Heat Stress.newppt (1).ppt

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Heat Stress.newppt (1).ppt as PDF for free.

More details

  • Words: 776
  • Pages: 23
Iklim kerja

harus memberikan kenyamanan

produktivitas kerja meningkat

Iklim kerja adalah kombinasi dari :    

Suhu udara Kelembaban udara Kecepatan gerakan udara Suhu radiasi Kombinasi keempat faktor tersebut dihubungkan dnd produksi panas tubuh

Tekanan panas (Heat stress)

Sumber panas di lingkungan kerja Di dalam ruangan : mesin produksi, steam boiler, pabrik kaca & panas dari reaksi kimia proses produksi  Di luar ruangan : radiasi matahari lgs pd pekerja, panas matahari yg diserap atap pabrik  Fasilitas pabrik, iluminasi cahaya 

Where the heat comes from



 



We generate some by our metabolism by converting our food to energy and using it to do work Some may be added by the environment Some may be taken away by the environment Clothing can trap the heat

Typical Industries with Heat Stress Potential • Iron & Steel Foundries • Brick Firing & Ceramics • Construction • Glass Products • Rubber Products • Utilities • Bakeries • Military

• Canneries • Mining • Chemical Processing • Smelters • Steam Turners • Laundries • Fire Fighting • Sports

Panas tubuh 1. Proses panas dalam tubuh : proses metabolisme, kegiatan fisik, makanan dan penyakit 2. Proses pertukaran panas a. konduksi (pindah melalui kontak) b. konveksi (krn udara sekitar) c. evaporasi d radiasi

Proses pengaturan keseimbangan panas tubuh (Nurmianto, 1996) Sel-sel syaraf di hyphothalamus menerima informasi temperatur tubuh melalui syaraf sensorik di kulit pusat pengendali mengirim jawaban agar temperatur tubuh tetap konstan (37-38 o C)

sebagai syarat agar organ vital seperti otak dan jantung berfungsi normal, dengan cara : - mengatur aliran darah - mengatur keluarnya keringat mell pori-pori - merubah tonus otot

Alpaugh(1999) Bila suhu tubuh dianggap konstan maka panas yang dihasilkan harus seimbang dan memenuhi persamaan : M + R + C –E = 0 M= metabolisme, R=radiasi, C= konveksi, E = Evaporasi

Pengukuran iklim kerja  

Indeks tekanan panas Belding Hatch (BHI) Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) atau Wet Bulb Globe Temperature(WBGT : 1. di luar ruangan 0.7 Tnwb + 0.2 Tg + 0.1 Ta 2. di dalam ruangan 0.7 Tnwb + 0.3 tg

Alat ukur tekanan panas/ISBB

Tabel: Ambang batas ISBB yang diperkenankan ( Menurut peraturan menteri tenga kerja & transmigrasi RI No Per .13/MEN/X/2011) ISBB ( 0 c)

Pengaturan waktu kerja setiap jam

Beban Kerja (KKal/jam) Ringan

Sedang

Berat

75 % - 100 %

31,0

28,0

-

50 % - 75 %

31,0

29,0

27,5

25% - 50 %

32,0

30,0

29,0

0% - 25 %

32,2

31,1

30,5

Kebutuhan kalori • Beban kerja ringan membutuhkan kalori sampai dengan 200 kilo kalori/jam • Beban kerja sedang membutuhkan kalori 200-350 kilo kalori /jam • Beban kerja berat membutuhkan kalori 350-500 kilo kalori/jam

Classification of Activities Resting

Sitting quietly, some arm movement

Light

Sitting, standing, some arm/leg movement, small hand tool use

Moderate

Walking, carry moderate loads, active arm work Some heavy lifting, active movement Lifting heavy objects

Heavy

Very Heavy

Aklimatisasi Suatu proses adaptasi yang terjadi setelah seseorang bekerja di tempat panas , ditandai dengan : - penurunan denyut jantung - penurunan suhu tubuh - peningkatan keluarnya keringat - pengenceran keringat Aklimatisasi akan baik : bekerja di lingk panas 2 jam/hr selama 1-2 minggu

Suhu nyaman : 24- 26 



0C

Suhu dingin : mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku dan kurangnya koordinasi otot Suhu panas : menurunnya prestasi kerja pikir, mengurangi kelincahan, perpanjangan waktu reaksi dan pengambilan keputusan, mengganggu kecermatan kerja otak dan koordinasi syaraf sensoris

Akibat iklim kerja pada naker A. Heat stress 1. gangguan sistemik : a. heat stroke b. heat exhaustion c. heat cramps d. heat syncope 2. gangguan pd kulit : milaria, kanker kulit 3. gangguan psikoneurotik : tropical fatique, acute disstres B. Suhu dingin : 1. Chilblains 2. Trench foot 3. Frostbite

Heat Stress Consequences Fatigue, tired feeling  Reduced productivity  Increased errors, accidents ------------------------------------------------ Risk of heat related disorders 

Program Evaluation 

Workplace description  Work

activity  Equipment  History  Exposure characteristics

 

Weather influence Controls in Place  Training

 Liquids  Time/conditioning

mgmt  Monitoring  1st Aid  Medical Screening

Managing the exposure Re-hydration  Ventilation  Humidity Reduction  Rest/Work Scheduling  Change Process or Procedure  Clothing  Cooling Vests 

Example of a cooling vest

Education & Training 

Elements of Heat Stress



Human Factors



Managing Your Own Exposure



Controls in Place

Pengendalian Heat stress 1. Pengendalian secara teknis 2. Pemeriksaan kesehatan 3. Pendidikan dan latihan : aklimatisasi, penggantian cairan tubuh, konsumsi garam 4. Aklimatisasi 5. Pengaturan lama kerja dan istirahat 6. Pengadaan air minum dan grm dapur (0.1 % NaCl) : 150-200cc setiap 15-20 menit 7. Penggunaan APD

Related Documents

Heat
October 2019 71
Heat
May 2020 33
Heat
May 2020 28
Heat
December 2019 74
Heat
December 2019 65
Heat
November 2019 50