Gangguan Pembekuan Darah Novia.docx

  • Uploaded by: indah
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gangguan Pembekuan Darah Novia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,283
  • Pages: 13
MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN

D I S U S U N

OLEH BOBY M NOVIA RAMA ZALNI WIDYA CLAUDIA

STIKES FORT DE KOCK BUKITTINNGGI 2018

KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Anatomi dan fisiologi sistem perkemihan. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Maternitas II yaitu ibu Aria Wahyuni, M.Kep,Ns,Sp.Kep.MB yang memberikan tugas tentang gangguan pembekuan darah pada masa kehamilan sehingga kami bisa berbagi pengetahuan dan diskusi mengenai materi tersebut. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang asuhan keperawatan tuberkulosis paru ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Bukittinggi ,14 Maret 2018

Penulis

2

DAFTAR ISI Halaman sampul Kata pengantar ................................................................................................................ 2 Daftar isi .......................................................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ..................................................................................................... 4 B. Tujuan penulisan ................................................................................................. 4 C. Manfaat penulisan ............................................................................................... 5 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian gangguan pembekuan darah .............................................................. 6 B. Gangguan pembekuan darah pada masa kehamilan ........................................... 6 C. Etiologi ................................................................................................................ 8 D. Patofisiologi ........................................................................................................ 9 E. Tanda dan Gejala ................................................................................................ 9 F. Komplikasi .......................................................................................................... 9 G. Pemeriksaan laboratorium .................................................................................. 9 H. Pencegahan ....................................................................................................... 10 I. Penatalaksaan ..................................................................................................... 10 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................................... 12 B. Saran ................................................................................................................. 12 Daftar pustaka ................................................................................................................ 13

3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Darah adalah suatu cairan yang diciptakan untuk memberi kita kehidupan. Pada saat beredar didalam tubuh, darah menghangatkan, mendinginkan, memberi makan dan melindungi tubuh dari zat-zat beracun. Selain itu, darah segera memperbaiki kerusakan apapun pada dinding pembuluh darah sehingga sistem tersebut kembali seperti semula. Rata-rata terdapat 1,32 galon(5 liter) darah dalam tubuh manusia mempunyai berat 132 pon (60 kg). Jantung mampu mengedarkan seluruh jumlah ini didalam tubuh dengan mudah dalam sesaat. Bahkan, saat berlari atau bahkan berolahraga, tingkat peredaran darah meningkat hingga lima kali lipat lebih cepat. Gangguan pembekuan darah adalah kondisi yang mengganggu proses koagulasialias pembekuan darah. Normalnya, darah akan langsung mulai membeku setelah cedera terjadi untuk mencegah Anda mengalami kehilangan banyak darah yang bisa berakibat fatal. Proses pembekuan darah bisa terganggu jika Anda tidak memiliki faktor pembeku darah yang mencukupi. Ada 13 faktor pembeku darah. Termasuk di antaranya adalah fibrinogen pembuat fibrin (Faktor I) dan enzim protrombin (Faktor II). Kehilangan faktor VIII atau faktor IX, misalnya, meski langka bisa menyebabkan hemofilia. Kebanyakan kasus gangguan koagulasi adalah kondisi genetik yang diwariskan dari orangtua ke anak.

B. Tujuan penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah menjelaskan : a. Pengertian gangguan pembekuan darah. b. Gangguan Pembekuan pada masa kehamilan c. Etiologi dari gangguan Pembekuan pada masa kehamilan. d. Patofisiologi dari gangguan Pembekuan pada masa kehamilan. e. Tanda dan gejala gangguan Pembekuan pada masa kehamilan. f. Komplikasi gangguan Pembekuan pada masa kehamilan. g. Pemeriksaan laboratorium gangguan Pembekuan pada masa kehamilan. h. Pencegahan gangguan Pembekuan pada masa kehamilan. i. Penatalaksanaan gangguan Pembekuan pada masa kehamilan. 4

C. Manfaat penulisan a. Supaya mahasiswa mengetahui tentang gangguan perdarahan pada masa kehamilan. b. Untuk mengetahui penyebab gangguan perdarahan pada masa kehamilan. c. Untuk mengetahui tanda dan gejala gangguan perdarahan pada masa kehamilan. d. Untuk mengetahui komplikasi dari gangguan perdarahan pada masa kehamilan. e. Untuk mengetahui pemeriksaan laboratorium yang digunakan pada gangguan perdarahan pada masa kehamilan. f. Untuk mengetahui pencegahan dan penatalaksanaan gangguan perdarahan pada masa kehamilan. g. Sebagai salah satu referensi bagi mahasiswa.

5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian gangguan pembekuan darah Gangguan

pembekuan

darah

(yang

juga

disebut

trombofilia

atau

hiperkoagulasi) adalah penyakit yang melibatkan pembekuan darah secara berlebihan bahkan pada daerah di mana seharusnya pembekuan tidak boleh terjadi; seperti pada pembuluh darah sehingga mengakibatkan kondisi yang membahayakan jiwa. Gangguan pada faktor pembekuan darah (trombosit) adalah Pendarahan yang terjadi karena adanya kelainan pada proses pembekuan darah sang ibu, sehingga darah tetap mengalir. Terluka, melahirkan, dan bahkan cabut gigi pun dapat menyebabkan pendarahan. Bagi yang memiliki gangguan pendarahan seperti hemofilia, hal-hal tersebut dapat menyebabkan pendarahan yang parah. Pada umumnya, trombosit jenis sel darah yang beredar di dalam tubuh akan menuju ke daerah yang terluka dan berkumpul hingga mereka membentuk suatu sumbatan. Proses pembekuan ini secara medis disebut koagulasi. Faktor protein juga terlibat dalam proses pembekuaan, untuk memastikan bahwa trombosit ini saling merekat. Ketika gumpalan darah telah terbentuk dan pendarahan telah terhenti, gumpalan darah akan diserap kembali oleh tubuh dan menimbulkan jaringan luka.

B. Gangguan pembekuan darah pada masa hamil a. Pembekuan normal Secara normal, ada keseimbangan (homeostatis) yang rapuh antara dua sistem yang saling berlawanan, sistem hemostatis dan sistem fibrinolisis. Sistem hemostatis terlibat dalam proses penyelamatan hidup dengan menghentikan aliran darah dari pembuluh darah yang cedera, sebagian melalui pembentukan fibrin yang tidak larut, yang berperan sebagai plak trombosis hemostatis. Fase-fase koagulasi melibatkan interaksi faktor-faktor koagulasi dimana setiap faktor secara berurutan mengaktifkan faktor selanjutnya. Sistem fibrinolisis mengacu pada proses dimana fibrin terbagi menjadi produk degradasi fibrin (FDP) dan sirkulasi diperbaiki. 6

b. Koagulasi Intravaskular Diseminata Disseminated intravascular coagulation ( DIC, Sindrom defibrinasi, koagulapati defibrinasi, koagulapati konsumtif) adalah bentuk

patologis

pembekuan yang difusi dan mengonsumsi sejumlah besar faktor pembekuan, menyebabkan perdarahan interna/eksterna yang luas. Secara sederhana, DIC merupakan konsumsi faktor pembekuan dalam jumlah besar ( Dorman, 1989). Pemeriksaan fisik menunjukkan perdarahan yang tidak lazim. Perdarahan spontan dari gusi atau hidung wanita dicatat. Petekie muncul di sekiling

manset pengukuran tekanan darah pada lengannya. Perdarahan

berlebihan dapat terjadi dari tempat trauma ( mis, tempat pungsi , tempat injeksi, torehan akibat pencukuran daerah perineum atau abdomen, cedera akibat insersi kateter urine). Oleh karena itu, haluran urine dipantau. Kebutuhan emosional keluarga dikenali dan didukung. Ansietas,rasa duka, dan perubahan konsep diri dapat muncul akibat kehilangan dan kehilangan janin. Prognosis ibu dan janin bergantung kepada derajat dan luas gangguan penyebab juga respons wanita terhadap terapi yang tepat dan cepat. Resiko maternal, lebih jauh, meningkat jika janin meninggal di dalam uterus.

c.

Gangguan pembekuan lain Purpura trombositopenia autoimun (ATP)

merupakan gangguan

autoimun dimana antibodi antitrombositmenurunkan rentang hidup trombosit. Trombositopenia,kerentanan kapiler , dan peningkatan waktu perdarahan merupakan tanda diagnostik gangguan ini. ATP dapat menyebabkan perdarahan setelah kelahiran sesaria atau akibat laseria vagina atau laseria serviks. Insiden perdarahan pascapartum di uterus atau hematoma vagina juga meningkat pada ATP. Transfusi trombosit diberikan untuk mempertahankan hitungan trombosit 100.000/mm3. Kortikosteroid diberikan jika diagnosa ditegakkan sebelum atau selama kehamilan. Splenektomi, jika dibutuhkan ,ditunda sampai setelah masa nifas. Trombositopenia neonatus, suatu akibat proses penyakit maternal., terjadi pada sekitar 50% kasus dan diasosiasikan dengan mortalitas yang tinggi. Penyakit von willwbrand, suatu tipe hemofilia, kemungkinan merupakan gangguan perdarahan turunan yang paling umum terjadi 7

(cunningham,dkk.,1992) penyakit ini merupakan akibat faktor defisiensi VIII dan disfungsi trombosit. Penyakit ini ditransmisi sebagai sifat dominan autosom pada kedua jenis kelamin. Walaupun penyakit willwbrand jarang ditemukan, penyakit ini merupakan salah satu defek pembekuan kongenital yang paling umum dialami wanita usia subur di Amerika. Karena faktor VIII meningkatselama masa hamil, peningkatan ini cukup untuk menghindari bahaya akibat perdarahan selama melahirkan. Namun, wanita harus diobservasi selama sekurang-kurangnya satu minggu pascapartum. Terapi penyakit von willwbrand terdiri dari penggantian faktor VIII melalui pemberian kryopresipitat atau plasma beku segar.

C. Etiologi Pada periode post partum awal, kelainan sistem koagulasi dan platelet biasanya tidak menyebabkan perdarahan yang banyak, hal ini bergantung pada kontraksi uterus untuk mencegah perdarahan. Deposit fibrin pada tempat perlekatan plasenta dan penjendalan darah memiliki peran penting beberapa jam hingga beberapa hari setelah persalinan. Kelainan pada daerah ini dapat menyebabkan perdarahan post partun sekunder atau perdarahan eksaserbasi dari sebab lain, terutama trauma. Abnormalitas dapat muncul sebelum persalinan atau didapat saat persalinan. Trombositopenia dapat berhubungan dengan penyakit sebelumnya, seperti ITP atau sindroma HELLP sekunder, solusio plasenta, DIC atau sepsis. Abnormalitas platelet dapat saja terjadi, tetapi hal ini jarang. Sebagian besar merupakan penyakit sebelumnya, walaupun sering tak terdiagnosis. Abnormalitas sistem pembekuan yang muncul sebelum persalinan yang berupa hipofibrinogenemia familial, dapat saja terjadi, tetapi abnormalitas yang didapat biasanya yang menjadi masalah. Hal ini dapat berupa DIC yang berhubungan dengan solusio plasenta, sindroma HELLP, IUFD, emboli air ketuban dan sepsis. Kadar fibrinogen meningkat pada saat hamil, sehingga kadar fibrinogen pada kisaran normal seperti pada wanita yang tidak hamil harus mendapat perhatian. Selain itu, koagulopati dilusional dapat terjadi setelah perdarahan post partum masif yang mendapat resusiatsi cairan kristaloid dan transfusi PRC. DIC, yaitu gangguan mekanisme pembekuan darah yang umumnya disebabkan oleh hipo atau afibrinigenemia atau pembekuan intravascular merata (Disseminated Intravaskular Coagulation) DIC juga dapat berkembang dari syok yang 8

ditunjukkan oleh hipoperfusi jaringan, yang menyebabkan kerusakan dan pelepasan tromboplastin jaringan. Pada kasus ini terdapat peningkatan kadar D-dimer dan penurunan fibrinogen yang tajam, serta pemanjangan waktu trombin (thrombin time).

D. Patofisiologi Kelainan koagulasi generalisata ini dianggap sebagai akibat dari lepasnya substansi – substansi serupa tromboplastin yang berasal dari produk konsepsi ke dalam sirkulasi darah ibu atau akibat aktivasi factor XII oleh endotoksin. Setelah itu mulailah serangkaian reaksi berantai yang mengaktifkan mekanisme pembekuan darah, pembentukan dan pengendapan fibrin dan, sebagai konsekuensinya, aktivasi sistem fibrinolitik yang normalnya sebagai proteksi. Gangguan patofisiologi yang kompleks ini menjadi suatu lingkaran setan yang muncul sebagai diathesis perdarahan klinis dengan berubah – ubahnya hasil rangkaian tes pembekuan darah sehingga membingungkan.

E. Tanda dan Gejala 

Ptekie muncul



Perdarahan spontan dari gusi atau hidung



Perdarahan berlebihan dapat terjadi di tempat trauma



Ibu mengalami takikardi dan diaforesis.

F. Komplikasi Komplikasi-komplikasi obstetric yang diketahui berhubungan dengan DIC (Koagulasi Intravaskuler Diseminata) : 1.

Sepesi oleh kuman gram negative, terutama yang menyertai dengan abortus septik.

2.

Syok berat.

3.

Gagal ginjal.

G. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium menunjukkan penurunan trombosit, fibrinogen, dan protombin (faktor-faktor yang dikonsumsi selama koagulasi). Fibrinolisis mula-mula meningkat, tetapi kemudian menurun hebat. Pemecahan fibrin meningkatkan

9

akumulasi produk degradasi fibrin (pemisahan fibrin) di dalam darah. Produk degradasi fibrin mengandung materi-materi antikoagulan sehingga masa protombin menjadi lama. Waktu perdarahan normal, waktu koagulasi memperlihatkan tidak ada bekuan, waktu retraksi bekuan menunjukkan tidak ada bekuan, dan PTT meningkat.

H. Pencegahan Klasifikasi kehamilan resiko rendah dan resiko tinggi akan memudahkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk menata strategi pelayanan ibu hamil saat perawatan antenatal dan melahirkan dengan mengatur petugas kesehatan mana yang sesuai dan jenjang rumah sakit rujukan. Akan tetapi, pada saat proses persalinan, semua kehamilan mempunyai resiko untuk terjadinya patologi persalinan, slah satunya adalah perdarahan pascapersalinan. Antisipasi terhadap hal tersebut dapat dilakukan sebagai berikut: 1.

Persiapan sebelum hamil untuk memperbaiki keadaan umum dan mengatasi setiap penyakit kronis, anemia dan lain-lain sehingga pada saat hamil dan persalinan pasien tersebut ada dalam keadaan optimal.

2.

Mengenal faktor predisposisi PPP seperti multiparitas, anak beras, hamil kembar, hidroamnion, bekas seksio, ada riwayat PPP sebelumnya dan kehamilan resiko tinggi lainnya yang resikonya akan muncul saat persalinan

3.

Persalinan harus selesai dalam waktu 24 jam dan pencegahan partus lama

4.

Kehamilan resiko tinggi agar melahirkan di fasilitas rumah sakit rujukan

5.

Kehamilan resiko rtendah agar melahirkan di tenaga kesehatan terlatih dan menghindari persalinan dukun

6.

Mengesuai langkah-langkah pertolongan pertama menghadapi PPP dan mengadakan rujukan sebagaimana mestinya.

I. Penatalaksanaan Penatalaksanaan primer semua kasus DIC meliputi perbaikan penyebab dasar, misalnya, pengangkatan janin yang mati, terapi infeksi yang ada atau preeklampsiaeklampsia atau pengangkatan abrupsio plasenta. Sel darah merah dalam kemasan dapat ditransfusikan untuk memperbaiki anemia. Defisiensi SDM akibat DIC terutama meliputi trombosit, faktor V dan VIII, fibrinogen, dan protombin. Pemberian plasma beku segar ( fresh frozen plasma [FFP]) yang bercampur dengan konsentrat

10

trombosit efekif untuk semua kondisi ini, jika terapi penggantian darah diberikan (Dorman,1989) Pasien perlu dirawat bila secara klinis ada gangguan pembekuaan darah atau dari serangkaian pemeriksaan laboratorium diperlihatkan adanaya kemunduran fungsi pemebekuan darah secara progresif. Tujuan utama pengobatan adalah menghilngkan sumber material serupa tromboplastin, tetapi evalusai produk konsepsi akan mendatangkan resiko perdarahan vaginal atau bedah. Dengan alasan inilah, proses pembekuaan normal harus dipulihkan lebih dahulu sebelum melakukan persalinan operatif. Cara penatalaksanaan yang akan dipilih tergantung kepada ancaman jiwa pasien segera akibat perdarahan yang aktif pada saat diagnosis ditegakkan atau akibat persalinan yang akan segera terjadi. Bila dicurigai ada perdarahan aktif dari uterus dari persalinan operatif, harus diberikan pengobtan sebagai terjadi : 1.

Monitor tanda-tanda vital secara kontiyu termasuk pengukuran tekanan vena sentral dan mempertahankan produksi urin

2.

Berikan oksigen melalui masker yang dipasang ketat dengan kecepatan 10 12 liter permenit

3.

Mengatasi syok dengan segera adalah penting, bila memungkinkan dengan darah lengkap segar.

4.

Pemberian faktor-faktor pembekuan : pengobatan denga plasma beku segar lebih disukai daripada dengan preparat depot fibrinogen (pooled fibrinogen) komersial karena dapat memperkecil resiko penularan hepatitis, pengantian volume

tambahan,

serta

tersediannya

aneka

macam

faktor-faktor

pembekuaan. Setiap liter plasma beku segar dapat diharapkan mengandung 2-3 g fibrinogen. Bila tidak ada perdarahan uterus dan persalinannya dapat ditunda (yaitu, sindrom janin mati yang tertinggal dalam uterus tetapi jelas tidak ada soluiso plasenta), tindakan dilakukan pemberian Heparinisasi 100 IU/kg setiap 4 jam, atau 600 IU/kg/24 jam dengan infuse. Pemberian heparin dihentikan setelah terjadi perbaikan faktor-faktor pembekuan kedalam batas normal, dan hanya dalam keadaan inilah persalinan boleh dilaksanakan.

11

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Gangguan pembekuan darah adalah kondisi yang mengganggu proses koagulasialias pembekuan darah. Normalnya, darah akan langsung mulai membeku setelah cedera terjadi untuk mencegah Anda mengalami kehilangan banyak darah yang bisa berakibat fatal. Proses pembekuan darah bisa terganggu jika Anda tidak memiliki faktor pembeku darah yang mencukupi Gangguan pembekuan darah yaitu diantaranya Gangguan pada tingkat pembuluh darah. Pada penyakit pembuluh darah, termasuk aterosklerosis, trombosit cenderung mudah beragregasi .

B. Saran Kepada yang membaca makalah sederhana ini, harapan saya semoga dapat memahami

betul

bagian-bagian

dari

organ

sistem

perkemihan

ini

sehingga penyakit – penyakit yang berhubungan dengan sistem perkemihan ini dapat di hindari.

12

DAFTAR PUSTAKA

13

Related Documents


More Documents from "ria rada kaka"