1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan sangat penting bagi tubuh kita. Tubuh kita membutuhkan asupan nutrisi berupa karbohidrat, lemak, protein dan senyawa-senyawa gizi penting lainnya. Asupan makanan ini harus didukung dengan pola makan yang sesuai. Pola makan yang teratur sangat penting bagi kesehatan tubuh kita, sedangkan pola makan yang tidak teratur dapat menyebabkan gangguan di sistem pencernaan. Permasalahan dalam sistem pencernaan tidak boleh dibiarkan. Ada berbagai gangguan sistem pencernaan atau penyakit yang mungkin terjadi dan sering dibiarkan oleh banyak orang, salah satunya adalah penyakit Gastritis atau biasa kita sebut penyakit maag. (Sulastri, 2012) Penyakiut Gastritis atau maag merupakan penyakit yang sangat kita kenal dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit ini sering ditandai dengan nyeri ulu hati, mual, muntah, cepat kenyang, nyeri perut dan lain sebagainya. Penyakit maag sangat mengganggu karena sering kambuh akibat pengobatan yang tidak tuntas. Sebenarnya kunci pengobatan penyakit maag adalah dapat mengatur agar produksi asam lambung terkontrol kembali sehingga tidak berlebihan yaitu dengan menghilangkan stres dan makan teratur. (Wijoyo, 2009). Penyakit Gastritis yang cukup besar di masyarakat dapat menyebabkan gangguan pada kehidupan mulai dari perorangan hingga masyarakat luas, sehingga diperlukan fungsi perawatan keluarga dan perawat dalam meningkatkan status kesehatan di dalam keluarga. Fungsi perawatan keluarga
itu mengenal masalah gastritis dalam keluarga, mengambil keputusan dalam keluarga untuk untuk mengatasi atau mencegah terjadinya komplikasi akibat Gastritis, merawat anggota keluarga dengan Gastritis, memodifikasi lingkungan yang ada dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. (Wijoyo. 2010) Di Indonesia angka kejadian gastritis cukup tinggi. Dari penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia angka kejadian Gastritis di beberapa kota di Indonesia ada yang tinggi mencapai 91,6 % yaitu di kota Medan, lalu dibeberapa kota lainnya seperti Surabaya 31, 2 %, Denpasar 46 %, Jakarta 50 %, Bandung 32,5 %, Palembang 35,3 %, Aceh 31,7 % dan Pontianak 31,2 %. Hal tersebut disebabkan oleh pola makan yang kurang sehat (Gustin, 2011). Di Kabupaten Kolaka penyakit Gastritis menempati urutan ke 2 dari 10 penyakit terbesar dengan jumlah pasien sebesar 7.596 orang (Dinas Kesehatan Kolaka 2016) dan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Kecamatan Wundulako didapatkan kasus penyakit Gastritis sebanyak 1061 orang tahun 2016 dan meningkat tahun 2017 sebanyak 1382 orang dan menempati urutan ke 2 dari 10 penyakit terbesar dan di Kelurahan Ngapa penyakit Gastritis sebanyak 173 orang pada tahun 2017. (Puskesmas Wundulako, 2017) Berdasarkan data dan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk
studi
kasus
dengan
“Asuhan Keperawatan keluarga Pada Ny.N Dengan Gastritis Mutun Desa Sukajaya Lempasing
judul:
di Dusun
B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Tujuan umum penulisan karya tulis ilmiah ini agar penulis mampu melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada Ny.N dengan Gastritis di dusun mutun kelurahan sukajaya lempasing 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penulisan karya tulis ini, agar penulis dapat: a. Melakukan pengkajian pada keluarga Tn. H dengan salah satu anggota keluarga Ny.N menderita Gastritis. b. Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga Tn. H dengan salah satu anggota keluarga Ny.N menderita Gasatritis. c. Menyusun rencana tindakan (intervensi) yang dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan pada keluarga Tn. H dengan salah satu anggota keluarga Ny.N menderita Gastritis. d. Menerapkan implementasi keperawatan sesuai dengan rencana yang telah disusun pada keluarga Tn. H dengan salah satu anggota keluarga Ny.N menderita Gastritis. e. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan pada keluarga Tn. H dengan salah satu anggota keluarga Ny.N menderita Gastritis.
C. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi tentang asuhan keperawatan pada keluarga Tn. H dengan salah satu anggota keluarga Ny.N menderita Gastritis. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada keluarga Tn. H dengan salah satu anggota keluarga Ny.N menderita Gastritis. b. Bagi Penulis Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman khususnya dalam perawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga Ny.N menderita Gastritis. D. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah metode deskriptif dalam bentuk studi kasus pada keluargaTn. H dengan salah satu anggota keluarga Ny.N menderita Gastritis. Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Wawancara Mengadakan tanya jawab dengan keluarga mengenai klien dengan gangguan sistem pencernaan: Gastritis. Wawancara dilakukan selama proses keperawatan berlangsung.
2. Observasi Mengadakan pengamatan dan melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung pada keluarga Tn. H khususnya pada Pada Ny.N yang menderita Gastritis. 3. Studi Kepustakaan Menggunakan dan mempelajari literatur medis maupun perawatan yang menunjang sebagai landasan teoritis untuk menegakkan diagnosa dan perencanaan keperawatan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian keluarga Menurut WHO dalam Sulistyo Andarmoyo (2012), keluarga adalah kumpulan anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. Menurut Raisaner dalam Jhonson (2010), keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak dan nenek. 2. Tujuan Pembentukan Keluarga Tujuan dasar pembentukan keluarga adalah : a. Keluarga merupakan unit dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan individu b. Keluarga sebagai perantara kebutuhan dan harapan anggota keluarga dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat c. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga dengan menstabilkan kebutuhan kasih sayang, sosio-ekonomi dan kebutuhan seksual. d. Keluarga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan identitas seseorang individu dan perasaan harga diri (Andarmoyo, 2012)
3. Sasaran Asuhan Keperawatan Sasaran dari asuhan keperawatan adalah keluarga sehat, keluarga resiko tinggi yang rawan kesehatan dan keluarga yang memerlukan tindak lanjut. a. Keluarga sehat Jika seluruh anggota keluarga dalam kondisi sehat tetapi memerlukan antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. b. Keluarga resiko tinggi dan rawan kesehatan Keluarga resiko tinggi termasuk keluarga yang memiliki kebutuhan untuk menyesuaikan diri terkait siklus perkembangan anggota keluarga, keluarga dengan faktor resiko penurunan status kesehatan. c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut Keluarga yang anggota keluarganya mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut pelayanan keperawatan/kesehatan misalnya: klien pasca hospitalisasi penyakit kronik, penyakit degeneratif, tindakan pembedahan, penyakit terminal.(Muslihin,2012 ) 4. Struktur keluarga Menurut Muslihin ( 2012) , struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat ada beberapa struktur keluarga yang ada di Indonesia yang terdiri dari bermacam macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disususn melalui jalur ayah. b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disususn melalui jalur ibu. c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri. d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. e. Keluarga kawin adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pimpinan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. 5. Fungsi keluarga Friedman (1998) dalam Padila, (2012) menyebutkan lima fungsi dasar keluarga: a. Fungsi afektif Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. b. Fungsi sosialisasi Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dialami individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial.
c. Fungsi reproduksi Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga berencana maka fungsi ini sedikit terkontrol. d. Fungsi ekonomi Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaian dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini sulit dipenuhi oleh keluarga dibawah garis kemiskinan (gakin atau pra keluarga sejahtera). e. Fungsi perawatan kesehatan Keluarga juga berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap anggotanya baik untuk mencegah terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang sakit. 6. Tugas keluarga Pada dasarnya tugas kelurga ada delapan tugas pokok sebagai berikut: a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya. b. Pemeliharaan sumber–sumber daya yang ada dalam keluarga. c. Pembagian
tugas
masing–masing
anggotanya
sesuai
dengan
kedudukannya masing–masing. d. Sosialisasi antar anggota keluarga. e. Pengaturan jumlah anggota keluarga. f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga. g. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya, (Jhonson, 2010).
7. Ciri-ciri keluarga Menurut Robert dan Charles dalam Fadila, (2012) ciri - ciri keluarga adalah: a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan. b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara. c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (nomen clatur) termasuk perhitungan garis keturunan. d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggotaanggotanya
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
mempunyai
keturunan dan membesarkan anak. e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga. Ciri keluarga Indonesia menurut Jhonson (2010) adalah sebagai berikut: 1) Suami sebagai pengambil keputusan. 2) Merupakan suatu kesatuan yang utuh. 3) Berbentuk monogram. 4) Bertanggung jawab. 5) Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa. 6) Ikatan keluarga sangat erat. 7) Mempunyai semangat gotong-royong, 8. Tipe keluarga Tipe keluarga menurut (Padila, 2012). a. Keluarga tradisional
1) Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya keluarga yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orangtua tiri. 2) Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier keduanya. 3) Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari perceraian. 4) Bujangan dewasa sendiri 5) Keluarga besar, terdiri dari keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan. 6) Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua anak-anaknya sudah terpisah. b. Keluarga non tradisional 1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan anak. 2) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada hukum tertentu. 3) Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah. 4) Keluarga gay atau lesbian, orang-orang yang berjenis kelamin yang sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah. 5) Keluarga komunis, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan
monogamy
dengan
anak-anak
menggunakan fasilitas, sumber yang sama.
secara
bersama
9. Tahap perkembangan keluarga Rodgers cit Friedman (1998) dalam Jhonson (2010) menjelaskan meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Tahap-tahap perkembangan keluarga yaitu: a. Pasangan baru (keluarga baru), keluarga baru dimulai saat masingmasing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masingmasing: 1) Membina hubungan intim yang memuaskan 2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial 3) Mendiskusikan rencana memiliki anak b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama), keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan: 1) Persiapan menjadi orang tua 2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan seksual dan kegiatan keluarga 3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan c. Keluarga dengan anak pra-sekolah. Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun: 1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman 2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi 4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun diluar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar) 5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot) 6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga 7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak d. Keluarga dengan anak sekolah Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk: 1) Membantu sosialisasi anak: tetangga, sekolah dan lingkungan 2) Mempertahankan keintiman pasangan 3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga e. Keluaraga dengan anak remaja Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa:
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya 2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga 3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan 4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga. f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan) Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua: 1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar 2) Mempertahankan keintiman pasangan 3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua 4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat 5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga g. Keluarga usia pertengahan Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal: 1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak 3) Meningkatkan keakraban pasangan h. Keluarga usia lanjut Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal: 1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan 2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan 3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat 4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat 5) Melakukan life review (menurunkan hidupnya) B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan kepada keluarga, untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan keperawatan yang meliputi pengkajian keluarga, diagnosa keperawatan keluarga, perencanaan, implementasi keperawatan dan evaluasi tindakan keperawatan. (Abi Muslihin, 2012)
Tahap-tahap proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut : 1. Pengkajian Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. (Andarmoyo, 2012) Padila (2012), hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian keluarga adalah: a.
Data Umum Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi : 1) Kepala Keluarga (KK) 2) Alamat dan telepon 3) Pekerjaan kepala keluarga 4) Pendidikan kepala keluarga 5) Komposisi keluarga dan genogram Komposisi keluarga yaitu menjelaskan anggota keluarga yang di identifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka. Bentuk komposisi keluarga dengan mencatat terlebih dahulu anggota keluarga yang sudah dewasa, kemudian diikuti dengan anggota keluarga yang lain sesuai dengan susunan kelahiran mulai dari yang lebih tua, kemudian mencantumkan jenis kelamin, hubungan setiap anggota keluarga tersebut, tempat tinggal lahir/umur, pekerjaan dan pendidikan. Genogram
keluarga
merupakan
sebuah
diagram
menggambarkan konstelasi keluarga (pohon keluarga)
yang
6) Tipe keluarga Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga 7) Suku Bangsa Mengkaji asal suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi budaya suku bangsa keluarga yang terkait dengan kesehatan. 8) Agama Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan 9) Status sosial ekonomi keluarga Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhankebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga. 10) Aktivitas rekreasi keluarga Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi. b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan
perkembangan
keluarga
yang
belum
terpenuhi
menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi 3) Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit termasuk status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman terhadap pelayanan kesehatan. 4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri. c. Pengkajian Lingkungan 1) Karakteristik rumah Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi dengan denah rumah. 2) Karakteristik tetangga dan komunitas Rukun Warga (RW) Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau
kesepakatan penduduk setempat serta budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan. 3) Mobilitas geografis keluarga Mobilitas geografi keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan keluarga berpindah tempat 4) Perkumpulan
keluarga
dan
interaksi
dengan
masyarakat.
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan masyarakat. 5) Sistem pendukung keluarga Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan mancakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat. d. Struktur keluarga 1) Pola komunikasi keluarga Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga 2) Struktur kekuatan keluarga Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku. 3) Struktur peran menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal
4) Nilai atau norma keluarga Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan. e. Fungsi keluarga 1) Fungsi Efektif Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai 2) Fungsi sosialisasi Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya serta perilaku. 3) Fungsi perawatan kesehatan Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit, sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. 4) Fungsi reproduksi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah: a) Berapa jumlah anak ? b) Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga ?
c) Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga ? 5) Fungsi Ekonomi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah: a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan ? b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga ? f. Stress dan koping keluarga 1) Stressor jangka pendek dan panjang a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan c) Kemampuan keluarga dalam berespon terhadap stressor yang dikaji sejauh mana keluarga berespon terhadap stressor 2) Strategi koping yang digunakan Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan/stress 3) Strategi adaptasi disfungsional Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan/stress
g. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik. h. Harapan Keluarga Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada. 2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan keluarga adalah keputusan tentang respon keluarga tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan kewenangan perawat, (Setiadi, 2008). Tahapan dalam diagnosa keperawatan keluarga antara lain : a. Analisa data Analisa data yaitu mengaitkan data dan menghubungkan dengan konsep teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Cara analisa data yaitu: validasi data, mengelompokkan data, membandingkan dengan standart dan membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang diketemukan. Dalam menganalisa data ada 3 norma yang diperlukan diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga yaitu : 1) Keadaan kesehatan yang normal bagi setiap anggota keluarga yang meliputi : a) Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluarga. b) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga.
c) Keadaan gizi anggota keluarga. d) Status imunisasi anggota keluarga. e) Kehamilan dan KB. 2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, yang meliputi : a) Rumah yang meliputi ventilasi, penerangan, kebersihan, kontruksi, luas rumah dan sebagainya. b) Sumber air minum. c) Jamban keluarga. d) Tempat pembuangan air limbah. e) Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya. 3) Karakteristik keluarga, yang meliputi : a) Sifat-sifat keluarga. b) Dinamika dalam keluarga. c) Komunikasi dalam keluarga. d) Interaksi antara anggota keluarga. e) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota keluarga. f) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga, (Setiadi, 2008) b. Perumusan masalah Menurut Setiadi (2008) dalam bukunya keperawatan keluarga mengemukakan, komponen diagnosa keperawatan keluarga meliputi problem (masalah), etiologi (penyebab), dan sign/ simpton (tanda).
1) Masalah (Problem) suatu istilah yang digunakan untuk mendefinisikan masalah (tidak terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga atau anggota keluarga) yang diidentifikasi oleh perawat melalui pengkajian. Tujuan penulisan pernyataan masalah adalah menjelaskan status kesehatan secara jelas dan sesingkat mungkin, (Setiadi, 2008). Daftar diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA (North American Nursing Diagnosis Association) dalam Setiadi (2008) adalah sebagai berikut : a) Diagnosa keprawatan keluarga pada masalah lingkungan (1) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (Higienis lingkungan) (2) Resiko terhadap cidera (3) Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit) b) Diagnosa
keperawatan
keluarga
pada
masalah
struktur
komunikasi (1) Komunikasi keluarga disfungsional c) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur peran (1) Berduka dan antisipasi (2) Berduka disfungsional (3) Isolasi sosial (4) Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang sakit terhadap keluarga)
(5) Potensial peningkatan menjadi orang tua (krisis menjadi orang tua) (6) Perubahan penampilan peran (7) Kerusakan pentalaksanaan pemeliharaan rumah (8) Gangguan citra tubuh d)
Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi afektif (1) Perubahan proses keluarga (2) Perubahan menjadi orang tua (3) Potensial peningkatan menjadi orang tua (4) Berduka dan diantisipasi (5) Koping keluarga tidak efektif, menurun (6) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan (7) Resiko terhadap tindakan kekerasan
e)
Diagnosa keperawatan pada masalah fungsi sosial (1) Perubahan proses keluarga (2) Perilaku mencari bantuan kesehatan (3) Konflik peran orang tua (4) Potensial peningkatan menjadi orang tua (5) Perubahan pemeliharaan kesehatan (6) Kurang pengetahuan (7) Isolasi sosial (8) Kerusakan interaksi sosial (9) Resiko terhadap tindakan kekerasan (10) Ketidakpatuhan
f)
Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan kesehatan (1) Perubahan pemeliharaan kesehatan (2) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan (3) Perilaku mencari pertolongan kesehatan (4) Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik keluarga (5) Resiko terhadap penularan penyakit g) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah koping (1) Potensial peningkatan koping keluarga (2) Koping keluarga tidak efektif, menurun (3) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan (4) Resiko terhadap tindakan kekerasan.
2) Penyebab (etiologi) Suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu sebagai berikut : (a) Mengenal masalah keluarga (b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat (c) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit (d) Mempertahankan suasana rumah yang sehat Secara umum faktor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari diagnosis keperawatan keluarga adalah adanya : (1) Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan kesalahan persepsi). (2) Ketidakmauan (sikap dan motivasi).
Sedangkan menurut Komang (2010) mengacu pada 5 tugas keluarga yaitu: 1.
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
2.
Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3.
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
4.
Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan
5.
Ketidakmampuan
keluarga
menggunakan
fasilitas
keluarga 3) Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada keluarga dengan Gastritis menurut NANDA NIC-NOC 2015 adalah: a) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrien yang tidak adekuat b) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan yang tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah c) Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi d) Defesiensi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan diit dan proses penyakit. Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga yang mengalami Gastritis pada (NANDA NIC-NOC 2015) dan etiologi (Komang, 2010) adalah: (1) Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.
(2) Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas (skala Baylon dan Maglaya). Tabel 2.1 Skala Bailon dan Maglaya Kriteria 1. Sifat Masalah a. Aktual (tidak/kurang sehat) b. Ancaman kesehatan c. Keadaan sejahtera 2. Kemungkinan masalah yang dapat di ubah a. Mudah b. Sebagian c. Tidak dapat 3. Potensi masalah untuk dicegah a. Tinggi b. Cukup c. Rendah 4. Menonjolnya masalah a. Masalah berat harus segera ditangani b. Ada masalah tetapi tidak perlu segera ditangani c. Masalah tidak dirasakan Sumber : Setiadi (2008)Skoring :
Skor
Bobot 3 2 1 2 1 0 3 2 1
1
2
1
2 1 0
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot Skor X Bobot Angka Tertinggi c. Jumlah skor untuk semua kriteria d. Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot
1
Menurut Padila (2012) Dalam menentukan prioritas, banyak faktor yang mempengaruhi untuk kriteria yang pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih besar 3, diberikan pada tidak/kurang sehat karena kondisi ini biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga, ancaman kesehatan skor 2 dan keadaan sejahtera skor 1 Untuk kriteria kedua yaitu kemungkinan masalah dapat di ubah, perawat perlu memperhatikan faktor – faktor berikut : a. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah. b. Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan maupun tenaga. c. Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu. d. Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi masyarakat dan dukungan masyarakat. Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat perlu memperhatikan faktor – faktor berikut : a. Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah. b. Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada. c. Tindakan yang sedang dijalankan, yaitu tindakan–tindakan yang tepat dalam memperbaiki masalah.
d. Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah masalah. Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. 3. Perencanaan Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan perawatan (jangka panjang/pendek),
penetapan
standart
kriteria
serta
menentukan
perencanaan untuk mengatasi masalah keluarga, (Setiadi, 2008). Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, mencakup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi serta dilengkapi dengan rencana evaluasi yang memuat kriteria dan standar. Selanjutnya intervensi keperawatan keluarga diklasifikasikan menjadi intervensi yang mengarah pada aspek kognitif, efektif dan psikomotor (prilaku). Semua intervensi baik berupa pendidikan kesehatan, terapi modalitas ataupun terapi komplementer pada akhirnya ditujukan untuk meningkatkan kemampuan keluarga melaksanakan lima tugas keluarga dalam kesehatan. Kriteria dan standar merupakan rencana evaluasi, berupa pertanyaan spesifik tentang hasil yang diharapakan dari setiap tindakan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan. Kriteria dapat berupa respon verbal, sikap atau psikomotor, sedangkan standar berupa patokan/ukuran yang kita tentukan berdasarkan kemampuan keluarga, sehingga dalam mementukan
standar antara klien satu dengan klien yang lainnya walaupun masalahnya sama, standarnya bisa jadi berbeda, (Padila, 2012) 4. Implementasi Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan, pada tahap ini, perawat yang mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan secara integrasi semua profesi kesehatan yang menjadi tim perawatan kesehatan di rumah. (Setiadi,2008) 5. Evaluasi Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistimatis dan terencana tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambugan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan, ( Setiadi, 2008 ) C. Konsep Dasar Teori Gastritis 1. Pengertian. Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi jaringan mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal dengan maag berasal dari bahasa yunani yatiu gastro yang berarti perut atau lambung dan titis yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan berarti penyakit tunggal, tetapi berbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. (Refelina Widja, 2009).
Gastritis merupakan penyakit yang menyerang daerah lambung. Penyakit ini sering menyerang pada orang yang terbiasa makan makanan yang terlalu asam, pedas atau bahkan sering telat makan. Gastritis bisa bertambah parah jika tidak segera disembuhkan. Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut atau lambung dan itis yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung (Admin, 2012). Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi selsel radang daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit dalam pada umumnya. Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam: Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi. Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory. (Soeparman, 2001). 2. Etiologi. Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan penyebab gastritis yang amat penting. Di negara berkembang prevalensi infeksi H. pylori pada orang dewasa mendekati 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensi infeksi H. pylori lebih tinggi lagi. Hal ini menunjukkan pentingnya infeksi pada masa balita. Di Indonesia, prevalensi infeksi kuman H. pylori menunjukkan
tendensi menurun. Di negara maju, prevalensi infeksi kuman H. pylori pada anak sangat rendah. Diantara orang dewasa infeksi kuman H. pylori lebih tinggi dari pada anak-anak tetapi lebih rendah dari pada di negara berkembang, yakni sekitar 30% (Hirlan, 2006). Penggunaan antibiotik dicurigai mempengaruhi penularan kuman di komunitas karena mampu mengeradiksi infeksi kuman tersebut, walaupun presentase keberhasilannya rendah. Pada awal infeksi mukosa lambung akan menunjukkan respon inflamasi akut. Gastritis akut akibat H. pylori sering diabaikan sehingga penyakitnya berlanjut menjadi kronik (Hirlan 2006). Hal yang berpengaruh pada timbulnya gastritis, diantaranya pengeluaran asam lambung yang berlebihan, Pertahanan dinding lambung yang lemah, Infeksi H. pylori ketika asam lambung yang dihasilkan lebih banyak sehingga pertahanan dinding lambung melemah, Gangguan gerakan saluran cerna, Stress psikologis. ( Misnadiarly 2009 ). Penyebab terjadinya gastritis obat analgetik antiinflamasi, terutama aspirin, Bahan kimia, misalnya lisol, Merokok, Alkohol, Stres fisis yang disebabkan luka bakar, sepsis trauma, pembedahan, kerusakan saraf, Refluk usus – lambung, Endotoksin. ( Inayah 2004 ). Obat analgetik antiinflamasi terutama aspirin, bahan kimia missal lisol, merokok, alcohol, sress fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan syaraf pusat, refluk usus lambung, endotoksin. ( Inayah 2004 ). Gastritis sering terjadi akibat diet yang sembrono individu makan terlalu banyak, terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu
berbumbu/mengandung mikroorganisme. Penebab lain mencakup dengan alkohol, aspirin, refluks empedu. Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna makanan atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren/perforasi, pembentukan jaringan parut dapat terjadi. (Smeltze, dkk 2001). 3. Patofisiologi. Erosi
mukosa
lambung
adalah
penyebab
utama
perdarahan
gastrointestinal bagian atas. Salisilat dalam tingkat yang lebih kecil obatobat anti peradangan bukan steroid dapat merusak sawar mukosa lambung merangsang difusi balik ion hidrigen dan akhirnya menimbulkan perdarahan. Kebanyakan lesi terjadi pada pasien dengan kelainan berat, Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion H + meningkat, Perfusi mukosa lambung terganggu, Jumlah asam lambung, Faktor ini saling berhubungan, misalnya stres fisik yang dapat menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu sehingga timbul infark kecil, disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu ( Inayah, 2004 ). Aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid merusak mukosa lambung melalui beberapa mekanisme. Obat-obat ini dapat menghambat aktivitas siklooksigenase mukosa. Siklooksigenase merupakan enzim yang penting untuk pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat. Prostaglanding merupakan salah satu factor defensif mukosa lambung yang amat penting. Selain menghambat produksi prostaglanding mukosa, aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid tertentu dapat merusak mukosa secara topikal. Kerusakan tropikal terjadi karena kandungan asam dalam obat tersebut
bersifat korosif sehingga dapat merusak sel-sel epitel mukosa dan juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat mucus oleh lambung, sehingga kemampuan factor defensive tergaggu. (Hirlan, 2001). 4. Manifestasi klinis. Sindrom dyspepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah, merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemisis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan. Biasanya, jika dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu. Pada gastritis kronik kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea, dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.( Mansjoer dkk., 1999 ). 5. Komplikasi Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berups hematemesis dan melena, dan berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacter pylori, sebesar 100 % pada tukak duodenum dan 6o-90 % pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi. ( Mansjoer dkk., 1999 ). 6. Patogenesis. Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada mukosa lambung adalah sebagai berikut : Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion H+ meninggi, perfusi jaringan lambung yang tergaggu, jumlah asam
lambung. Faktor ini saling berhubungan, misalnya stress fisik yang dapat menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerahdaerah infark kecil. Disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu. Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat kerusakan mukosa barier oleh cairan. (Inayah, 2004.). 7. Pengobatan Penyakit gastritis dapat ditangani sejak awal, yaitu mengkonsumsi makanan lunak dalam porsi kecil, berhenti mengkonsumsi makanan pedas dan asam, berhenti merokok dan minuman beralkohol, mengkonsumsi antasida sebelum makan (Misnadiarly, 2009) Yang perlu dilakukan dalam pengobatan gastritis yaitu mengatasi kedaruratan medis yang terjadi, mengatasi dan menghindari penyebab apabila dijumpai, serta pemberian obat-obat H2 blocking, antasid atau obatobat ulkus lambung lainnya. Pengobatan gastritis akibat infeksi kuman H. pylori bertujuan untuk mengeradikasi kuman tersebut. ( Inayah 2004 ). Pada saat ini indikasi yang telah disetujui secara universal untuk melakukan eradiksi adalah infeksi kuman H. pylori yang ada hubungannya dengan tukak peptik. Antibiotik yang dianjurkan adalah klaritomisin, amoksisilin, metronidazol dan tetrasiklin (Hirlan, 2006). 8. Penatalaksanaan Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berukurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka
penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesik dan sedatif, antasida serta cairan intravena. Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan. Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan perforasi. (Smeltzer dkk., 2001)
BAB III LAPORAN KASUS Pada bab ini akan disajikan mengenai asuhan keperawatan keluarga Pada Ny.N dengan Gastritis di Dusun mutun kelurahan sukajaya lempasing, mulai tanggal, 8 sampai dengan 10 Maret 2019, menggunakan pendekatan proses keperawatan sebagai berikut: A. PENGKAJIAN 1. DATA UMUM a. Nama KK
: Tn. H
b. Umur
: 50 tahun
c. Agama
: Islam
d. Suku
: Sunda
e. Pendidikan
: Tidak Sekolah
f. Pekerjaan
: Pedagang
g. Alamat
: Dusun Mutun Kelurahan Sukajaya Lempasing
h. Komposisi Anggota Keluarga: Tabel. 3.1 Komposisi Anggota Keluarga No 1 2
Nama Ny.N An.R
J.K
Hub. Keluarga
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Status Imubnisasi
P L
Istri Anak
45 thn 15 thn,
SMP
IRT -
-
i. Genogram
Keterangan :
= laki-laki = perempuan = menikah ---------- = tinggal serumah = Klien j. Tipe keluarga Tipe keluarga Ny.N adalah keluarga inti yaitu dalam satu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak k. Suku bangsa Keluarga Ny.N berasal dari suku Sunda . Dalam kehidupan sehari-hari keluarga lebih cenderung mengikuti kebiasaan adat Sunda, adat kebiasaan yang merugikan kesehatan tidak ada. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia l. Agama Seluruh anggota Keluarg Ny.N menganut agama Islam dan taat menjalankan sholat lima waktu. Ny. N sering mengikuti pengajian yang
ada di lingkungannya serta berdoa agar dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya. m. Status sosial ekonomi keluarga Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari kepala keluarga kurang lebih 1.200.000/ bulan. Kebutuhan yang diperlukan keluarga yaitu: Makan
Rp. 1.000.000
Bayar Listrik
Rp. 100.000
Lain-lain
Rp. 100.000
Barang yang dimiliki 1 buah TV 17 inch, 1 Kipas angin kecil. Pada ruang tamu terdapat 1 set kursi plastik dan lemari pada ruang tengah dan ruang dapur terdapat 1 kompor gas. n. Aktivitas rekreasi keluarga Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton TV bersama di rumah, sedangkan rekreasi di luar rumah kadang-kadang menonton pasar malam yang dilaksanakan di lapangan kecamatan. 2. Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga a. Tahap perkembangan keluarga pada saat ini Pada saat ini keluarga Ny.N sedang berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak sekolah b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Keluarga mengatakan sudah melaksanakan tugas-tugas perkembangan keluarga anak usia sekolah dimana keluarga sudah mengajarkan
sosialisasi dengan lingkungan di sekitar rumah, yang perlu diperhatikan lagi adalah fasilitas untuk stimulasi di rumah untuk bermain agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik c. Riwayat Keluarga Inti Tn.H
Tn.H mengatakan, tidak ada penyakit kronis dan belum pernah diopname di rumah sakit karena penyakit tertentu, paling sakit ringan. d. Ny.N Ny.N mengatakan nyeri ulu hati bila terlambat makan, pusing, mual dan muntah. Kalau sakit paling beli obat sendiri. setiap pagi minum kopi dan makan sehari 2x. Ny.N tampak meringis menahan sakit, skala nyeri 6
An. R Sebelumnya tidak pernah menderita penyakit yang serius. Paling pilek, kadang batuk, pernah diare tetapi tidak sampai di opname di rumah sakit. e. Riwayat keluarga sebelumnya Tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti Asma, DM, pada kedua orang tua Tn. H dan Ny. N, tetapi kedua orang tua pernah menderita hipertensi
3. Pengkajian lingkungan a. Karakteristik rumah Rumah yang ditinggali keluarga Ny.N adalah rumah milik sendiri dengan luas 7 m x 8 m, lantai semen dan keadaan rumah tampak tidak rapih. Di dalam rumah terdapat 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang keluarga, dan 1 ruang dapur. Pencahayaan dan ventilasi rumah kurang baik, jendela berdebu, barang-barang berserakan di ruang tamu, jendela kamar jarang di buka sehingga siang hari tampak gelap. Kamar mandi dan jamban dengan keadaan kurang bersih, sumber air keluarga berasal dari Sumur Bor yang tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna, sumber penerangan memakai lampu listrik. b. Karakteristik tetangga dan komunitas Keluarga tinggal di lingkungan yang berada di desa dengan jumlah penduduknya sedikit. Masih banyak pepohonan di depan rumah, umumnya tetangga adalah suku Bugis, Jawa, dan lampung tidak ada kesulitan dalam kehidupan sehari- hari. Hubungan dengan tetangga baik, keluarga juga ikut aktif dalam kegiatan pengajian, kegiatan lingkungan, sedangkan anak-anak juga bersosialisasi dengan teman-teman di sekitar rumah. Sebagian besar tetangga masih ada hubungan saudara Ny.N. c. Mobilitas geografis keluarga Keluarga sudah lama tinggal dilingkungan komunitas dan Ny.N paling sering keluar rumah saat bekerja, pagi jam 07.00 pagi sudah berangkat ke kebun dan pulang jam 17.00 sore, sedangkan anak keluar rumah jika bermain dengan teman sebayanya.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Keluarga aktif berinteraksi dengan masyarakat disekitar. Ny.N termasuk masyarakat yang disegani disekitar lingkungan. Keluarga juga aktif berkumpul dengan keluarga besar sekali setahun ketika lebaran Idul Fitri. e. Sistem pendukung keluarga Keharmonisan keluarga menjadi pendukung utama keluarga, dukungan dari keluarga besar jika ada masalah, terutama sumber keuangan, dimana keluarga sering diberi subsidi oleh orang tua suami. 4. Struktur keluarga 1. Pola komunikasi keluarga Keluarga menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi. Ny.N berbicara lembut dengan Suami maupun dengan anaknya dan begitupun sebaliknya. 2. Struktur kekuatan keluarga Dalam keluarga Tn. H yang berperan dalam mengambil keputusan. Setiap keputusan yang diambil oleh Tn. H sebagai kepala keluarga selalu dimusyawarakan dengan Ny. N dan anggota keluarga yang lain. 3. Struktur peran Masing-masing anggota keluarga melaksanakan perannya masing-masing Tn H mencari nafkah dan juga membantu mendidik anak. Ny. N mendidik anak, memelihara rumah dan membantu suami dalam hal mencari nafkah (berjualan). 4. Nilai dan norma keluarga Nilai yang dianut dalam keluarga adalah keterbukaan dan harus melaksanakan ibadah sesuai dengan waktunya. Ketika ada anggota yang
sakit keluarga hanya membeli obat di warung atau di toko obat. Bila belum sembuh di bawa ke puskesmas 5. Fungsi keluarga 1. Fungsi afektif Keluarga telah menjalankan fungsi kasih sayang dengan baik, kebutuhan anak-anak lebih diutamakan. 2. Fungsi sosialisasi Keluarga aktif bersosialisasi dengan tetangga, begitu juga dengan anak nya. 3. Fungsi Reproduksi Saat ini Ny. N mengatakan sudah lama tidak menstruasi lagi. 4. Fungsi Ekonomi Kepala keluarga bekerja sebagai Nelayan dan pariwisata dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari Tn.H menjual baju dan perlengkapan mincing serta jasa penyeberangan. 5. Fungsi perawatan keluarga Ny.N saat ini sedang sakit, yaitu nyeri ulu hati dengan skala nyeri 6, mual, muntah dan pusing.Ny.N jarang sarapan pagi, dan makan siang biasanya jam 15.00, makan malam jam 21.00 wita . Ny.N mengatakan bila sudah minum kopi perut terasa kenyang. a. Kemampuian mengenal masalah kesehatan Ny. N mengatakan bahwa sering kambuh maagnya, dan bila kambuh maagnya Ny. N membeli obat di warung.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat Ketika ada anggota keluarga yang sakit terutama Ny.N tidak langsung di bawa ke puskesmas untuk berobat, nanti kalau tidak sembuh baru di bawa ke puskesmas c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Dalam merawat Ny.N anggota keluarga hanya memberikan obat yang di beli di warung seperti obat Promag. Keluarga tidak mengetahui kenapa Ny.N sering sakit ulu hati d. Kemampuan kelurga memodifikasi lingkungan yang sehat Keluarga jarang membersihkan rumahnya, jendela berdebu dan jarang di buka, pakaian digantung di dinding rumah. e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat Keluarga jarang menggunakan fasilitas kesehatan seperti puskesmas ataupun puskesmas pembantu, walaupun jarak puskesmas dengan rumah tidak terlalu jauh. 6. Stress dan koping keluarga 1. Stersor jangka pendek dan jangka panjang a. Stressor jangka pendek Ny.N mengatakan sering mengeluh sakit ulu hati. b. Stresor jangka panjang Ny.N merasa khawatir bila maagnya sering kambuh dan takut opname di rumah sakit, karena membutuhkan biaya yang banyak 2. Respon Keluarga terhadap stersor dan mekanisme koping
a. Respon keluarga terhadap stresor Keluarga hanya berpasrah pada Tuhan bila ada anggota keluarga yang sakit. b. Strategi koping yang digunakan Anggota keluarga selalu bermusyawarah bila ada masalah. 3. Strategi adaptasi disfungsional Tidak ada strategi adaptasi disfungsional seperti marah, setiap ada masalah dicari pemecahannya dan didiskusikan bersama keluarga 7. Pemeriksaan Fisik Tabel 3.2 Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga DATA
Tn. H
Ny. N
An.R
T:120/80 mmHg, T:010/60 mmHg Tand a-tanda T:110/70 mmHg, N: 78 x/m, S: 370 C, N: 80 x/m, S: 370 C, S:370C, P: 20x/m Vital P: 20 x/m P: 20 x/m Kepala Kulit kepala bersih Kulit kepala bersih Kulit kepala bersih dan rambut tidak dan rambut tidak dan rambut tidak berketombe berketombe berketombe Leher
Tidak ada kaku kuduk, pembesaran kelenjar tidak ada, pembesaran vena jugularis tidak ditemukan
Aksila
Suhu badan: 370C
Suhu badan: 370C
Dada
Simetris kiri dan kanan, suara nafas vesikuler
Simetris kiri dan kanan, suara nafas vesikuler
Abdomen
Tidak adapembengkakan, hepar, ginjal tidak teraba, bising usus
Tidak ada kaku kuduk, pembesaran kelenjar tidak ada, pembesaran vena jugularis tidak ditemukan
Nyeri tekan di daerah epigastrium, skala nyeri 6 Tidak ada
Tidak ada kaku kuduk, pembesaran kelenjar tidak ada, pembesaran vena jugularis tidak ditemukan Suhu badan: 370C Simetris kiri dan kanan, suara nafas vesikuler Tidak ada pembengkakan, hepar, ginjal tidak teraba, bising usus
(+)
Ekstr emitas atas
Ekstr emitas bawah
pembengkakan, hepar, (+) ginjal tidak teraba, bising usus(+)
Kuku bersih dan pendek, tidak ada kelainan pergerakan, kekuatan otot 5 Kuku bersih dan pendek, tidak ada kelainan pergerakan, kekuatan otot 5
Kuku bersih dan pendek, pergerakan tampak lemah, kekuatan otot 4 Kuku bersih dan pendek, pergerakan tampak lemah kekuatan otot 4
Kuku bersih dan pendek, tidak adakelainan pergerakan, kekuatan otot 5 Kuku bersih dan pendek, tidak adakelainanpergeraka n, kekuatan otot 5
8. Harapan keluarga Harapan keluarga kiranya Ny.N
cepat sembuh, dan bila berobat di
puskesmas selalu dilayani dengan baik Analisa Data Tabel 3.3 Analisa Data No
Data
Etiologi
1
Data subjektif Ny.N mengatakan nyeri ulu hati bila terlambat makan, pusing, mual dan muntah.
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masala h
Nyeri akut
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Resiko Ketidakseimbanga n nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2
Data objektif a. Tampak meringis b. Skala nyeri 6 c. Terdapat obar promag Data subjektif Ny.N mengatakan jarang sarapan pagi, cukup kopi dan rokok sudah terasa kenyang Data objektif a. sakit ulu hati, mual dan muntah b. tampak lemah
Masalah
B. Diagnosa Keperawatan (1) Nyeri akut pada keluarga Tn. H khususnya Ny.N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah. (2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.H khususnya Ny.N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Skoring Prioritas Masalah a. Nyeri akut pada keluarga Tn. H khususnya Ny.N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah. Tabel 3.4 Skoring Prioritas Masalah diagnosa 1 No
Kriteria
1
Sifat masalah : Aktual
2
Kemungkinan masalah diubah : Mudah
Skor 3/3 X 1 = 1
2/2 X 1 = 2
3
Potensial masalah untuk dicegah : Cukup
2/3 X 1 = 2/3
4
Menonjolnya masalah : Ada, tetapi tidak harus segera diatasi Total
1/2 X 1 = ½
4 1/6
Pembenaran Ny.N sakit maag dan memerlukan tindakan segera untuk mencegah komplikasi. Fasilitas kesehatan (puskesmas) dapat dijangkau dengan mudah sehingga keluarga dapat memanfaatkan Gastritis atau maag dapat diobati dan dicegah bila keluarga mengetahui. Ada masalah, namun keluarga menganggap tidak perlu segera ditangani
b. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.H khususnya Ny.N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Tabel 3.5 Skoring prioritas diagnosa 2 No
Kriteria
1
Sifat masalah : ancaman
2
Kemungkinan masalah diubah : Mudah
3
4
Potensial masalah untuk dicegah : Cukup Menonjolnya masalah : Ada, tetapi tidak harus segera diatasi Total
Skor 2/3 X 1 = 2/3
2/2 X 1 = 1 2/3 X 1 = 2/3
1/2 X 1 = ½
2 5/6
Pembenaran Masalah bersifat ancaman karena belum terjadi Masalah dapat diubah dengan mudah dengan cara memberikan penyuluhan tentang penyakit yang dialami Ny.N Masalah belum berat tetapi bila dibiarkan dapat menjadi aktual. Ada masalah namun keluarga menganggap tidak perlu segera ditangani
50
C. Intervensi Keperawatan Tabel 3.6 Intervensi keperawatan pada keluarga Tn. H Diagnosa no Keperawatan
Nyeri akut pada keluarga Tn. H khususnya Tn.H berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.
Tujuan Umum
Evaluasi Khusus
Kriteria
Setelah dilakukan 1. Setelah dilakukan a. Keluarga Kunjungan kunjungan 1x 4 Mampu sebanyak 3 x45 menit keluarga menyebutkan menit mampu mengenal defenisi Gastritis keluargamampu masalah Gastritis atau maag mengenal masalah kesehatan tentang Gastritis
b. Keluarga mamp u menyebutkan penyebab dari
Standar
Rencana keperawatan
Gastritis a. Kaji pengetahuan adalah proses tentang Gastritis inflamasi pada b. Diskusikan dengan lapisan mukosa keluarga tentang dan submukosa pengertian Gastritis lambung.. dengan menggunakan leafleat/lembar balik c. Evaluasi kembali pengertian Gastritis pada keluarga d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yang benar Penyebab a. Mengakaji pengetahuan nya adalah obat Tentang penyebab Gastritis analgetik anti
Gastritis
inflamasi,meroko b. Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab k, Alkohol, Stres c. GastritisEvaluasi kembali fisik , luka bakar, tentang penyebab Gastritis sepsis d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yang benar. c. Keluarga mau Tanda dan gejala a. Kaji pengetahuan menyebutkan nyeri ulu hati, Tentang tanda dan gejala tanda dan gejala mual, kembung, Gastritis Gastritis muntah, anemia. b. Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala Gastritis dengan menggunakan leafleat/lembar balik c. Evaluasi kembali tanda dan gejala Gastritis pada keluarga d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yang benar 2. Setelah Keluarga mampu Keluarga membe a. Kaji keputusan yang dilakukan memutuskan ri keputusan diambil oleh keluarga kunjungan 1x 4 dengan merawat keluarg untuk merawat b. Diskusikan menit keluarga yang sakit keluarga yang keluarga tentang mampu sakit yaitu keputusan yang telah dengan tehnik dibuat mengambil distraksi dan c. Evaluasi kembalitentang keputusan untuk
merawat klien
3. Setelah dilakukan kunjungan 1x 4 menit keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit dengan mendemonstrasi kan cara membuat ramuan obat tradisional dengan kunyit
Keluarga mampu memberikan ramuan obat tradisional untuk anggota keluarga yang sakit
4. Setelah dilakukan kunjungan 1x45 menit keluarga mampu memodifikasi
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
relaksasi, mengompres dengan air hangat yang diisi di botol a. Keluarga dapat menjelaskan tentang cara membuat ramuan obat dengan kunyit b. Keluarga dapat mendemontra sikan kembali dengan benar cara membuat ramuan obat dengan kunyit Keluarga memperlihatkan lingkungan sekitar rumah yang telah di
d. a.
b. c.
d.
keputusan yang telah dibuat Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yang benar Jelaskan pada keluarga cara membuat ramuan obat untuk anggota keluarga yang sakit Demonstrasikan bersama keluarga cara membuat ramuan obat Beri kesempatan pada keluarga untuk mendemonstrasikan kembali Beri pujian atas keberhasilan keluarga
a. Jelaskan pentingnya lingkungan dalam Mencegah terjadinya Gastritis b. Mendiskusikan dengan keluarga cara
lingkungan untuk mencegah terjadinya Gastritis
Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.H khususnya Ny.N berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mera wat anggota keluarga
5. Setelah dilakukan kunjungan 1x 20 menit keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan Setelah dilakukan 1. Setelah dilakukan Kunjungan kunjungan 1x 45 sebanyak 3 x45 menit keluarga menit keluarga mampu mampu mengenal, mengenal, memu tuskan, dan memutuskan dan merawat anggota merawat anggota keluarga dengan keluarga dengan ketidakseimbanga ketidakseimbang n nutrisi : an nutrisi : kurang dari kurang dari kebutuhan tubuh kebutuhan tubuh
memodifikasi lingkungan c. Motivasi keluarga untuk memodifikasi lingkungan d. Beri pujian atas penataan yang telah dilakukan Keluarga memba a. Jelaskan pada keluarga wa Ny.N tentang kondisi Ny.N kepelayanan b. Motivasi keluarga untuk kesehatan untuk membawa Ny.N ke diperiksakan pelayanan kesehatan c. Beri pujian atas tindakan kondisi dan mendapatkan yang dilakukan keluarga pengobatan a. Makan secara a. Gali pengetahuan teratur keluarga tentang diet b. Makanan makanan gastritits b. Diskusikan bersama cukup mengandung keluarga tentang TKTP pengertian diet c. Makanan tidak c. Jelaskan kepada boleh keluarga penyebab kurang mengandung nafsu makan gas, asam atau d. Jelaskan dampak yang pedes ditimbulkan akibat salah d. Porsi makan diet sedikit demi e. Beri kesempatan pada sedikit keluarga untuk bertanya f. Bantu keluarga untuk modifikasi
Keluarga mampu membawa balita kefasilitas kesehat an
Keluarga mampu Menjelaskan tentang penting nya diet makanan Gastritis
yang sakit g. 2. Setelah dilakukan kunjungan 1x 45 menit keluarga mampu mengambil keputusan untuk mengatasi kondisi ketidakseimbang an nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Keluarga mamp Memutuskan masalah kurang nafsu makan
3. Setelah dilakukan kunjungan 1x 45 menit keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit dengan mendemontrasik
Keluarga mampu memberikan diet sesuai anjuran
Keluarga menyat a. akan keputusan dalam mengatasi kurang nafsu makan b.
c.
a. Keluarga dapat a. menjelaskan tentang cara pemberian diit tinggi energi tinggi p b. rotein.(TKTP) b. Keluarga dapat mendemon
mengulangi apa yang telah dijelaskan Beri pujian atas prilaku yang benar Jelaskan pada keluarga mengenai tindakan yang harus dilakukan saat Tn. H kurang nafsu makan Bimbing dan motivasi keluarga untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah diet gastritis Beri pujian atas keputusan yang diambil untuk mengatasi masalah makan an pada Tn. H Jelaskan pada keluarga cara meningkatkan nafsu makan pada Tn.H dengan menyajikan makanan yang menarik Demontasikan bersama keluarga cara membuat makanan yang menarik
an cara membuat makanan menarik
trasikan c. Beri kesempatan pada kembali keluarga untuk dengan benar : mendemontrasikan cara menyusun kembali pujian atas menu makanan d. Beri dan keberhasilan keluarga menyajikan makanan
D. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Tabel 3.7 Implementasi dan Evaluasi pada keluarga Tn. H 1. Nyeri akut pada keluarga Tn. H khususnya Ny.N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah. Tanggal 8 Maret 2019
DP
Implementasi 1. Menanyakan pada keluarga tentang gastritis atau maag 2. Menjelaskan pada keluarga tentang apa itu gastritis atau maag, penyebabnya, tanda dan gejalanya 3. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dimengerti 4. Menanyakan kembali pada keluarga tentang pengertian gastritis, penyebabnya, tanda dan gejalanya. 5. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga menyebutkan kembali tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala gastritis 6. Memperagakan tehnik distraksi dan relaksasi dengan cara menarik napas dalam dan membuang udara melalui mulut secara pelan-pelan. 7. Menganjurkan Ny.N untuk santai dan tidak stres 8. Menjelaskan tentang pembuatan obat tradisonal kunyit dengan cara 2 batang kunyit kemudian
Evaluasi S: Ny. N mampu menjelaskan kembali tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala Gastritits Ny.N mengatakan dapat membuat pengobatan tradisional Ny. N mengatakan akan memberitahu suaminya untuk tidak merokok di dalam rumah O: Ny.N menjelaskan bahwa gastritis adalah infeksi pada lambung dan penyebabnya adalah bakteri dan makanan asam serta rokok. Tanda dan gejalanya biasanya nyeri ulu hati, mual, muntah dan kurang nafsu makan. Ny. N dapat mendemonstrasikan pembuatan obat tradisional kunyit. Ny.N dapat memperagakan tehnik relaksasi A: Masalah Teratasi P: -
T.tangan
diparut campurkan air secukupnya kemudian disaring. Minum 2 kali sehari. 9. Mendiskusikan dengan keluarga untuk memodifikasi lingkungan rumah 10. Mendiskusikan dengan keluarga untuk memanfaatkan puskesmas bila keluarga mengalami sakit 11. Mengevaluasi kembali pemahaman keluarga mengenai pelayanan puskesmas
2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.H khususnya Ny.N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Tanggal 09 maret 2019
DP
Implementasi 1. Menanyakan pada keluarga tentang diet untuk penyakit maag 2. Menjelaskan pada keluarga tentang apa itu diet untuk sakit maag 3. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dimengerti 4. Menanyakan kembali pada keluarga tentang pengertian diet dan makanan apa saja yang boleh diberikan pada penyakit maag dan makanan apa yang harus dihindari. 5. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga menyebutkan kembali tentang makanan yang harus dihindari dan makanan yang boleh dimakan.
Evaluasi S: Tn. H dan Ny. N mampu menjelaskan kembali tentang diet untuk penyakit maag O: Tn. H dan Ny. N menjelaskan bahwa diet untuk makanan yang di konsumsi yaitu TKTP, menghindari yang asam, pedas dan rokok A: Masalah Teratasi P: -
T.tangan
59 BAB IV PEMBAHASAN Setelah dilakukan penerapan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. H dengan Salah satu anggota keluarga Ny.N menderita Gastritis di Dusun Mutun Kelurahan Sukajaya Lempasing pada tanggal 8 sampai dengan 10 Maret 2019 selama 2 kali kunjungan sehari, maka pada bab pembahasan penulis akan menjabarkan adanya kesesuaian dan kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus. Tahapan pembahasan sesuai dengan tahapan asuhan keperawatan yang dimulai dari pengkajian, merumuskan
diagnosa
keperawatan,
intervensi
keperawatan,
implementasi
keperawatan dan evaluasi. A. Pengkajian Penyakit Gastritis atau maag merupakan penyakit yang sangat kita kenal dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit ini sering ditandai dengan nyeri uluhati, mual, muntah, cepat kenyang, nyeri perut dan lain sebagainya. Penyakit maag sangat mengganggu karena sering kambuh akibat pengobatan yang tidak tuntas. Sebenarnya kunci pengobatan penyakit maag adalah dapat mengatur agar produksi asam lambung terkontrol kembali sehingga tidak berlebihan, yaitu dengan menghilangkan stres dan makan dengan teratur. (Wijoyo, 2009). Terjadinya Gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur yang mencakup frekuensi makan, jenis dan jumlah makanan. Pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan Gastritis. Pada kasus Gastritis akut, faktor penyimpangan makan merupakan titik awal yang mempengaruhi terjadinya perubahan pada dinding lambung. Peningkatan produksi cairan lambung cepat dirangsang oleh konsumsi makanan atau minuman, cuka, cabai, kopi, alkohol serta makanan lain bersifat korosif merangsang juga dapat mendorong
timbulnya kondisi tersebut. Pada akhirnya kekuatan dinding lambung menjadi semakin parah. Tak jarang kondisi seperti itu akan menimbulkan luka pada dinding lambung (Urip, 2002). Berdasarkan teori tersebut di atas dan sesuai dengan hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny.N, Ny.N mengatakan nyeri ulu hati bila terlambat makan, pusing, mual dan muntah. Ny.N jarang sarapan pagi, dan makan siang biasanya jam 15.00, makan malam jam 21.00 wita, sehari 2 kali makan dengan porsi sepiring. Ny.N mengatakan bila sudah minum kopi perut terasa kenyang. Ny.N saat ini sedang sakit, yaitu nyeri ulu hati dengan skala nyeri 6, mual, muntah dan pusing. Gejala penyakit Gastritis yang dirasakan oleh Ny.N menurut asumsi peneliti hal ini mungkin diakibatkan karena Ny.N jarang sarapan pagi, hanya minum kopi. Kerja di pantai berjualan dan banak pengunjung membuat Ny.N lupa
untuk
makan
sehingga
meningkatkan
asam
lambung,
yang
mengakibatkan Ny.N selalu merasakan nyeri ulu hati, mual, pusing, kadang muntah. Hal ini sesuai dengan teori yang telah dikemukakan di atas. Pada saat pengkajian Ny.N. Mengeluh nyeri, dan individu yang mengalami nyeri yang dialami harus dikaji untuk menggambarkan nyeri seseorang antara lain: yakni pertama intensitas nyeri, minta individu untuk membuat tingkatan nyeri pada skala verbal. Misal: tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri sedang, nyeri hebat, hebat atau sangat nyeri atau membuat skala nyeri yang sebelumnya bersifat kualitatif menjadi kuantitatif dengan menggunakan skala 0 sampai 10. Nyeri yang diarasakan oleh Tn H adalah 6 (nyeri sedang). Nyeri dapat dilihat atau diukur berdasarkan skala nyeri, durasi nyeri.
Karakteristik nyeri dapat juga dibuat berdasarkan metode PQRST (P= Provocatif, Q= Qualitas, R= Region, S= Scala, T= Time ). ( Judha, 2012) B. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan adalah keputusan klien mengenal seseorang, keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah-masalah kesehatan proses kehidupan yang aktual atau beresiko (Mura, 2011). Berdasarkan pengkajian peneliti mengangkat diagnosa keperawatan yaitu Nyeri akut pada keluarga Tn. H khususnya Ny.N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah. Diagnosa keperawatan yang kedua yaitu Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.H khususnya Ny.N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan (P) problem yang berkenan pada individu dalam keluarga yang sakit berhubungan dengan etiologi (E) berkenan dengan lima tugas keluarga dalam hal kesehatran atau keperawatan (Muhlisin, 2012). Dalam kasus ini problem (P) atau masalahnya adalah klien merasakan nyeri ulu hati dimana skala nyeri 6, dan dirasakan ketika perut kosong atau belum makan karena sibuk bekerja berjualan Etiologinya ketidakmampuan keluarga Ny.N dalam mengenal masalah penyakit Gastritis. Data subjektifnya Ny.N mengatakan belum tahu tentang pengertian Gastritis, penyebabnya, gejala dan tanda, dan untuk mengatasi nyeri dengan menggunakan tehnik distraksi dan relaksasi belum dimengerti.
C. Rencana tindakan keperawatan Intervensi adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan mendalam, tahap yang sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan masalah (Mura, 2011). Intervensi dalam kasus Gastritis menurut Ardiansyah adalah yang pertama kaji dan catat keluhan nyeri, dengan rasional untuk menentukan intervensi dan mengetahui efek terapi, yang kedua berikan makan dalam porsi sedikit tapi sering dengan rasional untuk menetralisasi asam lambung, yang ketiga anjurkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi, seperti tarik napas dalam, mendengarkan musik, menonton televisi dengan rasional tehnik relaksasi dapat mengalihkan pasien, sehingga dapat menurunkan nyeri, intervensi yang terakhir berikan obat antasida dengan rasional untuk menghilangkan nyeri lambung (Ardiansyah, 2012). Intervensi untuk ketidakmampuan keluarga mengenal masalah antara lain yang pertama jelaskan kepada keluarga mengenai penyakit yang diderita dan yang terakhir jelaskan tanda dan gejala penyakitnya (Muhlisin, 2012). Berdasarkan teori di atas intervensi peneliti merencanakan antara lain yang pertama menjelaskan pengertian Gastritis atau maag, penyebabnya, gejala dan tanda gastritis, dengan rasional agar Ny.N memahami penyakitnya. Kedua mengkaji nyeri dengan rasional untuk mengetahui tingkat nyeri dan menentukan implementasi yang valid. Ketiga ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam dengan rasional banyak oksigen masuk jaringan memperlancar peredaran darah, dan yang keempat mengajarkan cara membuat obat tradisional yaitu kunyit 2 siun kemudian diparut dan
campurkan air secukupnya kemudian diminum 2 kali dalam sehari. Selain itu menggali pengetahuan klien tentang diet yang harus dikonsumsi pasien gastritis, makanan yang harus dihindari, jelaskan penyebab pasien kurang nafsu makan, menjelaskan dampak dari penyaki gastritis bila tidak diobati, dan menjelaskan manfaat bila sakit ke puskesmas dari pada beli obat di warung. D. Implementasi Keperawatan Implementasi
keperawatan
adalah
serangkaian
kegiatan
yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Mura, 2011). Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai proses asuhan keperawatan keluarga dan intervensi yang telah ditetapkan yaitu yang pertama mengajarkan tentang apa itu Gastritis, kemudian mengajarkan etiologi serta tanda dan gejala Gastritis. Saat peneliti menerangkan Ny.N beserta keluarga memperhatikan dengan cermat. Kemudian peneliti melakukan
evaluasi
tentang materi yang telah diberikan dengan cara menanyakan kembali pada keluarga tentang apa itu Gastritis, apa penyebabnya dan bagaiamana gejala atau tand-tandanya. Keluarga menjawab dengan baik dan benar. Untuk mengurangi nyeri peneliti mengajarkan tehnik relaksasi dengan cara klien menarik napas dalam kemudian menahan 1 sampai 2 detik lalu hembuskan udara secara perlahan-lahan melalui mulut, ulangi 4-5 kali, dan untuk tehnik distraksi cara mengalihkan pikiran Ny.N dengan menonton TV
dengan acara hiburan. Ny.N memperagakan sesuai yang diajarkan oleh peneliti. Selain itu peneliti mengajarkan tentang diet Gastritis yaitu makanan terdiri dari nasi, ikan atau daging atau tahu, sayur, dan buah-buahan, makan sedikit demi sedikit. Peneliti menerangkan tentang makanan yang perlu dihindari seperti makan yang asam, pedis, sayur kol, sayur nangka, durian, ubi kayu (singkong) atau makanan yang mengandung gas. Ny.N menyimak penjelasan yang diberikan. Kemudian pasien dianjurkan untuk mengurangi rokok dan kopi karena dapat meningkatkan asam lambung, serta sarapan pagi. Selama proses implementasi tanggapan keluarga Ny.N sangat positip terhadap peneliti dan meminta kiranya keluarganya sering dikunjungi oleh petugas kesehatan. E. Evaluasi Keperawatan Evaluasi didefenisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan respon prilaku klien yang tampil (Mura, 2011). Evaluasi disusun dengan metode SOAP dengan keterangan antara lain yang pertama subjektif (S) adalah hal-hal yang ditemukan keluarga secara subjektif setelah dilakukan intervensi keperawatan. Kedua objektif (O) adalah hal-hal yang ditemukan oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi keperawatan, ketiga analisa (A) adalah hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada kepada tujuan terkait dengan diagnosa keperawatan, yang terakhir adalah perencanaan (P) adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahap evaluasi (Muhlisin, 2012). Dari hasil evaluasi tanggal 10 Maret 2019
yang penulis lakukan didapatkan data subjektif Ny.N mengatakan nyeri pada ulu hati, di daerah perut sudah berkurang. Ny.N mengatakan mengerti dengan penyakit gastritis, gejala dan tandanya. Objektif: Ny.N tampak ceria, tidak ada nyeri tekan, masalah pertama teratasi. Masalah kedua tidak menjadi aktual karena Ny.N mengikuti anjuran dari peneliti dengan berjanji akan mengurangi rokok dan akan sarapan pagi. Ny.N berjanji bila nyerinya kambuh akan ke puskesmas untuk memeriksakan diri dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya. .
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. H dengan Salah satu Anggota Keluarga Ny.N Menderita Gastritis di dusun mutun kecamatan sukajaya lempasing Tahun 2019, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil pengkajian didapatkan kesamaan data dari kasus yang diangkat dengan teori yang ada, dimana keluarga Tn. H khususnya Ny.N sedang mengalami nyeri uluhati, mual dan muntah, skala nyeri 6, dan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah adalah bahwa belum mengetahui tentang pengertian Gastritis, etiologi dan tanda atau gejala Gastritis. 2. Diagnosa yang muncul pada kasus sebanyak 2 diagnosa keperawatan dengan diagnosa utamanya adalah Nyeri akut pada keluarga Tn. H khususnya Ny.N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah. Diagnosa keperawatan yang kedua yaitu Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.H khususnya Ny.N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. 3. Intervensi keperawatan yang direncanakan tergantung pada masalah keperawatan yang ditemukan. Intervensi yang dilakukan dirumuskan berdasarkan diagnosa yang telah ditetapkan dan berdasarkan 5 tugas khusus keluarga yaitu mengenal masalah, memutuskan tindakan, merawat
anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. 4. Implementasi dilakukan pada tanggal 8 sampai dengan 10 Maret 2019. Implementasi yang telah dilaksanakan pada diagnosa pertama yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari Gastritis serta memberikan demonstrasi tentang tehnik relaksasi dan distraksi serta pembuatan obat tradisional. 5. Pada tahap akhir peneliti melakukkan evaluasi pada tanggal 10 Maret 2019 mengenai tindakan keperawatan yang dilakukan berdasarkan catatan perkembangan. Evaluasi didapatkan dari dua diagnosa keperawatan yang muncul masalahnya dapat teratasi. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas penulis, memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi petugas Puskesmas Kecamatan Sukajaya lempasing khususnya yang menangani program keperawatan keluarga dapat memberikan bimbingan kepada keluarga secara optimal dan meningkatkan mutu pelayanan dikomunitas lapangan. 2. Bagi seorang petugas kesehatan di lapangan kiranya lebih banyak ke lapangan untuk melihat keadaan masyarakat, sehingga masyarakat tetap sehat.
DAFTAR PUSTAKA Andarmoyo, Sulistyo (2012).Keperawatan Keluarga : Konsep Teori, Proses dan Praktik Keperawatan.Yogyakarta: Graha Ilmu R.K (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis pada pasien yang berobat jalan di Puskesmas Gulai Gancah Kota Bukit Tinggi tahun 2011. Hirlan (2009), Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid2 edisi ketiga, Jakarta, FKUI Inayah (2004). Asuhan keperawatan pada klien gangguan sistem pencernaan jilid I edisi I, Jakarta, Salemaba Medika Jhonson, (2010). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika
Keluarga Plus
Contoh
Askep
Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. EGC : Jakarta. Misnadiarly (2009). Mengenal penyakit organ cerna gastritis, dispepsia atau maag, Jakarta, Pustaka Populer OBDA Muslihin, (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen Publishing Padila, (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika Puskesmas Wundulako (2017), Profil Puskesmas Hanura, Setiadi, (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta : Graha Ilmu Soeparman, dkk. (2001). Ilmu Penyakit Dalam jilid II. FKUI : Jakarta Sudiharto (2007) Asuhan Keperawtan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural, Jakarta: EGC Smeltzer, S, Bare (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah ed 8 jilid II, Jakarta: EGC. Sulastri (2012), Gambaran pola makan penderita gastritis di wilayah kerja puskesmas kampar kiri hulu kecamatan kampar kiri hulu kabupaten Riau: Skripsi: Sumatra Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Uripi, (2002). Menu untuk penderita Hepatitis dan gangguan saluran pencernaan, Jakarta, Puspa Swara