HUKUM PERNIKAHAN DALAM ISLAM USWATUN HASANAH 42617005 ANDI BELLA SHAFIRA 42617006
Pernikahan dalam Islam Pernikahan atau nikah artinya adalah terkumpul dan menyatu. Menurut istilah lain juga dapat berarti Ijab Qobul (akad nikah) yang mengharuskan perhubungan antara sepasang manusia yang diucapkan oleh kata-kata yang ditujukan untuk melanjutkan ke pernikahan, sesusai peraturan yang diwajibkan oleh Islam. Kata zawaj digunakan dalam al-Quran artinya adalah pasangan yang dalam penggunaannya pula juga dapat diartikan sebagai pernikahan, Allah s.w.t. menjadikan manusia itu saling berpasangan, menghalalkan pernikahan dan mengharamkan zina.
Rukun Nikah Calon mempelai laki-laki Calon mempelai perempuan Wali Dua orang saksi laki-laki Mahar Ijab dan kabul (akad nikah)
Syarat Nikah Calon Suami dengan syarat: • Islam • Berjenis kelamin laki-laki • Bukan lelaki muhrim dengan calon istri • Mengetahui wali yang sebenarnya bagi akad nikah tersebut • Bukan dalam ihram haji atau umroh • Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan • Tidak mempunyai empat orang istri yang sah dalam suatu waktu • Mengetahui bahwa perempuan yang hendak dinikahi adalah sah dijadikan istri Calon Istri dengan syarat: • Islam • Berjenis kelamin perempuan • Bukan perempuan muhrim dengan calon suami • Bukan seorang banci • Bukan dalam ihram haji atau umroh • Tidak dalam iddah • Bukan istri orang
Wali nikah dengan syarat: Islam, bukan kafir dan murtad Lelaki dan bukannya perempuan Telah pubertas Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan Bukan dalam ihram haji atau umroh Tidak fasik Tidak cacat akal pikiran, gila, terlalu tua dan sebagainya Merdeka Tidak dibatasi kebebasannya ketimbang membelanjakan hartanya.
Syarat Nikah Saksi nikah dengan syarat: Sekurang-kurangya dua orang Islam Berakal Telah pubertas Laki-laki Memahami isi lafal ijab dan qobul Dapat mendengar, melihat dan berbicara Adil (Tidak melakukan dosa-dosa besar dan tidak terlalu banyak melakukan dosa-dosa kecil) Merdeka
Ijab dengan syarat: Pernikahan nikah ini hendaklah tepat Tidak boleh menggunakan perkataan sindiran Diucapkan oleh wali atau wakilnya Tidak diikatkan dengan tempo waktu seperti mutaah(nikah kontrak atau pernikahan (ikatan suami istri) yang sah dalam tempo tertentu seperti yang dijanjikan dalam persetujuan nikah muataah) Tidak secara taklik (tidak ada sebutan prasyarat sewaktu ijab dilafalkan)
Qobul dengan syarat: Ucapan mestilah sesuai dengan ucapan ijab Tidak ada perkataan sindiran Dilafalkan oleh calon suami atau wakilnya (atas sebab-sebab tertentu) Tidak diikatkan dengan tempo waktu seperti mutaah(seperti nikah kontrak) Tidak secara taklik(tidak ada sebutan prasyarat sewaktu qobul dilafalkan) Menyebut nama calon istri Tidak ditambahkan dengan perkataan lain
Cinta dan Fitrah Manusia untuk Menikah Cinta dan Pernikahan
Fitrah Manusia untuk Menikah Hikma Pernikahan
Kriteria Pandangan Hidup Rabbaniyyah (bersumber dari Allah), Bersifat konstan (thabat), Bersifat komprehensif (shumul), Seimbang (tawazun), Positif (ijabiyyah), Pragmatis (waqi’iyyah), Keesaan (tawhid).
Kriteria Pasangan Hidup Dalam ajaran islam hal yang pertama dan diutamanakan adalah agama yang satu paket dengan akhlak yang baik, karena agama dan akhlak yang baik akan membawa ketenangan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat bagi pasangan dan anak-anaknya. Selain tentang agama, hendaklah seorang muslim juga mempertimbangkan latar belakang keluarga masing-masing. Sebab pernikahan tidak hanya menyatukan dua diri yang berbeda, melainkan juga dua keluarga yang berbeda. Menurut islam wanita yang haram dan tidak boleh untuk dinikahi (Q.S. An-Nisa:22-23)
Menjaga Iffa (Kesucian diri) Keutamaan menjaga iffa adalah: Selamat dari murka Alloh dan neraka-Nya, Terjaganya masyarakat dari kerusakan akhlak, Selamatnya agama seorang Muslimah dan kehormatannya, Mendapatkan ridha Alloh dan surga-Nya.
Menjaga Iffa (Kesucian diri) Berikut adalah cara menjaga iffah, yaitu: Mengokohkan iman, Menundukkan pandangan, Tidak mendengarkan lagu-lagu atau menyaksikan acara-acara televisi yang mungkar, Tidak keluar rumah kecuali jika perlu, Menjaga adab-adab keluar rumah, Menghindari membaca buku-buku, majalah-majalah atau novel-novel yang merusak akhlak, Tidak mengikuti mode-mode pakaian Barat yang sedang trend dan populer di pasaran, Bergaul dengan kawan-kawan yang shaleh dan men-jauhi kawan-kawan yang fasiq, Menikah.
Meraih Keluarga Berkah Ciri keluarga berkah adalah : Keluarga berkah adalah keluarga yang baik, yang membawa kebaikan kepada pada diri mereka dan orang lain. Merujuk kepada (Q.S Ar-Rum:21), keluarga berkah adalah keluarga yang sakinah (tenang, tentram), mawaddah (penuh cinta), rahmah(diliputi kasih). Intinya, keluarga berkah membuat semua anggotanya menjadi tenang, nyaman dan bahagia. Keluarga berkah ditandai dengan meningkatnya keiamanan anggota keluarga. Yang menjadikan kualitas pribadi-pribadi dalam keluarga tersebut berkembang menuju kebaikan; sikap semakin matang, bertambah bijak dan bertambah wawasan, akhlak akan semakin baik.anak yang soleh dan solehah adalahciri dari keluarga berkah.
Upaya Meraih Keluarga Berkah Sebelum menikah 1) Menata niat menikah untuk mencari ridho Allah SWT. 2) Tidak berpacaran. 3) Memilih calon pendamping hidup yang sesuai dengan pedoman pandangan islam. 4) Menyiapkan diri secara fisik dan psikis. 5) Bermusyawarah dengan orang tua agar meperoleh restu atau dukungan. Saat akad nikah 1) Menjaga agar niat tetap lurus. 2) Minta di doakan oleh orang tua dan orang-orang yang soleh. 3) Memenuhi syarat dan rukun pernikahan.
Saat Menjalani Kehidupan Rumah Tangga 1) Mempertahakan motivasi menjalankan pernikahan untuk tujuan beribadah. 2) Menjadikan ridho Allah sebagai pedoman dalam berumah tangga. 3) Nafkah yang halal. 4) Suami istri yang menjalankan tugas dan kewajiban dengan baik. 5) Memperlakuakan pasangan dengan baik. 6) Saling membantu dalam mengerjakan urusan rumah tangga. 7) Bersikap toleran terhadap pasangan. 8) Membiasakan bersikap sabar dan syukur. 9) Berbuak adil dan bijak. 10) Bermusyawarah dalam memutuskan permasalahan.
Pernikahan Kontroversial Poligami (Menikahi banyak Istri)
Nikah Mut’ah
Pernikahan Beda Agama