Gambaran+inspeksi+sanitasi+sarana+air+bersih+di+kelurahan+parak+laweh++pulau+air+wilayah.compress.pdf

  • Uploaded by: Widya Selalu Ceria
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gambaran+inspeksi+sanitasi+sarana+air+bersih+di+kelurahan+parak+laweh++pulau+air+wilayah.compress.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 7,504
  • Pages: 56
GAMBARAN INSPEKSI SANITASI SARANA AIR BERSIH DI KELURAHAN PARAK LAWEH PULAU AIR WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BEGALUNG TAHUN 2014

Karya Tulis Ilmiah Diajukan ke Program Studi D-III Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

Oleh : FRENKI HALOHO 101114256

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG TAHUN 2014

i

ii

iii

Jangan pernah menyerah untuk menuju sukses, tetap semangat dan beranilah untuk mencoba hal baru, jangan takut gagal. Karena jika kita tidak berani untuk mencoba kita tidak akan tau sampai mana batas kemampuan kita, dan kita juga tidak pernah tau dimana letak kesuksesan kita. “ So keep spirit and always trying “ Terima kasih kepada kedua orang tua ku yang selalu sabar selama 5 tahun menunggu sampai aku selesai pendidikan Diploma III Kesehatan Lingkungan di Poltekkes Kemenkes ini. Maafkan aku paa maa karenaudah buat papa mama lama menunggu aku untuk mencapai gelar Amd, KL. Dan terima kasih juga mama papa yang selalu memberikan aku support dan nasehat, mungkin tanpa mama dan papa aku sudah menyerah menyelesaikan pendidikan ini. Tapi karena mama dan papa lah aku bisa bertahan sampai saat ini. Terima kasih juga buat kedua pembimbing KTI aku yang selalu sabar membimbing aku untuk menyelesaikan KTI aku sampai selesai. Tanpa beliau aku mungkin tidak akan pernah bisa menyelesaikan KTI aku. Terima kasih banyak pak. Dan juga buat dosen – dosen dan staff di Poltekkes Kemenkes Padang yang juga udah membantu aku sampai selesai. Terutama buat papi Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes yang sudah aku anggap sebagai orang tua aku dikampus ini, terima kasih papi udah banyak mengingatkan aku untuk tetap semangat walaupun aku telat wisuda, dan banyak membantu aku menyelesaikan studi Diploma III Kesehatan Lingkungan. Aku senang bisa kenal dengan

iv

papi, semoga papi bisa terus menjadi orang tua angkat aku sampai kapanpun. Terima kasih juga buat teman – teman yang selama ini yang sudah mendukung dan membantu aku menyelesaikanpendidikan Diploma III Kesehatan Lingkungan ini. ( Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Padang ) Terima kasih buat sahabat – sahabat ku ( Alfi Khairi, Amd.GZ, Vero Dosandy, Amd.KL, Irfan Yunanda, Amd.Kep, Randy Nofrian, Tito Nispuanda, Amd.GZ yang selalu mengingatkan aku untuk tidak bermalas – malasan lagi, untuk tetap semangat mencapai gelar Amd.KL di Poltekkes Kemenkes Padang ini. Gw sayang sama kalian sahabatku, tanpa kalian gw gak ada apa – apanya. Buat adik – adik gw ( Sakti Setiadi, Adeslan Sandi, Hermon Lubis, Rifki Syaifa, Mirantika.R.H, Puja Sukma Prayeka ) yang sudah banyak membantu dalam perkuliahan, dan selalu ada saat gw perlu pertolongan kalian. Thank you my brother and Sister. Gw sayang sama kalian, gw bakalan rindu masa – masa bersama kalian dikampus tercinta ini. Rajin – rajinlah kalian kuliah, jangan pernah malas – malasan dan dapatkanlah nilai yang bagus agar orang tua kalian bangga sama kalian. Dan tak lupa buat someone special Annisa Dian Sukma, Amd.Kep. Makasih banyak sayang udah banyak menolong aku dalam menyelesaikan KTI, dan juga udah selalu menyemangati aku dan memarahi aku kalau aku malas. Aku bangga bisa memilikimu.

v

Dengan hadirnya kamu dikehidupanku membuat hari – hariku lebih berwarna dan membuat aku lebih semangat untuk cepat – cepat menyelesaikan studi D III Kesehatan Lingkungan di Poltekkes Kemenkes Padang ini. Terima kasih banyak ya sayang, aku sayang banget sama kamu. “ I love you my wife Annisa Dian Sukma “ Love You All Sule’ 10

vi

POLITEKNIK KESEHATAN PADANG PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN Karya Tulis Ilmiah, Juli 2014 FRENKY HALOHO Gambaran Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung vi + 29 halaman + 3 tabel + 11 lampiran ABSTRAK Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik, fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Faktor yang penting dan dominan dalam penentuan derajat kesehatan masyarakat adalah keadaaan lingkungan. Komponen lingkungan yang mempunyai peranan besar dalam kehidupan adalah air. Jumlah yang menggunakan sarana air bersih yang memenuhi kualitas fisik baru mencapai 57%, sedangkan cakupan pelayanan air bersih diperkotaan harus mencapai 80%. Sedangkan untuk data diare dilaporkan bahwa pada tahun 2010 terdapat 337 orang yang menderita diare, pada tahun 2011 turun menjadi 287 orang, pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 395 orang dan pada tahun 2013 juga mengalami peningkatan menjadi 451 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi sarana air bersih di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung Kota Padang tahun 2015. Desain penelitian deskriptif dengan populasi seluruh KK dan sampelnya berjumlah 63 KK sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Data dikumpulkan melalui observasi dengan menggunakan kuesioner, waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni – Juli 2014. Setelah data diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan komputerisasi dan dianalisis dengan menggunakan statistic deskriptif berupa distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air wilayah kerja puskesmas Lubuk Begalung didapatkan lebih dari separo (70.83 %) sumur gali beresiko tercemar, lebih dari setengah (60 %) sumur pompa beresiko tercemar, setengah (50 %) sumur ledeng beresiko tercemar. Diharapkan kepada masyarakat agar dapat memenuhi criteria dan persyaratan dalam membuat sumur agar sumur menjadi tidak tercemar dan terciptanya sarana air bersih bagi masyarakat.

Kata Kunci : Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih Daftar Bacaan : 8 (2007-2012)

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: FRENKI HALOHO

Tempat / Tanggal Lahir

: Medan 22 September 1991

Negeri Asal

: Medan

Agama

: Kristen

Alamat Payakumbuh

: Bulakan Balai Kandi Koto Nan IV

Riwayat Pendidikan NO 1 2 3 4 5

Pendidikan TK Pius Payakumbuh SD Pius Payakumbuh SMP Fidelis Payakumbuh SMA Negeri 2 Payakumbuh Politeknik Kesehatan Padang Prodi Kesehatan Lingkungan

viii

Tamat Tahun 1998 2004 2007 2010 2015

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Penelitian yang berjudul ”Gambaran Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung Tahun 2014” Penyusunan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan suatu rangkaian dari proses pendidikan secara menyeluruh di Program Studi D-III Kesehatan Lingkungan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang, dan sebagai persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan D-III Kesehatan Lingkungan pada masa akhir pendidikan. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan baik dari segi penulisan maupun referensinya. Tapi berkat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, hambatan itu dapat diatasi. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dan meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan arahan serta saran kepada penulis sampai selesai Karya Tulis Ilmiah ini. Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada : 1. Bapak Sejati, SKM, M.Kes selaku Pembimbing I. 2. Bapak Dr. Wijayantono, SKM, M,Kes selaku Pembimbing II. 3. Bapak H.Sunardi, SKM.M,Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Padang. 4. Bapak Dr. Burhan Muslim, SKM,M.Si selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan

ix

5. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Padang. 6. Teristimewa untuk Papa, Mama, kakak dan Adik yang telah memberikan dukungan, semangat dan kekuatan moril serta do’a sehingga penulis bisa mendapatkan apa yang dicita-citakan. 7. Dan tak lupa pula untuk teman-teman seperjuangan Kesling 10 yang telah memberikan masukan dan saran dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, dengan tangan terbuka penulis menerima saran dan kritikan dari berbagai pihak yang terkait yang sifatnya membangun demi terciptanya kesempurnaan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Dan diharapkan semoga pada masa akan datang Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi tenaga Sanitarian. Amin

Padang, Juni 2014

Penulis

x

DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR .................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ......................................................................................... v DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4 1. Tujuan Umum ................................................................................ 4 2. Tujuan Khusus ............................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5 E. Ruang Lingkup ..................................................................................... 5 BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Inspeksi Sanitasi ................................................................................... 6 B. Air Bersi .............................................................................................7 C. Syarat-syarat Air Bersih ......................................................................8 D. Sarana Air Bersih ................................................................................9 1. Air Hujan .......................................................................................9 2. Air Permukaan ................................................................................. 9 3. Air Tanah .......................................................................................10 E. Sarana Penyediaan Air Baersih...........................................................12 1. Sumur Gali ....................................................................................11 2. Penampungan Air Hujan.................................................................11 3. Sumur Pompa Tangan.....................................................................11 4. PDAM.............................................................................................12 F. Alur Penelitian........ .................................................................. .........12 G. Defenisi Operasional.............................................................. .............12 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 14 B. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 14 C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 14 D. Objek Penelitian ................................................................................... 17 E. Cara Pengumpulan Data ....................................................................... 17 1. Data Primer ................................................................................... 17 2. Data Sekunder ............................................................................... 17 F. Teknik Pengolahan Data ...................................................................... 17 G. Analisis Data ........................................................................................ 18

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .................................................................................... 19 B. Pembahasan .......................................................................................... 21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................................... 28 B. Saran ..................................................................................................... 28 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Alur Pikir..............................................................................

11

Tabel 2. Definisi Operrasional. ..........................................................

11

Tabel 3. Daftar frekuensi responden sumur gali .................................. ..18 Tabel 4. Daftar frekuensi responden sumur pompa ...................................18 Tabel 5. Daftar frekuensi responden perpipaan/PDAM .............................19

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Inspeksi Sarana Air Bersih Sumur Gali Lampiran B : Inspeksi Sarana Air Bersih Sumur Pompa Tangan Lampiran C : Inspeksi Sarana Air Bersih PDAM Lampiran D : Surat Mohon Izin Melakukan Penelitian Lampiran E : Surat Telah Melakukan Penelitian Lampiran F : Kartu Kontak Pembimbing I Lampiran G : Kartu Kontak Pembimbing II Lampiran H : Analisis Intem Inspeksi Sarana Air Bersih Sumur Gali Lampiran I : Analisis Intem Inspeksi Sarana Air Bersih Sumur Pompa Tangan Lampiran J : Analisis Intem Inspeksi Sarana Air Bersih PDAM Lampiran K : Master Tabel

14

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik, fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggitingginya.1 Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator kemajuan suatu masyarakat. Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat diantaranya tingkat ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan dan kehidupan sosial budaya. Faktor yang penting dan dominan dalam penentuan derajat kesehatan masyarakat adalah keadaaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan yang mempunyai peranan besar dalam kehidupan adalah air. 2 Air bersih merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan dasar bagi perikehidupan di bumi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung. Oleh karena itu penyediaan air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia untuk kelangsungan hidup dan menjadi faktor penentu dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia. 2 Air merupakan salah satu diantara pembawa penyakit yang berasal dari tinja untuk sampai pada manusia. Agar air yang masuk ke tubuh manusia baik berupa minuman ataupun makanan, tidak menyebabkan/merupakan pembawa bibit penyakit maka pengelolaan air baik berasal dari sumber, jaringan transmisi atau distribusi adalah mutlak diperlukan untuk mencegah terjadinya kontak antara tinja sebagai sumber penyakit dengan air yang sangat diperlukan tersebut.3 15

Di Indonesia dengan jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 200 juta orang, sekitar 109 juta orang penduduk Indonesia belum terakses dengan kesehatan lingkungan dan air bersih. Sehingga ini menimbulkan persoalan bagi pemerintah dan masyarakat yang harus segera diselesaikan.4 Pada dekade sebelumnya, Indonesia telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam meningkatkan akses terhadap persediaan air bersih dan pelayanan sanitasi. Air bersih dan sanitasi merupakan sasaran Tujuan Pembangunan Milenium (MDGS) yang ketujuh dan pada tahun 2014 diharapkan sampai dengan setengah jumlah penduduk yang tanpa akses ke air bersih yang layak minum dan sanitasi dasar dapat berkurang. Bagi Indonesia, ini berarti Indonesia perlu mencapai angka peningkatan akses air bersih hingga 68,9 persen dan 62,4 persen, untuk sanitasi.5 Saat ini, Indonesia tidak berada pada arah yang tepat untuk mencapai target MDGS untuk masalah air bersih MDGS pada tahun 2014. Perhitungan dengan menggunakan kriteria MDGS nasional Indonesia untuk air bersih dan data dari sensus tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia harus mencapai tambahan 56,8 juta orang dengan persediaan air bersih pada tahun 2014. Di sisi lain, jika kriteria Program Pemantauan Bersama WHO-UNICEF (JMP) untuk air bersih akan digunakan, Indonesia harus mencapai tambahan 36,3 juta orang pada tahun 2014. Saat ini, bahkan di provinsi-provinsi yang berkinerja lebih baik (Jawa Tengah dan DI Yogyakarta), sekitar satu dari tiga rumah tangga tidak memiliki akses air bersih.5

16

Perbandingan dengan tahun 2007 menunjukkan akses air bersih pada tahun 2010 telah mengalami penurunan kira-kira sebesar tujuh persen. Kondisi terbalik ini pada umumnya disebabkan oleh penurunan di daerah perkotaan (sebesar 23 persen sejak tahun 2007). Akses ke air bersih di Jakarta telah mengalami penurunan dari 63 persen pada 2010 menjadi 28 persen pada tahun 2007, menurut Riskesdas. Yang mengherankan, dua kelompok tertinggi juga mengalami penurunan akses terhadap air bersih masing-masing sebesar 8 dan 32 persen dibandingkan dengan tahun 2007. Mereka yang berasal dari kelompok mampu membeli air minum kemasan atau botol: sepertiga rumah tangga perkotaan di Indonesia melakukannya pada tahun 2010.5 Sejak tahun 1993, Indonesia telah menunjukkan peningkatan dua kali lipat prosentase rumah tangga dengan akses kefasilitas sanitasi yang lebih baik, tetapi masih berada pada arah yang belum tepat untuk mencapai target sanitasi MDGS 2014. Untuk mencapai target sanitasi nasional MDGS, diperlukan pencapaian tambahan 26 juta orang dengan sanitasi yang lebih baik pada tahun 2014. Perencanaan pada jangka panjang memerlukan pencapaian angka-angka yang lebih besar: Data Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa secara keseluruhan, kira-kira 116 juta orang masih kekurangan sanitasi yang memadai.5 Menurut data yang didapat di Puskesmas Lubuk Begalung, Jumlah sarana air bersih yang ada yaitu sebanyak 6697 sarana yang terdiri dari 2800 sarana SGL, 1166 sarana SPT dan 2731 sarana PDAM. Jumlah yang menggunakan sarana air bersih yang memenuhi kualitas fisik baru mencapai

17

57 %, sedangkan cakupan pelayanan air bersih diperkotaan harus mencapai 80 %. Sedangkan untuk data diare dilaporkan bahwa pada tahun 2010 terdapat 337 orang yang menderita diare, pada tahun 2011 turun menjadi 287 orang, pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 395 orang dan pada tahun 2013 juga mengalami peningkatan menjadi 451 orang,pada tahun 2014 terjadi penurunan kasus menjadi 413 orang. Oleh karena itulah, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran inspeksi sanitasi sarana air bersih di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung Kota Padang tahun 2014. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi sarana air bersih di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung Kota Padang tahun 2014. C. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Untuk mengetahui kondisi sarana air bersih di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung Kota Padang tahun 2014. b. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat resiko pencemaran sumber air bersih dari sumur gali di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung Kota Padang tahun 2014.

18

b. Untuk mengetahui tingkat resiko pencemaran sumber air bersih dari sumur pompa di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung Kota Padang tahun 2014. c. Untuk mengetahui tingkat resiko pencemaran sumber air bersih dari PDAM di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung Kota Padang tahun 2014. D. Manfaat Penelitian a

Sebagai pengembangan ilmu dan penambahan wawasan bagi penulis tentang sarana air bersih

b

Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas dalam penyampaian penyuluhan tentang kesehatan lingkungan, khususnya dalam penyediaan air bersih masyarakat

E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada inspeksi sanitasi terhadap kondisi sarana air bersih yang dimiliki oleh masing – masing rumah rumah tangga di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung Kota Padang tahun 2014.

19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inspeksi Sanitasi Inspeksi sanitasi merupakan salah satu elemen pokok dalam program pengawasan dan surveilans kualitas air yang efektif. Berdasarkan inpeksi sanitasi kita dapat menentukan apakah suatu sarana air bersih perlu diambil sampel airnya atau tidak.7 Untuk menyelenggarakan pengawasan kualitas air tersebut dibutuhkan kegiatan surveilans. Yang dimaksud dengan surveilans adalah perlindungan kesehatan masyarakat yang terus-menerus dan mengamati keamanan dan penerimaan air bersih oleh mayarakat.7 Program surveilans kualitas air bersih dengan kegiatan adalah inspeksi sanitasi. Pengertian inspeksi sanitasi adalah penelitian pada semua faktor yang berkaitan dengan pengadaan air, yaitu; kondisi sumur, kondisi sarana fisik konstruksi berdasarkan syarat kesehatan dan keadaan sanitasi lingkungan.7 Maksud dan tujuan inspeksi sanitasi adalah mendapatkan informasidan gambaran keadaan yang berpotensi dapat menimbulkan pencemaran atau berkaitan dengan kualitas air bersih disuatuwilayah dengan memperkirakan bagian-bagian mana dari sistim penyediaan air bersih yang merupakan penyebab timbulnya masalah air.7

20

B. Air Bersih Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan unsur dasar bagi semua perikehidupan dimuka bumi. Tanpa air berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung. Air termasuk sumber daya alam yang dapat dipengaruhi oleh alam, sedangkan air bersih adalah air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari yang kuantitas dan kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila setelah dimasak terlebih dahulu, hal ini dinamakan air bersih dan sehat.8 Penyediaan air bersih merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki derajat kesehatan masyarakat sebagai mana dijelaskan dalam UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Dinyatakan bahwa kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan lingkungan yang sehat, yaitu keadaan yang bebas dari resiko yang membahayakan kesehatan hidup manusia. Sedangkan kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air, yakni pengamatan dan penetapan kualitas air untuk berbagai kebutuhan dan kehidupan manusia. Dengan demikian seharusnya air minum yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari selain memenuhi atau mencukupi dalam arti kuantitas juga harus memenuhi kualitas yang telah diterapkan. Pentingnya air berkualitas baik perlu disediakan untuk memenuhi kebutuhan dasar terutama didasarkan atas kenyataan akan adanya penyebaran penyakit menular serta mikrobiologis dan biologis.8

21

C. Syarat-Syarat Sarana Air Bersih Persyaratan air bersih untuk kesehatan di Indonesia diatur dalam peraturan

Menteri

Kesehatan

RI

No.

416/MENKES/PER/IX/1990,

diantaranya sebagai berikut : 1. Syarat Fisik Dalam hal ini air harus bebas dari pencemaran dalam arti warna, rasa dan bau. Jadi air harus jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. 2. Syarat Kimia Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sifat-sifat kimia air minum adalah : a.

Dalam air minum tidak diperbolehkan mengandung zat-zat atau unsur kimia yang bersifat racun

b.

Dalam air minum tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

c.

Tidak mengandung zat mineral yang kadarnya melebihi batas-batas tertentu

3. Syarat Biologis Air yang digunakan sebagai air minum ataupun untuk masak harus bebas dari kuman-kuman penyakit. Dimana termasuk didalamnya bakteri, protozoa, virus, cacing dan jamur. Beberapa organisme yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia berasal dari kotoran manusia yang

22

menderita penyakit. Jadi perlu adanya pengawasan terhadap pencemaran air atau tempat-tempat pengolahan air. Cara yang mudah untuk mengetahui tingkat pencemaran dari air tersebut adalah dengan menghitung jumlah bakteri dari golongan Coli atau lebih specific lagi adalah Escherichia coli. Escherichia coli dijadikan standar karena bakteri ini selalu terdapat pada tinja manusia karena hidup pada saluran pencemaran manusia, tinja merupakan media penyebaran beberapa jenis bakteri pathogen terutama bila tinja berasal carier penyakit tertentu dan E.coli paling tahan terhadap pemanasan biasa. D. Sarana Air Bersih Sarana air yang dapat dimanfaatkan manusia adalah antara lain (Kusnoputranto, 2000) : 1. Air Hujan Air hujan merupakan penyublinan awan uap air menjadi air murni yang ketika turun dan melalui udara akan melarutkan benda-benda yang terdapat diudara diantaranya gas (O2, CO2, H2 dan lain-lain), jasad-jasad renik dan debu. Jadi setelah sampai dipermukaan bumi air hujan itu bukan lagi merupakan air murni dan apabila akan digunakan untuk air minum harus direbus terlebih dahulu.4 2. Air Permukaan Yang dimaksud dalam kelompok air permukaan adalah air yang berasal dari sungai, selokan, rawa, parit, danau, laut dan bendungan. Air permukaan merupakan salah satu sumber yang dapat dipakai sebagai

23

sumber bahan baku air bersih. Tetapi permukaan merupakan badan air yang mudah sekali dicemari oleh kegiatan manusia, keadaan ini terutama bagi tempat-tempat yang dekat dengan tempat tinggal penduduk.

4

3. Air Tanah Air tanah dapat berupa lapisan (layer water) yaitu air terdapat didalam ruang antara butir-butir tanah dan air celah (fissure water) yang terdapat diretakan-retakan batuan didalam tanah. Jenis ini dapat dimanfaatkan manusia untuk keperluan sehari-hari sebagai air bersih dengan cara membuat sumur (baik sumur dangkal maupun sumur dalam) atau diambil dengan pompa air. Di Indonesia, sumber air untuk keperluan rumah tangga kebanyakan adalah sumur, yaitu kira-kira 45% (Sukarni, 1994). Agar air sumur memenuhi syarat kesehatan sebagai air keperluan rumah tangga, maka air sumur harus dilindungi dari pencemaran. 4 E. Sarana Penyediaan Air Bersih Sarana penyedian air bersih adalah bangunan beserta peralatan dan perlengkapannya yang menghasilkan, menyediakan dan mendistribusikan air tersebut kepada masyarakat. Ada berbagai jenis sarana penyediaan air bersih yang digunakan masyarakat untuk menampung atau untuk mendapatkan air bagi kebutuhan sehari-hari. Air yang diperoleh melalui sarana-sarana tersebut sebenarnya berasal dari tiga sumber air yang ada di alam, yaitu air permukaan, air tanah, dan air hujan Sarana air bersih yang sering digunakan untuk keperluan hidup seharihari antara lain :

24

1.

Sumur Gali (SGL) Sumur gali adalah merupakan sarana penyediaan air bersih yang mudah dijumpai di masyarakat karena merupakan sarana air bersih yang mudah sekali dalam pembuatannya, walaupun demikian sumur gali harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a.

Jaraknya paling sedikit 10 meter dari sumber pencemaran (TPS, tempat penampungan tinja, tempat tergenangnya air kotoran)

b.

Dinding sumur sedalam 3 meter dari permukaan tanah harus di tembok atau kedap air.

2.

c.

Harus ada saluran pembuangan air limbah.

d.

Lantai harus kedap air dengan radius 1 meter dari dinding sumur

e.

Mempunyai dinding sumur setinggi ± 80 cm

f.

Tali dan timba tidak terletak di lantai

Penampungan Air Hujan (PAH) Penampungan air hujan (PAH) adalah sarana penyediaan air bersih yang digunakan untuk menampung air hujan sebagai persediaan air bersih dan pengadaan air bersih.

3.

Sumur Pompa Sumur pompa adalah sarana penyediaan air bersih yang digunakan untuk menaikkan air dari sumur dengan menggunakan pompa air, baik itu pompa tangan maupun pompa listrik. Ada beberapa jenis sumur pompa,antara lain : a.

Sumur pompa tangan dangkal (SPTDK) yaitu sumur yang dilengkapi dengan pompa tangan, kedalaman sumur 7 meter.

25

b.

Sumur pompa tangan yaitu sumur yang dilengkapi dengan pompa tangan, kedalaman sumur 7-20 meter .

c.

Sumur pompa tangan dalam yaitu sumur yang dilengkapi dengan pompa, dengan kedalaman sumur 20-30 meter

d.

Sumur Pompa Listrik Sumur pompa listrik adalah sarana penyediaan air bersih yang untuk

menaikkan air dari sumur dengan menggunakan pompa air listrik. 4.

PDAM PDAM adalah sarana penyediaan air bersih yang menggunakan jaringan pipa F.

Alur Penelitian

Alur penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Variabel Independen

Variabel Dependen

Penyediaan Sarana

Inspeksi Sanitasi

Air Bersih

Air Bersih

26

G. Definisi Operasional

Tabel 2.1 Definisi Operasional No Variabel 1

Jenis Sarana Air Bersih

2

Kondisi Sarana Air Bersih

3

Inspeksi SanitasiS arana Air Bersih

Definisi Operasional Bangunan beserta peralatan dan perlengkapannya yang menghasilkan, menyediakan dan mendistribisikan air ke rumah responden. Hasil penilaian inspeksi sanitasi dari sarana air bersih yang dimiliki oleh responden.

Cara Ukur

Alat Ukur

Hasil Ukur

Observasi

Checklist

1. Sumur Nominal Gali 2. Sumur Pompa Tangan 3. Perpipaan

Observasi

Checklist

Kegiatan menilai Observasi sanitasi sarana air bersih yang dimiliki oleh masyarakat dengan form penilaian yang telah ditetapkan

Checklist

0. Tidak Ordinal Berisiko, jika hasil inspeksi sanitasi <3 1. Berisiko, jika hasil inspeksi sanitasi ≥3 0. Tidak Ordinal beresiko jika hasil inspeksi <3 1. Beresiko jika hasil inspeksi >3

27

Skala

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dengan metode deskriptif yang meliputi pengamatan dan gambaran inspeksi sarana air bersih di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung Tahun 2014. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung Kota Padang pada tanggal 21 sampai 28 Juli tahun 2014. C. Populasi dan Sampel 1.

Populasi Populasi dari penelitian ini adalah seluruh KK di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung Kota Padang yang berjumlah 413 KK.

2.

Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah anggota keluarga dari KK Sampel yang selalu berada di rumah untuk mewakili populasi. Dalam perhitungan sampel digunakan rumus sebagai berikut: (Notoatmodjo, 2010) 𝑑2 𝑍𝑐 2 0,12 1,962

= =

0,01 3,8416

𝑃𝑥𝑞 (𝑁−𝑛) 𝑛 (𝑁−1) 0,2942 𝑥 0,7058 (353−𝑛) 𝑛(353−1)

=

0,20764636 (353 –𝑛) 𝑛(353)

28

0,01 3,8416

=

73.29916508 −0,20764636 𝑛

0,01 𝑥 353 𝑛

353 𝑛 = (73.29916508 − 0,20764636 𝑛) 3,8416

3,53 𝑛

=

281,58607257133 −

0,797694256576 𝑛 3,53 𝑛 + 0,797694256576 𝑛 = 281,58607257133 4,327694256576 𝑛 𝑛=

= 281,58607257133

281,58607257133 4,327694256576

𝑛 = 62,85 𝑛 ≈ 63

Keterangan n = jumlah sampel Zc = derajat kepercayaan yang diinginkan (95 % = 1,96) p = proporsi kejadian pada populasi yang sukses (dapat digunakan dari data prevalensi sarana air bersih di wilayah kerja puskesmas Lubuk Begalung Kota Padang % (0,29) q = proporsi kejadian pada populasi yang gagal (1 – p) d = presisi mutlak/ kesalahan penelitian(5 %) N = populasi

Jadi, besarnya sampel yang akan diambil yaitu 63 KK. Tiap KK akan diwakilkan oleh satu orang anggota keluarga yang selalu berada di rumah. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah random sampling (probability samples) dengan teknik simple random sampling.

29

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan kriteria sampel yakni kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. (Notoatmodjo, 2010: 130) 1.

Kriteria Inklusi a. KK yang tinggal di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung Kota Padang sekurang – kurangnya 1 tahun. b. Anggota keluarga tiap KK yang memahami bahasa Indonesia. c. Anggota keluarga tiap KK yang selalu berada di rumah. d. Anggota keluarga tiap KK yang sehat jasmani dan rohani. e. Anggota keluarga tiap KK yang mau diwawancarai. f. Anggota keluarga tiap KK yang memiliki umur 18 – 55 tahun.

2.

Kriteria Eksklusi a. Anggota KK yang tinggal di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung Kota Padang kurang dari 1 tahun. b. Anggota keluarga tiap KK yang tidak memahami bahasa Indonesia. c. Anggota keluarga tiap KKyang tidak berhasil ditemui setelah tiga kali kunjungan. d. Anggota keluarga tiap KK yang sedang sakit. e. Anggota keluarga tiap KK yang tidak mau diwawancarai. f. Anggota keluarga tiap KK yang memiliki umur kurang dari 18 dan lebih dari 60 tahun.

30

D. Objek Penelitan Objek penelitian adalah Sarana Air Bersih yang dimiliki oleh KK sampel. Sarana Air Bersih tersebut diobservasi kondisinya berdasarkan form inspeksi sanitasi sarana air bersih, yaitu berupa PDAM, sumur gali, maupun sumur ledeng. E. Cara Pengumpulan Data 1. Data Primer Wawancara langsung oleh peneliti dengan anggota keluarga yang mewakili setiap KK, yang selalu berada di rumah dan dijadikan sampel dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui variabel – variabel yang akan diteliti (variabel independen dan variabel dependen) dalam penelitian ini. 2. Data Sekunder 1.

Puskesmas Lubuk Begalung (prevalensi kejadian penyakit diare dan data sarana air bersih yang dimiliki oleh masyarakat)

2.

Kantor Kecamatan Lubuk BegalungKota Padang (jumlah penduduk, jumlah rumah, dan profil wilayah)

F. Pengolahan Data Setelah pengumpulan data maka dilakukan pengolahan data dengan komputerisasi. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain: 1. Editing, yaitu pada tahap ini diperiksa semua kuesioner untuk memastikan data yang di ambil lengkap, relevan dan dapat dibaca. 2. Coding, yaitu pemberian kode dalam bentuk angka terhadap jawaban dari responden.

31

3. Entry, yaitu dengan memasukan data yang diolah ke dalam komputer. 4. Cleaning, pada tahap ini dilakukan pembersihan data dari kesalahan dan pengecekan kembali data yang telah di-entry apakah ada yang salah atau tidak. 5. Processing, yaitu proses mengolah data dengan menggunakan aplikasi program SPSS. G. Analisa Data 1. Analisa Data Univariat Analisa ini untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi karakteristik responden dari masing – masing variable penelitian yang diteliti baik variable independen maupun variable dependen

32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tentang Gambaran Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air Kelurahan Parak Laweh Pulau Air Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung pada tanggal 21 sampai 28 Juli tahun 2014 terhadap 63 responden yang memenuhi kriteria sampel. Hasil Penelitian ini dianalisis dengan analisa univariat maka didapat kan hasil sebagai berikut; 1.

Sarana Air Bersih SumurGali

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan inspeksi sarana air bersih di daerah kelurahan parak laweh pulau air didapatkan hasil yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat (lihat di lampiran H) Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Resiko Pencemaran Air Bersih Dari Sumur Gali di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air Wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung Tahun 2014 No.

Sumur Gali

Frekuensi

Persentase (%)

1 2

Beresiko Tidak Beresiko Jumlah

34 14 48

70.83 29.16 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa lebih dari setengah (70.83 %) sumur gali di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air wilayah kerja puskesmas Lubuk Begalung beresiko tercemar. 2.

Sarana Air Bersih Sumur Pompa Tangan Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan inspeksi sarana air bersih di daerah kelurahan parak laweh pulau air didapatkan hasil yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat ( lihat di lampiran I ) 33

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Resiko Pencemaran Air Bersih Dari Sumur Pompa di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air Wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung Tahun 2014 No.

Sumur Pompa

Frekuensi

Persentase (%)

1 2

Beresiko Tidak Beresiko Jumlah

3 2 5

60 40 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa lebih dari setengah (60 %) sumur pompa di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air wilayah kerja puskesmas Lubuk Begalung beresiko tercemar. 3.

Sarana Air Bersih PDAM Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan inspeksi sarana air

bersih di daerah kelurahan parak laweh pulau air didapatkan hasil yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat ( lihat di lampiran J). Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Resiko Pencemaran Air Bersih Dari PDAM di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air Wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung Tahun 2014 No. 1 2

PDAM Beresiko Tidak Beresiko Jumlah

Frekuensi 5 5 10

Persentase (%) 50 50 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa setengah (50 %) PDAM di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air wilayah kerja puskesmas Lubuk Begalung beresiko tercemar.

34

A. Pembahasan Setelah dilakukan penelitian didapatkan data atas pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Maka dapat diketahui gambaran umum kondisi sarana air bersih sebagai berikut: 1.

Sarana Air Bersih SumurGali Lebih dari setengah (70.83 %) sumur gali di wilayah kerja puskesmas

Lubuk Begalung beresiko tercemar. Hal ini disebab kan karna warga yang memiliki rumah tidak mempunyai tanah yang luas, sehingga jarak jamban mereka tidak memenuhi syarat yaitu berjarak radius 10 m. dan warga juga mempunyaii kebiasaan buruk dengan membuang sampah sembarangan disekitar sumur, serta memelihara ternak yang kandangnya terletak dekat dengan sumur. Sumur gali harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Jaraknya paling sedikit 10 meter dari sumber pencemaran (TPS, tempat penampungan tinja, tempat tergenangnya air kotoran) b. Dinding sumur sedalam 3 meter dari permukaan tanah harus di tembok atau kedap air. c.

Harus ada saluran pembuangan air limbah.

d. Lantai harus kedap air dengan radius 1 meter dari dinding sumur e.

Mempunyai dinding sumur setinggi ± 80 cm

f.

Tali dan timba tidak terletak di lantai.

35

Sementara hasil yang didapatkan dari penelitiaan tentang sarana air bersih sumur gali di kelurahan parak laweh wilayah kerja puskesmas lubuk begalung kota padang tahun 2014 banyak yang tidak memenuhi syarat. Hal ini dapat dilihat diantaranya : ada jamban pada radius 10 m disekitar sumur 41,66 %, ada sumur pencemar lain pada radius 10 m disekitar sumur 29,16 %, ada/sewaktu-waktu ada genangan air pada jarak 2 meter 52,08 %, saluran pembuangan air limbah rusak/tidak ada 31,25 %, lantai semen yang mengitari sumur mempunyai radius kurang dari 1 meter 39,58 %, ada/sewaktu-waktu ada genangan air diatas lantai semen sekeliling sumur 47,91 %, didaerah hulu intake digunakan sebagai tempat limpahan air dari hasil kegiatan peternakan 20,83 %, ember dan tali timba diletakkan sedemikian rupa 45,83 %, bibir sumur tidak sempurna 27,08 %, dinding semen sedalam 3 meter dari atas permukaan tanah tidak diplester cukup rapat 29,16 %. Dan dari hasil penelitian yang didapatkan persentase penyebab resiko pencemaran paling tinggi yaitu tingginya angka genangan air pada jarak 2 (dua) meter sekitar sumur, (lihat pada lampiran H). Untuk mengatasi masalah diataas peneliti merekomendasikan kepada pemilik sarana air bersih agar menutup tempat genangan air pada radius 2 m disekitar sumur dengan cara menambahkan timbunan di tempat genangan air laludi plester. Dan untuk jamban yang berjarak radus 10 m diharuskan untuk memasak air dengan baik dan benar sebelum diminum untuk membunuh bakteri E.coli yang terkandung pada air tersebut, dan juga disarankan kepada pemilik sarana air bersih sumur gali agar mengantung timba setelah dipakai untuk mengurangi pencemaraan, sebaiknya saluran pembuangan yang rusak agar dilakukan

36

perbaikaan supaya pembuangaan air / limbah nya berjalan baik utuk menghindari pencemaran terhadap badan air. 2.

Sarana Air Bersih Sumur Pompa Tangan (SPT) Lebih dari setengah (60 %) sumur pompa di Kelurahan Parak Laweh

Pulau Air wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung beresiko tercemar. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sumur pompa responden yang tidak memenuhi syarat. Hal

ini

dapat

dilihat

dari

adanya

jamban,

kotoran

hewan

ternak,sampah,dan genangan air disekitar sumur pada radius 10 m. Dan pada jarak 2 m disekitar sumur juga didapatkan genangan air. Dan ada juga hal yang menyebabkan tidak memenuhi syarat seperti, pada radius 1 meter sumur tidak dilantai,lalu adanya keretakan pada lantai sumur lalu dudukan pompa tangan yang berbatasan dengan lantai kurang rapat/lepas sehingga memungkinkan air merembes masuk kedalam sumur pompa. Sumur pompa ini masih cukup banyak dipergunakan oleh masyarakat, walaupun trend jumlah pemakainya cenderung menurun.Persyaratan sumur pompa tangan sebagai berikut : a.

Saringan atau pipa-pipa yang berlubang berada di dalam lapisan tanah yang mengandung air.

b.

Lapisan yang kedap air antara permukaan tanah dan pipa saringan sekurang-kurang 3 m.

c.

Lantai sumur yang kedap air ditinggikan 20 cm dari permukaan tanah dan lebarnya ± 1½ m sekeliling pompa.

37

d.

Saluran pembuangan air limbah harus ditembok kedap air, minimal 10 m panjangnya.

e.

Untuk mengambil air dapat dipergunakan pompa tangan atau pompa listrik.

Dan hasil yang didapatkan dari observasi terhadap sumur pompa tangan dikelurahan parak laweh pula air wilayah kerja puskesmas lubuk begalung sebagai berikut: dengan rincian : ada jamban pada radius 10 meter disekitar sumur 20 %, ada sumur pencemar lain pada radius 10 meter disekitar SPT 40 %, ada/sewaktuwaktu ada genangan air pada jarak 2 meter sekitar sumur pompa 80 %, saluran pembuangan air limbah rusak/tidak ada 40 %, lantai semen yang mengitari SPT mempunyai radius kurang dari 1 meter 40 %, ada/sewaktu-waktu ada genangan air diatas lantai semen sekeliling sumur 80 %, ada keretakan pada lantai semen disekeliling pompa tangan 20 %, dan dudukan pompa tangan yang berbatasan dengan lantai kurang rapat/lepas 40 %. Dari hasil penelitian yang didapatkan persentase penyebab resiko pencemaran paling tinggi yaitu tingginya angka genangan air pada jarak 2 (dua) meter sekitar sumur dan ada genangan air diatas lantai semen sekeliling sumur, (lihat pada lampiran I). Untuk mengatasi tingkat resiko pencemaraan sarana air bersh sumur pompa tangan peneliti merekomendasikan kepada pemilik sarana air bersih sumur pompa tangan untuk mengurangi terjadinya genangaan air disekitar sumur pompa pada radius 2 m yaitu dengan melakukan pembenahan pada lantai disekitar sumur pompa yang menyebabkan terjadinya genangan air dengan meratakan lantai / menutup lobang tempat genanggan air tersebut agar tidak ada lagi genanggan air

38

yang dapat mencemarii sumur pompa tangan tersebut. san juga untuk saluran pembuangaan juga perlu dibenahi agarn saluran pembuangannya bejalan lancar dan tidak tersumbat. 3.

Sarana Air Bersih PDAM Setengah (50 %) PDAM di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air wilayah

kerja puskesmas Lubuk Begalung beresiko tercemar.. Dari penelitian didapatkan ada beberapa KK yang menggunakan air yang bukan berasal dari sambungan rumah sendiri,seperti menggunakan kran umum.Dan ada juga hal yang menyebabkan tercemar yaitu air yang dipergunakan sehari-hari diperoleh tanpa melalui sarana penyaluran sehinga adanya pencemaran saat pengangkutan. Lalu,keadaaan tendon yang tidak memenuhi syarat yang memungkinkan terjadi pencemaran. Menurut Depkes RI (1995), salah satu upaya untuk mengetahui kualitas sarana penyediaan air bersih, diantaranya dengan cara melakukan pengawasan atau inspeksi terhadap kualitas sumber air. Tujuan inspeksi ini antara

lain

menyebabkan

untuk

mengidentifikasi

terjadinya

pencemaran.

sumber-sumber Menurut

yang berpotensi

Depkes

RI

(2005),

berapasumber air yang menghasilkan air bersih dan umumnya digunakan masyarakat di Indonesia diantaranya adalah sumur gali, sumur pompa tangan, perlindungan air hujan, perlindungan mata air, system perpipaan, dan terminal air: Air bersifat universal dalam pengertian bahwa air mampu melarutkan zat-zat yang alamiah dan buatan manusia.Untuk menggarap air alam, meningkatkan mutunya sesuai tujuan, pertama kali harus diketahui dahulu

39

kotoran dan kontaminan yang terlarut di dalamnya.Pada umumnya kadar kotoran tersebut tidak begitu besar. Dengan berlakunya baku mutu air untuk badan air, air limbah dan air bersih, maka dapat dilakukan penilaian kualitas air untuk berbagai kebutuhan. Di Indonesia ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 416 tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan 1990 Kriteria penentuan standar baku mutu air dibagi dalam tiga bagian yaitu: a.

Persyaratan kualitas air untuk air minum.

b.

Persyaratan kualitas air untuk air bersih.

c.

Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah beroperasi.

Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu: a.

Syarat fisik, antara lain: 1) Air harus bersih dan tidak keruh. 2) Tidak berwarna 3) Tidak berasa 4) Tidak berbau 5) Suhu antara 10o-25 o C (sejuk) 6) Syarat kimiawi, antara lain: a)

Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun.

b)

Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.

40

c)

Cukup yodium.

d)

pH air antara 6,5 – 9,2.

e)

Syarat bakteriologi, antara lain:

Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri pathogen penyebab penyakit. Hasil observasi yang didatkan untuk sarana air bersih PDAM di kelurahan parak laweh pulau air wilayah kerja puskesmas lbuk begalung tahun 2014 yang menyebabkan lebih dari setengah bersiko tercemar diantarany: air yang dipergunakan berasal bukan dari sambungan rumah sendiri 50 %, air yang dipergunakan dari sambungan rumah sendiri 60 %, air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari berasal dari kran umum 40 %, air diperoleh tanpa melalui sarana penyaluran 50 %, air yang diambil dari tendon yang mudah terkena pencemaran 30 %, dan tempat pencemaran air dalam keadaan tidak memenuhi syarat 30 % Dari hasil penelitian yang didapatkan persentase penyebab resiko pencemaran paling tinggi yaitu air yang dipergunakan dari sambungan rumah sendiri, adanya kemungkinan terjadi cross-connection pada jaringan perpipaan disekitar rumah, (lihat pada lampiran J).

41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentangGambaran Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalungyang telah dilakukan, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Lebih dari setengah (70.83 %) sumur gali di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air wilayah kerja puskesmas Lubuk Begalung beresiko tercemar. 2. Lebih dari setengah (60 %) sumur pompa di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung beresiko tercemar. 3. Setengah (50 %) sumur ledeng di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air wilayah kerja puskesmas Lubuk Begalung beresiko tercemar. B. Saran Setelah dilakukan penelitian tentangGambaran Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalungdan melihat hasil yang didapatkan, maka pada kesempatan ini peneliti menyarankan: 1. Bagi masyarakat untuk dapat memenuhi kriteria dan persyaratan dalam membuat sumur agar sumur menjadi tidak tercemar dan terciptanya sarana air bersih bagi masyarakat. 2. Penelitian ini hanya melihat Gambaran Inspeksi Sanitasi Sarana Air

Bersih di Kelurahan Parak Laweh Pulau Air Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung, kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk melihat faktor- faktor yang berhubungan dengan sanitasi sarana air bersih.

42

DAFTAR PUSTAKA 1.

Undang – Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

2.

Depkes RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan . 2007 . Revisi Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (Pedoman Epidemiologi Penyakit). Jakarta : Depkes RI.

3.

UNICEF. 2012. Ringkasan Kajian Air Bersih, Sanitasi, dan Kebersihan. Dari: http://www.unicef.org/indonesia/id/A8B_Ringkasan_Kajian_Air_Bersih. pdf

4.

Haryoto Kusnoputranto. 2011. Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Universitas Indonesia

5.

Data Riset Kesehatan Dasar. 2010. Laporan Tahunan. Dari : http://dinkeskotapadang1.wordpress.com/laporan-tahunan/

6.

Laporan Klinik Sanitasi Puskesmas Lubuk Begalung Tahun 2013

7.

Waspola Facility. 2012. Panduan Pengolahan Data Air Minum & Penyehatan Lingkungan Di Daerah. Jakarta : Wapola Facility

8.

Soekijo Notoatmodjo. 2010 . Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

43

LAMPIRAN A INSPEKSI SARANA AIR BERSIH JENIS SARANA SUMUR GALI I. Keterangan Umum 1. Nomor Responden 2. Lokasi 3. Pemilik sarana

: : :

II. Diagnosa Khusus No Pengamatan Ya (1) 1 Apakah ada jamban pada radius 10 m disekitar sumur ? 2 Apakah ada sumur pencemar lain pada radius 10 m disekitar sumur, misalnya kotoran hewan, sampah, genangan air, dll ? 3 Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air pada jarak 2 (dua) meter sekitar sumur ? 4 Apakah saluran pembuangan air limbah rusak/tidak ada? 5 Apakah lantai semen yang mengitari sumur mempunyai radius kurang dari 1 (satu) meter ? 6 Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air diatas lantai semen sekeliling sumur ? 7 Apakah didaerah hulu intake digunakan sebagai tempat limpahan air dari hasil kegiatan peternakan (sapi perah, ayam, dan lain-lain) ? 8 Apakah ember dan tali timba diletakkan sedemikian rupa sehingga memungkan pencemaran ? 9 Apakah bibir sumur (cincin) tidak sempurna sehingga memungkinkan air merembes kedalam sumur ? 10 Apakah dinding semen sedalam 3 (tiga) meter dari atas permukaan tanah tidak diplester cukup rapat/tidak sempurna ? JUMLAH

Keterangan : Skor resiko pencemaran 0–2 : Tidak Berisiko 3 – 10 : Berisiko

44

Tidak (0)

LAMPIRAN B

INSPEKSI SARANA AIR BERSIH JENIS SARANA SUMUR POMPA TANGAN DALAM/ DANGKAL

I. Keterangan Umum 1. Nomor Responden 2. Lokasi 3. Pemilik sarana

: : :

II. Diagnosa Khusus No Pengamatan Ya (1) 1 Apakah ada jamban pada radius 10 m disekitar sumur ? 2 Apakah ada sumur pencemar lain pada radius 10 m disekitar SPT, misalnya kotoran hewan, sampah, genangan air, dll ? 3 Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air pada jarak 2 (dua) meter sekitar sumur pompa tangan? 4 Apakah saluran pembuangan air limbah rusak/tidak ada? 5 Apakah lantai semen yang mengitari SPT mempunyai radius kurang dari 1 (satu) meter ? 6 Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air diatas lantai semen sekeliling sumur ? 7 Apakah ada keretakan pada lantai semen disekeliling pompa tangan? 8 Apakah dudukan pompa tangan yang berbatasan dengan lantai kurang rapat/lepas, yang memungkinkan air merembas masuk kedalam sumur pompa tangan ? JUMLAH Keterangan : Skor resiko pencemaran 0–2 : Tidak Berisiko 3– 8 : Berisiko

45

Tidak (0)

LAMPIRAN C

INPEKSI SARANA AIR BERSIH JENIS SARANA PERPIPAAN/ PDAM

I. Keterangan Umum 1. Nomor Responden 2. Lokasi 3. Pemilik sarana

: : :

II. Diagnosa Khusus No Pengamatan Ya (1) 1 Apakah air yang dipergunakan berasal bukan dari sambungan rumah sendiri ? 2 Bila air yang dipergunakan dari sambungan rumah sendiri, adakah kemungkinan terjadi cross-connection pada jaringan perpipaan disekitar rumah ? 3 Bila air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari berasal dari kran umum, adakah kemungkinan terjadi pencemaran pada kran umum tersebut ? 4 Bilamana air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari diperoleh tanpa melalui sarana penyaluran apakah pencemaran berasal dari alat pengangkutan ? 5 Apakah air yang diambil dari tendon yang mudah terkena pencemaran ? 6 Apakah tempat pencemaran air (tandon) dalam keadaan tidak memenuhi syarat ? JUMLAH Keterangan : Skor resiko pencemaran 0–2 : Tidak Berisiko 3–6 : Berisiko

46

Tidak (0)

47

48

49

50

Lampiran H

Analisis Item Inspeksi Sarana Air Bersih Sumur Gali No Pengamatan 1 Apakah ada jamban pada radius 10 m disekitar sumur ? 2 Apakah ada sumur pencemar lain pada radius 10 m disekitar sumur, misalnya kotoran hewan, sampah, genangan air, dll ? 3 Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air pada jarak 2 (dua) meter sekitar sumur ? 4 Apakah saluran pembuangan air limbah rusak/tidak ada? 5 Apakah lantai semen yang mengitari sumur mempunyai radius kurang dari 1 (satu) meter ? 6 Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air diatas lantai semen sekeliling sumur ? 7 Apakah didaerah hulu intake digunakan sebagai tempat limpahan air dari hasil kegiatan peternakan (sapi perah, ayam, dan lain-lain) ? 8 Apakah ember dan tali timba diletakkan sedemikian rupa sehingga memungkan pencemaran ? 9 Apakah bibir sumur (cincin) tidak sempurna sehingga memungkinkan air merembes kedalam sumur ? 10 Apakah dinding semen sedalam 3 (tiga) meter dari atas permukaan tanah tidak diplester cukup rapat/tidak sempurna ? JUMLAH

51

Ya (1) Tidak (0) 41,66% 58,34% 29,16% 70,84%

52,08% 47,92% 31,25% 68,75% 39,58% 60,42% 47,91% 52,09% 20,83% 79,17%

45,83% 54,17% 27,08% 72,92% 29,16% 70,84%

Lampiran I

Analisis Item Inspeksi Sara Air Bersih Sumur Pompa Tangan No Pengamatan 1 Apakah ada jamban pada radius 10 m disekitar sumur ? 2 Apakah ada sumur pencemar lain pada radius 10 m disekitar SPT, misalnya kotoran hewan, sampah, genangan air, dll ? 3 Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air pada jarak 2 (dua) meter sekitar sumur pompa tangan? 4 Apakah saluran pembuangan air limbah rusak/tidak ada? 5 Apakah lantai semen yang mengitari SPT mempunyai radius kurang dari 1 (satu) meter ? 6 Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air diatas lantai semen sekeliling sumur ? 7 Apakah ada keretakan pada lantai semen disekeliling pompa tangan? 8 Apakah dudukan pompa tangan yang berbatasan dengan lantai kurang rapat/lepas, yang memungkinkan air merembas masuk kedalam sumur pompa tangan ? JUMLAH

52

Ya (1) Tidak (0) 20% 80% 40% 60%

80%

20%

40%

60%

40%

60%

80%

20%

20%

80%

40%

60%

Lampiran J

Analisis Item Inspeksi Sarana Air Bersih PDAM

No Pengamatan 1 Apakah air yang dipergunakan berasal bukan dari sambungan rumah sendiri ? 2 Bila air yang dipergunakan dari sambungan rumah sendiri, adakah kemungkinan terjadi cross-connection pada jaringan perpipaan disekitar rumah ? 3 Bila air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari berasal dari kran umum, adakah kemungkinan terjadi pencemaran pada kran umum tersebut ? 4 Bilamana air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari diperoleh tanpa melalui sarana penyaluran apakah pencemaran berasal dari alat pengangkutan ? 5 Apakah air yang diambil dari tendon yang mudah terkena pencemaran ? 6 Apakah tempat pencemaran air (tandon) dalam keadaan tidak memenuhi syarat ? JUMLAH

53

Ya (1) Tidak (0) 50% 50% 60%

40%

40%

60%

50%

50%

30%

70%

30%

70%

54

55

56

More Documents from "Widya Selalu Ceria"