Pertanyaan : 1. Bagaimana
hubungan yang ada antara risiko pengembalian untuk jenis investasi yang berbeda?
dan
tingkat
2. Apa yang dicapai investor melalui diversifikasi? 3. Sebesar apa risiko yang dapat dihindari jika investasi dilakukan
dalam periode yang lebih panjang? Artinya, apakah risiko yang diukur dengan ketidakpastian pengembalian akan sama jika kita miliki investasi untuk 5 tahun dibandingkan dengan 1 tahun? Jawab : 1. Hubungan antara risiko dan tingkat pengembalian untuk jenis
investasi yang berbeda sangat penting diketahui dan dipahami oleh seorang investor. Risiko adalah penyimpangan atas pengembalian yang diperkirakan seperti yang diukur sebagai deviasi standar. Tingkat Pengembalian adalah hasil yang diperoleh dari investasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan antara risiko dan tingkat pengembalian merupakan hubungan sebab akibat atau berbanding terbalik, dimana semakin kecil risiko yang dihadapi maka tingkat pengembaliannya semakin besar. Oleh karena itu, investor harus berusaha untuk mengurangi risiko demi mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dengan cara memprediksi risiko yang mungkin dapat dihadapi dalam investasi walaupun memprediksi risiko dalam investasi merupakan hal yang cukup kompleks. Untuk itu, segala segi harus diperhitungkan termasuk salah satunya adalah kemungkinan terjadinya fluktuasi harga (price volatility). Salah satu cara lain yang sering dilakukan investor adalah dengan melakukan investasi yang berbeda-beda yang tentunya memiliki risiko yang berbeda pula dengan pemahaman bahwa “no single investment is right for everyone”, sehingga diharapkan dapat mengurangi risiko yang mungkin dapat terjadi dalam satu jenis investasi saja. Dengan demikian jelas terlihat hubungan yang sangat berkaitan erat antara risiko dan tingkat pengembalian untuk jenis investasi yang berbeda yaitu semakin minimum risiko yang terjadi dalam investasi yang berbeda maka tingkat pengembalian yang diharapkan dapat semakin maksimum. 2. Diversifikasi adalah sebuah strategi investasi dengan menempatkan
dana dalam berbagai instrument investasi dengan tingkat risiko dan potensi keuntungan yang berbeda, atau strategi ini biasa disebut
dengan alokasi aset (asset allocation). Alokasi aset ini lebih fokus terhadap penempatan dana di berbagai instrumen investasi bukan menfokuskan terhadap pilihan saham dalam portofolio. Diversifikasi merupakan kunci emas dalam berinvestasi. Diversifikasi bertujuan untuk mengurangi/memperkecil tingkat risiko dan tetap memberikan potensi tingkat keuntungan/deviden yang cukup stabil. Strategi lain investor untuk memperoleh manfaat diversifikasi yakni dengan menempatkan dana dalam reksadana. Reksadana sesuai dengan Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995, pasal 1 ayat 27 adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manager Investasi yang telah mendapat ijin dari Bapepam. Portofolio investasi dari Reksadana dapat terdiri dari berbagai macam instrumen surat berharga seperti saham, obligasi, instrumen pasar uang, atau campuran dari instrumeninstrumen diatas. Dengan memilikinya, investasi investor sudah tersebar di berbagai instrument investasi yang tersedia. 3. Sifat efek yang diperdagangkan di pasar modal (bursa efek)
Indonesia berjangka waktu panjang. Investasi yang dilakukan dalam periode yang lebih panjang memungkinkan investor untuk mendiversifikasikan investasinya sehingga dapat memperkecil resiko yang kemudian dapat meningkatkan keuntungan/deviden. Selain itu, nilai investasinya juga dapat lebih berkembang. Hal ini dapat diketahui dari meningkatnya harga saham. Instrumen yang paling sering diperjual belikan saat ini adalah saham dan obligasi. Salah satu alternative Investasi yang dilakukan dalam periode yang lebih panjang adalah obligasi (bond). Investasi pada obligasi bukan hanya memberikan keuntungan dari pembayaran bunga tetap tapi investor juga berpeluang untuk mendapatkan keuntungan dari selisih harga beli dan jual atau capital gain. Sebagai pemegang obligasi, investor dapat memperjual belikannya kepada pihak lain sebelum obligasi tersebut jatuh tempo sesuai dengan nilai atau harga pasar. Hal ini tentu saja dapat menguntungkan investor karena tidak perlu menanggung risiko yang lebih sebagai konsekuensi dari obligasi seperti risiko tingkat suku bunga, risiko gagal bayar, risiko pembelian kembali, risiko nilai tukar mata uang dan risiko-risiko lainnya.
TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
HANNA NATUN 811.2.072.004MM
UNIVERSITAS WIDYA MANDIRA KUPANG PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER MANAJEMEN 2008