Flying Book 127
Qurban dan Haji, menyerah diri dan hamba Allah
[email protected] www.fahmibasya.biznas.com www.12mb.com/fahmi www.flyingbook.net
Sejarah Qurban, sudah dimulai sejak zaman Nabi Adam as. Disebut pada surat Al-Maidah ayat 27.
Dan bacakanlah atas mereka kabar dua anak Adam dengan lengkap, ketika mereka berqurban dengan satu qurban…..
Sejarah Haji, sudah dimulai sejak zaman Nabi Ibrahim as. Disebut pada surat Al-Hajj ayat 27.
Dan panggillah manusia untuk haji, niscaya mereka datang kepadamu dengan jalan kaki dan atas tiap unta kurus, mereka datang dari setiap tempat yang jauh.
Haji, beberapa bulan yang sudah ditentukan Disebut pada surat Al-Baqarah ayat 197.
Haji itu beberapa bulan yang sudah ditentukan……
Dan Haji, maknanya adalah pertemuan Disebut pada surat Ali-’Imran ayat 97.
Dan bagi Allah atas manusia untuk menemui rumah itu, siapa yang sanggup kepadanya berjalan, dan siapa kufur, maka sesungguhnya Allah kaya dari alam Semesta.
Rumah itu disebut Ka’bah sebagai rumah yang dihormati Disebut pada surat Al-Maidah ayat 97.
Allah menjadikan Ka’bah rumah yang dihormati, sebagai pelurus bagi manusia……
Qurban yang sekarang demikian banyak di dunia, adalah tebusan dari qurban Isma’il. Disebut pada surat Ash-Shoffat ayat 107.
Dan kami telah tebus dia dengan sembelihan yang besar
Walau Nabi saw menyembelih Qurban di depan pintu ka’bah, dan qurban-qurban denda, juga disampaikan ke ka’bah, namun dikatakan, tidaklah sampai kepada Allah dagingnya dan tidak darahnya. Tetapi yang akan sampai itu adalah taqwanya kamu. Disebut pada surat Al-Hajj, ayat 37
Tidak akan sampai kepada Allah dagingnya dan tidak darahnya, tetapi yang akan sampai kepada-Nya ialah taqwanya dari kamu.
Qurban Isma’il adalah Fenomena dua orang yang menyerah diri kepada Allah. Disebut pada surat Ash-Shoffat ayat 103
Maka ketika mereka berdua telah menyerah, dan ia telah rebahkan ia atas pipinya Dan kami panggil dia bahwa “Hai Ibrahim, sesungguhnya engkau telah kerjakan dengan betul mimpi itu……” (037,104-105)
Dan di akhir surat Al-Hajj, Nabi Ibrahim menamakan kita dengan nama Muslimin yang berarti “orang-orang yang menyerah diri” Dan berjuanglah pada Allah selengkap perjuangan-Nya. Dia telah pilih kamu, dan tidak Dia jadikan atas kamu dalam diin itu hal yang memberatkan. Ia ajaran bapak kamu Ibrahim, dia telah namakan kamu Muslimin sebelum ini. …………………… (Al-Qur’an surat Al-Hajj, ke 22 ayat 78)
Sudahkah kita jadi orang yang menyerah diri kepada Allah ?. Untuk menjawab itu, memang perlu merenungkan fenomena hamba di dalam Al-Qur’an Karena,…………….
Hanya orang yang mengerti fenomena hamba yang bisa mengekspresikan diri sebagai hamba-Allah
Demikian Flying-Book 127 Januari 2004 Dzul Qoidah-Dzul Hijjah 1424
[email protected] www.fahmibasya.biznas.com www.12mb.com/fahmi www.flyingbook.net