lesi overlap pada kulit C44.9 Neoplasma ganas kulit, tidak dijelaskan

Neoplasma ganas jaringan mesotel dan jaringan lunak (C45-C49) C45 Mesothelioma Termasuk: morphology code M905 dengan kode sifat /3 C45.0 Mesothelioma pleura Kecuali: neoplasma ganas lain pleura (C38.4) C45.1 Mesothelioma peritoneum Mesenterium, mesokolon, omentum, peritoneum (parietal)(pelvic) Kecuali: neoplasma ganas lain pada peritoneum (C48.-) C45.2 Mesothelioma perikardium Kecuali: neoplasma ganas lain perikardium (C38.0) C45.7 Mesothelioma pada situs lain C45.9 Mesothelioma, tidak dijelaskan C46 Sarkoma Kaposi Termasuk: kode morfologis M9140 dengan kode sifat /3 C46.0 Sarkoma Kaposi skin C46.1 Sarkoma Kaposi soft tissue C46.2 Sarkoma Kaposi palatum C46.3 Sarkoma Kaposi kelenjar limfe C46.7 Sarkoma Kaposi situs lain C46.8 Sarkoma Kaposi organ ganda C46.9 Sarkoma Kaposi, tidak dijelaskan C47 Neoplasma ganas syaraf perifer dan sistem syaraf otonom Termasuk: syaraf dan ganglion simpatis dan parasimpatis C47.0 Syaraf perifer head, face and neck Kecuali: peripheral nerves of orbit (C69.6) C47.1 Syaraf perifer anggota atas, termasuk bahu C47.2 Syaraf perifer anggota bawah, termasuk panggul C47.3 Syaraf perifer toraks C47.4 Syaraf perifer abdomen C47.5 Syaraf perifer pelvis C47.6 Syaraf perifer badan, tidak dijelaskan



558

C47.8 Lesi overlap syaraf perifer dan sistem syaraf otonom C47.9 Syaraf perifer dan sistem syaraf otonom, tidak dijelaskan C48 Neoplasma ganas retroperitoneum and peritoneum Kecuali: Sarcoma Kaposi (C46.1); mesothelioma (C45.-) C48.0 Retroperitoneum C48.1 Bagian peritoneum yang dijelaskan: mesenterium, mesokolon, omentum, peritoneum parietalis dan peritoneum pelvik C48.2 Peritoneum, tidak dijelaskan C48.8 Lesi overlap pada retroperitoneum dan peritoneum C49 Neoplasma ganas jaringan penyambung dan jaringan lunak lainnya Termasuk: pembuluh darah, bursa, rawan, fasia, jaringan lemak, ligament (kecuali rahim), pembuluh limfe, otot, sinovia, tendon (pembungkus) Kecuali: rawan (dari): sendi (C40-C41), larings (C32.3), hidung (C30.0), jaringan ikat mammae (C50.-); sarkoma Kaposi (C46.-); mesothelioma (C45.-); syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (C47.-); peritoneum (C48.-); retroperitoneum (C48.0) C49.0 Jaringan ikat dan lunak kepala, muka dan leher Jaringan ikat telinga, mata, kelopak mata Kecuali: jaringan ikat orbita (C69.6) C49.1 Jaringan ikat dan lunak anggota atas, termasuk bahu C49.2 Jaringan ikat dan lunak anggota bawah, termasuk panggul C49.3 Jaringan ikat dan lunak thorax Axilla, diaphragm, pembuluh besar Kecuali: mammae (C50.-), jantung (C38.0), mediastinum (C38.1-C38.3), thymus (C37) C49.4 Jaringan ikat dan lunak abdomen: Dinding abdomen, hypochondrium C49.5 Jaringan ikat dan lunak pelvis: Buttock; groin, perineum C49.6 Jaringan ikat dan lunak pada badan, tidak dijelaskan: Punggung NOS C49.8 Lesi overlap jaringan ikat dan lunak Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C47-C49.6 C49.9 Jaringan ikat dan lunak, tidak dijelaskan

Neoplasma ganas mammae (C50) C50 Neoplasma ganas mammae Termasuk: jaringan ikat mammae Kecuali: kulit mammae (C43.5, C44.5) C50.0 Nipple dan areola C50.1 Bagian sentral mamma C50.2 Kwadran dalam-atas mamma C50.3 Kwadran dalam-bawah mamma C50.4 Kwadran luar-atas mamma C50.5 Kwadran luar-bawah mamma C50.6 Ujung mamma arah aksilla C50.8 Lesi overlap pada mamma



559

C50.9 Mamma, tidak dijelaskan

Neoplasma ganas organ genital wanita (C51-C58) Termasuk: kulit organ-organ genital wanita C51 Neoplasma ganas vulva C51.0 Labium mayora, kelenjar Bartholini [vestibula mayor] C51.1 Labium minus C51.2 Clitoris C51.8 Lesi overlap pada vulva C51.9 Vulva, tidak dijelaskan; genitalia external wanita NOS; pudendum C52

Neoplasma ganas vagina

C53 Neoplasma ganas servix uteri C53.0 Endoservix C53.1 Exoservix C53.8 Lesi overlap pada servix uteri C53.9 Servix uteri, tidak dijelaskan C54 Neoplasma ganas korpus uteri C54.0 Isthmus uteri; segmen bawah rahim C54.1 Endometrium C54.2 Myometrium C54.3 Fundus uteri C54.8 Lesi overlap pada korpus uteri C54.9 Korpus uteri, tidak dijelaskan C55

Neoplasma ganas uterus, bagian tidak dijelaskan

C56

Neoplasma ganas ovarium

C57 Neoplasma ganas organ genitalia lain wanita dan yang tidak dijelaskan C57.0 Tuba Fallopii; oviduct; tuba uterus C57.1 Broad ligament (ligamentum latum) C57.2 Round ligament (ligamentum rotundum) C57.3 Parametrium; ligamen uterus NOS C57.4 Adnexa uterus, tidak dijelaskan C57.7 Organ genitalia lain wanita yang dijelaskan; korpus atau duktus Wolffian C57.8 Lesi overlap pada organ genitalia wanita Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C51-C57.7, C58 Tubo-ovarium; utero-ovarium C57.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan Traktus genito-urinarius wanita NOS C58

Neoplasma ganas plasenta Choriocarcinoma NOS



560

Chorionepithelioma NOS Kecuali: chorioadenoma (destruens) (D39.2) mola hydatidiformis: NOS (O01.9), invasive (D39.2), malignant (D39.2)

Neoplasma ganas organ genitalia pria (C60-C63) Termasuk: kulit organ genitalia pria C60 Neoplasma ganas penis C60.0 Prepuce; foreskin (kulit depan) C60.1 Glans penis C60.2 Batang penis; korpus kavernosum C60.8 Lesi overlap pada penis C60.9 Penis, tidak dijelaskan; kulit penis NOS C61

Neoplasma ganas prostat

C62 Neoplasma ganas testis C62.0 Undescended testis: ectopic testis; testis tertahan[situs neoplasma] C62.1 Descended testis: testis di dalam skrotum C62.9 Testis, tidak dijelaskan C63 Neoplasma ganas organ genitalia pria lain dan tidak dijelaskan C63.0 Epididymis C63.1 Spermatic cord C63.2 Skrotum, Kulit skrotum C63.7 Organ genitalia pria lain yang dijelaskan: Vesikula seminalis; tunika vaginalis C63.8 Lesi overlap pada organ genitalia pria Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C60-C63.7 C63.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan Traktus genito-urinarius pria NOS

Neoplasma ganas saluran kemih (C64-C68) C64 Neoplasma ganas ginjal, selain pelvis ginjal Kecuali: kaliks ginjal (C65), pelvis ginjal (C65) C65 Neoplasma ganas pelvis ginjal Pelviureteric junction; kaliks ginjal C66 Neoplasma ganas ureter Kecuali: muara ureter di kandung kemih (C67.6) C67 Neoplasma ganas kandung kemih C67.0 Trigonum vesicae C67.1 Puncak bladder C67.2 Dinding lateral bladder C67.3 Dinding anterior bladder C67.4 Dinding posterior bladder C67.5 Leher bladder; lobang internal uretra



561

C67.6 Muara ureter C67.7 Urachus C67.8 Lesi overlap pada bladder C67.9 Bladder, tidak dijelaskan C68 Neoplasma ganas organ perkemihan lain dan yang tidak dijelaskan Kecuali: traktus genito-urinarius NOS: wanita (C57.9), pria (C63.9) C68.0 Urethra Kecuali: lobang internal uretra (C67.5) C68.1 Kelenjar paraurethra C68.8 Lesi overlap pada organ perkemihan Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C64-C68.1 C68.9 Organ perkemihan, tidak dijelaskan; sistem urinarius NOS

Neoplasma ganas mata, otak dan bagian lain SSP (C69-C72) C69 Neoplasma ganas mata dan adnexa Kecuali: jaringan ikat kelopak (C49.0), kelopak (kulit) (C43.1, C44.1) nervus optikus (C72.3) C69.0 Conjunctiva C69.1 Cornea C69.2 Retina C69.3 Choroid C69.4 Korpus siliaris; bola mata C69.5 Kelenjar dan duktus lakrimalis; duktus nasolakrimalis C69.6 Orbita: jaringan ikat orbita, otot ekstraokuli, syaraf perifer orbita, jaringan retrobulbar, jaringan retrookuli Kecuali: tulang orbita (C41.0) C69.8 Lesi overlap pada mata dan adnexa C69.9 Mata, tidak dijelaskan C70 Neoplasma ganas meningen C70.0 Meningen otak C70.1 Meningen spinalis C70.9 Meningen, tidak dijelaskan C71 Neoplasma ganas otak Kecuali: nervi kraniales (C72.2-C72.5) jaringan retrobulbar (C69.6) C71.0 Serebrum, selain lobus dan ventrikel Corpus callosum; supratentorium NOS C71.1 Lobus frontalis C71.2 Lobus temporalis C71.3 Lobus parietalis C71.4 Lobus oksipitalis C71.5 Ventrikel otak Kecuali: ventrikel IV (C71.7)



562

C71.6 Serebellum C71.7 Batang otak; ventrikel IV; infratentorium NOS C71.8 Lesi overlap pada otak C71.9 Otak, tidak dijelaskan C72 Neoplasma ganas medulla spinalis, nervi craniales dan bagian lain SSP Kecuali: meningen (C70.-) syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (C47.-) C72.0 Medulla spinalis C72.1 Cauda equina C72.2 Nervus olfaktorius; bulbus olfaktorius C72.3 Nervus optikus C72.4 Nervus akustikus C72.5 Nervi kraniales lain dan yang tidak dijelaskan; nervi kraniales NOS C72.8 Lesi overlap pada otak dan bagian lain SSP Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C70-C72.5 C72.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf NOS

Neoplasma ganas tiroid dan kelenjar endokrin lain (C73-C75) C73

Neoplasma ganas kelenjar tiroid

C74 Neoplasma ganas kelenjar adrenal C74.0 Kortex kelenjar adrenal C74.1 Medulla kelenjar adrenal C74.9 Kelenjar adrenal, tidak dijelaskan C75 Neoplasma ganas kelenjar endokrin lain dan struktur terkait Kecuali: Kelenjar adrenal (C74.-), pankreas endokrin (C25.4), ovarium (C56), testis (C62.-), thymus (C37), kelenjar tiroid (C73) C75.0 Kelenjar paratiroid C75.1 Kelenjar pituitary C75.2 Duktus kraniopharyngeus C75.3 Kelenjar pineal C75.4 Carotid body C75.5 Aortic body dan paraganglia lain C75.8 Keterlibatan banyak kelenjar (pluriglandular), tidak dijelaskan Catatan: Kalau situs diketahui, mereka harus dikode secara terpisah. C75.9 Kelenjar endokrin, tidak dijelaskan

Neoplasma ganas pada situs yang tidak jelas, sekunder dan tidak dijelaskan (C76-C80) C76 Neoplasma ganas pada situs-situs lain dan tidak jelas Kecuali: Neoplasma ganas: genitourinarius NOS: wanita (C57.9), pria (C63.9) jaringan limfoid, hematopoietik dan yang berhubungan (C81-C96) situs yang tidak dijelaskan (C80) C76.0 Kepala, muka dan leher: Pipi NOS, hidung NOS



563

C76.1 Thorax: Axilla NOS, intratoraks NOS, toraks NOS C76.2 Abdomen C76.3 Pelvis: Groin NOS; Situs yang overlap dengan sistem di dalam pelvis, seperti rektovagina (septum) dan rektovesika (septum) C76.4 Anggota atas C76.5 Anggota bawah C76.7 Situs tidak jelas lainnya C76.8 Lesi overlap pada situs-situs lain dan tidak jelas C77 Neoplasma ganas lymph nodes sekunder dan tidak dijelaskan Kecuali: Neoplasma ganas kelenjar limfe, dinyatakan primer (C81-C87, C96.-) C77.0 Kelenjar limfe kepala, muka dan leher: Kelenjar limfe supraklavikula C77.1 Kelenjar limfe intratoraks C77.2 Kelenjar limfe intra-abdominalis C77.3 Kelenjar limfe aksillaris dan anggota atas: Kelenjar limfe pektoralis C77.4 Kelenjar limfe inguinalis dan anggota bawah C77.5 Kelenjar limfe intrapelvik C77.8 Kelenjar limfe di berbagai tempat C77.9 Kelenjar limfe, tidak dijelaskan C78 Neoplasma ganas sekunder organ pernafasan dan pencernaan C78.0 Neoplasma ganas sekunder paru-paru C78.1 Neoplasma ganas sekunder mediastinum C78.2 Neoplasma ganas sekunder pleura C78.3 Neoplasma ganas sekunder organ pernafasan lain dan yang tidak dijelaskan C78.4 Neoplasma ganas sekunder usus halus C78.5 Neoplasma ganas sekunder usus besar dan rektum C78.6 Neoplasma ganas sekunder retroperitoneum dan peritoneum Malignant ascites NOS C78.7 Neoplasma ganas sekunder hati C78.8 Neoplasma ganas sekunder organ pencernaan lain dan yang tidak dijelaskan C79 Neoplasma ganas sekunder pada other sites C79.0 Neoplasma ganas sekunder ginjal dan pelvis renalis C79.1 Neoplasma ganas sekunder bladder, organ kemih lain dan yang tidak dijelaskan C79.2 Neoplasma ganas sekunder kulit C79.3 Neoplasma ganas sekunder otak dan meningen otak C79.4 Neoplasma ganas sekunder bagian sistem syaraf lain dan yang tidak dijelaskan C79.5 Neoplasma ganas sekunder tulang dan sumsum tulang C79.6 Neoplasma ganas sekunder pada ovarium C79.7 Neoplasma ganas sekunder kelenjar adrenal C79.8 Neoplasma ganas sekunder pada situs lain yang dijelaskan C80

Neoplasma ganas tanpa penjelasan situs C80 hanya digunakan untuk kondisi utama kalau neoplasma ganas tercatat tanpa penjelasan mengenai situsnya. Kode tambahan bisa digunakan untuk identifikasi masing-masing neoplasma ganas tersebut.



564

Neoplasma ganas limfoid, hematopoietik dan jaringan yang berhubungan (C81-C96) Catatan:

Istilah yang digunakan pada kategori C82-C85 untuk limfoma non-Hodgkin adalah dari the Working Formulation, yang berusaha untuk menemukan dasar bersama di antara berbagai skema klasifikasi. Istilah yang digunakan dalam skema-skema ini tidak diberikan pada Daftar Tabulasi, tapi muncul pada Indeks Alfabetis; persamaan yang pas dengan istilah yang terdapat pada Daftar Tabulasi tidak selalu dimungkinkan.

Termasuk: kode morfologi M959-M994 dengan kode sifat /3 Kecuali: neoplasma kelenjar limfe sekunder dan yang tidak dijelaskan (C77.-) C81 Penyakit Hodgkin Termasuk: kode morfologi M965-M966 dengan kode sifat /3 C81.0 Limfosit lebih menonjol: Limfosit-histiosit lebih menonjol C81.1 Nodular sclerosis C81.2 Sel-sel menonjol bercampur C81.3 Limfosit sangat sedikit C81.7 Penyakit Hodgkin lain C81.9 Penyakit Hodgkin, tidak dijelaskan C82 Limfoma follikuler [nodular] non-Hodgkin Termasuk: limfoma follikuler non-Hodgkin dengan atau tanpa area yang diffus kode morfologi M969 dengan kode sifat /3 C82.0 Small cleaved cell, follikuler (sel-sel kecil terbelah) C82.1 Campuran sel kecil terbelah dan sel besar, follikuler C82.2 Sel besar, follikuler C82.7 Jenis lain limfoma follikuler non-Hodgkin C82.9 Limfoma follikuler non-Hodgkin, tidak dijelaskan Limfoma noduler non-Hodgkin NOS C83 Limfoma diffus non-Hodgkin Termasuk: kode morfologi M9593, M9595, M967-M968 dengan kode sifat /3 C83.0 Sel kecil (diffus) C83.1 Sel kecil terbelah (diffus) C83.2 Campuran sel kecil dan besar (diffus) C83.3 Sel besar (diffus); sarkoma sel retikulum C83.4 Immunoblastik (diffus) C83.5 Lymphoblastik (diffus) C83.6 Undifferentiated (diffus) C83.7 Tumor Burkitt C83.8 Jenis lain limfoma diffus non-Hodgkin C83.9 Limfoma diffus non-Hodgkin, tidak dijelaskan C84 Limfoma sel-T perifer dan kulit Termasuk: morphology code M970 dengan kode sifat /3 C84.0 Mycosis fungoides



565

C84.1 Penyakit Sezary C84.2 Limfoma T-zone C84.3 Limfoma limfo-epithelioid lymphoma; limfoma Lennert C84.4 Limfoma sel-T perifer C84.5 Limfoma sel-T lain dan yang tidak dijelaskan Catatan: Kalau garis pembentukan atau keterlibatan sel-T disebutkan sehubungan dengan limfoma spesifik, kode yang lebih spesifik. C85 Limfoma non-Hodgkin dan jenis yang tidak dijelaskan Termasuk: kode morfologi M9590-M9592, M9594, M971 dengan kode sifat /3 C85.0 Limfosarkoma C85.1 Limfoma sel-B, tidak dijelaskan Catatan: Kalau garis pembentukan atau keterlibatan sel-B disebutkan sehubungan dengan limfoma spesifik, kode yang lebih spesifik. C85.7 Limfoma non-Hodgkin jenis lain yang dijelaskan Retikulo-endotheliosis maligna, retikulosis maligna, mikroglioma C85.9 Limfoma non-Hodgkin, jenis tidak dijelaskan Limfoma NOS, limfoma maligna NOS, limfoma non-Hodgkin NOS C88 Penyakit immunoproliferatif maligna Termasuk: kode morfologi M976 dengan kode sifat /3 C88.0 Makroglobulinaemia Waldenstrom C88.1 Penyakit alpha heavy chain C88.2 Penyakit gamma heavy chain; penyakit Franklin C88.3 Penyakit immunoproliferatif usus halus; penyakit Mediterranean C88.7 Penyakit immunoproliferatif maligna lainnya C88.9 Penyakit immunoproliferatif maligna, tidak dijelaskan Penyakit immunoproliferatif NOS C90 Myeloma multipel dan neoplasma sel plasma ganas Termasuk: kode morfologi M973, M9830 dengan kode sifat /3 C90.0 Myeloma multipel; penyakit Kahler, myelomatosis C90.1 Leukaemia sel plasma C90.2 Plasmacytoma, extramedulla Tumor sel plasma ganas NOS, plasmacytoma NOS, myeloma soliter C91 Leukaemia limfoid Termasuk: kode morfologi M982, M9940-M9941 dengan kode sifat /3 C91.0 Leukaemia limfoblast akut Kecuali: eksasebasi akut leukemia limfosit akut (C91.1) C91.1 Leukaemia limfosit kronis C91.2 Leukaemia limfosit subakut C91.3 Leukaemia prolimfosit C91.4 Leukaemia hairy-cell (sel-sel berambut): retikuloendotheliosis leukemia C91.5 Leukaemia sel-T dewasa C91.7 Leukaemia limfoid lain C91.9 Leukaemia limfoid, tidak dijelaskan



566

C92 Leukaemia myeloid Termasuk: leukaemia: granulosit, myelogen kode morfologi M986-M988, M9930 dengan kode sifat /3 C92.0 Leukaemia myeloid akut Kecuali: eksaserbasi akut leukaemia myeloid kronis (C92.1) C92.1 Leukaemia myeloid kronis C92.2 Leukaemia myeloid subakut C92.3 Sarkoma myeloid; khloroma; sarkoma granulosit C92.4 Leukaemia promyelosit akut C92.5 Leukaemia myelomonosit akut C92.7 Leukaemia myeloid lain C92.9 Leukaemia myeloid, tidak dijelaskan C93 Leukaemia monosit Termasuk: leukaemia monositoid kode morfologi M989 dengan kode sifat /3 C93.0 Leukaemia monosit akut Kecuali: eksaserbasi akut leukaemia monosit kronis (C93.1) C93.1 Leukaemia monosit kronis C93.2 Leukaemia monosit subakut C93.7 Leukaemia monosit lain C93.9 Leukaemia monosit, tidak dijelaskan C94 Leukemia lain dengan jenis sel dijelaskan Termasuk: kode M984, M9850, M9900, M9910, M9931-M9932 dengan kode sifat /3 Kecuali: retikuloendoteliosis leukemik (C91.4) ; leukemia sel plasma (C90.1) C94.0 Eritremia dan eritroleukemia akut Myelosis eritremik akut; penyakit Di Guglielmo C94.1 Eritremia kronis; penyakit Heilmeyer-Schoner C94.2 Leukemia megakaryoblast akut Leukaemia: megakaryoblast (akut), megakaryocyt (akut) C94.3 Leukemia sel mast C94.4 Panmyelosis akut C94.5 Myelofibrosis akut C94.7 Leukemia lain yang dijelaskan; leukemia sel limfosarkoma C95 Leukaemia dengan jenis sel tidak dijelaskan Termasuk: kode morfologi M980 dengan kode sifat /3 C95.0 Leukemia akut dengan jenis sel tidak dijelaskan Leukaemia sel blast, leukemia sel stem Kecuali: eksaserbasi akut leukemia kronis yang tidak dijelaskan (C95.1) C95.1 Leukemia kronis dengan jenis sel tidak dijelaskan C95.2 Leukemia subakut dengan jenis sel tidak dijelaskan C95.7 Leukemia lain dengan jenis sel tidak dijelaskan C95.9 Leukaemia, tidak dijelaskan C96

Neoplasma ganas lain dan tidak dijelaskan pada jaringan limfoid, haematopoietik dan yang berhubungan 

567

Termasuk: kode morfologi M972, M974 dengan kode sifat /3 C96.0 Penyakit Letterer-Siwe retikuloendotheliosis nonlipid:, retikulosis nonlipid: C96.1 Histiositosis maligna Retikulosis medulla histiosit C96.2 Tumor maligna sel mast Malignant: mastositoma, mastositosis, sarkoma sel mast Kecuali: leukaemia sel mast (C94.3), mastositosis (kulit) (Q82.2) C96.3 Limfoma histiosit sejati C96.7 Neoplasma ganas lain jaringan limfoid, haematopoietic dan yang berhubungan C96.9 Neoplasma ganas jaringan limfoid, haematopoietic dan yang berhubungan, tidak dijelaskan

Neoplasma ganas situs ganda independen (primer) (C97) C97 C97.

Neoplasma ganas situs ganda independen (primer) Neoplasma ganas dengan situs ganda primer yang independen C97 digunakan kalau tercatat dua atau lebih neoplasma ganas primer yang independen sebagai kondisi utama, tanpa ada yang lebih menonjol. Kode tambahan bisa digunakan untuk identifikasi masing-masing neoplasma ganas tersebut.

Neoplasma in situ (D00-D09) Catatan:

Neoplasma in situ banyak dianggap sebagai berada dalam masa perubahan morfologis antara displasia dan kanker yang invasif. Misalnya, untuk cervical intraepithelial neoplasia (CIN) dikenal tiga stadium, yang ketiga (CIN III) termasuk pada displasia berat dan karsinoma in situ. Sistem peringkat ini telah diperluas ke organ lain, seperti vulva dan vagina. Deskripsi neoplasia intraepitel stadium III, dengan atau tanpa disebutkannya displasia, diletakkan pada bagian ini. Stadium I dan II diklasifikasikan sebagai displasia sistem organ yang terlibat dan harus dikode pada bab sistem tubuh yang relevan. Termasuk: penyakit Bowen; erythroplasia; kode morfologi dengan kode sifat /2 eritroplasia Queyrat D00 Carcinoma in situ rongga mulut, esofagus, dan lambung Kecuali: melanoma in situ (D03.-) D00.0 Bibir, rongga mulut dan farings Plika ariepiglottik: NOS, permukaan hipofarings, zona pinggir Batas vermillion bibir Kecuali: plika ariepiglottik, permukaan larings (D02.0) epiglottis: NOS (D02.0), pars suprahyoid (D02.0) kulit bibir (D03.0, D04.0) D00.1 Esofagus D00.2 Lambung D01 Carcinoma in situ organ pencernaan lain dan yang tidak dijelaskan Kecuali: melanoma in situ (D03.-)



568

D01.0 Colon Kecuali: pertemuan rektosigmoid (D01.1) D01.1 Pertemuan rektosigmoid D01.2 Rektum D01.3 Anus dan saluran anus Kecuali: pinggir anus (D03.5, D04.5), kulit anus (D03.5, D04.5) kulit sekitar anus (D03.5, D04.5) D01.4 Bagian usus lain dan yang tidak dijelaskan Kecuali: ampulla Vateri (D01.5) D01.5 Hati, kantong empedu dan saluran empedu; ampulla Vateri D01.7 Organ pencernaan lain yang dijelaskan; pankreas D01.9 Organ pencernaan, tidak dijelaskan D02 Carcinoma in situ of middle ear and respiratory system Kecuali: melanoma in situ (D03.-) D02.0 Larings: Aryepiglottic fold, permukaan larings; Epiglottis (pars suprahyoid) Kecuali: plika aryepiglottik: NOS, permukaan hipofarings, pinggir (D00.0) D02.1 Trakhea D02.2 Bronkus dan paru-paru D02.3 Bagian lain sistem pernafasan: Sinus aksesorius, telinga tengah, rongga hidung Kecuali: telinga (luar)(kulit) (D03.2, D04.2) hidung: NOS (D09.7), kulit hidung (D03.3, D04.3) D02.4 Sistem pernafasan, tidak dijelaskan D03 Melanoma in situ Termasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /2 D03.0 Melanoma in situ bibir D03.1 Melanoma in situ kelopak mata, termasuk canthus D03.2 Melanoma in situ telinga dan liang telinga luar D03.3 Melanoma in situ bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan D03.4 Melanoma in situ kulit kepala dan leher D03.5 Melanoma in situ badan Pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, mammae (kulit)(jaringan lunak) D03.6 Melanoma in situ anggota atas, termasuk bahu D03.7 Melanoma in situ anggota bawah, termasuk panggul D03.8 Melanoma in situ tempat lain D03.9 Melanoma in situ, tidak dijelaskan D04 Carcinoma in situ kulit Kecuali: erythroplasia Queyrat (penis) NOS (D07.4); melanoma in situ (D03.-) D04.0 Kulit bibir Kecuali: batas vermilion bibir (D00.0) D04.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus D04.2 Kulit telinga dan liang telinga luar D04.3 Kulit bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan D04.4 Kulit kulit kepala dan leher D04.5 Kulit badan; pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, kulit mammae Kecuali: anus NOS (D01.3), kulit organ genital (D07.-) 

569

D04.6 Kulit anggota atas, termasuk bahu D04.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggul D04.8 Kulit tempat lain D04.9 Kulit, tidak dijelaskan D05 Karsinoma in situ mammae Kecuali: karsinoma in situ kulit mammae (D04.5) melanoma in situ mammae (kulit) (D03.5) D05.0 Karsinoma lobularis in situ D05.1 Karsinoma intraductus in situ D05.7 Karsinoma in situ lain mammae D05.9 Karsinoma in situ mammae, tidak dijelaskan D06 Karsinoma in situ servix uteri Termasuk: cervical intraepithelial neoplasia [CIN], grade III, dengan atau tanpa disebutkan displasia berat Kecuali: melanoma in situ servix (D03.5); displasia berat servix NOS (N87.2) D06.0 Endoservix D06.1 Exoservix D06.7 Bagian lain servix D06.9 Servix, tidak dijelaskan D07 Karsinoma in situ organ genital lain dan yang tidak dijelaskan Kecuali: melanoma in situ (D03.5) D07.0 Endometrium D07.1 Vulva: Vulvar intraepithelial neoplasia [VIN], grade III, dengan atau tanpa disebutkan displasia berat Kecuali: displasia berat vulva NOS (N90.2) D07.2 Vagina: Vaginal intraepithelial neoplasia [VAIN], grade III, dengan atau tanpa disebutkan displasia berat Kecuali: displasia berat vagina NOS (N89.2) D07.3 Organ genitalia wanita yang lain dan tidak dijelaskan D07.4 Penis; eritroplasia Queyrat NOS D07.5 Prostat D07.6 Organ genitalia pria yang lain dan tidak dijelaskan D09 Karsinoma in situ pada situs lain dan yang tidak dijelaskan Kecuali: melanoma in situ (D03.-) D09.0 Bladder D09.1 Organ perkemihan lain dan yang tidak dijelaskan D09.2 Mata Kecuali: kulit kelopak (D04.1) D09.3 Tiroid dan kelenjar endokrin lain Kecuali: pankreas endocrine (D01.7); ovarium (D07.3), testis (D07.6) D09.7 Karsinoma in situ pada tempat lain yang dijelaskan D09.9 Karsinoma in situ, tidak dijelaskan



570

Neoplasma jinak (D10-D36) Termasuk: kode morfologi dengan kode sifat /0 D10 Neoplasma jinak mulut dan farings D10.0 Bibir; bibir (frenulum)(sisi dalam)(mucosa)(batas vermilion) Kecuali: kulit bibir (D22.0, D23.0) D10.1 Lidah, tonsilla lingualis D10.2 Lantai mulut D10.3 Bagian mulut yang lain dan tidak dijelaskan; kelenjar saliva minor NOS Kecuali: neoplasma odontogenik jinak (D16.4-D16.5), mukosa bibir (D10.0), permukaan nasofarings palatum molle (D10.6) D10.4 Tonsil; tonsil (faucial)(palatina) Kecuali: tonsilla lingualis (D10.1), tonsil farings (D10.6), tonsillar: fossa (D10.5), pillars (D10.5) D10.5 Bagian lain orofarings Epiglottis, permukaan anterior Tonsillar: fossa, pillars Vallecula Kecuali: epiglottis: NOS (D14.1), pars suprahyoid (D14.1) D10.6 Nasofarings Tonsil farings, pinggir posterior septum dan choanae D10.7 Hipofarings D10.9 Farings, tidak dijelaskan D11 Neoplasma jinak kelenjar saliva mayor Kecuali: neoplasma jinak kelenjar saliva minor yang dijelaskan, yang diklasifikasi menurut lokasi anatomisnya neoplasma jinak kelenjar saliva minor NOS (D10.3) D11.0 Kelenjar parotid D11.7 Kelenjar saliva mayor lainnya; kelenjar: sublingualis, submandibularis D11.9 Kelenjar saliva mayor, tidak dijelaskan D12 Neoplasma jinak kolon, rektum, anus dan saluran anus D12.0 Caecum; katup ileocaecum D12.1 Appendix D12.2 Kolon asendens D12.3 Kolon transversa; fleksura hepatis, fleksura splinikus D12.4 Kolon desendens D12.5 Kolon sigmoid D12.6 Kolon, tidak dijelaskan: adenomatosis, polyposis (herediter) kolon D12.7 Pertemuan rektosigmoid D12.8 Rektum D12.9 Anus dan saluran anus Kecuali: pinggir (D22.5, D23.5), kulit anus dan perianus (D22.5, D23.5) D13 Neoplasma jinak bagian sistem pencernaan yang lain dan kurang jelas D13.0 Esofagus D13.1 Lambung



571

D13.2 Duodenum D13.3 Bagian usus halus lain dan yang tidak dijelaskan D13.4 Liver; saluran empedu intrahepatik D13.5 Saluran empedu ekstrahepatik D13.6 Pankreas Kecuali: pankreas endokrin (D13.7) D13.7 Pankreas endokrin: tumor sel pulau, pulau Langerhans D13.9 Situ yang tidak jelas pada sistem pencernaan Sistem pencernaan NOS, usus NOS, limpa D14 Neoplasma jinak telinga tengah dan sistem pernafasan D14.0 Telinga tengah, rongga hidung dan sinus aksesorius; rawan hidung Kecuali: liang telinga (luar)(kulit) (D22.2, D23.2) tulang: telinga (D16.4), hidung (D16.4) rawan telinga (D21.0) hidung: NOS (D36.7), kulit (D22.3, D23.3) bulbus olfaktorius (D33.3) polip: sinus aksesorius (J33.8), hidung (rongga) (J33.-) polip telinga (tengah) (H74.4), pinggir posterior dan khoanae (D10.6) D14.1 Larings; epiglottis (pars suprahyoid) Kecuali: permukaan anterior epiglottis (D10.5) polip pita suara dan larings (J38.1) D14.2 Trachea D14.3 Bronkus dan paru-paru D14.4 Sistem pernafasan, tidak dijelaskan D15 Neoplasma jinak other and tidak dijelaskan intrathoracic organs Kecuali: jaringan mesotel (D19.-) D15.0 Thymus D15.1 Heart Kecuali: pembuluh besar (D21.3) D15.2 Mediastinum D15.7 Organ intratoraks lain yang dijelaskan D15.9 Organ intratoraks, tidak dijelaskan D16 Neoplasma jinak tulang dan rawan sendi Kecuali: synovia (D21.-) D16.0 Skapula dan tulang panjang anggota atas D16.1 Tulang pendek anggota atas D16.2 Tulang panjang anggota bawah D16.3 Tulang pendek anggota bawah D16.4 Tulang tengkorak dan muka: maxilla (superior), tulang orbital Kecuali: tulang rahang bawah (D16.5) D16.5 Tulang rahang bawah D16.6 Kolom vertebrae Kecuali: sakrum dan koksigis (D16.8) D16.7 Iga, sternum dan klavikula 

572

D16.8 Tulang pelvis, sakrum dan koksigis D16.9 Tulang dan rawan sendi, tidak dijelaskan D17 Neoplasma lipomatosa jinak Termasuk: kode morfologi M885-M888 dengan kode sifat /0 D17.0 Kulit dan jaringan bawah kulit kepala, muka dan leher D17.1 Kulit dan jaringan bawah kulit badan D17.2 Kulit dan jaringan bawah kulit anggota D17.3 Kulit dan jaringan bawah kulit pada situs lain dan tidak dijelaskan D17.4 Organ intratoraks D17.5 Organ intra-abdomen Kecuali: peritoneum dan retroperitoneum (D17.7) D17.6 Spermatic cord D17.7 Neoplasma lipomatosa jinak pada situs lain: peritoneum, retroperitoneum D17.9 Neoplasma lipomatosa jinak, tidak dijelaskan; lipoma NOS D18 Haemangioma dan lymphangioma, semua situs Termasuk: kode morfologi M912-M917 dengan kode sifat /0 Kecuali: nevus biru atau berpigmen (D22.-) D18.0 Haemangioma, semua situs; angioma NOS D18.1 Lymphangioma, semua situs D19 Neoplasma jinak jaringan mesotel Termasuk: kode morfologi M905 dengan kode sifat /0 D19.0 Jaringan mesotel pleura D19.1 Jaringan mesotel peritoneum D19.7 Jaringan mesotel situs lain D19.9 Jaringan mesotel, tidak dijelaskan; mesotelioma jinak NOS D20 Neoplasma jinak jaringan lunak retroperitoneum dan peritoneum Kecuali: neoplasma lipomatosa jinak peritoneum dan retroperitoneum (D17.7) jaringan mesotel (D19.-) D20.0 Retroperitoneum D20.1 Peritoneum D21 Neoplasma jinak lain jaringan ikat dan jaringan lunak lain Termasuk: pembuluh darah, bursa, rawan, fasia, lemak, ligamen [kecuali pada uterus], saluran limfe, otot, sinovia, tendon (pelapis) Kecuali: rawan: sendi (D16.-), larings (D14.1), hidung (D14.0) uterus: leiomyoma (D25.-), ligamen (D28.2) jaringan vaskuler (D18.-), haemangioma (D18.0), lymphangioma (D18.1) neoplasma lipomatosa (D17.-), jaringan ikat mammae (D24) peritoneum (D20.1), retroperitoneum (D20.0) syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (D36.1) D21.0 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain kepala, muka dan leher Jaringan ikat: telinga, kelopak mata Kecuali: jaringan ikat orbita (D31.6) D21.1 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain anggota atas, termasuk bahu 

573

D21.2 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain anggota bawah, termasuk panggul D21.3 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain toraks: aksila, diafragma, pembuluh besar Kecuali: jantung (D15.1), mediastinum (D15.2), thymus (D15.0) D21.4 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain abdomen D21.5 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain pelvis Kecuali: leiomyoma uterus (D25.-), ligamen uterus (D28.2) D21.6 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain badan, tidak dijelaskan; punggung NOS D21.9 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain, tidak dijelaskan D22 Naevi melanosit Termasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /0 naevus: NOS, blue, hairy, pigmented D22.0 Naevi melanosit bibir D22.1 Naevi melanosit kelopak mata, termasuk canthus D22.2 Naevi melanosit telinga dan liang telinga luar D22.3 Naevi melanosit bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan D22.4 Naevi melanosit kulit kepala dan leher D22.5 Naevi melanosit badan: pinggir anus; kulit anus, perianus, mammae D22.6 Naevi melanosit anggota atas, termasuk bahu D22.7 Naevi melanosit anggota bawah, termasuk panggul D22.9 Naevi melanosit, tidak dijelaskan D23 Neoplasma jinak lain pada kulit Termasuk: neoplasma jinak: folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar keringat Kecuali: neoplasma lipomatosa jinak (D17.0-D17.3), naevi melanosit (D22.-) D23.0 Kulit bibir Kecuali: batas vermilion bibir (D10.0) D23.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus D23.2 Kulit telinga dan liang telinga luar D23.3 Kulit bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan D23.4 Kulit kulit kepala dan leher D23.5 Kulit badan; pinggir anus; kulit anus, perianus, mammae Kecuali: anus NOS (D12.9), skin of genital organs (D28-D29) D23.6 Kulit anggota atas, termasuk bahu D23.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggul D23.9 Kulit, tidak dijelaskan D24 Neoplasma jinak breast Mammae: jaringan ikat, bagian lunak Kecuali: displasia jinak mammae (N60.-), kulit mammae (D22.5, D23.5) D25 Leiomyoma uterus Termasuk: neoplasma jinak uterus dengan kode morfologi M889 dan kode sifat /0 fibromyoma uterus D25.0 Leiomyoma submukosa uterus D25.1 Leiomyoma intramural uterus D25.2 Leiomyoma subserosa uterus D25.9 Leiomyoma uterus, tidak dijelaskan 

574

D26 Neoplasma jinak lain uterus D26.0 Servix uteri D26.1 Korpus uteri D26.7 Bagian lain uterus D26.9 Uterus, tidak dijelaskan D27

Neoplasma jinak ovarium

D28 Neoplasma jinak organ genitalia lain wanita dan yang tidak dijelaskan Termasuk: polip adenomatosa, kulit organ genitalia wanita D28.0 Vulva D28.1 Vagina D28.2 Tuba dan ligamen uterus: tuba Fallopii, ligamen uterus (latum)(rotundum) D28.7 Organ genitalia lain wanita yang dijelaskan D28.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan D29 Neoplasma jinak organ genitalia pria Termasuk: kulit organ genitalia pria D29.0 Penis D29.1 Prostat Kecuali: hyperplasia prostate (adenomatosa) (N40) prostatic:: adenoma (N40), pembesaran, hipertrofi (N40) D29.2 Testis D29.3 Epididymis D29.4 Skrotum; kulit skrotum D29.7 Organ genitalia lain pria: vesikula seminalis, spermatic cord, tunica vaginalis D29.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan D30 Neoplasma jinak organ perkemihan D30.0 Ginjal Kecuali: kaliks ginjal (D30.1), pelvis ginjal (D30.1) D30.1 Pelvis ginjal D30.2 Ureter Kecuali: muara ureter di bladder (D30.3) D30.3 Bladder, muara ureter di bladder, lobang pangkal uretra di bladder D30.4 Urethra Kecuali: lobang pangkal uretra di bladder (D30.3) D30.7 Organ perkemihan lainnya: kelenjar paraurethra D30.9 Urinary organ, tidak dijelaskan; sistem perkemihan NOS D31 Neoplasma jinak eye and adnexa Kecuali: jaringan ikat kelopak (D21.0), kulit kelopak (D22.1, D23.1) N. Optikus (D33.3) D31.0 Konjunctiva D31.1 Kornea D31.2 Retina 

575

D31.3 Khoroid D31.4 Korpus siliaris; bola mata D31.5 Kelenjar dan duktus lakrimalis; saccus lacrimalis, ductus nasolacrimalis D31.6 Orbita, tidak dijelaskan: jaringan ikat orbita, otot ekstraokuli, syaraf perifer orbita, jaringan retrobulbar, jaringan retrookuler Kecuali: tulang orbita (D16.4) D31.9 Mata, tidak dijelaskan D32 Neoplasma jinak meningen D32.0 Meningen otak D32.1 Meningen spinalis D32.9 Meningen, tidak dijelaskan; meningioma NOS D33 Neoplasma jinak otak dan bagian lain sistem syaraf pusat Kecuali: angioma (D18.0), meningen (D32.-), syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (D36.1), jaringan retro-okuler (D31.6) D33.0 Supratentorium otak Ventrikel otak, serebrum, lobus frontalis, oksipitalis, parietalis, temporalis Kecuali: ventrikel IV (D33.1) D33.1 Infratentorium otak: batang otak, serebelum, ventrikel IV D33.2 Otak, tidak dijelaskan D33.3 Nervi craniales; bulbus olfaktorius D33.4 Medulla spinalis D33.7 Bagian lain sistem syaraf pusat yang dijelaskan D33.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf (pusat) NOS D34

Neoplasma jinak kelenjar tiroid

D35 Neoplasma jinak kelenjar endokrin lain dan yang tidak dijelaskan Kecuali: pankreas endokrin (D13.7), ovarium (D27), testis (D29.2), thymus (D15.0) D35.0 Kelenjar adrenal D35.1 Kelenjar parathyroid D35.2 Kelenjar pituitary D35.3 Duktus kraniofarings D35.4 Kelenjar pineal D35.5 Carotid body D35.6 Aortic body dan paraganglia lain D35.7 Kelenjar endokrin lain yang dijelaskan D35.8 Keterlibatan pluriglandular [berbagai kelenjar yang berbeda] D35.9 Kelenjar endocrine, tidak dijelaskan D36 Neoplasma jinak padasitus lain dan yang tidak dijelaskan D36.0 Kelenjar limfe D36.1 Syaraf perifer dan sistem syaraf otonom Kecuali: syaraf perifer orbita (D31.6) D36.7 Situs lain yang idjelaskan; hidung NOS D36.9 Neoplasma jinak pada situs yang tidak dijelaskan 

576

Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui (D37-D48) Catatan:

Kategori D37-D48 mengklasifikasi neoplasma yang sifatnya tidak jelas atau tidak diketahui, yaitu terdapat keraguan apakah neoplasma ini ganas atau jinak, menurut situs. Neoplasma semacam ini diberi kode sifat /1 dalam klasifikasi morfologi neoplasma

D37

Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada rongga mulut dan organ pencernaan D37.0 Bibir, rongga mulut dan farings Aryepiglottic fold: NOS, permukaan hipofarings, zona pinggir Kelenjar saliva mayor dan minor, batas vermilion bibir Kecuali: permukaan larings plika aryepiglottik (D38.0), epiglottis: NOS atau pars suprahyoidea (D38.0), kulit bibir (D48.5) D37.1 Lambung D37.2 Usus halus D37.3 Appendix D37.4 Kolon D37.5 Rektum, pertemuan rektosigmoid D37.6 Hati, kantong empedu dan saluran empedu, ampulla Vateri D37.7 Organ pencernaan lainnya:saluran anus, sfingter ani, anus NOS, usus NOS Kecuali: pinggir anus (D48.5), kulit anus, kulit perianus (D48.5) D37.9 Organ pencernaan, tidak dijelaskan D38

Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada telinga tengah dan organ pernafasan dan intratoraks Kecuali: jantung (D48.7) D38.0 Larynx Aryepiglottic fold, permukaan larings; epiglottis (pars suprahyoidea) Kecuali: aryepiglottic fold: NOS, permukaan hipofarings, pinggir (D37.0) D38.1 Trachea, bronkus dan paru-paru D38.2 Pleura D38.3 Mediastinum D38.4 Thymus D38.5 Organ pernafasan lain: sinus, rawan hidung, rongga hidung, telinga tengah Kecuali: telinga (luar)(kulit) (D48.5), nose: NOS (D48.7), kulit (D48.5) D38.6 Organ pernafasan, tidak dijelaskan D39 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada genitalia wanita D39.0 Uterus D39.1 Ovarium D39.2 Plasenta Chorioadenoma destruens, mola hydatidiformis invasif atau maligna Kecuali: mola hydatidiformis NOS (O01.9) D39.7 Organ genitalia wanita lainnya; kulit organ genitalia wanita D39.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan



577

D40 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada genitalia pria D40.0 Prostat D40.1 Testis D40.7 Organ genitalia pria lainnya, kulit organ genitalia pria D40.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan D41 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui organ perkemihan D41.0 Ginjal Kecuali: pelvis ginjal (D41.1) D41.1 Pelvis ginjal D41.2 Ureter D41.3 Urethra D41.4 Bladder D41.7 Organ perkemihan lain D41.9 Organ perkemihan, tidak dijelaskan D42 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada meningen D42.0 Meningen serebri D42.1 Meningen spinalis D42.9 Meningen, tidak dijelaskan D43 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada otak dan SSP Kecuali: syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (D48.2) D43.0 Supratentorium otak: Ventrikel serebri, serebrum, lobus frontal, oksipital, parietal, temporal Kecuali: ventrikel IV (D43.1) D43.1 Infratentorium otak: batang otak, serebellum, ventrikel IV D43.2 Otak, tidak dijelaskan D43.3 Nervi kraniales D43.4 Medulla spinalis D43.7 Bagian lain sistem syaraf pusat D43.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf (pusat) NOS D44 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui kelenjar endokrin Kecuali: pankreas endokrin (D37.7), ovarium (D39.1), testis (D40.1), thymus (D38.4) D44.0 Kelenjar tiroid D44.1 Kelenjar adrenal D44.2 Kelenjar parathyroid D44.3 Kelenjar pituitary D44.4 Duktus kraniofarings D44.5 Kelenjar pineal D44.6 Carotid body D44.7 Aortic body dan paraganglia lain D44.8 Keterlibatan pluriglandular; adenomatosis endokrin ganda D44.9 Endocrine gland, tidak dijelaskan D45

Polycythaemia vera 

578

Kode morfologi M9950 dengan kode sifat /1 D46 Sindroma myelodysplastik Termasuk: Kode morfologi M998 dengan kode sifat /1 D46.0 Anemia refrakter tanpa sideroblasts, begitu dinyatakan D46.1 Anemia refrakter dengan sideroblasts D46.2 Anemia refrakter dengan kelebihan blasts D46.3 Anemia refrakter dengan kelebihan blasts dengan transformasi D46.4 Anemia refrakter, tidak dijelaskan D46.7 Sindroma myelodysplastik lain D46.9 Sindroma myelodysplastik, tidak dijelaskan; Myelodysplasia NOS, Preleukaemia (syndrome) NOS D47

Neoplasma lain dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada limfoid, hematopoietik dan jaringan yang berhubungan Termasuk: kode morfologi M974, M976, M996-M997 dengan kode sifat /1 D47.0 Tumor histiosit dan sel mast dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui tumor sel mast NOS, mastocytoma NOS Kecuali: mastocytosis (kulit) (Q82.2) D47.1 Penyakit myeloproliferatif kronis Myelofibrosis (dengan myeloid metaplasia) Penyakit myeloproliferatif, tidak dijelaskan Myelosklerosis (megakaryocytic) dengan metaplasia myeloid D47.2 Monoclonal gammopathy D47.3 Essential (haemorrhagic) thrombocythaemia Idiopathic haemorrhagic thrombocythaemia D47.7 Neoplasma lain dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui lain yang dinyatakan pada limfoid, hematopoietik dan jaringan yang berhubungan D47.9 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui lain yang dinyatakan pada limfoid, hematopoietik dan jaringan yang berhubungan Penyakit limfoproliferatif NOS D48

Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada situs lain dan yang tidak dijelaskan Kecuali: neurofibromatosis (nonmalignant) (Q85.0) D48.0 Tulang dan rawan sendi Kecuali: rawan telinga (D48.1), larings (D38.0), hidung (D38.5) jaringan ikat kelopak mata (D48.1), synovia (D48.1) D48.1 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain; jaringan ikat telinga, kelopak mata Kecuali: rawan sendi (D48.0), larings (D38.0), hidung (D38.5) jaringan ikat mammae (D48.6) D48.2 Syaraf perifer dan sistem syaraf otonom Kecuali: suaraf perifer orbita (D48.7) D48.3 Retroperitoneum D48.4 Peritoneum D48.5 Kulit: pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, kulit mammae Kecuali: anus NOS (D37.7), kulit organ genital (D39.7, D40.7) batas vermilion bibir (D37.0) 

579

D48.6 Mammae Jaringan ikat mammae, cystosarcoma phyllodes Kecuali: kulit mammae (D48.5) D48.7 Situs lain yang dijelaskan: mata, jantung, syaraf perifer orabita Kecuali: jaringan ikat (D48.1), kulit kelopak mata (D48.5) D48.9 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui, tidak dijelaskan " “Pertumbuhan” NOS", neoplasma NOS, pertumbuhan baru NOS, tumor NOS



580

BAB III PENYAKIT DARAH, ORGAN PEMBUAT DARAH, DAN KELAINAN TERTENTU YANG MELIBATKAN MEKANISME IMUN (D50 - D89) Kecuali: penyakit autoimmun (sistemik) NOS (M35.9) kondisi tertentu yang dimulai pada masa perinatal (P00-P96) komplikasi hamil, melahirkan, dan nifas (O00-O99) malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99) penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90) penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24) cedera, keracunan dan akibat lain tertentu penyebab eksternal (S00-T98) neoplasma (C00-D48) tanda, gejala dan penemuan klinis dan laboratorium abnormal, n.e.c. (R00-R99)

Blok-blok pada Bab ini: D50-D53 D55-D59 D60-D64 D65-D69 D70-D77 D80-D89

Anemia nutrisi Anemia hemolitika Anemia aplastika dan anemia lain Cacad pembekuan, purpura dan kondisi perdarahan lain Penyakit darah dan organ pembentuk darah lain Kelainan tertentu yang melibatkan mekanisme imun

Kategori asterisk: D63* D77*

Anemia pada penyakit kronis c. e. (classified elsewhere) Kelainan darah atau organ pembentuk darah pada penyakit c. e.

Anemia nutrisi (D50-D53) D50

Anemia defisiensi besi

Termasuk: anaemia: asiderotic, hypochromic D50.0 Anemia defisiensi besi akibat kehilangan darah (kronis) Anemia pasca perdarahan (kronis) Kecuali: anemia pasca perdarahan akut (D62) anemia kongenital akibat kehilangan darah janin (P61.3) D50.1 Sideropenic dysphagia sindroma Kelly-Paterson, sindroma Plummer-Vinson D50.8 Anemia defisiensi besi lainnya D50.9 Anemia defisiensi besi, tidak dijelaskan D51 Anemia akibat defisiensi vitamin B12 Kecuali: Defisiensi vitamin B12 (E53.8)



581

D51.0 Anemia defisiensi vitamin B12 akibat defisiensi faktor intrinsik Anaemia: Addison, Biermer, pernicious (congenital) Defisiensi faktor intrinsik kongenital D51.1 Anemia def. vit. B12 akibat malabsorbsi selektif vit. B12 dengan proteinuria Sindroma Imerslund(-Gräsbeck); anaemia megaloblast herediter D51.2 Defisiensi transcobalamin II D51.3 Anemia defisiensi vitamin B12 makanan Vegan anaemia D51.8 Anemia defisiensi vitamin B12 lain D51.9 Anemia defisiensi vitamin B12, tidak dijelaskan D52 Anemia defisiensi asam folat D52.0 Anemia defisiensi folat makanan anemia megaloblastik gizi D52.1 Anemia defisiensi folat akibat obat-obatan D52.8 Anemia defisiensi folat lainnya D52.9 Anemia defisiensi folat, tidak dijelaskan D53 Anemia nutrisi lainnya Termasuk: Anemia megaloblastik yang tidak sembuh dengan terapi vitamin B12 atau folat D53.0 Anemia defisiensi protein Anemia defisiensi asam amino, anemia orotaciduric Kecuali: sindroma Lesch-Nyhan (E79.1) D53.1 Anemia megaloblastik lain, n.e.c.; Anemia megaloblastik NOS Kecuali: penyakit Di Guglielmo (C94.0) D53.2 Anemia skorbut Kecuali: scurvy (E54) – kekurangan vitamin C D53.8 Anemia nutrisi lain yang dijelaskan Kecuali: defisiensi gizi kalau tidak disebutkan anemia, seperti defisiensi copper (E61.0), molybdenum (E61.5), atau zinc (E60) D53.9 Anemia gizi, tidak dijelaskan Anemia kronis sederhana Kecuali: anaemia NOS (D64.9)

Anemia hemolitika (D55-D59) Kecuali: Anemia defisiensi enzim akibat obat-obatan (D59.2) D55.0 Anemia akibat defisiensi glucose-6-phosphate dehydrogenase [G6PD] Favism, anemia defisiensi G6PD D55.1 Anemia akibat kelainan lain metabolisme glutathione Anemia akibat defisiensi enzim jalur hexose monophosphate (HMP) Anemia hemolitika nonsferositik (herediter), type I D55.2 Anemia akibat kelainan enzim-enzim glikolisis Anaemia defisiensi hexokinase, pyruvate kinase, triose-P isomerase Anemia hemolitika nonsferositik (herediter), type II D55.3 Anemia akibat kelainan metabolisme nukleotida D55.8 Anemia akibat kelainan enzim lainnya D55.9 Anemia akibat kelainan enzim, tidak dijelaskan D56 Thalassaemia



582

D56.0 Thalassaemia alpha Kecuali: hydrops fetalis akibat penyakit hemolisis (P56.-) D56.1 Thalassaemia beta Cooley's anaemia, sickle-cell beta thalassaemia, Thalassaemia intermedia, thalassemia major D56.2 Thalassaemia delta-beta D56.3 Thalassaemia trait D56.4 Hereditary persistence of fetal haemoglobin [HPFH] Hb fetus persisten herediter D56.8 Thalassaemia lain D56.9 Thalassaemia, tidak dijelaskan Mediterranean anaemia (dengan haemoglobinopathy lain) Thalassaemia (minor)(campuran)(dengan haemoglobinopathy lain) D57

Sickle-cell Kelainan-kelainan Kelainan sel-sabit (penyakit Hb S; drepanocytic anemia; meniscocytosis) ini adalah anemia hemolitika kronis S. Karena eritrosit berbentuk sabit sangat rapuh, hemolisis terjadi tak lama setelah mereka memasuki sirkulasi. Kecuali: haemoglobinopathi lain (D58.-), sickle-cell beta thalassaemia (D56.1) D57.0 Sickle-cell anaemia dengan krisis Penyakit Hb-SS dengan krisis D57.1 Sickle-cell anaemia tanpa krisis Sickle-cell: anaemia, penyakit, kelainan NOS D57.2 Kelainan sabit heterozigot ganda Penyakit: Hb-SC, Hb-SD, Hb-SE D57.3 Sickle-cell trait (bakat sel sabit) Hb-S trait, heterozygous haemoglobin S D57.8 Kelainan sickle-cell lain D58 Anemia hemolitika herediter lain D58.0 Sferositosis herediter acholuric (familial) jaundice: congenital (spherocytic) haemolytic icterus sindroma Minkowski-Chauffard D58.1 Hereditary elliptocytosis elliptocytosis (congenital): ovalocytosis (congenital)(hereditary) D58.2 Haemoglobinopati lain haemoglobin abnormal NOS, haemoglobinopathy NOS anaemia ‘Heinz body’ congenital, penyakit: Hb-C, Hb-D, b-E, penyakit hemolitik hemoglobin tidak stabil Kecuali: HPFH (D56.4), methaemoglobinaemia (D74.-), penyakit Hb-M (D74.0), familial polycythaemia (D75.0), high-altitude polycythaemia (D75.1) D58.8 Anemia hemolitika herediter yang dijelaskan lainnya: stomatocytosis D58.9 Anemia hemolitika herediter, tidak dijelaskan D59 Anemia hemolitika yang didapat D59.0 Anemia hemolitika autoimmun akibat obat-obatan



583

D59.1 Anemia hemolitika autoimmun lainnya Penyakit hemolitika autoimun (cold type)(warm type) Penyakit haemagglutinin cold kronis Cold agglutinin: penyakit, haemoglobinuria Anemia hemolitika: cold type (secondary)(symptomatic) . warm type (secondary)(symptomatic) Kecuali: penyakit hemolitik fetus dan bayi (P55.-), paroxysmal cold haemoglobinuria (D59.6), sindroma Evans (D69.3) D59.2 Anemia hemolitika nonautoimmune akibat obat-obatan Anemia defisiensi enzim akibat obat-obatan D59.3 Haemolytic-uraemic syndrome D59.4 Anemia hemolitika nonautoimmune lainnya Haemolytic anaemia: mekanis, mikroangiopati, toksik D59.5 Paroxysmal nocturnal haemoglobinuria [Marchiafava-Micheli] Kecuali: haemoglobinuria NOS (R82.3) D59.6 Haemoglobinuria pada haemolysis akibat faktor eksternal lainnya Haemoglobinuria: akibat olahraga, gerak jalan, dingin paroksismal gunakan kode tambahan (Chapter XX), untuk identifikasi penyebab. Kecuali: haemoglobinuria NOS (R82.3) D59.8 Anemia hemolitika didapat lainnya D59.9 Anemia hemolitika didapat, tidak dijelaskan Anemia hemolitika idiopatik, kronis

Anemia aplastika dan anemia lainnya (D60-D64) D60

Aplasia eritrosit murni yang didapat [erythroblastopenia] Anemia aplastika disebabkan oleh kurangnya pendahulu eritrosit, akibat rusaknya stem cell atau cedera mikro sumsum tulang, dan sering dengan MCV (mean corpuscular volume – volume eritrosit rata-rata) yang agak tinggi. Anemia aplastika biasanya berarti panhipoplasia sumsum tulang dengan leukopenia dan trombositopenia. Keraguan ini memunculkan istilah baru, yaitu aplasia RBC murni, yaitu penurunan selektif pendahulu eritroid. Termasuk: aplasia eritrosit (acquired)(adult)(with thymoma) D60.0 Aplasia eritrosit murni yang didapat kronis D60.1 Aplasia eritrosit murni yang didapat sementara D60.8 Aplasia eritrosit murni yang didapat lsinnys D60.9 Aplasia eritrosit murni yang didapat, tidak dijelaskan D61 Anemia aplastika lainnya Kecuali: agranulocytosis (D70) D61.0 Anemia aplastika konstitusional aplasia eritrosit (murni) (pada): kongenital, bayi, primer sindroma Blackfan-Diamond, familial hypoplastic anaemia anemia Fanconi, pansitopenia dengan malformasi D61.1 Anemia aplastika akibat obat-obatan D61.2 Anemia aplastika akibat agen eksternal D61.3 Anemia aplastika idiopatik D61.8 Anemia aplastika lain yang dijelaskan 

584

D61.9 Anemia aplastika, tidak dijelaskan D62 Anemia pasca perdarahan akut Kecuali: anaemia kongenital dari kehilangan darah janin (P61.3) D63* Anaemia pada penyakit kronis yang diklasifikasikan di tempat lain D63.0* Anaemia pada penyakit neoplasia (C00-D48†) D63.8* Anaemia pada penyakit kronis lain yang diklasifikasikan di tempat lain D64 Anemia lain Kecuali: anemia refrakter: tanpa sideroblasts (D46.0), dengan sideroblast (D46.1); dengan kelebihan blasts (D46.2), dengan transformasi (D46.3), NOS (D46.4) D64.0 Anemia sideroblastik herediter D64.1 Anemia sideroblastik sekunder akibat penyakit D64.2 Anemia sideroblastik sekunder akibat obat dan toksin D64.3 Anemia sideroblastik lain Sideroblastic anaemia: NOS, responsif pada pyridoxine NEC D64.4 Anemia diseritropoietik kongenital dishematopoietik anemia (kongenital) Kecuali: sindroma Blackfan-Diamond (D61.0), peny. Di Guglielmo (C94.0) D64.8 Anemia lain yang dijelaskan Infantile pseudoleukaemia, anemia leukoerythroblastic D64.9 Anemia, tidak dijelaskan

Cacad koagulasi, purpura, kondisi perdarahan lain (D65-D69) D65 Disseminated intravascular coagulation [sindroma defibrinasi] Afibrinogenaemia didapat; Koagulopati konsumsi, Koagulasi intravaskuler diffusa atau disseminata (DIC), Perdarahan fibrinolitik didapat, Purpura fibrinolitik, Purpura fulminans Kecuali: pada (mempersulit): abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.1), bayi baru lahir (P60), hamil, melahirkan dan nifas (O45.0, O46.0, O67.0, O72.3) D66 Defisiensi faktor VIII herediter Defisiensi faktor VIII (dengan cacad fungsional) Haemophilia: NOS, A, klasik Kecuali: Defisiensi faktor VIII dengan cacad vaskuler (D68.0) D67 Defisiensi faktor IX herediter Penyakit Christmas, Haemophilia B Defisiensi: faktor IX (dengan cacad fungsional), plasma thromboplastin component [PTC] D68 Other coagulation defects Kecuali: yang mempersulit:



585

D68.0

D68.1 D68.2

D68.3 D68.4 D68.8 D68.9

abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.1) hamil, melahirkan dan nifas (O45.0, O46.0, O67.0, O72.3) Penyakit Von Willebrand angiohaemophilia, def. faktor VIII dengan cacad vaskuler, hemofilia vaskuler Kecuali: defisiensi faktor VIII:NOS (D66), dengan cacad fungsional (D66) kerapuhan kapiler (herediter) (D69.8) Defisiensi faktor XI herediter Haemophilia C Defisiensi Plasma thromboplastin antecedent [PTA] Defisiensi herediter faktor pembekuan lainnya Congenital afibrinogenaemia, Defisiensi: AC globulin, proaccelerin Defisiensi faktor: I , II, V, VII, X, XII, XIII, Dysfibrinogenaemia (kongenital), Hypoproconvertinaemia, Penyakit Owren Kelainan perdarahan akibat antikoagulansia yang beredar Hyperheparinaemia Peningkatan: antithrombin, anti-VIIIa, anti-IXa, anti-Xa, anti-XIa Defisiensi faktor koagulasi yang didapat Defisiensi faktor koagulasi akibat: liver penyakit, defisiensi vitamin K Kecuali: defisiensi vitamin K bayi (P53) Cacad koagulasi lain yang dijelaskan Terdapatnya inhibitor systemic lupus erythematosus [SLE] Cacad koagulasi, tidak dijelaskan

D69 Purpura dan keadaan perdarahan lainnya Kecuali:trombositemia essensial (haemorrhagic) (D47.3), purpura fulminans (D65), purpura hipergammaglobulinemia jinak (D89.0), purpura cryoglobulinaemia (D89.1); purpura thrombositopenik thrombotik (M31.1) D69.0 Purpura alergi Purpura: anaphylactoid, Henoch(-Schönlein), vascular nonthrombocytopenic: haemorrhagic, idiopathic Vasculitis, allergi D69.1 Qualitative platelet defects – cacad kualitatif platelet Thrombocytopathy Kecuali: penyakit von Willebrand (D68.0) D69.2 Purpura nonthrombositopenik lainnya Purpura: NOS, senile, simplex D69.3 Idiopathic thrombocytopenic purpura Sindroma Evans D69.4 Trombositopenia primer lainnya Kecuali: Trombositopenia neonatus sementara (P61.0), sindroma Wiskott-Aldrich (D82.0), trombositopenia dengan radius absen (Q87.2) D69.5 Trombositopenia sekunder D69.6 Trombositopenia, tidak dijelaskan D69.8 Kondisi perdarahan lain yang dijelaskan Kerapuhan kapiler (herediter); pseudohaemophilia vaskuler D69.9 Kondisi perdarahan, tidak dijelaskan 

586

Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah (D70-D77) D70 Agranulocytosis Agranulocytic angina; Infantile genetic agranulocytosis, Neutropenic splenomegaly Neutropenia: NOS, kongenital, akibat obat, periodik, splenic (primer), toksik Kecuali: transient neonatal neutropenia (P61.5) D71 Kelainan fungsi netrofil polimorfonuklir (PMN) Cacad kompleks reseptor [CR3] membran sel, Congenital dysphagocytosis Chronic (childhood) granulomatous penyakit, Progressive septic granulomatosis D72 Kelainan lain sel darah putih Kecuali:preleukaemia (syndrome) (D46.9), basophilia (D75.8), neutropenia (D70), kelainan-kelainan immunitas (D80-D89) D72.0 Kelainan genetik lekosit Anomaly (granulation)(granulocyte) atau sindroma: Alder, May-Hegglin, Pelger-Huët Hipersegmentasi lekosit, hiposegmentasi lekosit, leukomelanopathy Kecuali: Chediak(-Steinbrinck)-Higashi syndrome (E70.3) D72.1 Eosinophilia Eosinofilia: allergic, hereditary D72.8 Kelainan sel darah putih lain yang dijelaskan Reaksi lekemoid: limfositik, monositik, myelositik; Leukositosis, limfositosis (symptomatic), limfopenia, monositosis (symptomatic), plasmasitosis D72.9 Kelainan sel darah putih, tidak dijelaskan D73 Penyakit-penyakit limpa D73.0 Hiposplenismus Asplenia, pasca-bedah; atrofi of spleen Kecuali: asplenia (kongenital) (Q89.0) D73.1 Hypersplenism Kecuali: splenomegaly: NOS (R16.1), kongenital (Q89.0) D73.2 Splenomegali kongestif kronis D73.3 Abses limpa D73.4 Kista limpa D73.5 Infark limpa Ruptur non-trauma limpa, limpa terpuntir D73.8 Penyakit lain pada limpa Fibrosis limpa NOS, Perisplenitis, Splenitis NOS D73.9 Penyakit limpa, tidak dijelaskan D74 Methaemoglobinaemia D74.0 Methaemoglobinaemia kongenital defisiensi kongenital NADH-methaemoglobin reductase penyakit haemoglobin-M [Hb-M]; methaemoglobinaemia, hereditary D74.8 Methaemoglobinaemia lain methaemoglobinaemia didapat(dengan sulfhaemoglobinaemia)



587

methaemoglobinaemia toksik D74.9 Methaemoglobinaemia, tidak dijelaskan D75 Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah Kecuali: hypergammaglobulinaemia NOS (D89.2), pembesaran kelenjar limfe (R59.-) lymphadenitis: mesenteric (akut)(kronis) (I88.0), kronis (I88.1), NOS (I88.9), akut (L04.-) D75.0 Familial erythrocytosis Polycythaemia: jinak, keturunan Kecuali: hereditary ovalocytosis (D58.1) D75.1 Polycythaemia sekunder Polycythaemia: acquired, emotional, hypoxaemic, nefrogenous, relative akibat: erythropoietin, volume plasma turun, high altitude, stress Kecuali: polycythaemia: neonatorum (P61.1), vera (D45) D75.2 Essential thrombocytosis Kecuali: essential (haemorrhagic) thrombocythaemia (D47.3) D75.8 Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah yang dijelaskan Basophilia D75.9 Penyakit darah dan organ pembentuk darah, tidak dijelaskan D76 Penyakit yang melibatkan jar. limforetikulum dan sistem retikulohistiosit Kecuali: penyakit Letterer-Siwe (C96.0) histiocytosis maligna (C96.1) retikuloendotheliosis atau retikulosis: . histiocytic medullary (C96.1); leukaemic (C91.4) . lipomelanotic (I89.8); malignant (C85.7); nonlipid (C96.0) D76.0 Histiositosis sel Langerhans, not elsewhere classified granuloma eosinophilia, penyakit Hand-Schüller-Christian, Histiocytosis X (chronic) D76.1 Limfohistiosytosis hemofagositik Retikulosis hemofagositik keturunan (familial) Histiostoses fagosit mononuklit selain sel-sel Langerhans NOS D76.2 Sindroma hemofagositik, berhubungan dengan infeksi D76.3 Sindroma histiositoses lain Retikulohistiositoma (giant-cell), histiositosis sinus dengan limfadenopati luas Xanthogranuloma D77* Kelainan lain darah dan pembentuknya pada penyakit yang diuraikan di tempat lain Fibrosis limpa pada schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-†)

Kelainan tertentu yangmelibatkan mekanisme imun (D80-D89) Termasuk: cacad sistem komplemen, sarkoidosis, kelainan imunodefisiensi, kecuali penyakit [HIV] Kecuali: penyakit auto imun (sistemik) NOS (M35.9), kelainan fungsi netrofil polimorfonuklir (D71), penyakit [HIV] (B20-B24)



588

D80 Immunodefisiensi dengan cacad antibodi menonjol D80.0 Hipogammaglobulinaemia herediter Agammaglobulinaemia autosom resessif (Swiss type) Agammaglobulinaemia X-link [Bruton] (dg defisiensi growth hormon) D80.1 Hipogammaglobulinaemia nonfamilial Agammaglobulinaemia dengan limfosit B pembawa immunoglobulin Agammaglobulinaemia (common variable) [CVAgamma] Hipogammaglobulinaemia NOS D80.2 Defisiensi selektif immunoglobulin A [IgA] D80.3 Defisiensi selektif sub-subklas immunoglobulin G [IgG] D80.4 Defisiensi selektif immunoglobulin M [IgM] D80.5 Immunodefisiensi dengan peningkatan immunoglobulin M [IgM] D80.6 Defisiensi antobodi dengan immunoglobulin mendekati normal atau dengan hiperimmunoglobulinaemia D80.7 Hipogammaglobulinaemia sementara pada bayi baru lahir D80.8 Immunodefisiensi lain dengan cacad antibodi menonjol Defisiensi rantai ringan Kappa (Kappa light chain) D80.9 Immunodefisiensi dengan cacad antibodi, tidak dijelaskan D81 Immunodefisiensi gabungan Kecuali: agammaglobulinaemia autosom resesif (Swiss type) (D80.0) D81.0 Kelainan immunodefisiensi gabungan berat (Severe combined immuno-deficiency [SCID]) dengan gangguan pembentukan retikulum D81.1 SCID dengan jumlah sel T dan B rendah D81.2 SCID dengan jumlah sel B rendah atau normal D81.3 Defisiensi adenosine deaminase [ADA] D81.4 Sindroma Nezelof D81.5 Defisiensi Purine nucleoside phosphorylase [PNP] D81.6 Defisiensi kompleks histokompatibilitas major kelas I Bare lymphocyte syndrome D81.7 Defisiensi kompleks histokompatibilitas major kelas II D81.8 Immunodefisiensi gabungan lainnya Defisiensi karboksilase yang tergantung Biotin D81.9 Immunodefisiensi gabungan, tidak dijelaskan Severe combined immunodeficiency kelainan [SCID] NOS D82 Immunodefisiensi yang berhubungan dengan cacad mayor lainnya Kecuali: ataxia telangiectasia [Louis-Bar] (G11.3) D82.0 Sindroma Wiskott-Aldrich Immunodefisiensi dengan trombositopenia dan eczema D82.1 Di George's syndrome Pharyngeal pouch syndrome – sindroma saccus pharyngeus Thymic: alymphoplasia, aplasia atau hypoplasia dengan immunodefisiensi D82.2 Immunodefisiensi dengan anggota tubuh yang pendek D82.3 Immunodefisiensi setelah respons cacad herediter terhadap Virus Epstein-Barr, penyakit limfoproliferatif X-link D82.4 Sindroma hiperimmunoglobulin E [IgE] D82.8 Immunodefisiensi, berhubungan dengan cacad mayor lain yang dijelaskan 

589

D82.9 Immunodefisiensi, berhubungan dengan cacad mayor, tidak dijelaskan D83 D83.0 D83.1 D83.2 D83.8 D83.9

Imunodefisiensi variabel bersama (common variable) Imunodefisiensi var. bersama: kelainan utama jumlah dan fungsi sel B Imunodefisiensi var. bersama: kelainan utama immunoregulatory T-cell Imunodefisiensi var. bersama: autoantibodi terhadap sel B atau T Imunodefisiensi variabel bersama lain Imunodefisiensi variabel bersama, tidak dijelaskan

D84 Imunodefisiensi lainnya D84.0 Cacad lymphocyte function antigen-1 [LFA-1] D84.1 Cacad-cacad pada sistem komplement Defisiensi C1 esterase inhibitor [C1-INH] D84.8 Imunodefisiensi lain yang dijelaskan D84.9 Imunodefisiensi, tidak dijelaskan D86 D86.0 D86.1 D86.2 D86.3 D86.8

Sarkoidosis Sarkoidosis paru-paru Sarkoidosis kelenjar limfe Sarkoidosis paru-paru dengan sarkoidosis kelenjar limfe Sarkoidosis kulit Sarkoidosis pada situs lain dan situs gabungan Iridocyclitis pada sarkoidosis† (H22.1*) Kelumpuhan Nn. Craniales ganda pada sarkoidosis† (G53.2*) Sarcoid: artropati† (M14.8*), miokarditis† (I41.8*), miositis† (M63.3*) Demam uveoparotid [Heerfordt] D86.9 Sarkoidosis, tidak dijelaskan D89 Kelainan lain yang melibatkan mekanisme imun, n.e.c. Kecuali: hyperglobulinaemia NOS (R77.1) monoclonal gammopathy (D47.2) kegagalan dan penolakan transplantasi (T86.-) D89.0 Polyclonal hypergammaglobulinaemia Benign hypergammaglobulinaemic purpura Polyclonal gammopathy NOS D89.1 Cryoglobulinaemia Cryoglobulinaemia: essensial, idiopatik, campuran, primer, sekunder Cryoglobulinaemic: purpura, vaskulitis D89.2 Hypergammaglobulinaemia, tidak dijelaskan D89.8 Kelainan lain yang dijelaskan yang melibatkan mekanisme imun, n.e.c. D89.9 Kelainan yang melibatkan mekanisme, tidak dijelaskan Penyakit imun NOS



590



591

BAB IV PENYAKIT-PENYAKIT ENDOKRIN, NUTRISI DAN METABOLIK (E00-E90) Catatan: Semua neoplasma, baik secara fungsional aktif atau tidak, diklasifikasi pada Bab II. Kode pada Bab ini (mis. E05.8, E07.0, E16-E31, E34.-) bisa sebagai tambahan untuk aktifitas fungsional neoplasma dan jaringan endokrin ektopik, atau hipofungsi kelenjar endokrin akibat neoplasma dan keadaan lain yang diklasifikasi di tempat lain.

Kecuali: Komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas (O00-O99) Gejala, tanda, dan kelainan klinis dan laboratorium, n.e.c. (R00-R99) Kelainan endokrin-metabolik sementara yang khas pada janin dan neonatus (P70-P74)

Chapter ini berisi blok-blok berikut: E00-E07 Gangguan pada kelenjar thyroid E10-E14 Diabetes mellitus E15-E16 Gangguan lain pengaturan glukosa dan sekresi internal pankreas E20-E35 Gangguan pada kelenjar endokrin lain E40-E46 Malnutrisi E50-E64 Defisiensi nutrisi lain E65-E68 Obesitas dan hiperalimentasi lain E70-E90 Gangguan metabolik Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut: E35* Kelainan kelenjar endokrin pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain E90* Kelainan nutrisi dan metabolik pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain

Gangguan pada kelenjar tiroid (E00-E07) E00 Sindroma defisiensi iodin kongenital Termasuk:: Defisiensi iodin lingkungan yang langsung menyerang pasien atau melalui ibu sewaktu hamil. Beberapa pasien T3/T4-nya normal, tapi penderitaannya akibat defisiensi pada masa janin. Goitrogen lingkungan bisa menyebabkan keadaan ini. Gunakan kode tambahan(F70-F79) untuk retardasi mental yang berhubungan. Kecuali: Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis (E02) E00.0 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tipe neurologis Kretin endemik, tipe neurologis E00.1 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tipe mixedema Kretin endemik: hipotiroid, jenis miksedematosa E00.2 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tipe campuran Kretin endemik, tipe campuan E00.9 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tidak dinyatakan Hipotiroidisme defisiensi iodin kongenital NOS, kretin endemik NOS E01

Kelainan tiroid dan keadaan terkait akibat defisiensi iodin 

592

Kecuali: Sindroma defisiensi iodin kongenital (E00.-) Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis (E02) E01.0 Goiter difus (endemik) akibat defisiensi iodin E01.1 Goiter multinodul (endemik) akibat defisiensi iodin Goiter nodular akibat defisiensi iodin E01.2 Goiter endemik akibat defisiensi iodin, tidak dijelaskan Goiter endemik NOS E01.8 Kelainan tiroid dan kondisi terkait akibat defisiensi iodin lainnya Hipotiroidisme defisiensi iodin yang didapat. E02 Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis E03 Hipotiroidisme lain Kecuali:Hipotiroidisme: defisiensi iodin (E00-E02), pasca-prosedur (E89.0) E03.0 Hipotiroidisme kongenital dengan goiter difus Goiter (nontoksik) kongenital: NOS, parenkimatosa Kecuali: goiter kongenital sementara dengan fungsi normal (P72.0) E03.1 Hipotiroidisme kongenital tanpa goiter Aplasia tiroid (dengan miksedema), atrofi tiroid kongenital, hipotiroid kongenital NOS E03.2 Hipotiroidisme akibat obat dan zat dari luar lainnya E03.3 Hipotiroidisme pasca-infeksi E03.4 Atrofi tiroid (didapat) Kecuali: atrofi tiroid kongenital (E03.1) E03.5 Koma miksedema E03.8 Hipotiroidisme lain yang dijelaskan E03.9 Hipotiroidisme yang tidak dijelaskan Myxedema NOS E04 Goiter nontoksik lain Kecuali: Goiter kongenital: NOS, diffus, parenkimatosa (E03.0) Hipotiroidisme akibat defisiensi iodin (E00-E02) E04.0 Goiter nontoksik difus Goiter nontoxic: diffus (koloid), tunggal E04.1 Nodul tunggal tiroid nontoksik Nodul koloid (kistik) (tiroid); goiter uninoduler nontoksik, nodul (kistik) tiroid E04.2 Goiter nodul-ganda nontoksik Goiter kistik, goiter (kistik) multinodularis E04.8 Goiter nontoksik lain yang dijelaskan E04.9 Goiter nontoksik yang tidak dijelaskan Goiter NOS, goiter noduler (nontoksik) NOS E05 Thyrotoxicosis [hyperthyroidism] Kecuali:Tiroiditis kronis dengan dengan tirotoksikosis sementara (E06.2) Tirotoksikosis neonatus (P72.1) E05.0 Tirotoksikosis dengan goiter diffus Penyakit Graves, goiter diffusa toksik, goiter eksoftalmus NOS, goiter toksik NOS E05.1 Tirotoksikosis dengan tiroid nodul tunggal toksik Tirotoksikosis dengan goiter toksik uninodular E05.2 Tirotoksikosis dengan multinodular tiroid toksik 

593

Goiter noduler toksik Tirotoksikosis akibat jaringan tiroid ektopik Tirotoksikosis factitia Krisis/ badai tiroid Tirotoksikosis lain Kelebihan TSH (thyroid stimulating hormone) E05.9 Tirotoksikosis, tak dijelaskan Hipertiroidisme NOS, penyakit jantung tirotoksikosis† (I43.8*) E05.3 E05.4 E05.5 E05.8

E06 Tiroiditis Kecuali:Tiroiditis pasca-persalinan (O90.5) E06.0 Tiroiditis akut Abses tiroid, tiroiditis piogenik, tiroiditis suppuratif E06.1 Tiroiditis subakut Tiroiditis: de Quervain, giant-cell, granulomatosa, non-suppuratif Kecuali: tiroiditis autoimun (E06.3) E06.2 Tiroiditis kronis dengan with thyrotoxicosis sementara Kecuali: tiroiditis autoimun (E06.3) E06.3 Tiroiditis auto-imun Tiroiditis Hashimoto, Hashitoksikosis (sementara) Goiter limfadeniod, struma limfomatosa, tiroiditis limfositik, E06.4 Tiroiditis yang disebabkan obat E06.5 Tiroiditis kronis lain Tiroiditis Riedel, tiroiditis ligneous, tiroiditis kronis fibrosa, tiroiditis: kronis NOS E06.9 Tiroiditis, tidak dijelaskan E07 Gangguan lain pada tiroid E07.0 Hipersekresi kalsitonin Hiperplasia sel C tiroid; hipersekresi thyrocalcitonin E07.1 Goiter akibat ketidakseimbangan hormon (dyshormogenetic) Goiter dishormogenetik keturunan, sindroma Pendred Kecuali: goiter kongenital sementara dengan fungsi normal (P72.0) E07.8 Kelainan lain pada tiroid yang dijelaskan Kelainan thyroid-binding globulin (TBG), perdarahan tiroid, infark tiroid Sick-euthyroid syndrome E07.9 Kelainan tiroid, tidak dijelaskan

Diabetes mellitus (E10-E14) Diabetes mellitus disebabkan gagalnya produksi insulin (tipe I, insulin-dependent), atau gagalnya insulin bekerja (tipe II, non-insulin-dependent). Diabetes mellitus juga bisa terjadi pada keadaan malnutrisi dan kehamilan, pada neonatus, atau akibat obat-obatan. Akibatnya glukosa tidak bisa memasuki sel dan kadar gula darah meningkat (hyperglycemia). Gejala yang khas glycosuria, haus dan lapar, serta kadar glukosa darah yang tidak kembali ke normal dua jam setelah makan (“glucose tolerance test” terganggu). Hyperglycemia menimbulkan berbagai macam komplikasi, baik pada mata, ginjal, syaraf, sirkulasi darah perifer, atau koma.



594

Karakter-keempat berikut digunakan bersama kategori E10-E14: .0 Dengan koma Koma diabetes: dengan atau tanpa ketoasidosis, hiperosmolar, hipoglisemia Koma hiperglisemia NOS .1 Dengan ketoasidosis Diabetes asidosis atau ketoasidosis tanpa disebutkan koma .2† Dengan komplikasi ginjal Nefropati diabetes (N08.3*), glomerulonefrosis intrakapiler (N08.3*) Sindroma Kimmerstiel-Wilson (N08.3) .3† Dengan komplikasi mata Katarak diabetes (H28.0*), retinopati diabetes (H36.0*) .4† Dengan komplikasi neurologis Dibabetic: mononeuropati (G59.0*), polineuropati (G63.2*), amiotrofi (G73.0*) Neuropati otonom diabetes (G99.0*), polineuropati otonom diabetes (G99.0*) .5 Dengan komplikasi sirkulasi perifer Gangren diabetes, ulkus diabetes, angiopati perifer diabetes† (I79.2*) .6 Dengan komplikasi lain yang dinyatakan Arthropathy diabetes (M14.2*), dengan neuropati (M14.6*) .7 Dengan komplikasi ganda .8 Dengan komplikasi yang tidak dijelaskan .9 Tanpa komplikasi E10. Insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM) Termasuk: Diabetes (mellitus): brittle, juvenile-onset, ketosis-prone, type I Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2), malnutrisi (E12.-), Glycosuria:: renal (E74.8), NOS (R81) Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-bedah (E89.1) E11 Non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM) Termasuk: Diabetes (mellitus)(nonobese)(obese): adult-onset, nonketotic, stable, type II Diabetes non-insulin-dependent pada remaja Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2), malnutrisi (E12.-), Glikosuria: NOS (R81), renal (E74.8) Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-bedah (E89.1) E12 Diabetes mellitus akibat malnutrisi Termasuk: Diabetes mellitus akibat malnutrisi: insulin-dependent, non-insulin-dependent Kecuali: Diabetes mellitus: (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2) Glycosuria: NOS (R81), renal (E74.8) Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-bedah (E89.1) E13 Diabetes mellitus lain yang dijelaskan Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2), Type I (E10.-), Type II (E11.-), akibat malnutrisi (E12.-) Glycosuria: NOS (R81), renal (E74.8) Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-bedah (E89.1) E14

Diabetes mellitus yang tidak dijelaskan 

595

Termasuk:Diabetes NOS Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus(P70.2), Type I (E10.-), Type II (E11.-), akibat malnutrisi (E12.-) Glycosuria: NOS (R81), renal (E74.8) Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-bedah (E89.1)

Gangguan lain pengaturan glukosa dan sekresi pankreas (E15-E16) E15 Koma hipoglikemik non-diabetik Koma insulin akibat obat pada non-diabetik, koma hipoglikemik NOS Hiperinsulinisme dengan koma hipoglikemia E16 Kelainan lain sekresi internal pankreas E16.0 Hipoglikemia akibat obat tanpa koma E16.1 Hipoglikemia lain Hipoglikemia nonhiperinsulinemik fungsional, hiperplasia sel beta pankreas NOS Hiperinsulinisme: NOS, fungsional; Ensefalopati pasca koma hipoglikemik E16.2 Hipoglikemia yang tidak dijelaskan E16.3 Peningkatan sekresi glukagon Hiperplasia sel endokrin pankreas dengan kelebihan glukagon E16.4 Sekresi abnormal gastrin Hipergastrinemia, sindroma Zollinger-Ellison E16.8 Gangguan lain sekresi internal pankreas yang dijelaskan Peningkatan sekresi: GHRH (growth hormone-releasing hormone), somatostatin, PP (polipeptida pankreas), VIP (vasoactive-intestinal polypeptide) E16.9 Gangguan sekresi hormon pankreas yang tidak dijelaskan Hiperplasia: sel-sel pulau pankreas NOS, sel-sel endokrin pankreas NOS

Gangguan kelenjar endokrin lain (E20-E35) Kecuali: galactorrhoea (N64.3): gynaecomastia (N62) E20 Hipoparatiroidisme Kecuali: Di George's syndrome (D82.1), hypoparatiroidisme pascaproseur (E89.2) Hypoparatiroidisme neonatus sementara (P71.4), tetani NOS (R29.0 ) E20.0Hipoparatiroidisme idiopatik E20.1Pseudohipoparatiroidisme E20.8 Hipoparatiroidisme lain E20.9Hipoparatiroidisme yang tidak dijelaskan Tetani paratiroid E21 Hiperparatiroidisme dan kelainan lain kelenjar paratiroid Kecuali: osteomalacia: dewasa (M83.-), bayi dan remaja (E55.0) E21.0 Hiperparatiroidisme primer Hiperplasia parathyroid Osteitis fibrosa cystica generalisata [penyakit tulang von Recklinghausen] E21.1 Hiperparatiroidisme sekunder, not elsewhere classified Kecuali: Hiperparatiroidisme sekunder akibat ginjal (N25.8) E21.2 Hiperparatiroidisme lain Kecuali: hiperkalsemia hipokalsiurik familial (E83.5)



596

E21.3 Hiperparatiroidisme yang tidak dijelaskan E21.4 Kelainan lain kelenjar paratiroid yang dijelaskan E21.5 Kelainan kelenjar paratiroid yang tidak dijelaskan E22 Hiperfungsi kelenjar pituitary Kecuali:Sindroma Cushing (E24.-), sindroma Nelson (E24.1) Overproduksi: ACTH, tidak berhubungan dengan penyakit Cushing (E27.0), pituitary ACTH (E24.0), thyroid-stimulating hormone (E05.8) E22.0Akromegali dan gigantisme pituitari Artropati sehubungan dengan akromegali† (M14.5*), overproduksi growth hormone Kecuali: constitutional gigantism (E34.4), peningkatan GHRH pankreas (E16.8) E22.1Hiperprolaktinaemia E22.2Sindroma sekresi ADH yang tidak semestinya E22.8Hiperfungsi lain kelenjar pituitari Pubertas precos sentral – pubertas dini akibat pengaruh otak E22.9 Hiperfungsi kelenjar pituitary yang tidak dijelaskan E23 Hipofungsi dan gangguan lain kelenjar pituitary Termasuk:keadaan berikut, baik kelainannya di pituitari atau hipotalamus Kecuali: hipopituitarisme pasca-bedah (E89.3) E23.0 Hipopituitarisme Defisiensi tersendiri pada: gonadotropin, growth hormone, hormon pituitary Pituitary: cachexia, short stature (pendek), insufisiensi NOS Defisiensi growth hormone idiopatik, Lorain-Levi short stature Hipogonadisme akibat hipogonadotropin, sindroma ‘fertile eunuch’ [kebiri-subur] Nekrosis kelenjar pituitary (pasca melahirkan), panhipopituitarisme Sindroma Kallmann, sindroma Sheehan, penyakit Simmonds E23.1Hipopituitarisme akibat obat E23.2Diabetes insipidus Kecuali: diabetes insipidus nefrogenik (N25.1) E23.3 Gangguan fungsi hipothalamus, not elsewhere classified Kecuali: Sindroma Prader-Willi (Q87.1), sindroma Russell-Silver (Q87.1) E23.6Gangguan lain kelenjar pituitary Absess pituitari, distrofi adiposogenital E23.7 Gangguan kelenjar pituitary yang tidak dijelaskan E24Sindroma Cushing E24.0 Penyakit Cushing yang tergantung pituitari Overproduksi ACTH pituitari, hiperadrenokortisisme yang tergantung pituitari E24.1 Sindroma Nelson E24.2 Sindroma Cushing akibat obat E24.3 Sindroma ACTH ektopik E24.4 Sindroma pseudo-Cushing akibat alkohol E24.8 Sindroma Cushing lainnya E24.9Sindroma Cushing yang tidak dijelaskan E25

Kelainan-kelainan adrenogenital



597

Termasuk: Sindroma adreno-genital penyebab virilisasi atau femininasi, baik didapat atau sejak lahir karena cacad enzim yang menyebabkan hiperplasia adrenal. Wanita: Pseudohermaphroditisme adrenal, pseudopubertas praecox heterosexual, virilisasi Pria: Sexual precocity dengan hiperplasia adrenal, pseudopubertas praecox isosexual, macrogenitosomia praecox E25.0Kelainan adrenogenital kongenital akibat deficiensi enzyme Hiperplasia adrenal kongenital, defisiensi enzim 21-hydroxylase Hiperplasia adrenal kongenital dengan kehilangan garam (salt-losing) E25.8Kalinan adrenogenital lain Kelainan adrenogenital idiopatik E25.9 Kelainan adrenogenital yang tidak dijelaskan Sindroma adrenogenital NOS E26 Hiperaldosteronism E26.0Hiperaldosteronisme primer Sindroma Conn, aldosteronisme primer akibat hiperplasia adrenal (bilateral) E26.1Hiperaldosteronisme sekunder E26.8Hiperaldosteronisme lain Sindroma Bartter E26.9Hiperaldosteronisme yang tidak dijelaskan E27 Gangguan lain kelenjar adrenal E27.0Overaktifitas lain korteks adrenal Overproduksi ACTH, tak terkait dengan penyakit Cushing, adrenarche prematur Kecuali: sindroma Cushing (E24.-) E27.1Insufisiensi primer korteks adrenal Penyakit Addison, adrenalitis autoimmune Kecuali: amyloidosis (E85.-), penyakit Addison tuberkulosis (A18.7) sindroma Waterhouse-Friderichsen (A39.1) E27.2 Krisis Addison Krisis adrenal, krisis korteks adrenal E27.3 Insufisiensi korteks adrenal akibat induksi obat E27.4Insufisiensi lain dan tidak dijelaskan pada korteks adrenal Hypoaldosteronism, insufisiensi korteks adrenal NOS, perdarahan/infark adrenal Kecuali: adrenoleukodystrophy [Addison-Schilder] (E71.3) sindroma Waterhouse-Friderichsen (A39.1) E27.5Hiperfungsi medula adrenal Hiperplasia medula adrenal, hipersekresi katekholamin E27.8Kelainan lain kelenjar adrenal yang dijelaskan Kelainan cortisol-binding globulin E27.9Kelainan kelenjar adrenal yang tidak dijelaskan E28 Gangguan fungsi ovarium Kecuali:Defisiensi gonadotropin tersendiri (E23.0), gagal ovarium pasca-prosedur (E89.4) E28.0 Kelebihan estrogen E28.1 Kelebihan androgen Hipersekresi androgen ovarium E28.2 Polycystic ovarian syndrome 

598

Sindroma sclerocystic ovary, sindroma Stein-Leventhal [menstruasi tidak teratur, sedikit gemuk, hirsutisme (rambut berlebihan)] E28.3 Kegagalan primer ovarium Penurunan estrogen, menopause prematur NOS, resistant ovary syndrome Kecuali:keadaan menopause dan climacteric wanita (N95.1) disgenesis murni gonad (Q99.1), sindroma Turner (Q96.-) E28.8Gangguan lain fungsi ovarium Hiperfungsi ovarium NOS E28.9 Gangguan fungsi ovarium, tidak dijelaskan E29 Kelainan fungsi testis Kecuali:sindroma resistensi androgen (E34.5), (sindroma) femininasi testis (E34.5), defisiensi gonadotropin terpisah (E23.0), hipofungsi testis pascaprosedur (E89.5) zoo-/oligospermia NOS (N46), sindroma Klinefelter (Q98.0-Q98.2, Q98.4) E29.0 Hiperfungsi testis E29.1 Hipofungsi testis Defisiensi 5-alpha-reductase (dengan pseudohermaphroditisme pria) Defektif biosintesis androgen testis NOS, hipogonadisme testis NOS E29.8 Gangguan lain fungsi testis E29.9 Gangguan fungsi testis, tidak dijelaskan E30 Gangguan pubertas, not elsewhere classified Precocious pubarche adalah munculnya rambut pubis, dan precocious adrenarche adalah munculnya rambut aksila dan pubis pada usia <8 tahun (wanita) dan <9 tahun (pria); precocious thelarche adalah mulainya pertumbuhan mammae pada usia <8 tahun (wanita). Kondisi ini menunjukkan awal pubertas precox, walau pun bisa tanpa perkembangan lanjutan. E30.0 Pubertas terlambat Pubertas terlambat konstitusional, perkembangan seksual terlambat E30.1 Pubertas precox (terlalu cepat) Menstruasi precox Kecuali: pubertas precox sentral (E22.8), pseudopubertas precox heteroseksual wanita (E25.-), pseudopubertas precox isoseksual pria (E25.-), hiperplasia adrenal kongenital (E25.0), sindroma Albright(-McCune)(-Sternberg) (Q78.1) E30.8 Kelainan lain pubertas Thelarche prematur E30.9 Gangguan pubertas, tidak dijelaskan E31 Disfungsi poliglandular Fungsi subnormal beberapa kelenjar endokrin yang datang serentak. Kecuali: Pseudohipoparatiroidisme (E20.1), ataxia telangiectasia [Louis-Bar] (G11.3) Dystrophia myotonica [Steinert] (G71.1) E31.0 Kegagalan poliglandular autoimmun Sindroma Schmidt E31.1 Hiperfungsi poliglandular Kecuali: multiple endocrine adenomatosis (D44.8) E31.8 Disfungsi poliglandular lain E31. Disfungsi poliglandular, tidak dijelaskan



599

E32 Penyakit-penyakit thymus Kecuali: A/hipoplasia thymus dengan defisiensi immun (D82.1), myasthenia gravis (G70.0) E32.0 Hiperplasia persisten thymus Hipertrofi thymus E32.1 Abses thymus E32.8 Penyakit lain thymus E32.9 Penyakit thymus, tidak dijelaskan E34 Gangguan lain endokrin Kecuali:Pseudohypoparathyroidism (E20.1) E34.0 Sindroma karsinoid Tumor sel-sel neuroendokrin saluran pencernaan (90%), pankreas, dan bronkus. Kode ini bisa sebagai tambahan untuk aktifitas fungsional tumor karsinoid E34.1 Hipersekresi lain hormon usus E34.2 Sekresi hormon ektopik, not elsewhere classified E34.3 Short stature (pendek), not elsewhere classified Pendek: NOS, konstitusional, tipe Laron, psikososial Kecuali: pendek: pituitary (E23.0), nutrisi (E45), renal (N25.0), a/hipokondroplastik (Q77.4), pada sindroma dismorfik khusus –- Vol. 3 progeria (E34.8), sindroma Russell-Silver (Q87.1) anggota tubuh pendek dengan defisiensi imun (D82.2) E34.4 Constitutional tall stature Gigantisme konstitusi E34.5 Sindroma resistensi androgen Pseudohermafroditisme pria dengan resistensi androgen Kelainan reseptor hormon perifer, sindroma Reifenstein, (sindroma) femininasi testis E34.8 Kelainan lain endokrin yang dijelaskan Disfungsi kelenjar pineal, progeria E34.9 Kelainan endokrin, tidak dijelaskan Kekacauan: endokrin NOS, hormon NOS E35* Kelainan kel. endokrin pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain E35.0* Gangguan kelenjar tiroid pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain Tuberkulosis kelenjar tiroid (A18.8†) E35.1* Gangguan kelenjar adrenal pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain Penyakit Addison tuberkulosis (A18.7†) Sindroma Waterhouse-Friderichsen (meningokokus) (A39.1†) E35.8* Gangguan kelenjar endokrin lain pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain

Malnutrisi (E40-E46) Derajat malnutrisi biasanya dinyatakan dalam standard deviasi (SD) dari berat badan rata-rata populasi yang relevan. Kalau ada hasil pengukuran sebelumnya, maka tidak naiknya berat badan anak, atau turunnya berat badan anak dan dewasa merupakan indikasi malnutrisi. Kalau hanya berat badan saat itu yang tersedia, diagnosis didasarkan pada probabilitas (perkiraan statistik) dan tidak bersifat definitif tanpa uji klinis lain atau laboratorium lainnya. Kalau hasil pengukuran berat badan tidak ada, bukti klinis harus menjadi sandaran utama.



600

Malnutrisi berat adalah kalau berat badan ≥3 SD, malnutrisi sedang kalau antara angka 2 SD - <3 SD, dan malnutrisi ringan kalau 1 SD - <2 SD di bawah angka rata-rata populasi. Kecuali: anemia gizi (D50-D53), sekuel malnutrisi protein-enerji (E64.0) penyakit kurus (B22.2), gangguan penyerapan usus (K90.-), kelaparan (T73.0) E40 Kwashiorkor Malnutrisi berat dengan edema dan dispigmentasi kulit dan rambut. Defisiensi protein lebih menonjol daripada defisiensi enerji Kecuali:marasmic kwashiorkor (E42) E41 Nutritional marasmus (defisiensi protein-energi) Malnutrisi berat dengan marasmus, disebut juga bentuk ‘kering’ atau kurus Defisiensi protein dan makanan nonprotein Kecuali:marasmic kwashiorkor (E42) E42 Marasmic kwashiorkor Protein-energy malnutrition berat [seperti pada E43]: bentuk intermediate (pertengahan), dengan tanda-tanda kwashiorkor dan marasmus E43 Protein-energy malnutrition (PEM) berat yang tidak dijelaskan Berat badan berada pada ≥3 SD di bawah rata-rata. Edema kelaparan (busung lapar) E44 Protein-energy malnutrition sedang dan ringan E44.0 PEM sedang Berat badan 2 SD - <3 SD di bawah rata-rata populasi referensi. E44.1 PEM ringan Berat badan 1 SD - <2 SD di bawah rata-rata populasi referensi. E45 Retardasi perkembangan setelah PEM Nutritional: short stature (pendek),stunting (terhalang waktu bertumbuh) Retardasi fisik akibat malnutrisi E46 PEM yang tidak dijelaskan Malnutrisi NOS, protein-energy imbalance NOS

Defisiensi gizi lainnya (E50-E64) Kecuali: anemia akibat gizi (D50-D53) E50 Defisiensi Vitamin A Kecuali: Sekuela defisiensi vitamin A (E64. E50.0Defisiensi vitamin A dengan xerosis konjungtiva E50.1 Defisiensi vitamin A dengan Bitot's spot dan xerosis konjungtiva Bitot’s spot pada anak kecil E50.2 Defisiensi vitamin A dengan xerosis kornea E50.3 Defisiensi vitamin A dengan ulkus dan xerosis kornea E50.4 Defisiensi vitamin A dengan keratomalasia E50.5 Defisiensi vitamin A dengan rabun senja E50.6 Defisiensi vitamin A dengan parut xerophthalmia kornea



601

E50.7 Manifestasi defisiensi vitamin A lainnya pada mata Xerophthalmia NOS E50.8 Manifestasi lain defisiensi vitamin A Keratosis folikularis, xeroderma, akibat defisiensi vitamin A (L86*) E50.9 Defisiensi vitamin A, tidak dijelaskan Hipovitaminosis A NOS E51 Defisiensi Thiamine (Vitamin B1) Kecuali: Sekuela deficiensi thiamine (E64.8) E51.1 Beriberi Beri-beri kering, beri-beri basah† (I98.8*) E51.2 Wernicke's encephalopathy E51.8 Manifestasi lain defisiensi thiamin E51.9 Defisiensi tiamin, tidak dijelaskan E52 Defisiensi Niacin [pellagra] Defisiensi niasin (-tryptophan), defisiensi nikotinamida, Pellagra (alkoholik) Kecuali: Sekuela defisiensi niacin (E64.8) E53 Defisiensi kelompok vitamin B lainnya Kecuali: Sekuela defisiensi vitamin B (E64.8), anemia karena defisiensi vitamin B12 (D51.-) E53.0 Defisiensi riboflavin (vitamin B2) Ariboflavinosis E53.1 Defisiensi pyridoxine (vitamin B6) E53.8 Defisiensi kelompok vitamin B lainnya Defisiensi: biotin, sianokobalamin (B12), folic acid, panthotenic acid E53.9 Defisiensi vitamin B, tak dijelaskan E54 Defisiensi ascorbic acid Defisiensi vitamin C, scurvy Kecuali: anemia skorbut (D53.2), sekuela defisiensi vitamin C (E64.2) E55 Defisiensi vitamin D Kecuali: sekuela rickets (E64.3), osteoporosis (M80-M81), osteomalacia dewasa(M83.-) E55.0 Rickets, aktif Osteomalasia: bayi, remaja (juvenile) Kecuali: rickets: inaktif (E64.3), resisten terhadap vitamin D (E83.3), Crohn’s (K50.-), coeliaca (K90.0), renal (N25.0), E55.9 Defisiensi vitamin D, tidak dijelaskan Avitaminosis D E56 Other vitamin deficiencies Kecuali: Sekuela defisiensi vitamin lain (E64.8) E56.0 Defisiensi vitamin E E56.1 Defisiensi vitamin K Kecuali: defisiensi faktor pembekuan karena defisiensi. vitamin K (D68.4) defisiensi vitamin K bayi (P53) E56.8 Defisiensi vitamin lain 

602

E56.9 Defisiensi vitamin, tidak dijelaskan E58 Defisiensi kalsium (Ca) makanan Kecuali: kelainan metabolisme kalsium (E83.5), sequelae defisiensi kalsium deficiency (E64.8) E59 Defisiensi selenium (Se) makanan Penyakit Keshan Kecuali: sequelae defisiensi selenium (E64.8) E60 Defisiensi seng (Zn) diet E61 Defisiensi elemen diet lainnya Gunakan kode penyebab eksternal kapan perlu Kecuali: kelainan tiroid akibat deifisiensi iodin (E00-E02), sekuela malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya (E64.-), kelainan metabolisme mineral (E83.-) E61.0 Defisiensi Copper (Cu) E61.1 Defisiensi Iron (Fe) Kecuali: anemia deifisiensi besi (D50.-) E61.2 Defisiensi Magnesium (Mg) E61.3 Defisiensi Manganese (Mn) E61.4 Defisiensi Chromium (Cr) E61.5 Defisiensi Molybdenum (Mo) E61.6 Defisiensi Vanadium E61.7 Defisiensi ganda elemen makanan E61.8 Defisiensi elemen makanan lain yang dijelaskan E61.9 Defisiensi elemen makanan, tidak dijelaskan E63 Defisiensi gizi lainnya Kecuali:sekuela malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya (E64.-), dehidrasi (E86) masalah pemberian makanan bayi baru lahir (P92.-), gagal bertumbuh (R62.8) E63.0 Defisiensi asam lemak esensial (essential fatty acid [EFA]) E63.1 Ketidakseimbangan konstituen makanan E63.8 Defisiensi gizi lain yang dinyatakan E63.9 Defisiensi gizi, tidak dijelaskan Kardiomiopati gizi NOS † (I43.2*) E64 Sekuela malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya E64.0 Sequelae malnutrisi protein-energy Kecuali: perkembangan terhalang setelah PEM (E45) E64.1 Sequelae defisiensi vitamin A E64.2 Sequelae defisiensi vitamin C E64.3 Sequelae rickets E64.8 Sequelae defisiensi gizi lain E64.9 Sequelae defisiensi gizi, tidak dijelaskan

Obesitas dan makan berlebihan (hyperalimentasi) lainnya (E65-E68) E65 Localized adiposity Fat pad – penebalan lemak



603

E66 Obesity Kecuali:adiposogenital dystrophy (E23.6), sindroma Prader-Willi (Q87.1) lipomatosis: NOS (E88.2), dolorosa [Dercum] (E88.2) E66.0 Obesitas akibat kelebihan kalori E66.1 Obesitas akibat obat E66.2 Obesitas ekstrim dengan hipoventilasi alveoli E66.8 Obesitas lain E66.9 Obesity, tidak dijelaskan E67 Hiperalimentasi lain Kecuali:sekuel hiperalimentasi (E68), hiperalimentasi NOS (R63.2) E67.0 Hipervitaminosis A E67.1 Hipercarotenaemia E67.2 Megavitamin-B6 syndrome E67.3 Hipervitaminosis D E67.8 Other specified hyperalimentation E68

Sekuel hiperalimentasi

Kelainan Metabolik (E70-E90) Kecuali:Anaemia haemolitika kelainan enzim (D55.-), defisiensi 5-α-reductase (E29.1) Hiperplasia adrenal kongenital (E25.0), sindroma resistensi androgen (E34.5) Sindroma Ehlers-Danlos (Q79.6), sindroma Marfan (Q87.4). E70 Kelainan metabolisme asam amino aromatik E70.0 Phenylketonuria klasik E70.1 Hiperphenilalaninaemias lain E70.2 Kelainan metabolisme tirosin Alkaptonuria, hipertirosinemia, ochronosis, tirosinemia, tirosinosis E70.3 Albinism Albinisme okuler, okulo-kutaneus Sindroma: Chediaki (-Steinbrinck)-Higashi; Cross; Hermansky-Pudlak E70.8 Kelainan lain metabolisme asam amino aromatik Kelainan metabolisme histidin, triptophan E70.9 Kelainan metabolisme asam amino aromatik, tidak dijelaskan E71 Kelainan metabolisme asam amino bercabang dan asam lemak E71.0 Penyakit maple-syrup-urine E71.1 Kelainan lain metabolisme asam amino bercabang Hiperleusin-isoleusinemia, hipervalinemia; Asidemia: isovalerat, metilmalonat, propionat E71.2 Kelainan metabolisme asam amino, tidak dijelaskan E71.3 Kelainan metabolisme asam lemak Adrenoleuko-displasia (Addison-Schilder), defisiensi carnitine palmityltransferase Kecuali: penyakit Refsum (G60.1), Schilder (G37.0), Zelwegger (Q87.8) E72 Kelainan lain metabolisme asam amino Kecuali:Gout (M10.-), penemuan abnormal tanpa manifestasi penyakit (R70-R89)



604

E72.9

Kelainan metabolisme: asam amino aromatik (E70.-), asam amino bercabang (E71.0E71.2), asam lemak (E71.3), purin dan pirimidin (E79.-) Kelainan transport asam amino Cystonosis, cystinuria, Sindroma Fanconi (-de Toni) (-Debrē), sindroma Lowe, penyakit Hartnup Kecuali: kelainan metabolisme triptophan (E70.8) Kelainan metabolisme asam amino yang mengandung sulfur Cystathioninuria, homocystinuria, methioninemia, defisiensi sulfite oxidase Kecuali: defisiensi transkobalamin II (D51.2) Kelainan metabolisme siklus urea Argininemia, citrullinemia, hiperammonemia, asiduria arginosuksinat Kecuali: kelainan metabolisme ornitin (E72.4) Kelainan metabolisme lysine dan hydroxylysine Asiduria glutarat, hidroksilisinemia, hiperlisinemia Kelainan metabolisme ornithine Ornithinemia (type I, type II) Kelainan metabolisme glycine Hiperhidroksiprolinemia, hiperprolinemia (type-type I, II) Non-ketotic hiperglisinemia, sarkosinemia Kelainan metabolisme asam amino lain yang dijelaskan Kelainan metabolisme: asam amino β, siklus γ-glutamyl Kelainan metabolisme asam amino, tak dijelaskan

E73 E73.0 E73.1 E73.8 E73.9

Intoleransi laktosa Defisiensi laktase kongenital Defisiensi laktase sekunder Intoleransi laktosa lainnya Intoleransi laktosa, tidak dijelaskan

E72.0

E72.1 E72.2 E72.3 E72.4 E72.5 E72.8

E74 Kelainan lain metabolisme karbohidrat Kecuali:Peningkatan sekresi glukagon (E16.3), diabetes mellitus (E10-E14) Hipoglikemia NOS (E16.2), mucopolisakharidosis (E76.0-E76.3) E74.0 Glycogen storage disease Glikogenosis jantung, defisiensi fosforilasi hati Penyakit: Andersen, Cori, Forbes, Hers, McArdle, Pompe, Tauri, von Gierke E74.1 Kelainan metabolisme fruktosa Fruktosuria esensial, defisiensi fruktosa 1,6 difosfatase, intoleransi fruktosa herediter E74.2 Kelainan metabolisme galaktosa Defisiensi galaktokinase, galaktosemia E74.3 Kelainan lain penyerapan karbohidrat di usus Malabsorbsi glukosa-galaktosa, defisiensi sukrosa Kecuali: intoleransi laktosa (E73.-) E74.4 Kelainan metabolisme piruvate dan glukoneogenesis Defisiensi: phosphoenolpyruvate carboxykinase, pyruvate carboxylase, pyruvate dehydrogenase Kecuali: dengan anemia (D55.-) E74.8 Kelainan lain metabolisme karbohidrat yang dijelaskan 

605

Pentosuria essensial, oxalosis, oxaluria, glikosuria ginjal E74.9 Kelainan metabolisme karbohidrat, tidak dijelaskan E75 Kelainan metabolisme sphingolipid dan penyimpanan lipid lainnya Kecuali:Mucolipidosis, type-type I-III (E77.0-E77.1), penyakit Refsum (G60.1) E75.0 GM2 gangliosidosis Penyakit: Sandhoff, Tay-Sachs GM2 gangliosidosis: NOS, dewasa, remaja (juvenile) E75.1 Gangliosidosis lain Mukolipidosis IV Gangliosidosis: NOS, GM1, GM3; E75.2 Sphingolipidosis lain Penyakit: Fabry (-Anderson), Gaucher, Krabbe, Niemann-Pick Sindroma Farber, leukodistrofi metakromatik, defisiensi sulfatase Kecuali: adrenoleukodistrofi [Addison-Schilder] (E71.3) E75.3 Sphingolipidosis, tidak dijelaskan E75.4 Ceroid lipofusinosis neuronal Penyakit: Batten, Bielschowsky-Jansky, Kufs, Spielmeyer-Vogt E75.5 Kelainan lain penyimpanan lipid Kholesterosis serebrotendinosa [von Bogaert-Schere-Epstein], penyakit Wolman E75.6 Lipid storage disorder, tidak dijelaskan E76 Kelainan metabolisme glycosaminoglycan E76.0 Mukopolisakharidosis, type I Sindroma Hurler, Hurler-Scheie, Scheie E76.1 Mukopolisakharidosis, type II Sindroma Hunter E76.2 Mukopolisakharidosis lain Defisiensi β-glukoronidase Mukopolisakharidosis type III, IV, V, VI Sindroma: Maroteaux-Lamy (ringan)(berat), Morquio (mirip-)(klasik), Sanfilipo (type B) (type C) (type D) E76.3 Mukopolisakharidosis, tidak dijelaskan E76.8 Kelainan lain metabolisme glucosaminoglycan E76.9 Kelainan metabolisme glucosaminoglycan, tidak dijelaskan E77 Kelainan metabolisme glycoprotein E77.0 Cacad dalam modifikasi enzim lisosom pasca-translasi Mukolipidosis II (penyakit I-cell), mokulipidosis III (polidistrofi pseudo-Hurler) E77.1 Cacad dalam degradasi glycoprotein Aspartylglukosaminuria, fukosisdosis, mannosidosis, sialidosis (mokulipidosis I) E77.8 Kelainan lain metabolisme glycoprotein E77.9 Kelainan of glycoprotein metabolism, tidak dijelaskan E78 Kelainan metabolisme lipoprotein dan lipidaemia lainnya Kecuali: Sphingolipidosis (E75.0-E75.3) E78.0 Hiperkholesterolaemia murni Hiperkholesterolemia keturunan, hiperlipidemia group A, hiperbetalipoproteinemia 

606

Hiperlipoproteinemia: Frederickson IIa, jenis low-density-lipoprotein [LDL] E78.1 Hipergliseridaemia murni Hipergliseridaemia endogen, hiperlipidemia group B, hiperprebetalipoproteinemia Hiperlipoproteinemia: Frederickson IV, jenis very-low-density-lipoprotein [VLDL] E78.2 Hiperlipidaemia campuran Broad- atau floating betalipoproteinemia, hiperlipidemia group C Hiperbetalipoproteinemia dengan prebetalipoproteinemia Hiperlipoproteinemia Frederickson IIb atau III Xanthoma tubo-eruptif, xanthoma tuberosum Kecuali: kholesterosis serebrotendinosa [von Bogaert-Schere-Epstein] (E75.5) E78.3 Hiperchylomicronaemia Hiperlipoproteinemia Frederickson, type I atu V, hiperlipidemia group D Hipergliseridemia campuran E78.4 Hiperlipidaemia lain Hiperlipidemia gabungan keturunan E78.5 Hiperlipidaemia, tidak dijelaskan E78.6 Defisiensi lipoprotein Abetalipoproteinaemia, defisiensi high-density lipoprotein [HDL] Hipoalfalipoproteinaemia, hipobetalipoproteinaemia (keturunan) Defisiensi lecithin cholesterol acyltransferase, penyakit Tangier E78.8 Kelainan lain metabolisme lipoprotein E78.9 Kelainan metabolisme lipoprotein, tidak dijelaskan E79 Kelainan metabolisme purine dan pyrimidine Kecuali:Orotaciduric anaemia (D53.0), kelainan imunodefisiensi gabungan (D81.-) Gout (M10.-), batu ginjal (N20.0), xeroderma pigmentosum (Q82.1) E79.0 Hyperuricaemia tanpa tanda-tanda radang arthritis dan penyakit tophi Hiperurikemia asimptomatik E79.1 Lesch-Nyhan syndrome E79.8 Kelainan lain metabolisme purine dan pyrimidine Xanthinuria herediter E79.9 Kelainan metabolisme purine dan pyrimidine, tidak dijelaskan E80 Kelainan metabolisme porphyrin dan bilirubin Termasuk: Cacad katalase dan peroxidase E80.0 Porphyria eritropoietik herediter Porphyria eritropoietik kongenital, protoporphyria eritropoietik E80.1 Porphyria cutanea tarda E80.2 Porphyria lain Coproporphyria herediter; porphyria: NOS, intermitten akut (hepatika) E80.3 Cacad katalase dan peroxidase Acatalasia [Takahara] E80.4 Sindroma Gilbert E80.5 Sindroma Crigler-Najjar E80.6 Kelainan lain metabolisme bilirubin Sindroma Dublin-Johnson, sindroma Rotor E80.7 Kelainan metabolisme bilirubin, tidak dijelaskan



607

E83 Kelainan metabolisme mineral Kecuali: Kelainan parathyroid (E20-E21), defisiensi mineral makanan (E58-E61) Deficiensi vitamin D (E55.-) E83.0 Kelainan metabolisme tembaga [copper] Penyakit: Menkes (rambut patah) (rambut kaku seperti baja – steely), Wilson E83.1 Kelainan metabolisme besi [iron] Hemokromatosis Kecuali: anemia defisiensi besi (D50.-), anemia siderosis (D64.0-D64.3) E83.2 Kelainan metabolisme seng [zinc] Acrodermatitis enteropatika E83.3 Kelainan metabolisme phosphor Defisiensi acid phosphatase, hipofosfatemia keturunan, hipofosfatasia Osteomalasia atau rickets akibat resistensi vitamin D Kecuali: osteoporosis (M80-M81), osteomalasia dewasa (M83.-) E83.4 Kelainan metabolisme magnesium Hipermagenemia, hipomagnesemia E83.5 Kelainan metabolisme calcium Hiperkalsemia hipokalsiuria keturunan, hiperkalsiuria idiopatik Kecuali: hiperparatiroidisme (E21.0-E21.3), chondrocalcinosis (M11.1-M11.2) E83.8 Kelainan lainmetabolisme mineral E83.9 Kelainan metabolisme mineral, tidak dijelaskan E84 Cystic fibrosis Termasuk: mucoviscidosis E84.0 Cystic fibrosis dengan manifestasi paru-paru E84.1 Cystic fibrosis dengan manifestasi usus Ileus mekonium† (P75*) E84.8 Cystic fibrosis dengan manifestasi lain Cystic fibrosis dengan manifestasi gabungan E84.9 Cystic fibrosis, tak dijelaskan E85 Amyloidosis Kecuali: Penyakit Alzheimer (G30.-) E85.0 Heredofamilial amyloidosis, jenis non-neuropathic Demam Mediterran keturunan, nefropati amiloid keturunan E85.1 Heredofamilial amyloidosis, jenis neuropathic Polineuropati amiloid (Portuguese) E85.2 Heredofamilial amyloidosis, tidak dijelaskan E85.3 Systemic amyloidosis sekunder Amiloidosis yang berhubungan dengan hemodialisis E85.4 Organ-limited amyloidosis Amiloidosis lokal E85.8 Amyloidosis lainnya E85.9 Amyloidosis, tidak dijelaskan E86 Volume depletion – kehabisan cairan Dehidrasi, kehabisan cairan plasma atau ekstraseluler, hipovolemia Kecuali: dehidrasi pada bayi baru lahir (P74) 

608

syok hipovolemia: NOS (R57.1), trauma (T79.4), pascabedah (T81.1) E87 Kelainan lain keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-basa E87.0 Hyperosmolality dan hypernatraemia Peningkatan atau kelebihan sodium [Na] E87.1 Hypo-osmolality dan hyponatraemia Defisiensi sodium [Na] Kecuali: sindroma sekresi ADH yang tidak semestinya (E22.2) E87.2 Asidosis Asidosis: NOS, laktat, metabolik, respiratorik Kecuali: DM (E10-E14 dengan karakter keempat .1) E87.3 Alkalosis Alkalosis: NOS, metabolik, respiratorik E87.4 Kelainan campuran keseimbangan asam-basa E87.5 Hyperkalaemia Kelebihan kadar potassium [K] E87.6 Hypokalaemia Kekurangan kadar potassium [K] E87.7 Fluid overload Kecuali: edema (R80.-) E87.8 Kelainan lain keseimbangan elektrolit dan cairan, not elsewhere classified Ketidak seimbangan elektrolit, hiperkhloremia, hipokhloremia E88 Kelainan metabolik lain Kecuali: Histiositosis X (chronic) (D76.0) E88.0 Kelainan metabolisme protein plasma, not elsewhere classified Defisiensi α-1-antitripsin, bisalbuminemia Kecuali: kelainan metabolisme lipoprotein (E78.-), gammopati monoklonal (D47.2) hipergammaglonbulinemia (D89.0), makroglobulinemia Waldenström (C88) E88.1 Lipodystrophy, not elsewhere classified Lipodistrofi NOS Kecuali: penyakit Whipple (K90.8) E88.2 Lipomatosis, not elsewhere classified Lipomatosis: NOS, dolorosa E88.8 Kelainan metabolisme lain yang dijelaskan Adenolipomatosis Launois-Bensaude, trimethylaminuria E88.9 Kelainan metabolisme, tidak dijelaskan E89 Kelainan endokrin dan metabolik pasca-prosedur, not elsewhere classified E89.0 Hipotiroidisme pasca-prosedur Hipotiroidisem pasca-radiasi, hipotiroidisme pasca-bedah E89.1 Hipoinsulinaemia pasca-prosedur Hiperglikemia pasca-pankreatektomi, hipoinsulinesmia pasca-bedah E89.2 Hipoparatiroidisme pasca-prosedur Tetani paratiroprival E89.3 Hipopituitarisme pasca-prosedur Hipopituitarisme pasca-radiasi E89.4 Kegagalan ovarium pasca-prosedur 

609

E89.5 E89.6 E89.8 E89.9 E90*

Hipofungsi testis pasca-prosedur Hipofungsi korteks (-medulla) adrenal pasca-prosedur Kelainan lain endokrin dan metabolik pasca-prosedur Kelainan endokrin dan metabolik pasca-prosedur, tidak dijelaskan Kelainan-kelainan gizi dan metabolik pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain



610

BAB V KELAINAN JIWA DAN TINGKAH LAKU (F00-F99) Blok-blok di dalam bab ini: F00-F09 F10-F19 F20-F29 F30-F39 F40-F48 F50-F59 F60-F69 F70-F79 F80-F89 F90-F98 F99

Kelainan jiwa organik, termasuk yang hanya berupa gejala Kelainan jiwa dan tingkah laku akibat penggunaan zat psikoaktif Schizophrenia, schizotype dan waham (delusion) Kelainan alam perasaan (mood/affective] Kelainan neurotik, berhubungan dengan stress-dan somatoformis. Sindroma tingkah laku akibat kekacauan fisiologis dan faktor fisik Kelainan kepribadian dan tingkah laku pada orang dewasa. Retardasi mental Kelainan perkembangan psikologis Kelainan tingkah laku dan emosi yang biasa mulai pada masa anak dan remaja Kelainan mental yang tidak dijelaskan

Kategori asterisk untuk bab ini: F00* F02*

Dementia yang timbul pada penyakit Alzheimer Dementia yang timbul pada penyakit lain yang klasifikasinya di tempat lain

F00-F09: Kelainan jiwa organik, termasuk hanya gejala Blok ini berisi kelompok kelainan jiwa akibat penyakit otak, kerusakan otak, atau keadaan lain yang merusak fungsi otak. Kerusakan fungsi ini bisa primer atau sekunder. Kelainan primer disebabkan oleh keadaan yang secara langsung dan selektif mengganggu otak; sedangkan kelainan sekunder adalah pada penyakit yang melibatkan otak sebagai salah satu dari berbagai sistem atau organ tubuh yang diserangnya. Dementia (F00-F03) adalah sindroma kekacauan fungsi tinggi korteks seperti daya ingat, belajar, berpikir, orientasi, memahami, menghitung, dan memutuskan. Kesadaran tidak terganggu. Biasanya terdapat kerusakan fungsi kognitif (pengenalan), yang kadang-kadang didahului oleh memburuknya kontrol emosi, tingkah-laku sosial, atau motivasi. Sindroma ini terjadi pada (1) penyakit Alzheimer, yaitu penyakit degenerasi primer otak yang penyebabnya tidak jelas; (2) penyakit pembuluh darah otak yang menimbulkan infark otak, dan (3) keadaan lain yang mengganggu otak. F00* F00.0* F00.1* F00.2* F00.9*

Dementia pada penyakit Alzheimer (G30.-†) onset dini (G30.0†) – usia <65 tahun onset lanjut (G30.1†) – 65 tahun atau lebih tidak jelas atau campuran (G30.8†) tidak dijelaskan (G30.9†)

F01 F01.0 F01.1 F01.2 F01.3 F01.8 F01.9

Dementia vaskuler dengan onset yang akut dengan banyak infark pada subkorteks campuran korteks dan subkorteks jenis lain tidak dijelaskan

F02* Dementia pada penyakit yang klasifikasinya di bagian lain F02.0* pada penyakit Pick (G31.0†)



611

F02.1* F02.2* F02.3* F02.4* F02.8*

pada penyakit Creutzfeldt-Jakob (A81.0†) pada penyakit Huntington (G10†) pada penyakit Parkinson (G20†) pada penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B22.0†) pada penyakit lain yang klasifikasinya di tempat lain

F03 Dementia yang tidak dijelaskan Excludes: dementia senilis (tua) dengan delirium atau kebingungan akut (F05.1) senility NOS (R54) F04

Amnesia organik, bukan akibat alkohol atau zat psikoaktif lain Amnesia adalah kegagalan ingatan baru dan lama, tapi ingatan terbaru masih ada. Kesanggupan belajar menurun dan orientasi waktu terganggu. Includes: Psikosis atau sindroma Korsakov, non-alkoholik F05

Delirium, bukan akibat alkohol atau zat psikoaktif lain Sindroma otak organik yang khas dengan kacaunya kesadaran, perhatian, persepsi, pikiran, ingatan, sikap motorik, emosi, dan jadwal tidur. Lamanya dan tingkatnya bervariasi. Includes: sindroma otak, bingung (nonalcoholic), psikosis akibat infeksi, reaksi organik, sindroma psiko-organik akut atau subakut F05.0 tidak menyertai dementia F05.1 menyertai dementia F05.8 jenis lain F05.9 tidak dijelaskan F06

Kelainan jiwa lain akibat kerusakan otak atau penyakit badan Disni termasuk kondisi minor yang berhubungan dengan kelainan otak, baik penyakit otak primer, penyakit sistemik, zat-zat eksogen, kelainan endokrin, atau penyakit badan lain. F06.0 halusinosis organik – diikuti banyak halusinasi F06.1 kelainan katatonik organik – aktifitas psikomotor terganggu F06.2 kelainan waham organik F06.3 kelainan alam perasaan organik F06.4 kelainan anxiety organik – banyak kecemasan atau panik F06.5 kelainan disosiasi organik – integrasi memori, identitas, dan gerakan putus F06.6 kelainan emosi labil [asthenic] organik F06.7 kelainan kognitif ringan F06.8 kelainan jiwa lain akibat kerusakan otak atau penyakit badan, jenis lainnya F06.9 kelainan jiwa lain akibat kerusakan otak atau penyakit badan, yang tidak dijelaskan F07 F07.0 F07.1 F07.2 F07.8 F07.9

Kelainan kepribadian dan tingkah-laku akibat kerusakan otak kelainan kepribadian organik sindroma pasca ensefalitis sindroma pasca-konkusio jenis lain tidak dijelaskan.

F09

Kelainan jiwa organik atau simptomatik, tidak dijelaskan.



612

F10-F19: Kelainan jiwa akibat penggunaan zat psikoaktif Blok ini berisi kelainan akibat penggunaan zat psikoaktif, baik melalui resep dokter atau tidak. Karakter ketiga pada kode menunjukkan jenis zat, dan karakter keempat menunjukkan keadaan klinis. Kode ini hendaknya digunakan untuk setiap zat yang diduga, namun harus diperhatikan bahwa tidak semua kode karakter keempat ini bisa digunakan pada semua zat. Subdivisi karakter keempat berikut digunakan untuk kategori F10-F19: .0 Intoksikasi akut Kondisi setelah pemberian zat psikoaktif yang menyebabkan kekacauan tingkat kesadaran, kognisi, persepsi, alam perasaan atau tingkah-laku, atau fungsi dan respons psiko-fisiologis lain. Kekacauan berbanding lurus dengan efek farmakologis dan berkurang menurut waktu. Kesembuhan sempurna, kecuali kalau kerusakan jaringan atau komplikasi lain telah terjadi. Komplikasi bisa berupa trauma, inhalasi vomitus, delirium, koma, kejang, dan lain-lain. Sifat komplikasi tergantung pada jenis farmakologis dan cara pemberian zat tersebut. Contohnya adalah mabuk alkohol akut, "bad trips" (drugs), mabuk NOS, intoksikasi patologis, ‘kesurupan' dan ‘kemasukan’ pada waktu intoksikasi zat psikoaktif .1 Penggunaan yang berbahaya Sebuah pola penggunaan zat psikoaktif yang merusak kesehatan. Kerusakan bisa berupa fisik (seperti hepatitis akibat penyuntikan zat psikoaktif) atau mental (misalnya episode depresi setelah meminum alkohol dalam jumlah besar). .2 Sindroma ketergantungan Campuran fenomena tingkah-laku, kognitif, dan fisiologis yang muncul setelah pemakaian berulang, Sindroma ini khas dengan adanya dorongan untuk menggunakan zat tersebut, sulit mengontrol penggunaannya, tetap menggunakan walau mengetahui akibat yang berbahaya, prioritas untuk menggunakan zat lebih besar dibandingkan dengan kegiatan dan kewajiban lain, naiknya toleransi terhadap zat, dan kadang-kadang gejala fisik akibat putus zat. Sindroma ini bisa terjadi pada zat psikoaktif tertentu (tembakau, alkohol, atau diazepam), satu kelompok obat (opioid), atau berbagai jenis zat psikoaktif yang secara farmakologis berbeda. .3 Keadaan putus obat Kelompok gejala yang terjadi akibat penarikan zat psikoaktif setelah penggunaan yang menetap. Onset dan arah perjalanan gejala ini terbatas dan tergantung pada zat psikoaktif dan dosis yang digunakan sebelum penggunaannya dihentikan atau dikurangi. Keadaan ini bisa diperberat oleh kejang-kejang. .4 Keadaan putus obat dengan delirium Keadaan putus obat yang diikuti oleh delirium (F05.-). Kejang juga bisa timbul. Kalau penyebabnya diduga faktor organik, maka harus diklasifikasikan pada F05.8. Contohnya delirium tremens (diinduksi alkohol) .5 Kelainan psikosis Sekelompok fenomena psikosis yang terjadi selama atau sesudah penggunaan zat psikoaktif tapi tidak bisa dijelaskan berdasarkan intoksikasi akut saja dan tidak merupakan bentuk keadaan putus obat. Kelainan ini khas dengan halusinasi (biasanya auditorius, tapi sering lebih dari satu jenis sensoris), distorsi persepsi, waham (sering bersifat paranoid atau curiga), kekacauan psikomotor (excitement atau stupor), dan alam perasaan abnormal yang bisa berkisar dari sangat takut atau sangat senang. Sensoris biasanya jernih, namun bisa terjadi penurunan kesadaran walau pun tidak berat. 

613

Contohnya adalah halusinosis, cemburu, paranoia dan psikosis akibat alkohol .6 Sindroma amnesia Sebuah gejala dengan kerusakan pada ingatan baru dan lama. Ingatan terbaru masih utuh, sedangkan ingatan baru lebih terganggu daripada ingatan lama. Kekacauan sensasi waktu dan urutan kejadian biasanya terdapat, di samping kesulitan mempelajari hal baru. Konfabulasi bisa sangat menonjol walaupun tidak selalu ada. Fungsi kognitif lain biasanya baik dan kerusakan amnesia tidak berimbang dengan kekacauan lain. Misalnya kelainan amnesia akibat alkohol atau obat, dan psikosis/sindroma Korsakov akibat alkohol atau zat psikoaktif lain, atau tidak dijelaskan .7 Kelainan psikotik sisa (residual) dan mulainya terlambat (late-onset) Perubahan kognisi, alam perasaan, kepribadian, atau tingkah laku akibat alkohol atau zat psikoaktif berlangsung lebih lama daripada mestinya. Awal terjadinya kelainan harus sesuai dengan penggunaan zat psikoaktif. Kalau kelainan terjadi setelah episode penggunaan zat, kelainan tersebut dikode kalau jelas merupakan efek sisa zat tersebut. .8 Kelainan jiwa dan tingkah laku lainnya .9 Kelainan jiwa dan tingkah laku yang tidak dijelaskan F10.- akibat penggunaan alkohol F11.- akibat penggunaan opioids F12.- akibat penggunaan kannabinoids F13.- akibat penggunaan sedatif atau hipnotik F14.- akibat penggunaan kokain F15.- akibat penggunaan stimulants lain, termasuk caffeine F16.- akibat penggunaan hallusinogens F17.- akibat penggunaan tembakau F18.- akibat penggunaan pelarut mudah menguap F19.- akibat penggunaan banyak obat dan penggunaan zat psikoaktif lain Kategori ini digunakan kalau dua atau lebih zat psikoaktif, tapi tidak mungkin diketahui mana yang lebih berpengaruh. Ia juga digunakan kalau identitas zat psikoaktif yang digunakan tidak jelas atau tidak diketahui, karena banyak pengguna obat ganda sendiri tidak mengetahui detil zat yang mereka gunakan. Includes: penggunaan obat secara salah NOS

F20-F29: Schizophrenia, schizotype dan waham Blok ini menyatukan skhizofrenia, kelainan skhizotipe, waham persisten, dan kelainan psikotik akut dan sementara. Kelainan skhizoaktif masih masuk ke dalam kategori ini walau pun statusnya masih diperdebatkan. F20

Schizophrenia Kelainan skizofrenik pada umumnya khas dengan distorsi pikiran dan persepsi, dan alam perasaan yang tidak sesuai atau tumpul. Kesadaran dan kapasitas intelektual biasanya baik walau pun defisit kognitif tertentu bisa muncul bersama waktu. Fenomena psikopatologis yang paling



614

penting adalah thought echo (pikiran berulang-ulang); thought insertion or withdrawal (penyisipan atau pembuangan bagian pikiran); thought broadcasting (menyampaikan kemana-mana pikirannya); persepsi waham dan waham kuasa; suka mempengaruhi atau pasif sama sekali; suara halusinasi yang mengomentari atau membicarakan pasien; kelainan pikiran dan gejala-gejala negatif. Perjalanan skizofrenia bisa terus menerus, sewaktu-waktu dengan defisit yang progresif atau stabil, atau satu-episode atau lebih dengan remisi yang komplit atau tidak komplit. Diagnosis skizofrenia dihindarkan kalau ada gejala depresi atau manik yang luas, kecuali kalau skizofrenia muncul lebih dulu. Juga skizofrenia tidak didiagnosa kalau ada penyakit otak organik atau ketika keracunan atau putus obat. F20.0 Skizofrenia paranoid - curiga F20.1 Skizofrenia hebefrenik – alam perasaan F20.2 Skizofrenia katatonik – psikomotor: hiperkinensis atau stupor F20.3 Skizofrenia ‘undifferentiated’ – gejala di atas tidak tegas F20.4 Depresi pasca skizofrenia – tekanan perasaan F20.5 Skizofrenia residual – kronis, gejala sisa F20.6 Skizofrenia simplex – ringan tapi progresif F20.8 Skizofrenia lain F20.9 Skizofrenia, tidak dijelaskan F21

Kelainan schizotype Kelainan yang khas dengan tingkah laku eksentrik dan alam perasaan yang mirip skizofrenia, walau pun tidak terdapat kelainan yang merupakan ciri-ciri skizofrenia.. Tidak jelas saat mulai dan evolusinya, arah penyakit biasanya kelainan kepribadian. F22

Kelainan waham persisten Mencakup berbagai kelainan dengan waham jangka panjang merupakan gejala utama, namun tidak bisa diklasifikasikan sebagai organik, skizofrenik, atau afektif. F22.0 Kelainan waham – waham tunggal atau kelompok waham yang berhubungan F22.8 Kelainan waham persisten lainnya F22.9 Kelainan waham persisten, tidak dijelaskan F23

Kelainan psikotik akut dan sementara Kelainan dengan onset akut gejala psikotik (waham, halusinasi, dan kekacauan persepsi), dan terhentinya tingkah laku yang biasa. Onset akut adalah perkembangan gambaran klinis dalam dua minggu atau kurang. F23.0 Kelainan psikotis polimorf akut tanpa gejala skizofrenia F23.1 Kelainan psikotik polimorf akut dengan gejala skizofrenia F23.2 Kelainan psikotik akut mirip-skizofrenia. F23.3 Kelainan psikotik akut lain dengan waham sebagai gejala utama. F23.8 Kelainan psikotik akut dan sementara lain F23.9 Kelainan psikotik akut dan sementara lain, tidak dijelaskan F24

Kelainan waham induksi Kelainan waham yang dirasakan oleh dua orang atau lebih dengan hubungan emosi yang erat. Hanya seorang yang benar-benar menderita psikotik, waham terinduksi ke orang lain dan biasanya hilang setelah mereka dipisahkan.



615

F25

Kelainan skizo-afektif Kelainan yang muncul sewaktu-waktu dengan gejala afektif dan skizofrenia, tapi tidak memenuhi syarat diagnosis skizofrenia atau episode depresi atau manik. F25.0 Kelainan skizoafektif, tipe manik F25.1 Kelainan skizoafektif, tipe depresif F25.2 Kelainan skizoafektif, tipe campuran F25.8 Kelainan skizoafektif lain F25.9 Kelainan skizoafektif, tidak dijelaskan F28

Kelainan psikotik non-organik lain Kelainan waham atau halusinasi, tapi tidak cukup untuk diagnosis skizofrenia (F20.-), kelainan waham persisten (F22.-), kelainan psikotik akut dan sementara (F23.-), episode manik jenis psikotik (F30.2), atau episode depresi berat (F32.3). F29

Psikosis non-organik yang tidak dijelaskan

F30-F39: Kelainan alam perasaan (afektif/mood) Blok ini berisi kelainan dengan perubahan alam perasaan menjadi tertekan (dengan atau tanpa kecemasan yang terkait) atau menjadi sangat bebas. Perubahan mood biasanya diikuti oleh perubahan level aktifitas menyeluruh, hampir semua gejala lain bisa merupakan gejala sekunder dari, atau mudah dipahami dari bentuk perubahan mood dan aktifitas. Hampir semua kelainan ini cenderung berulang dan titik mulainya episode tersendiri sering berhubungkan dengan kejadian atau situasi yang membuat stress. F30

Episode mania Semua subdivisi pada kategori ini digunakan hanya untuk satu episode. Episode hipomanik atau manik pada seseorang yang memiliki episode afektif sebelumnya (depresif, hipomanik, manik, atau campuran) harus dikode sebagai kelainan afektif bipolar (F31.-). Includes: kelainan bipolar, episode manik tunggal F30.0 Hypomania F30.1 Mania tanpa gejala psikotik F30.2 Mania dengan gejala psikotik F30.8 Episode mania lain F30.9 Episode mania, tidak dijelaskan F31

Kelainan afektif bipolar Khas dengan dua atau lebih episode gangguan mood dan aktifitas, gangguan ini pada suatu ketika berupa meningginya mood dan peningkatan aktifitas (hipomania atau mania), dan pada kesempatan lain berupa merendahnya mood dan penurunan aktifitas (depresi). Disini termasuk penyakit, psikosis, atau reaksi “manik-depresi” F31.0 episode sekarang hipomania F31.1 episode sekarang mania tanpa gejala psikotik F31.2 episode sekarang mania dengan gejala psikotik F31.3 episode sekarang depresi ringan atau sedang F31.4 episode sekarang depresi berat tanpa gejala psikotik F31.5 episode sekarang depresi berat dengan gejala psikotik F31.6 episode sekarang campuran F31.7 sekarang dalam remisi



616

F31.8 kelainan afektif bipolar lain F31.9 kelainan afektif bipolar, tidak dijelaskan F32

Episode depresi Pada episode depresi umumnya terjadi penurunan daya untuk menikmati, tertarik, dan konsentrasi, dan kelelahan setelah usaha ringan. Tidur biasanya terganggu dan selera makan menurun. Harga diri dan rasa percaya diri hampir selalu berkurang, dan bahkan dalam bentuk yang paling ringan, perasaan bersalah atau merasa tak berguna sering muncul. Penurunan mood bervariasi dari hari ke hari, tidak berespons pada keadaan sekitar dan bisa diikuti oleh gejala-gejala ‘somatik’ seperti hilangnya ketertarikan dan kesenangan, bangun pagi beberapa jam sebelum biasanya, depresi paling berat di pagi hari, retardasi psikomotor menonjol, tegang, hilang selera makan, berat badan berkurang, dan hilangnya libido.. F32.0 Episode depresi ringan F32.1 Episode depresi sedang F32.2 Episode depresi berat tanpa gejala psikotik F32.3 Episode depresi berat dengan gejala psikotik F32.8 Episode depresi lain F32.9 Episode depresi, tidak dijelaskan F33

Depresi berulang Khas dengan berulangnya episode depresi. Episode pertama bisa pada semua usia, onset bisa akut atau perlahan, dan berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan. F33.0 Depresi berulang, episode sekarang ringan F33.1 Depresi berulang, episode sekarang sedang F33.2 Depresi berulang, episode sekarang berat tanpa gejala psikotik F33.3 Depresi berulang, episode sekarang berat dengan gejala psikotik F33.4 Depresi berulang, sedang dalam remisi F33.8 Depresi berulang lainnya F33.9 Depresi berulang, tidak dijelaskan F34

Kelainan afektif persisten Kelainan alam perasaan yang persisten dan biasanya naik turun, tapi ringan. Berlangsung berbulan-bulan, kadang-kadang pada sebagian besar kehidupan dewasanya. Kadang-kadang, episode tunggal manik atau depresi bisa muncul. F34.0 Cyclothymia – mood tidak stabil; depresi dan perasaan senang ringan F34.1 Dysthymia - depresi mood kronis, berlangsung sekurangnya beberapa tahun F34.8 Kelainan afektif persisten lainnya F34.9 Kelainan afektif persisten, tidak dijelaskan F38

Kelainan afektif lainnya Kelainan mood yang tidak cukup berat atau berlangsung tidak cukup lama. F38.0 Kelainan afektif tunggal lainnya F38.1 Kelainan afektif berulang lainnya F38.8 Kelainan afektif lainnya F39

Kelainan afektif yang tidak dijelaskan

F40-F49: Neurosis, dengan stress dan somatoformis



617

F40

Cemas fobia (phobic anxiety) Cemas muncul terhadap situasi yang jelas dan tidak berbahaya; yang kalau bisa dihindari, atau kalau terpaksa akan dihadapi dengan takut. Kekhawatiran bisa berupa gejala berdebar-debar atau rasa mau jatuh, dan sering diikuti oleh khawatir akan kematian, kehilangan kontrol, atau gila. Berpikir untuk masuk ke situasi fobia biasanya sudah menimbulkan cemas. Cemas fobia sering hadir bersamaan dengan depresi. F40.0 Agoraphobia – takut berada di tempat terbuka F40.1 Fobia-fobia sosial - anthropophobia atau neurosis sosial F40.2 Fobia spesifik (isolated) - acrophobia (takut ketinggian), claustrophobia (takut tempat tertutup), fobia binatang, fobia sederhana F40.8 Cemas fobia lainnya F40.9 Cemas fobia, tidak dijelaskan F41 F41.0 F41.1 F41.2 F41.3 F41.8 F41.9

Kelainan cemas lainnya Cemas merupakan gejala utama dan tidak terbatas pada situasi tertentu.. Panik [cemas paroksismal secara episodik] Kecemasan umum Cemas campur depresi Cemas campur lainnya Cemas lain yang dijelaskan Cemas, tidak dijelaskan

F42

Kelainan obsesi-kompulsi Gambaran penting adalah pikiran obsesi dan tindakan kompulsi yang timbul berulang-ulang. Pikiran obsesi adalah ide, bayangan, atau dorongan yang memasuki pikiran berulang-ulang dalam bentuk yang sama. Obsesi hampir selalu menekan perasaan dan pasien sering berusaha untuk melawannya tapi gagal. Tindakan kompulsi dilakukan berulang-ulang.. Tujuannya untuk mencegah kejadian yang dianggap akan mencelakakan terhadap dirinya atau disebabkan oleh dirinya, walau pun secara objektif tidak akan terjadi. Biasanya, tingkah laku ini diketahui pasien sebagai tidak berdasar, dan ia berusaha berulang-ulang untuk melawannya. Nama lain keadaan ini: neurosis anankastik atau neurosis obsesif-kompulsif F42.0 Pikiran dengan obsesi yang menonjol F42.1 Tindakan kompulsi yang menonjol F42.2 Pikiran dan tindakan obsesi campuran F42.8 Kelainan obsesi-kompulsi lainnya F42.9 Kelainan obsesi-kompulsi, tidak dijelaskan F43

Reaksi terhadap stress berat, dan gangguan penyesuaian Kategori ini dikenal dengan kejadian yang sangat menekan perasaan sehingga timbul reaksi stress akut, atau perubahan besar kehidupan yang tidak menyenangkan sehingga timbul gangguan penyesuaian. Kelainan dianggap sebagai respons ‘maladaptive’ atau ‘adaptasi jelek’ terhadap stress berkepanjangan. F43.0 Reaksi stress akut - reaksi sementara terhadap stress fisik dan mental F43.1 Stress pasca trauma - respons lama terhadap stress fisik dan mental F43.2 Gangguan penyesuaian F43.8 Reaksi lain terhadap stress berat



618

F43.9 Reaksi yang tidak dijelaskan terhadap stress berat F44

Kelainan-kelainan dissosiasi (konversi) Tema umum adalah hilangnya integrasi normal antara memori masa lalu, kesadaran identitas dan sensasi langsung, serta kontrol gerak tubuh. Kelainan yang lebih kronis, seperti paralisis dan anestesia, bisa timbul kalau onsetnya berhubungan dengan masalah yang tidak bisa diselesaikan dan kesulitan interpersonal. Gejala kelainan sering mewakili konsep pasien tentang timbulnya penyakit. Pemeriksaan medis tidak menunjukkan kelainan fisik atau neurologis, karena hilangnya fungsi tubuh merupakan ekspresi konflik atau kebutuhan emosi. Kelompok ini hanya melibatkan kelainan fungsi fisik yang biasanya di bawah kontrol normal. F44.0 Amnesia disosiasi Gejala utama adalah hilangnya ingatan tentang kejadian penting yang baru terjadi, bukan sekedar lupa atau lelah. Amnesia terpusat pada kejadian yang menyakitkan, seperti kecelakaan atau duka-cita, dan biasanya bersifat partial (sebagian) dan selektif. F44.1 Fugue disosiasi Fugue disosiasi (kehilangan ingatan dan meninggalkan rumah) memiliki semua gejala amnesia disosiasi, tambah berkelana melebihi aktifitas harian biasa.. F44.2 Stupor disosiasi Stupor disosiasi (keadaan setengah sadar) adalah penurunan atau kehilangan gerakan sadar dan respons terhadap rangsangan luar seperti cahaya, suara, dan rabaan. F44.3 Trance and possession disorders Trance (keadaan seperti dalam mimpi, tapi tidak tidur) adalah kehilangan sementara identitas pribadi dan kesadaran akan sekitar. Disini termasuk hanya trance yang tidak disadari atau tidak diinginkan, di luar situasi keagamaan atau kebudayaan yang dianutnya. F44.4 Gangguan motorik disosiasi Kemampuan untuk menggerakkan semua atau sebagian anggota hilang. Bisa mirip sekali dengan berbagai variasi ataxia (gerak tak terkontrol), apraxia (tak mampu bergerak dengan pantas), akinesia (gerakan sadar berkurang), aphonia (tak bisa bersuara), dysarthria (susah mengeluarkan kata-kata dengan jelas), dyskinesia (tidak sanggup mengontrol gerakan sadar), seizures, atau paralysis. F44.5 Konvulsi disosiasi Mirip dengan epilepsi, tapi jarang disertai lidah tergigit, lecet jatuh, atau inkontinensia urin, kesadaran bisa dipertahankan atau diganti oleh stupor atau trance. F44.6 Anestesia disosiasi dan kehilangan sensoris Hilangnya rasa pada kulit memiliki batas yang sesuai dengan pendapat pasien mengenai fungsi tubuh, bukan pendapat medis. Kehilangan sensasi bisa diikuti oleh keluhan paresthesi (kesemutan). Jarang diikuti oleh kehilangan total penglihatan atau pendengaran. F44.7 Kelainan disosiasi (konversi) campuran - gabungan kelainan F44.0-F44.6 F44.8 Kelainan disosiasi (konversi) lainnya F44.9 Kelainan disosiasi (konversi), tidak dijelaskan F45

Kelainan somatoformis Bentuk utama adalah berulang-ulang menyatakan keluhan fisik bersama permintaan untuk pemeriksaan medis, walau pun hasilnya selalu negatif dan dokter mengatakan bahwa gejalanya tidak



619

memiliki basis fisik. Kalau pun ada, kelainan fisik tidak berhubungan dengan gejala dan keyakinan pasien mengenai penyakitnya. F45.0 Kelainan somatisasi Gejala fisik yang banyak, berulang, dan sering berubah selama paling kurang dua tahun. Kalau gejala jelas dan berlangsung kurang dari dua tahun, klasifikasikan pada F45.1. F45.1 Gangguan somatoformis tidak khas Keluhan somatoformis banyak, bervariasi, dan terus menerus, namun tidak terdapat bentuk klinis kelainan somatisasi yang jelas. F45.2 Kelainan hipokondriak Bentuk utama adalah keyakinan persisten adanya kelainan fisik serius dan progresif. Perhatian biasanya terfokus pada satu atau dua organ atau sistem tubuh. F45.3 Gangguan fungsi otonom somatoformis Keluhan pasien seolah-olah disebabkan penyakit sistem atau organ yang dikontrol oleh syaraf otonom, seperti kardiovaskuler, pencernaan, pernafasan, dan urogenital. Gejala biasanya dua jenis, tanpa kelainan pada sistem atau organ tersebut. Pertama, keluhan berdasarkan tanda-tanda objektif rangsangan otonom seperti berdebar-debar, keringat, panas-panas, tremor, dan takut akan kemungkinan kelainan fisik. Kedua, keluhan subjektif dan berubah-ubah mengenai sakit dan nyeri, rasa terbakar, rasa beban berat, rasa terjepit, dan perasaan desakan dari dalam, yang dikatakan oleh pasien akibat organ atau sistem tertentu. F45.4 Nyeri somatoformis persisten Keluhan utama adalah nyeri persisten, berat, dan menekan perasaan, tapi tidak berdasarkan kelainan fisiologis atau fisik, namun berhubungan dengan konflik emosi atau masalah psikososial yang cukup besar. F45.8 Gangguan somatoformis lain Kelainan sensasi, fungsi, dan tingkah-laku yang tidak disebabkan kelainan fisik, tidak melalui syaraf otonom, terbatas pada sistem atau bagian spesifik tubuh. F45.9 Gangguan somatoformis yang tidak dijelaskan – kelainan psikosomatik NOS F48 Neurosis lainnya F48.0 Neurasthenia Kelelahan mudah terjadi setelah usaha mental atau setelah usaha fisik minimal. Sering terdapat perasaan fisik umum yang tidak menyenangkan seperti pusing, sakit kepala, dan rasa tidak stabil. Nama lain penyakit ini adalah sindroma kelelahan (Fatigue syndrome) F48.1 Sindroma depersonalisasi - derealisasi Pasien mengeluhkan perubahan mutu aktifitas mental, tubuh, dan lingkungan, sehingga terasa seperti tidak nyata, jauh, dan serba otomatis di luar kontrol. Pasien sering mengeluh tentang hilangnya emosi dan merasa terasing dari pikiran, tubuh, atau dunia nyata.. F48.8 Gangguan neurosis lain F48.9 Gangguan neurosis, tidak dijelaskan - Neurosis NOS

F50-F59: Sindroma akibat gangguan fisiologis dan fisik F50 Kelainan makan F50.0 Anorexia nervosa



620

Khas dengan penurunan berat badan yang disengaja, sering pada wanita muda, bisa juga laki-laki muda, anak menjelang pubertas dan wanita menjelang menopause. Gejalanya mencakup pembatasan makanan, olahraga berlebihan, merangsang muntah dan ‘cuci perut’, serta penggunaan obat penekan selera dan diuretika. F50.1 Anorexia nervosa tidak khas Mirip anorexia nervosa namun gambaran klinis keseluruhan tidak sesuai. Misalnya tidak terdapat gejala kunci seperti amenorrhea atau sangat takut gemuk, walau pun berat badannya sangat berkurang dan ia menunjukkan tingkah-laku menurunkan berat badan. F50.2 Bulimia nervosa Makan berlebihan dan sangat ingin mengontrol berat badan, sehingga menyebabkan pola makan berlebihan yang disusul oleh muntah atau penggunaan pencahar. Nama lain keadaan ini adalah Bulimia, dan Hyperorexia nervosa F50.3 Bulimia nervosa tidak khas Mirip bulimia nervosa, tapi gambaran klinis keseluruhan tidak sesuai. Misalnya bisa terdapat makan berlebihan dan penggunaan pencahar berlebihan tanpa perubahan berat badan yang nyata, atau tidak adanya kekhawatiran berlebihan akan bentuk badan dan berat badan. F50.4 Makan berlebihan akibat kekacauan psikologis lain Makan berlebihan akibat kejadian yang menyebabkan stress, seperti ditinggal mati, kecelakaan, melahirkan, dsb. Nama lainnya adalah Psychogenic overeating F50.5 Muntah akibat kekacauan psikologis lain Muntah berulang pada gangguan dissosiasi (F44.-) dan hipokhondriaka (F45.2). Subkategori ini bisa sebagai tambahan pada O21.- (muntah berlebihan waktu hamil). Nama lainnya adalah Psychogenic vomiting. F50.8 Kelainan makan lainnya Pica (keinginan makan yang bukan makanan seperti kayu atau kertas) pada dewasa; nama lain adalah Psychogenic loss of appetite. Kecuali: pica pada bayi dan anak kecil (F98.3) F50.9 Kelainan makan, tidak dijelaskan F51

Kelainan tidur non-organik Kelainan tidur sering merupakan gejala kelainan mental atau fisik. Kalau kelainan tidur adalah salah satu keluhan utama dan diyakini pasien sebagai penyakit tersendiri, maka kode ini harus digunakan bersama diagnosa lain yang menguraikan psikopatologi dan patofisiologi yang terlibat. Kategori ini hanya mencakup gangguan tidur yang faktor primernya adalah emosi. F51.0 Insomnia non-organik Keadaan dengan tidur yang tidak memuaskan dan telah berlangsung lama, misalnya susah tertidur, susah untuk tetap tidur, atau bangun lebih dini. F51.1 Hypersomnia non-organik Hipersomnia adalah keadaan dengan siang sangat mengantuk, serangan tidur, atau lamanya transisi dari bangun ke sadar penuh. Kalau tidak ada faktor organik yang mendasari, maka keadaan ini biasanya berhubungan dengan kelainan jiwa. F51.2 Nonorganic disorder of the sleep-wake schedule Tidak ada kesesuaian antara jadwal tidur-bangun dengan jadwal yang diinginkan pada lingkungan tertentu, sehingga menyebabkan insomnia atau hipersomnia. 

621

F51.3 Sleepwalking [somnambulism] Perubahan kesadaran sehingga fenomena tidur dan bangun bergabung. Pada episode ‘tidur berjalan’ ini pasien bangkit dari tempat tidur, biasanya pada sepertiga pertama tidur malam, dengan rendahnya tingkat keawasan, reaksi dan keterampilan otot. Setelah bangun biasanya ia tidak ingat kejadian tersebut. F51.4 Sleep terrors [night terrors] Episode terror dan panik di waktu malam dengan suara dan gerakan yang hebat dan aktifitas otonom yang tinggi. Pasien akan terduduk atau berdiri, biasanya pada sepertiga pertama tidur malam, dengan teriakan panik. Sering juga ia lari ke pintu seolah-olah ingin meloloskan diri, namun jarang meninggalkan kamar. Ingatan akan kejadian tersebut sangat terbatas (biasanya satu atau dua bayangan yang tidak utuh). F51.5 Nightmares – mimpi buruk Mimpi yang berisi rasa cemas dan takut, yang bisa diingat dengan jelas. Temanya sering mencakup ancaman nyawa, keamanan, atau harga diri. Biasanya pada episode tersebut terdapat aktifitas otonom, namun suara atau gerak tubuh tidak jelas. Pada waktu bangun ia dengan cepat sadar dan berorientasi ke kenyataan. F51.8 Kelainan tidur nonorganik lainnya F51.9 Kelainan tidur nonorganik, tidak dijelaskan F52

Gangguan fungsi seksual tanpa kelainan atau penyakit organik Mencakup berbagai keadaan yang berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan hubungan seksual seperti yang diinginkan. Respons seksual adalah proses psikosomatik. Dalam kelainan ini, proses psikologis dan somatik biasanya terlibat. F52.0 Kurang atau hilangnya keinginan seksual – frigiditas, nafsu sex hipoaktif F52.1 Penghindaran sex dan kurangnya kenikmatan seksual – anhedonia (sexual) F52.2 Kegagalan respons genital – gangguan ereksi atau kekeringan vagina F52.3 Gangguan fungsi orgasme - orgasme tidak terjadi atau tercapai sangat lama F52.4 Ejakulasi prematur F52.5 Vaginismus nonorganic – kejang otot sekitar sehingga vagina tertutup F52.6 Dyspareunia nonorganik - nyeri selama hubungan seksual F52.7 Nafsu seksual berlebihan – nymphomania (perempuan), satyriasis (laki-laki) F52.8 Disfungsi seksual nonorganik lain F52.9 Disfungsi seksual nonorganik, tidak dijelaskan F53

Kelainan jiwa dan tingkah-laku pada puerperium, not elsewhere classified Kelainan jiwa yang berhubungan dengan puerperium (muncul dalam waktu enam minggu setelah melahirkan) yang tidak bisa diklasifikasikan di tempat lain pada bab ini, baik karena informasi tidak cukup, atau karena adanya gambaran klinis khusus yang menyebabkan klasifikasinya di tempat lain tidak sesuai. F53.0 Kelainan ringan – depresi postpartum F53.1 Kelainan berat – psikosis puerperium NOS F53.8 Kelainan lain F53.9 Kelainan yang tidak dijelaskan



622

F54

Kelainan psikologis pada kelainan yang klasifikasinya di tempat lain Kategori ini digunakan untuk mencatat pengaruh psikologis yang diduga berperanan dalam timbulnya kelainan fisik yang klasifikasinya pada bab lain. Termasuk disini faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi keadaan fisik. Contoh penggunaan kategori ini adalah: asthma F54 and J45.-; dermatitis F54 and L23-L25; gastric ulcer F54 and K25.-; mucous colitis F54 and K58.-; ulcerative colitis F54 and K51.-; urticaria F54 and L50.F55

Penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan ketergantungan

F59

Sindroma tingkah-laku akibat faktor fisiologis dan fisik yang tidak dijelaskan

F60-F69: Kelainan kepribadian dan tingkah laku dewasa Blok ini berisi berbagai keadaan dan pola-pola tingkah-laku yang nyata secara klinis dan cenderung menetap. Gejala ini muncul sebagai ekspresi gaya hidup seseorang dan caranya berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain. Beberapa dari gejala ini muncul dini pada perkembangan seseorang, dan yang lainnya didapatkan lebih lambat. Kelainan kepribadian spesifik (F60), campuran (F61), dan perubahan kepribadian (F62) merupakan pola tingkah-laku yang tertanam dalam, dan muncul sebagai respons terhadap berbagai situasi. Mereka melambangkan pembelokan tajam dalam memahami, memikirkan, merasakan, dan terutama membandingkan dirinya dengan orang lain. Mereka sering berhubungan dengan distress subjektif dan masalah penampilan sosial. F60

Kelainan kepribadian spesifik Kekacauan berat kepribadian dan tingkah-laku, bukan akibat langsung gangguan otak atau kelainan psikiatrik lain. Biasanya melibatkan beberapa daerah kepribadian, berhubungan dengan ketegangan pribadi yang berat dan kerusakan hubungan sosial, dan muncul sejak kanak-kanak atau remaja. F60.0 Gangguan kepribadian paranoid Sangat sensitif akan kemunduran, tidak bisa memaafkan hinaan, curiga berlebihan, bersikap ‘siap tempur’ dan sangat menjaga hak-hak pribadi. Ia merasa dirinya sangat penting dan selalu membandingkan segala sesuatu dengan diri sendiri. F60.1 Gangguan kepribadian skizoid Khas dengan menarik diri dari hubungan yang akrab, sosial dan lainnya dan lebih menyukai khayalan, aktifitas sendiri, dan introspeksi. F60.2 Gangguan kepribadian antisosial Khas dengan tidak peduli akan kewajiban sosial dan perasaan orang lain. Disebut juga kepribadian amoral, anti sosial, asosial, psikopatik atau sosiopatik F60.3 Kepribadian emosi labil Bertendensi untuk bertindak tanpa memikir akibat, alam perasaan mudah berubah. emosi mudah meledak dan tidak terkontrol. Gejala lain adalah tendensi untuk merusak diri sendiri, atau bunuh diri. Disebut juga kepribadian agresif atau eksplosif F60.4 Kepribadian histrionik



623

Alam perasaan dangkal dan labil, mendramatisir diri sendiri, ekspresi emosi berlebihan, mudah disugesti, egosentris, mudah tersinggung, dan selalu mencari pujian, rangsangan, dan perhatian. Disebut juga kepribadian histeris dan psikoinfantil F60.5 Kepribadian anankastik Selalu ragu-ragu; ingin serba sempurna (perfeksionisme), perhatian akan detail berlebihan; bandel, sangat hati-hati, dan kaku. Disebut juga kepribadian kompulsif, obsesif, obsesif-kompulsif F60.6 Kepribadian hindaran atau cemas Pasien memiliki perasaan tegang dan enggan, tidak percaya diri dan rendah diri. Selalu ingin disenangi dan diterima, sangat sensitif akan kritikan, dan bertendensi menghindari aktifitas rutin tertentu dengan membesar-besarkan bahaya atau resikonya. F60.7 Kepribadian tergantung Tergantung pada orang lain dalam mengambil keputusan, patuh pada keinginan orang yang lebih tua, dan respons yang lemah terhadap tuntutan kehidupan harian. F60.8 Kelainan kepribadian lainnya Kepribadian eksentrik, narcissistic, immatur, pasif agresif, psikoneurotik F60.9 Kelainan kepribadian, tidak dijelaskan F61

Kelainan kepribadian campuran dan lainnya Kategori ini adalah untuk kelainan spesifik yang sering menimbulkan gangguan tapi tidak memiliki pola spesifik dari gejala-gejala pada F60.-. F62

Perubahan kepribadian menetap, bukan karena kelainan otak Gangguan kepribadian yang berkembang setelah stress berat atau penyakit jiwa yang berat. Perubahan kepribadian harus jelas dan tidak terdapat sebelum kejadian. F62.0 Perubahan kepribadian menetap setelah stress berat F62.1 Perubahan kepribadian menetap setelah sakit jiwa F62.8 Perubahan kepribadian menetap lainnya F62.9 Perubahan kepribadian menetap, tidak dijelaskan F63

Kelainan kebiasaan dan dorongan Khas dengan tindakan berulang tanpa motivasi yang rasional, tidak bisa dikontrol, dan umumnya merusak kepentingan pasien sendiri dan orang lain. F63.0 Judi yang patologis Kelainan ini berupa episode perjudian yang mendominasi kehidupan pasien sampai merusak nilai-nilai dan kewajiban sosial, pekerjaan, dan keluarga. F63.1 Pembakaran yang patologis [pyromania] Khas dengan usaha membakar tanpa motif yang jelas, dan pikiran tentang api dan kebakaran. Diawali peningkatan ketegangan sebelum, dan kepuasan dalam sesudah tindakan F63.2 Mencuri yang patologis [kleptomania] Kelainan dengan kegagalan menahan dorongan untuk mencuri objek yang tidak berguna untuk pribadi. Objek ini bisa dibuang, diberikan kepada orang lain, atau dikoleksikan. Terdapat ketegangan sebelum tindakan, dan sangat puas sesudahnya. F63.3 Menarik rambut yang patologis (trichotillomania) Khas dengan botak karena gagal menahan dorongan menarik rambut. Penarikan rambut didahului oleh ketegangan yang tinggi dan diikuti oleh perasaan lega atau puas. 

624

F63.8 Kelainan kebiasaan dan dorongan lainnya F63.9 Kelainan kebiasaan dan dorongan, tidak dijelaskan F64 Kelainan identitas kelamin F64.0 Transsexualisme Khas dengan hasrat hidup sebagai anggota seks yang berlawanan, biasanya diikuti perasaan tidak nyaman atau tidak pantas pada kelompok seksnya sendiri, dan berharap memperoleh pembedahan dan pengobatan supaya tubuh sesuai dengan seks yang diinginkan F64.1 Transvestisme peran-ganda Memakai pakaian jenis seks lain untuk menikmati rasa menjadi anggota jenis seks tersebut, tanpa hasrat pergantian seks dan tidak diikuti oleh kepuasan seksual. F64.2 Kelainan identitas kelamin kanak-kanak Pertama muncul di masa kanak-kanak, ingin menjadi jenis seks yang berbeda. Pikiran selalu pada pakaian dan aktifitas jenis seks yang berbeda dan kesal akan jenis seks sendiri. F64.8 Kelainan identitas kelamin lainnya F64.9 Kelainan identitas kelamin, tidak dijelaskan F65 Kelainan nafsu seksual F65.0 Fetishisme Mengandalkan benda mati (fetish) untuk rangsangan dan kepuasan seksual. Fetish sering merupakan bagian tambahan tubuh, misalnya pakaian atau sepatu. Contoh umum lainnya khas dengan ‘texture’ tertentu seperti karet, plastik atau kulit. Objek-objek fetish bisa hanya digunakan untuk meningkatkan rangsangan seksual (misalnya dengan partner yang mengenakan pakaian tertentu). F65.1 Transvestisme fetish Pemakaian pakaian jenis seks yang berlawanan untuk rangsangan seksual dan menciptakan penampilan jenis seks berbeda. Berbeda dari transvestisme trans-seksual, transvestisme fetish memiliki hubungan yang jelas dengan rangsangan seksual dan keinginan kuat untuk menanggalkan pakaian tersebut ketika orgasme telah dicapai. Keadaan ini bisa terjadi pada fase awal perkembangan trans-seksualisme. F65.2 Exhibitionisme Tendensi untuk memperlihatkan genitalia kepada jenis seks yang berbeda atau ke orang banyak di tempat umum, tanpa bermaksud mengadakan kontak seksual. Biasanya, tapi tidak selalu, rangsangan seksual pada waktu itu diikuti oleh masturbasi. F65.3 Voyeurisme Tendensi untuk mengintip orang yang sedang berhubungan seksual atau membuka baju. Dilakukan tanpa setahu objek, dan diikuti oleh rangsangan seksual dan masturbasi. F65.4 Paedophilia Nafsu seks pada anak lelaki dan/atau perempuan sebelum atau awal pubertas. F65.5 Sadomasochisme Aktifitas seksual yang melibatkan pemberian rasa nyeri, hinaan, atau ikatan. Keinginan sebagai penerima disebut masochisme; sebagai pemberi disebut sadisme. F65.6 Kelainan ganda nafsu seksual



625

Lebih dari satu preferensi seksual abnormal dan tidak ada yang lebih menonjol. Kombinasi yang sering adalah fetishisme, transvestisme, dan sadomasochisme. F65.8 Kelainan nafsu seksual lainnya Melakukan telpon cabul, menggeserkan badan pada orang lain untuk rangsangan seks di tempat ramai; aktifitas seksual dengan binatang (zoophilia), mayat (necrophilia), dan penggunaan cekikan atau anoksia untuk meningkatkan rangsangan seksual. F65.9 Kelainan nafsu seksual, tidak dijelaskan F66 Kelainan yang berhubungan dengan perkembangan dan orientasi seksual Note: Orientasi seksual saja tidak dianggap sebagai kelainan. F66.0 Gangguan pematangan seksual Pasien tidak yakin akan identitas gender atau orientasi seksualnya. Sering pada remaja yang tidak pasti apakah ia homo-, hetero- atau bi-seksual, atau pada orang dewasa yang setelah orientasi seksualnya terlihat stabil, mendapatkan bahwa orientasi seksualnya itu berubah. F66.1 Orientasi seksual egodystonik Identitas gender atau preferensi seksual (heterosexual, homosexual, bisexual, atau prepubertal) tidak diragukan, tapi ia berharap hal ini berbeda, dan mungkin mencari pengobatan untuk mengubahnya. F66.2 Gangguan hubungan seksual Identitas gender atau orientasi seksual (hetero-, homo-, atau bi-sexual) menyebabkan kesulitan dalam membentuk atau mempertahankan hubungan dengan pasangan seksualnya. F66.8 Kelainan perkembangan psikoseksual lainnya F66.9 Kelainan perkembangan psikoseksual, tidak dijelaskan F68 Kelainan kepribadian dan tingkah laku dewasa lainnya F68.0 Penonjolan gejala fisik untuk alasan psikologis Gejala-gejala fisik yang sudah pasti menjadi menonjol dan lama akibat keadaan psikologis. Pasien umumnya tertekan oleh gejala ini. Disebut juga neurosis kompensasi F68.1 Menciptakan gejala atau cacad fisik atau psikologis Pasien berulang-ulang menciptakan gejala tanpa alasan yang jelas, dan malah melukai diri sendiri untuk lebih meyakinkan. Motivasinya kabur dan mungkin untuk mengambil peran sebagai orang sakit. Disebut juga sindroma Munchhausen F68.8 Kelainan kepribadian dan tingkah laku dewasa lainnya yang dijelaskan F69

Kelainan kepribadian dan tingkah laku dewasa , tidak dijelaskan

F70-F79: Retardasi Mental Perkembangan pikiran terhenti atau tidak sempurna, khas dengan kegagalan keterampilan pada masa perkembangan. Keterampilan ini ikut menentukan level kecerdasan umum seperti daya kognitif (pengenalan), bahasa, gerakan, dan sosial. Retardasi dapat terjadi dengan atau tanpa keadaan mental dan fisik lainnya. Derajat retardasi mental diukur dengan alat uji kecerdasan yang distandarisasi. Ukuran ini memberi perkiraan derajat retardasi mental. Kemampuan intelektual dan adaptasi sosial bisa membaik sebagai hasil latihan dan rehabilitasi. Diagnosis harus didasarkan pada tingkat kemampuan fungsi saat pemeriksaan.



626

Subdivisi berikut digunakan untuk menunjukkan luasnya kerusakan tingkah laku. .0 Kerusakan tingkah laku tidak ada atau minimal .1 Kerusakan tingkah laku nyata dan memerlukan perhatian dan pengobatan. .8 Kerusakan tingkah laku lain .9 Kerusakan tingkah laku tidak disebutkan Kalau perlu gunakan kode tambahan untuk keadaan lain yang berhubungan seperti autisma, gangguan perkembangan lain, epilepsi, kelainan perangai, atau cacad fisik yang berat. F70

Retardasi mental ringan IQ 50–69 (pada dewasa, usia mental 9–12 tahun). Cenderung menyebabkan kesulitan belajar di sekolah. Banyak dewasa dengan IQ ini masih mampu bekerja dan mempertahankan hubungan sosial yang baik dan berguna untuk masyarakat. F71

Retardasi mental sedang IQ 35–49 (pada dewasa, usia mental 6-9 tahun). Perkembangan terlambat di masa kanakkanak, tapi umumnya bisa mengurus diri sendiri dengan komunikasi dan akademis yang memadai. Orang akan memerlukan berbagai sokongan untuk hidup dan bekerja di masyarakat. F72

Retardasi mental berat IQ 20-34 (pada dewasa, usia mental 3-6 tahun), cenderung membutuhkan sokongan terus menerus. F73

Retardasi mental sangat berat IQ di bawah 20 (pada dewasa, usia mental di bawah 3 tahun). Menyebabkan sulit merawat diri sendiri, buang air besar dan kecil, komunikasi dan gerakan. F78

Retardasi mental lain

F79

Retardasi mental tidak dijelaskan

F80-F89: Kelainan perkembangan psikologis Dimulai pada masa bayi atau kanak-kanak, berhubungan dengan pematangan sistem syaraf pusat, dan arah yang tetap tanpa remisi atau relaps. Fungsi yang terganggu mencakup bahasa, keterampilan visuo-spatial (penglihatan ruang), dan koordinasi gerak. Biasanya kerusakan berkurang ketika bertumbuh, walau pun defisit ringan sering ada pada usia dewasa. F80

Kelainan perkembangan bicara dan bahasa Pola normal berbahasa terganggu sejak awal perkembangan.. Sering sulit membaca dan mengeja, kelainan hubungan antar-pribadi, serta kelainan emosi dan tingkah laku. F80.0 Gangguan artikulasi (membuat kata) waktu bicara Penggunaan artikulasi di bawah level yang sesuai untuk usia, tapi keterampilan bahasa normal. Disebut juga dyslalia F80.1 Gangguan bahasa ekspresif Penggunaan ekspresi bahasa rendah, tapi pemahaman normal. Bisa diikuti kelainan artikulasi. Disebut juga dysphasia atau aphasia perkembangan jenis ekspresif F80.2 Gangguan bahasa reseptif Pemahaman bahasa rendah, diikuti gangguan bahasa ekspresi dan artikulasi. Disebut juga dysphasia, aphasia perkembangan jenis reseptif, aphasia Wernicke, dan “tuli kata-kata” 

627

F80.3 Aphasia didapat dengan epilepsy [Landau-Kleffner] Perkembangan bahasa mulanya normal, lalu kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif menghilang, dengan inteligensia umum baik. Awalnya disertai oleh kelainan otak atau epilepsi. Onset biasanya antara usia 3-7 tahun. F80.8 Kelainan perkembangan bicara dan bahasa lainnya Lisping (susah mengeluarkan huruf ‘s’ dan menggantinya dengan ‘ts’ F80.9 Kelainan perkembangan bicara dan bahasa, tidak dijelaskan F81

Kelainan perkembangan keterampilan sekolah Kelainan dengan gangguan keterampilan sejak tingkat awal perkembangan. Hal ini bukan karena kurangnya kesempatan belajar, tidak semata-mata akibat retardasi mental, dan tidak akibat trauma atau penyakit pada otak. F81.0 Kelainan khusus membaca - dyslexia perkembangan F81.1 Kelainan khusus mengeja F81.2 Kelainan khusus keterampilan berhitung F81.3 Kelainan keterampilan sekolah campuran F81.8 Kelainan perkembangan keterampilan sekolah lainnya F81.9 Kelainan perkembangan keterampilan sekolah, tidak dijelaskan F82

Kelainan perkembangan fungsi gerak Kelainan dengan gambaran utama kegagalan serius perkembangan koordinasi motorik yang tidak bisa hanya dijelaskan oleh retardasi intelektual umum atau kelainan neurologis baik kongenital atau didapat. F83

Kelainan perkembangan campuran Kategori sisa yang berisi campuran gangguan perkembangan spesifik bicara dan bahasa, keterampilan belajar, dan fungsi motoris, tapi tidak ada yang lebih menonjol untuk diagnosa utama. Kategori ini dipakai kalau gangguan fungsi memenuhi kriteria untuk dua atau lebih dari F80, F81, dan F82. F84

Kelainan perkembangan ‘pervasif’ Khas dengan kelainan interaksi sosial timbal-balik dan pola komunikasi, dan oleh minat dan aktifitas yang terbatas, berbentuk khas, dan berulang-ulang. Kelainan ini merupakan bentuk pervasif fungsi seseorang dalam semua situasi. F84.0 Autisma kanak-kanak Ditentukan oleh adanya perkembangan abnormal sebelum usia tiga tahun, dan ciri-ciri khas fungsi abnormal pada ketiga area psikopatologi (interaksi sosial timbal-balik, komunikasi, dan tingkah laku yang terbatas, khas dan berulang). F84.1 Autisma tidak khas Berbeda dari autisma kanak-kanak dalam usia onset atau tidak terpenuhinya ketiga set kriteria diagnosa. F84.2 Sindroma Rett Pada anak perempuan, perkembangan awal normal lalu diikuti penurunan kemampuan bicara, keterampilan gerakan dan penggunaan tangan, bersama dengan perlambatan pertumbuhan kepala, biasanya dengan onset antara usia 7-24 bulan. F84.3 Kelainan disintegrasi kanak-kanak lainnya



628

Periode perkembangan yang normal sebelum onset kelainan, diikuti oleh hilangnya keterampilan yang telah diperoleh dalam waktu beberapa bulan saja. F84.4 Kelainan overaktif sehubungan dengan retardasi mental dan gerakan stereotype Kategori ini melibatkan anak-anak dengan retardasi mental berat (IQ <34) dengan masalah utama pada hiperaktifitas dan perhatian, di samping tingkah laku stereotype. F84.5 Sindroma Asperger Interaksi sosial seperti autisma, minat dan aktifitas terbatas, stereotype, dan berulang. Tidak terdapat retardasi perkembangan bahasa atau kognitif. Kelainan ini sering berhubungan dengan gerakan yang kacau. F84.8 Kelainan perkembangan ‘pervasif’ lainnya F84.9 Kelainan perkembangan ‘pervasif’, tidak dijelaskan F88

Gangguan perkembangan psikologis lainnya - agnosia perkembangan

F89

Gangguan perkembangan psikologis yang tidak dijelaskan

F90-F98: Kelainan tingkah laku dan emosi dengan awal biasanya pada masa kanakkanak dan remaja F90

Kelainan hiperkinetik Onset dini (biasanya balita), kurangnya usaha aktifitas kognitif, suka berganti aktifitas tanpa penyelesaian, dan aktifitas tidak teratur dan berlebihan.. Tidak memiliki rasa sungkan pada orang dewasa, tidak disukai oleh anak lain dan mungkin tersisih. Terdapat kegagalan fungsi kognitif umum, dan keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa. F90.0 Kekacauan aktifitas dan perhatian F90.1 Kelainan hiperkinetik disertai kelainan perangai F90.8 Kelainan hiperkinetik lain F90.9 Kelainan hiperkinetik, tidak dijelaskan F91

Kelainan perangai (conduct disorders) Pola kelakuan dissosial, agresif, atau bandel yang berulang dan persisten, yang lebih berat daripada kenakalan anak-anak atau remaja, berlangsung lama (enam bulan atau lebih). Contohnya berkelahi atau menjajah (‘bullying’) yang berlebihan, kasar pada orang lain atau binatang, merusak harta benda, membakar, mencuri, berbohong, bolos sekolah dan lari dari rumah, temper tantrum sangat sering dan berat, dan tidak patuh. Satu saja dari tingkah laku ini, kalau menonjol, cukup untuk menegakkan diagnosa. F91.0 Kelainan perangai yang hanya di dalam keluarga Agresif (juga melawan, bandel dan disruptif [menghambat kegiatan]) yang hampir selalu terjadi di rumah dan dengan anggota keluarga inti atau anggota di rumah tangga. F91.1 Kelainan perangai tanpa sosialisasi Khas dengan kombinasi tingkah laku dissosial atau agresif dengan pervasif yang nyata dalam hubungannya dengan anak-anak lain. F91.2 Kelainan perangai sosialisasi Mencakup tingkah laku dissosial atau agresif pada orang-orang yang umumnya menyatu dengan baik dengan teman sebayanya. F91.3 Kelainan bandel oposisional 

629

Kelainan perangai khas dengan tingkah laku melawan, tidak patuh atau disruptif tapi tidak melibatkan tindakan yang lebih ekstrim. F91.8 Kelainan perangai lainnya F91.9 Kelainan perangai, tidak dijelaskan F92

Kelainan campuran perangai dan emosi Kelompok kelainan yang khas dengan kombinasi tingkah laku agresif, dissosial atau bandel, dengan gejala-gejala nyata depresi, cemas atau gangguan emosi lain. F92.0 Kelainan perangai depresif Kombinasi kelainan perangai (F91.-) dengan depresi (F32.-), kehilangan minat akan aktifitas, menyalahkan diri, dan putus asa. Bisa terdapat gangguan tidur atau selera makan. F92.8 Kelainan perangai dan emosi campuran lainnya Kombinasi kelainan perangai (F91.-) dengan gejala emosi yang persisten dan nyata seperti cemas, obsesi atau kompulsi, depersonalisasi atau derealisasi, fobia, atau hipokondria. F92.9 Kelainan perangai dan emosi campuran, tidak dijelaskan F93

Kelainan emosi dengan onset pada masa kanak-kanak Terutama pemberatan terhadap trend perkembangan normal, bukan fenomena abnormal itu sendiri. Kesesuaian perkembangan digunakan sebagai gambaran kunci dalam perbedaan kelainan emosi ini dari kelainan neurosis (F40-F48). F93.0 Kelainan cemas perpisahan pada anak Didiagnosa kalau takut berpisah merupakan fokus kecemasan dan kecemasan tersebut muncul pertama kali pada tahun-tahun awal masa kanak-kanak. F93.1 Kelainan cemas fobia pada anak Ketakutan masa kanak-kanak yang menunjukkan kespesifikan fase perkembangan dan terdapat pada sebagian besar anak, tapi derajatnya abnormal. F93.2 Kelainan cemas sosial anak Disini terdapat kekhawatiran akan orang asing dan keengganan sosial, atau cemas kalau bertemu dengan situasi yang baru, asing, atau secara sosial mengancam. Misalnya kelainan hindaran masa kanak-kanak dan remaja F93.3 Kelainan persaingan pada saudara Kekacauan emosi yang biasanya mengikuti kelahiran adik diperlihatkan oleh sebagian besar anak yang masih kecil. Disebut juga “Sibling jealousy” F93.8 Kelainan emosi kanak-kanak lainnya F93.9 Kelainan perangai dan emosi campuran, tidak dijelaskan F94

Kelainan fungsi sosial yang dimulai di masa kanak-kanak atau remaja Merupakan kelompok yang memiliki kelainan fungsi sosial sama yang dimulai sewaktu perkembangan, tapi tidak melibatkan semua area fungsi sosial. Distorsi lingkungan yang serius mungkin memainkan peranan penting dalam etiologi sebagian besar kasus. F94.0 Mutisme elektif Keadaan ‘bisu elektif’ ini khas dengan selektifnya kemampuan bicara yang ditentukan oleh emosi, misalnya anak mampu berbicara pada satu situasi namun tidak bisa bicara pada situasi (tertentu) lainnya. F94.1 Kelainan tambahan bersifat reaktif pada anak 

630

Dimulai pada usia balita dan khas dengan kelainan persisten hubungan sosial. F94.2 Kelainan tambahan anak-anak bersifat disinhibisi (tanpa hambatan) Merupakan pola fungsi sosial abnormal yang muncul pada usia balita dan cenderung bertahan walau pun keadaan lingkungan telah berubah. F94.8 Kelainan fungsi sosial masa kanak-kanak lainnya F94.9 Kelainan fungsi sosial masa kanak-kanak, tidak dijelaskan F95

Kelainan Tic Manifestasi utama suatu bentuk ‘tic’, yaitu gerakan motor yang tidak berirama atau suara tiba-tiba dan tanpa tujuan. Tic motorik umum sederhana hanya melibatkan pengedipan mata, getaran leher, mengangkat bahu, dan mengerutkan wajah. Tic vokalis umum sederhana mencakup pembersihan tenggorok, menghardik, membau-bau, dan mendesis. F95.0 Kelainan tic sementara Tic berlangsung kurang dari 12 bulan. biasanya berbentuk kedipan mata, kerutan wajah, dan getaran kepala. F95.1 Kelainan tic motor atau vocal kronis Berupa tic motorik atau vokal tapi tidak keduanya, yang masing-masing bisa tunggal atau ganda, dan berlangsung lebih dari satu tahun. F95.2 Kelainan tic motor atau vocal gabungan [de la Tourette] Suatu bentuk kelainan tic dengan satu atau lebih tic vokal, yang tidak harus muncul bersamaan. Biasanya makin berat selama remaja dan cenderung menetap di usia dewasa. Tic vokal sering muncul ganda dengan vokalisasi berulang yang meledak-ledak, pembersihan tenggorokan, dan menyumpah, dan bisa dengan penggunaan kata-kata atau ungkapan cabul. Bisa terdapat ‘echopraxia’ dengan gerakan badan yang bisa saja bersifat cabul (copropraxia) F95.8 Kelainan tic lainnya F95.9 Kelainan tic, tidak dijelaskan F98

Kelainan tingkah laku dan emosi lain dengan awalnya anak atau remaja Kelompok kelainan heterogen yang memiliki onset di masa kanak-kanak. Beberapa dari keadaan ini mewakili sindroma yang sudah jelas, namun pada yang lain tidak lebih daripada kompleks gejala yang perlu dimasukkan karena keseringannya dan hubungannya dengan masalah psikososial, dan karena tidak bisa dimasukkan ke dalam sindroma lain. F98.0 Enuresis non-organik Khas dengan kencing di luar kesadaran baik siang atau malam, tidak sesuai dengan usia mentalnya, dan tidak karena kurangnya kontrol ‘bladder’ akibat kelainan neurologis, serangan epilepsi, atau kelainan struktur saluran kencing. F98.1 Enkopresis nonorganis Berak berulang baik sadar atau tidak, dengan kepadatan normal atau mendekati normal, pada tempat yang tidak sesuai dengan setting sosiokultural. F98.2 Feeding disorder of infancy and childhood Kelainan pemberian makanan pada masa bayi atau kanak-kanak kecil. F98.3 Pica pada bayi dan anak



631

Memakan zat-zat bukan makanan (seperti tanah, cat, pecahan kayu, dsb.) secara persisten. Ini bisa merupakan bagian dari kelainan psikiatrik yang lebih luas (misalnya autisma), atau tingkah laku psikopatologis terpisah seperti pada klasifikasi ini. F98.4 Kelainan gerakan stereotypical Gerakan sadar, berulang, stereotype, tanpa fungsi (dan sering berirama) yang bukan bagian dari keadaan psikiatrik atau neurologis yang dikenal. Gerakan yang tidak membahayakan diri sendiri antara lain ‘body-rocking’, ‘head rocking’, mencabut rambut, memutar rambut, ‘finger-flicking’, dan ‘hand-flapping’. F98.5 Stuttering [stammering] - gagap Bicara khas dengan pengulangan atau pemanjangan suara suku kata atau kata, atau oleh seringnya keraguan atau penghentian yang mengganggu alur irama bicara. F98.6 Cluttering Bicara yang cepat dengan gangguan kelancaran, tapi tidak disertai pengulangan atau keraguan, yang beratnya sampai menyebabkan pembicaraan tidak bisa dimengerti. Bicara sering salah dan tidak berirama, dengan getaran-getaran cepat yang biasanya menunjukkan pola kalimat yang tidak benar. F98.8 Kelainan emosi dan tingkah laku dengan onset kanak-kanak dan remaja F98.9 Kelainan emosi dan tingkah laku dengan onset kanak-kanak dan remaja Kelainan tingkah laku dan emosional yang tidak dijelaskan, dengan onset biasanya di masa kanak-kanak dan remaja

F99: Kelainan Mental yang Tidak dijelaskan F99

Kelainan mental, tidak dijelaskan



632

BAB VI PENYAKIT SISTEM PERSYARAFAN (G00-G99) Kondisis tertentu yang bisa diklasifikasikan pada bab ini bisa disebabkan oleh efek obat atau penyebab eksternal. Kode dari Bab XX bisa digunakan sebagai kode tambahan.

Blok-blok di dalam Bab ini adalah: 1. G00-G09 2. G10-G13 3. G20-G26 4. G30-G32 5. G35-G37 6. G40-G47 7. G50-G59 8. G60-G64 9. G70-G73 10. G80-G83 11. G90-G99

Penyakit peradangan CNS Atrofi sistemik yang terutama mengganggu CNS Kelainan extrapyramid dan gerakan Penyakit degeneratif lain sistem syaraf Penyakit-penyakit demielinasi CNS Kelainan bersifat episode dan paroxysmal Kelainan syaraf, urat syaraf, dan pleksus Polineuropati dan kelainan lain sistem syaraf perifer Penyakit-penyakit myoneural junction dan otot Kelumpuhan otak dan sindroma kelumpuhan lainnya Kelainan lain sistem syaraf

Kategori asterisk untuk Bab ini adalah sbb.: G01* G02* G05* G07* G13* G22* G26* G32* G46* G53* G55* G59* G63* G73* G94* G99*

Meningitis pada penyakit bakteri c.e. Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain c.e. Encephalitis, myelitis dan encephalomyelitis pada penyakit c.e. Abses dan granuloma intrakranial dan intraspinal pada penyakit y c.e. Atrofi sistemik yang terutama ,mengganggu CNS pada penyakit c.e. Parkinsonism pada peny. c.e. Kelainan extrapyramid dan gerakan pada penyakit c.e. Kelainan degeneratif lain sistem syaraf pada penyakit c.e. Sindroma otak vaskuler pada CVD (cerebrovascular diseases) Kelainan syaraf otak (nervus craniales) pada penyakit c.e. Penekanan akar syaraf dan pleksus pada penyakit c.e. Mononeuropati pada peny. c.e. Polyneuropati pada peny. c.e. Kelainan myoneural junction dan otot pada penyakit c.e. Kelainan otak lainnya pada penyakit c.e. Kelainan sistem syaraf lainnya pada penyakit c.e. (c.e. = classified elsewhere; yang klasifikasinya di tempat lain).

Penyakit-penyakit peradangan sistem syaraf pusat (G00-G09) G00 Meningitis bakteri, not elsewhere classified Termasuk: bacterial: arachnoiditis, leptomeningitis, meningitis, pachymeningitis Kecuali: bacterial:: meningoencephalitis (G04.2), meningomyelitis (G04.2) G00.0 Meningitis haemophilus Meningitis akibat Haemophilus influenzae G00.1 Meningitis pneumokokus G00.2 Meningitis streptokokus



633

G00.3 Meningitis stafilokokus G00.8 Meningitis bakteri lain Meningitis akibat Escherichia koli, basil Friedländer, Klebsiella G00.9 Meningitis bakteri, tak dijelaskan Meningitis: purulenta NOS, piogenik NOS, supuratif NOS G01* Meningitis pada penyakit bakteri c.e. Meningitis (pada): demam tifus (A01.0†), infeksi salmonella (A02.2†), tuberkulosa (A17.0†) anthrax (A22.8†), leptospirosis (A27.- †), listeria (A32.1†), meningococcus (A39.0†) sifilis: kongenital (A50.4†), sekunder (A51.4†) neurosifilis (A52.1†), gonokokus (A54.8†), penyakit Lyme (A69.2†) Kecuali: meningoensefalitis dan meningomielitis pada penyakit bakteri c.e. (G05.0*) G02* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain, c.e. Kecuali: meningoensefalitis/meningomielitis pada penyakit infeksi dan parasit c.e. (G05.1G05.2*) G02.0* Meningitis pada penyakit virus c. e. Meningitis (akibat): enterovirus (A87.0†), adenovirus (A87.1†), herpesvirus [herpes simplex] (B00.3†), varicella [chickenpox] (B01.0†), zoster (B02.1†), measles (B05.1†), rubella (B06.0†), mumps (B26.1†), mononukleosis infesiosa (B27.- †) G02.1* Meningitis pada mikosis Meningitis (pada): kandida (B37.5†), koksidioidomikosis (B38.4†), kriptokokus (B45.1†) G02.8* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain, c.e. Meningitis akibat: tripanosomiasis Afrika (B56.-†), penyakit Chagas (kronis) (B57.4†) G03 Meningitis akibat penyebab lain dan penyebab yang tidak dijelaskan Termasuk: arachnoiditis, leptomeningitis, meningitis dan pachymeningitis, akibat penyebab lain dan penyebab yang tidak dijelaskan Kecuali: meningoensefalitis (G04.-), meningomyelitis (G04.-) G03.0 Meningitis nonpyogenik Meningitis nonbakteri G03.1 Meningitis kronis G03.2 Meningitis berulang jinak [Mollaret] G03.8 Meningitis akibat penyebab lain yang dijelaskan G03.9 Meningitis, tidak dijelaskan Arachnoiditis (spinal) NOS G04 Ensefalitis, myelitis dan ensefalomyelitis Termasuk: myelitis asendens akut, meningoensefalitis, meningomyelitis Kecuali: ensefalopati: alkoholik (G31.2), toksik (G92), NOS (G93.4) mielitis transversa akut (G37.3), mielitis nekrotikans subakut (G37.4) multiple sclerosis (G35), ensefalomielitis mialgika jinak (G93.3) G04.0 Ensefalitis disseminata akut Ensefalitis dan ensefalomielitis pasca-immunisasi gunakan kode eksternal Bab XX untuk identifikasi vaksin G04.1 Paraplegia spastik tropis G04.2 Meningoensefalitis dan meningomielitis bakteri, NEC 

634

G04.8 Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis lainnya Ensefalitis dan ensefalomielitis pasca-infeksi NOS G04.9 Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis, tidak dijelaskan Ventrikulitis (serebri) NOS G05* Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis pada penyakit c. e. Termasuk Meningoensefalitis dan meningomielitis pada penyakit c.e. G05.0* Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis pada penyakit bakteri c.e. Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis (pada): TB (A17.8†), listeria (A32.1†), meningococcus (A39.8†), sifilis kongenital (A50.4†), sifilis lanjut (A52.1†) G05.1* Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis pada penyakit virus c.e. Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis (pada): herpesvirus [herpes simplex] (B00.4†), postchickenpox (B01.1†), zoster (B02.0†), measles (B05.0†), rubella (B06.0†), cytomegalovirus (B25.8†), mumps (B26.2†), enterovirus (A85.0†), adenovirus (A85.1†), influenza (J10.8†, J11.8†) G05.2* Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis pada penyakit infeksi dan parasit lain, c.e. Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis (pada): tripanosomiasis afrika (B56.-†), penyakit Chagas (kronis) (B57.4†), toxoplasmosis (B58.2†), naegleriasis (B60.2†) Meningoensefalitis eosinophilia (B83.2†) G05.8* Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis pada penyakit lain c.e. Encephalitis pada systemic lupus erythematosus (M32.1†) G06 Abses dan granuloma intrakranium dan intraspinal G06.0 Abses dan granuloma intrakranium Abses (embolik)(dari): otak [bagian mana pun], serebellum, serebrum, otogenik Abses atau granuloma intrakranium: epidura, extradura, subdura G06.1 Abses dan granuloma intraspinal Abses (embolik) dari medulla spinalis [bagian mana pun] Abses atau granuloma intraspinal: epidura, extradura, subdura G06.2 Abses ekstradura dan subdura, tidak dijelaskan G07* Abses dan granuloma intrakranium dan intraspinal pada penyakit c.e. Abses otak: amoebik (A06.6†), gonokokus (A54.8†), TB (A17.8†) Granuloma skistosomiasis di otak (B65.-†) Tuberkuloma: otak (A17.8†), meninges (A17.1†) G08 Phlebitis dan thrombophlebitis intrakranium dan intraspinal Embolisme, endoflebitis, flebitis, thromboflebitis, atau thrombosis dengan sepsis pada sinus venosa dan vena-vena intrakranium atau intraspinal Kecuali: flebitis dan thromboflebitis intrakranium: sebagai komplikasi: abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.7); hamil, melahirkan dan nifas (O22.5, O87.3) yang asalnya nonpyogenik (I67.6) flebitis dan thromboflebitis intraspinal nonpyogenik (G95.1) G09

Sequelae penyakit peradangan sistem syaraf pusat (SSP) Kategori ini digunakan untuk kondisi yang klasifikasi utamanya pada G00-G08 (kecuali yang memiliki asterisk [*]) sebagai penyebab dari sekuel yang bisa diklasifikasi di tempat lain. Sekuel



635

adalah kondisi yang dinyatakan sebagai sekuel, atau efek jangka panjang, atau yang terdapat satu tahun atau lebih setelah onset kondisi penyebab. Kode ini tidak digunakan untuk kondisi utama kalau sifat kondisi sisa tercatat. Ketika mengkode kondisi sisa, G09 bisa digunakan sebagai kode tambahan. Perhatikan bahwa sekuel dari kategori G01*, G02*, G05* dan G07* jangan dikode pada G09, tapi pada kategori yang tersedia untuk sekuel kondisi yang mendasarinya, misalnya B90-B94. Kalau tidak terdapat kategori sekuel untuk kondisi dasar, yang dikode adalah kondisi dasar itu sendiri. Contoh: Kondisi utama: Tuli akibat meningitis TB Spesialisasi: Klinik bicara dan pendengaran Kode: Gangguan pendengaran yang tidak dijelaskan (H91.9) sebagai kondisi utama. B90.0 (sekuel TB sistem syaraf pusat) bisa digunakan sebagai kode tambahan. Kondisi utama: Epilepsi akibat abses otak Spesialisasi: Neurologi Kode: Epilepsi yang tidak dijelaskan (G40.9) sebagai kondisi utama. G09 (sekuel penyakit peradangan sistem syaraf pusat) bisa digunakan sebagai kode tambahan. Kondisi utama: Retardasi mental ringan menyusul ensefalitis pasca-immunisasi Spesialisasi: Psikiatri Kode: Retardasi mental ringan (F70.9) sebagai kondisi utama. G09 bisa digunakan untuk kode tambahan.

Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP (G10-G13) G10 Penyakit Huntington Khorea Huntington, khorea herediter progresif G11 Ataxia herediter Kecuali: kelainan metabolik (E70-E90), neuropati herediter dan idiopatik (G60.-), infantile cerebral palsy (G80.-), G11.0 Ataxia nonprogresif kongenital G11.1 Ataxia serebellum onset-dini Note: onset biasanya sebelum usia 20 th Ataxia serebellum onset-dini dengan tremor esensial, mioklonus (ataxia Hunt), dan refleks tendon masih baik Ataxia Friedrich (autosom resesif), ataxia spinoserebellum resesif X-linked G11.2 Ataxia serebellum onset-lanjut Note: onset biasanya setelah usia 20 th G11.3 Ataxia serebellum dengan DNA yang diperbaiki dengan tidak sempurna Ataxia telangiectasia (Louis-Bar) Kecuali: sindroma Cockayne (Q87.1), xeroderma pigmentosum (Q82.1) G11.4 Paraplegia spastik herediter G11.8 Ataxia herediter lain G11.9 Ataxia herediter, tidak dijelaskan Ataxia NOS, degenerasi, penyakit, atau sindroma serebellum herediter G12

Atrofi otot spinalis dan sindroma terkait



636

G12.0 Atrofi otot spinalis infantil, type I [Werdnig-Hoffman] G12.1 Atrofi otot spinalis keturunan lainnya Progressive bulbar palsy kanak-kanak [Fazio-Londe] Atrofi otot spinalis: bentuk dewasa, bentuk remaja type III [Kugelberg-Welander] , bentuk kanak-kanak type II, bentuk skapuloperoneus, distal G12.2 Penyakit neuron motoris Penyakit neuron motoris familial, amyotrophic lateral sclerosis, primary lateral sclerosis Bulbar palsy progresif, atrofi otot spinalis progresif G12.8 Atrofi otot spinalis lain dan sindroma yang terkait G12.9 Atrofi otot spinalis, tidak dijelaskan G13* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada penyakit c.e. G13.0* Neuromiopati dan neuropati paraneoplastik Neuromiopati karsinomatosa (C00-C97†) Neuropati paraneoplastik sensoris [Denny Brown] (C00-D48†) G13.1* Atrofi sistemik lain yang terutama mengganggu SSP pada penyakit neoplasma Ensefalopati limbik paraneoplastik (C00-D48†) G13.2* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada myxoedema (E00.1†, E03.- †) G13.8* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada penyakit lain c.e.

Kelainan ekstrapiramid dan gerakan (G20-G26) G20 Penyakit Parkinson Hemiparkinsonisme, paralysis agitans Parkinsonisme atau penyakit Parkinson: NOS, idiopatik, primer G21 Parkinsonisme sekunder G21.0 Sindroma neuroleptik berat [neuroleptik = obat antipsikosis] G21.1 Parkinsonisme sekunder akibat obat lainnya G21.2 Parkinsonisme sekunder akibat agen eksternal lain G21.3 Parkinsonisme pasca-ensefalitis G21.8 Parkinsonisme sekunder lain G21.9 Parkinsonisme sekunder, tidak dijelaskan G22* Parkinsonisme pada penyakit c.e. Parkinsonisme sifilitika (A52.1†) G23 Penyakit degeneratif basal ganglia lain Kecuali: degenerasi multi-sistem (G90.3) G23.0 Penyakit Hallervorden-Spatz Degenerasi pigmentosa korpus pallidum G23.1 Ophthalmoplegia supranuklir progresif [Steele-Richardson-Olszewski] G23.2 Degenerasi striato-nigra G23.8 Penyakit degeneratif basal ganglia lain yang dijelaskan Kalsifikasi ganglion basalis G23.9 Penyakit degeneratif basal ganglia, tidak dijelaskan G24

Dystonia 

637

Termasuk: dyskinesia Kecuali: athetoid cerebral palsy (G80.3) G24.0 Dystonia akibat obat G24.1 Idiopathic familial dystonia Idiopathic dystonia NOS G24.2 Idiopathic nonfamilial dystonia G24.3 Spasmodic torticollis – leher kaku dan posisi kepala tak normal Kecuali: torticollis NOS (M43.6) G24.4 Idiopathic orofacial dystonia Orofacial dyskinesia G24.5 Blepharospasm G24.8 Dystonia lain G24.9 Dystonia, tidak dijelaskan Dyskinesia NOS G25 Kelainan extrapyramid dan pergerakan lainnya G25.0 Essential tremor Familial tremor – [getaran otot berirama] Kecuali: tremor NOS (R25.1) G25.1 Tremor akibat obat G25.2 Bentuk tremor lain yang dijelaskan Intention tremor G25.3 Myoclonus – [kontraksi sangat cepat satu atau sekelompok otot] Myoclonus akibat obat Kecuali: myoclonic epilepsy (G40.-), facial myokymia (G51.4) G25.4 Chorea akibat obat G25.5 Chorea Chorea NOS Kecuali: chorea Huntington (G10), chorea NOS dengan keterlibatan jantung (I02.0) chorea rheumatik (I02.-), chorea Sydenham (I02.-) G25.6 Tic akibat obat dan tic lain dengan asal-usul organik [tic = gerakan luar sadar berulang, terautr, sering pada bahu dan muka] Kecuali: sindroma de la Tourette (F95.2), tic NOS (F95.9) G25.8 Kelainan extrapyramid dan pergerakan lain yang dijelaskan Restless legs syndrome, stiff-man syndrome G25.9 Kelainan extrapyramid dan pergerakan, tidak dijelaskan G26* Kelainan extrapyramid dan pergerakan pada penyakit c.e.

Penyakit degeneratif lain sistem syaraf (G30-G32) G30 Penyakit Alzheimer Termasuk: : bentuk senilis dan presenilis Kecuali: dementia NOS (F03), degenerasi senilis otak NEC (G31.1), senilitas NOS (R54) G30.0 Penyakit Alzheimer dengan onset dini – onset biasanya sebelum usia 65 G30.1 Penyakit Alzheimer dengan onset lanjut – onset biasanya sesudah usia 65 G30.8 Penyakit Alzheimer lainnya G30.9 Penyakit Alzheimer, tidak dijelaskan 

638

G31 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf, NEC Kecuali: Sindroma Reye (G93.7) G31.0 Atrofi otak dengan batas tegas Penyakit Pick, progressive isolated aphasia G31.1 Degenerasi senilis otak, not elsewhere classified Kecuali: Penyakit Alzheimer (G30.-), senilitas NOS (R54) G31.2 Degenerasi sistem syaraf akibat alkohol Ataksia atau degenerasi serebellum akibat alkohol, degenerasi alkoholik serebrum, ensefalopati alkoholik, disfungsi sistem syaraf otonom akibat alkohol G31.8 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf yang dijelaskan Degenerasi grey-matter [Alpers], ensefalopati nekrotikans subakut [Leigh] G31.9 Penyakit degeneratif sistem syaraf, tidak dijelaskan G32* Penyakit degeneratif lain sistem syaraf pada penyakit c.e. G32.0* Degenerasi kombinasi subakut medulla spinalis pada penyakit c.e. Degenerasi kombinasi subakut medulla spinalis pada defisiensi vitamin B12 (E53.8†) G32.8* Penyakit degeneratif lain sistem syaraf yang dijelaskan pada penyakit c.e.

Penyakit demielinasi SSP (G35-G37) G35

Multiple sclerosis Multiple sclerosis (pada): batang otak, medulla spinalis, disseminata, generalisata, NOS

G36 Demielinasi luas akut lainnya Kecuali: Ensefalitis dan ensefalomielitis pasca-infeksi NOS (G04.8) G36.0 Neuromyelitis optikus [Devic] Demielinasi pada neuritis optikus Kecuali: neuritis optikus NOS (H46) G36.1 Leukoensefalitis hemoragika akut dan subakut [Hurst] G36.8 Demielinasi luas akut lainnya yang dijelaskan G36.9 Demielinasi luas akut, tidak dijelaskan G37 Penyakit-penyakit demielinasi lain pada SSP G37.0 Diffuse sclerosis Ensefalits periaksial, penyakit Schilder Kecuali: adrenoleukodystrophy [Addison-Schilder] (E71.3) G37.1 Demielinasi sentral pada corpus callosum G37.2 Mielinolisis sentral pada pons G37.3 Mielitis transversa akut pada penyakit demielinasi SSP Mielitis transversa akut NOS Kecuali: multiple sclerosis (G35), neuromielitis optikus [Devic] (G36.0) G37.4 Mielitis nekrotikans subakut G37.5 Sklerosis konsentrik [Balό] G37.8 Penyakit demielinasi lain SSP yang dijelaskan G37.9 Penyakit demielinasi SSP, tidak dijelaskan

Kelainan-kelainan episodik dan paroxysmal (G40-G47) G40

Epilepsy



639

Kecuali: G40.0

G40.1

G40.2

G40.3

G40.4

G40.5 G40.6 G40.7 G40.8 G40.9

sindroma Landau-Kleffner (F80.3), paralysis Todd (G83.8), status epilepticus (G41.-), seizure (konvulsif) NOS (R56.8) Epilepsi idiopatik (fokal) (parsial) yang berhubungan dengan lokalisasi dan sindroma epilepsi dengan kejang yang onsetnya lokal Epilepsi kanak-kanak ringan dengan spikes EEG sentro-temporalis Epilepsi kanak-kanak dengan paroksisme EEG oksipitalis Epilepsi simptomatik (fokal) (parsial) yang berhubungan dengan lokalisasi dan sindroma epilepsi dengan kejang parsial sederhana Serangan epilepsi tanpa perubahan kesadaran Kejang parsial sederhana yang berkembang menjadi kejang umum sekunder Epilepsi simptomatik (fokal) (parsial) yang berhubungan dengan lokalisasi dan sindroma epilepsi dengan kejang parsial kompleks Serangan epilepsi dengan perubahan kesadaran, sering dengan otomatisme Kejang parsial kompleks yang berkembang menjadi kejang umum sekunder Epilepsi idiopatik umum dan sindroma epilepsi Epilepsi mioklonik bayi dan kejang neonatus (familial) yang ringan Epilepsi ‘absen’ (pyknolepsy] kanak-kanak Epilepsi ‘absen’ dan epilepsi mioklonik [petit mal impulsif] remaja Kejang epilepsi nonspesifik: atonik, klonik, mioklonik, tonik, tonik-klonik Epilepsi umum dan sindroma epilepsi lainnya Epilepsi dengan: absen mioklonik, kejang mioklonik-astatik Sindroma Lennox-Gastaut, serangan Salaam, sndroma West Ensefalopatimioklonik dini simptomatik Sindroma epilepsi khusus Epilepsia partialis continua [Kozhevnikof] Epilepsi sehubungan dengan: alkohol, obat, perubahan hormon, kurang tidur, stress Kejang grand mal, tidak dijelaskan (dengan atau tanpa petit mal) Petit mal, tidak dijelaskan, tanpa kejang grand mal Epilepsi lain Epilepsi dan sindroma epilepsi yang tidak jelas apakah lokal atau umum Epilepsy, tidak dijelaskan Epileptic: convulsions NOS, fits NOS, seizures NOS

G41 Status epilepticus G41.0 Status epileptik grand mal Status epileptik tonic-clonic Kecuali: epilepsia partialis continua [Kozhevnikof] (G40.5) G41.1 Status epileptik petit mal Status absen epileptik G41.2 Status epileptik parsial kompleks G41.8 Status epileptik lainnya G41.9 Status epileptik, tidak dijelaskan G43 Migraine Kecuali: sakit kepala NOS (R51) G43.0 Migrain tanpa aura [common migraine] G43.1 Migrain dengan aura [classical migraine] Migrain aura tanpa sakit kepala, basilaris, ekivale, hemiplegik familial



640

Migrain dengan aura onset dini, aura memanjang, aura khas G43.2 Status migrain G43.3 Migrain dengan komplikasi G43.8 Migrain lain Migrain ophthalmoplegik, migrain retina G43.9 Migraine, tidak dijelaskan G44 Sindroma sakit kepala lainnya Kecuali: neuralgia trigeminus (G50.0), nyeri muka tak khas (G50.1), sakit kepala NOS (R51) G44.0 Cluster syndrome – pada tempat tertentu Hemikrania paroksismal kronik, cluster headache kronik, cluster headache episodik G44.1 Sakit kepala vaskuler, not elsewhere classified Sakit kepala vaskuler NOS G44.2 Sakit kepala jenis tension Sakit kepala tension kronik, sakit kepala tension episodik, sakit kepala tension NOS G44.3 Sakit kepala kronis pasca trauma G44.4 Sakit kepala akibat obat, not elsewhere classified G44.8 Sindroma sakit kepala lain yang dijelaskan G45 Transient cerebral ischaemic attacks (TIAs) dan sindroma yang terkait Kecuali: iskemia serebri neonatus (P91.0) G45.0 Sindroma arteri Vertebro-basilaris G45.1 Sindroma arteri Carotid (hemisferik) G45.2 Sindroma arteri preserebralis ganda dan bilateral G45.3 Amaurosis fugax [buta sementara pada satu mata, akibat gangguan sirkulasi] G45.4 Amnesia global sementara Kecuali: amnesia NOS (R41.3) G45.8 Serangan iskemia serebri sementara dan sindroma terkait lainnya G45.9 Serangan iskemia serebri sementara, tidak dijelaskan Spasme arteri serebralis, iskemia serebri sementara NOS G46* Sindroma vaskuler otak pada penyakit serebrovaskuler (I60-I67†) G46.0* Sindroma arteri serebralis media (I66.0†) G46.1* Sindroma arteri serebralis anterior (I66.1†) G46.2* Sindroma arteri serebralis posterior (I66.2†) G46.3* Sindroma stroke batang otak (I60-I67†) Sindroma: Benedikt, Claude, Foville, Millard-Gubler, Wallenberg, Weber G46.4* Sindroma satroke serebellum (I60-I67†) G46.5* Sindroma lakunaris motorik murni (I60-I67†) G46.6* Sindroma lakunaris sensorik murni (I60-I67†) G46.7* Sindroma lakunaris lainnya (I60-I67†) G46.8* Sindroma vaskuler otak dalam penyakit serebrovaskuler lainnya (I60-I67†) G47 Kelainan-kelainan tidur Kecuali: kelainan tidur nonorganik (F51.-), sleepwalking (F51.3), sleep terrors (F51.4), nightmares (F51.5) G47.0 Kelainan memulai dan mempertahankan tidur [insomnia] G47.1 Kelainan mengantuk berlebihan [hypersomnia] G47.2 Kelainan jadwal tidur-bangun 

641

Sindroma fase tidur tertunda, pola tidur-bangun tak beraturan G47.3 Sleep apnoea – apnoea waktu tidur Apnoea tidur: sentral, obstruktif Kecuali: sindroma pickwick (E66.2), apnoea tidur pada bayi baru lahir (P28.3) G47.4 Narcolepsy dan cataplexy – lumpuh sementara ketika tidur G47.8 Kelainan tidur lainnya Sindroma Kleine-Levin G47.9 Kelainan tidur, tidak dijelaskan

Kelainan syaraf, urat syaraf dan pleksus syaraf (G50-G59) Kecuali:

kelainan syaraf, urat syaraf dan pleksus syaraf akibat trauma sekarang – lihat cedera syaraf menurut regio tubuh radiculitis NOS (M54.1), neuralgia atau neuritis NOS (M79.2) neuritis perifer pada kehamilan (O26.8)

G50 Kelainan nervus trigeminus (NC V) Termasuk: kelainan nervus kranialis V G50.0 Trigeminal neuralgia Sindroma nyeri muka paroksismal, tic doloreux G50.1 Nyeri muka tidak khas G50.8 Kelainan lain nervus trigeminus G50.9 Kelainan nervus trigeminus, tidak dijelaskan G51 G51.0 G51.1 G51.2 G51.3 G51.4 G51.8 G51.9

Kelainan nervus Fasialis Termasuk: kelainan NC VII Bell's palsy Facial palsy Ganglionitis genikulatum Kecuali: ganglionitis genikulatum pasca-herpes (B02.2) Melkersson's syndrome Sindroma Melkersson-Rosenthal Spasme klonik hemifasialis Myokymia fasialis [myokymia = twitching pada otot tertentu] Kelainan lain n. Fasialis Kelainan n. Fasialis, tidak dijelaskan

G52 Kelainan nervi kraniales lainnya Kecuali: kelainan n. akustikus [NC VIII] (H93.3) dan n. optikus [NC II] (H46, H47.0): strabismus paralytic akibat kelumpuhan syaraf (H49.0-H49.2) G52.0 Kelainan n. olfaktorius Kelainan NC I G52.1 Kelainan n. glossofaringeus Kelainan NC IX, neuralgia glossofaringeus G52.2 Kelainan n. vagus nerve – NC X Kelainan n.pneumogastrikus (NC X) G52.3 Kelainan n. hypoglossal nerve – NC XII Kelainan NC XII G52.7 Kelainan nn.kraniales ganda Polyneuritis kranialis 

642

G52.8 Kelainan n. kranialis lain yang dijelaskan G52.9 Kelainan n. kranialis, tidak dijelaskan G53* Kelainan n. kranialis pada penyakit yang klasifikasinya di tempat lain G53.0* Neuralgia pasca-zoster (B02.2†) Ganglionitis genikulatum atau neuralgia trigeminus pasca-herpes G53.1* Kelumpuhan ganda nn. kraniales pada penyakit infeksi dan parasit c.e. (A00-B99†) G53.2* Kelumpuhan ganda nn. kraniales pada sarcoidosis (D86.8†) G53.3* Kelumpuhan ganda nn. kraniales pada penyakit neoplasma (C00-D48†) G53.8* Kelainan nn. kraniales lain pada penyakit lain yang klasifikasinya di tempat lain G54 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf Kecuali: akibat trauma sekarang – lihat cedera syaraf menurut regio tubuh spondylosis (M47.-), kelainan diskus intervertebralis (M50-M51) neuralgia atau neuritis NOS (M79.2) neuritis atau radikulitis NOS: brakhialis, lumbais, lumbosacral, torakalis (M54.1) radiculitis NOS, radiculopathy NOS (M54.1) G54.0 Kelainan pleksus brakhialis Thoracic outlet syndrome G54.1 Kelainan pleksus lumbosakralis G54.2 Kelainan urat servikalis, not elsewhere classified G54.3 Kelainan urat torakalis, not elsewhere classified G54.4 Kelainan urat lumbosakralis, not elsewhere classified G54.5 Amyotrophy neuralgik Sidroma Parsonage-Aldren-Turner, neuritis gelang bahu G54.6 Phantom limb syndrome dengan nyeri G54.7 Phantom limb syndrome tanpa nyeri Phantom limb syndrome NOS G54.8 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf lainnya G54.9 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf, tidak dijelaskan G55* Kompresi urat syaraf dan pleksus syaraf pada penyakit c. e. G55.0* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada neoplasma (C00-D48†) G55.1* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada kelainan diskus intervertebral (M50-M51†) G55.2* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada spondylosis (M47.-†) G55.3* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada dorsopati lain (M45-M46†, M48.-†, M53-M54†) G55.8* Kompresi urat syaraf dan pleksus syaraf pada penyakit c. e. G56 Mononeuropati anggota atas. Kecuali: akibat trauma sekarang – lihat cedera syaraf menurut regio tubuh G56.0 Carpal tunnel syndrome G56.1 Lesi lain n. medianus G56.2 Lesi n. ulnaris Tardy ulnar nerve palsy G56.3 Lesi n. radialis G56.4 Causalgia–nyeri lengan bawah karena kerusakan syaraf di atasnya G56.8 Other mononeuropathies of upper limb Neuroma interdigitalis anggota atas G56.9 Mononeuropati anggota atas, tidak dijelaskan 

643

G57 Mononeuropati anggota bawah Kecuali: akibat trauma sekarang – lihat cedera syaraf menurut regio tubuh G57.0 Lesi n. iskhiadikus Kecuali: sciatica NOS (M54.3) akibat kelainan diskus intervertebralis (M51.1) G57.1 Meralgia paraesthetica Sindroma n. cutaneous lateralis paha G57.2 Lesi n. femoralis G57.3 Lesi. n. popliteus lateralis Kelumpuhan n. peroneus G57.4 Lesi. n. popliteus medialis G57.5 Tarsal tunnel syndrome G57.6 Lesi n. plantaris Metatarsalgia Morton G57.8 Mononeuropati anggota bawah lainnya Neuroma interdigitalis anggota bawah G57.9 Mononeuropati anggota bawah, tidak dijelaskan G58 G58.0 G58.7 G58.8 G58.9

Mononeuropati lainnya Neuropati interkostalis Mononeuritis multiplex Mononeuropati lain yang dijelaskan Mononeuropati, tidak dijelaskan

G59* Mononeuropati pada penyakit c.e. G59.0* Mononeuropati diabetikum (E10-E14† , karakter keempat .4) G59.8* Mononeuropati lain pada penyakit c.e.

Polyneuropati dan kelainan lain sistem syaraf perifer (G60-G64) G60 Neuropati herediter dan idiopatik Kecuali: radiculitis NOS (M54.1), neuralgia NOS (M79.2), neuritis NOS (M79.2) neuritis perifer pada kehamilan (O26.8) G60.0 Neuropati motorik dan sensorik herediter Neuropati motorik dan sensorik herediter, tipe-tipe I-IV Neuropati hipertrofi bayi, atrofi muskulus Peroneus (tipe axon)(tiper hipertrofi) Penyakit: Charcot-Marie-Tooth, Déjerine-Sottas Sindroma Roussy-Lévy G60.1 Penyakit Refsum G60.2 Neuropati yang berhubungan dengan ataxia herediter G60.3 Neuropati progresif idiopatik G60.8 Neuropati herediter dan idiopatik lainnya Penyakit Morvan, sindroma Nelaton, Neuropati sensoris:yang diwarisi secara dominan atau resesif G60.9 Neuropati herediter dan idiopatik, tidak dijelaskan G61 Polineuropati peradangan G61.0 Guillain-Barré syndrome Polineuritis (pasca-)infektif akut 

644

G61.1 Neuropati serum G61.8 Polineuropati peradangan lainnya G61.9 Polineuropati peradangan, tidak dijelaskan G62 G62.0 G62.1 G62.2 G62.8

Polineuropati lainnya Polineuropati akibat obat Polineuropati alkoholik Polineuropati akibat zat toksik lainnya Polineuropati lain yang dijelaskan Polineuropati akibat radiasi G62.9 Polineuropati, tidak dijelaskan Neuropati NOS G63* Polineuropati pada penyakit c.e. G63.0* Polineuropati pada penyakit infeksi dan parasit.c.e. Polineuropati (pada): TB (A17.8†), lepra (A30.-†), difteria (A36.8†), penyakit Lyme (A69.2†) sifilis: lanjut (A52.1†), kongenital (A50.4†) pscaherpes (B02.2†), mumps (B26.8†), mononukleosis infeksiosa (B27.-†) G63.1* Polineuropati pada penyakit neoplastik (C00-D48†) G63.2* Polineuropati diabetikum (E10-E14† , karakter keempat .4) G63.3* Polineuropati pada penyakit endokrin dan metabolik lain (E00-E07†, E15-E16†, E20E34†, E70-E89†) G63.4* Polineuropati pada defisiensi gizi (E40-E64†) G63.5* Polineuropati pada kelainan jaringan ikat sistemik (M30-M35†) G63.6* Polineuropati pada kelainan muskuloskeleton lain (M00-M25†, M40-M96†) G63.8* Polineuropati pada penyakit lain classified elsewhere Polineuropati uremik (N18.8†) G64

Kelainan lain sistem syaraf perifer Kelainan sistem syaraf perifer NOS

Penyakit myoneural junction dan otot (G70-G73) G70 Myasthenia gravis dan kelainan mioneural lainnya Kecuali: botulismus (A05.1), myasthenia gravis neonatus sementara (P94.0) G70.0 Myasthenia gravis G70.1 Kelainan mioneural toksik G70.2 Myasthenia kongenital dan masa perkembangan G70.8 Kelainan mioneural lain yang dijelaskan G70.9 Kelainan mioneural, tidak dijelaskan G71 Kelainan primer pada otot Kecuali: metabolic Kelainan-kelainan (E70-E90), myositis (M60.-) arthrogryposis multiplex congenita (Q74.3) G71.0 Muscular dystrophy Muscular dystrophy: ringan [Becker], berat [Duchenne], mirip Duchenne atau Becker, autosom resesif, tipe kanak-kanak, ocular, oculopharyngeal, skapuloperoneus,



645

G71.1

G71.2

G71.3 G71.8 G71.9

skapuloperoneus ringan dengan kontraktur dini [Emery-Dreifuss], fasioskapulohumerus, distal, limb-girdle Kecuali: muscular dystrophy kongenital: dengan kelainan morfologis spesifik serat otot (G71.2), NOS (G71.2) Myotonic Kelainan-kelainan Dystrophia myotonica [Steinert] Myotonia: khondrodistrofik, akibat obat, simtomatik Myotonia congenita: NOS, dominant [Thomsen], recessive [Becker] Neuromyotonia [Isaacs], paramyotonia kongenital, pseudomyotonia Miopati kongenital Muscular dystrophy kongenital: NOS, dengan kelainan morfologis spesifik serat otot Myopathy: myotubular (centronuclear), nemaline Penyakit: central core, minicore, multicore Dsisproporsi jenis serat [Fibre-type disproportion] Mitochondrial myopathy, not elsewhere classified Kelainan primer lainnya pada otot Kelainan primer pada otot, tidak dijelaskan Miopati herediter NOS

G72 Miopati lainnya Kecuali: dermatopolymyositis (M33.-), polymyositis (M33.2), myositis (M60.-), infark iskemik pada otot (M62.2), arthrogryposis multiplex congenita (Q74.3) G72.0 Miopati akibat obat G72.1 Miopati alkoholik G72.2 Miopati akibat agen toksik lain G72.3 Periodic paralysis Periodic paralysis (familial): miotonik, hipokalemik, normokalemik, hiperkalemik G72.4 Miopati peradangan, not elsewhere classified G72.8 Miopati lain yang dijelaskan G72.9 Miopati, tidak dijelaskan G73* Kelainan myoneural junction dan otot pada penyakit c.e. G73.0* Sindroma miastenik pada penyakit endokrin Sindroma miastenik pada: amiotrofi diabetikum (E10-E14† , karakter keempat .4) tirotoxikosis [hyperthyroidism] (E05.-†) G73.1* Sindroma Eaton-Lambert (C80†) – [akibat keganasan] G73.2* Sindroma miastenik lain pada penyakit neoplasma (C00-D48†) G73.3* Sindroma miastenik pada penyakit lain c.e. G73.4* Myopathy pada penyakit infeksi dan parasit c.e. G73.5* Miopati pada penyakit endokrin Miopati pada: hiperparatiroidisme (E21.0-E21.3†), hipoparatioidisme (E20.-†) Thyrotoxic myopathy (E05.-†) G73.6* Miopati pada penyakit metabolik Miopati pada: glycogen storage disease (E74.0†), lipid storage Kelainan-kelainan (E75.-†) G73.7* Miopati pada penyakit lain c.e. Miopati pada: rheumatoid arthritis (M05-M06†), systemic lupus erythematosus (M32.1†)



646

scleroderma (M34.8†), sicca syndrome [Sjogren] (M35.0†)

Cerebral palsy dan sindroma lumpuh lainnya (G80-G83) G80 Infantile cerebral palsy Termasuk: penyakiy Little Kecuali: paraplegia spastik herediter (G11.4) G80.0 Serebral palsi spastik Spastic paralysis (cerebral) kongenital G80.1 Diplegia spastik G80.2 Hemiplegia infantil G80.3 Dyskinetic cerebral palsy Athetoid cerebral palsy G80.4 Ataxic cerebral palsy G80.8 Infantile cerebral palsy lainnya Sindroma cerebral palsy campuran G80.9 Infantile cerebral palsy, tidak dijelaskan Cerebral palsy NOS Catatan untuk G81-G83 Sindroma paralitik Kode-kode ini tidak digunakan untuk kondisi utama kalau penyebab kondisi sekarang diketahui, kecuali kalau episode perawatan adalah untuk paralisis itu sendiri. Ketika mengkode penyebab, G81-G83 bisa dipakai sebagai kode tambahan. Contoh Kondisi utama: Cerebrovascular accident dengan hemiplegia. Spesialisasi: Neurologi Kode: Stroke, perdarahan atau infark tidak dijelaskan (I64) sebagai kondisi utama. G81.9 (Hemiplegia, tidak dijelaskan) bisa dipakai sebagai kode tambahan Kondisi utama: Infark serebri tiga tahun yang lalu. Kondisi lain: Paralisis tungkai kiri, pasien memperoleh terapi fisik. Kode: Monoplegia anggota bawah (G83.1) sebagai kondisi utama. I69.3 (sekuel infark serebri) bisa dipakai sebagai kode tambahan G81

Hemiplegia Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia dilaporkan tanpa penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah lama tapi penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga digunakan pada pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia. Kecuali: cerebral palsy kongenital dan infantil (G80.-) G81.0 Flaccid hemiplegia – [layu] G81.1 Spastic hemiplegia – [kaku] G81.9 Hemiplegia, tidak dijelaskan G82

Paraplegia dan tetraplegia Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia dilaporkan tanpa penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah lama tapi penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga digunakan pada pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia. Kecuali: Cerebral palsy kongenital dan infantil (G80.-)



647

G82.0 Flaccid paraplegia [layu] G82.1 Spastic paraplegia [kaku] G82.2 Paraplegia, tidak dijelaskan Paralysis kedua anggota bawah NOS Paraplegia (bawah) NOS G82.3 Flaccid tetraplegia [layu] G82.4 Spastic tetraplegia [kaku] G82.5 Tetraplegia, tidak dijelaskan Quadriplegia NOS G83

Sindroma paralitik lainnya Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia dilaporkan tanpa penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah lama tapi penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga digunakan pada pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia. Termasuk: paralisis (komplit)(inkomplit), kecuali seperti pada G80-G82 G83.0 Diplegia anggota atas Diplegia (atas) Paralisis kedua anggota atas G83.1 Monoplegia anggota bawah Paralisis anggota bawah G83.2 Monoplegia anggota atas Paralisis anggota atas G83.3 Monoplegia, tidak dijelaskan G83.4 Sindroma cauda equina Neurogenic bladder akibat sindroma cauda equina Kecuali cord bladder NOS (G95.8) G83.8 Sindroma paralitik lainnya yang dijelaskan Paralisis Todd (pasca epilepsi) G83.9 Sindroma paralitik, tidak dijelaskan

Kelainan lain pada sistem syaraf (G90-G99) G90 Kelainan sistem syaraf otonom Kecuali: disfungsi sistem syaraf otonom akibat alkohol (G31.2) G90.0 Idiopathic peripheral autonomic neuropathy Carotid sinus syncope [syncope – tidak sadar sebentar akibat penurunan aliran ke otak] G90.1 Familial dysautonomia [Riley-Day] G90.2 Sindroma Horner Sindroma Bernard(-Horner) G90.3 Multi-system degeneration Hipotensi ortostatik neurogenik [Shy-Drager] Kecuali: hipotensi ortostatik NOS (I95.1) G90.8 Kelainan lain sistem syaraf otonom G90.9 Kelainan sistem syaraf otonom, tidak dijelaskan G91 Hydrocephalus Termasuk hidrosefalus didapat Kecuali: hidrosefalus: kongenital (Q03.-), akibat toxoplasmosis kongenital (P37.1)



648

G91.0 G91.1 G91.2 G91.3 G91.8 G91.9

Hidrosefalus komunikans Hidrosefalus obstruktif Hidrosefalus dengan tekanan normal Hidrosefalus pasca trauma, tidak dijelaskan Hidrosefalus lain Hidrosefalus, tidak dijelaskan

G92

Toxic encephalopathy Gunakan kode (Chapter XX) untuk identifikasi agen toksik.

G93 Kelainan-kelainan lain pada otak G93.0 Kista serebri Kista arakhnoid, kista porensefalik didapat Kecuali: kista periventrikel didapat pada bayi (P91.1), kista serebri kongenital (Q04.6) G93.1 Anoxic brain damage, not elsewhere classified Kecualianoksia neonatus (P21.9) sebagai komplikasi pada: . abortus atau kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.8) . kehamilan, persalinan atau kelahiran (O29.2, O74.3, O89.2) . asuhan bedah dan medis (T80-T88) G93.2 Hipertensi intrakranium ringan Kecuali: ensefalopati hipertensif (I67.4) G93.3 Sindroma kelelahan (fatigue) pasca-virus ensefalomielitis mialgika ringan G93.4 Ensefalopati, tidak dijelaskan Kecuali: ensefalopati: alkoholik (G31.2), toxik (G92) G93.5 Kompresi otak Kompresi atau herniasi (batang) otak Kecuali: kompresi traumatika otak (diffusa) (S06.2), terfokus (S06.3) G93.6 Edema serebri Kecuali edema serebri: akibat cedera lahir (P11.0), traumatika (S06.1) G93.7 Sindroma Reye G93.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada otak Ensefalopati pasca-radiasi G93.9 Kelainan otak, tidak dijelaskan G94* Kelainan lain otak pada penyakit c.e. G94.0* Hidrosefalus pada penyakit infeksi dan parasit.c.e.(A00-B99†) G94.1* Hidrosefalus pada penyakit neoplasma (C00-D48†) G94.2* Hidrosefalus pada penyakit lain c.e. G94.8* Kelainan lain otak yang dijelaskan pada penyakit c.e. G95 Other Penyakit-penyakit spinal cord Kecuali: mielitis (G04.-) G95.0 Syringomyelia dan syringobulbia [rongga neuroglia (syrinx) di medulla spinalis (syringomyelia) atau batang otak (syringobulbia)]



649

G95.1 Mielopati vaskuler Infark akut medulla spinalis (embolik)(nonembolik) Trombosis arteri pada medulla spinalis Haematomielia Flebitis dan tromboflebitis intraspinalis nonpiogenik Edema medulla spinalis Mielopati nekrotikan subakut Kecuali: flebitis dan tromboflebitis intraspinalis, selain non-piogenic (G08) G95.2 Kompresi medulla spinalis, tidak dijelaskan G95.8 Penyakit lain yang dijelaskan pada medulla spinalis Cord bladder NOS, mielopati akibat obat atau akibat radiasi Kecuali: neurogenic bladder: NOS (N31.9), akibat sindroma cauda equina (G83.4) disfungsi neuromuskuler bladder tanpa disebut lesi medulla spinalis (N31.-) G95.9 Penyakit medulla spinalis, tidak dijelaskan Mielopati NOS G96 Kelainan lain sistem syaraf pusat G96.0 Cerebrospinal fluid leak [kebocoran cairan otak] Kecuali akibat pungsi spinalis (G97.0) G96.1 Kelainan meningen, not elsewhere classified Adhesi meningen (serebral)(spinal) G96.8 Kelainan lain yang dijelakan pada sistem syaraf pusat G96.9 Kelainan sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan G97 G97.0 G97.1 G97.2 G97.8 G97.9

Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur, NEC Kebocoran cairan serebrospinalis akibat pungsi spinalis Reaksi lain terhadap pungsi spinalis dan lumbalis Hipotensi intrakranium menyusul ‘shunting’ ventrikel Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur lain Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur, tidak dijelaskan

G98

Kelainan lain pada sistem syaraf, not elsewhere classified Kelainan sistem syaraf NOS

G99* Kelainan lain sistem syaraf pada penyakit c.e. G99.0* Neuropati otonom pada penyakit endokrin dan metabolik Neuropati otonom amyloid (E85.-†) Neuropati otonom diabetik (E10-E14†, karakter keempat .4) G99.1* Kelainan lain sistem syaraf otonom pada penyakit lain c.e. G99.2* Mielopati pada penyakit c.e. Sindroma kompresi arteri spinalis anterior dan arteri vertebralis (M47.0†) Mielopati pada: penyakit neoplasia (C00-D48†), spondilosis (M47.-†) kelainan diskus intervertebralis (M50.0†, M51.0†) G99.8* Kelainan lain sistem syaraf yang dijelaskan pada penyakit c.e



650



651

BAB VII



652

PENYAKIT-PENYAKIT MATA DAN ADNEXA (H00H59) Kecuali: Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99) Neoplasma (C00-D48) Penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90) Komplikasi hamil, melahirkan dan nifas (O00-O99) Keadaan tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-P96) Malformasi, deformasi dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99) Gejala, tanda, dan hasil klinis dan laboratorium abnormal, not elsewhere classified (R00-R99) Cedera, keracunan, dan konsekuensi lain penyebab external (S00-T98)

Bab ini mengandung blok-blok berikut: H00-H06 H10-H13 H15-H22 H25-H28 H30-H36 H40-H42 H43-H45 H46-H48 H49-H52 H53-H54 H55-H59

Kelainan kelopak, sistem lakrimalis, dan orbita Kelainan konjunctiva Kelainan sklera, kornea, iris dan korpus siliaris Kelainan lensa Kelainan khoroid dan retina Glaukoma Kelainan korpus vitreous dan bola mata Kelainan n. optikus dan jaras penglihatan Kelainan otot bola mata. gerakan binokuler, akomodasi dan refraksi Gangguan penglihatan dan kebutaan Kelainan lain pada mata dan adnexa

Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut: H03* H06* H13* H19* H22* H28* H32* H36* H42* H45* H48* H58*

Kelainan kelopak pada penyakit yang klasifikasinya di tempat lain (c.e.) Kelainan sistem lakrimalis dan orbita pada penyakit c.e. Kelainan konjungtiva pada penyakit c.e. Kelainan sklera dan kornea pada penyakit c.e. Kelainan iris dan korpus siliaris pada penyakit c.e. Katarak dan kelainan lain lensa pada penyakit c.e. Kelainan khorioretina pada penyakit c.e. Kelainan retina pada penyakit c.e. Glaukoma pada penyakit c.e. Kelainan korpus vitreus dan bola mata pada penyakit c.e. Kelainan n. optikus dan jaras penglihatan pada penyakit c.e. Kelainan lain mata dan adnexa pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan kelopak, sistem lakrimalis, dan orbita (H00-H06) H00 Hordeolum dan chalazion H00.0 Hordeolum dan peradangan-dalam lain di kelopak Abses, furuncle, atau stye pada kelopak [hordeolum = infeksi bernanah kelenjar kelopak] H00.1 Chalazion [pembesaran kelenjar meibomi akibat saluran tersumbat] 

653

H01 Peradangan lain pada kelopak H01.0 Blepharitis – radang pinggir kelopak Kecuali: blepharokonjungtivitis (H10.5) H01.1 Dermatosis [penyakit kulit] non-infeksi kelopak Lupus erythematosus diskoid, xeroderma pada kelopak Dermatitis: allergi, kontak, eksimatosa pada kelopak H01.8 Peradangan lain kelopak yang dijelaskan H01.9 Peradangan kelopak, tidak dijelaskan H02 Kelainan lain kelopak Kecuali: malformasi kongenital malformations kelopak (Q10.0-Q10.3) H02.0 Entropion dan trichiasis kelopak [Entropion - melipat ke dalam) [Trichiasis - bulu mata tumbuh ke dalam dan menggores mata] H02.1 Ectropion kelopak H02.2 Lagophthalmos [penutupan kelopak tidak sempurna] H02.3 Blepharochalasis [kelopak kaku] H02.4 Ptosis kelopak [kelopak atas lumpuh/jatuh] H02.5 Kelainan lain yang mengganggu fungsi kelopak Ankyloblepharon, blepharophimosis, retraksi kelopak Kecuali: blepharospasm (G24.5), tic organic (G25.6), tic psychogenic (F95.-) H02.6 Xanthelasma kelopak [tumor sel-sel busa berisi lemak] H02.7 Kelainan degeneratif lain kelopak dan daerah periokuli Chloasma [bintik coklat], madarosis, vitiligo pada kelopak H02.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada kelopak Hypertrichosis (rambut berlebihan) kelopak, benda asing tertahan di kelopak H02.9 Kelainan kelopak, tidak dijelaskan H03* Kelainan kelopak pada penyakit c.e. H03.0* Infestasi parasit di kelopak pada penyakit c.e. Dermatitis kelopak akibat Demodex species (B88.0†) Infestasi parasit di kelopak pada: leishmaniasis (B55.-†), onchocerciasis (B73†) loiasis (B74.3†), phthiriasis (B85.3†) H03.1* Keterlibatan kelopak pada penyakit infeksi lain c.e. Keterlibatan kelopak pada: TB (A18.4†), lepra (A30.-†), yaws (A66.-†), zoster (B02.3†) infeksi herpesvirus [herpes simplex] (B00.5†), molluscum contagiosum (B08.1†) H03.8* Keterlibatan kelopak pada penyakit lain c.e Keterlibatan kelopak pada impetigo (L01.0†) H04 Kelainan sistem lakrimalis Kecuali: malformasi kongenital sistem lakrimalis (Q10.4-Q10.6) H04.0 Dacryoadenitis Pembesaran kronis kelenjar lakrimalis H04.1 Kelainan lain kelenjar lakrimalis Dacryops, sindroma mata kering, kista atau atrofi kelenjar lakrimalis H04.2 Epiphora [air mata mengalir terus] H04.3 Radang akut dan tidak dijelaskan pada saluran lakrimalis Dacryocystitis (phlegmonosa), dacryopericystitis, canaliculitis lakrimalis



654

H04.4 H04.5 H04.6 H04.8 H04.9

akut, subakut, atau tak dijelaskan Kecuali: dacryocystitis neonatus (P39.1) Radang kronis pada saluran lakrimalis Dacryocystitis kronis, kanalikulits lakrimalis kronis, mukokel lakrimalis kronis Stenosis dan insuficiensi saluran lakrimalis Dacryolith, eversi [bagian dalam menghadap keluar] punctum lakrimalis Stenosis pada kanalikukus, duktus, atau sakkus lakrimalis Perubahan lain pada saluran lakrimalis Fistula lakrimalis Kelainan lain sistem lakrimalis Kelainan sistem lakrimalis, tidak dijelaskan

H05 Kelainan orbita Kecuali: malformasi kongenital orbita (Q10.7) H05.0 Radang akut orbita Abses, sellulitis, osteomielitis, periostitis, atau tenositis orbita H05.1 Kelainan peradangan kronis orbita Granuloma orbita H05.2 Kondisi-kondisi eksophthalmik Pergeseran letak bola mata NOS, perdarahan orbita, edema orbita H05.3 Deformitas orbita Atrofi atau eksostosis orbita H05.4 Enophthalmos H05.5 Retensi benda asing (lama) menyusul luka tembus orbita Benda asing retrobulbar H05.8 Kelainan lain orbita Kista orbita H05.9 Kelainan orbita, tidak dijelaskan H06* Kelainan sistem lakrimalis dan orbita pada penyakit c.e. H06.0* Kelainan sistem lakrimalis pada penyakit c.e. H06.1* Infestasi parasit di orbita pada penyakit c.e. Infeksi Echinococcus di orbita (B67.-†), myiasis orbita (B87.2†) H06.2* Dysthyroid exophthalmos (E05.-†) H06.3* Kelainan lain orbita pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan konjungtiva (H10-H13) H10 Konjungtivitis Kecuali: keratokonjungtivitis (H16.2) H10.0 Konjungtivitis mukopurulenta H10.1 Konjungtivitis atopika akut H10.2 Konjungtivitis akut lainnya H10.3 Konjungtivitis akut, tidak dijelaskan Kecuali: ophthalmia neonatorum NOS (P39.1) H10.4 Konjungtivitis kronis H10.5 Blepharokonjungtivitis H10.8 Konjungtivitis lain H10.9 Konjungtivitis, tidak dijelaskan 

655

H11 Kelainan lain pada konjungtiva Kecuali: keratokonjungtivitis (H16.2) H11.0 Pterygium Kecuali: pseudopterygium (H11.8) H11.1 Degenerasi dan deposit pada konjungtiva Argyrosis [argyria], concretions [pemekatan], pigmentasi, xerosis NOS di konjungtiva H11.2 Parut konjungtiva Symblepharon H11.3 Perdarahan konjungtiva Perdarahan subkonjungtiva H11.4 Kelainan dan kista pembuluh darah konjungtiva lainnya Aneurisma, hiperemia, edema pada konjungtiva H11.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada konjungtiva Pseudopterygium H11.9 Kelainan konjungtiva, tidak dijelaskan H13* Kelainan konjungtiva pada penyakit c.e. H13.0* Infeksi filaria pada konjungtiva (B74.-†) H13.1* Konjungtivitis pada penyakit infeksi dan parasit c.e. Konjungtivitis (akibat): difteri (A36.8†), meningokokus (A39.8†), gonokokus (A54.3†), chlamydia (A74.0†), herpesvirus [herpes simplex] (B00.5†), zoster (B02.3†), adenovirus follikularis (akut) (B30.1†), perdarahan (akut)(epidemik) (B30.3†), Newcastle (B30.8†), Acanthamoeba (B60.1†) H13.2* Konjungtivitis pada penyakit lain c.e. H13.3* Pemphigoid okuler (L12.-†) H13.8* Kelainan lain konjungtiva pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan sklera, kornea, iris dan korpus siliaris (H15-H22) H15 H15.0 H15.1 H15.8

Kelainan sklera Scleritis Episcleritis Kelainan lain sklera Staphyloma equator, ektasia sklera Kecuali: myopia degeneratif (H44.2) H15.9 Kelainan sklera, tidak dijelaskan H16 Keratitis H16.0 Ulkus kornea Ulkus kornea, NOS, sentral, marginal, perforata, cincin, dengan hypopyon Ulkus Mooren H16.1 Keratitis superfisialis lain tanpa konjungtivitis Keratitis: areolaris, filamenter, nummularis, stellata, striata, punktata superficialis Photokeratitis, snow blindness H16.2 Keratoconjunctivitis – radang kornea dan konjungtiva Keratoconjunctivitis: NOS, exposure, neurotrofika, phlyctenularis Keratitis superfisialis lain dengan konjungtivitis, ophthalmia nodosa, H16.3 Keratitis interstitialis dan profunda



656

H16.4 Neovascularisasi kornea Ghost vessels (kornea), pannus (kornea) H16.8 Keratitis lain H16.9 Keratitis, tidak dijelaskan H17 H17.0 H17.1 H17.8 H17.9

Corneal scars dan opacities – Parut dan keopakan kornea Adherent leukoma Keopakan kornea sentral lain Parut dan keopakan kornea lain Parut dan keopakan kornea, tidak dijelaskan

H18 Kelainan lain pada kornea H18.0 Pigmentasi dan deposit di kornea Haematokornea, cincin Kayser-Fleischer, spindel Krukenberg, garis Staehli H18.1 Keratopati bullosa H18.2 Edema kornea lainnya H18.3 Perubahan pada membran kornea Lipatan atau robekan pada membran Descemet H18.4 Degenerasi kornea Arcus senilis, band keratopathy Kecuali: ulkus Mooren (H16.0) H18.5 Hereditary corneal dystrophies Distrofi Fuchs, Distrofi: kornea, epitel, granularis, lattice, makularis H18.6 Keratokonus H18.7 Deformitas kornea lainnya Ekatasia kornea, staophyloma kornea, Descemetocele Kecuali: malformasi kongenital kornea (Q13.3-Q13.4) H18.8 Kelainan lain kornea yang dijelaskan Anaesthesia, hypaesthesia, atau erosi rekurens pada kornea H18.9 Kelainan kornea, tidak dijelaskan H19 Kelainan sklera dan kornea pada penyakit c.e. H19.0* Skleritis dan episkleritis pada penyakit c.e. Episkleritis TB (A18.5†), episkleritis sifilitika (A52.7†), skleritis Zoster (B02.3†) H19.1* Keratitis dan keratokonjungtivitis Herpesvirus (B00.5†) Keratitis dendritic dan diskiformis H19.2* Keratitis dan keratokonjungtivitis pada penyakit infeksi dan parasit lain c.e. Keratokonjungtivitis epidemika (B30.0†) Keratitis dan keratoconjunctivitis (interstitialis) pada: TB (A18.5†), syphilis (A50.3†), zoster (B02.3†), measles (B05.8†), acanthamoebiasis (B60.1†) H19.3* Keratitis dan keratokonjungtivitis pada penyakit lain c.e. Keratokonjungtivitis sicca (M35.0†) H19.8* Kelainan lain sklera dan kornea pada penyakit c.e. Keratokonus pada sindroma Down (Q90.-†) H20 Iridosiklitis H20.0 Iridosiklitis akut dan subakut Uveitis anterior, siklitis, atau iritis, yang akut, rekurens atau subakut H20.1 Iridosiklitis kronis 

657

H20.2 Iridosiklitis akibat lensa H20.8 Iridosiklitis lain H20.9 Iridosiklitis, tidak dijelaskan H21 Kelainan lain pada iris dan korpus siliaris Kecuali uveitis simpatis (H44.1) H21.0 Hyphaema [perdarahan rongga depan (aqueous humour)] Kecuali hyphaema traumatika (S05.1) H21.1 Kelainan pembuluh darah lain pada iris dan korpus siliaris Neovaskularizasasi of iris atau korpus siliaris, rubeosis iris H21.2 Degenerasi iris dan korpus siliaris Degenerasi: iris (pigment), pinggir pupil; iridoskisis, atrofi iris (essensial)(progresif), miotic pupillary cyst, translusensi iris [iris tembus pandang] H21.3 Kista iris, korpus siliaris dan anterior chamber Kista iris, korpus siliaris dan anterior chamber: NOS, eksudatif, implaantasi, parasitik Kecuali miotic pupillary cyst (H21.2) H21.4 Pupillary membranes [selaput pada pupil] Iris bombé, penyempitan pupil, penutupan pupil H21.5 Adhesi dan disrupsi lain pada iris dan korpus siliaris Goniosynechiae, iridodialysis, resesi sudut chamber Synechiae (iris): NOS, anterior, posterior Kecuali: corectopia (Q13.2) [ektopia pupil] H21.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada iris dan korpus siliaris H21.9 Kelainan pada iris dan korpus siliaris, tidak dijelaskan H22* Kelainan iris dan korpus siliaris pada penyakit c.e. H22.0* Iridosiklitis pada penyakit infeksi dan parasit c.e. Iridosiklitis pada: TB (A18.5†), sifilis (sekunder) (A51.4†), infeksi gonokokus (A54.3†) infeksi herpesvirus [herpes simplex] (B00.5†), zoster (B02.3†) H22.1* Iridosiklitis padap enyakit lain c.e. Iridosiklitis pada: sarkoidosis (D86.8†), ankylosing spondylitis (M45†) H22.8* Kelainan lain iris dan korpus siliaris pada penyakit c.e

Kelainan-kelainan lensa (H25-H28) H25 Katarak senilis Kecuali: glaukoma kapsularis dengan pseudoexfoliation lensa (H40.1) H25.0 Katarak senilis insipiens (incipient = sedang terjadi) Katarak senilis: koroner, korikalis, punktata Katarak senilis polaris subkapsularis (anterior)(posterior), water clefts H25.1 Katarak neuklearis senilis Cataracta brunescens, katarak sklerosis nuklearis H25.2 Katarak senilis, tipe morgagni Katarak hipermatur senilis H25.8 Katarak senilis lainnya Bentuk-bentuk gabungan katarak senilis H25.9 Katarak senilis, tidak dijelaskan H26

Katarak lain



658

Kecualikatarak kongenital (Q12.0) H26.0 Katarak infantil, juvenile [remaja] dan presenilis H26.1 Katarak traumatika H26.2 Katarak komplikasi Katarak: pada iridosiklitis kronis, akibat kelainan mata Glaucomatous flecks (subcapsular) H26.3 Katarak akibat obat H26.4 After-cataract Katarak sekunder, cincin Soemmerring H26.8 Katarak lain yang dijelaskan H26.9 Katarak, tidak dijelaskan H27 Kelainan lain pada lensa Kecuali: malformasi kongenital lensa (Q12.-), pseudophakia (Z96.1), komplikasi mekanis dari lensa intraokuli (T85.2) H27.0 Aphakia [tanpa lensa] H27.1 Dislokasi lensa H27.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada lensa H27.9 Kelainan lensa, tidak dijelaskan H28* Katarak dan kelainan lain lensa pada penyakit c.e. H28.0* Katarak diabetes (E10-E14†, karakter keempat .3) H28.1* Katarak pada penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik lainnya Katarak pada hipoparatiroidisme (E20.-†), katarak malnutrisi-dehidrasi (E40-E46†) H28.2* Katarak pada penyakit lain c.e. Katarak myotonik (G71.1†) H28.8* Kelainan lain lensa pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan khoroid dan retina (H30-H36) H30 Peradangan khorioretina H30.0 Peradangan khorioretina terfokus Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis terfokus H30.1 Peradangan khorioretina disseminata Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis disseminata Kecuali retinopati exudatif (H35.0) H30.2 Siklitis posterior Pars planitis H30.8 Peradangan khorioretina lainnya Penyakit Harada H30.9 Peradangan khorioretina, tidak dijelaskan Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis NOS H31 Kelainan-kelainan lain khoroid H31.0 Parut khorioretina Parut makula di kutub posterior (pasca-radang)(pasca-trauma), retinopati solaris H31.1 Degenerasi khoroid Atrofi atau sklerosis khoroid Kecuali: angioid streaks (H35.3) 

659

H31.2 Distrofi khoroid herediter Choroideremia, gyrate atrophy pada choroid Dystrophy, choroidal (central areolar)(umum)(peripapillaris) Kecuali: ornithinaemia (E72.4) H31.3 Perdarahan dan ruptur khoroid Perdarahan khoroid: NOS, expulsif H31.4 Pelepasan khoroid H31.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada choroid H31.9 Kelainan choroid, tidak dijelaskan H32* Kelainan-kelainan khorioretina pada penyakit c.e. H32.0* Radang khorio-retina pada penyakit infeksi dan parasit c.e. Chorioretinitis: TB (A18.5†), sifilis lanjut (A52.7†), toxoplasma (B58.0†) H32.8* Kelainan lain khorio-retina pada penyakit c.e. H33 Pelepasan dan robekan retina Kecualipelepasan epitel pigment retina (H35.7) H33.0 Pelepasan retina dengan robekan retina Pelepasan retina rhegmatogenosa H33.1 Retinoschisis kista retina Kista ora serrata, psudokista retina, kista parasit retina NOS Kecuali: retinoskisis kongenital (Q14.1), degenerasi microkistoid retina (H35.4) H33.2 Pelepasan retina serosa Pelepasan retina: NOS, tanpa robekan retina Kecuali: khorioretinopati serosa sentralis (H35.7) H33.3 Robekan retina tanpa pelepasan Robekan retina NOS, operkulum, robek horseshoe atau round hole tanpa pelepasan Kecuali: parut khorioretina menyusul bedah pelepasan retina (H59.8) degenerasi retina perifer tanpa robekan (H35.4) H33.4 Pelepasan retina akibat tarikan (traksi) Vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina H33.5 Pelepasan retina lainnya H34 Sumbatan pembuluh darah retina Kecuali amaurosis fugax (G45.3) H34.0 Sumbatan a. retina sementara H34.1 Sumbatan a. retina sentralis H34.2 Sumbatan a. retina lainnya Sumbatan a. retina pada cabang, sebagian, dengan mikroembolisme Plaque Hollenhorst H34.8 Sumbatan pembuluh darah retina lainnya Sumbatan v. retina: sentralis, insipient, sebagian, cabang-cabang H34.9 Sumbatan pembuluh darah retina, tidak dijelaskan H35 Kelainan lain pada retina H35.0 Background retinopathy dan perubahan pembuluh darah retina Perubahan bentuk pembuluh darah retina



660

H35.1 H35.2 H35.3

H35.4 H35.5 H35.6 H35.7 H35.8 H35.9

Mikroaneurisma, neovaskularisasi, perivaskulitis, varises, vascular sheathing, atau vasculitis pada retina Retinopathy: NOS, background NOS, Coats, exudatif, hipertensif Retinopathy pada prematuritas Fibroplasia retrolentis [belakang lensa] Retinopati proliferatif lainnya Vitreo-retinopati proliferatif Kecuali: vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina (H33.4) Degenerasi makula dan kutub posterior Angioid streaks, cyst, Drusen (degeneratif), hole, atau puckering pada macula Degenerasi Kuhnt-Junius, makulopati toksik Degenerasi makula senilis (atrophic)(exudative) Degeneration retina perifer Degeneration, retina: NOS, lattice, microcystoid, palisade, paving stone, reticular Kecuali: dengan robekan retina (H33.3) Hereditary retinal dystrophy Dystrophy: tapetoretinal, vitreoretinal, retinal (albipunctate)(pigmentary)(vitelliform) Retinitis pigmentosa, penyakit Stargardt Perdarahan retina Pemisahan lapisan-lapisan retina Khorioretinopati serosa sentralis, pelepasan epitel pigment retina Kelainan lain yang dijelaskan pada retina Kelainan retina, tidak dijelaskan

H36* Kelainan-kelainan pada penyakit c.e. H36.0* Retinopati diabetikum (E10-E14† , angka keempat .3) H36.8* Kelainan lain retina pada penyakit c.e. Retinopati sickle-cell proliferatif (D57.- †), retinopati aterosklerotik (I70.8†) Distrofi retina pada kelainan penyimpanan lipid (E75.- †),

Glaukoma (H40-H42) H40 Glaukoma Kecuali: glaukoma absolut (H44.5), traumatika akibat cedera lahir (P15.3), kongenital (Q15.0) H40.0 Glaukoma suspect [tersangka glaukoma] Hipertensi okuli H40.1 Primary open-angle glaukoma Glaukoma (primer)(residual stage): kapsularis dengan pseudoexfoliasi lensa, pigment, chronic simple, tekanan rendah H40.2 Primary angle-closure glaukoma Angle-closure glaukoma (primary)(residual stage):: akut, kronis, intermittent H40.3 Glaukoma akibat trauma mata H40.4 Glaukoma akibat peradangan mata H40.5 Glaukoma akibat kelainan-kelainan mata lainnya H40.6 Glaukoma akibat obat-obatan H40.8 Glaukoma lainnya H40.9 Glaukoma, tidak dijelaskan H42* Glaukoma pada penyakit c.e. 

661

H42.0* Glaukoma pada penyakit endokrin, gizi, dan metabolik Glaukoma pada: sindroma Lowe (E72.0†), amyloidosis (E85.-†) H42.8* Glaukoma pada penyakit lain c.e. Glaukoma in onchocerciasis (B73†)

Kelainan-kelainan korpus vitreous dan bola mata (H43-H45) H43 Kelainan-kelainan korpus vitreous H43.0 Prolaps vitreous Kecuali: Sindroma vitreous menyusul operasi katarak (H59.0) H43.1 Perdarahan vitreous H43.2 Deposit kristal pada korpus vitreous H43.3 Keopakan vitreous lainnya Selaput dan benang-benang vitreous H43.8 Kelainan-kelainan lain korpus vitreous Degenerasi atau pelepasan vitreous Kecuali: vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina (H33.4) H43.9 Kelainan korpus vitreous, tidak dijelaskan H44 Kelainan bola mata Termasuk kelainan-kelainan lain yang mengganggu berbagai struktur mata H44.0 Endophthalmitis purulenta Panophthalmitis, abses vitreous H44.1 Endophthalmitis lainnya Endophthalmitis parasit NOS, uveitis simpatis H44.2 Myopia degeneratif H44.3 Kelainan degeneratif lain bola mata Chalcosis, siderosis mata H44.4 Hipotonia mata H44.5 Kondisi-kondisi degenerasi bola mata Glaukoma absolut, atrofi bola mata, phthisis [TB] bulbi H44.6 Retensi benda asing (lama) intraokuli, magnetik Retensi benda asing magnetik (lama) (pada): anterior chamber, kropus siliaris, iris, lensa, dinding belakang bola mata, korpus vitreous H44.7 Retensi benda asing intraokuli, nonmagnetik Retensi benda asing (lama) (nonmagnetik) (pada): anterior chamber, kropus siliaris, iris, lensa, dinding belakang bola mata, korpus vitreous H44.8 Kelainan-kelainan lain bola mata Haemophthalmos, luxasio bola mata H44.9 Kelainan bola mata, tidak dijelaskan H45* Kelainan korpus vitreous dan bola mata pada penyakit c.e. H45.0* Perdarahan vitreous pada penyakit c.e. H45.1* Endophthalmitis pada penyakit c.e. Endophthalmitis pada: cysticercosis (B69.1†), onchocerciasis (B73†), toxocariasis (B83.0†) H45.8* Kelainan-kelainan lain korpus vitreous dan bola mata pada penyakit c.e 

662

Kelainan-kelainan n. optikus dan jaras penglihatan (H46-H48) H46 Neuritis optikus Neuropati optik, kecuali jenis ischaemic; papillitis optik, neuritis retrobulbar NOS Kecuali: neuropati optik iskemik (H47.0), neuromyelitis optik [Devic] (G36.0) H47 Kelainan-kelainan lain n. optikus (NC II) dan jaras penglihatan H47.0 Kelainan-kelainan n. optikus, not elsewhere classified Kompresi n. optikus, perdarahan pada pelapis optic nerve, neuropati optik iskemik H47.1 Papilloedema, tidak dijelaskan H47.2 Atrofi optik Temporal pallor [pucat sementara] pada diskus optikus H47.3 Kelainan-kelainan lain diskus optikus Drusen diskus optikus, pseudopapilloedema H47.4 Kelainan chiasma opticum H47.5 Kelainan lain jaras penglihatan Kelainan traktus optikus, nc.geniculatum dan radiatio opticum H47.6 Kelainan-kelainan visual cortex H47.7 Kelainan jaras penglihatan, tidak dijelaskan H48 Kelainan lain NC II dan jaras penglihatan pada penyakit c.e. H48.0* Atrofi optik pada penyakit c.e. Atrofi optik pada sifilis lanjut (A52.1†) H48.1* Neuritis retrobulbar pada penyakit c.e. Neuritis retrobulbar pada: infeksi meningokokus (A39.8†), sifilis lanjut (A52.1†), multiple sclerosis (G35†) H48.8* Kelainan lain NC II dan jaras penglihatan pada penyakit c.e.

Kelainan otot mata, gerak binokuler, akomodasi, refraksi (H49-H52) Kecualinystagmus dan gerakan irregular mata lainnya (H55) H49 Strabismus paralitik Kecuali: ophthalmoplegia: supranuklearis progresif (G23.1), ophthalmoplegia internuklearis (H51.2), ophthalmoplegia internal (H52.5) H49.0 Kelumpuhan NC III [n. oculomotorius] H49.1 Kelumpuhan NC IV [n. trochlearis] H49.2 Kelumpuhan NC VI [n. abducent] H49.3 Ophthalmoplegia (external) total H49.4 Ophthalmoplegia external progressif H49.8 Strabismus paralitik lainnya Ophthalmoplegia external NOS, sindroma Kearns-Sayre H49.9 Strabismus paralitik, tidak dijelaskan H50 Strabismus lainnya H50.0 Strabismus konvergens konkomitant [serentak] Esotropia (bergantian)(monokuler), kecuali intermittent H50.1 Strabismus divergens konkomitant strabismus - serentak Exotropia (bergantian)(monokuler), kecuali intermittent H50.2 Strabismus vertikal



663

Hypertropia, hypotropia H50.3 Intermittent heterotropia Intermittent esotropia atau exotropia (bergantian) (monocular) H50.4 Heterotropia lainnya dan yang tidak dijelaskan Strabismus konkomitant NOS, cyclotropia, microtropia, sindroma monofixasi H50.5 Heterophoria (phoria = strabismus laten) Hyperphoria alternans, esophoria, exophoria H50.6 Strabismus mekanis Sindroma Brown's sheath, strabismus akibat adhesi, Hambatan gerak otot mata akibat trauma H50.8 Other specified strabismus Sindroma Duane H50.9 Strabismus, tidak dijelaskan H51 H51.0 H51.1 H51.2 H51.8 H51.9

Kelainan-kelainan lain gerakan binokuler (dua mata) Kelumpuhan conjugate gaze Insufisiensi dan berlebihannya konvergensi Ophthalmoplegia internuklearis Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada gerakan binokuler Kelainan gerakan binokuler, tidak dijelaskan

H52 Kelainan refraksi dan akomodasi H52.0 Hypermetropia [titik fokus di belakang retina] H52.1 Myopia [titik fokus di depan retina] Kecuali myopia degeneratif (H44.2) H52.2 Astigmatism [titik fokus tidak menyatu] H52.3 Anisometropia [fokus tidak seimbang] dan aniseikonia [ukuran bayangan berbeda] H52.4 Presbyopia [hypermetropia untuk pandangan dekat] H52.5 Kelainan-kelainan akomodasi Ophthalmoplegia internal (complete)(total) Paresis atau spasme akomodasi H52.6 Kelainan-kelainan refraksi lainnya H52.7 Kelainan refraksi, tidak dijelaskan

Gangguan visus dan kebutaan (H53-H54) H53 Gangguan visus H53.0 Amblyopia (penurunan daya penglihatan) ex anopsia Amblyopia: anisometropia, deprivasi, strabismik H53.1 Gangguan penglihatan subjektif Metamorphopsia [objek terlihat distorsi], Scintillating scotoma [bintik buta berpindah-pindah], Asthenopia [kelelahan mata], Day blindness, hemeralopia [lebih mudah melihat pada cahaya yang kurang], Photophobia [tak menyukai cahaya], Visual halos [area kosong penglihatan], sudden visual loss [visus hilang mendadak], Kecuali halusinasi visual (R44.1) H53.2 Diplopia 

664

Double vision [penglihatan kembar] H53.3 Kelainan lain penglihatan binokuler Korespondensi abnormal retina, suppresi penglihatan binokuler Fusi dengan stereopsis cacad, persepsi visual simultan tanpa fusi, H53.4 Defek lapangan pandang Pembesaran bintik buta Penyempitan umum lapangan pandang Hemianop(s)ia (heteronymous)(homonymous) Quadrant anop(s)ia Scotoma:. arkuata, Bjerrum, sentral, cincin H53.5 Defisiensi penglihatan warna Achromatopsia, defisiensi penglihatan warna didapat, buta warna Deuteranomaly, deuteranopia [ buta hijau], Protanomaly, protanopia [buta merah], Tritanomaly, tritanopia [buta biru] Kecuali day blindness (H53.1) H53.6 Night blindness [rabun senja] Kecuali akibat defisiensi vitamin A (E50.5) H53.8 Gangguan penglihatan lainnya H53.9 Gangguan penglihatan, tidak dijelaskan H54 Blindness dan low vision – kebutaan dan penglihatan rendah Note: Untuk definisi kategori gangguan penglihatan lihat tabel di bawah Kecuali: amaurosis fugax (G45.3) H54.0 Buta, kedua mata Kategori gangguan visus 3, 4, 5 pada kedua mata. H54.1 Buta pada satu mata, rabun pada mata lainnya Kategori gangguan visus 3, 4, 5 pada satu mata, dan kategori 1 atau 2 pada mata lainnya. H54.2 Rabun, kedua mata Kategori gangguan visus 1 atau 2 pada kedua mata. H54.3 Unqualified visual loss, pada kedua mata Kategori gangguan visus 9 pada kedua mata. H54.4 Buta, satu mata Kategori gangguan visus 3, 4, 5 pada satu mata [visus normal pada mata lainnya]. H54.5 Rabun, satu mata Kategori gangguan visus 1 or 2 pada satu mata [visus normal pada mata lainnya]. H54.6 Unqualified visual loss, satu mata Kategori gangguan visus 9 pada satu mata [visus normal pada mata lainnya]. H54.7 Visual loss yang tidak dijelaskan Kategori gangguan penglihatan 9 NOS. Catatan khusus dari Volume 2 untuk kategori H54 Kode ini tidak digunakan untuk kondisi utama kalau penyebabnya tercatat, kecuali kalau episode perawatan adalah untuk kebutaan itu sendiri. Sebagai penyebab, H54.- bisa digunakan sebagai kode tambahan. Tabel berikut memberikan klasifikasi beratnya gangguan visus yang dianjurkan oleh WHO Study Group on the Prevention of Blindness, Geneva, 6-10 November l972. 

665

Istilah rabun (“low vision”) pada kategori H54 sesuai dengan kategori 1 dan 2; buta (“blindness”) dengan kategori 3, 4 dan 5, dan "unqualified visual loss" dengan kategori 9. Kalau luas lapangan pandang diperhitungkan, pasien dengan derajat lapangan >50 dan ≤100 di sekitar fiksasi sentral harus masuk kategori 3, dan pasien dengan lapangan pandang ≤5 0 harus masuk kategori 4, walau pun ketajaman sentralnya tidak terganggu.

Kategori gangguan penglihatan

Ketepatan penglihatan dengan koreksi terbaik yang mungkin Maximum kurang dari

1

6/18 3/10 (0.3): 20/70 6/60 1/10 (0.1) 20/200 3/60 1/20 (0.05) 20/400 1/60 (hitung jari 1 meter) 1/50 (0.02) 5/300 Tidak ada persepsi cahaya Tidak bisa ditentukan atau tidak dinyatakan

2 3 4 5 9

Ketepatan penglihatan dengan koreksi terbaik yang mungkin Minimum sama atau lebih baik daripada 6/60 1/10 (0.1) 20/200 3/60 1/20 (0.05) 20/400 1/60 (hitung jari pada 1 meter) 1/50 (20/1200) 5/300 (20/1200) Persepsi cahaya Tidak ada persepsi cahaya Tidak bisa ditentukan atau tidak dinyatakan

KELAINAN-KELAINAN LAIN PADA MATA DAN ADNEXA (H55-H59) H55 Nystagmus dan gerakan irregulaer lain pada mata Nystagmus: NOS, kongenital, deprivasition, dissosiasi, latent H57 H57.0 H57.1 H57.8 H57.9

Kelainan-kelainan lain pada mata dan adnexa Kelainan fungsi pupil Nyeri mata Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada mata dan adnexa Kelainan mata dan adnexa, tidak dijelaskan

H58* Kelainan-kelainan lain mata dan adnexa pada penyakit c.e. H58.0* Kelainan fungsi pupil pada penyakit c.e. Fenomena atau pupil Argyll Robertson, sifilis (A52.1†) H58.1* Gangguan penglihatan pada penyakit c.e. H58.8* Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada mata dan adnexa pada penyakit c.e. Okulopati sifilitika NEC: kongenital dini (A50.0†), kongenital lanjut (A50.3†) dini (sekunder) (A51.4†), lanjut (A52.7†) H59

Kelainan-kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur, NEC 

666

Kecuali:

komplikasi mekanis dari: lensa intraokuli (T85.2) alat prostetik, implant, dan graft mata lainnya (T85.3) pseudophakia (Z96.1) H59.0 Sindroma vitreous menyusul operasi katarak H59.8 Kelainan-kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur lainnya Parut khorioretina menyusul operasi terhadap pelepasan retina H59.9 Kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur, tidak dijelaskan



667

BAB VIII. PENYAKIT-PENYAKIT TELINGA DAN PROSESUS MASTOIDEUS (H60-H95) Kecuali: penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99) neoplasma (C00-D48) penyakit endokrin, nutrisi, dan metabolik (E00-E90) komplikasi hamil, melahirkan, dan puerperium (O00-O99) kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-P96) malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99) gejala, tanda, dan penemuan klinis dan laboratorium abnormal, NEC (R00-R99) injury, poisoning dan konsekuensi tertentu lain dari penyebab eksterna (S00-T98)

Chapter ini berisi blok-blok berikut: H60-H62 H65-H75 H80-H83 H90-H95

Penyakit-penyakit external ear Penyakit-penyakit middle ear dan mastoid Penyakit-penyakit inner ear Other Kelainan-kelainan of ear

Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut: H62* H67* H75* H82* H94*

Gangguan telinga luar pada penyakit c.e Otitis media pada penyakit c.e Gangguan lain telinga tengah dan mastoid pada penyakit c.e Sindorma vertiginosa pada penyakit c.e Gangguan lain telinga pada penyakit c.e

Penyakit-penyakit telinga luar (H60-H62) H60 Otitis externa H60.0 Abses telinga luar Vesikel, karbunkel, furunkel pada aurikula atau liang telinga luar H60.1 Sellulitis telinga luar Sellulitis: aurikula, liang telinga luar H60.2 Otitis externa maligna H60.3 Otitis externa infektif lainnya Otitis externa diffusa, otitis externa haemorrhagika, Swimmer's ear H60.4 Cholesteatoma telinga luar Keratosis obturans (saluran) telinga luar H60.5 Otitis externa akut, noninfektif Otitis externa akut: NOS, aktinik, kimiawi, kontak, eksematoid, reaktif H60.8 Otitis externa lainnya Otitis externa kronis NOS H60.9 Otitis externa, tidak dijelaskan H61 Kelainan-kelainan lain telinga luar H61.0 Perikhondritis telinga luar 

668

H61.1 H61.2 H61.3 H61.8 H61.9

Chondrodermatitis nodularis chronica helicis Perichondritis pada: aurikula, pinna Kelainan daun telinga non-infektif Deformitas didapatpada: aurikula, pinna Kecuali: cauliflower ear (M95.1) Impacted cerumen Lilin dalam telinga Stenosis didapat pada liang telinga luar Kollaps liang telinga luar Kelainan-kelainan yang dijelaskan pada telinga luar Exostosis liang telinga luar Kelainan telinga luar, tidak dijelaskan

H62* Kelainan telinga luar pada penyakit c.e. H62.0* Otitis externa pada penyakit bakteri c.e Otitis externa pada erysipelas (A46†) H62.1* Otitis externa pada penyakit virus c.e Otitis externa pada infeksi herpesviral [herpes simplex] (B00.1†), zoster (B02.8†) H62.2* Otitis externa pada mikosis Otitis externa pada aspergillosis (B44.8†), candidiasis (B37.2†) Otomycosis NOS (B36.9†) H62.3* Otitis externa pada penyakit infeksi dan parasit lainnya c.e. H62.4* Otitis externa pada penyakit lainnya c.e. Otitis externa pada impetigo (L01.-†) H62.8* Kelainan-kelainan lain telinga luar pada penyakit c.e.

Penyakit-penyakit telinga tengah dan mastoid (H65-H75) H65 Otitis media tanpa nanah (nonsuppuratif) Termasuk: with myringitis (radang membran tympani) H65.0 Otitis media serosa akut Otitis media sekretori akut dan subakut H65.1 Otitis media akut nonsuppuratif lainnya Otitis media, akut dan subakut: allergika (mukoid)(sanguinosa)(serosa), mukoid, nonsuppuratif NOS, sanguinosa, seromusinosa Kecuali: otitis media (akut) NOS (H66.9), otitik barotrauma (T70.0) H65.2 Otitis media serosa kronis Chronic tubotympanal catarrh H65.3 Otitis media mukoid kronis Otitis media, kronis: musinosa, sekretoris, transudatif; glue ear Kecuali: penyakit telinga tengah adhesif (H74.1) H65.4 Otitis media nonsuppuratif kronis lainnya Otitis media, kronis: allergika, nonsuppuratif NOS, dengan effusi (nonpurulenta), eksudatif, seromusinosa H65.9 Otitis media nonsuppuratif, tidak dijelaskan Otitis media: allergika, dengan effusi (nonpurulenta), katarrhalis, eksudatif, mukoid, sekretoris, seromusinosa, serosa, transudatif H66

Otitis media suppuratif dan tidak dijelaskan 

669

Termasuk: dengan myringitis H66.0 Otitis media suppuratif akut H66.1 Otitis media suppuratif tubotimpani kronis Otitis media suppuratif kronis ringan Penyakit tubotimpani kronis H66.2 Otitis media suppuratif attico-antral kronis Penyakit attico-antral kronis H66.3 Otitis media suppuratif kronis lainnya Otitis media suppuratif kronis NOS H66.4 Otitis media suppuratif, tidak dijelaskan Otitis media purulenta NOS H66.9 Otitis media, tidak dijelaskan Otitis media NOS, akut NOS, kronik NOS H67* Otitis media pada penyakit c.e. H67.0* Otitis media pada penyakit bakteri c.e Otitis media pada: TB (A18.6†), scarlet fever (A38†) H67.1* Otitis media pada penyakit virus c.e Otitis media pada: measles (B05.3†), influenza (J10-J11†) H67.8* Otitis media pada penyakit lain c.e H68 Eustachian salpingitis dan obstruction H68.0 Eustachian salpingitis – peradangan tuba Eustachius H68.1 Obstruksi tuba Eustachius Kompresi, stenosis, striktura tuba Eustachius H69 H69.0 H69.8 H69.9

Gangguan lain Eustachian tube Patulous Eustachian tube [terbuka karena regangan] Kelainan-kelainan yang dijelaskan pada tuba Eustachius Kelainan tuba Eustachius, tidak dijelaskan

H70 Mastoiditis dan kondisi terkait H70.0 Mastoiditis akut Abses atau empyem masoid H70.1 Mastoiditis kronis Karies atau fistula mastoid H70.2 Petrositis Peradangan os. Petrosus (acute)(chronic) H70.8 Mastoiditis dan kondisi terkait lainnya H70.9 Mastoiditis, tidak dijelaskan H71 Cholesteatoma telinga tengah Cholesteatoma tympani Kecuali: cholesteatoma telinga luar (H60.4) cholesteatoma rekurens pada rongga pasca-mastoidektomi (H95.0) H72 Perforasi membrana timpani Termasuk: perforasi gendang telinga: persisten pasca trauma, pasca peradangan Kecuali: ruptur traumatika gendang telinga (S09.2) H72.0 Perforasi membran tympani bagian sentral 

670

H72.1 Perforasi membran tympani bagian attic (atas) Perforasi pars flaccida H72.2 Perforasi pinggir lainnya pada membran tympani H72.8 Perforasi lainnya pada membran tympani Perforasi membran tympani: ganda atau total H72.9 Perforasi membran tympani, tidak dijelaskan H73 Kelainan-kelainan lain membran timpani H73.0 Acute myringitis / Acute tympanitis Timpanitis akut, miringitis bullosa Kecuali: dengan otitis media (H65-H66) H73.1 Myringitis kronis Tympanitis kronis Kecuali: dengan otitis media (H65-H66) H73.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada membran timpani H73.9 Kelainan membran timpani, tidak dijelaskan H74 Kelainan-kelainan lain telinga tengah dan mastoid H74.0 Tympanosclerosis H74.1 Penyakit telinga tengah adhesif Otitis adhesif Kecuali: glue ear (H65.3) H74.2 Diskontinuitas dan dislokasi tulang-tulang pendengaran H74.3 Kelainan tulang-tulang pendengaran didapat lainnya Ankylosis atau kehilangan sebagian tulang-tulang pendengaran H74.4 Polyp telinga tengah H74.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada telinga tengah dan mastoid H74.9 Kelainan telinga tengah dan mastoid, tidak dijelaskan H75* Kelainan-kelainan lain telinga tengah dan mastoid pada penyakit c.e. H75.0* Mastoiditis pada penyakit infeksi dan parasit c.e. Mastoiditis TB (A18.0†) H75.8* Kelainan lain telinga tengah dan mastoid yang dijelaskan pada penyakit c.e.

Penyakit-penyakit telinga dalam (H80-H83) H80 Otosklerosis Termasuk: otospongiosis H80.0 Otosklerosis yang melibatkan foramen ovale, nonobliteratif H80.1 Otosklerosis yang melibatkan foramen ovale, obliteratif H80.2 Otosklerosis kokhlearis Otosklerosis yangmelibatkan: kapsul otik, foramen ovale H80.8 Otosklerosis lainnya H80.9 Otosklerosis, tidak dijelaskan H81 Kelainan-kelainan fungsi vestibulum Kecuali: vertigo: NOS (R42), epidemik (A88.1) H81.0 Penyakit Méniere



671

Hidrops labirinth, sindroma atau vertigo Meniere H81.1 Vertigo paroksismal ringan H81.2 Neuronitis vestibularis H81.3 Vertigo perifer lainnya Sindroma Lermoyez Vertigo: aura, otogenik, perifer NOS H81.4 Vertigo yang berasal dari sentral Nystagmus posisional sentralis H81.8 Kelainan-kelainan lain fungsi vestibulum H81.9 Kelainan fungsi vestibulum, tidak dijelaskan Sindroma vertiginosa NOS H82* Sindroma vertiginosa pada penyakit c.e. H83 H83.0 H83.1 H83.2

Penyakit-penyakit telinga dalam lainnya Labyrinthitis Fistula labirinth Disfungsi labirinth Hipersensitivitas, hipofungsi, hilangnya fungsi labirinth H83.3 Efek-efek bising terhadap telinga dalam Trauma akustik, penurunan pendengaran akibat bising H83.8 Penyakit-penyakit lain yang dijelaskan pada telinga dalam H83.9 Penyakit-penyakit telinga dalam, tidak dijelaskan

Kelainan-kelainan lain pada telinga (H90-H95) Catatan khusus dari Volume 2 untuk H90-H91: Hearing loss Kode-kode ini tidak digunakan sebagai kode kondisi utama kalau penyebabnya diketahui, kecuali kalau episode perawatan adalah untuk kehilangan pendengaran itu sendiri. Untuk mengkode penyebab, H90.- atau H91.- bisa digunakan sebagai kode tambahan. H90 Tuli konduktif dan sensorineural Termasuk: tuli kongenital Kecuali: deaf mutism [bisu-tuli] NEC (H91.3), tuli NOS (H91.9) tuli: akibat bising (H83.3), ototoksik (H91.0) mendadak (idiopathic) (H91.2), NOS (H91.9) H90.0 Tuli konduktif, bilateral H90.1 Tuli konduktif unilateral; sisi kontralateral baik H90.2 Tuli konduktif, tidak dijelaskan Tuli konduktif NOS H90.3 Tuli sensorineural, bilateral H90.4 Tuli sensorineural unilateral; sisi kontralateral baik H90.5 Tuli sensorineural, tidak dijelaskan Tuli sensorineural NOS, tuli kongenital NOS Tuli: sentral, neural, perseptif, atau sensoris NOS H90.6 Tuli campur konduktif dan sensorineural, bilateral H90.7 Tuli campur konduktif dan sensorineural unilateral; sisi kontralateral baik H90.8 Tuli campur konduktif dan sensorineural, tidak dijelaskan H91

Tuli lainnya 

672

Kecuali:

H91.0 H91.1 H91.2 H91.3 H91.8 H91.9

tuli psikogenik (F44.6), impacted cerumen (H61.2), tuli akibat bising (H83.3) tuli menurut klasifikasi pada H90.-, tuli iskemik sementara (H93.0) persepsi pendengaran abnormal (H93.2) Tuli ototoksik Presbycusis [tuli sensorineural pada penuaan] Presbyacusia Tuli idiopatik mendadak Tuli mendadak NOS Bisu-tuli, not elsewhere classified Tuli lain yang dijelaskan Tuli, tidak dijelaskan Deafness: NOS, frekuensi tinggi, frekuensi rendah

H92 Otalgia dan effusi telinga H92.0 Otalgia H92.1 Otorrhoea Kecuali: bocoran cerebrospinal fluid melalui telinga (G96.0) H92.2 Otorrhagia [perdarahan melalui telinga luar] Kecuali: otorrhagia traumatika. H93 Kelainan-kelainan lain telinga, not elsewhere classified H93.0 Kelainan-kelainan degeneratif dan vaskular pada telinga Tuli iskemik sementara Kecuali: presbycusis (H91.1) H93.1 Tinnitus H93.2 Persepsi pendengaran abnormal lainnya Auditory recruitment [pendengaran berlebih dari yang ada] Diplacusis [pendengaran beda antara kedua telinga, pendengaran ganda] Hyperacusis [sangat sensitif terhadap suara] Perubahan ambang pendengaran sementara Kecuali: hallusinasi auditorius (R44.0) H93.3 Kelainan-kelainan n. akustikus Kelainan NC VIII H93.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada telinga H93.9 Kelainan telinga, tidak dijelaskan H94* Kelainan-kelainan lain telinga pada penyakit c.e. H94.0* Neuritis akustikus pada penyakit infeksi dan parasit c.e. Neuritis akustikus pada sifilis (A52.1†) H94.8* Gangguan lain telinga yang dijelaskan pada penyakit c.e. H95 Kelainan pasca-prosedur telinga dan prosesus mastoideus, NEC H95.0 Kholesteatoma rekuren pada rongga pasca-mastoidectomi H95.1 Kelainan lain menyusul mastoidectomi Peradangan kronis, granulasi, kista mukosa: pada rongga pasca-mastoidectomi H95.8 Kelainan-kelainan pasca prosedur lain pada telinga dan prosesus mastoideus 

673

H95.9 Kelainan pasca prosedur pada telinga dan prosesus mastoideus, tidak dijelaskan



674

BAB IX. PENYAKIT-PENYAKIT SISTEM SIRKULASI (I00-I99) Kecuali: penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99) neoplasma (C00-D48) menyakit endokrin, nutrisi dan metabolik (E00-E90) serangan iskemik otak sementara dan sindroma yang terkait (G45.-) kelainan jaringan penyambung sistemik (M30-M36) komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas (O00-O99) kondisi tertentu yang dimulai pada masa perinatal (P00-P96) malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99) tanda, gejala, dan penemuan klinis dan laboratorium abnormal, n.e.c. (R00-R99) cedera, keracunan dan konsekwensi lain tertentu dari penyebab luar (S00-T98)

Bab ini berisi blok-blok berikut: I00-I02Demam rematik akut I05-I09Penyakit jantung rematik kronik I10-I15Penyakit hipertensi I20-I25Penyakit jantung iskemik I26-I28Penyakit jantung paru dan penyakit sirkulasi paru-paru I30-I52Bentuk-bentuk lain penyakit jantung I60-I69Penyakit serebrovaskuler I70-I79Penyakit arteri, arteriol, dan kapiler I80-I89Penyakit vena, pembuluh limfe, dan kelenjar limfe, n.e.c. I95-I99Kelainan sistem sirkulasi lain dan tak dijelaskan

Kategori asterisk untuk bab ini tersedia sebagai berikut: I32* I39* I41* I43* I52* I68* I79* I98*

Perikarditis pada penyakit c. e. Endokarditis dan kelainan katup jantung pada penyakit c. e. Miokarditis pada penyakit c. e. Kardiomiopati pada penyakit c. e. Kelainan jantung lainnya pada penyakit c. e. Kelainan serebrovaskuler pada penyakit c. e. Kelainan arteri, arteriol dan kapiler pada penyakit c. e. Kelainan sistem sirkulasi lain pada penyakit c. e.

Demam rematik akut (I00-I02) I00 Demam rematik tanpa disebutkan keterlibatan jantung. Arthritis rematik, akut atau subakut I01 Demam rematik dengan keterlibatan jantung Kecuali: penyakit-penyakit kronik yang asal-usulnya rematik (I05-I09), kecuali kalau demam rematik terdapat pula atau kalau ada bukti munculnya kembali atau adanya aktifitas



675

proses rematik. Pada kasus dengan keraguan tentang aktifitas rematik pada waktu kematian, rujuk aturan pengkodean mortalitas pada Volume 2. Volume 2 Demam rematik (I00-I02) atau penyakit jantung rematik (I05-I09) yang dilaporkan ‘disebabkan oleh’ apa pun penyakit selain demam skarlet (A38), septikemia streptokokus (A40.-), radang farings karena streptokokus (J02.0), dan tonsilitis akut (J03.-) adalah sangat musykil, Kalau tidak ada pernyataan bahwa proses rematik bersifat aktif pada saat kematian, anggap kondisi itu aktif kalau kondisi jantung (selain kondisi terminal dan endokarditis bakteri) yang dianggap rematik atau akibat demam rematik dinyatakan akut atau subakut. Tanpa pernyataan ini, istilah ‘karditis’, ‘endokarditis’, ‘penyakit jantung’, ‘miokarditis’, dan ‘pankarditis’ bisa dianggap akut kalau interval antara onset dan kematian <1 tahun, atau kalau interval tidak disebutkan, usia kematian di bawah 15 tahun. ‘Perikarditis’ dapat dianggap akut pada usia berapa saja. I01.0 Perikarditis rematik akut Setiap kondisi pada I00 dengan perikarditis Perikarditis rematik (akut) Kecuali: kalau tidak dinyatakan rematik (I30.-) I01.1 Endokarditis rematik akut Setiap kondisi pada I00 dengan endokarditis or valvulitis Valvulitis rematik akut I01.2 Miokarditis rematik akut Setiap kondisi pada I00 dengan miokarditis I01.8 Penyakit jantung rematik akut lainnya (termasuk keterlibatan ganda) Setiap kondisi pada I00 dengan jenis keterlibatan jantung lain atau ganda. Pankarditis rematik akut I01.9 Penyakit jantung rematik akut, tak dijelaskan Setiap kondisi pada I00 dengan jenis keterlibatan jantung tak dijelaskan Karditis rematik, akut Penyakit jantung rematik, aktif atau akut I02 Khorea rematik Termasuk: khorea Sydenham Kecuali: khorea - Huntington (G10) - khorea NOS (G25.5) I02.0 Khorea rematik yang keterlibatan jantung Khorea NOS yang melibatkan jantung Khorea rematik dengan semua jenis keterlibatan jantung yang diklasifikasi pada I01.I02.9 Khorea rematik tanpa keterlibatan jantung Khorea rematik NOS

Penyakit jantung rematik kronik (I05-I09) I05

Penyakit katup mitral rematik



676

Termasuk: kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I05.0 atau I05.2-I05.9, baik dinyatakan rematik atau tidak Kecuali: kalau dinyatakan bukan-rematik (I34.-) I05.0 Stenosis mitral Obstruksi (katup) mitral (rematik) I05.1 Insuffisiensi mitral rematik Inkompetensi mitral rematik Regurgitasi mitral rematik I05.2 Stenosis mitral dengan insufisiensi Stenosis mitral dengan inkompetensi atau regurgitasi I05.8 Penyakit katup mitral lainnya Kegagalan (katup) mitral I05.9 Penyakit katup mitral, tak dijelaskan Kelainan (katup) mitral (kronik) NOS I06 Penyakit katup aorta rematik Kecuali: kalau tidak dinyatakan rematik (I35.-) I06.0 Stenosis aorta rematik Obstruksi (katup) aorta rematik I06.1 Insuffisiensi aorta rematik Inkompetensi aorta rematik Regurgitasi aorta rematik I06.2 Stenosis aorta rematik dengan insufisiensi Stenosis aorta rematik dengan inkompetensi atau regurgitasi I06.8 Penyakit katup aorta rematik lainnya I06.9 Penyakit katup aorta rematik, tak dijelaskan Penyakit (katup) aorta rematik NOS I07 Penyakit katup trikuspid rematik Termasuk: baik dinyatakan rematik atau tidak Kecuali: kalau dinyatakan bukan-rematik (I36.-) I07.0 Stenosis trikuspid Stenosis (katup) trikuspid (rematik) I07.1 Insufisiensi trikuspid Insufisiensi (katup) trikuspid (rematik) I07.2 Stenosis trikuspid dengan insufisiensi I07.8 Penyakit katup trikuspid lainnya I07.9 Penyakit katup trikuspid, tak dijelaskan Penyakit katup trikuspid NOS I08 Penyakit katup ganda Termasuk: baik dinyatakan rematik atau tidak Kecuali: endokarditis, katup tak dijelaskan(I38) penyakit rematik endokardium, katup tak dijelaskan (I09.1) I08.0 Penyakit katup-katup mitral dan aorta Keterlibatan katup-katup mitral dengan aorta baik dinyatakan rematik atau tidak I08.1 Penyakit katup-katup mitral dengan trikuspid 

677

I08.2 I08.3 I08.8 I08.9

Penyakit katup-katup aorta dengan trikuspid Kelainan gabungan katup-katup mitral, aorta dan trikuspid Penyakit katup ganda lainnya Penyakit katup ganda, tak dijelaskan

I09 Penyakit jantung rematik lainnya I09.0 Miokarditis rematik Kecuali: miokarditis tidak dinyatakan sebagai rematik (I51.4) I09.1 Penyakit rematik endokardium, katup tak dijelaskan Endokarditis rematik (kronik) Valvulitis rematik (kronik) Kecuali: endokarditis, katup tak dijelaskan (I38) I09.2 Perikarditis rematik kronik Perikardium adherent rematik Mediastinoperikarditis rematik kronik Mioperikarditis rematik kronik Kecuali: kalau tidak dinyatakan sebagai rematik (I31.-) I09.8 Penyakit jantung rematik lain yang dijelaskan Penyakit rematik pada katup pulmonalis I09.9 Penyakit jantung rematik, tak dijelaskan Karditis rematik Gagal jantung rematik Kecuali: karditis rematoid (M05.3)

Penyakit-penyakit hipertensi (I10-I15) Kecuali:

melibatkan pembuluh darah koroner (I20-I25) hipertensi pulmonalis (I27.0) mempersulit kehamilan, melahirkan dan nifas (O10-O11, O13-O16) hipertensi neonatus (P29.2)

I10 Hipertensi essensial (primer) Tekanan darah tinggi Hipertensi (arteri)(esensial)(primer)(sistemik)(ringan)(berat) Kecuali: melibatkan pembuluh darah pada: - mata (H35.0) - otak (I60-I69), I11 Penyakit jantung hipertensif Termasuk: semua keadaan pada I50.-, I51.4-I51.9 akibat hipertensi I11.0 Penyakit jantung hipertensif dengan gagal jantung (kongestif) Gagal jantung hipertensif I11.9 Penyakit jantung hipertensif tanpa kegagalan jantung (kongestif) Penyakit jantung hipertensif NOS I12 Penyakit ginjal hipertensi Termasuk: semua keadaan pada N18.-, N19.- atau N26.- bersama kondisi I10 arteriosklerosis ginjal nefritis arteriosklerotik (kronik) (intersitialis) nefropati hipertensif 

678

nefrosklerosis Kecuali: hipertensi sekunder (I15.-) I12.0 Penyakit ginjal hipertensif dengan gagal ginjal Gagal ginjal hipertensif I12.9 Penyakit ginjal hipertensif tanpa gagal ginjal Penyakit ginjal hipertensi NOS I13 Penyakit jantung dan ginjal hipertensi Termasuk: semua kondisi pada I11.- bersama semua kondisi pada I12.penyakit: kardiorenal penyakit ginjal kardiovaskular I13.0 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif dengan gagal jantung (kongestif) I13.1 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif dengan gagal ginjal I13.2 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif dengan gagal jantung (kongestif) serta gagal ginjal I13.9 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif, tak dijelaskan I15 Hipertensi sekunder Kecuali: melibatkan pembuluh darah: mata (H35.0) melibatkan pembuluh darah: otak (I60-I69) I15.0 Hipertensi renovaskuler I15.1 Hipertensi akibat kelainan ginjal lainnya I15.2 Hipertensi akibat kelainan endokrin I15.8 Hipertensi sekunder lain I15.9 Hipertensi sekunder, tak dijelaskan

Penyakit jantung iskemia (I20-I25) Catatan:

Untuk morbiditas, durasi yang dipakai pada katergori I21-I25 adalah interval antara onset episode iskemia dan admisi pengobatan. Untuk mortalitas, durasi adalah interval antara onset dan kematian. Termasuk: kalau disebutkan hipertensi (I10-I15) Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi adanya hipertensi I20 Angina pektoris I20.0 Unstable angina Angina: crescendo, de novo effort, makin berat waktu bekerja Sindroma: koroner intermediate, preinfark I20.1 Angina pektoris dengan spasme terdokumentasi Angina: - angiospastik - Prinzmetal - akibat spasme - variant I20.8 Bentuk lain angina pektoris Angina ketika bekerja Stenokardia I20.9 Angina pektoris, tak dijelaskan Angona: NOS, kardiak Sindroma angina Nyeri dada iskemik 

679

I21 Infark miokardium akut – acute myocardial infarction (MCI) Termasuk: MCI yang dinyatakan akut, atau lamanya ≤4 mg (28 hari) sejak onset. Kecuali: komplikasi tertentu sekarang menyusul MCI akut (I23.-) MCI: - lama (I25.2) - susulan (I22.-) - dinyatakan kronik atau durasi > 4 mg (28 hari) sejak onset (I25.8) sindroma pasca MCI (I24.1), I21.0 MCI transmural akut dinding anterior jantung Infark transmural (akut)(pada): - (dinding) depan NOS - anteroapikal - anterolateral - anteroseptum I21.1 MCI transmural akut dinding inferior jantung Infark transmural (akut)(pada): - dinding diafragmatika - (dinding) inferior NOS - inferolateral - inferoposterior I21.2 MCI transmural akut pada bagian lain jantung Infark transmural (akut)(pada): - (dinding) lateral NOS, apical-lateral, basal-lateral, lateral tinggi - posterior (sejati), posterobasal, posterolateral, posteroseptal - septal NOS I21.3 MCI transmural akut pada bagian jantung yang tak dijelaskan MCI transmural NOS I21.4 MCI subendokardium akut, MCI non-transmural NOS I21.9 MCI akut, tak dijelaskan MCI (akut) NOS I22 MCI susulan Termasuk: MCI rekurent Kecuali: dinyatakan kronik atau durasi >4 minggu (28 hari) sejak onset (I25.8) I22.0 MCI susulan dinding jantung bagian anterior Infark susulan (akut)(pada): - (dinding) anterior NOS - anteroapikal - anterolateral - anteroseptal I22.1 MCI susulan dinding jantung bagian inferior Infark susulan (akut)(pada): - (dinding) inferior NOS - dinding diafragma - inferolateral - inferoposterior I22.8 MCI susulan pada bagian lain 

680

Infark susulan (akut)(pada): - (dinding) lateral NOS, apical-lateral, basal-lateral, lateral tinggi - posterior (sejati), posterobasal, posterolateral, posteroseptal - septal NOS I22.9 MCI susulan pada bagian yang tak dijelaskan I23 Komplikasi tertentu sekarang menyusul MCI akut Kecuali: kondisi berikut ini, kalau: - muncul bersama MCI akut (I21-I22) - tidak dinyatakan sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI akut (I31.-, I51.-) I23.0 Hemoperikardium sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI akut I23.1 Atrial septal defect (ASD) sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI akut I23.2 Ventricular septal defect (VSD) sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI akut I23.3 Ruptur dinding jantung tanpa hemoperikardium sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI akut Kecuali: dengan hemoperikardium (I23.0) I23.4 Ruptura khordae tendineae sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI akut I23.5 Ruptur m. papillaris sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI akut I23.6 Trombosis atrium, apendix aurikula, dan ventrikel sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI akut I23.8 Komplikasi sekarang lainnya menyusul MCI akut I24 Penyakit jantung iskemik akut lainnya Kecuali: angina pectoris (I20.-), iskemia miokadium sementara pada bayi baru lahir (P29.4) I24.0 Trombosis koroner yang tidak menyebabkan MCI Embolisme, oklusi, tromboembolisme (arteri)(vena) koronaria: yang tidak menyebabkan MCI Kecuali: dinyatakan kronik atau durasi > 4 mg (28 hari) sejak onset (I25.8) I24.1 Sindroma Dressler Sindorma pasca MCI I24.8 Bentuk lain penyakit jantung iskemik akut: Kegagalan koroner Insufisiensi koroner I24.9 Penyakit jantung iskemik akut, tak dijelaskan Kecuali: penyakit jantung iskemik (kronik) NOS (I25.9) I25 Penyakit jantung iskemik kronik Kecuali: penyakit kardiovaskuler NOS (I51.6) I25.0 Penyakit kardiovaskuler atherosklerotik, dinyatakan demikian I25.1 Penyakit jantung atherosklerotik koroner Penyakit, sklerosis, ateroma, aterosklerosis: pada (arteri) koronaria I25.2 MCI lama MCI sembuh MCI sebelumnya didiagnosa dengan ECG atau pemeriksaan khusus lain, tapi saat ini tidak menunjukkan gejala I25.3 Aneurisma jantung Aneurisma: mural, ventrikel 

681

I25.4 Aneurisma arteri koronaria Fistula arterio-vena koronaria, didapat Kecuali: aneurisma (arteri) koronaria kongenital (Q24.5) I25.5 Kardiomiopati iskemik I25.6 Iskemia miokardium tenang (silent) I25.8 Bentuk-bentuk lain penyakit jantung iskemik kronik Setiap kondisi pada I21-I22 dan I24.- yang dinyatakan sebagai kronik atau dengan durasi >4 mg (28 hari) sejak onset I25.9 Penyakit jantung iskemik kronik, tak dijelaskan Penyakit jantung iskemik (kronik) NOS

Penyakit jantung-paru dan penyakit sirkulasi pulmonalis (I26-I28) I26 Emboli pulmonalis Termasuk: (arteri)(vena) pulmonalis dengan: - infark - tromboembolisme - trombosis: Kecuali: mempersulit: - abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.2) - kehamilan, melahirkan dan nifas (O88.-) I26.0 Emboli pulmonalis dengan disebutkan cor pulmonale akut Cor pulmonale akut NOS I26.9 Emboli pulmonalis tanpa disebutkan cor pulmonale akut Emboli pulmonalis NOS I27 Penyakit jantung-paru lainnya I27.0 Hipertensi pulmonalis primer Hipertensi (arteri) pulmonalis (idiopatik)(primer) I27.1 Penyakit jantung kifo-skoliotik I27.2 Hipertensi pulmonalis sekunder lain *** Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi penyakit dasar ***. I27.8 Penyakit jantung-paru lain yang dijelaskan I27.9 Penyakit jantung-paru, tak dijelaskan Penyakit kardiopulmonalis kronik Kor pulmonale (kronik) NOS I28 Penyakit pembuluh pulmonalis lain I28.0 Fistula arteriovena pembuluh pulmonalis I28.1 Aneurisma arteri pulmonalis I28.8 Penyakit pembuluh pulmonalis lain yang dijelaskan: Ruptur, stenosis, striktura: pada pembuluh pulmonalis I28.9 Penyakit pembuluh pulmonalis, tak dijelaskan

Bentuk-bentuk lain penyakit jantung (I30-I52) I30

Perikarditis akut



682

Termasuk: effusi perikardium akut Kecuali: perikarditis rematik (akut) (I01.0) I30.0 Perikarditis idiopatik nonspesifik akut I30.1 Perikarditis infeksi Pericarditis: pneumokokus, stafilokokus, streptokokus, purulenta, virus Pioperikarditis Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi. I30.8 Bentuk-bentuk lain perikarditis akut I30.9 Perikarditis akut, tak dijelaskan I31 Penyakit lain pada perikardium Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I09.2) komplikasi sekarang menyusul MCI akut (I23.-), sindroma pasca-kardiotomi (I97.0) trauma (S26.-) I31.0 Perikarditis adhesif kronik Accretio cordis Perikardium adherent Mediastinoperikarditis adhesif I31.1 Perikarditis konstriktif kronik Concretio cordis Kalsifikasi perikardium I31.2 Hemoperikardium, n.e.c. I31.3 Effusi perikardium (bukan radang) Chylopericardium I31.8 Penyakit lain perikardium yang dijelaskan Plaque epikardium Adhesi perikardium pada fokus tertentu I31.9 Penyakit perikardium, tak dijelaskan Cardiac tamponade Perikarditis (kronik) NOS I32* Perikarditis pada penyakit c. e. I32.0* Perikarditis pada penyakit bakteri c. e. Pericarditis: - TB (A18.8†) - meningokokus (A39.5†) - sifilis (A52.0†) - gonokokus (A54.8†) I32.1* Perikarditis pada penyakit infeksi atau parasit lain c. e. I32.8* Perikarditis pada penyakit lain c. e. Perikarditis (pada ): - rematoid (M05.3†) - systemic lupus erythematosus (M32.1†) - uremik (N18.8†) I33 Endokarditis akut dan subakut Kecuali: endokarditis rematik akut (I01.1) 

683

endokarditis NOS (I38) I33.0 Endokarditis infeksi akut dan subakut Endokarditis (akut)(subakut): - bakteri - infektif NOS - lenta - ulseratif - malignant - septik I33.9 Endokarditis akut, tak dijelaskan Endokarditis, mioendokarditis, periendokarditis: akut atau subakut I34 Kelainan katup mitral non-rematik Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I05.-) katup mitral dengan: - stenosis (I05.0) - kegagalan (I05.8) - penyakit (I05.9) kalau penyebab tidak jelas, tapi disebutkan: - stenosis atau obstruksi mitral (I05.0) - penyakit katup aorta (I08.0) I34.0 Insufisiensi (katup) mitral Inkompetensi atau regurgitasi (katup) mitral: NOS atau penyebab dijelaskan selain rematik I34.1 Prolapsus (katup) mitral Sindroma katup mitral lembek [floppy] Kecuali: sindroma Marfan (Q87.4) I34.2 Stenosis (katup) mitral non-rematik I34.8 Kelainan katup mitral non-rematik lain I34.9 Kelainan lain katup mitral non-rematik, tak dijelaskan I35 Kelainan katup aorta non-rematik Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I06.-) stenosis subaorta hipertrofik (I42.1) kalau sebab tak dijelaskan tapi disebutkan penyakit katup mitral (I08.0) I35.0 Stenosis (katup) aorta I35.1 Insufisiensi (katup) aorta Inkompetensi atau regurgitasi (katup) aorta: NOS atau penyebab dijelaskan, selain rematik I35.2 Stenosis (katup) aorta dengan insufisiensi I35.8 Kelainan katup aorta lain I35.9 Kelainan katup aorta, tak dijelaskan I36 Kelainan katup trikuspid non-rematik Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I07.-) kalau penyebab tak dijelaskan (I07.-) I36.0 Stenosis (katup) trikuspid non-rematik I36.1 Insufisiensi (katup) trikuspid non-rematik 

684

Inkompetensi atau regurgitasi (katup) trikuspid: penyebab dijelaskan, selain rematik I36.2 Stenosis (katup) trikuspid non-rematik dengan insufisiensi I36.8 Kelainan katup trikuspid non-rematik lainnya I36.9 Kelainan katup trikuspid non-rematik, tak dijelaskan I37 Kelainan katup pulmonalis Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I09.8) I37.0 Stenosis katup pulmonalis I37.1 Insufisiensi katup pulmonalis Inkompetensi atau regurgitasi (katup) pulmonalis: NOS atau penyebab dijelaskan, selain rematik I37.2 Stenosis katup pulmonalis dengan insufisiensi I37.8 Kelainan katup pulmonalis lain I37.9 Kelainan katup pulmonalis, tak dijelaskan I38 Endokarditis, katup tak dijelaskan Endokarditis (kronik) NOS Inkompetensi, insufisiensi, regurgitasi, atau stenosis katup: jenis katup tidak disebutkan NOS atau penyebab dijelaskan, selain rematik Valvulitis (kronik), katup tidak disebutkan; NOS atau penyebab dijelaskan, selain rematik Kecuali: fibroelastosis endokardium (I42.4) kalau dinyatakan rematik (I09.1) I39* Endokarditis dan kelainan katup pada penyakit c. e. Termasuk: keterlibatan endokardium pada: - demam tifoid (A01.0†) - TB (A38.8†) - infeksi meningokokus (A39.5†) - sifilis (A52.0†) - infeksi gonokokus (A54.8†) - infeksi kandida (B37.6†), - arthritis rematoid (M05.3†), - penyakit Libman Sacks (M32.1†) I39.0* Kelainan katup mitral pada penyakit c. e. I39.1* Kelainan katup aorta pada penyakit c. e. I39.2* Kelainan katup trikuspid pada penyakit c. e. I39.3* Kelainan katup pulmonalis pada penyakit c. e. I39.4* Kelainan katup ganda pada penyakit c. e. I39.8* Endokarditis, katup tidak jelas, pada peny. c. e. I40 Miokarditis akut I40.0 Miokarditis infeksi Miokarditis septik Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi. I40.1 Miokarditis tersendiri (isolated) I40.8 Miokarditis akut lain I40.9 Miokarditis akut, tak dijelaskan 

685

I41* Miokarditis pada penyakit c. e. I41.0* Miokarditis pada penyakit bakteri c. e. Miokarditis: - TB (A18.8†) - difteria (A36.8†) - meningokokus (A39.5†) - sifilis (A52.0†) - gonokokus (A54.8†) I41.1* Miokarditis pada penyakit virus c. e.. Miokarditis influenza (akut): - virus diidentifikasi (J10.8†) - virus tak diidentifikasi (J11.8†) Miocarditis mumps (B26.8†) I41.2* Miokarditis pada peny. infeksi dan parasit c. e. Miokarditis pada: - penyakit Chagas: akut (B57.0†), (kronik) (B57.2†) - toxoplasmosis (B58.8†) I41.8* Miokarditis pada penyakit lain c. e. Miokarditis sarkoid (D86.8†) Miokarditis rematoid (M05.3†) I42 Kardiomiopati Kecuali: kardiomiopati yang mempersulit: - nifas (O90.3) - kehamilan (O99.4) kardiomiopati iskemik (I25.5) I42.0 Kardiomiopati dilatasi Kardiomiopati kongestif *** I42.1 Kardiomiopati hipertrofik obstruktif Stenosis subaorta hipertrofik I42.2 Kardiomiopati hipertrofik lainnya Kardiomiopati hipertrofik non-obstruktif I42.3 Penyakit endomiokardium (eosinofilik) Fibrosis endomiokardium (tropik) Endokarditis Löffler I42.4 Fibroelastosis endokardium Kardiomiopati kongenital I42.5 Kardiomiopati restriktif lainnya Kardiomiopati konstriktif NOS *** I42.6 Kardiomiopati alkoholik I42.7 Kardiomiopati akibat drugs dan agen luar lainnya Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi penyebab. I42.8 Kardiomiopati lain I42.9 Kardiomiopati, tak dijelaskan Kardiomiopati (primer) (sekunder) NOS I43* Kardiomiopati pada penyakit c. e. I43.0* Kardiomiopati pada penyakit infeksi dan parasit c.e.



686

Kardiomiopati pada difteria (A36.8†) I43.1* Kardiomiopati pada penyakit metabolik Amiloidosis jantung (E85.-†) I43.2* Kardiomiopati pada penyakit gizi Kardiomiopati nutrisi NOS (E63.9†) I43.8* Kardiomiopati pada penyakit lain c. e. Penyakit jantung tirotoksikosis (E05.9†), Tofi gout pada jantung (M10.0†) I44 Blok atrioventrikel dan cabang bundel kiri I44.0 Blok atrioventrikel, tingkat pertama I44.1 Blok atrioventrikel, tingkat kedua Blok atrioventrikel tipe I dan II Blok tingkat kedua, tipe I dan II Blok Möbitz tipe I dan II Blok Wenckebach I44.2 Blok atrioventrikel komplit Blok jantung komplit NOS Blok tingkat ketiga I44.3 Blok atrioventrikel lain dan tak dijelaskan Blok atrioventrikel NOS I44.4 Blok fasikulus anterior kiri I44.5 Blok fasikulus posterior kiri I44.6 Blok fasikulus lain dan tak dijelaskan Hemiblok cabang bundel kiri NOS I44.7 Blok cabang bundel kiri, tak dijelaskan I45 Kelainan konduksi lain I45.0 Blok fasikulus kanan I45.1 Blok cabang bundel kanan lain dan tak dijelaskan Blok cabang bundel kanan NOS I45.2 Blok bifasikulus I45.3 Blok trifasikulus I45.4 Blok intraventrikel non-spesifik Blok cabang bundel NOS I45.5 Blok jantung lain yang dijelaskan Blok sinoatrium Blok sinoaurikulum Kecuali: blok jantung NOS (I45.9) I45.6 Sindroma pre-eksitasi Eksitasi atrioventrikel anomali Konduksi atrioventrikel: - dipercepat - tambahan - pre-eksitasi Sindroma Lown-Ganong-Levine Sindroma Wolff-Parkinson-White I45.8 Kelainan konduksi lain yang dijelaskan



687

Disosiasi atrioventrikel Disosiasi interferensi I45.9 Kelainan konduksi, tak dijelaskan Blok jantung NOS Sindroma Stokes-Adams I46 Cardiac arrest Kecuali: mempersulit: - abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8) - bedah dan prosedur obstetri (O75.4) syok kardiogenik (R57.0) I46.0 Cardiac arrest dengan resusitasi berhasil I46.1 Sudden cardiac death; begitu dituliskan Kecuali: mati mendadak NOS (R96.-) mati mendadak dengan:: - infark miokardium (I21-I22) - kelainan konduksi (I44-I45) I46.9 Cardiac arrest, tak dijelaskan I47 Takikardia paroxismal Kecuali: mempersulit: - abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8) - bedah dan prosedur obstetri (O75.4) takikardia NOS (R00.0) I47.0 Aritmia ventrikel re-entri I47.1 Takikardia supraventrikel Takikardia paroksismal: - atrium - atrioventrikel (AV) - junction [bundel His dan fasikulus] - nodus I47.2 Takikardia ventrikel I47.9 Takikardia paroksismal, tak dijelaskan Sindroma Bouveret(-Hoffmann) I48

Fibrillasi dan flutter atrium

I49 Aritmia jantung lainnya Kecuali: disritmia neonatus (P29.1) bradikardia NOS (R00.1) mempersulit: - abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8) - bedah dan prosedur obstetri (O75.4) I49.0 Fibrillasi dan flutter ventrikel I49.1 Depolarisasi prematur atrium Denyut prematur atrium I49.2 Depolarisasi prematur junction I49.3 Depolarisasi prematur ventrikel I49.4 Depolarisasi prematur lain dan tak dijelaskan:



688

Denyut ektopik Ekstrasistole Aritmia ekstrasistolik Denyut prematur NOS Kontraksi prematur I49.5 Sick sinus syndrome Sindroma takikardia-bradikardia I49.8 Aritmia jantung lainnya yang dijelaskan Gangguan irama: - nodus - sinus koronaria - ektopik, I49.9 Aritmia jantung, tak dijelaskan Aritmia (jantung) NOS I50 Heart failure Kecuali: akibat hipertensi (I11.0) akibat hipertensi dengan penyakit ginjal (I13.-) setelah bedah jantung atau akibat adanya prostesis jantung (I97.1) mempersulit: - abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8) - bedah dan prosedur obstetri (O75.4) kegagalan jantung neonatus (P29.0) I50.0 Payah jantung kongestif Penyakit jantung kongestif Payah ventrikel kanan (akibat payah jantung kiri) I50.1 Payah ventrikel kiri Edema paru-paru akut dengan disebutkan penyakit jantung NOS atau payah jantung Asma jantung Payah jantung kiri I50.9 Payah jantung, tak dijelaskan Payah kardiak, jantung atau miokardium NOS I51 Komplikasi penyakit jantung dan penyakit jantung yang deskripsinya kabur Kecuali: setiap kondisi pada I51.4-I51.9 akibat hipertensi (I11.-), - dengan penyakit ginjal (I13.-) kalau dinyatakan rematik (I00-I09) komplikasi yang timbul menyusul MCI akut (I23.-); I51.0 Cacad septum jantung, didapat Cacad septum didapat (lama): - atrium - aurikuler - ventrikel I51.1 Ruptur chordae tendineae, not elsewhere classified I51.2 Ruptur m. papillaris, not elsewhere classified I51.3 Rhrombosis intracardiak, not elsewhere classified Thrombosis (lama): - apex



689

I51.4

I51.5

I51.6 I51.7

I51.8 I51.9

- atrium - aurikuler - ventrikel Miokarditis, tak dijelaskan Fibrosis miokardium Miokarditis: - NOS - kronik (interstitium) Degenerasi miokardium Degenerasi lemak pada jantung atau miokardium Degenerasi senilis pada jantung atau miokardium Penyakit miokardium Penyakit kardiovaskuler, tak dijelaskan Cardiovascular accident NOS Kecuali: penyakit kardiovaskuler aterosklerotik, begitu dituliskan (I25.0) Kardiomegali Dilatasi jantung, Hipertrofi jantung, Dilatasi ventrikel Penyakit jantung lain yang tidak jelas Karditis (akut)(kronik) Pankarditis (akut)(kronik) Penyakit jantung, tak dijelaskan

I52* Kelainan jantung lain pada penyakit c. e. Kecuali: Kelainan kardiovascular NOS pada penyakit c. e. (I98.-*) I52.0* Kelainan jantung lain pada penyakit bakteri c. e. Karditis meningokokus NEC (A39.5†) I52.1* Kelainan jantung lain pada penyakit infeksi dan parasit lain c. e. Penyakit jantung-paru pada skhistosomiasis (B65.-†) I52.8* Kelainan jantung lain pada penyakit lain c. e. Karditis rematoid (M05.3†)

Penyakit-penyakit serebrovaskuler (I60-I69) Termasuk: dengan disebutkan hipertensi (konditsi pada I10 dan I15.-) Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi adanya hipertensi Kecuali: dementia vaskuler (F01.-) serangan iskemia otak sementara dan sindroma yang terkait (G45.-) perdarahan intrakranium akibat trauma (S06.-) I60 Perdarahan subarakhnoid Termasuk: ruptur aneurisma serebri Kecuali: sequelae perdarahan subarakhnoid (I69.0) I60.0 Perdarahan subarakhnoid dari aliran dan percabangan karotid I60.1 Perdarahan subarakhnoid dari a. serebri media I60.2 Perdarahan subarakhnoid dari a. komunikans anterior I60.3 Perdarahan subarakhnoid dari a. komunikans posterior I60.4 Perdarahan subarakhnoid dari a. basilaris



690

I60.5 Perdarahan subarakhnoid dari a. vertebralis I60.6 Perdarahan subarakhnoid dari arteri intrakranium lain Keterlibatan ganda arteri-arteri intrakranium I60.7 Perdarahan subarakhnoid dari arteri intrakranium, tak dijelaskan Ruptura aneurisma berry (kongenital) NOS Perdarahan subarakhnoid dari: - arteri serebri NOS - arteri komunikans NOS I60.8 Perdarahan subarakhnoid lain Perdarahan meningen Ruptur malformasi arteriovena serebri I60.9 Perdarahan subarakhnoid, tak dijelaskan Ruptura aneurisma serebri (kongenital) NOS I61 Perdarahan intraserebri Kecuali: sequelae perdarahan intraserebri (I69.1) I61.0 Perdarahan intraserebri di hemisfer, subkorteks Perdarahan intraserebri profunda I61.1 Perdarahan intraserebri di hemisfer, korteks Perdarahan lobus serebri Perdarahan intraserebri superfisialis I61.2 Perdarahan intraserebri di hemisfer, tak dijelaskan I61.3 Perdarahan intraserebri di batang otak I61.4 Perdarahan intraserebri di serebellum I61.5 Perdarahan intraserebri, intraventrikel I61.6 Perdarahan intraserebri, lokalisasi ganda I61.8 Perdarahan intraserebri lain I61.9 Perdarahan intraserebri, tak dijelaskan I62 Perdarahan intrakranium non-traumatika lainnya Kecuali: sequelae perdarahan intrakranium (I69.2) I62.0 Perdarahan subdura (akut) (non-traumatika) I62.1 Perdarahan extradura non-traumatika Perdarahan epidura non-traumatika I62.9 Perdarahan intrakranium (non-traumatika), tak dijelaskan I63 Infark serebri Termasuk: oklusi dan stenosis arteri-arteri serebri dan preserebri, menyebabkan infark serebri Kecuali: sequelae infark serebri (I69.3) I63.0 Infark serebri akibat trombosis arteri preserebralis I63.1 Infark serebri akibat embolisme arteri preserebralis I63.2 Infark serebri akibat oklusi atau stenosis yang tak jelas pada arteri preserebralis I63.3 Infark serebri akibat trombosis arteri serebralis I63.4 Infark serebri akibat embolism arteri serebralis I63.5 Infark serebri akibat oklusi atau stenosis yang tak jelas pada arteri serebralis I63.6 Infark serebri akibat trombosis vena serebralis, nonpyogenic I63.8 Infark serebri lain I63.9 Infark serebri, tak dijelaskan



691

I64 Stroke, tak dijelaskan sebagai perdarahan atau infark Cerebrovascular accident NOS Kecuali: sequelae stroke (I69.4) I65 Oklusi dan stenosis arteri preserebralis, tidak menyebabkan infark serebri Termasuk: embolisme, penyempitan, obstruksi (komplit)(parsial) atau trombosis, pada aa. basilaris, karotis, atau vertebralis, yang tidak menyebabkan infark serebri Kecuali: kalau menyebabkan infark serebri (I63.-) I65.0 Oklusi dan stenosis a. vertebralis I65.1 Oklusi dan stenosis a. basilaris I65.2 Oklusi dan stenosis a. karotid I65.3 Oklusi dan stenosis arteri-arteri preserebralis ganda dan bilateral I65.8 Oklusi dan stenosis arteri preserebralis lain I65.9 Oklusi dan stenosis arteri preserebralis yang tak dijelaskan Oklusi dan stenosis arteri preserebralis NOS I66 Oklusi dan stenosis arteri serebralis, tidak menyebabkan infark serebri Termasuk: embolisme, penyempitan, obstruksi (komplit)(parsial) atau trombosis, pada aa. serebrales media, anterior, dan posterior, serta aa. serebellares, yang tidak menyebabkan infark serebri Kecuali: kalau menyebabkan infark serebri (I63.-) I66.0 Oklusi dan stenosis a. serebralis media I66.1 Oklusi dan stenosis a. serebralis anterior I66.2 Oklusi dan stenosis a. serebralis posterior I66.3 Oklusi dan stenosis aa. serebellares I66.4 Oklusi dan stenosis arteri otak ganda dan bilateral I66.8 Oklusi dan stenosis arteri otak lain Oklusi dan stenosis arteriae perforans I66.9 Oklusi dan stenosis arteri otak yang tak dijelaskan I67 Penyakit-penyakit serebrovaskuler lain Kecuali: sequelae dari kondisi pada daftar berikut (I69.8) I67.0 Disseksi arteri-arteri serebri, tidak ruptur Kecuali: ruptur arteri-arteri serebri (I60.7) I67.1 Aneurisma otak, tidak ruptur Aneurisma otak NOS Fistula arteriovena serebri, didapat Kecuali: aneurisma serebri kongenital, tidak ruptur (Q28.-) ruptur aneurisma serebri (I60.9) I67.2 Aterosklerosis serebri Ateroma arteri serebralis I67.3 Leukoensefalopati vaskuler progresif Penyakit Binswanger Kecuali: dementia vaskuler subkorteks (F01.2) I67.4 Ensefalopati hipertensif I67.5 Penyakit Moyamoya I67.6 Trombosis non-piogenik pada sistem vena intrakranium Trombosis non-piogenik pada:



692

- vena otak - sinus vena intrakranium Kecuali: kalau meimbulkan infark (I63.6) I67.7 Arteritis serebri, not elsewhere classified I67.8 Penyakit serebrovaskuler lain yang dijelaskan Insufisiensi serebrovaskuler akut NOS Iskemia serebri (kronik) I67.9 Penyakit serebrovaskuler, tak dijelaskan I68* Kelainan-kelainan serebrovaskuler pada penyakit c. e. I68.0* Angiopathy amyloid otak(E85.-†) I68.1* Arteritis serebri pada penyakit infeksi dan parasit c. e. Arteritis serebri pada: - TB (A18.8†) - listeria (A32.8†) - sifilis (A52.0†) I68.2* Arteritis serebri pada penyakit lain c. e. Arteritis serebri pada systemic lupus erythematosus (M32.1†) I68.8* Kelainan serebrovaskuler lain pada penyakit c. e.. I69 Sequelae penyakit serebrovaskuler Catatan: Kategori ini digunakan untuk menunjukkan kondisi-kondisi pada I60-I67 sebagai penyebab sekuel, yang mereka sendiri diklasifikasikan di bagian lain. Sekuel mencakup kondisi yang disebut demikian atau efek jangka panjang, atau terdapat satu tahun atau lebih setelah onset kondisi penyebab. I69.0 Sekuel perdarahan subarakhnoid I69.1 Sekuel perdarahan intraserebri I69.2 Sekuel perdarahan intrakranium non-traumatika lain I69.3 Sekuel infark serebri I69.4 Sekuel stroke, yang tidak dinyatakan sebagai perdarahan atau infark I69.8 Sekuel penyakit serebrovaskuler lain dan tak dijelaskan

Penyakit-penyakit arteri, arteriol dan kapiler (I70-I79) I70 Aterosklerosis Termasuk: arteriolosklerosis arteriosklerosis penyakit vaskuler arteriosklerotik ateroma endarteritis deformans atau obliterans arteritis senilis endarteritis senilis degenerasi: arteri, arteriovaskuler, vaskuler Kecuali: koronaria (I25.1) pulmonalis (I27.0) serebralis (I67.2) mesenterika (K55.1) I70.0 Aterosklerosis aorta I70.1 Aterosklerosis a. renalis 

693

Ginjal Goldblatt Kecuali: aterosklerosis arteriol ginjal (I12.-) I70.2 Aterosklerosis arteri anggota Gangren aterosklerosis Sklerosis (medial) Mönckeberg's I70.8 Aterosklerosis arteri lainnya I70.9 Aterosklerosis generalisata dan tak dijelaskan I71 Aneurisma dan disseksi aorta I71.0 Disseksi aorta (semua bagian) Aneurisma dissekans aorta (ruptur)[semua bagian] I71.1 Aneurisma aorta torakalis, ruptur I71.2 Aneurisma aorta torakalis, tanpa disebutkan ruptur I71.3 Aneurisma aorta abdominalis, ruptur I71.4 Aneurisma aorta abdominalis, tanpa disebutkan ruptur I71.5 Aneurisma aorta torako-abdominalis, ruptur I71.6 Aneurisma aorta torako-abdominals, tanpa disebutkan ruptur I71.8 Aneurisma aorta dengan situs tak dijelaskan, ruptur; Ruptur aorta NOS I71.9 Aneurisma aorta dengan situs tak dijelaskan, tanpa disebutkan ruptur Aneurisma aorta Dilatasi aorta Nekrosis hialin aorta I72 Aneurisma lain Termasuk: aneurisma (cirsoid)(palsu)(ruptur) Kecuali: aneurisma (pada): - retina (H35.0) - jantung (I25.3) - koronaria (I25.4) - a. pulmonalis (I28.1), - serebri ruptur (I60.-) - serebri (nonruptur) (I67.1) - aorta (I71.-) - varicose (I77.0) - arteriovena: NOS (Q27.3), didapat (I77.0) I72.0 Aneurisma a. karotid I72.1 Aneurisma a. anggota atas I72.2 Aneurisma a. renalis I72.3 Aneurisma a. iliaka I72.4 Aneurisma arteri anggota bawah I72.8 Aneurisma arteri lain yang dijelaskan I72.9 Aneurisma pada situs yang tak dijelaskan I73 Penyakit pembuluh darah perifer lainnya Kecuali: spasma arteri otak (G45.9), frostbite (T33-T35) immersi tangan atau kaki (T69.0) chilblains (T69.1) [merah, bengkak, gatal pada jari, hidung, telinga karena dingin] 

694

I73.0 Sindroma Raynaud Penyakit, gangren, atau fenomenon (sekunder): Raynaud I73.1 Thromboangiitis obliterans [Buerger] I73.8 Penyakit pembuluh darah perifer lain yang dijelaskan Acrocyanosis Acroparaesthesia: simple [tipe Schultze], vasomotor [tipe Nothnagel] Erythrocyanosis [garis-garis merah ungu di paha, sering bersama chilblain] Erythromelalgia [pelebaran nyeri pada pembuluh darah anggota] I73.9 Penyakit pembuluh darah perifer, tak dijelaskan Claudicatio intermittent Spasme arteri I74 Embolisme dan trombosis arteri Termasuk: infark: embolik, trombotik oklusi: embolik, trombotik Kecuali: embolisme dan trombosis: - retina (H34.-) - koronaria (I21-I25) - pulmonalis (I26.-), - renalis (N28.0) - vertebralis (I63.0-I63.2, I65.0) - basilaris (I63.0-I63.2, I65.1), - karotid (I63.0-I63.2, I65.2) - preserebri (I63.0-I63.2, I65.9) - serebri (I63.3-I63.5, I66.9), - mesenterika (K55.0) - mempersulit abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.2) - mempersulit hamil, melahirkan dan nifas (O88.-) I74.0 Embolisme dan trombosis aorta abdominalis Sindroma bifurkatio aorta Sindroma Leriche I74.1 Embolisme dan trombosis bagian aorta lain dan tak dijelaskan I74.2 Embolisme dan trombosis arteri anggota atas I74.3 Embolisme dan trombosis arteri anggota bawah I74.4 Embolisme dan trombosis arteri anggota, tak dijelaskan Embolisme arteri perifer I74.5 Embolisme dan trombosis arteri iliaka I74.8 Embolisme dan trombosis arteri lain I74.9 Embolisme dan trombosis arteri yang tak dijelaskan I77 Kelainan lain arteri dan arteriol Kecuali: a. pulmonalis (I28.-) angiitis hipersensitivitas (M31.0) penyakit kolagen (vaskuler) (M30-M36) I77.0 Fistula arterio-vena, didapat Varix dengan aneurisma Aneurisma arterio-vena, didapat Kecuali: koronaria (I25.4)



695

I77.1 I77.2 I77.3 I77.4 I77.5 I77.6

I77.8 I77.9

serebri (I67.1) aneurisma arteriovena NOS (Q27.3) traumatika - lihat cedera pembuluh darah menurut regio tubuh. Striktura arteri Ruptura arteri Erosi, fistula, ulkus: pada arteri Kecuali: ruptur trauma arteri; lihat cedera pembuluh darah menurut regio tubuh Displasia fibromuskuler arteri Sindroma kompresi arteri seliaka [Coeliac artery] Nekrosis arteri Arteritis, tak dijelaskan Aortitis NOS Endarteritis NOS Kecuali: arteritis or endarteritis: - koroner (I25.8) - serebri NEC (I67.7) - senilis (I70.-), deformans (I70.-), obliterans (I70.-) - arkus aorta [Takayasu] (M31.4) - giant cell (M31.5-M31.6) Kelainan arteri dan arteriol lain yang dijelaskan Kelainan arteri dan arteriol, tak dijelaskan

I78 Penyakit-penyakit kapiler I78.0 Telangiektasi hemoragika herediter Penyakit Rendu-Osler-Weber I78.1 Naevus, non-neoplastic Naevus: araneus, spider, stellar Kecuali: naevus: NOS, biru, melanositik, berambut, berpigmen (D22.-) naevus: - flammeus, portwine, sanguinosa, strawberry, verrucosa (Q82.5) - vascular NOS (Q82.5) I78.8 Penyakit-penyakit kapiler lain I78.9 Penyakit-penyakit kapiler, tak dijelaskan I79* Kelainan arteri, arteriol, dan kapiler pada penyakit c. e.. I79.0* Aneurisma aorta pada penyakit c. e.. Aneurisma aorta sifilitika (A52.0†) I79.1* Aortitis pada penyakit c. e. Aortitis sifilitika (A52.0†) I79.2* Angiopati perifer pada penyakit c. e.. Angiopati perifer diabetetika (E10-E14† dengan karakter keempat .5) I79.8* Kelainan arteri, arteriol dan kapiler lain pada penyakit c. e.

Penyakit vena, pembuluh limfatik dan kelenjar limfe, NEC (I80-I89) I80 Flebitis dan tromboflebitis Termasuk: endoflebitis periflebitis flebitis supuratif 

696

radang vena Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat, kalau akibat obat Kecuali: tromboflebitis migrans (I82.1) sindroma postflebitik (I87.0) flebitis and tromboflebitis (pada): intrakranium dan intraspinal, septik atau NOS (G08) intraspinal, nonpiogenik (G95.1) intrakranium, nonpiogenik (I67.6) (vena) porta (K75.1) mempersulit abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.7) mempersulit hamil, melahirkan dan nifas (O22.-, O87.-) I80.0 Flebitis dan tromboflebitis vena superfisialis anggota bawah I80.1 Flebitis dan tromboflebitis vena femoralis I80.2 Flebitis dan tromboflebitis vena profunda lain anggota bawah Deep vein thrombosis NOS I80.3 Flebitis dan tromboflebitis anggota bawah, tak dijelaskan Embolisme dan trombosis anggota bawah NOS I80.8 Flebitis dan tromboflebitis pada situs lain I80.9 Flebitis dan tromboflebitis pada situs yang tak dijelaskansite I81 Trombosis vena porta Obstruksi (vena) porta Kecuali: flebitis vena porta (K75.1) I82 Embolisme dan trombosis vena lainnya Kecuali: embolisme dan trombosis vena (pada): - intrakranium dan intraspinal, septik atau NOS (G08), - intraspinal, nonpiogenik (G95.1), - intrakranium, nonpiogenik (I67.6) - koronaria (I21-I25), - pulmonalis (I26.-), - otak (I63.6, I67.6) - anggota bawah (I80.-), - porta (I81), - mesenterika (K55.0) - mempersulit abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.7) - mempersulit hamil, melahirkan dan nifas (O22.-, O87.-) I82.0 Sindroma Budd-Chiari I82.1 Thromboflebitis migrans I82.2 Embolisme dan thrombosis vena cava I82.3 Embolisme dan thrombosis v. renalis I82.8 Embolisme dan thrombosis vena lain yang dijelaskan I82.9 Embolisme dan thrombosis pada vena, tak dijelaskan Embolisme vena NOS Thrombosis (vena) NOS I83 Varises vena anggota bawah Kecuali: komplikasi: 

697

I83.0 I83.1 I83.2 I83.9

- kehamilan (O22.0) - nifas (O87.8) Varises vena anggota bawah dengan ulkus Setiap kondisi pada I83.9 dengan ulkus atau dinyatakan bertukak Varicose ulcer (anggota bawah, semua bagian) Varises vena anggota bawah dengan peradangan Setiap kondisi pada I83.9 dengan peradangan atau dinyatakan meradang Stasis dermatitis NOS Varises vena anggota bawah dengan ulkus serta peradangan Setiap kondisi pada I83.9 dengan ulkus dan peradangan Varises vena anggota bawah tanpa ulkus atau peradangan Flebektasia pada anggota bawah atau situs yang tak dijelaskan Varises vena pada anggota bawah atau situs yang tak dijelaskan Varix pada anggota bawah atau situs yang tak dijelaskan

I84 Haemoroid Termasuk: piles varises vena anus dan rektum Kecuali: mempersulit: - kehamilan (O22.4) - melahirkan dan nifas (O87.2) I84.0 Haemoroid internal dengan trombosis I84.1 Haemoroid internal dengan komplikasi lain Haemoroid internal dengan: - perdarahan - prolaps - strangulata - ulserasi I84.2 Haemoroid internal tanpa komplikasi Haemoroid internal NOS I84.3 Haemoroid external dengan trombosis I84.4 Haemoroid external dengan komplikasi lain Haemoroid external dengan: - perdarahan. prolaps - strangulata - ulserasi I84.5 Haemoroid external tanpa komplikasi Haemoroid external NOS I84.6 Tonjolan kulit (skin tags) sisa haemoroid Skin tags pada anus atau rektum I84.7 Haemoroid dengan trombosis yang tak dijelaskan Haemoroid dengan trombosis, tak dijelaskan internal atau external I84.8 Haemoroid yang tak dijelaskan dengan komplikasi lain Haemoroid yang tak dijelaskan internal atau external dengan: - perdarahan - prolaps - strangulata - ulserasi 

698

I84.9 Haemoroid yang tak dijelaskan tanpa komplikasi Haemoroid NOS I85 Varises esofagus I85.0 Varises esofagus dengan perdarahan I85.9 Varises esofagus tanpa perdarahan Varises esofagus NOS I86 Varises vena pada situs lain Kecuali: varises retina (H35.0) varises vena pada situs yang tak dijelaskan (I83.9) I86.0 Varices sublingualis I86.1 Varices skrotum Varicocele I86.2 Varices pelvis I86.3 Varices vulva Kecuali: mempersulit hamil (O22.1) mempersulit melahirkan dan nifas (O87.8) I86.4 Varises lambung I86.8 Varises vena pada situs lain yang dijelaskan Varises vena pada septum hidung I87 Kelainan vena lain I87.0 Sindroma pasca-flebitis I87.1 Kompresi vena Striktura vena Sindroma vena kava (inferior) (superior) Kecuali: pulmonalis (I28.8) I87.2 Insuffisiensi vena (kronik) (periferal) I87.8 Kelainan vena lain yang dijelaskan I87.9 Kelainan vena, tak dijelaskan I88 Limfadenitis nonspesifik Kecuali: penyakit HIV yang menyebabkan limfadenopati umum (B23.1) limfadenitis akut, selain mesenterika (L04.-) pembesaran nodus limfe NOS (R59.-) I88.0 Limfadenitis mesenterika nonspesifik Limfadenitis mesenterika (akut)(kronik) I88.1 Limfadenitis kronik, selain mesenterika Adenitis kronik pada semua nodus limfe selain mesenterika Limfadenitis kronik, pada semua nodus limfe selain mesenterika I88.8 Limfadenitis nonspesifik lain I88.9 Limfadenitis nonspesifik, tak dijelaskan Limfadenitis NOS I89 Kelainan non-infektif lain pembuluh limfatik dan nodus limfe Kecuali: chylocele: - filaria (B74.-) - tunica vaginalis (non-filaria) NOS (N50.8)



699

I89.0 I89.1 I89.8 I89.9

limfoedema pasca-mastektomi (I97.2) limfoedema herediter (Q82.0) pembesaran kelenjar limfe NOS (R59.-) Limfoedema, not elsewhere classified Limfangiektasis Limfangitis Limfangitis: NOS, kronik, subakut Kecuali: limfangitis akut(L03.-) Kelainan non-infektif pembuluh limfatik dan kelenjar limfe lain yang dijelaskan Chylocele (nonfilaria), retikulosis lipomelanotik Kelainan non-infektif pembuluh limfatik dan kelenjar limfe, tak dijelaskan Penyakit pembuluh limfatik NOS

Kelainan lain dan tak dijelaskan pada sistem sirkulasi (I95-I99) I95 Hipotensi Kecuali: sindroma hipotensi maternal (O26.5) kolaps kardiovaskuler (R57.9) pembacaan tekanan darah rendah non-spesifik NOS (R03.1) I95.0 Hipotensi idiopatik I95.1 Hipotensi ortostatik Hipotensi, postural Kecuali: hipotensi ortostatik neurogenik [Shy-Drager] (G90.3) I95.2 Hipotensi akibat obat I95.8 Hipotensi lain Hipotensi kronik I95.9 Hipotensi, tak dijelaskan I97 Kelainan sistem sirkulasi pasca-prosedur, not elsewhere classified Kecuali: syok pasca-bedah (T81.1) I97.0 Sindroma pasca-kardiotomi I97.1 Kekacauan fungsional lain menyusul operasi jantung Insufisiensi jantung menyusul bedah jantung atau akibat adanya prostesis jantung Payah jantung menyusul bedah jantung atau akibat adanya prostesis jantung I97.2 Sindroma limfoedema pasca-mastektomi Elefantiasis akibat mastektomi Obliterasi pembuluh limfatik akibat mastektomi I97.8 Kelainan pasca-prosedur sistem sirkulasi lain, not elsewhere classified I97.9 Kelainan pasca-prosedur sistem sirkulasi, tak dijelaskan I98* Kelainan lain sistem sirkulasi pada penyakit c. e. Kecuali: kelainan yang diklasifikasikan pada kategori asterisk lain di dalam bab ini I98.0* Sifilis kardiovaskuler Sifilis kardiovaskuler: - kongenital, lanjut (A50.5†) - NOS (A52.0†) I98.1* Kelainan kardiovaskuler pada penyakit infeksi dan parasit lain c. e.. Keterlibatan kardiovaskuler pada penyakit Chagas (kronik) NEC (B57.2†) 

700

Lesi kardiovaskuler pada pinta [carate] (A67.2†), I98.2* Varises oesofagus pada penyakit c. e. Varises oesofagus pada: - skistosomiasis (B65.-†), - kelainan hati (K70-K71†, K74.-†) I98.8* Kelainan sistem sirkulasi lain yang dijelaskan pada penyakit c. e. I99

Kelainan sistem sirkulasi lain dan tak dijelaskan



701

BAB X. PENYAKIT-PENYAKIT SISTEM PERNAFASAN (J00-J99) Catatan:

Kalau suatu kondisi pernafasan berada pada lebih dari satu tempat dan tidak diindeks secara spesifik, ia harus diklasifikasikan pada situs anatomis yang lebih rendah (misalnya, trakheobronkitis menjadi bronkitis pada J40).

Kecuali: Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99) Neoplasma (C00-D48) Penyakit endokrin, nutrisi dan metabolisme (E00-E90) Komplikasi kehamilan, melahirkan dan puerperium (O00-O99) Keadaan tertentu yang berawal dari masa perinatal (P00-P96) Malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99) Gejala, tanda, dan hasil klinis dan laboratorium abnormal, NEC (R00-R99) Cedera, keracunan dan konsekuensi lain tertentu dari penyebab eksternal (S00-T98)

Bab ini berisi blok-blok berikut: J00-J06 J10-J18 J20-J22 J30-J39 J40-J47 J60-J70 J80-J84 J85-J86 J90-J94 J95-J99

Infeksi saluran pernafasan atas akut Influenza dan pneumonia Infeksi saluran pernafasan bawah akut lainnya Penyakit lain pada saluran pernafasan atas Penyakit saluran pernafasan bawah kronik Penyakit paru-paru akibat agen eksternal Penyakit pernafasan lain yang mengenai interstitium Kondisi supuratif dan nekrotik saluran pernafasan bawah Penyakit-penyakit lain pada pleura Penyakit-penyakit lain pada sistem pernafasan

Kategori asterisk untuk bab ini adalah sbb.: J17* J91* J99*

Pneumonia pada penyakit yang diklasifikasikan di tempat lain [c. e. = classified elsewhere] Effusi pleura pada keadaan c. e. Kelainan saluran pernafasan pada penyakit c. e.

Infeksi saluran pernafasan atas akut (J00-J06) Kecuali:

penyakit paru-paru obstruktif kronik dengan eksaserbasi akut NOS (J44.1)

J00 Nasofaringitis akut [common cold] Coryza (akut), nasal kataralis akut Nasofaringitis: NOS, infektif NOS Rhinitis: akut, infektif Kecuali: nasofaringitis, kronik (J31.1) faringitis: NOS (J02.9), akut (J02.-), kronik (J31.2) rhinitis: NOS (J31.0), vasomotor (J30.0), alergika (J30.1-J30.4), kronik (J31.0) sore throat: NOS (J02.9), akut (J02.-),, kronik (J31.2) 

702

J01 Sinusitis akut Termasuk: abses, empyema, infeksi, radang, atau suppurasi akut, - pada sinus (aksesorius)(nasalis) Kecuali: sinusitis: NOS atau kronik (J32.-) J01.0 Sinusitis maksillaris akut Antritis akut J01.1 Sinusitis frontalis akut J01.2 Sinusitis ethmoidalis akut J01.3 Sinusitis sfenoidalis akut J01.4 Pansinusitis akut J01.8 Sinusitis akut lain Sinusitis akut yang melibatkan lebih dari satu sinus, tapi bukan pansinusitis J01.9 Sinusitis akut, tidak dijelaskan J02 Faringitis akut Termasuk: sore throat akut Kecuali: abscess: peritonsil (J36), retrofaring (J39.0), faring (J39.1) laringofaringitis akut (J06.0), faringitis kronik (J31.2) J02.0 Faringitis streptokokus Sore throat streptokokus Kecuali: scarlet fever (A38) J02.8 Faringitis akut karena organisme lain yang dijelaskan Kecuali: faringitis herpesvirus [herpes simplex] (B00.2), faringitis vesikularis enterovirus (B08.5) akibat: mononukleosis infeksiosa (B27.-) virus influenza: diidentifikasi (J10.1), tak diidentifikasi (J11.1) J02.9 Faringitis akut, tidak dijelaskan; Faringitis (akut): NOS, gangrenosa, infektif NOS, supuratif, ulseratif Sore throat (akut) NOS J03 Tonsillitis akut Kecuali: abses peritonsil (J36) sore throat: streptokokus (J02.0), akut (J02.-), NOS (J02.9) J03.0 Tonsillitis streptokokus J03.8 Tonsillitis akut karena organisme lain yang dijelaskan Kecuali: pharyngotonsillitis herpesvirus [herpes simplex] (B00.2) J03.9 Tonsillitis akut, tidak dijelaskan Tonsillitis (akut) NOS, folikuler, gangrenosa, infektif, ulseratif J04 Laryngitis dan trakheitis akut Kecuali: laringitis obstruktif akut dan epiglottitis akut (J05.-), laringismus (stridulus) (J38.5) J04.0 Laringitis akut; Laringitis (akut): NOS, edematosa, subglottis, supuratif, ulseratif Kecuali: laringitis kronik (J37.0) laringitis influenza: virus diidentifikasi (J10.1), tak diidentifikasi (J11.1) J04.1 Trakheitis akut 

703

Trakheitis (akut) NOS, kataralis Kecuali: trakheitis kronik (J42) J04.2 Laryingotrakheitis akut Laringotrakheitis NOS; trakheitis (akut) dengan laringitis (akut) Kecuali: laringotrakheitis kronik (J37.1) J05 Laringitis obstruksi akut [croup] dan epiglottitis akut J05.0 Laringitis obstruktif akut [croup] Laringitis obstruktif NOS J05.1 Epiglottitis akut Epiglottitis NOS J06 Infeksi saluran pernafasan atas akut pada situs ganda dan tidak dijelaskan Kecuali: akut respiratory infection NOS (J22) virus influenza: diidentifikasi (J10.1), tak diidentifikasi (J11.1) J06.0 Laringofaringitis akut J06.8 Infeksi saluran pernafasan atas akut lainnya pada situs ganda J06.9 Infeksi saluran pernafasan atas akut, tidak dijelaskan Penyakit saluran pernafasan atas akut, Infeksi saluran pernafasan atas [ISPA] NOS

Influenza dan pneumonia (J10-J18) J10 Influenza karena virus influenza yang diidentifikasi Kecuali: Haemophilus influenzae [H. influenzae]:sebagai penyebab infeksi NOS (A49.2), meningitis (G00.0), pneumonia (J14) J10.0 Influenza dengan pneumonia, virus diidentifikasi (Bronko)pneumonia influenza, virus influenza diidentifikasi J10.1 Influenza dengan manifestasi pernafasan lain, virus influenza diidentifikasi Infeksi saluran pernafasan atas, laringitis, faringitis, dan effusi pleura dengan virus influenza diidentifikasi J10.8 Influenza dengan manifestasi lainn virus influenza diidentifikasi Ensefalopati, gastroenteritis, atau myokarditis (akut) akibat influenza, dengan virus influenza diidentifikasi J11 Influenza, virus tidak diidentifikasi Termasuk: influenza atau influenza virus, virus spesifik tidak dinyatakan telah diidentifikasi Kecuali: Haemophilus influenzae [H. influenzae] sebagai penyebab: infeksi NOS (A49.2), meningitis (G00.0), pneumonia (J14) J11.0 Influenza dengan pneumonia, virus tidak diidentifikasi (Broncho)pneumonia influenza, tidak dijelaskan atau virus spesifik tidak diidentifikasi J11.1 Influenza dengan manifestasi pernafasan lain, virus tidak diidentifikasi Influenza NOS Infeksi saluran pernafasan atas akut, laringitis, faringitis, effusi pleura karena influenza virus tidak diidentifikasi J11.8 Influenza dengan manifestasi lain, virus tidak diidentifikasi Ensefalopati akibat influenza Gastroenteritis, miokarditis (akut) akibat influenza, virus tidak diidentifikasi



704

J12 Pneumonia virus, not elsewhere classified Termasuk: bronchopneumonia akibat virus selain virus influenza Kecuali: pneumonia pada influenza (J10.0, J11.0), pneumonia: lipoid (J69.1), interstitium NOS (J84.9) pneumonia aspirasi (akibat): NOS (J69.0), makanan dan minuman (J69.-), neonatus (P24.9) anaestesia sewaktu: persalinan dan melahirkan (O74.0), kehamilan (O29.0), nifas (O89.0) pneumonia kongenital (P23.0), pneumonitis rubella kongenital (P35.0) J12.0 Pneumonia adenovirus J12.1 Pneumonia virus sinsitium pernafasan (respiratory syncytial virus) J12.2 Pneumonia virus parainfluenza J12.8 Pneumonia virus lainnya J12.9 Pneumonia virus, tidak dijelaskan J13 Pneumonia akibat Streptococcus pneumoniae Bronchopneumonia akibat Streptococcus pneumoniae Kecuali: pneumonia kongenital akibat S. pneumoniae (P23.6) pneumonia akibat streptokokus lain (J15.3-J15.4) J14 Pneumonia akibat Haemophilus influenzae Bronkopneumonia akibat H. influenzae Kecuali: pneumonia kongenital akibat H. influenzae (P23.6) J15 Pneumonia bakteri, not elsewhere classified Termasuk: bronchopneumonia akibat bakteri selain S. pneumoniae and H. influenzae Kecuali: penyakit Legionnaires (A48.1), pneumonia khlamidia (J16.0), pneumonia kongenital (P23.-) J15.0 Pneumonia akibat Klebsiella pneumoniae J15.1 Pneumonia akibat Pseudomonas J15.2 Pneumonia akibat stafilokokus J15.3 Pneumonia akibat streptokokus, group B J15.4 Pneumonia akibat streptokokus lain Kecuali: pneumonia akibat: streptokokus, group B (J15.3) atau S. pneumoniae (J13) J15.5 Pneumonia akibat Escherichia coli J15.6 Pneumonia akibat bakteri Gram negatif lain: Pneumonia akibat Serratia marsesens J15.7 Pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae J15.8 Penumonia bakteri lainnya J15.9 Penumonia bakteri, tidak dijelaskan J16 Penumonia akibat organisme menular lainnya, n e c. Kecuali: ornithosis (A70), pneumocystosis (B59) pneumonia: NOS (J18.9), kongenital (P23.-) J16.0 Pneumonia khlamidia J16.8 Penumonia akibat organisme menular lainnya yang dijelaskan J17* Pneumonia pada penyakit c. e. J17.0* Pneumonia pada penyakit bakteri c. e.



705

Pneumonia (akibat)(pada): demam tifoid (A01.0†), infeksi salmonella (A02.2†), tularaemia (A21.2†) anthrax (A22.1†), whooping cough (A37.-†) aktinomikosis (A42.0†), nokardiosis (A43.0†), gonorrhoea (A54.8†) J17.1* Pneumonia pada penyakit virus c. e. Pneumonia pada: varisella (B01.2†), measles (B05.2†), rubella (B06.8†), penyakit cytomegalovirus (B25.0†) J17.2* Pneumonia pada penyakit jamur (mycoses) Pneumonia pada: kandidiasis (B37.1†), koksidioidomikosis (B38.0-B38.2†) histoplasmosis (B39.-†), aspergillosis (B44.0-B44.1†) J17.3* Pneumonia pada penyakit parasit Pneumonia pada: toxoplasmosis (B58.3†), skistosomiasis (B65.-†), askariasis (B77.8†) J17.8* Pneumonia pada penyakit lain c. e. Pneumonia (pada): - demam rematik (I00†), - spirokhaeta, n. e. c. (A69.8†), ornithosis (A70†), Q fever (A78†) J18 Pneumonia, organisme tidak dijelaskan Kecuali: abses paru-paru dengan pneumonia (J85.1) pneumonitis, due to external agents (J67-J70) kelainan interstitium paru-par akibat drugs (J70.2-J70.4) pneumonia: lipoid (J69.1), interstitium NOS (J84.9), kongenital (P23.9) pneumonia aspirasi (akibat): NOS (J69.0), makanan dan minuman (J69.-), neonatus (P24.9) anaesthesia sewaktu: persalinan dan melahirkan (O74.0) hamil (O29.0), nifas (O89.0) J18.0 Bronkhopneumonia, tidak dijelaskan Kecuali: bronkhiolitis (J21.-) J18.1 Pneumonia lobus, tidak dijelaskan J18.2 Pneumonia hipostatik, tidak dijelaskan J18.8 Pneumonia lain, organism tidak dijelaskan J18.9 Pneumonia, tidak dijelaskan

Infeksi saluran pernafasan bawah akut lainnya (J20-J22) Kecuali:

penyakit paru-paru obstruktif kronik dengan: - eksaserbasi akut NOS (J44.1) - infeksi pernafasan bawah (J44.0)

J20 Bronkhitis akut Termasuk: tracheobronchitis, akut bronchitis: NOS, dengan usia


706

Kecuali:

J20.0 J20.1 J20.2 J20.3 J20.4 J20.5 J20.6 J20.7 J20.8 J20.9

tracheobronchitis: NOS (J40), kronik (J42), kronik obstruktif (J44.-) bronchitis: NOS, dengan usia ≥ 15 tahun (J40) alergika NOS (J45.0) kronik: simpel (J41.0), mukopurulenta (J41.1), NOS (J42), obstruktif (J44.-) Bronchitis akut akibat Mycoplasma pneumoniae Bronchitis akut akibat Haemophilus influenzae Bronchitis akut akibat streptokokus Bronchitis akut akibat coxsackievirus Bronchitis akut akibat parainfluenza virus Bronchitis akut akibat respiratory syncytial virus Bronchitis akut akibat rhinovirus Bronchitis akut akibat echovirus Bronchitis akut akibat organisme lain yang dijelaskan Bronchitis akut, tidak dijelaskan

J21 Bronkhiolitis akut Termasuk: dengan bronkhospasme J21.0 Bronkhiolitis akut akibat respiratory syncytial virus J21.8 Bronkhiolitis akut akibat organisme lain yang dijelaskan J21.9 Bronkhiolitis akut, tidak dijelaskan Bronkhiolitis (akut) J22 Infeksi saluran pernafasan bawah akut yang tidak dijelaskan Infeksi (saluran) pernafasan (bawah) akut NOS Kecuali: infeksi pernafasan atas (akut) (J06.9)

Penyakit lain pada saluran pernafasan atas (J30-J39) J30 Rhinits vasomotor dan alergi Termasuk: rhinorrhoea spasmodik Kecuali: rhinitis alergi dengan asma (J45.0), rhinitis NOS (J31.0) J30.0 Rhinitis vasomotor J30.1 Rhinitis alergi akibat pollen: alergi pollen, hay fever, pollinosis Allergy NOS akibat pollen, pollinosis, hay fever J30.2 Rhinitis alergi musiman lainnya J30.3 Rhinitis alergi lain Phinitis alergika perennial [berlangsung terus menerus bertahun-tahun] J30.4 Rhinitis alergi, tidak dijelaskan J31 Rhinitis, nasofaringitis, dan faringitis kronik J31.0 Rhinitis kronik Ozena Rhinitis (kronik): NOS, atrofik, granulomatosa, hipertrofik, obstruktif, purulenta, ulseratif Kecuali: rhinitis: vasomotor (J30.0), alergika (J30.1-J30.4) J31.1 Nasofaringitis kronik Kecuali: nasofaringitis akut atau NOS (J00) 

707

J31.2 Faringitis kronik Sore throat kronik Faringitis (kronik): atrofik, granular, hipertrofik Kecuali: faringitis, akut atau NOS (J02.9) J32 Sinusitis kronik Termasuk: abses, empyema, infeksi, atau suppurasi kronik pada sinus (aksesorius)(nasal) Kecuali: sinusitis akut (J01.-) J32.0 Sinusitis maksillaris kronik, antritis kronik Antritis (kronik), sinusitis maxillaris NOS J32.1 Sinusitis frontalis kronik Sinusitis frontalis NOS J32.2 Sinusitis ethmoidalis kronik Sinusitis ethmoidalis NOS J32.3 Sinusitis sfenoidalis kronik Sinusitis sfenoidalis NOS J32.4 Sinusitis kronik Pansinusitis NOS J32.8 Sinusitis kronik lainnya Sinusitis (kronik) yang melibatkan > 1 sinus tapi bukan pansinusitis J32.9 Sinusitis kronik, tidak dijelaskan Sinusitis (kronik) NOS J33 Polip nasi Kecuali: polip adenomatosa (D14.0) J33.0 Polip rongga hidung Polip: khoana, nasofaring J33.1 Degenerasi sinus polipoid - sindroma atau ethmoiditis Woakes Sindroma atau ethmoiditis Woakes J33.8 Polip sinus lainnya Polip sinus: aksesorius, ethmoidalis, maxillaris, sfenoidalis J33.9 Polip nasi, tidak dijelaskan J34 Kelainan lain pada hidung dan sinus hidung Kecuali: varicose ulcer pada septum nasi (I86.8) J34.0 Abses, furunkel dan karbunkel hidung Sellulitis, nekrosis, atau ulserasi pada hidung J34.1 Kista dan mukokel pada hidung dan sinus hidung J34.2 Deviasi septum hidung Defleksi atau deviasi septum (nasi)(didapat) J34.3 Hipertrofi turbin hidung [conchae nasalis] J34.8 Kelainan hidung dan sinus hidung lain yang dijelaskan Perforasi septum nasi NOS, rhinolith J35 Penyakit kronik tonsil dan adenoid J35.0 Tonsillitis kronik Kecuali: tonsillitis: NOS (J03.9), akut (J03.-) J35.1 Hipertrofi tonsil Pembesaran tonsil 

708

J35.2 Hipertrofi adenoid Pembesaran adenoid J35.3 Hipertrofi tonsil dengan hipertrofi adenoid J35.8 Penyakit kronik lain tonsil dan adenoid Vegetasi adenoid, amigdalolith, sikatriks tonsil, tonsillar tag, ulkus tonsil J35.9 Penyakit kronik tonsil dan adenoid, tidak dijelaskan Penyakit (kronik) tonsil dan adenoid NOS J36 Abses peritonsil Abses tonsil, selulitis peritonsil, Quinsy Kecuali: abses retrofaring (J39.0) tonsillitis: NOS (J03.9), akut (J03.-), kronik (J35.0) J37 Laringitis dan laringotrakheitis kronik J37.0 Laringitis kronik Laringitis kataralis, hipertrofik, sicca (kering) Kecuali: laryngitis: NOS (J04.0), akut (J04.0), obstruktif (akut) (J05.0) J37.1 Laringitis Laringotrakheitis kronik Laringitis, kronik, dengan trakheitis (kronik) Tracheitis, kronik, dengan laringitis Kecuali: laringotrakheitis: NOS (J04.2), akut (J04.2) tracheitis: NOS (J04.1), akut (J04.1), kronik (J42) J38 Penyakit pita suara dan larings, n.e.c. Kecuali: laringitis: obstruktif (akut) (J05.0), ulseratif (J04.0) stenosis subglottis pascaprosedur (J95.5), stridor laring kongenital (Q31.4) stridor (R06.1) J38.0 Paralisis pita suara dan laring Laringoplegia, paralisis glottis J38.1 Polip pita suara dan larings Kecuali: polip adenomatosa (D14.1) J38.2 Nodul pita suara Chorditis (fibrinosa)(nodosa)(tuberosa), singer's nodes, teacher's nodes J38.3 Penyakit lain pita suara Abses, sellulitis, granuloma, leukokeratosis, atau leukoplakia pada pita suara J38.4 Oedema larings: Oedema (pada): glottis, subglottis, supraglottis Kecuali: laringitis: oedematosa (J04.0), obstruktif akut [croup] (J05.0) J38.5 Spasme larings Laringismus (stridulus) J38.6 Stenosis larings J38.7 Penyakit lain pada larings Abses, sellulitis, penyakit NOS, nekrosis, pakiderma, perikondritis, atau ulkus larings J39 Penyakit lain pada saluran pernafasan atas Kecuali: infeksi pernafasan akut: NOS (J22), atas (J06.9) radang pernafasan atas akibat zat kimiawi, gas, asap dan uap (J68.2) J39.0 Abses retrofarings dan parafarings Abses perifarings 

709

Kecuali: abses peritonsiler (J36) J39.1 Abses lain pada farings Sellulitis farings, abses nasofarings J39.2 Penyakit lain pada farings Kista dan edema pada farings atau nasofarings Kecuali: faringitis: ulseratif (J02.9), kronik (J31.2) J39.3 Reaksi hipersensitif saluran pernafasan atas, situs tidak dijelaskan J39.8 Penyakit lain yang dijelaskan pada saluran pernafasan atas J39.9 Penyakit saluran pernafasan atas, tidak dijelaskan

Penyakit pernafasan bawah kronik (J40-J47) Kecuali:

cystic fibrosis (E84.-)

J40 Bronkitis, tidak dijelaskan akut atau kronik Catatan: Bronkitis yang tidak dijelaskan akut atau kronik pada usia <15 tahun dianggap sebagai akut sehingga diklasifikasikan pada J20. Bronkitis: NOS, kataralis, dengan trakeitis NOS Trakeobronkitis NOS Kecuali: Bronkitis: allergi NOS (J45.0). asmatika NOS (J45.9). kimiawi (akut) (J68.0) J41 Bronkitis kronik sederhana dan mukopurulenta Kecuali: bronkitis kronik: NOS (J42). obstruktif (J44.-) J41.0 Bronkitis kronik sederhana J41.1 Bronkitis kronik purulenta J41.8 Bronkitis kronik campuran sederhana dan purulenta J42 Bronkitis kronik yang tidak dijelaskan Bronkitis kronik:NOS, trakeitis kronik, trakeobronkitis kronik Kecuali: bronkitis kronik sederhana dan mukopurulenta (J41.-) bronkitis kronik dengan obstruksi jalan nafas (J44.-), bronkitis asmatika kronik (J44.-), bronkitis emfisematosa kronik (J44.-) penyakit paru-paru obstruktif kronik NOS (J44.9) J43 Emfisema Kecuali: bronkitis emfisematosa (obstruktif) (J44.-) emfisema: dengan bronkitis (obstruktif) kronik (J44.-) akibat penghirupan zat kimiawi, gas, asap dan uap (J68.4) mediastinum (J98.2), interstitium (J98.2), kompensasi (J98.3) interstitium pada neonatus (P25.0) subkutis traumatika (T79.7), bedah (subkutis) (T81.8) J43.0 Sindroma MacLeod Emfisema atau transparensi paru unilateral J43.1 Emfisema panlobular Emfisema panasinus J43.2 Emfisema sentrilobularis J43.8 Emfisema lain J43.9 Emfisema, tidak dijelaskan Emfisema (lung)(pulmonary): NOS, bullosa, vesikuler 

710

Emphysematous bleb J44 Penyakit paru-paru obstruktif kronik (PPOK) Lainnya Termasuk: bronkitis kronik: asmatika (obstruktif), emfisematosa dengan: obstruksi jalan nafas, emfisema asma, bronkitis, atau trakeobronkitis yang obstruktif kronik Kecuali: bronkitis kronik: simple and mucopurulent (J41.-), NOS (J42) trakheitis kronik (J42), trakheobronkhitis kronik (J42) emfisema (J43.-), asma (J45.-), bronkitis asmatika NOS (J45.9) bronkhiektasis (J47), penyakit paru-paru akibat agen eksternal (J60-J70) J44.0 PPOK dengan infeksi saluran pernafasan bawah akut Kecuali: dengan influenza (J10-J11) J44.1 PPOK dengan eksaserbasi akut, tidak dijelaskan J44.8 PPOK lain yang dijelaskan: Bronkitis kronik: asmatika NOS, emfisematosa NOS,. obstruktif NOS J44.9 PPOK yang tidak dijelaskan: Penyakit obstruksi kronik saluran udara NOS, Penyakit paru-paru obstruksi kronik NOS J45 Asma Kecuali: asma akut berat (J46), status asthmaticus (J46) bronkitis (obstruktif) asmatika kronik (J44.-), asma obstruktif kronik (J44.-) penyakit paru-paru akibat agen eksternal (J60-J70), asma eosinofilik (J82) J45.0 Asma dengan alergi menonjol Bronkitis alergi NOS, rhinitis alergi dengan asma Asma atopik, asma alergi ekstrinsik, hay fever dengan asma J45.1 Asma non-allergi Asma idiosinkratik, asma intrinsik non-alergi J45.8 Asma campuran Kombinasi kondisi pada J45.0 dan J45.1 J45.9 Asma, tidak dijelaskan Bronkitis asmatika NOS, ‘late onset’ asthma J46

Status asthmaticus Asma berat akut

J47 Bronchiektasis Bronchiolektasis Kecuali: bronkiektasis TB (penyakit sekarang) (A15-A16) bronkiektasis kongenital (Q33.4)

Penyakit paru-paru akibat agen eksternal (J60-J70) Kecuali:

asma yang diklasifikasikan pada J45

J60 Coalworker's pneumoconiosis Anthrakosilikosis, anthrakosis, paru-paru coalworker (pekerja tambang batubara)



711

Kecuali:

dengan tuberkulosis (J65)

J61 Pneumokoniosis akibat asbestos dan serat mineral lainnya Asbestosis Kecuali: plak pleura: dengan asbestosis(J92.0), dengan TB (J65) J62 Pneumokoniosis akibat debu yang mengandung silika Termasuk: Fibrosis (massif) silikotik paru-paru Kecuali: Pneumokoniosis dengan TB (J65) J62.0 Pneumokoniosis akibat debu talkum J62.8 Pneumokoniosis akibat debu lain yang mengandung silika Silikosis NOS J63 Pneumokoniosis akibat debu inorganik lainnya Kecuali: dengan TB (J65) J63.0 Aluminosis (paru-paru) J63.1 Fibrosis bauksit (paru-paru) J63.2 Berylliosis J63.3 Fibrosis grafit (paru-paru) J63.4 Siderosis J63.5 Stannosis J63.8 Pneumokoniosis akibat debu inorganik lain yang dijelaskan J64 Pneumokoniosis yang tidak dijelaskan Kecuali: dengan tuberkulosis (J65) J65 Pneumokoniosis yang berhubungan dengan tuberkulosis Setiap kondisi pada J60-J64 dengan semua jenis TB yang ada pada A15-A16 J66 Penyakit jalan nafas akibat debu organik spesifik Kecuali: pneumonitis hipersensitif akibat debu organik (J67.-) farmer’s lung (J67.0); bagassosis (J67.1) sindroma disfungsi jalan nafas reaktif (J68.3) J66.0 Byssinosis: [penyakit jalan nafas akibat debu kapas] J66.1 Flax-dresser's disease – [bronkokonstriksi pada pengguna benang tenun] J66.2 Cannabinosis [bronkokonstriksi akibat serat Cannabis sp (hemp)] J66.8 Penyakit jalan nafas akibat debu organik spesifik lainnya J67 Pneumonitis hipersensitif akibat debu organik Termasuk: alveolitis and pneumonitis allergi akibat terhirupnya debu organik dan partikel jamur, aktinomises atau dari sumber lain. Kecuali: pneumonitis akibat menghirup zat kimia, gas, asap atau uap (J68.0) J67.0 Farmer's lung [akibat jamur jerami] Harvester's lung, haymaker's lung, penyakit mouldy hay J67.1 Bagassosis [akibat serat tebu] Penyakit atau pneumonitis bagasse J67.2 Bird fancier's lung [akibat kotoran burung] Penyakit atau paru-paru penggemar budgerigar atau pigeon J67.3 Suberosis [akibat kulit kayu oak] Penyakit atau paru-paru corkhandler atau corkworker (pembuat sumbat botol) 

712

J67.4 Maltworker's lung [akibat jamur ragi] Alveolitis akibat Aspergillus clavatus J67.5 Mushroom-worker's lung – pada pekerja cendawan J67.6 Maple-bark-stripper's lung Alveolitis akibat Cryptostroma corticale, Cryptostromosis J67.7 Air-conditioner and humidifier lung Alveolitis allergi akibat jamur, aktinomiseta termofilik dan organisme lain yang hidup pada sistem-sistem ventilasi (air-conditioning) J67.8 Pneumonitis hipersensitif akibat debu organik lainnya Cheese-washer's, coffee-worker's, fishmeal-worker's, dan furrier's lung; sequoiosis J67.9 Pneumonitis hipersensitif akibat debu organik yang tidak dijelaskan Alveolitis alergi (ekstrinsik) NOS, pneumonitis hipersensisitf NOS. J68

Kondisi pernafasan akibat menghirup zat kimia, gas, asap dan uap [Keadaan ini karena paru-paru terpapar pada gas atau zat kimia lain yang mengiritasi, baik akut atau kronik. Penyakit yang timbul bervariasi menurut jenis paparan dan zatnya.] J68.0 Bronkitis and pneumonitis akibat zat kimia, gas, asap dan uap Bronkitis kimiawi (akut) J68.1 Edema paru-paru akut akibat zat kimia, gas, asap dan uap Edema paru-paru kimiawi (akut) J68.2 Radang saluran pernafasan atas akibat zat kimia, gas, asap dan uap, n.e.c. J68.3 Kondisi pernafasan akut dan subakut lain akibat zat kimia, gas, asap dan uap Sindroma gangguan fungsi jalan nafas reaktif J68.4 Kondisi pernafasan kronik akibat zat kimia, gas, asap dan uap Emfisema (diffusa) (kronik); bronkiolitis (kronik) (subakut), atau fibrosis paru-paru (kronik), akibat inhalasi zat kimia, gas, asap dan uap J68.8 Kondisi pernafasan lain akibat zat kimia, gas, asap dan uap J68.9 Kondisi pernafasan yang tidak dijelaskan akibat zat kimia, gas, asap dan uap J69 Pneumonitis akibat benda padat dan cairan Kecuali: sindroma aspirasi neonatus (P24.-) J69.0 Pneumonitis akibat makanan dan muntahan Pneumonia aspirasi (akibat): NOS, makanan (regurgitasi), sekresi lambung, susu, muntahan Kecuali: sindroma Mendelson (J95.4) J69.1 Pneumonitis akibat oils and essences: Pneumonia lipid J69.8 Pneumonitis akibat benda padat dan cairan lainnya Pneumonitis akibat aspirasi darah J70 Kondisi pernafasan akibat agen eksternal lainnya J70.0 Manifestasi paru-paru akut akibat radiasi Penumonitis radiasi J70.1 Manifestasi paru-paru kronik dan lainnya akibat radiasi Fibrosis paru-paru setelah radiasi J70.2 Kelainan intersititium paru-paru akut akibat drugs J70.3 Kelainan intersititium paru-paru kronik akibat drugs



713

J70.4 Kelainan intersititium paru-paru yang tidak dijelaskan, akibat drugs J70.8 Kondisi pernafasan akibat agen eksternal lain yang dijelaskan J70.9 Kondisi pernafasan akibat agen eksternal lain yang tidak dijelaskan

Penyakit pernafasan lain yang mengenai interstitium (J80-J84) J80 Adult respiratory distress syndrome [ARDS] Adult hyaline membrane disease J81 Pulmonary oedema Edema akut paru-paru, kongesti (pasif) paru-paru. Kecuali: pneumonia hipostatik (J18.2) edema paru: dengan sakit jantung NOS atau gagal jantung (I50.1) akibat zat eksternal (J60-J70);: kimiawi (akut) (J68.1) J82 Pulmonary eosinophilia, not elsewhere classified Asma eosinophilia; pneumonia Löffler; eosinofilia (paru-paru) tropis NOS Kecuali: akibat: aspergillosis (B44.-), infeksi parasit yang dijelaskan (B50-B83) drugs (J70.2-J70.4), kelainan jaringan ikat sistemik (M30-M36) J84 Penyakit interstitium paru-paru lainnya Kecuali: pneumonitis limfoid interstitium akibat penyakit HIV (B22.1) penyakit paru-paru akibat benda asing (J60-J70)) kelainan insterstitium paru-paru akibat obat-obatan (J70.2-J70.4) emfisema intersitium (J98.2) J84.0 Kondisi alveolus dan parieto-alveolaris Proteinosis alveolaris, mikrolithiasis alveoli paru-paru J84.1 Penyakit interstitium lain paru-paru dengan fibrosis Sindroma Hamman-Rich, alveolitis fibrosa (kriptogenik) Fibrosis idiopatik paru-paru, fibrosis diffusa paru-paru Kecuali: fibrosis (kronik) akibat menghirup zat kimia, gas, asap dan uap (J68.4) fibrosis (kronik) setelah radiasi (J70.1) J84.8 Penyakit lain yang dijelaskan pada intersititum paru-paru J84.9 Penyakit intersititum paru-paru, tidak dijelaskan Pneumonia intersititum NOS

Kondisi supuratif dan nekrotik saluran pernafasan bawah (J85-J86) J85 Abses paru-paru dan mediastinum J85.0 Gangren dan nekrosis paru-paru J85.1 Abses paru-paru dengan pneumonia Kecuali: dengan pneumonia akibat organisme yang dijelaskan (J10-J16) J85.2 Abses paru-paru tanpa pneumonia; Abses paru-paru NOS J85.3 Abses mediastinum J86 Pyothoraks Termasuk: abses pleura atau toraks, empyema, pyopneumotoraks: Kecuali: akibat tuberkulosis (A15-A16) 

714

J86.0 Pyothoraks dengan fistula J86.9 Pyothoraks tanpa fistula

PENYAKIT-PENYAKIT LAIN PADA PLEURA (J90-J94) J90 Effusi pleura, not elsewhere classified Pleurisi dengan effusi Kecuali: pleurisy TB (A15-A16) effusi (pleura) berisi cairan limfe (J94.0); pleurisy NOS (R09.1), J91*

Effusi pleura pada kondisi yang diklasifikasikan di tempat lain

J92 Pleural plaque Termasuk: penebalan pleura J92.0 Plak pleura dengan terdapatnya asbestos J92.9 Plak pleura tanpa asbestos Plak pleura NOS J93 Pneumothoraks Kecuali: pyopneumothoraks (J86.-) pneumotoraks: TB (A15-A16), kongenital atau perinatal (P25.1), traumatika (S27.0), J93.0 Spontaneous tension pneumothorax [pneumothoraks tekanan spontan] J93.1 Pneumothoraks spontan lainnya J93.8 Pneumothoraks lain J93.9 Pneumothoraks, tidak dijelaskan J94 Kondisi lainnya pada pleura Kecuali: Kondisi-kondisi pleura pada TB (A15-A16), pleurisy NOS (R09.1) haemopneumothorax traumatika (S27.2), haemothorax traumatika (S27.1) J94.0 Chylous effusion; Chyliform effusion [effusi berisi cairan limfe] J94.1 Fibrothorax J94.2 Haemothorax Haemopneumothorax J94.8 Kondisi lain yang dijelaskan pada pleura Hydrothorax J94.9 Kondisi pleura, tidak dijelaskan

Penyakit-penyakit lain pada sistem pernafasan (J95-J99) J95 Kelainan respirasi pasca-prosedur, not elsewhere classified Kecuali: manifestasi pada paru-paru akibat radiasi (J70.0-J70.1) emfisema (subkutis) akibat suatu prosedur (T81.8) J95.0 Malfungsi trakheostomi Obstruksi saluran udara trakheostomi, Perdarahan dari stoma trakheostomi, Sepsis pada stoma trakheostomi, Fistula tracheo-oesophagus menyusul trakheostomi 

715

J95.1 J95.2 J95.3 J95.4

Insuffisiensi paru-paru akut menyusul bedah thoraks Insuffisiensi paru-paru akut menyusul bedah non-thoras Insuffisiensi paru-paru kronik menyusul pembedahan Sindroma Mendelson [pneumonitis asam menyusul aspirasi asam lambung] Kecuali: komplikasi: kehamilan (O29.0), persalinan dan melahirkan (O74.0), nifas (O89.0) J95.5 Stenosis subglottis pasca-prosedur J95.8 Kelainan pernafasan pasca-prosedur lainnya J95.9 Kelainan pernafasan pasca-prosedur, tidak dijelaskan J96 Kegagalan pernafasan, not elsewhere classified Kecuali: kegagalan pernafasan pasca prosedur (J95.-) respiratory distress syndrome: dewasa (J80), bayi baru lahir (P22.0) kegagalan kardio-respirasi, respiratory arrest (R09.2) J96.0 Kegagalan pernafasan akut J96.1 Kegagalan pernafasan kronik J96.9 Kegagalan pernafasan, tidak dijelaskan J98 Kelainan pernafasan lainnya Kecuali: apnea NOS (R06.8), apnea tidur (G47.3), apnea waku tidur pada neonatus (P28.3), apnea neonatus (P28.4) J98.0 Penyakit-penyakit bronkus, not elsewhere classified Kolaps atau diskinesia trakeobronkus, bronkolitiasis J98.1 Kolaps paru-paru Atelektasis, kolaps paru-paru Kecuali: atelectasis (pada): TB (sekarang) (A15-A16), newborn (P28.0-P28.1) J98.2 Emfisema interstitium Emfisema mediastinum Kecuali: emfisema: NOS (J43.9), pada janin dan neonatus (P25.0) pembedahan (subkutis) (T81.8), subkutis traumatika (T79.7) J98.3 Emfisema kompensasi J98.4 Kelainan lain paru-paru Pulmolithiasis, kalsifikasi paru-paru, Penyakit kistik paru-paru (didapat), penyakit paru-paru NOS J98.5 Penyakit mediastinum, not elsewhere classified Fibrosis, hernia, atau retraksi mediastinum Mediastinitis Kecuali: abses mediastinum (J85.3) J98.6 Kelainan diaphragma Diafragmatitis, paralisis diafragma, relaksasi diafragma Kecuali: hernia diafragmatika (K44.-), hernia diafragmatika kongenital (Q79.0) malformasi kongenital diafragma NEC (Q79.1) J98.8 Kelainan pernafasan lain yang dijelaskan J98.9 Kelainan pernafasan, tidak dijelaskan Penyakit pernafasan (kronik) NOS J99* Kelainan pernafasan pada penyakit c. e. J99.0* Penyakit paru-paru rheumatoid (M05.1†) 

716

J99.1* Kelainan pernafasan pada kelainan jaringan ikat diffusa lainnya Kelainan pernafasan pada: granulomatosis Wegener (M31.3†), systemic lupus erythematosus (M32.1†) dermatomyositis (M33.0-M33.1†), polymyositis (M33.2†) systemic sclerosis (M34.8†), sicca syndrome [Sjögren] (M35.0†) J99.8* Kelainan pernafasan pada penyakit lain yang diklasifikasikan di tempat lain Kelainan pernafasan pada: amoebiasis (A06.5†), syphilis (A52.7†), sporotrichosis (B42.0†) cryoglobulinaemia (D89.1†), ankylosing spondylitis (M45†)



717

BAB XI PENYAKIT-PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN (K00-K93) Kecuali:

Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99) Neoplasma (C00-D48) Penyakit endokrin, gizi, dan metabolik (E00-E90) Komplikasi kehamilan, melahirkan, dan nifas (O00-O99) Kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-P96) Malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99) Tanda, gejala, dan penemuan klinis dan labor abnormal, NEC (R00-R99) Cedera, keracunan, dan konsekuensi lain penyebab luar tertentu (S00-T98)

Blok-blok di dalam bab ini adalah: K00-K14 K20-K31 K35-K38 K40-K46 K50-K52 K55-K63 K65-K67 K70-K77 K80-K87 K90-K93

Penyakit rongga mulut, kelenjar saliva dan rahang Penyakit esofagus, lambung dan duodenum Penyakit appendix Hernia Enteritis dan kolitis non-infektif Penyakit-penyakit usus lainnya Penyakit-penyakit peritoneum Penyakit-penyakit hati Kelainan kandung empedu, saluran empedu, dan pankreas. Penyakit lain pada sistem pencernaan

Kategori asterisk untuk bab ini adalah sebagai berikut: K23* K67* K77* K87* K93*

Kelainan esofagus pada penyakit c. e. Kelainan peritoneum pada penyakit infeksi c. e. Kelainan hati pada penyakit c. e. Kelainan kandung empedu, saluran empedu, dan pankreas pada penyakit c. e.. Kelainan lain organ pencernaan pada penyakit c. e.

Penyakit rongga mulut, kelenjar saliva dan rahang (K00-K14) K00 Kelainan perkembangan dan erupsi gigi Kecuali: Gigi embedded dan impacted (K01.-) K00.0 Anodontia Hipodontia, oligodontia K00.1 Supernumerary teeth Distomolar, paramolar, molar IV, mesiodens, gigi tambahan K00.2 Kelainan ukuran dan bentuk gigi Concrescence [penebalan] gigi, fusi gigi, geminasi [kembaran] gigi Dens: evaginatus, invaginatus, in dente [dalam gigi] Enamel pearls, gigi berbentuk runcing, taurodontism, makrodontia, mikrodontia 

718

K00.3

K00.4

K00.5

K00.6

K00.7 K00.8 K00.9

Tuberkulum paramolare Kecuali: tuberculum Carabelli, yang dianggap variasi normal dan tidak dikode Mottled teeth [gigi berbercak atau berbintik] Fluorosis gigi, bercak enamel Keopakan enamel non-fluorida Kecuali: deposits [accretions] pada gigi (K03.6) Kekacauan dalam pembentukan gigi Aplasia dan hipoplasia sementum, Dilaserasi gigi, odontoplasia regional, gigi Turner Hipoplasia enamel (prenatal) (postnatal) (neonatal) Kecuali: mottled teeth (K00.3) gigi Hutchinson dan molar mulberry pada sifilis kongenital (A50.5) [gigi Hutchinson: insisor 1/3 tengah mengecil sehingga ujungnya cekung] [molar mulberry: pengecilan dan bentuk dengan lobulus pada molar] Kekacauan herediter struktur gigi, NEC Displasia dentin Shell teeth Amelogenesis, dentinogenesis, dan odontogenesis: imperfecta [penyakit autosom dominan yang menyebabkan hipoplasia berat enamel] Kekacauan erupsi gigi Dentia praecox Erupsi prematur gigi Gigi (desidua) lepas prematur Natal tooth [gigi pada waktu lahir] Neonatal tooth [gigi pada neonatus] Gigi primer persisten [retained, tidak lepas] Teething syndrome Kelainan lain perkembangan gigi Perubahan warna sewaktu pembentukan gigi, Staining [penodaan] intrinsik gigi NOS Kelainan perkembangan gigi, tak dijelaskan Kelainan odontogenesis NOS

K01 Gigi embedded dan impacted Kecuali: Gigi embedded dan impacted, posisinya atau gigi di dekatnya abnormal (K07.3) K01.0 Gigi embedded [gigi yang gagal erupsi tanpa dihalangi oleh gigi lain] K01.1 Gigi impacted [gigi yang gagal erupsi karena dihalangi oleh gigi lain] K02 Dental caries K02.0 Karies terbatas pada enamel Lesi bintik putih (karies awal) K02.1 Karies pada dentin K02.2 Karies pada sementum K02.3 Karies gigi terhenti K02.4 Odontoklasia Melanodontia infantil



719

Melanodontoklasia K02.8 Karies gigi lainnya K02.9 Karies gigi, tak dijelaskan K03 Penyakit lain pada jaringan keras gigi Kecuali: Bruxism (F45.8) Teeth-grinding NOS (F45.8) Karies gigi (K02.-) K03.0 Atrisi gigi berlebihan Kerusakan akibat pemakaian pada bagian approximal atau oklusal [gigitan] gigi [bisa akibat diet abrasif, penuaan, atau bruxisme (menggesekkan gigi)] K03.1 Abrasio gigi Abrasi gigi karena dentifrice (pasta atau bubuk pembersih gigi), kebiasaan pekerjaan, agama, tradisi Cacad baji (wedge) pada gigi K03.2 Erosi gigi Erosi gigi: NOS, idiopatik, pekerjaan Erosi gigi akibat: , diet, obat-obatan, muntah persisten K03.3 Resorpsi patologis gigi Resorpsi gigi (eksternal) Granuloma internal pada pulpa K03.4 Hipersementosis Hiperplasia sementum K03.5 Ankilosis gigi K03.6 Deposits [accretions] pada gigi Deposit pada gigi: betel (pinang), tembakau, hitam, hijau, materia alba, orange Staining gigi: NOS, ekstrinsik NOS Kalkulus [karang] gigi: subgingiva, supragingiva] K03.7 Perubahan warna pasca-erupsi pada jaringan keras gigi Kecuali: deposit gigi (K03.6) K03.8 Penyakit lain yang dijelaskan pada jaringan keras gigi Radiasi enamel Dentin sensitif Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi radiasi K03.9 Penyakit jaringan keras gigi, tak dijelaskan K04 Penyakit pulpa dan jaringan periapex K04.0 Pulpitis Abses pulpa Polip pulpa Pulpitis: akut, suppuratif, kronik (hiperplastik) (ulseratif) K04.1 Nekrosis pulpa Gangren pulpa K04.2 Degenerasi pulpa Dentikel Kalsifikasi atau batu pulpa



720

K04.3 Pembentukan jaringan keras abnormal di dalam pulpa Dentin sekunder atau irreguler K04.4 Periodontitis apex akut yang berasal dari pulpa Periodontitis apeks akut NOS K04.5 Periodontitis apex kronik Granuloma apex atau periapex Periodontitis apex NOS K04.6 Abses periapex dengan sinus Abses gigi dengan sinus Abses dentoalveolaris gigi dengan sinus K04.7 Abses periapex tanpa sinus Abses NOS pada: , gigi, dentoalveolaris, periapex K04.8 Kista radiks [akar gigi] Kista: apex (periodontium), periapex, sisa akar Kecuali: kista periodontium lateral (K09.0) K04.9 Penyakit lain dan tak dijelaskan pada jaringan pulpa dan periapex K05 Gingivitis dan penyakit periodontium K05.0 Gingivitis akut Kecuali: gingivitis ulseratif nekrotikans akut (A69.1) gingivostomatitis herpesvirus (herpes simplex) (B00.2) K05.1 Gingivitis kronik Gingivitis (kronik): NOS, deskuamasi, hiperplastik, simple marginal, ulseratif K05.2 Periodontitis akut Perikoronitis akut Abses parodontium Abses periodontium Kecuali: periodontitis apex akut (K04.7) abses periapex (K04.7) abses periapex dengan sinus (K04.6) K05.3 Periodontitis kronik Perikoronitis kronik Periodontitis: NOS, kompleks, simplex K05.4 Periodontosis Periodontosis juvenile [remaja] K05.5 Penyakit periodontium lain K05.6 Penyakit periodontium, tak dijelaskan K06 Kelainan lain pada gingiva dan puncak alveolus tanpa gigi (edentulous) Kecuali: atrofi puncak alveolus edentulous (K08.2) [gusi edentulous] gingivitis: akut (K05.0), NOS (K05.1), kronik (K05.1) K06.0 Resesi gingiva Resesi gingiva (umum) (lokal) (pasca infeksi) (pasca bedah) K06.1 Pembesaran gingiva Fibromatosis gingiva K06.2 Lesi gingiva dan edentulous alveolar ridge akibat trauma Hiperplasia iritatif puncak edentulus (hiperplasia karena gigi palsu) Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX) untuk identifikasi penyebab



721

K06.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada gingiva dan edentulous alveolar ridge Epulis fibrosa Epulis giant cells Flabby ridge [epulis = bengkak kecil pada rahang] Granuloma sel raksasa perifer Granuloma piogenik gusi K06.9 Kelainan pada gingiva dan gusi edentulus, tak dijelaskan K07 Anomali dentofasialis [termasuk maloklusi] Kecuali: Hiperplasia atau hipoplasia kondilus unilateral (K10.8), Atrofi atau hipertrofi hemifasial (Q67.4) K07.0 Anomali mayor ukuran rahang Hiperplasia atau hipoplasia mandibula Hiperplasia atau hipoplasia maksilla Makrognathism (mandibula) (maxilla) [gnath = rahang] Micrognathism (mandibula) (maxilla) Kecuali: akromegali (E22.0) sindroma Robin (Q87.0) K07.1 Anomali hubungan rahang dengan dasar tengkorak Asimetri rahang, Prognathism (mandibula) (maxilla) Retrognathism (mandibula) (maxilla) K07.2 Anomali hubungan arkus dentis (lengkung susunan gigi) Crossbite (anterior) (posterior) Openbite (anterior) (posterior) Overbite (berlebihan): dalam, horizontal, vertikal Disto-oklusi Mesio-oklusi, Oklusi lingualis posterior pada gigi mandibula Deviasi garis tengah arkus dentin Overjet K07.3 Anomali posisi gigi Gigi: bertumpuk, diastema, pergeseran, rotasi, jarak abnormal, transposisi Gigi impacted atau embedded, posisi gigi tersebut atau gigi di dekatnya abnormal Kecuali: gigi embedded dan impacted tanpa posisi abnormal (K01.-) K07.4 Maloklusi, tak dijelaskan K07.5 Kelainan fungsional dentofasialis Penutupan rahang abnormal Maloklusi karena: menelan abnormal, bernafas di mulut, kebiasaan lidah, bibir atau jari Kecuali: bruxism (F45.8); teeth-grinding NOS (F45.8) K07.6 Kelainan sendi temporomandibularis Kompleks atau sindroma Costen Kerusakan sendi temporo-mandibularis Snapping jaw Sindroma sendi-nyeri-disfungsi temporomandibula Kecuali: sendi temporomandibula saat ini: dislokasi (S03.0) terkilir (S03.4) 

722

K07.8 Anomali dentofasialis lainnya K07.9 Anomali dentofasialis, tak dijelaskan K08 K08.0 K08.1 K08.2 K08.3 K08.8

Kelainan lain pada gigi dan jaringan penyokongnya Exfoliasi gigi akibat penyebab sistemik [lapisan terkelupas] Kehilangan gigi akibat kecelakaan, dicabut atau penyakit periodontium lokal Atrofi puncak alveolaris edentulus Akar gigi tertinggal Kelainan lain pada gigi dan struktur penyokong yang dijelaskan Pembesaran puncak alveolaris NOS Prosesus alveolaris irregular Sakit gigi NOS K08.9 Kelainan pada gigi dan struktur penyokong, tak dijelaskan K09 Kista daerah mulut, not elsewhere classified Termasuk: lesi dengan gambaran histologis kista aneurisma dan lesi fibro-ossea lain Kecuali: kista akar gigi (K04.8) K09.0 Kista odontegik perkembangan Kista: dentigerosa, erupsi, folikuler, gusi, periodontium lateralis, primordial Keratokista K09.1 Kista perkembangan (non-odontogenik) daerah mulut Kista: globulomaksilla, incisive canal, palatum median, nasopalatina, papilla palatina K09.2 Kista rahang lainnya Kista rahang: NOS, aneurisma, perdarahan, traumatika Kecuali: kista tulang laten pada rahang(K10.0), kista Stafne (K10.0) K09.8 Kista lain daerah mulut, not elsewhere classified Kista dermoid, kista epidermoid, atau kista limfoepitel pada mulut Kista nasoalveolaris Kista nasolabialis Epstein’s pearl, K09.9 Kista daerah mulut, tak dijelaskan K10 Penyakit rahang lainnya K10.0 Kelainan perkembangan rahang Kista tulang laten pada rahang Kista Stafne, Torus mandibularis Torus palatinus K10.1 Granuloma sel raksasa, sentral Granuloma sel raksasa NOS Kecuali: granuloma sel raksasa perifer (K06.8) K10.2 Kondisi peradangan rahang Osteitis osteomielitis (neonatus) pada rahang (akut) (kronik) (supuratif) osteoradionekrosis pada rahang (akut) (kronik) (supuratif) periostitis pada rahang (akut) (kronik) (supuratif) Sequestrum tulang rahang Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX) untuk identifikasi, kalau akibat radiasi. K10.3 Alveolitis rahang 

723

Osteitis alveolaris Dry socket K10.8 Penyakit lain rahang yang dijelaskan Cherubismus Exostosis rahang Displasia fibrosa rahang Hiperplasia at kondilus unilateral Hipoplasia kondilus unilateral K10.9 Penyakit rahang, tak dijelaskan K11 K11.0 K11.1 K11.2 K11.3 K11.4 K11.5 K11.6

K11.7

K11.8

K11.9

Penyakit kelenjar saliva Atrofi kelenjar saliva Hipertrofi kelenjar saliva Sialoadenitis Kecuali: parotitis epidemika (B26.-) demam uveoparotid [Heerfordt] (D86.8) Abses kelenjar saliva Fistula kelenjar saliva Kecuali: fistula kongenital kelenjar saliva (Q38.4) Sialolithiasis Kalkulus atau batu pada kelenjar atau saluran saliva Mucocele kelenjar saliva Kista ekstravasasi mukus pada kelenjar saliva Kista retensi mukus pada kelenjar saliva Ranula Kekacauan sekresi saliva Hipoptyalism Ptyalism Xerostomia (mulut kering) Kecuali: mulut kering NOS (R68.2) Penyakit lain kelenjar saliva Lesi limfoepitel jinak kelenjar saliva Sialometaplasia nekrotikans Sialektasia, Penyakit Mikulicz Stenosis atau striktura saluran saliva Kecuali: sindroma sicca (Sjögren) (M35.0) Penyakit kelenjar saliva, tak dijelaskan Sialoadenopati NOS

K12 Stomatitis dan lesi yang terkait Kecuali: cancrum oris (A69.0) stomatitis gangrenosa (A69.0) noma (A69.0) gingivostomatitis herpesvirus (herpes simplex) (B00.2) cheilitis (K13.0) K12.0 Recurrent oral aphthae [ulkus mulut berulang] Stomatitis aphtosa (mayor) (minor)



724

Aphthae Bednar Ulkus aphthosa rekurens Periadenitis mukosa nekrotikans rekurens Stomatitis herpetiformis K12.1 Bentuk lain stomatitis Stomatitis: NOS, gigi palsu, ulseratif, vesikularis K12.2 Sellulitis dan abses mulut Selulitis (lantai) mulut Abses submandibula Kecuali: abses: periapex (K04.6-K04.7), periodontium (K05.2) kelenjar saliva (K11.3), lidah (K14.0), peritonsil (J36) K13 Penyakit lain bibir dan mukosa mulut Termasuk: kekacauan epitel lidah Kecuali: penyakit tertentu pada gusi dan gusi edentulus (K05-K06), kista mulut (K09.-) stomatitis dan lesi terkait (K12.-), penyakit lidah (K14.-) K13.0 Penyakit bibir Cheilitis: NOS, angularis, exfoliatif, glandularis Cheilodynia Cheilosis Perlēche NEC Kecuali: ariboflavinosis perlēche defisiensi riboflavin (E53.0) perlēche akibat kandidiasis (B37.8) cheilitis akibat kelainan radiasi (L55-L59) K13.1 Menggigit pipi dan bibir K13.2 Leukoplakia dan kerusakan lain epitel mulut, termasuk lidah Erythroplakia pada epitel mulut, termasuk lidah Leukoedema pada epitel mulut, termasuk lidah Leukokeratosis nikotina palati Palatum perokok (smoker's palate) Kecuali: leukoplakia berambut (K13.3) K13.3 Hairy leukoplakia (berambut) K13.4 Granuloma dan lesi mirip granuloma pada mukosa mulut Granuloma eosinofilia mukosa mulut Granuloma piogenik mukosa mulut, Xanthoma verrukosa mukosa mulut K13.5 Fibrosis submukosa mulut Fibrosis submukosa lidah K13.6 Hiperplasia iritatif mukosa mulut Kecuali: hiperplasia iritatif gusi edentulous [hiperplasia gigi palsu] (K06.2) 

725

K13.7 Lesi lain dan tak dijelaskan pada mukosa mulut Musinosis mulut terfokus K14 Penyakit lidah Kecuali: eritroplakia, leukoplakia, leukoedema, hiperplasia epitel terfokus: lidah (K13.2) leukoplakia berambut (K13.3) fibrosis submukosa lidah (K13.5) makroglosia (kongenital) (Q38.2) K14.0 Glossitis Abses lidah Ulserasi (traumatika) pada lidah Kecuali: glositis atrofik (K14.4) K14.1 Geographic tongue – lidah terkelupas Glositis migrasi jinak Glositis areata exfoliativa K14.2 Median rhomboid glossitis [radang lidah dengan nodul di tengah lidah] K14.3 Hipertrofi papilla lidah Lidah hitam berambut Lingua villosa nigra Lidah berselaput Hipertrofi papilla foliata K14.4 Atrofi papilla lidah Glossitis atrofika K14.5 Plicated tongue (lidah dengan lipatan-lipatan paralel Lidah: retak, berlekuk, berkantong Kecuali: lidah retak kongenita (Q38.3) K14.6 Glossodinia Glossopirosis Lidah nyeri K14.8 Penyakit lain lidah Lidah atrofi Lidah renasi [(pinggir denga blatan-bulatan] Lidah dengan pembesaran Lidah dengan hipertrofi K14.9 Penyakit lidah, tak dijelaskan: Glossopati NOS

Penyakit esofagus, lambung dan duodenum (K20-K31) Kecuali:

hiatus hernia (K44.-)

K20 Esofagitis Abses esofagus Esofagitis: NOS, zat kimia, peptik Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi penyebab. Kecuali: esofagitis reflux (K21.0) dengan gastroesophageal reflux disease (GERD) (K21.0) erosi esofagus (K22.1) K21

Gastroesophageal reflux disease (GERD) 

726

K21.0 Penyakit reflux gastro-esofagus dengan esofagitis: Esofagitis reflux K21.9 Penyakit reflux gastro-esofagus tanpa esofagitis: Reflux esofagus NOS K22 Penyakit lain esofagus Kecuali: varises esofagus(I85.-) K22.0 Akhalasia kardia: Akhalasia NOS [akibat peristalsis esofagus gagal, sfingter esofagus kurang relaksasi] Kardiospasme [spasme singter esofagus dekat lambung] Kecuali: kardiospasme kongenital (Q39.5***) K22.1 Ulkus esofagus: Erosi esofagus Ulkus esofagus: NOS, ,akibat menelan: zat kimia, obat-obatan, jamur, peptik Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi penyebab K22.2 Obstruksi esofagus Kompresi esofagus Konstriksi esofagus Stenosis esofagus Striktura esofagus Kecuali: stenosis atau striktura kongenital esofagus (Q39.3) K22.3 Perforasi esofagus Ruptura esofagus Kecuali: perforasi traumatika esofagus (torakalis) (S27.8) K22.4 Diskinesia esofagus Esofagus ‘corkscrew’ (pembuka sumbat botol) Spasme esofagus diffusa Spasme esofagus Kecuali: kardiospasme (K22.0) K22.5 Divertikulum esofagus, didapat Esophageal pouch, didapat [kantong esofagus] Kecuali: divertikulum esofagus (kongenital) (Q39.6) K22.6 Sindroma laserasi-perdarahan gastro-esofagus: Sindroma Mallory-Weiss K22.8 Penyakit esofagus lain yang dijelaskan: Perdarahan esofagus NOS K22.9 Penyakit esofagus, tak dijelaskan K23* Kelainan esofagus pada penyakit c. e. K23.0* Esofagitis tuberkolusa (A18.8†) K23.1* Megaesofagus pada penyakit Chagas (B57.3†) K23.8* Kelainan esofagus penyakit lain c. e.. Subdivisi karakter keempat berikut digunakan untuk kategori K25-K28: .0 Akut dengan perdarahan .1 Akut dengan perforasi .2 Akut dengan perdarahan tambah perforasi .3 Akut tanpa perdarahan atau perforasi 

727

.4 .5 .6 .7 .9

Kronik atau tak dijelaskan dengan perdarahan Kronik atau tak dijelaskan dengan perforasi Kronik atau tak dijelaskan dengan perdarahan tambah perforasi Kronik tanpa perdarahan atau perforasi Tidak jelas akut atau kronik, tanpa perdarahan atau perforasi

K25 Gastric ulcer [tukak lambung] Termasuk: erosi (akut) lambung ulkus (peptikum): pilorus, lambung Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat, kalau disebabkan obat Kecuali: gastritis erosif hemoragika akut (K29.0) ulkus peptikum NOS (K27.-) K26 Duodenal ulcer [tukak duodenum] Termasuk: erosi (akut) duodenum ulkus (peptikum): duodenum, postpilorika Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat, kalau disebabkan obat Kecuali: ulkus peptikum NOS (K27.-) K27 Ulkus peptikum, situs tak dijelaskan Termasuk: ulkus gastroduodenum NOS, ulkus peptikum NOS Kecuali: ulkus peptikum neonatus (P78.8) K28 Ulkus gastrojejunum Termasuk: ulkus (peptikum) atau erosi: - gastrokolika - gastrointestinum - gastrojejunum - jejunum - anastomotik - marginal - stoma Kecuali: ulkus primer usus halus (K63.3) K29 Gastritis dan duodenitis Kecuali: gastritis atau gastroenteritis eosinophilika (K52.8) sindroma Zollinger-Ellison (E16.4) K29.0 Gastritis hemoragika akut Gastritis akut (erosif) dengan perdarahan Kecuali: erosi (akut) lambung (K25.-) K29.1 Gastritis akut lain K29.2 Gastritis alkoholik K29.3 Gastritis kronik superfisialis K29.4 Gastritis atrofika kronik Atrofi lambung K29.5 Gastritis kronik, tak dijelaskan Gastritis kronik: antrum, fundus



728

K29.6 Gastritis lain Gastritis hipertrofi raksasa Gastritis granulomatosa Penyakit Ménétrier K29.7 Gastritis, tak dijelaskan K29.8 Duodenitis K29.9 Gastroduodenitis, tak dijelaskan K30 Dyspepsia Indigestion Kecuali: dispepsia: - nervosa (F45.3) - neurotik (F45.3) - psikogenik (F45.3) heartburn (R12) K31 Penyakit lain lambung dan duodenum Termasuk: kelainan fungsional lambung Kecuali: divertikulum duodenum (K57.0-K57.1) perdarahan lambung (K92.0-K92.2) K31.0 Dilatasi akut lambung Distensi akut lambung K31.1 Stenosis pilorus hipertrofik dewasa Stenosis pilorus NOS Kecuali: stenosis pilorus kongenital atau infantil (Q40.0) K31.2 Striktura dan stenosis ‘hourglass’ lambung Kecuali: kontraksi hourglass lambung (K31.8) lambung hourglass kongenital (Q40.2) K31.3 Pylorospasm, not elsewhere classified Kecuali: pilorospasme: - neurotik (F45.3) - psikogenik (F45.3) - kongenital atau infantile (Q40.0) K31.4 Divertikulum lambung Kecuali: divertikulum lambung kongenital(Q40.2) K31.5 Obstruksi duodenum Konstriksi duodenum Stenosis duodenum Striktura duodenum Ileus duodenum (kronik) Kecuali: stenosis kongenital duodenum (Q41.0) K31.6 Fistula lambung dan duodenum Fistula gastrokolika; fistula gastrojejunokolika K31.7 Polip lambung dan duodenum Kecuali: polip adenomatosa lambung (D13.1) K31.8 Penyakit lambung dan duodenum lain yang dijelaskan Achlorhydria Gastroptosis



729

Kontraksi hourglass lambung K31.9 Penyakit lambung dan duodenum, tak dijelaskan

Penyakit appendiks (K35-K38) K35 Appendisitis akut K35.0 Appendisitis akut dengan peritonitis umum Appendisitis (akut) dengan: - perforasi - peritonitis (umum) (lokal) menyusul ruptur atau perforasi *** - ruptura K35.1 Appendisitis akut dengan abses peritoneum Abses appendiks K35.9 Appendisitis akut, tak dijelaskan Appendisitis akut dengan peritonitis, lokal atau NOS *** Appendisitis akut tanpa: - abses peritoneum - perforasi - peritonitis umum *** - ruptura K36

Appendisitis lain Appendisitis: - kronik - rekurens (berulang)

K37

Appendisitis yang tak dijelaskan

K38 Penyakit-penyakit appendiks lain K38.0 Hyperplasia appendiks K38.1 Appendicular concretions [massa padat appendiks] Faekalith appendiks Sterkolith appendiks K38.2 Divertikulum appendiks K38.3 Fistula appendiks K38.8 Penyakit-penyakit appendiks lain yang dijelaskan Intususepsi [dinding memasuki dinding lain, seperti teleskop] appendix K38.9 Penyakit appendiks, tak dijelaskan

Hernia (K40-K46) Note: Hernia dengan gangren tambah obstruksi diklasifikasikan pada hernia dengan gangren. Termasuk: hernia: didapat, rekurens hernia kongenital (kecuali hernia diafragma atau hiatus) K40 Hernia inguinalis Termasuk: bubonokel, hernia skrotalis hernia inguinalis: NOS, direct, indirect, double, oblique K40.0 Hernia inguinalis bilateral, dengan obstruksi, tanpa gangren K40.1 Hernia inguinalis bilateral, dengan gangren



730

K40.2 Hernia inguinalis bilateral, tanpa obstruksi atau gangren Hernia inguinalis bilateral NOS K40.3 Hernia inguinalis unilateral atau tidak jelas, dengan obstruksi, tanpa gangren Hernia inguinalis (unilateral) tanpa gangren: - inkarserata - irreducible - menyebabkan obstruksi - strangulasi K40.4 Hernia inguinalis unilateral atau tidak jelas, dengan gangren Hernia inguinalis NOS dengan gangren K40.9 Hernia inguinalis unilateral atau tidak jelas, tanpa obstruksi atau gangren Hernia inguinalis (unilateral) NOS K41 K41.0 K41.1 K41.2

Hernia femoralis Hernia femoralis bilateral, dengan obstruksi, tanpa gangren Hernia femoralis bilateral, dengan gangren Hernia femoralis bilateral, tanpa obstruksi atau gangren Hernia femoralis bilateral NOS K41.3 Hernia femoralis unilateral or tidak jelas, dengan obstruksi, tanpa gangren Hernia femoralis (unilateral) tanpa gangren: - inkarserata - irreducible - menyebabkan obstruksi - strangulasi K41.4 Hernia femoralis unilateral atau tidak jelas, dengan gangren K41.9 Hernia femoralis unilateral atau tidak jelas, tanpa obstruksi atau gangren Hernia femoralis (unilateral) NOS K42 Hernia umbilikalis Termasuk: hernia paraumbilikalis Kecuali: omphalocele (Q79.2) K42.0 Hernia umbilikalis dengan obstruksi, tanpa gangren Hernia umbilikalis tanpa gangren: - inkarserata - irreducible - menyebabkan obstruksi - strangulasi K42.1 Hernia umbilikalis dengan gangren Hernia umbilikalis gangrenosa K42.9 Hernia umbilikalis tanpa obstruksi atau gangren Hernia umbilikalis NOS K43 Hernia ventralis Termasuk: hernia: epigastrika, insisional [di tempat sayatan] K43.0 Hernia ventralis dengan obstruksi, tanpa gangren Hernia ventralis tanpa gangren: - inkarserata - irreducible - menyebabkan obstruksi 

731

- strangulasi K43.1 Hernia ventralis dengan gangren Hernia ventralis gangrenosa K43.9 Hernia ventralis tanpa obstruksi atau gangren Hernia ventralis NOS K44 Hernia diafragmatika Termasuk: hiatus hernia (esofagus)(sliding) hernia paraesofagus Kecuali: hernia kongenital: - hiatus (Q40.1) - diaphragmatika: (Q79.0) K44.0 Hernia diafragmatika dengan obstruksi, tanpa gangren Hernia diafragmatika, tanpa gangren: - inkarserata - irreducible - menyebabkan obstruksi - strangulasi K44.1 Hernia diafragmatika dengan gangren Hernia diafragmatika gangrenosa K44.9 Hernia diafragmatika tanpa obstruksi atau gangren Hernia diafragmatika NOS K45 Hernia abdominalis lainnya Termasuk: Hernia: - abdominalis dengan situs dijelaskan NEC - lumbalis - obturatorius - pudendum - retroperitoneum - siatika K45.0 Hernia abdominalis lain yang dijelaskan dengan obstruksi, tanpa gangren. Kondisi pada K45, tanpa gangren: - inkarserata - irreducible - menyebabkan obstruksi - strangulasi K45.1 Hernia abdominalis lain yang dijelaskan dengan gangren Kondisi pada K45 yang dinyatakan gangrenosa K45.8 Hernia abdominalis lain yang dijelaskan tanpa obstruksi atau gangren K46 Hernia abdominalis yang tak dijelaskan Termasuk: enterokel epiplokel hernia: NOS, interstitialis, intestinum, intraabdomen Kecuali: enterokel vaginalis (N81.5) K46.0 Hernia abdominalis yang tidak jelas dengan obstruksi, tanpa gangren Kondisi pada K46, tanpa gangren: - inkarserata 

732

- irreducible - menyebabkan obstruksi - strangulasi K46.1 Hernia abdominalis yang tidak jelas, dengan gangrene Kondisi pada K46 yang dinyatakan gangrenosa K46.9 Hernia abdominalis yang tidak jelas, tanpa obstruksi atau gangren Hernia abdominalis NOS

Enteritis dan kolitis non-infektif (K50-K52) Termasuk: inflammatory bowel disease [penyakit radang usus] non-infektif Kecuali: irritable bowel syndrome (K58.-) megakolon (K59.3) K50 Penyakit Crohn [regional enteritis] Termasuk: enteritis granulomatosa Kecuali: kolitis ulseratif (K51.-) K50.0 Penyakit Crohn usus halus: Penyakit Crohn [regional enteritis] pada: - duodenum - ileum - jejunum Ileitis: - regionalis - terminalis Kecuali: kalau disertai penyakit Crohn usus besar (K50.8) K50.1 Penyakit Crohn usus besar Kolitis: - granulomatosa - regionalis Penyakit Crohn [enteritis regionalis] pada: - kolon - usus besar - rektum Kecuali: kalau disertai penyakit Crohn usus halus (K50.8) K50.8 Penyakit Crohn lainnya Penyakit Crohn usus halus dengan usus besar K50.9 Penyakit Crohn, tak dijelaskan Regional enteritis NOS K51 K51.0 K51.1 K51.2 K51.3 K51.4 K51.5 K51.8 K51.9

Kolitis ulseratif Enterokolitis ulseratif (kronik) Ileokolitis ulseratif (kronik) Proktitis ulseratif (kronik) Rektosigmoiditis ulseratif (kronik) Pseudopolyposis colon Proktokolitis mukosa Kolitis ulseratif lain Kolitis ulseratif, tak dijelaskan



733

Enteritis ulseratif NOS K52 Gastroenteritis dan kolitis non-infektif lain K52.0 Gastroenteritis dan kolitis akibat radiasi K52.1 Gastroenteritis dan kolitis toksik Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi agen toksik K52.2 Gastroenteritis dan kolitis alergik dan dietetik Gastrokolitis atau kolitis akibat hipersensitifitas makanan K52.8 Gastroenteritis dan kolitis non-infektif lain yang dijelaskan Gastritis atau gastroenteritis eosinofilik K52.9 Gastroenteritis dan kolitis non-infektif, tak dijelaskan Enteritis, jejunitis, ileitis, sigmoiditis, diare: - dinyatakan tidak menular, atau - NOS di negara tempat asal usul kondisi ini bisa dianggap non-infeksi. Kecuali: gastroenteritis, enteritis, kolitis atau, diare: - infeksiosa (A09) - tak dijelaskan, di negara kondisi ini bisa dianggap infeksi (A09) diare psikogenik (F45.3) diare fungsional (K59.1) diare neonatus (non-infektif) (P78.3)

Penyakit-penyakit usus lain (K55-K63) K55 Kelainan vaskular usus Kecuali: enterokolitis nekrotikans pada fetus atau neonatus (P77) K55.0 Kelainan vaskular akut pada usus Kolitis iskemik fulminant akut Infark usus akut Iskemi usus halus akut Emboli (arteri)(vena) mesenterika Infark (arteri)(vena) mesenterika Thrombosis (arteri)(vena) mesenterika Kolitis iskemik subakut K55.1 Kelainan vaskular kronik pada usus Kolitis iskemik kronik Enteritis iskemik kronik Enterokolitis iskemik kronik Striktura iskemik usus Aterosklerosis mesenterika Insuffisiensi vaskuler mesenterika K55.2 Angiodisplasia kolon K55.8 Kelainan vaskular usus lain K55.9 Kelainan vaskular usus, tak dijelaskan Kolitis iskemik NOS Enteritis iskemik NOS Enterokolitis iskemik NOS K56 Ileus paralitika dan obstruksi usus tanpa hernia Kecuali: ileus mekonium (E84.1) 

734

obstruksi duodenum (K31.5) dengan hernia (K40-K46) striktura iskemik usus (K55.1) stenosis anus atau rektum (K62.4) obstruksi usus pascabedah (K91.3) striktura atau stenosis kongenital usus (Q41-Q42) obstruksi usus neonatus yang bisa diklasifikasikan pada P76.-

K56.0 Ileus paralitika Paralisis: usus, intestinum, kolon Kecuali: ileus batu empedu (K56.3) ileus obstruktif NOS (K56.6) ileus NOS (K56.7) K56.1 Intussusception Intususepsi atau invaginasi: usus, intestinum, kolon, rektum Kecuali: intususepsi appendix (K38.8) K56.2 Volvulus Strangulasi (cekikan) usus atau kolon Torsio (bengkok) usus atau kolon Twist (terpuntir) usus atau kolon K56.3 Ileus batu empedu [gallstone] Obstruksi usus oleh batu empedu K56.4 Sumbatan [impaction] usus lain: Enterolith, hambatan feses, hambatan pada kolon K56.5 Adhesi usus [bands] dengan obstruksi Adhesi [bands] peritoneum dengan obstruksi usus K56.6 Obstruksi usus lain dan tak dijelaskan Enterostenosis Ileus obstruksi NOS Oklusi usus atau kolon Stenosis usus atau kolon Striktura usus atau kolon K56.7 Ileus, tak dijelaskan K57 Penyakit divertikulum usus Termasuk: divertikulitis usus (halus) (besar) divertikulosis usus (halus) (besar) divertikulum usus (halus) (besar) Kecuali: divertikulum: appendix (K38.2) divertikulum Meckel (Q43.0) divertikulum kongenital usus (Q43.8) K57.0 Penyakit divertikulum usus halus dengan perforasi dan abses Penyakit divertikulum usus halus dengan peritonitis Kecuali: penyakit divertikulum usus halus dgn kolon dengan perforasi dan abses (57.4) K57.1 Penyakit divertikulum usus halus tanpa perforasi atau abses 

735

K57.2 K57.3 K57.4 K57.5 K57.8 K57.9

Penyakit divertikulum usus halus NOS Kecuali: penyakit divertikulum usus halus dgn kolon tanpa perforasi atau abses (57.5) Penyakit divertikulum usus besar dengan perforasi dan abses Penyakit divertikulum kolon dengan peritonitis Kecuali: penyakit divertikulum usus halus dgn kolon dengan perforasi dan abses (57.4) Penyakit divertikulum usus besar tanpa perforasi atau abses Penyakit divertikulum kolon NOS Kecuali: penyakit divertikulum usus halus dgn kolon tanpa perforasi atau abses (57.5) Penyakit divertikulum usus halus dengan kolon dengan perforasi dan abses Penyakit divertikulum usus halus dengan kolon dengan peritonitis Penyakit divertikulum usus halus dengan kolon tanpa perforasi atau abses Penyakit divertikulum usus halus dengan kolon NOS Penyakit divertikulum usus, bagiannya tidak jelas, dengan perforasi dan abses Penyakit divertikulum usus NOS dengan peritonitis Penyakit divertikulum usus, bagiannya tidak jelas, tanpa perforasi atau abses Penyakit divertikulum usus NOS

K58 Irritable bowel syndrome [sindroma usus irritabel] Termasuk: irritable colon K58.0 Irritable bowel syndrome dengan diare K58.9 Irritable bowel syndrome tanpa diare Irritable bowel syndrome NOS K59 Kelainan fungsional usus lainnya Kecuali: kelainan usus psikogenik (F45.3) kelainan fungsional lambung (K31.-) malabsorbsi usus (K90.-) perubahan kebiasaan usus NOS (R19.4) K59.0 Konstipasi K59.1 Diare fungsional K59.2 Usus neurogenik [gangguan fungsi syaraf usus], not elsewhere classified K59.3 Megakolon, not elsewhere classified Dilatasi kolon, megakolon toksik Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi agen toksik Kecuali: megakolon pada penyakit Chagas (B57.3), megakolon pada penyakit Hirschsprung (Q43.1) megakolon kongenital (aganglionik) (Q43.1) K59.4 Spasme anus Proktalgia fugax K59.8 Kelainan fungsional usus lainnya yang dijelaskan Atonia kolon K59.9 Kelainan fungsional usus, tak dijelaskan K60 Fissura dan fistula daerah anus dan rektum Kecuali: dengan abses atau selulitis (K61.-) K60.0 Fissura anus akut K60.1 Fissura anus kronik K60.2 Fissura anus, tak dijelaskan K60.3 Fistula anus 

736

K60.4 Fistula rektum Fistula rektum ke kulit Kecuali: fistula vesikorektum (N32.1) fistula rektovaginalis (N82.3). K60.5 Fistula anorektum K61 Abses daerah anus dan rektum Termasuk: abses daerah anus dan rektum dengan atau tanpa fistula selulitis daerah anus dan rektum dengan atau tanpa fistula K61.0 Abses anus Abses perianus Kecuali: abses intrasfingter (K61.4) K61.1 Abses rektum Abses perirektum Kecuali: abses iskiorektum (K61.3) K61.2 Abses anorektum K61.3 Abses iskiorektum Abses fossa iskiorektum K61.4 Abses intrasfingter K62 Penyakit anus dan rektum lain Termasuk: anal canal Kecuali: hemoroid (I84.-) proktitis ulseratif (K51.2), malfungsi kolostomi dan enterostomi (K91.4) inkontinensia feses (R15) K62.0 Polip anus K62.1 Polip rektum Kecuali: polip adenomatosa (D12.8) K62.2 Prolapsus ani Prolapsus anal canal K62.3 Prolapsus rekti Prolapsus mukosa rektum K62.4 Stenosis anus dan rektum Striktura (sfingter) anus K62.5 Perdarahan anus dan rektum Kecuali: perdarahan rektum neonatus (P54.2) K62.6 Ulkus anus dan rektum Ulkus soliter Ulkus sterkoralis Kecuali: pada kolitis ulseratif (K51.-) fissura dan fistula anus dan rektum (K60.-) K62.7 Proktitis radiasi K62.8 Penyakit anus dan rektum lain yang dijelaskan Perforasi rektum (non-traumatika) Proktitis NOS K62.9 Penyakit anus dan rektum, tak dijelaskan



737

K63 Penyakit-penyakit usus lain K63.0 Abses usus Kecuali: abses appendiks (K35.1) abses daerah anus dan rektum (K61.-) dengan penyakit divertikulum (K57.-) K63.1 Perforasi usus (non-traumatika) Kecuali: perforasi (non-traumatika) pada: - duodenum (K26.-) - appendiks (K35.0) dengan penyakit divertikulum (K57.-) K63.2 Fistula usus Kecuali: fistula- duodenum (K31.6) fistula appendiks (K38.3) fistula daerah anus dan rektum (K60.-) fistula vesiko-intestinum (N32.1) fistula usus-genital perempuan (N82.2-N82.4) K63.3 Ulkus usus Ulkus primer usus halus Kecuali: ulkus duodenum (K26.-) ulkus peptikum, situs tak disebutkan (K27.-) ulkus gastrointestinum (K28.-), gastrojejunum (K28.-), jejunum (K28.-) ulkus anus dan rektum (K62.6) kolitis ulseratif (K51.-) K63.4 Enteroptosis K63.5 Polip kolon Kecuali: polip kolon adenomatosa (D12.6) poliposis kolon (D12.6) K63.8 Penyakit usus lain yang dijelaskan K63.9 Penyakit usus, tak dijelaskan

Penyakit peritoneum (K65-K67) K65 Peritonitis Kecuali: Peritonitis: - paroksismal ringan (E85.0), periodic familial (E85.0) - pelvis wanita (N73.3-N73.5) - nifas (O85) - neonatus (P78.0-P78.1) - aseptik (T81.6), kimiawi (T81.6), akibat talkum atau zat asing lain (T81.6) - dengan atau menyusul: appendisitis (K35.-) penyakit divetikulum usus (K57.-) abortus atau hamil ektopik atau hamil mola (O00-O07, O08.0) K65.0 Peritonitis akut Abses: - peritoneum - mesenterium - omentum 

738

- subhepatika - subdiaphragmatika - subfrenika - retroperitoneum - retrokaekum - abdominopelvis Peritonitis (akut): - generalisata - pelvis laki-laki - subfrenika - suppuratif K65.8 Peritonitis lain Peritonitis proliferatif kronik, Nekrosis lemak mesenterium Saponifikasi mesenterium Peritonitis akibat empedu Peritonitis akibat urine K65.9 Peritonitis, tak dijelaskan K66 Kelainan lain pada peritoneum Kecuali: asites (R18) K66.0 Adhesi peritoneum Adhesi: - diafragma - lambung - usus - mesenterium - omentum - (dinding) perut - pelvis pria Adhesive bands Kecuali: [bands] adhesi dengan obstruksi usus (K56.5) [bands] adhesi pada pelvis wanita (N73.6) K66.1 Haemoperitoneum Kecuali: haemoperitoneum traumatika (S36.8) K66.8 Kelainan peritoneum lain yang dijelaskan K66.9 Kelainan peritoneum, tak dijelaskan K67* Kelainan peritoneum pada penyakit infeksi c. e. K67.0* Peritonitis khlamidia (A74.8†) K67.1* Peritonitis gonokokus (A54.8†) K67.2* Peritonitis sifilitika (A52.7†) K67.3* Peritonitis tuberkulosa (A18.3†) K67.8* Kelainan peritoneum lain pada penyakit infeksi c. e.

Penyakit-penyakit hati (K70-K77) Kecuali: hepatitis virus (B15-B19) penyakit Wilson (E83.0)



739

haemochromatosis (E83.1) sindroma Reye (G93.7) jaundice NOS (R17) K70 K70.0 K70.1 K70.2 K70.3

Penyakit hati alkoholik [alcoholic liver disease] Hati berlemak alkoholik [alcoholic fatty liver] Hepatitis alkoholik [alcoholic hepatitis] Fibrosis dan sklerosis alkoholik hati Sirosis hepatis alkoholik [alcoholic cirrhosis of liver] Sirosis alkoholik NOS [alcoholic cirrhosis NOS] K70.4 Gagal hati alkoholik [alcoholic hepatic failure] Gagal hati alkoholik: - NOS - akut - subakut - kronik - dengan atau tanpa koma hepatika K70.9 Penyakit hati alkoholik, tak dijelaskan K71 Toxic liver disease [penyakit hati toksik] Termasuk: penyakit hati idosinkratik (tak terduga) akibat obat penyakit hati toksik (bisa diduga) akibat obat Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi agen toksik Kecuali: penyakit hati alkoholik (K70.-) sindroma Budd-Chiari (I82.0) [sumbatan vena hepatika] K71.0 Penyakit hati toksik dengan kholestasis Kholestasis dengan cedera hepatosit Kholestasis ‘murni’. K71.1 Penyakit hati toksik dengan nekrosis hati Gagal hati (akut)(kronik) akibat obat-obatan K71.2 Penyakit hati toksik dengan hepatitis akut K71.3 Penyakit hati toksik dengan hepatitis kronik persisten K71.4 Penyakit hati toksik dengan hepatitis lobularis kronik K71.5 Penyakit hati toksik dengan hepatitis aktif kronik Penyakit hati toksik dengan hepatitis lupoid K71.6 Penyakit hati toksik dengan hepatitis, not elsewhere classified K71.7 Penyakit hati toksik dengan fibrosis dan sirrhosis hati K71.8 Penyakit hati toksik dengan kelainan hati lain Penyakit hati toksik dengan: - hiperplasia nodul terfokus - granuloma hepatika, - peliosis hepatis - penyakit hati veno-oklusif. K71.9 Penyakit hati toksik, tak dijelaskan K72 Hepatic failure, not elsewhere classified Termasuk: koma hepatika NOS ensefalopati hepatika NOS, nekrosis (sel) hati dengan kegagalan hati 

740

atrofi atau distrofi hati kuning (yellow liver atrophy or dystrophy) hepatitis dengan kegagalan hati: akut, fulminant, ganas Kecuali: hepatitis virus (B15-B19) gagal hati alkoholik (K70.4) dengan penyakit hati toksik (K71.1) ikterus pada janin dan bayi (P55-P59), gagal hati yang mempersulit: - abortus, hamil ektopik atau hamil mola (O00-O07, O08.8) - hamil, melahirkan dan nifas (O26.6) K72.0 Gagal hati akut dan subakut K72.1 Gagal hati kronik K72.9 Gagal hati, tak dijelaskan K73 Hepatitis kronik, not elsewhere classified Kecuali: hepatitis (kronik): - virus (B15-B19) - alkoholik (K70.1) - akibat obat (K71.-), - reaktif nonspesifik (K75.2) - granulomatosa NEC (K75.3) K73.0 Hepatitis persisten kronik, not elsewhere classified K73.1 Hepatitis lobularis kronik, not elsewhere classified K73.2 Hepatitis aktif kronik, not elsewhere classified Hepatitis lupoid NEC K73.8 Hepatitis kronik lain, not elsewhere classified K73.9 Hepatitis kronik, tak dijelaskan K74 Fibrosis dan sirosis hati Kecuali: fibrosis hati alkoholik (K70.2) dengan penyakit hati toksik (K71.7) sklerosis hati kardiaka (K76.1) sirosis (hati) alkoholik (K70.3) sirosis (hati) kongenital (P78.8) K74.0 Fibrosis hati K74.1 Sklerosis hati K74.2 Fibrosis hati dengan sklerosis hati K74.3 Sirosis biliaris primer Kholangitis destruktif non-suppuratif kronik K74.4 Sirosis biliaris sekunder K74.5 Sirosis biliaris, tak dijelaskan K74.6 Sirosis hati lain dan tak dijelaskan Sirrhosis (hati): - NOS - makronoduler - mikronoduler - jenis campuran - kriptogenik - portal



741

- postnekrotik K75 Penyakit radang hati lainnya Kecuali: penyakit hati toksik (K71.-) hepatitis kronik NEC (K73.-) hepatitis: - virus (B15-B19) - akut atau subakut (K72.0) K75.0 Abses hati Abses hati: - NOS - kholangitika - hematogenik - limfogenik - pileflebitik Kecuali: abses hati amubika (A06.4) pileflebitis tanpa abses hati (K75.1) kholangitis tanpa abses hati (K83.0) K75.1 Flebitis vena porta Pileflebitis Kecuali: abses hati pileflebitis (K75.0) K75.2 Hepatitis reaktif non-spesifik K75.3 Hepatitis granulomatosa, not elsewhere classified K75.4 Hepatitis autoimmun K75.8 Penyakit radang hati lain yang dijelaskan K75.9 Penyakit radang hati, tak dijelaskan Hepatitis NOS K76 Penyakit-penyakit hati lainnya Kecuali: degenerasi amiloid hati (E85.-), trombosis vena porta (I81), trombosis vena hepatika (I82.0) penyakit hati alkoholik (K70.-) penyakit hati toksik (K71.-) penyakit kista hati (kongenital) (Q44.6) hepatomegali NOS (R16.0), K76.0 Hati (berubah menjadi) berlemak, not elsewhere classified K76.1 Bendungan pasif kronik hati Sirosis hepatis (begitu disebutkan) kardiaka Sklerosis hepatis kardiaka K76.2 Nekrosis hemoragik sentral hati Kecuali: nekrosis hepatis dengan kegagalan hati (K72.-) K76.3 Infark hepatis K76.4 Peliosis hepatis Angiomatosis hepatis K76.5 Penyakit oklusi vena hepatika Kecuali: sindroma Budd-Chiari (I82.0) K76.6 Hipertensi portal K76.7 Sindroma hepatorenal



742

Kecuali: menyusul persalinan dan melahirkan (O90.4) K76.8 Penyakit hati lain yang dijelaskan Hiperplasia nodul hati terfokus, hepatoptosis K76.9 Penyakit hati, tak dijelaskan K77* Kelainan hati pada penyakit c. e. K77.0* Kelainan hati pada penyakit infeksi dan parasit c. e. Penyakit hati sifilitika (A52.7†) Hepatitis: - herpesvirus [herpes simplex] (B00.8†) - cytomegalovirus (B25.1†) - toxoplasma (B58.1†) Skistosomiasis hepatosplenik (B65.- †) Hipertensi portal pada skistosomiasis (B65.- †) K77.8* Kelainan hati pada penyakit lain c. e. Granuloma hepatika pada: - sarcoidosis (D86.8†) - berylliosis (J63.2†)

Kelainan gallbladder, saluran empedu dan pankreas (K80-K87) K80 Kholelithiasis K80.0 Batu kantong empedu dengan kholesistitis akut Setiap kondisi pada K80.2 dengan kholesistitis akut K80.1 Batu kantong empedu dengan kholesistitis lain Setiap kondisi pada K80.2 dengan kholesistitis (kronik) Kholesistitis dengan kholelithiasis NOS K80.2 Batu kantong empedu tanpa kholesistitis Batu empedu (tertahan) di: } - duktus sistikus } - kantong empedu } Kholelitiasis } tak dijelaskan atau tanpa kholesistitis Kholesistolitiasis } Kolik (rekuren) gallbladder } K80.3 Batu duktus biliaris dengan kholangitis Setiap kondisi pada K80.5 dengan kholangitis K80.4 Batu duktus biliaris dengan kholesistitis Setiap kondisi pada K80.5 dengan kholesistitis (dengan kholangitis) K80.5 Batu duktus biliaris tanpa kholangitis or kholesistitis Batu empedu (tertahan) di: } - duktus biliaris NOS } - duktus komunis } - duktus hepatikus } tak dijelaskan, tanpa kholangitis, Kholedokholitiasis } tanpa kholesistitis Kholelitiasis hepatika } Kolik (rekuren) hepatika } K80.8 Kholelitiasis lain



743

K81 Kholesistitis Kecuali: dengan kholelitiasis (K80.-) K81.0 Kholesistitis akut Abses kantong empedu Angiokholesistitis Empyema kantong empedu Gangren kantong empedu: Kholesistitis: emfisematosa (akut) Kholesistitis: gangrenosa Kholesistitis: supuratif K81.1 Kholesistitis kronik K81.8 Kholesistitis lain K81.9 Kholesistitis, tak dijelaskan

} } } } tanpa kalkulus } } }

K82 Penyakit lain kantong empedu Kecuali: sindroma pasca-kholesistektomi (K91.5) nonvisualisasi kantong empedu (R93.2) K82.0 Obstruksi kantong empedu Oklusi } Stenosis } pada ductus sisticus atau kantong empedu tanpa kalkulus Striktura } Kecuali: dengan kholelithiasis (K80.-) K82.1 Hidrops kantong empedu Mukokel kantong empedu K82.2 Perforasi kantong empedu Ruptura duktus sistikus atau kantong empedu K82.3 Fistula kantong empedu Fistula: kholesistokolika, kholesistoduodenalis K82.4 Kholesterolosis kantong empedu Kantong empedu strawberri K82.8 Penyakit kantong empedu lainnya yang dijelaskan Adhesi } Atrofi } Kista } pada duktus sistikus atau kantong empedu Diskinesia } Hipertrofi } Tak berfungsi } Ulkus } K82.9 Penyakit kantong empedu, tak dijelaskan

K83 Penyakit-penyakit lain saluran empedu Kecuali: kondisi berikut yang melibatkan: - duktus sistikus (K81-K82) - kantong empedu (K81-K82) sindroma pasca-kholesistektomi (K91.5) K83.0 Cholangitis



744

K83.1

K83.2 K83.3 K83.4 K83.5 K83.8

K83.9

Cholangitis: - NOS - asendens - primer - sekunder - rekuren - membentuk sklerosis - membentuk stenosis - suppuratif Kecuali: kholangitis destruktif nonsuppuratif kronik (K74.3) abses hati kholangitik (K75.0) kholangitis dengan kholedokholitiasis (K80.3-K80.4) Obstruksi saluran empedu Oklusi } Stenosis } pada saluran empedu tanpa kalkulus Striktura } Kecuali: dengan kholelithiasis (K80.-) Perforasi saluran empedu Ruptura saluran empedu Fistula saluran empedu Fistula kholedokhoduodenalis Spasme sfingter Oddi Kista biliaris Penyakit saluran empedu lain yang dijelaskan Adhesi } Atrofi } saluran empedu Hipertrofi } Ulkus } Penyakit saluran empedu, tak dijelaskan

K85 Pankreatitis akut Abses pankreas Nekrosis pankreas: - akut - infektif Pankreatitis: - NOS - akut (rekuren) - subakut - haemoragika - suppuratif K86 Penyakit lain pankreas Kecuali: tumor sel islet (pankreas) (D13.7) penyakit fibrokistik pankreas (E84.-) steatorea pankreatika (K90.3) K86.0 Pankreatitis kronik akibat alkohol K86.1 Pankreatitis kronik lain



745

K86.2 K86.3 K86.8

K86.9

Pankreatitis kronik: - NOS - infeksiosa - rekuren - relapsing Kista pancreas Pseudokista pancreas Penyakit pankreas lainnya yang dijelaskan Atrofi } Batu } pankreas Sirosis } Fibrosis }: Infantilisme pankreatika Nekrosis pankreas: NOS, aseptik, lemak Penyakit pankreas, tak dijelaskan

K87* Kelainan kantong empedu, saluran empedu dan pankreas pada penyakit c. e. K87.0* Kelainan kantong empedu dan saluran empedu pada penyakit c. e. K87.1* Kelainan pankreas pada penyakit c. e. Pankreatitis sitomegalovirus (B25.2†) Pankreatitis mumps (B26.3†)

Penyakit-penyakit lain sistem pencernaan (K90-K93) K90 Malabsorpsi usus Kecuali: menyusul bedah gastrointestinum (K91.2) K90.0 Coeliac disease Gluten-sensitive enteropathy Steatorea idiopatik Sprue nontropis K90.1 Sprue tropis Sprue NOS Steatorrhoea tropis K90.2 Blind loop syndrome, not elsewhere classified Blind loop syndrome NOS Kecuali: blind loop syndrome: - pascabedah (K91.2) - kongenital (Q43.8) K90.3 Steatorea pankreatika K90.4 Malabsorpsi akibat intoleransi, not elsewhere classified Malabsorpsi akibat intoleransi: karbohidrat, lemak, protein, starch Kecuali: intoleransi laktosa (E73.-) gluten-sensitive enteropathy (K90.0) K90.8 Malabsorpsi usus lainnya Penyakit Whipple† (M14.8*) K90.9 Malabsorpsi usus, tak dijelaskan



746

K91 Kelainan sistem pencernaan pasca-prosedur, not elsewhere classified Kecuali: ulkus gastrojejunum (K28.-) kolitis radiasi (K52.0) gastroenteritis radiasi (K52.0) proktitis radiasi (K62.7) K91.0 Muntah menyusul bedah gastrointestinum K91.1 Sindroma pasca-bedah lambung Sindroma: - dumping - pasca-gastrektomi - pasca-vagotomi K91.2 Malabsorbsi pascabedah, not elsewhere classified Blind loop syndrome pasca-bedah Kecuali: osteoporosis malabsorbsi pascabedah (M81.3) osteomalasia malabsorbsi dewasa (M83.2) K91.3 Obstruksi usus pasca-bedah K91.4 Malfungsi kolostomi dan enterostomi K91.5 Sindroma pasca-kholesistektomi K91.8 Kelainan sistem pencernaan pasca-prosedur lainnya, n. e. c. K91.9 Kelainan sistem pencernaan pasca-prosedur, tak dijelaskan K92 Penyakit-penyakit lain sistem pencernaan Kecuali: pPerdarahan gastrointestinum neonatus (P54.0-P54.3) K92.0 Haematemesis K92.1 Melaena K92.2 Perdarahan gastrointestinum, tak dijelaskan Perdarahan: lambung NOS, usus NOS Kecuali: dengan ulkus peptikum (K25-K28) gastritis hemoragika akut (K29.0) perdarahan anus dan rectum (K62.5) K92.8 Penyakit sistem pencernaan lain yang dijelaskan K92.9 Penyakit sistem pencernaan, tak dijelaskan K93* Kelainan organ pencernaan lain pada penyakit c. e. K93.0* Kelainan tuberkulosis usus, peritoneum dan kelenjar mesenterika (A18.3†) Kecuali: peritonitis tuberkulosa (K67.3*) K93.1* Megakolon pada penyakit Chagas (B57.3†) K93.8* Kelainan organ pencernaan lain yang dijelaskan, pada penyakit c. e.



747

BAB XII PENYAKIT KULIT DAN JARINGAN SUBKUTIS (L00 – L99) Bab ini berisi kode untuk infeksi, radang lain seperti dermatitis, dan kondisi lain pada kulit, jaringan subkutis, dan organ-organ pelengkap kulit (rambut, kuku, dan kelenjar-kelenjar sebasea dan keringat). Kulit dan organ pelengkap disebut sistem integumen. Lapisan kulit terdiri dari epidermis (pelidung tipis yang memiliki zat tanduk), dermis (jaringan ikat fibrosa padat berisi pembuluh darah dan syaraf), dan subkutis (jaringan tebal mengandung lemak).

Kecuali: penyakit infeksi dan parasit tertentu ( A00-B99 ) neoplasma ( C00-D48 ) penyakit endokrin, gizi, dan metabolik ( E00-E90 ) retikulosis lipomelanotik ( I89.8 ) kelainan jaringan ikat sistemik ( M30-M36 ) komplikasi kehamilan, melahirkan, dan nifas ( O00-O99 ) kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal ( P00-P96 ) malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital ( Q00-Q99 ) tanda, gejala, dan penemuan klinis dan labor abnormal, NEC ( R00-R99 ) cedera, keracunan, dan konsekuensi lain penyebab luar tertentu ( S00-T98 )

Blok-blok di dalam bab ini adalah: L00-L08 L10-L14 L20-L30 L40-L45 L50-L54 L55-L59 L60-L75 L80-L99

Infeksi kulit dan jaringan subkutis Kelainan bullosa Dermatitis dan eczema Kelainan papulosquamosa Urtikaria and eritema Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi Kelainan pelengkap kulit (skin appendages) Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain

Kategori asterisk untuk bab ini adalah sebagai berikut: L14* Kelainan bullosa pada penyakit c.e. L45* Kelainan papulosquamosa pada penyakit c.e L54* Erythema pada penyakit c.e L62* Kelainan kuku pada penyakit c.e L86* Keratoderma pada penyakit c.e L99* Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain pada penyakit c.e [c. e. = classified elsewhere, yang diklasifikasikan di bagian lain]

Infeksi kulit dan jaringan subkutis (L00-L08) Infeksi sistemik dan organisme infeksi dikode pada Bab I (Penyakit infeksi dan parasit tertentu). Pada Bab XII ini infeksi yang dikode adalah yang khususnya terdapat pada kulit, tapi di awal blok ini terdapat catatan yang menyatakan bahwa kode dari Bab I dapat ditambahkan untuk



748

identifikasi organisme infeksi. Ini hendaknya selalu dilakukan kalau organismenya dikenal. Perhatikan pula bahwa daftar kecuali disini cukup panjang. Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi. Kecuali:

infeksi lokal pada kulit yang diklasifikasikan pada Bab I: erysipeloid [infeksi kulit, merah, karena menyentuh daging atau ikan] (A26.-) erysipelas [infeksi Streptococcus pyogenes; muka merah, panas, nyeri] (A46) infeksi herpesvirus [herpes simplex] anogenital (A60.-) infeksi herpesvirus [herpes simplex] (B00.-) viral warts (B07) molluskum kontagiosum (B08.1) mikosis (B35-B49) pedikulosis, akariasis dan infestasi lain (B85-B89) zoster (B02.-) hordeolum [infeksi kelenjar di dasar bulu mata] (H00.0) dermatitis infektif (L30.3) granuloma piogenik (L98.0) panniculitis [radang lemak subkutis] (pada): lupus (L93.2) relapsing [Weber-Christian] (M35.6), leher dan punggung (M54.0) NOS (M79.3); perlèche [retak pada kulit kering di sudut mulut] (akibat): kandidiasis (B37.-) defisiensi riboflavin (E53.0) NOS (K13.0)

L00 Sindroma kulit melepuh akibat staphylococcus Pemphigus neonatorum Penyakit Ritter Kecuali: toxic epidermal necrolysis [Lyell] (L51.2) L01 Impetigo Kecuali: pemphigus neonatorum (L00) impetigo herpetiformis (L40.1) L01.0 Impetigo [any organism] [any site] Impetigo Bockhart L01.1 Impetiginisasi pada dermatosis lain L02 Abses, furunkel dan karbunkel kulit Termasuk: boil, furunkulosis Kecuali: daerah anus dan rektum (K61.-) organ genital (eksternal) pria (N48.2, N49.-) organ genital (eksternal) wanita (N76.4) L02.0 Abses, furunkel dan karbunkel kulit muka Kecuali: kelopak (H00.0), kelenjar lakrimalis (H04.0)



749

saluran lakrimalis (H04.3) orbita (H05.0) telinga, external (H60.0) hidung (J34.0) mulut (K12.2) submandibula (K12.2) kepala [semua bagian, kecuali muka] (L02.8) L02.1 Abses, furunkel dan karbunkel kulit leher L02.2 Abses, furunkel dan karbunkel kulit badan Dinding abdomen Punggung [semua bagian, selain panggul] Dinding thoraks Groin [lipat paha dengan perut bawah, inguinal] Perineum [daerah antara urethra dan anus] Umbilikus Kecuali: panggul (L02.4) mammae (N61) omphalitis pada neonatus (P38) L02.3 Abses, furunkel dan karbunkel kulit bokong Regio gluteus Kecuali: kista pilonida dengan abses (L05.0) L02.4 Abses, furunkel dan karbunkel kulit anggota Axilla, panggul, bahu L02.8 Abses, furunkel dan karbunkel kulit di tempat lain Kepala [semua bagian selain muka] Kulit kepala [scalp] L02.9 Abses, furunkel dan karbunkel kulit, tak dijelaskan Furunkulosis NOS L03 Sellulitis Termasuk: limfangitis akut Kecuali: sellulitis pada: - kelopak (H00.0) - apparatus lakrimalis (H04.3), - liang telinga luar (H60.1) - hidung (J34.0) - mulut (K12.2), - anus dan rektum (K61.-) - organ genital eksternal pria (N48.2, N49.-) - organ genital eksternal wanita (N76.4) limfangitis (kronik)(subakut) (I89.1) dermatosis neutrofilik febrilis [Sweet] (L98.2) selulitis eosinofilik [Wells] (L98.3) L03.0 Sellulitis jari tangan dan kaki Infeksi kuku, onikhia, paronikhia, perionikhia L03.1 Sellulitis bagian lain anggota Axilla, panggul, bahu 

750

L03.2 Sellulitis muka L03.3 Sellulitis badan Dinding abdomen Punggung [semua bagian, selain panggul] Dinding thoraks Groin [lipat paha, inguinal] Perineum [daerah antara urethra dan anus] Umbilikus Kecuali: omphalitis neonatus (P38) L03.8 Sellulitis tempat lain Kepala [semua bagian selain muka] Kulit kepala [scalp] L03.9 Cellulitis, tak dijelaskan L04 Limfadenitis akut Termasuk: abses (akut) } pada kelenjar limfe apa saja, selain mesenterika limfadenitis akut } Kecuali: penyakit HIVyang menyebabkan limfadenopati umum (B23.1) pembesaran kelenjar limfe (R59.-) limfadenitis: - mesenterika, nonspesifik (I88.0) - kronik or subakut, selain mesenterika (I88.1) - NOS (I88.9) L04.0 Limfadenitis akut muka, kepala dan leher L04.1 Limfadenitis akut badan L04.2 Limfadenitis akut anggota atas Axilla, bahu L04.3 Limfadenitis akut anggota bawah Panggul L04.8 Limfadenitis akut di tempat lain L04.9 Limfadenitis akut, tak dijelaskan L05 Kista pilonida Termasuk: fistula } koksigis atau pilonida sinus } L05.0 Kista pilonida dengan abses L05.9 Kista pilonida tanpa abses Kista pilonida NOS L08 Infeksi lokal lain pada kulit dan jaringan subkutis L08.0 Pyoderma Dermatitis: purulenta, septik, suppuratif Kecuali: pioderma gangrenosum (L88) L08.1 Erythrasma [kondisi radang kronis bakteri di lipatan kulit] L08.8 Infeksi lokal lain yang dijelaskan pada kulit dan jaringan subkutis L08.9 Infeksi lokal pada kulit dan jaringan subkutis, tak dijelaskan

Kelainan-kelainan bullosa (L10-L14) Kecuali:

sindroma kulit melepuh akibat stafilokokus (L00) 

751

nekrolisis epidermis toksik [Lyell] (L51.2) pemfigus familial jinak [Hailey-Hailey] (Q82.8) L10 Pemfigus Kecuali: pemfigus neonatorum (L00) L10.0 Pemfigus vulgaris L10.1 Pemfigus vegetans L10.2 Pemfigus foliaseus L10.3 Pemfigus Brazil [fogo selvagem] L10.4 Pemfigus erythematosus Senear-Usher syndrome L10.5 Pemfigus akibat obat Gunakan kode tambahan (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat L10.8 Pemfigus lain L10.9 Pemfigus, tak dijelaskan L11 Kelainan acantholytic (jaringan tanduk) lainnya L11.0 Keratosis follikularis yang didapat Kecuali: keratosis follikularis (kongenital) [Darier-White] (Q82.8) L11.1 Dermatosis akantolitik sementara [Grover] L11.8 Kelainan akantolitik lain yang dijelaskan L11.9 Kelainan akantolitik, tak dijelaskan L12 Pemfigoid Kecuali: impetigo herpetiformis (L40.1) herpes gestationis (O26.4) L12.0 Pemfigoid bullosa L12.1 Pemfigoid sikatriks Pemfigoid jinak membran mukosa L12.2 Penyakit bulla kronis kanak-kanak Dermatitis herpetiformis remaja L12.3 Epidermolisis bullosa didapat Kecuali: epidermolisis bullosa (kongenital) (Q81.-) L12.8 Pemfigoid lain L12.9 Pemfigoid, tak dijelaskan L13 Kelainan bullosa lainnya L13.0 Dermatitis herpetiformis Penyakit Duhring L13.1 Dermatitis pustularis subkornea Penyakit Sneddon-Wilkinson L13.8 Kelainan bullosa lain yang dijelaskan L13.9 Kelainan bullosa, tak dijelaskan L14*

Kelainan bullosa pada penyakit yang diklasifikasikan di tempat lain

Dermatitis dan eczema (L20-L30) Catatan: Kecuali:

Pada blok ini istilah dermatitis dan eczema digunakan dengan arti yang sama. Penyakit granulomatosa kronik (kanak-kanak) (D71)



752

Dermatitis: - stasis (I83.1-I83.2) - herpetiformis (L13.0) - perioral (L71.0) - kulit kering (L85.3) - gangrenosa (L88) - faktisia (L98.1) Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59) L20 Dermatitis atopik Kecuali: neurodermatitis berbatas tegas [sirkumskripta] (L28.0) L20.0 Prurigo Besnier L20.8 Dermatitis atopik lainnya Eczema: flexural NEC, infantil (akut)(kronik), intrinsik (allergik) Neurodermatitis: atopik, diffus L20.9 Dermatitis atopik, tak dijelaskan L21 Dermatitis seborrhoeika Kecuali: dermatitis infektif (L30.3) L21.0 Seborrhoea capitis Cradle cap L21.1 Dermatitis seborrhoeik infantil L21.8 Dermatitis seborrhoeika lainnya L21.9 Dermatitis seborrhoeika, tak dijelaskan L22 Dermatitis diaper [popok] Eritema atau rash akibat diaper Rash popok psoriasiformis L23 Dermatitis kontak allergi Termasuk: eksim kontak allergika Kecuali: eksim telinga luar (H60.5) dermatitis (pada): - kelopak mata (H01.1) - diaper [napkin] (L22) - kontak irritan (L24.-) - kontak NOS (L25.9) - akibat zat yang dimasukkan ke dalam badan (L27.-) - NOS (L30.9) - perioral (L71.0) kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59) alergi NOS (T78.4) L23.0 Dermatitis kontak alergi akibat logam Khrom, nikel L23.1 Dermatitis kontak alergi akibat zat adhesif L23.2 Dermatitis kontak alergi akibat kosmetika L23.3 Dermatitis kontak alergi akibat obat yang berkontak dengan kulit Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat 

753

L23.4 L23.5 L23.6 L23.7 L23.8 L23.9

Kecuali: reaksi alergi NOS akibat obat (T88.7), dermatitis akibat obat-obatan yang ditelan (L27.0-L27.1) Dermatitis kontak alergi akibat zat pewarna Dermatitis kontak alergi akibat produk kimia lainnya Semen, insektisida, plastik, karet Dermatitis kontak alergi akibat kontak makanan dengan kulit Kecuali: dermatitis akibat makanan yang ditelan (L27.2) Dermatitis kontak alergi akibat tanaman, selain makanan Dermatitis kontak alergi akibat agen lain Dermatitis kontak alergi, penyebab tak dijelaskan Eksim kontak alergi NOS

L24 Dermatitis kontak irritan Termasuk: eksim kontak irritan Kecuali: eksim telinga luar (H60.5) dermatitis (pada): - kelopak (H01.1) - diaper [popok] (L22) - kontak alergi (L23.-) - contact NOS (L25.9) - akibat zat yang dimasukkan ke dalam badan (L27.-) - NOS (L30.9) - perioral (L71.0) kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59) alergi NOS (T78.4), L24.0 Dermatitis kontak irritan akibat detergents L24.1 Dermatitis kontak irritan akibat minyak dan gemuk [greases] L24.2 Dermatitis kontak irritan akibat pelarut Pelarut: chlorocompound, siklohexane, ester, glikol, hydrocarbon, keton L24.3 Dermatitis kontak irritan akibat kosmetika L24.4 Dermatitis kontak irritan akibat obat yang berkontak dengan kulit Kecuali: reaksi alergi NOS akibat obat (T88.7) dermatitis akibat obat yang ditelan (L27.0-L27.1) L24.5 Dermatitis kontak irritan akibat produk kimia lainnya Semen, insektisida L24.6 Dermatitis kontak irritan akibat makanan yang berkontak dengan kulit Kecuali: dermatitis akibat makanan yang ditelan (L27.2) L24.7 Dermatitis kontak irritan akibat tanaman selain makanan L24.8 Dermatitis kontak irritan akibat agen lain Zat pewarna L24.9 Dermatitis kontak irritan, penyebab tak dijelaskan Eksim kontak irritan NOS L25 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan Termasuk: eksim kontak yang tak dijelaskan Kecuali eksim telinga luar (H60.5) alergi NOS (T78.4) dermatitis (pada):



754

L25.0 L25.1 L25.2 L25.3 L25.4 L25.5 L25.8 L25.9

- kelopak (H01.1) - kontak alergi (L23.-) - kontak irritan (L24.-) - akibat zat yang dimasukkan ke dalam badan (L27.-) - NOS (L30.9) - perioral (L71.0) kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59) Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat kosmetika Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat obat yangberkontak dengan kulit Kecuali: reaksi alergi NOS akibat obat (T88.7) dermatitis akibat obat yang ditelan (L27.0-L27.1) Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat zat pewarna Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat produk kimia lainnya Semen, insektisida Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat makanan yang berkontak dengan kulit Kecuali: dermatitis akibat makanan yang ditelan (L27.2) Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat tanaman selain makanan Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat agen lain Dermatitis kontak yang tak dijelaskan, penyebab tak dijelaskan Dermatitis kontak (pekerjaan) NOS Eksim kontak (pekerjaan) NOS

L26 Dermatitis eksfoliativa Pityriasis Hebra Kecuali: penyakit Ritter (L00) L27 Dermatitis akibat zat yang dimasukkan ke dalam badan Kecuali: contact dermatitis (L23-L25) urticaria (L50.-) respons fototoksik dari obat (L56.0) respons fotoalergi dari obat (L56.1) reaksi makanan yang tidak diinginkan, selain dermatitis (T78.0-T78.1) allergy NOS (T78.4) efek yang tidak diinginkan NOS dari obat (T88.7), L27.0 Erupsi umum kulit akibat obat-obatan Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat L27.1 Erupsi lokal kulit akibat obat-obatan Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat L27.2 Dermatitis akibat makanan yang dimakan Kecuali: akibat kontak makanan dengan kulit (L23.6, L24.6, L25.4) L27.8 Dermatitis akibat zat lain yang dimasukkan ke dalam badan L27.9 Dermatitis akibat zat yang tak dijelaskan yang dimasukkan ke dalam badan L28 Lichen simplex kronis dan prurigo L28.0 Lichen simplex kronik [lesi kecil-kecil pada kulit yang menebal] Neurodermatitis berbatas tegas, lichen NOS L28.1 Prurigo nodularis L28.2 Prurigo lain Prurigo: NOS, Hebra, mitis 

755

Urtikaria papulosa L29 Pruritus Kecuali: exkoriasi neurotik (L98.1), pruritus psikogenik (F45.8) L29.0 Pruritus ani L29.1 Pruritus scroti L29.2 Pruritus vulvae L29.3 Pruritus anogenitalis, tak dijelaskan L29.8 Pruritus lain L29.9 Pruritus, tak dijelaskan Gatal NOS L30 Dermatitis lain Kecuali: dermatitis: - kontak (L23-L25) - kulit kering (L85.3) parapsoriasis plak kecil (L41.3) stasis dermatitis (I83.1-I83.2) L30.0 Dermatitis nummularis L30.1 Dyshidrosis [pompholyx] L30.2 Autosensitisasi kulit Kandidid [levurid], dermatofitid, eksimatid L30.3 Dermatitis infektif Dermatitis eksimatoid infeksiosa L30.4 Eritema intertrigo L30.5 Pityriasis alba L30.8 Dermatitis lain yang dijelaskan L30.9 Dermatitis, tak dijelaskan Eksim NOS

Kelainan-kelainan papuloskuamosa (L40-L45) L40 Psoriasis [patch merah dilapisi sisik keputihan] L40.0 Psoriasis vulgaris Psoriasis nummularis, plak psoriasis L40.1 Psoriasis pustularis generalisata Impetigo herpetiformis, penyakit Von Zumbusch L40.2 Acrodermatitis kontinua L40.3 Pustulosis palmaris et plantaris L40.4 Psoriasis guttata L40.5† Psoriasis arthropatik (M07.0-M07.3*, M09.0*) L40.8 Psoriasis lain Psoriasis flexura L40.9 Psoriasis, tak dijelaskan L41 Parapsoriasis Kecuali: poikiloderma vasculare atrophicans (L94.5) L41.0 Pityriasis lichenoides et varioliformis acuta Penyakit Mucha-Habermann 

756

L41.1 L41.2 L41.3 L41.4 L41.5 L41.8 L41.9

Pityriasis lichenoides kronik Limfomatoid papulosis Parapsoriasis plak kecil Parapsoriasis plak besar Parapsoriasis retiformis Parapsoriasis lain Parapsoriasis, tak dijelaskan

L42

Pityriasis rosea [radang ringan kulit dengan lesi bersisik, idiopatik]

L43 Liken planus [papul dengan plak keunguan poligonal] Kecuali: liken planopilaris (L66.1) L43.0 Liken planus hipertrofik L43.1 Liken planus bullosa L43.2 Reaksi obat likenoid Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat L43.3 Liken planus subakut (aktif) Liken planus tropikus L43.8 Liken planus lainnya L43.9 Liken planus, tak dijelaskan L44 L44.0 L44.1 L44.2 L44.3 L44.4 L44.8 L44.9

Kelainan papulosquamosa lainnya Pityriasis rubra pilaris Liken nitidus Liken striatus Liken ruber moniliformis Akrodermatitis papularis infantil [Giannotti-Crosti] Kelainan papulosquamosa lain yang dijelaskan Kelainan papulosquamosa, tak dijelaskan

L45* Kelainan papulosquamosa pada penyakit c.e.

Urtikaria dan eritema (L50-L54) Kecuali:

penyakit Lyme (A69.2), rosasea (L71.-)

L50 Urtikaria Kecuali: angio-edema herediter (E84.1) dermatitis kontak allergika (L23.-) urtikaria: - papulosa (L28.2) - solaris (L56.3) - neonatorum (P83.8), - pigmentosa (Q82.2) - giant (T78.3) - serum (T80.6) edema angioneurotik (T78.3) edema Quincke (T78.3) L50.0 Urtikaria allergika L50.1 Urtikaria idiopatik 

757

L50.2 L50.3 L50.4 L50.5 L50.6 L50.8

Urtikaria akibat dingin dan panas Urtikaria dermatografik Urtikaria getaran [vibratory] Urtikaria kolinergik Urtikaria kontak Urtikaria lain Urtikaria: - kronik - periodik rekuren L50.9 Urtikaria, tak dijelaskan L51 Eritema multiforme [erupsi radang dengan eritem, edema, dan bulla simetris] L51.0 Eritema multiforme non-bullosa L51.1 Eritema multiforme bullosa Sindroma Stevens-Johnson L51.2 Nekrolisis epidermis toksik [Lyell] L51.8 Eritema multiforme lainnya L51.9 Eritema multiforme, tak dijelaskan L52

Erythema nodosum

L53 Kondisi eritematosa lain Kecuali: erythema: - ab igne (L59.0), - akibat kontak kulit dengan agen eksternal (L23-L25) - intertrigo (L30.4) L53.0 Eritema toksik Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi agen eksternal Kecuali: eritema toksik neonatus (P83.1) L53.1 Eritema annulare centrifugum L53.2 Eritema marginatum L53.3 Eritema figuratum kronis lain L53.8 Kondisi eritema lain yang dijelaskan L53.9 Kondisi eritema, tak dijelaskan Eritema NOS Eritroderma NOS L54* Eritema pada penyakit c.e. L54.0* Eritema marginatum pada demam rematik akut (I00†) L54.8* Eritema pada penyakit lain c.e.

Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59) L55 L55.0 L55.1 L55.2 L55.8 L55.9

Sunburn Sunburn tingkat satu Sunburn tingkat dua Sunburn tingkat tiga Sunburn lainnya Sunburn, tak dijelaskan



758

L56 Perubahan akut lain pada kulit akibat radiasi ultraviolet L56.0 Respons fototoksik obat Gunakan kode penyebab eksternal (Chapter XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat L56.1 Respons photoallergik obat Gunakan kode penyebab eksternal (Chapter XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat L56.2 Dermatitis fotokontak [berloque dermatitis] L56.3 Urtikaria solaris L56.4 Erupsi polimorfik akibat cahaya L56.8 Perubahan akut kulit lain yang dijelaskan akibat radiasi ultraviolet L56.9 Perubahan akut kulit akibat radiasi ultraviolet, tak dijelaskan L57 Perubahan kulit akibat terpapar radiasi non-ionisasi kronis L57.0 Keratosis aktinik Keratosis: NOS, senile, solar L57.1 Retikuloid aktinik L57.2 Nuchae rhomboidalis kulit L57.3 Poikiloderma Civatte L57.4 Cutis laxa senilis Elastosis senilis L57.5 Granuloma aktinik L57.8 Perubahan lain kulit akibat terdedah radiasi non-ionisasi kronis Kulit petani Kulit pelaut Dermatitis solaris L57.9 Perubahan kulit akibat terdedah radiasi non-ionisasi kronis, tak dijelaskan L58 L58.0 L58.1 L58.9

Radiodermatitis Radiodermatitis akut Radiodermatitis kronis Radiodermatitis, tak dijelaskan

L59 L59.0 L59.8 L59.9

Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain akibat radiasi Eritema ab igne [dermatitis ab igne] Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain yang dijelaskan akibat radiasi Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi, tak dijelaskan

Kelainan-kelainan pelengkap kulit (skin appendages) (L60-L75) Kecuali:

malformasi integumen kongenital (Q84.-)

L60 Kelainan kuku Kecuali: onychia and paronychia (L03.0) clubbing of nails (R68.3) L60.0 Ingrowing nail [ kuku tumbuh ke dalam] L60.1 Onycholysis [kuku terpisah dari dasar, tapi tidak lepas] L60.2 Onychogryphosis [kuku mengikuti bengkokan ujung jari] L60.3 Nail dystrophy L60.4 Beau's lines L60.5 Yellow nail syndrome L60.8 Kelainan kuku lainnya 

759

L60.9 Kelainan kuku, tak dijelaskan L62* Kelainan kuku pada penyakit c.e. L62.0* Pachydermoperiostosis dengan ‘clubbed nail’ (M89.4†) L62.8* Kelainan kuku pada penyakit lain c.e. L63 L63.0 L63.1 L63.2 L63.8 L63.9

Alopesia areata Alopesia (capitis) totalis [rambut lepas, tanpa penyakit kulit atau sistemik] Alopesia universalis [rambut lepas dari seluruh tubuh] Ophiasis Alopesia areata lainnya Alopesia areata, tak dijelaskan

L64 Alopesia androgenik Termasuk: botak pada pria L64.0 Alopesia androgenik akibat obat Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat. L64.8 Alopesia androgenik lainnya L64.9 Alopesia androgenik, tak dijelaskan L65 Rambut lepas tanpa-parut lainnya Kecuali: trikhotillomania (F63.3) L65.0 Telogen effluvium L65.1 Anagen effluvium L65.2 Alopesia musinosa L65.8 Rambut lepas tanpa parut lain L65.9 Rambut lepas tanpa parut, tak dijelaskan Alopecia NOS L66 Alopesia sikatriks [rambut hilang dengan parut] L66.0 Pseudopelade L66.1 Liken planopilaris Liken planus follikularis L66.2 Follikulitis decalvans L66.3 Perifollikulitis kapitis abscedens L66.4 Follikulitis uleritematosa retikulata L66.8 Alopesia sikatriks lainnya L66.9 Alopesia sikatriks, tak dijelaskan L67 Kelainan warna rambut dan batang rambut Kecuali: telogen effluvium (L65.0) monilethrix (Q84.1) pili annulati (Q84.1) L67.0 Trichorrhexis nodosa L67.1 Variasi warna rambut Ubanan (premature); Canities [pigmen hilang sehingga jadi putih] Heterokhromia rambut [warna rambut berbeda-beda] Poliosis: - NOS 

760

- circumscripta didapat L67.8 Kelainan lain warna rambut dan batang rambut Fragilitas crinium [retak rambut di batas dahi] L67.9 Kelainan warna rambut dan batang rambut, tak dijelaskan L68 Hipertrikosis Termasuk: rambut berlebihan Kecuali: hipertrikosis kongenital (Q84.2) lanugo persistent (Q84.2) L68.0 Hirsutism Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat. L68.1 Hipertrikosis lanuginosa didapat Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat. L68.2 Hipertrikosis lokal L68.3 Politrikia L68.8 Hipertrikosis lain L68.9 Hipertrikosis, tak dijelaskan L70 Akne [radang kelenjar sebasea, jerawat Kecuali: akne keloid (L73.0) L70.0 Akne vulgaris L70.1 Akne konglobata L70.2 Akne varioliformis Akne nekrotika miliaris L70.3 Akne tropika L70.4 Infantile akne L70.5 Acnè excorièe des jeunes filles L70.8 Akne lainnya L70.9 Akne, tak dijelaskan L71 Rosasea L71.0 Dermatitis perioral Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat. L71.1 Rhinophyma L71.8 Rosacea lainnya L71.9 Rosacea, tak dijelaskan L72 Kista folikel kulit dan jaringan subkutis L72.0 Kista epidermis L72.1 Kista trikilemma Kista pilar, kista sebasea L72.2 Steatokistoma multiplex L72.8 Kista folikel lain pada kulit dan jaringan subkutis L72.9 Kista folikel kulit dan jaringan subkutis, tak dijelaskan L73 L73.0 L73.1 L73.2

Kelainan folikel lainnya Akne keloid Pseudofollikulitis barbae Hidradenitis suppurativa



761

L73.8 Kelainan folikel lain yang dijelaskan Sycosis barbae L73.9 Kelainan folikel, tak dijelaskan L74 Kelainan keringat ekrin Kecuali: hiperhidrosis (R61.-) L74.0 Miliaria rubra L74.1 Miliaria crystallina L74.2 Miliaria profunda Miliaria tropikalis L74.3 Miliaria, tak dijelaskan L74.4 Anhidrosis Hipohidrosis L74.8 Kelainan keringat eccrine lainnya L74.9 Kelainan keringat ekrin, tak dijelaskan Kelainan kelenjar keringat NOS L75 Kelainan keringat apokrin Kecuali: dyshidrosis [pompholyx] (L30.1), hidradenitis suppurativa (L73.2) L75.0 Bromhidrosis L75.1 Chromhidrosis L75.2 Apocrine miliaria Penyakit Fox-Fordyce L75.8 Kelainan keringat apokrin lainnya L75.9 Kelainan keringat apokrin, tak dijelaskan

Kelainan lain pada kulit dan jaringan subkutis (L80-L99) L80

Vitiligo

L81 Kelainan pigmentasi lainnya Kecuali: birthmark NOS (Q82.5) sindroma Peutz-Jeghers (Q85.8), naevus - lihat Vol.3. L81.0 Hiperpigmentasi pasca peradangan L81.1 Chloasma [bintik-bintik coklat gelap di kulit] L81.2 Freckles [spot coklat] L81.3 Cafè au lait spots [coklat muda, spserti freckle] L81.4 Hiperpigmentasi melanin lainnya Lentigo L81.5 Leukoderma, not elsewhere classified L81.6 Kelainan pengurangan pembentukan melanin lainnya L81.7 Dermatosis purpurik berpigmen Angioma serpiginosum L81.8 Kelainan pigmentasi lain yang dijelaskan Pigmentasi besi Pigmentasi tattoo L81.9 Kelainan pigmentasi, tak dijelaskan



762

L82 Keratosis seborrhoeika Dermatosis papulosa nigra Penyakit Leser-Trèlat L83 Akantosis nigrikans Papillomatosis yang menyatu dan membentuk jaring-jaring L84 Corns and callosities Callus [penebalan karena tekanan beban] Clavus [penebalan karena tekanan sepatu yang tidak pas] L85 Penebalan epidermis lainnya Kecuali: kelainan hipertrofik kulit (L91.-) L85.0 Ikhtiosis didapat Kecuali: ikhtiosis kongenital (Q80.-) L85.1 Keratosis didapat [keratoderma] palmaris et plantaris Kecuali: keratosis palmaris et plantaris yang diwarisi (Q82.8) L85.2 Keratosis punktata (palmaris et plantaris) L85.3 Xerosis kutis Dermatitis kulit kering L85.8 Penebalan epidermis lain yang dijelaskan Cutaneous horn [‘mata ikan’] L85.9 Penebalan epidermis, tak dijelaskan L86* Keratoderma pada penyakit yang diklasifikasikan di tempat lain Keratosis follikularis, xeroderma: akibat defisiensi vitamin A (E50.8†) L87 Kelainan dengan eliminasi transepidermis Kecuali: granuloma annulare (perforans) (L92.0) L87.0 Keratosis follikularis et parafollikularis in cutem penetrans [Kyrle] Hiperkeratosis follikularis penetrans L87.1 Kolagenosis reaktif perforans L87.2 Elastosis perforans serpiginosa L87.8 Kelainan dengan eliminasi transepidermis lain L87.9 Kelainan dengan eliminasi transepidermis, tak dijelaskan L88 Pyoderma gangrenosum Dermatitis gangrenosa Phagedenic pyoderma L89 Ulkus dekubitus Bedsore Plaster ulcer Pressure ulcer Kecuali: ulkus dekubitus (trofik) servix (uteri) (N86) L90 Kelainan atrofik kulit L90.0 Lichen sclerosus et atrophicus Kecuali: lichen sclerosis pada organ genitalia eksterna:*** - pria (N48.0)



763

- wanita (90.4) Anetoderma Schweninger-Buzzi Anetoderma of Jadassohn-Pellizzari Atrophoderma Pasini and Pierini Acrodermatitis chronica atrophicans Kondisi parut dan fibrosis kulit Adherent scar [parut lengket] (kulit) Cicatrix Kerusakan bentuk akibat parut Scar NOS Kecuali: parut hipertrofik (L91.0) parut keloid (L91.0) L90.6 Striae atrophicae L90.8 Kelainan atrofik lain pada kulit L90.9 Kelainan atrofik kulit, tak dijelaskan L90.1 L90.2 L90.3 L90.4 L90.5

L91 Kelainan hipertrofik kulit L91.0 Parut keloid Parut hipertrofik Keloid Kecuali: keloid acne (L73.0) scar NOS (L90.5) L91.8 Kelainan hipertrofik lain pada kulit L91.9 Kelainan hipertrofik pada kulit, tak dijelaskan L92 Kelainan granulomatosa kulit dan jaringan bwah kulit Kecuali: granuloma aktinik (L57.5) L92.0 Granuloma annulare granuloma annulare perforans L92.1 Neckrobiosis lipoidika, not elsewhere classified Kecuali: disebabkan diabetes mellitus (E10-E14) L92.2 Granuloma fasiale [granuloma eosinofilik kulit] L92.3 Granuloma benda asing pada kulit dan jaringan subkutis L92.8 Kelainan granulomatosa lain padakulit dan jaringan subkutis L92.9 Kelainan granulomatosa pada kulit dan jaringan subkutis, tak dijelaskan L93 Lupus eritematosus Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat. Kecuali: lupus: - exedens (A18.4) - vulgaris (A18.4) systemic lupus erythematosus (M32.-) skleroderma (M34.-) L93.0 Lupus eritematosus diskoid Lupus eritematosus NOS L93.1 Lupus eritematosus kulit subakut L93.2 Lupus eritematosus lokal lainnya Lupus: - eritematosus profundus 

764

- panniculitis L94 Kelainan jaringan penyambung lokal lainnya Kecuali: kelainan jaringan ikat sistemik (M30-M36) L94.0 Skleroderma lokal [morphea] – Circumscribed scleroderma [berbatas tegas] L94.1 Linear scleroderma En coup de sabre lesion L94.2 Kalsinosis kutis L94.3 Sklerodaktyly L94.4 Papula Gottron L94.5 Poikiloderma vasculare atrophicans L94.6 Ainhum L94.8 Kelainan jaringan ikat lokal lain yang dijelaskan L94.9 Kelainan jaringan ikat lokal, tak dijelaskan L95 Vaskulitis yang terbatas pada kulit, not elsewhere classified Kecuali: purpura Henoch(-Schönlein) (D69.0) urtikaria (L50.-), angioma serpiginosum (L81.7) vaskulitis rematoid (M05.2) polyarteritis nodosa (M30.0), angiitis hipersensitif (M31.0) granulomatosis Wegener (M31.3) pannikulitis (pada): - lupus (L93.2) - relapsing [Weber-Christian] (M35.6), - neck and back (M54.0) - NOS (M79.3), serum sickness (T80.6) L95.0 Livedoid vasculitis Atrophie blanche (en plaque) L95.1 Erythema elevatum diutinum L95.8 Vaskulitis kulit lainnya L95.9 Vaskulitis kulit, tak dijelaskan L97 Ulkus anggota bawah, not elsewhere classified Kecuali: infeksi spesifik yang diklasifikasikan pada A00-B99 varicose ulcer (I83.0, I83.2) skin infections (L00-L08), decubitus ulcer (L89) gangrene (R02) L98 Kelainan lain kulit dan jaringan subkutis, not elsewhere classified L98.0 Granuloma piogenik L98.1 Dermatitis faktisia Exkoriasi neurotik L98.2 Dermatosis neutrofilik febrilis [Sweet] L98.3 Sellulitis eosinofilik [Wells] 

765

L98.4 Ulkus kronis kulit, not elsewhere classified Ulkus kulit NOS Ulkus kronis kulit NOS Ulkus tropis NOS Kecuali: infeksi spesifik yang diklasifikasikan pada A00-B99 varicose ulcer (I83.0, I83.2) infeksi kulit (L00-L08) ulkus dekubitus (L89) ulkus anggota bawah NEC (L97) gangrene (R02) L98.5 Musinosis kulit Musinosis terfokus Lichen myxoedematosus Kecuali: musinosis terfokus pada oral (K13.7) myxoedema (E03.9) L98.6 Kelainan infiltratif lain pada kulit dan jaringan subkutis Kecuali: hyalinosis cutis et mucosae (E78.8) L98.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada kulit dan jaringan subkutis L98.9 Kelainan kulit dan jaringan subkutis, tak dijelaskan L99* Kelainan lain pada kulit dan jaringan subkutis pada penyakit c.e. lain L99.0* Amyloidosis kulit (E85.-†) Lichen amiloidosis Macular amiloid L99.8* Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain yang dijelaskan pada penyakit c.e. Alopecia sifilitika (A51.3†) Lukoderma sifilitika (A51.3†, A52.7†)



766

BAB XIII PENYAKIT-PENYAKIT MUSKULOSKELETON DAN JARINGAN PENYAMBUNG (M00 – M99) Kecuali: penyakit infeksi dan parasit trertentu (A00-B99) neoplasma (C00-D48) penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90) komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas (O00-O99) kondisi tertentu yang berawal dari masa perinatal (P00-P96) malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99) gejala, tanda, dan penemuan abnormal klinis dan laboratoris NEC (R00-R99) cedera, keracunan, dan akibat lain penyebab eksternal (S00-T98) sindroma kompartemen (T79.6)

Blok-blok di dalam bab ini adalah: M00-M25. Arthropati (penyakit-penyakit sendi anggota) M00-M03. Arthropati infeksi M05-M14. Poliarthropati radang M15-M19. Arthrosis M20-M25. Penyakit sendi lain M30-M36. Kelainan jaringan ikat sistemik (penyakit autoimmun dan kolagen) M40-M54. Dorsopati (penyakit pada vertebra) M40-M43. Dorsopati yang merusak bentuk M45-M49. Spondilopati M50-M54. Dorsopati lain M60-M79. Kelainan jaringan lunak (penyakit otot, synovium dan tendon) M60-M63. Kelainan otot M65-M68. Kelainan sinovium dan tendon M70-M79. Kelainan jaringan lunak lain M80-M94. Osteopati dan kondropati (penyakit tulang dan rawan) M80-M85. Kelainan kepadatan dan struktur tulang M86-M90. Osteopati lain M91-M94. Kondropati M95-M99. Kelainan lain pada sistem musculoskeletal dan jaringan ikat

Kategori asterisk pada bab ini adalah sebagai berikut: M01* M03* M07* M09* M14* M36* M49*

Infeksi langsung terhadap sendi pada penyakit infeksi dan parasit c.e. Arthropati pasca infeksi dan reaktif pada penyakit c.e. Arthropati psoriatik dan enteropatik Arthritis remaja pada penyakit c.e. Arthropati pada penyakit lain c.e. Kelainan sistemik jaringan ikat pada penyakit c.e. Spondilopati pada penyakit c.e. 

767

M63* M68* M73* M82* M90*

Kelainan otot pada penyakit c.e. Kelainan sinovium dan tendon pada penyakit c.e. Kelainan jaringan lunak pada penyakit c.e. Osteoporosis pada penyakit c.e. Osteopathies pada penyakit c.e.

Tempat keterlibatan muskuloskeleton Subklasifikasi penunjuk situs keterlibatan berikut disediakan untuk penggunaan pilihan pada kategori yang sesuai pada bab XIII. Karena jumlah karakter yang digunakan ekstensi lokal atau adaptasi spesialisasi bisa bervariasi, disarankan agar tambahan subklasifikasi situs ini diletakkan pada posisi terpisah yang bisa diidentifikasi (misal box tambahan, [1]). Subklasifikasi lain untuk kerusakan lutut, dorsopati, dan lesi biomekanis yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, masing-masing disediakan pada M23, sebelum M40, dan pada M99. 0. Situs ganda 1. Daerah bahu: klavikula skapula sendi akromio-klavikularis sendi gleno-humerus sendi sterno-klavikularis 2. Lengan atas: humerus sendi siku 3. Lengan bawah radius, ulna sendi pergelangan 4. Tangan: karpus, metakarpus jari tangan sendi-sendi di antara tulang-tulang ini 5. Pelvik dan paha: bokong pelvis femur (sendi) panggul sendi sakroiliaka 6. Tungkai bawah: tibia, fibula sendi lutut 7. Tumit dan kaki: tarsus, metatarsus jari kaki sendi tumit sendi-sendi lain di kaki 8. Lain-lain: kepala tengkorak



768

leher batang tubuh iga kolom vertebra 9. Situs tak dijelaskan

Arthropathy (M00-M25) Kelainan yang terutama mengganggu sendi-sendi perifer (anggota).

Arthropati infeksi (M00-M03) Catatan: : Blok ini berisi arthropati akibat agen mikrobiologis.

Perbedaan yang dibuat antara jenis-jenis hubungan etiologis berikut adalah: - Infeksi langsung pada sendi, dengan terdapatnya organisme yang menyerang jaringan synovium dan antigen mikroba di dalam sendi - Infeksi tidak langsung terbagi atas a. arthropati reaktif, dengan terbukti adanya infeksi mikroba di dalam tubuh, tapi organisme atau antigennya tidak terdapat di dalam sendi b. arthropati pascainfeksi, dengan terdapatnya antigen mikroba tapi penemuan organisme tidak konstan dan tidak ada bukti perbanyakan lokal.

M00 Arthritis piogenik [Lihat kode situs pada awal bab ini] M00.0 Arthritis dan poliarthritis stafilokokus M00.1 Arthritis dan poliarthritis pneumokokus M00.2 Arthritis dan poliarthritis streptokokus lain M00.8 Arthritis dan poliarthritis akibat bakteri lain yang dijelaskan Gunakan kode tambahan (B95-B96), kalau perlu, untuk identifikasi agen bakteri. M00.9 Arthritis piogenik, tak dijelaskan Arthritis infektif NOS M01* Infeksi sendi langsung pada penyakit infeksi dan parasit c.e. [Lihat kode situs pada awal bab ini] Kecuali: arthropati pada sarkoidosis (M14.8*) arthropati pascainfeksi dan reaktif (M03.-*) M01.0*Arthritis meningokokus (A39.8†) Kecuali: arthritis postmeningokokus (M03.0*) M01.1* Arthritis TB (A18.0†) Kecuali: pada vertebra (M49.0*) M01.2*Arthritis pada penyakit Lyme (A69.2†) M01.3*Arthritis pada penyakit bakteri lain c.e. Arthritis pada: - demam tifoid atau paratifoid (A01.-†), - infeksi lokal salmonella (A02.2†) - lepra [penyakit Hansen] (A30.-†), Arthritis gonokokus (A54.4†)



769

M01.4*Arthritis rubella (B06.8†) M01.5*Arthritis pada penyakit virus lain c.e. arthritis pada: - mumps (B26.8†) - demam O'nyong-nyong (A92.1†) M01.6*Arthritis pada mikosis (B35-B49†) M01.8*Arthritis pada penyakit infeksi dan parasit lain c.e. M02 Arthropati reaktif [Lihat kode situs pada awal bab ini] Kecuali: demam rematik (I00) penyakit Behçet (M35.2) M02.0 Arthropati menyusul operasi bypass usus M02.1 Arthropati pascadisenteri M02.2 Arthropati pascaimunisasi M02.3 Penyakit Reiter M02.8 Arthropati reaktif lainnya M02.9 Arthropati reaktif, tak dijelaskan M03* Arthropati pascainfeksi dan reaktif pada penyakit c.e. [Lihat kode situs pada awal bab ini] Kecuali:: infeksi langsung sendi dari penyakit infeksi dan parasit c.e. (M01.-*) M03.0*Arthritis postmeningokokus (A39.8†) Kecuali: arhritis meningokokus (M01.0*) M03.1*Arthropati pascainfeksi pada sifilis Sendi Clutton (A50.5†) Kecuali: arthropati Charcot atau tabetik (M14.6*) M03.2*Arthropati pascainfeksi lain pada penyakit c.e. Arthropati pascainfeksi pada: - enteritis akibat Yersinia enterocolitica (A04.6†) - hepatitis virus (B15-B19†) Kecuali: arthropati virus (M01.4-M01.5*) M03.6*Arthropati reaktif pada penyakit lain c.e. Arthropati pada endokarditis infektif (I33.0†)

Poliarthropati inflamasi (M05-M14) M05 Rematoid arthritis seropositif [Lihat kode situs pada awal bab ini] Kecuali: demam rematik (I00), arthritis rematoid (pada): - remaja (M08.-) - spina (M45) M05.0 Sindroma Felty Arthritis rematoid dengan splenoadenomegali dan leukopenia M05.1†Penyakit paru-paru rematoid (J99.0*) M05.2 Vaskulitis rematoid M05.3†Arthritis rematoid dengan keterlibatan organ dan sistem lain Polineuropati rematoid (G63.6*) 

770

Miopati rematoid (G73.7*) Pericarditis rematoid (I32.8*) Endokarditis rematoid (I39.-*) Miokarditis rematoid (I41.8*) Karditis rematoid (I52.8*) M05.8 Arthritis rematoid seropositif lain M05.9 Arthritis rematoid seropositif, tak dijelaskan M06 Rematoid arthritis lain [Lihat kode situs pada awal bab ini] M06.0 Arthritis rematoid seronegatif M06.1 Penyakit Still yang muncul pada usia dewasa Kecuali: penyakit Still NOS (M08.2) M06.2 Bursitis rematoid M06.3 Nodul rematoid M06.4 Poliarthropati radang Kecuali: poliarthritis NOS (M13.0) M06.8 Arthritis rematoid lain yang dijelaskan M06.9 Arthritis rematoid, tak dijelaskan M07* Arthropati psoriatik dan enteropatik [Lihat kode situs pada awal bab ini] Kecuali: arthropati psoriatik dan enteropatik remaja (M09.-*) M07.0*Arthropati psoriatik interphalanx distal (L40.5†) M07.1*Arthritis mutilans (L40.5†) M07.2*Spondilitis psoriatik (L40.5†) M07.3*Arthropati psoriatik lain(L40.5†) M07.4*Arthropati pada penyakit Crohn [regional enteritis] (K50.-†) M07.5*Arthropati pada kolitis ulseratif (K51.-†) M07.6*Arthropati entropati lain M08 Arthritis remaja [juvenile arthritis] [Lihat kode situs pada awal bab ini] Termasuk: arthritis anak, dimulai pada usia <16 tahun, berlangsung lebih dari 3 bulan Kecuali: sindroma Felty (M05.0) dermatomyositis remaja (M33.0) M08.0 Arthritis rematoid remaja Arthritis rematoid dengan atau tanpa faktor rheumatoid M08.1 Ankylosing spondylitis pada remaja Kecuali: ankylosing spondylitis pada dewasa (M45) M08.2 Arthritis remaja dengan yang onsetnya sistemik Penyakit Still NOS Kecuali: penyakit Still yang dimulai pada dewasa (M06.1) M08.3 Poliarthritis remaja (seronegatif) Poliarthritis remaja kronis M08.4 Arthritis remaja pauciarticularis M08.8 Arthritis remaja lainnya M08.9 Arthritis remaja, tak dijelaskan



771

M09* Arthritis remaja pada penyakit c.e. [Lihat kode situs pada awal bab ini] Kecuali: arthropati pada penyakit Whipple (M14.8*) M09.0*Arthritis remaja pada psoriasis (L40.5†) M09.1*Arthritis remaja pada penyakit Crohn [enteritis regionalis] (K50.-†) M09.2*Arthritis remaja pada kolitis ulseratif (K51.-†) M09.8*Arthritis remaja pada penyakit lain c.e. M10 Gout [Lihat kode situs pada awal bab ini] M10.0 Gout idiopatik Bursitis gout Gout primer Tophus garam urat pada jantung† (I43.8*) M10.1 Gout akibat timah hitam (Pb, lead) M10.2 Gout akibat obat Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat. M10.3 Gout akibat kerusakan fungsi ginjal M10.4 Gout sekunder lainnya M10.9 Gout, tak dijelaskan M11 Arthropati kristal lainnya [Lihat kode situs pada awal bab ini] M11.0 Penyakit deposisi hydroxyapatite M11.1 Chondrocalcinosis keturunan M11.2 Chondrocalcinosis lainnya Chondrocalcinosis NOS M11.8 Arthropati kristal lain yang dijelaskan M11.9 Arthropati kristal, tak dijelaskan M12 Arthropati spesifik lainnya [Lihat kode situs pada awal bab ini] Kecuali: arthropati NOS (M13.9) arthrosis (M15-M19) arthropati cricoarytenoid (J38.7) M12.0 Arthropati kronis pasca-rematik [Jaccoud] M12.1 Penyakit Kaschin-Beck M12.2 Sinovitis villonodular (berpigment) M12.3 Palindromic rheumatism M12.4 Intermittent hydrarthrosis M12.5 Arthropati traumatika Kecuali: arthrosis post-traumatika (dari): - panggul (M16.4-M16.5) - lutut (M17.2-M17.3), - sendi carpometacarpal pertama (M18.2-M18.3), - sendi tunggal lain (M19.1), - NOS (M19.1) M12.8 Arthropati spesifik lainnya, not elsewhere classified



772

Arthropati transient (sementara) M13 Arthritis lain [Lihat kode situs pada awal bab ini] Kecuali: arthrosis (M15-M19) M13.0 Poliarthritis, tak dijelaskan M13.1 Monoarthritis, not elsewhere classified M13.8 Arthritis lain yang dijelaskan Arthritis alergika M13.9 Arthritis, tak dijelaskan Arthropati NOS M14* Arthropati pada penyakit lain c.e. Kecuali: arthropati pada: - penyakit neoplasma (M36.1*), - kelainan darah (M36.2-M36.3*) - reaksi hipersensitif (M36.4*), spondilopati neuropatik (M49.4*) arthropati psoriatik dan enteropatik (M07.-*) arthropati psoriatik dan enteropatik remaja (M09.-*) M14.0*Arthropati gout akibat cacad enzim dan kelainan keturunan lainnya Arthropati gout pada: - sindroma Lesch-Nyhan (E79.1†), - kelainan sickle-cell (D57.-†) M14.1* Crystal arthropati in other metabolic disorders Arthropati kristal pada hiperparatiroidisme (E21.-†) M14.2*Arthropati diabetik (E10-E14† dengan karakter keempat .6) Kecuali: arthropati neuropatik diabetik (M14.6*) M14.3*Dermatoarthritis lipoid (E78.8†) M14.4*Arthropati pada amiloidosis (E85.-†) M14.5*Arthropati pada kelainan lain endokrin, gizi dan metabolik Arthropati pada: - hipotiroid (E00-E03†) - tirotoksikosis [hipertiroid] (E05.-†) - akromegali dan gigantisme pituitary (E22.0†) - hemokromatosis (E83.1†), M14.6*Arthropati neuropatik Arthropati Charcot atau tabetik (A52.1†) Arthropati neuropatik diabetis (E10-E14† dengan karakter keempat .6) M14.8*Arthropati pada penyakit yang dijelaskan yang c.e. Arthropati pada: - sarkoidosis (D86.8†) - eritema: multiforme (L51.-†), - eritema nodosum (L52†) - penyakit Whipple (K90.8†)



773

Arthrosis (M15-M19) Catatan: Kecuali:

Pada blok ini istilah osteoarthritis digunakan sebagai sinonim arthrosis atau osteoarthrosis. Istilah primer digunakan sesuai dengan arti klinis yaitu tidak ditemukan kondisi dasar yang menyebabkan timbulnya penyakit ini osteoarthritis vertebra (M47.-)

M15 Poliarthrosis Termasuk: arthrosis dengan disebutkan lebih dari satu situs Kecuali: keterlibatan sendi tunggal yang bilateral (M16-M19) M15.0 (Osteo)arthrosis generalisata primer M15.1 Nodus Heberden (dengan arthropati) M15.2 Nodus Bouchard (dengan arthropati) M15.3 Arthrosis multipel sekunder Poliarthrosis pasca-trauma M15.4 (Osteo)arthrosis erosif M15.8 Poliarthrosis lain M15.9 Poliarthrosis, tak dijelaskan Osteoarthritis generalisata NOS M16 Koksarthrosis [arthrosis panggul] M16.0 Koksarthrosis primer, bilateral M16.1 Koksarthrosis primer lainnya Koksarthrosis primer: NOS, unilateral M16.2 Koksarthrosis akibat displasia, bilateral M16.3 Koksarthrosis displasia lainnya Koksarthrosis displasia: NOS, unilateral M16.4 Koksarthrosis pasca-trauma, bilateral M16.5 Koksarthrosis pasca-trauma lainnya Koksarthrosis pasca-trauma: NOS, unilateral M16.6 Koksarthrosis sekunder lainnya, bilateral M16.7 Koksarthrosis sekunder lainnya: Koksarthrosis sekunder: NOS, unilateral M16.9 Koksarthrosis, tak dijelaskan M17 Gonarthrosis [arthrosis lutut] M17.0 Gonarthrosis primer, bilateral M17.1 Gonarthrosis primer lainnya Gonarthrosis primer: NOS, unilateral M17.2 Gonarthrosis pasca-trauma, bilateral M17.3 Gonarthrosis pasca-trauma lainnya Gonarthrosis pasca-trauma: NOS, unilateral M17.4 Gonarthrosis sekunder lainnya, bilateral M17.5 Gonarthrosis sekunder lainnya Gonarthrosis sekunder: NOS, unilateral M17.9 Gonarthrosis, tak dijelaskan M18 Arthrosis sendi carpometacarpal I M18.0 Arthrosis primer sendi carpometacarpal I, bilateral M18.1 Arthrosis primer sendi carpometacarpal I lainnya 

774

Arthrosis primer sendi carpometacarpal I: NOS, unilateral M18.2 Arthrosis pasca-trauma sendi carpometacarpal I, bilateral M18.3 Arthrosis pasca-trauma sendi carpometacarpal I lainnya Arthrosis pasca-trauma sendi carpometacarpal I: NOS, unilateral M18.4 Arthrosis sekunder sendi carpometacarpal I lainnya, bilateral M18.5 Arthrosis sekunder sendi carpometacarpal I lainnya Arthrosis sekunder sendi carpometacarpal I: NOS, unilateral M18.9 Arthrosis sendi carpometacarpal I, tak dijelaskan M19 Arthrosis lainnya [Lihat kode situs pada awal bab ini] Kecuali: arthrosis spina (M47.-) hallux rigidus (M20.2) polyarthrosis (M15.-) M19.0 Arthrosis primer sendi lain Arthrosis primer NOS M19.1 Arthrosis pasca-trauma sendi lain Arthrosis pasca-trauma, NOS M19.2 Arthrosis sekunder lain Arthrosis sekunder, NOS M19.8 Arthrosis lain yang dijelaskan M19.9 Arthrosis, tak dijelaskan

Kelainan sendi lainnya (M20-M25) Kecuali:

sendi-sendi vertebra (M40-M54)

M20 Deformitas didapat pada jari tangan dan kaki Kecuali: absen kongenital pada jari tangan dan kaki (Q71.3, Q72.3) deformitas dan malformasi kongenital jari tangan dan kaki (Q66.-, Q68-Q70, Q74.-) absen didapat pada jari tangan dan kaki (Z89.-), M20.0 Deformitas jari tangan Deformitas Boutonniêre dan swan-neck (“leher angsa”) Kecuali: trigger finger (M65.3) fibromatosis fasia palmaris [Dupuytren] (M72.0), clubbing of fingers (R68.3) M20.1 Hallux valgus (didapat): Bunion M20.2 Hallux rigidus M20.3 Deformitas lain hallux (didapat): Hallux varus M20.4 Jari kaki gada [hammertoes] lainnya (didapat) M20.5 Deformitas lain jari kaki (didapat) M20.6 Deformitas didapat jari kaki, tak dijelaskan M21 Deformitas didapat lainnya pada anggota [Lihat kode situs pada awal bab ini] Kecuali: deformitas didapat jari tangan atau kaki (M20.-) coxa plana (M91.2) deformitas dan malformasi kongenital angota (Q65-Q66, Q68-Q74) 

775

M21.0 M21.1 M21.2 M21.3 M21.4 M21.5 M21.6 M21.7 M21.8 M21.9

absen kongenital anggota (Q71-Q73) abses didapat anggota (Z89.-) Deformitas valgus, not elsewhere classified Kecuali: talipes calcaneovalgus (Q66.4) metatarsus valgus (Q66.6) Deformitas varus, not elsewhere classified Kecuali: tibia vara (M92.5) metatarsus varus (Q66.2) Deformitas flexi Wrist or foot drop (didapat) – [pergelangan atau kaki jatuh] Flat foot [pes planus] (didapat) Kecuali: congenital pes planus (Q66.5) Claw hand, clubhand, clawfoot dan clubfoot didapat Kecuali: clubfoot, tidak dinyatakan sebagai didapat (Q66.8) Deformitas didapat lain pada tumit dan kaki Kecuali: deformitas jari kaki (didapat) (M20.1-M20.6) Panjang anggota tidak sama (didapat) Deformitas didapat lain yang dijelaskan pada anggota Deformitas didapat pada anggota, tak dijelaskan

M22 Kelainan patella Kecuali: dislokasi patella (S83.0) M22.0 Dislokasi rekuren pada patella M22.1 Subluksasio rekuren pada patella M22.2 Kelainan patellofemoralis M22.3 Kelainan bentuk lain pada patella M22.4 Kondromalacia patellae M22.8 Kelainan lain pada patella M22.9 Kelainan patella, tak dijelaskan M23

Kerusakan internal lutut Subklasifikasi tambahan untuk tempat keterlibatan berikut disediakan untuk pemakaian tambahan pada subkategori yang sesuai pada M23.-, lihat juga note pada awal bab ini. 0. Banyak tempat 1. Ligamen cruciata anterior atau Cornu anterior meniskus medialis, 2. Ligamen cruciata posterior atau Cornu posterior meniskus medialis, 3. Ligamen collateral medial atau Meniskus medialis yang lain atau tak dijelaskan 4. Ligamen collateral lateral atau Cornu anterior meniskus lateralis, 5. Cornu posterior meniskus lateralis, 6. Meniskus lateralis yang lain atau tak dijelaskan 7. Ligamen kapsularis 9. Ligamen tak dijelaskan atau Meniskus yang tak dijelaskan Kecuali: deformitas lutut (M21.-) kelainan patella (M22.-) dislokasi atau subluksasi rekurens patella (M22.0-M22.1) dislokasi atau subluksasi rekurens (M24.4) ankylosis (M24.6)



776

M23.0 M23.1 M23.2 M23.3

M23.4 M23.5 M23.6 M23.8 M23.9

osteochondritis dissecans (M93.2) cedera saat ini - lihat cedera lutut dan tungkai bawah (S80-S89) Meniskus sistikus Meniskus diskoid (congenital) Kerusakan meniskus akibat robek atau cedera lama Robekan lama pada ‘bucket-handle’ Kerusakan lain pada meniskus Degenerasi } Detachment [lepas] } meniskus Retensi [tertahan] } Benda-benda lepas [loose body] di lutut Ketidakstabilan lutut kronis Kerusakan spontan lain pada ligamen lutut Kerusakan internal lain pada lutut Kelonggaran [laxity] ligamen lutut Snapping knee [retak, pecah] Kerusakan internal lutut, tak dijelaskan

M24 Kerusakan sendi spesifik lainnya Kecuali: cedera saat ini - lihat cedera sendi menurut bagian tubuh kelainan sendi temporomandibularis (K07.6) snapping knee (M23.8) ganglion (M67.4) M24.0 Benda-benda lepas pada sendi Kecuali: benda-benda lepas di lutut (M23.4) M24.1 Kelainan rawan sendi lainnya Kecuali: ochronosis (E70.2) kalsifikasi metastatik (E83.5) chondrocalcinosis (M11.1-M11.2) kerusakan internal lutut (M23.-) M24.2 Kelainan ligamen Ketidakstabilan akibat cedera lama pada ligamen Kelonggaran [laxity] ligamen NOS Kecuali: kelonggaran ligamen keturunan (M35.7) lutut (M23.5-M23.8) M24.3 Dislokasi dan subluksasi patologis sendi, not elsewhere classified Kecuali: rekuren (M24.4) dislokasi atau pergeseran sendi kongenital - lihat malformasi dan deformasi kongenital sistem muskuloskeleton (Q65-Q79) dislokasi atau pergeseran sendi pada cedera sekarang - lihat cedera sendi dan ligamen menurut regio tubuh M24.4 Dislokasi dan subluksasi rekurens sendi Kecuali: patella (M22.0-M22.1) subluksasi vertebral (M43.3-M43.5) M24.5 Kontraktur sendi Kecuali: deformitas didapat pada anggota (M20-M21) kontraktur (pelapis) tendon tanpa kontraktur sendi (M67.1) kontraktur Dupuytren (M72.0) 

777

M24.6 Ankylosis sendi Kecuali: kekakuan sendi tanpa ankylosis (M25.6) ankylosis spina (M43.2) M24.7 Protrusio acetabuli M24.8 Kerusakan sendi spesifik lain, not elsewhere classified Irritable hip M24.9 Kerusakan sendi, tak dijelaskan M25 Kelainan lain pada sendi, not elsewhere classified [Lihat kode situs pada awal bab ini] Kecuali: deformitas yang diklasifikasikan pada M20-M21, kalsifikasi: - bursa (M71.4) - (sendi) bahu (M75.3) - tendon (M65.2) kelainan lenggang [gait] dan mobilitas (R26.-) kesulitan berjalan (R26.2) M25.0 Haemarthrosis Kecuali: cedera sekarang - lihat cedera sendi menurut regio tubuh M25.1 Fistula sendi M25.2 Flail joint – sendi tidak stabil M25.3 Ketidakstabilan lain sendi Kecuali: ketidakstabilan sendi akibat: - cedera lama ligamen (M24.2) - pengangkatan prosthesis sendi (M96.8) M25.4 Effusi sendi Kecuali: hydrarthrosis rahang (A66.6) M25.5 Nyeri pada sendi M25.6 Kekakuan sendi, not elsewhere classified M25.7 Osteophyte – [pertumbuhan tulang] M25.8 Kelainan lain sendi yang dijelaskan M25.9 Kelainan sendi, tak dijelaskan

Kelainan jaringan ikat sistemik (M30-M36) Termasuk: penyakit autoimmun: - NOS - sistemik penyakit kolagen (vaskuler): - NOS - sistemik Kecuali: penyakit autoimmun, jenis organ tunggal atau sel tunggal (kode ke kategori kondisi yang relevant) M30 Poliarteritis nodosa dan kondisi yang berhubungan M30.0 Poliarteritis nodosa M30.1 Poliarteritis dengan keterlibatan paru-paru [Churg-Strauss] Angiitis granulomatosa allergika M30.2 Juvenile polyarteritis



778

M30.3 Sindroma kelenjar limfe mukokutan [Kawasaki] M30.8 Kondisi lain yang berhubungan dengan poliarteritis nodosa Sindroma poliangiitis overlap M31 Vaskulopati nekrotikans lain M31.0 Angiitis hipersensitivitas Sindroma Goodpasture M31.1 Mikroangiopati trombotik Thrombotic thrombocytopenic purpura M31.2 Lethal midline granuloma M31.3 Granulomatosis Wegener Necrotizing respiratory granulomatosis M31.4 Sindroma arkus aorta [Takayasu] M31.5 Giant cell arteritis dengan polymyalgia rheumatica M31.6 Giant cell arteritis lainnya M31.8 Vaskulopati nekrotikans lain yang dijelaskan Vaskulitis hipokomplementemia M31.9 Vaskulopati nekrotikans, tak dijelaskan M32 Systemic lupus erythematosus [SLE] Kecuali: lupus eritematosus (diskoid) (NOS) (L93.0) M32.0 Systemic lupus erythematosus akibat obat Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat M32.1†Systemic lupus erythematosus dengan keterlibatan organ atau sistem Penyakit Libman-Sacks (I39.-*) Perikarditis lupus (I32.8*) Systemic lupus erythematosus dengan: - keterlibatan ginjal (N08.5*, N16.4*), - keterlibatan paru-paru (J99.1*) M32.8 Bentuk lain systemic lupus erythematosus M32.9 Systemic lupus erythematosus, tak dijelaskan M33 M33.0 M33.1 M33.2 M33.9

Dermatopolimiositis Dermatomyositis remaja Dermatomiositis lainnya Polimiositis Dermatopolimiositis, tak dijelaskan

M34 Sklerosis sistemik Termasuk: skleroderma Kecuali: skleroderma sirkumskripta (L94.0) skleroderma neonatus (P83.8) M34.0 Sklerosis sistemik progresif M34.1 Sindroma CR(E)ST Kombinasi calcinosis, fenomena Raynaud, disfungsi esofagus, sklerodaktili, telangiectasia. M34.2 Sklerosis sistemik akibat obat dan zat kimia Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi penyebab M34.8 Bentuk lain sklerosis sistemik 

779

Sklerosis sistemik dengan: - myopati† (G73.7*) - melibatkan paru-paru† (J99.1*) M34.9 Sklerosis sistemik, tak dijelaskan M35 Ketelibatan jaringan ikat sistemik lainnya Kecuali: kolagenosis perforata reaktif (L87.1) M35.0 Sindroma Sicca [Sjögren] Sindroma Sjögren dengan: - miopati† (G73.7*) - keratokonjungtivitis† (H19.3*), - keterlibatan paru-paru† (J99.1*) - kelainan tubulo-interstitial ginjal† (N16.4*) M35.1 Sindorma overlap lain Penyakit jaringan ikat campuran Kecuali: polyangiitis overlap syndrome (M30.8) M35.2 Penyakit Behçet M35.3 Polimialgia rematika Kecuali: polimialgia reumatika dengan giant cell arteritis (M31.5) M35.4 Fasiitis diffusa (eosinophilic) M35.5 Fibrosklerosis multifokus M35.6 Relapsing panniculitis [Weber-Christian] Kecuali: panniculitis: lupus (L93.2), NOS (M79.3) M35.7 Sindroma hipermobilitas Familial ligamentous laxity [kelonggaran ligamen keturunan] Kecuali: kelonggaran ligamen NOS (M24.2) sindroma Ehlers-Danlos (Q79.6) M35.8 Ketelibatan jaringan ikat sistemik lain yang dijelaskan M35.9 Ketelibatan jaringan ikat sistemik lain, tak dijelaskan Penyakit autoimmun (sistemik) NOS Penyakit kolagen (vaskular) NOS M36* Kelainan jaringan ikat sistemik pada penyakit c.e. Kecuali: arthropati pada penyakit c.e. (M14.-*) M36.0*Dermato(poli)miositis in penyakit neoplastik (C00-D48†) M36.1*Arthropati pada penyakit neoplastik (C00-D48†) Arthropati pada: - multiple myeloma (C90.0†) - leukaemia (C91-C95†) - histiositosis maligna (C96.1†), M36.2* Arthropati hemofilik (D66-D68†) M36.3*Arthropati pada kelainan darah lain (D50-D76†) Kecuali: arthropati pada purpura Henoch(-Schönlein) (M36.4*) M36.4*Arthropati pada reaksi hipersensitif c.e. Arthropati pada purpura Henoch(-Schönlein) (D69.0†) M36.8*Kelainan sistemik jaringan ikat pada penyakit lain c.e. Kelainan sistemik jaringan ikat pada: - hypogammaglobulinaemia (D80.-†)



780

- ochronosis (E70.2†)

Dorsopati (M40-M54) Subklasifikasi tambahan untuk menunjukkan situs penyakit berikut ini disediakan untuk pilihan pemakaian pada kategori yang sesuai di dalam blok dorsopati, kecuali M50 dan M51. Lihat juga catatan di awal bab ini 0 Situs ganda pada vertebra 1 Regio oksipito-atlanto-axial 2 Regio servikalis 3 Regio servikotoraks 4 Regio toraks 5 Regio torakolumbalis 6 Regio lumbalis 7 Regio lumbosakrum 8 Regio sakrum dan sakrokoksigis 9 Situs tak dijelaskan

Dorsopati deformans (M40-M43) M40 Kiposis dan lordosis [Lihat kode situs sebelum M40] Kecuali: kiposkoliosis (M41.-) kiposis dan lordosis: - kongenital (Q76.4) - pasca-prosedur (M96.-) M40.0 Kiposis postural Kecuali: osteokondrosis vertebra (M42.-) M40.1 Kiposis sekunder lain M40.2 Kiposis lain dan tak dijelaskan M40.3 Flatback syndrome [sindroma punggung datar] M40.4 Lordosis lain Lordosis: - didapat - postural M40.5 Lordosis, tak dijelaskan M41 Scoliosis [Lihat kode situs sebelum M40] Termasuk: kiposkoliosis Kecuali: skoliosis kongenital: - NOS (Q67.5), - postural (Q67.5), - akibat malformasi tulang (Q76.3) penyakit jantung kiposkoliosis (I27.1) pasca-prosedur (M96.-) M41.0 Skoliosis idiopatik infantil M41.1 Skoliosis idiopatik remaja Skoliosis remaja



781

M41.2 Skoliosis idiopatik lain M41.3 Skoliosis torakogenik M41.4 Skoliosis neuromuskuler Skoliosis akibat cerebral palsy, ataxia Friedreich, poliomyelitis, dan kelainan neuromuskuler lain. M41.5 Skoliosis sekunder lain M41.8 Bentuk-bentuk lain skoliosis M41.9 Skoliosis, tak dijelaskan M42 Osteokondrosis vertebra [Lihat kode situs sebelum M40] Kecuali: kiposis postural (M40.0) M42.0 Osteokondrosis vertebra remaja: Penyakit Calvē Penyakit Scheuermann Kecuali: kiposis postural (M40.0) M42.1 Osteokondrosis vertebra dewasa M42.9 Osteokondrosis vertebra, tak dijelaskan M43 Dorsopati deformans lainnya [Lihat kode situs sebelum M40] Kecuali: spina bifida occulta (Q76.0) sindroma Klippel-Feil (Q76.1) spondilolisis dan spondilolistesis kongenital (Q76.2) hemivertebra (Q76.3-Q76.4) lumbarisasi dan sakralisasi (Q76.4) platispondilisis (Q76.4) kurvatura spina pada: - osteoporosis (M80-M81), - penyakit Paget tulang [osteitis deformans] (M88.-) M43.0 Spondilolisis M43.1 Spondilolistesis M43.2 Fusi lain pada spina; ankilosis sendi spina Kecuali: ankylosing spondylitis (M45) pseudoarthrosis setelah fusi atau arthrodesis (M96.0) status arthrodesis (Z98.1) M43.3 Subluksasio atlantoaxial rekuren dengan myelopati M43.4 Subluksasio atlantoaxial rekuren lain M43.5 Subluksasio vertebra rekuren lain Kecuali: lesi biomekanik NEC (M99.-) M43.6 Tortikollis [leher tertarik ke satu sisi oleh m. sternocleidomastoideus] Kecuali: tortikollis: - cedera sekarang – lihat cedera vertebra menurut regio tubuh - psikogenik (F45.8) - spasmodik (G24.3) - akibat cedera lahir (P15.2) - kongenital (sternomastoid) (Q68.0) M43.8 Dorsopati deformans lain yang dijelaskan



782

Kecuali: kyphosis dan lordosis (M40.-) skoliosis (M41.-) M43.9 Dorsopati deformans, tak dijelaskan Kurvature spina NOS

Spondilopathi (M45-M49) M45 Ankylosing spondylitis [Lihat kode situs sebelum M40] Arthritis rheumatoid vertebra Kecuali: arthropati pada penyakit Reiter (M02.3) spondylitis (ankylosing) remaja (M08.1) penyakit Behçet (M35.2) M46 Spondylopati radang lain [Lihat kode situs sebelum M40] M46.0 Entesopati spina Kelainan perlekatan ligamen atau otot ke vertebra M46.1 Sakroiliitis, not elsewhere classified M46.2 Osteomielitis vertebra M46.3 Infeksi diskus intervertebralis (pyogenic) Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi M46.4 Diskitis, tak dijelaskan M46.5 Spondilopati infektif lainnya M46.8 Spondilopati radang lain yang dijelaskan M46.9 Spondilopati radang, tak dijelaskan M47 Spondylosis [Lihat kode situs sebelum M40] [Kaku spina dan degenerasi diskus intevertebra, dengan osteoarthritis (sering pada orang tua)] Termasuk: arthrosis atau osteoarthritis spina degenerasi pertemuan sendi M47.0†Sindroma kompresi arteri spinalis anterior dan arteri vertebralis (G99.2*) M47.1 Spondylosis lain dengan myelopati Kompresi spondilogenik medulla spinalis† (G99.2*) Kecuali: subluksasio vertebralis (M43.3-M43.5) M47.2 Spondylosis lain dengan radiculopati M47.8 Spondylosis lain Spondylosis servikal } Spondylosis lumbosakral } tanpa myelopati atau radikulopati Spondylosis thorakal } M47.9 Spondylosis, tak dijelaskan M48

Spondilopati lainnya



783

[Lihat kode situs sebelum M40] M48.0 Spinal stenosis Stenosis kaudalis M48.1 Hiperostosis ankilosis [Forestier] Diffuse idiopathic skeletal hyperostosis [DISH] M48.2 Kissing spine M48.3 Spondilopati traumatika M48.4 Fatigue fracture of vertebra Fraktur stress pada vertebra M48.5 Kolaps vertebra, NEC; Kolaps vertebra NOS Vertebra membentuk baji NOS Kecuali: kolaps vertebra pada osteoporosis (M80.-) cedera sekarang – lihat cedera vertebra menurut regio tubuh M48.8 Spondilopati lain yang dijelaskan Osifikasi ligamen longitudinalis posterior M48.9 Spondilopati, tak dijelaskan M49* Spondilopati pada penyakit c.e. [[Lihat kode situs sebelum M40] Kecuali: arthropati psoriatik dan enteropatik (M07.-*, M09.-*) M49.0*Tuberkulosis spina (A18.0†) Kurvatura Pott M49.1*Spondilitis brusella (A23.-†) M49.2*Spondilitis enterobakterium (A01-A04†) M49.3*Spondilopati pada penyakit infeksi dan parasit c.e. Kecuali: spondilopati neuropatik pada tabes dorsalis (M49.4*) M49.4*Spondilopati neuropatik Spondylopati neuropatik pada: - syringomyelia dan syringobulbia (G95.0†), - spondylopati pada tabes dorsalis (A52.1†) M49.5*Kolaps vertebra pada penyakit c.e. Fraktur metastatik vertebra (C79.5†) M49.8*Spondilopati pada penyakit lainc.e.

Dorsopati lain (M50-M54) Kecuali:

cedera sekarang – lihat cedera menurut regio tubuh diskitis NOS (M46.4)

M50 Kelainan diskus servikalis Termasuk: kelainan diskus servikalis dengan servikalgia, kelainan diskus servikotorakalis M50.0†Kelainan diskus servikalis dengan myelopati (G99.2*) M50.1 Kelainan diskus servikalis dengan radiculopati Kecuali: radikulitis brachialis NOS (M54.1) M50.2 Pergeseran letak lain diskus servikalis M50.3 Degenerasi lain diskus servikalis



784

M50.8 Kelainan diskus servikalis lainnya M50.9 Kelainan diskus servikalis, tak dijelaskan M51 Kelainan diskus intervertebralis lain Termasuk: kelainan diskus torakalis, torakolumbalis dan lumbosakralis M51.0†Kelainan diskus lumbalis dan intervetebralis lain dengan myelopati (G99.2*) M51.1 Kelainan diskus lumbalis dan intervetebralis lain dengan radikulopati Sciatica akibat kelainan diskus intervertebralis Kecuali: radikulitis lumbalis NOS (M54.1) M51.2 Pergeseran letak [displacement] diskus intervertebralis lain yang dijelaskan Lumbago akibat pergeseran letak diskus intervertebralis M51.3 Degenerasi diskus intervertebralis lain yang dijelaskan M51.4 Nodus Schmorl M51.8 Kelainan diskus intervertebralis lain yang dijelaskan M51.9 Kelainan diskus intervertebralis, tak dijelaskan M53 Dorsopati lain, not elsewhere classified M53.0 Sindroma servikokranialis; Sindroma simpatis servikalis posterior M53.1 Sindroma servikobrakhialis Kecuali: kelainan diskus servikalis (M50.-) thoracic outlet syndrome (G54.0) M53.2 Spinal instabilities [ketidakstabilan vertebra] M53.3 Kelainan sakrokoksigeus, not elsewhere classified; Coccygodynia M53.8 Dorsopati lain yang dijelaskan M53.9 Dorsopati, tak dijelaskan M54 Dorsalgia Kecuali: dorsalgia psikogenik (F45.4) M54.0 Panniculitis yang mengganggu regio leher dan punggung Kecuali: panniculitis: lupus (L93.2) relapsing (M35.6) NOS (M79.3) M54.1 Radikulopati Neuritis atau radiculitis: - brakialis NOS - lumbalis NOS - lumbosakralis NOS - torakalis NOS Radikulitis NOS Kecuali: neuralgia dan neuritis NOS (M79.2) radikulopati dengan: - spondylosis (M47.2) - kelainan diskus servikalis (M50.1) - kelainan diskus lumbalis dan intervertebralis lain (M51.1) M54.2 Servikalgia Kecuali: servikalgia akibat kelainan diskus servikalis intervertebralis (M50.-) 

785

M54.3 Sciatica Kecuali: lesi sciatic nerve (G57.0) sciatica akibat kelainan diskus intervertebralis (M51.1) sciatica dengan lumbago (M54.4) M54.4 Lumbago dengan sciatica Kecuali: akibat kelainan diskus intervertebralis (M51.1) M54.5 Low back pain Loin pain Low back strain Lumbago NOS Kecuali: lumbago akibat pergeseran diskus intervetebralis (M51.2), lumbago dengan sciatica (M54.4) M54.6 Nyeri vertebra torakalis Kecuali: nyeri akibat kelainan diskus intervetebralis (M51.-) M54.8 Dorsalgia lainnya M54.9 Dorsalgia, tak dijelaskan Backache [sakit punggung] NOS

Kelainan Jaringan Junak (M60-M79) Kelainan otot (M60-M63) Kecuali:

distrofi otot dan miopati (G71-G72) dermatopolimiositis (M33.-) miopati pada: - amyloidosis (E85.-), - arthritis rheumatoid (M05.3) - polyarteritis nodosa (M30.0) - systemic lupus erythematosus (M32.-), - scleroderma (M34.-) - sindroma Sjögren's (M35.0)

M60 Miositis [Lihat kode situs pada awal bab ini] M60.0 Miositis infektif Piomiositis tropis Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi M60.1 Miositis interstitialis M60.2 Granuloma benda asing jaringan lunak, not elsewhere classified Kecuali: granuloma benda asing di kulit dan jaringan subkutis (L92.3) M60.8 Miositis lain M60.9 Miositis, tak dijelaskan M61 Kalsifikasi dan ossifikasi otot [Lihat kode situs pada awal bab ini] M61.0 Miositis ossifikans akibat trauma M61.1 Miositis ossifikans progresif Fibrodisplasia ossifikans progressif M61.2 Kalsifikasi dan ossifikasi otot akibat paralisis



786

Miositis ossifikans akibat quadriplegia atau paraplegia M61.3 Kalsifikasi dan ossifikasi otot akibat luka bakar Miositis ossifikans akibat luka bakar M61.4 Kalsifikasi lainnya pada otot Kecuali: calcific tendinitis (M65.2) calcific tendinitis pada bahu (M75.3) M61.5 Ossifikasi lain pada otot M61.9 Kalsifikasi dan ossifikasi pada otot, tak dijelaskan M62 Kelainan lain otot [Lihat kode situs pada awal bab ini] Kecuali: sindroma stiff-man [orang kaku] (G25.8) miopati alkoholik (G72.1) miopati akibat obat (G72.0) mialgia (M79.1) kramp dan spasme (R25.2) M62.0 Diastasis otot [pemisahan otot atas bagian-bagiannya] M62.1 Ruptura lain pada otot (nontraumatika) Kecuali: ruptur tendon (M66.-) ruptur otot karena trauma - lihat cedera otot menurut regio tubuh M62.2 Infark iskemik otot Kecuali: sindroma kompartemen (T79.6) iskemia traumatika otot (T79.6) kontraktur iskemik Volkmann (T79.6) M62.3 Sindroma immobilitas (paraplegia) M62.4 Kontraktur otot Kecuali: kontraktur sendi (M24.5) M62.5 Penipisan (wasting) dan atrofi otot, not elsewhere classified Disuse atrophy NEC M62.6 Muscle strain Kecuali: cedera sekarang - lihat cedera otot menurut regio tubuh M62.8 Kelainan otot lainnya yang dijelaskan Hernia (pembungkus [sheath]) otot M62.9 Kelainan otot, tak dijelaskan M63* Kelainan otot pada penyakit yang diklasifikasikan di tempat lain [c.e. ] Kecuali: miopati pada: - penyakit endokrin (G73.5*) - penyakit metabolik (G73.6*) M63.0*Miositis pada penyakit bakteri c.e. Miositis pada: - leprosy [penyakit Hansen] (A30.-†) - syphilis (A51.4†, A52.7†) M63.1*Miositis pada infeksi protozoa dan parasit c.e. Miositis pada: - toxoplasmosis (B58.8†) - schistosomiasis (B65.-†), - cysticercosis (B69.8†)



787

- trichinellosis (B75†) M63.2*Miositis pada penyakit infeksi lain c.e.; Miositis pada mikosis (B35-B49†) M63.3*Miositis pada sarkoidosis (D86.8†) M63.8*Kelainan lain otot pada penyakit c.e.

Kelainan synovium dan tendon (M65-M68) M65 Sinovitis dan tenosinovitis [Lihat kode situs pada awal bab ini] Kecuali: sinovitis krepitan kronik pada tangan dan pergelangan (M70.0) kelainan jaringan lunak akibat penggunaan, penggunaan berlebihan dan tekanan (M70.-) cedera sekarang - lihat cedera ligamen atau tendon menurut regio tubuh M65.0 Abses pembungkus tendon Gunakan kode tambahan (B95-B96), kalau perlu, untuk identifikasi agen bakteri M65.1 (Teno)sinovitis infektif lain M65.2 Tendinitis kalsifik Kecuali: pada bahu (M75.3) tendinitis yang dijelaskan (M75-M77) M65.3 Trigger finger Penyakit tendinosa nodularis M65.4 Tenosinovitis stiloideus os. radialis [de Quervain] M65.8 Sinovitis dan tenosinovitis lain M65.9 Sinovitis dan tenosinovitis, tak dijelaskan M66 Ruptur spontan sinovium dan tendon [Lihat kode situs pada awal bab ini] Termasuk: ruptur yang terjadi ketika tekanan normal diberikan pada jaringan yang kekuatannya dianggap di bawah normal Kecuali: rotator cuff syndrome (M75.1) ruptur di tempat tekanan normal diberikan pada jaringan normal – lihat cedera tendon menurut regio tubuh M66.0 Ruptur kista poplitea M66.1 Ruptur sinovium Ruptur kista synovium Kecuali: ruptur kista poplitea (M66.0) M66.2 Ruptur spontan tendon extensor M66.3 Ruptur spontan tendon flexor M66.4 Ruptur spontan tendon lainnya M66.5 Ruptur spontan tendon yang tak dijelaskan Ruptur pada pertemuan musculotendinosa, nontraumatika M67 Kelainan synovium dan tendon lain Kecuali: fibromatosis fasia palmaris [Dupuytren] (M72.0) tendinitis NOS (M77.9) xanthomatosis lokal pada tendon (E78.2) M67.0 Tendon Achilles pendek (didapat) M67.1 Kontraktur (pembungkus) tendon lain 

788

Kecuali: dengan kontractur sendi (M24.5) M67.2 Hipertrofi sinovium, not elsewhere classified Kecuali: sinovitis villonodularis (berpigment) (M12.2) M67.3 Synovitis sementara; synovitis toxik Kecuali: rheumatisme palindromik [berulang] (M12.3) M67.4 Ganglion; ganglion sendi atau (pembungkus) tendon Kecuali: kista: - bursa (M71.2-M71.3) - synovium (M71.2-M71.3) ganglion pada yaws (A66.6) M67.8 Kelainan lain synovium dan tendon yang dijelaskan M67.9 Kelainan synovium dan tendon, tak dijelaskan M68* Kelainan synovium dan tendon pada penyakit c.e. M68.0*Synovitis dan tenosynovitis pada penyakit bakteri c.e. Synovitis dan tenosynovitis pada: - tuberculosis (A18.0†) - syphilis (A52.7†) - gonorrhoea (A54.4†) M68.8*Kelainan lain sinovium dan tendon pada penyakit c.e.

Kelainan lain jaringan lunak (M70-M79) M70 Kelainan jaringan lunak akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan [Lihat kode situs pada awal bab ini] Termasuk: kelainan jaringan lunak akibat pekerjaan Kecuali: bursitis (pada): NOS (M71.9), bahu (M75.5), entesopati (M76-M77) M70.0 Sinovitis krepitan kronik pada tangan dan pergelangan M70.1 Bursitis tangan M70.2 Bursitis olekranon M70.3 Bursitis lain pada siku M70.4 Bursitis prepatella M70.5 Bursitis lain pada lutut M70.6 Bursitis trokanter Tendinitis trokanterik M70.7 Bursitis lain pada panggul, Bursitis iskium M70.8 Kelainan jaringan lunak lain akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan M70.9 Kelainan jaringan lunak akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan, tak dijelaskan M71 Bursopati lain [Lihat kode situs pada awal bab ini] Kecuali: bunion (M20.1) bursitis akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan (M70.-) enthesopathies (M76-M77) M71.0 Abses bursa M71.1 Bursitis infektif lain M71.2 Kista sinovium rongga poplitea [Baker] Kecuali: dengan ruptur (M66.0) 

789

M71.3 Kista lain pada bursa Kista sinovium NOS Kecuali: kista sinovium dengan ruptur (M66.1) M71.4 Penumpukan kalsium di bursa Kecuali: pada bahu (M75.3) M71.5 Bursitis lain, not elsewhere classified Kecuali: bursitis (pada): - NOS (M71.9), - bahu (M75.5) - kolateral tibia [Pellegrini-Stieda] (M76.4) M71.8 Bursopati lain yang dijelaskan M71.9 Bursopati yang tak dijelaskan Bursitis NOS M72 Kelainan-kelainan fibroblastik [Lihat kode situs pada awal bab ini] Kecuali: fibromatosis retroperitoneum (D48.3) M72.0 Fibromatosis fasia palmaris [Dupuytren] M72.1 Knuckle pads [tonjolan pada sendi tinju] M72.2 Fibromatosis fasia plantaris Fasiitis plantaris M72.3 Fasiitis nodularis M72.4 Fibromatosis pseudosarkomatosa M72.5 Fasiitis, not elsewhere classified Kecuali: fasciitis: diffusa (eosinofilik) (M35.4), plantaris (M72.2), nodularis (M72.3) M72.6 Fasiitis nekrotikans Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi M72.8 Kelainan fibroblastik lain Abses fasia } *** Kecuali: fasiitis: } - diffusa (eosinofilik) (M35.4) } - nekrotikans (M72.6) } - nodularis (M72.4) } - perirenal: } *** - NOS (N13.5) } - dengan infeksi (N13.6) } - plantaris (M72.2) } M72.9 Kelainan fibroblastik, tak dijelaskan Fasiitis NOS *** Fibromatosis NOS *** M73* Kelainan jaringan lunak pada penyakit c.e. [Lihat kode situs pada awal bab ini] M73.0*Bursitis gonococcus (A54.4†) M73.1*Bursitis sifilitika (A52.7†) M73.8*Kelainan jaringan lunak lain pada penyakit c.e. M75 Lesi bahu Kecuali: shoulder-hand syndrome (M89.0) 

790

M75.0 Kapsulitis adhesif bahu Frozen shoulder Periarthritis bahu M75.1 Rotator cuff syndrome Robek atau ruptur (komplit)(inkomplit) rotator cuff atau supraspinatus, tidak dinyatakan akibat trauma Sindroma supraspinatus M75.2 Tendinitis biseps M75.3 Tendinitis kalsifik bahu Kalsifikasi bursa bahu M75.4 Impingement syndrome of shoulder M75.5 Bursitis bahu M75.8 Lesi lain pada bahu M75.9 Lesi bahu, tak dijelaskan M76 Enthesopati anggota bawah, kecuali kaki [Lihat kode situs pada awal bab ini] Note: Istilah yang kelihatannya spesifik seperti bursitis, kapsulitis dan tendinitis cenderung digunakan seenaknya pada berbagai kelainan ligamen atau perlekatan otot perifer; hampir semua keadaan ini telah digabungkan sebagai enthesopati yang merupakan istilah umum untuk lesi di tempat-tempat ini. Kecuali: bursitis akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan (M70.-) M76.0 Tendinitis gluteus M76.1 Tendinitis psoas M76.2 Spur krista iliaka M76.3 Sindroma band iliotibialis M76.4 Bursitis kolateral tibia [Pellegrini-Stieda] M76.5 Tendinitis patella M76.6 Tendinitis Achilles Bursitis Achilles M76.7 Tendinitis peroneus M76.8 Enthesopati lain anggota bawah, kecuali kaki Sindroma tibialis anterior Tensinitis tibialis posterior M76.9 Enthesopati anggota bawah, tak dijelaskan M77 Enthesopati lain [Lihat kode situs pada awal bab ini] Kecuali: bursitis: - akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan (M70.-) - NOS (M71.9), osteophyte (M25.7), enthesopati spinal (M46.0) M77.0 Epikondilitis medialis M77.1 Epikondilitis lateralis Tennis elbow M77.2 Periarthritis pergelangan M77.3 Spur kalkaneus



791

M77.4 Metatarsalgia Kecuali: metatarsalgia Morton (G57.6) M77.5 Enthesopati lain pada kaki M77.8 Enthesopati lain, not elsewhere classified M77.9 Enthesopati, tak dijelaskan Spur tulang NOS Kapsulitis NOS Periarthritis NOS Tendinitis NOS M79 Kelainan jaringan lunak lain, not elsewhere classified [Lihat kode situs pada awal bab ini] Kecuali: nyeri jaringan lunak, psikogenik (F45.4) M79.0 Rheumatism, tak dijelaskan Fibromialgia Fibrositis Kecuali: palindromic rheumatism (M12.3) M79.1 Mialgia Kecuali: miositis (M60.-) M79.2 Neuralgia dan neuritis, tak dijelaskan Kecuali: radikulitis: } - NOS } - brakialis NOS } NOS (M54.1) - lumbosakralis } mononeuropathies (G56-G58) sciatica (M54.3-M54.4) M79.3 Pannikulitis, tak dijelaskan Kecuali: panniculitis: - lupus (L93.2) - leher dan punggung (M54.0) - relapsing [Weber-Christian] (M35.6) M79.4 Hipertrofi fat pad (infrapatella) M79.5 Sisa benda asing di jaringan lunak Kecuali: granuloma benda asing di: - kulit dan subkutis (L92.3) - jaringan lunak (M60.2) M79.6 Nyeri di anggota M79.8 Kelainan lain jaringan lunak yang dijelaskan M79.9 Kelainan jaringan lunak, tak dijelaskan

Osteopati dan Khondropati (M80-M94) Kelainan kepadatan dan struktur tulang (M80-M85) M80 Osteoporosis dengan fraktur patologis [Lihat kode situs pada awal bab ini] Termasuk: kolaps dan pembentukan baji pada vertebra osteoporosis Kecuali: kolaps vertebra NOS (M48.5)



792

pembentukan baji vertebra NOS (M48.5) fraktur patologis NOS (M84.4), M80.0 Osteoporosis post-menopause dengan fraktur patologis M80.1 Osteoporosis post-oophorectomy dengan fraktur patologis M80.2 Osteoporosis disuse (tak digunakan) dengan fraktur patologis M80.3 Osteoporosis malabsorpsi pascabedah dengan fraktur patologis M80.4 Osteoporosis akibat obat dengan fraktur patologis Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat M80.5 Osteoporosis idiopathic dengan fraktur patologis M80.8 Osteoporosis lain dengan fraktur patologis M80.9 Osteoporosis dengan fraktur patologis, tak dijelaskan M81 Osteoporosis tanpa fraktur patologis [Lihat kode situs pada awal bab ini] Kecuali: osteoporosis dengan fraktur patologis (M80.-) M81.0 Osteoporosis postmenopause M81.1 Osteoporosis postoophorectomy M81.2 Osteoporosis disuse (tak digunakan) Kecuali: atrofi Sudeck (M89.0) M81.3 Osteoporosis malabsorpsi pascabedah M81.4 Osteoporosis akibat obat Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat M81.5 Osteoporosis idiopatik M81.6 Osteoporosis terlokalisir [Lequesne] Kecuali: atrofi Sudeck (M89.0) M81.8 Osteoporosis lain Osteoporosis senilis M81.9 Osteoporosis, tak dijelaskan M82* Osteoporosis in penyakit c.e. [Lihat kode situs pada awal bab ini] M82.0*Osteoporosis pada multiple myelomatosis (C90.0†) M82.1*Osteoporosis pada kelainan endokrin (E00-E34†) M82.8*Osteoporosis pada penyakit lain c.e. M83 Osteomalasia dewasa [Lihat kode situs pada awal bab ini] Kecuali: osteomalasia: - bayi dan remaja (E55.0) - vitamin-D-resistant (E83.3) rickets (active) (E55.0) - sequel (E64.3) - vitamin-D-resistant (E83.3) osteodistrofi ginjal (N25.0) M83.0 Osteomalasia nifas M83.1 Osteomalasia senilis M83.2 Osteomalasia dewasa akibat malabsorpsi Osteomalasia malabsorpsi pascabedah pada dewasa M83.3 Osteomalasia dewasa akibat malnutrisi 

793

M83.4 Penyakit tulang akibat aluminium M83.5 Osteomalasia lain akibat obat pada dewasa Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat M83.8 Osteomalasia dewasa lainnya M83.9 Osteomalasia dewasa, tak dijelaskan M84 Kelainan kontinuitas tulang [Lihat kode situs pada awal bab ini] M84.0 Malunion of fracture [penyatuan fraktur tidak benar] M84.1 Nonunion of fracture [pseudarthrosis] [penyatuan fraktur tidak terjadi] Kecuali: pseudarthrosis setelah fusi atau arthrodesis (M96.0) M84.2 Delayed union of fracture [penyatuan fraktur terlambat] M84.3 Fraktur stress, not elsewhere classified Fraktur stress NOS Kecuali: fraktur stress pada vertebra (M48.4) M84.4 Fraktur patologis, not elsewhere classified; Fraktur patologis NOS Kecuali: kolaps vertebra NEC (M48.5) fraktur patologis pada osteoporosis (M80.-) M84.8 Kelainan lain kontinuitas tulang M84.9 Kelainan kontinuitas tulang, tak dijelaskan M85 Kelainan kepadatan dan struktur tulang [Lihat kode situs pada awal bab ini] Kecuali: osteogenesis imperfecta (Q78.0) polyostotic fibrous dysplasia (Q78.1) osteopetrosis (Q78.2) osteopoikilosis (Q78.8) M85.0 Displasia fibrosa (monostotik) Kecuali: displasia fibrosa pada rahang (K10.8) M85.1 Fluorosis tulang M85.2 Hiperostosis tengkorak M85.3 Osteitis kondensans M85.4 Kista soliter tulang Kecuali: kista soliter rahang (K09.1-K09.2) M85.5 Kista aneurisma tulang Kecuali: kista aneurisma rahang (K09.2) M85.6 Kista lain pada tulang Kecuali: kista rahang NEC (K09.1-K09.2) osteitis fibrosa kistika generalisata [penyakit tulang von Recklinghausen] (E21.0) M85.8 Kelainan lain kepadatan dan struktur tulang yang dijelaskan Hiperostosis tulang, selain tengkorak Kecuali: diffuse idiopathic skeletal hyperostosis [DISH] (M48.1) M85.9 Kelainan kepadatan dan struktur tulang, tak dijelaskan

Osteopati lain (M86-M90) Kecuali: M86

osteopati pascaprosedur (M96.-)

Osteomielitis 

794

[Lihat kode situs pada awal bab ini] Kecuali: osteomielitis (pada): - akibat salmonella (A01-A02) - rahang (K10.2) - vertebra (M46.2) M86.0 Osteomielitis hematogen akut M86.1 Osteomielitis akut lainnya M86.2 Osteomielitis subakut M86.3 Osteomielitis multifokus kronik M86.4 Osteomielitis kronik dengan draining sinus M86.5 Osteomielitis hematogen kronik lainnya M86.6 Osteomielitis kronik lainnya M86.8 Osteomielitis lain Abses Brodie M86.9 Osteomielitis, tak dijelaskan Infeksi tulang NOS Periostitis tanpa disebutkan osteomyelitis M87 Osteonekrosis [Lihat kode situs pada awal bab ini] Termasuk: nekrosis avaskuler tulang Kecuali: osteokondropati (M91-M93) M87.0 Nekrosis aseptik idiopatik tulang M87.1 Osteonekrosis akibat obat Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat M87.2 Osteonekrosis akibat trauma sebelumnya M87.3 Osteonekrosis sekunder lain M87.8 Osteonekrosis lain M87.9 Osteonekrosis, tak dijelaskan M88 Penyakit Paget pada tulang [osteitis deformans] [Lihat kode situs pada awal bab ini] M88.0 Penyakit Paget tengkorak M88.8 Penyakit Paget tulang lain M88.9 Penyakit Paget tulang, tak dijelaskan M89 Kelainan tulang lain [Lihat kode situs pada awal bab ini] M89.0 Algoneurodystrophy Shoulder-hand syndrome Atrofi Sudeck Distrofi reflex simpatis M89.1 Epiphyseal arrest [pertumbuhan tulang di epifisis terhenti] M89.2 Kelainan perkembangan dan pertumbuhan tulang lain M89.3 Hipertrofi tulang M89.4 Osteoarthropati hipertrofik lainnya Penyakit Marie-Bamberger Pachydermoperiostosis M89.5 Osteolisis 

795

M89.6 Osteopati setelah poliomielitis M89.8 Kelainan tulang lain yang dijelaskan Hiperostosis korteks infantil Ossifikasi subperiosteum pascatrauma M89.9 Kelainan tulang, tak dijelaskan M90* Osteopathies in penyakit c.e. [Lihat kode situs pada awal bab ini] M90.0*Tuberkulosis tulang (A18.0†) Kecuali: tuberkulosis vertebra (M49.0*) M90.1*Periostitis pada penyakit infeksi lain c.e. Periostitis sifilitika sekunder (A51.4†) M90.2*Osteopati pada penyakt infeksi lain c.e. Osteomielitis: - salmonella (A02.2†) - gonokokus (A54.4†) - ekhinokokus (B67.2†) Osteopati atau osteokondropati sifilitika (A50.5†, A52.7†) M90.3*Osteonekrosis pada penyakit caisson (T70.3 †) M90.4*Osteonekrosis akibat haemoglobinopati (D50-D64†) M90.5*Osteonekrosis pada penyakit lain c.e. M90.6*Osteitis deformans pada penyakit neoplasma (C00-D48†) Osteitis deformans pada neoplasma ganas tulang (C40-C41†) M90.7*Fraktur tulang pada penyakit neoplasma (C00-D48†) Kecuali: kolaps vertebra pada penyakit neoplasma (M49.5*) M90.8*Osteopati padapenyakit lain c.e. Osteopati pada osteodystrophy ginjal (N25.0†)

Kondropati (M91-M94) Kecuali:

Kondropati pasca-prosedur (M96.-)

M91 Osteokondrosis panggul dan pelvis remaja Kecuali: Epifisis femoralis atas bergeser (nontrauma) (M93.0) M91.0 Osteokondrosis pelvis remaja Osteokondrosis (remaja) pada: - acetabulum - krista iliaka [Buchanan] - sinkondrosis iskiopubika [van Neck] - simfisis pubis [Pierson] M91.1 Osteokondrosis kaput femoris remaja [Legg-Calv,-Perthes] M91.2 Koxa plana Deformitas panggul akibat osteokondrosis remaja sebelumnya M91.3 Pseudokoxalgia M91.8 Osteokondrosis panggul dan pelvis remaja lain Osteokondrosis remaja setelah reduksi terhadap dislokasi kongenital panggul M91.9 Osteokondrosis panggul dan pelvis remaja, tak dijelaskan M92 Osteokondrosis remaja lain M92.0 Osteokondrosis remaja pada humerus 

796

M92.1

M92.2

M92.3 M92.4

M92.5

M92.6

M92.7

M92.8 M92.9

Osteokondrosis (remaja) pada: - kapitulum humeri [Panner] - kaput humeri[Haas] Osteokondrosis remaja pada radius dan ulna Osteokondrosis (remaja) pada: - ulna bawah [Burns] - kaput radii [Brailsford] Osteokondrosis remaja pada tangan Osteokondrosis (remaja) pada: - lunatum karpal [Kienböck] - kaput metakarpal [Mauclaire] Osteokondrosis remaja lain pada anggota atas Osteokondrosis remaja pada patella Osteokondrosis (remaja) pada: - pusat primer patella [Köhler] - pusat sekunder patella [Sinding-Larsen] Osteokondrosis remaja pada tibia dan fibula Osteokondrosis (remaja) pada: - tibia proximal [Blount] - tuberkulum tibiae [Osgood-Schlatter] - tibia vara Osteokondrosis remaja pada tarsus Osteokondrosis (remaja) pada: - os tibia externa [Haglund] - kalkaneus [Sever] - talus [Diaz] - navikularis tarsus [Köhler] Osteokondrosis remaja pada metatarsus Osteokondrosis (remaja) pada: - metatarsus II [Freiberg] - metatarsus V [Iselin] Osteokondrosis remaja lain yang dijelaskan Apofisitis kalkaneus Osteokondrosis remaja, tak dijelaskan Apofisitis } Epifisitis } dinyatakan remaja, Osteokondritis } situs tak dijelaskan Osteokondrosis }

M93 Osteokondropati lainnya Kecuali: osteokondrosis vertebra (M42.-) M93.0 Pergeseran epifisis femoralis atas (nontraumatika) M93.1 Penyakit Kienböck dewasa Osteokondrosis lunatum karpal dewasa M93.2 Osteokondritis dissekans M93.8 Osteokondropati lain yang dijelaskan M93.9 Osteokondropati, tak dijelaskan Apofisitis } 

797

Epifisitis Osteokondritis Osteokondrosis

} tidak dinyatakan dewasa atau remaja, } situs tak dijelaskan }

M94 M94.0 M94.1 M94.2

Kelainan tulang rawan lain Chondrocostal junction syndrome [Tietze] Relapsing polychondritis Kondromalasia Kecuali: kondromalasia patellae (M22.4) M94.3 Kondrolisis M94.8 Kelainan tulang rawan lain yang dijelaskan M94.9 Kelainan tulang rawan, tak dijelaskan

Kelainan muskuloskeleton dan jaringan ikat lain (M95-M99) M95 Deformitas didapat sistem muskuloskeleton system dan jaringan ikat lain Kecuali: kelainan dentofasialis [termasuk maloklusi] (K07.-) deformitas anggota, didapat (M20-M21) dorsopati deformans (M40-M43) kelainan muskuloskeleton pascaprosedur (M96.-) malformasi dan deformasi kongenital sistem musculoskeleton (Q65-Q79) absen anggota dan organ, didapat (Z89-Z90) M95.0 Deformitas hidung didapat Kecuali: deviasi septum hidung (J34.2) M95.1 Cauliflower ear Kecuali: deformitas telinga didapat lain (H61.1) M95.2 Deformitas kepala didapat lain M95.3 Deformitas leher didapat M95.4 Deformitas dada dan rusuk didapat M95.5 Deformitas pelvis didapat Kecuali: asuhan ibu untuk disproporsi yang diketahui atau dicurigai (O33.-) M95.8 Deformitas sistem muskuloskeleton didapat lain yang dijelaskan M95.9 Deformitas sistem muskuloskeleton didapat, tak dijelaskan M96 Kelainan muskuloskeleton pascaprosedur, not elsewhere classified Kecuali: arthropati setelah bypass usus (M02.0) kelainan akibat osteoporosis (M80-M81) kehadiran implant fungsional dan peralatan lain (Z95-Z97) M96.0 Pseudarthrosis setelah fusi atau arthrodesis M96.1 Sindroma pasca-laminectomi, not elsewhere classified M96.2 Kifosis pasca-radiation M96.3 Kifosis pasca-laminektomi M96.4 Lordosis pasca-bedah M96.5 Skoliosis pasca-radiasi M96.6 Fraktur tulang setelah pemasangan implant ortopedi, prosethesis sendi,atau plat tulang Kecuali: komplikasi peralatan, implant, atau graft ortopedik internal (T84.-) M96.8 Kelainan muskuloskeleton pasca-prosedur lainnya Ketidakstabilan sendi akibat pembuangan prosthesis sendi M96.9 Kelainan muskuloskeleton pasca-prosedur, tak dijelaskan 

798

M99 Lesi biomekanis, not elsewhere classified Note: Kategori ini jangan dipakai kalau kondisi dapat diklasifikasikan di tempat lain. Subklasifikasi tambahan yang menunjukkan situs lesi berikut disediakan untuk penggunaan pilihan dengan subkategori yang sesuai pada M99.-; lihat juga catatan pada awal bab ini. 0 Daerah kepala oksipitoservikalis 1 Daerah leher servikotorakalis 2 Daerah toraks torakolumbalis 3 Daerah lumbalis lumbosakralis 4 Daerah sakrum sakrokoksigis, sakroiliaka 5 Daerah pelvik panggul, pubis 6 Anggota bawah 7 Anggota atas acromioklavikularis, sternoklavikularis 8 Dada kostokondralis, kostovertebralis, sternokondralis 9 Abdomen dan lainnya M99.0 M99.1 M99.2 M99.3 M99.4 M99.5 M99.6 M99.7 M99.8 M99.9

Disfungsi segmen dan somatik Kompleks subluksasio (vertebra) Stenosis subluksasio pada neural canal Stenosis osseosa pada neural canal Stenosis jaringan ikat pada neural canal Stenosis diskus intervertebralis pada neural canal Stenosis osseosa dan subluksasio pada foramina intervertebralis Stenosis jaringan ikat dan diskus pada foramina intervertebralis Lesi biomekanis lain Lesi biomekanis, tak dijelaskan



799

BAB XIV. PENYAKIT-PENYAKIT SISTEM GENITOURINARIUS (N00-N99) Kecuali: penyakit-penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99) neoplasma (C00-D48) penyakit endokrin, gizi, dan metabolik (E00-E90) komplikasi kehamilan, melahirkan, dan nifas (O00-O99) kondisi tertentu yang berawal pada masa perinatal (P00-P96) malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99) gejala, tanda, temuan klinis dan laboratoris abnormal, nec (R00-R99) cedera, keracunan dan akibat lain penyebab eksternal injury (S00-T98)

Blok-blok pada Bab ini: N00-N08 N10-N16 N17-N19 N20-N23 N25-N29 N30-N39 N40-N51 N60-N64 N70-N77 N80-N98 N99

Penyakit-penyakit glomerulus Penyakit-penyakit tubulo-interstitial ginjal Kegagalan ginjal Urolithiasis Kelainan-kelainan lain pada ginjal dan ureter Kelainan-kelainan lain sistem perkemihan Penyakit-penyakit organ-organ genital pria Kelainan-kelainan mammae Penyakit-penyakit peradangan organ panggul wanita Kelainan-kelainan bukan-radang pada organ panggul wanita Kelainan-kelainan lain saluran genitourinarius

Kategori asterisk pada bab ini: N08* N16* N22* N29* N33* N37* N51* N74* N77*

Kelainan-kelainan glomerulus pada penyakit-penyakit c.e. Kelainan-kelainan tubulo-interstitium ginjal pada penyakit-penyakit c.e. Batu saluran kemih pada penyakit-penyakit c.e. Kelainan-kelainan lain pada ginjal dan ureter pada penyakit c.e. Kelainan-kelainan bladder pada penyakit-penyakit c.e. Kelainan-kelainan uretra pada penyakit-penyakit c.e. Kelainan-kelainan organ genital pria pada penyakit-penyakit c.e. Kelainan-kelainan peradangan organ panggul wanita pada penyakit-penyakit c.e. Ulkus dan peradangan vulvovagin pada penyakit-penyakit c.e.



800

Penyakit-penyakit glomerulus (N00-N08) Gunakan kode tambahan untuk

penyebab luar (Bab XX) atau adanya kegagalan ginjal (N17-N19). Kecuali: penyakit ginjal hipertensi (I12.-) Subdivisi karakter keempat berikut mengklasifikasikan perubahan morfologis dan digunakan pada kategori N00-N07. Subdivisi .0-.8 biasanya tidak digunakan kecuali kalau diidentifikasi secara spesifik (misalnya dengan biopsi atau autopsi ginjal). Kategori tiga karakter itu sendiri berhubungan dengan sindroma klinis. .0 Kelainan glomerular minor Lesi dengan perubahan minimal .1 Lesi glomerulus pada fokus dan segmen Focal glomerulonefritis Focal dan segmental: hyalinosis, sclerosis .2 Glomerulonefritis membranosa diffusa .3 Glomerulonefritis proliferatif mesangium diffusa .4 Glomerulonefritis proliferatif endokapiler diffusa .5 Glomerulonefritis mesangiokapiler diffusa Glomerulonefritis membranoproliferatif, type 1 dan 3, atau NOS .6 Penyakit deposit padat – dense deposit disease Glomerulonefritis membranoproliferatif, type 2 .7 Glomerulonefritis crescent diffusa Glomerulonefritis ekstrakapiler .8 Lainnya Glomerulonefritis proliferatif NOS .9 Tidak dijelaskan N00 Sindroma nefritik akut Termasuk: penyakit glomerulus, glomerulonefritis, nefritis, penyakit ginjal NOS: akut Kecuali nefritis tubulo-interstitial infeksiosa akut (N10) sindroma nephritic NOS (N05.-) N01 Sindroma nefritik progresif cepat Termasuk penyakit glomerulus, glomerulonefritis, nefritis: yang berkembang cepat Kecuali sindroma nefritik NOS (N05.-) N02 Hematuria rekurens dan persisten Termasuk haematuria: benign (familial)(kanak-kanak), dengan lasi morfologis menurut .0-.8 Kecuali haematuria NOS (R31) N03 Sindroma nefritik kronik Termasuk penyakit glomerulus, glomerulonefritis, nefritis, penyakit ginjal NOS: kronis Kecuali sindroma nefritik NOS (N05.-), nefritis tubulo-interstitialis kronis (N11.-) glomerulonefritis sklerosa diffusa(N18.-), N04 Sindroma nefrotik Termasuk sindroma nefrotik kongenital, nefrosis lipoid 

801

N05 Sindroma nefritik yang tidak dijelaskan Termasuk penyakit glomerulus, glomerulonefritis, nefritis: NOS nefropati NOS dan penyakit ginjal NOS dengan lesi morfologis.0-.8 Kecuali nefropati NOS tanpa disebutkan lesi morfologis (N28.9) penyakit ginjal NOS tanpa disebutkan lesi morfologis (N28.9) nefritis tubulo-interstitialis NOS (N12) N06 Proteinuria tersendiri [isolated] dengan lesi morfologis dijelaskan Termasuk proteinuria (tersendiri)(ortostatik)(persistent) dengan lesi morfologis .0-.8 Kecuali: proteinuria: NOS (R80), Bence Jones (R80), isolated NOS (R80), persistent NOS (N39.1), ortostatik NOS (N39.2), gestasi (O12.1), N07 Nefropati herediter, not elsewhere classified Kecuali: nefropati amiloid herediter (E85.0), amiloidosis heredofamilial non-neuropatik (E85.0), sindroma nail patella (Q87.2), sindroma Alport (Q87.8) N08* Kelainan-kelainan glomerulus pada penyakit c.e. Termasuk nefropati pada penyakit c.e. Kecuali kelainan tubulo-interstitial ginjal pada penyakit c.e. (N16.-*) N08.0* Kelainan glomerulus pada penyakit infeksi dan parasit c.e. Kelainan glomerulus pada: septikemia (A40-A41†), sifilis (A52.7†), mumps (B26.8†), strongyloidiasis (B78.-†), malaria Plasmodium malariae (B52.0†), schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-†) N08.1* Kelainan glomerulus pada penyakit-penyakit neoplasma Kelainan-kelainan glomerulus pada: makroglobulinaemia Waldenström (C88.0†), multiple myeloma (C90.0†) N08.2* Kelainan glomerulus pada penyakit darah dan kelainan yang melibatkan imun Kelainan glomerulus pada: kelainan sickle-cell (D57.-†), cryoglobulinaemia (D89.1†), sindroma haemolytic-uraemic (D59.3†), purpura Henoch(-Schönlein) (D69.0†), disseminated intravascular coagulation [sindroma defibrinasi] (D65†) N08.3* Kelainan glomerulus pada diabetes mellitus (E10-E14† dengan karakter keempat .2) N08.4* Kelainan glomerulus pada penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik lainnya Kelainan glomerulus pada: penyakit Fabry(-Anderson) (E75.2†), amyloidosis (E85.- †), defisiensi lecithin-cholesterol acyltransferase (E78.6†) N08.5* Kelainan glomerulus pada kelainan jaringan ikat sistemik Kelainan glomerulus pada: polyarteritis nodosa (M30.0†), sindroma Goodpasture (M31.0†), purpura trombotik trombositopenia (M31.1†), granulomatosis Wegener (M31.3†), systemic lupus erythematosus (M32.1†) N08.8* Kelainan glomerulus pada penyakit-penyakit lain c.e. Kelainan glomerulus pada endokarditis bakteri subakut (I33.0†)

Penyakit-penyakit tubulo-interstitium ginjal (N10-N16) Termasuk pielonefritis Kecuali pieloureteritis cystica (N28.8) N10 Nefritis tubulo-interstitialis akut Termasuk: Nefritis interstitialis infeksiosa, pielitis, atau pielonefritis: akut



802

N11 Chronic tubulo-interstitial nefritis Termasuk: Nefritis interstitialis infeksiosa, pielitis, atau pielonefritis: kronis N11.0 Pielonefritis kronis akibat refluks non-obstruktif Pielonefritis (kronis) akibat reflux (vesikoureter) Kecuali reflux vesikoureter NOS (N13.7) N11.1 Pielonefritis obstruktif kronis Pielonefritis (kronis) akibat anomali, patahan (kinking), obstruksi, atau striktura pada: pyeloureteric junction, ureter, atau pelviureteric junction Kecuali uropati obstruktif (N13.-), pielonefritis kalkulus (N20.9) N11.8 Nefritis tubulo-interstitium kronis lain Pielonefritis kronis non-obstruktif NOS N11.9 Nefritis tubulo-interstitium kronis, tidak dijelaskan Nefritis interstitialis NOS, pielitis NOS, atau pielonefritis NOS: kronis N12 Nefritis tubulo-interstitium, tidak dijelaskan akut atau kronis Termasuk: Nefritis interstitialis NOS, pielitis NOS, pielonefritis NOS Kecuali pielonefritis kalkulus (N20.9) N13 Uropati obstruktif dan reflux Kecualipielonefritis obstruktif (N11.1), batu ginjal dan ureter tanpa hidronefrosis (N20.-) cacad obstruksi kongenital pelvis ginjal dan ureter (Q62.0-Q62.3) N13.0 Hidronefrosis dengan obstruksi ureteropelvic junction Kecuali dengan infeksi (N13.6) N13.1 Hidronefrosis dengan striktura ureter, not elsewhere classified Kecuali dengan infeksi (N13.6) N13.2 Hidronefrosis dengan obstruksi batu ginjal dan ureter Kecuali dengan infeksi (N13.6) N13.3 Hidronefrosis lain dan tidak dijelaskan Kecuali dengan infeksi (N13.6) N13.4 Hidroureter Kecuali dengan infeksi (N13.6) N13.5 Patahan dan striktura ureter tanpa hidronefrosis Kecuali dengan infeksi (N13.6) N13.6 Pionefrosis Kondisi pada N13.0-N13.5 dengan infeksi, uropati obstruktif dengan infeksi N13.7 Uropati akibat reflux vesiko-ureter Vesicoureteral reflux: NOS, dengan parut (scarring) Kecuali: pielonefritis akibat reflux (N11.0) N13.8 Uropati obstruktif dan reflux lain N13.9 Uropati obstruktif dan reflux, tidak dijelaskan Obstruksi saluran kemih NOS N14 N14.0 N14.1 N14.2 N14.3

Kondisi tubulo-interstitium dan tubulus akibat obat dan logam berat Nefropati analgesik Nefropati akibat obat atau zat biologis lain Nefropati akibat obat atau zat biologis yang tidak dijelaskan Nefropati akibat logam berat



803

N14.4 Nefropati toksik, not elsewhere classified N15 Penyakit tubulo-interstitium ginjal lainnya N15.0 Nefropati Balkan Balkan endemic nefropathy N15.1 Abses ginjal dan perinephrik N15.8 Penyakit ginjal dan tubulo-interstitium ginjal yang dijelaskan N15.9 Penyakit tubulo-interstitium ginjal, tidak dijelaskan Infeksi ginjal NOS Kecuali infeksi saluran kemih NOS (N39.0) N16* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penyakit c.e. N16.0* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penyakit infeksi dan parasit c.e. Kelainan tubulo-intersititium ginjal (akibat)(pada): infeksi salmonella (A02.2†), bruselosis (A23.- †), difteria (A36.8†), septikemia (A40-A41†), toxoplasmosis (B58.8†) N16.1* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penyakit-penyakit neoplasma Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada: limfoma (C81-C85†, C96.- †), multiple myeloma (C90.0†), leukaemia (C91-C95†) N16.2* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penyakit darah dan kelainan mekanisme imun Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada: sarkoidosis (D86.- †), mixed cryoglobulinaemia (D89.1†) N16.3* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penyakit-penyakit metabolik Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada: cystinosis (E72.0†), penyakit glycogen storage (E74.0†), penyakit Wilson (E83.0†) N16.4* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada kelainan sistemik jaringan ikat Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada: sindroma sicca [Sjögren] (M35.0†), systemic lupus erythematosus (M32.1†) N16.5* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penolakan transplant (T86.- †) N16.8* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penyakit-penyakit lain c.e.

Gagal ginjal (N17-N19) Kecuali

sindroma haemolytic-uraemic (D59.3), gagal ginjal kongenital (P96.0) sindroma hepatorenal (K76.7), sindroma hepatorenal postpartum (O90.4) kondisi tubulo-intersitium dan tubulus akibat obat dan logam berat (N14.-) komplikasi abortus atau hamil mola dan ektopik (O00-O07, O08.4) setelah persalinan dan melahirkan (O90.4), pascaprosedur (N99.0) uraemia extrarenal (R39.2), uraemia prerenal (R39.2)

N17 Gagal ginjal akut N17.0 Gagal ginjal akut dengan nekrosis tubuli Nekrosis tubuli: NOS, akut, renal N17.1 Gagal ginjal akut dengan nekrosis korteks Nekrosis korteks: NOS, akut,. renal N17.2 Gagal ginjal akut dengan nekrosis medulla Nekrosis medulla [papilla]: NOS, akut, renal N17.8 Gagal ginjal akut lainnya N17.9 Gagal ginjal akut, tidak dijelaskan



804

N18 Gagal ginjal kronis Termasuk uraemia kronis, glomerulonefritis diffusa sclerosis Kecuali gagal ginjal kronis dengan hipertensi (I12.0) N18.0 End-stage renal disease – penyakit ginjal stadium akhir N18.8 Gagal ginjal kronis lainnya Neuropati uremik † (G63.8*), perikarditis uremik † (I32.8*) N18.9 Gagal ginjal kronis, tidak dijelaskan N19 Gagal ginjal, tidak dijelaskan Uraemia NOS Kecuali Gagal ginjal dengan hipertensi (I12.0), uraemia bayi baru lahir (P96.0)

Urolitiasis (N20-N23) N20 Kalkulus ginjal dan ureter Kecuali dengan hidronefrosis (N13.2) N20.0 Kalkulus ginjal Nefrolithiasis NOS, kalkulus atau batu ginjal, kalkulus staghorn, batu dalam ginjal N20.1 Kalkulus ureter N20.2 Kalkulus ginjal dengan kalkulus ureter N20.9 Kalkulus urin, tidak dijelaskan Pielonefritis kalkulus N21 Kalkulus saluran urin bawah Termasuk dengan cystitis dan urethritis N21.0 Kalkulus kandung kemih Kalkulus pada divertikulum bladder, batu kandung kemih Kecuali staghorn calculus (N20.0) N21.1 Kalkulus di uretra N21.8 Kalkulus saluran urin bawah lainnya N21.9 Kalkulus saluran urin bawah, tidak dijelaskan N22* Kalkulus saluran kemih pada penyakit c.e. N22.0* Kalkulus urin pada schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-†) N22.8* Kalkulus saluran urin pada penyakit lain c.e. N23

Kolik ginjal yang tidak dijelaskan

Kelainan-kelainan lain pada ginjal dan ureter (N25-N29) Kecuali

dengan urolithiasis (N20-N23)

N25 Kelainan-kelainan akibat kerusakan fungsi tubuli ginjal Kecuali kelainan metabolic yang bisa diklasifikasikan pada E70-E90 N25.0 Renal osteodystrophy Osteodystrophy azotemik, kelainan tubuli yang melepaskan fosfat ke urin Rickets ginjal, pendek akibat ginjal N25.1 Diabetes insipidus nefrogenik N25.8 Kelainan-kelainan lain akibat kerusakan fungsi tubuli ginjal Sindroma Lightwood-Albright, asidosis tubuli ginjal NOS Hiperparatiroidisme sekunder akibat ginjal 

805

N25.9 Kelainan akibat kerusakan fungsi tubuli ginjal, tidak dijelaskan N26 Pengerutan ginjal [contracted kidney] yang tidak dijelaskan Atrofi ginjal (terminal), sklerosis ginjal NOS Kecuali pengerutan ginjal dengan hipertensi (I12.-) nefrosklerosis (arteriolar) (arteriosclerotic) hipertensif (I12.-) glomerulonefritis sklerosa diffusa (N18.-) ginjal kecil dengan penyebab yang tidak diketahui (N27.-) N27 N27.0 N27.1 N27.9

Ginjal kecil dengan penyebab yang tidak diketahui Ginjal kecil, unilateral Ginjal kecil, bilateral Ginjal kecil, tidak dijelaskan

N28 Kelainan lain ginjal dan ureter, not elsewhere classified Kecuali penyakit ginjal: akut NOS (N00.9), kronis NOS (N03.9)) hidroureter (N13.4 patahan dan striktura ureter: dengan hidronefrosis (N13.1), tanpa hidronefrosis (N13.5) N28.0 Iskemia dan infark ginjal Embolisme, obstruksi, oklusi, atau trombosis pada arteri renalis Infark ginjal Kecuali ginjal Goldblatt (I70.1) atherosclerosis (I70.1) atau stenosis kongenital (Q27.1) pada a. renalis (di bagian luar ginjal): N28.1 Kista ginjal, didapat Kista ginjal (multipel)(soliter), didapat Kecuali: penyakit kistik ginjal (kongenital) (Q61.-) N28.8 Kelainan-kelainan lain ginjal dan ureter yang dijelaskan Hipertrofi ginjal, megaloureter, nefroptosis, ureterokel Pielitis, pieloureteritis, atau ureteritis yang berkista N28.9 Kelainan ginjal dan ureter, tidak dijelaskan Nefropati NOS, penyakit ginjal NOS Kecuali nefropati NOS dan penyakit ginjal NOS, dengan lesi morfologis.0-.8 pada blok penyakit glomerulus (N05.-) N29* Kelainan-kelainan lain ginjal dan ureter pada penyakit-penyakit c.e. N29.0* Sifilis lanjut pada ginjal (A52.7†) N29.1* Kelainan lain ginjal dan ureter pada penyakit infeksi dan parasit c.e. Kelainan ginjal dan ureter pada: TB (A18.1†), schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-†) N29.8* Kelainan lain ginjal dan ureter pada penyakit lain c.e.

Penyakit-penyakit lain sistem perkemihan (N30-N39) Kecuali: infeksi perkemihan (sebagai komplikasi): dengan urolithiasis (N20-N23), abortus atau kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.8) hamil, melahirkan dan nifas (O23.-, O75.3, O86.2) N30 Cystitis Kecuali: prostatocystitis (N41.3)



806

N30.0 Cystitis akut Kecuali trigonitis (N30.3), cystitis radiasi (N30.4) N30.1 Cystitis interstitialis (kronis) N30.2 Cystitis kronis lainnya N30.3 Trigonitis Uretrotrigonitis N30.4 Cystitis radiasi N30.8 Cystitis lain Abses kandung kemih N30.9 Cystitis, tidak dijelaskan N31 Gangguan fungsi neuromuskuler bladder, not elsewhere classified Kecuali neurogenic bladder akibat sindroma cauda equina (G83.4) akibat lesi medulla spinalis (G95.8), cord bladder NOS (G95.8) inkontinensia urin: NOS (R32), yang dijelaskan (N39.3-N39.4) N31.0 Bladder neuropatik tanpa inhibisi, not elsewhere classified N31.1 Bladder neuropatik reflex, not elsewhere classified N31.2 Bladder neuropatik flaccid, not elsewhere classified Bladder neuropatik: atonik (motorik)(sensorik), autonom, nonreflex N31.8 Gangguan fungsi neuromuskuler bladder lainnya N31.9 Gangguan fungsi neuromuskuler bladder, tidak dijelaskan Gangguan fungsi neurogenik bladder NOS N32 Kelainan-kelainan lain kandung kemih [bladder] Kecuali: kalkulus di dalam bladder (N21.0) cystocele (N81.1), hernia atau prolapsus bladder, wanita (N81.1) N32.0 Obstruksi leher bladder Stenosis leher bladder (didapat) N32.1 Fistula vesiko-intestinum Fistula vesiko-rectum fistula N32.2 Fistula vesika, not elsewhere classified Kecuali fistula antara bladder dan saluran genital wanita (N82.0-N82.1) N32.3 Divertikulum bladder Divertikulitis bladder Kecuali calculus dalam divertikulum of bladder (N21.0) N32.4 Ruptura bladder, nontraumatika N32.8 Kelainan-kelainan lain bladder yang dijelaskan Kalsifikasi bladder, pengerutan [kontraksi, pengecilan] bladder N32.9 Kelainan bladder, tidak dijelaskan N33* Kelainan-kelainan bladder pada penyakit-penyakit c.e. N33.0* Cystitis TB (A18.1†) N33.8* Kelainan bladder pada penyakit lain c.e. Kelainan bladder pada schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-†) N34 Sindroma uretritis dan uretra Kecuali: uretritis pada penyakit yang transmisi utamanya secara seksual (A50-A64) penyakit Reiter (M02.3), uretrotrigonitis (N30.3) 

807

N34.0 Abses uretra Abses (dari): kelenjar Cowper, kelenjar Littrē, periuretra, (kelenjar) uretra Kecuali: karunkulus uretra (N36.2) N34.1 Uretritis nonspecifik Uretritis: non-gonokokus, non-venereal N34.2 Uretritis lain Meatitis uretra, ulkus uretra (meatus) Uretritis: NOS, pascamenopause N34.3 Sindroma uretra, tidak dijelaskan N35 Striktura uretra Kecuali: striktura uretra pascaprosedur (N99.1) N35.0 Striktura uretra pasca-trauma Striktura uretra sebagai sekuel dari: melahirkan, cedera N35.1 Striktura uretra pasca-infeksi, not elsewhere classified N35.8 Striktura uretra lainnya N35.9 Striktura uretra, tidak dijelaskan Pinhole meatus NOS [lobang sebesar jarum] N36 Kelainan-kelainan lain uretra N36.0 Fistula uretra Saluran uretra palsu; fistula: uretroperineum, uretrorektum, urinarius NOS Kecuali: fistula uretro-skrotalis (N50.8), fistula uretro-vaginalis (N82.1) N36.1 Divertikulum uretra N36.2 Karunkulus uretra N36.3 Prolapsus mukosa uretra Prolapsus uretra, uretrokel, pria Kecuali: uretrokel, wanita (N81.0) N36.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada uretra N36.9 Kelainan uretra, tidak dijelaskan N37* Kelainan-kelainan uretra pada penyakit-penyakit c.e. N37.0* Uretritis pada penyakit-penyakit c.e. Uretritis kandida (B37.4†) N37.8* Kelainan-kelainan lain uretra pada penyakit-penyakit c.e. N39 Kelainan-kelainan lain sistem perkemihan Kecualihaematuria: rekuren dan persisten (N02.-), proteinuria NOS (R80) dengan lesi morfologis yang dijelaskan (N02.-), NOS (R31) N39.0 Infeksi saluran kemih, situs tidak dijelaskan N39.1 Proteinuria persisten, tidak dijelaskan Kecuali sebagai komplikasi hamil, melahirkan dan nifas (O11-O15) dengan lesi morfologis yang dijelaskan (N06.-) N39.2 Proteinuria orthostatik, tidak dijelaskan Kecuali dengan lesi morfologis yang dijelaskan (N06.-) N39.3 Inkontinensia stress N39.4 Inkontinensia urin lain yang dijelaskan Inkontinensia: overflow [kelebihan kapasitas], reflex, urge [mendesak] Kecuali enuresis NOS (R32) 

808

inkontinensia urin: NOS (R32), penyebab nonorganik (F98.0) N39.8 Kelainan-kelainan lain sistem perkemihan yang dijelaskan N39.9 Kelainan sistem perkemihan, tidak dijelaskan

Penyakit-penyakit organ-organ genital pria (N40-N51) N40 Hiperplasia prostat Prostat:: pembesaran (jinak), hipertrofi (jinak), adenoma (jinak), hipertrofi adenofibromatosa, fibroma, fibroadenoma, mioma Median bar (prostate), obstruksi prostat NOS Kecuali neoplasma jinak selain adenoma, fibroma dan myoma prostate (D29.1) N41 N41.0 N41.1 N41.2 N41.3 N41.8 N41.9

Penyakit-penyakit peradangan prostat Prostatitis akut Prostatitis kronis Abses prostat Prostatocystitis Penyakit-penyakit peradangan prostat lainnya Penyakit peradangan prostat, tidak dijelaskan Prostatitis NOS

N42 Kelainan-kelainan lain pada prostat N42.0 Kalkulus prostat Batu prostat N42.1 Bendungan dan perdarahan prostat N42.2 Atrofi prostat N42.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada prostat N42.9 Kelainan prostat, tidak dijelaskan N43 Hydrocele dan spermatocele Termasuk hidrokel spermatic cord, testis atau tunica vaginalis Kecuali hidrokel kongenital (P83.5) N43.0 Hidrokel berkista N43.1 Hidrokel terinfeksi N43.2 Hidrokel lain N43.3 Hidrokel, tidak dijelaskan N43.4 Spermatokel N44 Torsio testis Torsio epididymis, spermatic cord, testis N45 Orchitis dan epididymitis N45.0 Orchitis, epididymitis dan epididymo-orchitis dengan abses Abses epididimis atau testis N45.9 Orchitis, epididymitis dan epididymo-orchitis tanpa abses Epididymitis NOS, orchitis NOS N46 Iinfertility pria Azoospermia NOS, oligospermia NOS



809

N47 Preputium berlebih, phimosis dan paraphimosis Preputium melengket, kulit depan kaku N48 Kelainan-kelainan lain penis N48.0 Leukoplakia penis Kraurosis [kulit/mukosa menyusut dan kering] penis Kecuali karsinoma in situ penis (D07.4) N48.1 Balanoposthitis Balanitis N48.2 Kelainan-kelainan peradangan lain penis abses, vesikel, karbunkel, atau selulitis: pada korpus kavernosum dan penis kavernitis (penis) N48.3 Priapismus Ereksi menyakitkan N48.4 Impoten dengan penyebab organik Kecuali: impoten psikogenik (F52.2) N48.5 Ulkus penis N48.6 Balanitis xerotica obliterans Iindurasi [penebalan patologis] penis N48.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada penis Atrofi, hipertrofi, atau trombosis: pada korpus kavernosum dan penis N48.9 Kelainan penis, tidak dijelaskan N49 Kelainan-kelainan radang organ genital pria, n.e.c. Kecuali: orchitis dan epididymitis (N45.-), radang penis (N48.1-N48.2) N49.0 Kelainan peradangan vesikula seminalis Vesiculitis NOS N49.1 Kelainan peradangan spermatic cord, tunica vaginalis dan vas deferens Vasitis N49.2 Kelainan peradangan skrotum N49.8 Kelainan peradangan lain yang dijelaskan pada organ genital pria Radang pada situs ganda di organ genital pria N49.9 Kelainan peradangan organ genital pria yang tidak dijelaskan Abses, vesikel, karbunkel, selulitis: pada organ genital pria yang tidak dijelaskan N50 Kelainan-kelainan lain pada organ genital pria Kecualitorsio testis (N44) N50.0 Atrofi testis N50.1 Kelainan-kelainan vaskuler organ genital pria Hematokel NOS, perdarahan, atau trombosis: pada organ genital pria N50.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada organ genital pria Atrofi, hipertrofi, edema, dan ulkus pada: skrotum, vesikula seminalis, spermatic cord, tunica vaginalis, dan vas deferens Hipertrofi, edema, ulkus: pada testes Chylocele pada tunica vaginalis (nonfilarial) NOS Fistula uretro-scrotum Striktura pada: spermatic cord, tunica vaginalis, vas deferens



810

N50.9 Kelainan organ genital pria, tidak dijelaskan N51* Kelainan-kelainan organ genital pria pada penyakit c.e. N51.0* Kelainan-kelainan prostat pada penyakit c.e. Prostatitis: TB (A18.1†), gonokokus (A54.2†), trikhomonas (A59.0†) 51.1* Kelainan-kelainan testis dan epididymis pada penyakit c.e. N Gonococcal: epididymitis (A54.2†), orchitis (A54.2†) Tuberkulosis pada: epididymis (A18.1†), testis (A18.1†) Chlamydial: epididymitis (A56.1†), orchitis (A56.1†) Mumps: orchitis (B26.0†) N51.2* Balanitis pada penyakit c.e. Balanitis: amoeba (A06.8†), kandida (B37.4†) N51.8* Kelainan-kelainan lain organ genital pria pada penyakit-penyakit c.e. TB vesikula seminalis (A18.1†) Infeksi herpesvirus [herpes simplex] saluran genital pria (A60.0†) Chylocele filaria, tunica vaginalis (B74.-†)

Kelainan-kelainan mammae (N60-N64) Kecuali:

kelainan-kelainan mammae yang berhubungan dengan melahirkan (O91-O92)

N60 Displasia jinak mammae Termasuk mastopati fibrokistik N60.0 Kista soliter mammae Kista mammae N60.1 Mastopati kistik diffusa mammae Mammae kistik Kecuali: dengan proliferasi epitel (N60.3) N60.2 Fibroadenosis mammae Kecuali: fibroadenoma mammae (D24) N60.3 Fibrosclerosis mammae Mastopati kistik dengan proliferasi epitel N60.4 Ektasia saluran mammae N60.8 Displasia jinak lainnya pada mammae N60.9 Displasia jinak mammae, tidak dijelaskan N61 Kelainan-kelainan peradangan pada mammae Abses (akut)(kronis)(nonpuerperal) pada: areola, mammae Karbunkulus mammae Mastitis (akut)(subakut)(nonpuerperal): NOS,. infektif Kecualimastitis infektif neonatus (P39.0) N62 Hipertrofi mammae Ginekomastia Hipertrofi mammae: NOS, masif pada pubertas N63 Benjolan yang tidak dijelaskan pada mammae Nodule(s) pada mammae NOS



811

N64 Kelainan-kelainan lain pada mammae N64.0 Fissura dan fistula pada nipple N64.1 Nekrosis lemak pada mammae Nekrosis lemak (segmental) pada mammae N64.2 Atrofi mammae N64.3 Galaktorrhoea yang tidak berhubungan dengan melahirkan N64.4 Mastodynia N64.5 Tanda dan gejala lain pada mammae Indurasi [penebalan jaringan] mammae, discharge puting, retraksi puting N64.8 Kelainan-kelainan lain mammae yang dijelaskan Galaktokel, subinvolusi mammae (pasca-laktasi) N64.9 Kelainan mammae, tidak dijelaskan

Penyakit-penyakit radang organ pelvis wanita (N70-N77) Kecuali: sebagai komplikasi dari Abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.0) Hamil, melahirkan dan nifas (O23.-, O75.3, O85, O86.-) N70 Salpingitis dan oophoritis Termasuk Abses (dari): tuba fallopia, ovarium, tubo-ovarium Pyosalpinx, salpingo-oophoritis, penyakit radang tubo-ovarium N70.0 Salpingitis dan oophoritis akut N70.1 Salpingitis dan oophoritis kronis Hidrosalpinx N70.9 Salpingitis dan oophoritis, tidak dijelaskan N71 Penyakit radang uterus, selain cervix Termasuk: endo(myo)metritis, metritis, myometritis, pyometra, abses uterus N71.0 Penyakit radang akut uterus N71.1 Penyakit radang kronis uterus N71.9 Penyakit radang uterus, tidak dijelaskan N72 Penyakit radang cervix uteri Cervicitis, endocervicitis, exocervicitis: dengan atau tanpa: erosi atau ektropion serviks Kecuali: erosi dan ektropion serviks tanpa cervicitis (N86) N73 Penyakit peradangan lain pelvis wanita N73.0 Parametritis dan selulitis pelvis akut Abses ligamentum latum, abses parametrium, selulitis pelvis wanita: yang dinyatakan akut N73.1 Parametritis dan selulitis pelvis kronis Abses ligamentum latum, abses parametrium, selulitis pelvis wanita: yang dinyatakan kronis N73.2 Parametritis dan selulitis pelvis, tidak dijelaskan Abses ligamentum latum, abses parametrium, selulitis pelvis wanita: yang tidak dijelaskan apakah akut atau kronis 

812

N73.3 N73.4 N73.5 N73.6

Peritonitis pelvis akut wanita Peritonitis pelvis kronis wanita Peritonitis pelvis wanita, tidak dijelaskan akut atau kronis Adhesi peritoneum pelvis wanita Kecuali: adhesi peritoneum pelvis pasca-prosedur (N99.4) N73.8 Penyakit peradangan lain yang dijelaskan pada pelvis wanita N73.9 Penyakit peradangan pelvis wanita, tidak dijelaskan Infeksi atau radang pelvis wanita NOS N74* Kelainan peradangan pelvis wanita pada penyakit c.e. N74.0* Infeksi TB servikss uteri (A18.1†) N74.1* Penyakit radang TB pelvis wanita (A18.1†) Endometritis TB N74.2* Penyakit radang sifilis pelvis wanita (A51.4†, A52.7†) N74.3* Penyakit radang gonokokus pelvis wanita (A54.2†) N74.4* Penyakit radang khlamidia pelvis wanita (A56.1†) N74.8* Kelainan-kelainan radang pelvis wanita pada penyakit lain c.e. N75 N75.0 N75.1 N75.8

Penyakit-penyakit kelenjar Bartholini Kista kelenjar Bartholini Abses kelenjar Bartholini Penyakit-penyakit lain kelenjar Bartholini Bartholinitis N75.9 Penyakit kelenjar Bartholini, tidak dijelaskan N76 Peradangan lain pada vagina dan vulva Kecualivaginitis (atrofi) senilis (N95.2) N76.0 Vaginitis akut Vaginitis NOS; vulvovaginitis: NOS, akut N76.1 Vaginitis subakut dan kronis Vulvovaginitis: kronis, subakut N76.2 Vulvitis akut Vulvitis NOS N76.3 Vulvitis subakut dan kronis N76.4 Abses vulva Furunkel vulva N76.5 Ulkus vagina N76.6 Ulkus vulva N76.8 Peradangan lain yang dijelaskan pada vagina dan vulva N77* Ulserasi dan peradangan vulvovagina pada penyakit c. e. N77.0* Ulserasi vulva pada penyakit infeksi dan parasitik c.e. Ulkus vulva pada: TB (A18.1†), infeksi herpesvirus [herpes simplex] (A60.0†) N77.1* Vaginitis, vulvitis dan vulvovaginitis pada penyakit infeksi dan parasitik c.e. Vaginitis, vulvitis dan vulvovaginitis pada: kandidiasis (B37.3†), infeksi pinworm (B80†), infeksi herpesvirus [herpes simplex] (A60.0†) N77.8* Ulserasi dan peradangan vulvovagina pada penyakit lain c.e. Ulserasi vulva pada penyakit Behçet (M35.2†).



813

Kelainan bukan radang pada saluran genital wanita (N80-N98) N80 Endometriosis N80.0 Endometriosis uterus Adenomyosis N80.1 Endometriosis ovarium N80.2 Endometriosis tuba fallopii N80.3 Endometriosis peritoneum pelvis N80.4 Endometriosis septum rektovagina dan vagina N80.5 Endometriosis usus N80.6 Endometriosis pada jaringan parut kulit N80.8 Endometriosis lain N80.9 Endometriosis, tidak dijelaskan N81 Prolaps genital wanita Kecuali prolaps genital pada komplikasi hamil atau melahirkan (O34.5) prolaps dan hernia pada ovarium dan tuba fallopii (N83.4) prolaps atap vagina setelah hysterectomy (N99.3) N81.0 Uretrokel wanita Kecuali: uretrokel dengan: cystocele (N81.1), prolaps uterus (N81.2-N81.4) N81.1 Cystokel Cystokel dengan uretrokel; Prolapse (dinding) vaginal (anterior) NOS Kecuali cystocele dengan prolaps uterus (N81.2-N81.4) N81.2 Prolaps uterovaginalis inkomplit Prolaps serviks NOS; prolaps uterus: tingkat satu atau tingkat dua N81.3 Prolaps uterovaginalis komplit Procidentia (uteri) NOS [uterus turun ke bawah melewati vagina] Prolaps uterus tingkat tiga N81.4 Prolaps uterovaginalis, tidak dijelaskan Prolaps uterus NOS N81.5 Enterokel vaginalis Kecuali enterokel dengan prolaps uterus (N81.2-N81.4) N81.6 Rektokel Prolapsus dinding posterior vagina Kecuali prolapsus rektum (K62.3), rektokel dengan prolaps uterus (N81.2-N81.4) N81.8 Prolaps lain genital wanita Perineum defisien, laserasi lama otot dasar panggul N81.9 Prolaps genital wanita, tidak dijelaskan N82 Fistulae yang melibatkan saluran genital wanita Kecuali: fistulae vesiko-intestinalis (N32.1) N82.0 Fistula vesico-vaginalis N82.1 Fistula lain saluran uro-genital wanita Fistula: servikovesikalis, ureterovaginalis, uretrovaginalis, uteroureterika, uterovesikalis N82.2 Fistula vagina ke usus halus N82.3 Fistula vagina ke usus besar Fistula rektovaginalis



814

N82.4 Fistula usus-genital lain pada wanita Fistula intestino-uterus N82.5 Fistula saluran genital wanita ke kulit Fistula: uterus ke dinding abdomen, vagino-perineum N82.8 Fistula lain saluran genital wanita N82.9 Fistula saluran genital wanita, tidak dijelaskan N83 Kelainan bukan radang pada ovarium, tuba fallopii dan ligamentum latum Kecuali hydrosalpinx (N70.1) N83.0 Kista follikularis ovarium Kista folikel graaf, kista haemoragika follikel (ovarium) N83.1 Kista korpus luteum Kista haemoragika korpus luteum N83.2 Kista lain dan yang tidak dijelaskan pada ovarium Kista retensi atau kista simplex: ovarium Kecuali kista ovarium: neoplastik (D27), developmental (Q50.1) polycystic ovarian syndrome (E28.2) N83.3 Atrofi didapat pada ovarium dan tuba fallopii N83.4 Prolaps dan hernia pada ovarium dan tuba fallopii N83.5 Torsi ovarium, pedikulus ovarium dan tuba fallopii Torsi: tuba aksesorius, hydatid of Morgagni N83.6 Haematosalpinx Kecuali: haematosalpinx dengan: haematometra (N85.7) atau haematocolpos (N89.7) N83.7 Haematoma ligamentum latum N83.8 Kelainan bukan radang lainnya pada ovarium, tuba fallopii dan ligamentum latum Sindroma laserasi ligamentum latum [Allen-Masters] N83.9 Kelainan bukan pada radang ovarium, tuba dan broad ligament, tidak dijelaskan N84 Polyp saluran genital wanita Kecuali: polyp adenomatosa (D28.-), polyp plasenta (O90.8) N84.0 Polyp korpus uteri Polyp: endometrium, uterus NOS Kecuali hyperplasia polypoid endometrium (N85.0) N84.1 Polyp cervix uteri Polyp mukosa serviks N84.2 Polyp vagina N84.3 Polyp vulva Polyp labia N84.8 Polyp pada bagian lain saluran genital wanita N84.9 Polyp saluran genital wanita, tidak dijelaskan N85 Kelainan-kelainan bukan radang lain pada uterus selain cervix Kecuali: penyakit radang uterus (N71.-), endometriosis (N80.-), prolaps uterus (N81.-) polyp korpus uteri (N84.0), kelainan bukan radang pada cervix (N86-N88) N85.0 Hiperplasia kelenjar endometrium Hiperplasia endometrium: NOS, kistik, glandular-kistik, polypoid N85.1 Hiperplasia adenomatosa endometrium hiperplasia endometrium, atypical (adenomatosa) N85.2 Hipertrofi uterus 

815

N85.3 N85.4 N85.5 N85.6 N85.7 N85.8 N85.9

Pembesaran uterus Kecuali hipertrofi uterus sewaktu nifas (O90.8) Subinvolusi uterus Kecuali subinvolusi uterus sewaktu nifas (O90.8) Malposisi uterus Anteversi, retroflexi, retroversi uterus Kecuali komplikasi hamil, persalinan atau melahirkan (O34.5, O65.5) Inversi uterus Kecuali trauma obstetri sekarang (O71.2), inversi uterus postpartum (O71.2) Synechiae perlengketan-perlengketan] intrauterus Haematometra Haematosalpinx dengan haematometra Kecuali: haematometra dengan haematokolpos (N89.7) Kelainan-kelainan bukan radang lain yang dijelaskan pada uterus Atrofi uterus yang didapat, fibrosis uterus NOS Kelainan bukan radang uterus, tidak dijelaskan Kelainan uterus NOS

N86 Erosi dan ectropion serviks uteri Ulkus dekubitus (trophic) serviks, eversi cervix [bagian dalam berada di luar] Kecuali dengan cervicitis (N72) N87 Displasia serviks uteri Kecuali: karsinoma in situ serviks (D06.-) N87.0 Displasia serviks ringan Cervical intraepithelial neoplasia [CIN], grade I N87.1 Displasia serviks sedang Cervical intraepithelial neoplasia [CIN], grade II N87.2 Displasia serviks berat, not elsewhere classified Displasia serviks berat NOS Kecuali CIN III, dengan atau tanpa disebut dysplasia berat (D06.-) N87.9 Displasia serviks uteri, tidak dijelaskan N88 Kelainan non-radang lainnya pada serviks uteri Kecuali penyakit radang serviks (N72), polip serviks (N84.1) N88.0 Leukoplakia serviks uteri N88.1 Laserasi serviks uteri Adhesi cervix Kecuali: trauma obstetrik sekarang (O71.3) N88.2 Striktura dan stenosis serviks uteri Kecuali: komplikasi melahirkan (O65.5) N88.3 Inkompetensi serviks uteri Pemeriksaan dan penanganan (dugaan) inkompetensi serviks pada wanita tidak hamil Kecuali: komplikasi kehamilan (O34.3), mempengaruhi janin atau bayi (P01.0) N88.4 Pemanjangan hipertrofi serviks uteri N88.8 Kelainan-kelainan bukan radang lain yang dijelaskan pada serviks uteri Kecuali: trauma obstetrik sekarang (O71.3) N88.9 Kelainan bukan radang serviks uteri, tidak dijelaskan



816

N89 Kelainan-kelainan bukan radang lainnya pada vagina Kecuali: leukorrhoea trichomonas (A59.0), karsinoma in situ vagina (D07.2) peradangan vagina (N76.-), vaginitis (atrophic) senilis (N95.2) N89.0 Displasia vagina ringan Vaginal intraepithelial neoplasia [VAIN], grade I N89.1 Displasia vagina sedang Vaginal intraepithelial neoplasia [VAIN] grade II N89.2 Displasia vagina berat, not elsewhere classified Displasia vagina berat NOS Kecuali VAIN III, dengan atau tanpa disebutkan displasia berat (D07.2) N89.3 Displasia vagina, tidak dijelaskan N89.4 Leukoplakia vagina N89.5 Striktura dan atresia vagina Adhesi atau stenosis vagina Kecuali adhesi vagina pasca-bedah (N99.2) N89.6 Cincin hymen ketat Hymen kaku, introitus ketat Kecuali: hymen imperforata (Q52.3) N89.7 Haematokolpos Haematokolpos dengan haematometra atau haematosalpinx N89.8 Kelainan-kelainan bukan radang lain yang dijelaskan pada vagina Leukorrhoea NOS, laserasi lama vagina, Ulkus pessary vagina [alat di vagina: untuk KB, obat, atau pencegah prolaps uterus] Kecuali trauma obstetrik sekarang (O70.-, O71.4, O71.7-O71.8) laserasi lama yang melibatkan otot dasar panggul (N81.8) N89.9 Kelainan bukan radang pada vagina, tidak dijelaskan N90 Kelainan-kelainan bukan radang lainnya pada vulva dan perineum Kecuali karsinoma in situ vulva (D07.1), peradangan vulva (N76.-), trauma obstetrik sekarang (O70.-, O71.7-O71.8) N90.0 Displasia vulva ringan Vulvar intraepithelial neoplasia [VIN], grade I N90.1 Displasia vulva sedang Vulvar intraepithelial neoplasia [VIN], grade II N90.2 Dyisplasia vulva berat, not elsewhere classified Displasia vulva berat NOS Kecuali VIN III dengan atau tanpa disebutkan displasia berat (D07.1) N90.3 Displasia vulva, tidak dijelaskan N90.4 Leukoplakia vulva Distrofi atau kraurosis [kering] vulva N90.5 Atrofi vulva Stenosis of vulva N90.6 Hipertrofi vulva Hipertrofi labia N90.7 Kista vulva N90.8 Kelainan bukan radang lain yang dijelaskan pada vulva dan perineum Adhesi vulva, hipertrofi clitoris N90.9 Kelainan bukan radang pada vulva dan perineum, tidak dijelaskan 

817

N91 Menstruasi absen, sedikit, dan jarang Kecuali: disfungsi ovarium (E28.-) N91.0 Amenorrhoea primer Kegagalan mulainya menstruasi pada pubertas. N91.1 Amenorrhoea sekunder Menstruasi absen pada wanita yang sebelumnya pernah menstruasi. N91.2 Amenorrhoea, tidak dijelaskan Menstruasi absen NOS N91.3 Oligomenorrhoea primer Menstruasi yang sejak awal mulainya sedikit atau jarang. N91.4 Oligomenorrhoea sekunder Menstruasi yang sedikit atau jarang pada wanita yang sebelumnya menstruasi normal. N91.5 Oligomenorrhoea, tidak dijelaskan Hipomenorrhoea NOS N92 Menstruation berlebihan, sering, dan tidak teratur Kecuali perdarahan pasca-menopause (N95.0) N92.0 Menstruation berlebihan dan sering dengan siklus teratur Mens berat NOS, menorrhagia NOS, polymenorrhoea N92.1 Menstruation berlebihan dan sering dengan siklus tidak teratur Perdarahan inter-menstruasi tidak teratur Interval singkat dan tidak teratur antara perdarahan menstruasi Menometrorrhagia, metrorrhagia N92.2 Menstruation berlebihan ketika pubertas Perdarahan berlebihan yang berhubungan dengan dimulainya periode menstruasi Penorrhagia pubertas, perdarahan pubertas N92.3 Perdarahan ovulasi Perdarahan inter-menstruasi yang teratur N92.4 Perdarahan berlebihan pada periode pre-menopause Menorrhagia atau metrorrhagia: climacteric, preclimacteric, menopausal, premenopausal N92.5 Menstruasi tidak teratur lain yang dijelaskan N92.6 Menstruasi tidak teratur, tidak dijelaskan Perdarahan tak teratur NOS, periode tak teratur NOS Kecuali menstruasi tidak teratur dengan: . interval memanjang atau perdarahan sedikit (N91.3-N91.5) . interval memendek atau perdarahan berlebihan (N92.1) N93 Perdarahan abnormal lain pada uterus dan vagina Kecualiperdarahan vagina neonatus (P54.6), pseudomenstruasi (P54.6) N93.0 Perdarahan pasca-coitus dan kontak N93.8 Perdarahan abnormal lain yang dijelaskan pada uterus dan vagina Perdarahan disfungsional atau fungsional pada uterus dan vagina NOS N93.9 Perdarahan abnormal pada uterus dan vagina, tidak dijelaskan N94 Nyeri dan kondisi lain pada organ genital wanita dan siklus menstruasi N94.0 Mittelschmerz [nyeri abdomen bawah ketika ovulasi] N94.1 Dyspareunia [hubungan seksual menyakitkan atau sulit pada wanita]



818

Kecuali dispareunia psikogenik (F52.6) N94.2 Vaginismus [kontraksi vagina menyakitkan, menyulitkan hubungan seksual] Kecuali vaginismus psikogenik (F52.5) N94.3 Premenstrual tension syndrome [sindroma ketegangan menjelang menstruasi] N94.4 Dismenorrhoea primer N94.5 Dismenorrhoea sekunder N94.6 Dismenorrhoea, tidak dijelaskan N94.8 Kondisi lain yang dijelaskan pada organ genital wanita dan siklus menstruasi N94.9 Kondisi yang tidak dijelaskan pada organ genital wanita dan siklus menstruasi N95 Kelainan menopause dan perimenopause lainnya Kecuali: menopause prematur NOS (E28.3), urethritis pasca-menopause (N34.2): osteoporosis pasca-menopause (M81.0); dengan fraktur patologis (M80.0) perdarahan berlebihan pada periode menopause (N92.4) N95.0 Perdarahan pasca-menopause Kecuali: yang terkait dengan menopause buatan (N95.3) N95.1 Keadaan menopause dan klimakterik wanita Gejala terkait menopause: flushing, susah tidur, sakit kepala, kurang konsentrasi Kecuali yang terkait dengan menopause buatan (N95.3) N95.2 Vaginitis atrofik pasca-menopause Vaginitis (atrophic) senilis Kecuali: yang terkait dengan menopause buatan (N95.3) N95.3 Keadaan yang terkait dengan menopause buatan Sindroma pascamenopause buatan N95.8 Kelainan lainnya yang dijelaskan pada menopause dan perimenopause N95.9 Kelainan-kelainan menopause dan perimenopause, tidak dijelaskan N96 Habitual aborter Pemeriksaan atau perawatan wanita tidak hamil Infertilitas relatif Kecuali: dengan abortus saat ini (O03-O06), sedang hamil (O26.2) N97 Infertilitas wanita Termasuk: tidak mampu mencapai kehamilan, sterilitas wanita NOS Kecuali infertilitas relatif (N96) N97.0 Infertilitas wanita akibat anovulasi N97.1 Infertilitas wanita dengan penyebab pada tuba Akibat kelainan kongenital tuba Blok, oklusi, atau stenosis pada tuba N97.2 Infertilitas wanita dengan penyebab pada uterus Akibat kelainan kongenital uterus, monimplantasi ovum N97.3 Infertilitas wanita dengan penyebab pada serviks N97.4 Infertilitas wanita akibat faktor pria N97.8 Infertilitas wanita dengan penyebab lain N97.9 Infertilitas wanita, tidak dijelaskan N98 Komplikasi fertilisasi buatan N98.0 Infeksi akibat inseminasi buatan N98.1 Hiperstimulasi ovarium 

819

Hiperstimulasi ovarium: NOS, akibat ovulasi yang diinduksi N98.2 Komplikasi usaha memasukkan telur setelah fertilisasi in vitro N98.3 Komplikasi usaha memasukkan embryo pada embryo transfer N98.8 Komplikasi lain fertilisasi buatan Komplikasi inseminasi buatan dari: donor atau suami N98.9 Komplikasi fertilisasi buatan, tidak dijelaskan

Kelainan lain sistem genitourinarius (N99) N99 Kelainan sistem genitourinarius pasca-prosedur, n.e.c. Kecuali: osteoporosis pasca-oophorectomy (M81.1), dengan fraktur patologis (M80.1) cystitis irradiasi (N30.4), keadaan yang terkait dengan menopause buatan (N95.3) N99.0 Gagal ginjal pasca-prosedur N99.1 Striktura uretra pasca-prosedur Striktura uretra pasca-kateterisasi N99.2 Adhesi vagina pasca-bedah N99.3 Prolaps atap vagina setelah histerectomi N99.4 Adhesi peritoneum pelvis pasca-prosedur N99.5 Malfungsi stoma external saluran kemih N99.8 Kelainan pasca-prosedur lain pada sistem genitourinarius Residual ovary syndrome N99.9 Kelainan sistem genitourinarius pasca-prosedur, tidak dijelaskan



820

BAB XV. KEHAMILAN, MELAHIRKAN, DAN NIFAS (O00-O99) Bab ini berisi kode yang menjelaskan semua kondisi obstetrik. Masa obstetrik adalah dari konsepsi sampai dengan 42 hari (6 minggu) setelah melahirkan. Blok-blok kode tersusun menurut kemajuan kehamilan, yaitu sejak pembentukan awal janin sampai melahirkan dan selanjutnya masa nifas. Cara lain untuk mengingat urutan adalah menurut pembagian periode antenatal, kelahiran, dan postnatal. Pencarian entri beberapa kondisi obstetrik pada volume 3 (Indeks Alfabet) tidak selalu menuju sasaran secara langsung. Term terbaik yang dipakai untuk mulai adalah abortion (terdapat Tabel untuk membantu menentukan kode komplikasi), pregnancy (terutama pada ‘complicated by’ dan ‘management affected by’), labour (usaha melahirkan), delivery (kelahiran), dan puerperal (nifas).

Kecuali:

penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24) cedera, keracunan dan akibat lain tertentu dari penyebab luar (S00-T98) kelainan jiwa dan tingkah laku yang berhubungan dengan nifas (F53.-) tetanus obstetris (A34) nekrosis kelenjar pituitary postpartum (E23.0) osteomalasia nifas (M83.0) supervisi: kehamilan resiko tinggi (Z35.-), kehamilan normal (Z34.-)

Bab ini berisi blok-blok berikut: O00-O08 Edema, proteinuria dan hipertensi pada hamil, melahirkan dan nifas O20-O29 Kelainan maternal lain yang umumnya berhubungan dengan kehamilan O30-O48 Asuhan ibu yang berhubungan dengan fetus dan cairan amnion, dan kemungkinan timbulnya masalah melahirkan O60-O75 Komplikasi labour dan delivery O80-O84 Delivery O85-O92 Komplikasi yang terutama berhubungan dengan nifas O95-O99 Kondisi obstetrik lain, not elsewhere classified

Kehamilan yang berakhir dengan abortus (O00-O08) Kecuali: penerusan hamil gestasi ganda yang satu janin atau lebih telah abortus (O31.1) O00. Ectopic pregnancy Termasuk: ruptured ectopic pregnancy – kehamilan ektopik terganggu (KET) Gunakan kode tambahan dari O08.-, kalau perlu, untuk identifikasi komplikasi. O00.0 Kehamilan abdomen Kecuali: lahir hidup pada kehamilan abdomen (O83.3) asuhan ibu untuk janin hidup pada hamil abdomen (O36.7) 

821

O00.1 Kehamilan tuba Kehamilan Fallopii, ruptur tuba akibat hamil, abortus tuba O00.2 Kehamilan ovarium O00.8 Kehamilan ektopik lain Kehamilan pada servix, kornu (instersititalis), interligamen, mural (dinding). O00.9 Kehamilan ektopik, tidak dijelaskan O01 Hydatidiform mole Gunakan kode tambahan dari O08.-, kalau perlu, untuk identifikasi komplikasi. Kecuali: malignant hydatidiform mole (D39.2) O01.0 Hydatidiform mole klasik Hhydatidiform mole komplit O01.1 Hydatidiform mole tidak komplit dan parsial O01.9 Hydatidiform mole, tidak dijelaskan Penyakit trofoblast NOS, mola vesicularis NOS O02 Produk abnormal lain dari pembuahan Gunakan kode tambahan dari O08.-, kalau perlu, untuk identifikasi komplikasi. Kecuali: Papyraceous fetus (O31.0) O02.0 Blighted ovum dan mola non-hydatidiformis Mole: carneous, fleshy, intrauterine NOS, Ovum patologis O02.1 Missed abortion Kematian janin dini dengan retensi janin mati Kecuali: missed abortion dengan: blighted ovum (O02.0) mola: hydatidiformis (O01.-), non-hydatidiformis (O02.0) O02.8 Produk abnormal lain pembuahan yang disebutkan Kecuali: dengan: blighted ovum (O02.0) mola: hydatidiformis (O01.-), non-hydatidiformis (O02.0) O02.9 Produk abnormal pembuahan, tidak dijelaskan

Subdivisi karakter keempat berikut digunakan pada kategori O03-O06: Note: Abortus inkomplit melibatkan hasil konsepsi yang tertinggal setelah abortus .0. Inkomplit, dengan komplikasi infeksi saluran genital dan pelvik dengan kondisi pada O08.0 .1. Inkomplit, dengan komplikasi perdarahan terlambat dan berlebihan dengan kondisi pada O08.1 .2. Inkomplit, dengan komplikasi embolisme dengan kondisi pada O08.2 .3. Inkomplit, dengan komplikasi lain dan tidak dijelaskan dengan kondisi pada O08.3 – O08.9 .4. Inkomplit, tanpa komplikasi .5. Komplit atau tidak jelas, dengan komplikasi infeksi saluran genital dan pelvik dengan kondisi pada O08.0 .6. Komplit atau tidak jelas, komplikasi perdarahan terlambat dan berlebihan 

822

dengan kondisi pada O08.1 Komplit atau tidak jelas, dengan komplikasi embolisme dengan kondisi pada O08.2 .8. Komplit atau tidak jelas, dengan komplikasi lain dan tidak jelas dengan kondisi pada O08.3 – O08.9 .9. Komplit atau tidak jelas, tanpa komplikasi O03 Abortus spontan Termasuk: keguguran: .7.

O04 Abortus medis Termasuk: pengakhiran kehamilan secara legal atau untuk terapi: O05

Abortus lain

O06 Abortus yang tidak dijelaskan Termasuk: abortus induksi NOS O07 Usaha abortus yang gagal Termasuk: usaha induksi abortus yang gagal Kecuali: abortus inkomplit (O03-O06) O07.0 Abortus medis gagal, komplikasi infeksi saluran genital dan pelvis O07.1 Abortus medis gagal, komplikasi perdarahan terlambat atau berlebihan O07.2 Abortus medis gagal, komplikasi embolisme O07.3 Abortus medis gagal, komplikasi lain dan tidak dijelaskan O07.4 Abortus medis gagal, tanpa komplikasi, NOS O07.5 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, komplikasi infeksi saluran genital dan pelvis. O07.6 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, komplikasi perdarahan terlambat atau berlebihan O07.7 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, komplikasi embolism O07.8 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, komplikasi tidak jelas O07.9 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, tanpa komplikasi. Usaha abortus yang gagal NOS O08 Komplikasi abortus dan hamil ektopik atau mola Catatan: Kode ini disediakan terutama untuk pengkodean morbiditas O08.0 Infeksi saluran genital dan pelvik setelah abortus, hamil ektopik dan mola. Endometritis, parametritis, salpingitis, salpingo-oophoritis, oophoritis, Pelvic peritonitis, sepsis, septicaemia, septic shock; mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07 Kecuali: embolisme septik atau septikopyemik (O08.2) infeksi saluran kemih (O08.8) O08.1 Perdarahan terlambat atau berlebihan setelah abortus, hamil ektopik dan mola. Afibrinogenaemia, defibrination syndrome, intravascular coagulation; mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07 O08.2 Embolisme setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola. Embolism: NOS, udara, bekuan darah, pulmonary, septic or septicopyaemic, amniotic fluid, pyaemic, soap; mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07



823

O08.3 Shock setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola Circulatory collapse, shock (postoperative), ) mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07 Kecuali: septic shock (O08.0) O08.4 Gagal ginjal setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola Oliguria, uraemia, Gagal ginjal (akut), renal shutdown, renal tubulkar necrosis; mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07) O08.5 Kelainan metabolik setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola Gangguan keseimbangan elektrolit mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07 O08.6 Kerusakan pada organ dan jaringan pelvik yang mengikuti kondisi pada O00-O07 Lacserasi, perforasi, tear atau kerusakan kimiawi pada bladder, bowel, broad ligament, cervix, periurethral tissue, uterus; yang mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07 O08.7 Komplikasi lain vena setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola O08.8 Komplikasi lain setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola Cardiac arrest (serangan jantung), infeksi saluran kemih; yang mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07 O08.9 Komplikasi setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola, tidak dijelaskan Komplikasi tidak dijelaskan yang mengikuti kondisi pada O00-O07 O08

Komplikasi setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola Kode-kode ini tidak digunakan untuk ‘KU’, Kecuali kalau episode perawatan adalah untuk mengatasi komplikasi, misalnya komplikasi abortus sebelumnya. Ia bisa digunakan sebagai kode tambahan pada kategori O00-O02 untuk identifikasi komplikasi, atau O03-O07 untuk memberikan detil komplikasi yang lebih jelas. Contoh Kondisi utama : Ruptura kehamilan tuba dengan syok. Spesialisasi: Ginekologi. Kode : Kehamilan tuba yang ruptur (O00.1) sebagai ‘KU’. Untuk kode tambahan bisa dipakai O08.3 (syok setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola). KU : Abortus inkomplit dengan rahim tembus. Spesialisasi : Ginekologi. Kode : Abortus tidak komplit dengan komplikasi lain atau tidak dijelaskan (O06.3) sebagai ‘KU’. Sebagai kode tambahan dipilih O08.6 (kerusakan organ dan jaringan pelvis setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola). KU : Disseminated intravascular coagulation setelah abortus di tempat lain. Spesialisasi : Ginekologi. Kode : Perdarahan terlambat dan berlebihan setelah abortus dan kehamilan ektopik dan mola (O08.1) sebagai ‘KU’. Kode lain tidak perlu karena abortus dilakukan pada episode perawatan yang berbeda.



824

Edema, proteinuria dan kelainan hipertensi pada kehamilan, melahirkan dan nifas (“KMN”) (O10-O16) Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi dengan albuminuria atau edema antara kehamilan 20 minggu dan akhir minggu pertama pascalahir. Eklampsia adalah kejang atau koma tanpa penyebab lain yang terjadi pada periode waktu yang sama. Wanita hamil dengan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, edema muka atau tangan, albuminuria >1+, atau tekanan darahnya naik 30 mmHg (sistolik) atau 15 mmHg (diastolik) walau pun tidak melebihi 140/90 mmHg harus dianggap preeklampsia. Preeklampsia ringan muncul sebagai hipertensi perbatasan, edema yang tidak responsif, atau albuminuria. Pasien dengan tekanan darah 150/110 mmHg, edema yang nyata, albuminuria >3+, gangguan penglihatan, atau nyeri perut memiliki preeklampsia berat. O10 Hipertensi yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN Termasuk: kondisi berikut dengan proteinuria yang telah ada sebelumnya Kecuali: yang terjadi dengan proteinuria yang meningkat atau yang timbul kemudian (O11) O10.0 Hipertensi esensial yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN Setiap kondisi pada I10 sebagai alasan asuhan obstetrik selama KMN O10.1 Penyakit jantung hipertensif yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN Setiap kondisi pada I11.- sebagai alasan asuhan obstetrik selama KMN O10.2 Penyakit ginjal hipertensif yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN Setiap kondisi pada I12.- sebagai alasan asuhan obstetrik selama KMN O10.3 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN Setiap kondisi pada I13.- sebagai alasan asuhan obstetrik selama KMN O10.4 Hipertensi sekunder yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN Setiap kondisi pada I15.- sebagai alasan asuhan obstetrik selama KMN O10.9 Hipertensi yang tidak jelas yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN O11 Kelainan hipertensi yang sebelumnya telah ada diperberat oleh proteinuria Kondisi pada O10.- yang dipersulit oleh peningkatan proteinuria Pre-eclampsia yang timbul pada masalah lain (superimposed pre-eclampsia) O12 Edema dan proteinuria akibat kehamilan [gestational] tanpa hipertensi O12.0 Edema akibat kehamilan (gestational oedema) O12.1 Proteinuria akibat kehamilan (gestational proteinuria) O12.2 Edema akibat kehamilan dengan proteinuria O13 Hipertensi akibat kehamilan tanpa proteinuria yang nyata Hipertensi akibat kehamilan (gestational hypertension) NOS; Pre-eklampsia ringan O14 Hipertensi akibat kehamilan dengan proteinuria yang nyata Kecuali: pre-eklampsia yang timbul pada masalah lain (superimposed pre-eclampsia) (O11) O14.0 Pre-eklampsia sedang O14.1 Pre-eklampsia berat O14.9 Pre-eklampsia, tidak dijelaskan



825

O15 Eklampsia Termasuk: kejang yang terjadi setelah timbulnya kondisi O10-O14 dan O16 O15.0 Eklampsia pada kehamilan O15.1 Eklampsia pada waktu melahirkan O15.2 Eklampsia pada nifas O15.9 Eklampsia: tidak dijelaskan waktunya, NOS O16 Hipertensi maternal yang tidak dijelaskan Hipertensi sementara pada kehamilan

Kelainan maternal lain pada kehamilan (O20-O29) Catatan:

Kategori-kategori O24.- dan O25 melibatkan kondisi berikut walau pun terjadinya bisa pada waktu melahirkan atau nifas.. Kecuali: Asuhan ibu untuk masalah janin, amnion, dan mungkin melahirkan (O30-O48) Penyakit ibu yang bisa diklasifikasikan di tempat lain, tapi mempersulit KMN (O98O99) O20 Perdarahan pada kehamilan dini Kecuali: hamil yang berakhir dengan abortus (O00-O08) O20.0 Threatened abortion (ancaman abortus:, abortus imminens) Perdarahan yang dinyatakan sebagai akibat ancaman abortus O20.8 Perdarahan lain pada kehamilan dini O20.9 Perdarahan pada kehamilan dini, tidak dijelaskan O21

Muntah berlebihan pada kehamilan Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah selama hamil yang menyebabkan berat badan berkurang, dehidrasi dan asidosis/ketosis. Keadaan ini berbeda dari ‘morning sickness’ dengan mual dan muntah, tapi berat badan terus bertambah dan tanpa dehidrasi. O21.0 Hyperemesis gravidarum ringan Hyperemesis gravidarum, ringan atau tidak dijelaskan, dimulai sebelum akhir minggu ke-22 kehamilan O21.1 Hyperemesis gravidarum dengan kekacauan metabolik Hyperemesis gravidarum, ringan atau tidak dijelaskan, dimulai sebelum akhir minggu ke-22 kehamilan, dengan kekacauan metabolik seperti: kehabisan karbohidrat, dehidrasi, atau gangguan keseimbangan elektrolit O21.2 Late vomiting of pregnancy Muntah berlebihan yang dimulai setelah 22 minggu kehamilan O21.8 Muntah lain yang mempersulit kehamilan Muntah akibat penyakit c.e.; mempersulit kehamilan Gunakan kode tambahan, kalau diinginkan, untuk identifikasi penyebab O21.9 Muntah pada kehamilan, tidak dijelaskan O22 Komplikasi vena pada kehamilan Kecuali: embolisme pulmonalis pada obstetri (O88.-), sebagai komplikasi dari: abortus, hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.7), melahirkan dan nifas (O87.-) 

826

O22.0 Pelebaran vena (varicose vein) anggota bawah pada kehamilan Pelebaran vena NOS pada kehamilan O22.1 Varises genitalia pada kehamilan Varises perineum, vagina, atau vulva pada kehamilan O22.2 Thrombophlebitis superfisial pada kehamilan Thrombophlebitis tungkai pada kehamilan O22.3 Phlebothrombosis profunda pada kehamilan Thrombosis vena profundus, antepartum O22.4 Haemorrhoids pada kehamilan O22.5 Thrombosis vena serebrealis pada kehamilan Thrombosis sinus serebro-venosa pada kehamilan O22.8 Komplikasi vena lainnya pada kehamilan O22.9 Komplikasi vena pada kehamilan, tidak dijelaskan Gestational: phlebitis NOS, phlebopati NOS, thrombosis NOS O23 Infeksi saluran genitourinarius pada kehamilan O23.0 Infeksi ginjal pada kehamilan O23.1 Infeksi kandung kemih pada kehamilan O23.2 Infeksi urethra pada kehamilan O23.3 Infeksi bagian lain saluran urinarius pada kehamilan O23.4 Infeksi saluran urinarius yang tidak dijelaskan pada kehamilan O23.5 Infeksi saluran genital pada kehamilan O23.9 Infeksi saluran genitourinarius lain dan tidak dijelaskan pada kehamilan Infeksi saluran genitourinarius pada kehamilan NOS O24 Diabetes mellitus pada kehamilan Termasuk: pada kelahiran dan nifas O24.0 Diabetes mellitus yang sebelumnya telah ada, insulin-dependent O24.1 Diabetes mellitus yang sebelumnya telah ada, non-insulin-dependent O24.2 Diabetes mellitus akibat malnutrisi yang sebelumnya telah ada O24.3 Diabetes mellitus yang tidak dijelaskan yang sebelumnya telah ada O24.4 Diabetes mellitus yang muncul sewaktu hamil Gestational diabetes mellitus (diabetes mellitus akibat kehamilan) NOS O24.9 Diabetes mellitus pada kehamilan, tidak dijelaskan O25 Malnutrisi pada kehamilan Malnutrisi pada kelahiran dan nifas O26 Asuhan ibu untuk kondisi lain yang banyak berhubungan dengan kehamilan O26.0 Peningkatan berat badan berlebihan pada kehamilan Kecuali: gestational oedema (edema akibat kehamilan) (O12.0, O12.2) O26.1 Peningkatan berat badan kurang pada kehamilan O26.2 Perawatan kehamilan untuk abortus habitualis Kecuali: orang dengan abortus habitualis: yang sekarang abortus (O03-O06), yang sekarang tidak hamil (N96) O26.3 Intrauterine contraceptive device (IUD – ‘spiral’) tertahan pada kehamilan 

827

O26.4 Herpes gestationis – herpes akibat kehamilan O26.5 Sindroma hipotensi ibu Sindroma hipotensi pada posisi telentang O26.6 Kelainan hati pada KMN Kecuali: sindroma hepatorenal setelah melahirkan (O90.4) O26.7 Subluxasio symphysis (pubis) in KMN Kecuali: pemisahan traumatika symphysis (pubis) waktu melahirkan (O71.6) O26.8 Kondisi lain yang dijelaskan akibat kehamilan Lemah dan lelah, neuritis perifer, atau penyakit ginjal akibat kehamilan O26.9 Kondisi akibat kehamilan, tidak dijelaskan O28 Penemuan abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu Kecuali: penemuan diagnostik c.e. – see Alphabetical Index perawatan ibu untuk masalah janin, amnion atau melahirkan (O30-O48) O28.0 Penemuan hematologis abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu O28.1 Penemuan biokimiawi abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu O28.2 Penemuan sitologis abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu O28.3 Penemuan ultrasonik abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu O28.4 Penemuan radiologis abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu O28.5 Penemuan kromosom dan genetik abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu O28.8 Penemuan abnormal lain pada pemeriksaan antenatal ibu O28.9 Penemuan abnormal lain pada pemeriksaan antenatal ibu, tidak dijelaskan O29 Komplikasi anaesthesia selama kehamilan Termasuk: komplikasi ibu akibat pemberian anestetik umum atau lokal, analgesik atau penenang lain selama kehamilan. Kecuali: komplikasi anestesia sewaktu: abortus, kehamilan ektopik atau mola (O00-O08), melahirkan (O74.-) nifas (O89.-) O29.0 Komplikasi anestesia pada paru-paru selama kehamilan Akibat anestesia selama kehamilan pneumonitis aspirasi, inhalasi isi atau sekresi lambung NOS, sindroma Mendelson (pneumonitis setelah aspirasi asam lambung), atau kolaps paru-paru akibat tekanan, O29.1 Komplikasi anestesia pada jantung selama kehamilan Gagal jantung, cardiac arrest atau failure akibat anestesia selama kehamilan O29.2 Komplikasi anestesia pada sistem syaraf pusat selama kehamilan Anoksia serebri akibat anestesia selama kehamilan O29.3 Reaksi toksik terhadap anestesia lokal selama kehamilan O29.4 Sakit kepala akibat anestesia spinal dan epidural selama kehamilan O29.5 Komplikasi lain akibat anestesia spinal dan epidural selama kehamilan O29.6 Intubasi (pemasukan tabung/selang) yang gagal atau sulit selama kehamilan O29.8 Komplikasi lain anestesia selama kehamilan O29.9 Komplikasi anestesia selama kehamilan, tidak dijelaskan



828

Asuhan ibu sehubungan dengan masalah janin, amnion dan mungkin melahirkan (O30O48) Blok ini cukup besar dan mencakup berbagai kondisi yang digunakan untuk kode alasan asuhan untuk ibu. Kondisi tersebut adalah kehamilan ganda, kelainan presentasi (letak dan bagian terdepan) janin, disproporsi (kesenjangan perbandingan ibu dan janin), kelainan organ pelvik, kelainan dan masalah janin, kelainan cairan dan selaput amnion, kelainan plasenta, persalinan palsu, dan kehamilan memanjang (lebih dari 42 minggu). Kode ini bisa dipakai untuk menjelaskan alasan asuhan saat admisi untuk pengakhiran kehamilan, antenatal care, induksi persalinan, dan intervensi prosedur sewaktu melahirkan. O30 Multiple gestation (kehamilan ganda) Kecuali: komplikasi yang khusus pada kehamilan ganda (O31.-) O30.0 Twin pregnancy – hamil kembar dua O30.1 Triplet pregnancy – hamil kembar tiga O30.2 Quadruplet pregnancy – hamil kembar empat O30.8 Kehamilan ganda lainnya O30.9 Kehamilan ganda, tidak dijelaskan, Kehamilan ganda NOS O31 Komplikasi yang khusus pada kehamilan ganda Kecuali: malpresentasi dari satu atau lebih janin (O32.5), kembar siam penyebab disproporsi (O33.7), kelahiran tertunda kembaran kedua dari kehamilan ganda. (O63.2), dengan obstructed labour – kelahiran terhalang (O64-O66) O31.0 Papyraceous fetus, Fetus compressus O31.1 Penerusan kehamilan setelah satu janin atau lebih abortus. O31.2 Penerusan kehamilan setelah kematian intrarahim satu janin atau lebih O31.8 Komplikasi lain khusus untuk kehamilan ganda O32 Asuhan ibu untuk malpresentasi fetus yang diketahui atau dicurigai. Presentasi normal adalah ‘occiput anterior’, yaitu ubun-ubun kecil di anterior ibu. Presentasi lain bisa ‘occiput posterior’, muka, dahi, dan bokong (‘breech’) atau sungsang. Presentasi bahu bisa terjadi ketika janin melintang (oblique or transverse) terhadap ibu. Termasuk: kondisi berikut sebagai alasan untuk: observasi, perawatan, atau asuhan obstetri lain, seksio cesar sebelum persalinan (kala I) dimulai. Kecuali: kondisi berikut dengan obstruksi persalinan (O64.-) O32.0 Asuhan ibu untuk letak (lie) anak yang tidak stabil O32.1 Asuhan ibu untuk presentasi sungsang O32.2 Asuhan ibu untuk letak transversa dan oblique (‘lintang’) Presentasi: transversa, oblique O32.3 Asuhan ibu untuk presentasi muka, dahi, dan dagu O32.4 Asuhan ibu untuk kepala yang masih tinggi di saat term (cukup bulan) Kegagalan kepala janin memasuki pelvic brim (pinggir atas panggul)



829

O32.5 O32.6 O32.8 O32.9

Asuhan ibu untuk hamil ganda dengan malpresentasi 1 janin atau lebih Asuhan ibu untuk presentasi campuran (‘compound’) Asuhan ibu untuk malpresentasi lain janin Asuhan ibu untuk malpresentasi janin yang tidak dijelaskan

O33 Asuhan ibu untuk disproporsi yang diketahui atau dicurigai Termasuk: kondisi berikut sebagai alasan untuk: observasi, perawatan, atau asuhan obstetri lain, seksio cesar sebelum persalinan (kala I) dimulai. Kecuali: kondisi berikut dengan dengan obstruksi persalinan (O65-O66) O33.0 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat deformasi tulang pelvik ibu Deformitas pelvik menyebabkan disproporsi NOS O33.1 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat penyempitan panggul secara umum Penyempitan pelvis NOS menyebabkan disproporsi O33.2 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat penyempitan inlet panggul Penyempitan pintu atas (inlet) panggul menyebabkan disproporsi O33.3 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat penyempitan outlet panggul Penyempitan rongga tengah panggul menyebabkan disproporsi Penyempitan pintu bawah panggul (outlet) menyebabkan disproporsi O33.4 Asuhan ibu untuk disproporsi campuran yang berasal dari ibu dan janin O33.5 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat janin yang besar dari biasanya Disproporsi akibat janin dengan janin yang terbentuk normal, disproporsi janin NOS O33.6 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat janin hydrocephalus O33.7 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat deformitas janin lainnya Disproporsi akibat: kembar siam janin dengan: asites, hidrops, meningomyelocele, teratoma sakrum, tumor O33.8 Asuhan ibu untuk disproporsi dengan penyebab lain O33.9 Asuhan ibu untuk disproporsi, tidak dijelaskan Disproporsi: sefalopelvik NOS, fetopelvik NOS O34 Asuhan ibu untuk known or suspected abnormality of pelvic organs Termasuk: kondisi berikut sebagai alasan untuk: observasi, perawatan, atau asuhan obstetri lain, seksio cesar sebelum persalinan (kala I) dimulai. Kecuali: kondisi berikut dengan dengan obstruksi persalinan (O65.5) O34.0 Asuhan ibu untuk malformasi kongenital uterus Asuhan ibu untuk: double uterus, uterus bicornis O34.1 Asuhan ibu untuk tumor korpus uteri Asuhan ibu untuk: polip korpus uteri, fibroid uterus Kecuali: asuhan ibu untuk tumor servix (O34.4) O34.2 Asuhan ibu akibat jaringan parut dari pembedahan sebelumnya Asuhan ibu untuk jaringan parut seksio sesar sebelumnya Kecuali: kelahiran per vaginam setelah seksio sesar sebelumnya NOS (O75.7) O34.3 Asuhan ibu untuk inkompetensi servix Asuhan ibu untuk cerclage (penjahitan servix) atau sutura Shirodkar dengan or tanpa disebutkan inkompetensi servix O34.4 Asuhan ibu untuk kelainan lain servix Asuhan ibu untuk: polyp, tumor, operasi sebelumnya, striktura atau stenosis servix 

830

O34.5 Asuhan ibu untuk kelainan lain pada uterus hamil Asuhan ibu untuk: inkarserasi (terjepit), prolaps, atau retroversi uterus hamil O34.6 Asuhan ibu untuk kelainan vagina Asuhan ibu untuk: stenosis vagina (didapat)(kongenital), septate vagina (berseptum) striktura, tumor, operasi sebelumnya pada vagina, Kecuali: asuhan untuk varises vagina pada kehamilan (O22.1) O34.7 Asuhan ibu untuk kelainan vulva dan perineum Asuhan ibu untuk: fibrosis perineum, perineum kaku, tumor vulva, operasi sebelumnya pada perineum atau vulva, Kecuali: asuhan untuk varises perineum dan vulva pada kehamilan (O22.1) O34.8 Asuhan ibu untuk kelainan lain pada organ pelvik Asuhan ibu untuk: cystocele, rectocele, lantai pelvik kaku, perbaikan lantai pelvik (sebelumnya), pendulous abdomen (berayun) O34.9 Asuhan ibu untuk kelainan organ pelvik yang tidak dijelaskan O35 Asuhan ibu untuk kelainan dan kerusakan janin yang diketahui atau dicurigai Termasuk: kondisi berikut pada janin sebagai alasan untuk: observasi, perawatan, atau asuhan obstetri lain, seksio cesar sebelum persalinan (kala I) dimulai. Kecuali: asuhan ibu untuk disproporsi yang diketahui atau dicurigai (O33.-) O35.0 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) malformasi sistem syaraf pusat pada janin Asuhan ibu untuk (kecurigaan) fetal: anencephaly, spina bifida Kecuali: kelainan kromosom pada janin (O35.1) O35.1 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kelainan kromosom pada janin O35.2 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) penyakit herediter pada janin Kecuali: kelainan kromosom pada janin (O35.1) O35.3 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat penyakit virus ibu Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat infeksi cytomegalovirus atau rubella pada ibu O35.4 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat alkohol O35.5 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat obat-obatan Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat addiksi obat Kecuali: fetal distress ketika melahirkan akibat pemberian obat (O68.-) O35.6 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat radiasi O35.7 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat prosedur medis lain Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat: amniocentesis, biopsi, pemeriksaan darah, IUD, operasi intra-uterus O35.8 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kelainan dan kerusakan lain pada janin Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat listeriosis atau toxoplasmosis ibu O35.9 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kelainan dan kerusakan janin yang tidak dijelaskan O36 Asuhan ibu untuk masalah lain yang diketahui atau dicurigai pada janin Termasuk: kondisi berikut pada janin sebagai alasan untuk: observasi, perawatan atau asuhan obstetri lain, atau untuk pengakhiran kehamilan. Kecuali: kelahiran yang dipersulit oleh stress [distress] janin (O68.-) sindroma transfusi plasenta (O43.0) O36.0 Asuhan ibu untuk isoimunisasi rhesus Antibodi Anti-D [Rh], inkompatibilitas Rh (dengan hydrops fetalis) 

831

O36.1 Asuhan ibu untuk other isoimunisasi Isoimunisasi ABO, isoimunisasi NOS (dengan hydrops fetalis) O36.2 Asuhan ibu untuk hydrops fetalis Hydrops fetalis: NOS, tidak berhubungan dengan isoimunisasi O36.3 Asuhan ibu untuk tanda-tanda hipoksia janin O36.4 Asuhan ibu untuk kematian intrauterus Kecuali: missed abortion (O02.1) O36.5 Asuhan ibu untuk pertumbuhan janin yang lambat Asuhan ibu untuk berat badan rendah (light-for-dates), ukuran badan kecil (small-fordates), atau insufisiensi plasenta, yang diketahui atau dicurigai O36.6 Asuhan ibu untuk pertumbuhan janin berlebihan Asuhan ibu untuk janin large-for-dates yang diketahui atau dicurigai O36.7 Asuhan ibu untuk janin hidup pada kehamilan abdomen O36.8 Asuhan ibu untuk masalah lain janin yang diketahui O36.9 Asuhan ibu untuk masalah janin yang tidak dijelaskan O40 Polyhydramnios Hydramnios O41 Kelainan lain pada cairan dan selaput ketuban Kecuali: ketuban pecah dini – premature rupture of membranes (O42.-) O41.0 Oligohydramnios Oligohydramnios tanpa disebutkan ketuban pecah O41.1 Infeksi kantong dan selaput ketuban (amnion) Amnionitis, chorioamnionitis, membranitis, placentitis O41.8 Kelainan lain cairan dan selaput ketuban yang dijelaskan O41.9 Kelainan cairan dan selaput ketuban yang tidak dijelaskan O42 Premature rupture of membranes - ketuban pecah dini O42.0 Premature rupture of membranes, persalinan dimulai dalam 24 jam O42.1 Premature rupture of membranes, persalinan dimulai setelah 24 jam Kecuali: dengan persalinan diperlambat oleh terapi (O42.2) O42.2 Premature rupture of membranes, persalinan diperlambat oleh terapi O42.9 Premature rupture of membranes, tidak dijelaskan O43 Kelainan plasenta Kecuali: asuhan ibu untuk pertumbuhan janin yang lambat akibat insufisiensi plasenta (O36.5), placenta praevia (O44.-), pemisahan prematur plasenta [abruptio placentae] (O45.-) O43.0 Placental transfusion syndromes Transfusi: fetomaternal, maternofetal, twin-to-twin O43.1 Malformasi plasenta Plasenta abnormal NOS, plasenta circumvallata O43.8 Kelainan lain plasenta: disfungsi plasenta, infark plasenta O43.9 Kelainan plasenta, tidak dijelaskan O44 Placenta praevia



832

O44.0 Placenta praevia yang dinyatakan tanpa perdarahan Implantasi rendah plasenta yang dinyatakan tanpa perdarahan O44.1 Placenta praevia dengan perdarahan Implantasi rendah plasenta, NOS atau dengan perdarahan, Placenta praevia: marginal, partial atau total, NOS atau dengan perdarahan Kecuali: persalinan yang dipersulit oleh perdarahan dari vasa praevia (O69.4) O45 Pemisahan prematur plasenta [abruptio placentae] O45.0 Pemisahan prematur plasenta dengan cacad koagulasi Abruptio placentae dengan perdarahan (berlebihan) akibat: afibrinogenaemia, DIC, hyperfibrinolysis, hypofibrinogenaemia O45.8 Pemisahan prematur lainnya pada plasenta O45.9 Pemisahan prematur plasenta, tidak dijelaskan Abruptio placentae NOS O46 Perdarahan antepartum, not elsewhere classified Kecuali: perdarahan pada kehamilan dini (O20.-), perdarahan intrapartum NEC (O67.-) placenta praevia (O44.-), pemisahan prematur [abruptio] plasenta (O45.-) O46.0 Perdarahan antepartum dengan cacad koagulasi Perdarahan antepartum (berlebihan) akibat: afibrinogenaemia, DIC, hyperfibrinolysis, hypofibrinogenaemia O46.8 Perdarahan antepartum lainnya O46.9 Perdarahan antepartum, tidak dijelaskan O47 False labour – persalinan palsu O47.0 False labour sebelum 37 minggu kehamilan O47.1 False labour pada atau setelah 37 minggu kehamilan O47.9 False labour, tidak dijelaskan O48 Prolonged pregnancy Post-dates, post-term

Komplikasi persalinan dan kelahiran (O60-O75) O60. Kelahiran preterm Awal persalinan (spontan) sebelum lengkap 37 minggu kehamilan O61. Kegagalan induksi persalinan O61.0 Kegagalan induksi persalinan medis Kegagalan induksi (persalinan) medis dengan: oxytocin, prostaglandins O61.1 Kegagalan induksi persalinan dengan instrumen Kegagalan induksi (persalinan) medis secara: mekanis, bedah O61.8 Kegagalan induksi persalinan lainnya. O61.9 Kegagalan induksi persalinan, tidak dijelaskan O62. Kelainan tenaga persalinan O62.0 Kontraksi inadekuat primer



833

O62.1 O62.2 O62.3 O62.4

O62.8 O62.9

Kegagalan dilatasi servix Disfungsi hipotonik primer uterus Inersia uterus sekunder Fase aktif persalinan terhenti Disfungsi hipotonik sekunder uterus Inersi lain uterus Atonia uterus, persalinan irreguler, persalinan desultory (kontraksi tak teratur) kontraksi lemah, inersia uterus NOS, disfungsi hipotonik uterus NOS Precipitate labour – persalinan yang cepat [partus presipitatus] Kontraksi hipertonik uterus, tidak teratur dan waktunya memanjang Distosia uterus NOS, distosia cincin kontraksi [distosia = susah melalui jalan lahir] Kontraksi tetanik, kontraksi hour-glass uterus, disfungsi hipertonik uterus Partus tidak teratur, kerja uterus tak teratur Kecuali: distosia (janin)(maternal) NOS (O66.9) Kelainan lain tenaga persalinan Kelainan tenaga persalinan, tidak dijelaskan

O63. Long labour – partus memanjang O63.0 Kala I (persalinan) memanjang – sejak kontraksi dimulai O63.1 Kala II (persalinan) memanjang – sejak pembukaan lengkap sampai lahir O63.2 Kelahiran bayi kedua.pada twin, triplet, dst. tertunda O63.9 Partus memanjang (long labour): tidak dijelaskan, NOS [Partus lama sering berarti “partus terlantar” yang kodenya bukan disini] O64. Persalinan terhambat (obstructed labour) akibat malposisi dan malpresentasi fetus O64.0 Persalinan terhambat akibat rotasi kepala janin tidak sempurna Deep transverse arrest Persalinan terhambat akibat (posisi) persisten: oksipito-iliaka, oksipito-posterior, oksipito-sakrum, oksipito-transversa O64.1 Persalinan terhambat akibat presentasi sungsang O64.2 Persalinan terhambat akibat presentasi muka Persalinan terhambat akibat presentasi dagu O64.3 Persalinan terhambat akibat presentasi dahi O64.4 Persalinan terhambat akibat presentasi bahu Prolapsed arm (lengan ‘menumbung’) Kecuali: bahu terhambat atau distosia bahu (O66.0) O64.5 Persalinan terhambat akibat presentasi campuran O64.8 Persalinan terhambat akibat malposisi dan malpresentasi lain O64.9 Persalinan terhambat akibat malposisi dan malpresentasi yang tidak dijelaskan O65. Persalinan terhambat akibat kelainan pelvik ibu O65.0 Persalinan terhambat akibat deformasi pelvis O65.1 Persalinan terhambat akibat panggul secara umum sempit O65.2 Persalinan terhambat akibat penyempitan pintu atas panggul O65.3 Persalinan terhambat akibat penyempitan pintu bawah dan rongga panggul O65.4 Persalinan terhambat akibat disproporsi feto-pelvik, tidak dijelaskan Kecuali: distosia akibat kelainan janin (O66.2-O66.3) O65.5 Persalinan terhambat akibat kelainan organ pelvik ibu 

834

Persalinan terhambat akibat kondisi yang tercantum pada O34.O65.8 Persalinan terhambat akibat kelainan lain pelvik ibu O65.9 Persalinan terhambat akibat kelainan pelvik ibu yang tidak dijelaskan O66. Persalinan terhambat lainnya O66.0 Persalinan terhambat akibat distosia bahu Impacted shoulders O66.1 Persalinan terhambat akibat locked twins – si kembar saling mengunci O66.2 Persalinan terhambat akibat janin sangat besar O66.3 Persalinan terhambat akibat kelainan lain pada janin Distosia akibat: kembar siam, janin hidrosefalus, asites, hydrops, meningomyelocele, sacral teratoma, atau tumor pada janin O66.4 Kegagalan percobaan persalinan, tidak dijelaskan Kegagalan percobaan persalinan dengan kelahiran kemudian secara seksio sesar O66.5 Kegagalan penggunaan ekstraksi vakum dan forseps, tidak dijelaskan Kegagalan ekstraksi vakum disusul dengan penggunaan forseps, atau kegagalan ekstraksi forceps disusul dengan seksio sesar O66.8 Persalinan terhambat lain yang dijelaskan O66.9 Persalinan terhambat, tidak dijelaskan Dystocia: NOS, fetal NOS, maternal NOS O67. Persalinan dipersulit oleh perdarahan intrapartum, n.e.c. Kecuali: placenta praevia (O44.-), abruptio placentae (O45.-), perdarahan antepartum NEC (O46.-), perdarahan postpartum (O72.-) O67.0 Perdarahan intrapartum dengan cacad koagulasi Perdarahan (berlebihan) intrapartum akibat: DIC, afibrinogenaemia, hypofibrinogenaemia, hyperfibrinolysis O67.8 Perdarahan intrapartum lainnya Perdarahan intrapartum berlebihan O67.9 Perdarahan intrapartum, tidak dijelaskan O68. Persalinan dipersulit oleh fetal stress [distress] Termasuk: “fetal distress” pada persalinan dan kelahiran akibat pemberian obat O68.0 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh kelainan fetal heart rate (FHR) Fetal: bradycardia, tachycardia, irama jantung tidak teratur Kecuali: dengan meconium di dalam cairan amnion (O68.2) O68.1 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh meconium di dalam cairan amnion Kecuali: dengan kelainan FHR (O68.2) O68.2 Persalinan dan kelahiran dipersulit kelainan FHR dengan meconium di cairan amnion O68.3 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh bukti biokimiawi fetal stress Asidemia atau gangguan keseimbangan asam basa pada janin O68.8 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh bukti lain fetal stress Bukti fetal distress pada: EKG, USG O68.9 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh fetal stress, tidak dijelaskan O69. Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh komplikasi tali pusat O69.0 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh prolaps umbilikus



835

O69.1 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh umbilikus melilit leher, dengan penekanan O69.2 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh umbilikus tersangkut lainnya Umbilikus tersangkut kusut pada kembar dengan kantong amnion tunggal Simpul pada umbilikus O69.3 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh umbilikus pendek O69.4 Persalinan dan kelahiran dipersulit vasa praevia [perdarahan dari vasa praevia] O69.5 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh lesi pembuluh darah umbilikus Lecet atau haematoma umbilikus, thrombosis pembuluh darah umbilikus O69.8 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh komplikasi umbilikus lainnya O69.9 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh komplikasi umbilikus, tidak dijelaskan O70. Laserasi perineum sewaktu melahirkan Termasuk: episiotomy yang diperlebar oleh laserasi Kecuali: laserasi obstetrik tinggi tersendiri di vagina (O71.4) O70.0 Luka perineum tingkat satu sewaktu melahirkan Luka, ruptur, atau robek ketika melahirkan (melibatkan) fourchette (lipatan kulit di balik vulva), vulva, vagina, labia, kulit O70.1 Luka perineum tingkat dua sewaktu melahirkan Luka, ruptur, atau robek ketika melahirkan seperti O70.0, yang melibatkan: lantai pelvik, otot perineum, otot vagina Kecuali: melibatkan sphincter anus (O70.2) O70.2 Luka perineum tingkat tiga sewaktu melahirkan Luka, ruptur, atau robekan ketika melahirkan seperti O70.1, yang melibatkan: septum rektovaginalis, sphincter anus, sphincter NOS, Kecuali: yang melibatkan mukosa anus atau rektum (O70.3) O70.3 Luka perineum tingkat empat sewaktu melahirkan Luka, ruptur, atau robekan ketika melahirkan seperti O70.2, yang melibatkan: mukosa anus atau mukosa rektum, O70.9 Luka perineum sewaktu melahirkan, tidak dijelaskan O71. Trauma obstetrik lainnya Termasuk: kerusakan oleh instrumen O71.0 Ruptur uterus sebelum awal persalinan O71.1 Ruptur uterus selama persalinan Ruptur uterus yang tidak dinyatakan terjadi sebelum awal persalinan O71.2 Inversi uterus postpartum O71.3 Luka obstetrik pada serviks Annular detachment of cervix - lepasnya serviks seperti cincin O71.4 Luka obstetrik tinggi tersendiri di vagina Luka dinding vagina tanpa disebutkan luka perineum Kecuali: dengan luka perineum (O70.-) O71.5 Cedera obstetrik lain pada organ pelvik Cedera obstetrik pada bladder atau urethra O71.6 Kerusakan obstetrik terhadap sendi dan ligamen pelvik Avulsi (lepas) obstetrik rawan bagian dalam simfisis, Pemisahan traumatika obstetrik simfisis (pubis), kerusakan obstetrik koksigis O71.7 Haematoma obstetrik pada pelvis Haematoma obstetrik: pada perineum, vagina, vulva 

836

O71.8 Trauma obstetrik lain yang dijelaskan O71.9 Trauma obstetrik, tidak dijelaskan O72. Postpartum haemorrhage Termasuk: perdarahan setelah kelahiran janin atau bayi O72.0 Perdarahan kala III Perdarahan akibat plasenta tertinggal, terperangkap, atau melekat Plasenta tertinggal [retained placenta] NOS O72.1 Perdarahan postpartum segera lainnya Perdarahan setelah kelahiran plasenta, perdarahan postpartum (atonik) NOS O72.2 Perdarahan postpartum terlambat dan sekunder Perdarahan akibat tertahannya bagian plasenta atau membran Tertahannya produk konsepsi NOS, setelah kelahiran O72.3 Cacad koagulasi postpartum Afibrinogenaemia atau fibrinolysis postpartum: O73. Tertahannya plasenta dan selaput ketuban, tanpa perdrahan O73.0 Plasenta terahan tanpa perdarahan Placenta accreta (melekat erat) tanpa perdarahan O73.1 Bagian plasenta dan membran tertahan, tanpa perdarahan Produk konsepsi tertahan setelah kelahiran, tanpa perdarahan O74. Komplikasi anestesia selama persalinan dan kelahiran Termasuk: komplikasi maternal akibat pemberian anestetik umum atau lokal, analgesia atau sedasi lain sewaktu persalinan dan melahirkan O74.0 Pneumonitis aspirasi akibat anestesia selama persalinan dan kelahiran Inhalasi isi atau sekresi lambung NOS selama persalinan dan kelahiran Sindroma Mendelson akibat anestesia selama persalinan dan kelahiran O74.1 Kompilasi paru-paru lainnya selama persalinan dan kelahiran Kolaps tekanan pada paru-paru akibat anestesia selama persalinan dan kelahiran O74.2 Komplikasi anestesia terhadap jantung selama persalinan dan kelahiran Gagal jantung akibat anestesia selama persalinan dan kelahiran O74.3 Komplikasi anestesia terhadap sistem syaraf pusat selama persalinan dan kelahiran Anoksia otak akibat anestesia selama persalinan dan kelahiran O74.4 Reaksi toksik terhadap anestesia lokal selama persalinan dan kelahiran O74.5 Sakit kepala akibat anestesia spinal dan epidural selama persalinan dan kelahiran O74.6 Komplikasi lain anestesia spinal dan epidural selama persalinan dan kelahiran O74.7 Intubasi gagal atau sulit selama persalinan dan kelahiran O74.8 Komplikasi lain anestesia selama persalinan dan kelahiran O74.9 Komplikasi anestesia selama persalinan dan kelahiran, tidak dijelaskan O75. Komplikasi lain persalinan dan kelahiran, not elsewhere classified Kecuali: sepsis nifas(O85), infeksi nifas (O86.-) O75.0 Maternal distress selama persalinan dan kelahiran O75.1 Shock selama atau sesudah persalinan dan kelahiran Obstetric shock O75.2 Pyrexia selama persalinan dan kelahiran, not elsewhere classified



837

O75.3 Infeksi lain selama persalinan Septikemia selama persalinan O75.4 Komplikasi lain dari operasi dan prosedur obstetrik Gagal jantung atau anoksia serebri setelah operasi sesar atau operasi dan prosedur obstetrik lainnya, Termasuk kelahiran NOS Kecuali: komplikasi anestesia selama persalinan dan kelahiran (O74.-) pada luka (bedah) obstetri dengan: infeksi (O86.0), disrupsi (O90.0-O90.1), hematoma (O90.2) O75.5 Kelahiran terlambat setelah membran dipecahkan secara artifisial O75.6 Kelahiran terlambat setelah membran pecah spontan atau tidak dijelaskan Kecuali: ketuban pecah dini spontan (O42.-) O75.7 Kelahiran per vaginam setelah seksio sesar sebelumnya O75.8 Komplikasi lain persalinan yang dijelaskan O75.9 Komplikasi persalinan, tidak dijelaskan

Kelahiran (O80-O84) Note:

Kode O80-O84 disediakan untuk tujuan pengkodean morbiditas. Kode-kode dari blok ini digunakan untuk pengkodean morbiditas primer hanya kalau tidak tercatat adanya kondisi lain yang bisa diklasifikasikan pada Chapter XV. Untuk penggunaan kategori ini rujukan hendaknya diarahkan pada aturan dan pedomen pengkodean morbiditas pada Volume 2. Jadi penggunaan kode-kode ini untuk ‘Kondisi Utama’ terbatas untuk kasus-kasus yang hanya memiliki catatan informasi berupa pernyataan tentang kelahiran atau cara kelahiran. Kodekode O80-O84 bisa dipakai sebagai kode tambahan untuk menunjukkan cara atau jenis kelahiran, kalau tidak ada data atau klasifikasi prosedur lain yang digunakan untuk tujuan ini. Contoh 1 Kondisi utama : Kehamilan. Kondisi lain :Prosedur : Kelahiran dengan forseps rendah Kode : Kelahiran dengan forseps rendah (O81.0) sebagai ‘KU’, karena informasi lain tidak tersedia. Contoh 2 Kondisi utama : Melahirkan Kondisi lain : Kegagalan percobaan persalinan Prosedur : Seksio sesar Kode : Kegagalan percobaan persalinan (O66.4) sebagai ‘KU’. Seksio Sesar yang tidak dijelaskan (O82.9). dipakai sebagai kode tambahan Contoh 3 Kondisi utama : Melahirkan anak kembar. Kondisi lain :Prosedur : Kelahiran spontan Kode : Kehamilan kembar (O30.0) sebagai ‘KU’. Kehamilan ganda, semua spontan (O82.9). dipakai sebagai kode tambahan Contoh 4 Kondisi utama : Hamil cukup bulan, melahirkan janin mati 2800 g. Kondisi lain :

838

Prosedur Kode

: Kelahiran spontan Perawatan ibu dengan kematian dalam rahim (O36.4) karena penyebab spesifik kematian janin tidak bisa ditentukan. O80. Kelahiran spontan tunggal Termasuk: kasus dengan bantuan tidak ada atau minimal, dengan or tanpa episiotomy kelahiran pada kasus yang sama sekali normal O80.0 Kelahiran verteks spontan O80.1 Kelahiran sungsang spontan O80.8 Kelahiran spontan tunggal lainnya O80.9 Kelahiran spontan tunggal, tidak dijelaskan Lahir spontan NOS :

O81. Kelahiran tunggal dengan forsep dan ekstraktor vakum Kecuali: kegagalan penggunaan ekstraktor vakum atau forseps (O66.5) O81.0 Kelahiran forseps rendah O81.1 Kelahiran forseps rongga tengah O81.2 Forseps rongga tengah dengan rotasi O81.3 Kelahiran forseps lain dan tidak dijelaskan O81.4 Kelahiran dengan ekstraksi vakum Ventouse delivery O81.5 Kelahiran dengan kombinasi forseps dan ekstraktor vakum Forceps and ventouse delivery O82. Kelahiran tunggal dengan seksio sesar O82.0 Kelahiran dengan seksio sesar elektif Seksio sesar berulang NOS O82.1 Kelahiran dengan seksio sesar darurat O82.2 Kelahiran dengan histerektomi sesar O82.8 Kelahiran tunggal lainnya dengan seksio sesar O82.9 Kelahiran dengan seksio sesar, tidak dijelaskan O83. Kelahiran tunggal lain yang terbantu O83.0 Ekstraksi sungsang O83.1 Kelahiran sungsang lain yang dibantu Kelahiran sungsang NOS O83.2 Kelahiran yang dibantu oleh manipulasi lainnya Version dengan extraction O83.3 Kelahiran janin hidup pada kehamilan abdomen O83.4 Operasi destruktif untuk kelahiran Cleidotomy, craniotomy, embryotomy untuk memudahkan kelahiran O83.8 Kelahiran tunggal terbantu lain yang dijelaskan O83.9 Kelahiran tunggal terbantu, tidak dijelaskan Kelahiran terbantu NOS O84 Kelahiran ganda Gunakan kode tambahan (O80-O83), kalau perlu, untuk menunjukkan cara kelahiran masing-masing janin atau bayi. .



839

O84.0 Kelahiran ganda, semua spontan O84.1 Kelahiran ganda, semua dengan forseps dan ekstraktor vakum O84.2 Kelahiran ganda, semua dengan seksio sesar O84.8 Kelahiran ganda lainnya Kelahiran ganda dengan kombinasi metode O84.9 Kelahiran ganda, tidak dijelaskan

Komplikasi yang berhubungan dengan nifas (O85-O92) Note:

Kategori O88.-, O91.- and O92.- melibatkan kondisi yang tercantum walau pun kalau ini terjadi di waktu hamil dan melahirkan.. Kecuali: kelainan jiwa dan tingkah-laku yang berhubungan dengan nifas (F53.-), tetanus obstetri (A34), osteomalasia nifas (M83.0) O85. Puerperal sepsis Endometritis, demam, peritonitis, atau septikemia pada masa nifas Gunakan kode tambahan dari (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen menular. Kecuali: septikaemia selama persalinan (O75.3), emboli obstetrik bersifat pyaemik dan septik (O88.3) O86. Infeksi nifas lainnya Kecuali: infeksi selama persalinan (O75.3) O86.0 Infeksi luka bedah obstetrik Infeksi setelah kelahiran pada: luka seksio sesar, perbaikan perineum O86.1 Infeksi lain saluran genital setelah kelahiran Servisitis atau vaginitis setelah kelahiran O86.2 Infeksi saluran kemih setelah kelahiran Kondisi pada N10-N12, N15.-, N30.-, N34.-, N39.0 setelah kelahiran O86.3 Infeksi genitourinarius setelah setelah kelahiran Infeksi genitourinarius nifas NOS O86.4 Pyrexia setelah kelahiran dengan penyebab tidak diketahui Infeksi atau pireksia nifas: Kecuali: pyrexia selama persalinan (O75.2), demam nifas (O85) O86.8 Infeksi nifas lain yang dijelaskan O87. Komplikasi vena di saat nifas Termasuk: pada saat persalinan, melahirkan dan nifas Kecuali: komplikasi vena pada kehamilan (O22.-), embolisme obstetrik (O88.-) O87.0 Thrombophlebitis superfisialis pada waktu nifas O87.1 Phlebothrombosis profunda pada waktu nifas Thrombosis vena dalam, postpartum; Thrombophlebitis pelvik, postpartum O87.2 Haemorrhoids pada waktu nifas O87.3 Thrombosis vena cerebralis pada waktu nifas Thrombosis sinus cerebrovenosa pada waktu nifas O87.8 Komplikasi lain pada vena pada waktu nifas Varises genitalia pada waktu nifas O87.9 Komplikasi vena pada waktu nifas, tidak dijelaskan Phlebitis nifas NOS, phlebopati nifas NOS, thrombosis nifas NOS



840

O88 Obstetric embolism Termasuk: emboli paru-paru pada kehamilan, melahirkan dan nifas Kecuali: embolisme pada abortus, kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.2) O88.0 Embolisme udara obstetrik O88.1 Embolisme cairan amnion O88.2 Embolisme bekuan darah obstetrik Embolisme (pulmonalis): obstetrik NOS, nifas NOS O88.3 Embolisme pyaemik and septik obstetrik O88.8 Embolisme obstetrik lain Embolisme lemak obstetrik O89 Komplikasi anestesia pada waktu nifas Termasuk: Komplikasi maternal akibat anestetik umum atau lokal, analgesik atau sedasi lain yang diberikan pada waktu nifas 089.0 Komplikasi anestesia pada paru-paru pada waktu nifas Akibat anestesia pada waktu nifas: sindroma Mendelson, inhalasi isi atau sekresi lambung NOS, pneumonitis aspirasi,kolaps tekanan pada paru-paru O89.1 Komplikasi anestesia pada jantung pada waktu nifas Gagal jantung akibat anestesia pada waktu nifas O89.2 Komplikasi anestesia pada sistem syaraf pusat pada waktu nifas Anoksia otak akibat anestesia pada waktu nifas O89.3 Reaksi toksik anestesia lokal pada waktu nifas O89.4 Sakit kepala akibat anestesia spinal dan epidura pada waktu nifas O89.5 Komplikasi lain anestesia spinal dan epidura pada waktu nifas O89.6 Intubasi sulit atau gagal pada waktu nifas O89.8 Komplikasi lain dari anestesia pada waktu nifas O89.9 Komplikasi anestesia pada waktu nifas, tidak dijelaskan O90 Komplikasi nifas, not elsewhere classified O90.0 Disrupsi luka seksio sesar O90.1 Disrupsi luka obstetrik pada perineum Disrupsi luka: episiotomi, laserasi perineum, Robekan sekunder perineum O90.2 Haematoma luka obstetrik O90.3 Kardiomiopati dalam nifas Kondisi pada I42.O90.4 Gagal ginjal akut postpartum Sindroma hepatorenal setelah persalinan dan melahirkan O90.5 Tiroiditis postpartum O90.8 Komplikasi lain nifas, not elsewhere classified Polip plasenta O90.9 Komplikasi nifas, tidak dijelaskan O91 Infeksi mammae sehubungan dengan melahirkan Termasuk: kondisi berikut ini sewaktu kehamilan, nifas, atau laktasi O91.0 Infeksi papilla mammae sehubungan dengan melahirkan Abses papilla mammae pada: hamil, nifas 

841

O91.1 Abses mammae sehubungan dengan melahirkan Aabses mammae, mastitis purulenta, abses subareola: akibat hamil atau nifas O91.2 Mastitis nonpurulenta sehubungan dengan melahirkan Limfangitis mammae pada hamil atau nifas Mastitis: NOS, interstitialis, atau parenkimatosa pada hamil atau nifas O92 Kelainan lain mammae dan laktasi sehubungan dengan melahirkan Termasuk: kondisi yang tercantum selama kehamilan, nifas, atau laktasi O92.0 Retraksi papilla mammae sehubungan dengan melahirkan O92.1 Retak papilla mammae sehubungan dengan melahirkan Fissura papilla mammae pada hamil atau nifas O92.2 Kelainan lain dan tidak dijelaskan pada mammae sehubungan dengan melahirkan O92.3 Agalactia – [tidak mampu memproduksi ASI] Agalactia primer O92.4 Hypogalactia – [produksi ASI kurang] O92.5 Suppressed lactation – [penekanan laktasi] Agalactia: elektif, sekunder, terapeutika O92.6 Galactorrhoea – produksi ASI berlebihan Kecuali: galactorrhoea yang tidak berhubungan dengan melahirkan (N64.3) O92.7 Kelainan laktasi lainnya dan tidak dijelaskan Galactocele nifas – tumor mammae berisi ASI

Kondisi obstetrik lain, not elsewhere classified (O95-O99) Note: Untuk penggunaan kategori O95-O97, rujukan perlu dibuat pada Volume 2. Subkategori yang ada pada O98-O99 (Penyakit ibu yang bisa diklasifikasikan di tempat lain, tapi mempersulit KMN) harus diutamakan untuk ‘KU’, dibandingkan dengan kategori di luar Bab XV, kalau dinyatakan mempersulit kehamilan, diperberat oleh kehamilan, atau merupakan alasan perawatan obstetri. Kode yang relevan dari bab lain bisa digunakan sebagai kode tambahan untuk memperjelas kondisi. Kondisi utama : Toxoplasmosis. Kondisi lain : Hamil Spesialisasi : Klinik perawatan antenatal beresiko tinggi Kode : Penyakit protozoa yang mempersulit KMN (O98.6) sebagai ‘KU’. B58.9 (toxoplasmosis, tidak dijelaskan) digunakan untuk kode tambahan O95 Kematian obstetrik yang penyebabnya tidak dijelaskan Kematian ibu akibat penyebab yang tidak dijelaskan sewaktu KMN O96 Kematian akibat obstetri yang terjadi >42 hari tapi <1 tahun setelah melahirkan Gunakan kode tambahan bila perlu untuk identifikasi penyebab kematian obstetrik. O97 Kematian akibat sekuel dari penyebab obstetrik langsung Kematian akibat obstetrik langsung yang terjadi 1 tahun atau lebih setelah melahirkan. O98 Penyakit infeksi dan parasit ibu c.e. tapi mempersulit KMN



842

Termasuk:

kondisi berikut kalau mempersulit kehamilan, dipersulit oleh kehamilan, atau menjadi alasan untuk asuhan obstetrik. Gunakan kode tambahan bila perlu (Chapter I), untuk identifikasi kondisi spesifik. Kecuali: tetanus obstetrik (A34), kalau alasan perawatan ibu adalah bahwa penyakit diketahui atau dicurigai telah mengganggu janin (O35-O36) penyakit HIV (B20-B24), bukti laboratorium HIV (R75), status infeksi asymptomatic HIV (Z21), sepsis nifas (O85), infeksi nifas (O86.-) O98.0 Tuberkulosis yang mempersulit KMN Kondisi pada A15-A19 O98.1 Sifilis yang mempersulit KMN Kondisi pada A50-A53 O98.2 Gonorrhoea yang mempersulit KMN Kondisi pada A54.O98.3 Infeksi lain dengan transmisi utama secara seksual yang mempersulit KMN Kondisi pada A55-A64 O98.4 Hepatitis virus yang mempersulit KMN Kondisi pada B15-B19 O98.5 Penyakit virus lain yang mempersulit KMN Kondisi pada A80-B09, B25-B34 O98.6 Penyakit protozoa yang mempersulit KMN Kondisi pada B50-B64 O98.8 Penyakit infeksi dan parasit lain yang mempersulit KMN O98.9 Penyakit infeksi dan parasit ibu yang tidak dijelaskan yang mempersulit KMN O99 Penyakit maternal lainnya c.e. tapi mempersulit KMN Note: Kategori ini mencakup kondisi yang mempersulit kehamilan, diperberat oleh kehamilan, atau menjadi alasan utama asuhan obstetri, namun Indeks Alfabet tidak menunjuk rubrik spesifik di Chapter XV. Gunakan kode tambahan, kalau diperlukan untuk mengidentifikasi kondisi spesifik. Kecuali: penyakit infeksi dan parasit (O98.-); cedera, keracunan dan konsekwensi tertentu lain dari penyebab luar (S00-T98) kalau alasan asuhan ibu adalah kondisi ini diketahui atau dicurigai telah mengganggu janin (O35-O36). O99.0 Anemia yang mempersulit KMN Kondisi pada D50-D64 O99.1 Penyakit lain pada darah dan organ pembentuk darah serta kelainan tertentu yang melibatkan mekanisme imun yang mempersulit KMN Kondisi pada D65-D89 Kecuali: perdarahan dengan cacad koagulasi (O46.0, O67.0, O72.3) O99.2 Penyakit endokrin, gizi dan metabolik yang mempersulit KMN Kondisi pada E00-E90 Kecuali: diabetes mellitus (O24.-), malnutrisi (O25), tiroiditis postpartum (O90.5) O99.3 Kelainan jiwa dan penyakit sistem syaraf yang mempersulit KMN Kondisi pada F00-F99 and G00-G99 Kecuali: depresi postnatal (F53.0), psikosis nifas (F53.1) neuritis perifer akibat kehamilan (O26.8), 

843

O99.4 Penyakit sistem sirkulasi yang mempersulit KMN Kondisi pada I00-I99 Kecuali: kelainan hipertensif (O10-O16), embolisme obstetrik (O88.-), komplikasi vena dan trombosis sinus serebrovenosa pada: kehamilan (O22.-), persalinan, kelahiran dan nifas (O87.-), kardiomyopati pada nifas (O90.3), O99.5 Penyakit sistem pernafasan yang mempersulit KMN Kondisi pada J00-J99 O99.6 Penyakit sistem pencernaan yang mempersulit KMN Kondisi pada K00-K93 Kecuali: kelainan hati pada KMN (O26.6) O99.7 Penyakit kulit dan jaringan subkutis yang mempersulit KMN Kondisi pada L00-L99 Kecuali: herpes gestationis (O26.4) O99.8 Penyakit dan kondisi lain yang dijelaskan yang mempersulit KMN Kombinasi dari kondisi yang bisa diklasifikasikan pada O99.0-O99.7 Kondisi pada C00-D48, H00-H95, M00-M99, N00-N99, dan Q00-Q99 Kecuali: infeksi genitourinarius pada kehamilan (O23.-), infeksi genitourinarius setelah melahirkan (O86.0-O86.3), asuhan ibu untuk kelainan organ pelvis yang diketahui atau dicurigai (O34.-), gagal ginjal akut postpartum (O90.4) Definisi-definisi Kelahiran hidup: Kelahiran hidup adalah pengeluaran hasil konsepsi dari ibunya, yang setelah pemisahan tersebut bernafas atau menunjukkan bukti lain kehidupan, misalnya denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan nyata otot rangka, berapa pun usia kehamilan, baik tali pusat telah dipotong atau pun plasenta masih melekat. Kematian janin (janin lahir mati) Kematian janin adalah kematian sebelum pengeluaran atau penarikan lengkap hasil konsepsi dari ibunya, berapa pun lama kehamilan; kematian ditunjukkan oleh fakta bahwa setelah pemisahan tersebut janin tidak bernafas atau menunjukkan bukti lain kehidupan, misalnya denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan nyata otot rangka. Berat lahir Berat lahir adalah berat janin atau bayi yang didapatkan setelah lahir. Untuk lahir hidup, berat lahir hendaknya ditimbang pada jam pertama kehidupan sebelum terjadi penurunan nyata berat badan pasca kelahiran. Walau pun tabulasi statistik membuat pengelompokan 500-an gram untuk berat lahir, pencatatan jangan menurut pengelompokan tersebut. Berat sesungguhnya harus dicatat menurut hasil penimbangan. Definisi berat lahir “rendah”, “sangat rendah”, dan “sangat rendah sekali” tidak membentuk kategori eksklusif. Di bawah batas setiap kelompok tercakup kelompok di bawahnya, sehingga tumpang-tindih. Misalnya “rendah” juga berarti “sangat rendah” dan “sangat rendah sekali”, dan “sangat rendah” juga mencakup “sangat rendah sekali”. Berat lahir rendah: <2500 g Berat lahir sangat rendah: <1500 g



844

Berat lahir sangat rendah sekali: <1000 g. Usia kehamilan Lama kehamilan diukur dari hari pertama ‘last normal menstrual period’ atau hari pertama haid terakhir (HPHT). Usia kehamilan dinyatakan dalam hari penuh atau minggu penuh (misalnya 280-286 hari penuh setelah HPHT dianggap 40 minggu kehamilan). Untuk menghitung usia kehamilan dari tanggal HPHT dan hari lahir, harus diingat bahwa hari pertama adalah hari ‘0’ dan bukan hari ‘1’; jadi hari 0-6 adalah ‘minggu 0’; hari 7-13 adalah ‘minggu 1’; dan minggu ke-40 adalah ‘minggu 39’. Kalau tanggal HPHT tidak diketahui, usia kehamilan harus didasarkan pada perkiraan klinis terbaik. Untuk mencegah kesalahpahaman, tabulasi hendaknya berisi minggu dan hari. Pre-term : <37 minggu lengkap (kurang dari 259 hari) kehamilan. Term : 37 minggu lengkap sampai <42 minggu (259-293 hari) kehamilan. Post-term : 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atau lebih) kehamilan. Masa perinatal dimulai dari 22 minggu lengkap (154 hari) kehamilan (saat berat lahir biasanya 500 g), sampai 7 hari lengkap setelah lahir. Masa neonatal dimulai sejak lahir sampai 28 hari lengkap. Kematian neonatus dini terjadi dalam 7 hari pertama kehidupan, dan lanjut setelah 7 hari tapi belum lengkap 28 hari kehidupan. Usia kematian pada hari pertama kehidupan (hari 0) harus dicatat dalam menit atau jam lengkap kehidupan. Untuk hari kedua (hari 1), ketiga (hari 2) dan selama 27 hari lengkap kehidupan, usia pada waktu meninggal harus dicatat dalam satuan hari.



845

BAB XVI KONDISI TERTENTU YANG DIMULAI PADA PERIODE PERINATAL (P00-P96) Termasuk: kondisi yang awalnya pada masa perinatal dan morbiditas terjadi kemudian. Kecuali: tetanus neonatorum (A33), neoplasma (C00-D48), penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90), malformasi, deformasi dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99), cedera, keracunan dan konsekuensi tertentu lain penyebab eksternal (S00-T98)

Blok-blok pada Bab ini adalah sebagai berikut: P00-P04 P05-P08 P10-P15 P20-P29 P35-P39 P50-P61 P70-P74 P75-P78 P80-P83 P90-P96

Janin dan neonatus terganggu oleh faktor-faktor maternal dan komplikasi kehamilan, persalinan dan kelahiran. Kelainan yang berhubungan dengan lama kehamilan dan pertumbuhan janin. Trauma lahir. Kelainan pernafasan dan kardiovaskuler khusus pada masa perinatal. Infeksi yang khusus pada masa perinatal. Kelainan perdarahan dan hematologis pada janin dan neonatus. Kelainan endokrin dan metabolik sementara khusus pada janin dan neonatus. Kelainan sistem pencernaan janin dan neonatus. Kondisi yang melibatkan integumen dan pengaturan suhu janin dan neonatus. Kelainan lain yang berawal pada masa perinatal.

Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut: P75*

Meconium ileus

Janin dan neonatus terganggu oleh faktor maternal dan komplikasi kehamilan, persalinan dan kelahiran (P00-P04) Termasuk:

kondisi maternal berikut kalau dinyatakan sebagai penyebab kematian atau kesakitan pada janin atau neonatus. P00. Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi maternal yang mungkin tidak berhubungan dengan kehamilan sekarang. Kecuali: Janin dan neonatus terganggu oleh: komplikasi maternal kehamilan (P01.-); pengaruh merusak yang dikirimkan melalui plasenta atau ASI (P04.-); kelainan endokrin dan metabolik ibu (P70-P74) P00.0 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan hipertensif maternal Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi O10-O11, O13-O16 maternal P00.1 Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit ginjal dan saluran kemih maternal. Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi N00-N39 maternal P00.2 Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit infeksi dan parasit maternal. 

846

P00.3 P00.4 P00.5 P00.6

P00.7

P00.8

P00.9

Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit infeksi A00-B99 and J10-J11 maternal Kecuali: infeksi yang khusus pada masa perinatal (P35-P39) infeksi saluran genital dan infeksi lokal lain pada ibu (P00.8) Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit sirkulasi dan respirasi maternal lain. Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi I00-I99, J00-J99, Q20-Q34 maternal dan tidak Termasuk dalam P00.0, P00.2 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan gizi ibu Janin dan neonatus terganggu oleh: kelainan E40-E64 maternal; manutrisi maternal NOS Janin dan neonatus terganggu oleh cedera maternal Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi S00-T79 maternal Janin dan neonatus terganggu oleh prosedur bedah maternal Kecuali: kerusakan plasenta akibat amniocentesis, seksio atau induksi bedah (P02.1) seksio sesar untuk kelahiran sekarang (P03.4) bedah sebelumnya pada uterus atau organ pelvis (P03.8) pengakhiran kehamilan, janin (P96.4) Janin dan neonatus terganggu oleh prosedur medis maternal lain, n.e.c. Janin dan neonatus terganggu oleh pemeriksaan radiologis maternal Kecuali: kerusakan plasenta akibat amniocentesis, seksio atau induksi bedah (P02.1); janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi lain persalinan (P03.-) Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi maternal lain Janin dan neonatus terganggu oleh: kondisi pada T80-T88; systemic lupus erythematosus ibu infeksi saluran genital ibu dan infeksi lokal lainnya ; Kecuali: kelainan endokrin dan metabolik neonatus sementara (P70-P74) Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi maternal yang tidak dijelaskan

P01 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi kehamilan maternal P01.0 Janin dan neonatus terganggu oleh serviks inkompeten P01.1 Janin dan neonatus terganggu oleh ketuban pecah dini P01.2 Janin dan neonatus terganggu oleh oligohydramnios Kecuali: kalau disebabkan oleh ketuban pecah dini (P01.1) P01.3 Janin dan neonatus terganggu oleh polyhydramnios Janin dan neonatus terganggu oleh hydramnios P01.4 Janin dan neonatus terganggu oleh kehamilan ektopik Janin dan neonatus terganggu oleh kehamilan abdomen P01.5 Janin dan neonatus terganggu oleh kehamilan ganda Janin dan neonatus terganggu oleh: triplet (kehamilan) triplet, (kehamilan) kembar dua P01.6 Janin dan neonatus terganggu oleh kematian ibu P01.7 Janin dan neonatus terganggu oleh malpresentasi sebelum persalinan Janin dan neonatus terganggu sebelum lahir oleh: presentasi muka, presentasi sungsang, letak lintang, letak tak stabil, versi eksternal P01.8 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi kehamilan lain pada ibu Janin dan neonatus terganggu oleh abortus spontan P01.9 Janin dan neonatus terganggu komplikasi kehamilan pada ibu, tidak dijelaskan P02 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi plasenta, umbilikus, dan membran 

847

P02.0 Janin dan neonatus terganggu oleh plasenta praevia P02.1 Janin dan neonatus terganggu oleh pemisahan dan perdarahan lain plasenta Janin dan neonatus terganggu oleh: abruptio placentae, pemisahan prematur plasenta perdarahan tak sengaja, haemorrhagia antepartum, kehilangan darah ibu kerusakan plasenta akibat amniosentesis, seksio sesar atau induksi bedah P02.2 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan bentuk dan fungsi lain dan yang tidak dijelaskan pada plasenta Janin dan neonatus terganggu oleh: gangguan fungsi, insuffisiensi, atau infark plasenta P02.3 Janin dan neonatus terganggu oleh sindroma transfusi plasenta Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan plasenta dan umbilikus yang menyebabkan transfusi twin-to-twin atau transplasenta lainnya Gunakan kode tambahan untuk kondisi akibatnya pada janin atau neonatus. P02.4 Janin dan neonatus terganggu oleh umbilikus yang turun (prolapsed cord) P02.5 Janin dan neonatus terganggu oleh penekanan lain umbilikus Janin dan neonatus terganggu oleh umbilikus: (melilit ketat) di leher, kusut, bersimpul P02.6 Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi umbilikus lain dan tidak dijelaskan Janin dan neonatus terganggu oleh: umbilikus pendek, vasa previa Kecuali: arteri umbilikalis tunggal (Q27.0) P02.7 Janin dan neonatus terganggu oleh chorioamnionitis Janin dan neonatus terganggu oleh amnionitis, membranitis, plasentitis P02.8 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan lain pada membran P02.9 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan membran yang tidak dijelaskan P03 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi lain persalinan dan kelahiran P03.0 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran dan ekstraksi sungsang P03.1 Janin dan neonatus terganggu oleh malpresentasi, malposisi dan disproporsi lain selama persalinan dan kelahiran Janin atau neonatus terganggu oleh : kondisi pada O64-O66, pelvis sempit, oksipito-posterior persisten, letak lintang P03.2 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran forseps P03.3 Janin dan neonatus terganggu kelahiran dengan ekstraksi vakum [ventouse] P03.4 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran sesar P03.5 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran presipitatus Janin dan neonatus terganggu oleh kala II yang berlangsung cepat P03.6 Janin dan neonatus terganggu oleh kontraksi abnormal rahim Janin atau neonatus terganggu oleh: persalinan hipertonik, inersia uterus, kondisi pada O62.- selain O62.3 P03.8 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi lain melahirkan yang dijelaskan Janin dan neonatus terganggu oleh: kelainan jaringan lunak ibu, induksi persalinan operasi destruktif untuk memudahkan kelahiran, kondisi pada O60-O75 prosedur partus yang tidak tercakup oleh P02.- and P03.0-P03.6 P03.9 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi partus yang tidak dijelaskan P04 Janin dan neonatus terganggu oleh pengaruh buruk yang masuk melalui plasenta atau ASI Termasuk: efek non-teratogenik dari zat-zat yang dikirim melalui plasenta Kecuali: malformasi kongenital (Q00-Q99); neonatal jaundice pada hemolisis berlebihan lain akibat obat atau toksin yang dikirimkan dari ibu (P58.4) 

848

P04.0 Janin dan neonatus terganggu oleh anestesia dan analgesia ibu pada hamil dan partus Janin dan neonatus terganggu oleh reaksi dan intoksikasi opiat dan penenang maternal yang diberikan sewaktu partus P04.1 Janin dan neonatus terganggu oleh obat-obatan maternal lain Janin dan neonatus terganggu oleh kemoterapi kanker, obat-obat sitotoksik Kecuali: penggunaan obat-obatan addiksi oleh ibu (P04.4), sindroma hidantoin janin (Q86.1), dismorfisme akibat warfarin (Q86.2) P04.2 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan tembakau oleh ibu P04.3 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan alkohol oleh ibu Kecuali: fetal alcohol syndrome (Q86.0) P04.4 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan obat-obatan addiksi oleh ibu Kecuali: anestesia dan analgesia maternal (P04.0), gejala putus obat akibat penggunaan obat-obat addiksi oleh ibu (P96.1) P04.5 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan zat-zat kimia nutrisi oleh ibu P04.6 Janin dan neonatus terganggu oleh pendedahan ibu pada zat-zat kimiawi lingkungan P04.8 Janin dan neonatus terganggu oleh pengaruh merusak lain terhadap ibu P04.9 Janin dan neonatus terganggu pengaruh merusak terhadap ibu, tidak dijelaskan

Kelainan yang berhubungan dengan lama kehamilan dan pertumbuhan janin (P05-P08) P05. Pertumbuhan janin lambat dan malnutrisi janin P05.0 Light for gestational age Biasanya berat <10 persentil, tapi panjang >10 persentil untuk usia kehamilan. Light-for-dates – ringan untuk usia kehamilan P05.1 Small for gestational age Biasanya berat dan panjang <10 persentil untuk usia kehamilan. Small-for-dates; small-and-light-for-dates – kecil untuk usia kehamilan P05.2 Malnutrisi janin tanpa disebutkan ringan atau kecil untuk usia kehamilan Neonatus, untuk usia kehamilan tidak ringan atau kecil, tapi dengan tanda-tanda malnutrisi seperti kulit kering, mengelupas, dan hilangnya jaringan subkutis. P05.9 Pertumbuhan lambat janin, tidak dijelaskan Retardasi pertumbuhan janin NOS P07. Kelainan yang berhubungan dengan kehamilan singkat dan berat lahir rendah, n.e.c. Note: Kalau berat lahir dan usia kehamilan keduanya ada, prioritas harus pada berat lahir. Termasuk: kondisi berikut, tanpa spesifikasi lebih lanjut, sebagai penyebab kematian, kesakitan, atau asuhan tambahan pada neonatus. Kecuali: berat lahir rendah akibat pertumbuhan lambat janin dan malnutrisi janin(P05.-) P07.0 Berat lahir sangat rendah Berat lahir 999 gram atau kurang P07.1 Berat lahir rendah lainnya Berat lahir antara 1000-2499 g. P07.2 Immaturitas ekstrim Kehamilan kurang dari 28 minggu lengkap (<196 hari lengkap) P07.3 Neonatus preterm lainnya Kehamilan 28 sampai <37 minggu lengkap (196 sampai <259 hari lengkap). Prematuritas NOS



849

P08. Kelainan yang berhubungan dengan kehamilan lama dan berat lahir tinggi Note: Kalau berat lahir dan usia kehamilan keduanya ada, prioritas harus pada berat lahir. Termasuk: kondisi berikut, tanpa spesifikasi lebih lanjut, sebagai penyebab kematian, kesakitan, atau asuhan tambahan pada janin atau neonatus. P08.0 Bayi sangat besar Biasanya berarti berat lahir 4500 g atau lebih Kecuali: sindroma: bayi dari ibu diabetes (P70.1), bayi dari ibu diabetes gestasi (P70.0) P08.1 Bayi berat untuk usia kehamilan lainnya Janin atau bayi berat atau besar lainnya tanpa memperhatikan usia kehamilannya. P08.2 Bayi post-term, tapi tidak berat untuk usia kehamilannya Janin atau bayi dengan kehamilan 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atau lebih), tidak berat atau besar untuk usia kehamilan. Postmaturitas NOS

Trauma lahir (P10-P15) P10. Luka dan perdarahan intrakranium akibat cedera lahir Kecuali: perdarahan intrakranial janin atau neonatus: NOS (P52.9), akibat anoxia atau hypoxia (P52.-) P10.0 Perdarahan subdura akibat trauma lahir Haematoma subdura (terlokalisir) akibat trauma lahir Kecuali: perdarahan subdura yang menyertai robekan tentorium (P10.4) P10.1 Perdarahan otak akibat trauma lahir P10.2 Perdarahan intraventrikel akibat trauma lahir P10.3 Perdarahan subarakhnoid akibat trauma lahir P10.4 Robekan tentorium akibat trauma lahir [tentorium: bagian subdura yang memisahkan serebellum dari hemisfer serebri] P10.8 Luka dan perdarahan intrakranium lain akibat trauma lahir P10.9 Luka dan perdarahan intrakranium yang tidak dijelaskan akibat trauma lahir P11. Cedera lahir lainnya terhadap sistem syaraf pusat P11.0 Edema serebri akibat trauma lahir P11.1 Kerusakan lain yang dijelaskan pada otak akibat trauma lahir P11.2 Kerusakan yang tidak dijelaskan pada otak akibat trauma lahir P11.3 Cedera lahir terhadap n. facialis Facial palsy (kelumpuhan otot muka) akibat trauma lahir P11.4 Cedera lahir terhadap n. craniales lainnya P11.5 Cedera lahir terhadap vertebra dan medulla spinalis Fraktur vertebra akibat trauma lahir P11.9 Cedera lahir terhadap sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan P12 Cedera lahir terhadap kepala P12.0 Cephalhaematoma akibat trauma lahir P12.1 Chignon akibat trauma lahir P12.2 Perdarahan sub-aponeurosis epikranium akibat trauma lahir P12.3 Lecet pada kepala akibat trauma lahir



850

P12.4 Cedera pengamatan pada kepala neonatus Insisi untuk pengambilan sampel, cedera klip (elektroda) pada kepala P12.8 Cedera lahir lainnya terhadap kepala P12.9 Cedera lahir terhadap kepala, tidak dijelaskan P13 Cedera lahir terhadap skeleton Kecuali: cedera lahir terhadap vertebra (P11.5) P13.0 Fraktur tengkorak akibat trauma lahir P13.1 Cedera lahir lain terhadap tengkorak Kecuali: cephalhaematoma (P12.0) P13.2 Cedera lahir terhadap femur P13.3 Cedera lahir terhadap tulang panjang lainnya P13.4 Fraktur klavikula akibat trauma lahir P13.8 Cedera lahir terhadap skeleton lain P13.9 Cedera lahir terhadap skeleton, tidak dijelaskan P14 Cedera lahir terhadap sistem syaraf tepi P14.0 Paralysis Erb akibat cedera lahir – [paralisis lengan pleksus brakhialis] P14.1 Paralysis Klumpke akibat cedera lahir – [paralisis lengan bawah dan tangan] P14.2 Paralysis n. phrenicus akibat cedera lahir P14.3 Cedera lahir lain terhadap pleksus brakhialis P14.8 Cedera lahir terhadap bagian sistem syaraf perifer P14.9 Cedera lahir terhadap sistem syaraf perifer, tidak dijelaskan P15. Cedera lahir lainnya P15.0 Cedera lahir terhadap hati Ruptur hati akibat cedera lahir P15.1 Cedera lahir terhadap limpa Ruptur limpa akibat cedera lahir P15.2 Cedera sternomastoid akibat cedera lahir P15.3 Cedera lahir terhadap mata Cedera lahir menyebabkan: perdarahan subkonjungtiva, glaukoma traumatika P15.4 Cedera lahir terhadap muka Kongesti muka (sembab karena aliran darah terhambat) akibat trauma lahir P15.5 Cedera lahir terhadap genitalia externa P15.6 Nekrosis lemak subkutis akibat cedera lahir P15.8 Cedera lahir lain yang dijelaskan P15.9 Cedera lahir, tidak dijelaskan

Kelainan pernafasan dan kardiovaskuler khusus perinatal (P20-P29) P20. Hipoksia intrauterus Termasuk: bunyi jantung anak (BJA) abnormal, meconium dalam liquor (amnion) asidosis, anoxia, asphyxia, distress, hypoxia: pada janin atau intrauterus pengeluaran mekonium (feses pertama hijau gelap pada neonatus) Kecuali: perdarahan intrakranium akibat anoxia atau hypoxia (P52.-) P20.0 Hipoksia intrauterus pertama diketahui sebelum awal persalinan



851

P20.1 Hipoksia intrauterus pertama diketahui sewaktu persalinan dan kelahiran P20.9 Hipoksia intrauterus, tidak dijelaskan P21. Asphyxia lahir Note: Kategori ini jangan digunakan pada nilai Apgar rendah yang tidak menyebutkan asphyxia atau masalah pernafasan lain. Kecuali: hypoxia atau asphyxia intrauterus (P20.-) P21.0 Asphyxia lahir berat Nadi <100/menit ketika lahir dan menurun atau tetap, pernafasan tidak ada atau megapmegap, warna kulit pucat, tonus tidak ada. Asphyxia dengan nilai Apgar 1-menit 0-3; Asphyxia putih P21.1 Asphyxia lahir ringan dan sedang Pernafasan normal tidak muncul dalam 1 menit, tapi nadi 100/>, terdapat beberapa tonus otot, dan beberapa respons terhadap rangsangan. Asphyxia dengan nilai Apgar 1-menit 4-7; Asphyxia biru P21.9 Asphyxia lahir, tidak dijelaskan Anoxia, asphyxia, hypoxia: NOS P22. Respiratory distress of newborn – kesulitan bernafas neonatus Kecuali: kegagalan pernafasan neonatus (P28.5) P22.0 Respiratory distress syndrome [RDS] pada neonatus Hyaline membrane disease [HMD] P22.1 Transient tachypnoea pada neonatus P22.8 Distress pernafasan lain pada neonatus P22.9 Distress pernafasan pada neonatus, tidak dijelaskan P23. Pneumonia kongenital Termasuk: pneumonia infektif yang didapatkan dalam rahim atau sewaktu lahir Kecuali: pneumonia neonatus akibat aspirasi (P24.-) P23.0 Pneumonia kongenital akibat virus Kecuali: pneumonitis rubella kongenital (P35.0) P23.1 Pneumonia kongenital akibat Chlamydia P23.2 Pneumonia kongenital akibat staphylococcus P23.3 Pneumonia kongenital akibat streptococcus, group B P23.4 Pneumonia kongenital akibat Escherichia coli P23.5 Pneumonia kongenital akibat Pseudomonas P23.6 Pneumonia kongenital akibat agen bakteri lainnya Pneumonia kongenital akibat: Haemophilus influenzae, Klebsiella pneumoniae, Mycoplasma Streptococcus, Kecuali group B P23.8 Pneumonia kongenital akibat organisme lain P23.9 Pneumonia kongenital, tidak dijelaskan P24. Sindroma aspirasi neonatus



852

Termasuk: pneumonia neonatus akibat aspirasi P24.0 Aspirasi mekonium oleh neonatus P24.1 Aspirasi cairan amnion dan mukus oleh neonatus Aspirasi liquor (ketuban) P24.2 Aspirasi darah oleh neonatus P24.3 Aspirasi susu dan makanan yang dimuntahkan oleh neonatus P24.8 Sindroma aspirasi oleh neonatus lainnya P24.9 Sindroma aspirasi oleh neonatus, tidak dijelaskan Pneumonia aspirasi pada neonatus NOS P25. Emfisema interstitialis dan kondisi terkait yang dimulai pada masa perinatal P25.0 Emfisema interstitialis yang dimulai pada masa perinatal P25.1 Pneumothorax yang dimulai pada masa perinatal P25.2 Pneumomediastinum yang dimulai pada masa perinatal P25.3 Pneumoperikardium yang dimulai pada masa perinatal P25.8 Kondisi lain yang terkait emfisema interstitialis yang dimulai pada masa perinatal P26. Perdarahan paru-paru yang dimulai pada masa perinatal P26.0 Perdarahan trakheobronkhialis yang dimulai pada masa perinatal P26.1 Perdarahan paru-paru masif yang dimulai pada masa perinatal P26.8 Perdarahan paru-paru lainnya yang dimulai pada masa perinatal P26.9 Perdarahan paru-paru, tidak dijelaskan, yang dimulai pada masa perinatal P27. Penyakit pernafasan kronis yang dimulai pada masa perinatal P27.0 Sindroma Wilson-Mikity Dismaturitas paru-paru P27.1 Displasia bronkhopulmonalis yang dimulai pada masa perinatal P27.8 Penyakit pernafasan kronis lain yang dimulai pada masa perinatal Fibrosis kongenital paru-paru, paru-paru ventilator pada neonatus P27.9 Penyakit pernafasan kronis, tidak dijelaskan, yang dimulai pada masa perinatal P28. Kondisi pernafasan lain yang dimulai pada masa perinatal Kecuali: malformasi kongenital sistem pernafasan (Q30-Q34) P28.0 Atelektasis primer neonatus Kegagalan primer melebarkan unit-unit terminal pernafasan Hipoplasia paru-paru yang berhubungan dengan kehamilan singkat Immaturitas paru-paru NOS P28.1 Atelektasis neonatus lainnya dan yang tidak dijelaskan Atelektasis: NOS, partial, sekunder Atelektasis resorpsi tanpa respiratory distress syndrome [RDS] P28.2 Serangan sianotik pada neonatus Kecuali: apnoea neonatus (P28.3-P28.4) P28.3 Apnoea tidur primer pada neonatus Apnoea tidur pada neonatus NOS P28.4 Apnoea lain pada neonatus P28.5 Kegagalan pernafasan pada neonatus P28.8 Kondisi pernafasan lain yang dijelaskan pada neonatus



853

Snuffles pada neonatus (nafas ribut melalui hidung penuh mukus) Kecuali: rhinitis sifilis kongenital dini (A50.0) P28.9 Kondisi pernafasan pada neonatus, tidak dijelaskan P29. Kelainan kardiovaskuler yang dimulai pada masa perinatal Kecuali: malformasi kongenital sistem sirkulasi (Q20-Q28) P29.0 Gagal jantung neonatus P29.1 Disritmia jantung neonatus P29.2 Hipertensi neonatus P29.3 Sirkulasi janin persisten Penutupan duktus arteriosus terlambat P29.4 Iskemia miokardium sementara pada neonatus P29.8 Kelainan kardiovaskuler lain yang dimulai pada masa perinatal P29.9 Kelainan kardiovaskuler yang dimulai pada masa perinatal, tidak dijelaskan

Infeksi yang khusus pada masa perinatal (P35-P39) Termasuk: infeksi yang diperoleh dalam rahim atau sewaktu lahir Kecuali: sifilis (A50.-), infeksi gonokokus (A54.-), pneumonia (P23.-): kongenital penyakit menular usus (A00-A09), tetanus neonatorum (A33), penyakit menular yang diperoleh setelah lahir (A00-B99, J10-J11) penyakit menular ibu sebagai penyebab kematian atau kesakitan janin atau neonatus yang tidak menunjukkan gejala penyakit tersebut (P00.2) penyakit HIV (B20-B24), bukti laboratorium HIV (R75), status infeksi HIV asymptomatik (Z21) P35. Penyakit viral kongenital P35.0 Sindroma rubella kongenital Pneumonitis rubella kongenital P35.1 Infeksi cytomegalovirus kongenital P35.2 Infeksi herpesvirus [herpes simplex] kongenital P35.3 Hepatitis virus kongenital P35.8 Penyakit virus kongenital lainnya Varicella [chickenpox] kongenital P35.9 Penyakit virus kongenital, tidak dijelaskan P36. Sepsis bakteri pada neonatus Termasuk: septikemia kongenital P36.0 Sepsis neonatus akibat streptokokus, group B P36.1 Sepsis neonatus akibat streptokoki lain dan tidak dijelaskan P36.2 Sepsis neonatus akibat Staphylococcus aureus P36.3 Sepsis neonatus akibat stafilokoki lain dan tidak dijelaskan P36.4 Sepsis neonatus akibat Escherichia coli P36.5 Sepsis neonatus akibat kuman anaerob P36.8 Sepsis bakteri lain pada neonatus P36.9 Sepsis bakteri pada neonatus, tidak dijelaskan



854

P37. Penyakit infeksi dan parasit kongenital lainnya Kecuali: sifilis kongenital (A50.-), ophthalmia neonatorum akibat gonokokus (A54.3) tetanus neonatorum (A33), enterokolitis nekrotikans janin dan neonatus (P77) diare neonatus: menular (A00-A09), tidak menular (P78.3) P37.0 Tuberkulosis kongenital P37.1 Toxoplasmosis kongenital Hydrocephalus akibat toxoplasmosis kongenital P37.2 Listeriosis neonatus (disseminata) P37.3 Malaria falsiparum kongenital P37.4 Malaria kongenital lainnya P37.5 Kandidiasis neonatus P37.8 Penyakit infeksi dan parasit kongenital lain yang dijelaskan P37.9 Penyakit infeksi dan parasit kongenital, tidak dijelaskan P38. Omphalitis neonatus dengan atau tanpa perdarahan ringan P39. Infeksi lain yang khusus pada masa perinatal P39.0 Mastitis infektif neonatus Kecuali: pembesaran saluran mammae neonatus, mastitis noninfektif neonatus (P83.4) P39.1 Konjungtivitis and dakriosistitis neonatus Konjungtivitis chlamydia neonatus, ophthalmia neonatorum NOS Kecuali: konjungtivitis gonokokus (A54.3) P39.2 Infeksi janin intra-amnion, not elsewhere classified P39.3 Infeksi saluran kemih neonatus P39.4 Infeksi kulit neonatus Pioderma neonatus Kecuali: pemphigus neonatorum (L00), sindroma kulit melepuh stafilokokus (L00) P39.8 Infeksi lain yang khusus pada masa perinatal, yang dijelaskan P39.9 Infeksi lain yang khusus pada masa perinatal, tidak dijelaskan

Kelainan perdarahan dan hematologis janin dan neonatus (P50-P61) Kecuali: anemia hemolitika herediter (D55-D58) sindroma Gilbert's (E80.4) – gangguan penangkapan bilirubin plasma oleh hati sindroma Crigler-Najjar (E80.5) – defisiensi glukoronil transferase sindroma Dubin-Johnson (E80.6) – gangguan ekskresi bilirubin stenosis dan striktura kongenital saluran empedu (Q44.3) P50. Kehilangan darah janin – fetal blood loss Kecuali: anemia kongenital akibat kehilangan darah janin (P61.3) P50.0 Kehilangan darah janin dari vasa praevia P50.1 Kehilangan darah janin dari ruptur umbilikus P50.2 Kehilangan darah janin dari plasenta P50.3 Perdarahan ke dalam saudara kembar P50.4 Perdarahan ke dalam sirkulasi ibu P50.5 Kehilangan darah janin dari ujung terpotong umbilikus saudara kembarnya P50.8 Kehilangan darah janin lainnya P50.9 Kehilangan darah janin dari, tidak dijelaskan Perdarahan janin NOS



855

P51. Perdarahan dari umbilikus neonatus Kecuali: omphalitis dengan perdarahan ringan (P38) P51.0 Perdarahan massif dari umbilikus neonatus P51.8 Perdarahan dari umbilikus neonatus lainnya Kebocoran ligatur (pengikat) umbilikus NOS P51.9 Perdarahan dari umbilikus neonatus, tidak dijelaskan P52. Perdarahan non-traumatika intrakranium janin dan neonatus Termasuk: Perdarahan intrakranium akibat anoxia atau hypoxia Kecuali: Perdarahan intrakranium akibat cedera: lahir (P10.-), maternal (P00.5), lain (S06.-) P52.0 Perdarahan intraventrikel (nontraumatika), tingkat 1, janin dan neonatus Perdarahan subependyma (tanpa perluasan ke intraventrikel) [ependima: selaput pelapis ventrikel otak dan kanalis sentralis medulla spinalis] P52.1 Perdarahan intraventrikel (nontraumatika), tingkat 2, janin dan neonatus Perdarahan subependyma dengan perluasan ke intraventrikel P52.2 Perdarahan intraventrikel (nontraumatika), tingkat 3, janin dan neonatus Perdarahan subependyma dengan perluasan ke intraventrikel dan intraserebri P52.3 Perdarahan intraventrikel (nontraumatika) janin dan neonatus, tidak dijelaskan P52.4 Perdarahan intraserebri (nontraumatika) janin dan neonatus P52.5 Perdarahan subarakhnoid (nontraumatika) janin dan neonatus P52.6 Perdarahan serebellum (nontraumatika) dan fossa posterior janin dan neonatus P52.8 Perdarahan intrakranium (nontraumatika) lain janin dan neonatus P52.9 Perdarahan intrakranium (nontraumatika) janin dan neonatus, tidak dijelaskan P53. Penyakit perdarahan janin dan neonatus Defisiensi vitamin K neonatus P54. Perdarahan neonatus lainnya Kecuali: kehilangan darah janin (P50.-), perdarahan paru yang dimulai pada perinatal (P26.-) P54.0 Haematemesis neonatus Kecuali: disebabkan darah ibu yang tertelan (P78.2) P54.1 Melaena neonatus Kecuali: disebabkan darah ibu yang tertelan (P78.2) P54.2 Perdarahan rektum neonatus P54.3 Perdarahan gastrointestinal neonatus lainnya P54.4 Perdarahan adrenal neonatus P54.5 Perdarahan kulit neonatus Lecet, ecchymoses, petechiae, hematomata superfisial: janin dan neonatus Kecuali: cephalhematoma (P12.0), lecet pada kepala(P12.3): akibat cedera lahir P54.6 Perdarahan vagina neonatus Pseudomenses P54.8 Perdarahan neonatus lain yang dijelaskan P54.9 Perdarahan neonatus, tidak dijelaskan P55. Penyakit haemolitika janin dan neonatus P55.0 Isoimmunisasi Rh janin dan neonatus



856

P55.1 Isoimmunisasi ABO janin dan neonatus P55.8 Penyakit hemolitika lain janin dan neonatus P55.9 Penyakit hemolitika janin dan neonatus, tidak dijelaskan P56. Hidrops fetalis akibat penyakit hemolitika Kecuali: hidrops fetalis: NOS (P83.2), bukan kaibat penyakit hemolitika (P83.2) P56.0 Hidrops fetalis akibat isoimmunization P56.9 Hidrops fetalis akibat penyakit hemolitika lain dan tidak dijelaskan P57. Kernikterus [pigmentasi kuning ganglion basalis dan sel syaraf lain di otak dan medulla spinalis] P57.0 Kernikterus akibat isoimunisasi P57.8 Kernikterus lain yang dijelaskan Kecuali: Crigler-Najjar syndrome (E80.5) P57.9 Kernikterus, tidak dijelaskan P58. Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan lainnya Kecuali: jaundice akibat isoimunisasi (P55-P57) P58.0 Jaundice neonatus akibat lecet P58.1 Jaundice neonatus akibat perdarahan P58.2 Jaundice neonatus akibat infeksi P58.3 Jaundice neonatus akibat polisitemia P58.4 Jaundice neonatus akibat obat atau toksin dari ibu atau yang diberi pada neonatus Gunakan kode tambahan untuk penyebab luar (Chapter XX) atau obat P58.5 Jaundice neonatus akibat darah maternal P58.8 Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan lain yang dijelaskan P58.9 Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan, tidak dijelaskan P59. Jaundice neonatus akibat penyebab lain dan tidak dijelaskan Kecuali: akibat kesalahan metabolisme sejak lahir (E70-E90), kernikterus (P57.-) P59.0 Jaundice neonatus yang terkait dengan kelahiran preterm Hiperbilirubinaemia pada prematuritas Jaundice akibat konjugasi terlambat yang terkait dengan kelahiran preterm P59.1 Inspissated bile syndrome – [sindroma pemekatan empedu] P59.2 Jaundice neonatus akibat kerusakan lain dan tidak dijelaskan pada sel-sel hati Kecuali: hepatitis virus kongenital (P35.3) P59.3 Jaundice neonatus akibat inhibitor ASI P59.8 Jaundice neonatus akibat penyebab lain yang dijelaskan P59.9 Jaundice neonatus, tidak dijelaskan Jaundice fisiologis (berat)(berlangsung lama) NOS P60. Disseminated intravascular coagulation [DIC] pada janin dan neonatus Sindroma defibrinasi janin dan neonatus P61. Kelainan hematologis perinatal lain Kecuali: hipogammaglobulinaemia sementara bayi (D80.7) P61.0 Trombositopenia neonatus sementara



857

P61.1 P61.2 P61.3 P61.4 P61.5 P61.6 P61.8 P61.9

Trombositopenia neonatus akibat: idiopathic maternal thrombocytopenia isoimmunisasi, exchange transfusion – [penukaran darah] Polycythaemia neonatorum Anaemia pada prematuritas Anemia kongenital akibat kehilangan darah janin Anemia kongenital lain, not elsewhere classified Anemia kongenital NOS Neutropenia neonatus sementara Kelainan koagulasi neonatus sementara lainnya Kelainan hematologis perinatal lain yang dijelaskan Kelainan hematologis perinatal, tidak dijelaskan

Kelainan endokrin dan metabolik sementara khusus pada janin dan neonatus (P70-P74) Termasuk:

kekacauan endokrin dan metabolik sementara akibat respons bayi terhadap faktor endokrin dan metabolik ibu, atau penyesuaiannya pada kehidupan luar rahim.

P70 Kelainan sementara metabolisme karbohidrat khusus pada janin dan neonatus P70.0 Sindroma bayi dari ibu dengan diabetes gestasional P70.1 Sindroma bayi dari ibu dengan diabetes Diabetes mellitus maternal (ada sebelumnya) mengganggu janin atau neonatus (dengan hipoglikemia) P70.2 Diabetes mellitus neonatus P70.3 Hipoglikemia neonatus iatrogenik P70.4 Hipoglikemia neonatus lainnya Hipoglikemia neonatus sementara P70.8 Kelainan sementara metabolisme karbohidrat janin dan neonatus lainnya P70.9 Kelainan sementara metabolisme karbohidrat janin dan neonatus, tidak dijelaskan P71 Kelainan sementara metabolisme kalsium dan magnesium pada neonatus P71.0 Hipokalsemia susu sapi pada neonatus P71.1 Hipokalsemia neonatus lainnya Kecuali: hipoparatiroidisme neonatus (P71.4) P71.2 Hipomagnesaemia neonatus P71.3 Tetani neonatus tanpa defisiensi kalsium atau magnesium Tetani neonatus NOS P71.4 Hipoparatiroidism neonatus sementara P71.8 Kelainan metabolisme Ca dan Mg neonatus sementara lainnya P71.9 Kelainan metabolisme Ca dan Mg sementara pada neonatus, tidak dijelaskan P72 Kelainan sementara endokrin neonatus lainnya Kecuali: hipotiroidisme kongenital dengan atau tanpa goitre (E03.0-E03.1) dyshormogenetic goitre (E07.1), sindroma Pendred (E07.1) P72.0 Goiter neonatus, not elsewhere classified Goiter kongenital sementara dengan fungsi normal P72.1 Hyperthyroidisme neonatus sementara Tirotoksikosis neonatus



858

P72.2 Kelainan fungsi tiroid neonatus sementara lainnya , not elsewhere classified Hipotiroidism neonatus sementara P72.8 Kelainan endokrin neonatus sementara lainnya yang dijelaskan P72.9 Kelainan endokrin pada neonatus neonatus, tidak dijelaskan P74 Kekacauan sementara elektrolit dan metabolik neonatus lainnya P74.0 Asidosis metabolik terlambat pada neonatus P74.1 Dehidrasi neonatus P74.2 Kekacauan keseimbangan sodium neonatus P74.3 Kekacauan keseimbangan potassium neonatus P74.4 Kekacauan elektrolit neonatus sementara lainnya P74.5 Tirosinaemia neonatus sementara P74.8 Kekacauan metabolik neonatus sementara lainnya P74.9 Kekacauan metabolik neonatus sementara, tidak dijelaskan

Kelainan sistem pencernaan janin dan neonatus (P75-P78) P75* Ileus mekonium (E84.1†) P76. Obstruksi usus lain pada neonatus Kecuali: obstruksi usus yang bisa diklasifikasikan pada K56.P76.0 Meconium plug syndrome – [sindroma sumbatan mekonium] P76.1 Ileus neonatus sementara Kecuali: penyakit Hirschsprung (Q43.1) P76.2 Obstruksi usus akibat susu yang merembes P76.8 Obstruksi usus neonatus lain yang dijelaskan P76.9 Obstruksi usus neonatus, tidak dijelaskan P77. Enterokolitis nekrotikans janin dan neonatus P78. Kelainan sistem pencernaan perinatal lainnya Kecuali: perdarahan gastrointestinum neonatus (P54.0-P54.3) P78.0 Perforasi usus perinatal Peritonitis mekonium P78.1 Peritonitis neonatus lainnya Peritonitis neonatus NOS P78.2 Hematemesis dan melena neonatus akibat darah ibu tertelan P78.3 Diare neonatus non-infektif Diare neonatus NOS Kecuali: di negara tempat kondisi ini dianggap menular (A09) P78.8 Kelainan sistem pencernaan perinatal lain yang dijelaskan Sirosis (hepatis) kongenital, ulkus peptikum neonatus P78.9 Kelainan sistem pencernaan perinatal, tidak dijelaskan

Kondisi yang melibatkan integumen dan pengaturan suhu janin dan neonatus (P80P83) P80. Hipotermia neonatus 

859

P80.0 Cold injury syndrome – sindroma cedera dingin Hipotermia berat dan biasanya kronis, dengan kulit pink (pink flushed appearance), edema, serta kelainan neurologis dan biokimiawi. Kecuali: hipotermia ringan neonatus (P80.8) P80.8 Hipotermia neonatus lainnya Hipotermia ringan neonatus P80.9 Hipotermia neonatus, tidak dijelaskan P81. Kekacauan pengaturan suhu neonatus lainnya P81.0 Hipertermia lingkungan pada neonatus P81.8 Kekacauan pengaturan suhu neonatus lainnya yang dijelaskan P81.9 Kekacauan pengaturan suhu neonatus, tidak dijelaskan Demam neonatus NOS P83. Kondisi integumen lain yang khusus pada janin dan neonatus Kecuali: sindroma kulit melepuh (scalded skin) akibat staphylococcus (L00) cradle cap (L21.0) – deposit kuning pada scalp bayi, akibat seborrhoea dermatitis diaper [napkin] (L22), infeksi kulit neonatus (P39.4), hidrops fetalis akibat penyakit hemolitika (P56.-) malformasi kongenital kulit dan integumen (Q80-Q84) P83.0 Sclerema neonatorum P83.1 Erythema toxicum neonatorum P83.2 Hidrops fetalis yang bukan akibat penyakit hemolitika Hidrops fetalis NOS P83.3 Edema lain dan tidak dijelaskan khusus pada janin dan neonatus P83.4 Breast engorgement of newborn – pembesaran mammae neonatus Mastitis noninfektif neonatus P83.5 Hidrokel kongenital P83.6 Polip umbilikus neonatus P83.8 Kondisi integumen lain yang dijelaskan yang khusus pada janin dan neonatus Bronze baby syndrome, skleroderma neonatus, urtikaria neonatorum P83.9 Kondisi integumen yang khusus pada janin dan neonatus, tidak dijelaskan

Kelainan lain yang berawal pada masa perinatal (P90-P96) P90. Konvulsi neonatus Kecuali: konvulsi ringan neonatus - benign neonatal convulsions (familial) (G40.3) P91. Kekacauan status serebri lain pada neonatus P91.0 Iskemia serebri neonatus P91.1 Kista periventrikel neonatus yang didapat P91.2 Leukomalasia serebri neonatus P91.3 Irritabilitas serebri neonatus P91.4 Depresi serebri neonatus P91.5 Koma neonatus P91.8 Kekacauan status serebri lain yang dijelaskan pada neonatus P91.9 Kekacauan status serebri lain neonatus, tidak dijelaskan P92. Masalah pemberian makanan neonatus - Feeding problems of newborn



860

P92.0 P92.1 P92.2 P92.3 P92.4 P92.5 P92.8 P92.9

Muntah pada neonatus Regurgitasi dan ruminasi pada neonatus Pemberian makanan lambat pada neonatus Pemberian makanan sedikit pada neonatus Pemberian makanan berlebihan pada neonatus Kesulitan pemberian ASI pada neonatus Masalah pemberian makanan neonatus lainnya Masalah pemberian makanan neonatus, tidak dijelaskan

P93. Reaksi dan intoksikasi akibat obat yang diberikan kepada janin dan neonatus Grey syndrome akibat pemberian chloramphenicol kepada neonatus Kecuali: gejala putus obat dari penggunaan obat terapi pada neonatus (P96.2) jaundice akibat obat atau toksin dari ibu atau diberikan kepada neonatus (P58.4) reaksi dan intoksikasi akibat opiat, penenang, dan pengobatan lain pada ibu (P04.0P04.1, P04.4) P94. Kelainan tonus otot neonatus P94.0 Myasthenia gravis neonatus sementara Kecuali: myasthenia gravis (G70.0) P94.1 Hipertonia kongenital P94.2 Hipotonia kongenital Nonspecific floppy baby syndrome P94.8 Kelainan lain tonus otot neonatus P94.9 Kelainan tonus otot neonatus, tidak dijelaskan P95. Kematian janin dengan penyebab yang tidak dijelaskan Deadborn fetus NOS, stillbirth NOS P96. Kondisi lain yang berawal dari masa perinatal P96.0 Kegagalan ginjal kongenital Uremia neonatus P96.1 Gejala putus obat neonatus akibat penggunaan obat addiksi oleh ibu Sindroma putus obat pada janin dari ibu yang tergantung obat tersebut Kecuali: reaksi dan intoksikasi akibat opiat dan penenang waktu melahirkan (P04.0) P96.2 Gejala putus obat dari penggunaan obat untuk terapi neonatus P96.3 Sutura kranialis lebar pada neonatus Kraniotabes neonatus P96.4 Pengakhiran kehamilan, janin dan neonatus Kecuali: pengakhiran kehamilan (ibu) (O04.-) P96.5 Komplikasi prosedur intrauterus, not elsewhere classified P96.8 Kondisi lain yang dijelaskan yang dimulai pada masa perinatal P96.9 Kondisi yang dimulai pada masa perinatal, tidak dijelaskan Debilitas kongenital NOS



861

BAB XVII MALFORMASI, DEFORMASI DAN KELAINAN KROMOSOM KONGENITAL (Q00-Q99) Kecuali: kesalahan metabolisme sejah lahir (E70-E90)

Blok-blok pada bab ini adalah sebagai berikut: Q00-Q07 Q10-Q18 Q20-Q28 Q30-Q34 Q35-Q37 Q38-Q45 Q50-Q56 Q60-Q64 Q65-Q79 Q80-Q89 Q90-Q99

Malformasi kongenital sistem syaraf Malformasi kongenital mata, telinga, muka dan leher Malformasi kongenital sistem sirkulasi Malformasi kongenital sistem pernafasan Cleft lip dan cleft palate Malformasi kongenital sistem pencernaan lain Malformasi kongenital organ-organ genital Malformasi kongenital sistem perkemihan Malformasi dan deformasi kongenital sistem muskuloskeleton Malformasi kongenital lainnya Kelainan kromosom, not elsewhere classified

Malformasi kongenital sistem syaraf (Q00-Q07) Q00. Anencephaly dan malformasi yang mirip dengannya Q00.0 Anensefali Acephaly, hemianencephaly, hemicephaly, amyelencephaly, acrania Q00.1 Kraniorakhiskhisis – (kepala terbuka penuh, cacad penutupan kepala) Q00.2 Iniensefali – (pembesaran foramen magnum, otak dan medulla spinalis menyatu) Q01. Ensefalokel Termasuk: meningokel serebri; hidromeningokel kranialis meningoensefalokel, ensefalomielokel; hidroensefalokel; Kecuali: sindroma Meckel-Gruber (Q61.9) Q01.0 Ensefalokel frontalis Q01.1 Ensefalokel nasofrontalis Q01.2 Ensefalokel oksipitalis Q01.8 Ensefalokel pada situs lain Q01.9 Ensefalokel, tidak dijelaskan Q02. Microcephaly Hidromikrosefali, mikrensefalon Kecuali: sindroma Meckel-Gruber (Q61.9) Q03. Hidrosefalus kongenital 

862

Termasuk: hidrosefalus neonatus Kecuali: sindroma Arnold-Chiari (Q07.0), hidrosefalus: didapat (G91.-), akibat toxoplasmosis kongenital (P37.1), dengan spina bifida (Q05.0-Q05.4) Q03.0 Malformasi aquaeduktus Sylvii Anomali; obstruksi kongenital, stenosis: aqueductus Sylvii Q03.1 Atresia foramen Magendie dan foramen Luschka Sindroma Dandy-Walker Q03.8 Hidrosefalus kongenital lainnya Q03.9 Hidrosefalus kongenital, tidak dijelaskan Q04. Malformasi otak kongenital lainnya Kecuali: siklopia (Q87.0), makrosefali (Q75.3) Q04.0 Malformasi kongenital korpus kallosum Agenesis korpus kallosum Q04.1 Arhinensefali Q04.2 Holoprosensefali – kegagalan forebrain membelah dengan benar Q04.3 Deformitas reduksi lain pada otak Suatu bagian otak: absen, agenesis, aplasia, hipoplasia Agyria, mikrogyria, pachygyria Hidranensefali, lissensefali, Kecuali: malformasi kongenital korpus kallosum (Q04.0) Q04.4 Septo-optic displasia Q04.5 Megalensefali Q04.6 Kista serebri kongenital Porensefali, skizensefali Kecuali: acquired porencephalic cyst (G93.0) Q04.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada otak Makrogyria Q04.9 Malformasi kongenital otak, tidak dijelaskan Anomali, anomali ganda, deformasi, penyakit atau lesi: kongenital otak NOS Q05 Spina bifida Termasuk: hidromeningokel (spinal), meningokel (spinal) mielokel, meningomielokel, mielomeningokel, siringomielokel rachischisis, spina bifida (aperta)(cystica) Kecuali: sindroma Arnold-Chiari (Q07.0), spina bifida occulta (Q76.0) Q05.0 Spina bifida servikalis dengan hidrosefalus Q05.1 Spina bifida torakalis dengan hidrosefalus Spina bifida dorsalis atau torakolumbalis dengan hidrosefalus Q05.2 Spina bifida lumbalis dengan hidrosefalus Spina bifida lumbosakralis dengan hidrosefalus Q05.3 Spina bifida sakralis dengan hidrosefalus Q05.4 Spina bifida tidak dijelaskan dengan hidrosefalus Q05.5 Spina bifida servikalis tanpa hidrosefalus Q05.6 Spina bifida torakalis tanpa hidrosefalus 

863

Spina bifida: dorsalis NOS, torakolumbalis NOS Q05.7 Spina bifida lumbalis tanpa hidrosefalus Spina bifida lumbosakralis NOS Q05.8 Spina bifida sakralis tanpa hidrosefalus Q05.9 Spina bifida, tidak dijelaskan Q06 Malformasi medulla spinalis kongenital lainnya Q06.0 Amyelia Q06.1 Hypoplasia and dysplasia of spinal cord Atelomyelia, myelatelia, myelodysplasia medulla spinalis Q06.2 Diastematomyelia Q06.3 Malformasi kauda equina kongenital lainnya Q06.4 Hydromyelia Hydrorachis Q06.8 Malformasi medulla spinalis kongenital lain yang dijelaskan Q06.9 Malformasi medulla spinalis kongenital, tidak dijelaskan Medulla spinalis atau meningen: anomali, deformitas, penyakit atau lesi kongenital: NOS Q07 Malformasi sistem syaraf kongenital lainnya Kecuali: familial dysautonomia [Riley-Day] (G90.1) neurofibromatosis (nonmalignant) (Q85.0) Q07.0 Sindroma Arnold-Chiari– [malformasi basis tengkorak sehingga bagian serebellum masuk ke kanalis spinalis] Q07.8 Malformasi sistem syaraf kongenital lain yang dijelaskan Agenesis syaraf, pergeseran posisi pleksus brakhialis Sindroma jaw-winking, sindroma Marcus Gunn Q07.9 Malformasi sistem syaraf kongenital, tidak dijelaskan Sistem syaraf dengan: anomali, deformitas, penyakit atau lesi: kongenital NOS

Malformasi kongenital mata, telinga, muka dan leher (Q10-Q18) Kecuali: cleft lip dan cleft palate (Q35-Q37) malformasi kongenital pada: parathyroid gland (Q89.2), thyroid gland (Q89.2) vertebra servikalis (Q05.0, Q05.5, Q67.5, Q76.0-Q76.4) hidung (Q30.-), larynx (Q31.-), lip NEC (Q38.0) Q10 Malformasi kongenital pada kelopak, aparatus lakrimalis, dan orbita Kecuali: cryptophthalmos: NOS (Q11.2), syndrome (Q87.0) [crypto- = tersembunyi] Q10.0 Ptosis kongenital Q10.1 Ektropion kongenital Q10.2 Entropion kongenital Q10.3 Malformasi kongenital lain pada kelopak mata Absen atau agenesis: cilia (bulu mata), kelopak mata Kelopak mata atau otot mata tambahan (accessory) Ablepharon, blepharophimosis kongenital, koloboma kelopak mata Malformasi kongenital kelopak mata NOS 

864

Q10.4 Absen dan agenesis apparatus lakrimalis Absen punctum lacrimale Q10.5 Stenosis dan striktur kongenital duktus lakrimalis Q10.6 Malformasi kongenital lain apparatus lakrimalis Malformasi kongenital apparatus lakrimalis NOS Q10.7 Malformasi kongenital orbita Q11 Q11.0 Q11.1 Q11.2

Anophthalmos, microphthalmos dan macrophthalmos Cystic eyeball Anophthalmos lain: agenesis atau aplasia mata Microphthalmos Dysplasia, hipoplasia: mata Cryptophthalmos NOS, mata rudimenter Kecuali: Sindroma cryptophthalmos (Q87.0) Q11.3 Macrophthalmos Kecuali: macrophthalmos pada glaukoma kongenital (Q15.0) Q12 Malformasi kongenital lensa Q12.0 Katarak kongenital Q12.1 Displasia lensa kongenital Q12.2 Koloboma (fissura) lensa Q12.3 Aphakia kongenital Q12.4 Spherophakia Q12.8 Malformasi kongenital lensa lainnya Q12.9 Malformasi kongenital lensa, tidak dijelaskan Q13 Malformasi kongenital segmen anterior mata Q13.0 Koloboma iris Koloboma NOS Q13.1 Absen iris - aniridia Q13.2 Malformasi kongenital lain pada iris Anisokoria kongenital, atresia pupil, corectopia (ektopia pupil) Malformasi kongenital of iris NOS Q13.3 Congenital corneal opacity Q13.4 Malformasi kongenital lain pada kornea Malformasi kongenital kornea NOS, microcornea, anomali Peter Q13.5 Blue sclera Q13.8 Malformasi kongenital lain pada segmen anterior mata Anomali Rieger Q13.9 Malformasi kongenital segmen anterior mata, tidak dijelaskan Q14 Malformasi kongenital segmen posterior mata Q14.0 Malformasi kongenital vitreous humour Vitreous opak kongenital Q14.1 Malformasi kongenital retina Aneurysma retina kongenital Q14.2 Malformasi kongenital optic disc



865

Koloboma diskus optikus Q14.3 Malformasi kongenital khoroid Q14.8 Malformasi kongenital lain segmen posterior mata Koloboma fundus Q14.9 Malformasi kongenital segmen posterior mata, tidak dijelaskan Q15 Malformasi kongenital lain pada mata Kecuali: ocular albinism (E70.3), nystagmus kongenital (H55), retinitis pigmentosa (H35.5) Q15.0 Glaukoma kongenital Buphthalmos, hydrophthalmos, glaukoma neonatus Macrophthalmos pada glaukoma kongenital Keratoglobus kongenital, megalokornea Q15.8 Malformasi kongenital lain pada mata yang dijelaskan Q15.9 Malformasi kongenital mata, tidak dijelaskan Anomali atau deformitas kongenital pada mata: Q16 Malformasi kongenital telinga sehingga mengganggu pendengaran Kecuali: congenital deafness (H90.-) Q16.0 Absen kongenital aurikula (telinga) Q16.1 Absen kongenital, atresia dan striktura kanalis auditorius (external) Atresia atau striktura osseous meatus (saluran tulang) Q16.2 Absen tuba eustachia Q16.3 Malformasi kongenital tulang-tulang pendengaran Fusi tulang-tulang pendengaran Q16.4 Malformasi kongenital lain telinga tengah Malformasi kongenital telinga tengah NOS Q16.5 Malformasi kongenital telinga dalam Anomaly: labirinth membranosa, organ Corti Q16.9 Malformasi kongenital telinga yang mengganggu pendengaran, tidak dijelaskan Absen telinga kongenital NOS Q17 Malformasi kongenital lain ear Kecuali: sinus preauricular (Q18.1) Q17.0 Accessory auricle [daun telingan berlebih] Tragus (rawan di depan liang telinga luar) tambahan; polyotia, Preauricular appendage or tag; telinga atau lobulus berjumlah banyak Q17.1 Makrotia Q17.2 Mikrotia Q17.3 Other misshapen ear: Pointed ear (telinga runcing) Q17.4 Misplaced ear [telinga salah letak] Low-set ears Kecuali: cervical auricle (Q18.2) Q17.5 Prominent ear [telinga menonjol, Bat ear Q17.8 Malformasi kongenital lain pada telinga yang dijelaskan Absen kongenital lobus telinga Q17.9 Malformasi kongenital telinga, tidak dijelaskan 

866

Congenital anomaly of ear NOS Q18 Malformasi kongenital lain pada muka dan leher Kecuali: kelainan dentofasial [Termasuk maloklusi] (K07.-) cleft lip and cleft palate (Q35-Q37), kondisi pada Q67.0-Q67.4, malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka (Q75.-) cyclopia (Q87.0), sindroma malformasi yang mengganggu tampilan muka (Q87.0) duktus tiroglosus persisten (Q89.2) Q18.0 Sinus, fistula dan kista pada branchial cleft Branchial vestige Q18.1 Preauricular sinus and cyst Fistula (pada): aurikula (kongenital), cervicoaura Q18.2 Malformasi lain branchial cleft Malformasi branchial cleft NOS, cervical auricle, otocephaly Q18.3 Webbing of neck – Pterygium colli Q18.4 Macrostomia Q18.5 Microstomia Q18.6 Macrocheilia [hipertrofi bibir kongenital] Q18.7 Microcheilia Q18.8 Malformasi kongenital lain pada muka dan leher, dijelaskan Kista, fistula atau sinus mdialis pada muka dan leher: Q18.9 Malformasi kongenital lain pada muka dan leher, tidak dijelaskan Kelainan kongenital NOS pada muka dan leher

Malformasi kongenital sistem sirkulasi (Q20-Q28) Q20 Malformasi kongenital rongga dan koneksi jantung Kecuali: dextrocardia dengan situs inversus (Q89.3) mirror-image atrial arrangement dengan situs inversus (Q89.3) Q20.0 Common arterial trunk Truncus arteriosus persistent Q20.1 Double outlet right ventricle [ lobang keluar kembar pada ventrikel kanan] Sindroma Taussig-Bing Q20.2 Double outlet left ventricle [lobang keluar kembar pada ventrikel kiri] Q20.3 Discordant ventriculoarterial connection Dextrotransposisi aorta, transposisi pembuluh besar (komplit) Q20.4 Double inlet ventricle [lobang masuk kembar pada ventrikel] Common ventricle, cor triloculare biatriatum, ventrikel tunggal Q20.5 Koneksi atrioventricular tidak semestinya Transposisi terkoreksi, laevotransposition, inversi ventrikel Q20.6 Isomerisme pada atrial appendages Isomerisme pada atrial appendages dengan asplenia atau polysplenia Q20.8 Malformasi kongenital lain rongga jantung dan konneksinya



867

Q20.9 Malformasi kongenital rongga jantung dan koneksinya, tidak dijelaskan Q21 Malformasi kongenital septum jantung Kecuali: Cacad katup jantung didapat (I51.0) Q21.0 Ventricular septal defect – cacad septum ventrikel Q21.1 Atrial septal defect – cacad septum atrium Cacad sinus koronarius, cacad sinus venosus Foramen ovale patent atau persisten Ostium secundum defect (type II) patent atau persisten Q21.2 Atrioventricular septal defect – cacad septum AV Common atrioventricular canal – ventrikel menyatu Endocardial cushion defect – cacad lapisan endokardium Ostium primum atrial septal defect (type I) Q21.3 Tetralogy Fallot Cacad septum ventrikel dengan stenosis atau atresia pulmonalis, dextroposisi aorta dan hipertrofi ventrikel kanan. Q21.4 Aortopulmonary septal defect – cacad batas aorta dan a. Pulmonalis Aortic septal defect Aortopulmonary window Q21.8 Malformasi septum jantung kongenital lain Eisenmenger's syndrome Pentalogy of Fallot Q21.9 Malformasi kongenital septum jantung, tidak dijelaskan Septal (heart) defect NOS Q22 Malformasi kongenital katup pulmonalis dan trikuspid Q22.0 Atresia katup pulmonalis Q22.1 Stenosis kongenital katup pulmonalis Q22.2 Insufisiensi kongenital katup pulmonalis Regurgitasi kongenital katup pulmonalis Q22.3 Malformasi kongenital lain katup pulmonalis Malformasi kongenital katup pulmonalis NOS Q22.4 Stenosis kongenital trikuspid Atresia trikuspid Q22.5 Anomaly Ebstein Q22.6 Sindroma jantung kanan hipoplastik Q22.8 Malformasi kongenital lain katup trikuspid Q22.9 Malformasi kongenital katup trikuspid, tidak dijelaskan Q23 Malformasi kongenital katup aorta and mitral Q23.0 Stenosis kongenital katup aorta Atresia atau stenosis kongenital katup aorta: Kecuali: stenosis kongenital subaorta (Q24.4) pada hypoplastic left heart syndrome (Q23.4) Q23.1 Insufisiensi kongenital katup aorta Katup aorta bikuspid Insufisiensi kongenital aorta Q23.2 Stenosis kongenital katup mitral 

868

Atresia kongenital katup mitral Q23.3 Insufisiensi kongenital katup mitral Q23.4 Sindroma jantung kiri hipoplastik Atresia atau hipoplasia nyata pada lobang atau katup aorta, dengan hipoplasia aorta asendens dan cacad perkembangan ventrikel kiri (dengan stenosis atau atresia katup mitral). Q23.8 Malformasi kongenital lain katup aorta and mitral Q23.9 Malformasi kongenital katup aorta and mitral, tidak dijelaskan Q24 Malformasi kongenital lain pada jantung Kecuali: endocardial fibroelastosis (I42.4) Q24.0 Dextrocardia Kecuali: isomerisme pada atrial appendages (Q20.6) dextrocardia dengan situs inversus (Q89.3) susunan mirror-image atrium dengan situs inversus (Q89.3) Q24.1 Laevocardia Q24.2 Cor triatriatum – jantung dengan tiga atrium Q24.3 Stenosis infundibularis pulmonalis Q24.4 Stenosis kongenital subaorta Q24.5 Malformasi pembuluh koroner Aneurisma kongenital (arteri) koronaria Q24.6 Congenital heart block Q24.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada jantung Diverticulum kongenital ventrikel kiri Malformasi kongenital: miokardium, perikardium Malposisi jantung, penyakit Uhl Q24.9 Malformasi kongenital jantung, tidak dijelaskan Anomali atau penyakit kongenital NOS pada jantung Q25 Malformasi kongenital arteri besar Q25.0 Patent duktus arteriosus Patent ductus Botallo Persistent ductus arteriosus Q25.1 Coarctatio aorta – penyempitan aorta Coarctatio aorta (preductal)(postductal) – sebelum/sesudah duktus arterosus Q25.2 Atresia aorta Q25.3 Stenosis aorta Supravalvular aortic stenosis Kecuali: stenosis kongenital aorta (Q23.0) Q25.4 Malformasi kongenital lain aorta Aorta: absen, aplasia, aneurisma kongenital, dilatasi kongenital Hipoplasia aorta Konvolusi arkus aorta atau arkus aorta kanan yang menetap (persistent) Double aortic arch [cincin vaskuler aorta] Aneurisma sinus Valsalva (mengalami ruptur) Kecuali: hipoplasia aorta pada hypoplastic left heart syndrome (Q23.4) Q25.5 Atresia arteri pulmonalis Q25.6 Stenosis arteri pulmonalis 

869

Q25.7 Malformasi kongenital lain arteri pulmonalis Arteri pulmonalis: agenesis, aneurisma, anomali, hipoplasia Arteri pulmonalis aberrant (salah letak), Aneurisma arteriovena pulmonalis Q25.8 Malformasi kongenital lain arteri besar Q25.9 Malformasi kongenital arteri besar, tidak dijelaskan Q26 Malformasi kongenital vena besar Q26.0 Stenosis kongenital vena cava Stenosis kongenital vena cava (inferior)(superior) Q26.1 Superior vena cava kiri menetap (persistent) Q26.2 Anomali total koneksi vena pulmonalis Q26.3 Anomali partial koneksi vena pulmonalis Q26.4 Anomali koneksi vena pulmonalis, tidak dijelaskan Q26.5 Anomali koneksi vena porta Q26.6 Fistula vena porta – arteri hepatika Q26.8 Malformasi kongenital lain vena besar Absen v. cava (inferior)(superior), Penerusan vena cava inferior ke v. Azygos, Vena kardinalis sinistro-posterior persistent, Sindroma scimitar (seperti golok) Q26.9 Malformasi kongenital vena besar, tidak dijelaskan Anomali vena cava (inferior)(superior) NOS

Q27 Malformasi kongenital lain sistem pembuluh darah perifer Kecuali: aneurisma retina kongenital (Q14.1), anomali av coronaria (Q24.5), anomali arteri pulmonalis (Q25.5-Q25.7) anomali av cerebralis dan precerebralis (Q28.0-Q28.3) haemangioma dan lymphangioma (D18.-) Q27.0 Absen dan hipoplasia kongenital arteri umbilikalis Single umbilical artery – a. umbilikalis tunggal Q27.1 Stenosis kongenital arteri renalis Q27.2 Malformasi kongenital lain arteri renalis Malformasi kongenital arteri renalis NOS, Arteri renalis ganda Q27.3 Malformasi arteriovena perifer Aneurisma arteriovena Kecuali: aneurisma arteriovena didapat (I77.0) Q27.4 Phlebektasia kongenital Q27.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada sistem vaskuler perifer A. subclavia aberrant, Absen arteri atau vena NEC, atresia arteri atau vena NEC Striktura arteri kongenital Aneurisma (perifer) kongenital Varix kongenital: Q27.9 Malformasi kongenital sistem vaskuler perifer, tidak dijelaskan Anomali arteri atau vena NOS 

870

Q28 Malformasi kongenital lain sistem sirkulasi Kecuali: aneurisma kongenital: NOS (Q27.8), perifer (Q27.8) retina (Q14.1), koroner (Q24.5), pulmonalis (Q25.7), ruptur pada: malformasi arteriovena serebralis (I60.8) malformasi pembuluh preserebralis (I72.-) Q28.0 Malformasi arteriovena pembuluh preserebralis Aneurisma arteriovena preserebralis kongenital (nonruptured) Q28.1 Malformasi lain pembuluh preserebralis Malformasi kongenital av. preserebralis NOS Aneurisma kongenital preserebralis (nonruptured) Q28.2 Malformasi arteriovena pembuluh cerebralis Malformasi arteriovena otak NOS, Aneurisma kongenital av serebralis (nonruptured) Q28.3 Malformasi lain pembuluh serebralis Malformasi kongenital av serebralis NOS Aneurisma serebralis kongenital (nonruptured) Q28.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada sistem sirkulasi Aneurisma kongenital, situs dijelaskan NEC Q28.9 Malformasi kongenital sistem sirkulasi, tidak dijelaskan

Malformasi kongenital sistem pernafasan (Q30-Q34) Q30 Malformasi kongenital hidung Kecuali: deviasi kongenital septum hidung(Q67.4) Q30.0 Atresia choanae Atresia nares (anterior)(posterior) Stenosis kongenital nares (anterior)(posterior) Q30.1 Hidung agenesis dan kurang berkembang Absen kongenital hidung Q30.2 Hidung retak, cekung dan belah Q30.3 Perforasi kongenital septum nasalis Q30.8 Malformasi kongenital lain hidung Accessory nose – hidung tambahan Anomali kongenital dinding sinus hidung Q30.9 Malformasi kongenital hidung, tidak dijelaskan Q31 Malformasi kongenital larynx Q31.0 Web pada larynx Web pada: larynx: NOS, glottis, subglottis Q31.1 Stenosis kongenital subglottis 

871

Q31.2 Hipoplasia larynx Q31.3 Laryngokel Q31.4 Stridor larynx kongenital Stridor kongenital (larynx) NOS Q31.8 Malformasi kongenital lain pada larynx rawan cricoid, thyroid, epiglottis, glottis, larynx:: absen, agenesis, atau atresia cleft thyroid cartilage – rawan tiroid belah posterior cleft of cricoid cartilage – rawan cricoid belah di belakang fissura epiglottis stenosis kongenital larynx NEC, Q31.9 Malformasi kongenital larynx, tidak dijelaskan Q32 Malformasi kongenital trachea dan bronchus Kecuali: bronkhiektasis kongenital (Q33.4) Q32.0 Tracheomalasia kongenital Q32.1 Malformasi kongenital lain pada trachea Anomali rawan trakhea Atresia trakhea Trakheokel kongenital Trakhea dengan dilatasi, malformasi, dan stenosis kongenital Q32.2 Bronchomalasia kongenital Q32.3 Stenosis kongenital bronkhus Q32.4 Malformasi kongenital lain bronkhus Bronkhus: absen, agenesis, atresia, divertikulum, malformasi kongenital NOS Q33 Malformasi kongenital paru-paru Q33.0 Congenital cystic lung - paru-paru berisi kista kongential Congenital honeycomb lung Congenital cystic atau polycystic lung disease Kecuali: cystic lung disease, didapat atau tidak dijelaskan (J98.4) Q33.1 Accessory lobe pada paru-paru – lobus tambahan Q33.2 Sequestrasi paru-paru - pemisahan Q33.3 Agenesis paru-paru Absen (lobus) paru-paru Q33.4 Bronkhiektasia kongenital Q33.5 Jaringan ektopik dalam paru-paru Q33.6 Hipoplasia dan displasia paru-paru Kecuali: hipoplasia paru-paru yang terkait dengan kehamilan singkat (P28.0) Q33.8 Malformasi kongenital lain pada paru-paru Q33.9 Malformasi kongenital paru-paru, tidak dijelaskan Q34 Malformasi kongenital lain pada sistem pernafasan Q34.0 Anomali pleura Q34.1 Kista kongenital mediastinum Q34.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada sistem pernafasan Atresia nasopharynx Q34.9 Malformasi kongenital sistem pernafasan, tidak dijelaskan 

872

Absen kongenital organ pernafasan Anomali kongenital NOS organ pernafasan

Cleft lip dan cleft palate (Q35-Q37) Kecuali: Sindroma Robin (Q87.0) Q35 Cleft palate Termasuk: fissura palatum, palatoskhisis Kecuali: cleft palate dengan cleft lip (Q37.-) Q35.0 Cleft hard palate, bilateral Q35.1 Cleft hard palate, unilateral, NOS Q35.2 Cleft soft palate, bilateral Q35.3 Cleft soft palate, unilateral, NOS Q35.4 Cleft hard palate dengan cleft soft palate, bilateral Q35.5 Cleft hard palate dengan cleft soft palate, unilateral; NOS Q35.6 Cleft palate, medial Q35.7 Cleft uvula Q35.8 Cleft palate, tidak dijelaskan, bilateral Q35.9 Cleft palate, tidak dijelaskan, unilateral, NOS Q36 Cleft lip Termasuk: cheiloschisis, labioskhisis, fissura kongenital bibir, harelip, labium leporinum Kecuali: cleft lip dengan cleft palate (Q37.-) Q36.0 Cleft lip, bilateral Q36.1 Cleft lip, medial Q36.9 Cleft lip, unilateral, NOS Q37 Cleft palate dengan cleft lip Q37.0 Cleft hard palate dengan cleft lip, bilateral Q37.1 Cleft hard palate dengan cleft lip, unilateral, NOS Q37.2 Cleft soft palate dengan cleft lip, bilateral Q37.3 Cleft soft palate dengan cleft lip, unilateral, NOS Q37.4 Cleft hard and soft palate dengan cleft lip, bilateral Q37.5 Cleft hard and soft palate dengan cleft lip, unilateral, NOS Q37.8 Cleft palate yang tidak dijelaskan dengan cleft lip, bilateral Q37.9 Cleft palate yang tidak dijelaskan dengan cleft lip, unilateral, NOS

Malformasi kongenital sistem pencernaan lain (Q38-Q45) Q38 Malformasi kongenital lain tongue, mouth and pharynx Kecuali: macrostomia (Q18.4), microstomia (Q18.5) Q38.0 Malformasi kongenital bibir, not elsewhere classified Fistula kongenital bibir, malformasi kongenital bibir NOS Sindroma Van der Woude Kecuali: cleft lip (Q36.-), cleft lip dengan cleft palate (Q37.-) 

873

macrocheilia (Q18.6), microcheilia (Q18.7) Q38.1 Ankiloglossia Tongue tie [lidah kaku, seperti dasi] Q38.2 Makroglossia Q38.3 Malformasi kongenital lidah lainnya Aglossia, hipoglossia, mikroglossia Hipoplasia lidah, lidah bifida [belah seperti bercabang] Adhesi kongenital lidah, fissura kongenital lidah Malformasi kongenital lidah NOS Q38.4 Malformasi kongenital kelenjar dan saluran saliva Kelenjar atau saluran saliva: absen, atresia, tambahan Fistula kongenital kelenjar saliva Q38.5 Malformasi palatum kongenital, n.e.c. Absen uvula, high arched palate [palatum melengkung tinggi] Malformasi kongenital palatum NOS, Kecuali: cleft palate (Q35.-), cleft palate dengan cleft lip (Q37.-) Q38.6 Malformasi kongenital mulut lainnya Malformasi kongenital mulut NOS Q38.7 Pharyngeal pouch Divertikulum pharynx Kecuali: pharyngeal pouch syndrome (D82.1) Q38.8 Malformasi kongenital pharynx lainnya, NOS Q39 Malformasi kongenital oesophagus Q39.0 Atresia esophagus tanpa fistula Atresia esophagus NOS Q39.1 Atresia esophagus dengan fistula trakheo-esophagus Atresia esophagus dengan fistula bronkho-oesophagus Q39.2 Fistula kongenital trakheo-oesophagus tanpa atresia Fistula kongenital trakheo-oesophagus NOS Q39.3 Stenosis dan striktura kongenital esophagus Q39.4 Web esophagus Q39.5 Dilatasi kongenital esophagus Q39.6 Divertikulum esophagus Esophageal pouch Q39.8 Malformasi kongenital oesophagus lainnya Esophagus: absen, tergeser secara kongenital, atau duplikasi Q39.9 Malformasi kongenital esophagus, tidak dijelaskan Q40 Malformasi kongenital lain saluran pencernaan atas Q40.0 Stenosis pilorus hipertrofika kongenital Pilorus dengan kelainan kongenital atau infantil beurpa: hipertrofi, stenosis, konstriksi, spasme, atau striktura Q40.1 Hiatus hernia kongenital Masuknya cardia [bagian lambung] melalui hiatus esophagus Kecuali: hernia diaphragma kongenital (Q79.0) Q40.2 Malformasi kongenital laimbung lainnya 

874

Duplikasi lambung Megalogastria, mikrogastria Kardiospasme kongenital lambung Mentuk ‘hourglass’ kongenital lambung Pergeseran atau divertikulum kongenital lambung Q40.3 Malformasi kongenital lambung, tidak dijelaskan Q40.8 Malformasi kongenital lain saluran pencernaan atas Q40.9 Malformasi kongenital saluran pencernaan atas, tidak dijelaskan anomali atau deformitas kongenital saluran pencernaan atas NOS Q41 Absen, atresia and stenosis kongenital usus halus Termasuk: obstruksi, oklusi dan striktura kongenital pada usus halus atau usus NOS Kecuali: ileus mekonium (E84.1) Q41.0 Absen, atresia dan stenosis kongenital duodenum Q41.1 Absen, atresia dan stenosis kongenital jejunum Jejunum imperforata, apple peel syndrome, Q41.2 Absen, atresia dan stenosis kongenital ileum Q41.8 Absen, atresia dan stenosis kongenital bagian lain usus halus Q41.9 Absen, atresia dan stenosis kongenital usus halus, tidak dijelaskan, NOS Q42 Absen, atresia and stenosis kongenital usus besar Termasuk: obstruksi, oklusi dan striktura kongenital usus besar Q42.0 Absen, atresia dan stenosis kongenital rektum dengan fistula Q42.1 Absen, atresia dan stenosis kongenital rektum tanpa fistula, Rektum imperforata Q42.2 Absen, atresia dan stenosis kongenital anus dengan fistula Q42.3 Absen, atresia dan stenosis kongenital anus tanpa fistula, Anus imperforata Q42.8 Absen, atresia dan stenosis kongenital bagian lain usus besar Q42.9 Absen, atresia dan stenosis kongenital usus besar, tidak dijelaskan Q43 Malformasi kongenital lain usus Q43.0 Diverticulum Meckel Duktus omphalomesenterika atau duktus vitelline persisten Q43.1 Penyakit Hirschsprung Aganglionosis Megakolon (aganglionik) kongenital Q43.2 Kelainan fungsional kongenital lain kolon Dilatasi kongenital kolon Q43.3 Malformasi kongenital fiksasi usus Adhesi [band] kongenital: anomali omentum, peritoneum Membran Jackson, malrotasi kolon, mesenterium universal Rotasi caecum dan kolon yang gagal, inkomplit, tidak memadai Q43.4 Duplikasi usus Q43.5 Anus ektopik Q43.6 Fistula kongenital rektum dan anus Kecuali: fistula kongenital: rectovagina (Q52.2), urethrorektum (Q64.7) fistula atau sinus pilonida (L05.-) 

875

disertai oleh absen, atresia dan stenosis (Q42.0, Q42.2) Q43.7 Kloaka persisten Kloaka NOS Q43.8 Malformasi kongenital lain usus Dolichocolon [kolon panjang], microcolon, megaloappendix, megaloduodenum Transposisi: appendix, usus halus, kolon Blind loop syndrome kongenital Divertikulitis kongenital kolon, divertikulum kongenital usus: Q43.9 Malformasi kongenital usus, tidak dijelaskan Q44 Malformasi kongenital kantong empedu, saluran empedu dan hati Q44.0 Agenesis, aplasia dan hypoplasia kantong empedu Absen kongenital kantong empedu Q44.1 Malformasi kongenital lain kantong empedu Malformasi kongenital kantong empedu NOS Kantong empedu intrahepatik Q44.2 Atresia saluran empedu Q44.3 Stenosis dan striktura kongenital saluran empedu Q44.4 Choledochal cyst [kista saluran empedu] Q44.5 Malformasi kongenital lain saluran empedu Duktus hepatikus tambahan Duplikasi duktus biliaris atau duktus kistikus Malformasi kongenital saluran empedu NOS Q44.6 Penyakit kista hati Penyakit fibrokista hati Q44.7 Malformasi kongenital lain hati Hati tambahan Sindroma Alagille Absen kongenital hati, hepatomegali kongenital Malformasi kongenital hati NOS Q45 Malformasi kongenital lain sistem pencernaan Kecuali: hernia diafragmatika kongenital (Q79.0), hiatus hernia kongenital (Q40.1) Q45.0 Agenesis, aplasia dan hypoplasia pankreas Absen kongenital pankreas Q45.1 Pankreas annularis[pankreas seperti cincin] Q45.2 Kista kongenital pankreas Q45.3 Malformasi kongenital lain pankreas and duktus pankreatikus Pankreas tambahan Malformasi kongenital pankreas atau duktus pankreatikus NOS Kecuali: diabetes mellitus kongenital (E10.-) atau neonatus (P70.2) penyakit fibrokista pankreas (E84.-) Q45.8 Malformasi kongenital sistem pencernaan lainnya Absen (komplit)(parsial) saluran pencernaan NOS Duplikasi atau malposisi kongenital organ pencernaan NOS Q45.9 Malformasi kongenital sistem pencernaan, tidak dijelaskan Anomali atau deformitas kongenital sistem pencernaan NOS



876

Malformasi kongenital organ-organ genital (Q50-Q56) Kecuali: sindroma resistensi androgen (E34.5); sindroma femininasi testis (E34.5) sindroma yang terkait dengan anomali jumlah dan bentuk kromosom (Q90-Q99) Q50 Malformasi kongenital ovarium, tuba fallopii dan ligamentum latum Q50.0 Absen kongenital ovarium Kecuali: sindroma Turner (Q96.-) Q50.1 Developmental ovarian cyst [ kista ovarium masa perkembangan] Q50.2 Torsi kongenital ovarium Q50.3 Malformasi kongenital lain ovarium Ovarium tambahan, ovarian streak (berbentuk khas), Malformasi kongenital ovarium NOS Q50.4 Kista embronik tuba fallopii Kista fimbria Q50.5 Kista embronik ligamentum latum Kista epoophoron, kista parovarium, kista saluran Gartner Q50.6 Malformasi kongenital lain tuba fallopii dan ligamentum latum Absen, atresia atautambahan tuba fallopii dan ligamentum latum Malformasi kongenital tuba fallopii dan ligamentum latum NOS Q51 Malformasi kongenital uterus dan cervix Q51.0 Agenesis dan aplasia uterus Absen kongenital uterus Q51.1 Uterus kembar dengan cervix dan vagina kembar Q51.2 Uterus kembar lainnya Uterus kembar NOS Q51.3 Bicornate uterus – bercabang dua Q51.4 Unicornate uterus – seperti bertanduk satu Q51.5 Agenesis dan aplasia cervix Absen kongenital cervix Q51.6 Kista embrionik cervix Q51.7 Fistula kongenital antara uterus dengan saluran pencernaan dan saluran urin Q51.8 Malformasi kongenital lain uterus dan cervix: Hipoplasia uterus dan cervix Q51.9 Malformasi kongenital uterus dan cervix, tidak dijelaskan Q52 Malformasi kongenital lain genitalia wanita Q52.0 Absen kongenital vagina Q52.1 Vagina kembar Septate vagina [vagina berseptum] Kecuali: vagina kembar dengan uterus dan cervix kembar (Q51.1) Q52.2 Fistula rektovaginalis kongenital Kecuali: kloaka (Q43.7) Q52.3 Hymen imperforata Q52.4 Malformasi kongenital vagina lainnya Malformasi kongenital vagina NOS 

877

Kista kongenital kanalis Nucki atau kista vagina embrionik Q52.5 Fusi labia Q52.6 Malformasi kongenital clitoris Q52.7 Malformasi kongenital vulva lainnya Absen kongenital, kista kongenital, atau malformasi kongenital NOS pada vulva Q52.8 Malformasi kongenital genitalia wanita lainnya Q52.9 Malformasi kongenital genitalia wanita, tidak dijelaskan Q53 Undescended testicle Q53.0 Testis ektopik Testes ektopik unilateral atau bilateral Q53.1 Undescended testicle, unilateral Q53.2 Undescended testicle, bilateral Q53.9 Undescended testicle, tidak dijelaskan Cryptorchism NOS Q54 Hypospadias [muara uretra di permukaan bawah penis] Kecuali: epispadias (Q64.0) [muara uretra di permukaan atas penis] Q54.0 Hipospadias, balanic [muara di glans penis bagian bawah] Hipospadias: koronalis, glandularis Q54.1 Hipospadias, penis Q54.2 Hipospadias, penoskrotum[muara di bawah di dekat skrotum] Q54.3 Hipospadias, perineum [muara di bawah di dekat perineum] Q54.4 Congenital chordee [penis ereksi membengkok dan nyeri] Q54.8 Hipospadias lain Q54.9 Hipospadias, tidak dijelaskan Q55 Malformasi kongenital lain organ genitalia pria Kecuali: hidrokel kongenital (P83.5); hipospadias (Q54.-) Q55.0 Absen dan aplasia testis Monorkhism Q55.1 Hipoplasia testis dan skrotum Fusi testes Q55.2 Malformasi kongenital testis dan skrotum lainnya Malformasi kongenital testis atau skrotum NOS Poliorkhismus, testis retraktil, testis migrans Q55.3 Atresia vas deferens Q55.4 Malformasi kongenital lain vas deferens, epididimis, vesikula seminalis, dan prostat Malformasi kongenital NOS vas deferens, epididimis, vesikula seminalis, dan prostat Absen atau aplasia prostat atau spermatic cord Q55.5 Absen and aplasia kongenital penis Q55.6 Malformasi kongenital penis lainnya Malformasi kongenital penis NOS Kurvatura penis (lateral), hipoplasia penis Q55.8 Malformasi kongenital organ genitalia pria lainnya Q55.9 Malformasi kongenital organ genitalia pria, tidak dijelaskan Anomali atau deformitas kongenital NOS organ genitalia pria



878

Q56 Indeterminate sex dan pseudohermafroditism Kecuali: pseudohermafroditism dengan anomali kromosom yang dijelaskan (Q96-Q99) pseudohermafroditism wanita, dengan kelainan korteks adrenal (E25.-) pseudohermafroditism pria, dengan resistensi androgen (E34.5) Q56.0 Hermafroditism, n.e.c [memiliki ciri-ciri pria dan wanita] Ovotestis Q56.1 Pseudohermafhroditism pria, n.e.c Pseudohermafroditism pria NOS Q56.2 Pseudohermafroditism wanita, n.e.c Pseudohermafroditism wanita NOS Q56.3 Pseudohermafroditism, tidak dijelaskan Q56.4 Indeterminate sex, tidak dijelaskan Ambiguous genitalia

Malformasi kongenital sistem perkemihan (Q60-Q64) Q60 Agenesis ginjal dan defek reduksi ginjal lainnya Termasuk: atrofi kongenital atau infantil ginjal absen kongenital ginjal Q60.0 Agenesis ginjal, unilateral Q60.1 Agenesis ginjal, bilateral Q60.2 Agenesis ginjal, tidak dijelaskan Q60.3 Hipoplasia ginjal, unilateral Q60.4 Hipoplasia ginjal, bilateral Q60.5 Hipoplasia ginjal, tidak dijelaskan Q60.6 Potter's syndrome [kedua ginjal absen] Q61 Cystic kidney disease Kecuali: kista ginjal didapat (N28.1), sindroma Potter (Q60.6) Q61.0 Kista tunggal kongenital ginjal Kista ginjal (kongenital) (tunggal) Q61.1 Ginjal polikista, jenis infantil Q61.2 Ginjal polikista, jenis dewasa Q61.3 Ginjal polikista, tidak dijelaskan Q61.4 Displasia ginjal Q61.5 Medullary cystic kidney [kista medulla ginjal] Sponge kidney NOS Q61.8 Penyakit kista ginjal lainnya Ginjal fibrokista, degenerasi atau penyakit ginjal fibrokista Q61.9 Penyakit kista ginjal, tidak dijelaskan Sindroma Meckel-Gruber Q62 Cacad obstruktif kongenital pelvis ginjal dan malformasi kongenital ureter Q62.0 Hidronefrosis kongenital Q62.1 Atresia dan stenosis ureter Oklusi kongenital ureter, ureteropelvic junction dan muara ureterovesikalis 

879

Impervious ureter [ureter tak bisa dilalui cairan] Q62.2 Megaloureter kongenital Dilatasi kongenital ureter Q62.3 Cacad obstruktif pelvis ginjal dan ureter lainnya Ureterokel kongenital Q62.4 Agenesis ureter Ureter absen Q62.5 Ureter kembar Ureter tambahan atau kembar Q62.6 Malposisi ureter Ureter atau muara ureter deviasi, bergeser, ektopik, kelainan implantasi Q62.7 Reflux kongenital vesiko-uretero-renal Q62.8 Malformasi kongenital ureter lainnya Anomali ureter NOS Q63 Malformasi kongenital lain ginjal Kecuali: sindroma nefrotik kongenital (N04.-) Q63.0 Accessory kidney [ginjal tambahan] Q63.1 Lobulated, fused and horseshoe kidney – [berlobus, menyatu, ‘sepatu kuda’] Q63.2 Ectopic kidney Ginjal salah letak kongenital, malrotasi ginjal Q63.3 Ginjal hyperplastik dan raksasa Q63.8 Malformasi kongenital ginjal lainnya Batu ginjal kongenital Q63.9 Malformasi kongenital ginjal, tidak dijelaskan Q64 Malformasi kongenital lain sistem perkemihan Q64.0 Epispadias [muara uretra di permukaan atas penis] Kecuali: hypospadias (Q54.-) Q64.1 Exstrophy kandung kemih Ektopia vesikae; extroversi kandung kemih Q64.2 Congenital posterior urethral valves [katup uretra posterior kongenital] Q64.3 Atresia dan stenosis urethra dan leher bladder lainnya Obstruksi kongenital leher bladder Striktura kongenital urethra, meatus urinarius, dan orifisium vesikourethrae Impervious urethra [urethra tak bisa dilewati cairan] Q64.4 Malformasi urachus Kista urachus, urachus paten, prolaps urachus Q64.5 Absen kongenital bladder dan urethra Q64.6 Divertikulum kongenital bladder Q64.7 Malformasi kongenital lain bladder dan urethra Bladder dan urethra tambahan Urethra atau meatus urinarius kembar Hernia kongenital bladder Malformasi kongenital bladder atau urethra NOS Prolaps kongenital bladder (mukosa), urethra, dan meatus urinarius Fistula kongenital urethrorektum Q64.8 Malformasi kongenital sistem perkemihan lainnya 

880

Q64.9 Malformasi kongenital sistem perkemihan, tidak dijelaskan Anomali atau deformitas kongenital sistem perkemihan NOS

Malformasi dan deformasi kongenital muskuloskeleton (Q65-Q79) Q65 Deformitas kongenital panggul Kecuali: clicking hip (R29.4) Q65.0 Dislokasi kongenital panggul, unilateral Q65.1 Dislokasi kongenital panggul, bilateral Q65.2 Dislokasi kongenital panggul, tidak dijelaskan Q65.3 Subluksasio kongenital panggul, unilateral Q65.4 Subluksasio kongenital panggul, bilateral Q65.5 Subluksasio kongenital panggul, tidak dijelaskan Q65.6 Unstable hip Dislocatable or subluxatable hip [mudah dislokasi atau subluksasi] Q65.8 Deformitas kongenital panggul lainnya Anteversi leher femur, displasia kongenital acetabulum Koxa valga kongenital [koksa saling mendekat, kaki jadi menjauhi sumbu tubuh] Koxa vara kongenital [koksa saling menjauh, kaki jadi mendekati sumbu tubuh] Q65.9 Deformitas kongenital panggul, tidak dijelaskan Q66 Congenital deformities of feet Kecuali: cacad reduksi kaki (Q72.-), deformitas (didapat) valgus (M21.0) atau varus (M21.1) Q66.0 Talipes equinovarus [berjalan di jari, kaki bengkok permanen ke depan] Q66.1 Talipes calcaneovarus [berjalan pada tumit, kaki bengkok ke atas] Q66.2 Metatarsus varus [kaki menghadap ke dalam] Q66.3 Deformitas varus kongenital kaki lainnya Hallux varus, kongenital [ibu jari kaki membengkok ke garis tengah] Q66.4 Talipes calcaneovalgus [kaki menghadap ke luar, berjalan pada tumit] Q66.5 Pes planus kongenital [kaki datar] Flat foot kongenital, rigid, atau spastic (eversi) Q66.6 Deformitas valgus kongenital kaki lainnya Metatarsus valgus [kaki menghadap ke luar] Q66.7 Pes cavus – [kaki sangat cekung, (claw foot)] Q66.8 Deformitas kongenital kaki lainnya Talipes NOS, talipes asimetris (talipes = tak bisa berjalan pada telapak kaki): Clubfoot NOS, hammer toe kongenital [jari seperti palu] Koalisi tarsus, talus vertikal Q66.9 Deformitas kongenital kaki, tidak dijelaskan Q67 Deformitas muskuloskeleton kongenital pada kepala, muka, spina dan dada Kecuali: sindroma malformasi kongenital yang diklasifikasi pada Q87.Potter's syndrome (Q60.6) – bilateral renal agenesis Q67.0 Facial asymmetry [muka tidak simetris] Q67.1 Compression facies [muka seperti terjepit] Q67.2 Dolichocephaly [kepala lebih lonjong daripada normal] 

881

Q67.3 Plagiocephaly [bentuk kepala kacau (‘distorted’)] Q67.4 Deformitas kongenital tengkorak, muka dan rahang lainnya Depresi [cekungan] pada tengkorak Deviasi kongenital septum nasalis, Squash or bent nose, congenital [hidung tergencet atau bengkok kongenital] Atrofi atau hipertrofi hemifasial (separo muka) Kecuali: dentofasial anomalies [Termasuk maloklusi] (K07.-) syphilitic saddle nose (A50.5) Q67.5 Deformitas kongenital tulang punggung Skoliosis kongenital: postural atau NOS Kecuali: skoliosis idopatik infantil (M41.0 ) skoliosis akibat malformasi kongenital tulang (Q76.3) Q67.6 Pectus excavatum Congenital funnel chest (dada seperti cerocok) Q67.7 Pectus carinatum Congenital pigeon chest (dada seperti merpati) Q67.8 Deformaitas kongenital dada lainnya Deformitas kongenital dinding dada NOS Q68 Deformitas kongenital muskuloskeleton lainnya Kecuali: cacad reduksi anggota (Q71-Q73) Q68.0 Deformitas kongenital m. sternocleidomastoideus Torticollis (sternomastoid) kongenital –kepala tertarik ke satu sisi Kontraktur (m.) sternocleidomastoid, tumor (kongenital) sternomastoid Q68.1 Deformitas kongenital tangan Congenital clubfinger – jari seperti gada Spade-like hand (congenital) – tangan seperti ‘spade’ Q68.2 Deformitas kongenital lutut Dislokasi kongenital lutut, genu recurvatum kongenital: Q68.3 Congenital bowing pada femur [femur seperti busur] Kecuali: anteversi (leher) femur (Q65.8) Q68.4 Congenital bowing pada tibia dan fibula Q68.5 Bengkok kongenital tulang panjang tungkai, tidak dijelaskan Q68.8 Deformitas kongenital muskuloskeleton lainnya Deformitas kongenital klavikula, siku, lengan bawah, dan skapula Dislokasi kongenital siku dan bahu Q69 Polidaktili Q69.0 Accessory finger(s) – jari tangan tambahan Q69.1 Accessory thumb(s) – ibu jari tangan tambahan Q69.2 Accessory toe(s) [jari kaki tambahan] Accessory hallux [ibu jari kaki tambahan] Q69.9 Polidaktili, tidak dijelaskan Supernumerary digit(s) NOS [jari banyak] Q70 Sindactili Q70.0 Fused fingers [jari bersatu] Sindaktili kompleks jari tangan dengan sinostosis 

882

Q70.1 Webbed fingers [jari seperti jaring] Sindakctili simpleks jari tangan tanpa sinostosis Q70.2 Fused toes [jari kaki bersatu] Sindaktili kompleks jari kaki dengan sinostosis Q70.3 Webbed toes [jari kaki seperti jaring] Sindaktili simpleks jari kaki tanpa sinostosis Q70.4 Polisindaktili Q70.9 Sindaktili, tidak dijelaskan Symphalangy NOS

Q71 Cacad reduksi anggota atas Q71.0 Absen kongenital komplit anggota (-anggota) atas Q71.1 Absen kongenital lengan atas dan bawah, tangan ada [INGAT: DAN = DAN/ATAU] Q71.2 Absen kongenital lengan bawah dan tangan keduanya Q71.3 Absen kongenital tangan dan jari (-jari) Q71.4 Cacad reduksi longitudinal radius Clubhand (congenital), radial clubhand Q71.5 Cacad reduksi longitudinal ulna Q71.6 Lobster-claw hand Q71.8 Cacad reduksi lain anggota (-anggota) atas Pemendekan kongenital anggota (-anggota) atas Q71.9 Cacad reduksi lain anggota atas, tidak dijelaskan Q72 Cacad reduksi anggota bawah Q72.0 Absen kongenital komplit anggota (-anggota) bawah Q72.1 Absen kongenital paha dan tungkai bawah, kaki ada Q72.2 Absen kongenital tungkai bawah dan kaki keduanya Q72.3 Absen kongenital kaki dan jari (-jari) kaki Q72.4 Cacad reduksi longitudinal femur Defisiensi fokal femur proksimal Q72.5 Cacad reduksi longitudinal tibia Q72.6 Cacad reduksi longitudinal fibula Q72.7 Split foot [kaki belah] Q72.8 Cacad reduksi lain anggota (-anggota) bawah Pemendekan kongenital anggota (-anggota) bawah Q72.9 Cacad reduksi lain anggota bawah, tidak dijelaskan Q73 Cacad reduksi pada anggota yang tidak dijelaskan Q73.0 Absen kongenital anggota (-anggota) yang tidak dijelaskan Amelia NOS [absen kongenital anggota, atau anggota sangat pendek] Q73.1 Phocomelia, anggota tidak dijelaskan limb(s) Phocomelia NOS [anggota proksimal tidak berkembang, tangan atau kaki melekat ke badan; proksimal absen atau kurang berkembang, distal normal] Q73.8 Cacad reduksi lain pada anggota (-anggota) yang tidak dijelaskan Cacad reduksi longitudinal pada anggota yang tidak dijelaskan Ectromelia anggota NOS (absen satu anggota atau lebih) Hemimelia anggota NOS (lengan dan tungkai sangat pendek) 

883

Cacad reduksi anggota NOS Q74 Malformasi kongenital anggota lainnya Kecuali: polidaktili (Q69.-), sindaktili (Q70.-), cacad reduksi anggota (Q71-Q73) Q74.0 Malformasi kongenital anggota atas lainnya, Termasuk gelang bahu Disostosis kleidocranialis, pseudarthrosis kongenital klavikula Sinostosis radioulnaris, tulang karpal tambahan Makrodaktilia (fingers), triphalangeal thumb [ibu jari dengan tiga phalanks] Deformitas Madelung, deformitas Sprengel Q74.1 Malformasi kongenital lutut Absen kongenital patella, patella rudimenter Dislokasi kongenital patella Genu valgum kongenital, genu varum kongenital Kecuali: dislokasi kongenital lutut (Q68.2), genu recurvatum kongenital (Q68.2) nail patella syndrome (Q87.2) Q74.2 Malformasi kongenital anggota bawah lainnya), Termasuk lingkaran panggul Fusi kongenital sendi sacroiliaca Malformasi kongenital (sendi) tumit dan sakroiliaka Kecuali: anteversi (leher) femur (Q65.8) Q74.3 Arthrogryposis multiplex congenita [sendi terfiksir dalam fleksi (kontraktur)] Q74.8 Malformasi kongenital anggota lainnya Q74.9 Malformasi kongenital anggota, tidak dijelaskan Anomali kongenital anggota NOS Q75 Malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka lainnya Kecuali: anomali dentofasialis [Termasuk maloklusi] (K07.-) cacad tengkorak yang terkait dengan anomali kongenital otak seperti anensefali (Q00.0), ensefalokel (Q01.-), mikrosefali (Q02), hidrosefalus (Q03.-) malformasi kongenital muka NOS (Q18.-) deformitas muskuloskeleton kepala dan muka (Q67.0-Q67.4) sindroma malformasi kongenital yang diklasifikasi pada Q87.Q75.0 Kraniosinostosis Fusi tidak sempurna tengkorak Akrosefali, trigonosefali, oxysefali, Q75.1 Disostosis kraniofasialis Penyakit Crouzon Q75.2 Hypertelorism [jarak orbita jauh, akibat pertumbuhan berlebihan] Q75.3 Makrosefali Q75.4 Disostosis mandibulofasialis Q75.5 Disostosis okulomandibularis Q75.8 Malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka lainnya Absen kongenital tulang tengkorak Deformitas kongenital dahi, platybasia [lesi basis meningen oksipitalis] Q75.9 Malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka, tidak dijelaskan Anomali kongenital: tulang muka NOS, tulang tengkorak NOS Q76 Malformasi kongenital spina dan tulang rongga dada 

884

Kecuali: deformitas kongenital muskuloskeleton spina dan dada (Q67.5-Q67.8) Q76.0 Spina bifida occulta – [tersembunyi] Kecuali: meningokel (spinal) (Q05.-), spina bifida (aperta)(cystica) (Q05.-) Q76.1 Klippel-Feil syndrome Sindroma fusi vertebra servikalis Q76.2 Spondilolisthesis kongenital Spondilolisis kongenital Kecuali: spondilolisis (acquired) (M43.0), spondilolisthesis (acquired) (M43.1) Q76.3 Skoliosis kongenital akibat malformasi kongenital tulang Fusi hemivertebra atau kegagalan segmentasi dengan skoliosis Q76.4 Malformasi kongenital spina lainnya, tidak terkait dengan skoliosis Kelainan yang tidak dijelaskan atau tidak terrkait dengan skoliosis pada: absen kongenital vertebra, fusi kongenital spina kyphosis kongenital, lordosis kongenital malformasi kongenital (sendi) (regio) lumbosakral hemivertebra, malformasi vertebra, platispondylisis, supernumerary vertebra Q76.5 Cervical rib Iga berlebih pada regio cervicalis Q76.6 Malformasi kongenital iga lainnya Iga tambahan, absen kongenital iga, fusi kongenital iga Malformasi kongenital iga NOS Kecuali: short rib syndrome (Q77.2) Q76.7 Malformasi kongenital sternum Absen kongenital sternum, sternum bifidum Q76.8 Malformasi kongenital lain tulang rongga dada Q76.9 Malformasi kongenital tulang rongga dada, tidak dijelaskan Q77 Osteochondrodysplasia dengan cacad pertumbuhan tulang panjang dan vertebra Kecuali: mucopolysaccharidosis (E76.0-E76.3) Q77.0 Akhondrogenesis [anggota sangat pendek] Hipokhondrogenesis [ossifikasi vertebra dan pelvis terlambat] Q77.1 Thanatophoric short stature [vertebra seperti H, femur seperti telepon] Q77.2 Short rib syndrome Asphyxiating thoracic dysplasia [Jeune] [toraks atas sangat sempit] Q77.3 Khondrodisplasia punktata [pemendekan anggota proksimal] Q77.4 Achondroplasia [dahi menonjol, saddle nose, lordosis lumbal, bowlegs] Hipokhondroplasia [agak ringan] Q77.5 Diastrophic dysplasia [cebol, ibu jari pendek, talipes equinovarus terfiksir] Q77.6 Displasi khondroektodermal Ellis-van Creveld syndrome [pemendekan anggota distal] Q77.7 Spondyloepiphyseal dysplasia – kyphoskoliosis, muka datar. myopia Q77.8 Osteokhondrodisplasia lain dengan cacad pertumbuhan tulang panjang dan vertebra Q77.9 Osteokhondrodisplasia dengan cacad pertumbuhan tulang panjang dan vertebra, tidak dijelaskan Q78 Osteokhondrodisplasia lainnya Q78.0 Osteogenesis imperfecta [pembentukan tulang tidak sempurna] 

885

Fragilitas ossium, osteopsathyrosis Q78.1 Displasia fibrosa poliostotik Sindroma Albright(-McCune)(-Sternberg) Q78.2 Osteopetrosis Sindroma Albers-Schönberg Q78.3 Progressive diaphyseal dysplasia [displasia diafisis progresif] Sindroma Camurati-Engelmann Q78.4 Enkhondromatosis Sindroma Maffucci, penyakit Ollier Q78.5 Metaphyseal dysplasia Sindroma Pyle Q78.6 Multiple congenital exostoses Diaphyseal aclasis Q78.8 Osteokhondrodisplasia lainnya Osteopoikilosis Q78.9 Osteokhondrodisplasia, tidak dijelaskan Khondrodistrofi NOS, osteodistrofi NOS

Q79 Malformasi kongenital sistem muskuloskeleton, not elsewhere classified Kecuali: tortikollis (sternomastoid) kongenital (Q68.0) Q79.0 Hernia diafragmatika kongenital Kecuali: hiatus hernia kongenital (Q40.1) Q79.1 Malformasi kongenital diafragma lainnya Absen diafragma, eventrasi diafragma, Malformasi kongenital diafragma NOS Q79.2 Exomphalos Omphalocele Kecuali: hernia umbilikalis (K42.-) Q79.3 Gastroskhisis [lambung belah] Q79.4 Prune belly syndrome [lapisan otot abdomen absen] Q79.5 Malformasi kongenital dinding abdomen lainnya Kecuali: hernia umbilikalis (K42.-) Q79.6 Sindrome Ehlers-Danlos [kelainan jaringan ikat, semua jaringan melemah] Q79.8 Malformasi kongenital lain sistem muskuloskeleton Absen otot atau tendon, amyotrophia congenita Pemendekan tendon kongenital, band konstriksi kongenital Otot tambahan (aksesoris), Sindroma Poland [kelainan ukuran dan bentuk tangan kongenital] Q79.9 Malformasi kongenital sistem muskuloskeleton, tidak dijelaskan Anomali atau deformitas NOS sistem muskuloskeleton kongenital

Malformasi kongenital lainnya (Q80-Q89) Q80 Congenital ichthyosis 

886

[ichthyosis: kulit kering bersisik] Kecuali: penyakit Refsum (G60.1) Q80.0 Ichthyosis vulgaris Q80.1 X-linked ichthyosis Q80.2 Lamellar ichthyosis Collodion baby Q80.3 Congenital bullous ichthyosiform erythroderma Q80.4 Harlequin fetus [Harlequin ichthyosis] Q80.8 Ichthyosis kongenital lainnya Q80.9 Ichthyosis kongenital, tidak dijelaskan Q81 Epidermolysis bullosa Q81.0 Epidermolysis bullosa simplex Kecuali: Cockayne's syndrome (Q87.1) Q81.1 Epidermolysis bullosa letalis Sindroma Herlitz Q81.2 Epidermolysis bullosa dystrophica Q81.8 Epidermolysis bullosa lainnya Q81.9 Epidermolysis bullosa, tidak dijelaskan Q82 Malformasi kongenital kulit lainnya Kecuali: congenital erythropoietic porphyria (E80.0) acrodermatitis enteropathica (E83.2) pilonidal cyst or sinus (L05.-) Sturge-Weber(-Dimitri) syndrome (Q85.8) Q82.0 Hereditary lymphoedema Q82.1 Xeroderma pigmentosum Q82.2 Mastocytosis Urticaria pigmentosa Kecuali: malignant mastocytosis (C96.2) Q82.3 Incontinentia pigmenti [pigment tidak merata] Q82.4 Ectodermal dysplasia (anhidrotic) Kecuali: Ellis-van Creveld syndrome (Q77.6) Q82.5 Naevus non-neoplastik kongenital Birthmark NOS [tanda lahir] Naevus: flammeus, portwine, sanguinosa, strawberry, verrukosa Naevus vascular NOS Kecuali: café au lait spots (L81.3), lentigo (L81.4) naevus: NOS (D22.-), melanocytic (D22.-), pigmented (D22.-) naevus: araneus (I78.1), spider (I78.1), stellar (I78.1) Q82.8 Malformasi kongenital kulit lainnya Garis tangan abnormal, tonjolan aksesoris kulit, anomali dermatografia Keratosis palmaris et plantaris yang diwariskan, cutis laxa (hyperelastica) Benign familial pemphigus [Hailey-Hailey] Keratosis follicularis [Darier-White] Kecuali: sindroma Ehlers-Danlos (Q79.6) Q82.9 Malformasi kongenital kulit, tidak dijelaskan



887

Q83 Malformasi kongenital mammae Kecuali: absen m. pectoralis (Q79.8) Q83.0 Absen kongenital mammae dengan absen papilla mammae Q83.1 Mammae tambahan Supernumerary breast Q83.2 Absent papilla mammae Q83.3 Papilla mammae tambahan Supernumerary nipple Q83.8 Malformasi kongenital mammae lainnya Hipoplasia mammae Q83.9 Malformasi kongenital mammae, tidak dijelaskan Q84 Malformasi kongenital lain integumen Q84.0 Alopesia kongenital Atrikhosis kongenital Q84.1 Kekacauan morfologis rambut kongenital, n.e.c. Rambut berbutir (beaded hair), monilethrix, pili annulati Kecuali: Menkes' kinky hair syndrome (E83.0) Q84.2 Malformasi kongenital lain rambut Hipertrichosis kongenital, lanugo persisten Malformasi kongenital rambut NOS Q84.3 Anonikhia – kuku absen Kecuali: nail patella syndrome (Q87.2) Q84.4 Leukonikhia kongenital – kuku putih Q84.5 Enlarged and hypertrophic nails – kuku besar dan hipertrofi Onikhauxis kongenital, pakhionikhia Q84.6 Malformasi kongenital kuku lainnya Clubnail, koilonychia (retak dan cekung), Malformasi kongenital kuku NOS Q84.8 Malformasi kongenital integumen lain yang dijelaskan Aplasia kutis kongenita Q84.9 Malformasi kongenital integumen, tidak dijelaskan Anomaly atau deformitas kongenital integumen NOS Q85 Phakomatoses, not elsewhere classified – bercak-bercak kulit Kecuali: ataxia telangiectasia [Louis-Bar] (G11.3) familial dysautonomia [Riley-Day] (G90.1) Q85.0 Neurofibromatosis (nonmalignant) Penyakit Von Recklinghausen [neurofibroma dengan bintik coklat pucat] Q85.1 Tuberous sclerosis Penyakit Bourneville, epiloia Q85.8 Phakomatoses lainnya, n.e.c. Sindroma: Peutz-Jeghers – bintik melanin hitam kecoklatan, dengan poliposis GI tract Sturge-Weber(-Dimitri) – lesi merah, pink atau ungu di daerah trigeminus von Hippel-Lindau – kista berupa tumor jinak yang isinya organ apa saja Kecuali: Meckel-Gruber syndrome (Q61.9) Q85.9 Phakomatosis, tidak dijelaskan; 

888

Hamartosis NOS Q86 Sindroma malformasi kongenital akibat penyebab luar yang diketahui, n.e.c. Kecuali: hipotiroidism yang terkait dengan defisiensi iodin (E00-E02) efek nonteratogenik zat yang masuk melalui plasenta atau ASI (P04.-) Q86.0 Fetal alcohol syndrome (dysmorphic) Q86.1 Fetal hydantoin syndrome Meadow's syndrome Q86.2 Dismorfisme akibat warfarin Q86.8 Sindroma malformasi kongenital akibat penyebab luar yang diketahui lainnya Q87 Sindroma malformasi kongenital lain yang mengganggu berbagai sistem Q87.0 Sindroma malformasi kongenital yang terutama mengganggu bentuk muka Akroefalopolisindaktili, akroefalosindaktili [Apert] Sindroma kriptoftalmos, cyclopia, whistling face [wajah bersiul] Sindroma: oro-facial-digital, Sindroma: Goldenhar, Moebius, Robin, Treacher Collins Q87.1 Sindroma malformasi kongenital yang terutama berhubungan dengan tubuh pendek Sindroma: Aarskog, Cockayne, De Lange, Dubowitz, Noonan, Prader-Willi, Sindroma: Robinow-Silverman-Smith, Russell-Silver, Seckel, Smith-Lemli-Opitz Kecuali: sindroma Ellis-van Creveld (Q77.6) Q87.2 Sindroma malformasi kongenital yangterutama mengenai anggota Sindroma: nail patella, sirenomelia Sindroma: Holt-Oram, Klippel-Trénaunay-Weber, Rubinstein-Taybi Sindroma: Trombositopenia dengan Absent Radius [TAR] Sindroma VATER (cacad Vertebra, Anus imperforata, fistula TrakheoEsophagus, dan displasia Radius and Renal) Q87.3 Sindroma malformasi kongenital yang mencakup pertumbuhan awal berlebihan Sindroma: Beckwith-Wiedemann, Sotos, Weaver Q87.4 Sindroma Marfan Q87.5 Sindroma malformasi kongenital dengan perubahan lain pada tulang lainnya Q87.8 Sindroma malformasi kongenital lain yang dijelaskan, n.e.c. Sindroma: Alport, Laurence-Moon(-Bardet)-Biedl, Zellweger Q89 Malformasi kongenital lain, n.e.c. Q89.0 Malformasi kongenital limpa Asplenia (kongenital), Splenomegaly kongenital Kecuali: isomerisme atrial appendages (dengan asplenia atau polysplenia) (Q20.6) Q89.1 Malformasi kongenital kelenjar adrenal Kecuali: hiperplasia kongenital adrenal (E25.0) Q89.2 Malformasi kongenital kelenjar endokrin lain Malformasi kongenital kelenjar parathyroid atau thyroid Duktus thyroglossus persisten; kista thyroglossus Q89.3 Situs inversus Dextrocardia dengan situs inversus Mirror-image atrial arrangement dengan situs inversus Situs inversus: abdominalis, thoracis 

889

Q89.4 Q89.7

Q89.8 Q89.9

Situs transversus: abdominalis, thoracis Transposisi visera: abdomen, thoraks Kecuali: dextrocardia NOS (Q24.0) Conjoined twins – kembar siam Kraniopagus, disefali, double monster, pigopagus, torakopagus Malformasi kongenital ganda, n.e.c. Monster NOS Anomali atau deformitas kongenital ganda NOS Kecuali: sindroma malformasi kongenital yang mengganggu banyak sistem (Q87.-) Malformasi kongenital lain yang dijelaskan Malformasi kongenital, tidak dijelaskan Anomali kongenital NOS, deformitas kongenital NOS

Kelainan kromosom, not elsewhere classified (Q90-Q99) Q90 Sindroma Down Q90.0 Trisomi 21, nondisjunction meiosis Q90.1 Trisomi 21, mosaicism (nondisjunction mitosis) Q90.2 Trisomi 21, translokasi Q90.9 c Down, tidak dijelaskan Trisomi 21 NOS [pada posisi 21 terdapat 3 kromosom, bukan sepasang] Q91 Sindroma Edwards and Sindroma Patau Q91.0 Trisomi 18, nondisjunction meiosis Q91.1 Trisomi 18, mosaicism (nondisjunction mitosis) Q91.2 Trisomi 18, translokasi Q91.3 Sindroma Edwards, tidak dijelaskan Q91.4 Trisomi 13, nondisjunction meiosis Q91.5 Trisomi 13, mosaicism (nondisjunction mitosis) Q91.6 Trisomi 13, translokasi Q91.7 Sindroma Patau, tidak dijelaskan Q92 Trisomi dand trisomi parsial pada autosome, not elsewhere classified Termasuk: translokasi dan insersi yang tidak berimbang Kecuali: trisomi kromosom 13, 18, 21 (Q90-Q91) Q92.0 Trisomi whole chromosome, nondisjunction meiosis Q92.1 Trisomi whole chromosome, mosaicism (nondisjunction mitosis) Q92.2 Trisomi parsial mayor Duplikasi whole arm atau lebih. Q92.3 Trisomi parsial minor Duplikasi kurang dari whole arm Q92.4 Duplikasi hanya terlihat pada prometafase Q92.5 Duplikasi dengan complex rearrangements lainnya Q92.6 Kromosom extra marker Q92.7 Triploidi dan poliploidi [sel atau organ dengan kromosom 3N atau lebih] Q92.8 Trisomi dan trisomi parsial lain pada autosome yang dijelaskan Q92.9 Trisomi dan trisomi parsial pada autosom, tidak dijelaskan



890

Q93 Monosomi dan penghapusan dari autosom, n.e.c. Q93.0 Monosomi whole chromosome, nondisjunction meiosis Q93.1 Monosomi whole chromosome, mosaicism (nondisjunction mitosis) Q93.2 Kromosome diganti dengan ring or disentrik Q93.3 Penghapusan short arm of chromosome 4 Sindroma Wolff-Hirschorn Q93.4 Penghapusan of short arm of chromosome 5 Cri-du-chat syndrome Q93.5 Penghapusan lain dari bagian chromosome Q93.6 Penghapusan hanya terlihat pada prometafase Q93.7 Penghapusan dengan complex rearrangements lainnya Q93.8 Penghapusan dari autosom lainnya Q93.9 Penghapusan dari autosom, tidak dijelaskan Q95 Balanced rearrangements dan structural markers, n.e.c. Termasuk: Translokasi dan insersi timbal balik berimbang dan Robertson Q95.0 Translokasi dan insersi berimbang pada individu normal Q95.1 Inversi kromosom pada individu normal Q95.2 Balanced autosomal rearrangement pada individu abnormal Q95.3 Balanced sex/autosomal rearrangement pada individu abnormal Q95.4 Individu dengan marker heterokromatin Q95.5 Individu dengan autosomal fragile site Q95.8 Balanced rearrangements dan structural markers lainnya Q95.9 Balanced rearrangement dan structural marker, tidak dijelaskan Q96 Turner's syndrome [Perkembangan seksual wanita terhalang, ovarium tidak berkembang] Kecuali: sindroma Noonan (Q87.1) Q96.0 Karyotype 45,X Q96.1 Karyotype 46,X iso (Xq) Q96.2 Karyotype 46,X dengan kromosom sex abnormal, Kecuali iso (Xq) Q96.3 Mosaicism, 45,X/46,XX or XY Q96.4 Mosaicism, 45,X/baris sel lain dengan kromoom sex abnormal Q96.8 Varian lain sindroma Turner Q96.9 Sindroma Turner, tidak dijelaskan Q97 Kelainan kromosom sex lainnya, fenotipe wanita, n.e.c. Kecuali: Sindroma Turner (Q96.-) Q97.0 Karyotype 47,XXX Q97.1 Female dengan lebih dari 3 chromosomes X Q97.2 Mosaicism, barisan dengan berbagai jumlah chromosomes X Q97.3 Female dengan karitipe 46,XY Q97.8 Kelainan kromosom sex lainnya yang dijelaskan, fenotipe wanita, Q97.9 Kelainan kromosom sex, fenotipe wanita, tidak dijelaskan Q98 Kelainan kromosom sex lainnya, fenotipe pria, n.e.c. [Sindroma Klinefelter: pria dengan kromosom X ektra, steril, berciri wanita]



891

Q98.0 Q98.1 Q98.2 Q98.3 Q98.4 Q98.5 Q98.6 Q98.7 Q98.8 Q98.9

Sindroma Klinefelter kariotipe 47,XXY Sindroma Klinefelter, pria dengan lebih dari 2 kromosom X Sindroma Klinefelter, pria dengan kariotipe 46,XX Pria dengan kariotipe 46,XX lainnya Sindroma Klinefelter, tidak dijelaskan Kariotipe 47,XYY Pria dengan kromosom sex berstruktur abnormal Pria dengan mosaicism kromosom sex Kelainan kromosom sex lain yang dijelaskan, male phenotype Kelainan kromosom sex, male phenotype, tidak dijelaskan

Q99 Kelainan kromosom lain, n.e.c. Q99.0 Chimera 46,XX/46,XY Chimera 46,XX/46,XY true hermaphrodite Q99.1 46,XX true hermaphrodite 46,XX dengan streak gonads 46,XY dengan streak gonads Disgenesis gonad murni Q99.2 Fragile X chromosome Sindroma fragilitas X Q99.8 Kelainan kromosom lain yang dijelaskan Q99.9 Kelainan kromosom, tidak dijelaskan



892

BAB XVIII GEJALA, TANDA, DAN HASIL ABNORMAL KLINIS DAN LABORATORIUM, NOT ELSEWHERE CLASSIFIED (R00-R99) Bab ini berisi gejala, tanda, hasil pemeriksaan yang abnormal dari prosedur klinis dan penyelidikan lain, dan kondisi tidak jelas tanpa diagnosis yang bisa diklasifikasi di bagian lain. Tanda dan gejala yang memberi diagnosis diletakkan pada suatu kategori pada bab lain. Secara umum, kategori pada bab ini mencakup kondisi dan gejala yang kabur, sehingga tanpa pemeriksaan lebih lanjut kasus ini mungkin memiliki diagnosis yang seimbang pada dua atau lebih penyakit atau sistem tubuh. Hampir semua kategori dalam bab ini bisa dianggap “NOS”, “etiologi tak diketahui” atau “sementara”. Indeks Alfabet harus dirujuk untuk menentukan gejala dan tanda yang akan dialokasikan pada bab ini atau bab lain. Subkategori sisa, ”.8”, umumnya disediakan untuk gejala relevan lain yang tidak bisa diklasifikasi di tempat lain. Kondisi dan tanda atau gejala yang termasuk dalam kategori R00-R99 terdiri dari: a. kasus yang tidak bisa diberi diagnosis yang lebih spesifik setelah semua fakta yang berhubungan dengan kasus ini diperiksa, b. tanda atau gejala yang ditemukan pada pemeriksaan awal ternyata bersifat sementara dan penyebabnya tidak bisa ditentukan, c. diagnosis sementara pada pasien yang tidak kembali untuk pemeriksaan atau asuhan lebih lanjut, d. kasus yang dirujuk ke tempat lain untuk penyelidikan atau pengobatan sebelum diagnosis berdiri, e. kasus yang karena suatu alasan tidak bisa diberi diagnosis yang lebih tepat, f. gejala tertentu, yang memiliki informasi tambahan, yang merupakan masalah penting tersendiri dalam asuhan medis. Kecuali:

penemuan abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu (O28.-) kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-P96)

Blok-blok dalam bab ini adalah sebagai berikut: R00-R09 R10-R19 R20-R23 R25-R29 R30-R39 R40-R46 R47-R49 R50-R69 R70-R79 R80-R82 R83-R89 R90-R94 R95-R99

Tanda dan gejala pada sistem sirkulasi dan pernafasan Tanda dan gejala pada sistem pencernaan dan abdomen Tanda dan gejala pada kulit dan jaringan subkutis Tanda dan gejala pada sistem syaraf dan muskuloskeleton Tanda dan gejala pada sistem perkemihan Tanda dan gejala pada kognisi, persepsi, emosi dan tingkah laku Tanda dan gejala pada bicara dan suara Tanda dan gejala umum Hasil abnormal pada pemeriksaan darah, tanpa diagnosis Hasil abnormal pada pemeriksaan urin, tanpa diagnosis Hasil abnormal pada pemeriksaan cairan tubuh, zat dan jaringan lain, tanpa diagnosis Hasil abnormal pada citra diagnostik dan pemeriksaan fungsi, tanpa diagnosis Penyebab kematian yang kabur dan tidak diketahui 

893

Tanda dan gejala pada sistem sirkulasi dan pernafasan (R00-R09) R00 Kelainan denyut jantung Kecuali: kelainan yang dimulai pada masa perinatal (P29.1) arrhythmias yang dijelaskan (I47-I49) R00.0 Takikardia, tidak dijelaskan Denyut jantung cepat Takikardia: - sinoaurikuler NOS - sinus NOS R00.1 Bradikardia, tidak dijelaskan Denyut jantung lambat Bradikardia: - sinoatrial - sinus - vagus Gunakan kode tambahan (Bab XX) untuk identifikasi obat, kalau disebabkan obat R00.2 Palpitasi Sadar akan denyut jantung R00.8 Kelainan denyut jantung lain dan tidak dijelaskan R01 Cardiac murmurs [bising jantung] dan suara jantung lainnya Kecuali: yang dimulai pada masa perinatal (P29.8) R01.0 Cardiac murmurs ringan dan tidak berbahaya Cardiac murmurs fungsional R01.1 Cardiac murmur, tidak dijelaskan Cardiac bruit NOS R01.2 Suara jantung lainnya Cardiac dullness [pekak jantung], meningkat atau menurun; Friksi prekordial R02 Gangrene, not elsewhere classified Kecuali: gas gangrene (A48.0) pyoderma gangrenosum (L88) gangrene pada: - diabetes mellitus (E10-E14 dengan karakter keempat .5) - atherosclerosis (I70.2) - penyakit pembuluh darah perifer lain (I73.-) gangrene pada situs tertentu yang dijelaskan - lihat Index Alfabet R03 Pembacaan tekanan darah abnormal, tanpa diagnosis R03.0 Tekanan darah terbaca meningkat, tanpa diagnosis hipertensi



894

Note:

kategori ini digunakan untuk mencatatat episode peningkatan tekanan darah pada pasien yang tidak mendapatkan diagnosa hipertensi, atau sebagai penemuan insidentil terpisah. R03.1 Tekanan darah terbaca rendah yang tidak spesifik Kecuali: hipotensi (I95.-) hipotensi neurogenik orthostatik (G90.3) sindroma hipotensi maternal (O26.5) R04 Perdarahan dari saluran pernafasan R04.0 Epistaxis Perdarahan dari hidung Mimisan R04.1 Perdarahan dari tenggorokan Kecuali: haemoptysis (R04.2) R04.2 Haemoptysis Sputum bercampur darah Batuk dengan perdarahan R04.8 Perdarahan dari situs lain pada saluran pernafasan Perdarahan paru-paru NOS Kecuali: perdarahan paru-paru perinatal (P26.-) R04.9 Perdarahan dari saluran pernafasan, tidak dijelaskan R05 Batuk Kecuali: batuk psikogenik (F45.3) batuk dengan perdarahan (R04.2) R06 Kelainan pernafasan Kecuali: respiratory: - arrest (R09.2) - distress (syndrome)(of): - adult (J80) - newborn (P22.-) - failure (J96.-) - of newborn (P28.5) R06.0 Dyspnoea Orthopnoea Shortness of breath [sesak nafas] Kecuali: sesak nafas sementara pada bayi neonatus (P22.1) R06.1 Stridor [nafas berbunyi seperti air menggelegak] Kecuali: laryngismus (stridulus) (J38.5) stridor larynx kongenital (P28.8) R06.2 Wheezing [nafas menciok] R06.3 Periodic breathing [nafas periodik] Pernafasan Cheyne-Stokes R06.4 Hyperventilasi [nafas dalam] Kecuali: hiperventilasi psikogenik (F45.3) 

895

R06.5 Mouth breathing Snoring [bunyi mendengkur, nafas melalui mulut] Kecuali: mulut kering NOS (R68.2) R06.6 Hiccough [‘sadu?’] Kecuali: hiccough psikogenik (F45.3) R06.7 Sneezing [bersin] R06.8 Kelainan bernafas lain dan tidak dijelaskan Apnoea NOS [nafas berhenti] Breath-holding (spells) [menahan nafas] Choking sensation [rasa tercekik] Sighing [nafas bunyi mengeluh] Kecuali: apnoea (pada): - tidur (G47.3) - neonatus (primer) (P28.3) - neonatus (P28.4), R07 Nyeri tenggorokan dan rongga dada Kecuali: mialgia epidemik (B33.0) sore throat (akut) NOS (J02.9) nyeri pada: - leher (M54.2) - mammae (N64.4) disfagia (R13) R07.0 Nyeri tenggorokan R07.1 Nyeri rongga dada ketika bernafas Painful respiration R07.2 Nyeri precordial R07.3 Nyeri rongga dada lainnya Nyeri dinding depan rongga dada NOS R07.4 Nyeri rongga dada, tidak dijelaskan R09 Tanda dan gejala lain yang melibatkan sistem sirkulasi dan pernafasan Kecuali: respiratory - distress (syndrome)(of): - adult (J80) - newborn (P22.-) - respiratory: failure (J96.-) - of newborn (P28.5) R09.0 Asphyxia [tercekik] Kecuali: asphyxia (akibat): - intrauterus (P20.-) - asphyxia lahir (P21.-) - benda asing do saluran pernafasan (T17.-) - trauma (T71) - karbon monoxida (T58) R09.1 Pleurisy [pleuritis] 

896

Kecuali: pleurisy dengan effusi (J90) R09.2 Respiratory arrest Cardiorespiratory failure [kegagalan kardiorespirasi] R09.3 Sputum abnormal Kelainan: jumlah, warna, bau Sputum berlebihan Kecuali: sputum campur darah (R04.2) R09.8 Tanda dan gejala lain yang dijelaskan pada sistem sirkulasi dan pernafasan Bruit (arterial) Rales [rhonchi] Weak pulse [nadi lemah] Rongga dada dengan: - suara perkusi abnormal - suara friksi (bunyi gesekan) - timpani

Tanda dan gejala pada sistem pencernaan dan abdomen (R10-R19) Kecuali:

pylorospasme (K31.3) - kongenital atau infantil (Q40.0) obstruksi usus (K56.-), - bayi (P76.-) perdarahan gastrointestinum (K92.0-K92.2) - pada bayi (P54.0-P54.3), gejala yang dapat dirujuk ke organ genital: - pria (N48-N50) - wanita (N94.-) tanda dan gejala yang melibatkan sistem perkemihan (R30-R39)

R10 Nyeri abdomen dan pelvis Kecuali: dorsalgia (M54.-) kolik ginjal (N23) kembung dan kondisi terkait (R14) R10.0 Acute abdomen Nyeri hebat abdomen (umum)(lokal)(dengan kejang abdomen) R10.1 Nyeri lokal di abdomen atas Nyeri epigastrium R10.2 Nyeri pelvis dan perineum R10.3 Nyeri lokal di bagian lain abdomen bawah R10.4 Nyeri abdomen lain dan tidak dijelaskan Abdominal tenderness [nyeri tekan] NOS Kolik: - NOS - kolik infantil R11 Mual dan muntah Kecuali: haematemesis (K92.0), 

897

- haematemesis neonatus (P54.0) muntah (pada): - psikogenik (F50.5), - setelah operasi gastrointestinum (K91.0) - muntah berlebihan: pada kehamilan (O21.-) - muntah pada bayi (P92.0) R12 Heartburn Kecuali: dyspepsia (K30) R13 Dysphagia Sulit menelan R14 Flatulence [kembung] dan kondisi terkait Distensi perut (berisi gas) Bloating Eructation Gas pain Tympanites (perut)(usus) Kecuali: aerophagy psikogenik (F45.3) R15 Faecal incontinence Encopresis NOS Kecuali: yang penyebabnya nonorganik (F98.1) R16 Hepatomegali dan splenomegali, not elsewhere classified R16.0 Hepatomegaly, not elsewhere classified Hepatomegaly NOS R16.1 Splenomegaly, not elsewhere classified Splenomegaly NOS R16.2 Hepatomegaly dengan splenomegaly, not elsewhere classified Hepatosplenomegaly NOS R17 Jaundice yang tidak dijelaskan Kecuali: Jaundice neonatus (P55, P57-P59) R18 Ascites Cairan dalam rongga peritoneum R19 Tanda dan gejala lain pada sistem pencernaan dan abdomen Kecuali: acute abdomen (R10.0) R19.0 Sembab, massa atau bengkak intraabdomen dan pelvik Sembab atau bengkak difus atau umum: - intra-abdomen NOS - pelvik NOS - umbilikus Kecuali: distensi abdomen (gas) (R14)



898

R19.1

R19.2 R19.3 R19.4

R19.5

R19.6 R19.8

ascites (R18) Abnormal bowel sounds [bising usus abnormal] Bisng usus absen Bising usus hiperaktif Visible peristalsis [peristalsis terlihat] Hiperperistalsis Abdominal rigidity [kejang abdomen] Kecuali: yang disertai nyeri hebat abdomen (R10.0) Change in bowel habit [perubahan kebiasaan usus] Kecuali: konstipasi (K59.0) diare fungsional (K59.1) Kelainan feses lainnya Warna feses abnormal, feses banyak sekali, mukus pada feses Kecuali: melaena (K92.1) - pada neonatus (P54.1) Halitosis [bau nafas tidak menyenangkan] Tanda dan gejala lain yang dijelaskan pada sistem pencernaan dan abdomen

Tanda dan gejala gejala pada kulit dan jaringan subkutis (R20-R23) R20 Kekacauan sensasi kulit Kecuali: anestesia dan kehilangan sensasi disosiatif (F44.6) kekacauan psikogenik (F45.8) R20.0 Anaesthesia kulit R20.1 Hypoaesthesia kulit R20.2 Paraesthesia kulit kesemutan] Formikasi Pins and needles’ Tingling skin Kecuali: acroparaesthesia (I73.8) R20.3 Hyperaesthesia R20.8 Kekacauan sensasi kulit lain dan tidak dijelaskan R21

Rash dan erupsi kulit nonspesifik lain

R22 Sembab, massa dan benjol lokal pada kulit dan jaringan subkutis Termasuk: nodul subkutis (lokal)(superficial) Kecuali: adipositas lokal (E65) pembesaran kelenjar limfe (R59.-) oedema (R60.-) massa dan bengkak pada: - breast (N63) - intra-abdomen atau pelvik (R19.0) sembab (pada): - joint (M25.4)



899

R22.0 R22.1 R22.2 R22.3 R22.4 R22.7 R22.9

- intra-abdomen atau pelvik (R19.0) hasil abnormal pada citra diagnostik (R90-R93). Sembab, massa dan benjol lokal pada kepala Sembab, massa dan benjol lokal pada leher Sembab, massa dan benjol lokal pada badan Sembab, massa dan benjol lokal pada anggota atas Sembab, massa dan benjol lokal pada anggota bawah Sembab, massa dan benjol lokal pada situs ganda Sembab, massa dan benjol lokal, tidak dijelaskan

R23 Perubahan kulit lainnya R23.0 Cyanosis Kecuali: acrocyanosis (I73.8) serangan sianosis pada neonatus (P28.2) R23.1 Pallor [pucat] Clammy skin R23.2 Flushing [kemerahan menjalar] Blushing berlebihan Kecuali: pada keadaan menopause dan klimakterik wanita (N95.1) R23.3 Ecchymoses spontan Petechiae Kecuali: purpura (D69.-), ecchymoses pada janin dan bayi (P54.5), R23.4 Perubahan texture kulit Desquamasi [epitel epidermis lepas] Indurasi [pengerasan] Scaling [sisik] Kecuali: penebalan epidermis NOS (L85.9) R23.8 Perubahan kulit lainnya dan tidak dijelaskan

Tanda dan gejala pada sistem syaraf dan muskuloskeleton (R25-R29) R25 Pergerakan bawah sadar abnormal Kecuali: kelainan tic (F95.-), kelainan pergerakan stereotype (F98.4) kelainan pergerakan spesifik (G20-G26) R25.0 Pergerakan abnormal kepala R25.1 Tremor, tidak dijelaskan Kecuali: chorea NOS (G25.5) tremor: - hysterical (F44.4) - essential (G25.0) - intention (G25.2) R25.2 Cramp and spasm Kecuali: spasme karpopedal (R29.0) spasme infantil (G40.4)



900

R25.3 Fasciculation Twitching NOS R25.8 Pergerakan bawah sadar abnormal lain dan yang tidak dijelaskan R26 Kelainan gait dan mobilitas Kecuali: ataxia: - lokomotor (sifilitika) (A52.1) - herediter (G11.-) - NOS (R27.0) sindroma immobilitas (paraplegia) (M62.3) R26.0 Ataxic gait [lenggang ataksia] Staggering gait R26.1 Paralytic gait [lenggang lumpuh] Spastic gait R26.2 Kesulitan berjalan, not elsewhere classified R26.8 Kelainan gait dan mobilitas lain dan tidak dijelaskan Unsteadiness on feet NOS R27 Kehilangan koordinasi lainnya Kecuali: hereditary ataxia (G11.-) ataxic gait (R26.0) vertigo NOS (R42) R27.0 Ataxia, tidak dijelaskan R27.8 Kehilangan koordinasi lainnya dan tidak dijelaskan R29 Tanda dan gejala pada sistem syaraf dan muskuloskeletal lainnya R29.0 Tetany Spasme karpopedal Kecuali: tetani: - parathyroid (E20.9), - post-thyroidectomy (E89.2) - histeria (F44.5), - neonatus (P71.3), R29.1 Meningismus R29.2 Reflex abnormal Kecuali: reflex pupil abnormal (H57.0), reflex gag [‘muntah’] hiperaktif (J39.2) reaksi vasovagus atau syncope (R55) R29.3 Postur abnormal R29.4 Clicking hip Kecuali: deformitas kongenital panggul (Q65.-) R29.6 Tendency to fall, not elsewhere classified Tendensi jatuh karena usia tua atau masalah kesehatan lain yang tidak jelas. Kecuali: kecelakaan NOS (X59) sulit berjalan (R26.2) 

901

dizziness and giddiness (R42) [pusing dan merasa kepala ringan] jatuh yang menyebabkan cedera (W00-W19) jatuh akibat penyakit yang diklasifikasi di tempat lain syncope and collapse (R55) [pingsan] R29.8 Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada sistem syaraf dan muskuloskeletal

Tanda dan gejala pada sistem perkemihan (R30-R39) R30 Nyeri yang berhubungan dengan berkemih Kecuali: nyeri psikogenik (F45.3) R30.0 Dysuria Strangury R30.1 Vesical tenesmus [nyeri vesika urinaria] R30.9 Nyeri berkemih, tidak dijelaskan Painful urination NOS R31 Haematuria yang tidak dijelaskan Kecuali: haematuria rekurent atau persistent (N02.-) R32 Inkontinensia urin yang tidak dijelaskan Enuresis NOS Kecuali: enuresis nonorganik (F98.0) inkontinensia stress dan inkontinensia urin lain yang dijelaskan (N39.3-N39.4) R33

Retentio urin [urin tidak bisa keluar]

R34 Anuria dan oliguria [produksi urin tidak ada atau sedikit] Kecuali: yang merupakan komplikasi: abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.4) hamil, melahirkan dan nifas (O26.8, O90.4) R35 Polyuria [produksi urin berlebihan] Sering berkemih Nocturia [berkemih malam] Kecuali: polyuria psikogenik(F45.3) R36 Urethral discharge [keluar cairan dari uretra] Penile discharge Urethrorrhoea R39 Tanda dan gejala lain pada sistem perkemihan R39.0 Extravasation of urine [lewat di luar pembuluhnya] R39.1 Kesulitan berkemih lainnya Enggan berkemih Aliran kemih lambat Aliran kemih bercabang



902

R39.2 Uraemia extrarenal Uraemia prerenal R39.8 Tanda dan gejala lain tidak dijelaskan pada sistem perkemihan

Tanda dan gejala pada kognisi, persepsi, keadaan emosi, dan tingkah laku (R40-R46) Kecuali:

yang merupakan bagian dari pola kelainan jiwa (F00-F99)

R40 Somnolens, stupor dan koma Kecuali: koma: - diabetik (E10-E14, karakter keempat .0) - hipoglikemik (nondiabetik) (E15) - hepatik (K72.-) - uraemik (N19) - neonatus (P91.5) R40.0 Somnolens [mengantuk] Drowsiness R40.1 Stupor Semicoma Kecuali: stupor: - katatonik (F20.2) - manik (F30.2) - depresi (F31-F33) - disosiatif (F44.2) R40.2 Koma, tidak dijelaskan Tidak sadar NOS [pingsan] R41 Tanda dan gejala lain pada fungsi kognitif dan kewaspadaan Kecuali: kelainan disosiatif [konversi] (F44.-) R41.0 Disorientasi, tidak dijelaskan Confusion NOS [kebingungan] Kecuali: disorientasi psikogenik (F44.8) R41.1 Amnesia anterograde R41.2 Amnesia retrograde R41.3 Amnesia lain Amnesia NOS Kecuali: transient global amnesia (G45.4), sindroma amnesia: - organik (F04) - akibat zat psikoaktif (F10-F19, karakter keempat .6) R41.8 Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada fungsi kognitif dan kesadaran R42 Dizziness and giddiness Light-headedness Vertigo NOS Kecuali: sindroma vertiginosa (H81.-) 

903

R43 Kekacauan bau dan pengecapan R43.0 Anosmia R43.1 Parosmia R43.2 Parageusia [kelainan sensasi pengecapan] R43.8 Kekacauan bau dan pengecapan lain dan tidak dijelaskan Kekacauan campuran bau dan pengecapan R44 Tanda dan gejala lain pada sensasi dan persepsi umum Kecuali: kekacauan sensasi kulit (R20.-) R44.0 Halusinasi auditorius R44.1 Halusinasi visual R44.2 Halusinasi lain R44.3 Halusinasi, tidak dijelaskan R44.8 Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada sensasi dan persepsi umum R45 Tanda dan gejala pada keadan emosi R45.0 Nervousness Nervous tension [tegang] R45.1 Restlessness and agitation – [gelisah dan ingin ribut] R45.2 Unhappiness Worries NOS [khawatir] R45.3 Demoralisasi dan apati [kehilangan semangat dan tidak pedulian] R45.4 Irritability and anger [tegang dan marah] R45.5 Hostility [sikap bermusuhan] R45.6 Physical violence [kekerasan fisik] R45.7 Keadaan syok dan stress emosi, tidak dijelaskan R45.8 Tanda dan gejala lain yang melibatkan keadaan emosi Suicidal ideation (tendencies) [ingin bunuh diri] Kecuali: suicidal ideation yang merupakan bagian kelainan jiwa (F00-F99) R46 R46.0 R46.1 R46.2 R46.3 R46.4 R46.5 R46.6 R46.7 R46.8

Tanda dan gejala pada penampilan dan tingkah laku Kebersihan pribadi sangat rendah Penampilan pribadi sangat aneh Tingkah laku ganjil dan tak bisa dijelaskan] Overaktifitas Lamban dan kurang respons Kecuali: stupor (R40.1) Curiga dan sangat menghindar Keprihatinan dan memikirkan event penyebab stress secara berlebihan Terlalu banyak bicara dan detil terkait mengaburkan alasan kontak Tanda dan gejala lain pada penampilan dan tingkah laku



904

Tanda dan gejala pada bicara dan suara (R47-R49) R47 Kekacauan bicara, not elsewhere classified Kecuali: gangguan perkembangan spesifik pada bicara dan bahasa (F80.-) autisma (F84.0-F84.1) stuttering [stammering] (F98.5) cluttering (F98.6) R47.0 Dysphasia and aphasia Kecuali: progressive isolated aphasia (G31.0) R47.1 Dysarthria dan anarthria [susah menyusun suku kata] R47.8 Kekacauan bicara lainnya dan tidak dijelaskan R48 Dyslexia dan gangguan fungsi simbolik lain, not elsewhere classified Kecuali: kelainan perkembangan spesifik keterampilan sekolah (F81.-) R48.0 Dyslexia [huruf terbalik-balik] dan alexia [tak mengerti kata yang tertulis] R48.1 Agnosia [tak kenal tempat, person, rasa, atau bau yang pernah dikenal] R48.2 Apraxia [tak bisa membuat gerakan yang biasa] R48.8 Gangguan fungsi simbolik lain dan tidak dijelaskan Acalculia [tak bisa berhitung] Agraphia [tak bisa menulis] R49 Kekacauan suara Kecuali: kekacauan suara psikogenik (F44.4) R49.0 Dysphonia Hoarseness [suara kasar] R49.1 Aphonia Loss of voice [suara hilang] R49.2 Hypernasality and hyponasality R49.8 Kekacauan suara lainnya dan tidak dijelaskan Perubahan suara NOS

Tanda dan gejala umum (R50-R69) R50 Demam dengan asal-usul lain dan tidak diketahui Kecuali: demam dengan asal-usul tidak diketahui (sewaktu)(pada): - persalinan (O75.2) - newborn (P81.9) puerperal pyrexia NOS (O86.4) R50.2 Demam akibat obat Gunakan kode tambahan (Bab XX) untuk identifikasi obat, kalau disebabkan obat R50.8 Demam lain yang dijelaskan Demam dengan menggigil Demam dengan kaku Demam persisten R50.9 Demam, tidak dijelaskan 

905

Hyperpyrexia NOS, Pyrexia NOS Kecuali:

hyperthermia maligna akibat anaesthesia (T88.3)

R51 Headache Nyeri muka NOS Kecuali: nyeri muka tidak khas (G50.1) migraine dan sindroma sakit kepala lainnya (G43-G44) neuralgia trigeminus (G50.0) R52 Nyeri, not elsewhere classified Termasuk: nyeri yang tidak bisa dirujuk pada organ atau regio tubuh mana pun Kecuali: chronic pain personality syndrome (F62.8), kolik ginjal (N23), sakit kepala (R51) nyeri (pada): - psikogenik (F45.4) - mata (H57.1) - telinga (H92.0) - gigi (K08.8) - lidah (K14.6) - sendi (M25.5) - tulang punggung (M54.-) - pinggang (M54.5) - punggung (M54.9) - bahu (M75.8) - anggota (M79.6) - mammae (N64.4) - tenggorokan (R07.0) - rongga dada (R07.1-R07.4) - abdomen (R10.-) - pelvik and perineum (R10.2) R52.0 Nyeri akut R52.1 Nyeri kronis ‘intractable’ – [tak bisa hilang] R52.2 Nyeri kronis lain R52.9 Nyeri, tidak dijelaskan Nyeri umum NOS R53 Malaise and fatigue Asthenia NOS Lethargy Tiredness Penurunan fisik umum Debilitas: - NOS - kronis - nervosa



906

Kecuali:

debilitas: - kongenital (P96.9), - senilis (R54) exhaustion and fatigue (akibat)(pada): - pertempuran (F43.0), - neurasthenia (F48.0), - kehamilan (O26.8), - asthenia senilis(R54), - exposure (T73.2), - olahraga berlebihan (T73.3), - panas (T67.-) fatigue syndrome (F48.0) - fatigue syndrome pascavirus (G93.3)

R54 Senilitas Tua; tanpa disebutkan psikosis Usia senja; tanpa disebutkan psikosis Asthenia senilis Debilitas senilis Kecuali: psikosis senilis (F03) R55 Syncope and collapse Blackout [penglihatan tiba-tiba menghitam] Fainting [tidak sadar tiba-tiba, sebentar, karena penurunan aliran darah ke otak] Kecuali: astenia neurosirkulasi (F45.3) hipotensi ortostatik (I95.1) - neurogenik (G90.3) syok: - kardiogenik (R57.0), - NOS (R57.9), - pascabedah (T81.1) - mempersulit atau menyertai: - - abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.3) - - persalinan dan melahirkan (O75.1) Stokes-Adams attack (I45.9) – [akibat asistole atau fibrillasi jantung] syncope: - psikogenik (F48.8), - sinus karotid (G90.0), - panas (T67.1) pingsan NOS (R40.2) R56 Konvulsi, not elsewhere classified Kecuali: konvulsi [kontraksi dan relaksasi cepat berulang] dan kejang (pada): - disosiatif (F44.5) - epilepsi (G40-G41) - bayi baru lahir(P90) R56.0 Konvulsi demam R56.8 Konvulsi lain dan tidak dijelaskan 

907

Fit NOS Seizure (convulsive) NOS R57 Shock, not elsewhere classified Kecuali: toxic shock syndrome (A48.3) shock (akibat): - septik (A41.9) - psikis (F43.0) - petir (T75.0) - listrik (T75.4) - traumatika (T79.4) - komplikasi atau setelah abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.3) - obstetrik (O75.1) - pascabedah (T81.1) - anaesthesia (T88.2) - anaphylactik (akibat): - - NOS (T78.2) - - reaksi makanan (T78.0) - - serum (T80.5) R57.0 Syok kardiogenik R57.1 Syok hipovolemik R57.8 Syok lain Syok endotoxik R57.9 Syok, tidak dijelaskan Kegagalan sirkulasi perifer NOS R58 Haemorrhage, not elsewhere classified Perdarahan NOS R59 Pembesaran kelenjar limfe Termasuk: pembesaran kelenjar Kecuali: lymphadenitis: - mesenterika (akut)(kronik) (I88.0), - kronic (I88.1) - NOS (I88.9) - akut (L04.-) R59.0 Pembesaran kelenjar limfe lokal R59.1 Pembesaran kelenjar limfe umum Lymphadenopathy NOS Kecuali: penyakit HIV yang menyebabkan limfadenopati umum (persistent) (B23.1) R59.9 Pembesaran kelenjar limfe, tidak dijelaskan R60 Oedema, not elsewhere classified Kecuali: hydrothorax (J94.8) hydrops fetalis NOS (P83.2) ascites (R18) oedema (pada): 

908

- malnutrisi (E40-E46) - serebri (G93.6) - - akibat cedera lahir (P11.0) - larynx (J38.4) - pharynx (J39.2) - nasopharynx (J39.2) - paru-paru (J81) - hamil (O12.0) - bayi baru lahir (P83.3) - herediter (Q82.0) - angioneurotic (T78.3) R60.0 Oedema lokal R60.1 Oedema umum R60.9 Oedema, tidak dijelaskan Retensi cairan NOS R61 Hiperhidrosis R61.0 Hiperhidrosis lokal R61.1 Hiperhidrosis umum R61.9 Hiperhidrosis, tidak dijelaskan Keringat berlebihan Keringat malam R62 Perkembangan fisiologis tidak seperti diharapkan Kecuali: pubertas terlambat (E30.0) R62.0 Delayed milestone Tingkat perkembangan fisiologis yang diharapkan terlambat Terlambatnya: - berbicara - berjalan R62.8 Perkembangan fisiologis tidak seperti diharapkan lainnya Kegagalan: - pertambahan berat bada - bertumbuh Infantilisme NOS Pertumbuhan tidak ada Retardasi fisik Kecuali: penyakit HIV yang menyebabkan gagal bertumbuh (B22.2) retardasi fisik akibat malnutrisi (E45) R62.9 Perkembangan fisiologis tidak seperti diharapkan, tidak dijelaskan R63 Tanda dan gejala sehubungan dengan makan dan minum Kecuali: malnutrisi (E40-E46), kelainan makan dengan penyebab non-organik (F50.-) bulimia NOS (F50.2) R63.0 Anorexia 

909

Hilang selera makan Kecuali: anorexia nervosa (F50.0) hilang selera dengan penyebab non-organik (F50.8) R63.1 Polydipsia Minum berlebihan R63.2 Polyphagia Makan berlebihan Hiperalimentasi NOS R63.3 Kesulitan dan kesalahan pengaturan makan Masalah pemberian makanan NOS Kecuali: masalah pemberian makanan pada bayi(P92.-) kelainan pemberian makanan bayi dengan penyebab non-organik (F98.2) R63.4 Penurunan abnormal berat badan R63.5 Peningkatan abnormal berat badan Kecuali: peningkatan berat badan berlebihan pada kehamilan (O26.0) obesitas (E66.-) R63.8 Tanda dan gejala lain sehubungan dengan makan dan minum R64 Cachexia Kecuali: penyakit HIV yang menyebabkan wasting syndrome (B22.2) malignant cachexia (C80) marasmus gizi (E41) R68 Gejala dan tanda umum lainnya R68.0 Hypothermia, tidak ada hubungannya dengan suhu lingkungan yang dingin Kecuali: hypothermia (akibat)(pada): - neonatus (P80.-) - suhu lingkungan rendah (T68) - NOS (kecelakaan) (T68) - anaesthesia (T88.5) R68.1 Gejala non-spesifik yang khas pada bayi Tangis bayi berlebihan Bayi irritable Kecuali: teething syndrome (K00.7) iritabilitas serebri neonatus (P91.3) R68.2 Mulut kering, tidak dijelaskan Kecuali: mulut kering akibat: - dehidrasi (E86) - sicca syndrome [Sjögren] (M35.0) hiposekresi kelenjar saliva (K11.7) R68.3 Clubbing of fingers Clubbing of nails Kecuali: clubfinger kongenital (Q68.1) R68.8 Gejala dan tanda umum lainnya yang dijelaskan R69

Penyebab sakit yang tidak diketahui dan tidak dijelaskan 

910

Sakit NOS Penyakit yang tidak terdiagnosa, tidak dijelaskan situs atau sistem yang terlibat

Hasil abnormal pada pemeriksaan darah, tanpa diagnosis (R70-R79) Kecuali:

kelainan (dari)(pada): - koagulasi (D65-D68) - platelets dan trombosit (D69.-) - lekosit yang diklasifikasikan di tempat lain (D70-D72) - lipids (E78.-) - pemeriksaan antenatal ibu (O28.-) hasil abnormal diagnostik yang diklasifikasi di tempat lain - lihat Index Alfabet kelainan perdarahan dan hematologis pada janin dan bayi (P50-P61)

R70 Peningkatan erythrocyte sedimentation rate dan kelainan kepekatan plasma R70.0 Peningkatan erythrocyte sedimentation rate [laju endap darah] R70.1 Kelainan kepekatan plasma R71 Kelainan sel darah merah Kelainan: morfologi eritrosit NOS volume eritrosit NOS Anisocytosis Poikilocytosis Kecuali: anaemia (D50-D64) polycythaemia: - vera (D45) - ringan (familial) (D75.0) - sekunder (D75.1) - neonatorum (P61.1) R72 Kelainan white blood cells, not elsewhere classified Hitung jenis lekosit abnormal NOS Kecuali: leukocytosis (D72.8) R73 Peningkatan kadar gula darah Kecuali: diabetes mellitus (E10-E14), - pada kehamilan, melahirkan dan nifas (O24.-) hypoinsulinaemia pascabedah (E89.1) kelainan neonatus (P70.0-P70.2) R73.0 Glucose tolerance test abnormal Diabetes: - kimiawi - laten Toleransi glukosa terganggu Prediabetes R73.9 Hyperglycaemia, tidak dijelaskan R74

Kadar abnormal enzim serum



911

R74.0 Peningkatan kadar transaminase dan lactic acid dehydrogenase [LDH] R74.8 Kadar abnormal enzim serum lainnya Kada abnormal: - acid phosphatase - alkaline phosphatase - amylase - lipase [triacylglycerol lipase] R74.9 Kadar abnormal enzim serum yang tidak dijelaskan R75 Bukti laboratorium akan human immunodeficiency virus [HIV] Hasil uji HIV bayi yang tidak memberikan kesimpulan Kecuali: status infeksi human immunodeficiency virus [HIV] asymptomatik (Z21) penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24) R76 Hasil immunologis serum abnormal lainnya R76.0 Peningkatan titer antibodi Kecuali: isoimmunisasi, pada kehamilan (O36.0-O36.1) - mengganggu janin atau bayi (P55.-) R76.1 Reaksi abnormal terhadap test tuberkulin Hasil abnormal test Mantoux R76.2 Hasil serological test for syphilis (STS) positif palsu Reaksi Wassermann positif palsu R76.8 Hasil immunologis serum abnormal lain yang dijelaskan Peningkatan kadar immunoglobulins NOS R76.9 Hasil immunologis serum abnormal, tidak dijelaskan R77 Kelainan protein plasma lainnya Kecuali: kelainan metabolisme protein plasma (E88.0) R77.0 Kelainan albumin R77.1 Kelainan globulin Hiperglobulinaemia NOS R77.2 Kelainan alphafetoprotein R77.8 Kelainan protein plasma lain yang dijelaskan R77.9 Kelainan protein plasma, tidak dijelaskan R78 Penemuan obat dan zat lain, yang biasanya tidak terdapat di dalam darah Kecuali: Kelainan jiwa dan tingkah laku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-F19) R78.0 Penemuan alkohol di dalam darah Gunakan kode tambahan penyebab eksternal (Y90.-), untuk detail kadar alkohol R78.1 Penemuan obat opiat di dalam darah R78.2 Penemuan kokain di dalam darah R78.3 Penemuan hallusinogen di dalam darah R78.4 Penemuan obat lain yang berpotensi adiktif di dalam darah R78.5 Penemuan obat psikotropika di dalam darah



912

R78.6 Penemuan zat steroid di dalam darah R78.7 Penemuan kadar abnormal logam berat di dalam darah R78.8 Penemuan zat lain yang dijelaskan, yang biasanya tidak t di dalam darah Penemuan kadar abnormal lithium di dalam darah R78.9 Penemuan zat yang tidak dijelaskan, yang biasanya tidak ada di dalam darah R79 Hasil abnormal lain pada kimia darah Kecuali: kelainan cairan, elektrolit, dan keseimbangan asam basa (E86-E87) hiperurikemia asimtomatik (E79.0) hiperglikemia NOS (R73.9) hipoglikemia NOS (E16.2) - neonatus (P70.3-P70.4) hasil spesifik yang menunjukkan kelainan metabolisme: - asam amino (E70-E72) - karbohidrat (E73-E74) - lipid (E75.-) R79.0 Kadar abnormal mineral darah Kadar abnormal: - cobalt (Co) - copper (Cu) - iron (Fe) - magnesium (Mg) - zinc (Zn) - mineral NEC Kecuali: defisiensi mineral gizi (E58-E61) kelainan metabolisme mineral (E83.-) hipomagnesaemia neonatus (P71.2) kadar abnormal lithium (R78.8) R79.8 Hasil abnormal lain yang dijelaskan pada kimia darah Kadar abnormal gas darah R79.9 Hasil abnormal kimia darah, tidak dijelaskan

Hasil abnormal pada pemeriksaan urin, tanpa diagnosis (R80-R82) Kecuali:

hasil abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu (O28.-) hasisl abnormal diagnostik yang diklasifikasi di tempat lain hasil spesifik yang menunjukkan kelainan metabolisme:: - asam amino (E70-E72) - karbohidrat (E73-E74)

R80 Isolated proteinuria [proteinuria tersendiri] Albuminuria NOS Proteinuria Bence Jones Proteinuria NOS Kecuali: proteinuria: - persistent (N39.1) - orthostatik (N39.2)



913

- gestasi (O12.1) - tersendiri, dengan lesi morfologis yang dijelaskan (N06.-) R81 Glycosuria Kecuali: glikosuria ginjal (E74.8) R82 Hail abnormal lainnya pada urin Kecuali: haematuria (R31) R82.0 Chyluria Kecuali: chyluria filaria (B74.-) R82.1 Mioglobinuria R82.2 Biliuria R82.3 Haemoglobinuria Kecuali: haemoglobinuria: - paroxysmal nocturnal [Marchiafava-Micheli] (D59.5) - pada hemolisis akibat faktor eksternal NEC (D59.6) R82.4 Acetonuria Ketonuria R82.5 Peningkatan kadar obat dan zat biologis urin Peningkatan kadar urin: - katekolamin - indoleacetic acid - 17-ketosteroids - steroids R82.6 Kadar abnormal urin untuk zat yang sumbernya bukan obat-obatan Kadar abnormal logam berat urin R82.7 Hasil abnormal pada pemeriksaan mikrobiologi urin Hasil kultur positif R82.8 Hasil abnormal pada pemeriksaan sitologis dan histologis urin R82.9 Hasil abnormal lain dan tidak dijelaskan pada urine Sel dan casts pada urine Crystalluria Melanuria

Hasil abnormal pemeriksaan cairan tubuh, zat dan jaringan lain, tanpa diagnosis (R83R89) Kecuali:

hasil abnormal pada: - pemeriksaan antenatal ibu (O28.-) - hasil pemeriksaan: - - darah, tanpa diagnosis: (R70-R79) - - urine, tanpa diagnosis (R80-R82) hasil abnormal diagnostik yang diklasifikasi di tempat lain – lihat Index Alfabet

Subdivisi karakter keempat berikut digunakan dengan kategori R83-R89: .0 Kadar abnormal enzym



914

.1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 R83

Kadar abnormal hormon Kadar abnormal obat dan zat biologis lain Kadar abnormal zat yang sumbernya bukan obat-obatan Hasil abnormal immunologis Hasil abnormal mikrobiologis Hasil kultur positif Hasil abnormal sitologis Apusan abnormal Papanicolaou Hasil abnormal histologis Hasil abnormal lainnya Hasil abnormal chromosom Hasil abnormal yang tidak dijelaskan

Hasil abnormal pada cerebrospinal fluid

R84 Hasil abnormal pada specimens dari organ respirasidan thorax Hasil abnormal pada: - apusan bronkus - sekresi hidung - cairan pleura - sputum - apusan tenggorokan Kecuali: sputum bercampur darah (R04.2) R85 Hasil abnormal pada specimens dari organ pencernaan dan rongga abdomen Hasil abnormal pada: - cairan peritoneum - saliva Kecuali: kelainan feses (R19.5) R86 Hasil abnormal pada specimens dari organ genitalia pria Hasil abnormal pada: - sekresi prostat - semen, cairan seminal Spermatozoa abnormal Kecuali: azoospermia (N46) oligospermia (N46) R87 Hasil abnormal pada specimens dari organ genitalia wanita Hasil abnormal pada sekresi dan apusan dari: - cervix uteri - vagina - vulva Kecuali: carcinoma in situ (D05-D07.3) displasia: - cervix uteri (N87.-)



915

- vagina (N89.0-N89.3) - vulva (N90.0-N90.3) R89 Hasil abnormal pada specimens dari organ, sistem dan jaringan lain Hasil abnormal pada: - cairan nipple [papilla mammae] - cairan synovium [pada sendi] - sekresi luka

Hasil abnormal citra diagnostik dan function studies, tanpa diagnosis (R90R94) Termasuk: menggunakan:

Kecuali:

hasil abnormal nonspecifik pada citra diagnostik

- computerized axial tomography [CAT scan] - ultrasound [echogram] - magnetic resonance imaging [MRI][NMR] - thermography - positron emission tomography [PET scan] - pemeriksaan X-ray hasil abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu (O28.-) hasil abnormal diagnostik yang diklasifikasikan di tempat lain

R90 Hasil abnormal pada citra diagnostik sistem syaraf pusat R90.0 Lesi intrakranium yang memakan tempat R90.8 Hasil abnormal lain pada citra diagnostik sistem syaraf pusat Echoencephalogram abnormal R91 Hasil abnormal pada citra diagnostik paru-paru Coin lesion NOS [lesi seperti mata uang logam] Lung mass NOS [massa di paru-paru] R92

Hasil abnormal pada citra diagnostik mammae

R93 Hasil abnormal pada citra diagnostik struktur tubuh lainnya R93.0 Hasil abnormal pada citra diagnostik tengkorak dan kepala, n.e.c. Kecuali: lesi intrakranium yang memakan tempat (R90.0) R93.1 Hasil abnormal pada citra diagnostik jantung dan sirkulasi koroner Abnormal: - echocardiogram NOS - bayangan jantung R93.2 Hasil abnormal pada citra diagnostik hati dan saluran empedu Nonvisualisasi kandung empedu R93.3 Hasil abnormal pada citra diagnostik bagian lain saluran pencernaan R93.4 Hasil abnormal pada citra diagnostik organ perkemihan Cacad pengisian pada: - bladder



916

- kidney - ureter Kecuali: hipertrofi ginjal (N28.8) R93.5 Hasil abnormal pada citra diagnostik daerah abdomen lain, termasuk retroperitoneum R93.6 Hasil abnormal pada citra diagnostik anggota Kecuali: hasil abnormal pada kulit dan jaring subkutis (R93.8) R93.7 Hasil abnormal pada citra diagnostik bagian lain sistem musculoskeleton Kecuali: hasil abnormal pada citra diagnostik tengkorakl (R93.0) R93.8 Hasil abnormal pada citra diagnostik struktur tubuh lain yang dijelaskan Hasil radiologis abnormal kulit dan jaringan subkutis Shift mediastinum R94 Hasil abnormal function studies [penelitian fungsi] Termasuk: hasil abnormal pada: - pemeriksaan tangkapan radionuclide [radioisotope] - scintigraphy R94.0 Hasil abnormal function studies sistem syaraf pusat Electroencephalogram [EEG] abnormal R94.1 Hasil abnormal function studies sistem syaraf perifer dan indera khusus Abnormal: - electromyogram [EMG] - electro-oculogram [EOG] - electroretinogram [ERG] - response to nerve stimulation - visually evoked potential [VEP] R94.2 Hasil abnormal function studies paru-paru Penurunan: - kapasitas ventilasi - kapasitas vital R94.3 Hasil abnormal function studies kardiovaskuler Abnormal: - electrocardiogram [ECG][EKG] - electrophysiological intracardiac studies - phonocardiogram - vectorcardiogram R94.4 Hasil abnormal function studies ginjal Uji fungsi ginjal abnormal R94.5 Hasil abnormal function studies hati R94.6 Hasil abnormal function studies tiroid R94.7 Hasil abnormal function studies endokrin lainnya Kecuali: uji toleransi glukosa abnormal (R73.0) R94.8 Hasil abnormal function studies organ dan sistem lain Abnormal: - basal metabolic rate [BMR] 

917

- uji fungsi kandung kemih - uji fungsi limpa

Penyebab kematian yang tidak jelas dan tidak diketahui (R95-R99) Kecuali: R95

fetal death dengan penyebab tidak dijelaskan (P95) kematian obstetri NOS (O95)

Sudden infant death syndrome [SIDS]

R96 Mati mendadak lainnya, penyebab tidak diketahui Kecuali: sudden cardiac death, begitu tertulis (I46.1) sudden infant death syndrome (R95) R96.0 Instantaneous death [mati mendadak] R96.1 Kematian kurang dari 24 jam sejak awal gejala, tanpa penjelasan lain Kematian yang tidak ‘violent’ atau mendadak, tapi penyebabnya tidak diketahui Kematian tanpa tanda-tanda penyakit R98 Unattended death [kematian yang tidak dihadiri] Kematian dengan ditemukan mayat dan tidak ditemukan penyebabnya Found dead R99 Penyebab kematian yang kabur dan tidak dijelaskan Kematian NOS Penyebab kematian tidak diketahui



918

BAB XIX. CEDERA, KERACUNAN, DAN AKIBAT LAIN TERTENTU PENYEBAB EKSTERNAL (S00-T98) Kecuali:

trauma obstetrik (O70-O71), trauma lahir (P10-P15)

Bab ini berisi blok-blok berikut: S00-S09 Cedera kepala S10-S19 Cedera leher S20-S29 Cedera thorax S30-S39 Cedera abdomen, punggung bawah, spina lumbalis, dan pelvis S40-S49 Cedera bahu dan lengan atas S50-S59 Cedera siku dan lengan bawah S60-S69 Cedera pergelangan dan tangan S70-S79 Cedera panggul dan paha S80-S89 Cedera lutut dan tungkai bawah S90-S99 Cedera tumit dan kaki T00-T07 T08-T14 T15-T19 T20-T32 T33-T35 T36-T50 T51-T65 T66-T78 T79 T80-T88 T90-T98

Cedera yang melibatkan regio ganda pada tubuh Cedera bagian yang tidak dijelaskan pada badan, anggota atau regio tubuh Efek dari benda asing yang masuk melalu lobang alamiah Luka bakar dan korosi Cedera dingin [frostbite] Keracunan oleh drugs, obat medis dan zat-zat biologis Efek toksik dari zat yang peran utamanya bukan obat medis Efek lain dan yang tidak dijelaskan dari penyebab eksternal Komplikasi dini tertentu dari trauma Komplikasi asuhan bedah dan medis, not elsewhere classified Sequelae dari cedera, keracunan dan konsekuensi lain penyebab eksternal

Bab ini menggunakan huruf S untuk pengkodean berbagai jenis cedera regio tunggal tubuh, dan huruf T untuk cedera regio ganda atau regio yang tidak dijelaskan pada tubuh, di samping untuk keracunan dan konsekuensi lain tertentu dari penyebab luar. Kalau situs cedera ganda terdapat pada judul, kata “dengan” menunjukkan melibatkan kedua situs, sedangkan kata “dan” menunjukkan melibatkan salah satu atau kedua situs. Prinsip pengkodean ganda pada cedera harus diikuti sedapat mungkin. Kategori-kategori kombinasi untuk cedera ganda disediakan untuk digunakan ketika detil masing-masing kondisi tidak memadai, atau untuk tujuan tabulasi primer ketika pengkodean satu kode lebih mudah dilakukan untuk cedera ganda tersebut. Kalau tidak, maka cedera komponen ini hendaknya dikode secara terpisah. Rujukan hendaknya juga dilakukan pada aturan dan pedoman pengkodean pada Volume 2. Blok-blok pada bagian S di samping pada T00-T14 dan T90-T98 berisi cedera pada level tiga karakter yang diklasifikasikan menurut jenisnya sebagai berikut. Cedera permukaan, termasuk:



919

Abrasio [lecet], blister [melepuh] (nonthermal) Kontusio, termasuk memar dan haematoma Cedera akibat benda asing permukaan (serpihan) tanpa luka besar terbuka Gigitan serangga (tak berbisa) Luka terbuka, termasuk: Gigitan binatang, tersayat, laserasi Luka tembus NOS , dengan benda asing (tembus) Fraktur, termasuk: Fraktur tertutup: comminuted, depressed, elevated, fissured, greenstick, impacted, linear march, simple, slipped epiphysis, spiral: dengan atau tanpa kesembuhan yang tertunda Fraktur dislokasi, fraktur dengan displacement Fraktur:terbuka: compound, infected, missile, puncture, dengan benda asing dengan atau tanpa kesembuhan yang tertunda Kecuali: Fraktur: dengan osteoporosis (M80.-), stress (M84.3), pathological (M84.4) Fraktur malunion (M84.0) Fraktur nonunion [pseudoarthrosis] (M84.1) Dislokasi, sprain dan strain, termasuk Sendi (kapsul) atau ligamen yang mengalami: avulsi, laserasi, sprain, strain, haemarthrosis, ruptur, subluxasio, robek: akibat trauma Cedera syaraf dan medulla spinalis, termasuk: Lesi komplit atau inkomplit pada medulla spinalis Lesi pada kesinambungan syaraf dan medulla spinalis Syaraf putus, hematomielia, paralisis (sementara), paraplegia, quadriplegia: akibat trauma Cedera pembuluh darah, termasuk: Pembuluh darah mengalami: avulsi, terpotong, laserasi aneurisma atau fistula (arteriovena), hematoma arteri, ruptur: akibat trauma Cedera otot dan tendon, termasuk: Otot dan tendon mengalami: avulsi, terpotong, laserasi, ruptur trauma Cedera remuk Amputasi trauma Cedera organ internal, termasuk: Organ internal mengalami: cedera blast, cedera konkusio, memar, crushing, laserasi hematoma, tertusuk, ruptur, robek: akibat trauma Cedera lain dan yang tidak dijelaskan



920

Cedera kepala (S00-S09) Termasuk: cedera: telinga, mata, periokuler, muka (semua bagian), kulit kepala (kulit kepala), rahang, rongga mulut, gusi, gigi, palatum, lidah, area temporomandibularis Kecuali: frostbite (T33-T35), efek benda asing terhadap mata bagian luar (T15.-) efek benda asing di: hidung (T17.0-T17.1), farings (T17.2), larings (T17.3), telinga (T16), mulut (T18.0) luka bakar dan korosi (T20-T32), gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4) S00 Cedera permukaan kepala Kecuali: kontusio serebri (diffus) (S06.2), kontusio serebri fokus (S06.3) cedera mata dan orbita (S05.-) S00.0 Cedera permukaan kulit kepala S00.1 Kontusio kelopak dan area periokuler Black eye Kecuali: kontusio bola mata dan jaringan orbita (S05.1) S00.2 Cedera permukaan lain pada kelopak dan area periokuler Kecuali: cedera permukaan konjungtiva dan kornea (S05.0) S00.3 Cedera permukaan hidung S00.4 Cedera permukaan telinga S00.5 Cedera permukaan bibir dan rongga mulut S00.7 Cedera permukaan ganda pada kepala S00.8 Cedera permukaan bagian lain kepala S00.9 Cedera permukaan kepala, bagian tidak dijelaskan S01 Luka terbuka kepala Kecuali: Cedera mata dan orbita (S05.-), Amputasi trauma bagian kepala (S08.-), dekapitasi (S18) S01.0 Luka terbuka kulit kepala Kecuali: avulsi kulit kepala (S08.0) S01.1 Luka terbuka kelopak dan area periokuler Luka terbuka kelopak dan area periokuler dengan atau tanpa melibatkan duktus lakrimalis S01.2 Luka terbuka hidung S01.3 Luka terbuka telinga S01.4 Luka terbuka pipi dan area temporomandibularis S01.5 Luka terbuka bibir dan rongga mulut Kecuali: dislokasi gigi (S03.2), fraktur gigi (S02.5) S01.7 Luka terbuka ganda pada kepala S01.8 Luka terbuka bagian lain kepala S01.9 Luka terbuka kepala, bagian tidak dijelaskan S02

Fraktur tengkorak dan tulang muka Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka 0 closed 1 open



921

Untuk kode utama fraktur tengkorak dan tulang muka dengan cedera intrakranial yang terkait, rujuk aturan dan pedoman pengkodean morbiditas dan mortalitas pada Volume 2. S02.0 Fraktur atap tengkorak Fraktur os. frontalis, os. parietal S02.1 Fraktur basis tengkorak Fraktur occiput, os. temporalis, sphenoid, atap orbita Fraktur fossa: anterior, middle, posterior Fraktur sinus: ethmoid, frontal Kecuali: lantai orbita (S02.3), orbita NOS (S02.8) S02.2 Fraktur os. nasalis S02.3 Fraktur lantai orbita Kecuali: fraktur atap orbita (S02.1), orbita NOS (S02.8) S02.4 Fraktur tulang malaris dan maxillaris Fraktur maxilla superior, (tulang) rahang atas, zygoma S02.5 Fraktur gigi Gigi patah S02.6 Fraktur mandibula Fraktur (os.) rahang bawah S02.7 Fraktur ganda melibatkan tengkorak dan tulang muka S02.8 Fraktur tengkorak dan tulang muka lainnya Fraktur alveolus, palatum, orbita NOS Kecuali: fraktur atap orbita (S02.1), lantai orbita (S02.3) S02.9 Fraktur tulang tengkorak dan muka, bagian tidak dijelaskan S03 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen kepala S03.0 Dislokasi rahang Dislokasi rahang (rawan)(meniskus), mandibula, S03.1 Dislokasi rawan septum hidung S03.2 Dislokasi gigi S03.3 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada kepala S03.4 Sprain dan strain rahang Sprain dan strain (sendi)(ligamen) temporomandibula S03.5 Sprain dan strain sendi dan ligamen bagian lain dan tidak dijelaskan pada kepala S04 Cedera nervi kraniales S04.0 Cedera n. optikus dan jaras optik Cedera khiasma optikum, NC II, korteks visual S04.1 Cedera n. okulomotorius Cedera NC III S04.2 Cedera n. trokhlearis Cedera NC IV S04.3 Cedera n. trigeminus Cedera NC V S04.4 Cedera n. abdusens Cedera NC VI S04.5 Cedera n. fasialis Cedera NC VII S04.6 Cedera n. akustikus



922

Cedera NC VIII, n. auditorius S04.7 Cedera n. aksessorius Cedera NC XI S04.8 Cedera nervi kraniales lain Cedera nn. olfaktorius [I], vagus [X], glossofaringeus [IX], hipoglossus [XII] S04.9 Cedera tidak dijelaskan pada syaraf kepala S05 Cedera mata dan orbita Kecuali: cedera permukaan kelopak (S00.1-S00.2), luka terbuka kelopak dan area periokuler (S01.1), fraktur tulang orbita (S02.1, S02.3, S02.8), cedera: nn. optikus [II] (S04.0), okulomotorius [III] (S04.1) S05.0 Cedera konjungtiva dan abrasi kornea tanpa disebut benda asing Kecuali: benda asing dalam: sakkus konjungtiva (T15.1), kornea (T15.0) S05.1 Kontusio bola mata dan jaringan orbita Hifema traumatika [hifema = perdarahan ke dalam ruang anterior mata] Kecuali: black eye (S00.1), kontusio kelopak dan area periokuler (S00.1) S05.2 Laserasi dan ruptur okuler dengan prolaps atau hilangnya jaringan intraokuli S05.3 Laserasi okuler tanpa prolaps atau hilangnya jaringan intraokuli Laserasi mata NOS S05.4 Luka tembus orbita dengan atau tanpa benda asing Kecuali: benda asing (lama) yang tertahan setelah luka tembus orbita (H05.5) S05.5 Luka tembus bola mata dengan benda asing Kecuali: benda asing ditraokuli (lama) tertahan (H44.6-H44.7) S05.6 Luka tembus bola mata tanpa benda asing Penetrasi okuli NOS S05.7 Avulsi mata Enukleasi traumatika S05.8 Cedera lain pada mata dan orbita Cedera duktus lakrimalis S05.9 Cedera mata dan orbita, bagian tidak dijelaskan Cedera mata NOS S06

Cedera intrakranium Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan kalau penggunaan kode ganda untuk identifikasi cedera dan luka terbuka intrakranium tidak mungkin atau tidak diinginkan. 0 tanpa luka terbuka intrakranium 1 dengan luka terbuka intrakranium Untuk kode utama pada cedera intrakranium dengan fraktur yang terkait, kode utama harus pada fraktur intrakranium(S02.-) S06.0 Konkusio Commotio cerebri S06.1 Edema traumatika otak S06.2 Cedera diffus otak Kontusio otak NOS, laserasi otak NOS, kompresi traumatika otak NOS S06.3 Cedera otak pada fokus Kontusio dan laserasi serebri, perdarahan intraserebri traumatika: pada fokus S06.4 Perdarahan epidura Perdarahan extradura (traumatika) 

923

S06.5 S06.6 S06.7 S06.8

Perdarahan traumatika subdura Perdarahan traumatika subarakhnoid Cedera intrakranium dengan koma berlangsung lama Cedera intrakranium lainnya Perdarahan traumatika: serebellum, intrakranium NOS S06.9 Cedera intrakranium, tidak dijelaskan Cedera otak NOS Kecuali: cedera kepala NOS (S09.9) S07 S07.0 S07.1 S07.8 S07.9

Cedera remuk kepala Cedera remuk muka Cedera remuk tengkorak Cedera remuk bagian lain kepala Cedera remuk kepala, bagian tidak dijelaskan

S08 S08.0 S08.1 S08.8 S08.9

Amputasi trauma bagian kepala Avulsi kulit kepala Amputasi trauma telinga Amputasi trauma bagian lain kepala Amputasi trauma bagian kepala yang tidak dijelaskan Kecuali: dekapitasi (S18)

S09 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada kepala S09.0 Cedera pembuluh darah kepala, not elsewhere classified Kecuali: cedera: pembuluh darah: otak (S06.-), pra-otak (S15.-) S09.1 Cedera otot dan tendon kepala S09.2 Ruptur traumatika gendang telinga S09.7 Cedera ganda pada kepala Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu kategori pada S00-S09.2 S09.8 Cedera lain yang dijelaskan pada kepala S09.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada kepala Cedera: muka NOS, telinga NOS, nose NOS

Cedera leher (S10-S19) Termasuk: Cedera: tengkuk, supraklavikula, tenggorok Kecuali: Fraktur vertebra NOS (T08), gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4) Cedera: badan NOS (T09.-), medulla spinalis NOS (T09.3), Efek benda asing pada: farings (T17.2), larings (T17.3), trakhea (T17.4), esofagus (T18.1) Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35) S10 Cedera permukaan leher S10.0 Kontusio tenggorokan Kontusio esofagus bagian leher, larings, farings, trakhea S10.1 Cedera permukaan lain dan tidak dijelaskan pada tenggorokan S10.7 Cedera permukaan ganda pada leher S10.8 Cedera permukaan other parts pada leher S10.9 Cedera permukaan leher, bagian tidak dijelaskan S11

Luka terbuka leher 

924

Kecuali: dekapitasi (S18) S11.0 Luka terbuka melibatkan larings dan trakhea Luka terbuka rakhea: NOS, servikalis Kecuali: trakhea torakalis (S27.5) S11.1 Luka terbuka melibatkan kelenjar tiroid S11.2 Luka terbuka melibatkan farings dan esofagus servikalis Kecuali: oesophagus NOS (S27.8) S11.7 Luka terbuka ganda pada leher S11.8 Luka terbuka bagian lain leher S11.9 Luka terbuka leher, bagian tidak dijelaskan S12

Fraktur leher Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka 0 closed 1 open Termasuk: vertebra, prosesus spinosus/transversus, arkus vertebralis/neural: servikalis S12.0 Fraktur vertebra servikalis I Fraktur atlas S12.1 Fraktur vertebra servikalis II Fraktur axis S12.2 Fraktur vertebra servikalis lain yang dijelaskan Kecuali: fraktur ganda spina servikalis (S12.7) S12.7 Fraktur ganda spina servikalis S12.8 Fraktur bagian lain leher Fraktur os. hyoid, larings, kartilago tiroid, trakhea S12.9 Fraktur leher, bagian tidak dijelaskan Fraktur spina atau vertebra servikalis NOS: S13 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen setinggi leher Kecuali: ruptur atau pergeseran diskus intervertebralis (nontraumatika) servikalis (M50.-) S13.0 Ruptur traumatika pada diskus intervertebralis servikalis S13.1 Dislokasi vertebra servikalis Dislokasi spina servikalis NOS S13.2 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada leher S13.3 Dislokasi ganda pada leher S13.4 Sprain dan strain spina servikalis Sprain dan strain: servikalis, (ligamen) longitudinalis anterior, (sendi) atlanto-axial, (sendi) atlantooksipitalis Cedera whiplash S13.5 Sprain dan strain daerah tiroid Sprain dan strain: (sendi)(ligamen) cricoarytenoid, (sendi)(ligamen) cricotiroid, kartilago tiroid S13.6 Sprain dan strain sendi dan ligamen di bagian lain dan tidak dijelaskan pada leher S14 Cedera syaraf dan medulla spinalis setinggi leher S14.0 Konkusio dan edema of medulla spinalis servikalis



925

S14.1 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada medulla spinalis servikalis Cedera medulla spinalis servikalis NOS S14.2 Cedera radiks syaraf spina servikali S14.3 Cedera plexus brakhialis S14.4 Cedera syaraf perifer leher S14.5 Cedera syaraf simpatis servikalis S14.6 Cedera syaraf lain dan tidak dijelaskan pada leher S15 Cedera pembuluh darah setinggi leher S15.0 Cedera a. carotid Cedera a. carotid (common) (external) (internal) S15.1 Cedera a. vertebralis S15.2 Cedera v. jugularis externa S15.3 Cedera v. jugularis interna S15.7 Cedera pembuluh darah ganda setinggi leher S15.8 Cedera pembuluh darah lain setinggi leher S15.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan setinggi leher S16

Cedera otot dan tendon setinggi leher

S17 S17.0 S17.8 S17.9

Cedera remuk leher Cedera remuk larings dan trakhea Cedera remuk bagian lain leher Cedera remuk leher, bagian tidak dijelaskan

S18

Amputasi trauma setinggi leher Dekapitasi

S19 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada leher S19.7 Cedera gandapada leher Cedera yang dengan klasifikasi lebihdari satu kategori pada S10-S18 S19.8 Cedera lain yang dijelaskan pada leher S19.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada leher

Cedera thorax (S20-S29) Termasuk: Cedera: dada depan, area interskapula, (dinding) dada Kecuali: Fraktur spina NOS (T08), luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35) Efek benda asing di: trakhea (T17.4), bronkus (T17.5), lung (T17.8), esofagus (T18.1) Gigitan atau sengatan serangga, beracun (T63.4) Cedera: axilla, klavikula, daerah skapula, bahu (S40-S49), medulla spinalis NOS (T09.3), badan NOS (T09.-) S20 S20.0 S20.1 S20.2 S20.3 S20.4 S20.7 S20.8

Cedera permukaan thorax Kontusio thorax Cedera permukaan lain dan tidak dijelaskan pada thorax Kontusio thorax Cedera permukaan lain pada dinding depan thorax Cedera permukaan lain pada dinding belakang thorax Cedera permukaan ganda pada thorax Cedera permukaan bagian lain dan tidak dijelaskan pada thorax 

926

Cedera permukaan dinding dada NOS S21 Luka terbuka thorax Kecuali: pneumothorax (S27.0), haemothorax (S27.1), hemopneumothorax (S27.2): trauma S21.0 Luka terbuka thorax depan S21.1 Luka terbuka dinding depan thorax S21.2 Luka terbuka dinding belakang thorax S21.7 Luka terbuka ganda pada dinding thorax S21.8 Luka terbuka bagian lain thorax S21.9 Luka terbuka thorax, bagian tidak dijelaskan Luka terbuka dinding thorax NOS S22

Fraktur iga, sternum dan spina torakalis Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka 0 closed 1 open Termasuk: arkus neural/vertebralis, vertebra, prosesus spinosus/transversus: torakalis Kecuali: fraktur: klavikula (S42.0), skapula (S42.1) S22.0 Fraktur vertebra torakalis Fraktur spina torakalis NOS S22.1 Fraktur ganda spina torakalis S22.2 Fraktur sternum S22.3 Fraktur iga S22.4 Fraktur ganda pada iga S22.5 Flail chest – dada tak stabil S22.8 Fraktur bagian lain tulang torak S22.9 Fraktur tulang thorax, bagian tidak dijelaskan S23 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen thorax Kecuali: dislokasi, sprain dan strain sendi sterno-klavikulais(S43.2, S43.6) ruptur atau pergeseran (nontraumatika) diskus intervertebralis thorax (M51.-) S23.0 Ruptur traumatika pada diskus intervertebralis thorax S23.1 Dislokasi vertebra torakalis Dislokasi spina torakalis NOS S23.2 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada thorax S23.3 Sprain dan strain spina torakalis S23.4 Sprain dan strain iga dan sternum S23.5 Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan paa thorax S24 Cedera syaraf dan medulla spinalis setinggi thorax Kecuali: cedera plexus brakhialis (S14.3) S24.0 Konkusio dan edema pada medulla spinalis thorax S24.1 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada medulla spinalis thorax S24.2 Cedera radix syaraf spina torakalis S24.3 Cedera syaraf perifer thorax S24.4 Cedera syaraf simpatis thorax Cedera : plexus kardiaka, esophagus, pulmonalis; ganglion: stellata, simpatis torakalis S24.5 Cedera syaraf lain thorax 

927

S24.6 Cedera syaraf thorax yang tidak dijelaskan S25 Cedera pembuluh darah thorax S25.0 Cedera aorta torakalis Cedera aorta NOS S25.1 Cedera a. innominata atau a. subclavia S25.2 Cedera vena kava superior Cedera vena kava NOS S25.3 Cedera v. innominata atau v. subclavia S25.4 Cedera pembuluh darah pulmonalis S25.5 Cedera pembuluh darah interkostalis S25.7 Cedera pembuluh darah ganda pada thorax S25.8 Cedera other pembuluh darah thorax Cedera v. azygos, av. mammaria S25.9 Cedera pembuluh darah thorax yang tidak dijelaskan S26

Cedera jantung Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan kalau penggunaan kode ganda untuk identifikasi cedera dan luka terbuka intrakranium tidak mungkin atau tidak diinginkan. 0 tanpa luka terbuka ke dalam rongga toraks 1 dengan luka terbuka ke dalam rongga toraks Termasuk: kontusio, laserasi , tusukan, ruptur traumatika pada jantung S26.0 Cedera jantung dengan haemoperikardium S26.8 Cedera lain pada jantung S26.9 Cedera jantung, tidak dijelaskan S27

Cedera organ intratoraks yang lain dan tidak dijelaskan Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan kalau penggunaan kode ganda untuk identifikasi cedera dan luka terbuka intrakranium tidak mungkin atau tidak diinginkan. 0 tanpa luka terbuka ke dalam rongga toraks 1 dengan luka terbuka ke dalam rongga toraks Kecuali: cedera: esofagus servikalis (S10-S19), trakhea (servikalis) (S10-S19) S27.0 Pneumothorax traumatika S27.1 Haemothorax traumatika S27.2 Haemopneumothorax traumatika S27.3 Cedera lain paru-paru S27.4 Cedera bronchus S27.5 Cedera trakhea torakalis S27.6 Cedera pleura S27.7 Cedera ganda pada organ intratoraks S27.8 Cedera organ intratoraks lain yang dijelaskan Cedera: diafragma, duktus torasikus limfatikus, esofagus (torakalis), kelenjar timus S27.9 Cedera organ intratoraks yang tidak dijelaskan S28 Cedera remuk thorax dan amputasi trauma bagian thorax S28.0 Dada remuk Kecuali: flail chest (S22.5) S28.1 Amputasi trauma bagian thorax Kecuali: transeksi thorax (T05.8) 

928

S29 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada thorax S29.0 Cedera otot dan tendon setinggi thorax S29.7 Cedera ganda pada thorax Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu kategori S20-S29.0 S29.8 Cedera lain yang dijelaskan pada thorax S29.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada thorax

Cedera abdomen, punggung bawah, spina lumbal dan pelvis (S30-S39) Termasuk: dinding abdomen, anus, bokong, genitalia external, rusuk, sela paha Kecuali: fraktur spina NOS (T08), gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4) efek benda asing pada: lambung, usus halus dan kolon (T18.2-T18.4), anus dan rektum (T18.5), traktus genitourinarius (T19.-) cedera: punggung NOS (T09.-), badan NOS (T09.-), medulla spinalis NOS (T09.3) luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35) S30 Cedera permukaan abdomen, punggung bawah dan pelvis Kecuali: cedera permukaan panggul (S70.-) S30.0 Kontusio punggung bawah dan pelvis Kontusio bokong S30.1 Kontusio dinding abdomen Kontusio rusuk, sela paha S30.2 Kontusio organ genital external Kontusio labium (majus)(minus), vagina, vulva; penis, skrotum, testis, perineum S30.7 Cedera permukaan ganda pada abdomen, punggung bawah dan pelvis S30.8 Cedera permukaan lain pada abdomen, punggung bawah dan pelvis S30.9 Cedera permukaan abdomen, punggung bawah dan pelvis, bagian tidak dijelaskan S31 Luka terbuka abdomen, punggung bawah dan pelvis Kecuali: Amputasi trauma bagian abdomen, punggung bawah, pelvis (S38.2-S38.3), Luka terbuka panggul (S71.0) S31.0 Luka terbuka punggung bawah dan pelvis Luka terbuka bokong S31.1 Luka terbuka dindingabdomen Luka terbuka: rusuk, sela paha S31.2 Luka terbuka penis S31.3 Luka terbuka skrotum dan testes S31.4 Luka terbuka vagina dan vulva S31.5 Luka terbuka organ genitalia external lain dan tidak dijelaskan Kecuali: Amputasi trauma organ genitalia external (S38.2) S31.7 Luka terbuka ganda pada abdomen, punggung bawah dan pelvis S31.8 Luka terbuka bagian lain dan tidak dijelaskan pada abdomen S32

Fraktur spina lumbal dan pelvis Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka 0 closed 1 open Termasuk: arkus vertebralis/neural, vertebra, prosesus spinosus/transversus: lumbosakralis



929

Kecuali: fraktur panggul NOS (S72.0) S32.0 Fraktur vertebra lumbalis S32.1 Fraktur sacrum S32.2 Fraktur coccyx S32.3 Fraktur ilium S32.4 Fraktur acetabulum S32.5 Fraktur pubis S32.7 Fraktur ganda spina lumbalis dan pelvis S32.8 Fraktur bagian lain dan tidak dijelaskan pada spina lumbalis dan pelvis Fraktur: ischium, spina lumbosacral NOS, pelvis NOS S33 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada spina lumbalis dan pelvis Kecuali: dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen panggul (S73.-) ruptur atau pergeseran (nontraumatika) diskus intervertebralis lumbalis (M51.-) kerusakan obstetrik pada sendi dan ligamen pelvik (O71.6), S33.0 Ruptur traumatika diskus intervertebralis lumbalis S33.1 Dislokasi vertebra lumbalis Dislokasi spina lumbalis NOS S33.2 Dislokasi sendi sakroiliaka dan sakrokoksigeus S33.3 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan dari spina lumbalis dan pelvis S33.4 Ruptur traumatika symphysis pubis S33.5 Sprain dan strain spina lumbalis S33.6 Sprain dan strain sendi sakroiliaka S33.7 Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan dari spina lumbalis dan pelvis S34 Cedera syaraf dan medulla spinalis lumbal setinggi abdomen, punggung bawah dan pelvis S34.0 Konkusio dan edema medulla spinalis lumbalis S34.1 Cedera lain pada medulla spinalis lumbalis S34.2 Cedera radiks syaraf spina lumbarlis dan sakralis S34.3 Cedera cauda equina S34.4 Cedera plexus lumbosacralis S34.5 Cedera syaraf simpatis lumbalis, sakralis dan pelvik Cedera ganglion atau plexus seliaka, plexus hypogastrika Cedera plexus mesenterika (inferior)(superior), n. splanchnikus S34.6 Cedera peripheral nerve(s) of abdomen, punggung bawah dan pelvis S34.8 Cedera syaraf lain dan tidak dijelaskan setinggi abdomen, punggung bawah dan pelvis S35 Cedera pembuluh darah setinggi abdomen, punggung bawah dan pelvis S35.0 Cedera aorta abdominalis Kecuali: cedera aorta NOS (S25.0) S35.1 Cedera inferior vena cava Cedera v. hepatika Kecuali: cedera vena cava NOS (S25.2) S35.2 Cedera coeliac or mesenteric artery Cedera: aa. gastrika, gastroduodenalis, hepatika, mesenterika, lienalis S35.3 Cedera v. portal atau v. lienalis Cedera v. mesenterika (inferior)(superior) S35.4 Cedera pembuluh darah ginjal 

930

Cedera av. renalis S35.5 Cedera pembuluh darah iliaka Cedera av. hipogastrika, av. iliaka, av. uterina S35.7 Cedera pembuluh darah ganda setinggi abdomen, punggung bawah dan pelvis S35.8 Cedera pembuluh darah lain setinggi abdomen, punggung bawah dan pelvis Cedera a. ovarika S35.9 Cedera pembuluh darah yang tak jelas setinggi abdomen, punggung bawah dan pelvis S36

Cedera organ intra-abdomen Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan kalau penggunaan kode ganda untuk identifikasi cedera dan luka terbuka intrakranium tidak mungkin atau tidak diinginkan. 0 tanpa luka terbuka ke dalam rongga 1 dengan luka terbuka ke dalam rongga S36.0 Cedera limpa S36.1 Cedera hati atau kandung empedu Cedera saluran empedu S36.2 Cedera pankreas S36.3 Cedera lambung S36.4 Cedera usus halus S36.5 Cedera kolon S36.6 Cedera rektum S36.7 Cedera organ ganda intra-abdomen S36.8 Cedera organ intra-abdomen lainnya Cedera: peritoneum, retroperitoneum S36.9 Cedera organ intra-abdomen yang tidak dijelaskan S37

Cedera organ-organ pelvik Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan kalau penggunaan kode ganda untuk identifikasi cedera dan luka terbuka intrakranium tidak mungkin atau tidak diinginkan. 0 tanpa luka terbuka ke dalam rongga 1 dengan luka terbuka ke dalam rongga Kecuali: Cedera peritoneum dan retroperitoneum (S36.8) S37.0 Cedera ginjal S37.1 Cedera ureter S37.2 Cedera bladder S37.3 Cedera urethra S37.4 Cedera ovary S37.5 Cedera tuba fallopii S37.6 Cedera uterus S37.7 Cedera organ pelvik ganda S37.8 Cedera organ pelvik lainnya Cedera: kelenjar adrenal, prostate, vesikula seminalis, vas deferens S37.9 Cedera organ pelvik yang tidak dijelaskan S38 Cedera remuk dan amputasi trauma abdomen, punggung bawah dan pelvis S38.0 Cedera remuk organ genital external S38.1 Cedera remuk bagian lain dan tak dijelaskan di abdomen, punggung bawah, pelvis



931

S38.2 Amputasi trauma organ genital external Amputasi trauma labium (majus)(minus), vulva, penis, skrotum, testis S38.3 Amputasi trauma bagian lain dan tak dijelaskan di abdomen, punggung bawah, pelvis Kecuali: transeksi abdomen (T05.8) S39 S39.0 S39.6 S39.7

Cedera lain dan tidak dijelaskan pada abdomen, punggung bawah dan pelvis Cedera otot dan tendon pada abdomen, punggung bawah dan pelvis Cedera intra-abdominal organ(s) dengan pelvic organ(s) Cedera ganda lain pada abdomen, punggung bawah dan pelvis Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu kategori S30-S39.6 Kecuali: Cedera S36.- dengan cedera in S37.- (S39.6) S39.8 Cedera lain yang dijelaskan pada abdomen, punggung bawah dan pelvis S39.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada abdomen, punggung bawah dan pelvis

Cedera bahu dan lengan atas (S40-S49) Termasuk: Cedera axilla atau regio skapula Kecuali: Cedera siku (S50-S59), cedera bahu dan lengan atas bilateral (T00-T07) Cedera lengan, level tak jelas (T10-T11), luka bakar dan korosi (T20-T32) Frostbite (T33-T35), gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4) S40 S40.0 S40.7 S40.8 S40.9

Cedera permukaan bahu dan lengan atas Kontusio bahu dan lengan atas Cedera permukaan ganda pada bahu dan lengan atas Cedera permukaan lainnya pada bahu dan lengan atas Cedera permukaan bahu dan lengan atas, tidak dijelaskan

S41 Luka terbuka bahu dan lengan atas Kecuali: Amputasi trauma bahu dan lengan atas (S48.-) S41.0 Luka terbuka bahu S41.1 Luka terbuka lengan atas S41.7 Luka terbuka ganda pada bahu dan lengan atas S41.8 Luka terbuka bagian lain dan tidak dijelaskan pada gelang bahu S42

Fraktur bahu dan lengan atas Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka 0 closed 1 open S42.0 Fraktur klavikula Ujung akromion atau batang klavikula; tulang leher S42.1 Fraktur skapula Processus acromialis, (processus) akromion, (korpus)(leher) skapula; shoulder blade S42.2 Fraktur ujung atas humerus Ujung proximal, tuberositas mayor, leher anatomis, leher surgical, epifisis atas S42.3 Fraktur batang humerus Humerus NOS, lengan atas NOS S42.4 Fraktur ujung bawah humerus Ujung distal, epifisis bawah, prosessus artikularis Kondilus external, epicondilus internal, interkondilus, suprakondilus 

932

Kecuali: fraktur siku NOS (S52.0) S42.7 Fraktur ganda pada klavikula, skapula dan humerus S42.8 Fraktur bagian lain bahu dan lengan atas S42.9 Fraktur gelang bahu, bagian tidak dijelaskan Fraktur bahu NOS S43 S43.0 S43.1 S43.2 S43.3 S43.4 S43.5 S43.6 S43.7

Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada gelang bahu Dislokasi sendi bahu Dislokasi sendi akromioklavikula Dislokasi sendi sternoklavikula Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada gelang bahu Dislokasi gelang bahu NOS Sprain dan strain sendi bahu (Ligamen) korakohumerus, (kapsul) rotator cuff Sprain dan strain sendi acromioklavikula Sprain dan strain ligamen Acromioklavikula Sprain dan strain sendi sternoklavikula Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan pada gelang bahu Sprain dan strain gelang bahu NOS

S44 Cedera syaraf pada level bahu dan lengan atas Kecuali: cedera plexus brakhialis (S14.3) S44.0 Cedera n. ulnaris pada level lengan atas Kecuali: cedera n. ulnaris NOS (S54.0) S44.1 Cedera n. medianus pada level lengan atas Kecuali: cedera n. medianus NOS (S54.1) S44.2 Cedera n. radialis pada level lengan atas Kecuali: cedera n. radialis NOS (S54.2) S44.3 Cedera n. axillaris S44.4 Cedera n. musculocutaneous S44.5 Cedera syaraf sensoris kulit pada level bahu dan lengan atas S44.7 Cedera syaraf ganda pada level bahu dan lengan atas S44.8 Cedera syaraf lain pada level bahu dan lengan atas S44.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level bahu dan lengan atas S45 Cedera pembuluh darah pada level bahu dan lengan atas Kecuali: cedera arteri subklavia (S25.1) atau vena subklavia (S25.3) S45.0 Cedera a. axillaris S45.1 Cedera a. brakhialis S45.2 Cedera v. axillaris atau v. brakhialis S45.3 Cedera vena superficial vein pada level bahu dan lengan atas S45.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level bahu dan lengan atas S45.8 Cedera pembuluh darah lain pada level bahu dan lengan atas S45.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level bahu dan lengan atas S46 Cedera otot dan tendon pada level bahu dan lengan atas Kecuali: cedera otot dan tendon pada atau di bawah siku (S56.-) S46.0 Cedera tendon rotator cuff pada bahu S46.1 Cedera otot dan tendon pada long kepala of biceps 

933

S46.2 S46.3 S46.7 S46.8 S46.9

Cedera otot dan tendon pada bagian lain biceps Cedera otot dan tendon pada triceps Cedera otot dan tendon ganda pada level bahu dan lengan atas Cedera otot dan tendon lain pada level bahu dan lengan atas Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level bahu dan lengan atas

S47 Cedera remuk bahu dan lengan atas Kecuali: cedera remuk siku (S57.0) S48 Amputasi trauma bahu dan lengan atas Kecuali: Amputasi trauma: siku (S58.0), lengan atas, level tak jelas (T11.6) S48.0 Amputasi trauma sendi bahu S48.1 Amputasi trauma level antara bahu dan siku S48.9 Amputasi trauma bahu dan lengan atas, level tak jelas S49 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada bahu dan lengan atas S49.7 Cedera ganda pada bahu dan lengan atas Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu dari kategori S40-S48 S49.8 Cedera lain yang dijelaskan pada bahu dan lengan atas S49.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada bahu dan lengan atas

Cedera siku dan lengan bawah (S50-S59) Kecuali:

Cedera pergelangan dan tangan (S60-S69), siku dan lengan bawah bilateral (T00-T07), lengan atas, level tak jelas (T10-T11); luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35), gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

S50 Cedera permukaan lengan bawah Kecuali: cedera permukaan pergelangan dan tangan (S60.-) S50.0 Kontusio siku S50.1 Kontusio bagian lain dan tidak dijelaskan pada lengan bawah S50.7 Cedera permukaan ganda pada lengan bawah S50.8 Cedera permukaan lain pada lengan bawah S50.9 Cedera permukaan lengan bawah, tidak dijelaskan Cedera permukaan siku NOS S51 Luka terbuka lengan bawah Kecuali: luka terbuka pergelangan dan tangan (S61.-), amputasi trauma lengan bawah (S58.-) S51.0 Luka terbuka siku S51.7 Luka ganda terbuka pada lengan bawah S51.8 Luka terbuka bagian lain lengan bawah S51.9 Luka terbuka lengan bawah, bagian tidak dijelaskan S52

Fraktur lengan bawah Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka 0 closed 1 open Kecuali: fraktur pada level pergelangan dan tangan (S62.-) S52.0 Fraktur ujung atas ulna



934

S52.1 S52.2 S52.3 S52.4 S52.5 S52.6 S52.7 S52.8 S52.9

Fraktur: siku NOS, processus coronoideus, processus olecranon, ujung proximal Fraktur-dislokasi Monteggia Fraktur ujung atas radius Fraktur: kepala, leher, atau ujung proximal radius Fraktur batang ulna Fraktur batang radius Fraktur batang ulna dan radius Fraktur ujung bawah radius Fraktur Colles, fraktur Smith Fraktur ujung bawah ulna dan radius Fraktur ganda pada lengan bawah Kecuali: fraktur ujung bawah ulna dan radius: (S52.6), batang (S52.4) Fraktur bagian lain lengan bawah Kepala ulna, ujung bawah ulna Fraktur lengan bawah, bagian tidak dijelaskan

S53 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen of siku S53.0 Dislokasi kepala radius Dislokasi sendi radiohumerus Kecuali: fraktur-dislokasi Monteggia (S52.0) S53.1 Dislokasi siku, tidak dijelaskan Dislokasi sendi ulnohumerus Kecuali: dislokasi kepala radius tersendiri (S53.0) S53.2 Rupture traumatika ligamen collateral radius S53.3 Rupture traumatika ligamen collateral ulna S53.4 Sprain dan strain siku S54 Cedera syaraf pada level lengan bawah Kecuali: Cedera syaraf di pergelangan dan tangan (S64.-) S54.0 Cedera n. ulnaris di lengan bawah Cedera n. ulnaris NOS S54.1 Cedera n. medianus di lengan bawah Cedera n. medianus NOS S54.2 Cedera n. radialis di lengan bawah Cedera n. radialis NOS S54.3 Cedera cutaneous sensory nerve di lengan bawah S54.7 Cedera syaraf ganda di lengan bawah S54.8 Cedera syaraf lain di lengan bawah S54.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan di lengan bawah S55 Cedera pembuluh darah pada level lengan bawah Kecuali: Cedera: pembuluh darah brakhialis (S45.1-S45.2), pergelangan dan tangan (S65.-) S55.0 Cedera a. ulnaris di lengan bawah S55.1 Cedera a. radialis di lengan bawah S55.2 Cedera vena di lengan bawah S55.7 Cedera pembuluh darah ganda di lengan bawah S55.8 Cedera pembuluh darah lain di lengan bawah S55.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan di lengan bawah



935

S56 Cedera otot dan tendon pada level lengan bawah Kecuali: Cedera otot dan tendon pada atau di bawah pergelangan (S66.-) S56.0 Cedera otot dan tendon flexor ibu jari di lengan bawah S56.1 Cedera long otot dan tendon flexor jari II, III, IV atau V di lengan bawah S56.2 Cedera otot dan tendon flexor lain di lengan bawah S56.3 Cedera otot dan tendon extensor atau abductor ibu jari di lengan bawah S56.4 Cedera otot dan tendon extensor jari II, III, IV atau V di lengan bawah S56.5 Cedera otot dan tendon extensor lain di lengan bawah S56.7 Cedera otot dan tendon ganda di lengan bawah S56.8 Cedera otot dan tendon yang lain dan tidak dijelaskan di lengan bawah S57 Cedera remuk lengan bawah Kecuali: Cedera remuk pergelangan dan tangan (S67.-) S57.0 Cedera remuk siku S57.8 Cedera remuk bagian lain lengan bawah S57.9 Cedera remuk lengan bawah, bagian tidak dijelaskan S58 Amputasi trauma lengan bawah Kecuali: Amputasi trauma pergelangan dan tangan (S68.-) S58.0 Amputasi trauma level siku S58.1 Amputasi trauma level antara siku dan pergelangan S58.9 Amputasi trauma lengan bawah, level tak jelas S59 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada lengan bawah Kecuali: Cedera lain dan tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan (S69.-) S59.7 Cedera ganda pada lengan bawah Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu dari kategori S50-S58 S59.8 Cedera lain yang dijelaskan pada lengan bawah S59.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada lengan bawah

Cedera pergelangan dan tangan (S60-S69) Kecuali:

Cedera bilateral pergelangan dan tangan (T00-T07), cedera lengan atas, level tak jelas (T10-T11), luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35), gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

S60 Cedera permukaan pergelangan dan tangan S60.0 Kontusio jari tanpa kerusakan kuku Kontusio jari NOS Kecuali: kontusio yang melibatkan kuku (matrix) (S60.1) S60.1 Kontusio jari dengan kerusakan kuku S60.2 Kontusio bagian lain pergelangan dan tangan S60.7 Cedera permukaan ganda pada pergelangan dan tangan S60.8 Cedera permukaan lain pada pergelangan dan tangan S60.9 Cedera permukaan pergelangan dan tangan, tidak dijelaskan S61 Luka terbuka pergelangan dan tangan Kecuali: Amputasi trauma pergelangan dan tangan (S68.-) S61.0 Luka terbuka jari tanpa kerusakan kuku Luka terbuka jari NOS 

936

S61.1 S61.7 S61.8 S61.9

Kecuali: luka terbuka melibatkan kuku (matrix) (S61.1) Luka terbuka jari dengan kerusakan kuku Luka terbuka ganda pada pergelangan dan tangan Luka terbuka bagian lain pergelangan dan tangan Luka terbuka pergelangan dan tangan part, bagian tidak dijelaskan

S62

Fraktur pada level pergelangan dan tangan Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka 0 closed 1 open Kecuali: fraktur bagian distal ulna dan radius (S52.-) S62.0 Fraktur os. naviculare [scaphoidea] tangan S62.1 Fraktur tulang karpal lainnya Fraktur os.: kapitatum [magnum], hamatum [unsiformis], lunatum [semilunaris], triquetrum [cuneiformis karpus], pisiformis, trapezium [multangularis mayor], trapezoid [multangularis minor], S62.2 Fraktur os. metakarpal I Fraktur Bennett S62.3 Fraktur os. metakarpal lainnya S62.4 Fraktur ganda pada tulang metakarpal S62.5 Fraktur ibu jari S62.6 Fraktur jari II, III, IV atau V S62.7 Fraktur ganda pada jari-jari S62.8 Fraktur bagian lain dan tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan S63 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen level pergelangan dan tangan S63.0 Dislokasi pergelangan Dislokasi: ujung distal radius, ujung distal ulna, (sendi) distal radioulnaris, (sendi) radiokarpal, (tulang) karpal, (sendi) karpometakarpal, (sendi) midkarpal, ujung proximal (tulang) metakarpal S63.1 Dislokasi jari Dislokasi: ujung distal (tulang) metakarpal, (sendi) interphalanx tangan, (sendi) metakarpophalangeal, phalanx tangan, ibu jari S63.2 Dislokasi ganda jari-jari S63.3 Ruptur traumatika ligamen pergelangan dan karpus Ruptur traumatika: kollateral pergelangan, (ligamen) radiokarpal, ulnokarpal (palmaris) S63.4 Ruptur traumatika ligamen jari pada sendi metakarpo-phalanx dan interphalanx Ruptur traumatika: kollateral, palmaris, plat volar S63.5 Sprain dan strain pergelangan Sprain dan strain: (sendi) karpal, (sendi) (ligamen) radiokarpal S63.6 Sprain dan strain jari-jari Sprain dan strain: (sendi) metakarpophalanx, (sendi) interphalanx tangan, phalanx tangan, ibu jari S63.7 Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan pada tangan S64 Cedera syaraf pada level pergelangan dan tangan S64.0 Cedera n. ulnaris pada level pergelangan dan tangan



937

S64.1 S64.2 S64.3 S64.4 S64.7 S64.8 S64.9

Cedera n. medianus pada level pergelangan dan tangan Cedera n. radialis pada level pergelangan dan tangan Cedera n. digitalis ibu jari Cedera n. digitalis jari II, III, IV atau V Cedera syaraf ganda pada level pergelangan dan tangan Cedera syaraf lain pada level pergelangan dan tangan Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level pergelangan dan tangan

S65 S65.0 S65.1 S65.2 S65.3 S65.4 S65.5 S65.7 S65.8 S65.9

Cedera pembuluh darah pada level pergelangan dan tangan Cedera a. ulnaris pada level pergelangan dan tangan Cedera a. radialis pada level pergelangan dan tangan Cedera arkus palmaris superfisialis Cedera arkus palmaris profunda Cedera pembuluh darah ibu jari Cedera pembuluh darah jari II, III, IV atau V Cedera pembuluh darah ganda di level pergelangan dan tangan Cedera pembuluh darah lain di level pergelangan dan tangan Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan di level pergelangan dan tangan

S66 S66.0 S66.1 S66.2 S66.3 S66.4 S66.5 S66.6 S66.7 S66.8 S66.9

Cedera otot dan tendon pada level pergelangan dan tangan Cedera otot dan tendon flexor longus ibu jari di level pergelangan dan tangan Cedera otot dan tendon flexor jari II, III, IV atau V di level pergelangan dan tangan Cedera otot dan tendon extensor ibu jari di level pergelangan dan tangan Cedera otot dan tendon extensor jari II, III, IV atau V di level pergelangan dan tangan Cedera otot dan tendon intrinsik ibu jari di level pergelangan dan tangan Cedera otot dan tendon intrinsik jari II, III, IV atau V di level pergelangan dan tangan Cedera otot dan tendon flexor ganda pada level pergelangan dan tangan Cedera otot dan tendon extensor ganda pada level pergelangan dan tangan Cedera otot dan tendon lain pada level pergelangan dan tangan Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada level pergelangan dan tangan

S67 Cedera remuk pergelangan dan tangan S67.0 Cedera remuk ibu jari dan jari-jari lainnya S67.8 Cedera remuk bagian lain dan tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan S68 S68.0 S68.1 S68.2 S68.3 S68.4 S68.8 S68.9

Amputasi trauma pergelangan dan tangan Amputasi trauma ibu jari (komplit)(parsial) Amputasi trauma jari II, III, IV atau V (komplit)(parsial) Amputasi trauma dua atau lebih, jari saja (komplit)(parsial) Amputasi trauma gabungan (bagian) jari dengan bagian lain pergelangan dan tangan Amputasi trauma tangan pada level pergelangan Amputasi trauma bagian lain pergelangan dan tangan Amputasi trauma pergelangan dan tangan, level tak jelas

S69 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan S69.7 Cedera ganda pada pergelangan dan tangan Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu dari kategori S60-S68 S69.8 Cedera lain yang dijelaskan pada pergelangan dan tangan S69.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan



938

Cedera panggul dan paha (S70-S79) Kecuali:

S70 S70.0 S70.1 S70.7 S70.8 S70.9

Cedera bilateral panggul dan paha (T00-T07), tungkai, level tak jelas (T12-T13) Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35), gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

Cedera permukaan panggul dan paha Kontusio panggul Kontusio paha Cedera permukaan ganda pada panggul dan paha Cedera permukaan lain pada panggul dan paha Cedera permukaan panggul dan paha, tidak dijelaskan

S71 Luka terbuka panggul dan paha Kecuali: Amputasi trauma panggul dan paha (S78.-) S71.0 Luka terbuka panggul S71.1 Luka terbuka paha S71.7 Luka terbuka ganda pada panggul dan paha S71.8 Luka terbuka bagian lain dan tidak dijelaskan pada lingkaran panggul S72

Fraktur femur Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka 0 closed 1 open S72.0 Fraktur leher femur Fraktur panggul NOS S72.1 Fraktur pertrokanter Fraktur intertrokanter, fraktur trokanter S72.2 Fraktur subtrokanter S72.3 Fraktur batang femur S72.4 Fraktur ujung bawah femur S72.7 Fraktur ganda pada femur S72.8 Fraktur pada bagian lain femur S72.9 Fraktur femur, bagian tidak dijelaskan S73 Dislokasi, sprain dan strain pada sendi dan ligamen of panggul S73.0 Dislokasi panggul S73.1 Sprain dan strain panggul S74 S74.0 S74.1 S74.2 S74.7 S74.8 S74.9

Cedera syaraf pada level panggul dan paha Cedera sciatic nerve [n. iskiadikus] pada level panggul dan paha Cedera n. femoralis pada level panggul dan paha Cedera syaraf sensoris kulit pada level panggul dan paha Cedera syaraf ganda pada level panggul dan paha Cedera syaraf lain pada level panggul dan paha Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level panggul dan paha

S75 Cedera pembuluh darah pada level panggul dan paha Kecuali: a. poplitea (S85.0)



939

S75.0 Cedera a. femoralis S75.1 Cedera v. femoralis pada level panggul dan paha S75.2 Cedera v. saphena magna pada level panggul dan paha Kecuali: cedera v. saphena magna NOS (S85.3) S75.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level panggul dan paha S75.8 Cedera pembuluh darah lain pada level panggul dan paha S75.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level panggul dan paha S76 S76.0 S76.1 S76.2 S76.3 S76.4 S76.7

Cedera otot dan tendon pada level panggul dan paha Cedera otot dan tendon pada panggul Cedera m. quadriceps dan tendon Cedera otot dan tendon adduktor pada paha Cedera otot dan tendon group otot posterior pada level paha Cedera otot dan tendon lain dan tidak dijelaskan pada level paha Cedera otot dan tendon ganda pada level panggul dan paha

S77 S77.0 S77.1 S77.2

Cedera remuk panggul dan paha Cedera remuk panggul Cedera remuk paha Cedera remuk panggul dengan paha

S78 Amputasi trauma panggul dan paha Kecuali: Amputasi trauma anggota bawah, level tak jelas (T13.6) S78.0 Amputasi trauma panggul sendi S78.1 Amputasi trauma level antara panggul dan lutut S78.9 Amputasi trauma panggul dan paha, level tak jelas S79 Cedera lain dan dijelaskan pada panggul dan paha S79.7 Cedera ganda pada panggul dan paha Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu dari kategori S70-S78 S79.8 Cedera lain yang dijelaskan pada panggul dan paha S79.9 Cedera panggul dan paha yang tidak dijelaskan

Cedera lutut dan tungkai bawah (S80-S89) Termasuk: Fraktur tumit dan malleolus Kecuali: Cedera tumit dan kaki (S90-S99), cedera bilateral lutut dan tungkai bawah (T00-T07), cedera tungkai, level tak jelas (T12-T13), luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35), gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4) S80 Cedera permukaan tungkai bawah Kecuali: Cedera permukaan tumit dan kaki (S90.-) S80.0 Kontusio lutut S80.1 Kontusio bagian lain dan tidak dijelaskan pada tungkai bawah S80.7 Cedera permukaan ganda pada tungkai bawah S80.8 Cedera permukaan lain pada tungkai bawah S80.9 Cedera permukaan tungkai bawah, tidak dijelaskan S81 Luka terbuka tungkai bawah Kecuali: Amputasi trauma tungkai bawah (S88.-), luka terbuka tumit dan kaki (S91.-) S81.0 Luka terbuka lutut 

940

S81.7 Luka ganda terbuka pada tungkai bawah S81.8 Luka terbuka bagian lain tungkai bawah S81.9 Luka terbuka tungkai bawah, bagian tidak dijelaskan S82

Fraktur tungkai bawah, termasuk tumit Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka 0 closed 1 open Termasuk: malleolus Kecuali: fraktur kaki, selain tumit (S92.-) S82.0 Fraktur patella Fraktur knee cap S82.1 Fraktur ujung atas tibia Fraktur: kepala, kondilus,ujung proximal,atau tuberositas dari tibia dengan atau tanpa disebutkan fraktur fibula S82.2 Fraktur batang tibia Fraktur batang tibia dengan atau tanpa disebutkan fraktur fibula S82.3 Fraktur ujung bawah tibia Fraktur ujung bawah tibia dengan atau tanpa disebutkan fraktur fibula Kecuali: fraktur malleolus medialis (S82.5) S82.4 Fraktur fibula alone Kecuali: fraktur malleolus lateralis (S82.6) S82.5 Fraktur malleolus medialis Fraktur tibia yang melibatkan: tumit, malleolus S82.6 Fraktur malleolus lateralis Fraktur fibula yang melibatkan: tumit, malleolus S82.7 Fraktur ganda pada tungkai bawah Kecuali: fraktur tibia dan fibula pada: ujung atas (S82.1), batang (S82.2), atau ujung bawah (S82.3): S82.8 Fraktur bagian lain tungkai bawah Fraktur (pada): tumit NOS, bimalleolaris, trimalleolaris S82.9 Fraktur tungkai bawah, bagian tidak dijelaskan

S83 Dislokasi, sprain dan strain pada sendi dan ligamen lutut Kecuali: kerusakan: patella (M22.0-M22.3), lutut, internal (M23.-) dislokasi lutut: lama (M24.3), patologis (M24.3), rekuren (M24.4) S83.0 Dislokasi patella S83.1 Dislokasi lutut Dislokasi (sendi) tibiofibula S83.2 Robekan meniskus, sekarang Bucket-handle tear (pada): NOS, meniskus lateralis, meniskus medialis Kecuali: old bucket-handle tear (M23.2) S83.3 Robekan kartilago artikularis lutut, sekarang S83.4 Sprain dan strain melibatkan ligamen kolateral (fibularis)(tibialis) lutut S83.5 Sprain dan strain melibatkan ligamen krusiata (anterior)(posterior) lutut



941

S83.6 Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan pada lutut Sprain dan strain: ligamen patella, sendi dan ligamen tibiofibularis superior S83.7 Cedera pada struktur ganda lutut Cedera pada meniskus (lateralis)(medialis) bersama ligamen (collateral)(cruciate) S84 Cedera syaraf pada level tungkai bawah Kecuali: cedera syaraf pada level tumit dan kaki (S94.-) S84.0 Cedera n. tibialispada level tungkai bawah S84.1 Cedera n. peroneuspada level tungkai bawah S84.2 Cedera syaraf sensoris kulit pada level tungkai bawah S84.7 Cedera syaraf ganda pada level tungkai bawah S84.8 Cedera syaraf lain pada level tungkai bawah S84.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level tungkai bawah S85 Cedera pembuluh darah pada tungkai bawah level Kecuali: cedera pembuluh darah pada level tumit dan kaki (S95.-) S85.0 Cedera a. poplitea S85.1 Cedera a tibialis (anterior)(posterior) S85.2 Cedera a. peronealis S85.3 Cedera v. saphena magna pada level tungkai bawah Cedera v. saphena magna NOS S85.4 Cedera v. saphena parva pada level tungkai bawah S85.5 Cedera v. poplitea S85.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level tungkai bawah S85.8 Cedera pembuluh darah lain pada level tungkai bawah S85.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level tungkai bawah S86 Cedera otot dan tendon pada level tungkai bawah Kecuali: cedera otot dan tendon pada di bawah tumit (S96.-) S86.0 Cedera tendon Achilles S86.1 Cedera otot dan tendon lain group otot posterior pada level tungkai bawah S86.2 Cedera otot dan tendon group otot anterior pada level tungkai bawah S86.3 Cedera otot dan tendon group otot peroneus pada level tungkai bawah level S86.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level tungkai bawah S86.8 Cedera otot dan tendon lain pada level tungkai bawah S86.9 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level tungkai bawah S87 Cedera remuk tungkai bawah Kecuali: cedera remuk tumit dan kaki (S97.-) S87.0 Cedera remuk lutut S87.8 Cedera remuk bagian lain dan tidak dijelaskan pada tungkai bawah S88 Amputasi trauma tungkai bawah Kecuali: Amputasi trauma: tumit dan kaki (S98.-), tungkai, level tak jelas (T13.6) S88.0 Amputasi trauma level lutut S88.1 Amputasi trauma level antara lutut dan tumit S88.9 Amputasi trauma tungkai bawah, level tak jelas S89 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada tungkai bawah Kecuali: cedera lain dan tidak dijelaskan pada tumit dan kaki (S99.-) 

942

S89.7 Cedera ganda pada tungkai bawah Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu dari kategori S80-S88 S89.8 Cedera lain yang dijelaskan pada tungkai bawah S89.9 Cedera tungkai bawah yang tidak dijelaskan

Cedera tumit dan kaki (S90-S99) Kecuali: Fraktur tumit dan malleolus (S82.-), frostbite (T33-T35) Cedera bilateral of tumit dan kaki (T00-T07), tungkai, level tak jelas (T12-T13) Luka bakar dan korosi (T20-T32), gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4) S90 Cedera permukaan tumit dan kaki S90.0 Kontusio tumit S90.1 Kontusio jempol kaki tanpa kerusakan kuku Kontusio jempol kaki NOS S90.2 Kontusio jempol kaki dengan kerusakan kuku S90.3 Kontusio bagian lain dan tidak dijelaskan pada kaki S90.7 Cedera permukaan ganda pada tumit dan kaki S90.8 Cedera permukaan lain pada tumit dan kaki S90.9 Cedera permukaan tumit dan kaki, tidak dijelaskan S91 Luka terbuka tumit dan kaki Kecuali: Amputasi trauma tumit dan kaki (S98.-) S91.0 Luka terbuka tumit S91.1 Luka terbuka jempol kaki tanpa kerusakan kuku Luka terbuka jempol kaki NOS S91.2 Luka terbuka jempol kaki dengan kerusakan pada kuku S91.3 Luka terbuka bagian lain kaki Luka terbuka kaki NOS S91.7 Luka ganda terbuka pada tumit dan kaki S92

Fraktur kaki, selain tumit Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka 0 closed 1 open Kecuali: tumit (S82.-). malleolus (S82.-) S92.0 Fraktur calcaneus Fraktur tulang tumit, fraktur os calcis S92.1 Fraktur talus Fraktur astragalus S92.2 Fraktur other tarsal tulang(s) Fraktur: kuboid, kuneiformis kaki (intermedia)(lateral)(medial), navikulare kaki S92.3 Fraktur metatarsal tulang S92.4 Fraktur jempol kaki S92.5 Fraktur jari II, III, IV atau V pada kaki S92.7 Fraktur ganda pada kaki S92.9 Fraktur kaki, tidak dijelaskan S93

Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada level tumit dan kaki 

943

S93.0 Dislokasi tumit sendi Dislokasi: astragalus, ujung bawah fibula, talus, ujung bawah tibia S93.1 Dislokasi jari kaki Dislokasi (sendi) interphalanx, (sendi) metatarsophalanx S93.2 Ruptur ligamen pada level tumit dan kaki S93.3 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada kaki Dislokasi: navikulare kaki, (sendi) tarsus, (sendi) tarsometatarsus S93.4 Sprain dan strain tumit Sprain dan strain (ligamen): kalkaneofibularis, kolateral internal, deltoideus, talofibularis, tibiofibularis distal Kecuali: cedera tendon Achilles (S86.0) S93.5 Sprain dan strain jempol kaki Sprain dan strain: (sendi) metatarsophalanx, (sendi) interphalanx S93.6 Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan of kaki Sprain dan strain (ligamen) : tarsus, tarsometatarsus S94 S94.0 S94.1 S94.2 S94.3 S94.7 S94.8 S94.9

Cedera syaraf pada level tumit dan kaki Cedera n. plantar lateralis Cedera n. plantar medialis Cedera n. peroneus profunda pada level tumit dan kaki Cedera cabang lateralis terminal dari n. peroneus profunda Cedera syaraf sensoris kulit pada level tumit dan kaki Cedera syaraf ganda pada level tumit dan kaki Cedera syaraf lain pada level tumit dan kaki Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level tumit dan kaki

S95 Cedera pembuluh darah pada tumit dan kaki level Kecuali: cedera av. tibialis posterior (S85.-) S95.0 Cedera a. dorsalis pedis S95.1 Cedera a. plantaris pedis S95.2 Cedera v. dorsalis pedis S95.7 Cedera pembuluh darah gandapada level tumit dan kaki S95.8 Cedera pembuluh darah lain pada level tumit dan kaki S95.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level tumit dan kaki S96 Cedera otot dan tendon pada tumit dan kaki level Kecuali: cedera tendon Achilles (S86.0) S96.0 Cedera otot dan tendon pada m. flexor longus jempol kaki pada level tumit dan kaki S96.1 Cedera otot dan tendon pada m. extensor longus jempol kaki pada level tumit dan kaki S96.2 Cedera otot dan tendon intrinsik pada level tumit dan kaki S96.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level tumit dan kaki S96.8 Cedera otot dan tendon lain pada level tumit dan kaki S96.9 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level tumit dan kaki S97 S97.0 S97.1 S97.8

Cedera remuk tumit dan kaki Cedera remuk tumit Cedera remuk jari kaki Cedera remuk bagian lain tumit dan kaki Cedera remuk kaki NOS 

944

S98 S98.0 S98.1 S98.2 S98.3

Amputasi trauma tumit dan kaki Amputasi trauma kaki pada tumit level Amputasi trauma satu jari kaki Amputasi trauma dua atau lebih jari kakis Amputasi trauma bagian lain kaki Amputasi trauma gabugan jari kaki dan bagian lain kaki S98.4 Amputasi trauma kaki, level tak jelas S99 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada tumit dan kaki S99.7 Cedera ganda pada tumit dan kaki Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu dari kategori S90-S98 S99.8 Cedera lain yang dijelaskan pada tumit dan kaki S99.9 Cedera tumit dan kaki, tidak dijelaskan

Cedera yang melibatkan daerah ganda pada tubuh (T00-T07) Termasuk: Cedera bilateral anggota pada daerah tubuh yang sama Cedera menurut jenis pada dua atau lebih daerah tubuh pada S00-S99 Kecuali: Sunburn (L55.-), luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35) Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4) Cedera ganda yang hanya melibatkan satu daerah tubuh – lihat bagian-S T00 Cedera permukaan yang melibatkan daerah ganda pada tubuh T00.0 Cedera permukaan kepala dengan leher Cedera permukaan pada situs-situs S00.- dan S10.Kecuali: melibatkan daerah tubuh lainnya (T00.8) T00.1 Cedera permukaan thorax dengan abdomen, punggung bawah dan pelvis Cedera permukaan pada situs-situs S20.-, S30.- dan T09.0 Kecuali: melibatkan daerah tubuh lainnya (T00.8) T00.2 Cedera permukaan daerah ganda anggota atas Cedera permukaan pada situs-situs S40.-, S50.-, S60.- dan T11.0 Kecuali: melibatkan anggota bawah (T00.6) melibatkan:thorax, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T00.8) T00.3 Cedera permukaan daerah ganda anggota bawah Cedera permukaan pada situs-situs S70.-, S80.-, S90.- dan T13.0 Kecuali: melibatkan anggota atas (T00.6) melibatkan thorax, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T00.8) T00.6 Cedera permukaan daerah ganda anggota atas dan anggota bawah Cedera permukaan pada situs-situs T00.2 dan T00.3 Kecuali: melibatkan thorax, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T00.8) T00.8 Cedera permukaan pada kombinasi daerah tubuh lainnya T00.9 Cedera permukaan ganda, tidak dijelaskan Abrasi, blisters (nonthermal), bruises, kontusio, haematomas, dan gigitan serangga (tak berbisa): ganda, NOS T01 Luka terbuka yang melibatkan daerah ganda pada tubuh Kecuali: Amputasi trauma yang melibatkan daerah ganda pada tubuh (T05.-) T01.0 Luka terbuka kepala dengan leher Luka terbuka pada situs-situs S01.- dan S11.-



945

Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T01.8) T01.1 Luka terbuka thorax dengan abdomen, punggung bawah dan pelvis Luka terbuka pada situs-situs S21.-, S31.- dan T09.1 Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T01.8) T01.2 Luka terbuka daerah ganda pada anggota atas Luka terbuka pada situs-situs S41.-, S51.-, S61.- dan T11.1 Kecuali: melibatkan anggota bawah (T01.6) melibatkan thorax, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T01.8) T01.3 Luka terbuka daerah ganda pada anggota bawah Luka terbuka pada situs-situs S71.-, S81.-, S91.- dan T13.1 Kecuali: melibatkan anggota atas (T01.6) melibatkan thorax, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T01.8) T01.6 Luka terbuka daerah ganda anggota atas dan anggota bawah Luka terbuka pada situs-situs T01.2 dan T01.3 Kecuali: melibatkan thorax, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T01.8) T01.8 Luka terbuka kombinasi daerah tubuh lainnya T01.9 Luka ganda terbuka, tidak dijelaskan Gigitan serangga, sayatan, laserasi, dan luka tusuk: ganda, NOS T02

Fraktur yang melibatkan daerah ganda pada tubuh Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka 0 closed 1 open T02.0 Fraktur kepala dengan leher Fraktur pada situs-situs S02.- dan S12.Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T02.8) T02.1 Fraktur thorax dengan punggung bawah dan pelvis Fraktur pada situs-situs S22.-, S32.- dan T08 Kecuali: bersama: fraktur: anggota (T02.7), daerah tubuh lainnya (T02.8) T02.2 Fraktur daerah ganda satu anggota atas Fraktur pada situs-situs S42.-, S52.-, S62.- dan T10 dari satu anggota atas Kecuali: bersama: fraktur: anggota atas yang lain (T02.4), anggota bawah (T02.6) fraktur thorax, punggung bawah dan pelvis (T02.7) T02.3 Fraktur daerah ganda satu anggota bawah Fraktur pada situs-situs S72.-, S82.-, S92.- dan T12 dari satu anggota bawah Kecuali: bersama: fraktur anggota bawah yang lain (T02.5), anggota atas (T02.6) fraktur thorax, punggung bawah dan pelvis (T02.7) T02.4 Fraktur daerah ganda kedua anggota atas Fraktur pada situs-situs S42.-, S52.-, S62.- dan T10 yang dinyatakan bilateral Kecuali: bersama: fraktur anggota bawah (T02.6), fraktur thorax, punggung bawah dan pelvis (T02.7) T02.5 Fraktur daerah ganda kedua anggota bawah Fraktur pada situs-situs S72.-, S82.-, S92.- dan T12 yang dinyatakan bilateral Kecuali: bersama fraktur anggota atas (T02.6), fraktur thorax, punggung bawah dan pelvis (T02.7) T02.6 Fraktur daerah ganda anggota atas dengan anggota bawah 

946

Kecuali: bersama: fraktur: thorax, punggung bawah dan pelvis (T02.7) T02.7 Fraktur thorax dengan punggung bawah dan pelvis, dan dengan anggota T02.8 Fraktur yang melibatkan kombinasi daerah tubuh lainnya T02.9 Fraktur ganda, tidak dijelaskan T03 Dislokasi, sprain dan strain yang melibatkan daerah ganda pada tubuh T03.0 Dislokasi, sprain dan strain kepala dengan leher Dislokasi, sprain dan strain pada situs-situs S03.- dan S13.Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain daerah lainnya (T03.8) T03.1 Dislokasi, sprain dan strain thorax dengan punggung bawah dan pelvis Dislokasi, sprain dan strain pada situs-situs S23.-, S33.- dan T09.2 Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain daerah lainnya (T03.8) T03.2 Dislokasi, sprain dan strain daerah ganda pada anggota atas Dislokasi, sprain dan strain pada situs-situs S43.-, S53.-, S63.- dan T11.2 Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain: anggota bawah (T03.4), thorax, punggung bawah dan pelvis (T03.8) T03.3 Dislokasi, sprain dan strain daerah ganda pada anggota bawah Dislokasi, sprain dan strain pada situs-situs S73.-, S83.-, S93.- dan T13.2 Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain: anggota atas (T03.4), thorax, punggung bawah dan pelvis (T03.8) T03.4 Dislokasi, sprain dan strain daerah ganda pada anggota atas dengan anggota bawah Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain thorax, punggung bawah dan pelvis (T03.8) T03.8 Dislokasi, sprain dan strain kombinasi daerah tubuh lainnya T03.9 Dislokasi, sprain dan strain yang ganda, tidak dijelaskan T04 Cedera remuk melibatkan daerah ganda pada tubuh T04.0 Cedera remuk kepala dengan leher Cedera remuk pada situs-situs S07.- dan S17.Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T04.8) T04.1 Cedera remuk thorax dengan abdomen, punggung bawah dan pelvis Cedera remuk: pada situs-situs S28.- dan S38.-, badan NOS Kecuali: bersama: anggota (T04.7), daerah tubuh lainnya (T04.8) T04.2 Cedera remuk daerah ganda pada anggota atas Cedera remuk: anggota atas NOS, pada situs-situs S47.-, S57.- dan S67.Kecuali: bersama: anggota bawah (T04.4) thorax, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T04.7) T04.3 Cedera remuk daerah ganda pada anggota bawah Cedera remuk: anggota bawah NOS, pada situs-situs S77.-, S87.- dan S97.Kecuali: bersama: anggota atas (T04.4) thorax, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T04.7) T04.4 Cedera remuk daerah ganda pada anggota atas dengan anggota bawah Kecuali: melibatkan thorax, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T04.7) T04.7 Cedera remuk thorax dengan abdomen, punggung bawah dan pelvis dengan anggota T04.8 Cedera remuk yang melibatkan kombinasi daerah tubuh lainnya T04.9 Cedera remuk ganda, tidak dijelaskan T05 Amputasi trauma yang melibatkan daerah ganda pada tubuh Termasuk: Avulsion yang melibatkan daerah ganda pada tubuh 

947

Kecuali: Dekapitasi (S18), luka terbuka melibatkan daerah ganda pada tubuh (T01.-) Amputasi trauma: badan NOS (T09.6), lengan atas NOS (T11.6), tungkai NOS (T13.6) T05.0 Amputasi trauma kedua tangan T05.1 Amputasi trauma satu tangan dan lengan atas yang lain [semua level, selain tangan] T05.2 Amputasi trauma kedua lengan [semua level] T05.3 Amputasi trauma kedua kaki T05.4 Amputasi trauma satu kaki dan tungkai yang lain [semua level, selain kaki] T05.5 Amputasi trauma kedua tungkai [semua level] T05.6 Amputasi trauma anggota atas dan bawah, semua kombinasi [semua level] T05.8 Amputasi trauma yang melibatkan kombinasi daerah tubuh lainnya Transeksi: abdomen, thorax T05.9 Amputasi trauma ganda, tidak dijelaskan T06 Cedera lain pada daerah ganda tubuh, not elsewhere classified T06.0 Cedera otak dan syaraf kepala dengan cedera syaraf dan medulla spinalis pada leher Cedera pada S04.- dan S06.- dengan cedera pada S14.T06.1 Cedera syaraf dan medulla spinalis yang melibatkan daerah tubuh lainnya T06.2 Cedera syaraf yang melibatkan daerah ganda pada tubuh Cedera ganda pada syaraf NOS Kecuali: dengan keterlibatan medulla spinalis (T06.0-T06.1) T06.3 Cedera pembuluh darah yang melibatkan daerah ganda pada tubuh T06.4 Cedera otot dan tendon yang melibatkan daerah ganda pada tubuh T06.5 Cedera organ intrathorax dengan intra-abdominal dan organ pelvik T06.8 Cedera lain yang dijelaskan yang melibatkan daerah ganda pada tubuh T07 Cedera ganda yang tidak dijelaskan Kecuali: Cedera NOS (T14.9)

Cedera bagian badan, anggota atau daerah yang tidak jelas (T08-T14) Kecuali:

Cedera pada daerah ganda tubuh (T00-T07), luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35), gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

T08

Fraktur spina, level tak jelas Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka 0 closed 1 open Kecuali: fraktur ganda pada spina, level tak jelas (T02.1) T09 Cedera lain pada spina dan badan, level tak jelas Kecuali: Cedera remuk badan NOS (T04.1), transeksi badan (T05.8), cedera ganda pada badan (T00-T06) T09.0 Cedera permukaan badan, level tak jelas T09.1 Luka terbuka badan, level tak jelas T09.2 Dislokasi, sprain dan strain yang tidak dijelaskan sendi dan ligamen badan T09.3 Cedera medulla spinalis, level tak jelas T09.4 Cedera tidak dijelaskan nerve, spinal nerve root dan plexus badan T09.5 Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada badan T09.6 Amputasi trauma badan, level tak jelas 

948

T09.8 Cedera lain yang dijelaskan pada badan, level tak jelas T09.9 Cedera badan yang tidak dijelaskan, level tak jelas T10

Fraktur anggota atas, level tak jelas Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka 0 closed 1 open Patah lengan atas NOS Fraktur lengan atas NOS Kecuali: Fraktur ganda lengan atas, level tak jelas (T02.-) T11 Cedera lain pada anggota atas, level tak jelas Kecuali: Cedera remuk: anggota atas NOS (T04.2), daerah ganda tubuh (T00-T06) Fraktur anggota atas, level tak jelas (T10) T11.0 Cedera permukaan anggota atas, level tak jelas T11.1 Luka terbuka anggota atas, level tak jelas T11.2 Dislokasi, sprain dan strain tak jelas di sendi dan ligamen anggota atas, level tak jelas T11.3 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada anggota atas, level tak jelas T11.4 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada anggota atas, level tak jelas T11.5 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada anggota atas, level tak jelas T11.6 Amputasi trauma anggota atas, level tak jelas Amputasi trauma lengan NOS T11.8 Cedera lain yang dijelaskan pada anggota atas, level tak jelas T11.9 Cedera anggota atas yang tidak dijelaskan, level tak jelas Cedera lengan NOS T12

Fraktur anggota bawah, level tak jelas Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka 0 closed 1 open Patah tungkai NOS, fraktur tungkai NOS Kecuali: Fraktur ganda pada tungkai, level tak jelas (T02.-) T13 Cedera lain pada anggota bawah, level tak jelas Kecuali: Cedera remuk anggota bawah NOS (T04.3), cedera ganda daerah tubuh (T00-T06), fraktur anggota bawah, level tak jelas (T12) T13.0 Cedera permukaan anggota bawah, level tak jelas T13.1 Luka terbuka anggota bawah, level tak jelas T13.2 Dislokasi, sprain dan strain tak jelas di sendi dan ligamen anggota bawah, level tak jelas T13.3 Cedera syaraf yang tidak jelas pada anggota bawah, level tak jelas T13.4 Cedera pembuluh darah yang tak jelas pada anggota bawah, level tak jelas T13.5 Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada anggota bawah, level tak jelas T13.6 Amputasi trauma anggota bawah, level tak jelas Amputasi trauma tungkai NOS T13.8 Cedera lain yang dijelaskan pada anggota bawah, level tak jelas T13.9 Cedera anggota bawah yang tidak dijelaskan, level tak jelas Cedera tungkai NOS 

949

T14 Cedera di daerah tubuh yang tidak dijelaskan Kecuali: Cedera pada daerah ganda tubuh (T00-T07) T14.0 Cedera permukaan di daerah tubuh yang tidak dijelaskan Abrasio [lecet], blister [melepuh] (nonthermal), kontusio, memar, haematoma: NOS Ccedera akbat benda asing permukaan (serpihan) tanpa luka besar terbuka NOS Gigitan serangga (tak berbisa), atau cedera permukaan: NOS Kecuali: cedera permukaan ganda NOS (T00.9) T14.1 Luka terbuka di daerah tubuh yang tidak dijelaskan Sayatan, laserasi , luka terbuka, gigitan binatang, NOS Luka tembus dengan benda asing (menembus) NOS Kecuali: luka terbuka ganda NOS (T01.9) amputasi trauma ganda NOS (T05.9), amputasi trauma NOS (T14.7) T14.2 Fraktur di daerah tubuh yang tidak dijelaskan Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka 0 closed 1 open Fraktur: NOS, tertutup NOS, dislokasi NOS, displaced NOS, terbuka NOS Kecuali: fraktur ganda NOS (T02.9) T14.3 Dislokasi, sprain dan strain tidak dijelaskan daerah tubuh Avulsi, laserasi, sprain, atau strain pada (kapsul)(ligamen) sendi NOS Hemarthrosis, ruptur, subluxatio, robekan: traumatika (kapsul)(ligamen) sendi NOS Kecuali: dislokasi, sprain dan strain ganda NOS (T03.9) T14.4 Cedera syaraf di daerah tubuh yang tidak dijelaskan Cedera syaraf NOS; Putus syaraf, hematomielia, paralisis (sementara): traumatika NOS Kecuali: cedera ganda pada syaraf NOS (T06.2) T14.5 Cedera pembuluh darah di daerah tubuh yang tidak dijelaskan Avuksi, sayatan, laserasi, cedera pada pembuluh darah NOS Aneurisma atau fistula (arteriovena), hematoma, ruptur: pada pembuluh darah NOS Kecuali: cedera ganda pada pembuluh darah NOS (T06.3) T14.6 Cedera otot dan tendon di daerah tubuh yang tidak dijelaskan Avulsi, sayatan, laserasi, ruptur trauma, cedera: pada otot NOS dan tendon NOS Kecuali: cedera ganda pada tendon dan otot NOS (T06.4) T14.7 Cedera remuk dan amputasi trauma di daerah tubuh yang tidak dijelaskan Cedera remuk NOS, amputasi trauma NOS Kecuali: cedera remuk ganda NOS (T04.9), amputasi trauma ganda NOS (T05.9) T14.8 Cedera lain pada di daerah tubuh yang tidak dijelaskan T14.9 Cedera, tidak dijelaskan Kecuali: cedera ganda NOS (T07)

Efek benda asing yang masuk melalui lobang alamiah (T15-T19) Kecuali: benda asing: tertinggal pada luka operasi (T81.5), residual di jaringan lunak (M79.5) pada luka tembus - lihat luka terbuka menurut daerah tubuh serpihan tanpa luka major terbuka: lihat cedera permukaan menurut daerah tubuh T15

Benda asing di bagian luar mata



950

Kecuali: T15.0 T15.1 T15.8 T15.9

benda asing pada luka tembus: tertahan (lama) (H05.5, H44.6-H44.7), benda asing pada luka tembus tertahan (lama) orbita dan bola mata (S05.4-S05.5) benda asing tertahan di kelopak (H02.8) Benda asing di kornea Benda asing di sakus konjungtiva Benda asing di bagian lain dan ganda pada bagian luar mata Benda asing di punktum lakrimalis Benda asing di bagian luar mata, bagian tidak dijelaskan

T16 Benda asing di telinga Benda asing di kanalis auditorius T17 Benda asing di saluran pernafasan Termasuk: asphyxia akibat benda asing, inhalasi cairan atau muntahan NOS tercekik oleh: makanan (regurgitasi), phlegma [mukus pernafasan] T17.0 Benda asing di sinus nasalis T17.1 Benda asing di cuping hidung Benda asing di hidung NOS T17.2 Benda asing di farings Benda asing di: nasofarings, tenggorokan NOS T17.3 Benda asing di larings T17.4 Benda asing di trakhea T17.5 Benda asing di bronkhus T17.8 Benda asing di bagian lain dan ganda pada saluran pernafasan Benda asing di bronkhiolus, paru-paru T17.9 Benda asing di saluran pernafasan, bagian tidak dijelaskan T18 Benda asing saluran pencernaan Kecuali: benda asing di farings (T17.2) T18.0 T18.1 T18.2 T18.3 T18.4 T18.5

Benda asing di mulut Benda asing di esofagus Benda asing di lambung Benda asing di usus halus Benda asing di kolon Benda asing di anus dan rektum Benda asing di (pertemuan) rektosigmoid T18.8 Benda asing di bagian lain dan ganda pada saluran pencernaan T18.9 Benda asing di saluran pencernaan, bagian tidak dijelaskan Benda asing di sistem pencernaan NOS, tertelan benda asing NOS T19 Benda asing di saluran genitourinarius Kecuali: Alat kontrasepsi (intrauterus)(vagina): komplikasi mekanis (T83.3), kehadiran (Z97.5) T19.0 Benda asing di uretra T19.1 Benda asing di kandung kemih T19.2 Benda asing di vulva dan vagina T19.3 Benda asing di uterus [semua bagian] T19.8 Benda asing di bagian lain dan ganda pada saluran genitourinarius T19.9 Benda asing di saluran genitourinarius, bagian tidak dijelaskan



951

Luka bakar dan korosi (T20-T32) Termasuk Scalds [terkena air panas atau uap panas] Luka bakar akibat: api, air panas, gas panas, gesekan, objek panas, listrik, petir, radiasi Luka bakar kimiawi [korosi] (external)(internal) Kecuali: Sunburn (L55.-), erythema [dermatitis] ab igne (L59.0) Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)

Luka bakar dan korosi permukaan luar tubuh, menurut situs (T20-T25) Termasuk luka bakar dan korosi: tingkat I [erythema], tingkat II [blisters, melepuh] [epidermis lenyap] tingkat III [nekrosis dalam pada jaringan di bawahnya] [full-thickness skin loss] T20 Luka bakar dan korosi kepala dan leher Termasuk: Kulit kepala [semua bagian], (daerah) dahi, telinga [semua bagian], hidung (septum), bibir, mata dengan bagian lain muka, kepala dan leher Kecuali: Terbatas pada mata dan adnexa (T26.-), pada mulut dan farings (T28.-) T20.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada kepala dan leher T20.1 Luka bakar tingkat I pada kepala dan leher T20.2 Luka bakar tingkat II pada kepala dan leher T20.3 Luka bakar tingkat III pada kepala dan leher T20.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada kepala dan leher T20.5 Korosi tingkat I pada kepala dan leher T20.6 Korosi tingkat II pada kepala dan leher T20.7 Korosi tingkat III pada kepala dan leher T21 Luka bakar dan korosi badan Termasuk: Dinding dada, mammae, punggung (semua), daerah interskapula, dinding perut, pinggang, perineum, penis, testis, skrotum, vulva, labium (majus)(minus), anus Kecuali: Luka bakar dan korosi: axilla (T22.-), daerah skapula (T22.-) T21.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada badan T21.1 Luka bakar tingkat I pada badan T21.2 Luka bakar tingkat II pada badan T21.3 Luka bakar tingkat III pada badan T21.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada badan T21.5 Korosi tingkat I pada badan T21.6 Korosi tingkat II pada badan T21.7 Korosi tingkat III pada badan T22 Luka bakar dan korosi bahu dan lengan Termasuk: Lengan [semua, selain pergelangan dan tangan saja], axilla, daerah skapula Kecuali: Luka bakar dan korosi: interskapula (T21.-), pergelangan dan tangan saja (T23.-) T22.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada pada bahu dan lengan T22.1 Luka bakar tingkat I pada bahu dan lengan T22.2 Luka bakar tingkat II pada bahu dan lengan T22.3 Luka bakar tingkat III pada bahu dan lengan T22.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada bahu dan lengan T22.5 Korosi tingkat I pada bahu dan lengan T22.6 Korosi tingkat II pada bahu dan lengan



952

T22.7 Korosi tingkat III pada bahu dan lengan T23 Luka bakar dan korosi pergelangan dan tangan Termasuk: telapak tangan, (kuku) jari, (kuku) ibu jari T23.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan T23.1 Luka bakar tingkat I pada pergelangan dan tangan T23.2 Luka bakar tingkat II pada pergelangan dan tangan T23.3 Luka bakar tingkat III pada pergelangan dan tangan T23.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan T23.5 Korosi tingkat I pada pergelangan dan tangan T23.6 Korosi tingkat II pada pergelangan dan tangan T23.7 Korosi tingkat III pada pergelangan dan tangan T24 Luka bakar dan korosi panggul dan tungkai Termasuk: Tungkai [semua bagian, selain tumit dan kaki saja] Kecuali: Luka bakar dan korosi tumit dan kaki saja (T25.-) T24.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada panggul dan tungkai T24.1 Luka bakar tingkat I pada panggul dan tungkai T24.2 Luka bakar tingkat II pada panggul dan tungkai T24.3 Luka bakar tingkat III pada panggul dan tungkai T24.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada panggul dan tungkai T24.5 Korosi tingkat I pada panggul dan tungkai T24.6 Korosi tingkat II pada panggul dan tungkai T24.7 Korosi tingkat III pada panggul dan tungkai T25 Luka bakar dan korosi tumit dan kaki Termasuk: Jempol kaki T25.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada tumit dan kaki T25.1 Luka bakar tingkat I pada tumit dan kaki T25.2 Luka bakar tingkat II pada tumit dan kaki T25.3 Luka bakar tingkat III pada tumit dan kaki T25.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada tumit dan kaki T25.5 Korosi tingkat I pada tumit dan kaki T25.6 Korosi tingkat II pada tumit dan kaki T25.7 Korosi tingkat III pada tumit dan kaki

Luka bakar dan korosi pada mata dan organ internal (T26-T28) T26 T26.0 T26.1 T26.2 T26.3 T26.4 T26.5 T26.6 T26.7 T26.8 T26.9

Luka bakar dan korosi pada mata dan adnexa Luka bakar pada kelopak dan area periokuler Luka bakar pada kornea dan sakus konjungtiva Luka bakar dengan akibat ruptur dan kehancuran bola mata Luka bakar pada bagian lain mata dan adnexa Luka bakar pada mata dan adnexa, bagian tidak dijelaskan Korosi pada kelopak dan area periokuler Korosi pada kornea dan sakus konjungtiva Korosi dengan akibat ruptur dan kehancuran bola mata Korosi pada bagian lain mata dan adnexa Korosi pada mata dan adnexa, bagian tidak dijelaskan 

953

T27 Luka bakar dan korosi saluran pernafasan T27.0 Luka bakar pada larings dan trakhea T27.1 Luka bakar yang melibatkan larings dan trakhea dengan paru-paru Kecuali: sindroma cedera ledakan (T70.8) T27.2 Luka bakar pada bagian lain saluran pernafasan Luka bakar pada rongga thorax T27.3 Luka bakar pada saluran pernafasan, bagian tidak dijelaskan T27.4 Korosi pada larings dan trakhea T27.5 Korosi yang melibatkan larings dan trakhea dengan paru-paru T27.6 Korosi pada bagian lain saluran pernafasan T27.7 Korosi pada saluran pernafasan, bagian tidak dijelaskan T28 T28.0 T28.1 T28.2 T28.3 T28.4 T28.5 T28.6 T28.7 T28.8 T28.9

Luka bakar dan korosi organ-organ internal lainnya Luka bakar pada mulut dan farings Luka bakar pada esofagus Luka bakar pada bagian lain saluran pencernaan Luka bakar pada organ genitourinarius internal Luka bakar pada organ-organ internal lain dan tidak dijelaskan Korosi pada mulut dan farings Korosi pada esofagus Korosi pada bagian lain saluran pencernaan Korosi pada organ genitourinarius internal Korosi pada organ-organ internal lain dan tidak dijelaskan

Luka bakar dan korosi daerah tubuh ganda dan tidak jelas (T29-T32) T29 Luka bakar dan korosi daerah ganda pada tubuh Termasuk: Luka bakar dan korosi pada lebih dari satu kategori pada T20-T28 T29.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada daerah ganda, tingkat tidak jelas Luka bakar ganda NOS T29.1 Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat I T29.2 Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat II T29.3 Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan paling kurang satu luka bakar tingkat III T29.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada daerah ganda Korosi ganda NOS T29.5 Korosi pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat I T29.6 Korosi pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat II T29.7 Korosi pada daerah ganda, disebutkan paling kurang satu korosi tingkat III T30 Luka bakar dan korosi, daerah tubuh tidak dijelaskan Kecuali: Luka bakar dan korosi, luas permukaan tubuh yang terlibat dinyatakan (T31-T32) T30.0 Luka bakar dengan daerah tubuh tidak dijelaskan, tingkat tidak dijelaskan Luka bakar NOS T30.1 Luka bakar tingkat I, daerah tubuh tidak dijelaskan Luka bakar tingkat I NOS T30.2 Luka bakar tingkat II, daerah tubuh tidak dijelaskan Luka bakar tingkat II NOS T30.3 Luka bakar tingkat III, daerah tubuh tidak dijelaskan



954

Luka bakar tingkat III NOS T30.4 Korosi dengan daerah tubuh tidak dijelaskan, tingkat tidak dijelaskan Korosi NOS T30.5 Korosi tingkat I, daerah tubuh tidak dijelaskan Korosi tingkat I NOS T30.6 Korosi tingkat II, daerah tubuh tidak dijelaskan Korosi tingkat I NOS T30.7 Korosi tingkat III, daerah tubuh tidak dijelaskan Korosi tingkat III NOS T31

Luka bakar yang diklasifikasikan menurut luas permukaan tubuh yang terlibat Kategori ini hanya digunakan untuk kode primer kalau situs luka bakar tidak jelas. Ia bisa digunakan sebagai kode tambahan bersama kategori T20-T29 kalau situsnya dijelaskan. T31.0 Luka bakar yang melibatkan kurang dari 10% permukaan tubuh T31.1 Luka bakar yang melibatkan 10-19% permukaan tubuh T31.2 Luka bakar yang melibatkan 20-29% permukaan tubuh T31.3 Luka bakar yang melibatkan 30-39% permukaan tubuh T31.4 Luka bakar yang melibatkan 40-49% permukaan tubuh T31.5 Luka bakar yang melibatkan 50-59% permukaan tubuh T31.6 Luka bakar yang melibatkan 60-69% permukaan tubuh T31.7 Luka bakar yang melibatkan 70-79% permukaan tubuh T31.8 Luka bakar yang melibatkan 80-89% permukaan tubuh T31.9 Luka bakar yang melibatkan 90% atau lebih permukaan tubuh T32

Korosi classified according to extent of body surface involved Kategori ini hanya digunakan untuk kode primer kalau situs luka bakar tidak jelas. Ia bisa digunakan sebagai kode tambahan bersama kategori T20-T29 kalau situsnya dijelaskan. T32.0 Korosi yang melibatkan kurang dari 10% permukaan tubuh T32.1 Korosi yang melibatkan 10-19% permukaan tubuh T32.2 Korosi yang melibatkan 20-29% permukaan tubuh T32.3 Korosi yang melibatkan 30-39% permukaan tubuh T32.4 Korosi yang melibatkan 40-49% permukaan tubuh T32.5 Korosi yang melibatkan 50-59% permukaan tubuh T32.6 Korosi yang melibatkan 60-69% permukaan tubuh T32.7 Korosi yang melibatkan 70-79% permukaan tubuh T32.8 Korosi yang melibatkan 80-89% permukaan tubuh T32.9 Korosi yang melibatkan 90% atau lebih permukaan tubuh

Frostbite (T33-T35) Kecuali:

Hypothermia dan efek lain penurunan suhu (T68-T69)

T33 Frostbite permukaan Termasuk: Frostbite dengan kehilangan sebagian ketebalan kulit Kecuali: Frostbite permukaan yang melibatkan daerah ganda pada tubuh (T35.0) T33.0 Frostbite permukaan pada kepala T33.1 Frostbite permukaan pada leher T33.2 Frostbite permukaan pada thorax T33.3 Frostbite permukaan pada abdominal wall, punggung bawah dan pelvis



955

T33.4 Frostbite permukaan pada lengan atas Kecuali: frostbite permukaan pada pergelangan dan tangan alone (T33.5) T33.5 Frostbite permukaan pada pergelangan dan tangan T33.6 Frostbite permukaan pada panggul dan paha T33.7 Frostbite permukaan pada lutut dan tungkai bawah Kecuali: frostbite permukaan pada tumit dan kaki saja (T33.8) T33.8 Frostbite permukaan pada tumit dan kaki T33.9 Frostbite permukaan pada situs-situs yang lain dan tidak dijelaskan Frostbite permukaan (pada): NOS, badan NOS, tungkai NOS T34 Frostbite dengan nekrosis jaringan Kecuali: Frostbite dengan nekrosis jaringan daerah ganda pada tubuh (T35.1) T34.0 Frostbite dengan nekrosis jaringan kepala T34.1 Frostbite dengan nekrosis jaringan pada leher T34.2 Frostbite dengan nekrosis jaringan thorax T34.3 Frostbite dengan nekrosis jaringan dinding perut, punggung bawah dan pelvis T34.4 Frostbite dengan nekrosis jaringan lengan Kecuali: frostbite dengan nekrosis jaringan pergelangan dan tangan saja (T34.5) T34.5 Frostbite dengan nekrosis jaringan pergelangan dan tangan T34.6 Frostbite dengan nekrosis jaringan panggul dan paha T34.7 Frostbite dengan nekrosis jaringan lutut dan tungkai bawah Kecuali: frostbite dengan nekrosis jaringan tumit dan kaki saja (T34.8) T34.8 Frostbite dengan nekrosis jaringan tumit dan kaki T34.9 Frostbite dengan nekrosis jaringan pada situs-situs yang lain dan tidak dijelaskan Frostbite dengan nekrosis jaringan (pada): NOS, badan NOS, tungkai NOS T35 Frostbite daerah ganda pada tubuh dan frostbite yang tidak dijelaskan T35.0 Frostbite permukaan daerah ganda pada tubuh Frostbite permukaan ganda NOS T35.1 Frostbite dengan nekrosis jaringan daerah ganda pada tubuh Frostbite ganda dengan nekrosis jaringan NOS T35.2 Frostbite yang tidak dijelaskan pada kepala dan leher T35.3 Frostbite yang tidak dijelaskan pada thorax, abdomen, punggung bawah dan pelvis Frostbite badan NOS T35.4 Frostbite yang tidak dijelaskan pada anggota atas T35.5 Frostbite yang tidak dijelaskan pada anggota bawah T35.6 Frostbite yang tidak dijelaskan pada daerah ganda tubuh Frostbite ganda NOS T35.7 Frostbite yang tidak dijelaskan pada situs yang tidak dijelaskan Frostbite NOS

Keracunan oleh drugs, medikamen dan zat-zat biologis (T36-T50) Termasuk: Overdois zat-zat terkait, zat yang diberikan atau dimakan secara salah Kecuali: Ketergantungan obat dan kelainan mental dan tingkah laku yang terkait akibat: penggunaan zat psikoaktif (F10-F19), intoxikasi obat yang patologis (F10-F19), reaksi dan keracunan obat yang mengganggu janin dan neonatus (P00-P96) Penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan ketergantungan (F55)



956

Efek tidak diharapkan [hipersensitifitas, reaksi, dsb.] dari zat yang diberikan secara benar, diklasifikasikan menurut bentuk efek yang tidak diharapkan, yaitu: kelainan darah (D50-D76), gastritis aspirin (K29.-), dermatitis karena zat yang dimasukkan ke dalam badan (L27.-), dermatitis kontak (L23-L25), nefropati (N14.0-N14.2), dan efek tak diharapkan yang tidak dijelaskan dari obat (T88.7) T36 Keracunan oleh antibitika sistemik Kecuali: Antibiotika antineoplastik (T45.1), antibiotika lokal NEC (T49.0), antibiotika topikal untuk telinga, hidung dan tenggorokan (T49.6), mata (T49.5) T36.0 Penisillin T36.1 Cefalosporin dan antibiotika beta-laktam lainnya T36.2 Group khloramphenicol T36.3 Macrolida T36.4 Tetrasiklin T36.5 Aminoglikosida Streptomisin T36.6 Rifamisin T36.7 Antibiotika antif, digunakan secara sistemik T36.8 Antibitika sistemik lainnya T36.9 Antibitika sistemik, tidak dijelaskan T37 Keracunan oleh obat anti-infeksi dan antiparasit lainnya Kecuali: Obat anti-infeksi: lokal NEC (T49.0), topikal: mata (T49.5), THT (T49.6) T37.0 Sulfonamida T37.1 Obat anti mikobakteria Kecuali: rifamisin (T36.6), streptomisin (T36.5) T37.2 Obat antimalarial dan obat yang bekerja pada protozoa darah lainnya Kecuali: derivat hydroxyquinoline (T37.8) T37.3 Obat antiprotozoa lainnya T37.4 Anthelminthika T37.5 Obat antivirus Kecuali: amantadine (T42.8), cytarabine (T45.1) T37.8 Obat anti-infeksi dan antiparasit lain yang dijelaskan Derivat hidroksiquinolin Kecuali: obat antimalaria (T37.2) T37.9 Obat anti-infeksi dan antiparasit, tidak dijelaskan T38 Keracunan oleh hormon, substitusi dan antagonis sintetiknya, n. e. c. Kecuali: oxitosin (T48.0), mineralokortikoid dan antagonisnya (T50.0) hormon paratiroid dan derivatnya (T50.9) T38.0 Glucokortikoids dan analog sintetik Kecuali: glukokortikoid topikal (T49.-) T38.1 Hormon tiroid dan substitusinya T38.2 Obat antitiroid T38.3 Insulin dan obat hipoglikemik [antidiabetik] oral T38.4 Kontrasepsi oral Preparat kontrasepsi oral berbahan tunggal atau ganda T38.5 Estrogen dan progestogen lainnya 

957

Campuran dan substitusi estrogen dan progestogen T38.6 Antigonadotrophin, antiestrogen, antiandrogen, n. e. c. Tamoxifen T38.7 Androgen dan obat anabolik T38.8 Hormon dan substitusi sintetiknya yang lain dan tidak dijelaskan Hormon pituitari anterior [adenohipofisis] T38.9 Antagonis hormon lain dan tidak dijelaskan T39 T39.0 T39.1 T39.2 T39.3 T39.4

Keracunan oleh analgesik, antipiretik dan antirematik nonopioid Salisilat Derivat 4-aminofenol Derivat pirazolon Nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID] lainnya Antirematik, not elsewhere classified Kecuali: glucocorticoids (T38.0), salisilat (T39.0) T39.8 Analgesik dan antipiretik non-opioid lainnya, not elsewhere classified T39.9 Analgesik, antipiretik dan antirematik non-opioid, tidak dijelaskan T40 Keracunan oleh narkotika dan psikodisleptika [hallusinogens] Kecuali: Ketergantungan obat dan kelainan mental dan tingkah laku terkait akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-F19) T40.0 Opium T40.1 Heroin T40.2 Opioid lainnya Codeine, morphine T40.3 Methadone T40.4 Narkotik sintetik lainnya Pethidine T40.5 Cocaine T40.6 Narcotik lain dan tidak dijelaskan T40.7 (Derivat) cannabis T40.8 Lysergide [LSD] T40.9 Psychodysleptics [hallucinogens] lain dan tidak dijelaskan Mescaline, psilocin, psilocybine T41 Keracunan oleh gas-gas anestetik dan terapi Kecuali: opioid (T40.0-T40.2), cocaine (T40.5), benzodiazepines (T42.4) T41.0 Anestetik yang dihirup Kecuali: oksigen (T41.5) T41.1 Anestetik intravena Thiobarbiturates T41.2 Anestetik umum lain dan tidak dijelaskan T41.3 Anestetik lokal T41.4 Anestetik, tidak dijelaskan T41.5 Gas-gas terapi Karbon dioxida, oksigen T42 Keracunan oleh obat antiepilepsi, sedatif-hipnotik dan antiparkinsonisme Kecuali: Dependensi obat dan kelainan jiwa dan tingkah laku akibat zat psikoaktif (F10-F19) 

958

T42.0 Derivat hidantoin T42.1 Iminostilbenes Carbamazepine T42.2 Suksinimida dan oxazolidinediones T42.3 Barbiturat Kecuali: thiobarbiturates (T41.1) T42.4 Benzodiazepines T42.5 Antiepileptik campuran, not elsewhere classified T42.6 Obat antiepilepsi dan sedatif-hipnotik lainnya Methaqualone, valproic acid Kecuali: carbamazepine (T42.1) T42.7 Obat antiepilepsi dan sedatif-hipnotik, tidak dijelaskan Sleeping: draught, tablet, drug NOS T42.8 Obat antiparkinsonisme dan depresan tonus otot pusat lainnya Amantadine T43 Keracunan oleh obat psikotropika, not elsewhere classified Kecuali: Dependensi obat dan kelainan jiwa dan tingkah laku akibat zat psikoaktif (F10-F19), psikodisleptika [hallusinogen] (T40.7-T40.9), depresan nafsu makan (T50.5), barbiturat (T42.3), benzodiazepin (T42.4), methaqualon (T42.6) T43.0 Antidepresan tricyclic dan tetracyclic T43.1 Antidepresan monoamine-oxidase-inhibitor T43.2 Antidepresan lain dan tidak dijelaskan T43.3 Antipsikotik dan neuroleptik phenothiazine T43.4 Neuroleptik butyrophenone dan thioxanthene T43.5 Antipsychotics dan neuroleptics lain dan tidak dijelaskan Kecuali: rauwolfia (T46.5) T43.6 Psikostimulan dengan potential penyalahgunaan Kecuali: cocaine (T40.5) T43.8 Obat psikotropika lain, not elsewhere classified T43.9 Obat psikotropika, tidak dijelaskan T44 T44.0 T44.1 T44.2 T44.3 T44.4 T44.5 T44.6 T44.7 T44.8 T44.9

Keracunan oleh obat-obat sistem syaraf otonom Agen antikolinesterase Parasimpatomimetika lain [cholinergics] Obat penghambat ganglion, not elsewhere classified Parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan spasmolitika lain, n. e. c. Papaverine Agonists alpha-adrenoreseptor, not elsewhere classified Metaraminol Agonists beta-adrenoreseptor, not elsewhere classified Kecuali: salbutamol (T48.6) Antagonis alpha-adrenoreseptor, not elsewhere classified Kecuali: ergot alkaloids (T48.0) Antagonis beta-adrenoreseptor, not elsewhere classified Agen yang bekerja sentral dan penghambat neuron adrenergika, n. e. c. Kecuali: clonidine (T46.5), guanethidine (T46.5) Obat sistem syaraf otonom lain dan tidak dijelaskan.



959

Obat yang merangsang adrenoreseptor alpha- dan betaT45 Keracunan oleh obat-obat sistemik dan hematologis, n. e. c. T45.0 Obat antiallergik dan antiemetik Kecuali: neuroleptik berbasis phenothiazine (T43.3) T45.1 Obat antineoplastik dan immunosuppressif Antibiotika antineoplastik, cytarabine Kecuali: tamoxifen (T38.6) T45.2 Vitamins, n. e. c. Kecuali: vitamin K (T45.7), (derivat) nicotinic acid (T46.7) T45.3 Enzim, not elsewhere classified T45.4 Iron dan compundnya T45.5 Antikoagulan T45.6 Obat yang mempengaruhi fibrinoliysis T45.7 Antagonists antikoagulan, vitamin K dan koagulan lainnya T45.8 Agen lain yang primernya sistemik dan hematologis Preparat hepar, agen antianemia lain, darah alami, produk darah, pengganti plasma Kecuali: iron (T45.4), immunoglobulin (T50.9) T45.9 Agen yang primernya sistemik dan hematologis, tidak dijelaskan T46 Keracunan oleh obat-obat sistem kardiovaskuler Kecuali: metaraminol (T44.4) T46.0 Cardiac-stimulant glycosides dan drugs of similar action T46.1 Calcium-channel blockers T46.2 Obat antidisritmik lain, n. e. c. Kecuali: antagonis beta-adrenoreseptor (T44.7) T46.3 Vasodilators koronaria, not elsewhere classified Dipyridamole Kecuali: antagonis beta-adrenoreceptor (T44.7), calcium-channel blockers (T46.1) T46.4 Angiotensin-converting-enzyme inhibitors T46.5 Obat antihipertensi lain, n. e. c. Clonidine, guanethidine, rauwolfia Kecuali: antagonis β-adrenoseptor (T44.7), Ca blocker (T46.1), diuretik (T50.0-T50.2) T46.6 Obat antihiperlipidemik dan antiarteriosklerotik T46.7 Vasodilator perifer (Derivat) nicotinic acid Kecuali: papaverine (T44.3) T46.8 Obat antivarises, termasuk obat sklerosis T46.9 Obat sistem kardiovaskuler lain dan tidak dijelaskan agents T47 T47.0 T47.1 T47.2 T47.3 T47.4

Keracunan oleh obat-obat sistem gastrointestinal Antagonists H2-receptor histamin Obat antasida dan anti sekresi lambung lainnya Laxatif stimulan Laxatif salin dan osmotik Laxatif lain Obat atonia usus T47.5 Digestan T47.6 Obat antidiare 

960

Kecuali: antibiotika dan anti-infeksi sistemik lainnya (T36-T37) T47.7 Emetika T47.8 Obat sistem gastrointestinal lainnya T47.9 Obat sistem gastrointestinal, tidak dijelaskan T48 Keracunan oleh obat otot polos dan skeletal dan sistem pernafasan T48.0 Obat oksitosin Kecuali: estrogen, progestogen dan antagonis (T38.4-T38.6) T48.1 Relaxant otot skeletal [neuromuscular blocking agents] T48.2 Obat otot lain dan tidak dijelaskan T48.3 Antitusif T48.4 Expektoran T48.5 Obat anti-common-cold T48.6 Antiasmatika, n. e. c. Salbutamol Kecuali: hormon [adenohipofisis] (T38.8), agonists beta-adrenoreseptor (T44.5) T48.7 Obat sistem pernafasan lain dan tidak dijelaskan T49 Keracunan obat topikal kulit, membran mukosa, mata, THT dan gigi Termasuk: Glukokortikoid yang dipakai secara topikal T49.0 Obat antifungus, anti-infeksi dan anti-inflammasi lokal, n. e. c. T49.1 Antipruritika T49.2 Astringen lokal dan detergen lokal T49.3 Emollients, demulcents dan protectants T49.4 Keratolitik, keratoplastik serta obat dan preparat pengobatan rambut lainnya T49.5 Obat dan preparat ophthalmologis Anti-infektif mata T49.6 Obat dan preparat otorhinolaringologis Anti-infektif telinga, hidung dan tenggorokan T49.7 Obat gigi, diberikan secara topikal T49.8 Obat topikal lainnya Spermisida T49.9 Obat topikal, tidak dijelaskan T50 T50.0 T50.1 T50.2 T50.3 T50.4 T50.5 T50.6 T50.7 T50.8 T50.9

Keracunan diuretika dan obat dan zat biologis yang lain dan tidak dijelaskan Mineralocorticoids dan antagonisnya Loop [high-ceiling] diuretics Inhibitor carbonic-anhydrase, benzothiadiazides dan diuretika lainnya Asetazolamide Obat elektrolit, kalorik dan keseimbangan air Garam rehidrasi oral, oralit Obat metabolisme asam urat Depressan nafsu makan Antidotum dan chelating agents, n. e. c. Alcohol deterrents Analeptika dan antagonists reseptor opioid Obat diagnostick Drug, obat medis dan zat biologis lain dan tidak dijelaskan Obat: pengasam, pengalkali, lipotropik, immunoglobulin, immunologis 

961

Hormon paratiroid dan derivatnya

Efek toksik zat yang bukan obat medis (T51-T65) Kecuali:

Efek toksik lokal yang diklasifikasikan di tempat lain (A00-R99), Kondisi pernafasan akibat agen luar (J60-J70), korosi (T20-T32)

T51 Efek toksik alcohol T51.0 Efek toksik ethanol Efek toksik ethyl alcohol Kecuali: intoksikasi (patologis) alkohol atau efek “hangover” (F10.0), mabuk (F10.0) T51.1 Efek toksik methanol Efek toksik methyl alcohol T51.2 Efek toksik 2-propanol Efek toksik isopropyl alcohol T51.3 Efek toksik fusel oil Efek toksik amyl alkohol, butyl alkohol [1-butanol], propyl alkohol [1-propanol] T51.8 Efek toksik alkohol lain T51.9 Efek toksik alkohol yang tidak dijelaskan T52 Efek toksik pelarut organik Kecuali: Efek toksik derivat halogen dari hidrokarbon alifatik dan aromatik (T53.-) T52.0 Efek toksik produk minyak bumi [petroleum] Efek toksik gasoline [bensin], kerosine [paraffin oil, minyak tanah], lilin paraffin Efek toksik petroleum: ether, naphtha, spirits T52.1 Efek toksik benzene Kecuali: efek toksik: homolog benzene (T52.2), derivat nitro dan amino dari benzene dan homolognya (T65.3) T52.2 Efek toksik homolog benzene Efek toksik toluene [methylbenzene], xylene [dimethylbenzene] T52.3 Efek toksik glikol T52.4 Efek toksik keton T52.8 Efek toksik pelarut organik lainnya T52.9 Efek toksik pelarut organik yang tidak dijelaskan T53 Efek toksik derivat halogen dari hidrokarbon alifatik dan aromatik T53.0 Efek toksik carbon tetrachloride Efek toksik tetrachloromethane T53.1 Efek toksik chloroform Efek toksik trichloromethane T53.2 Efek toksik trichloroethylene Efek toksik trichloroethene T53.3 Efek toksik tetrachloroethylene Efek toksik Perchloroethylene, tetrachloroethene T53.4 Efek toksik dichloromethane Efek toksik methylene chloride T53.5 Efek toksik chlorofluorocarbons T53.6 Efek toksik derivat halogen lain dari hidrokarbon alifatik T53.7 Efek toksik derivat halogen lain dari hidrokarbon aromatik 

962

T53.9 Efek toksik derivat halogen dari hidrokarbon alifatik dan aromatik, tidak dijelaskan T54 T54.0 T54.1 T54.2

Efek toksik corrosive substances Efek toksik fenol dan homolog fenol Efek toksik compund organik korosif lainnya Efek toksik zat asam dan mirip asam yang bersifat korosif Efek toksik acid hydrochloric, acid sulfuric T54.3 Efek toksik zat alkali dan mirip alkali yang bersifat korosif Efek toksik: potassium hydroxide, sodium hydroxide T54.9 Efek toksik zat korosif yang tidak dijelaskan T55

Efek toksik sabun dan detergent

T56 Efek toksik logam Termasuk: Efek toksik: asap dan uap logam, semua logam kecuali untuk pengobatan Kecuali: Efek toksik: arsen (T57.0), mangan (T57.2), thallium (T60.4) T56.0 Efek toksik lead dan compoundnya T56.1 Efek toksik mercury dan compoundnya T56.2 Efek toksik chromium dan compoundnya T56.3 Efek toksik cadmium dan compoundnya T56.4 Efek toksik copper dan compoundnya T56.5 Efek toksik zinc dan compoundnya T56.6 Efek toksik tin dan compoundnya T56.7 Efek toksik beryllium dan compoundnya T56.8 Efek toksik logam lainnya T56.9 Efek toksik logam yang tidak dijelaskan T57 Efek toksik zat inorganik lainnya T57.0 Efek toksik arsenic dan compoundnya T57.1 Efek toksik phosphorus dan compoundnya Kecuali: efek toksik insektisida organophosphat (T60.0) T57.2 Efek toksik manganese dan compoundnya T57.3 Efek toksik hydrogen cyanide T57.8 Efek toksik zat inorganik lain yang dijelaskan T57.9 Efek toksik zat inorganik yang tidak dijelaskan T58 Efek toksik carbon monoxide Efek toksik carbon monoxide dari semua sumber T59 Efek toksik gas, asap, dan uap lainnya Termasuk: Efek toksik propellant aerosol Kecuali: Efek toksik chlorofluorocarbons (T53.5) T59.0 Efek toksik nitrogen oxides T59.1 Efek toksik sulfur dioxide T59.2 Efek toksik formaldehyde T59.3 Efek toksik lacrimogenic gas Efek toksik tear gas T59.4 Efek toksik chlorine gas T59.5 Efek toksik fluorine gas dan hydrogen fluoride T59.6 Efek toksik hydrogen sulfide 

963

T59.7 Efek toksik carbon dioxide T59.8 Efek toksik gas, asap, dan uap lain yang dijelaskan T59.9 Efek toksik gas, asap, dan uap yang tidak dijelaskan T60 Efek toksik pestisida Termasuk: Efek toksik pengawet kayu T60.0 Efek toksik insektisida organophosphate dan carbamate T60.1 Efek toksik insektisida halogen Kecuali: efek toksik chlorinated hydrocarbons (T53.-) T60.2 Efek toksik insektisida lainnya T60.3 Efek toksik herbisida dan fungisida T60.4 Efek toksik rodentisida Efek toksik thallium Kecuali: strychnine dan garamnya (T65.1) T60.8 Efek toksik insektisida lain T60.9 Efek toksik insektisida yang tidak dijelaskan T61 Efek toksik zat beracun yang termakan sebagai seafood Kecuali: intoksikasi bakteri yang berasal dari makanan (A05.-) reaksi alergi makanan, seperti: gastroenteritis (noninfektif) (K52.-), dermatitis (L23.6, L25.4, L27.2), syok anafilaktik akibat reaksi makanan (T78.0) efek toksik kontaminan makanan, seperti: mercury (T56.1), hydrogen cyanide (T57.3), aflatoxin dan mikotoksin lainnya (T64), cyanides (T65.0) T61.0 Keracunan ikan Ciguatera T61.1 Keracunan ikan Scombroid Histamine-like syndrome T61.2 Keracunan ikan dan dan shellfish lainnya T61.8 Efek toksik seafoods lainnya T61.9 Efek toksik dari yang seafood tidak dijelaskan T62 Efek toksik zat beracun lain yang termakan sebagai makanan Kecuali: intoksikasi bakteri yang berasal dari makanan (A05.-) reaksi alergi makanan, seperti: gastroenteritis (noninfektif) (K52.-), dermatitis (L23.6, L25.4, L27.2), syok anafilaktik akibat reaksi makanan (T78.0) efek toksik kontaminan makanan, seperti: mercury (T56.1), hydrogen cyanide (T57.3), aflatoxin dan mikotoksin lainnya (T64), cyanides (T65.0) T62.0 Efek toksik cendawan yang ditelan T62.1 Efek toksik berry yang ditelan T62.2 Efek toksik (bagian) tanaman lain yang ditelan T62.8 Efek toksik zat beracun lain yang dijelaskan yang dimakan sebagai makanan T62.9 Efek toksik zat beracun yang dimakan sebagai makanan, tidak dijelaskan T63 Efek toksik kontak dengan binatang berbisa T63.0 Efek toksik bisa ular Efek toksik bisa ular-laut T63.1 Efek toksik bisa reptil lainnya Efek toksik bisa lizard T63.2 Efek toksik bisa scorpion T63.3 Efek toksik bisa spider 

964

T63.4 Efek toksik bisa arthropoda lainnya Efek toksik gigitan atau sengatan serangga berbisa T63.5 Efek toksik kontak dengan ikan Kecuali: keracunan akibat memakan ikan (T61.0-T61.2) T63.6 Efek toksik kontak dengan binatang laut lainnya Efek toksik kontak dengan jellyfish, anemone laut, shellfish, starfish Kecuali: keracunan akibat memakan shellfish (T61.2), bisa ular-laut (T63.0) T63.8 Efek toksik kontak dengan binatang berbisa lainnya Efek toksik bisa amfibi T63.9 Efek toksik kontak dengan binatang berbisa yang tidak dijelaskan T64

Efek toksik aflatoxin dan kontaminan mikotoksin makanan lainnya

T65 Efek toksik zat lain dan tidak dijelaskan T65.0 Efek toksik cyanide Kecuali: efek toksik hydrogen cyanide (T57.3) T65.1 Efek toksik strychnine dan garamnya T65.2 Efek toksik tembakau dan nikotin T65.3 Efek toksik derivat nitro dan amino dari benzene dan homolognya Efek toksik: aniline [benzenamine], nitrobenzene, trinitrotoluene T65.4 Efek toksik carbon disulfide T65.5 Efek toksik nitroglycerin dan asam dan ester nitrit lainnya Efek toksik 1,2,3-propanetriol trinitrate T65.6 Efek toksik cat dan pewarna, not elsewhere classified T65.8 Efek toksik zat lain yang dijelaskan T65.9 Efek toksik zat yang tidak dijelaskan Keracunan NOS

Efek lain dan tidak dijelaskan dari penyebab luar (T66-T78) T66 Efek yang tidak dijelaskan dari radiasi Radiation sickness Kecuali: Efek radiasi yang dijelaskan, seperti: sunburn (L55.-), luka bakar (T20-T31), leukaemia (C91-C95), pneumonitis radiasi (J70.0), gastroenteritis dan kolitis radiasi (K52.0), kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59) T67 Efek panas dan cahaya Kecuali: erythema [dermatitis] ab igne (L59.0), kelainan keringat akibat panas (L74-L75) kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59), sunburn (L55.-) luka bakar (T20-T31), hipertermia maligna akibat anaestesia (T88.3) T67.0 Heatstroke dan sunstroke Heat apoplexy, heat pyrexia, thermoplegia, siriasis, T67.1 Heat syncope Heat collapse



965

T67.2 Heat cramp T67.3 Heat exhaustion, anhydrotic Heat prostration akibat kehabisan air Kecuali: heat exhaustion akibat kehabisan garam (T67.4) T67.4 Heat exhaustion akibat kehabisan garam Heat prostration akibat kehabisan garam (dan air) T67.5 Heat exhaustion, tidak dijelaskan Heat prostration NOS T67.6 Heat fatigue, sementara T67.7 Heat edema T67.8 Efek lain panas dan cahaya T67.9 Efek panas dan cahaya, tidak dijelaskan T68 Hypothermia Accidental hypothermia Kecuali: hipotermia neonatus (P80.-), frostbite (T33-T35), hipotermia setelah anestesia (T88.5) hipotermia yang tidak berhubungan dengan suhu lingkungan rendah (R68.0) T69 Efek lain penurunan suhu Kecuali: Frostbite (T33-T35) T69.0 Immersi tangan dan kaki Trench foot T69.1 Chilblains T69.8 Efek lain yang dijelaskan dari penurunan suhu T69.9 Efek penurunan suhu, tidak dijelaskan T70 Efek tekanan udara dan tekanan air T70.0 Otitic barotrauma Aero-otitis media, efek perubahan tekanan atmosfir atau tekanan air terhadap telinga T70.1 Sinus barotrauma Aerosinusitis, efek perubahan tekanan atmosfir terhadap sinus T70.2 Efek lain dan tidak dijelaskan dari high altitude Alpine atau mountain sickness, anoxia high altitude, hipobaropati, barotrauma NOS Kecuali: polycythaemia due to high altitude (D75.1) T70.3 Caisson disease [decompression sickness] Penyakit compressed-air, palsy or paralysis penyelam [perubahan tekanan mendadak] T70.4 Efek dari cairan bertekanan tinggi Traumatic jet injection (industri) T70.8 Efek lain dari tekanan udara dan air Sindroma cedera ledakan T70.9 Efek dari tekanan udara dan air, tidak dijelaskan T71 Asphyxia Tercekik (oleh cekikan) Defisiensi oksigen sistemik akibat: oksigen rendah di udara, tekanan mekanis pada pernafasan Kecuali: anoxia akibat high altitude (T70.2), asphyxia akibat gas, asap atau uap lainnya (T59.-) asphyxia akibat: carbon monoxide (T58), inhalasi makanan atau benda asing ((T17.-), respiratory distress (syndrome) pada: adult (J80), newborn (P22.-) T73

Efek deprivasi lain 

966

T73.0 Efek kelaparan Deprivasi makanan, kelaparan T73.1 Efek haus Deprivasi air T73.2 Exhaustion akibat exposure T73.3 Exhaustion akibat olahraga berlebihan Overexertion T73.8 Efek-efek lain deprivasi T73.9 Efek deprivasi, tidak dijelaskan T74 Maltreatment syndromes [sindroma salah tindak] Kalau perlu gunakan kode tambahan untuk identifikasi cedera sekarang. T74.0 Neglect or abandonment – ditinggalkan atau tidak dipedulikan T74.1 Pelecehan fisik Battered [dipukuli]: baby or child syndrome NOS, spouse syndrome NOS T74.2 Pelecehan sexual T74.3 Pelecehan psikologis T74.8 Sindroma salah tindak lainnya Bentuk-bentuk campuran T74.9 Sindroma salah tindak, tidak dijelaskan Efek dari: pelecehan adult NOS, pelecehan anakNOS T75 Efek penyebab luar lainnya Kecuali: Efek tidak diharapkan NEC (T78.-), luka bakar (listrik) (T20-T31) T75.0 Efek petir Syok akibat petir , disambar petir NOS T75.1 Tenggelam dan perendaman non-fatal Immersi, kramp perenang T75.2 Efek getaran Vertigo akibat infrasound, sindroma: pneumatic hammer, vasospastik traumatika T75.3 Motion sickness Mabuk udara, mabuk laut, mabuk darat T75.4 Efek arus listrik Tersengat listrik (electrocution), syok akibat arus listrik T75.8 Efek lain yang dijelaskan dari penyebab luar Efek: daya gravitasi [G] abnormal, keadaan tanpa bobot T78

Efek yang tidak diharapkan, not elsewhere classified Kategori ini digunakan sebagai kode primer untuk identifikasi efek yang tidak bisa diklasifikasikan di tempat lain, dari penyebab yang tidak diketahui, tidak bisa ditentukan, atau tidak jelas. Untuk pengkodean ganda ia bisa dipakai sebagai kode tambahan yang menunjukkan efek-efek dari kondisi yang diklasifikasikan di tempat lain. Kecuali: komplikasi asuhan bedah dan medis NEC (T80-T88) T78.0 Syok anafilaktik akibat reaksi makanan yang tidak diharapkan T78.1 Reaksi makanan lainnya yang tidak diharapkan, not elsewhere classified Kecuali: intoksikasi akibat bakteri yang berasal dari makanan (A05.-), dermatitis akibat makanan (L27.2), dermatitis akibat makanan yang menyentuh kulit (L23.6, L24.6, L25.4)



967

T78.2 Syok anafilaksis, tidak dijelaskan Syok alergi NOS, reaksi anafilaksis NOS, anafilaksis NOS Kecuali: syok anafilaksis akibat: reaksi makanan yang tak diharapkan (T78.0), serum (T80.5), efek yang tak diharapkan dari obat yang diberikan dengan benar (T88.6) T78.3 Edema angioneurotik Giant urticaria, edema Quincke Kecuali: urtikaria (L50.-), urtikaria serum (T80.6) T78.4 Alergi, tidak dijelaskan Reaksi alergi NOS, hipersensitivitas NOS, idiosyncracy NOS Kecuali: reaksi alergi NOS terhadap obat yang diberikan dengan benar (T88.7) jenis reaksi alergi yang dijelaskan seperti: dermatitis (L23-L25, L27.-) gastroenteritis dan colitis alergi (K52.2), hay fever (J30.1), T78.8 Efek lain yang tidak diharapkan, not elsewhere classified T78.9 Efek yang idtak diharapkan, tidak dijelaskan Kecuali: efek yang tak diharapkan dari asuhan bedah dan medis NOS (T88.9)

Komplikasi dini tertentu dari trauma (T79) T79 Komplikasi dini tertentu dari trauma, not elsewhere classified Kecuali: Respiratory distress syndrome pada: dewasa (J80), neonatus (P22.0) Komplikasi asuhan bedah dan medis NEC (T80-T88) Kalau terjadi sewaktu atau setelah prosedur medis (T80-T88) T79.0 Embolisme udara (traumatika) Kecuali: embolisme udara sebagai komplikasi: abortus atau kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.2) hamil, melahirkan dan nifas (O88.0) T79.1 Embolisme lemak (traumatika) Kecuali: embolisme lemak sebagai komplikasi: abortus atau kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.2) hamil, melahirkan dan nifas (O88.8) T79.2 Perdarahan sekunder dan rekuren traumatika T79.3 Infeksi luka pasca-trauma, not elsewhere classified T79.4 Syok traumatika Syok (segera)(tertunda) setelah cedera Kecuali: syok: sebagai komplikasi abortus atau kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.3) obstetric (O75.1), nontraumatika NEC (R57.-), petir (T75.0), listrik (T75.4) pascabedah (T81.1), anestetik (T88.2), anafilaktik NOS (T78.2) anafilaktik akibat: reaksi makanan yang tidak diharapkan (T78.0), serum (T80.5), obat yang diberikan dengan benar (T88.6) T79.5 Anuria traumatika Crush syndrome, gagal ginjal setelah crushing [tabrakan] T79.6 Iskemia traumatika pada otot Compartment syndrome, kontraktur iskemik Volkmann Kecuali: sindroma tibialis anterior (M76.8) T79.7 Traumatika subcutaneous emphysema Kecuali: emfisema (subkutis) akibat suatu prosedur (T81.8) 

968

T79.8 Komplikasi dini lain dari trauma T79.9 Komplikasi dini dari trauma, tidak dijelaskan

Komplikasi asuhan bedah dan medis, NEC (T80-T88) Kecuali: efek tidak diharapkan dari drugs dan obat medis (A00-R99, T78.-) encounter dengan asuhan medis untuk kondisi pascabedah tanpa komplikasi, seperti: status lobang buatan (Z93.-), penutupan stoma eksternal (Z43.-) pemasangan dan penyesuaian alat prostetik eksternal (Z44.-) komplikasi prosedur bedah selama kehamilan, melahirkan dan nifas (O00-O99) luka bakar dan korosi akibat pemakaian lokal dan raidasi (T20-T32) keracunan dan efek toksik dari obat dan zat kimiawi (T36-T65) komplikasi yang diklasifikasikan di tempat lain, seperti: kelainan keseimbangan cairan dan elektrolit (E86-E87) kebocoran cerebrospinal fluid dari pungsi spinalis (G97.0) kekacauan fungsi setelah bedah jantung (I97.0-I97.1) sindroma lymphoedema pasca-mastektomi (I97.2) sindroma pascabedah lambung (K91.1), malfungsi kolostomi (K91.4) sindroma blind-loop pascabedah (K91.2) sindroma pasca-laminektomi NEC (M96.1) T80 Komplikasi pemberian infus, transfusi, dan injeksi terapeutik Termasuk: perfusi Kecuali: penolakan transplantasi sumsum-tulang (T86.0) T80.0 embolisme udara setelah infusion, transfusion dan therapeutic injection T80.1 Vascular komplikasi pemberian infus, transfusi, dan injeksi terapeutik Phlebitis, thromboembolism, dan thrombophlebitis setelah pemberian infus, transfusi, dan injeksi terapeutik Kecuali: kondisi yang tertulis kalau dinyatakan sebagai: pasca-prosedur (T81.7) akibat peralatan prostetik, implant dan graft (T82.8, T83.8, T84.8, T85.8) T80.2 Infeksi setelah pemberian infus, transfusi, dan injeksi terapeutik Infeksi, sepsis, septikemia, syok septik setelah pemberian infus, transfusi, dan injeksi terapeutik Kecuali: kondisi yang tertulis kalau dinyatakan sebagai: pasca-prosedur (T81.4), akibat alat prostetik, implant dan graft (T82.6-T82.7, T83.5T83.6, T84.5-T84.7, T85.7) T80.3 Reaksi inkompatibilitas ABO Transfusi darah inkompatibel Reaksi terhadap inkompatibilitas golongan darah pada pemberian infus atau transfusi T80.4 Reaksi inkompatibilitas Rh Reaksi akibat faktor Rh pada pemberian infus atau transfusi T80.5 Syok anafilaksis akibat serum Kecuali: syok: alergi NOS (T78.2), anafilaktik NOS (T78.2), anafilaktik akibat obat yang diberikan dengan benar (T88.6) T80.6 Reaksi serum lainnya Intoksikasi oleh serum; protein sickness; Serum: rash, sickness, urticaria Kecuali: hepatitis serum (B16.-) T80.8 Komplikasi lain pemberian infus, transfusi, dan injeksi terapeutik 

969

T80.9 Komplikasi pemberian infus, transfusi, dan injeksi terapeutik, tidak dijelaskan Transfusion reaction NOS T81 Komplikasi prosedur, not elsewhere classified Kecuali: komplikasi pemberian infus, transfusi, dan injeksi terapeutik (T80.-) komplikasi: immunisasi (T88.0-T88.1), efek tidak diharapkan dari obat NOS (T88.7) komplikasi yang diklasifikasikan di tempat lain, seperti: komplikasi prostetik, implant dan graft (T82-T85) dermatitis akibat drugs dan obat medis (L23.3, L24.4, L25.1, L27.0-L27.1) keracunan dan efek toksik obat dan zat kimiawi (T36-T65) T81.0 Perdarahan dan haematoma sebagai komplikasi prosedur, n. e. c. Perdarahan pada semua situs akibat prosedur Kecuali: haematoma of obstetric luka (O90.2), perdarahan akibat prostetik, implant dan graft (T82.8, T83.8, T84.8, T85.8) T81.1 Shock selama atau akibat prosedur, n. e. c. Kolaps NOS, syok (endotoksik)(hipovolemik)(septik): ketika atau setelah prosedur Syok pasca-bedah NOS Kecuali: syok: obstetrik (O75.1), setelah abortus, hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.3) electric (T75.4), anafilaktik NOS (T78.2), traumatika (T79.4), anestetik (T88.2) anafilaktik akibat: serum (T80.5), obat medis yang diberikan secara benar (T88.6) T81.2 Pungsi dan laserasi sewaktu prosedur dilakukan, not elsewhere classified Perforasi tak sengaja pada: pembuluh darah, syaraf, atau organ, oleh kateter, endoskop, instrumen, atau probe, sewaktu prosedur dilakukan Kecuali: kerusakan akibat instrumen sewaktu melahirkan (O70-O71) perforasi, pungsi atau laserasi akibat alat atau implant yang sengaja ditinggalkan di dalam luka operasi (T82-T85) komplikasi yang diklasifikasikan di tempat lain, seperti sindroma laserasi ligamentum latum [Allen-Masters] (N83.8) T81.3 Disrupsi luka operasi, not elsewhere classified Dehiscence [benang jahitan lepas] atau ruptur luka operasi Kecuali: disrupsi: luka seksio sesar (O90.0), luka obstetrik perineum (O90.1) T81.4 Infeksi setelah prosedur, not elsewhere classified Abscess: intra-abdomen, subfrenik, jahitan atau luka: pasca-prosedur Septikemia: pasca-prosedur Kecuali: infeksi akibat: pemberian infus, transfusi dan injeksi terapeutika (T80.2) alat prostetik, implant dan graft (T82.6-T82.7, T83.5-T83.6, T84.5-T84.7, T85.7) infeksi luka bedah obstetrik (O86.0) T81.5 Benda asing yang tertinggal di rongga tubuh atau luka operasi setelah suatu prosedur Adhesi, obstruksi, atau perforasi akibat benda asing yang tertinggal pada luka operasi atau rongga tubuh Kecuali: obstruksi atau perforasi akibat alat prostetik dan implant yang sengaja ditinggalkan dalam tubuh (T82.0-T82.5, T83.0-T83.4, T84.0-T84.4, T85.0-T85.6) T81.6 Reaksi akut terhadap benda asing yang tertinggal sewaktu prosedur Peritonitis: aseptik, kimiawi T81.7 Komplikasi vaskuler setelah prosedur, not elsewhere classified Embolisme udara setelah prosedur NEC 

970

Kecuali: embolisme: sebagai komplikasi: hamil, melahirkan dan nifas (O88.-) abortus, kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.2) akibat alat prostetik, implant dan graft (T82.8, T83.8, T84.8, T85.8) setelah pemberian infus, transfusi dan injeksi terapeutika (T80.0) traumatika (T79.0) T81.8 Komplikasi lain prosedur, not elsewhere classified Komplikasi terapi inhalasi Emfisema (subkutis) akibat prosedur Fistula pasca-bedah persisten Kecuali: hipotermia setelah anestesia (T88.5) hipertermia maligna akibat anestesia (T88.3) T81.9 Komplikasi yang tidak dijelaskan dari prosedur T82 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft jantung dan pembuluh darah Kecuali: Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan transplant (T86.-) T82.0 Komplikasi mekanis dari prostesis katup jantung Jantung dan pembuluh darah rusak (mekanis), obstruksi mekanis, malposisi, bocor, perforasi, pergeseran letak, menonjol keluar, akibat prostesis katup jantung T82.1 Komplikasi mekanis alat elektronik jantung Kondisi pada T82.0 akibat: elektroda, pulse generator (battery) T82.2 Komplikasi mekanis dari bypass a. koronaria dan graft katup Kondisi pada T82.0 akibat bypass a. koronaria dan graft katup T82.3 Komplikasi mekanis dari graft vaskuler lainnya Kondisi pada T82.0 akibat: graft (penggantian) (bifurkasio) aorta, graft (bypass) arteri (karotid) (femoralis) T82.4 Komplikasi mekanis dari kateter dialisis vaskuler Kondisi pada T82.0 akibat kateter dialisis vaskuler Kecuali: komplikasi mekanis kateter dialisis intraperitoneum (T85.6) T82.5 Komplikasi mekanis dari alat dan implant jantung dan pembuluh darah lainnya Kondisi pada T82.0 akibat: kateter infus, jantung buatan, fistula atau shunt arterio-vena akibat pembedahan, umbrella device, balloon (counterpulsation) device Kecuali: komplikasi mekanis kateter infus epidura dan subdura (T85.6) T82.6 Infeksi dan reaksi radang akibat prostesis katup jantung T82.7 Infeksi dan reaksi radang akibat alat, implant, dan graft jantung dan vaskuler lainnya T82.8 Komplikasi lain alat prostetik, implant, dan graft jantung dan vaskuler Komplikasi, perdarahan, nyeri, embolisme, trombosis, fibrosis, atau stenosis akibat alat prostetik, implant, dan graft jantung dan vaskuler T82.9 Komplikasi alat prostetik, implant, dan graft jantung dan vaskuler, tidak dijelaskan T83 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft genitourinarius Kecuali: Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan transplant (T86.-) T83.0 Komplikasi mekanis kateter (indwelling) urinarius Kondisi pada T82.0 akibat kateter: cystostomy, indwelling uretra T83.1 Komplikasi mekanis alat dan implant urinarius lainnya Kondisi pada T82.0 akibat: alat perangsang elektronik, implant sfingter, dan stent: urinarius T83.2 Komplikasi mekanis graft organ urinarius



971

Kondisi pada T82.0 akibat graft organ urinarius T83.3 Komplikasi mekanis alat kontrasepsi dalam rahim Kondisi pada T82.0 akibat alat kontrasepsi dalam rahim T83.4 Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft lain di traktus genitalis Kondisi pada T82.0 akibat prosthesis penis (yang diimplantasi) T83.5 Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant dan graft dalam sistem urinarius T83.6 Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant dan graft dalam traktus genitalis T83.8 Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft genitourinarius Kondisi pada T82.0 akibat alat prostetik, implant dan graft genitourinarius T83.9 Komplikasi yang tidak dijelaskan dari alat prostetik, implant dan graft genitourinarius T84 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft orthopaedik internal Kecuali: Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan transplant (T86.-) Fraktur setelah pemasangan implant ortopedik, prostesis sendi atau plat (M96.6) T84.0 Komplikasi mekanis internal prosthesis sendi Kondisi pada T82.0 akibat prosthesis sendi T84.1 Komplikasi mekanis alat fiksasi internal tulang anggota Kondisi pada T82.0 akibat alat fiksasi internal tulang anggota T84.2 Komplikasi mekanis internal alat fiksasi tulang lain Kondisi pada T82.0 akibat alat fiksasi internal tulang lain T84.3 Komplikasi mekanis alat tulang, implant dan graft lainnya Kondisi pada T82.0 akibat: graft tulang, electronic bone stimulator T84.4 Komplikasi mekanis alat ortopedik internal, implants dan grafts lainnya Kondisi pada T82.0 akibat graft otot dan tendon T84.5 Infeksi dan reaksi radang akibat internal sendi prosthesis T84.6 Infeksi dan reaksi radang akibat alat fiksasi internal [semua tempat] T84.7 Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant dan graft ortopedik internal lain T84.8 Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft ortopedik internal Kondisi pada T82.0 akibat alat prostetik, implant dan graft ortopedik internal T84.9 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft ortopedik internal. tidak dijelaskan T85 Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft orthopaedik internal Kecuali: Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan transplant (T86.-) T85.0 Komplikasi mekanis shunt (komunickans) ventrikel intrakranium Kondisi pada T82.0 akibat shunt (komunickans) ventrikel intrakranium T85.1 Komplikasi mekanis stimulator sistem syaraf elektronik yang diimplantasi Kondisi pada T82.0 akibat neurostimulator elektronik (elektroda): otak, syaraf perifer, medulla spinalis T85.2 Komplikasi mekanis lensa intraokuler Kondisi pada T82.0 akibat lensa intraokuler T85.3 Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft okuler lainnya Kondisi pada T82.0 akibat: graft kornea, orbita prostetik mata T85.4 Komplikasi mekanis prostesis dan implant mammae Kondisi pada T82.0 akibat prostesis dan implant mammae T85.5 Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft gastrointestinum Kondisi pada T82.0 akibat: prostesis saluran empedu, alat anti-reflux esofagus T85.6 Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft internal lain yang dijelaskan



972

Kondisi pada T82.0 akibat: kateter infus epidura dan subdura, kateter dialisis intraperitoneum, material bedah non-absorbable NOS, jahitan permanen Kecuali: komplikasi mekanis dari sutura [jahitan] permanen (kawat) yang dipakai pada perbaikan tulang (T84.1-T84.2) T85.7 Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant dan graft internal lainnya T85.8 Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft internal, not elsewhere classified Kondisi pada T82.0 akibat alat prostetik, implant dan graft internal NEC T85.9 Komplikasi yang tidak dijelaskan dari alat prostetik, implant dan graft internal Komplikasi alat prostetik, implant dan graft internal NOS T86 Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan transplant T86.0 Penolakan transplant sumsum tulang Raksi atau penyakit graft-versus-host T86.1 Kegagalan dan penolakan terhadap transplant ginjal T86.2 Kegagalan dan penolakan terhadap transplant jantung Kecuali: komplikasi dari: jantung buatan (T82.5), transplant jantung-paru(T86.3) T86.3 Kegagalan dan penolakan terhadap transplant jantung-paru T86.4 Kegagalan dan penolakan terhadap transplant hepar T86.8 Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan transplant lainnya Kegagalan dan penolakan terhadap transplant: tulang, usus, paru-paru, pankreas, kulit (allograft) (autograft) T86.9 Kegagalan dan penolakan yang tidak dijelaskan terhadap organ dan jaringan transplant T87 T87.0 T87.1 T87.2 T87.3 T87.4 T87.5 T87.6

Komplikasi yang hanya pada penyambungan kembali dan amputasi Komplikasi (bagian) anggota atas yang disambungkan kembali Komplikasi (bagian) anggota bawah yang disambungkan kembali Komplikasi bagian tubuh disambungkan kembali Neuroma tunggul amputasi Infeksi tunggul amputasi Nekrosis tunggul amputasi Komplikasi lain dan tidak dijelaskan pada tunggul amputasi Kontraktur (flexi)(sendi proximal), hematoma, atau edema, pada tunggul amputasi: Kecuali: phantom limb syndrome (G54.6-G54.7)

T88 Komplikasi lain asuhan bedah dan medis, not elsewhere classified Kecuali: dermatitis akibat drugs dan obat medis (L23.3, L24.4, L25.1, L27.0-L27.1) komplikasi anestesia: hamil (O29.-), persalinan dan melahirkan (O74.-), nifas (O89.-) komplikasi operasi dan prosedur obstetri (O75.4) keracunan dan efek toksik obat dan zat kimia (T36-T65) komplikasi: pemberian infus, transfusi dan injeksi terapeutik (T80.-) komplikasi procedure NEC (T81.-) pungsi dan laserasi tak sengaja sewaktu prosedur dilakukan (T81.2) komplikasi alat, implant dan graft (T82-T85) T88.0 Infeksi setelah immunisasi Sepsis, septikemia setelah immunisasi T88.1 Komplikasi lain setelah immunisasi, not elsewhere classified Rash setelah immunisasi Kecuali: ensefalitis pascaimmunisasi (G04.0), artropati pascaimmunisasi (M02.2) 

973

syok anafilaktik akibat serum (T80.5), reaksi serum lainnya (T80.6) T88.2 Syok akibat anestesia Syok akibat anestesia dengan zat yang benar telah diberikan dengan benar Kecuali: komplikasi anestesia (pada): persalinan dan melahirkan (O74.-), hamil (O29.-), nifas (O89.-) akibat overdosis zat yang salah (T36-T50), syok pasca-bedah NOS (T81.1) T88.3 Hipertermia maligna akibat anestesia T88.4 Intubasi gagal atau sulit T88.5 Komplikasi lain anestrsia Hipotermia setelah anestesia T88.6 Syok anafilaktik akibat efek tidak diharapkan dari obat yang diberikan dengan benar Kecuali: syok anafilaktik akibat serum (T80.5) T88.7 Efek tidak diharapkan yang tidak dijelaskan dari drugs atau obat medis Efek tidak diharapkan, reaksi alergi, hipersensitivitas, atau idiosinkrasi (dari) (terhadap) drugs atau obat medis yang dibeikan dengan benar Hipersensitivitas obat NOS, reaksi obat NOS Kecuali: efek tidak diharapkan dari drugs dan obat medis (A00-R99,T80-T88.6, T88.8) T88.8 Komplikasi lain yang dijelaskan dari asuhan bedah dan medis, not elsewhere classified T88.9 Komplikasi asuhan bedah dan medis, tidak dijelaskan Kecuali: efek tidak diharapkan NOS (T78.9)

Sequela cedera,keracunan dan akibat lain dari penyebab luar (T90-T98) Kategori ini digunakan untuk menunjukkan kondisi pada S00-S99 dan T00-T88 sebagai penyebab efek jangka panjang, yang diklasifikasikan di bagian lain. Sequelae mencakup semua yang dinyatakan demikian, atau efek jangka panjang, dan yang terjadi satu tahun atau lebih setelah cedera akut. T90 Sequelae cedera kepala T90.0 Sequela cedera permukaan kepala Sequela cedera dengan klasifikasi S00.T90.1 Sequela luka terbuka kepala Sequela cedera dengan klasifikasi S01.T90.2 Sequela fraktur tulang tengkorak dan muka Sequela cedera dengan klasifikasi S02.T90.3 Sequela cedera nervi kraniales Sequela cedera dengan klasifikasi S04.T90.4 Sequela cedera mata dan orbita Sequela cedera dengan klasifikasi S05.T90.5 Sequela cedera intrakranium Sequela cedera dengan klasifikasi S06.T90.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada kepala Sequela cedera dengan klasifikasi S03.-, S07-S08 dan S09.0-S09.8 T90.9 Sequela cedera kepala yang tidak dijelaskan Sequela cedera dengan klasifikasi S09.9 T91 Sequela cedera leher dan badan T91.0 Sequela cedera permukaan dan luka terbuka pada leher dan badan Sequela cedera dengan klasifikasi S10-S11, S20-S21, S30-S31 dan T09.0-T09.1 

974

T91.1 Sequela fraktur vertebra Sequela cedera dengan klasifikasi S12.-, S22.0-S22.1, S32.0, S32.7 dan T08 T91.2 Sequela fraktur thorax dan pelvis lainnya Sequela cedera dengan klasifikasi S22.2-S22.9, S32.1-S32.5 dan S32.8 T91.3 Sequela cedera medulla spinalis Sequela cedera dengan klasifikasi S14.0-S14.1, S24.0-S24.1, S34.0-S34.1 dan T09.3 T91.4 Sequela cedera organ intrathorax Sequela cedera dengan klasifikasi S26-S27 T91.5 Sequela cedera organ intra-abdomen dan pelvik Sequela cedera dengan klasifikasi S36-S37 T91.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada leher dan badan Sequela cedera dengan klasifikasi S13.-, S14.2-S14.6, S15-S18, S19.7-S19.8, S23.-, S24.2S24.6, S25.-, S28.-, S29.0-S29.8, S33.-, S34.2-S34.8, S35.-, S38.-, S39.0-S39.8, T09.2 dan T09.4 -T09.8 T91.9 Sequela cedera leher dan badan yang tidak dijelaskan Sequela cedera dengan klasifikasi S19.9, S29.9, S39.9 dan T09.9 T92 Sequela Cedera anggota atas T92.0 Sequela luka terbuka anggota atas Sequela cedera dengan klasifikasi S41.-, S51.-, S61.- dan T11.1 T92.1 Sequela fraktur lengan atas Sequela cedera dengan klasifikasi S42.-, S52.- dan T10 T92.2 Sequela fraktur setinggi pergelangan dan tangan Sequela cedera dengan klasifikasi S62.T92.3 Sequela dislokasi, sprain dan strain anggota atas Sequela cedera dengan klasifikasi S43.-, S53.-, S63.- dan T11.2 T92.4 Sequela cedera syaraf anggota atas Sequela cedera dengan klasifikasi S44.-, S54.-, S64.- dan T11.3 T92.5 Sequela cedera otot dan tendon pada anggota atas Sequela cedera dengan klasifikasi S46.-, S56.-, S66.- dan T11.5 T92.6 Sequela cedera remuk dan amputasi trauma anggota atas Sequela cedera dengan klasifikasi S47-S48, S57-S58, S67-S68 dan T11.6 T92.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada anggota atas Sequela cedera dengan klasifikasi S40.-, S45.-, S49.7-S49.8, S50.-,S55.-, S59.7-S59.8, S60.-, S65.-, S69.7-S69.8, T11.0, T11.4 dan T11.8 T92.9 Sequela cedera anggota atas yang tidak dijelaskan Sequela cedera dengan klasifikasi S49.9, S59.9, S69.9 dan T11.9 T93 Sequela cedera anggota bawah T93.0 Sequela luka terbuka anggota bawah Sequela cedera dengan klasifikasi S71.-, S81.-, S91.- dan T13.1 T93.1 Sequela fraktur femur Sequela cedera dengan klasifikasi S72.T93.2 Sequela fraktur lain anggota bawah Sequela cedera dengan klasifikasi S82.-, S92.- dan T12 T93.3 Sequela dislokasi, sprain dan strain anggota bawah Sequela cedera dengan klasifikasi S73.-, S83.-, S93.- dan T13.2



975

T93.4 Sequela cedera syaraf anggota bawah Sequela cedera dengan klasifikasi S74.-, S84.-, S94.- dan T13.3 T93.5 Sequela cedera otot dan tendon pada anggota bawah Sequela cedera dengan klasifikasi S76.-, S86.-, S96.- dan T13.5 T93.6 Sequela cedera remuk dan amputasi trauma anggota bawah Sequela cedera dengan klasifikasi S77-S78, S87-S88, S97-S98 dan T13.6 T93.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada anggota bawah Sequela cedera dengan klasifikasi S70.-, S75.-, S79.7-S79.8, S80.-,S85.-, S89.7-S89.8, S90.-, S95.-, S99.7-S99.8, T13.0, T13.4 dan T13.8 T93.9 Sequela cedera anggota bawah yang tidak dijelaskan Sequela cedera dengan klasifikasi S79.9, S89.9, S99.9 dan T13.9 T94 Sequela cedera yang melibatkan daerah tubuh ganda dan tidak dijelaskan T94.0 Sequela cedera yang melibatkan daerah ganda pada tubuh Sequela cedera dengan klasifikasi T00-T07 T94.1 Sequela cedera pada daerah tubuh yang tidak dijelaskan Sequela cedera dengan klasifikasi T14.T95 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite T95.0 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite kepala dan leher Sequela cedera dengan klasifikasi T20.-, T33.0-T33.1, T34.0-T34.1 dan T35.2 T95.1 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite of badan Sequela cedera dengan klasifikasi T21.-, T33.2-T33.3, T34.2-T34.3 dan T35.3 T95.2 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite anggota atas Sequela cedera dengan klasifikasi T22-T23, T33.4-T33.5, T34.4-T34.5 dan T35.4 T95.3 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite anggota bawah Sequela cedera dengan klasifikasi T24-T25, T33.6-T33.8, T34.6-T34.8 dan T35.5 T95.4 Sequela luka bakar dan korosi yang hanya bisa diklasifikasikan menurut luas keterlibatan permukaan tubuh Sequela cedera dengan klasifikasi T31-T32 T95.8 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite lain yang dijelaskan Sequela cedera classifiable T26-T29, T35.0-T35.1 dan T35.6 T95.9 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite yang tidak dijelaskan Sequela cedera dengan klasifikasi T30.-, T33.9, T34.9 dan T35.7 T96 Sequela keracunan oleh drugs, medis dan zat biologis Sequela keracunan dengan klasifikasi T36-T50 T97 Sequela toxic effects of substances chiefly nonmedicinal as to source Sequela efek toksik dengan klasifikasi T51-T65 T98 Sequela other dan tidak dijelaskan effects of penyebab luar T98.0 Sequela efek benda asing yang masuk melalui lobang alamiah Sequela dari efek dengan klasifikasi T15-T19 T98.1 Sequela efek lain dan tidak dijelaskan dari penyebab luar Sequela dari efek dengan klasifikasi T66-T78 T98.2 Sequela komplikasi dini tertentu trauma Sequela komplikasi dengan klasifikasi T79.T98.3 Sequela komplikasi asuhan bedah dan medis, not elsewhere classified



976

Sequela komplikasi dengan klasifikasi T80-T88



977

BAB XX. PENYEBAB-PENYEBAB LUAR MORBIDITAS DAN MORTALITAS (V01-Y98) Bab ini, yang pada edisi ICD sebelumnya merupakan klasfikasi suplemen, memungkinkan klasifikasi peristiwa di lingkungan sebagai penyebab cedera, keracunan, dan efek lain yang tidak diinginkan. Penggunaan kode dari bagian ini ditujukan sebagai tambahan pada kode dari bab lain yang menunjukkan bentuk kondisi, yang sering bisa diklasifikasikan pada Bab XIX [Cedera, keracunan dan konsekuensi tertentu lain penyebab luar (S00-T98)]. Penyebab kematian sebaiknya dikode menurut Bab XIX dan XX, tapi kalau hanya satu kode yang dipakai maka kode dari Bab XX diutamakan. Kondisi lain yang mungkin dinyatakan akibat penyebab luar diklasifikasikan pada Bab I-XVIII, untuk kondisi ini kode dari Bab XX hendaknya hanya digunakan untuk informasi tambahan pada analisis kondisi ganda. BAB INI BERISI BLOK-BLOK BERIKUT: V01-X59. Kecelakaan V01-V99 Kecelakaan transport V01-V09 Pejalan kaki cedera dalam kecelakaan transport V20-V19 Penunggang sepeda cedera dalam kecelakaan transport V20-V29 Penunggang sepeda motor cedera dalam kecelakaan transport V30-V39 Pengguna kendaraan bermotor roda 3 cedera dalam kecelakaan transport V40-V49 Pengguna mobil cedera dalam kecelakaan transport V50-V59 Pengguna truk atau van pick-up cedera dalam kecelakaan transport V60-V69 Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam kecelakaan transport V70-V79 Pengguna bus cedera dalam kecelakaan transport V80-V89 Kecelakaan transport darat lainnya V90-V94 Kecelakaan transport air V95-V97 Kecelakaan transport udara dan angkasa luar V98-V99 Kecelakaan transport yang lain dan tidak dijelaskan W00-X59 Penyebab luar lain pada cedera kecelakaan W00-W19 Jatuh W20-W49 Dihadapkan pada tenaga mekanis bukan makhluk W50-W64 Dihadapkan pada tenaga mekanis makhluk W65-W74 Kecelakaan menghirup air dan tenggelam W75-W84 Ancaman kecelakaan lain terhadap pernafasan W85-W99 Dihadapkan pada arus listrik, radiasi, serta suhu dan tekanan ekstrim udara X00-X09 Dihadapkan pada asap dan api X10-X19 Kontak dengan panas dan benda panas X20-X29 Kontak dengan hewan dan tanaman beracun X30-X39 Dihadapkan pada kekuatan alam X40-X49 Kecelakaan keracunan oleh dan dihadapkan pada zat-zat beracun X50-X57 Latihan berlebihan, perjalanan dan kekurangan X58-X59 Kecelakaan karena dihadapkan pada faktor yang lain dan tidak dijelaskan



978

X60-X84. Sengaja menyakiti diri sendiri X85-Y09. Assault [serangan] Y10-Y34. Kejadian yang niatnya tidak diketahui Y35-Y36. Intervensi hukum dan operasi perang Y40-Y84. Komplikasi asuhan medis dan bedah Y40-Y59 Drugs, medikamen dan zat biologis penyebab efek yang tidak diinginkan dalam penggunaan terapi Y60-Y69 Salah tindak terhadap pasien sewaktu asuhan bedah dan medis Y70-Y82 Peralatan medis dihubungkan dengan insiden yang tidak diinginkan dalam penggunaan diagnostik dan terapi Y83-Y84 Pembedahan dan prosedur medis lainnya sebagai penyebab reaksi abnormal pasien, atau komplikasi kemudian, tanpa disebutkan adanya kesalahan tindakan pada waktu prosedur dilakukan Y85-Y89. Sekuel penyebab luar morbiditas dan mortalitas Y90-Y98. Faktor tambahan yang berhubungan dengan penyebab morbiditas dan mortalitas yang diklasifikasikan di tempat lain. KODE TEMPAT KEJADIAN Subdivisi karakter keempat berikut digunakan dengan kategori W00-Y34, kecuali Y06.-dan Y07.-, untuk menunjukkan tempat kejadian penyebab luar kalau relevan: .0 Rumah tempat tinggal Rumah, rumah kost, halaman atau jalan privat, kolam renang di rumah atau taman pribadi Apartemen, tempat tinggal yang bukan institusi, karavan [trailer] di taman atau tempat tinggal, Kecuali: tempat tinggal institusi (.1), rumah yang ditinggalkan atau ditelantarkan (.8), rumah yang sedang dibangun tapi belum ditempati (.6) .1 Institusi residensial Rumah singgah, asrama, kamp militer, penjara, panti yatim piatu, hospice, .2 Sekolah, institusi lain dan area administratif umum Bangunan (dan halaman) yang digunakan masyarakat seperti: aula pertemuan, pusat remaja, pustaka, kampus, universitas, sekolah, teater,rumah sakit, kantor pos, menjid, gereja, pustaka Kecuali: Tempat tinggal institusi (.1), area sport dan atletik (.3) gedung dalam konstruksi (.6) .3 Area sport dan atletik Lapangan basket, baseball, sepakbola, golf, hockey, stadion Tempat skating, tempat menunggang kuda, kolam renang publik Kecuali: Kolam renang atau lapangan tennis di rumah atau taman pribadi (.0) .4 Jalanan Jalan bebas hambatan, jalan kendaraan bermotor (ranmor), trotoar, jalan setapak .5 Area perdagangan dan jasa Airport, stasiun (bus)(kereta api), restoran, pasar, bank, hotel, perkantoran, Kafe, restoran, kasino, gudang komersial, garase komersial, stasiun pompa bensin



979

Kecuali: Garase di rumah pribadi (.0) .6 Area industri dan konstruksi Gedung yang sedang dibangun, terowongan yang sedang dibangun, Pembangkit tenaga listrik, tambang minyak, galangan kapal, pabrik .7 Area pertanian Bangunan dan tanah pertanian, peternakan Kecuali: Rumah tempat tinggal di area pertanian (.0) .8 Tempat-tempat lain yang dijelaskan Rumah terlantar, taman (hiburan) (umum), tempat parkir, perkemahan, pegunungan, hutan, sungai, danau, rawa, pantai; kebun binatang, pelabuhan, jalan kereta api, tempat latihan militer Tempat karavan NOS, dock NOS, tempat umum NOS .9

Tempat tidak dijelaskan

KODE AKTIFITAS Subklasifikasi berikut disediakan untuk karakter tambahan pada kategori V01-Y34 untuk menunjukkan aktifitas orang yang cedera pada saat kejadian berlangsung. Subklasifikasi ini jangan dikaburkan dengan, atau digunakan untuk mengganti subdivisi karakter keempat yang tersedia untuk tempat kejadian yang diklasifikasikan pada W00-Y34 0 Ketika sedang melakukan aktifitas olahraga Olahraga fisik dengan elemen fungsional yang jelas seperti: golf, atletik, jogging, menunggang kuda, trekking, skiing, water-skiing, berenang 1 Ketika sedang melakukan aktifitas santai Aktifitas hobbi, sedang ikut sesi dan aktifitas organisasi sukarela, menonton, pesta Kecuali: Aktifitas olahraga (0) 2 Ketika bekerja mencari penghasilan Pekerjaan yang dibayar (manual)(professional), (saat) transportasi ke dan dari aktifitas tersebut Bkererja untuk gaji, bonus dan bentuk penghasilan lainnya 3 Ketika sedang melakukan pekerjaan lainnya Tugas rumahtangga: mengasuh anak, mencuci, memasak, bertaman, memperbaiki rumah Tugas-tugas yang biasanya tidak mendapatkan upah Aktifitas belajar, misalnya menghadiri pelajaran sekolah, sedang menjalani pendidikan 4 Ketika sedang istirahat, tidur, makan, atau melakukan aktifitas vital lainnya Kebersihan pribadi



980

8

Ketika sedang melakukan aktifitas lain yang dijelaskan

9

Ketika sedang melakukan aktifitas yang tidak dijelaskan

KECELAKAAN TRANSPORT (V01-V99) Bagian ini terbagi atas 12 kelompok. Kelompok yang berhubungan dengan kecelakaan transport darat (V01-V89) menunjukkan bentuk transport dan dibagi untuk menunjukkan ‘lawan’ korban atau jenis kejadian. Kendaraan yang ditumpangi diidentifikasi pada dua karakter pertama karena dianggap faktor identifikasi terpenting untuk tujuan pencegahan. Kecuali: kecelakaan transport akibat tanah longsor (X34-X38), sengaja menyaktii diri sendiri (X82-X83), serangan dengan menabrakkan ranmor (Y03.-), kejadian yang niatnya tidak diketahui (Y32-Y33) Definisi-definisi yang berhubungan dengan kecelakaan transport (a) Kecelakaan transport (V01-V99) adalah kecelakaan yang melibatkan peralatan yang dirancang terutama untuk, atau saat itu digunakan untuk membawa orang atau- barang dari satu tempat ke tempat lain. (b) Jalan raya (highway [trafficway]) atau jalan (street) umum adalah seluruh lebar antara batas hak milik (atau garis batas) tanah yang tersedia untuk umum sebagai hak atau kebiasaan untuk memindahkan orang atau harta benda dari satu tempat ke tempat lain. Roadway adalah bagian jalan umum yang dirancang, ditingkatkan mutunya, dan biasanya digunakan untuk lalulintas kendaraan. (c) Kecelakaan lalulintas (lakalantas) adalah kecelakaan kendaraan yang terjadi di jalan umum [misalnya berangkat dari, tiba di, atau melibatkan kendaraan yang sebagian berada dijalan]. Kecelakaan kendaraan dianggap terjadi dijalan umum kecuali kalau tempat lain disebutkan, kecuali pada kecelakaan yang hanya melibatkan ranmor off-road yang dinyatakan non-lakalantas kecuali dinyatakan sebaliknya. (d) Kecelakaan bukan-lalulintas (bukan lakalantas) adalah kecelakaan kendaraan yang seluruhnya terjadi selain di jalan umum. (e) Pejalan kaki adalah orang yang terlibat kecelakaan yang pada saat itu tidak berada di dalam atau di atas ranmor, kereta api, trem, kendaraan yang ditarik binatang atau lainnya, atau di atas sepeda atau binatang. Termasuk: orang yang: sedang berdiri, mengganti roda, memperbaiki kendaraan, pengguna alat bawaan pejalan kaki seperti: pembawa bayi, kursi roda, ice-skates, skateboard, roller-skates, skis, sled, scooter (beroda kecil, untuk anak-anak) (f) Pengemudi adalah yang menjalankan atau bermaksud menjalankan kendaraan. (g) Penumpang adalah pengguna kendaraan transport selain pengemudi. Kecuali: pengguna yang berada di bagian luar kendaraan – lihat definisi (h) (h) Pengguna yang berada di bagian luar kendaraan adalah orang yang sedang dibawa oleh kendaraan tapi tidak mengisi ruangan yang biasanya disediakan untuk pengemudi atau penumpang, atau ruangan yang disediakan untuk transport barang-barang. Termasuk: orang-orang (yang berkendara pada): dinding, bumper [fender], bergantung di luar, atap, tangga, papan luncuran (i) Sepeda adalah kendaraan transport darat yang hanya dijalankan dengan pedal. Termasuk: sepeda roda dua atau roda tiga



981

Kecuali: sepeda yang bermotor – lihat definisi (k) (j) Pengemudi sepeda adalah orang yang mengendarai sepeda atau atau becak atau trailer yang dilekatkan pada sepeda tersebut. (k) Sepeda motor adalah ranmor roda dua dengan satu atau dua sadel penunggang dan kadangkadang dengan roda ketiga untuk menunjang becak sampingnya. Becak samping dianggap bagian dari sepeda motor. Termasuk: sepeda motor NOS, kombinasi, dengan becak samping; sepeda yang diberi motor, moped, motor scooter Kecuali: tricyle bermotor – lihat definisi (m) (l) Penunggang (rider) sepeda motor adalah orang yang berkendara di atas sepeda motor, atau di dalam becak samping atau trailer yang dilekatkan pada kendaraan tersebut. (m) Ranmor beroda tiga adalah tricycle bermotor yang dirancang untuk penggunaan di jalan. Termasuk: tricyle bermotor, rickshaw bermotor, mobil beroda tiga Kecuali: sepeda motor dengan becak samping - lihat definisi (k), kendaraan khusus segala medan (all-terrain) - lihat definisi (w) (n) Mobil adalah ranmor roda empat untuk membawa sampai 10 orang Termasuk: minibus (o) Truk atau van pick up adalah ranmor untuk membawa barang, beratnya di bawah batas kendaraan barang berat lokal, dan tidak memerlukan surat izin mengemudi (SIM) khusus. (p) Kendaraan transport berat adalah ranmor untuk membawa barang, memenuhi semua kriteria klasifikasi kendaraan barang berat lokal berdasarkan berat ‘kerbside’ (biasanya di atas 3500 kg), dan memerlukan SIM khusus. (q) Bus adalah ranmor yang dirancang atau disesuaikan terutama untuk mengangkut lebih dari 10 orang, dan memerlukan SIM khusus. Termasuk: bus besar (r) Kereta api atau kendaraan di atas rel adalah alat, dengan atau tanpa gerbong, dirancang untuk lalulintas di atas rel. Termasuk: trem interurban yang hanya boleh berjalan di jalurnya saja, kereta rel (diesel)(listrik)( uap): funicular [berkabel], monorail, dua rel, bawah tanah atau di atas rel layang, kendaraan lain yang dirancang untuk berjalan di atas jalur rel Kecuali: trem interurban yang beroperasi di jalan umum - lihat definisi (s) (s) Trem (trem) adalah alat yang dirancang dan digunakan untuk membawa orang di dalam kota, berjalan di atas rel, biasanya mematuhi signal lalulintas, dan beroperasi di jalan sendiri yang merupakan bagian jalan kendaraan. Trailer yang ditarik dianggap bagian dari trem Termasuk: trem interurban , kalau dibolehkan beroperasi di jalan umum (t) Kendaraan khusus wilayah industri adalah ranmor yang dirancang untuk digunakan di dalam bangunan dan wilayah industri atau perdagangan Termasuk: pembawa batubara, truk, tub [pembawa cairan] pertambangan, tram, mobil logging (kayu), (truk) forklift, truk berjalan sendiri di industri, truk (bagasi) (barang)(surat), kendaaan penumpang airport bertenaga batere (u) Kendaraan khusus daerah pertanian adalah ranmor yang dirancang untuk digunakan secara khusus di pertanian dan perkebunan (hortikultura), misalnya untuk mengolah tanah, menyebar benih, menuai panen, dan membawa barang-barang di pertanian. 

982

Termasuk: mesin panen, mesin pertanian bergerak sendiri, traktor (dan trailer) (v) Kendaraan konstruksi khusus adalah ranmor yang dirancang secara khusus untuk digunakan dlam konstruksi (dan demolisi) jalan, bangunan, dan struktur lain. Termasuk: bulldozer, digger dumper truck, earth-leveller (perata tanah), mechanical shovel (sekop mekanis), road-roller (mesin giling) (w) Kendaraan semua medan (special all-terrain vehicle) adalah ranmor yang dirancang khusus untuk menempuh medan kasar atau lunak atau salju. Contoh rancangan khusus adalah konstruksi tinggi, roda dan ban khusus, tracks, dan sokongan bantalan udara. Termasuk: hovercraft tanah dan rawa, mobil salju Kecuali: hovercraft air terbuka – lihat definisi (x) (x) Watercraft adalah alat untuk membawa penumpang atau barang di atas air. Termasuk: hovercraft NOS (y) Aircraft adalah alat untuk membawa penumpang atau barang di udara. Klasifikasi dan instruksi pengkodean kecelakaan transport 1. Kalau suatu kejadian tidak jelas sebagai kecelakaan lalulintas (lakalantas) atau bukan, anggap: (a) Lakalantas kalau bisa diklasifikasikan pada kategori V10-V82 and V87. (b) Non-lakalantas kalau bisa diklasifikasikan pada kategori V83-V86. Untuk kategori ini korbannya bisa pejalan kaki, atau pengguna kendaraan yang dirancang untuk pemakaian di luar jalan (off-road) 2. Kalau kecelakaan melibatkan lebih dari satu jenis transportasi, gunakan urutan berikut: watercraft (V90-V94), aircraft dan spacecraft (V95-V97), mode transport lainnya (V01-V89, V98-V99) 3. Kalau kecelakaan tidak menyatakan korban sebagai pengguna kendaraan tapi dikatakan: tertabrak, terseret, cedera, remuk, terbunuh oleh kendaraan apa saja termasuk mobil, bus, sepeda motor, tricycle bermotor, (truk) pick up, truk, van, kereta api, trem, traktor, bulldozer, kendaraan rekreasi, sepeda, kendaraan ditarik hewan, hewan yang ditunggangi, maka klasifikasikan korban sebagai pejalan kaki (kategori V01-V09). 4. Kalau kecelakaan tidak menunjukkan peranan korban, seperti kecelakaan NOS pada mobil, bus, sepeda motor, tricycle bermotor, (truk) pick up, truk, van, kereta api, trem, traktor, bulldozer, kendaraan rekreasi, sepeda, kapal, watercraft, aircraft, bus, maka klasifikasikan korban sebagai pengguna atau pengendara kendaraan tersebut. Kalau lebih dari satu kendaraan terlibat, kendaraan yang digunakan korban jangan ditebak kecuali kalau kendaraannya sama, tapi kodelah pada kategori yang sesuai pada V87-V88, V90-V94, V95-V97, dengan memperhatikan urutan preseden yang diberikan pada catatan 2 di atas. 5. Kecelakaan transport, seperti: kendaraan (motor)(nonmotor) gagal berbelok, atau lepas dari kontrol (akibat) ban pecah, pengemudi tertidur, pengemudi lengah, kecepatan berlebihan atau kegagalan bagian mekanis, menyebabkan tabrakan, klasifikasikan sebagai tabrakan. Kalau yang terjadi kecelakaan bukan tabrakan, klasifikasikan sebagai kecelakaan non-tabrakan sesuai dengan jenis kendaraan yang terlibat. 6. Kalau kecelakaan transport melibatkan kendaraan yang sedang bergerak, seperti pecah atau meledaknya suatu bagian dari; cedera akibat bagian yang bergerak dari; cedera karena terdorong ke bagian atau objek pada; dihantam oleh benda yang dilemparkan ke; atau objek yang jatuh ke;



983

jatuh, melompat, atau terdorong dari; keracunan akibat gas buangan yang dihasilkan oleh; atau api yang berasal dari kendaraan yang sedang bergerak, sehingga menyebabkan tabrakan, klasifikasikan sebagai tabrakan. kecelakaan lain, klasifikasikan menurut jenis kendaraan. 7. Kecelakaan transport darat yang dijelaskan sebagai: tabrakan (akibat hilangnya kontrol)(di jalan raya) antara kendaraan dengan: tiang penunjang (jembatan)(overpass); longsoran (tidak bergerak); gerbang kereta api atau pagar pembatas; pembatas antara jalan raya;utility pole; daerah aman (safety island); objek yang dilemparkan ke depan ranmor); pohon, batu yang jatuh, rambu-rambu lalulintas atau marker (sementara); objek lain, tetap, bisa dipindahkan, atau sedang bergerak; termasuk dalam V17.-, TV27.-,V37.-, V47.-, V57.-, V67.- and V77.terbalik (tanpa tabrakan) pada V18.-, V28.-, V38.-, V48.-, V58.-, V68.-, dan V78.tabrakan dengan hewan (kumpulan gembala)(tak digembalakan) termasuk dalam V10.-, V20.-, V30.-, V40.-, V50.-, V60.- and V70.tabrakan dengan kendaraan yang ditarik hewan atau hewan yang sedang ditunggangi termasuk dalam V16.-, V26.-, V36.-, V46.-, V56.-, V66.- and V76.-. PEJALAN KAKI CEDERA DALAM KECELAKAAN TRANSPORT (V01-V09) Kecuali: tabrakan antara (pembawa) pejalan kaki dengan (pembawa) pejalan kaki lain (W51.), disusul dengan jatuh (W03.-) Subdivisi karakter ke-4 berikut digunakan dengan kategori V01-V06: .0 Bukan lakalantas .1 Lakalantas .9 Tidak dijelaskan apakah lakalantas atau bukan lakalantas V01. Pejalan kaki cedera dalam tabrakan dengan sepeda V02. Pejalan kaki cedera dalam tabrakan dengan ranmor roda 2 atau 3 V03. Pejalan kaki cedera dalam tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van V04. Pejalan kaki cedera dalam tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus V05. Pejalan kaki cedera dalam tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel V06. Pejalan kaki cedera dalam tabrakan dengan kendaraan tak bermotor lain Termasuk: Tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, hewan yang ditunggangi, trem V09. Pejalan kaki cedera dalam kecelakaan transport lain dan tidak dijelaskan Termasuk: Pejalan kaki dicederai oleh kendaraan khusus V09.0 Pejalan kaki cedera dalam non-lakalantas yang melibatkan ranmor lain dan tidak dijelaskan V09.1 Pejalan kaki cedera dalam non-lakalantas yang tidak dijelaskan V09.2 Pejalan kaki cedera dalam lakalantas yang melibatkan ranmor lain dan tidak dijelaskan V09.3 Pejalan kaki cedera dalam lakalantas yang tidak dijelaskan V09.9 Pejalan kaki cedera dalam kecelakaan transport yang tidak dijelaskan PENUNGGANG SEPEDA CEDERA DALAM KECELAKAAN TRANSPORT (V10-V19) Subdivisi karakter keempat berikut digunakan pada kategori V10-V18: 

984

.0 Pengemudi sepeda cedera dalam bukan lakalantas .1 Penumpang sepeda cedera dalam bukan lakalantas .2 Pengguna sepeda yang tidak dijelaskan cedera dalam bukan lakalantas .3 Seseorang cedera ketika naik atau turun dari sepeda .4 Pengemudi sepeda cedera dalam lakalantas .5 Penumpang sepeda cedera dalam lakalantas .9 Pengguna sepeda yang tidak dijelaskan cedera dalam lakalantas V10. Penunggang sepeda cedera dalam tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau hewan yang ditunggangi (V16.-) V11. Penunggang sepeda cedera dalam tabrakan dengan sepeda lain V12. Penunggang sepeda cedera dalam tabrakan dengan ranmor roda 2 atau 3 V13. Penunggang sepeda cedera dalam tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van V14. Penunggang sepeda cedera dalam tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus V15. Penunggang sepeda cedera dalam tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel V16. Penunggang sepeda cedera dalam tabrakan dengan kendaraan tak bermotor lain Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang ditunggangi, trem V17. Penunggang sepeda cedera dalam tabrakan dengan objek tak bergerak V18. Penunggang sepeda cedera dalam kecelakaan transport bukan tabrakan Termasuk: jatuh atau terlempar dari sepeda (tanpa didahului tabrakan) sepeda rebah: NOS, tanpa tabrakan V19. Penunggang sepeda cedera dalam kecelakaan transport lain dan tidak dijelaskan V19.0 Pengemudi cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas V19.1 Penumpang cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas V19.2 Penunggang sepeda yang tidak dijelaskan cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas Tabrakan sepeda NOS, nontraffic V19.3 Penunggang sepeda cedera dalam non-lakalantas yang tidak dijelaskan Kecelakaan sepeda NOS, nontraffic Penunggang sepeda cedera dalam non-lakalantas NOS V19.4 Pengemudi cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas V19.5 Penumpang cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas V19.6 Penunggang sepeda yang tidak dijelaskan cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas Tabrakan sepeda NOS (lalulintas) V19.8 Penunggang sepeda cedera dalam kecelakaan transport lain yang dijelaskan Terjepit oleh bagian sepeda V19.9 Penunggang sepeda cedera dalam lakalantas yang tidak dijelaskan 

985

Kecelakaan sepeda NOS PENUNGGANG SEPEDA MOTOR CEDERA DALAM KECELAKAAN TRANSPORT (V20-V29) Termasuk: moped, sepeda motor dengan becak samping, sepeda bermotor, skooter motor Kecuali: ranmor roda tiga (V30-V39) Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V20-V28: .0 Pengemudi cedera dalam bukan lakalantas .1 Penumpang cedera dalam bukan lakalantas .2 Penunggang sepeda motor yang tidak dijelaskan cedera dalam bukan lakalantas .3 Seseorang cedera ketika naik atau turun dari sepeda motor .4 Pengemudi cedera dalam lakalantas .5 Penumpang cedera dalam lakalantas .9 Penunggang sepeda motor yang tidak dijelaskan cedera dalam lakalantas V20. Penunggang sepeda motor cedera dalam tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau hewan yang ditunggangi (V26.-) V21. Penunggang sepeda motor cedera dalam tabrakan dengan sepeda V22. Penunggang sepeda motor cedera dalam tabrakan dengan ranmor roda 2 atau 3 V23. Penunggang sepeda motor cedera dalam tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van V24. Penunggang sepeda motor cedera dalam tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus V25. Penunggang sepeda motor cedera dalam tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel V26. Penunggang sepeda motor cedera dalam tabrakan dengan kendaraan nonmotor lainnya Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, hewan yang ditunggangi, trem V27. Penunggang sepeda motor cedera dalam tabrakan dengan objek tak bergerak V28. Penunggang sepeda motor cedera dalam kecelakaan transport bukan tabrakan Termasuk: jatuh atau terlempar dari sepeda motor (tanpa didahului tabrakan) yang rebah: . NOS, tanpa tabrakan V29. Penunggang sepeda motor cedera dalam kecelakaan transport lain dan tidak dijelaskan V29.0 Pengemudi cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas V29.1 Penumpang cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas V29.2 Penunggang sepeda motor yang tidak dijelaskan cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas Tabrakan sepeda motor NOS, nontraffic 

986

V29.3

V29.4 V29.5 V29.6

V29.8 V29.9

Penunggang sepeda motor cedera dalam non-lakalantas yang tidak dijelaskan Kecelakaan sepeda motor NOS, nontraffic Penunggang sepeda motor cedera dalam non-lakalantas NOS Pengemudi cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas Penumpang cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas Tidak dijelaskan motorcycle rider cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas Tabrakan sepeda motor NOS (lalulintas) Motorcycle rider [any] cedera dalam kecelakaan transport lain yang dijelaskan Terjepit oleh bagian sepeda motor Motorcycle rider [any] cedera dalam lakalantas yang tidak dijelaskan Kecelakaan sepeda motor NOS

PENUMPANG RANMOR RODA 3 CEDERA DALAM KECELAKAAN TRANSPORT (V30-V39) Termasuk: tricycle bermotor Kecuali: sepeda motor dengan becak samping (V20-V29) kendaraan yang dirancang terutama untuk penggunaan di luar jalan (V86.-) Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V30-V38: .0 Pengemudi cedera dalam bukan lakalantas .1 Penumpang cedera dalam bukan lakalantas .2 Seseorang di bagian luar kendaraan cedera dalam bukan lakalantas .3 Penumpang yang tidak dijelaskan pada ranmor roda 3 cedera dalam bukan lakalantas .4 Seseorang cedera ketika naik atau turun .5 Pengemudi cedera dalam lakalantas .6 Penumpang cedera dalam lakalantas .7 Seseorang di bagian luar kendaraan cedera dalam lakalantas .9 Penumpang yang tidak dijelaskan pada ranmor roda 3 cedera dalam lakalantas V30. Pengguna three-wheeled motor vehicle cedera dalam tabrakan dengan pejalan kaki or animal Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan or binatang yang ditunggangi (V36.-) V31. Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam tabrakan dengan sepeda V32. Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam tabrakan dengan ranmor roda 2 atau 3 V33. Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van V34. Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus



987

V35. Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam tabrakan dengan kereta api atau kedaraan rel V36. Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lainnya Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, hewan yang ditunggangi, trem V37. Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam tabrakan dengan benda tak bergerak V38. Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam kecelakaan transport bukan tabrakan Termasuk: jatuh atau terlempar dari ranmor roda 3 yang rebah: NOS, tanpa tabrakan V39. Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam kecelakaan transport lain dan tidak dijelaskan V39.0 Pengemudi cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas V39.1 Penumpang cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas V39.2 Penumpang yang tidak dijelaskan pada ranmor roda 3 cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas Tabrakan NOS yang melibatkan ranmor roda 3, bukan lalulintas V39.3 Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam non-lakalantas yang tidak dijelaskan Kecelakaan NOS yang melibatkan ranmor roda 3, bukan lalulintas Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam non-lakalantas NOS V39.4 Pengemudi cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas V39.5 Penumpang cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas V39.6 Penumpang yang tidak dijelaskan pada ranmor roda 3 cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas Tabrakan NOS yang melibatkan ranmor roda 3 (lalulintas) V39.8 V39.9

Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam kecelakaan transport lain yang dijelaskan Terjepit oleh pintu atau bagian lain ranmor roda 3 Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam lakalantas yang tidak dijelaskan Kecelakaan NOS yang melibatkan ranmor roda 3

PENGGUNA MOBIL CEDERA DALAM KECELAKAAN TRANSPORT (V40-V49) Termasuk: minibus Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V4O-V48: .0 Pengemudi cedera dalam bukan lakalantas .1 Penumpang cedera dalam bukan lakalantas .2 Seseorang di bagian luar kendaraan cedera dalam bukan lakalantas .3 Pengguna mobil yang tidak dijelaskan cedera dalam bukan lakalantas .4 Seseorang cedera ketika naik atau turun .5 Pengemudi cedera dalam lakalantas .6 Penumpang cedera dalam lakalantas .7 Seseorang di bagian luar kendaraan cedera dalam lakalantas



988

.9 Pengguna mobil yang tidak dijelaskan cedera dalam lakalantas V40. Pengguna mobil cedera dalam tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau binatang yang ditunggangi (V46.-) V41. Pengguna mobil cedera dalam tabrakan dengan sepeda V42. Pengguna mobil cedera dalam tabrakan dengan ranmor roda 2 atau 3 V43. Pengguna mobil cedera dalam tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van V44. Pengguna mobil cedera dalam tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus V45. Pengguna mobil cedera dalam tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel V46. Pengguna mobil cedera dalam tabrakan dengan other nonmotor vehicle Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang ditunggangi, trem V47. Pengguna mobil cedera dalam tabrakan dengan objek tidak bergerak V48. Pengguna mobil cedera dalam kecelakaan transport bukan tabrakan Termasuk: terbalik: NOS, tanpa tabrakan V49. Pengguna mobil cedera dalam kecelakaan transport lain dan tidak dijelaskan V49.0 Pengemudi cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas V49.1 Penumpang cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas V49.2 Pengguna mobil yang tidak dijelaskan cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas Tabrakan mobil NOS, bukan lalulintas V49.3 Pengguna mobil cedera dalam non-lakalantas yang tidak dijelaskan Kecelakaan mobil, bukan lalulintas; pengguna mobil cedera dalam nonlakalantas NOS V49.4 Pengemudi cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas V49.5 Penumpang cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas V49.6 Pengguna mobil yang tidak dijelaskan cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas Tabrakan mobil NOS (lalulintas) V49.8 Pengguna mobil cedera dalam kecelakaan transport lain yang dijelaskan Terjepit oleh pintu atau bagian lain mobil V49.9 Pengguna mobil cedera dalam tidak dijelaskan lakalantas Kecelakaan mobil NOS PENGGUNA TRUK PICK-UP ATAU VAN CEDERA DALAM KECELAKAAN TRANSPORT (V50-V59) Kecuali: kendaraan transport berat (V60-V69) Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V50-V58: .0 Pengemudi cedera dalam bukan lakalantas .1 Penumpang cedera dalam bukan lakalantas 

989

.2 Seseorang di bagian luar kendaraan cedera dalam bukan lakalantas .3 Pengguna truk pick-up atau van yang tidak dijelaskan cedera dalam bukan lakalantas .4 Seseorang cedera ketika naik atau turun .5 Pengemudi cedera dalam lakalantas .6 Penumpang cedera dalam lakalantas .7 Seseorang di bagian luar kendaraan cedera dalam lakalantas .9 Pengguna truk pick-up atau van yang tidak dijelaskan cedera dalam lakalantas V50. Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau binatang yang ditunggangi (V56.-) V51. Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam tabrakan dengan sepeda V52. Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam tabrakan dengan ranmor roda 2 atau 3 V53. Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van V54. Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus V55. Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel V56. Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lain Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang ditunggangi, trem V57. Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam tabrakan dengan objek tidak bergerak V58. Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam kecelakaan transport bukan tabrakan Termasuk: terbalik: NOS, tanpa tabrakan V59. Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam kecelakaan transport lain dan tidak dijelaskan V59.0 Pengemudi cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas V59.1 Penumpang cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas V59.2 Pengguna yang tidak dijelaskan dari truk pick-up atau van cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas Tabrakan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van, bukan lalulintas V59.3 Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam non-lakalantas yang tidak dijelaskan Kecelakaan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van, bukan lalulintas Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam non-lakalantas NOS V59.4 Pengemudi cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas V59.5 Penumpang cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas 

990

V59.6

V59.8

V59.9

Pengguna yang tidak dijelaskan dari truk pick-up atau van cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas Tabrakan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van (lalulintas) Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam kecelakaan transport lain yang dijelaskan Terjepit oleh pintu atau bagian lain truk pick-up atau van Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam lakalantas yang tidak dijelaskan Kecelakaan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van

PENGGUNA KENDARAAN TRANSPORT BERAT CEDERA DALAM KECELAKAAN TRANSPORT (V60-V69) Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V60-V68: .0 Pengemudi cedera dalam bukan lakalantas .1 Penumpang cedera dalam bukan lakalantas .2 Seseorang di bagian luar kendaraan cedera dalam bukan lakalantas .3 Pengguna kendaraan transport berat yang tidak dijelaskan cedera dalam bukan lakalantas .4 Seseorang cedera ketika naik atau turun .5 Pengemudi cedera dalam lakalantas .6 Penumpang cedera dalam lakalantas .7 Seseorang di bagian luar kendaraan cedera dalam lakalantas .9 Pengguna kendaraan transport berat yang tidak dijelaskan cedera dalam lakalantas V60. Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan or binatang yang ditunggangi (V66.-) V61. Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam tabrakan dengan sepeda V62. Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam tabrakan dengan ranmor roda 2 atau 3 V63. Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van V64. Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus V65. Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel V66. Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lain Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang ditunggangi, trem V67. Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam tabrakan dengan n objek tidak bergerak V68. Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam kecelakaan transport bukan tabrakan



991

Termasuk:

Terbalik: NOS, tanpa tabrakan

V69. Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam kecelakaan transport lain dan tidak dijelaskan V69.0 Pengemudi cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas V69.1 Penumpang cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas V69.2 Pengguna kendaraan transport berat yang tidak dijelaskan cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas Tabrakan NOS yang melibatkan kendaraan transport berat, bukan lalulintas V69.3 Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam non-lakalantas yang tidak dijelaskan Kecelakaan NOS yang melibatkan kendaraan transport berat, bukan lalulintas Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam non-lakalantas NOS V69.4 Pengemudi cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas V69.5 Penumpang cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas V69.6 Pengguna kendaraan transport berat yang tidak dijelaskan cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas Tabrakan NOS yang melibatkan kendaraan transport berat (lalulintas) V69.8 Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam kecelakaan transport lain yang dijelaskan Terjepit oleh pintu atau bagian lain kendaraan transport berat V69.9 Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam kecelakaan transport yang tidak dijelaskan Kecelakaan NOS yang melibatkan kendaraan transport berat PENGGUNA BUS CEDERA DALAM KECELAKAAN TRANSPORT (V70-V79) Kecuali: minibus (V40-V49) Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V7O-V78: .0 Pengemudi cedera dalam bukan lakalantas .1 Penumpang cedera dalam bukan lakalantas .2 Seseorang di bagian luar kendaraan cedera dalam bukan lakalantas .3 Pengguna bus yang tidak dijelaskan cedera dalam bukan lakalantas .4 Seseorang cedera ketika naik atau turun .5 Pengemudi cedera dalam lakalantas .6 Penumpang cedera dalam lakalantas .7 Seseorang di bagian luar kendaraan cedera dalam lakalantas .9 Pengguna bus yang tidak dijelaskan cedera dalam lakalantas V70. Pengguna bus cedera dalam tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan Kecuali: Tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan or binatang yang ditunggangi (V76.-) V71. Pengguna bus cedera dalam tabrakan dengan sepeda



992

V72. Pengguna bus cedera dalam tabrakan dengan ranmor roda 2 atau 3 V73. Pengguna bus cedera dalam tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van V74. Pengguna bus cedera dalam tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus V75. Pengguna bus cedera dalam tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel V76. Pengguna bus cedera dalam tabrakan dengan kendaraan tak bermotor lainnya Termasuk: Tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang ditunggangi, trem V77. Pengguna bus cedera dalam tabrakan dengan objek tak bergerak V78. Pengguna bus cedera dalam kecelakaan transport bukan tabrakan Termasuk: terbalik: NOS, tanpa tabrakan V79. Pengguna bus cedera dalam kecelakaan transport lain dan tidak dijelaskan V79.0 Pengemudi bus cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas V79.1 Penumpang bus cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas V79.2 Pengguna bus yang tidak dijelaskan cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas Bus collision NOS, nontraffic V79.3 Pengguna bus cedera dalam non-lakalantas yang tidak dijelaskan Kecelakaan bus NOS, bukan lalulintas Pengguna bus cedera dalam non-lakalantas NOS V79.4 Pengemudi bus cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas V79.5 Penumpang bus cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas V79.6 Pengguna bus yang tidak dijelaskan cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas Tabrakan bus NOS (lalulintas) V79.8 Pengguna bus cedera dalam kecelakaan transport lain yang dijelaskan Terjepit oleh pintu atau bagian lain bus V79.9 Pengguna bus cedera dalam lakalantas yang tidak dijelaskan Kecelakaan bus NOS KECELAKAAN TRANSPORT DARAT LAINNYA (V80-V89) V80. Penunggang hewan atau pengguna kendaraan ditarik hewan cedera dalam kecelakaan transport V80.0 Penunggang atau pengguna cedera akibat jatuh atau terlempar dari hewan atau kendaraan ditarik hewan dalam kecelakaan bukan tabrakan Terbalik: NOS, tanpa tabrakan V80.1 Penunggang atau pengguna cedera dalam tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau binatang yang ditunggangi (V80.7) V80.2 Penunggang atau pengguna cedera dalam tabrakan dengan sepeda V80.3 Penunggang atau pengguna cedera dalam tabrakan dengan ranmor roda dua atau 3 

993

V80.4 V80.5 V80.6 V80.7

V80.8 V80.9

Penunggang atau pengguna cedera dalam tabrakan dengan mobil, truk pick-up. van, kendaraan transport berat atau bus Penunggang atau pengguna cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain yang dijelaskan Penunggang atau pengguna cedera dalam tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel Penunggang atau pengguna cedera dalam tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lain Tabrakan dengan: binatang yang ditunggangi, kendaraan ditarik hewan, trem Penunggang atau pengguna cedera dalam tabrakan dengan objek tak bergerak Penunggang atau pengguna cedera dalam kecelakaan transport lain dan tidak dijelaskan Kcelakaan kendaraan ditarik hewan NOS, kecelakaan penunggang hewan NOS

V81. Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera dalam kecelakaan transport Termasuk: seseorang di bagian luar kereta api V81.0 Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera dalam tabrakan dengan ranmor dalam bukan lakalantas V81.1 Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera dalam dengan ranmor dalam lakalantas V81.2 Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera dalam tabrakan dengan atau dihantam oleh rolling stock [kumpulan kendaraan beroda] V81.3 Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera dalam tabrakan dengan objek lain Tabrakan kereta api NOS V81.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun dari kereta api atau kendaraan rel V81.5 Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera akibat jatuh di dalam kereta api atau kendaraan rel Kecuali: jatuh ketika kereta lepas dari rel: didahului tabrakan (V81.0-V81.3), tanpa didahului tabrakan (V81.7) ketika naik atau turun (V81.4) V81.6 Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera akibat jatuh dari kereta api atau kendaraan rel Kecuali: jatuh ketika kereta lepas dari rel [derailment]: didahului tabrakan (V81.0-V81.3), tanpa didahului tabrakan (V81.7) ketika naik atau turun (V81.4) V81.7 Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera dalam derailment tanpa tabrakan V81.8 Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera dalam kecelakaan kereta api lain yang dijelaskan Ledakan atau api; dihantam oleh: tanah/batu longsor, pohon tumbang Kecuali: derailment: didahului tabrakan (V81.0-V81.3), tanpa tabrakan (V81.7 V81.9 Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera dalam kecelakaan kereta api yang tidak dijelaskan Kecelakaan kereta api NOS 

994

V82. Pengguna trem cedera dalam kecelakaan transport Termasuk: seseorang di bagian luar trem V82.0 Pengguna trem cedera dalam tabrakan dengan ranmor dalam bukan lakalantas V82.1 Pengguna trem cedera dalam tabrakan dengan ranmor dalam lakalantas V82.2 Pengguna trem cedera dalam tabrakan dengan atau dihantam oleh rolling stock V82.3 Pengguna trem cedera dalam tabrakan dengan objek lain Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau binatang yang ditunggangi (V82.8) V82.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun dari trem V82.5 Pengguna trem cedera akibat jatuh di dalam trem Kecuali: jatuh ketika naik atau turun (V82.4), didahului oleh tabrakan (V82.0-V82.3) V82.6 Pengguna trem cedera akibat jatuh dari trem Kecuali: jatuh ketika naik atau turun (V82.4), didahului oleh tabrakan (V82.0-V82.3) V82.7 Pengguna trem cedera dalam derailment tanpa didahului tabrakan V82.8 Pengguna trem cedera dalam kecelakaan transport lain yang dijelaskan Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan tak bermotor lain V82.9 Pengguna trem cedera dalam lakalantas yang tidak dijelaskan Kecelakaan trem NOS V83. Pengguna kendaraan khusus industri cedera dalam kecelakaan transport Kecuali: kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang diperbaiki (W31.-) V83.0 Pengemudi kendaraan khusus industri cedera dalam lakalantas V83.1 Penumpang kendaraan khusus industri cedera dalam lakalantas V83.2 Seseorang di bagian luar kendaraan khusus industri cedera dalam lakalantas V83.3 Pengguna yang tidak dijelaskan pada kendaraan khusus industri cedera dalam lakalantas V83.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun dari kendaraan khusus industri V83.5 Pengemudi kendaraan khusus industri cedera dalam bukan lakalantas V83.6 Penumpang kendaraan khusus industri cedera dalam bukan lakalantas V83.7 Seseorang di bagian luar kendaraan khusus industri cedera dalam bukan lakalantas V83.9 Pengguna yang tidak dijelaskan pada kendaraan khusus industri cedera dalam bukan lakalantas Kecelakaan kendaraan khusus industri NOS V84. Pengguna kendaraan khusus pertanian cedera dalam kecelakaan transport Kecuali: kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang diperbaiki (W30.-) V84.0 Pengemudi kendaraan khusus pertanian cedera dalam lakalantas V84.1 Penumpang kendaraan khusus pertanian cedera dalam lakalantas V84.2 Seseorang di bagian luar kendaraan khusus pertanian cedera dalam lakalantas V84.3 Pengguna yang tidak dijelaskan pada kendaraan khusus pertanian cedera dalam lakalantas V84.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun dari kendaraan khusus pertanian V84.5 Pengemudi kendaraan khusus pertanian cedera dalam bukan lakalantas V84.6 Penumpang kendaraan khusus pertanian cedera dalam bukan lakalantas V84.7 Seseorang di bagian luar kendaraan khusus pertanian cedera dalam bukan lakalantas



995

V84.9

Pengguna yang tidak dijelaskan pada kendaraan khusus pertanian cedera dalam bukan lakalantas Kecelakaan kendaraan khusus pertanian NOS

V85. Pengguna kendaraan khusus konstruksi cedera dalam kecelakaan transport Kecuali: kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang diperbaiki (W31.-) V85.0 Pengemudi kendaraan khusus konstruksi cedera dalam lakalantas V85.1 Penumpang of special construction vehicle cedera dalam lakalantas V85.2 Seseorang di bagian luar kendaraan khusus konstruksi cedera dalam lakalantas V85.3 Pengguna yang tidak dijelaskan pada kendaraan khusus konstruksi cedera dalam lakalantas V85.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun dari kendaraan khusus konstruksi V85.5 Pengemudi kendaraan khusus konstruksi cedera dalam bukan lakalantas V85.6 Penumpang kendaraan khusus konstruksi cedera dalam bukan lakalantas V85.7 Seseorang di bagian luar kendaraan khusus konstruksi cedera dalam bukan lakalantas V85.9 Pengguna yang tidak dijelaskan pada kendaraan khusus konstruksi cedera dalam bukan lakalantas Kecelakaan kendaraan khusus konstruksi NOS V86. Pengguna kendaraan khusus segala medan (all-terrain) atau ranmor lain yang dirancang terutama untuk penggunaan off-road, cedera dalam cedera dalam kecelakaan transport Kecuali: kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang diperbaiki (W31.-) V86.0 Pengemudi ranmor segala medan dan off-road lain cedera dalam lakalantas V86.1 Penumpang ranmor segala medan dan off-road lain cedera dalam lakalantas V86.2 Seseorang di bagian luar ranmor segala medan dan off-road lain cedera dalam lakalantas V86.3 Pengguna yang ridak dijelaskan pada ranmor segala medan dan off-road lain cedera dalam lakalantas V86.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun dari from ranmor segala medan dan offroad lain V86.5 Pengemudi ranmor segala medan dan off-road lain cedera dalam bukan lakalantas V86.6 Penumpang of ranmor segala medan dan off-road lain cedera dalam bukan lakalantas V86.7 Seseorang di bagian luar ranmor segala medan dan off-road lain cedera dalam bukan lakalantas V86.9 Pengguna yang ridak dijelaskan pada ranmor segala medan dan off-road lain cedera dalam bukan lakalantas Kecelakaan ranmor segala meda NOS Kecelakaan ranmor off-road NOS V87. Lakalantas yang jenisnya dijelaskan tapi bentuk transportasi korban tak diketahui Kecuali: tabrakan yang melibatkan: pengemudi sepeda (V10-V19), pejalan kaki (V01-V09) V87.0 Seseorang cedera dalam tabrakan antara mobil dengan ranmor roda 2 atau 3 (lalulintas) V87.1 Seseorang cedera dalam tabrakan antara ranmor lain dengan ranmor roda 2 atau 3 (lalulintas) 

996

V87.2 V87.3 V87.4 V87.5 V87.6 V87.7 V87.8 V87.9

Seseorang cedera dalam tabrakan antara mobil dengan truk pick-up atau van (lalulintas) Seseorang cedera dalam tabrakan antara mobil dengan bus (lalulintas) Seseorang cedera dalam tabrakan antara mobil dengan kendaraan transport berat (lalulintas) Seseorang cedera dalam tabrakan antara kendaraan transport berat dengan bus (lalulintas) Seseorang cedera dalam tabrakan antara kereta api atau kendaraan rel dengan mobil (lalulintas) Seseorang cedera dalam tabrakan antara ranmor-ranmor lain yang dijelaskan (lalulintas) Seseorang cedera dalam kecelakaan transport bukan tabrakan lain yang dijelaskan yang melibatkan ranmor (lalulintas) Seseorang cedera dalam kecelakaan transport lain yang dijelaskan (tabrakan)(bukan tabrakan) yang melibatkan kendaraan tak bermotor (lalulintas)

V88. Non-lakalantas dengan jenis yang dijelaskan tapi bentuk transportasi korban tak diketahui Kecuali: tabrakan yang melibatkan: pengemudi sepeda (V10-V19), pejalan kaki (V01-V09) V88.0 Seseorang cedera dalam tabrakan antara mobil dengan ranmor roda 2 atau 3, bukan lalulintas V88.1 Seseorang cedera dalam tabrakan antara ranmor lain dengan ranmor roda 2 atau 3, bukan lalulintas V88.2 Seseorang cedera dalam tabrakan antara mobil dengan truk pick-up atau van, bukan lalulintas V88.3 Seseorang cedera dalam tabrakan antara mobil dengan bus, bukan lalulintas V88.4 Seseorang cedera dalam tabrakan antara mobil dengan kendaraan transport berat, bukan lalulintas V88.5 Seseorang cedera dalam tabrakan antara kendaraan transport berat dengan bus, bukan lalulintas V88.6 Seseorang cedera dalam tabrakan antara kereta api atau kendaraan rel dengan mobil, bukan lalulintas V88.7 Seseorang cedera dalam tabrakan antara ranmor-ranmor lain yang dijelaskan, bukan lalulintas V88.8 Seseorang cedera dalam kecelakaan transport bukan tabrakan lain yang dijelaskan yang melibatkan ranmor, bukan lalulintas V88.9 Seseorang cedera dalam kecelakaan transport lain yang dijelaskan (tabrakan)(bukan tabrakan) yang melibatkan kendaraan tak bermotor, bukan lalulintas

V89. Kecelakaan kendaraan bermotor atau tidak bermotor, jenis kendaraan tidak dijelaskan V89.0 Seseorang cedera dalam kecelakaan ranmor yang tidak dijelaskan, bukan lalulintas Kecelakaan ranmor NOS, nontraffic V89.1 Seseorang cedera dalam kecelakaan kendaraan tak bermotor yang tidak dijelaskan, bukan lalulintas



997

V89.2

V89.3

V89.9

Kecelakaan kendaraan tak bermotor NOS (bukan lalulintas) Seseorang cedera dalam kecelakaan ranmor yang tidak dijelaskan, lalulintas Kecelakaan ranmor (Motor-vehicle accident [MVA]) NOS Kecelakaan lalulintas jalan raya (Road (traffic) accident [RTA]) NOS Seseorang cedera dalam kecelakaan kendaraan tak bermotor yang tidak dijelaskan, lalulintas Lakalantas kendaraan tak bermotor NOS Seseorang cedera dalam kecelakaan kendaraan yang tidak dijelaskan Tabrakan NOS

KECELAKAAN TRANSPORT AIR (V90-V94) Termasuk: kecelakaan watercraft dalam rangka aktifitas rekreasi Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V90-V94: .0 Kapal dagang .1 Kapal penumpang; kapal ferry; liner .2 Kapal ikan .3 Watercraft lain dengan mesin; hovercraft (di perairan terbuka); jet skis .4 Kapal layar; yacht .5 Canoe atau kayak .6 Inflatable craft (tak bermesin) .7 Water-skis .8 Watercraft tanpa mesin lainnya; surf-board; windsurfer .9 Watercraft yang tidak dijelaskan; boat NOS; ship NOS; watercraft NOS V90. Kecelakaan pada watercraft yang menyebabkan tenggelam Termasuk: tenggelam (drowning and submersion) akibat: kapal terbalik atau tenggelam, jatuh atau melompat dari: kapal terbakar, tabrakan watercraft, kecelakaan lain pada watercraft Kecuali: tenggelam pada transportasi air tanpa kecelakaan watercraft (V92.-) V91. Kecelakaan pada watercraft yang menyebabkan cedera lainnya Termasuk: setiap cedera selain tenggelam sebagai akibat dari kecelakaan pada watercraft: terbakar ketika kapal terbakar, remuk di antara kapal yang tabrakan, remuk oleh sekoci setelah meninggalkan kapal, jatuh akibat tabrakan atau kecelakaan lain pada watercraft, terpukul oleh objek yang jatuh akibat kecelakaan watercraft, cedera dalam kecelakaan watercraft yang melibatkan tabrakan watercraft, dihantam oleh kapal atau bagiannya setelah jatuh atau melompat dari kapal yang rusak Kecuali: luka akibat api atau ledakan lokal di atas kapal (V93.-) V92. Tenggelam pada transportasi air tanpa kecelakaan watercraft Termasuk: tenggelam akibat kecelakaan seperti: . jatuh: dari papan penghubung kapal ke dermaga, dari kapal, ke air . terlempar ke air akibat gerakan kapal, diterpa air sehingga jatuh ke air Kecuali: tenggelamnya perenang atau penyelam yang dengan sukarela melompat dari kapal ke air tapi tidak terlibat dalam kecelakaan (W69.-, W73.-)



998

V93. Kecelakaan di atas kapal tanpa kecelakaan watercraft, tidak menyebabkan tenggelam Termasuk: kecelakaan keracunan oleh gas atau asap di kapal kerusakan reaktor atom pada watercraft remuk oleh objek yang jatuh di atas kapal panas berlebihan di: kamar boiler, kamar mesin, kamar penguapan, kamar api ledakan boiler pada kapal uap jatuh dari satu tingkat ketingkat lain di watercraft jatuh pada tangga atau jenjang pada watercraft cedera di watercraft yang disebabkan oleh peralatan mesin di : . deck, kamar mesin, galley (tempat pendayung), laundry, pemuat api lokal di atas kapal kecelakaan mesin pada watercraft V94. Kecelakaan transport air lain dan tidak dijelaskan Termasuk: kecelakaan yang terjadi bukan pada pengguna watercraft dihantam kapal ketika bermain ski air KECELAKAAN TRANSPORT UDARA DAN ANGKASA LUAR (V95-V97) V95. Kecelakaan pada aircraft bermesin yang menyebabkan cedera pada pengguna Termasuk: kecelakaan pada aircraft (bermesin) yang tabrakan dengan objek apa pun, tak bergerak, bisa digerakkan, atau bergerak jatuh, meledak, terbakar, mendarat darurat V95.0 Kecelakaan helikopter yang mencederai pengguna V95.1 Kecelakaan glider ultralight, microlight atau bermesin yang mencederai pengguna V95.2 Kecelakaan aircraft pribadi bersayap tetap lainnya, mencederai pengguna V95.3 Kecelakaan aircraft komersial bersayap tetap, mencederai pengguna V95.4 Kecelakaan spacecraft yang mencederai pengguna V95.8 Kecelakaan aircraft lain yang mencederai pengguna V95.9 Kecelakaan aircraft yang tidak dijelaskan yang mencederai pengguna Kecelakaan aircraft NOS, kecelakaan transport udara NOS V96. Kecelakaan pada aircraft tak bermesin yang menyebabkan cedera pada pengguna Termasuk: kecelakaan pada aircraft tak bermesin yang: tabrakan dengan objek apa pun, tak bergerak, bisa digerakkan, atau bergerak jatuh, meledak, terbakar, mendarat darurat V96.0 Kecelakaan balon yang mencederai pengguna V96.1 Kecelakaan hang-glider yang mencederai pengguna V96.2 Kecelakaan glider (tak bermesin) yang mencederai pengguna V96.8 Kecelakaan aircraft tak bermesin lain yang mencederai pengguna Layang-layang yang membawa seseorang V96.9 Kecelakaan aircraft tak bermesin yang tidak dijelaskan yang mencederai pengguna



999

Kecelakaan aircraft tak bermesin NOS V97 Kecelakaan transport udara lain yang dijelaskan Termasuk: Kecelakaan pada bukan pengguna aircraft V97.0 Pengguna aircraft cedera dalam kecelakaan transport udara lain yang dijelaskan Jatuh dalam, pada, atau dari pada kecelakaan transport udara Kecuali: kecelakaan ketika naik atau turun (V97.1) V97.1 Seseorang cedera ketika naik atau turun aircraft V97.2 Parachutist cedera dalam kecelakaan transport udara Kecuali: seseorang yang sedang menuju bumi setelah kecelakaan aircraft (V95-V96) V97.3

V97.8

Seseorang di bumi cedera dalam kecelakaan transport udara Terhisap oleh mesin jet Dihantam oleh objek yang jatuh dari aircraft Cedera karena baling-baling yang sedang berputar Kecelakaan transport udara lainnya, not elsewhere classified Cedera akibat mesin-mesin pada aircraft Kecuali: kecelakaan aircraft NOS (V95.9) menghadapi perubahan tekanan udara ketika naik atau turun (W94.-)

KECELAKAAN TRANSPORT LAIN DAN TIDAK DIJELASKAN (V98-V99) Kecuali: kecelakaan kendaraan, jenis kendaraan tidak dijelaskan (V89.-) V98 Kecelakaan transport lain yang dijelaskan Termasuk: kecelakaan terhadap, pada,atau melibatkan: kereta kabel yang tidak di atas rel, ice-yacht, land-yacht, ski chair-lift, ski-lift dengan gondola terperangkap atau diseret oleh ) jatuh atau melompat dari ) kereta kabel yang tidak di atas rel objek yang dilemparkan dari atau di dalam) V99

Kecelakaan transport yang tidak dijelaskan



1000

PENYEBAB EKSTERNAL LAIN PADA CEDERA KECELAKAAN (W00-X59) JATUH (W00-W19) Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian Kecuali: serangan (Y01-Y02), melukai diri sendiri dengan sengaja (X80-X81) jatuh (dalam)(dari): kendaraan transport (V01-V99), hewan (V80.-), mesin (yang bekerja) (W28-W31), ke dalam air (dengan tenggelam) (W65-W74), bangunan terbakar (X00.-), ke dalam api (X00-X04, X08-X09) W00. Jatuh pada level yang sama melibatkan es dan salju Kecuali: jatuh dengan disebutkan: ice-skates and skis (W02.-), jenjang (W10.-) W01. Jatuh pada level yang sama akibat tergelincir, tersandung, dan terantuk Kecuali: jatuh melibatkan es atau salju snow (W00.-) W02. Jatuh melibatkan ice-skates, skis, roller-skates atau skateboards W03. Jatuh lainnya pada level yang sama akibat tabrakan dengan, atau didorong oleh orang lain Termasuk: jatuh akibat tabrakan (pengangkut) pejalan kaki dengan (pengangkut) pejalan kaki lainnya Kecuali: remuk atau terdorong oleh keramaian atau human stampede (W52.-) jatuh melibatkan es atau salju (W00.-) W04. Jatuh ketika dibawa atau ditunjang oleh orang lain Termasuk: tidak sengaja terjatuh ketika sedang digotong W05. Jatuh yang melibatkan kursi roda W06. Jatuh yang melibatkan tempat tidur W07. Jatuh yang melibatkan kursi W08. Jatuh yang melibatkan furnitur lainnya W09. Jatuh yang melibatkan peralatan playground Kecuali: jatuh yang melibatkan mesin-mesin rekreasi (W31.-) W10. Jatuh dari jenjang Termasuk jatuh (di atas)(dari): eskalator, ramp [jalan mendaki di dalam gedung, untuk alat beroda], incline [belokan yang mengalihkan lintasan dari satu level ke level lain] melibatkan es atau salju pada jenjang W11. Jatuh dari ladder (tangga dengan dua sisi tegak) W12. Jatuh dari scaffold (tempat tukang bekerja lebih tinggi di sekitar gedung) W13. Jatuh dari, keluar dari, atau melalui bangunan atau suatu struktur Termasuk jatuh dari, keluar dari, atau melalui:



1001

balkon, dinding, jendela, atap, lantai, railing (pembatas/pagar lantai), tiang bendera, jembatan, viaduct (jembatan lengkung), bangunan, menara, turret (menara kecil) Kecuali: kolapsnya suatu bangunan atau struktur (W20.-) jatuh atau melompat dari bangunan yang terbakar (X00.-) W14. Jatuh dari pohon W15. Jatuh dari tebing batu W16. Terjun atau melompat ke air yang menyebabkan cedera selain tenggelam Termasuk menghantam: permukaan air, dasar air ketika melompat atau terjun ke air dangkal, dinding atau papan loncat di kolam renang Kecuali: kecelakaan tenggelam (W65-W74), menyelam dengan suplai udara tidak memadai (W81.-), efek tekanan udara pada menyelam (W94.-) W17. Jatuh lainnya dari satu level ke level lain Termasuk: Jatuh dari atau ke dalam: rongga, lobang, cekungan, sumur, lobang galian terbuka, dock tumpukan jerami, tiang batang, tanki W18. Jatuh lainnya pada level yang sama Termasuk: Jatuh: akibat menabrak suatu objek, di toilet, pada level yang sama NOS W19. Jatuh yang tidak dijelaskan Termasuk: Jatuh kecelakaan NOS BERHADAPAN DENGAN DAYA MEKANIS BENDA MATI (W20-W49) Gunakan subdivisi karakter keempat pada halaman 1013-1017 [tempat kejadian] Kecuali: serangan (X85-Y09), sengaja melukai diri sendiri (X60-X84) kontak atau tabrakan dengan binatang atau orang (W50-W64) W20. Dihantam oleh objek yang dilemparkan, diproyeksikan atau jatuh Termasuk: terkurung reruntuhan tanpa asfiksia [tercekik] atau tak bisa bernafas bangunan runtuh, kecuali pada kebakaran jatuhan: batu, pohon Kecuali: objek yang berjatuhan pada: kecelakaan transport (V01-V99), kolapsnya bangunan yang terbakar (X00.-), tanah longsor (X34-X39) peralatan olahraga (W21.-), senjata api (W32-W34) kecelakaan mesin (W24.-, W28-W31), objek yang digerakkan ledakan (W35-W40), W21. Menghantam atau dihantam oleh peralatan olahraga Termasuk dihantam oleh: bola yang dipukul atau dilemparkan, tongkat hockey W22. Menghantam atau dihantam oleh objek lain Termasuk: berjalan ke dinding W23. Terperangkap, remuk, terjepit atau terhimpit di dalam atau di antara objek 

1002

Termasuk: terperangkap, remuk, terjepit atau terhimpit di antara objek-objek bergerak, objek bergerak dan diam, atau di dalam objek: seperti di antara objek melipat (folding), krat pengepakan dan lantai setelah pegangan terlepas, pintu geser dan rangkanya, lingkaran pengering mesin cuci Kecuali: cedera akibat: kendaraan transport (V01-V99), alat pengangkat dan transmisi (W24.-), dihantam oleh objek yang dilemparkan, diproyeksikan atau jatuh (W20.-), instrumen pemotong dan pelobang (W25-W27), perkakas tangan tanpa mesin (W27.-), mesin-mesin (W28-W31) W24. Kontak dengan alat pengangkat dan transmisi, not elsewhere classified Termasuk: tali besar, kawat, rantai pengangkat, drive belt [lantai berjalan], pulley (block) [balok penarik], transmission belt or cable – kabel transmisi, winch – silinder horizontal tempat kabel diputarkan Kecuali: kecelakaan transport (V01-V99) W25. Kontak dengan kaca tajam Kecuali: jatuh yang melibatkan kaca (W00-W19) kaca terbang akibat ledakan atau letusan senjata api (W32-W40) W26. Kontak dengan pisau, pedang, atau belati W27. Kontak dengan perkakas tangan tanpa mesin Termasuk: hoe [obeng bengkok tegak lurus], obeng, pitchfork garpu [pengangkat jerami], rake [sapu dengan ujung-ujung baja untuk mengumpulkan sampah kering], pemotong kertas, garpu, gunting, mesin jahit tanpa mesin, jarum, gergaji tangan, kapak chisel [dengan baja datar tajam di ujungnya], ice-pick [pengambil es], shovel [sekop] pembuka kaleng NOS W28. Kontak dengan pembersih halaman bermesin [lawnmower] Kecuali: berhadapan dengan arus listrik (W86.-) W29. Kontak dengan perkakas tangan bermesin dan mesin rumah tangga lainnya Termasuk: blender, mesin cuci alat bermesin seperti: pengering putar, mesin jahit, pembuka kaleng, gergaji, pisau, perkakas taman, pemangkas tanaman, perkakas pertukangan sendiri Kecuali: berhadapan dengan arus listrik (W86.-) W30. Kontak dengan mesin-mesin pertanian Termasuk: mesin pertanian bertenaga hewan, pemanen gabungan, reaper [pembantu panenan], thresher [alat pemisah apdi dari jerami], pengangkat jerami, mesin-mesin pertanian NOS Kecuali: kontak dengan mesin pertanian yang sedang dibawa dengan tenaganya sendiri atau ditarik kendaraan lain (V01-V99), berhadapan dengan arus listrik (W86.-) W31. Kontak dengan mesin lain dan tidak dijelaskan Termasuk: mesin NOS, mesin rekreasi 

1003

Kecuali: kontak dengan mesin pertanian yang sedang dibawa dengan tenaganya sendiri atau ditarik kendaraan lain (V01-V99), berhadapan dengan arus listrik (W86.-) W32. Tembakan senjata api genggam Termasuk: Senjata api untuk penggunaan dengan satu tangan: pistol, revolver Kecuali: Very pistol [pistol untuk sinyal cahaya] (W34.-) W33. Tembakan bedil, shotgun dan senjata api yang lebih besar Termasuk: bedil tentara, bedil berburu, senapan mesin Kecuali: senapan angin (W34.-) W34. Tembakan senjata api lain dan tidak dijelaskan Termasuk: Senapan angin, BB gun, luka tembakan NOS, tertembak NOS, very pistol [flare] W35. Ledakan dan pecahan boiler W36. Ledakan dan pecahan silinder gas Termasuk: kaleng aerosol, tanki udara, tanki gas bertekanan W37. Ledakan dan pecahan ban, pipa, atau selang bertekanan W38. Ledakan dan pecahan peralatan bertekanan lain yang dijelaskan W39. Tembakan kembang api W40. Ledakan material lain Termasuk: bahan peledak, gas yang eksplosif ledakan (dalam): NOS, tempat pembuangan, pabrik, gudang gandum, amunisi W41. Dihadapkan pada jet bertekanan tinggi Termasuk: jet hydraulik, jet pneumatik W42 Dihadapkan pada kebisingan Termasuk: gelombang suara, gelombang supersonik W43. Dihadapkan pada getaran Termasuk: gelombang suara infra W44. Benda asing yang mausk melalui mata atau lobang alamiah Kecuali: cairan korosif (X49.-), menghirup atau menelan benda asing dengan obstruksi saluran pernafasan (W78-W80) W45. Benda atau objek asing yang masuk melalui kulit Termasuk: pinggir kertas yang kaku, kuku, serpihan, pinggir kaleng Kecuali: kontak dengan: kaca tajam (W25.-), pisau, pedang, atau belati (W26.-), perkakas tangan (tanpa listrik)(berlistrik) (W27-W29), dihantam objek-objek (W20-W22) W49. Dihadapkan pada daya mekanis lain and tidak dijelaskan dari benda mati Termasuk: daya gravitasi (G) abnormal



1004

DIHADAPKAN PADA DAYA MEKANIS MAKHLUK HIDUP (W50-W64) Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian Kecuali: gigitan, berbisa (X20-X29), sengatan (berbisa) (X20-X29) W50. Dipukul, ditendang, dipuntir, digigit, atau dicakar oleh orang lain Kecuali: serangan (X85-Y09), dihantam oleh objek-objek (W20-W22) W51. Diserang atau dihantam badan oleh orang lain Kecuali: jatuh akibat tabrakan (pembawa) pejalan kaki dengan (pembawa) pejalan kaki lainnya (W03.-) W52. Diremuk, didorong, atau diinjak oleh kerumunan manusia W53. Digigit tikus W54. Digigit atau diserang anjing W55. Digigit atau diserang mamalia lainnya Kecuali: kontak dengan mamalia laut (W56.-) W56. Kontak dengan mamalia laut Digigit atau diserang binatang laut W57. Digigit atau disengat oleh insekta tak berbisa atau artropoda tak berbisa lainnya W58. Digigit atau diserang oleh buaya W59. Digigit atau diremukkan oleh reptil lainnya Termasuk: lizard, ular yang tak berbisa W60. Kontak dengan duri dan tonjolan dan daun tajam tanaman W64. Dihadapkan dengan daya mekanis makhluk hidup lain dan tidak dijelaskan KECELAKAAN TENGGELAM (W65-W74) Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian Kecuali tenggelam akibat kecelakaan transport (V01-V99), kecelakaan transport air (V90.-, V92.-), tanah longsor (X34-X39) W65. Tenggelam ketika di bak mandi W66. Tenggelam setelah jatuh ke dalam bak mandi W67. Tenggelam ketika di kolam renang W68. Tenggelam setelah jatuh ke kolam renang W69. Tenggelam ketika di perairan alam Termasuk: danau, sungai, jeram, laut terbuka W70. Tenggelam setelah jatuh ke perairan alam W73. Tenggelam lain yang dijealskan Termasuk: tanki pemadam kebakaran, reservoir W74. Tenggelam yang tidak dijelaskan



1005

Termasuk:

tenggelam NOS, jatuh ke air NOS

KECELAKAAN LAIN YANG MENGANCAM PERNAFASAN (W75-W84) Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian W75. Tercekik (suffocation and strangulation) karena kecelakaan di tempat tidur Termasuk: tercekik oleh alasa kasur, bantal, badan ibu: W76. Tercekik dan tergantung karena kecelakaan ainnya (hanging and strangulation) W77. Ancaman pernafasan akibat terkurung, tanah longsor dan benda jatuh lainnya Termasuk: terkurung (cave-in) NOS Kecuali: cave-in akibat permukaan tanah berubah – cataclysm (X34-X39) cave-in tanpa sesak nafas atau tercekik (W20.-) W78. Inhalasi isi lambung Termasuk: asfiksia atau tercekik oleh vomitus (makanan yang dikeluarkan dari lambung) aspirasi dan inhalasi vomitus (ke dalam saluran pernafasan) NOS kompresi trakhea, penghentian atau obstruksi nafas akibat vomitus di esofagus Kecuali: cedera, selain asfiksia atau obstruksi saluran nafas, akibat vomitus (W44.-) obstruksi esofagus oleh vomitus tanpa disebutkan asfiksia atau obstruksi saluran nafas (W44.-) W79. Inhalasi dan menelan makanan menyebabkan obstruksi saluran pernafasan Termasuk: asfiksia atau tercekik oleh makanan (termasuk tulang atau biji-bijian) aspirasi dan inhalasi makanan (ke dalam saluran nafas) NOS kompresi trakhea, penghentian atau obstruksi nafas akibat makanan di esofagus obstruksi farings oleh (bolus) makanan Kecuali: inhalasi vomitus (W78.-) cedera, selain asfiksia atau obstruksi saluran nafas, akibat makanan (W44.-) obstruksi esofagus oleh makanan tanpa disebutkan asfiksia atau obstruksi saluran nafas (W44.-) W80. Inhalation and ingestion of other objects causing obstruction of respiratory tract Termasuk: asfiksia atau tercekik oleh objek selain makanan atau vomitus, yang memasuki mulut atau hidung aspirasi dan inhalasi benda asing, kecuali makanan atau vomitus (ke dalam saluran nafas), NOS kompresi trakhea, penghentian atau obstruksi nafas akibat benda asing di esofagus benda asing di hidung, obstruksi farings oleh benda asing Kecuali: inhalasi vomitus atau makanan(W78-W79)



1006

cedera, selain asfiksia atau obstruksi saluran nafas, akibat benda asing(W44.-) obstruksi esofagus oleh benda asing tanpa disebutkan asfiksia atau obstruksi saluran nafas (W44.-) W81. Terkurung atau terjebak di dalam lingkungan dengan kadar oksigen rendah Termasuk: terkurung di dalam refrigerator atau rongga kedap udara lainnya menyelam dengan suplai udara yang tidak memadai Kecuali: nafas dihambat oleh kantong plastik (W83.-) W83. Ancaman lain terhadap pernafasan Termasuk: nafas dihambat oleh kantong plastik W84. Ancaman bernafas yang tidak dijelaskan Termasuk: asfiksia NOS, aspirasi NOS, nafas dihambat (suffocation) NOS DIHADAPKAN PADA ARUS LISTRIK, RADIASI DAN UDARA DENGAN SUHU DAN TEKANAN EKSTRIM (W85-W99) Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian Kecuali: dihadapkan pada alam yang dingin (X31.-), panas (X30.-), radiasi NOS (X39.-), cahaya matahari (X32.-) korban petir (X33.-) W85. Dihadapkan pada kabel transmisi listrik W86. Dihadapkan pada arus listrik lain yang dijelaskan W87. Dihadapkan pada arus listrik yang tidak dijelaskan Termasuk: luka atau cedera lian akibat arus listrik NOS, syok listrik NOS, elektrokusi NOS W88. Dihadapkan pada radiasi isonisasi Termasuk: isotop radioaktif, sinar X W89. Dihadapkan pada sinar terlihat dan ultraviolet buatan manusia Termasuk: cahaya (arc = arus listirk melalui gas) pengelasan W90. Dihadapkan pada radiasi non-ionisasi lainnya Termasuk: radiasi infrared, laser, frekuensi radio W91. Dihadapkan pada jenis radiasi yang tidak dijelaskan W92. Dihadapkan pada panas berlebihan yang berasal dari buatan manusia W93. Dihadapkan pada dingin berlebihan yang berasal dari buatan manusia Termasuk: kontak dengan atau inhalasi udara, hidrogen atau nitrogen cair, es kering berada di dalam unit deep-freeze dalam waktu lama W94. Dihadapkan pada tekanan udara tinggi, rendah dan berubah-ubah Termasuk:



1007

tekanan udara tinggi [akibat pengurangan air yang cepat dalam tekanan atmosfir ?] ketika muncul ke permukaan dari menyelam di air dalam atau dari bawah tanah bertempat tinggal atau berkunjung lama di tempat tinggi sebagai penyebab anoxia, barodontalgia, barotitis, hypoxia, mountain sickness perubahan mendadak dalam tekanan udara di dalam aircraft sewaktu naik atau turun W99. Dihadapkan pada faktor lingkungan lain dan tidak dijelaskan buatan manusia



1008

DIHADAPKAN PADA ASAP, API DAN BENDA MEMBARA [FLAME] (X00-X09) Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian Termasuk: api akibat petir Kecuali: kecelakaan transport (V01-V99), api yang muncul akibat ledakan (W35-W40) arson [pembakaran sebagai kejahatan] (X97.-) X00. Dihadapkan pada api tak terkontrol di dalam bangunan atau struktur runtuhan, dihantam objek yang jatuh dari, jatuh atau melompat dari: bangunan yang terbakar api yang sangat panas dan tak terkontrol (conflagration) api, lelehan, api membara (smouldering ) pada perabot X01. Dihadapkan pada api tak terkontrol, bukan di dalam bangunan atau struktur Termasuk: api kebakaran hutan X02. Dihadapkan pada api terkontrol, bukan di dalam bangunan atau struktur Termasuk: api di perapian atau tungku X03. Dihadapkan pada api terkontrol, bukan di dalam bangunan atau struktur Termasuk: api perkemahan X04. Dihadapkan pada kebakaran material yang sangat mudah terbakar Termasuk: pembakanan bensin, minyak tanah, minyak bakar X05. Dihadapkan pada kepakaran atau pelelehan pakaian malam X06. Dihadapkan pada pakaian lain yang terbakar dan meleleh Termasuk: pembakaran atau pelelehan perhiasan plastik X08. Dihadapkan pada asap, api dan flame lain yang dijelaskan X09. Dihadapkan pada asap, api dan flame yang tidak dijelaskan Termasuk: kebakaran NOS, insinerasi NOS KONTAK DENGAN PANAS DAN BENDA-BENDA PANAS (X10-X19) Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian Kecuali: dihadapkan pada panas alam berlebihan (X30.-), api dan flame (X00-X09) X10. Kontak dengan minuman, makanan, lemak dan minyak makan panas X11. Kontak dengan air keran panas Termasuk: air panas di bak mandi, ember, wadah perendaman; mengalir dari selang, keran X12, Kontak dengan cairan panas lainnya Termasuk: air yang dipanaskan di tungku Kecuali: logam panas (cair) (X18.-) X13. Kontak dengan uap air dan uap panas lain (vapour) X14. Kontak dengan udara dan gas panas Termasuk: inhalasi udara dan gas panas X15. Kontak dengan peralatan rumah tangga yang panas 

1009

Termasuk: pemasak, plat panas, pemasak air, pan (kaca) (logam), tungku, pemanggang roti Kecuali: alat pemanas (X16.-) X16. Kontak dengan alat, radiator, dan pipa pemanas yang panas X17. Kontak dengan mesin dan perkakas panas Kecuali: alat, radiator, dan pipa pemanas yang panas (X16.-) peralatan rumah tangga yang panas (X15.-) X18. Kontak dengan logam panas lainnya Termasuk: logam cair X19. Kontak dengan benda panas dan pemanas lain dan tidak dijelaskan Kecuali: objek yang biasanya tidak panas, seperti yang dipanaskan api rumah (X00-X09) KONTAK DENGAN HEWAN DAN TANAMAN BERBISA (X20-X29) Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian Termasuk: zat kimia yang dilepaskan binatang, serangga; gigitan dan sengatan berbisa pelepasan bisa dari taring, rambut, spina, lengan (tentacles) dan perangkat lainnya Kecuali: menelan hewan atau tanaman berbisa (X49.-) X20. Kontak dengan ular dan kadal berbisa Termasuk: ular (berbisa), ular laut, kobra, rattlesnake, krait (ular berbisa bewarna terang) viper (ular Eropa), fer de lance (viper besar yang sangat berbisa) Gila monster (Heloderma suspectum – kadal besar orange-hitam) Kecuali: kadal (tak berbisa) (W59.-), ular tak berbisa (W59.-) X21. Kontak dengan laba-laba berbisa Termasuk: black widow spider, tarantula X22. Kontak dengan kalajengking X23. Kontak dengan wasps [hymenoptera], hornets [wasp besar berbisa] dan lebah Termasuk: yellow jacket [wasp kecil bertanda kuning berkelompok, biasa bersarang di tanah] X24. Kontak dengan centipedes [kaki seratus] dan millipedes (tropis) berbisa X25. Kontak dengan arthropoda berbisa lain yang dijelaskan Termasuk: semut, caterpillar (ulat) X26. Kontak dengan binatang dan tanaman laut berbisa Termasuk: coral, jellyfish, nematocysts sea: anemone, cucumber, urchin Kecuali: binatang laut tidak berbisa (W56.-), ular laut (X20.-) X27. Kontak dengan binatang berbisa lain yang dijelaskan X28. Kontak dengan tanaman berbisa lain yang dijelaskan



1010

Termasuk: penyuntikan racun atau toksin ke dalam atau melalui kulit oleh duri, spina atau cara lain oleh tanaman Kecuali: menelan tanaman beracun (X49.-), luka tusuk NOS akibat duri atau spina tanaman (W60.-) X29. Kontak dengan binatang atau tanaman berbisa yang tidak dijelaskan Termasuk: sengatan (berbisa) NOS, gigitan berbisa NOS DIHADAPKAN PADA KEKUATAN ALAM (X30-X39) Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian X30. Dihadapkan pada panas alam berlebihan Termasuk: panas berlebihan sebagai penyebab sunstroke, dihadapkan pada panas NOS Kecuali: panas berlebihan buatan manusia (W92.-) X31. Dihadapkan pada dingin alam berlebihan Termasuk: dingin berlebihan sebagai penyebab: chilblains NOS, imersi kaki atau tangan dihadapkan pada: dingin NOS, kondisi cuaca Kecuali: dingin berlebihan buatan manusia (W93.-) kontak dengan atau inhalasi: es kering (W93.-), gas cair (W93.-) X32. Dihadapkan pada cahaya matahari X33. Korban petir Kecuali: api akibat petir (X00-X09) cedera akibat pohon atau objek lain yang jatuh akibat petir (W20.-) X34. Korban gempa bumi X35. Korban letusan gunung berapi X36. Korban longsor, tanah bergeser dan gerakan bumi lainnya Termasuk: longsoran lumpur dalam jumlah yang sangat besar Kecuali: gempa bumi (X34.-) tabrakan dengan longsoran yang sedang tidak bergerak (V01-V99) X37. Korban hujan badai yang menghancurkan Termasuk: hujan lebat, blizzard [badai salju], tornado [angin putting beliung] cyclone [angin berputar], hurricane cyclone dengan hujan dan angin kencang gelombang pasang akibat hujan badai kendaraan transport terdorong ke luar jalan oleh hujan badaibadai Kecuali: kolaps bendungan atau struktur buatan menyebabkan pergerakan tanah (X36.-) kecelakaan transport setelah hujan badai (V01-V99) X38. Korban banjir Termasuk: banjir akibat hujan badai setempat atau di tempat lain: banjir hebat akibat salju meleleh Kecuali: kolaps bendungan atau struktur buatan menyebabkan pergerakan tanah (X36.-) gelombang pasang NOS (X39.-), akibat hujan badai (X37.-)



1011

X39. Dihadapkan pada kekuatan alam lainnya dan tidak dijelaskan Termasuk: radiasi alam NOS, gelombang pasang NOS Kecuali: exposure NOS (X59.-) KERACUNAN OLEH DAN DIHADAPKAN PADA ZAT-ZAT BERACUN (X40-X49) Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian Untuk daftar obat dan zat lain pada kategori 3 karakter, lihat Table of drugs and chemicals pada Alphabetical Index. Bukti keterlibatan alkohol bersama zat yang dinyatakan di bawah bisa diidentifikasi dengan kode tambahan Y90-Y91. Termasuk: overdosis tak sengaja dari obat, obat yang salah pemberian, dan obat yang digunakan secara tidak sengaja kecelakaan dalam penggunaan obat, medikamentosa, dan zat biologis lain dalam prosedur medis dan bedah keracunan, kalau tidak dinyatakan apakah kecelakaan atau dengan niat melukai Kecuali: pemberian dengan maksud bunuh diri atau membunuh, atau berniat melukai, atau dalam situasi yang bisa diklasifikasikan pada X60-X69, X85-X90, Y10-Y19; obat yang benar yang diberikan secara benar dalam dosis pengobatan atau pencegahan sebagai penyebab efek yang tidak diinginkan (Y40-Y59) X40. Keracunan dan dihadapkan secara tidak sengaja pada obat analgetika, antipiretika, dan antirematik non-opioid Termasuk: derivat 4-aminophenol, nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID] derivat pirazolone, salisilat X41. Keracunan dan dihadapkan secara tidak sengaja pada obat antiepileptika, sedatifhipnotik, antiparkinson, dan psikotropika, not elsewhere classified Termasuk: antidepresant, penenang, barbiturat, neuroleptik, iminostilbene, derivat hidantoin komponen methaqualone, psychostimulant, suksinimida dan oxazolidinedion X42. Keracunan dan dihadapkan secara tidak sengaja pada narkotika dan psikodisleptik [hallusinogen], not elsewhere classified Termasuk: (derivat) cannabis, cocaine, codeine, heroin, lysergide [LSD], mescaline methadone, morphine, opium (alkaloids) X43. Keracunan dan dihadapkan secara tidak sengaja pada obat lain yang bekerja pada sistem syaraf otonom Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan spasmolitik parasympathomimetics [cholinergics] simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik [adrenergik] X44. Keracunan dan dihadapkan secara tidak sengaja pada obat, medikament, dan zat biologis lain dan tidak dijelaskan Termasuk: obat yang mempengaruhi: sistem kardiovaskuler, sistem gastrointestinum agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan sistem pernafasan



1012

obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam urat hormon and substitusi sintetiknya, agen keseimbangan air agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan anti-infeksi lainnya vaksin,

gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal), preparat topis

X45. Keracunan dan dihadapkan secara tidak sengaja pada alkohol Termasuk: alcohol: NOS, butyl [1-butanol], ethyl [ethanol], isopropyl [2-propanol], methyl [methanol], propyl [1-propanol] fusel oil X46. Keracunan dan dihadapkan secara tidak sengaja pada pelarut organik dan hidrokarbon berhalogen dan uapnya Termasuk: benzene dan homolognya, carbon tetrachloride [tetrachloromethane], chlorofluorocarbons, (derivat) petroleum X47. Keracunan dan dihadapkan secara tidak sengaja pada gas dan uap lainnya Termasuk: carbon monoxide, nitrogen oxides, sulfur dioxide, utility gas gas air mata [lacrimogenic gas, tear gas], gas buangan motor (kendaraan) Kecuali: asap dan uap logam (X49.-) X48. Keracunan dan dihadapkan secara tidak sengaja pada pestisida Termasuk: fumigants [zat dalam semprotan asap], pengawet kayu fungisida, herbisida, insektisida, rodentisida Kecuali: makanan dan pupuk tanaman (X49.-) X49. Keracunan dan dihadapkan secara tidak sengaja pada zat kimia dan beracun lain dan tidak dijelaskan Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif, cat dan pewarna, sabun dan deterjen, perekat dan zat adhesif, logam termasuk asap dan uapnya makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan tanaman beracun keracunan NOS Kecuali: kontak dengan binatang dan tanaman berbisa (X20-X29) OLAHRAGA BERLEBIHAN, PERJALANAN DAN KEADAAN KEKURANGAN (X50X57) Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian Kecuali: kecelakaan transport (V01-V99), assault (X85-Y09) X50. Olahraga berlebihan dan gerakan yang berat dan berulang Termasuk: mengangkat objek berat atau angkatberat, lari maraton, mendayung X51. Travel dan berpindah X52. Tinggal terlalu lama di lingkungan tanpa bobot Termasuk: keadaan tanpa bobot di (simulator) pesawat ruang angkasa X53. Kehabisan makanan



1013

Termasuk: kehabisan makanan sebagai penyebab: tanpa daya, kelaparan, makan tak cukup Kecuali: tidak diacuhkan atau ditinggalkan (Y06.-) X54. Kehabisan air Termasuk: kehabisan air sebagai penyebab dehidrasi atau tanpa daya Kecuali: tidak diacuhkan atau ditinggalkan (Y06.-) X57. Privasi [kekurangan] lain yang tidak dijelaskan Termasuk: destitution [tanpa teman, uang, atau masa depan] DIHADAPKAN SECARA TIDAK SENGAJA PADA FAKTOR LAIN DAN TIDAK DIJELASKAN (X58-X59) Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian X58. Dihadapkan pada faktor lain yang dijelaskan X59. Dihadapkan pada faktor yang tidak dijelaskan Termasuk: kecelakaan NOS, exposure NOS MELUKAI DIRI SENDIRI DENGAN SENGAJA (X60-X84) Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian Termasuk: meracuni atau mencederai diri sendiri dengan sengaja, (usaha) bunuh diri X60. Sengaja meracuni diri dengan analgetik, antipiretik, dan antirematik non-opioid Termasuk: derivat 4-aminophenol, nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID] derivat pirazolon, salisilat X61. Sengaja meracuni diri dengan obat antiepilepsi, sedatif hipnotik, antiparkinson dan psikotropika, not elsewhere classified Termasuk: antidepresant, penenang, barbiturat, neuroleptik, iminostilbene, derivat hidantoin komponen methaqualone, psychostimulant, suksinimida dan oxazolidinedion X62. Sengaja meracuni diri dengan narcotika dan psikodisleptika [hallucinogens], not elsewhere classified Termasuk: (derivat) cannabis, cocaine, codeine, heroin, lysergide [LSD], mescaline methadone, morphine, opium (alkaloids) X63. Sengaja meracuni diri dengan obat lain yang bekerja pada sistem syaraf otonom Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan spasmolitik parasympathomimetics [cholinergics] simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik [adrenergik] X64. Sengaja meracuni diri dengan obat, medikament, dan zat biologis yang lain dan tidak dijelaskan Termasuk: obat yang mempengaruhi: sistem kardiovaskuler, sistem gastrointestinum agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan sistem pernafasan



1014

obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam urat hormon and substitusi sintetiknya, agen keseimbangan air agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan anti-infeksi lainnya vaksin,

gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal), preparat topis

X65. Sengaja meracuni diri dengan alcohol Termasuk: alcohol: NOS, butyl [1-butanol], ethyl [ethanol], isopropyl [2-propanol], methyl [methanol], propyl [1-propanol] fusel oil X66. Sengaja meracuni diri dengan pelarut organik dan hidrokarbon berhalogen dan uapnya Termasuk: benzene dan homolognya, carbon tetrachloride [tetrachloromethane], chlorofluorocarbons, (derivat) petroleum X67. Sengaja meracuni diri dengan gas dan uap lainnya Termasuk: carbon monoxide, nitrogen oxides, sulfur dioxide, utility gas gas air mata [lacrimogenic gas, tear gas], gas buangan motor (kendaraan) Kecuali: asap dan uap logam (X49.-) X68. Sengaja meracuni diri dengan pesticides Termasuk: fumigants [zat dalam semprotan asap], pengawet kayu fungisida, herbisida, insektisida, rodentisida Kecuali: makanan dan pupuk tanaman (X49.-) X69. Sengaja meracuni diri dengan zat kimia dan beracun lain dan tidak dijelaskan Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif, cat dan pewarna, sabun dan deterjen, perekat dan zat adhesif, logam termasuk asap dan uapnya makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan tanaman beracun keracunan NOS X70. Sengaja melukai diri dengan bergantung, mencekik, dan menutup nafas X71. Sengaja melukai diri dengan tenggelam X72. Sengaja melukai diri dengan tembakan pistol X73. Sengaja melukai diri dengan tembakan bedil, shotgun dan senjata lebih besar X74. Sengaja melukai diri dengan tembakan senjata api lain dan tidak dijelaskan X75. Sengaja melukai diri dengan bahan peledak X76. Sengaja melukai diri dengan asap, api, dan flames X77. Sengaja melukai diri dengan uap air, uap panas dan objek panas X78. Sengaja melukai diri dengan benda tajam



1015

X79. Sengaja melukai diri dengan benda tumpul X80. Sengaja melukai diri dengan melompat dari tempat tinggi Termasuk: sengaja jatuh dari satu level ke level lainnya X81. Sengaja melukai diri dengan melompat atau erbaring di depan onjek bergerak X82. Sengaja melukai diri dengan menabrakkan ranmor Termasuk: tabrakan yang disengaja dengan: ranmor, kereta api, trem Kecuali: tabrakan pesawat (X83.-) X83. Sengaja melukai diri dengan cara lain yang dijelaskan Termasuk: sengaja melukai diri dengan zat kaustik [zat kimia yang bisa merusak jaringan] selain keracunan, : menabrakkan aircraft, electrocution X84. Sengaja melukai diri dengan cara yang tidak dijelaskan ASSAULT (X85-Y09) Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian Termasuk: pembunuhan; cedera yang disebabkan orang lain dengan tujuan untuk mencederai atau membunuh, dengan cara apa pun Kecuali: cedera akibat: intervensi hukum (Y35.-) ,peperangan (Y36.-) X85. Serangan dengan obat, medikamen, dan zat biologis Termasuk: pembunuhan beracun menggunakan zat biologis, obat, dan medikamen apa saja X86. Serangan dengan zat korosif Kecuali: gas korosif (X88.-) X87. Serangan dengan pestisida Termasuk: pengawet kayu Kecuali: makanan dan pupuk tanaman (X89.-) X88. Serangan dengan gas dan uap X89. Serangan dengan zat kimia dan beracun lain yang dijelaskan Termasuk: makanan dan pupuk tanaman X90. Serangan dengan zat kimia atau beracun yang tidak dijelaskan Termasuk: pembunhan beracun NOS X91. Serangan dengan menggantung, mencekik, dan menutup pernafasan X92. Serangan dengan penenggelaman X93. Serangan dengan tembakan pistol X94. Serangan dengan tembakan bedil, shotgun dan senjata api lebih besar X95. Serangan dengan tembakan senjata api lain dan tidak dijelaskan X96. Serangan dengan bahan peledak 

1016

Kecuali: alat pembakar (X97.-) X97. Serangan dengan asap, api dan flames Termasuk: pembakaran yang disengaja, rokok, alat pembakar X98. Serangan dengan uap air, uap panas dan benda panas X99. Serangan dengan benda tajam Termasuk: ditusuk NOS Y00. Serangan dengan benda tumpul Y01. Serangan dengan pendorongan dari tempat tinggi Y02. Serangan dengan mendorong atau meletakkan korban di depan objek bergerak Y03. Serangan dengan menabrakkan kendaraan bermotor Termasuk: sengaja menabrak atau melindas dengan ranmor Y04. Serangan dengan kekuatan badan Termasuk: perkelahian tangan kosong Kecuali: serangan dengan: pencekikan (X91.-), penenggelaman (X92.-), penggunaan senjata (X93-X95, X99.-, Y00.-), serangan seksual dengan kekuatan badan (Y05.-) Y05. Serangan seksual dengan kekuatan badan Termasuk: (usaha) perkosaan, (usaha) sodomi Y06. Tidak diacuhkan dan ditinggalkan [neglect and abandonment] Y06.0 Oleh pasangan hidup atau partner Y06.1 Oleh orang tua Y06.2 Oleh kenalan atau teman Y06.8 Oleh orang lain yang dijelaskan Y06.9 Oleh orang yang tidak dijelaskan Y07. Sindroma salah perlakuan [maltreatment] lainnya Termasuk: kekejaman mental, pelecehan fisik, pelecehan seksual, penyiksaan Kecuali: tidak diacuhkan dan ditinggalkan (Y06.-), serangan seksual dengan kekuatan badan (Y05.-) Y07.0 Oleh pasangan hidup atau partner Y07.1 Oleh orang tua Y07.2 Oleh kenalan atau teman Y07.3 Oleh penguasa resmi Y07.8 Oleh orang lain yang dijelaskan Y07.9 Oleh orang yang tidak dijelaskan Y08. Serangan dengan cara lain yang dijelaskan Y09. Serangan dengan cara yang tidak dijelaskan Termasuk: (usaha) pembunuhan NOS



1017

KEJADIAN YANG NIATNYA TIDAK DIKETAHUI (Y10-Y34) Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian Bagian ini mencakup kejadian dengan informasi yang tidak memadai bagi petugas medis atau hukum dalam menentukan perbedaan antara kecelakaan, melukai diri sendiri atau serangan. Disini termasuk cedera yang dilakukan sendiri, tapi bukan peracunan, kalau tidak dinyatakan kecelakaan atau dengan tujuan melukai Y10. Peracunan oleh dan dihadapkan pada analgetik, antipiretik, dan antirematik nonopioid, niat tidak diketahui Termasuk: derivat 4-aminophenol, nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID] derivat pirazolon, salisilat Y11. Peracunan oleh dan dihadapkan pada obat antiepilepsi, sedatif hipnotik, antiparkinson dan psikotropika, not elsewhere classified, niat tidak diketahui Termasuk: antidepresant, penenang, barbiturat, neuroleptik, iminostilbene, derivat hidantoin komponen methaqualone, psychostimulant, suksinimida dan oxazolidinedion Y12. Peracunan oleh dan dihadapkan pada narkotika dan psikodisleptika [hallucinogens], not elsewhere classified, niat tidak diketahui Termasuk: (derivat) cannabis, cocaine, codeine, heroin, lysergide [LSD], mescaline methadone, morphine, opium (alkaloids) Y13. Peracunan oleh dan dihadapkan pada obat lain yang bekerja pada sistem syaraf otonom, niat tidak diketahui Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan spasmolitik parasimpatomimetik [cholinergics] simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik [adrenergik] Y14. Peracunan oleh dan dihadapkan pada obat, medikamen, dan zat biologis lain dan tidak dijelaskan, niat tidak diketahui Termasuk: obat yang mempengaruhi: sistem kardiovaskuler, sistem gastrointestinum agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan sistem pernafasan obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam urat hormon and substitusi sintetiknya, agen keseimbangan air agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan anti-infeksi lainnya vaksin, gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal), preparat topis Y15. Peracunan oleh dan dihadapkan pada alkohol, niat tidak diketahui Termasuk: alkohol: NOS, butyl [1-butanol], ethyl [ethanol], isopropyl [2-propanol], methyl [methanol], propyl [1-propanol] fusel oil Y16. Peracunan oleh dan dihadapkan pada pelarut organik dan hidrokarbon berhalogen dan uapnya, niat tidak diketahui Termasuk: benzene dan homolognya, carbon tetrachloride [tetrachloromethane],



1018

chlorofluorocarbons, (derivat) petroleum Y17. Peracunan oleh dan dihadapkan pada gas dan uap lainnya, niat tidak diketahui Termasuk: carbon monoxide, nitrogen oxides, sulfur dioxide, utility gas gas air mata [lacrimogenic gas, tear gas], gas buangan motor (kendaraan) Kecuali: asap dan uap logam (Y19.-) Y18. Peracunan oleh dan dihadapkan pada pesticides, niat tidak diketahui Termasuk: fumigants [zat dalam semprotan asap], pengawet kayu fungisida, herbisida, insektisida, rodentisida Kecuali: makanan dan pupuk tanaman (X49.-) Y19. Peracunan oleh dan dihadapkan pada zat kimia dan zat beracun lain dan tidak dijelaskan, niat tidak diketahui Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif, cat dan pewarna, sabun dan deterjen, perekat dan zat adhesif, logam termasuk asap dan uapnya makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan tanaman beracun keracunan NOS Y20. Penggantungan, pencekikan, dan penutupan jalan nafas, niat tidak diketahui Y21. Tenggelam, niat tidak diketahui Y22. Tembakan senjata genggam, niat tidak diketahui Y23. Tembakan bedil, shotgun, dan senjata api yang lebih besar, niat tidak diketahui Y24. Tembakan senjata api lain dan tidak dijelaskan, niat tidak diketahui Y25. Kontak dengan bahan peledak, niat tidak diketahui Y26. Dihadapkan pada asap, api, dan flames, niat tidak diketahui Y27. Kintak dengan uap air, uap panas dan objek panas, niat tidak diketahui Y28. Kontak dengan benda tajam, niat tidak diketahui Y29. Kontak dengan benda tumpul, niat tidak diketahui Y30. Jatuh, melompat, atau didorong dari tempat tinggi, niat tidak diketahui Termasuk: korban yang jatuh dari satu tingkat ke tingkat lain, niat tidak diketahui Y31. Jatuh, berbaring, atau lari ke depan atau ke objek bergerak, niat tidak diketahui Y32. Tabrakan ranmor, niat tidak diketahui Y33. Kejadian lain yang dijelaskan, niat tidak diketahui Y34. Kejadian yang tidak dijelaskan, niat tidak diketahui INTERVENSI HUKUM DAN PEPERANGAN (Y35-Y36) Y35. Intervensi hukum Y35.0 Intervensi hukum yang melibatkan tembakan senjata api



1019

Y35.1 Y35.2 Y35.3

Y35.4 Y35.5

Y35.6 Y35.7

Intervensi hukum dengan: senapan mesin, revolver, pelet bedil atau peluru karet Intervensi hukum yang melibatkan peledak Intervensi hukum dengan: dinamit, tembakan peledak, granat, bom mortir Intervensi hukum yang melibatkan gas Asfiksia atau dengan gas, cedera dengan gas air mata, pada intervensi hukum Intervensi hukum yang melibatkan benda tumpul Dipukul dengan tongkat, kaki kursi, benda tumpul, sewaktu intervensi hukum Intervensi hukum yang melibatkan benda tajam Tersayat, tertusuk, dicederai bayonet, sewaktu intervensi hukum Eksekusi hukum Setiap eksekusi atas perintah hakim atau pemerintah, seperti: hukuman mati, ditembak, dicekik dengan gas, diracun, digantung, dipancung, disengat dengan listrik Intervensi hukum yang melibatkan cara-cara yang dijelaskan Diperlakukan dengan kasar Intervensi hukum, cara-cara tidak dijelaskan

Y36. Peperangan Note: Cedera akibat perang yang terjadi setelah genjatan senjata diklasifikasikan pada Y36.8. Termasuk: cedera pada personil militer dan sipil akibat perang dan pemberontakan Y36.0 Perang yang melibatkan ledakan senjata laut Bom yang meledak pada kedalaman tertentu, ledakan bawah laut, tembakan artilleri dari laut, torpedo, ranjau laut, ranjau NOS di laut atau pelabuhan Y36.1 Perang yang melibatkan penghancuran pesawat terbang Pesawat terbang: terbakar, meledak, ditembak jatuh Remuk akibat pesawat terbang yang jatuh Y36.2 Perang yang melibatkan ledakan dan fragmen lain Di saat perang: Ledakan tak sengaja dari: mesiu yang digunakan dalam perang, senjata sendiri Bom (fragmen) antipersonil, ranjau NOS Ledakan (dari): peluru artilleri, blok meriam, bom mortir Fragmen dari: peluru (artilleri), ranjau darat, pecahan tajam, granat, bom, rudal Y36.3 Perang yang melibatkan api, kebakaran hebat, dan zat panas Asfiksia, luka bakar, cedera lain akibat api yang ditimbulkan langsung oleh alat pembuat api atau secara tidak langsung oleh senjata konventsional apa pun Bom minyak Y36.4 Perang yang melibatkan tembakan senjata api dan bentuk lain perang konvensional Luka pertempuran, cedera bayonet, pellet shotgun, tenggelamdalam perang NOS Peluru: karaben, senapan mesin, pistol, bedil, peluru karet Y36.5 Perang yang melibatkan senjata nuklir



1020

Efek ledakan, efek bola api, panas, dihadapkan pada radiasi ionisasi senjata nuklir Y36.6 Y36.7 Y36.8

Y36.9

Efek langsung dan sekunder lain dari senjata nuklir Perang yang melibatkan senjata biologis Perang yang melibatkan senjata kimia dan bentuk lain perang non-konvensional Gas, asap dan zat kimia; laser Perang yang terjadi setelah genjatan senjata Cedera akibat ledakan bom atau ranjau yang dipasang sewaktu perang, kalau terjadi setelah gencatan senjata Cedera yang diklasifikasikan Y36.0-Y36.7 atau Y36.9, terjadi setelah gencatan senjata Perang, tidak dijelaskan

KOMPLIKASI ASUHAN MEDIS DAN BEDAH (Y40-Y84) Termasuk: komplikasi peralatan medis obat yang benar yang diberikan dengan dosis terapi atau pencegahan secara benar sebagai penyebab efek yangtidak diinginkan kecelakaan pada pasien sewaktu asuhan bedah dan medis prosedur bedah dan medis sebagai penyebab reaksi abnormal dari pasien, atau komplikasi kemudian, tanpa disebutkan kecelakaan pada saat prosedur dilakukan Kecuali: overdosis obat atau obat yang salah diberikan secara tidak sengaja (X40-X44) OBAT, MEDIKAMEN DAN ZAT BIOLOGIS YANG MENYEBABKAN EFEK YANG TIDAK DIINGINKAN DALAM PENGOBATAN (Y40-Y59) Note: Untuk daftar obat yang diberikan dalam subdivisi karakter ke-4, lihat Table of drugs and chemicals di Alphabetical Index. Kecuali: Kecelakaan dalam cara pemberian obat, medikamen dan zat biologis dalam prosedur bedah dan medis (Y60-Y69) Y40. Antibiotika sistemik Kecuali: antibiotika antineoplastik (Y43.3), antibiotika yang dipakai secara topis (Y56.-) Y40.0 Penicillins Y40.1 Cefalosporins dan antibiotika beta-lactam lainnya Y40.2 Chloramphenicol group Y40.3 Macrolides Y40.4 Tetracyclines Y40.5 Aminoglycosides Streptomycin Y40.6 Rifamycins Y40.7 Antifungal antibiotics, systemically used Y40.8 Antibiotika sistemik lainnya Y40.9 Antibiotika sistemik, tidak dijelaskan Y41. Antiinfeksi dan antiparasit sistemik lainnya Kecuali: anti-infektif, digunakan secara topis (Y56.-) Y41.0 Sulfonamides



1021

Y41.1 Y41.2 Y41.3 Y41.4 Y41.5 Y41.8

Y41.9

Obat antimikobakteria Kecuali: streptomycin (Y40.5), rifamycins (Y40.6) Antimalarials dan obat yang bekerja pada protozoa darah lainnya Kecuali: derivat hydroxyquinoline (Y41.8) Obat antiprotozoa lainnya Anthelminthics Obat antivirus Kecuali: cytarabine (Y43.1), amantadine (Y46.7) Antiinfektif dan antiparasit sistemik lain yang dijelaskan Derivat hydroxyquinoline Kecuali: obat antimalaria (Y41.2) Antiinfektif dan antiparasit sistemik, tidak dijelaskan

Y42. Hormon dan substitusi sintetik serta antagonisnya, not elsewhere classified Kecuali: mineralocorticoid dan antagonistnya (Y54.0-Y54.1), hormon paratiroid danderivatnya (Y54.7), hormon oksitosin (Y55.0) Y42.0 Glucocorticoids dan analog sintetiknya Kecuali: glucocorticoids, dipakai secara topis (Y56.-) Y42.1 Hormon tiroid dan substitusinya Y42.2 Obat antitiroid Y42.3 Insulin dan obat hypoglycaemic [antidiabetic] oral Y42.4 Kontrasepsi oral Preparat barbahan ganda dan tunggal Y42.5 Estrogens dan progestogens lainnya Campuran dan substitusinya Y42.6 Antigonadotrophins, antiestrogens, antiandrogens, not elsewhere classified Tamoxifen Y42.7 Androgens dan zat anabolik lainnya Y42.8 Hormon dan substitusi sintetik lain dan tidak dijelaskan Hormon pituitary anterior [adenohypophyseal] Y42.9 Antagonis hormon lainnya dan tidak dijelaskan Y43. Agen-agen yang terutama bersifat sistemik Kecuali: vitamins NEC (Y57.7) Y43.0 Obat antiallergi dan antiemetik Kecuali: neuroleptika berbasis phenothiazine (Y49.3) Y43.1 Antimetabolite yang bersifat antineoplastik Cytarabine Y43.2 Produk alamiah antineoplastik Y43.3 Obat antineoplastik lainnya Antibiotika antineoplastik Kecuali: tamoxifen (Y42.6) Y43.4 Agen-agen Immunosuppressive Y43.5 Agen-agen pengasaman dan pembasaan Y43.6 Enzymes, not elsewhere classified Y43.8 Agen lainnya yang secara primer adalah sistemik, not elsewhere classified Antagonis logam berat (heavy-metal)



1022

Y43.9

Agen yang secara primer adalah sistemik, tidak dijelaskan

Y44. Agen-agen yang terutama mempengaruhi konstituen darah Y44.0 Preparat besai dan preparat anti-anaemia hypochromik Y44.1 Vitamin B12, folic acid dan preparat anti-anaemia megaloblastic Y44.2 Antikoagulan Y44.3 Antagonis antikoagulant, vitamin K dan koagulan lainnya Y44.4 Obat antitrombotik [inhibitor aggregasi platelet] Kecuali: acetylsalicylic acid (Y45.1), dipyridamole (Y52.3) Y44.5 Obat-obat trombolitik Y44.6 Darah alam dan produk darah Kecuali: immunoglobulin (Y59.3) Y44.7 Substitusi plasma Y44.9 Agen lain dan tidak dijelaskan yang mempengaruhi konstituen darah Y45. Obat analgesik, antipiretik dan antiperadangan Y45.0 Opioids da analgesics yang berhubungan Y45.1 Salicylates Y45.2 Derivat propionic acid Derivat propanoic acid Y45.3 Nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID] lainnya Y45.4 Antirheumatics Kecuali: chloroquine (Y41.2), glucocorticoids (Y42.0), salicylates (Y45.1) Y45.5 Derivat 4-aminophenol Y45.8 Analgesics dan antipyretics lainnya Y45.9 Analgesic, antipyretic and anti-inflammatory drug, tidak dijelaskan Y46. Obat antiepilepsi dan antiparkinsonisme Kecuali: barbiturates NEC (Y47.0), benzodiazepines (Y47.1) paraldehyde (Y47.3), acetazolamide (Y54.2) Y46.0 Succinimides Y46.1 Oxazolidinediones Y46.2 Derivat hydantoin Y46.3 Deoxybarbiturates Y46.4 Iminostilbenes Carbamazepine Y46.5 Valproic acid Y46.6 Antiepileptics lain dan tidak dijelaskan Y46.7 Obat antiparkinsonism Amantadine Y46.8 Obat antispasticity Kecuali: benzodiazepines (Y47.1) Y47. Obat sedatif, hipnotik dan anticemass Y47.0 Barbiturates, not elsewhere classified Kecuali: deoxybarbiturates (Y46.3), thiobarbiturates (Y48.1) Y47.1 Benzodiazepines Y47.2 Cloral derivatives



1023

Y47.3 Y47.4 Y47.5 Y47.8 Y47.9

Paraldehyde Komponen bromine Sedatives dan hypnotics campuran, not elsewhere classified Obat sedatives, hypnotics dan antianxiety lainnyaa Methaqualone Obat sedatives, hypnotic dan antianxiety, tidak dijelaskan Sleeping: draught NOS, drug NOS, tablet NOS

Y48. Gas anestesi dan terapi Y48.0 Inhaled anaesthetics Y48.1 Parenteral anaesthetics Thiobarbiturates Y48.2 General anaesthetics lain dan tidak dijelaskan Y48.3 Local anaesthetics Y48.4 Anaesthetic, tidak dijelaskan Y48.5 Therapeutic gases Y49. Obat psikotropika, not elsewhere classified Kecuali: barbiturates NEC (Y47.0), benzodiazepines (Y47.1), methaqualone (Y47.8) cocaine (Y48.3), caffeine (Y50.2), appetite depressants [anorectics] (Y57.0) Y49.0 Antidepressants tricyclic dan tetracyclic Y49.1 Antidepressants monoamine-oxidase-inhibitor Y49.2 Antidepressants lain dan tidak dijelaskan Y49.3 Antipsychotics dan neuroleptics phenothiazine Y49.4 Neuroleptics butyrophenone dan thioxanthene Y49.5 Antipsychotics dan neuroleptics lainnya Kecuali: rauwolfia (Y52.5) Y49.6 Psychodysleptics [hallucinogens] Y49.7 Psychostimulants dengan potensi abuse Y49.8 Obat psikotropika lainnya, not elsewhere classified Y49.9 Obat psikotropika, tidak dijelaskan Y50. Perangsang sistem syaraf pusat, not elsewhere classified Y50.0 Analeptics Y50.1 Antagonis reseptor opioid Y50.2 Methylxanthines, not elsewhere classified Caffeine Kecuali: aminophylline (Y55.6), theobromine (Y55.6), theophylline (Y55.6) Y50.8 Perangsang sistem syaraf pusat lainnya Y50.9 Perangsang sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan Y51. Obat yang terutama mempengaruhi sistem syaraf otonom Y51.0 Agen anticholinesterase Y51.1 Parasympathomimetics [cholinergics] lainnya Y51.2 Ganglionic blocking drugs, not elsewhere classified



1024

Y51.3

Y51.4 Y51.5 Y51.6 Y51.7 Y51.8 Y51.9

Parasympatholytics [anticholinergics and antimuscarinics] dan spasmolytics lain, NEC Papaverine Agonist predominant alpha-adrenoreceptor, not elsewhere classified Metaraminol Agonist predominant beta-adrenoreceptor, not elsewhere classified Kecuali: salbutamol (Y55.6) Antagonist alpha-adrenoreceptor, not elsewhere classified Kecuali: ergot alkaloids (Y55.0) Antagonists beta-adrenoreceptor, not elsewhere classified Centrally acting and adrenergic-neuron-blocking agents, not elsewhere classified Kecuali: clonidine (Y52.5), guanethidine (Y52.5) Obat lain dan tidak dijelaskan yang primernya mempengaruhi sistem syaraf otonom Obat yang merangsang adrenoreceptors alpha- dan beta-

Y52. Agen-agen yang primernya mempengaruhi sistem kardiovaskuler Kecuali: metaraminol (Y51.4) Y52.0 Glycosida perangsang jantung dan obat yang memiliki cara kerja yang sama Y52.1 Calcium-channel blockers Y52.2 Obat antidysrhythmic lainnya, not elsewhere classified Kecuali: antagonist beta-adrenoreceptor (Y51.7) Y52.3 Vasodilators a. coronaria, not elsewhere classified Dipyridamole Kecuali: antagonists beta-adrenoreceptor (Y51.7), calcium-channel blockers (Y52.1) Y52.4 Angiotensin-converting-enzyme inhibitors Y52.5 Obat antihypertensive lainnya, not elsewhere classified Clonidine, guanethidine, rauwolfia Kecuali: antagonists β-adrenoreceptor (Y51.7), Ca-channel blockers (Y52.1) diuretics (Y54.0-Y54.5) Y52.6 Obat antihyperlipidaemic dan antiarteriosclerotic Y52.7 Vasodilator perifer (Derivat) nicotinic acid Kecuali: papaverine (Y51.3) Y52.8 Obat antivarises, termasuk sclerosing agents Y52.9 Agen lain dan tidak dijelaskan yang primernya mempengaruhi sistem kardiovaskuler Y53. Agen yang primernya mempengaruhi sistem gastrointestinum Y53.0 Antagonists histamine H2-receptor Y53.1 Obat antacid dan antisekresi lambung lainnya Y53.2 Laxatives Stimulant Y53.3 Laxatives Saline and osmotic Y53.4 Laxatives lain Intestinal atonia drugs Y53.5 Digestants



1025

Y53.6 Y53.7 Y53.8 Y53.9

Antidiarrhoeal drugs Kecuali: antibiotik dan anti-infektif sistemik lainnya(Y40-Y41) Emetics Agen lain yang primernya mempengaruhi sistem gastrointestinum Agen yang primernya mempengaruhi sistem gastrointestinum, tidak dijelaskan

Y54. Agen-agen yang primernya mempengaruhi keseimbangan air dan mineral serta metabolisme asam urat Y54.0 Mineralocortikoids Y54.1 Antagonists mineralocortikoid [antagonist aldosteron] Y54.2 Inhibitor carbonic-anhydrase Acetazolamide Y54.3 Derivat benzothiadiazine Y54.4 Diuretik loop [high-ceiling] Y54.5 Diuretik lainnya Y54.6 Agen keseimbangan elektrolit, kalorik dan air Garam rehidrasi oral Y54.7 Agen yang mempengaruhi kalsifikasi Parathyroid hormones and derivat, group vitamin D Y54.8 Agen yang mempengaruhi metabolisme asam urat Y54.9 Garam mineral, not elsewhere classified Y55. Agen yang primernya bekerja pada otot polos dan lurik dan sistem pernafasan Y55.0 Obat oxytocic Alkaloids ergot Kecuali: estrogens, progestogens and antagonists (Y42.5-Y42.6) Y55.1 Relaxant otot skeletal [neuromuscular blocking agents] Kecuali: antispasticity drugs (Y46.8) Y55.2 Agen lain dan tidak dijelaskan yang primernya bekerja pada otot Y55.3 Antitussives Y55.4 Expectorants Y55.5 Obat anti-common-cold Y55.6 Antiasthmatics, not elsewhere classified Aminophylline, salbutamol, theobromine, theophylline Kecuali: agonists beta-adrenoreceptor (Y51.5) hormon pituitary anterior [adenohypophyseal] (Y42.8) Y55.7 Agen lain dan tidak dijelaskan yang primernya bekerja pada sistem pernafasan Y56. Agen-agen topis yang terutama mempengaruhi kulit dan membran mukosa, serta obat mata, telinga, hidung dan tenggorokan (THT), dan gigi Termasuk: glucocorticoids, topically used Y56.0 Obat antifungal, anti-infective and anti-inflammatory lokal, not elsewhere classified Y56.1 Antipruritics Y56.2 Astringents lokal dan detergents lokal Y56.3 Emollients, demulcents dan protectants Y56.4 Keratolytics, keratoplastics serta obat dan preparat pengobatan rambut lainnya Y56.5 Obat dan preparat ophthalmological Y56.6 Obat dan preparat otorhinolaryngological 

1026

Y56.7

Obat gigi, yang dipasang secara topis

Y56.8

Agen topis lainnya Spermicides Agen topis, tidak dijelaskan

Y56.9

Y57. Obat dan medikamen lain dan tidak dijelaskan Y57.0 Appetite depressants [anorectics] Y57.1 Obat lipotropik Y57.2 Antidotes dan agen chelating, not elsewhere classified Y57.3 Alcohol deterrents Y57.4 Pharmaceutical excipients Y57.5 X-ray contrast media Y57.6 Agen diagnostik lainnya Y57.7 Vitamins, not elsewhere classified Kecuali: vit. B12 (Y44.1), vit. K (Y44.3), nicotinic acid (Y52.7), vit. D (Y54.7) Y57.8 Obat dan medikamen lainnya Y57.9 Obat atau medikamen, tidak dijelaskan Y58. Vaksin-vaksin bakteri Y58.0 BCG vaccine Y58.1 Typhoid and paratyphoid vaccine Y58.2 Cholera vaccine Y58.3 Plague vaccine Y58.4 Tetanus vaccine Y58.5 Diphtheria vaccine Y58.6 Pertussis vaccine, termasuk kombinasi dengan sebuah komponen pertussis Y58.8 Vaksin bakteri campuran, kecuali kobinasi dengan sebuah komponen pertussis Y58.9 Vaksin-vaksin bakteri lain dan tidak dijelaskan Y59. Vaksin dan zat biologis lain dan tidak dijelaskan Y59.0 Viral vaccines Y59.1 Rickettsial vaccines Y59.2 Protozoal vaccines Y59.3 Immunoglobulin Y59.8 Vaccines dan zat biologis lain yang dijelaskan Y59.9 Vaccine atau zat biologis, tidak dijelaskan KESALAHAN TERHADAP PASIEN SEWAKTU ASUHAN BEDAH DAN MEDIS (Y60-Y69) Kecuali: peralatan medis yang berhubungan dengan insiden yang tidak diharapkan dalam penggunaan diagnostik dan terapi (Y70-Y82) prosedur bedah dan medis sebagai penyebab reaksi abnormal pasien, tanpa disebutkan kesalahan pada saat prosedur (Y83-Y84) Y60. Terpotong, tertusuk, perforasi atau perdarahan yang tidak diinginkan sewaktu asuhan bedah dan medis



1027

Y60.0 Y60.1 Y60.2 Y60.3 Y60.4 Y60.5 Y60.6 Y60.7 Y60.8 Y60.9

Sewaktu operasi bedah Sewaktu infus atau transfusi Sewaktu dialisis ginjal atau perfusi lainnya Sewaktu injeksi atau imunisasi Sewaktu pemeriksaan endoskopik Sewaktu kateterisasi jantung Sewaktu aspirasi, pungsi dan kateterisasi lainnya Sewaktu pemberian enema Sewaktu asuhan bedah dan medis lainnya Sewaktu asuhan bedah dan medis yang tidak dijelaskan

Y61. Benda asing tertinggal di dalam tubuh sewaktu asuhan bedah dan medis Y61.0 Sewaktu operasi bedah Y61.1 Sewaktu infus atau transfusi Y61.2 Sewaktu dialisis ginjal atau perfusi lainnya Y61.3 Sewaktu injeksi atau imunisasi Y61.4 Sewaktu pemeriksaan endoskopik Y61.5 Sewaktu kateterisasi jantung Y61.6 Sewaktu aspirasi, pungsi dan kateterisasi lainnya Y61.7 Sewaktu pengeluaran kateter atau packing Y61.8 Sewaktu asuhan bedah dan medis lainnya Y61.9 Sewaktu asuhan bedah dan medis yang tidak dijelaskan Y62. Kesalahan dalam sterilisasi sewaktu asuhan bedah dan medis Y62.0 Sewaktu operasi bedah Y62.1 Sewaktu infus atau transfusi Y62.2 Sewaktu dialisis ginjal atau perfusi lainnya Y62.3 Sewaktu injeksi atau imunisasi Y62.4 Sewaktu pemeriksaan endoskopik Y62.5 Sewaktu kateterisasi jantung Y62.6 Sewaktu aspirasi, pungsi dan kateterisasi lainnya Y62.8 Sewaktu asuhan bedah dan medis lainnya Y62.9 Sewaktu asuhan bedah dan medis yang tidak dijelaskan Y63. Kesalahan dosis sewaktu asuhan bedah dan medis Kecuali: kesalahan overdosis dari obat atau obat yang diberikan secara salah (X40-X44) Y63.0 Darah dan cairan lain diberikan berlebihan sewaktu transfusi atau infusi Y63.1 Kesalahan pengenceran cairan yang digunakan sewaktu infusi Y63.2 Overdosis radiasi yang diberikan dalam pengobatan Y63.3 Tak sengaja menghadapkan pasien pada radiasi sewaktu asuhan medis Y63.4 Kesalahan dosis dalam terapi electroshock atau insulin-shock Y63.5 Kesalah nsuhu pada aplikasi dan packing lokal Y63.6 Tidak diberikannya obat, medikamen atau zat biologis yang diperlukan Y63.8 Kesalahan dosis dalam asuhan bedah dan medis lainnya Y63.9 Kesalahan dosis dalam asuhan bedah dan medis yangtidak dijelaskan Y64. Zat medis atau biologis yang terkontaminasi Y64.0 Zat medis atau biologis terkontaminasi, ditransfusikan atau diinfuskan



1028

Y64.1 Y64.8 Y64.9

Zat medis atau biologis terkontaminasi, disuntikkan atau digunakan untuk imunisasi Zat medis atau biologis terkontaminasi, diberikan dengan cara lain Zat medis atau biologis terkontaminasi, diberikan dengan cara yang tidak dijelaskan Pemberian zat medis atau biologis terkontaminasi substance NOS

Y65. Kesalahan lain sewaktu asuhan bedah dan medis Y65.0 Kesalahan dalam kecocokan darah yang dipakai dalam transfusi Y65.1 Cairan yang salah digunakan dalam infusi Y65.2 Kesalahan dalam sutura atau ligatur sewaktu operasi bedah Y65.3 Selang endotrakhea yang dipasang pada tempat yang salah sewaktu prosedur anestesi Y65.4 Keslahan dalam memasang atau melepas selang atau instrumen lain Y65.5 Pelaksanaan operasi yang tidak semestinya Y65.8 Kesalahan lain yang dijelaskan sewaktu asuhan bedah dan medis Y66. Tidak diberikannya asuhan bedah dan dan medis Pengehentian asuhan bedah dan medis secara prematur Y69. Kesalahan yang tidak dijelaskan sewaktu asuhan bedah dan dan medis PERALATAN MEDIS YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSIDEN YANG TIDAK DIINGINKAN DALAM PENGGUNAAN DIAGNOSTIK DAN PENGOBATAN (Y70Y82) Subdivisi karakter ke-4 berikut digunakan untuk kategori Y70-Y82: .0 Peralatan diagnostik dan monitoring .1 Peralatan terapi (nonbedah) dan rehabilitatif .2 Peralatan prosthetik dan implant, material dan aksesoris lainnya .3 Instrumen, material dan peralatan bedah (termasuk benang jahitan) .8 Peralatan lain-lain (miscellaneous), not elsewhere classified Y70. Peralatan anestesiologi berhubungan dengan insiden yang tidak diinginkan Y71. Peralat kardiovaskuler berhubungan dengan insiden yang tidak diinginkan Y72. Peralatan THT berhubungan dengan insiden yang tidak diinginkan Y73. Peralatan gastroenterologi dan urologi berhubungan dengan insiden yang tidak diinginkan Y74. Peralatan untuk penggunaan rumah sakit atau sendiri secara umum berhubungan dengan insiden yang tidak diinginkan Y75. Peralatan neurologis berhubungan dengan insiden yang tidak diinginkan Y76. Peralatan obstetrik dan ginekologi berhubungan dengan insiden yang tidak diinginkan Y77. Peralatan oftalmologis berhubungan dengan insiden yang tidak diinginkan Y78. Peralatan radiologis berhubungan dengan insiden yang tidak diinginkan Y79. Peralatan ortopedik berhubungan dengan insiden yang tidak diinginkan Y80. Peralatan pengobatan fisik berhubungan dengan insiden yang tidak diinginkan



1029

Y81. Peralatan bedah umum dan plastik berhubungan dengan insiden yang tidak diinginkan Y82. Peralatan medis lain dan tidak dijelaskan berhubungan dengan insiden yang tidak diinginkan PEMBEDAHAN DAN PROSEDUR MEDIS LAINNYA SEBAGAI PENYEBAB REAKSI ABNORMAL PASIEN, KOMPLIKASI DI KEMUDIAN HARI, TANPA DISEBUTKAN KESALAHAN PADA SAAT PROSEDUR (Y83-Y84) Y83. Operasi bedah dan prosedur bedah lainnya sebagai penyebab reaksi abnormal pasien, atau komplikasi di kemudian hari, tanpa disebutkan kesalahan pada saat prosedur Y83.0 Operasi bedah dengan transplantasi organ secara utuh (whole organ) Y83.1 Operasi bedah dengan implantasi peralatan internal lainnya Y83.2 Operasi bedah dengan anastomosis, bypass atau graft Y83.3 Operasi bedah dengan pembuatan stoma external Y83.4 Bedah rekonstruksi lainnya Y83.5 Amputasi anggota (anggota) Y83.6 Pembuangan organ lain (partial) (total) Y83.8 Prosedur bedah lainnya Y83.9 Prosedur bedah, tidak dijelaskan

Y84. Prosedur medis lain sebagai penyebab rekasi abnormal pasien, atau komplikasi di kemudian hari, tanpa disebutkan kesalahan pada saat prosedur dilakukan Y84.0 Kateterisasi jantung Y84.1 Dialisis ginjal Y84.2 Prosedur radiologis dan radiotherapy Y84.3 Shock therapy Y84.4 Aspirasi cairan Y84.5 Insersi sonde (saluran) lambung atau duodenum Y84.6 Kateterisasi urin Y84.7 Pengambilan contoh darah Y84.8 Prosedur medis lainnya Y84.9 Prosedur medis, tidak dijelaskan SEQUELAE DARI PENYEBAB EKSTERNAL MORBIDITAS DAN MORTALITAS (Y85-Y89) Note: Kategori Y85-Y89 digunakan untuk menunjukkan berbagai hal sebagai penyebab kematian, cacad atau ketidakmampuan akibat sequelae atau “late effects”, yang merekasendiri diklasifikasikan di tempat lain. Sequelae melibatkan kondisi yang dinyatakan demikian, atau terjadi sebagai “late effects” stu tahun atau lebih setelah kejadian aslinya. Y85. Sequelae kecelakaan transport Y85.0 Sequelae kecelakaan kendaraan bermotor Y85.9 Sequelae kecelakaan transport lain dan tidak dijelaskan 

1030

Y86. Sequelae kecelakaan lainnya Y87. Sequelae dari menyakiti diri sendiri, serangan dan kejadian yang tujuannya tidak diketahui Y87.0 Sequelae dari sengaja menyakiti diri sendiri Y87.1 Sequelae serangan Y87.2 Sequelae dari kejadian yang tujuannya tidak diketahui Y88. Sequelae dengan asuhan bedah dan medis sebagai penyebab eksternal Y88.0 Sequelae efek yang tidak diinginkan dari obat, medikamen dan zat biologis dalam pengobatan Y88.1 Sequelae dari kesalahan terhadap pasien sewaktu prosedur bedah dan medis Y88.2 Sequelae dari insiden yang tidak diinginkan yang berhubungan dengan peralatan medis dalam penggunaan diagnostik dan pengobatan Y88.3 Sequelae dari prosedur bedah dan medis sebagai penyebab reaksi abnormal pasien, atau komplikasi kemudian, tanpa disebutkan kesalahan pada waktu prosedur dilakukan

Y89. Sequelae penyebab eksternal lain Y89.0 Sequelae intervensi hukum Y89.1 Sequelae pelaksanaan peperangan Y89.9 Sequelae penyebab eksternal yang tidak dijelaskan SUPPLEMENTARY FACTORS RELATED TO CAUSES OF MORBIDITY AND MORTALITY CLASSIFIED ELSEWHERE (Y90-Y98) Note: Kategori ini dapat digunakan, kalau diinginkan, untuk menyediakan informasi tambahan mengenai penyebab morbiditas dan mortalitas. Mereka bukan untuk pengkodean kondisi tunggal dalam morbiditas dan mortalitas. Y90. Bukti keterlibatan alkohol ditentukan oleh kadar alkohol darah Y90.0 Kadar alkohol darah kurang dari 20 mg/100 ml Y90.1 Kadar alkohol darah 20-39 mg/100 ml Y90.2 Kadar alkohol darah 40-59 mg/100 ml Y90.3 Kadar alkohol darah 60-79 mg/100 ml Y90.4 Kadar alkohol darah 80-99 mg/100 ml Y90.5 Kadar alkohol darah 100-119 mg/100 ml Y90.6 Kadar alkohol darah 120-199 mg/100 ml Y90.7 Kadar alkohol darah 200-239 mg/100 ml Y90.8 Kadar alkohol darah 240 mg/100 ml or more Y90.9 Terdapatnya alkohol dalam darah, kadar tidak dijelaskan Y91. Bukti keterlibatan alkohol ditentukan oleh tingkat intoksikasi Kecuali: Bukti keterlibatan alkohol ditentukan oleh kadar alkohol darah (Y90.-) Y91.0 Intoksikasi alkohol ringan



1031

Y91.1

Y91.2

Y91.3

Y91.9

Bau alkohol pada nafas, sedikit kekacauan perilaku dalam fungsi dan respons, atau sedikit sukar dalam koordinasi. Intoksikasi alkohol moderat Bau alkohol pada nafas, kekacauan perilaku yang moderat dalam fungsi dan respons, atau cukup sukar dalam koordinasi. Intoksikasi alkohol berat Kekacauan berat dalam fungsi dan respons, koordinasi sulit, atau rusaknya kemampuan untuk kerjasama. Intoksikasi alkohol sangat berat Kekacauan sangat berat dalam fungsi dan respons, koordinasi sangat sulit, atau hilangnya kemampuan untuk kerjasama. Keterlibatan alkohol, not otherwise specified Kecurigaan akan keterlibatan alkohol NOS

Y95. Kondisi nosokomial Y96. Kondisi yangberhubungan dengan pekerjaan Y97. Kondisi yang berhubungan dengan polusi lingkungan Y98. Kondisi yang berhubungan dengan gaya hidup



1032

BAB XXI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KESEHATAN DAN KONTAK DENGAN PELAYANAN KESEHATAN (Z00-Z99) Catatan:

Bab ini jangan digunakan untuk perbandingan internasional atau untuk pengkodean mortalitas primer. Kategori Z00-Z99 disediakan untuk saat-saat ketika keadaan selain penyakit, cedera atau penyebab eksternal yang bisa diklasifikasikan pada kategori A00-Y89 tercatat sebagai ‘diagnosis’ atau ‘masalah’. Ini bisa muncul dalam dua macam cara: (a) Ketika seseorang yang mungkin sakit atau tidak sakit mengunjungi sarana pelayanan kesehatan (SPK) untuk suatu tujuan khusus, misalnya untuk mendapatkan asuhan atau pelayanan terbatas untuk kondisi sekarang, untuk menyumbangkan organ atau jaringan, untuk mendapatkan vaksinasi pencegahan, atau untuk membicarakan masalah yang bukan penyakit atau pun cedera. (b) Ketika terdapat keadaan atau masalah yang mempengaruhi status kesehatan seseorang tapi keadaan atau masalah itu bukan merupakan penyakit atau cedera sekarang. Faktor seperti ini bisa muncul ke permukaan pada survei kependudukan, ketika seseorang mungkin sedang sakit atau tidak sakit, atau tercatat sebagai suatu faktor tambahan yang harus dipikirkan ketika seseorang memperoleh asuhan untuk suatu penyakit atau cedera. Blok-blok pada bab ini adalah: Z00-Z13 Orang-orang yang mendatangi SPK untuk pemeriksaan dan penyelidikan. Z20-Z29 Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan sehubungan dengan penyakit menular. Z30-Z39 Orang-orang yang mendatangi SPK sehubungan dengan reproduksi. Z40-Z54 Orang-orang yang mendatangi SPK untuk prosedur dan asuhan kesehatan spesifik. Z55-Z65 Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan sehubungan dengan sosioekonomik dan psikososial Z70-Z76 Orang-orang yang mendatangi SPK sehubungan dengan hal-hal lainnya Z80-Z99 Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan sehubungan dengan riwayat keluarga dan pribadi serta kondisi tertentu yang mempengaruhi status kesehatan. ORANG-ORANG YANG MENDATANGI SPK UNTUK PEMERIKSAAN DAN PENYELIDIKAN (Z00-Z13) Catatan: Penemuan abnormal nonspesifik yang didapatkan pada waktu pemeriksaan ini diklasifikasikan pada kategori R70-R94. Kecuali: Pemeriksaan sehubungan dengan kehamilan dan reproduksi (Z30-Z36, Z39.-) Z00. Pemeriksaan dan penelitian umum terhadap orang-orang tanpa keluhan atau laporan diagnosis Kecuali: Untuk tujuan administratif (Z02.-), Pemeriksaan penyaring khusus (Z11-Z13) Z00.0 Pemeriksaan medis umum



1033

Z00.1 Z00.2 Z00.3 Z00.4 Z00.5 Z00.6 Z00.8

Health check-up NOS, pemeriksaan berkala (tahunan)(fisik) Kecuali: general health check-up: bayi atau anak (Z00.1), subpopulasi tertentu (Z10.-) Pemeriksaan rutin kesehatan anak Uji perkembangan bayi atau anak Kecuali: pengawasan kesehatan anak terlantar atau anak sehat lainnya (Z76.1-Z76.2) Pemeriksaan untuk periode pertumbuhan cepat kanak-kanak Pemeriksaan untuk status perkembangan remaja Status perkembangan remaja Pemeriksaan psikiatrik umum, not elsewhere classified Kecuali: pemeriksaan yang diminta untuk alasan medicolegal (Z04.6) Pemeriksaan calon donor organ atau jaringan Pemeriksaan untuk perbandingan normal dan kontrol dalam program riset klinis Pemeriksaan umum lainnya Pemeriksaan kesehatan dalam survei kependudukan

Z01. Pemeriksaan dan penelitian khusus lain pada orang tanpa keluhan atau laporan diagnosis Termasuk: Pemeriksaan rutin sistem khusus Kecuali: Pemeriksaan untuk: . tujuan administratif (Z02.-), kondisi yang dicurigai, tidak terbukti (Z03.-) Pemeriksaan penyaring khusus (Z11-Z13) Z01.0 Pemeriksaan mata dan penglihatan Kecuali: pemeriksaan untuk surat izin mengemudi (Z02.4) Z01.1 Pemeriksaan telinga dan pendengaran Z01.2 Pemeriksaan gigi Z01.3 Pemeriksaan tekanan darah Z01.4 Pemeriksaan ginekologis(umum)(rutin) Papanicolaou smear of cervix, pemeriksaan pelvik (tahunan) (periodik) Kecuali: pemeriksaan atau uji kehamilan (Z32.-) pemeriksaan rutin untuk mempertahankan kontrasepsi (Z30.4-Z30.5) Z01.5 Uji kulit untuk diagnostik dan sensitisasi Uji alergi, uji kulit untuk penyakit bakteri atau hipersensitifitas Z01.6 Pemeriksaan radiologis, not elsewhere classified Routine: chest X-ray, mammogram Z01.7 Pemeriksaan laboratorium Z01.8 Pemeriksaan khusus lain yang dijelaskans Z01.9 Pemeriksaan khusus, tidak dijelaskan Z02. Pemeriksaan kontakdengan SPK untuk tujuan administratif Z02.0 Pemeriksaan untuk admisi institusi pendidikan Pemeriksaan untuk admisi (pendidikan) prasekolah Z02.1 Pemeriksaan untuk masuk bekerja Kecuali: pemeriksaan kesehatan kerja (Z10.0) Z02.2 Pemeriksaan admisi pada institusi residensial Kecuali: pemeriksaan untuk admisi ke penjara (Z02.8) general health check-up terhadap penghuni institusi Z10.1)



1034

Z02.3 Pemeriksaan untuk memasuki angkatan bersenjata Kecuali: general health check-up angkatan bersenjata (Z10.2) Z02.4 Pemeriksaan untuk surat izin mengemudi Z02.5 Pemeriksaan untuk partisipasi dalam olahraga Kecuali: uji alkohol darah dan obat di dalam darah (Z04.0) general health check-up tim olahraga (Z10.3) Z02.6 Pemeriksaan untuk tujuan asuransi Z02.7 Penerbitan sertifikat medis Penerbitan sertifikat medis pada: penyebab kematian, cacad, tidak mampu, sehat Kecuali: pemeriksaan medis umum (Z00-Z01, Z02.0-Z02.6, Z02.8-Z02.9, Z10.-) Z02.8 Pemeriksaan untuk tujuan administratif lainnya Pemeriksaan (untuk): . admisi ke penjara, summer camp . adopsi, imigrasi, naturalisasi, sebelum menikah Kecuali: pengawasan kesehatan anak terlantar atau anak sehat lainnya (Z76.1-Z76.2) Z02.9 Pemeriksaan untuk tujuan administratif, tidak dijelaskan Z03. Observasi dan evaluasi medis untuk penyakit dan kondisi yang dicurigai Termasuk: orang yang memiliki gejala atau bukti kondisi abnormal yang memerlukan penelitian, tapi yang setelah pemeriksaan dan pengamatan ternyata tidak memerlukan pengobatan atau asuhan medis lebih lanjut Kecuali: orang dengan keluhan yang ditakutkan tapi tidak ada diagnosis untuknya (Z71.1) Z03.0 Pengamatan untuk kecurigaan tuberkulosis Z03.1 Pengamatan untuk kecurigaan neoplasma ganas Z03.2 Pengamatan untuk kecurigaan kelainan jiwa dan tingkah laku Pengamatan untuk: tingkah laku dissosial, membakar-bakar, aktifitas gang, atau maling toko, tanpa kelainan psikiatrik yang jelas Z03.3 Pengamatan untuk kecurigaan kelainan sistem syaraf Z03.4 Pengamatan untuk kecurigaan myocardial infarction Z03.5 Pengamatan untuk kecurigaan penyakit kardiovaskuler lainnya Z03.6 Pengamatan untuk kecurigaan efek toksik zat yang ditelan Pengamatan untuk kecurigaan: efek yang tidak diinginkan dari obat, keracunan Z03.8 Pengamatan untuk kecurigaan penyakit dan kondisi lainnya Z03.9 Pengamatan untuk kecurigaan penyakit dan kondisi, tidak dijelaskan Z04. Pemeriksaan dan pengamatan untuk alasan lain Termasuk: pemeriksaan untuk alasan medicolegal Z04.0 Uji alkohol darah dan obat di dalam darah Kecuali: terdapatnya: alkohol di dalam darah (R78.0), obat di dalam darah (R78.-) Z04.1 Pemeriksaan dan pengamatan setelah kecelakaan transportasi Kecuali: setelah kecelakaan kerja (Z04.2) Z04.2 Pemeriksaan dan pengamatan setelah kecelakaan kerja Z04.3 Pemeriksaan dan pengamatan setelah kecelakaan lain Z04.4 Pemeriksaan dan pengamatan setelah tuduhan perkosaan dan seduction (‘jebakan’) Pemeriksaan terhadap korban atau tertuduh setelah tuduhan perkosaan dan seduction Z04.5 Pemeriksaan dan pengamatan setelah cedera lain yang ditimbulkan Pemeriksaan terhadap korban atau tertuduh setelah cedera lain yang ditimbulkan Z04.6 Pemeriksaan psikiatrik umum, diminta oleh pemerintah



1035

Z04.8 Pemeriksaan dan pengamatan untuk alasan lain yang dijelaskan Permintaan bukti dari ahli Z04.9 Pemeriksaan dan pengamatan untuk alasan yang tidak dijelaskan Observasi NOS Z08. Pemeriksaan follow-up setelah pengobatan untuk neoplasma ganas Termasuk: pengawasan medis setelah pengobatan Kecuali: asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-) Z08.0 Pemeriksaan follow-up setelah pembedahan untuk neoplasma ganas Z08.1 Pemeriksaan follow-up setelah radioterapi untuk neoplasma ganas Kecuali: sesi radioterapi (Z51.0) Z08.2 Pemeriksaan follow-up setelah khemoterapi untuk neoplasma ganas Kecuali: sesi khemoterapi session (Z51.1) Z08.7 Pemeriksaan follow-up setelah pengobatan kombinasi untuk neoplasma ganas Z08.8 Pemeriksaan follow-up setelah pengobatan lain untuk neoplasma ganas Z08.9 Pemeriksaan follow-up setelah pengobatan untuk neoplasma ganas, tidak dijelaskan Z09. Pemeriksaan follow-up setelah pengobatan kondisi selain neoplasma ganas Termasuk: pengawasan medis setelah pengobatan Kecuali: asuhan medis follow-up dan penyadaran (Z42-Z51, Z54.-) pengawasan medis setelah pengobatan neoplasma ganas (Z08.-) pengawasan: kontrasepsi (Z30.4-Z30.5), prostetik dan alat medis lain (Z44-Z46) Z09.0 Pemeriksaan follow-up setelah pembedahan untuk kondisi lain Z09.1 Pemeriksaan follow-up setelah radioterapi untuk kondisi lain Kecuali: sesi radioterapi (Z51.0) Z09.2 Pemeriksaan follow-up setelah khemoterapi untuk kondisi lain Kecuali: khemoterapi ruminasi [maintenance] (Z51.1-Z51.2) Z09.3 Pemeriksaan follow-up setelah psikoterapi Z09.4 Pemeriksaan follow-up setelah pengobatan fraktur Z09.7 Pemeriksaan follow-up setelah pengobatan gabungan untuk kondisi lain Z09.8 Pemeriksaan follow-up setelah pengobatan lain untuk kondisi lain Z09.9 Pemeriksaan follow-up setelah pengobatan yang tidak dijelaskan untuk kondisi lain Z10. General health check-up rutin pada subpopulasi tertentu Kecuali: pemeriksaan medis untuk tujuan administratif (Z02.-) Z10.0 Pemeriksaan kesehatan kerja Kecuali: pemeriksaan sebelum kerja (Z02.1) Z10.1 General health check-up rutin pada penghuni institusi Kecuali: pemeriksaan admisi (Z02.2) Z10.2 General health check-up rutin angkatan bersenjata Kecuali: pemeriksaan waktu rekruitmen (Z02.3) Z10.3 General health check-up rutin tim olahraga Kecuali: alkohol darah dan obat di dalam darah (Z04.0) pemeriksaan untuk partisipasi dalam olahraga (Z02.5) Z10.8 General health check-up rutin pada subpopulasi tertentu lainnya Anak sekolah, mahasiswa Z11. Pemeriksaan penyaring khusus terhadap penyakit infeksi dan parasit Z11.0 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap penyakit infeksi usus 

1036

Z11.1 Z11.2 Z11.3 Z11.4 Z11.5

Pemeriksaan penyaring khusus terhadap tuberkulosis pernafasan Pemeriksaan penyaring khusus terhadap penyakit bakteri lainnya Pemeriksaan penyaring khusus terhadap infeksi akibat hubungan sexual Pemeriksaan penyaring khusus terhadap human immunodeficiency virus [HIV] Pemeriksaan penyaring khusus terhadap penyakit virus lainnya Kecuali: penyakit usus karena virus (Z11.0) Z11.6 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap penyakit protozoa lain dan cacingan Kecuali: penyakit usus karena protozoa(Z11.0) Z11.8 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap penyakit infeksi dan parasit lainnya Penyakit khlamydia, riketsia, spirokhaeta, mikosis Z11.9 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap penyakit infeksi dan parasit, tidak dijelaskan Z12. Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma Z12.0 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma lambung Z12.1 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma saluran usus Z12.2 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma organ pernafasan Z12.3 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma payudara Kecuali: mammogram rutin (Z01.6) Z12.4 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma serviks Kecuali: ketika test rutin atau bagian dari pemeriksaan ginekologis umum(Z01.4) Z12.5 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma prostat Z12.6 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma kandung kemih Z12.8 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma pada situs lainnya Z12.9 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma, tidak dijelaskan Z13. Pemeriksaan penyaring khusus terhadap penyakit dan kelainan lainnya Z13.0 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap penyakit darah dan organ pembentuk darah dan kelainan yang melibatkan mekanisme imun Z13.1 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap diabetes mellitus Z13.2 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap kelainan gizi Z13.3 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap kelainan jiwa dan tingkah laku Alkoholisme, depresi, retardasi mental Z13.4 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap kelainan perkembangan tertentu kanak-kanak Kecuali: uji perkembangan rutin pada bayi atau anak (Z00.1) Z13.5 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap kelainan mata dan telinga Z13.6 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap kelainan kardiovaskuler Z13.7 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap malformasi, deformasi dan kelainan kromosom kongenital Z13.8 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap penyakit dan kelainan lain yang dijelaskan Kelainan gigi, kelainan endokrin dan metabolik Kecuali: diabetes mellitus (Z13.1) Z13.9 Pemeriksaan penyaring khusus, tidak dijelaskan ORANG-ORANG DENGAN POTENSI ANCAMAN KESEHATAN SEHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT MENULAR (Z20-Z29) Z20. Kontak dengan dan dihadapkan pada penyakit menular Z20.0 Kontak dengan dan dihadapkan pada penyakit infeksi usus Z20.1 Kontak dengan dan dihadapkan pada tuberkulosis 

1037

Z20.2 Z20.3 Z20.4 Z20.5 Z20.6

Kontak dengan dan dihadapkan pada infeksi akibat hubungan sexual Kontak dengan dan dihadapkan pada rabies Kontak dengan dan dihadapkan pada rubella Kontak dengan dan dihadapkan pada hepatitis virus Kontak dengan dan dihadapkan pada human immunodeficiency virus [HIV] Kecuali: status infesi asimptomatik human immunodeficiency virus [HIV] (Z21) Z20.7 Kontak dengan dan dihadapkan pada pediculosis, acariasis dan infestasi lainnya Z20.8 Kontak dengan dan dihadapkan pada penyakit menular lainnya Z20.9 Kontak dengan dan dihadapkan pada penyakit menular yang tidak dijelaskan Z21. Status infesi asimptomatik human immunodeficiency virus HIV positive NOS Kecuali: Penyakit HIV (B20-B24), bukti laboratorium adanya HIV (R75) Kontak dengan dan dihadapkan pada HIV (Z20.6) Z22. Carrier penyakit infeksi Termasuk: tersangka carrier Z22.0 Carrier typhoid Z22.1 Carrier penyakit infeksi usus lainnya Z22.2 Carrier diphtheria Z22.3 Carrier penyakit bakteri lain yang dijelaskan Carrier penyakit bakteri akibat: meningococci, staphylococci, streptococci Z22.4 Carrier infeksi hubungan sexual Carrier: gonorrhoea, syphilis Z22.5 Carrier hepatitis virus Carrier hepatitis B surface antigen [HBsAg] Z22.6 Carrier infeksi human T-lymphotropic virus type- 1 [HTLV-1] Z22.8 Carrier penyakit infeksi lainnya Z22.9 Carrier penyakit infeksi, tidak dijelaskan Z23. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit bakteri tunggal Kecuali: immunisasi: terhadap kombinasi penyakit (Z27.-), tidak dilakukan (Z28.-) Z23.0 Memerlukan imunisasi terhadap cholera saja Z23.1 Memerlukan imunisasi terhadap typhoid-paratyphoid [TAB] saja Z23.2 Memerlukan imunisasi terhadap tuberculosis [BCG] Z23.3 Memerlukan imunisasi terhadap plague Z23.4 Memerlukan imunisasi terhadap tularaemia Z23.5 Memerlukan imunisasi terhadap tetanus saja Z23.6 Memerlukan imunisasi terhadap diphtheria saja Z23.7 Memerlukan imunisasi terhadap pertussis saja Z23.8 Memerlukan imunisasi terhadap penyakit bakteri tunggal lainnya Z24. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal tertentu Kecuali: immunisasi: terhadap kombinasi penyakit (Z27.-), tidak dilakukan (Z28.-) Z24.0 Memerlukan imunisasi terhadap poliomyelitis Z24.1 Memerlukan imunisasi terhadap arthropod-borne viral encephalitis Z24.2 Memerlukan imunisasi terhadap rabies Z24.3 Memerlukan imunisasi terhadap yellow fever Z24.4 Memerlukan imunisasi terhadap measles saja 

1038

Z24.5 Memerlukan imunisasi terhadap rubella saja Z24.6 Memerlukan imunisasi terhadap hepatitis virus Z25. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal lainnya Kecuali: immunisasi: terhadap kombinasi penyakit (Z27.-), tidak dilakukan (Z28.-) Z25.0 Memerlukan imunisasi terhadap mumps saja Z25.1 Memerlukan imunisasi terhadap influenza Z25.8 Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal lain yang dijelaskan Z26. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit infeksi tunggal lainnya Kecuali: immunisasi: terhadap kombinasi penyakit (Z27.-), tidak dilakukan (Z28.-) Z26.0 Memerlukan imunisasi terhadap leishmaniasis Z26.8 Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal lain yang dijelaskan Z26.9 Memerlukan imunisasi terhadap penyakit infeksi yang tidak dijelaskan Memerlukan imunisasi NOS Z27. Memerlukan imunisasi terhadap combinations of infectious diseases Kecuali: immunisasi tidak dilakukan (Z28.-) Z27.0 Memerlukan imunisasi terhadap cholera dengan typhoid-paratyphoid [cholera + TAB] Z27.1 Memerlukan imunisasi terhadap diphtheria-tetanus-pertussis, kombinasi [DTP] Z27.2 Memerlukan imunisasi terhadap diphtheria-tetanus-pertussis dengan typhoid-paratyphoid [DTP + TAB] Z27.3 Memerlukan imunisasi terhadap diphtheria-tetanus-pertussis dengan poliomyelitis [DTP + polio] Z27.4 Memerlukan imunisasi terhadap measles-mumps-rubella [MMR] Z27.8 Memerlukan imunisasi terhadap kombinasi penyakit infeksi lainnya Z27.9 Memerlukan imunisasi terhadap kombinasi penyakit infeksi yang tidak dijelaskan Z28. Imunisasi tidak dilakukan Z28.0 Imunisasi tidak dilakukan karena kontraindikasi Z28.1 Imunisasi tidak dilakukan karena alasan kepercayaan dan tekanan kelompok dari pasien Z28.2 Imunisasi tidak dilakukan karena alasan lain dan tidak dijelaskan dari pasien Z28.8 Imunisasi tidak dilakukan karena alasan lain Z28.9 Imunisasi tidakdilakukan karena alasan yang tidak dijelaskan Z29. Memerlukan cara-cara pencegahan [profilaksis] lainnya Kecuali: desensitisasi terhadap allergens (Z51.6), bedah profilaksis (Z40.-) Z29.0 Isolasi Admisi untuk melindungi seseorang dari lingkungannya, atau untuk isolasi seseorang setelah berkontak dengan penyakit infeksi Z29.1 Imunoterapi profilaksis Pemberian immunoglobulin Z29.2 Khemoterapi profilaksis lainnya Chemoprophylaxis, terapi antibiotika profilaksis Z29.8 Cara profilaksis lain yang dijelaskan Z29.9 Cara profilaksis, tidak dijelaskan



1039

ORANG-ORANG YANG MENDATANGI SPK SEHUBUNGAN DENGAN REPRODUKSI (Z30-Z39) Z30. Penatalaksanaan kontrasepsi Z30.0 Konsultasi dan nasehat umum tentang kontrasepsi Nasehat keluarga berencana NOS, pemberian awal kontrasepsi Z30.1 Pemasangan alat kontrasepsi (dalam rahim) (IUD [intrauterine contraceptive device]) Z30.2 Sterilisasi Admisi untuk pemotongan tuba fallopia atau vas deferens Z30.3 Menstrual extraction Interception of pregnancy – penghentian kehamilan Menstrual regulation Z30.4 Pengawasan obat-obat kontrasepsi Peresepan ulang pil kontrasepsi atau obat kontrasepsi lainnya Pemeriksaan rutin untuk mempertahankan kontrasepsi Z30.5 Pengawasan alat kontrasepsi (dalam rahim) Pemeriksaan, pemasangan kembali, atau pengeluaran alat kontrasepsi (dalam rahim) Z30.8 Penatalaksanaan kontrasepsi lainnya Hitung sperma pasca-vasektomi Z30.9 Penatalaksanaan kontrasepsi, tidak dijelaskan Z31. Penatalaksanaan prokreatif [usaha memperoleh keturunan] Kecuali: komplikai yang berhubungan dengan fertilisasi buatan (N98.-) Z31.0 Tuboplasty atau vasoplasty setelah sterilisasi sebelumnya Z31.1 Inseminasi buatan Z31.2 Fertilisasi in vitro Admisi untuk mengambil atau menanam ova Z31.3 Metode fertilisasi terbantu lainnya Z31.4 Penelitian dan pengujian prokreatif Fallopian insufflation (‘ditiup’), hitung sperma Kecuali: hitung sperma pasca-vasektomi (Z30.8) Z31.5 Genetic counselling [konsultasi genetik] Z31.6 Konsultasi dan nasehat genetik tentang prokreasi Z31.8 Penatalaksanaan prokreatif lainny Z31.9 Penatalaksanaan prokreatif, tidak dijelaskan Z32. Pemeriksaan dan uji kehamilan Z32.0 Hamil, tidak atau belum dipastikan Z32.1 Hamil, dipastikan Z33. Keadaan hamil, insidentil Keadaan hamil NOS Z34. Pengawasan kehamilan normal Z34.0 Pengawasan hamil pertama yang normal Z34.8 Pengawasan hamil lain yang normal Z34.9 Pengawasan hamil normal, tidak dijelaskan Z35. Pengawasan kehamilan beresiko tinggi Z35.0 Pengawasan kehamilan dengan riwayat infertilitas 

1040

Z35.1 Pengawasan kehamilan dengan riwayat abortus Pengawasan kehamilan dengan riwayat: hydatidiform mole, vesicular mole Kecuali: habitual aborter: asuhan selama hamil (O26.2), sekarang tidak hamil (N96) Z35.2 Pengawasan kehamilan dengan riwayat reproduksi atau obstetri lain yang buruk Pengawasan kehamilan dengan riwayat: kondisi yang bisa diklasifikasikan pada O10-O92, kematian neonatus, lahir mati Z35.3 Pengawasan kehamilan dengan riwayat antenatal care tidak memadai Kehamilan: tersembunyi [concealed, hidden] Z35.4 Pengawasan kehamilan dengan grand multiparity (jumlah anak telah banyak) Kecuali: banyak anak, sekarang tidak hamil (Z64.1) Z35.5 Pengawasan primigravida tua Z35.6 Pengawasan primigravida sangat muda Z35.7 Pengawasan kehamilan beresiko tinggi akibat masalah sosial Z35.8 Pengawasan kehamilan beresiko tinggi lainnya Z35.9 Pengawasan kehamilan beresiko tinggi, tidak dijelaskan Z36. Antenatal screening Kecuali: penemuan abnormal pada antenatal screening ibu (O28.-), asuhan prenatal rutin (Z34-Z35) Z36.0 Antenatal screening untuk kelainan kromosom Amniocentesis, sampel plasenta (diambil melalui vagina) Z36.1 Antenatal screening untuk kadar alphafetoprotein yang meningkat Z36.2 Antenatal screening lain didasarkan pada amniocentesis Z36.3 Antenatal screening malformasi dengan ultrasound dan cara fisik lainnya Z36.4 Antenatal screening retardasi pertumbuhan dengan ultrasound dan cara fisik lainnya Z36.5 Antenatal screening untuk isoimunisasi Z36.8 Antenatal screening lainnya Screening terhadap haemoglobinopathy Z36.9 Antenatal screening, tidak dijelaskan Z37. Hasil melahirkan [delivery] Note: Kategori ini dimaksudkan sebagai kode tambahan untuk identifikasi hasil melahirkan pada catatan medis ibu Z37.0 Tunggal lahir hidup Z37.1 Tunggal lahir mati Z37.2 Kembar dua, keduanya lahir hidup Z37.3 Kembar dua, satu lahir hidup dan satu lahir mati Z37.4 Kembar dua, kedunya lahir mati Z37.5 Kembar lainnya, semua lahir hidup Z37.6 Kembar lainnya, beberapa lahir hidup Z37.7 Kembar lainnya, semua lahir mati Z37.9 Hasil kehamilan, tidak dijelaskan Kelahiran kembar NOS, kelahiran tunggal NOS Z38. Bayi lahir hidup menurut tempat lahir Z38.0 Singleton, lahir di rumah sakit Z38.1 Singleton, lahir di luar rumah sakit Z38.2 Singleton, tempat lahir tidak dijelaskan Bayi lahir hidup NOS 

1041

Z38.3 Z38.4 Z38.5 Z38.6 Z38.7 Z38.8

Kembar dua, lahir di rumah sakit Kembar dua, lahir di luar rumah sakit Kembar dua, tempat lahir tidak dijelaskan Kembar lainnya, lahir di rumah sakit Kembar lainnya, lahir di luar rumah sakit Kembar lainnya, tempat lahir tidak dijelaskan

Z39. Asuhan dan pemeriksaan postpartum Z39.0 Asuhan dan pemeriksaan segera setelah melahirkan Asuhan dan pengamatan pada kasus tanpa komplikasi Kecuali: asuhan untuk komplikasi postpartum - see Alphabetical Index Z39.1 Asuhan dan pemeriksaan ibu menyusui Pengawasan laktasi Kecuali: kelainan laktasi (O92.-) Z39.2 Follow-up rutin postpartum ORANG-ORANG YANG MENDATANGI SPK UNTUK PROSEDUR DAN ASUHAN KESEHATAN SPESIFIK (Z40-Z54) Note: Kategori Z40-Z54 ditujukan untuk menunjukkan alasan memperoleh asuhan. Mereka bisa digunakan untuk pasien yang telah diobati untuk suatu penyakit atau cedera, tapi sedang memperoleh asuhan follow-up atau profilaksis, asuhan penyembuhan, atau asuhan untuk memantapkan pengobatan, untuk menghadapi keadaan sisa, untuk memastikan bahwa kondisi tersebut tidak kembali, atau untuk mencegah kembalinya (recurrence) kondisi tersebut. Kecuali: pemeriksaan follow-up untuk pengawasan medis setelah pengobatan (Z08-Z09) Z40. Bedah profilaksis Z40.0 Bedah profilaksis terhadap faktor resiko yang terkait dengan neoplasma Admisi untuk pembuangan profilaksis suatu organ Z40.8 Bedah profilaksis lainnya Z40.9 Bedah profilaksis, tidak dijelaskan Z41. Prosedur untuk tujuan selain memperbaiki status kesehatan Z41.0 Transplantasi rambut Z41.1 Bedah plastik lain untuk tampilan kosmetik yang tidak terterima Implantasi payudara Kecuali: bedah plastik dan rekonstruksi setelah sembuhnya cedera atau operasi (Z42.-) Z41.2 Sirkumsisi rutin dan keagamaan Z41.3 Penusukan daun telinga Z41.8 Prosedur lain untuk tujuan selain memperbaiki status kesehatan Z41.9 Prosedur untuk tujuan selain memperbaiki status kesehatan, tidak dijelaskan Z42. Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik Termasuk: bedah plastik dan rekonstruksi setelah sembuhnya cedera atau operasi perbaikan jaringan yang menjadi parut Kecuali: bedah plastik: untuk tampilan kosmetik yang tidak terterima (Z41.1) untuk pengobatan cedera sekarang - kode menurut cedera - [Vol. 3] Z42.0 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik kepala dan leher Z42.1 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik payudara 

1042

Z42.2 Z42.3 Z42.4 Z42.8 Z42.9

Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik bagian lain badan Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik anggota atas Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik anggota bawah Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik bagian tubuh lainnya Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik, tidak dijelaskan

Z43. Perawatan lobang buatan Termasuk: penutupan, pemasukan sonde atau ‘bougies’, perubahan, pengeluaran kateter, pembersihan Kecuali: status adanya lobang buatan saja, tanpa diperlukan perawatan (Z93.-) komplikasi stoma eksternal (J95.0, K91.4, N99.5) perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya (Z44-Z46) Z43.0 Perawatan tracheostomy Z43.1 Perawatan gastrostomy Z43.2 Perawatan ileostomy Z43.3 Perawatan colostomy Z43.4 Perawatan lobang buatan lainnya pada saluran pencernaan Z43.5 Perawatan cystostomy Z43.6 Perawatan lobang buatan lainnya pada saluran kemih Nephrostomy, ureterostomy, urethrostomy Z43.7 Perawatan vagina buatan Z43.8 Perawatan lobang buatan lainnya Z43.9 Perawatan lobang buatan yang tidak dijelaskan Z44. Perbaikan dan penyesuaian alat prostetik eksternal Kecuali: kehadiran alat prostetik (Z97.-) Z44.0 Perbaikan dan penyesuaian lengan buatan (komplit)(sebagian) Z44.1 Perbaikan dan penyesuaian tungkai buatan (komplit)(sebagian) Z44.2 Perbaikan dan penyesuaian mata buatan Kecuali: komplikasi mekanis prostesis okuler (T85.3) Z44.3 Perbaikan dan penyesuaian prosthesis eksternal payudara Z44.8 Perbaikan dan penyesuaian alat prostetik eksternal lainnya Z44.9 Perbaikan dan penyesuaian alat prostetik eksternal yang tidak dijelaskan Z45. Penyesuaian dan penatalaksanaan alat yang ditanamkan Kecuali: malfungsi atau komplikasi lain peralatan – see Alphabetical Index Z45.0 Penyesuaian dan penatalaksanaan pacemaker jantung Pemeriksaan dan pengujian generator [battery] pulsa Z45.1 Penyesuaian dan penatalaksanaan pompa infusi Z45.2 Penyesuaian dan penatalaksanaan alat akses pembuluh darah [vascular access device] Z45.3 Penyesuaian dan penatalaksanaan alat pendengaran yang ditanamkan Peralatan konduksi suara melalui tulang, peralatan cochlea Z45.8 Penyesuaian dan penatalaksanaan alat yang ditanamkan lainnya Z45.9 Penyesuaian dan penatalaksanaan alat yang ditanamkan yang tidak dijelaskan Z46. Perbaikan dan penyesuaian peralatan lainnya Kecuali: pemberian resep ulangan (Z76.0), kehadiran prostetik dan alat lain (Z95-Z97) malfungsi atau komplikasi lain peralatan – see Alphabetical Index Z46.0 Perbaikan dan penyesuaian kaca mata dan lensa kontak 

1043

Z46.1 Z46.2 Z46.3 Z46.4 Z46.5 Z46.6 Z46.7

Perbaikan dan penyesuaian alat bantu pendengaran Perbaikan dan penyesuaian alat lain yang terkait dengan sistem syaraf dan panca indera Perbaikan dan penyesuaian alat prostetik gigi Perbaikan dan penyesuaian alat ortodontik Perbaikan dan penyesuaian ileostomy dan perlengkapan lain pada usus Perbaikan dan penyesuaian alat perkemihan Perbaikan dan penyesuaian alat ortopedik Orthopaedic: brace, cast [gips], corset, shoes Z46.8 Perbaikan dan penyesuaian alat lain yang dijelaskan Kursi roda Z46.9 Perbaikan dan penyesuaian alat yang tidak dijelaskan Z47. Asuhan follow-up ortopedik lainnya Kecuali: pemeriksaan follow-up setelah pengobatan fraktur (Z09.4), asuhan yang melibatkan prosedur rehabilitasi (Z50.-), komplikasi alat ortopedik internal, implants dan grafts (T84.-) Z47.0 Asuhan follow-up dengan pengeluaran plat fraktur dan alat fiksasi internal lainnya Pengeluaran: pins, plates, rods, screws Kecuali: pengeluaran alat fiksasi eksternal (Z47.8) Z47.8 Asuhan follow-up ortopedik lain yang dijelaskan Pengubahan, pemeriksaan, atau pengeluaran: alat fikasasi eksternal atau traksi, plaster cast [gips] Z47.9 Asuhan follow-up ortopedik, tidak dijelaskan Z48. Asuhan follow-up bedah lainnya Kecuali: pemeriksaan follow-up: pembedahan (Z09.0), pengobatan fraktur (Z09.4) perawatan lobang buatan (Z43.-), asuhan follow-up ortopedik (Z47.-) perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya (Z44-Z46) Z48.0 Perawatan dressing dan sutura bedah Perubahan dressing, pembuangan sutura Z48.8 Asuhan follow-up bedah lain yang dijelaskan Z48.9 Asuhan follow-up bedah, tidak dijelaskan Z49. Asuhan yang melibatkan dialisis Termasuk: persiapan dan pengobatan dialisis Kecuali: status dialisis ginjal (Z99.2) Z49.0 Asuhan persiapan untuk dialisis Z49.1 Extracorporeal dialisis Dialisis (ginjal) NOS Z49.2 Dialisis lainnya Peritoneal dialisis Z50 Asuhan yang melibatkan penggunaan prosedur rehabilitasi Kecuali: counselling [konsultasi] (Z70-Z71) Z50.0 Rehabilitasi jantung Z50.1 Terapi fisik lainnya Latihan terapi dan pemulihan [therapeutic and remedial exercises] Z50.2 Rehabilitasi alkohol Z50.3 Rehabilitasi obat 

1044

Z50.4 Z50.5 Z50.6 Z50.7 Z50.8

Psychotherapy, not elsewhere classified Terapi wicara [speech therapy] Orthoptic training Terapi kerja dan rehabilitasi kemampuan kerja, not elsewhere classified Asuhan yang melibatkan penggunaan prosedur rehabilitasi lainnya Rehabilitasi tembakau, latihan dalam activities of daily living [ADL] NEC Z50.9 Asuhan yang melibatkan penggunaan prosedur rehabilitasi, tidak dijelaskan Rehabilitasi NOS Z51. Asuhan medis lainnya Kecuali: pemeriksaan follow-up setelah pengobatan (Z08-Z09) Z51.0 Sesi radioterapi Z51.1 Sesi khemoterapi untuk neoplasma Z51.2 Khemoterapi lainnya Khemoterapi ruminasi [maintenance] NOS Kecuali: khemoterapi profilaksis untuk tujuan imunisasi (Z23-Z27, Z29.-) Z51.3 Transfusi darah tanpa adalanya laporan diagnosis Z51.4 Asuhan persiapan untuk pengobatan selanjutnya, not elsewhere classified Kecuali: asuhan persiapan untuk dialisis (Z49.0) Z51.5 Palliative care – asuhan untuk meringankan penderitaan Z51.6 Desensitisasi terhadap allergen Z51.8 Asuhan medis lain yang dijelaskan Kecuali: holiday relief care (Z75.5) Z51.9 Asuhan medis, tidak dijelaskan Z52. Donor organ dan jaringan Kecuali: pemeriksaan calon donor (Z00.5) Z52.0 Donor darah Z52.1 Donor kulit Z52.2 Donor tulang Z52.3 Donor sumsum tulang Z52.4 Donor ginjal Z52.5 Donor kornea Z52.8 Donor organ dan jaringan lainnya Z52.9 Donor organ dan jaringan yang tidak dijelaskan Donor NOS Z53. Orang yang mendatangi SPK untuk prosedur dan asuhan kesehatan spesifik, tapi tidak dilaksanakan Kecuali: imunisasi tidak dilaksanakan (Z28.-) Z53.0 Prosedur tidak dilaksanakan karena kontraindikasi Z53.1 Prosedur tidak dilaksanakan karena alasan kepercayaan dan tekanan kelompok dari pasien Z53.2 Prosedur tidak dilaksanakan karena alasan lain dan tidak dijelaskan dari pasien Z53.8 Prosedur tidak dilaksanakan karena alasan lainnya Z53.9 Prosedur tidak dilaksanakan, alasan tidak dijelaskan Z54. Penyembuhan Z54.0 Penyembuhan setelah pembedahan Z54.1 Penyembuhan setelah radioterapi 

1045

Z54.2 Z54.3 Z54.4 Z54.7

Penyembuhan setelah khemoterapi Penyembuhan setelah psikoterapi Penyembuhan setelah pengobatan fraktur Penyembuhan setelah pengobatan kombinasi Penyembuhan setelah kombinasi pengobatan yang diklasifikasikan pada Z54.0-Z54.4 Z54.8 Penyembuhan setelah pengobatan lainnya Z54.9 Penyembuhan setelah pengobatan yang tidak dijelaskan ORANG-ORANG DENGAN POTENSI ANCAMAN KESEHATAN SEHUBUNGAN DENGAN SOSIOEKONOMIK DAN PSIKOSOSIAL (Z55-Z65) Z55. Masalah yang berhubungan dengan pendidikan dan kemampuan membaca Kecuali: kelainan perkembangan psikologis (F80-F89) Z55.0 Buta huruf dan kemampuan membaca rendah Z55.1 Sekolah tidak tersedia atau tak tersanggupi Z55.2 Ujian gagal Z55.3 Prestasi rendah di sekolah Z55.4 Gangguan penyesuaian pendidikan dan tidak cocok dengan guru dan kawan sekelas Z55.8 Masalah lain yang berhubungan dengan pendidikan dan kemampuan membaca Pengajaran tidak memadai Z55.9 Masalah pendidikan dan kemampuan membaca, tidak dijelaskan Z56. Masalah yang berhubungan dengan pekerjaan dan pengangguran Kecuali: dihadapkan pada faktor resiko oleh pekerjaan (Z57.-) masalah yang berhubungan dengan perumahan dan keadaan ekonomik (Z59.-) Z56.0 Pengangguran, tidak dijelaskan Z56.1 Perubahan pekerjaan Z56.2 Ancaman kehilangan pekerjaan Z56.3 Jadwal kerja yang menyebabkan stress Z56.4 Ketidaksesuaian dengan pimpinan dan rekan sekerja Z56.5 Pekerjaan yang tidak diinginkan Kondisi pekerjaan yang sulit Z56.6 Tekanan fisik dan mental lain yang berhubungan dengan pekerjaan Z56.7 Masalah lain tidak dijelaskan yang berhubungan dengan pekerjaan Z57. Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resikofactors Z57.0 Dihadapkan oleh pekerjaan pada kebisingan Z57.1 Dihadapkan oleh pekerjaan pada radiasi Z57.2 Dihadapkan oleh pekerjaan pada debu Z57.3 Dihadapkan oleh pekerjaan pada kontaminan udara lainnya Z57.4 Dihadapkan oleh pekerjaan pada agen toksik dalam pertanian Agen padat, cair, gas atau uap Z57.5 Dihadapkan oleh pekerjaan pada agen toksik dalam industri lain Agen padat, cair, gas atau uap Z57.6 Dihadapkan oleh pekerjaan pada suhu ekstrim Z57.7 Dihadapkan oleh pekerjaan pada getaran Z57.8 Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resiko lainnya Z57.9 Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resiko yang tidak dijelaskan



1046

Z58. Masalah yang berhubungan dengan lingkungan fisik Kecuali: dihadapkan oleh pekerjaan (Z57.-) Z58.0 Dihadapkan pada kebisingan Z58.1 Dihadapkan pada polusi udara Z58.2 Dihadapkan pada polusi air Z58.3 Dihadapkan pada polusi tanah Z58.4 Dihadapkan pada radiasi Z58.5 Dihadapkan pada polusi lain Z58.6 Suplai air minum tidak memadai Kecuali: efek dari haus (T73.1) Z58.8 Masalah lain yang berhubungan dengan lingkungan fisik Z58.9 Masalah yang berhubungan dengan lingkungan fisik, tidak dijelaskan Z59. Masalah yang berhubungan dengan perumahan dan keadaan ekonomik Kecuali: suplai air minum tidak memadai (Z58.6) Z59.0 Tuna wisma Z59.1 Perumahan yang tidak memadai Rumah tanpa pemanas, ruangan sempit, cacad teknis rumah yang menghambat asuhan memadai, lingkungan yang tidak memuaskan Kecuali: masalah yang berhubungan dengan lingkungan fisik (Z58.-) Z59.2 Ketidaksesuaian dengan tetangga, penyewa kamar [lodger], dan pemilik rumah Z59.3 Masalah yang berhubungan dengan kehidupan di institusi residensial Residen boarding-school Kecuali: institutional upbringing – anak dibesarkan di institusi (Z62.2) Z59.4 Makanan tidak memadai Kecuali: malnutrisi (E40-E46), efek kelaparan (T73.0) diet atau kebiasan makan yang tidak memadai (Z72.4) Z59.5 Sangat miskin Z59.6 Penghasilan rendah Z59.7 Jaminan sosial dan tunjangan kesejahteraan tidak memadai Z59.8 Masalah lain yang berhubungan dengan perumahan dan keadaan ekonomik Penyitaan karena hutang, masalah dengan kreditor, tempat tinggal terisiolir Z59.9 Masalah perumahan dan keadaan ekonomik, tidak dijelaskan Z60. Masalah yang berhubungan dengan lingkungan sosial Z60.0 Masalah penyesuaian pada transisi siklus kehidupan Penyesuaian pada pensiun, empty nest syndrome [anak-anak sudah pergi] Z60.1 Situasi orangtua tidak khas Masalah yang berhubungan dengan situasi orangtua (membesarkan anak) dengan orangtua tunggal atau dengan selain dua orangtua biologis Z60.2 Hidup sendirian Z60.3 Acculturation difficulty – kesulitan penyesuaian di tempat budaya baru Migrasi, transplantasi sosial [transmigrasi] Z60.4 Ekslusi dan penolakan sosial Ekslusi dan penolakan berdasarkan ciri-ciri pribadi, seperti bentuk fisik, penyakit, atau tingkah laku yang tak biasa. Kecuali: sasaran diskriminasi yang tidak diinginkan seperti ras atau agama (Z60.5)



1047

Z60.5 Sasaran dari anggapan diskriminasi dan pelecehan Pelecehan atau diskriminasi, anggapan atau sebenarnya, berdasarkan keanggotaan dalam satu kelompok (kulit, agama, asal etnik, dsb), selain ciri-ciri pribadi. Kecuali: ekslusi dan penolakan sosial (Z60.4) Z60.8 Masalah lain yang berhubungan dengan lingkungan sosial Z60.9 Masalah lingkungan sosial, tidak dijelaskan Z61 Masalah yang berhubungan dengan kejadian negatif pada kehidupan anak Kecuali: maltreatment syndromes (T74.-) Z61.0 Hilangnya hubungan kasih sayang pada kanak-kanak Hilangnya hubungan emosional akrab, seperti orangtua, saudara, teman dekat, atau binatang kesayangan, akibat kepergian atau penolakan permanen, atau kematian. Z61.1 Keluar dari rumah di masa kanak-kanak Memasuki rumah asuh, rumah sakit atau institusi lain menyebabkan stress psikologis, atau dipaksa ikut aktifitas jauh dari rumah untuk waktu yang lama. Z61.2 Perubahan pola hubungan keluarga pada kanak-kanak Datangnya orang baru ke dalam keluarga yang menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan dalam hubungan-hubungan si anak. Bisa mencakup orangtua kawin lagi atau pun kelahiran adiknya. Z61.3 Kejadian yang menyebabkan hilangnya perasaa dihormati pada kanak-kanak Kejadian yang menyebabkan merasa diri negatif oleh anak seperti gagal dalam tugas yang yang merupakan investasi pribadi yang tinggi, terbukanya masalah pribadi atau keluarga yang memalukan atau memberikan stigma, dan pengalaman lain yang membuat rasa terhina. Z61.4 Masalah yang berhubungan dengan sangkaan pelecehan seksual terhadap anak oleh orang yang berada di dalam kelompok penunjang primer Masalah yang berhubungan dengan setiap bentuk kontak atau penghadapan fisik antara anggota dewasa di rumah si anak dan anak tersebut yang menyebabkan bangkitnya keinginan seksual, baik si anak terlibat dalam tindakan seksual dengan sukarela atau tidak (misalnya kontak atau manipulasi genital atau membukakan payudara atau genital dengan sengaja) Z61.5 Masalah yang berhubungan dengan sangkaan pelecehan seksual terhadap anak oleh orang yang berada di luar kelompok penunjang primer Masalah yang berhubungan dengan kontak atau usaha kontak dengan payudara atau genital anak atau orang lain, pembukaan alat seksual di hadapan anak, atau usaha untuk menelanjangi atau merayu anak, oleh orang yang jelas lebih dewasa di luar keluarga anak, baik berdasarkan posisi atau status orang tersebut, atau dengan melawan kehendak anak Z61.6 Masalah yang berhubungan dengan sangkaan pelecehan fisik terhadap anak Masalah yang berhubungan dengan insidien ketika si anak dicederai di masa lalu oleh orang dewasa di dalam rumahtangga, sampai dengan kejadian yang secara medis nyata (misalnya fraktur, lecet) atau yang melibatkan bentuk kekerasan abnormal (misalnya memukul anak dengan benda keras atau tajam, membakar atau mengikat si anak) Z61.7 Pengalaman pribadi yang menakutkan di masa kanak-kanak Pengalaman yang membawa ancaman akan masa depan anak, seperti penculikan, bencana alam dengan ancaman nyawa, cedera dengan ancaman harga diri, atau menyaksikan trauma yang berat pada orang yang disayangi 

1048

Z61.8 Kejadian negatif lainnya dalam kehidupan anak Z61.9 Kejadian negatif dalam kehidupan anak, tidak dijelaskan Z62. Masalah lain yang berhubungan dengan membesarkan anak Kecuali: maltreatment syndromes (T74.-) Z62.0 Pengawasan dan kontrol orangtua tidak memadai Tidak tahunya orangtua akan apa yang dilakukan anak atau dimana anaknya, kontrol yang jelek, tidak peduli atau tidak adanya usaha intervensi ketika anak dalam situasi beresiko. Z62.1 Perlindungan berlebihan dari orangtua Pola membesarkan anak yang menyebabkan infantilisasi dan tingkah laku tidak mandiri Z62.2 Anak dibesarkan di institusi Asuhan angkat kelompok tempat tanggungjawab orangtua sebagian besar diambil-alih oleh semacam institusi (misalnya panti residensial, panti yatim piatu, atau rumah kanak-kanak), atau asuhan terapi dalam periode lama di rumah sakit, rumah penyembuhan dan semacamnya, tanpa adanya orangtua yang mendampingi Z62.3 Kekasaran terhadap dan melempar kesalahan ke anak Sikap orangtua negatif yang khusus terfokus terhadap anak sebagai individu, selalu dalam waktu lama dan melibatkan beberapa tingkah laku anak (misalnya secara otomatis menyalahkan anak untuk setiap masalah di rumahtangga atau memberikan ciriciri negatif kepada anak) Z62.4 Ketidakpedulian emosional terhadap anak Orangtua bicara kepadaanak dengan cara merendahkan atau kasar. Tidak adanya ketertarikan pada anak, simpati pada kesulitan anak, atau memuji dan mendorong anak. Reaksi marah terhadap tingkah laku cemas dan tidak adanya rangkulan fisik atau kehangatan emosi Z62.5 Masalah lain yang berhubungan dengan ketidakpedulian dalam membesarkan anak Tidak adanya pengalaman belajar dan bermain Z62.6 Tekanan orang tua yang tidak semestinya dan membesarkan anak secara abnormal. Orangtua memaksa anak untuk berbeda dari norma lokal, baik menurut kelamin (seperti memberi pakaian perempuan pada anak lelaki), menurut usia (seperti memaksa anak mengambil tanggung jawab di atas usianya), atau lainnya (seperti menekan anak untuk ikut aktifitas yang tidak diinginkannya atau terlalu sulit) Z62.8 Masalah lain yang dijelaskan sehubungan dengan membesarkan anak Z62.9 Masalah yang berhubungan dengan membesarkan anak, tidak dijelaskan Z63. Masalah lain sehubungan dengan group penunjang utama, Termasuk keluarga Kecuali: maltreatment syndromes (T74.-) masalah sehubungan dengan: kejadian negatif pada kanak-kanak.(Z61.-), membesarkan anak (Z62.-) Z63.0 Masalah dalam hubungan dengan spouse atau partner Ketidakcocokan antara partner menyebabkan kehilangan kontrol yang berat atau berkepanjangan, perasaan umum untuk kasar atau kritis, atau suasana kekerasan antar-personal yang berat (memukul atau meninju) Z63.1 Masalah dalam hubungan dengan orang tua dan ipar Z63.2 Sokongan keluarga yang tidak memadai



1049

Z63.3 Ketidakhadiran anggota keluarga Z63.4 Kehilangan atau kematian anggota keluarga Anggota keluarga diduga telah meninggal dunia Z63.5 Pecahnya keluarga akibat perpisahan atau perceraian Ditinggalkan Z63.6 Anggota keluarga jauh yang tergantung memerlukan asuhan di rumah Z63.7 Kejadian yang menimbulkan stress mempengaruhi keluarga dan rumahtangga Kecemasan (normal) akan seorang yang sakit di dalam keluarga, masalah kesehatan di dalam keluarga, anggota keluarga sakit atau terganggu, keluarga yang terisiolasi Z63.8 Masalah lain yang dijelaskan sehubungan dengan group penunjang utama Ketidakcocokan dalam keluarga NOS Tingkat emosional tinggi di dalam keluarga Komunikasi tidak memadai atau rusak di dalam keluarga Z63.9 Masalah sehubungan dengan group penunjang utama, tidak dijelaskan Z64. Masalah yang berhubungan dengan keadaan psikososial tertentu Z64.0 Masalah sehubungan dengan kehamilan yang tidak diinginkan Kecuali: pengawasan kehamilan beresiko tinggi akibat masalah sosial (Z35.7) Z64.1 Masalah sehubungan dengan banyak anak [multiparity] Kecuali: pengawasan kehamilan dengan with grand multiparity (Z35.4) Z64.2 Mencari dan mendapat intervensi fisik, makanan, dan kimia yang diketahui berbahaya Kecuali: ketergantungan pada zat - see Alphabetical Index Z64.3 Mencari dan mendapat intervensi tingkah laku dan psikologis yang diketahui berbahaya Z64.4 Ketidaksesuaian dengan counsellors Ketidaksesuaian dengan: probation officer, social worker Z65. Masalah yang berhubungan dengan keadaan psikososial lainnya Kecuali: cedera sekarang - see Alphabetical Index Z65.0 Terbukti bersalah dalam pengadilan sipil dan kriminal tanpa hukuman penjara Z65.1 Dikhukum penjara dan hukuman kurungan lainnya Z65.2 Masalah sehubungan dengan pembebasan dari penjara Z65.3 Masalah sehubungan dengan hukum lainnya Penangkapan, pengadilan hak untuk memelihara anak, pengadilan Z65.4 Korban kejahatan dan terorisme Korban penyiksaan Z65.5 Dihadapkan pada malapetaka, perang, dan kekerasan lainnya Kecuali: target dari persepsi diskriminasi dan penderitaan (Z60.5) Z65.8 Masalah lain yang dijelaskan sehubungan dengan keadaan psikososial Z65.9 Masalah yang berhubungan dengan keadaan psikososial yang tidak dijelaskan ORANG-ORANG YANG MENDATANGI SPK SEHUBUNGAN DENGAN HAL-HAL LAINNYA (Z70-Z76) Z70. Counselling sehubungan dengan sikap, tingkah laku dan orientasi seksual Kecuali: counselling untuk kontrasepsi atau prokreasi (Z30-Z31) Z70.0 Counselling sehubungandengan sikap seksual Seseorang yang khawatir akan salah tingkah, ragu-ragu atau respons negatif lain dalam masalah seksual 

1050

Z70.1 Counselling sehubungan dengan tingkah laku dan orientasi seksual pasien Pasien khawatir tentang: impotensi, tak-berespons, seks bebas, orientasi seksual Z70.2 Counselling sehubungan dengan tingkah laku dan orientasi pihak ketiga Mencari nasehat tentang tingkah laku dan orientasi seksual : anak, partner, spouse Z70.3 Counselling sehubungan dengan berbagai kekhawatiran dalam sikap, tingkah laku dan orientasi seksual Z70.8 Sex counselling lainnya Sex education Z70.9 Sex counselling, tidak dijelaskan Z71. Orang yang mendatangi SPK sehubungan dengan counselling dan nasehat medis lainnya, not elsewhere classified Kecuali: counselling untuk kontrasepsi atau prokreasi (Z30-Z31) sex counselling (Z70.-) Z71.0 Orang yang berkonsultasi atas nama orang lainnya Nasehat dan pengobatan untuk piohak ketiga yang tidak hadir Kecuali: kekhawatiran (normal) tentang orang sakit di dalam keluarga (Z63.7) Z71.1 Orang keluhan yang ditakutkan yang untuknya tidak ada diagnosis dibuat Kondisi takut yang tidak terlihat, masalah adalah hal yang norma, baik tapi khawatir Kecuali: observasi dan evaluasi medis untuk sangkaan penyakit dan kondisi (Z03.-) Z71.2 Orang yang berkonsultasi untuk penjelasan hasil penelitian Z71.3 Konsultasi dan pengawasan diet Konsultasi dan pengawasan diet (untuk): NOS, gastritis, colitis, diabetes mellitus, obesity, hypercholesterolaemia alergi atau intoleransi makanan Z71.4 Konsultasi dan pengawasan penyalahgunaan alkohol Kecuali: prosedur rehabilitasi alkohol (Z50.2) Z71.5 Konsultasi dan pengawasan penyalahgunaan obat Kecuali: prosedur rehabilitasi obat(Z50.3) Z71.6 Konsultasi penyalahgunaan tembakau Kecuali: prosedur rehabilitasi tembakau (Z50.8) Z71.7 Konsultasi Human immunodeficiency virus [HIV] Z71.8 Konsultasi lain yang dijelaskan Konsultasi hubungan seksual sedarah (consanguinity) Z71.9 Konsultasi, tidak dijelaskan Nasehat medis NOS Z72. Masalah sehubungan dengan gaya hidup [lifestyle] Kecuali: masalah sehubungan dengan: kesulitan manajemen kehidupan (Z73.-) keadaan sosioekonomik dan psikologis (Z55-Z65) Z72.0 Penggunaan tembakau Kecuali: tobacco dependence (F17.2) Z72.1 Penggunaan alkohol Kecuali: alcohol dependence (F10.2) Z72.2 Penggunaan obat Kecuali: penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan ketergantungan (F55)



1051

ketergantungan obat (F11-F16, F19 dengan karakter keempat .2) Z72.3 Tidak ada berolahraga Z72.4 Diet dan kebiasaan makan yang tidak baik Kecuali: malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya (E40-E64), kelainan makan (F50.-) kelainan tingkah laku makan bayi atau anak (F98.2-F98.3) makanan tidak memadai (Z59.4) Z72.5 Tingkah laku seksual beresiko tinggi Z72.6 Berjudi dan taruhan Kecuali: judi kompulsif atau patologis (F63.0) Z72.8 Masalah lain sehubungan dengan lifestyle Tingkah laku merusak diri sendiri Z72.9 Masalah yang berhubungan dengan lifestyle, tidak dijelaskan Z73. Masalah yang berhubungan dengan kesulitan manajemen kehidupan Kecuali: masalah sehubungan dengan keadaan sosioekonomik dan psikososial (Z55-Z65) Z73.0 Burn-out Keadaan dengan kelelahan vital Z73.1 Penguatan [accentuation] ciri-ciri kepribadian Pola tingkah laku Type A (khas dengan ambisi tak terkontrol, butuh prestasi tinggi, tidak sabar, sangat bersaing, dan mendesak) Z73.2 Tidak adanya relaksasi dan santai Z73.3 Stress, not elsewhere classified Ketegangan fisik dan mental NOS Kecuali: berhubungan dengan pekerjaan atau pengangguran (Z56.-) Z73.4 Keterampilan sosial tidak memadai, not elsewhere classified Z73.5 Konflik peran sosial, not elsewhere classified Z73.6 Keterbatasan aktifitas akibat cacad Kecuali: tergantung pada pemberi asuhan (Z74.-) Z73.8 Masalah lain yang berhubungan dengan kesulitan manajemen kehidupan Z73.9 Masalah sehubungan dengan kesulitan manajemen kehidupan, tidak dijelaskan Z74. Masalah yang berhubungan dengan ketergantungan pada pemberi asuhan Kecuali: ketergantungan pada mesin atau alat yang memberi kemampuan NEC (Z99.-) Z74.0 Pengurangan mobilitas Bedfast [harus selalu di bed], chairfast [harus selalu di kursi] Z74.1 Memerlukan bantuan untuk perawatan personal Z74.2 Memerlukan bantuan di rumah dan tidak ada anggota keluarga yang bisa merawat Z74.3 Memerlukan pengawasan terus menerus Z74.8 Masalah lain yang berhubungan dengan ketergantungan pada pemberi asuhan Z74.9 Masalah sehubungan dengan ketergantungan pada pemberi asuhan, tidak dijelaskan

Z75. Masalah yang berhubungan dengan fasilitas medis dan asuhan kesehatan lainnya Z75.0 Pelayanan medis tidak tersedia di rumah Kecuali: tak ada anggota keluarga lain yang bisa memberikan asuhan (Z74.2) Z75.1 Orang yang sedang menunggu admisi untuk fasilitas yang memadai di tempat lain Z75.2 Waktu tunggu lainnya untuk penelitian dan pengobatan Z75.3 Tidak tersedia atau tidak terjangkaunya fasilitas asuhan kesehatan 

1052

Kecuali: bed tak tersedia (Z75.1) Z75.4 Tidak tersedia atau tidak terjangkaunya badan pembantu lainnya Z75.5 Holiday relief care Respite care: penyediaan fasilitas asuhan kesehatan untuk seseorang yang biasanya dirawat di rumah, supaya keluarganya dapat berlibur. Z75.8 Masalah lain yang berhubungan dengan fasilitas medis dan asuhan kesehatan lainnya. Z75.9 Masalah yang tidak dijelaskan sehubungan dengan fasilitas medis dan asuhan kesehatan lainnya. Z76. Orang yang mendatangi SPK untuk hal-hal lain Z76.0 Pemberian resep ulangan Pemberian resep ulangan untuk: peralatan, obata-obatan, kaca mata Kecuali: pemberian sertifikat medis (Z02.7) resep ulangan untuk kontrasepsi(Z30.4) Z76.1 Pangawasan dan asuhan kesehatan untuk anak terlantar Z76.2 Pangawasan dan asuhan kesehatan untuk bayi dan anak sehat lainnya Asuhan medis atau perawatan untuk bayi sehat dalam keadaan seperti : kondisi sosioekonomik yang tidak baik di rumah, menunggu penempatan sebagai anak asuh atau anak angkat, penyakit ibu, jumlah anak di rumah menghambat asuhan normal Z76.3 Orang sehat yang menemani orang sakit Z76.4 Orang lain yang menginap di fasilitas asuhan kesehatan Kecuali: orang tak berumah (Z59.0) Z76.5 Malingerer [berpura-pura secara sadar] Orang yang pura-pura sakit (dengan motivasi yang jelas) Kecuali: factitious disorder [kelainan yang bukan akibat alam] (F68.1), peregrinating patient [pasien yang berjalan terus] (F68.1) Z76.8 Orang yang mendatangi SPK untuk hal lain yang dijelaskan Z76.9 Orang yang mendatangi SPK untuk hal-hal yang tidak dijelaskan ORANG-ORANG DENGAN POTENSI ANCAMAN KESEHATAN SEHUBUNGAN DENGAN RIWAYAT KELUARGA DAN PRIBADI SERTA KONDISI TERTENTU YANG MEMPENGARUHI STATUS KESEHATAN (Z80-Z99) Kecuali: pemeriksaan follow-up (Z08-Z09) asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-) ketika riwayat keluarga atau pribadi merupakan alasan untuk screening khusus atau pemeriksaan lain atau penelitian (Z00-Z13) ketika kemungkinan bahwa janin bisa terganggu adalah alasan untuk observasi dan tindakan sewaktu kehamilan (O35.-) Z80. Riwayat neoplasma ganas dalam keluarga Z80.0 Riwayat neoplasma ganas organ pencernaan dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C15-C26 Z80.1 Riwayat neoplasma ganas trakhea, bronkhus dan paru-paru dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C33-C34 Z80.2 Riwayat neoplasma ganas organ pernafasan dan intratoraks lain dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C30-C32, C37-C39 Z80.3 Riwayat neoplasma ganas payudara dalam keluarga



1053

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C50.Z80.4 Riwayat neoplasma ganas organ genital dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C51-C63 Z80.5 Riwayat neoplasma ganas saluran kemih dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C64-C68 Z80.6 Riwayat leukaemia dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C91-C95 Z80.7 Riwayat neoplasma ganas lain dari jarirngan limfoid, haematopoietik dan jaringan terkait dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C81-C90, C96.Z80.8 Riwayat neoplasma ganas organ atau sistem lain dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C00-C14, C40-C49, C69-C79, C97 Z80.9 Riwayat neoplasma ganas dalam keluarga, tidak dijelaskan Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C80 Z81. Riwayat kelainan jiwa dan tingkah laku dalam keluarga Z81.0 Riwayat retardasi mental dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F70-F79 Z81.1 Riwayat penyalahgunaan alkohol dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F10.Z81.2 Riwayat penyalahgunaan tembakau dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F17.Z81.3 Riwayat penyalahgunaan zat psikoaktif lain dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F11-F16, F18-F19 Z81.4 Riwayat penyalahgunaan zat lain dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F55 Z81.8 Riwayat kelainan jiwa dan tingkah laku lain dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan di bagian lain pada F00-F99 Z82. Riwayat cacad tertentu dan penyakit kronis penyebab cacad dalam keluarga Z82.0 Riwayat epilepsi dan penyakit lain sistem syaraf dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada G00-G99 Z82.1 Riwayat kebutaan dan kehilangan penglihatan dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada H54.Z82.2 Riwayat tuli dan kehilangan pendengaran dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada H90-H91 Z82.3 Riwayat stroke dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I60-I64 Z82.4 Riwayat penyakit jantung iskemik dan penyakit lain sistem sirkulasi dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I00-I52, I65-I99 Z82.5 Riwayat asma dan penyakit pernafasan bawah kronis lainnya dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada J40-J47 Z82.6 Riwayat artritis dan penyakit sistem musculoskeletal dan jaringan ikat dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada M00-M99 Z82.7 Riwayat malformasi, deformasi dan kelainan kromosom kongenital dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada Q00-Q99 Z82.8 Riwayat cacad lain dan penyakit kronis penyebab cacad dalam keluarga, n. e. c. Z83. Riwayat kelainan spesifik lain dalam keluarga 

1054

Kecuali: kontak dengan atau dihadapkan pada penyakit menular dalam keluarga (Z20.-) Z83.0 Riwayat penyakit human immunodeficiency virus [HIV] dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada B20-B24 Z83.1 Riwayat penyakit infeksi dan parasit lain dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada A00-B19, B25-B94, B99 Z83.2 Riwayat penyakit darah dan organ pembentuk darah dan kelainan tertentu yang melibatkan mekanisme imun dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada D50-D89 Z83.3 Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada E10-E14 Z83.4 Riwayat penyakit endokrin, gizi dan metabolik lain dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada E00-E07, E15-E90 Z83.5 Riwayat kelainan mata dan telinga dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada H00-H53, H55-H83, H92-H95 Kecuali: riwayat kebutaan dan kehilangan penglihatan dalam keluarga (Z82.1) riwayat tuli dan kehilangan pendengaran dalam keluarga (Z82.2) Z83.6 Riwayat penyakit sistem pernafasan dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada J00-J39, J60-J99 Kecuali: riwayat asma dan peny pernafasan bawah kronis lain dalam keluarga (Z82.5) Z83.7 Riwayat penyakit sistem pencernaan dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada K00-K93 Z84. Riwayat kondisi lain dalam keluarga Z84.0 Riwayat penyakit kulit dan jaringan subkutis dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada L00-L99 Z84.1 Riwayat kelainan ginjal dan ureter dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada N00-N29 Z84.2 Riwayat penyakit lain sistem genitourinarius dalam keluarga Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada N30-N99 Z84.3 Riwayat consanguinity [hubungan seksual sedarah] dalam keluarga Z84.8 Riwayat kondisi lain yang dijelaskan dalam keluarga Z85. Riwayat pribadi neoplasma ganas Kecuali: asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-) pemeriksaan follow-up setelah pengobatan neoplasma ganas (Z08.-) Z85.0 Riwayat pribadi neoplasma ganas organ pencernaan Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C15-C26 Z85.1 Riwayat pribadi neoplasma ganas trakhea, bronkhus dan paru-paru Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C33-C34 Z85.2 Riwayat pribadi neoplasma ganas organ pernafasan dan intratoraks lain Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C30-C32, C37-C39 Z85.3 Riwayat pribadi neoplasma ganas payudara Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C50.Z85.4 Riwayat pribadi neoplasma ganas organ genital Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C51-C63 Z85.5 Riwayat pribadi neoplasma ganas saluran kemih Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C64-C68 Z85.6 Riwayat pribadi leukaemia



1055

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C91-C95 Z85.7 Riwayat pribadi neoplasma ganas limfoid, hematopoietik dan jaringan terkait lainnya Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C81-C90, C96.Z85.8 Riwayat pribadi neoplasma ganas organ dan sistem lain Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C00-C14, C40-C49, C69-C79, C97 Z85.9 Riwayat pribadi neoplasma ganas, tidak dijelaskan Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C80 Z86. Riwayat pribadi penyakit tertentu lainnya Kecuali: asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-) Z86.0 Riwayat pribadi neoplasma lainnya Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada D00-D48 Kecuali: neoplasma ganas (Z85.-) Z86.1 Riwayat pribadi penyakit infeksi dan parasit Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada A00-B89, B99 Kecuali: sequelae penyakit infeksi dan parasit (B90-B94) Z86.2 Riwayat pribadi penyakit darah dan organ pembentuk darah dan kelainan tertentu yang melibatkan mekanisme imun Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada D50-D89 Z86.3 Riwayat pribadi endokrin, gizi dan metabolik Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada E00-E90 Z86.4 Riwayat pribadi penyalahgunaan zat psikoaktif Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F10-F19 Kecuali: sedang tergantung (F10-F19 dengan karakter keempat .2) masalah sehubungan dengan penggunaan: alkohol (Z72.1), obat (Z72.2), tembakau (Z72.0) Z86.5 Riwayat pribadi kelainan jiwa dan tingkah laku lainnya Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F00-F09, F20-F99 Z86.6 Riwayat pribadi penyakit sistem syaraf dan organ penginderaan Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada G00-G99, H00-H95 Z86.7 Riwayat pribadi penyakit sistem sirkulasi Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I00-I99 Kecuali: sindroma pasca MCI (I24.1), MCI lama (I25.2), sequelae penyakit serebrovascular (I69.-) Z87. Riwayat pribadi penyakit dan kondisi lainnya Kecuali: asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-) Z87.0 Riwayat pribadi penyakit sistem pernafasan Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada J00-J99 Z87.1 Riwayat pribadi penyakit sistem pencernaan Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada K00-K93 Z87.2 Riwayat pribadi penyakit kulit dan jaringan subkutis Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada L00-L99 Z87.3 Riwayat pribadi penyakit sistem muskuloskeleton dan jaringan ikat Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada M00-M99 Z87.4 Riwayat pribadi penyakit sistem genitourinarius Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada N00-N99 Z87.5 Riwayat pribadi komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas



1056

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada O00-O99 Riwayat pribadi penyakit trophoblast Kecuali: habitual aborter (N96) pengawasan kehamilan sekarang dengan riwayat obstetrik kabur (Z35.-) Z87.6 Riwayat pribadi kondisi tertentu yang timbul pada masa perinatal Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada P00-P96 Z87.7 Riwayat pribadi malformasi, deformasi dan kelainan kromosom kongenital Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada Q00-Q99 Z87.8 Riwayat pribadi kondisi lain yang dijelaskan Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada S00-T98

Z88. Riwayat pribadi alergi pada obat, medikamen dan zat biologis Z88.0 Riwayat pribadi alergi penicillin Z88.1 Riwayat pribadi alergi agen antibiotika lain Z88.2 Riwayat pribadi alergi sulfonamides Z88.3 Riwayat pribadi alergi agen antiinfeksi lain Z88.4 Riwayat pribadi alergi agen anestetik Z88.5 Riwayat pribadi alergi agen narkotika Z88.6 Riwayat pribadi alergi agen analgesik Z88.7 Riwayat pribadi alergi serum dan vaksin Z88.8 Riwayat pribadi alergi obat, medikamen dan zat biologis lain Z88.9 Riwayat pribadi alergi obat, medikamen dan zat biologis yang tidak dijelaskan Z89. Hilangnya anggota yang dialami setelah lahir Termasuk: kehilangan anggota: pascabedah, pascatrauma Kecuali: cacad anggota didapat (M20-M21), cacad kongenital anggota (Q71-Q73) Z89.0 Hilangnya jari(-jari) tangan [Termasuk ibu jari], unilateral Z89.1 Hilangnya tangan dan pergelangan Z89.2 Hilangnya anggota atas di atas pergelangan Hilangnya lengan NOS Z89.3 Hilangnya kedua anggota atas [semua level] Hilangnya jari(-jari), bilateral Z89.4 Hilangnya kaki dan tumit Hilangnya jari(-jari) kaki Z89.5 Hilangnya tungkai pada atau di bawah lutut Z89.6 Hilangnya tungkai di atas lutut Hilangnya tungkai NOS Z89.7 Hilangnya kedua anggota bawah [semua level, kecuali jari kaki saja] Z89.8 Hilangnya anggota atas dan bawah [semua level] Z89.9 Hilangnya anggota, tidak dijelaskan Z90. Hilangnya organ yang dialami setelah lahir, not elsewhere classified Termasuk: kehilangan bagian tubuh pascabedah atau pascatrauma NEC Kecuali: absen kongenital - see Alphabetical Index absen pascabedah pada kelenjar endokrin (E89.-), limpa (D73.0) Z90.0 Hilangnya bagian dari kepala dan leher Hilangnya mata, larynx, hidung, 

1057

Z90.1 Z90.2 Z90.3 Z90.4 Z90.5 Z90.6 Z90.7 Z90.8

Kecuali: hilangnya gigi (K08.1) Hilangnya payudara Hilangnya paru-paru [bagiannya] Hilangnya bagian lambung Hilangnya bagian lain saluran pencernaan Hilangnya ginjal Hilangnya organ lain saluran kemih Hilangnya organ(-organ) genital Hilangnya organ lain

Z91. Riwayat faktor resiko pribadi, not elsewhere classified Kecuali: dihadapkan pada polusi dan masalah lain lingkungan fisik (Z58.-) dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resiko (Z57.-) riwayat pribadi penyalahgunaan zat psikoaktif (Z86.4) Z91.0 Riwayat pribadi alergi, selain pada obat dan zat biologis Kecuali: riwayat pribadi alergi pada obat dan zat biologis (Z88.-) Z91.1 Riwayat pribadi ketidakpatuhan pada pengobatan dan regimen medis Z91.2 Riwayat pribadi kebersihan pribadi yang buruk Z91.3 Riwayat pribadi jadwal tidur-bangun tidak sehat Kecuali: kelainan tidur (G47.-) Z91.4 Riwayat pribadi trauma psikologis, not elsewhere classified Z91.5 Riwayat pribadi melukai diri sendiri Parasuicide, meracunidiri sendiri, usaha bunuh diri Z91.6 Riwayat pribadi truma fisik lainnya Z91.8 Riwayat faktor resiko pribadi lainnya, not elsewhere classified Abuse NOS, maltreatment NOS Z92. Riwayat pribadi pengobatan medis Z92.0 Riwayat pribadi kontrasepsi Kecuali: konsultasi atau manajemen praktek kontrasepsi sekarang (Z30.-) kehadiran (intrauterine) contraceptive device (Z97.5) Z92.1 Riwayat pribadi penggunaan (sekarang) antikoagulan jangka panjang Z92.2 Riwayat pribadi penggunaan (sekarang) medikamen lain jangka panjang Riwayat pribadi penggunaan aspirin Z92.3 Riwayat pribadi irradiasi Riwayat pribadi radiasi terapi Kecuali: dihadapkan pada radiasi dalam lingkungan fisik (Z58.4) dihadapkan oleh pekerjaan pada radiasi (Z57.1) Z92.4 Riwayat pribadi pembedahan mayor, not elsewhere classified Kecuali: status lobang buatan (Z93.-), status transplantasi organ atau jaringan (Z94.-) adanya implant dan graft fungsional (Z95-Z96), status pascabedah (Z98.-) Z92.5 Riwayat pribadi tindakan rehabilitasi Z92.8 Riwayat pribadi pengobatan medis lainnya Z92.9 Riwayat pribadi pengobatan medis, tidak dijelaskan Z93. Status lobang buatan Kecuali: lobang buatan memerlukan perhatian dan penatalaksanaan (Z43.-) komplikasi stoma eksternal (J95.0, K91.4, N99.5) Z93.0 Status tracheostomy 

1058

Z93.1 Z93.2 Z93.3 Z93.4 Z93.5 Z93.6

Status gastrostomy Status ileostomy Status colostomy Status lobang buatan lain pada saluran gastrointestinum Status cystostomy Status lobang buatan lain pada saluran kemih nephrostomy, ureterostomy, urethrostomy Z93.8 Status lobang buatan lainnya Z93.9 Status lobang buatan, tidak dijelaskan Z94. Status transplantasi organ dan jaringan Termasuk: organ atau jaringan diganti dengan transplant heterogen atau homogen Kecuali: komplikasi organ atau jaringan yang ditransplantasikan – see Alphabetical Index adanya: graft vaskuler (Z95.-), katup jantung xenogenik (Z95.3) Z94.0 Status transplantasi ginjal Z94.1 Status transplantasi jantung Kecuali: status penggantian katup jantung (Z95.2-Z95.4) Z94.2 Status transplantasi paru-paru Z94.3 Status transplantasi jantung dan paru-paru Z94.4 Status transplantasi hati Z94.5 Status transplantasi kulit Status transplantasi kulit autogen Z94.6 Status transplantasi tulang Z94.7 Status transplantasi kornea Z94.8 Status transplantasi organ dan jaringan lainnya Status transplantasi sumsum tulang, usus, pankreas Z94.9 Status transplantasi organ dan jaringan, tidak dijelaskan Z95. Adanya implant dan graft jantung dan pembuluh darah Kecuali: komplikasi alat, implant, dan graft jantung dan pembuluh darah (T82.-) Z95.0 Adanya pacemaker jantung Kecuali: adjustment or management of cardiac pacemaker (Z45.0) Z95.1 Adanya graft bypass aortokoronaria Z95.2 Adanya katup jantung prostetik Z95.3 Adanya katup jantung xenogenic Z95.4 Adanya penggantian katup jantung lainnya Z95.5 Adanya implant dan graft angioplasti koronaria Adanya prosthesis arteri koronaria Status setelah angioplasti koronaria NOS Z95.8 Adanya implants dan graft jantung dan pembuluh darah lainnya Adanya prosthesis intravaskular NEC Status setelah angioplasti perifer NOS Z95.9 Adanya implant dan graft jantung dan pembuluh darah, tidak dijelaskan Z96. Adanya implant fungsional lainnya Kecuali: komplikasi alat prostetik, implant dan graft internal (T82-T85) perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya (Z44-Z46) Z96.0 Adanya implant urogenital 

1059

Z96.1 Adanya lensa intraokular Pseudophakia Z96.2 Adanya implant otologis dan audiologis tabung myringotomy, penggantian stapes, stent tuba Eustachia, alat pendengaran konduksi tulang, implantasi kokhlea Z96.3 Adanya larynx buatan Z96.4 Adanya implant endokrin Pompa insulin Z96.5 Adanya impant akar-gigi dan mandibula Z96.6 Adanya implant sendi orthopaedik Penggantian sendi jari, penggantian sendi panggul (partial)(total) Z96.7 Adanya implant tulang dan tendon lainnya Adanya plat tengkorak Z96.8 Adanya implant fungsional lain yang dijelaskan Z96.9 Adanya implant fungsional, tidak dijelaskan Z97. Adanya peralatan lain Kecuali: komplikasi alat prostetik, implant dan graft internal (T82-T85) perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya (Z44-Z46) adanya alat drainase cairan serebrospinalis (Z98.2) Z97.0 Adanya artificial eye Z97.1 Adanya artificial limb (complete)(partial) Z97.2 Adanya alat prostetik gigi (complete)(partial) Z97.3 Adanya kaca mata dan lensa kontak Z97.4 Adanya hearing-aid eksternal Z97.5 Adanya (intrauterine) contraceptive device Kecuali: pemeriksaan pemasangan kembali atau pengeluaran alat kontrasepsi (Z30.5) pemasangan alat kontrasepsi (Z30.1) Z97.8 Adanya peralatan lain yang dijelaskan Z98. Keadaan pascabedah lainnya Kecuali: asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-) komplikasi pascaprosedur atau pascabedah – see Alphabetical Index Z98.0 Status baypass dan anastomosis usus Z98.1 Status arthrodesis Z98.2 Adanya alat drainase cairan serebrospinalis Adanya CSF shunt Z98.8 Keadaan pascabedah lain yang dijelaskan Z99. Ketergantungan pada mesin dan alat yang memberi kemampuan, n. e. c. Z99.0 Ketergantungan pada aspirator Z99.1 Ketergantungan pada respirator Z99.2 Ketergantungan pada dialisis ginjal Adanya shunt arteriovena utnuk dialisis, status dialisis ginjal Kecuali: persiapan, pengobatan atau sesi dialisis (Z49.-) Z99.3 Ketergantungan pada kursi roda Z99.8 Ketergantungan pada mesin dan alat pemberi kemampuan Z99.9 Ketergantungan pada mesin dan alat pemberi kemampuan yang tidak dijelaskan



1060

BAB XXII KODE UNTUK TUJUAN KHUSUS (U00-U99) Bab ini berisi blok-blok berikut: U00-U49 Kode sementara penyakit baru yang etiologinya tidak pasti U80-U89 Agen bakteri yang resisten terhadap antibiotika

Provisional assignment of new diseases of uncertain etiology (U00-49) U04 Severe acute respiratory syndrome [SARS] U04.9 Severe acute respiratory syndrome [SARS], unspecified

Bacterial agents resistant to antibiotics (U80-U89) Note:

U80 U80.0 U80.1 U80.8

Kategori ini jangan sekali-kali digunakan untuk kode primer. Mereka disediakan untuk digunakan sebagai kode tambahan kalau dinginkan untuk mengidentifikasi antibiotika yang bakteri resisten terhadapnya, pada infeksi bakteri yang diklasifikasikan di tempat lain. Agen yang kebal terhadap penisilin dan antibiotika terkait Agen yang kebal terhadap penicillin Agen yang kebal terhadap methicillin Agen yang kebal terhadap antibiotika terkait penicillin lain

U81 Agen yang kebal terhadap vancomycin dan antibiotika terkait U81.0 Agen yang kebal terhadap vancomycin U81.8 Agen yang kebal terhadap antibiotika terkait vancomycin lain U88 Note:

Agen yang kebal terhadap antibiotika ganda Kategori ini disediakan untuk digunakan kalau suatu agen bakteri resisten terhadap dua atau lebih antibiotika, tapi tidak cukup informasi untuk menentukan antibiotika mana yang paling menyumbang pada ‘kondisi utama’ ini. Kategori ini hendaknya juga digunakan untuk tujuan tabulasi primer kalau pengkodean tunggal lebih memudahkan. Kalau tidak, maka setiap agen spesifik yang resisten terhadap antibiotika ini hendaknya dikode secara terpisah.

U89 Agen yang kebal terhadap antibiotika lain dan tidak dijelaskan U89.8 Agen yang kebal terhadap antibiotika tunggal lain yang dijelaskan U89.9 Agen yang kebal terhadap antibiotika yang tida



1061

1062

Related Documents

Icd-10 [update 2007]
November 2019 22
Kode Icd 10.docx
November 2019 16
Icd 10 Lengkap.docx
December 2019 5
Icd 10 Cm/pcs
June 2020 8
Icd 10 Volume 1.pdf
November 2019 11
Icd-10--tap-1.pdf
October 2019 7

More Documents from ""

Icd 10 Lengkap.docx
December 2019 5