Hukum.+perusahaan_.ppt

  • Uploaded by: teguh
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hukum.+perusahaan_.ppt as PDF for free.

More details

  • Words: 2,103
  • Pages: 48
Pengertian Perusahaan

Pasal 1 Huruf b UU No 3 th 1982

“Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan atau laba”

PENGERTIAN PERUSAHAAN  Molengraaff (1966) merumuskan pengertian perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus, bertindak keluar, untuk memperoleh penghasilan, dengan cara memperdagangkan atau menyerahkan barang atau mengadakan perjanjian perdagangan  Sedangkan Polak (1935) memandang perusahaan dari sudut komersial, jadi dapat dikatakan perusahaan apabila diperlukan perhitungan laba dan rugi yang dapat diperkirakan dan dicatat dalam pembukuan. Polak menambahkan unsur “pembukuan”

Unsur –Unsur Perusahan Badan Usaha 2. Kegiatan Dalam Bidang Ekonomi 3. Terus Menerus 4. Terang-terangan 5. Keuntungan dan/atau laba 6. Pembukuan 1.

Badan Usaha Badan Usaha yang menjalankan kegiatan dalam bidang ekonomi, mempunyai bentuk tertentu, seperti perusahaan dagang, firma, persekutuan comanditer, PT, Perum,Koperasi. Bagi perusahaan yang tidak mempunyai akta pendiriandapat diketahui melalui izin Usaha.

Kegiatan dalam Bidang Ekonomi Objek dalam bidang ekonomi : Harta kekayaan  Tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba  Kegiatannya meliputi perdagangan, pelayanan dan industri  Segi hukum : harus halal, tidak dilarang oleh undang-undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum, tidak bertentangan dengan kesusilaan dan tidak melawan hukum 

Terus-menerus •



Molengraaff, Polak dan Pembentuk undangundang mengartikan dilakukan secara terus menerus, artinya tidak terputus-putus, tidak insidential, bukan sambilan, jangka waktu lama yang ditentukan dalam akta pendirian perusahaan atau surat izin usaha. Segi hukum : kegiatan dijalankan untuk jangka waktu lama, yang ditetapkan oleh Akta Pendirian atau Surat Izin Usaha : merupakan Legalitas berjalannya Perusahaan selama jangka waktu yang ditetapkan

Terang-terangan Molengraaf : bertindak keluar, yang berhubungan dengan pihak lain (pihak ketiga)  Segi hukum : pengakuan dan pembenaran dilakukan oleh pemerintah melalui perbuatan hukum pengesahan anggaran dasar dalam akta pendirian, penerbitan surat ijin tempat usaha dan penerbitan sertifikat pendaftaran perusahaan 

Keuntungan atau laba Molengraaff : menggunakan istilah penghasilan , Polak menggunakan istilah laba dan pembentuk undangundang menggunakan istilah keuntungan dan atau laba  Segi hukum : keuntungan atau laba harus diperoleh berdasarkan legalitas dan ketentuan uu, tidak diperoleh secara melawan hukum 

Pembukuan Molengraaff : tidak menyinggung unsur pembukuan  Polak : menggunakan unsur pembukuan sebagai pencatatan dan keuntungan atau laba yang diperoleh dapat diketahui dari pembukuan , dasar perhitungan pajak  Segi hukum : menitik beratkan pada kebenaran isi pembukuan dan kebenaran alat bukti 

Apakah Hukum Perusahaan itu? “Hukum yang secara Khusus Mengatur tentang bentuk-bentuk perusahaan serta segala aktifitas atau kegiatan yang berkaitan dengan jalannya suatu perusahaan.”

Sumber-sumber Hukum Perusahaan • •

Lex Generalis : KUHD dan KUHPerdata Lex Spesialist : ▫ Undang-undang Nomor 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing; ▫ Undang-undang Nomor 5 tahun 1968 tentang Konvesi Washington Mengenai Sengketa Modal Asing di Indonesia; ▫ Undang-undang Nomor 6 tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negara (PMDN); ▫ Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969 tentang Bentuk-bentuk Usaha Negara ▫ Undang-undang Nomor 3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan. ▫ Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal; ▫ Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat; ▫ Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan; ▫ Undang-undang Nomor 4 Tahun 1998 Tentang Kepailitan; ▫ Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen; ▫ Undang-undang Nomor 19 tahun 2003 Badan Usaha Milik Negara (BUMN); ▫ Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ▫ Peraturan Perundang-undangan yang diterbitkan dalam berbagai bentuk peraturan, misalnya Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri, dsb.

Macam-macam Perusahaan Berdasarkan Kepemilikan Suatu Perusahaan dibedakan menjadi :



Perusahaan Negara • Perusahaan Swasta

Perusahaan Negara •

Perusahaan Negara : Perusahaan yang modalnya dimiliki oleh Negara dan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berupa Perusahaan Daerah (PD) atau juga Perseroan Terbatas.



Menurut Undang-undang Nomor 19 Prp Tahun 1960 Perusahaan Negara Semua perusahaan dalam bentuk apapun yang modalnya untuk seluruhnya merupakan kekayaan Negara RI, kecuali ditentukan lain berdasarkan undang-undang.

 Perusahaan

Negara dibedakan

antara lain:  Perusahaan Jawatan (PERJAN);  Perusahaan Umum (PERUM), dan  Perusahaan Perseroan (PERSERO)

yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT).

Perusahaan Swasta Perusahaan Swasta, yang modalnya dimiliki oleh swasta, umumnya berbentuk Perseroan Terbatas atau salah satu dari bentuk-bentuk usaha yang ada berdasarkan peraturan perundang-undangan.  Selain pembedaan antara Perusahaan Negara dan Perusahaan Swasta, Pembagian juga dibedakan sebagai berikut: 



Perusahaan Nasional, yaitu perusahaan yang sekurang-kurangnya 51% (lima puluh satu persen) dari modal dalam negeri yang ditanam didalamnya dimiliki oleh Negara dan atau Swasta Nasional. Kepemilikannya bisa oleh Negara atau oleh Swasta



Perusahaan Asing, adalah perusahaan yang tidak memenuhi ketentuan untuk persyaratan Perusahaan nasional (kepemilikan kurang dari 51%). Selanjutnya Perusahaan Asing tersebut bisa berupa Perusahaan Patungan (Joint Venture Company) dan Perusahaan Murni Asing (100%)



Perusahaan Multi Nasional (PMN) : Umumnya merupakan perusahaan swasta yang berbentuk Perseroan dan mempunyai usaha di banyak negara. Para pemegang saham perusahaan ini adalah para pemegang saham dari berbagai Negara, perusahaan ini biasanya sangat besar, memiliki kantorkantor, pabrik, dan kantor cabang di banyak negara. Biasanya memiliki sebuah kantor pusat dimana mereka mengkoordinasi manajemen global. Memiliki pengaruh kuat dalam politik global karena pengaruh ekonomi yang sangat besar dan sumber finansial yang sangat kuat untuk relasi masyarakat dan melobi politik. Contoh : Coca-cola Company, The World Disney Company, Google, McDonald, Nokia, Nintendo, Microsoft, dan lain-lain.

Bentuk-bentuk Perusahaan Negara

Perusahaan Jawatan (PERJAN)  Perusahaan Umum (PERUM)  Perusahaan Perseroan (PERSERO) 



PERJAN yang pernah ada di Indonesia adalah Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) dan Perusahaan Jawatan Pegadaian. Namun sejak tahun 1994 bentuk PERJAN sudah tidak ada lagi. PJKA berubah menjadi PERUMKA kemudian tahun 1998 menjadi PT. KAI, sedangkan Pegadaian menjadi Perusahaan Umum.

Perusahaan Umum (PERUM) 

Perusahaan Umum atau PERUM merupakan salah satu bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia N0.13 Tahun 1998 tanggal 17 Januari 1998 dan Undangundang Nomor 9 Tahun 1969 tentang Bentuk-bentuk Usaha Negara.



Modal PERUM seluruhnya dimiliki oleh Negara yaitu berupa kekayaan negara yang dipisahkan. Berbeda halnya dengan Perseroan Terbatas yang seluruh modalnya terbagi atas saham, namun modal PERUM tidak terbagi atas saham. • Maksud dan Tujuan PERUM adalah menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum (Public Utility) berupa penyediaan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. Sebagai badan usaha, perum diupayakan untuk tetap mandiri dan untuk itu PERUM harus mendapat laba agar bisa hidup berkelanjutan.

PERUM memiliki kekayaan sendiri yang terpisah dengan kekayaan negara. Di dalam PERUM tidak ada penyertaan modal swasta baik nasional maupun asing. Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dari kekayaan negara yang dipisahkan.  Organ PERUM terdiri dari Direksi dan Dewan Pengawas yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Keuangan berdasarkan usulan Menteri Departemen teknis terkait. 

Direksi bertanggung jawab penuh atas kepengurusan PERUM untuk kepentingan dan tujuan PERUM serta mewakili PERUM baik di dalam maupum diluar Pengadilan.  Walaupun kebijakan manajemen berada di pihak Direksi, namun rencana kerja jangka panjang, rencana kerja dan anggaran sebagai penjabaran rencana kerja jangka panjang harus mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan. 

Perseroan (PERSERO) 

Perusahaan Perseroan (PERSERO) adalah perusahaan milik Negara yang diatur dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969 tentang Bentuk-bentuk Usaha Negara. Selanjutnya pelaksanaannya diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan yang diundangkan pada tanggal 17 Januari 1998.

Dalam PERSERO berlaku prinsip-prinsip Perseroan Terbatas, sehingga dalam PERSERO pun memiliki Organ PERSERO, yaitu :  Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)  Direksi, dan  Dewan Komisaris 

PERSEROAN TERBATAS (PT) Prinsip Umum Perseroan A. Perseroan Sebagai Badan Hukum Lahir dari Proses Hukum •

Pasal 1 angka 1 UUPT 2007, berbunyi sebagai berikut :

Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasar perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.

Merupakan Persekutuan Modal

Didirikan Berdasarkan Perjanjian Syarat-syarat Perseroan Sebagai Rechtspersoon

Melakukan Kegiatan Usaha

Lahirnya Perseroan Melalui Proses Hukum dalam Bentuk Pengesahan Pemerintah

Merupakan Persekutuan Modal

Modal Perseroan Berdasarkan Pasal 31 ayat (1) UUPT 2007 : Modal Perseroan Terdiri atas seluruh “nilai nominal ” saham

Berdasarkan Pasal 32 ayat (1) UUPT 2007 : Modal Dasar Perseroan paling sedikit Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)

Perseroan sebagai badan hukum didirikan berdasarkan perjanjian sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1 angka 1 UUPT 2007

Perseroan lahir akibat perjanjian Ditinjau dari segi hukum perjanjian (KUH Perdata), pendirian Perseroan sebagi badan hukum, bersifat “kontraktual” (contractual, by contract) dan “konsensual” ( consensuel, consensual), yaitu adanya kesepakatan untuk mengikat perjanjian mendirikan Perseroan

Perjanjian, Kesepakatan dan Sahnya Pendirian Perseroan

Melakukan Kegiatan Usaha Pasal 2 UUPT 2007 : Suatu Perseroan harus mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan, ketertiban umum dan/ atau kesusilaan

Pasal 18 UUPT 2007 menegaskan,

maksud dan tujuan serta kegiatan usaha itu, harus dicantumkan dalam Anggaran Dasar Perseroan

Penjelasan Pasal 18, maksud dan tujuan merupakan “usaha pokok” Perseroan “Kegiatan usaha” merupakan “kegiatan yang dijalankan” oleh Perseroan dalam rangka mencapai maksud dan tujuannya. Kegiatan usaha harus dirinci secara jelas dalam AD dan rincian tersebut tidak boleh bertentangan dengan undang-undang.

Lahirnya Perseroan Melalui Proses Hukum dalam Bentuk Pengesahan Pemerintah Perseroan lahir sebagai badan hukum merupakan artificial person (manusia buatan), yang dicipta Negara melalui proses hukum yang harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan peraturan perundang-undangan. Jika persyaratan tidak terpenuhi Perseroan yang bersangkutan tidak diberikan keputusan Pengesahan untuk berstatus sebagai badan hukum oleh Pemerintah melalui MENKUMHAM.



Pasal 7 ayat (4) UUPT 2007 yang berbunyi : Perseroan memperoleh status badan hukum pada tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum Perseroan. Keberadaan Perseroan sebagai badan hukum dibuktikan berdasar Akta Pendirian yang didalamnya tercantum AD Perseroan. Apabila AD telah mendapat pengesahan Menteri, Perseroan menjadi “subjek hukum korporasi” (subject to corporation law).

Secara terpisah dan independent , Perseroan melalui pengurus dapat melakukan perbuatan hukum (rechtshandeling, legal act),seperti melakukan kegiatan untuk dan atas nama Perseroan : -membuat perjanjian, -transaksi, -menjual asset dan -menggugat atau digugat, -dapat hidup selama jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam AD belum berakhir. - Membayar pajak atas namanya sendiri





Tidak bisa dipenjarakan, akan tetapi dapat menjadi subjek perdata maupun tuntutan pidana dalam bentuk hukuman “denda”. Utang Perseroan menjadi tanggung jawab dan kewajiban Perseroan, dalam kedudukan dan kapasitasnya sebagai badan hukum atau entitas yang terpisah (separate entity) dan independent dari tanggung jawab pemegang saham.

B. Klasifikasi Perseroan



Perseroan Tertutup



Perseroan Publik Perseroan Terbuka (Tbk) Perseroan Grup

• •

Ciri dan Karakter Perseroan Tertutup Pemegang sahamnya “terbatas” dan “tertutup” (besloten, close). Hanya terbatas pada orang-orang yang masih kenal-mengenal atau pemegang sahamnya hanya terbatas di antara mereka yang masih ada ikatan keluarga, dan tertutup bagi orang luar; • Saham Perseroan yang ditetapkan dalam AD, hanya sedikit jumlahnya, dan dalam AD sudah ditentukan dengan tegas siapa yang boleh menjadi pemegang saham; • Sahamnya juga hanya atas nama (aandeel op nam, registered share) atas orang-orang tertentu secara terbatas. •

Perseroan Publik 

Ketentuan Pasal 1 angka 8 UUPT 2007 yang berbunyi :

Perseroan Publik adalah Perseroan yang telah memenuhi kriteria jumlah pemegang saham dan modal disetor sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. Sebagai rujukan ketentuan Pasal 1 angka 8 UUPT 2007 adalah Pasal 1 angka 22 Undangundang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (selanjutnya UUPM)

Kriteria Perseroan menjadi Perseroan Publik •





Saham Perseroan yang bersangkutan telah memiliki sekurang-kurangnya 300 (tiga ratus) pemegang saham Memiliki modal disetor (paid up capital) sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000,(tiga miliar rupiah) Atau suatu jumlah apemegang saham dengan modal disetor yang ditetapkan Peraturan Pemerintah

Perseroan Terbuka (Tbk)

Ketentuan Pasal 1 angka 7 UUPT 2007 menyatakan : Perseroan Terbuka adalah Perseroan Publik atau Perseroan yang melakukan Penawaran Umum saham, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal.

Perseroan Grup (Group Company/ Holding Company) •

Dalam rangka melaksanakan limited liability, suatu Perseroan dapat mendirikan Perseroan Anak • Dengan prinsip separate entity (prinsip keterpisahan ) Kerugian potensial (potential loses) yang dialami oleh salah satu diantaranya menjadi “terisolasi”

Berdasarkan Pasal Penjelasan 29 UUPT 1995, yang dimaksud dengan Perusahaan Anak adalah perusahaan yang mempunyai hubungan khusus dengan Perseeroan lainnya, yang dapat terjadi karena : a. Lebih dari 50% sahamnya dimiliki Induk Perusahaan (Holding Company) b. Lebih dari 50 % suara dalam RUPS, dikuasai oleh induk perusahaannya c. Kontrol atas jalannya Perseroan, pengangkatan dan pemberhentian Direksi dan Komisaris sangat dipengaruhi oleh induk perusahaan .

C. Maksud dan Tujuan Perseroan Ketentuan Pasal 2 UUPT 2007 mengatakan :

Perseroan harus mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, ketertiban umum, dan atau kesusilaan

Perseroan yang tidak mencantumkan dengan jelas dan tegas apa maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya, dianggap “cacat hukum” (legal defect)

Berdasar keteentuan ini Perseroan harus mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha yang jelas dan tegas

More Documents from "teguh"

Faf 2350
April 2020 40
Faf 4900
April 2020 41
Faf 2500
April 2020 37
Sika Vks 06
April 2020 38
Smp_-_ipa_2001
July 2020 27