HATI ..., TANYA-TANYALAH DULU
Hatimu telah menanggap Itu yang terjadi Tak diberinya dirimu waktu tuk berkata iya, tidak ... Atau tunggulah sebentar ...
Andai ... Hatimu bukan telah, tapi akan Tanggap itu pun mungkin tak kan ada bukan?
Andai ... Hatimu bukan telah, tapi sedang Tanggap itu pun masih dapat kau hentikan bukan?
Hati, hati ... Terkadang pula engkau terlambat bercerita pada sadarmu Bahkan sadar tak tahu untuk waktu yang lama Tiba-tiba, Ia tersentak ... kaget
Hatimu telah menanggap Bahkan untuk tanggap yang tak kau ingini Pikirmu tak berkata “iya” untuknya
Tanggapmu ... Mendebat suara-suara yang lain Menyalah taksiran diri-diri selain dirinya
Katanya ... SALAH
Tanggapmu ... Buat Tuhan menggeleng Menentang firman-firman-Nya, berpihak pada larang-NyA Katanya ... DOSA
Tanggapmu, hati ... Terkadang menajam, meruncing Menyembilu ... Engkau pun tersakiti karenamu
Dengarkan ini hati ... Tanggapmu itu teramat kuat Kuat menghempas raga, kuat meruntuh jiwa Dapat pula kuatmu membuai Suguhkan bahagia-bahagia , hingga wujud sedih terlupa
Hati ... Terombang-ambing dirinya oleh tanggapmu Raga tenggelam, jiwa melayang Menyalah-mendosa Ia, karenamu pula
Hati.... Engkau menanggap tanpa bertanya Setelah indera bercerita,
Langsung menanggap... Tanya-tanyalah dulu, Setidaknya pada sang nalar, tetanggamu Tak jauh bukan? Masih satu raga, masih satu jiwa ...
Bagaimana?
-fristian humalanggi-