PEMUDA IMPIAN Oleh Abu Faris Dalam sebuah hadits shohih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim menyebutkan salah satu golongan yang dicintai oleh Allah adalah “Pemuda yang hatinya tertambat dimasjid”. Ada dua hal yang bisa kita kaji yang sebenarnya terpisah tapi disini sungguh mempunyai hubungan yang erat. Pertama adalah kata “pemuda” dan yang kedua adalah “masjid”. Pemuda secara bahasa adalah orang yang memiliki umur antara 20 – 40
tahun.
Mereka
sering
diidentikkan
dengan
harapan
bangsa.
Ditangannya terletak masa depan suatu bangsa dan Negara. Mereka diharapkan menjadi pewaris yang baik sehingga mampu melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan sebuah bangsa dan Negara. Dalam ilmu Psikologi seseorang yang tergolong kelompok ini memiliki karakter yang kuat, tangguh, berani dan handal, sehingga tak ayal lagi merekalah generasi yang selalu diimpikan. Masalahnya sekarang apakah generasi atau pemuda kita sudah demikian adanya?. Kata kedua yang akan kita bahas adalah “Majid”. Masjid berasal dari kata sajada-yasjudu kemudian ditashrifkan menjadi nama tempat dari pekerjaan itu menjadi Masjidun yang artinya tempat sujud. Masjid bagi umat Islam merupakan sebuah symbol dari persatuan umat atau yang sering disebut dengan Ukhuwah Islamiyyah. Di tempat seperti inilah persaudaraan umat Islam nampak jelas, terutama ketika sholat. Tak ada beda antara kaya dan miskin, berpangkat atau rakyat jelata, semuanya duduk sejajar diatas lantai. Bukan yang kaya atau yang berpangkat yang duduk didepan, tapi siapa yang datang lebih awal, dia yang punya kesempatan duduk di shof terdepan. Intinya, masjid mencerminkan keutamaan-keutamaan dari sifat seorang muslim. Dalam hadits yang sudah disinggung diatas menyebutkan Allah mencintai pemuda yang hatinya tertambat ke masjid (qolbuhu mu’allqun bilmasajid). Ada dua makna yang bisa kita tangkap : pertama, pemuda yang demikian adalah pemuda yang tidak pernah melewatkan hariharinya dari aktifitas masjid yaitu sholat berjamaah. Setiap adzan berkumandang, dia segera tinggalkan aktifitasnya untuk memenuhi
panggilan Allah. Sholat jama’ah baginya merupakan suatu kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan kecuali udzur yang menghalanginya. Pemuda seperti ini dimanapun dia berada dia akan memenuhi panggilan adzan. Ketika berkendaraan, dia pun segera hentikan kendaraannya menuju tempat panggilan adzan tersebut. Kedua, Pemuda yang demikian adalah pemuda
yang
memiliki
karakter-karakter
masjid.
Karakter-karakter
masjid adalah karakter yang bisa kita ambil dari aktifitas didalamnya. Seperti tidak merasa inferior (minder) atau superior (sombong) dengan orang lain, sebagaimana diajarkan dalam shof sholat. Bersatu dan selalu menjaganya seperti dalam ajaran meluruskan dan merapatkan shof. Taat dan patuh kepada pemimpin sebagaimana kita harus mengikuti seluruh gerakan Imam dalam sholat berjama’ah. Intinya, pemuda tersebut memiliki karakter unggul. Tentunya kedua pemaknaan tersebut bisa juga terwujud dalam satu pribadi, pribadi impian yaitu pribadi pemuda yang sholeh, yang menjaga kualiatas sholat dan jama’ahnya serta beraklhaq mulia. Tak salah kalau Rasulullah pernah mengingatkan kita tentang arti pemuda dan masjid. Siapakah Pemuda Impian itu? Apakah anda? Wallahua’lam