Hotd Kasih Sayang Islam

  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hotd Kasih Sayang Islam as PDF for free.

More details

  • Words: 17,907
  • Pages: 40
[HOTD] kasih sayang islam Februari 12th, 2007 Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: “Salaamun alaikum”. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-An’am, 6 : 54) Hadist riwayat Bukhari ra., ia berkata: “Dari Malik bin Huwairits, ia berkata: “Kami pergi kepada Nabi saw. dan kami semua adalah anak-anak muda dan tinggal bersamanya selama duapuluh malam. Nabi saw. sangat kasih sayang. Beliau bersabda: “Kalau kalian pulang ke rumah, ajarkanlah ajaran-ajaran agama kepada keluarga-keluarga kalian dan katakan pada mereka supaya mendirikan shalat secara sempurna shalat begini dan begitu pada waktu begini dan begitu. Dan apabila shalat telah datang maka hendaklah salah seorang diantaramu adzan, dan orang yang tertua di antara kamu menjadi imam.” Links: [kasih sayang dalam islam] http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0205/11/renungan_jumat.htm [silatuRahmi & kasih sayang Allah ] http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=7&id=198388&kat_id=105&kat_id 1=232&kat_id2=234 [kasih sayang melalui dOa] http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg00333.html [indahnya kasih sayang] http://sumeleh.wordpress.com/2006/06/09/indahnya-kasih-sayang/ [misi kenabian dalam lembaRan hadis] http://www.rahima.or.id/SR/18-06/Dirasah.htm [valentine’s day- apa pandangan islam?] http://nurjeehan.wordpress.com/2007/02/08/valentines-day-apa-pandangan-islam [sOal valentine day] http://www.ajangkita.com/forum/viewtopic.php?t=6681 [meRayakan valentine’s day] http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg02450.html [say nO tO valentine (haRus!)] http://www.mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=94 [islam, simbOl, dan valentine’s day] http://anick.wordpress.com/2006/02/14/islam-simbol-dan-valentine%e2%80%99s-day/ [be my valentine? nggak, deh!] http://www.dudung.net/index.php?naon=depan&action=detail&id=546&cat=4 -perbanyakamalmenujusurga-

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0205/11/renungan_jumat.htm Kasih Sayang Dalam Islam Oleh MARSUDI FITRO WIBOWO

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

1

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menjadikan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal. Sesungguhnya orang mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal." (Q.S. Al-Hujuraat [49]:13). AJARAN Islam tentang kasih sayang telah lama di kumandangkannya dengan sempurna dan indah. Namun, kebanyakan dari manusia tidak menyadari apa arti sesungguhnya dari kasih sayang itu sendiri, sehingga dapat terhenti dan menyimpang dari aturan-aturan yang telah di firmankan oleh Allah SWT dan sabda-sabda Rasul-Nya. Sebagaimana syair yang mengatakan, "mawaddatuhu taduumu likulli haulin, wa hal kullun mawaddatuhu taduumu", kasih sayangnya (manusia) selalu kekal untuk segala hal yang menakutkan, dan apakah setiap orang itu kasih sayangnya selalu kekal. (Jawaahirul Balaaghah:407). Hal ini karena tidak diniatkan semata karena Allah yang tidak dijadikan sebagai ladang amal bahkan hanya untuk memperoleh keuntungan dan kesenangan duniawi saja. Makna kasih sayang tidaklah berujung, sedangkan rasa kasih sayang adalah sebuah fitrah yang mesti direalisasikan terhadap sesama sepanjang kehidupan di dunia ini ada, tentunya dalam koridor-koridor Islam. Ini berarti bahwa Islam tidak mengenal waktu, jarak, dan tempat akan sebuah kasih sayang baik terhadap teman, sahabat, kerabat, dan keluarganya sendiri. Rasulullah saw. bersabda, "Man laa yarhaminnaasa laa yarhamhullaah" Barang siapa tidak menyayangi manusia, Allah tidak akan menyayanginya. (H.R. Turmudzi). Dalam hadis tersebut kasih sayang seorang Muslim tidaklah terhadap saudara se-Muslim saja, tapi untuk semua umat manusia. Rasulullah saw. bersabda, "Sekali-kali tidaklah kalian beriman sebelum kalian mengasihi." Wahai Rasulullah, "Semua kami pengasih," jawab mereka. Berkata Rasulullah, "Kasih sayang itu tidak terbatas pada kasih sayang salah seorang di antara kalian kepada sahabatnya (mukmin), tetapi bersifat umum (untuk seluruh umat manusia)." (H.R. AthThabrani). Bahkan, bukan hanya kepada manusia saja ajaran Islam yang tinggi ini telah mengajarkan bagaimana kasih sayang terhadap hewan dan tumbuhan yang harus direalisasikan. Abu Bakar Shiddiq r.a. pernah berpesan kepada pasukan Usamah bin Zaid, "Janganlah kalian bunuh perempuan, orang tua, dan anak-anak kecil. Jangan pula kalian kebiri pohon-pohon kurma, dan janganlah kalian tebang pepohonan yang berbuah. Jika kalian menjumpai orang-orang yang tidak berdaya, biarkanlah mereka, jangan kalian ganggu." Sebuah nasihat ini walau dalam keadaan untuk perang, ajaran Islam tetap memancarkan kasih sayangnya terhadap manusia, hewan, dan tumbuhan. Sebuah kisah lain yang menarik ketika Amr bin Ash menaklukkan kota Mesir, saat itu datanglah seekor burung merpati di atas kemahnya. Melihat kejadian ini, kemudian Amr bin Ash membuat sangkar untuk merpati tersebut di atas kemahnya. Tatkala ia mau meninggalkan perkemahannya, burung dan sangkar tersebut masih ada. Ia pun tidak mau mengganggunya dan dibiarkan burung merpati itu hidup bersama sangkar yang ia buat. Maka kota itu dijuluki sebagai kota fasthath (kemah). Jelaslah bahwa ajaran Islam sangat menjunjung tinggi akan kasih sayang. Kita perlu mencontoh teladan Nabi saw. dan para sahabatnya yang benar-benar merealisasikan makna kasih sayang yang tanpa batas itu, tentunya untuk mencapai keridaan Allah semata yang bukan untuk mencari kesenangan dunia. Maka memang pantas bahwa Islam dikatakan sebagai agama rahmatan lil 'alamiin.

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

2

Sifat kasih sayang adalah termasuk akhlak yang mulia yang dicintai Allah. Sebaliknya Allah sangat membenci akhlak yang rendah. Di antaranya kepada orang-orang yang tidak memiliki rasa belas kasih sayang. Ditegaskan hadis Rasulullah saw., Laa tunza'ur rahmatu illaa min syaqiyyin. Rasa kasih sayang tidaklah dicabut melainkan hanya dari orang-orang yang celaka. (H.R. Ibn. Hibban). Yang dimaksud dengan orang celaka adalah orang yang tidak memiliki rasa kasih sayang di dalam hatinya baik untuk dirinya maupun orang lain. Di sinilah perlunya kita bermuhasabah, bertafakur, apakah diri ini sudah benar menjalani hidup. Bagaimana kita mengasihi dan menyayangi ciptaan Allah sebagai akhlak yang mulia. "Sesungguhnya Allah SWT Maha Pemurah, Dia mencintai sifat pemurah, dan Dia mencintai akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah." (H.R. Na'im melalui Ibnu Abbas r.a.). Cinta kepada Allah Di antara manusia banyak yang cinta dan mencintai Allah, tapi lebih banyak yang mencintai dunia. Mencintai Allah adalah fardu bagi kaum Muslimin dan Muslimat yang bukan sekadar dikata saja. Dan jika kita benar-benar mencintai Allah secara kesungguhan hati, maka proses "rasa kasih sayang" untuk makhluk ciptaan-Nya akan terbentuk dalam hati kita. Selain itu, jati diri kita sebagai seorang Muslim akan tampak lebih kokoh serta mampu menjalani syariatsyariat Islam yang diridai dan di berkahi oleh Allah SWT. Cinta kepada Allah adalah hal yang utama, sebagai jalan untuk memperoleh kebaikan dunia dan akhirat dengan melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya. Cinta kepada Allah hendaklah melebihi cinta kepada segala yang maujud yang selain Allah. Mencintai Allah berarti juga mencintai Rasul-Nya, yakni mengikuti segala petunjuk Rasul dengan sepenuhpenuhnya. Firman Allah SWT, "Katakanlah (hai Muhammad), 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S. Ali Imran [3]:31). Ketahuilah, kehidupan akhirat adalah kehidupan yang lebih baik dan kekal. Wallahu a'lam bishshawab.*** Penulis seorang editor, designer, dan layouter pada sebuah penerbitan di Bandung.

http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=7&id=198388&kat_id=105&kat_id 1=232&kat_id2=234 Jumat, 20 Mei 2005 Mutiara Hadis Silaturahmi & Kasih Sayang Allah Allah SWT berfirman dalam sebuah hadis qudsi, "Aku adalah Ar-Rahman. Telah Aku ciptakan ArRahiim dan Aku petikkan baginya nama dari nama-Ku. Barangsiapa yang menghubungkannya niscaya Aku menghubunginya (dengan rahmat-Ku); dan barangsiapa memutuskannya niscaya Aku memutuskan hubungan-Ku dengannya; dan barangsiapa mengokohkannya niscaya Aku mengokohkan pula hubungan-Ku dengannya. Sesungguhnya Rahmat-Ku mendahului kemurkaanKu". Penjelasan: Hadis qudsi yang agung ini diriwayatkan oleh Bukhari, Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, Al-Hakim, dan Baihaqi yang bersumber dari Ibnu 'Auf. Hadis ini diriwayatkan pula oleh Al-Khairithi dan Al-Khatib yang bersumber dari Abu Hurairah. Hadis ini mengandung pesan betapa pentingnya menghubungkan tali silaturahmi. Karena itu, cinta dan keridhaan Allah

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

3

sangat dipengaruhi oleh sikap kita terhadap silaturahmi. Ada dua sikap manusia terhadap silaturahmi ini. Pertama, washlul-rahiim, yaitu menghubungkan silaturahmi dengan cara berbuat baik (membantu, menolong, membahagiakan, menyantuni) kaum kerabat dan orangorang di sekitar kita. Kedua, qath'ur-rahiim, yaitu memutuskan silaturahmi dan tidak menyayangi kaum kerabat dan orang yang dekat dengan kita. Misalkan dengan tidak mau bertegur sapa, menahan kebaikan, atau menyakiti dengan tangan dan ucapan. Rahmat Allah hanya akan mengalir pada golongan pertama yang selalu washlul-rahiim. Sebaliknya, murka Allah akan mengenai golongan kedua. "Tidak akan masuk syurga orang yang memutuskan silaturahmi," demikian sabda Rasulullah SAW dalam Muttafaqun 'Alaihi. Kata "rahim" diambil dari nama Allah sendiri, diciptakan-Nya dengan kekuasaan-Nya sendiri, dan kedudukannya ditempatkan pada kedudukan tertinggi. Kata rahim adalah kutipan asma' Allah Ar-Rahman dan Ar-Rahiim, yang berasal dari kata rahmah yang bermakna kasih sayang. Dari sini terlihat bahwa rahim hakikatnya adalah "pecahan" dari sifat Rahman dan Rahim-Nya Allah SWT yang terdapat dalam Asma'ul Husna. Dalam sebuah hadis qudsi yang bersumber dari Ibnu Abbas diungkapkan, "Engkau telah Aku ciptakan dengan kekuasaan-Ku sendiri, telah Aku petikkan bagimu nama dari nama-Ku sendiri, dan telah Aku dekatkan kedudukanmu kepada-Ku. Dan demi Kemuliaan dan Keagungan-Ku, sesungguhnya Aku pasti akan menghubungi orang yang telah menghubungkan engkau, dan akan memutuskan (rahmat-Ku) pada orang yang telah memutuskan engkau dan aku tidak ridha sebelum engkau ridha" (HQR Al-Hakim). Silaturahmi, secara umum, terbagi ke dalam dua makna, yaitu silaturahmi dalam arti khusus dan silaturahmi dalam arti umum. "Rahim" yang pertama dipakai dalam arti kaum kerabat, atau yang memiliki hubungan keluarga dan kekeluargaan-baik itu yang berhak mendapatkan warisan ataupun tidak; baik itu termasuk mahram atau bukan. Karena itu, kata rahiim di sini dapat diartikan sebagai kerabat, atau keluarga. Yang kedua adalah silaturahmi dalam arti hubungan dengan saudara seiman. Bentuknya dapat dijalin melalui kasih sayang, saling menasihati dalam takwa dan kesabaran, tolong menolong di atas jalan ketakwaan (QS. Al-Ashr: 1-3). Atau, bisa pula melalui doa, saling mengunjungi, bahkan memberi bantuan militer bila saudara seiman berada dalam kondisi terancam. Bila dilihat dalam sudut skala prioritas, menjalin silaturahmi dengan keluarga atau kerabat terdekat harus didahulukan daripada yang lainnya. Sebab, keharmonisan yang lebih besar tidak akan pernah terwujud bila tidak diawali dari keharmonisan dalam skala kecil. Misal mendahulukan akur dan harmonis dengan keluarga dan tetangga dekat, sebelum dengan saudara sekota atau senegara. Wallahu a'lam bish-shawab (Ems)

http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg00333.html

KASIH SAYANG MELALUI DOA (1/2)

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

4

Bismillah, Walhamdulillah `Ala Rasulillah, Wa'ala Aalihie Wasahbihie Waman Walaah

Wassalatu

Wassalamu

(Dengan nama Allah, Segala puji bagi Allah, Selawat dan salam ke atas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga, sahabat dan para pengikut Baginda) Amalan berdoa di kalangan umat Islam bukanlah suatu perkara yang baru, malahan ianya telah sebati dengan muslimin dan muslimat sejak dari zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam lagi. Baginda telah menunjukkan pimpinan dan ikutan bagaimana berdoa dan mendoakan. Hukum berdoa adalah sunat (mustahab iaitu digalakkan). Dalam al-Qur’an dan hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, terdapat suruhan yang memerintahkan supaya berdoa dan memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta‘ala ke arah kebaikan, samada dia dalam keadaan senang ataupun susah, di kala suka ataupun duka, secara bersendirian mahupun berjema’ah. Allah Subhanahu wa Ta‘ala berfirman yang tafsirnya : “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu mengenai Aku maka (beritahu kepada mereka): Sesungguhnya Aku (Allah) sentiasa hampir (kepada mereka); “Aku perkenankan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepadaKu.” (Surah al-Baqarah : ayat 186) Menurut Imam al-Qurthubi bahawa ayat di atas menunjukkan perintah Allah Ta‘ala supaya sentiasa berdoa dan beribadat kepada-Nya. Ayat ini juga memberi kegembiraan dan kesenangan kepada makhluk Allah kerana dijanjikan bahawa doa-doa tersebut akan dikabulkan. Melainkan ada sebab-sebab lain mengapa suatu doa itu tergantung-gantung atau ditolak. : FirmanNya lagi yang tafsirnya “Dan Tuhan kamu berfirman: “Berdoalah kamu kepadaKu nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong takbur daripada beribadat dan berdoa kepadaKu, akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina.” (Surah Ghafir: ayat 60) Telah disebutkan dalam banyak hadis-hadis yang shahih mengenai doa, antaranya ialah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang maksudnya : “Sesungguhnya Allah itu Hidup dan Maha Pemurah, Dia malu jika seseorang mengangkat kedua tangannya kepadaNya lalu Dia mengembalikan (tidak menerima) kedua tangannya (doa orang itu) dalam keadaan kosong serta rugi.” (Hadis riwayat at-Tirmidzi) Manakala hadis-hadis berikut diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu daripada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, Baginda bersabda yang maksudnya : “Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta‘ala daripada doa.” (Hadis riwayat Ibnu Hibban) : Sabda Baginda lagi yang maksudnya

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

5

“Barangsiapa yang tidak berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta‘ala, maka Allah murka kepadanya.” (Hadis riwayat Ibnu Majah) : Sabda Baginda lagi yang maksudnya Akan dikabulkan doa seorang dari kamu selama mana dia tidak terburu-buru mengatakan: “ ”.“Aku sudah berdoa (kepada Allah), namun doaku belum dikabulkan (Hadis riwayat Muslim) Mendoakan Orang Lain Tanpa Pengetahuannya Alangkah indahnya Islam itu apabila menganjurkan supaya umatnya saling doa mendoakan antara satu sama lain, samada orang yang didoakan itu mengetahuinya ataupun tidak, lelaki atau perempuan, yang masih hidup mahupun yang telah meninggal dunia. Ini berdasarkan firman Allah Ta‘ala yang tafsirnya : “Dan orang-orang (Islam) yang datang kemudian daripada mereka (berdoa dengan) berkata: “Wahai Tuhan kami! Ampunkanlah dosa kami dan dosa saudara-saudara kami yang mendahului kami dalam iman.” (Surah al-Hasyr: ayat 10) FirmanNya lagi yang tafsirnya : “Dan mintalah ampun kepadaNya bagi salah silap yang engkau lakukan, dan bagi dosa-dosa orang-orang yang beriman – lelaki dan perempuan.” )Surah Muhammad: ayat 19( Abu Darda’ meriwayatkan bahawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang maksudnya : “Setiap hamba Muslim yang mendoakan saudaranya pada ketika saudaranya itu tidak ada (tanpa pengetahuannya), maka malaikat akan berkata: “Semoga kamu juga mendapat seumpama (doa) itu.” (Hadis riwayat Muslim) Malah doa seorang muslim terhadap saudaranya yang lain tanpa pengetahuannya adalah mustajab berdasarkan hadis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang maksudnya : “Adapun doa seorang Muslim bagi saudaranya yang tidak hadir adalah mustajab. Di sisi kepalanya ada malaikat yang diwakilkan. Setiap kali dia mendoakan kebaikan bagi saudaranya itu, malaikat yang diwakilkan itu pula berkata: “Amin, dan bagimu seumpama apa yang engkau doakan itu.” (Hadis riwayat Muslim)

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

6

Adapun antara orang-orang yang wajar didoakan adalah seperti berikut: Mendoakan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam Mengucapkan selawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, bererti juga mendoakan Baginda. Di samping menunjukkan rasa cinta dan kasih terhadap Junjungan besar itu, berselawat itu juga merupakan perintah Allah Subhanahu wa Ta‘ala yang perlu dilaksanakan sebagaimana firmanNya yang tafsirnya : “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta‘ala dan malaikatNya berselawat (memberi segala penghormatan dan kebaikan) kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam (Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam); wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu kepadanya serta ucapkanlah salam sejahtera dengan penghormatan yang penuhnya.” (Surah al-Ahzaab: ayat 56) Adab Memulakan Doa Memulakan doa dengan menyebut Allah Subhanahu wa Ta‘ala dan berselawat ke atas Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan salah satu adab berdoa. Bahkan doa akan tergantunggantung tanpa selawat. Ulama telah sepakat mengatakan bahawa sunat memulakan doa dengan menyebut dan memuji Allah Subhanahu wa Ta‘ala, kemudian diikuti dengan berselawat ke atas Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Begitu juga apabila menutup atau menamatkan doa tersebut. Adapun menyebut dan memuji-muji Allah terutama dengan nama-nama Al-Asma’ Al-Husna dan memberi selawat dan salam kepada Nabi, dijelaskan dalam firman Allah Ta‘ala yang tafsirnya: “Dan Allah mempunyai nama-nama yang baik (yang mulia), maka serulah (dan berdoalah) kepadaNya dengan menyebut nama-nama itu.” (Surah al-A‘raaf: ayat 180) Telah diriwayatkan oleh seorang sahabat yang bernama Fadhalah bin ‘Abid Radhiallahu ‘anhu bahawa dia mendengar daripada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang maksudnya : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mendengar seorang lelaki berdoa di dalam sembahyangnya, dia tidak mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta‘ala, dan tidak membaca selawat ke atas Nabi, maka Rasulullah bersabda: "Tergesa-gesa orang ini!” Kemudian Baginda memanggilnya, lalu bersabda kepadanya atau pada orang lainnya: “Apabila seseorang berdoa, maka mulailah dengan mengagungkan Tuhannya dan memujiNya, setelah itu mengucapkan selawat ke atas Nabi, kemudian dia (boleh) berdoa sesudah itu mengikut kehendaknya.” (Hadis riwayat Abu Daud) Malah Sayyidina ‘Umar bin al-Khattab Radhiallahu ‘anhu berkata bahawa setiap doa yang tidak dimulai dengan berselawat ke atas Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah doa yang terhalang. Sayyidina ‘Umar berkata yang ertinya :

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

7

“Sesungguhnya doa itu akan berhenti (tergantung) di antara langit dan bumi tidak boleh naik ke atas, sehingga dia mengucapkan selawat atas Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wasallam.”

http://sumeleh.wordpress.com/2006/06/09/indahnya-kasih-sayang/

Indahnya Kasih Sayang Ditulis oleh sumeleh di/pada Juni 9th, 2006 K.H. Abdullah Gymnastiar Ketua Ponpes Daarut-Tauhiid - Bandung Mahasuci ALLOH, Zat yang Maha Mengaruniakan kasih sayang kepada makhluk-makhluk-Nya. Tidaklah kasih sayang melekat pada diri seseorang, kecuali akan memperindah orang tersebut, dan tidaklah kasih sayang terlepas dari diri seseorang, kecuali akan memperburuk dan menghinakan orang tersebut. Betapa tidak? Jikalau kemampuan kita menyayangi orang lain tercerabut, maka itulah biang dari segala bencana, karena kasih sayang ALLOH Azza wa Jalla ternyata hanya akan diberikan kepada

orang-orang yang masih hidup kasih sayang di kalbunya. Seperti kejadian yang menimpa Arie Hanggara-yang kisahnya pernah diangkat di film layar lebar-ia menemui ajal karena dianiaya oleh ayah kandungnya sendiri. Begitulah, kekejian demi kekejian, kebiadaban demi kebiadaban menjadi perlambang kehinaan martabat manusia. Hal ini terjadi, tiada lain karena telah tercerabutnya karunia kasih sayang yang ALLOH semayamkan di dalam kalbunya. Karenanya, tidak bisa tidak, kita harus berjuang dengan sekuat tenaga agar hati nurani kita hidup. Tidak berlebihan jikalau kita mengasahnya dengan merasakan keterharuan dari kisah-kisah orang yang rela meluangkan waktu untuk memperhaikan orang lain. Kita dengar bagaimana ada orang yang rela bersusah-payah membacakan buku, koran, atau juga surat kepada orang-orang tuna netra, sehingga mereka bisa belajar, bisa dapat informasi, dan bisa mendapatkan ilmu yang lebih luas. Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, “ALLOH SWT mempunyai seratus rahmat (kasih sayang), dan menurunkan satu rahmat (dari seratus rahmat) kepada jin, manusia, binatang, dan hewan melata. Dengan rahmat itu mereka saling berbelas-kasih dan berkasih sayang, dan dengannya pula binatang-binatang buas menyayangi anak-anaknya. Dan (ALLOH SWT) menangguhkan 99 bagian rahmat itu sebagai kasih sayang-Nya pada hari kiamat nanti.” (H.R. Muslim). Dari hadis ini nampaklah, bahwa walau hanya satu rahmat-Nya yang diturunkan ke bumi, namun dampaknya bagi seluruh makhluk sungguh luar biasa dahsyatnya. Karenanya, sudah sepantasnya jikalau kita merindukan kasih sayang, perhatian, dan perlindungan ALLOH SWT, tanyakanlah kembali pada diri ini, sampai sejauhmana kita menghidupkan kalbu untuk saling berkasih sayang bersama makhluk lain? Kasih sayang dapat diibaratkan sebuah mata air yang selalu bergejolak keinginannya untuk melepaskan beribu-ribu kubik air bening yang membuncah dari dalamnya tanpa pernah habis. Kepada air yang telah mengalir untuk selanjutnya menderas mengikuti alur sungai menuju lautan luas, mata air sama sekali tidak pernah mengharapkan ia kembali.

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

8

Sama pula seperti pancaran sinar cerah matahari di pagi hari, dari dulu sampai sekarang ia terus-menerus memancarkan sinarnya tanpa henti, dan sama pula, matahari tidak mengharap sedikit pun sang cahaya yang telah terpancar kembali pada dirinya. Seharusnya seperti itulah sumber kasih sayang di kalbu kita, ia benar-benar melimpah terus tidak pernah ada habisnya. Tidak ada salahnya agar muncul kepekaan kita menyayangi orang lain, kita mengawalinya dengan menyayangi diri kita dulu. Mulailah dengan menghadapkan tubuh ini ke cermin seraya bertanyatanya: Apakah wajah indah ini akan bercahaya di akhirat nanti, atau justru sebaliknya, wajah ini akan gosong terbakar nyala api jahannam? Tataplah hitamnya mata kita, apakah mata ini, mata yang bisa menatap ALLOH, menatap Rasulullah SAW, menatap para kekasih ALLOH di surga kelak, atau malah akan terburai karena kemaksiyatan yang pernah dilakukannya? Rabalah bibir manis kita, apakah ia akan bisa tersenyum gembira di surga sana atau malah bibir yang lidahnya akan menjulur tercabik-cabik?! Perhatikan tubuh tegap kita, apakah ia akan berpendar penuh cahaya di surga sana, sehingga layak berdampingan dengan si pemiliki tubuh mulia, Rasulullah SAW, atau tubuh ini malah akan membara, menjadi bahan bakar bersama hangusnya batu-batu di kerak neraka jahannam? Ketika memandang kaki, tanyakanlah apakah ia senantiasa melangkah di jalan ALLOH sehingga berhak menginjakkannya di surga kelak, atau malah akan dicabik-cabik pisau berduri. Memandang mulusnya kulit kita, renungkanlah apakah kulit ini akan menjadi indah bercahaya ataukah akan hitam legam karena gosong dijilat lidah api jahannam? Mudah-mudahan dengan bercermin sambil menafakuri diri, kita akan lebih mempunyai kekuatan untuk menjaga diri kita. Jangan pula meremehkan makhluk ciptaan ALLOH, sebab tidaklah ALLOH menciptakan makhlukNya dengan sia-sia. Semua yang ALLOH ciptakan syarat dengan ilmu, hikmah, dan ladang amal. Semua yang bergerak, yang terlihat, yang terdengar, dan apa saja karunia dari ALLOH adalah jalan bagi kita untuk bertafakur jikalau hati ini bisa merabanya dengan penuh kasih sayang. Dikisahkan di hari akhir datang seorang hamba ahli ibadah kepada ALLOH, tetapi ALLOH malah mencapnya sebagai ahli neraka, mengapa? Ternyata karena suatu ketika si ahli ibadah ini pernah mengurung seekor kucing sehingga ia tidak bisa mencari makan dan tidak pula diberi makan oleh si ahli ibadah ini. Akhirnya mati kelaparanlah si kucing ini. Ternyata walau ia seorang ahli ibadah, laknat ALLOH tetap menimpa si ahli ibadah ini, dan ALLOH menetapkannya sebagai seorang ahli neraka, tiada lain karena tidak hidup kasih sayang di kalbunya. Tetapi ada kisah sebaliknya, suatu waktu seorang wanita berlumur dosa sedang beristirahat di pinggir sebuah oase yang berair dalam di sebuah lembah padang pasir. Tiba-tiba datanglah seekor anjing yang menjulur-julurkan lidahnya seakan sedang merasakan kehausan yang luar biasa. Walau tidak mungkin terjangkau kerena dalamnya air di oase itu, anjing itu tetap berusaha menjangkaunya, tapi tidak dapat. Melihat kejadian ini, tergeraklah si wanita untuk menolongnya. Dibukalah slopnya untuk dipakai menceduk air, setelah air didapat, diberikannya pada anjing yang kehausan tersebut. Subhanallah, dengan ijin ALLOH, terampunilah dosa wanita ini. Demikianlah, jikalau hati kita mampu meraba derita makhluk lain, insya ALLOH keinginan untuk berbuat baik akan muncul dengan sendirinya. Kisah lain, ketika suatu waktu ada seseorang terkena penyakit tumor yang sudah menahun. Karena tidak punya biaya untuk berobat, maka berkunjunglah ia kepada orang-orang yang dianggapnya mampu memberi pinjaman biaya. Bagi orang yang tidak hidup kasih sayang di kalbunya, ketika datang orang yang akan meminjam uang ini, justru yang terlintas dalam pikirannya seolah-olah harta yang dimilikinya akan diambil oleh dia, bukannya memberi, malah dia ketakutan akan hartanya karena disangkanya akan habis atau bahkan jatuh miskin. Tetapi bagi seorang hamba yang tumbuh kasih sayang di kalbunya, ketika datang yang akan meminjam uang, justru yang muncul rasa iba terhadap penderitaan orang lain. Bahkan jauh di

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

9

lubuk hatinya yang paling dalam akan membayangkan bagaimana jikalau yang menderita itu dirinya. Terlebih lagi dia sangat menyadari ada hak orang lain yang dititipkan ALLOH dalam hartanya. Karenanya dia begitu ringan memberikan sesuatu kepada orang yang memang membutuhkan bantuannya. Ingatlah, hidupnya hati hanya dapat dibuktikan dengan apa yang bisa kita lakukan untuk orang lain dengan ikhlas. Apa artinya hidup kalau tidak punya manfaat? Padahal hidup di dunia ini cuma sekali dan itupun hanya mampir sebentar saja. Tidak ada salahnya kita berpikir terus dan bekerja keras untuk menghidupkan kasih sayang di hati ini. Insya ALLOH bagi yang telah tumbuh kasih sayang di kalbunya, ALLOH Azza wa Jalla, Zat yang Maha Melimpah Kasih Sayang-Nya akan mengaruniakan ringannya mencari nafkah dan ringan pula dalam menafkahkannya di jalan ALLOH, ringan dalam mencari ilmu dan ringan pula dalam mengajarkannya kepada orang lain, ringan dalam melatih kemampuan bela diri dan ringan pula dalam membela orang lain yang teraniaya, Subhanallah. Cara lain yang dianjurkan Rasulullah SAW untuk menghidupkan hati nurani agar senantiasa diliputi nur kasih sayang adalah dengan melakukan banyak silaturahmi kepada orang-orang yang dilanda kesulitan, datang ke daerah terpencil, tengok saudara-saudara kita di rumah sakit, atau pula dengan selalu mengingat umat Islam yang sedang teraniaya, seperti di Bosnia, Checnya, Ambon, Halmahera, atau di tempat-tempat lainnya. Belajarlah terus untuk melihat orang yang kondisinya jauh di bawah kita, insya ALLOH hati kita akan melembut karena senantiasa tercahayai pancaran sinar kasih sayang. Dan hati-hatilah bagi orang yang bergaulnya hanya dengan orang-orang kaya, orang-orang terkenal, para artis, atau orang-orang elit lainnya, karena yang akan muncul justru rasa minder dan perasaan kurang dan kurang akan dunia ini, Masya ALLOH

http://www.rahima.or.id/SR/18-06/Dirasah.htm

Misi Kenabian dalam Lembaran Hadis Oleh: Ustadz Faqihuddin Abdul Kodir, MA

Tepat pada umur 40 tahun, Muhammad bin Abdullah, suami dari Siti Khadijah, menerima tugas kenabian yang harus disampaikan ke seluruh umat manusia. Tugas yang tentu saja tidak mudah, sehingga Nabi Muhammad SAW sendiri pada awalnya sempat ragu, apakah benar yang diterima adalah wahyu, dan apakah juga merupakan pengangkatan sebagai Nabi (yang menerima wahyu) dan Rasul (yang diutus menyampaikan misi). Tetapi sang pendamping Siti Khadijah, yang teguh hati, menenangkan, menentramkan, menguatkan dan memastikan bahwa yang diterima benar wahyu dan baginda benar-benar diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Kita membaca salah satu dialog yang terjadi antara Nabi Muhammad SAW dan Siti Khadijah RA, pada awal penerimaan wahyu. Nabi Muhammad SAW pernah berkeluh kesah dan berkata pada Khadijah RA: “Wahai Khadijah, tidak ada sesuatu yang paling aku benci kecuali berhala dan para peramal itu, aku khawatir aku akan diangkat menjadi peramal”. “Tidak”, kata Khadijah. “Demi Allah, Dia tidak akan menghinamu, karena kamu adalah orang yang baik terhadap keluarga, suka menjamu tamu, berani mengambil tanggung jawab besar, memberi orang yang kekurangan, dan membantu orang-orang kesusahan. Kamu memiliki banyak sifat-sifat yang

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

10

baik, yang dengan itu, kamu sama sekali tidak akan didatangi setan”, sambung Khadijah. (Amin Duwaidar, Shuwarun min Hayat ar-Rasul, hal. 123). (Teks hadis diriwayatkan Imam Bukhari, lihat pada Kitab Nikâh, bab Man Qâla Lâ Nikâha illâ bi-Waliyyin). Pada kesempatan lain, Siti Khadijah memastikan dan meyakinkan: “Tenanglah wahai anak pamanku, dan tabahlah. Demi Dzat yang menguasai Khadijah, aku yakin kamu terpilih menjadi Nabi bagi umat ini”. (Ibn Hisyam, As-Sirah an-Nabawiyyah, I/191). Khadijah RA pun kemudian menenangkan Nabi SAW, dengan membawa beliau bertemu Pendeta Waraqah bin Nawfal, yang bisa meyakinkan bahwa yang ditemui Nabi SAW adalah benar Malaikat Jibril seperti yang juga datang kepada Nabi Musa AS. Kekhawatiran Nabi ini mungkin muncul karena kebesaran misi kenabian yang harus diemban. Misi untuk melakukan perubahan besar pada kehidupan manusia, yang dalam bahasa al-Qur’an dilukiskan sebagai misi ‘yukhrijuhum min azh-zhulumât ilâ an-nûr’ atau mengeluarkan manusia dari kehidupan yang penuh kegelapan menuju kehidupan yang penuh cahaya. Dari kegelapan kemusyrikkan dan kezaliman, menuju cahaya ketauhidan dan keadilan. Dari kegelapan karena kerusakan dan kekerasan, menuju cahaya kebaikan dan kasih sayang. “Alif Lâm Râ, (ini) adalah kitab yang Kami turunkan kepadamu, agar kamu (dapat) mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, dengan izin Tuhanmu, yaitu ke jalan (Tuhan) Yang Maha Agung dan Amat Terpuji”. (QS. Ibrahim, 14: 1). Lebih tegas lagi, misi kenabian itu dilukiskan al-Qur’an surat al-A’râf ayat ke-157: “Mereka orang-orang yang mengikuti Nabi yang buta huruf, mereka temukan namanya tertulis dalam Kitab Taurat dan Injil, (misinya) menyeru mereka pada kebaikan, melarang kemungkaran, menghalalkan sesuatu yang baik bagi mereka, mengharamkan mereka (mengkonsumsi) sesuatu yang kotor, melepaskan mereka dari beban berat dan belenggubelenggu yang (menggelayuti) mereka”. (QS. Al-A’râf, 7: 157). Ini tentu saja, bukan misi yang ringan dan mudah. Hanya karena taufiq dan ma’unah (pertolongan) dari Allah SWT, serta keteguhan hati dan kekuatan moralitas Nabi SAW, yang membuat misi itu bisa diselesaikan dalam jangka waktu yang tidak begitu lama, 23 tahun. Tidak heran, sehingga saat sebelum Nabi SAW wafat, turunlah ayat “al-yawma akmaltu lakum dînakum wa atmamtu ‘alaikum ni’matî wa radhitu lakum al-islâma dînan” (Pada hari ini, telah Aku lengkapkan agamamu, dan Aku sempurnakan nikmatku kepadamu, dan Aku rela Islam sebagai agamamu). Tentu saja, kesempurnaan yang dimaksud adalah dalam hal prinsip untuk menegaskan ketauhidan dan keadilan, serta menegasikan kemusyrikan dan kezaliman. Karena dalam tataran praktis, ayat ‘kesempurnaan’ ini bukan ayat terakhir. Masih ada jeda waktu enam bulan paska turunnya ayat ini. Di mana Nabi SAW - pun, masih menerima wahyu ayat-ayat al-Qur’an. Di samping kesempurnaan al-Qur’an juga masih harus dijelaskan dengan teks-teks hadis, ijma’, qiyas, kajian bahasa dan pendekatan-pendekatan ijtihad yang lain. Misi Kenabian dalam Teks Hadis Jika bicara misi kenabian dalam teks hadis, hampir ingatan orang tertuju pada sebuah hadis yang sangat terkenal: “Bu’itstu li-utammima makârim al-akhlâq” (Bahwa aku diutus (ke dunia ini), untuk menyempurnakan (misi) akhlaq mulia). Tetapi tidak semua orang tahu persis makna akhlak yang dimaksud. Hampir kebanyakan orang memaknai akhlak hanya sebatas sopan santun, adab, dan tata krama. Atau memaknai dengan cara makan, cara berpakaian, cara berjalan, atau berbicara. Padahal, akhlaq lebih dasar dari itu. Dalam kamus Lisân al-‘Arab, kata akhlaq berasal dari al-khuluq, yang masih satu dasar dengan al-khalq. Akhlaq berarti sesuatu yang alami dan melekat dalam kepribadian seseorang (as-sajiyyah). Kalau al-khalq berarti penciptaan yang bersifat fisik pada diri seseorang, maka al-khuluq adalah penciptaan (yang melekat) yang bersifat non-fisik pada seseorang. Secara lebih sederhana, akhlaq bisa

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

11

didefinisikan sebagai sesuatu yang melekat pada setiap orang secara mendasar. Akhlaq baik, ketika membuat seseorang yang memilikinya terhormat sebagai manusia. Sedangkan akhlaq buruk, ketika sebaliknya hanya menistakan orang sekitar dan membuat dirinya tidak lagi terhormat sebagai manusia. Redaksi hadis di atas, yang lebih tepat, seperti dituturkan Ibn al-Atsir dalam Jâmi’ al-Ushûl adalah sebagai berikut: Dari Malik bin Anas ra, disampaikan kepadanya bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang baik/bu’itstu li utammima husn al-akhlâq”. (Riwayat Imam Malik dalam al-Muwaththa`, lihat; Ibn al-Atsîr, Jâmi’ al-Ushûl, jilid IV, hal. 413, no. hadis: 1974). Kebaikan akhlaq adalah misi utama kenabian yang diemban Rasulullah SAW. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai akhlaq yang baik; posisi dan definisinya dalam Islam, kita bisa lebih lanjut membaca seluruh teks hadis yang dihadirkan Ibn al-Atsîr dalam kitab Jâmi’ al-Ushûl tersebut. Akhlaq baik adalah pangkal kebaikan dan pahala (al-birr), sebaliknya akhlaq buruk adalah pangkal kejahatan dan dosa (al-itsm). Sahabat Nawas bin Sam’an pernah bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai kebaikan (al-birr) dan dosa (al-itsm). Nabi Saw menjawab: “Perbuatan al-birr adalah akhlaq yang baik, dan perbuatan dosa adalah sesuatu yang di dadamu terasa ragu dan karenanya kamu tidak suka dilihat orang lain”. (Riwayat Muslim dan Turmudzi, Ibid, jilid IV, hal. 416, no. hadis: 1980). Akhlaq baik merupakan wasiat Nabi SAW yang paling akhir sekali disampaikan terhadap Mu’adz bin Jabal RA. (lihat: Ibid, no. hadis: 1973). Juga, sebagai sesuatu yang paling memberatkan timbangan amal, kelak di hari kiamat. Sahabat Abu Darda RA., mendengar dari Rasulullah SAW bersabda: “Bahwa tidak ada sesuatu yang paling memberatkan timbangan seorang mukmin di hari kiamat, kecuali akhlaq yang baik. Dan Allah membenci orang yang buruk perangai, kotor perilaku dan kasar”. “Bahwa orang yang berakhlaq mulia, bisa sederajat dengan mereka yang tekun berpuasa dan shalat”. (lihat: Ibid, no. hadis: 1976). Dari Jabir bin Abdillah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang aku cintai, paling dekat denganku kelak di hari kiamat, adalah mereka yang berakhlaq baik. Dan orang yang paling aku benci dan kelak paling jauh denganku di hari kiamat, adalah mereka yang keras, kasar, dan sombong”. (Lihta: Ibid, no. hadis: 1979). Dengan demikian, misi kenabian bagi kemanusiaan adalah bagaimana menciptakan kehidupan yang penuh kasih sayang, tanpa kekerasan, kekasaran dan kesombongan. Dalam salah satu teks hadis lain, lebih tegas disebutkan: “Sesungguhnya, aku hanyalah diutus untuk menebar kasih sayang, dan tidak untuk pelaknatan”. (Riwayat Imam Muslim, lihat: Ibid, jilid XI, hal. 324, no. hadis: 8401). Akhlaq dan Misi Keadilan bagi Perempuan Masih dalam lembaran bab yang sama, Ibn al-Atsîr menyitir dua teks hadis mengenai akhlaq terhadap perempuan (istri), sebagai implementasi dari misi kenabian untuk menebar akhlaq mulia. Pertama, yang diriwayatkan Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya, orang yang paling sempurna keimanannya, adalah orang yang paling baik akhlaqnya, dan yang paling ramah terhadap istrinya”. (lihat: Ibid, jilid IV, hal. 414, no. hadis: 1976). Kedua, yang diriwayatkan Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Orang-orang beriman yang paling sempurna, adalah mereka yang paling baik berakhlaq, dan orang yang paling baik (dari semua itu), adalah mereka yang paling baik terhadap istrinya”. (lihat: Ibid, no. hadis 1977). Berbuat baik terhadap perempuan, atau istri, adalah dengan menempatkan mereka sebagai manusia yang sederajat, yang memiliki hak, perasaan, dan harapan sebagai manusia.

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

12

Memberikan peluang dan kesempatan yang cukup, agar mereka menjadi manusia terhormat, sehingga tidak dijadikan sebagai obyek kekerasan dan pelecehan oleh individu maupun sistem sosial. Ketika mereka melakukan tuntutan keadilan, maka semua sistem harus memberikan peluang agar tuntutan itu bisa dipenuhi. Banyak peristiwa dalam teks-teks hadis, yang mendiskripsikan kepada kita, bagaimana perempuan melakukan tuntutan atas tindakantindakan yang menimpa diri mereka. Termasuk yang dilakukan para suami mereka, atau keluarga mereka. Mereka tidak segan datang kepada Nabi SAW, menceritakan dan melaporkan, bahkan melakukan tuntutan. Adalah Khansa bint Khidam RA, yang datang ke Rasulullah SAW melaporkan tindakan ayahnya yang menikahkan dirinya dengan orang yang tidak ia cintai. Nabi SAW kemudian menyatakan kepada Khansa RA: “Kamu yang berhak untuk menikah dengan seseorang yang kamu kehendaki”. Khansa pun pada akhirnya kawin dengan laki-laki pilihannya Abu Lubabah bin Abd al-Mundzir RA. Dari perkawinan ini ia dikarunia anak bernama Saib bin Abu Lubabah. (Lihat: azZayla’i, Nashb ar-Râyah Takhrîj Ahâdîts al-Hidâyah, , juz III, hal. 237). Hampir semua pengkaji Islam mendengar hadis khulu’. Yaitu, kisah perempuan yang sudah tidak bisa lagi hidup dengan suaminya, sekalipun suaminya baik dan taat beragama. Kemudian Nabi SAW memberi pilihan itu (khulu’) kepada perempuan, dengan syarat ia mengembalikan mahar yang diberikan oleh sang suami. Dan Nabi pun tidak melecehkan perempuan, tidak juga menganggap sebagai perempuan tak berbakti, atau menyalahkan karena melaporkan keadaan rumah tangga yang seharusnya (secara umum) ditutup rapat-rapat. Adalah Jamilah RA, istri Tsabit bin Qays RA, yang bertandang kepada Rasulullah SAW dan berkata: “Wahai Rasul, aku tidak merendahkan akhlaq dan ketakwaan suamiku, tetapi aku tidak ingin melakukan kekufuran (karena serumah dengannya)”. Nabi SAW lalu bertanya: “Kamu mau mengembalikan kebun yang ia berikan kepadamu?. “Ya, aku mau”, kata Jamilah. Lalu Nabi SAW berkata kepada suaminya, Tsabit bin Qays RA, “Terimalah kebun itu, dan ceraikan dia”. (Riwayat al-Bukhari, lihat: Subulussalam, III/166). Asbabunnuzûl ayat ke-34 dari surat an-Nisa, hampir diketahui semua pengkaji Islam, bahwa ada seorang perempuan yang melaporkan kekerasan yang dilakukan suaminya terhadap dirinya. Nabi SAW mendengar laporan itu, menerima dan bermaksud membalaskan untuknya, tetapi ayat al-Qur’an berbicara lain. Pada akhirnya, Nabi SAW tetap membela si perempuan dan menyatakan untuk tidak memukul perempuan. Dalam suatu teks hadis, bahkan disebutkan bahwa mereka yang masih suka memukul perempuan adalah bukan orang-orang yang baik. (Lihat: Jâmi’ al-Ushûl, juz VII, hal. 330, no. hadis: 4719). Pelajaran yang bisa dipetik di sini, bahwa misi utama kenabian adalah ketauhidan dan keadilan. Untuk konteks kemanusiaan, misi kenabian adalah menghidupkan akhlaq mulia. Karenanya, siapapun, laki-laki atau perempuan berkewajiban menegakkan akhlaq mulia, dengan memuliakan, menghormati dan berbuat baik terhadap semua manusia, bahkan kepada seluruh makhluk di muka bumi ini. Pada saat yang sama, setiap orang berhak untuk menuntut keadilan. Terutama ketika mereka menjadi korban kekerasan, baik dari individu maupun dari sistim sosial yang tidak bersahabat. Tuntutan ini tentu saja, agar setiap orang di muka bumi menjadi orang yang terhormat, bertanggung jawab, memiliki hak dan kewajiban secara manusiawi dan terbebas dari segala bentuk kezaliman dan penistaan. Wallahu a’lam bi ash-shawâb.]

http://nurjeehan.wordpress.com/2007/02/08/valentines-day-apa-pandangan-islam

Valentine’s Day- Apa pandangan Islam?

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

13

February 8th, 2007 at 12:36 am (Cinta, Akidah, Akhlak & Adab, Kehidupan Sosial) VALENTINE’S Day atau ‘Hari Kekasih’ sebagaimana yang difahami ialah hari di mana dua orang yang berkasih sayang atau sepasang kekasih yang bercinta meraikan percintaan dan kasih sayang. Budaya ini disambut setiap tahun pada 14 Februari. Tidak dinafikan manusia suka dikasihi dan mengasihi di antara satu sama lain. Golongan remaja adalah golongan yang sering kali dikaitkan dengan soal percintaan. Cuma lumrahnya mereka mudah terikut-ikut serta taksub dengan pengaruh yang dibawa oleh orang-orang barat. Ruangan Irsyad hukum kali ini akan membicarakan sama ada Valentine’s Day munasabah disambut sebagai hari kekasih atau tidak. Mengikut beberapa sumber, Valentine adalah nama bagi seorang paderi Kristian yang giat menyebarkan agama tersebut di Rom ketika pemerintahan Raja Rom yang bernama Claudius II. Pada masa pemerintahannya, Claudius II telah memenjarakan orang-orang Kristian kerana mengamalkan agama yang bertentangan dengan agamanya. Oleh kerana Valentine seorang penyebar agama Kristian, beliau juga telah ditangkap dan diseksa di dalam penjara. Walaupun berada dalam penjara, Valentine tetap berusaha mengajar dan menyebarkan agama tersebut di kalangan banduan-banduan penjara di samping membantu tawanan-tawanan penjara melepaskan diri dari penjara. Kegiatan ini telah diketahui oleh Raja Rom dan beliau diseksa dan akhirnya dihukum bunuh pada 14 Februari. Orang-orang Kristian menganggap bahawa Valentine merupakan seorang yang mulia kerana sanggup berkorban dan mati demi kasih sayangnya terhadap agama Kristian dan penganutpenganutnya. Beliau disamakan dengan Jesus yang kononnya mati kerana menebus dosa yang dilakukan oleh kaumnya. Valentine bagi penganut agama Kristian adalah lambang kasih sayang sejati di antara seorang hamba dengan tuhannya dan dengan sesama manusia. Dikatakan juga bahawa ketika di dalam penjara, beliau telah jatuh cinta dengan anak salah seorang pegawai penjara dan di akhir hayatnya sebelum dibunuh, beliau sempat menulis sepucuk surat cinta kepada gadis tersebut yang bertandatangan ‘From your Valentine’ (Daripada Valentinemu). Maka orang-orang Kristian mengambil sempena 14 Februari itu untuk meraikan hari kasih sayang demi memperingati hari kematian paderi mereka Valentine. Berdasarkan penerangan di atas, adalah jelas bahawa tidak ada istilah Hari Kekasih atau Valentine’s Day dalam Islam. Hakikatnya, adalah tidak boleh orang-orang Islam menyertainya kerana hari tersebut adalah hari perayaan bagi orang-orang Kristian. Memang Islam sangat menggalakkan umatnya supaya berkasih sayang di antara satu sama lain akan tetapi untuk meluahkan kasih sayang di antara seorang lelaki dan perempuan perlu melalui saluran yang dibenarkan oleh syarak bukan yang menggalakkan kepada perkara-perkara yang mendorong atau merangsang kepada yang dilarang dan maksiat. Realitinya, Islam adalah agama yang praktikal, bukan mengongkong. Islam agama yang mengatur kehidupan dengan lebih sempurna. Islam tidak pernah menyekat hubungan kasih sayang di antara umatnya. Dalam Islam ada tiga kategori kasih; pertama, kasih Pencipta (Allah Subhanahu wataala) kepada hamba-Nya; kedua, kasih hamba kepada Pencipta dan ketiga, kasih makhluk sesama makhluk.

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

14

Banyak ayat-ayat Al-Quran dan hadis Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam menyatakan mengenai hikmat dan besarnya faedah berkasih sayang. Allah Subhanahu wataala menjelaskan tentang keagungan nikmat-Nya kepada ma-khluk-Nya melalui nikmat kasih sayang; yang tafsirnya: “Dan (Dialah) yang menyatupadukan di antara hati mereka (yang beriman itu). Kalaulah engkau belanjakan segala (harta benda) yang ada di muka bumi, nescaya engkau tidak dapat juga menyatupadukan di antara hati mereka, akan tetapi Allah telah menyatupadukan di antara (hati) mereka.” (Surah Al-Anfaal: 63). Dan tafsirnya lagi: “Lalu Allah menyatukan di antara hati (sehingga kamu bersatu padu dengan nikmat Islam), maka menjadilah kamu dengan nikmat Allah itu orang-orang Islam yang bersaudara.” (Surah Ali Imran: 103). Dengan penjelasan ayat di atas bahawa Allah Subhanahu wataala sangat mencela dan mengingatkan dengan keras tentang perpecahan sesama makhluk. Allah Subhanahu Wataala juga memerintahkan umat Islam supaya sentiasa berpegang teguh dengan agama Allah dan dilarang berpecah belah dan bermusuhan. Kasih sesama makhluk pada sifatnya adalah tidak kekal, ia bergantung kepada keadaan, tetapi kasih hamba kepada pencipta-nya dengan iman dan takwa, manakala kasih Pencipta kepada hamba berkekalan. Hal in jelas sebagaimana firman Allah subhanahu wataala yang tafsirnya “Katakanlah (Wahai Muhammad): “jika benar kamu mengasihi Allah maka ikutilah aku, nescaya Allah mengasihi kamu serta mengampunkan dosa-dosa kamu. Dan (ingatlah), Allah Maha Pengampun lagi Maha Mengetahui.” (Surah Ali Imran: 31). Oleh itu sebaik-baiknya hendaklah setiap orang Islam khasnya golongan remaja tidak terikutikut dengan budaya ‘Hari Kekasih’ yang dicipta oleh orang-orang Kristian, sebaliknya hendaklah menumpukan masa dan waktu kepada Allah Subhanahu Wataala dengan melakukan apa jua pekara yang mendatangkan manfaat yang matlamat akhirnya menghidupkan cinta kepada Allah Subhanahu Wataala. ‘HARI Kekasih’ yang dibawa oleh orang-orang Barat tanpa disedari bertujuan untuk melekakan dan merosak akhlak masyarakat Islam, kerana senario menyambut ‘Hari Kekasih’ berlaku di kalangan remaja Islam. Sungguhpun ia belum sampai ke tahap yang kronik, namun begitu apa yang lebih membimbangkan bukanlah setakat berutus-utus kad ucapan dan hadiah, atau meraikannya di kelab-kelab disko, tetapi kemungkinan adanya segelintir remaja yang sanggup menghadiahkan kehormatan diri demi membuktikan kesetiaan. Bagi menjelaskan masalah sebilangan remaja yang begitu mudah terpengaruh dengan budaya asing, Al-Quran memberi pengajaran dan ingatan kepada umat Islam, bahawa orang Yahudi dan Kristian akan terus berusaha sedaya upaya untuk memperdaya umat Islam supaya mengikut kehendak mereka. Allah Subhanahu Wataala berfirman yang tafsirnya: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak sekali-kali akan bersetuju atau suka kepadamu (wahai Muhammad) sehingga engkau menurut agama mereka (yang telah terpesong itu). Katakanlah (kepada mereka): “Sesungguhnya petunjuk Allah (agama Islam) itulah petunjuk yang benar.” Dan demi sesungguhnya jika engkau menurut kehendak hawa nafsu mereka sesudah datangnya (wahyu yang memberi) pengetahuan kepadamu (tentang kebenaran), maka tiadalah engkau

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

15

akan peroleh daripada Allah (sesuatu pun) yang dapat mengawal dan memberi pertolongan kepadamu. Orang-orang yang kami berikan kitab kepada mereka, sedang mereka membacanya dengan sebenar-benar bacaan (tidak mengubah dan memutar-belit maksudnya), mereka itulah orang-orang yang beriman kepadanya; dan sesiapa yang mengingkarinya maka mereka itulah orang-orang yang rugi.’’ (Surah Al-Baqarah: 120-121) Ayat ini memberi pengajaran kepada umat Islam bahawa orang-orang Yahudi dan Nasrani itu akan terus berusaha sedaya upaya untuk memperdaya orang-orang Islam supaya mengikut telunjuk dan kehendak mereka. Berbagai-bagai cara dan jalan yang mereka lakukan untuk merosakkan kepercayaan dan keperibadian orang-orang Islam, dan kerana ramai yang tidak menyedari hakikat ini maka bukan sedikit dari kalangan umat Islam yang terikut-ikut dengan adat dan budaya serta cara hidup mereka, semata-mata dengan alasan menurut peredaran zaman, sekalipun yang diikuti itu bersalahan dengan ajaran Islam dan bertentangan dengan akhlak dan budi pekerti yang mulia. Hakikat ini wajib diketahui dan disedari; mana-mana yang terlanjur, wajib kembali ke jalan yang benar. Oleh itu, sebagai orang Islam kita hendaklah membuat sesuatu perkara itu dengan mengikut landasan Islam yang sebenar. Mengamalkan adat dan budaya Melayu yang sopan lagi tertib tidaklah salah asalkan tidak bertentangan dengan prinsip dan ajaran Islam. Islam sangat menitikberatkan soal remaja di antaranya bagaimana mengarah hala tuju tentang percintaan. Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam ada menyebutkan bahawa tujuh golongan manusia yang akan mendapat perlindungan atau lembayung Allah antaranya: Pemuda atau remaja yang sentiasa beribadat kepada Allah tidak kira pagi, petang, siang atau malam; seorang laki-laki apabila diajak oleh perempuan yang cantik jelita dan kaya raya untuk melakukan maksiat, dia menolak kerana takutkan Allah, sebagaimana Baginda bersabda yang maksudnya: “Tujuh orang yang dilindungi oleh Allah dalam naungan-Nya pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya iaitu: Imam yang adil, pemuda yang selalu beribadat kepada Allah, orang yang hatinya sentiasa terpaut kepada masjid, dua orang yang saling cinta-mencintai kerana Allah, mereka bertemu dan berpisah kerana Allah, seorang laki-laki yang diajak oleh perempuan yang kaya dan cantik melakukan maksiat, lalu dia berkata: “Sesungguhnya aku takut kepada Allah,” seorang laki-laki yang sentiasa bersedekah dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang telah dinafkahkan oleh tangan kanannya, dan seseorang yang sentiasa ingat kepada Allah (berzikir) di tempat yang sunyi sehingga matanya mengalir air mata.” (Hadis riwayat Bukhari). Berdasarkan hadis di atas, jelaslah bahawa pemuda dan remaja yang hebat itu ialah pemuda yang tahan ujian dan mempunyai jati diri serta tidak mudah terpengaruh semata-mata cinta dan takut kepada Allah Subhanahu Wataala. Selain itu, Allah Subhanahu Wataala memberikan ganjaran dan petunjuk kepada orang-orang yang beriman dan takut kepada Allah Subhanahu Wataala dengan membuat perkara yang disuruh dan menjauhi segala perkara yang dilarang-Nya. Perkara ini jelas sebagaimana kisah ashhab Al-Kahfi disebutkan dalam Al-Quran, Allah berfirman yang tafsirnya: “Kami ceritakan kepadamu (wahai Muhammad) perihal mereka dengan benar: Sesungguhnya mereka itu orang-orang muda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambahi mereka dengan hidayah petunjuk.” (Surah Al-Kahfi: 13).

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

16

Harus diingat mengamal dan mengikut budaya asing, terutamanya di dalam meraikan hari-hari tertentu tanpa mengetahui latar belakang perayaan tersebut, sebenarnya akan menjerumuskan umat Islam kepada kehancuran kerana perkara-perkara seperti ini bukan sahaja menjejaskan akhlak orang-orang Islam bahkan boleh menjejaskan keimanan dan akidah mereka. Sumber: Brunei Darussalam Mufti’s Office

Assallamualaikum Wr Wb, Teman-teman... sebetulnya dulu tema valentine day sudah pernah dimuat di AK. Tapi setelah saya cari kok tidak ketemu. Karena itu saya posting lagi sebuah artikel mengenai valentine day... semoga bermanfaat Wassalam Jonru ======================================== http://swaramuslim.net/more.php?id=490_0_1_0_M APA SESUNGGUHNYA VALENTINE’S DAY? Murtadin & Jahiliyah Oleh : Redaksi 14 Feb 2000 - 2:41 am Assalamu'alaikum wr. wb., Banyak orang, diantaranya generasi muda muslim, terjerumus pada kegiatan menyanjung dan mengistimewakan satu hari pada bulan Februari. Mereka serempak merayakan Februari. Mereka serempak merayakan Valentine’s Day, yang juga disebut Hari Kasih Sayang. Kalau memang generasi muda muslim mau sedikit tanggap, maka mustahil mereka mengikuti acara tersebut. Muncul satu pertanyaan dikalangan remaja muslim berkenaan dengan acara tersebut. Awalnya bangsa Romawi merayakan acara untuk memperingati suatu hari besar mereka, yang jatuh setiap 15 Februari, yang mereka namakan Lupercalia. Peringatan ini dirayakan guna menghormati Juno (Tuhan Wanita) dan Perkawinan, serta Pan (Tuhan dari alam ini), seperti apa yang mereka percayai. Pada saat itu, digambarkan orang-orang muda “laki-laki dan wanita” memilih pasangannya masing-masing dengan menuliskan nama atau mengundi nama dari orang-orang yang diinginkannya, kemudian pasangan ini saling tukar bertukar hadiah sebagai pernyataan cinta kasih. Acara ini dilanjutkan dengan berbagai macam pesta dan hura-hura bersama pasangan masingmasing. Pergaulan dengan pasangan yang didapat dalam pesta itu dapat berlangsung lama sesudah pesta itu berakhir. Setelah penyebaran agama Kristen, Para Pemuka Gereja mencoba memberikan pengertian ajaran Kristen terhadap para pemuja berhala itu. Pada tahun 496 Masehi, Paus Gelasius (Pope Gelasius) mengganti peringatan Lupercalia itu menjadi Saint Valentine’s Day, yaitu Hari Kasih Sayang Untuk Orang-Orang Suci. Dalam sejarah perayaan Valentine, para ahli sejarah tidak setuju dengan adanya upaya untuk menghubungkan hal itu dengan St. Valentine, seorang Pendeta yang hidup di Roma pada tahun 200 masehi, dibawah kekuasaan Kaisar Claudius II. St. Valentine ini pernah ditangkap oleh orang-orang Romawi dan dimasukkan ke dalam penjara, karena dituduh membantu satu pihak untuk me-musuhi dan menentang Kaisar. St. Valentine ini berhasil ditangkap pada akhir tahun 270 masehi. Kemudian orang-orang Romawi memenggal kepalanya di Palatine Hill (Bukit

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

17

Palatine) dekat altar Juno. Dalam kaitannya dengan acara Valentine’s Day, banyak pula orang mengkaitkan dengan St. Valentine yang lain. St. Valentine ini adalah seorang Bishop (Pendeta) di Terni, satu tempat sekitar 60 mil dari Roma. Iapun dikejar-kejar karena mempengaruhi beberapa keluarga Romawi dan memasukkan mereka ke dalam agama Kristen. Kemudian ia dipancung di Roma sekitar tahun 273 masehi. Sebelum kepalanya dipenggal, Bishop (Pendeta) itu mengirim surat kepada para putri penjaga-penjaga penjara dengan mendo’akan semoga bisa melihat dan mendapat kasih sayang Tuhan dan kasih sayang manusia. “Dari Valentinemu” demikian tulis Valentine pada akhir suratnya itu. Surat itu tertanggal 14 Februari 270 M. sehingga tanggal tersebut ditetapkan sebagai Valentine’s Day atau Hari Kasih Sayang. Dari sejarah perjalanan Valentine’s Day ini, sudah selayaknya umat Islam, khususnya generasi muda, untuk tidak mengadakan, memperinci, bahkan mengistimewakannya. Dahlan Basri Ath Thahiri (Ketua Ikatan Masjid Indonesia Pusat) memberikan fatwanya dengan tegas : “Haram hukumnya mengikuti kegiatan Valentine’s Day, dalam bentuk apapun juga. Tentunya sebagai kaum muslimin, demi menjaga kemurnian aqidah, kita wajib menjauhinya, karena acara Valentine’s Day bertentangan dengan aqidah Islam. Marilah kita merenungkan kandungan makna dari QS. Al Baqarah (2) 120 : “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti millah (cara hidup) mereka. katakanlah ; “sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. Oleh : Drs. Abdul Quddus Zoher Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas SMU Muhammadiyah 1 Yogyakarta ========================================= http://www.eramuslim.com/br/as/32/5316,1,v.html Ada Apa dengan Valentine's Day? Publikasi: 11/02/2003 10:36 WIB eramuslim - Pada bulan Februari, kita selalu menyaksikan media massa, mal-mal, pusat-pusat hiburan bersibuk-ria berlomba menarik perhatian para remaja dengan menggelar pesta perayaan yang tak jarang berlangsung hingga larut malam bahkan hingga dini hari. Semua pesta tersebut bermuara pada satu hal yaitu Valentine's Day. Biasanya mereka saling mengucapkan "selamat hari Valentine", berkirim kartu dan bunga, saling bertukar pasangan, saling curhat, menyatakan sayang atau cinta karena anggapan saat itu adalah “hari kasih sayang”. Benarkah demikian? Sejarah Valentine's Day The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentine’s Day : “Some trace it to an ancient Roman festival called Lupercalia. Other experts connect the event with one or more saints of the early Christian church. Still others link it with an old English belief that birds choose their mates on February 14. Valentine's Day probably came from a combination of all three of those sources--plus the belief that spring is a time for lovers.” Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

18

Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama –nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur. Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia 1998). The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda. Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhantuhan orang Romawi. Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya. Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan dari pada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (lihat: The World Book Encyclopedia, 1998). Kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya (lihat: The Encyclopedia Britannica, Vol.12 hal.242 , The World Book Encyclopedia, 1998). Lalu bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” (www.korrnet.org) mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut Syirik, yang artinya menyekutukan Allah Subhannahu wa Ta'ala. Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri! Saudaraku, itulah sejarah Valentine’s Day yang sebenarnya, yang seluruhnya tidak lain bersumber dari paganisme orang musyrik, penyembahan berhala dan penghormatan pada pastor. Bahkan tak ada kaitannya dengan “kasih sayang”, lalu kenapa kita masih juga menyambut Hari Valentine? Adakah ia merupakan hari yang istimewa? Adat? Atau hanya ikut-

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

19

ikutan semata tanpa tahu asal muasalnya? Bila demikian, sangat disayangkan banyak teman-teman kita -remaja putra-putri Islam- yang terkena penyakit ikut-ikutan mengekor budaya Barat dan acara ritual agama lain. Padahal Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman yang artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawabannya” (Al Isra' : 36). Hukum Merayakan Hari Valentine Keinginan untuk ikut-ikutan memang ada dalam diri manusia, akan tetapi hal tersebut menjadi tercela dalam Islam apabila orang yang diikuti berbeda dengan kita dari sisi keyakinan dan pemikirannya. Apalagi bila mengikuti dalam perkara akidah, ibadah, syi’ar dan kebiasaan. Padahal Rasul Shallallaahu alaihi wa Salam telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam: “Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.” (HR. At-Tirmidzi). Bila dalam merayakannya bermaksud untuk mengenang kembali Valentine maka tidak disangsikan lagi bahwa ia telah kafir. Adapun bila ia tidak bermaksud demikian maka ia telah melakukan suatu kemungkaran yang besar. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata, “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, “Selamat hari raya!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Karena berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Seperti orang yang memberi selamat kepada orang lain atas perbuatan maksiat, bid’ah atau kekufuran maka ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah.” Abu Waqid Radhiallaahu anhu meriwayatkan: Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam saat keluar menuju perang Khaibar, beliau melewati sebuah pohon milik orang-orang musyrik, yang disebut dengan Dzaatu Anwaath, biasanya mereka menggantungkan senjata-senjata mereka di pohon tersebut. Para sahabat Rasulullah berkata, “Wahai Rasulullah, buatkan untuk kami Dzaatu Anwaath, sebagaimana mereka mempunyai Dzaatu Anwaath.” Maka Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda, “Maha Suci Allah, ini seperti yang diucapkan kaum Nabi Musa, ‘Buatkan untuk kami tuhan sebagaimana mereka mempunyai tuhan-tuhan.’ Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang yang ada sebelum kalian.” (HR. At-Tirmidzi, ia berkata, hasan shahih). Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah ketika ditanya tentang Valentine’s Day mengatakan : “Merayakan hari Valentine itu tidak boleh, karena: Pertama: ia merupakan hari raya bid‘ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari‘at Islam. Kedua: ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita) – semoga Allah meridhai mereka. Maka tidak halal melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk makanmakan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

20

muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan. Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari segala fitnah (ujian hidup), yang tampak ataupun yang tersembunyi dan semoga meliputi kita semua dengan bimbingan-Nya.” Maka adalah wajib bagi setiap orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat untuk melaksanakan wala’ dan bara’ ( loyalitas kepada muslimin dan berlepas diri dari golongan kafir) yang merupakan dasar akidah yang dipegang oleh para salaf shalih. Yaitu mencintai orang-orang mu’min dan membenci dan menyelisihi (membedakan diri dengan) orang-orang kafir dalam ibadah dan perilaku. Di antara dampak buruk menyerupai mereka adalah: ikut mempopulerkan ritual-ritual mereka sehingga terhapuslah nilai-nilai Islam. Dampak buruk lainnya, bahwa dengan mengikuti mereka berarti memperbanyak jumlah mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka, padahal seorang muslim dalam setiap raka’at shalatnya membaca, “Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (Al-Fatihah:6-7) Bagaimana bisa ia memohon kepada Allah agar ditunjukkan kepadanya jalan orang-orang yang mukmin dan dijauhkan darinya jalan golongan mereka yang sesat dan dimurkai, namun ia sendiri malah menempuh jalan sesat itu dengan sukarela. Lain dari itu, mengekornya kaum muslimin terhadap gaya hidup mereka akan membuat mereka senang serta dapat melahirkan kecintaan dan keterikatan hati. Allah Subhannahu wa Ta'ala telah berfirman, yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al-Maidah:51) “Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya.” (Al-Mujadilah: 22) Ada seorang gadis mengatakan, bahwa ia tidak mengikuti keyakinan mereka, hanya saja hari Valentine tersebut secara khusus memberikan makna cinta dan suka citanya kepada orangorang yang memperingatinya. Saudaraku! Ini adalah suatu kelalaian, padahal sekali lagi: Perayaan ini adalah acara ritual agama lain! Hadiah yang diberikan sebagai ungkapan cinta adalah sesuatu yang baik, namun bila dikaitkan dengan pesta-pesta ritual agama lain dan tradisi-tradisi Barat, akan mengakibatkan seseorang terobsesi oleh budaya dan gaya hidup mereka. Mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah sesuatu yang sepele, tapi lebih mencerminkan pengadopsian nilai-nilai Barat yang tidak memandang batasan normatif dalam pergaulan antara pria dan wanita sehingga saat ini kita lihat struktur sosial mereka menjadi porak-poranda. Alhamdulillah, kita mempunyai pengganti yang jauh lebih baik dari itu semua, sehingga kita tidak perlu meniru dan menyerupai mereka. Di antaranya, bahwa dalam pandangan kita, seorang ibu mempunyai kedudukan yang agung, kita bisa mempersembahkan ketulusan dan cinta itu kepadanya dari waktu ke waktu, demikian pula untuk ayah, saudara, suami …dst, tapi hal itu tidak kita lakukan khusus pada saat yang dirayakan oleh orang-orang kafir. Semoga Allah Subhannahu wa Ta'ala senantiasa menjadikan hidup kita penuh dengan kecintaan

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

21

dan kasih sayang yang tulus, yang menjadi jembatan untuk masuk ke dalam Surga yang hamparannya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Menyampaikan Kebenaran adalah kewajiban setiap Muslim. Kesempatan kita saat ini untuk berdakwah adalah dengan menyampaikan buletin ini kepada saudara-saudara kita yang belum mengetahuinya. Semoga Allah Ta'ala Membalas 'Amal Ibadah Kita. Dikirimkan dari : Buletin Annur Online , Pekan 1 Zulhijah 1423 ========== http://www.eramuslim.com/br/as/22/1186,1,v.html Remaja Muslim, Valentine's Day dan Perlawanan Budaya Publikasi: 13/02/2002 12:51 WIB eramuslim - Setiap tanggal 14 Pebruari ada hiruk pikuk remaja dunia. Mereka punya hajat besar dengan merayakan sebuah hari yang dikenal dengan Valentine’s Day (Hari Valentine). Hiruk pikuk itu kini tidak lagi menjadi milik bangsa ataupun pemeluk agama tertentu namun telah menjadi gawe semua lapisan remaja dimanapun dan dengan agama apapun. Tak peduli itu di kalangan Kristen Barat, Hindu India ataupun muslim Indonesia. Valentine’s Day menjadi milik bersama dan setiap orang seakan wajib untuk merayakannya. Ada pertanyaan yang patut kita kemukakan. Apa sebenarnya Valentine’s Day itu? Apakah esensinya? Dan bolehkan remaja muslim ikut berkecimpung merayakannya? Apakah perayaan itu bagian dari kultur dan peradaban Islam sehingga kita harus ikut menyemarakkannya? Backgound Historis Valentine’s Day Ada berbagai versi tentang asal muasal Valentin’s Day ini. Beberapa ahli mengatakan bahwa ia berasal dari seorang yang bernama Saint (Santo) Valentine seorang suci kalangan Kristen yang menjadi martir karena menolak untuk meninggalkan agama Kristiani. Dia meninggal pada tanggal 14 Pebruari 269 M., di hari yang sama saat dia menyerahkan ucapan cinta. Dalam legenda yang lain disebutkan bahwa Saint Valentine meninggalkan satu catatan selamat tinggal pada seorang gadis anak sipir penjara yang menjadi temannya. Dalam catatan itu dia menuliskan tanda tangan yang berbunyi “From Your Valentine” ada pula yang menyebutkan bahwa bunyi pesan akhir itu adalah & #8220; Love From Your Valentine”. Cerita lain menyebutkan bahwa Valentine mengabdikan dirinya sebagai pendeta pada masa pemerintahan Kaisar Claudius. Claudius kemudian memenjarakannya karena dia menentang Kaisar. Penentangan ini bermula pada saat Kaisar berambisi untuk membentuk tentara dalam jumlah yang besar. Dia berharap kaum lelaki untuk secara suka rela bergabung menjadi tentara. Namun banyak yang tidak mau untuk terjun ke medan perang. Mereka tidak mau meninggalkan sanak familinya. Peristiwa ini membuat kaisar naik pitam. Lalu apa yang terjadi? Dia kemudian menggagas ide “gila”. Dia berpikiran bahwa jika laki-laki tidak kawin, maka mereka dengan tidak segan-segan akan bergabung menjadi tentara. Makanya, dia memutuskan untuk tidak mengijinkan laki-laki kawin. Kalangan remaja menganggap bahwa ini adalah hukum biadab. Valentine juga tidak mendukung ide gila ini. Sebagai seorang pendeta dia bertugas menikahkan lelaki dan perempuan. Bahkan setelah pemberlakuan hukum oleh kaisar, dia tetap melakukan tugasnya ini dengan cara rahasia dan ini sungguh sangat mengasyikkan. Bayangkan, dalam

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

22

sebuah kamar hanya ada sinar lilin dan ada pengantin putra dan putri serta Valentine sendiri.Peristiwa perkawinan diam-diam inilah yang menyeret dirinya ke dalam penjara dan akhirnya dijatuhi hukuman mati. Walaupun demikian dia selalu bersikap ceria sehingga membuat beberapa orang datang menemuinya di dalam penjara. Mereka menaburkan bunga dan catatan-catatan kecil di jendela penjara. Mereka ingin dia tahu bahwa mereka juga percaya tentang cinta dirinya. Salah satu pengunjung tersebut adalah seorang gadis anak sipir penjara. Dia mengobrol dengannya berjam-jam. Di saat menjelang kematiannya dia menuliskan catatan kecil “Love from your Valentine." Dan pada tahun 496 Paus Gelasius menseting 14 Pebruari sebagai tanggal penghormatan buat Saint Valentine. Akhirnya secara gradual 14 Pebruari menjadi tanggal saling tukar menukar pesan kasih dan Saint Valentine menjadi patron dari para penabur kasih. Tanggal ini ditandai dengan saling mengirim puisi dan hadiah seperti bunga dan gula-gula. Bahkan sering pula ditandai dengan adanya kumpul-kumpul atau pesta dansa. Dari paparan di atas kita tahu bahwa kisah cinta Valentine ini merupakan kisah cinta milik kalangan Kristen dan sama sekali tidak memiliki benang merah budaya dan peradaban dengan Islam. Namun kenapa remaja-remaja muslim ikut larut dan merayakannya? Ada beberapa jawaban yang bisa kita berikan terhadap pertanyaan tersebut : Pertama, remaja muslim kita tidak tahu latar belakang sejarah Valentine’s Day sehingga mereka tidak merasa risih untuk mengikutinya. Dengan kata lain, remaja muslim banyak yang memiliki kesadaran sejarah yang rendah. Kedua, adanya anggapan bahwa Valentine’s Day sama sekali tidak memiliki muatan agama dan hanya bersifat budaya global yang mau tidak mau harus diserap oleh siapa saja yang kini hidup di –untuk meminjam McLuhan—global village. Ketiga, keroposnya benteng pertahanan relijius remaja kita sehingga tidak mampu lagi menyaring budaya dan peradaban yang seharusnya mereka “lawan” dengan keras. Keempat, adanya perasaan loss of identity kalangan remaja muslim sehingga mereka mencari identitas lain sebagai pemuas keinginan mendapat identitas global. Kelima, hanya mengikuti trend yang sedang berkembang agar tidak disebut ketinggalan zaman. Keenam, adanya pergaulan bebas yang kian tak terbendung dan terjadinya de-sakralisasi seks yang semakin ganas. Mungkin masih ada deretan jawaban lain yang bisa diberikan terhadapa pertanyaan di atas. Islam, Cinta dan Valentine’s Day Bisa kita lihat pada bahasan di atas bahwa Valentine Day merupakan peringatan “cinta kasih” yang diformalkan untuk mengenang sebuah peristiwa kematian seorang pendeta yang mati dalam sebuah penjara. Yang kemudian diabadikan oleh gereja lewat tangan Paus Gelasius. Maka merupakan sebuah kurang cerdas jika kaum muslim—dan secara khusus kalangan remajanya— ikut melestarikan budaya yang sama sekali tidak memiliki ikatan historis, emosioal dan religius dengan mereka. Keikut sertaan remaja muslim dalam “huru-hura” ini merupakan refleksi kekalahan mereka dalam sebuah pertarungan mempertahankan identitas dirinya. Mungkin ada sebagian remaja yang akan bertanya: Kenapa memperingati sebuah tragedi cinta itu tidak boleh dilakukan? Apakah Islam melarang cinta kasih? Bukankah Islam menganjurkan

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

23

pemeluknya kasih pada sesama? Tak ada yang menyangkal bahwa Islam tidak melarang cinta kasih. Islam sendiri adalah agama kasih dan menjunjung cinta pada sesama. Dalam Islam cinta demikian dihargai dan menempati posisi sangat terhormat, kudus dan sakral. Islam sama sekali tidak phobi terhadap cinta. Islam mengakui fenomena cinta yang tersembunyi dalam jiwa manusia. Namun demikian Islam tidak menjadikan cinta sebagai komoditas yang rendah dan murahan. Cinta yang merupakan perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihanya dengan penuh gairah, lembut dan kasih sayang dalam Islam dibagi menjadi tiga tingkatan yang kita tangkap dari ayat Al-Quran: Katakanlah: Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudarasaudaramu, isteri-isterimu, kerabat-kerabatmu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerusakannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu senangi lebih kau cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta jihad di jalan-Nya, maka tunggulah hingga Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang fasik (At-Taubah: 24) Dalam ayat ini menjadi jelas kepada kita semua bahwa cinta tingkat pertama adalah cinta kepada Allah, Rasul-Nya dan jihad di jalan-Nya yang kemudian disebut dengan cinta hakiki, kemudian cinta tingkat kedua adalah cinta kepada orang tua, isteri, kerabat, dan seterusnya. Sedangkan cinta tingkat ketiga adalah cinta yang mengedepankan cinta harta, keluarga dan anak isteri melebih cinta pada Allah, Rasul dan jihad di jalan Allah. Cinta hakiki akan melahirkan pelita. Cinta hakiki yang dilahirkan iman akan senantiasa memberikan kenikmatan-kenikmatan nurani. Cinta hakiki akan melahirkan jiwa rela berkorban dan mampu menundukkan hawa nafsu dan syahwat birahi. Cinta akan menjadi berbinar tatkala orang yang memilikinya mampu menaklukkan segala gejolak dunia. Cinta Ilahi akan menuntun manusia untuk hidup berarti dan setelah itu mati—untuk meminjam kata Khairil Anwar. Islam memandang cinta kasih itu sebagai rahmat. Maka seorang mukmin tidak dianggap beriman sebelum dia berhasil mencintai saudaranya laksana dia mencinta dirinya sendiri (HR. Muslim), perumpamaan kasih sayang dan kelembutan seorang mukmin adalah laksana kesatuan tubuh; jika salah satu anggota tubuh terasa sakit, maka akan merasakan pula tubuh yang lainnya : tidak bisa tidur dan demam (Bukhari Muslim). Seorang mukmin memiliki ikatan keimanan sehingga mereka menjadi laksana saudara (Al-Hujarat: 13), dan cinta yang meluap sering kali menjadikan seorang mukmin lebih mendahulukan saudaranya daripada dirinya sendiri, sekalipun mereka berada dalam kesusahan (Al-Hasyr:9). Di mata Islam mencinta dan dicinta itu adalah “risalah” suci yang harus ditumbuhsuburkan dalam dada setiap pemeluknya. Makanya Islam menghalalkan perkawinan dan bahkan pada tingkat mewajibkan bagi mereka yang mampu. Islam tidak menganut “selibasi” yang mengibiri fitrah manusia seperti yang terjadi dalam ajaran Kristen dan Hindu, serta Budha yang menganut sistem sosial yang dikenal dengan kependetaan. Sebab memang tidak ada rahbaniyah dalam Islam. Valentine Day yang merupakan ungkapan kasih selain “hamil” nilai-nilai relijus yang bukan bagian dari agama kita juga saat ini dirayakan dengan menonjolkan aksi-aksi permisif. Dengan lampu remang, dan lilin-lilin temaram. Peniruan pada perilaku agama lain dan sekaligus melegalkan pergaulan bebas inilah yang tidak dibenarkan dalam pandangan Islam. Islam dan Perlawanan Budaya Sebagai agama pamungkas Islam dengan tegas memposisikan diri sebagai agama yang diridhai Allah dan siapa saja yang ingin mencari agama selain Islam maka agamanya tidak akan diterima (Lihat: Ali Imran ayat 19 dan 185). Dan sebagai agama terakhir Islam telah melakukan beberapa pembenaran dari berbagai penyelewengan yang terjadi dalam agama Kristen dan agama Yahudi. Islam mengharuskan pemeluknya untuk membentengi diri dari semua budaya yang

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

24

datang dari kalangan Yahudi dan Kristen. Kaum muslimin harus memiliki budaya dan identitasnya sendiri yang bersumber pada norma dan ajaran agamanya. Setelah kita mengetahui bahwa Valentine’s Day sama sekali tidak memiliki kaitan sejarah dengan Islam, maka menjadi tugas semua remaja Islam untuk menghindari dan tidak ikut serta dalam sebuah budaya yang tidak bersumber dari ajarannya. Valentine’s Day bukanlah simbol dan identitas remaja muslim karena ia merupakan hari raya kalangan remaja Kristen. Dan kita persilahkan saudara-saudara kita dari remaja kalangan Kristen untuk merayakannya sesuai dengan keyakinan mereka. Ada satu hadits yang sangat terkenal yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah bersabda: Barang siapa yang menyerupai sebuah kaum maka dia menjadi bagian dari mereka (Abu Daud). Hadits ini mengisyaratkan bahwa meniru-niru budaya-reliji orang lain yang tidak sesuai dengan tradisi Islam memiliki resiko yang demikian tinggi sehingga orang tersebut akan dianggap sebagai bagian dari orang yang ditiru. Sebagaimana juga firman Allah, Barang siapa diantara kamu menjadikan mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonga mereka (Al-Maidah: 51). Sabda Rasulullah, "Kau akan bersama-sama dengan orang yang siapa yang kau cintai" (Bukhari Muslim). Banyak contoh yang bisa kita kemukakan dari kontra-kultural yang dilakukan Rasulullah untuk mengokohkan identitas umatnya. Saat Rasulullah datang ke Madinah dia melihat penduduk Madinah bersuka ria dalam dua hari. Kemudian Rasulullah bertanya: Hari apa dua hari itu? Pada sahabat menjawab: Dua hari tadi adalah hari dimana kami bermain-main dan bersuka cita di masa jahiliyah! Maka bersabdalah Rasulullah: Sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan dua hari yang lebih baik bagi kalian: Iedul Adha dan Iedul Fithri. (HR. Abu Daud) Rasulullah misalnya melarang umatnya makan dengan tangan kiri karena cara itu adalah cara makan syetan. (HR. Muslim) Larangan Rasulullah untuk kembali memperingati 2 hari dimana orang-orang Madinah biasa bermain di zaman jahiliyah merupakan perlawanan budaya terhadap budaya jahilyah dan digantikan dengan budaya-reliji baru. Sedangkan pelarangannya agar tidak makan dengan tangan kiri juga merupakan perang etika Islam dengan etika syetan. Allah tidak menghendaki kaum muslimin menjadi “buntut” budaya lain yang berbenturan nilainilainya dengan Islam. Peringatan Allah pada ayat di atas membersitkan pencerahan pada kita semua bahwa Islam dengan ajarannya yang universal harus dijajakan dengan rajin pada dunia mengenal Islam dengan cara yang benar dan agar Islam menjadi “imam” peradaban dunia kembali. Sebab kehancuran peradaban Islam telah menimbulkan kerugian demikian besar pada tatanan normal manusia yang terkikis secara moral dan ambruk secara etika. Kemunduran peradaban Islam telah menjebak dunia pada arus kegelapan akhlak dan moralitas. Kehancuran peradaban Islam ini oleh Hasan Ali An-Nadawi dianggap sebagai malapetaka terbesar dalam perjalanan peradaban manusia. Dia berkata, “Kalaulah dunia ini mengetahui akan hakikat malapetaka ini, berapa besar kerugian dunia dan kehilangannya dengan kejadian ini, pastilah dunia hingga saat ini akan menjadikan kemunduran kaum muslimin sebagai hari berkabung yang penuh sesal, tangis dan ratapan. Setiap bangsa di dunia ini akan mengirimkan tanda berduka cita... Apa yang menimpa remaja muslim saat ini tak lebih dari dampak keruntuhan peradaban Islam yang sejak lama berlangsung. Remaja muslim masa kini yang “buta” terhadap peradabannya sendiri diakibatkan munculnya serangan budaya yang gencar menusuk jantung pertahanan budaya kaum muslimin. Kemampuan mereka untuk bertahan dengan ideal-ideal Islam yang rapuh menjadikan mereka terseret arus besar peradaban dunia yang serba permisif, hedonis

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

25

dan materialistik. Lumpuhnya pertahanan mereka terhadap gencarnya serangan budaya lain yang terus menggelombung menjadikan mereka harus takluk dan menjadi “budak” budaya lain. Maka sudah saatnya bagi remaja muslim untuk memacu diri melakukan gerilya besar dengan mengusung nilai-nilai Islam sehingga dia mampu mengendalikan diri untuk tidak terpancing apalagi larut dengan budaya-reliji lain. Generasi muda muslim hendaknya mampu membangun benteng-benteng diri yang sulit ditembus oleh gempuran-gempuran perang pemikiran yang setiap kali akan mengoyak-ngoyak benteng pertahanan imannya. Perlawanan budaya ini akan bisa dilakukan jika remaja muslim mampu mendekatkan dirinya dengan poros ajaran Islam dan mampu melakukan internalisasi diktum-diktum itu ke dalam kalbu, dan sekaligus terejawantahkan ke dalam aksi. Remaja muslim yang mampu menjadikan keimanannya “hidup” akan mampu bergumul dan bahkan memenangkan pertarungan yang sangat berat di hadapannya. Remaja muslim yang dengan setia menjadikan Al-Quran dan Hadits sebagai panduan hidupnya akan mampu menjadi seorang muslim tahan banting dan imun terhadap virus budaya global yang mengancam identitasnya. Seorang remaja muslim yang menjadi the living Quran akan mampu melakukan kontra aksi terhadap semua tantangan yang dihadapinya. Dia akan mampu menangkis serangan informasi satu arah yang kini datang dari Barat. Apa yang mesti dilakukan oleh kalangan muda Islam di zaman serba kompleks ini? Dalam pandangan saya tidak ada yang lebih baik untuk dilakukan kecuali kita semua kembali merapatkan jiwa dan kesadaran kita ke akar norma agama kita sendiri, lalu kita gali sedalamdalamnya, kita renungkan semaksimal mungkin, kita aplikasikan dalam hidup ini. Dan kita pasarkan ajaran-ajaran Islam itu dengan sepenuh raga dan jiwa. Hanya dengan spirit berjuang yang tinggi dan komitmen yang kuat remaja muslim akan lahir kembali dalam sosok yang cemerlang dengan Islam sebagai panji. Oleh : Samson Rahman Alumni International Islamic University, Islamabad, Pakistan ======== http://swaramuslim.net/more.php?id=1411_0_1_0_M Remaja Islam dikepung Budaya Kufur Velentine Day Murtadin & Jahiliyah Oleh : Fakta 03 Feb 2004 - 12:50 am imageimagePernah jalan-jalan di Mal, Toko buku-toko buku, pas bulan Februari ini coba deh kamu jalan-jalan ke mal-mal, toko buku-toko buku, coba perhatikan di sekeliling anda, diatapatap or langit-langit terpampang gambar warna merah jambu, ada yg berbentuk dua buah hati jambu, kayaknya sih meriah banget…apalagi pas kamu kamu sedang bersama doi, wuih kelihatan romantis tis..tis..tis...(yg ini pasti perasaan kamu). Memangnya, ada apa dengan bulan Februari sih, kok banyak terpampang gambar hati merah jambu?, Di antara meriahnya warna merah jambu terpampang tulisan besar-besar “Happy Valentine Day”, di TV dan Radio, majalah maupun Koran pun seolah tidak ingin ketinggalan menampilkan iklan Hari Valentine, memanfaatkan isu valentine day dengan menyelenggarakan acara-acara wah, apalagi hal ini juga dimeriahkan dengan remaja putra-putri yang sedang asyik gaul. Ya itulah…hari valentine, or hari dimana kita berkasih sayang, dulu pas SMA sih Cuma denger

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

26

aja apa hari valentine day itu, tapi waktu itu nggak tahu apa sih sebenarnya valentine day, apa lagi ikut merayakannya… imagePemandangan perayaan valentine day agaknya tidak lah telalu asing di Kota kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta dll. Dimana Remaja putra dan putri, cewek cowok, walaupun masih SMP kelas I sudah kenal yang namanya budaya setan ini, mereka biasanya menghabiskan perayaan ini dengan mengadakan lomba saling merayu antara lawan jenis, saling memberikan bunga, permen kepada pacarnya, ngadain pesta musik tdk peduli disitu terjadi percampuran pria dan wanita non-mahram, disertai dengan minuman keras, sampek ajang buka-bukaan baju, membuang-buang uang ortunya sekena perutnya, bahkan acara ini dijadikan justifikasi para cowok dan cewek untuk mengekspresikan hawa nafsunya kepada lawan jenis, misalnya mencium pipi, memegang tangan, sampai adegan syetan, nauudzu billahi min dzaliki. Lucunya perayaan ini pun rupanya tdk dimonopoli oleh anak muda, para bapak-bapak dan Ibu-ibu, tante-tante pun tidak ketinggalan ‘bertaklid’ merayakan budaya sampah ini, seolah-oleh bertameng merayakan hari kasih sayang, mereka menjustifikasi hal ini dengan merayakan bersama-sama dengan lawan jenisnya, saling membagikan bunga, berpesta bahkan mencontoh seperti apa yg dilakukan “anak-anaknya”. imageYang miris yaitu, aktivitas ini telah menjarah remaja islam, remaja yang diwanti-wanti oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw, untuk tidak taqlid kepada cara hidup orang kafir. Untuk selalu mengikatkan perilakunya agar merujuk pada islam, menjadikan halal haram sebagai patokan dalam seluruh perbuatannya, malah larut dalam perayaan jahiliah ini dengan meninggalkan akidah islam. Lalu Mengapa sih remaja islam terprovokasi acara bejat ini?, bagaimana pula asal-usul Valentine day?, dan bagaimana Pandangan Islam terhadap perayaan valentine day, serta sikap yang harus kita ambil seperti apa?, berikut ini jawaban pertanyaan diatas. Asal-Usul Valentine Day imageValentine Day biasa dirayakan tiap tanggal 14 Februari, Mengapa sampai ada valentine day ?, Setidak-tidaknya ada beberapa legenda diantaranya; adalah Kerajaan Romawi, yang dipimpin Kaisar Claudius II sekitar Abad III masehi, pada saat itu Kerajaan Romawi sering terlibat dalam kampanye perang berdarah-darah dengan kerajaan lain. Saat itu banyak orang laki-laki yang enggap bergabung dengan kesatuan militer yang dia kerahkan, alasannya adalah bahwa mereka lebih mencintai istri dan keluarganya dan tdk mau meninggalkan mereka untuk berperang apalagi perang yg memakan berbulan-bulan, bahkan tahunan. Kaisar yang kejam tersebut mencari jalan dengan melarang perkawinan dan tidak mengijinkan perkawinan para pemuda, diharapkan pemuda tersebut menjadi prajurit/tentara dlm kesatuan militer, menurut Kaisar prajurit yang bagus itu pemuda yg tidak menikah. Melihat bentuk ketidakadilan, kesewenang-wenangan Penguasa Romawi tersebut, Seorang pemuda yg bernama Valentinos atau orang yg bernama Valentine mempertahankan percintaannya diwilayah kekuasaan Kaisar II, bahkan dia melaksanakan perkawinannya dengan sembunyi-sembunyi kendati Sang Kaisar melarang hal ini. Akhirnya berita tentang perkawinannya tercium juga oleh Sang Kaisar, Seketika itu Ia menangkap dan memenjarakan Valentine hingga ia meninggal tanggal 14 Pebruari 270 Masehi. Beberapa ratus tahun kemudian acara Valentine Day berkembang pesat seperti yg kita kenal dewasa ini, pada waktu itu Agama Kristen lagi pesat-pesatnya berkembang di Eropa. Sedangkan legenda yang lain menyatakan bahwa Ketika Valentine dipenjara di Romawi, Ia tertarik dengan seorang gadis dan jatuh cinta kepadanya, gadis yang pernah mengunjunginya selama masa penahananya, dimana gadis itu sendiri saudara dari orang yg memenjarakan Valentine. Diduga Ia menulisi surat kepada gadis tersebut dan menandatanganinya “from your

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

27

valentine”. Paus Gelasius kemudian mendeklarasikan tanggal 14 Pebruari sebagai Valentine Day sekitar abad 498 M.Demikianlah beberapa legenda seputar valentine day, namun yang jelas bahwa masih terjadi kesamaran, dan bias seputar valentine day dan legenda versi lain mengatakan bahwa valentine merupakan figur yang simpatik dan romantis dan heroik. Itulah sedikit tentang asal-usul hari valentine day dimana kemunculannya dari Kerajaan Romawi, kendati berdasarkan ceritanya hanya seorang pemuda yg memberikan surat cinta kepada seorang gadis namun sekarang tradisi merayakan valentine day telah berubah, valentine day dirayakan dengan berbagai kemaksiatan, pelanggaran hukum syara’, dan diisi berbagai aktivitas menghambur-hamburkan uang. Sangat jelas aktivitas yang sangat bertentangan dengan hukum syara’ ini patut dijelaskan kepada umat islam, sehingga mereka memahami keharaman perayaan valentine day ini, meninggalkannya. Pandangan Islam terhadap Perayaan Valentine Day Telah dijelaskan diatas mengenai aktivitas para remaja yang ikut-ikutan merayakan valentine day dengan membabi buta, disertai dengan aktivitas campur baur antara lawan jenis, dan perbuatan maksiat lain, lalu bagaimana sebenarnya hukum ikut merayakan valentine itu, berikut akan saya paparkan. Islam adalah akidah dan syariah, didalamnya mengatur seluruh kehidupan manusia tidak ada satupun kehidupan yang tidak diatur oleh islam, setiap muslim wajib mengikatkan seluruh perbuatannya dengan hukum syara’, diharamkan ia melakukan perbuatan tanpa mengetahui status hukumnya, sebagaimana kaedah fikih, mengatakan “al aslu fi al af’al ataqiyudu li al hukmi syar’i yang artinya “Asal (pokok/hukum) perbuatan itu terikat dengan hukum-hukum syara”. Allah swt berfirman dalam Quran dalam surah An Nisa : 65 : “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya” Dalam Surah Al Maidah : 49 Allah berfirman : “dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik”. Jelaslah dari ayat-ayat diatas, setiap muslim wajib mengikatkan seluruh perbuatannya dengan apa yang Allah turunkan Al Quran dan As Sunnah, dan dilarang keras kita mengambil hukum selain dari hal tersebut. Tidak dijadikan akidah islam sebagai ikatan pemutus seluruh perbuatan manusia dewasa ini merupakan faktor kenapa banyak remaja sekarang terperosok dalam perbuatan haram, disamping itu ketidakpahaman mereka terhadap hal tersebut, dan budaya ikut-ikutan memainkan peranan ini. 'Berkasih-sayang' versi 'Valentine'an ini, haruslah diketahui terlebih dahulu hukumnya, lalu diputuskan apakah akan dilaksanakan atau ditinggalkan. Dengan melihat dan memahami asalusul serta fakta pelaksanaan Valentine's Day, sebenarnya perayaan ini tidak ada sangkut pautnya sedikitpun dengan corak hidup seorang Muslim. Tradisi tanpa dasar ini lahir dan berkembang dari segolongan manusia (kaum/bangsa) yang hidup dengan corak yang sangat jauh berbeza dengan corak hidup berdasarkan syariat Islam yang agung. Jika kita fahami nas-nas

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

28

syara' dengan lebih mendalam, akan kita dapati aturan yang tegas terhadap masalah ini, antara lain firman Allah SWT: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawaban (TTQ Al Isra' : 36)” Disini sangat jelas Valentine day adalah budaya orang kafir, yang nyata-nyata kita dilarang untuk mengambilnya, dalam hal ini kita dilarang menyerupai budaya yang lahir dari peradaban kaum kafir, yg jelas-jelas bertentangan dengan akidah islam, sementara yang boleh diambil dari semua orang(termasuk kafir) adalah dalam masalah terknologi, budaya yang tdk lahir dari pandangan hidup mereka; seperti bahasa asing, menanam padi yang baik, membuat pesawat terbang, komputer, sepeda motor, mobil dll bahkan kita dituntut untuk mendalami hal ini. Hali ini diperkuat dengan hadist Rasulullah saw : "Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari golongan mereka"( HR Abu Daud dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar). "Tidak termasuk golongan ku orang-orang yang menyerupai selain golongan umat ku (umat Islam)" (HR Tirmidzi dari Amru bin Syu'aib dari ayahnya dari datuknya). Maka sangat jelas kita tidak diperbolehkan “tashabuh”, menyerupai, meniru-niru cara hidup orang kafir yang lahir dari pandangan hidupnya, sudah seharusnya kita tinggalkan semua budaya kufur tersebut jauh-jauh. Aktivitas muda-mudi ketika merayakan valentine juga banyak yg melanggar syara’, mereka melakukan kadang dengan berduaan/khalwat, antara lawan jenis, saling berciuman, berpegangan tangan, kadang dilakukan dengan ramai-ramai campur baur laki dan wanita non mahram, disertai dengan alunan musik, saling merayu. Padahal sudah sangat jelas bahwa hukum asal kaum wanita dan laki-laki adalah terpisah sebelum ada dalil/keperluan syar’i yang menuntut bertemunya keduanya misalnya berdagang, bekerja, beribadah, haji, sholat, menikah dll. Itupun mereka harus memperhatikan syarat-syarat pergaulan / akhlak wanita berhubungan dengan laki-laki, menutup aurat dengan menegenakan kerudung dan jilbab, tidak berdandan berlebihan, dll. Nabi sendiri mengatakan bahwa,”barangsiapa melakukan amal yang tiada didasari perintahku (Quran dan Sunnah), maka amal perbuatannya tertolak (HR. Ahmad). Sungguh ikut merayakan hari valentine adalah tindakan tercela, dan haram bagi kaum muslimin untuk merayakan, Valentine sendiri akar kemunculannya dari orang kafir, barat, apalagi kemunculannya berasal dari budaya lokal, maka sudah sepatutnya kaum muslimin meninggalkan hal tersebut. Menentukan Sikap Sungguh sangat jelas sikap yang harus diambil oleh kaum muslimin, bahwa merayakan valentine berarti meniru adat/budaya kufur kaum lain, padahal kita dilarang untuk mengekor, mengambil cara hidup yg lahir dari akidah selain islam, seperti valentine day, juga pemahaman hak asasi manusia, demokrasi, dialog antar agama, kapitalisme, sosialisme. Sudah cukup kita hanya mengambil pandangan hidup yang terlahir dari akidah islam karena sudah jelas bahwa islam adalah agama yang sempurna sebagiamna diterangkan Allah swt dalam Qur’an surah Al – Maidah : 3, ] …….Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…… Begitu pula Allah swt menyuruh umatnya untuk mengikuti standar halal-haram, menjadikan Muhammad Rasulullah sebagai panutan, mengambila apa yang dicontohkannya dan meninggalkan dari perkara yang dilarangnya, sebagimana firman Allah dalam surah al Hasyr :7 “. Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

29

berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anakanak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. “ Maka apalagi yang kita tunggu selain meninggalkan bentuk pengekoran acara valentine day itu, marilah serkarang kita mulai meninggalkan sesuatu yang memang wajib diingkari, dan memulai untuk berusaha menerapkan ajaran-ajaran islam, memilih-milih mana perkara yg tdk bertentangan dengan islam kita ambil, sementara perkara yg bertentangan dengan islam kita tolak dan tinggalkan. Hendaknyalah kita renungkan perkataan sosiolog Ibnu Khaldun yang menyatakan "Yang kalah cenderung mengekor yang menang, dari segi pakaian, kendaraan, bentuk senjata yang dipakai, malah meniru dalam setiap cara hidup mereka, termasuk di sini adalah mengikuti adat istiadat mereka ........". Hal itu selaras dengan apa yang telah di sabdakan Nabi : "Tidak akan kiamat sebelum umatku mengikuti apa-apa yang dilakukan bangsa-bangsa terdahulu, selangkah demi selangkah, sehasta demi sehasta". .............. Diantara para sahabat ada yang bertanya "Ya, Rasululah apakah yang dimaksud (di sini) adalah bangsa-bangsa Yahudi dan Nasrani ?" Rasulullah menjawab "Siapa lagi (kalau bukan mereka) (HR. Bukhori) Akhirnya tinggalkan budaya kufur yang mengumbar hawa nafsu kesenangan duniawi itu, budaya menyesatkan yang dijadikan senjata orang-orang kafir untuk mengekspor peradabannya kepada kaum muslimin, sehingga tercapai target yang diinginkan orang-orang kafir yang memang sangat membenci Islam dan umatnya. Orang-orang kafir ini tidak akan segan-segan mengeluarkan umat islam dari akidah yg dipegangnya yakni akidah islam dan selanjutnya mengikuti akidah jahiliah, sekulerisme kapitalisme. Maka itu wahai saudaraku-saudaraku renungkanlah, Allah swt berfirman dalam surah al Baqarah :120 “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”(al Baqarah :120) Wa Allahu a’lam/Hidayatullah

http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg02450.html [Ar-Royyan-3438] MERAYAKAN VALENTINE'S DAY (2/2) IHB Jakarta - Jaeroni Setyadhi Wed, 01 Feb 2006 19:31:29 -0800

MERAYAKAN VALENTINE'S DAY (2/2) Bismillah, Walhamdulillah Wassalatu Wassalamu `Ala Rasulillah, Wa'ala Aalihie Wasahbihie Waman Walaah

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

30

Apa pandangan Islam? VALENTINE'S Day atau 'Hari Kekasih' sebagaimana yang difahami ialah hari di mana dua orang yang berkasih sayang atau sepasang kekasih yang bercinta meraikan percintaan dan kasih sayang. Budaya ini disambut setiap tahun pada 14 Februari. Tidak dinafikan manusia suka dikasihi dan mengasihi di antara satu sama lain. Golongan remaja adalah golongan yang sering kali dikaitkan dengan soal percintaan. Cuma lumrahnya mereka mudah terikut-ikut serta taksub dengan pengaruh yang dibawa oleh orang-orang barat. Ruangan Irsyad hukum kali ini akan membicarakan sama ada Valentine's Day munasabah disambut sebagai hari kekasih atau tidak. Mengikut beberapa sumber, Valentine adalah nama bagi seorang paderi Kristian yang giat menyebarkan agama tersebut di Rom ketika pemerintahan Raja Rom yang bernama Claudius II. Pada masa pemerintahannya, Claudius II telah memenjarakan orang-orang Kristian kerana mengamalkan agama yang bertentangan dengan agamanya. Oleh kerana Valentine seorang penyebar agama Kristian, beliau juga telah ditangkap dan diseksa di dalam penjara. Walaupun berada dalam penjara, Valentine tetap berusaha mengajar dan menyebarkan agama tersebut di kalangan banduan-banduan penjara di samping membantu tawanan-tawanan penjara melepaskan diri dari penjara. Kegiatan ini telah diketahui oleh Raja Rom dan beliau diseksa dan akhirnya dihukum bunuh pada 14 Februari. Orang-orang Kristian menganggap bahawa Valentine merupakan seorang yang mulia kerana sanggup berkorban dan mati demi kasih sayangnya terhadap agama Kristian dan penganutpenganutnya. Beliau disamakan dengan Jesus yang kononnya mati kerana menebus dosa yang dilakukan oleh kaumnya. Valentine bagi penganut agama Kristian adalah lambang kasih sayang sejati di antara seorang hamba dengan tuhannya dan dengan sesama manusia. Dikatakan juga bahawa ketika di dalam penjara, beliau telah jatuh cinta dengan anak salah seorang pegawai penjara dan di akhir hayatnya sebelum dibunuh, beliau sempat menulis sepucuk surat cinta kepada gadis tersebut yang bertandatangan 'From your Valentine' (Daripada Valentinemu). Maka orang-orang Kristian mengambil sempena 14 Februari itu untuk meraikan hari kasih sayang demi memperingati hari kematian paderi mereka Valentine. Berdasarkan penerangan di atas, adalah jelas bahawa tidak ada istilah Hari Kekasih atau Valentine's Day dalam Islam. Hakikatnya, adalah tidak boleh orang-orang Islam menyertainya kerana hari tersebut adalah hari perayaan bagi orang-orang Kristian. Memang Islam sangat menggalakkan umatnya supaya berkasih sayang di antara satu sama lain akan tetapi untuk meluahkan kasih sayang di antara seorang lelaki dan perempuan perlu melalui saluran yang dibenarkan oleh syarak bukan yang menggalakkan kepada perkara-perkara yang mendorong atau merangsang kepada yang dilarang dan maksiat. Realitinya, Islam adalah agama yang praktikal, bukan mengongkong. Islam agama yang mengatur kehidupan dengan lebih sempurna. Islam tidak pernah menyekat hubungan kasih sayang di antara umatnya. Dalam Islam ada tiga kategori kasih; pertama, kasih Pencipta (Allah Subhanahu wataala) kepada hamba-Nya; kedua, kasih hamba kepada Pencipta dan ketiga, kasih makhluk sesama makhluk.

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

31

Banyak ayat-ayat Al-Quran dan hadis Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam menyatakan mengenai hikmat dan besarnya faedah berkasih sayang. Allah Subhanahu wataala menjelaskan tentang keagungan nikmat-Nya kepada ma-khluk-Nya melalui nikmat kasih sayang; yang tafsirnya: "Dan (Dialah) yang menyatupadukan di antara hati mereka (yang beriman itu). Kalaulah engkau belanjakan segala (harta benda) yang ada di muka bumi, nescaya engkau tidak dapat juga menyatupadukan di antara hati mereka, akan tetapi Allah telah menyatupadukan di antara (hati) mereka." (Surah Al-Anfaal: 63). Dan tafsirnya lagi: "Lalu Allah menyatukan di antara hati (sehingga kamu bersatu padu dengan nikmat Islam), maka menjadilah kamu dengan nikmat Allah itu orang-orang Islam yang bersaudara." (Surah Ali Imran: 103). Dengan penjelasan ayat di atas bahawa Allah Subhanahu wata'ala sangat mencela dan mengingatkan dengan keras tentang perpecahan sesama makhluk. Allah Subhanahu Wataala juga memerintahkan umat Islam supaya sentiasa berpegang teguh dengan agama Allah dan dilarang berpecah belah dan bermusuhan. Kasih sesama makhluk pada sifatnya adalah tidak kekal, ia bergantung kepada keadaan, tetapi kasih hamba kepada pencipta-nya dengan iman dan takwa, manakala kasih Pencipta kepada hamba berkekalan. Hal in jelas sebagaimana firman Allah subhanahu wataala yang tafsirnya "Katakanlah (Wahai Muhammad): "jika benar kamu mengasihi Allah maka ikutilah aku, nescaya Allah mengasihi kamu serta mengampunkan dosa-dosa kamu. Dan (ingatlah), Allah Maha Pengampun lagi Maha Mengetahui." (Surah Ali Imran: 31). Oleh itu sebaik-baiknya hendaklah setiap orang Islam khasnya golongan remaja tidak terikutikut dengan budaya 'Hari Kekasih' yang dicipta oleh orang-orang Kristian, sebaliknya hendaklah menumpukan masa dan waktu kepada Allah Subhanahu Wataala dengan melakukan apa jua pekara yang mendatangkan manfaat yang matlamat akhirnya menghidupkan cinta kepada Allah Subhanahu Wataala. *** [Non-text portions of this message have been removed]

http://www.mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=94

Say No to Valentine (Harus!) Bulan Februari sepertinya menjadi istimewa bagi sebagian orang. Kalau ada yang nanya, apa istimewanya, jawabannya pasti karena angka 14. Ya, tanggal 14 disebut-sebut sebagai hari Valentine. Sebenarnya apa sih Valentine? Kenapa hampir semua orang sibuk “berkasih sayang” pada hari itu? Kenapa juga ada cokelat, surat cinta, dan ucapan “Be My Valentine?” dari seseorang kepada orang lain yang mungkin dianggap spesial? Apakah memang hal tersebut ada dasarnya? Atau cuma ikut-ikutan dan ngga tau makna sebenarnya? Kalau kamu penasaran, coba simak baik-baik uraian berikut. Sejarah Valentine

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

32

Ensiklopedia Katolik menyebutkan tiga versi tentang Valentine, tetapi versi terkenal adalah kisah Pendeta St.Valentine yang hidup di akhir abad ke 3 M di zaman Raja Romawi Claudius II. Pada tanggal 14 Februari 270 M Claudius II menghukum mati St.Valentine yang telah menentang beberapa perintahnya. Claudius II melihat St.Valentine mengajak manusia kepada agama Nashrani lalu dia memerintahkan untuk menangkapnya. Dalam versi kedua, Claudius II memandang para bujangan lebih tabah dalam berperang daripada mereka yang telah menikah yang sejak semula menolak untuk pergi berperang. Maka dia mengeluarkan perintah yang melarang pernikahan. Tetapi St.Valentine menentang perintah ini dan terus mengadakan pernikahan di gereja dengan sembunyi-sembunyi sampai akhirnya diketahui lalu dipenjarakan. Dalam penjara dia berkenalan dengan putri seorang penjaga penjara yang terserang penyakit. Ia mengobatinya hingga sembuh dan jatuh cinta kepadanya. Sebelum dihukum mati, dia mengirim sebuah kartu yang bertuliskan “Dari yang tulus cintanya, Valentine.” Hal itu terjadi setelah anak tersebut memeluk agama Nashrani bersama 46 kerabatnya. Versi ketiga menyebutkan ketika agama Nashrani tersebar di Eropa, di salah satu desa terdapat sebuah tradisi Romawi yang menarik perhatian para pendeta. Dalam tradisi itu para pemuda desa selalu berkumpul setiap pertengahan bulan Februari. Mereka menulis nama-nama gadis desa dan meletakkannya di dalam sebuah kotak, lalu setiap pemuda mengambil salah satu nama dari kotak tersebut, dan gadis yang namanya keluar akan menjadi kekasihnya sepanjang tahun. Ia juga mengirimkan sebuah kartu yang bertuliskan ” dengan nama tuhan Ibu, saya kirimkan kepadamu kartu ini.” Akibat sulitnya menghilangkan tradisi Romawi ini, para pendeta memutuskan mengganti kalimat “dengan nama tuhan Ibu” dengan kalimat ” dengan nama Pendeta Valentine” sehingga dapat mengikat para pemuda tersebut dengan agama Nashrani. Versi lain mengatakan St.Valentine ditanya tentang Atharid, tuhan perdagangan, kefasihan, makar dan pencurian, dan Jupiter, tuhan orang Romawi yang terbesar. Maka dia menjawab tuhan-tuhan tersebut buatan manusia dan bahwasanya tuhan yang sesungguhnya adalah Isa Al Masih, oleh karenanya ia dihukum mati. Maha Tinggi Allah dari apa yang dikatakan oleh orangorang yang dzalim tersebut. Kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri sebenarnya tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya (lihat: The Encyclopedia Britannica, Vol.12 hal.242 , The World Book Encyclopedia, 1998). Lalu bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” (www.korrnet.org) mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut Syirik, yang artinya menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan saat ini beredar kartu-kartu perayaan keagamaan ini dengan gambar anak kecil yang disebut cupid (berarti: the desire), yaitu si bayi bersayap putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari dengan dua sayap terbang sambil mengarahkan anak panah ke gambar hati yang sebenarnya itu merupakan lambang tuhan cinta bagi orang-orang Romawi. Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri!!

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

33

Hukum Valentine Tidak selayaknya bagi kita kaum muslimin meniru ritual agama lain yang tidak ada dasarnya dalam Islam. Allah telah menjelaskan dalam Al Qur’an, “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawabannya” (Al Isra’ : 36). Lalu dalam Al Maidah, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orangorang yang zalim.” (Al-Maidah:51) Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW juga mengingatkan, “Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.” (HR. At-Tirmidzi). Kalau Allah dan RasulNya sudah berkata tidak untuk sesuatu, maka haram bagi kita untuk mengikuti sesuatu itu. Jangankan mengikuti, mendekatinya pun tidak boleh. Kalau memberi ucapan selamat? Itu sama aja tidak boleh. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata, “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, “Selamat hari raya!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Karena berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh.” Syeikh Ibnu Utsaimin rahimahullah menyatakan dalam fatwanya bahwa merayakan hari Valentine itu tidak boleh, karena: Pertama, ia merupakan hari raya bid’ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari’at Islam. Kedua, ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkaraperkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita) - semoga Allah meridhai mereka. Maka tidak halal melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk makan-makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan. Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari segala fitnah (ujian hidup), yang tampak ataupun yang tersembunyi dan semoga meliputi kita semua dengan bimbingan-Nya. Sumber: Bahaya Valentine http://van.9f.com/valentine.htm Ada Apa dengan Valentine’s Day? http://swaramuslim.net Ditulis oleh: admin Kategori: Gaul Islami

http://anick.wordpress.com/2006/02/14/islam-simbol-dan-valentine%e2%80%99s-day/

Islam, Simbol, dan Valentine’s Day

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

34

Posted by anick under Islam

Adalah seorang Valentine, pastor di jaman Kaisar Claudius II di Roma, abad III. Secara diamdiam, ia menentang sang Kaisar yang dengan otoritasnya menghapuskan sebuah tradisi yang sudah berlangsung sejak jaman Romawi Kuno. Seperti kebanyakan tradisi kuno lainnya, perayaan untuk menghormati Dewa Lupercus itu diawali dengan upacara yang disebut dengan Lupercilia setiap tanggal 15 Februari. Upacara ini awalnya diadakan untuk mengusir serigala ganas yang sering muncul di sekitar kota Roma. Salah satu persembahan mereka adalah mengadakan sebuah festival yang salah satu acaranya adalah tradisi bernama name drawing, terutama diperuntukkan oleh anak-anak muda yang masih lajang. Festival diawali dengan menulis semua nama gadis di kota Roma pada kertas kecil dan dimasukkan ke dalam wadah kaca besar. Setelah itu, setiap lelaki lajang di Roma mengambil lembaran kertas tersebut secara acak. Nama gadis yang tertera di kertas pilihan mereka otomatis akan menjadi kekasih mereka. Ketika Kaisar Claudius II memerintah, sang kaisar kesulitan mencari pemuda untuk dijadikan pasukan karena para lelaki di Roma lebih memilih tinggal dan berkumpul bersama orang-orang yang mereka cintai. Karena itu, sang kaisar kemudian melarang pemuda-pemuda Roma untuk menikah atau bertunangan, dan menghapus tradisi name drawing itu. Pastor Valentine, dengan prinsip cinta kasih yang dianutnya, secara diam-diam tetap menikahkan pasangan-pasangan muda yang ingin menikah. Baginya, kasih sayang antar-manusia harus dilindungi. Cinta harus dirayakan. Baginya, kebijakan Sang Kaisar melarang pernikahan adalah melawan manusia dan kemanusiaan. Apalagi kepentingan Kaisar adalah kepentingan perang yang penuh kebencian dan pertumpahan darah. Ulahnya itulah yang kemudian menyeretnya ke altar eksekusi mati. Ia mati 14 Februari 269 M dengan meninggalkan sepucuk surat cinta kepada seorang anak sipir penjara. Untaian cinta pada surat itulah yang membuat orang belakangan menahbiskan tanggal matinya sebagai Hari Kasih Sayang (Valentine’s Day). Belakangan valentine’s day menjadi momentum yang mendunia. Hampir di seluruh negara, hari itu menjadi saat di mana berbagi kasih dengan sesama dirayakan. Di Mesir atau sebagian negara Arab, misalnya, meski sebagian ulama melarangnya, masyarakat merayakan apa yang disebut mereka sebagai iedul hubb dan syamm al-nasim itu. Islam dan Cinta Cerita asal muasal valentine’s day ini menarik. Bukan hanya karena ia mengenalkan kita pada satu masa yang bagi kita sekarang ini hanya bisa dibayangkan layaknya dongeng. Bukan hanya karena cerita ini seheroik dan sedramatis Romeo and Juliet. Ia juga menarik karena justru kisah itulah yang kemudian menjadi dasar dan amunisi penyikapan terhadap perayaan Valentine. Sebagian kalangan Islam dengan tegas mengharamkan umatnya turut merayakan Hari Kasih Sayang itu, karena merayakannya berarti mengamini ajaran Romawi Kuno, sekaligus ajaran Kristen. Merayakannya berarti mengiyakan akidah lain di luar Islam. Bagi mereka, valentine’s day adalah simbol kekristenan. Dan simbol merepresentasikan substansi. Karena itu merayakannya berarti merayakan kekristenan. Di samping menganggap bahwa valentine’s day adalah bid’ah yang tidak ada dasar legitimasinya dalam Islam, argumen pengharaman ini terutama mendasarkan pada hadis riwayat Attirmidzi: “Barang siapa meniru

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

35

suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.” Bagi sebagian ulama lain, hadis larangan meniru atau tasyabbuh ini adalah hadis yang menjustifikasi larangan taqlid (meniru sesuatu tanpa tahu esensinya). Sangat tidak produktif jika kita memakai hadis ini untuk melarang segala hal yang dating dari luar. Padahal juga, Nabi menyuruh kita untuk “mencari ilmu sampai ke China”, yang notabene bukan negara Islam. Bukankah dengan demikian Nabi menyuruh kita untuk “meniru” orang China? Mereka lupa, Islam tidak lahir di ruang kosong. Islam tidak berawal dari titik nol. Di samping melahirkan orisinalitas dan otentisitasnya sendiri, Islam juga merebut simbol-simbol yang sudah ada sebelumnya, lalu mengisinya dengan esensi Islam, untuk tidak mengatakan “mengislamisasi” simbol-simbol itu. Mereka lupa bahwa Islam merebut Ka’bah yang tadinya adalah simbol pemujaan berhala. Mereka lupa bahwa menara masjid berasal dari manarah (tempat menyalakan api), simbol pemujaan kaum Majusi. Mereka lupa bahwa sebelum Islam datang, puasa adalah tradisi kekristenan. Mereka juga lupa bahwa Islam simbolik dan formalis seperti itulah yang justru membuah Muhammad Abduh dengan terpaksa harus berkata: “Saya menemukan Islam di Paris, meski tidak ada orang Islam di sana. Dan saya tidak menemukan Islam di Mesir, meski banyak orang Islam di sini.” Lebih jauh dari itu, mereka lupa bahwa prinsip cinta, kasih dan sayang (rahman dan rahim) yang menjadi semangat valentine’s day, juga adalah prinsip Islam yang harus selalu diprioritaskan, ketimbang prinsip kebencian dan permusuhan. Islam sendiri adalah agama kasih dan menjunjung cinta pada sesama. Dalam Islam cinta demikian dihargai dan menempati posisi sangat terhormat, kudus dan sakral. Islam memandang cinta kasih sebagai rahmat. Maka seorang mukmin tidak dianggap beriman sebelum dia berhasil mencintai sesamanya laksana dia mencintai dirinya sendiri (HR. Muslim). Bahkan, “sebaik-baik manusia adalah yang paling berguna buat kehidupan sesamanya”, dan cinta sering kali menjadikan seorang mukmin lebih mendahulukan saudaranya daripada dirinya sendiri, sekalipun mereka berada dalam kesusahan (Al-Hasyr:9). Di mata Islam, mencinta dan dicinta itu adalah “risalah” suci yang harus ditumbuhsuburkan dalam dada setiap pemeluknya. Dalam konteks ini, tidak ada salahnya merayakan valentine’s day. Fakta bahwa valentine’s day identik dengan hura-hura dan pergaulan bebas, itu adalah soal lain yang merupakan konstruksi sosial belakangan, yang bagi sebagian kalangan justru mengaburkan esensi sesungguhnya. Ia sama sekali tidak bisa menjadi alasan pengharaman. Justru jika kita mampu menangkap semangat asali valentine’s day, cinta kasih antar sesama, wajib bagi kita untuk menggunakan momentum ini menjadi bagian dari misi sosial Islam. Rasanya, Islam akan lebih berharga jika semangat mencintai dan berbagi ditebarkan, sementara semangat membenci dan memusuhi dimusnahkan. Rasanya, kemajuan peradaban Islam justru terjadi ketika Islam menjadi korpus terbuka yang siap berkompromi dengan kebaruan. Rasanya, Islam akan mampu mewujudkan misi rahmatan lil’alamin jika setiap umatnya menjadi bagian dari laskar cinta ala Ahmad Dhani: Wahai, jiwa-jiwa yang tenang/Berhati-hati lah dirimu/Kepada hati hati yang penuh dengan/Kebencian yang dalam. Karena, sesungguhnya iblis/ada dan bersemayam/Di hati yang penuh dengan benci/di hati yang penuh dengan prasangka.

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

36

Laskar Cinta/Sebarkanlah benih-benih cinta/Musnahkanlah virus-virus benci/Virus yang bisa rusakkan hati/Dan busukkan hati Laskar Cinta/Ajarkanlah ilmu tentang cinta/Karena cinta adalah hakikat/Dan jalan yang terang bari semua umat manusia Jika kebencian meracunimu kepada/kaum umat yang lainnya/Maka sesungguhnya iblis/sudah berkuasa atas dirimu Maka jangan pernah berharap/Aku akan mengasihi menyayangi/Manusia-manusia yang penuh benci/seperti kamu. artikel ini dimuat di uinjkt.ac.id tanggal 14 Februari 2005

http://www.dudung.net/index.php?naon=depan&action=detail&id=546&cat=4 Buletin Studia 05 Februari 2004 - 17:56 Be My Valentine? Nggak, Deh! Edisi 181/Tahun ke-5 (9 Februari 2004) Bulan Pebruari ini nuansa cinta dan romantisme terasa banget. Banget terasa. Kalo nggak percaya, berarti kamu nggak merasakan (hehe sori ye, kita bukan nuduh api cinta kamu telah padam). Kita-kita yang udah �bangkotan' aja jadi serasa baru usia 17 (ehm� maunya!). Apalagi kamu yang emang ABG. Jujur saja, kalo ngomongin urusan cintrong serasa berbungabunga hati ini. Duh, kayaknya seluruh ruangan dalam sudut hati ini berwarna pink. Sambil sesekali membayangkan sosok yang kita bisa angankan dan impikan setiap hari. Sosok yang mampu menyita perhatian dan tenaga kita. Duilee.. sampe segitunya ya� Sobat muda muslim, di bulan ini sebagian dari kita kayaknya ngedadak jadi lebih sentimentil, lebih romantis (asal jangan roman manis hati iblis aja yee), lebih peka, dan ujug-ujug jadi pujangga karbitan yang bisa melahir-kan puisi cinta. Ibarat grafik pada seismograf , bulan ini mencapai peak (puncak) tertinggi. Walah, gempa bumi bisa kalah dahsyat tuh dengan gelora di hati ini. Hati yang tengah dilanda goncangan tektonik bernama cinta (weh, ini kok jadi sok ilmiah begini neh. Hehehe). Ssstt.. jangan-jangan banyak di antara teman kamu (atau kamu sendiri?) yang udah nyiapin big deal neh dengan kekasih hatimu? Tambah berbunga-bunga deh menjelang perayaan Valentine Day's. Wah, bisa-bisa banyak cowok yang nawarin diri jadi �pangeran'. Itu sebabnya, sekarang udah berseliweran tuh rayuan gombal: �Be My Valentine?� Sok pasti tuh cowok minta jawaban dari kamu yang cewek untuk menganggukkan kepala sebagai bentuk persetujuan. Eh, mungkin banyak di antara kamu udah merancang surat atau puisi cinta; entah bernada sedih atau berirama riang gembira. Kamu yang jagoan fisika, biar lebih spesial di hari kasih sayang ini, bikin puisi cinta yang kental dengan istilah-istilah fisika. Begitu pun dengan yang jagoan kimia. Sekadar contoh dikit neh, puisi cinta mahasiswa jurusan fisika en teknik kimia, juga ada neh dari mahasiswa kedokteran. Mau tahu? Simak deh: Pertama kali bayangmu jatuh tepat di fokus hatiku. Nyata, tegak, diperbesar dengan kekuatan lensa maksimum. Bagai tetes minyak milikan jatuh di ruang hampa. Cintaku lebih besar dari bilangan avogadro...� (walah, ini penggalan puisi mahasiswa jurusan fisika). �Waktu kutulis surat ini, aku sedang me-nyelesaikan run -ku yang keduapuluhdua. Entahlah.. kala memandang kukus jenuh yang mengepul manja hingga terbirit malu mening-galkan boiler,

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

37

aku lihat bayanganmu di sana. Bayangan syahdu, gemulai, sendu yang dihiasi dengan senyum continuous yang meneduhkan, namun di balik keteduhan itu terdapat cahaya yang sanggup memancarkan berjoule-joule energi untuk menggerakkan turbin hatiku.� (ini contoh surat cinta anak teknik kimia, bro!) Mau yang lain? Ada juga neh puisi mahasiswa fakultas kedokteran (tapi peng-galannya aja ya.. sebab kalo semuanya ditulis, nanti buletin edisi ini jadi bertabur puisi dan surat cinta dong hehehe) Simak neh: Gambaran radiografi inginmu non-visualized. Harapanmu tak terdeteksi dengan USG. CT Scan kemauanmu tak bisa diinterpretasi. Anganmu tak terbaca di lembaran elektrokar-diogram. Jelaskan,�dengan apa harus kutegak-kan diagnosa cintamu? Sobat muda muslim, rasanya makhluk bernama cinta bisa dipoles sedemikian rupa bergantung latar belakang yang se-dang jatuh cinta. Itu sebabnya, cinta itu me-mang universal banget. Kita bisa menumpahkan energi cinta kita kepada orang yang kita sayangi dan kasihi. Tapi hati-hati lho, cinta juga butuh aturan. Nggak sembarangan main tubruk atau main pukul aja dalam meng-epresikannya (emangnya tinju?). Yup, cinta butuh aturan, bro! Jangan tergesa ungkapkan cinta... Rasa cinta bakalan bikin kamu punya gejala-gejala aneh. Kadang ketawa sendiri (kalo ini jangan ketawa dekat petugas RSJ, bisa dijaring dan dikaratina di RSJ lho), adakalanya panas-dingin kalo nggak jumpa sehari sama sang pujaan hati, bisa uring-uringan kalo nge- date batal, bisa juga sumringah nggak karu-karuan pas berhasil jalan bareng. Wuih, cinta emang bisa bikin derita terasa nikmat (moga tidak sedang ngimpi), gula jawa rasa coklat (jangan-jangan indera penge-capnya udah rada error neh?), jauh terasa dekat (ini mah jauh di hati dekat di SMS), dan dihantam terasa dipijat (moga bukan lagi latihan smackdown). Pokoknya deket terus sama yayangnya deh. Duile.. sampe segitunya yee... Itu sebabnya, dua orang yang saling jatuh cinta itu digambarkan bahwa mereka sebetulnya sedang mencintai dirinya sendiri. Ibnu Qayyim mengutip pernyataan Muhammad Daud adzhDzhahiri dalam karyanya, az-Zahra, �Cinta merupakan cermin bagi seseorang yang sedang jatuh cinta untuk mengetahui watak dan kelemahlembutan dirinya dalam citra kekasihnya. Karena, sebenarnya, ia tidak jatuh cinta kecuali terhadap dirinya sendiri.� Sobat muda muslim, jika kamu sedang dilanda rasa cinta, jangan tergesa untuk ungkapkan cinta. Lebih baik dipikirkan dan dirasakan dengan penuh penghayatan. Sebab, kita nggak mau dong kecemplung abis di lembah cinta yang bernoda. Itu sebabnya, jangan keburu seneng kalo menjelang 14 Pebruari ini ada cowok di hadapan kamu bilang, �Be my Valentine?�. Sebab, siapa tahu tuh cowok tengil lagi nyari mangsa cewek yang HBL (haus belaian laki-laki). Ih, jangan nekatz ah. Jangan sampe kamu reflek ngasih respon, meski cuma dengan anggukan kepala tanda setuju jadi pacarnya. Ati-ati, meski tuh cowok punya wajah hasil kolaborasi Brad Pitt, David Beckham, dan Nicholas Saputra. Iya, soalnya percume deh ganteng juga tapi lemah iman mah . Tul nggak? Mungkin kamu kudu jujur sama diri kamu sendiri, bahwa yang bergerak meronta di dasar hatimu itu pasti cinta sehat atau cinta yang sakit? Pasti cinta suci atau justru cinta berbalut nafsu jelek? Sebab yang merasakan gejolak di hatimu, ya cuma kamu sendiri. Orang lain cuma bisa melihat gelagat yang nampak dalam perbuatanmu.

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

38

So, kalo kamu, para akhwat ngebet banget sama ikhwan, jangan asal tergesa ungkapkan cinta. Lihat dulu bener nggak ikhwan �beneran'. Jangan cuma lihat jenggotnya doang (terutama kalo ketemu di angkot), sebab bisa aja doi adalah penggemar berat grup musik SOAD (System of A Down, yang personelnya rata-rata berjenggot itu). Hehehe.. Ikut pesta Valentine? Nggak ah! Sobat muda muslim, sudah saatnya kita mengetahui asal-usul pesta ini. Meski pada tanggal 14 Pebruari seluruh dunia pesta cinta, tapi bukan berarti pesta itu layak juga kamu lakuin. Bener lho. Karena yang jelas, pesta ini nggak ada sangkut pautnya dengan ajaran Islam, bahkan ada juga kalangan Nasrani yang nggak suka dengan pesta ini. Mau tahu pendapat mereka? Menurut mereka, V Day nggak ada hubungannya dengan keimanan kaum Nasrani. Menurut Ken Sweiger yang menulis artikel �Should Biblical Christians Observe It?� (www.korrnet.org) kata �Valentine� berasal dari Latin yang berarti: �Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa�. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Jadi, sama sekali nggak ada hubungan dengan agama Nasrani. (Permata, Edisi 21/VIII Pebruari 2004) Sobat, Islam juga nggak mengajarkan masalah ini. Coba deh kamu buka al-Quran en kitab-kitab hadis, dan juga fikih. Nggak ada an-juran untuk ngerayain V Day. Sebaliknya, malah dilarang abis. Misalnya dalam firman Allah Swt.: �Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).� (QS al-An'am [6]: 116) Rasulullah saw. bersabda: �Siapa saja yang menyerupai suatu kaum (gaya hidup dan adat istia-datnya), maka mereka termasuk golongan tersebut.� (HR Abu Daud dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar) Jadi, kalo sampe ada remaja muslim dan muslimah yang ikutan latah ngasih kado berupa permen, coklat, atau ngirim e-mail bergambar Cupid en hati, kirim SMS, EMS, or MMS yang bernuansa VD kepada seseorang yang kamu sukai, apalagi terus ngerayain pesta VD, aduh, mohon untuk segera minta ampunan sama Allah deh. Istighfar yang banyak yee... Bubarkan pacaran! Walah, ini bukan belaga kejam en sok jagoan sobat. Kita sih jujur aja neh. Pacaran ibarat kompor yang menyala terus. Ia bakal manas-manasin kamu untuk terus merasa aman dalam HTI (hubungan tanpa ikatan) itu. Tanpa ikatan? Lha iya, emangnya pacaran tuh ada ijinnya? Terus dikasih buku khusus seperti waktu bapak or ibu kita nikah? Nggak lha yauw. Itu sebabnya kita ngasih label HTI alias hubungan tanpa ikatan untuk mereka yang pacaran (meski mungkin ada yang nggak setuju). Tapi yang jelas, �Pacarmu, bukan istrimu�, kata Kang Iwan Januar dalam buku Surga Juga Buat Remaja, Lho� Lagian saat kamu pacaran, apakah kamu bisa menikmati segala hal yang kamu inginkan? Belum tentu bro . Kalo pun kamu nekat mau menikmati, tetep aja kamu was-was. Misalnya aja, kamu lagi mojok di bawah pohon pisang, malem-malem lagi. Begitu denger suara kentongan yang dipukul oleh hansip or petugas ronda, kamu langsung pasang kuda-kuda untuk menggunakan ilmu mustika...bur! Memang begitulah kondisi orang yang merasa bersalah. Serba was-was.

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

39

Nggak nikmat deh. En, tentunya kagak tenang. Makin jelas, itu namanya hubungan tanpa ikatan! Jadi, bubarkan pacaran! Sobat muda muslim, kita ngasih wanti-wanti begini karena emang udah banyak �penampakan' dari rusaknya budaya ini. Bagi mereka yang pacarannya ampe angot-angotan ngikutin gaya �Surti-Terjo�-nya Jamrud, rasanya bakal menuai hasil, kalo nggak si cewek hamil, ya duaduanya bisa aja kena PMS (Penyakit Menular Seksual). Tapi yang pasti�kalo kebetulan dua kondisi tadi nggak dialami�tapi mereka berdua udah menabung dosa tuh! Naudzubillahi min dzalik! Firman Allah Swt: �Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.� (QS al-Israa [17]: 32) Nah, apalagi gelaran VD itu sering berubah jadi ajang seks bebas yang sepertinya dilegalkan. Awalnya cinta-cintaan, mulanya sayang-sayangan, eh ujungnya langsung �banting-bantingan...' Seorang pakar kesehatan di Inggris menganjurkan seks di hari Valentine. Seperti yang ditulis Kantor Berita Reuter bahwa Direktur Kesehatan British Heart Foundation , Prof. Charles George mengatakan bahwa seks tidak saja membakar 100 kalori tapi juga baik untuk kesehatan. Maka ia berharap agar masyarakat Inggris, tua dan muda, mengisi V Day dengan aktivitas seksual. Pernyataan itu disampaikannya dalam sebuah pesan Valentine-nya. (Permata, 21/VIII Pebruari 2004) Inget, jangan nodai cinta kamu dengan aktivitas pacaran dan seks bebas (termasuk di pesta Valentine).Lagian udah jelas tuh, kalo Valentine ternyata acapkali dijadiin simbol kebebasan seks juga. Gaswat euy! So, kalo kamu yang cewek ditanya sama cowok, �Be My Valentine?� Jawab saja dengan santai: �Nggak Deh!� [solihin]

Hadist of the day - http://orido.wordpress.com

40

Related Documents

Hotd Kasih Sayang Islam
October 2019 38
Islam Dan Kasih Sayang
November 2019 34
Kasih Sayang
May 2020 19
Kasih Sayang
April 2020 19
Kasih Sayang Adikku
November 2019 33