Guide 13 : The social actions of the individual reflects his attitudes – enduring system of positive or negative evaluations, emotional, feeling, and pro or con action tendencies with respect to social objeks Pedoman 13 : Aksi sosial dari Individu mencerminkan sikapnya – sistem dasar dari evaluasi positif atau negatif, perasaan, emosional dan kecenderung aksi pro (memihak) atau kontra (menolak) disertai penghargaan terhadap objek sosial.
Sebagai Individu yang berkembang, pikiran dan perasaannya. Kecenderungan tindakannya terhadap beragam objek didunianya menjadi suatu pengorganisasian system dasar yang disebut sikap. Kognitif seseorang terhadap objek dipengaruhi oleh perasaan dan kecenderungan bertindak terhadap objek. Dan perubahan kognitif mengenai objek akan cenderung menghasilkan perubahan perasaan dan kecenderungan tindakan terhadap objek tersebut.
Objek-objek sikap/perilaku Objek dari sikap boleh jadi segala sesuatu yang eksis bagi individu. Individu memiliki kesatuan objek sikap yang luas, terhadap sikap ragawi yang mengelilinginya. Individu boleh jadi lebih bersikap yang mengesankan dalam objek dunia sosialnya dimana dia tinggal. Individu bersikap terhadap orang-orang, kelompok, organisasi sosial, politik bahkan ekonomi. Individu memiliki beragam sikap terhadap seni, philosophy, Tuhan, kehidupan alam baka dan individu memiliki banyak sikap terhadap dirinya sendiri. Walaupun beberapa individu memiliki sikap yang terbatas. Mereka hanya menyikapi objek yang eksis dalam dunia mereka. Sejauh ini dunia ragawi mereka terbatas, jenis sikap individu pun juga akan terbatas. For the example : nit American memiliki sikap thd (storntium 90 ) comunis Cina atau pemisahan orang Negro. Fakta yang belum sederhana terkadang dilupakan oleh sikap yang mencoba dan kumpulan suara dari opini public. Keberadaan objek adalah penting; tapi tidak cukup, situasi bagi seseorang merupakan bagian untuk bersikap. Komponen Sikap 1. Komponen Kognitif Kognitif komponen dari sikap yang terdiri dari keyakinan seseorang tentang objek, ( komponen kognitif terdiri dari seluruh kognisi yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap tertentu –fakta, pengetahuan, dan keyakinan tentang objek). Sebagai contoh : (Sears dkk, 1985: 138)
Sikap mahasiswa terhadap senjata nuklir. Komponen kognitifnya terdiri dari : informasi ukurannya, cara kerja, jumlah kepala nuklir pada setiap rudal, daya hancurnya, dan beberapa keyakinan negara-negara yang mungkin memilikinya serta kemungkinan penggunaannya. 2. Komponen Perasaan (feeling) Sikap dari komponen perasaan berhubungan dengan emosi terhadap objek. Perasaan mengenai objek yang menyenangi atau tidak; seperti suka atau tidak suka. Emosi memberikan sikap yang terus menerus, menggerakan, karakter motivasi mereka. (emosi : sikap dari suatu perasaan) Sebagai contoh : (Sears dkk, 1985: 138) melanjutkan contoh di atas Perasaan mahasiswa terhadap senjata nuklir didominasi oleh penilaian negatif yang kuat, disertai kekhawatiran atau ketakutan akan terjadi penghancuran dan penderitaan oleh nuklir. 3. Kecenderungan Bertindak Komponen kecenderungan bertindak dari sikap memasukkan semua keadaan tingkah laku yang dihubungkan dengan sikap. Jika individu menempatkan sikap positif terhadap objek yang diberikan, mereka akan menentukan untuk membantu atau menghargai atau mendukung objek tsb; jika penempatan sikapnya negatif, dia akan menentukan kerugian atau ganjaran atau memusnahkan objek. Komponen perilaku dari sikap tidak selalu sesuai dengan komponen kognitif dan komponen perasaan. Jadi sebab akibat yang bertentangan antara sikap dan perilaku hanyalah masalah minat. Sebagai contoh ; (Sears dkk, 1985: 139) Komponen perilaku menunjukan kecenderungan mahasiswa untuk menyikapi atau bertindak mengenai senjata nuklir, seperti kecenderungan bertindakan menekan pemerintah untuk menandatangani petisi mengecam senjata nuklir, demonstrasi, menentang orang yang mendukunng senjata nuklir. Dalam psikologi sosial sikap merupakan konsep yang paling penting dan banyak didefinisikan, konsep tentang sikap ini disimpulkan Rakhmat (2005: 39,40) sebagai berikut “sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap”. Sementara Sherif (dalam Rakhmat, 2005: 40) membagi sikap kedalam empat bagian, diantaranya :
1. Sikap mempunyai daya dorong atau motivasi, sikap menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu; menentukan apa yang disukai , diharapkan, dan diinginkan; mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus dihindari. ( contoh : jika individu memiliki sikap positif terhadap hidup sehat maka individu tersebut akan setuju dengan proyek-proyek pengembangan hidup sehat dan menghindari orang-orang yang tidak menjaga pola hidup sehat.) 2. Sikap relatif menetap dan jarang mengalami perubahan. 3. Sikap mengandung aspek evaluatif; artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. 4. Sikap dari pengalaman; tidak dibawa sejak lahir tetapi merupakan hasil belajar. Karena sikap dapat diperteguh atau diubah. Namun kita juga sering mengamati bahwa sikap dapat berubah setiap waktu. Sikap yang dimiliki seseorang beberapa bulan atau beberapa tahun lalu sudah tentu tidak akan memberikan akibat perilaku sebesar pengaruh sikap seseorang pada saat ini. Konsistensi sikap dan perilaku idealnya diukur pada waktu yang sama. Segala sesuatu yang mendukung (pro) sikap, pengalaman langsung masa lalu yang berkaiatan dengan suatu masalah juga akan meningkatkan konsistensi sikap dan perilaku. Ilustrasi tambahan :
Orang tua tidak Suka merokok _
Teman sekamar Tidak suka Merokok
-
Bau tidak enak -
Menguran gi Kegelisaha n Sosial
merokok
mahal
Memudahkan Belajar +
Nikotin Mempunyai Rasa tidak enak
-
berbahaya