Fix Tugas Mata Kuliah Telaah Kimia Sekolah.docx

  • Uploaded by: rama dini dini
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Fix Tugas Mata Kuliah Telaah Kimia Sekolah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,269
  • Pages: 13
TUGAS MATA KULIAH TELAAH KIMIA SEKOLAH FAKTA, KONSEP, PROSEDUR DAN ALUR BERPIKIR MATERI BENTUK MOLEKUL DAN GAYA ANTAR MOLEKUL KD 3.6

Menerapkan Teori Pasangan Elektron Kulit Valensi (VSEPR) dan teori domain electron dalam menetukan bentuk molekul KD 4.6 Membuat Model bentuk molekul dengan menggunakan bahan – bahan yang ada di lingkungan sekitar atau perangkat lunak computer KD 3.7 Menghubungkan interaksi antar ion, atom dan molekul dengan sifat fisika zat.. KD 4.7 Menerapkan prinsip interaksi antar ion, atom dan molekul dalam menjelaskan sifat – sifat zat di sekitarnya Materi:  Bentuk Molekul  Gaya Antar Molekul  Interaksi Antar Partikel Fakta: Segala sesuatu yang diyakini ada; dapat diamati dengan panca indra atau menggunakan alat bantu seperti mikroskop (bersifat makroskopik) atau diasumsikan ada: 1. Setiap molekul memiliki geometri molekul yang dapat digambarkan dalam bentuk molimud 2. Gaya antar molekul mempengaruhi sifat fisik suatu molekul seperti titik didih, titik leleh dan titik beku Konsep: 1. Teori domain electron dan VSEPR

6. Titik Didih dan Titik lebur

2.

7. Bilangan Koordinasi

PEI dan PEB

3. Gaya Van der Waals 4. Ikatan Hidrogen 5. Gaya London Prosedur : Kegiatan 1: Apakah Cara meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori VSEPR dan teori domain elektron itu sama? 1. Merancang eksperimen mengenai bentuk dan sudut dari senyawa BeCl2, H2O dan BF3 dengan bantuan media molymud 2. Menuliskan rangkaian langkah – langkah menentukan bentuk molekul berdasarkan teori VSEPR dan teori domain electron. 3. Diperoleh data dari eksperimen berupa table yang berisi tentang nama senyawa, BK, rumus, bentuk, dan sudut 4. Dianalisa dan ditarik kesimpulan Kegiatan 2: Apakah hubungan antara massa molekul dan kekuatan gaya london terhadap sifat fisik zat?

1. Merancang eksperimen mengenai pengaruh massa molekul dan kekuatan gaya London dari molekul alkane terhadap perubahan fisika. 2. Menjawab pertanyaan bantuan mengenai: massa molekul, jumlah electron, titik didih dan titik lebur, dan jumlah atom karbon dalam alkana

3. Diperoleh data grafik antara titik didih dan titik lebur Vs jumlah atom C pada alkana 4. Dianalisa dan ditarik kesimpulan.

Peta Konsep

Bentuk Molekul dan Gaya Antar Molekul Berdasarkan Interaksi antar atom

Interaksi antar molekul

Bentuk Molekul

Gaya antarmolekul

Disebabkan

Berdasarkan

Ikatan Hidrogen

Gaya Van derwaals

Mengakibatkan

Teori VSEPR

Teori Domain Elektron Gugus polar Gaya dipol dipol

Gugus non polar Gaya London

tara H dan

Ikatan AnHidrogen

N,O,F Mengakibatkan

Perbedaan sifat fisika senyawa

BENTUK MOLEKUL DAN GAYA ANTAR MOLEKUL

MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Telaah Kimia Sekolah I Dosen Pengampu: Bapak Muntholib, S.Pd., M.Si. dan Bapak Drs. Mohammad Sodiq Ibnu, M.Si

OLEH KELOMPOK 4 OFFERING A - A 1. Fita Indriani

(170331600070)

2. Naufal Aushaf

(160331605609)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2018

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang (Observation) Sebagian besar unsur dialam ingin mencapai suatu kestabilan. Kestabilan diperoleh dengan cara bergabung dengan unsur lain, lalu membentuk suatu molekul atau senyawa yang stabil. Kemampuan bergabung tersebut terjadi karena gaya tarik – menarik antar unsur (atom). Dengan demikian, setiap atom atau unsur dapat membentuk senyawa yang khas dan berbeda, karena kekuatan daya tarik menarik antar atom mempengaruhi sifat senyawa yang terbentuk. Dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan berbagai jenis zat yang partikelnya berupa molekul dan berbeda fasa. Dalam fasa gas, pada suhu tinggi dan tekanan yang relatif rendah (jauh di atas titik didihnya), molekul-molekul benar-benar berdiri sendiri, tidak ada gaya tarik antarmolekul. Molekulmolekul dalam zat cair atau dalam zat padat diikat oleh gaya tarikmenarik antar molekul. Oleh karena itu, untuk mencairkan suatu zat padat atau untuk menguapkan suatu zat cair diperlukan energi untuk mengatasi gaya tarik-menarik antar molekul. Makin kuat gaya tarik antar molekul, makin banyak energi yang diperlukan untuk mengatasinya, maka semakin tinggi titik cair atau titik didih. Gaya antarmolekul adalah interaksi antara atom-atom dalam senyawa atau kumpulan molekul dalam senyawa yang mengalami tarik-menarik. Kuat lemahnya gaya tarik-menarik antarmolekul akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya titik didih suatu senyawa. Gaya antarmolekul berdasarkan kekuatan dari yang terlemah hingga yang terkuat adalah sebagai berikut: Gaya Van Derwaals dan Ikatan Hidrogen Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk melatih berfikir seperti para ilmuan yang mana cara berpikirnya harus ilmiah, misalnya ketika didapat sebuah hasil / data penelitian senantiasa selalu di analisa data yang diperoleh sampai pada akhirnya bisa ditarik kesimpulan, sehingga pengetahuan atau informasi yang didapat merupakan kontruksi sendiri dari pengalaman maupun eksperimen yang dilakukan tidak hanya dari informasi yang ditransfer dari guru atau dosen. Adapun pengetahuan prasyarat yang harus dimiliki oleh siswa adalah pengetahuan tentang Teori domain electron dan VSEPR, Titik Didih, Struktur Lewis, PEI dan PEB, Gaya Van der Waals, Atom Pusat, Ikatan Hidrogen dan Gaya London B. Rumusan Masalah (Question) 1. Bagaimana suatu senyawa dapat diramalkan dengan teori VSEPR dan teori domain elektron yang ditinjau dari sudut ikatan kimia? 2. Bagaimana Hubungan Gaya London terhadap sifat fisika zat?

BAB II PEMBAHASAN

Kegiatan 1: Apakah Cara meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori VSEPR dan teori domain elektron itu sama berdasarkan sudut ikatanya? EVIDENCE Didalam ruangan, atom - atom yang terdapat pada suatu molekul dan ion poliatomik berada dalam kedudukan tertentu sehingga diperoleh bentuk yang tertentu pula. Godman dan Denney (1985) mendefinisikan bentuk molekul atau struktur molekul sebagai “bentuk tiga dimensi suatu molekul yang ditentukan oleh panjang dan sudut – sudut ikatan antara atom-atom yang ada dalam molekul tersebut”. Definisi tersebut dapat dianggap kurang lengkap, definisi yang lebih lengkap adalah: “bentuk molekul merupakan tiga dimensi dari suatu molekul yang ditentukan oleh jumlah ikatan dan besarnya sudut – sudut ikatan yang ada disekitar atom pusatnya.” SUDUT IKATAN Sudut ikatan menentukan bentuk disekitar setiap atom yang mengikat dua atom lainnya. Untuk menetukan sudut ikatan dan bentuk disekitar atom tertentu, harus ditentukan berapa banyak gugus yang mengelilingi suatu atom. Gugus adalah atom atau pasangan elektron bebas. Kemudian, digunakan teori VSEPR atau Teori domain elektron untuk menentukan bentuk molekulnya. TEORI VSEPR Teori VSEPR (Valance Shell Electron Pair Repulsions) Atau teori tolakan pasangan elektron pada kulit valensi atom pusat merupakan teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk suatu molekul dan ion poliatomik. Teori VSEPR dikembangkan oleh Gillespie dan Nyholm pada tahun 1957 berdasarkan ide – ide yang dikemukakan oleh N.V Sidgwick dan H.E Powell. Pada tahun 1940 Sidgwick dan H.E Powell mengemukakan gagasan bahwa bentuk dari molekul – molekul sederhana yang atom pusatnya tidak memiliki pasangan elektron bebas dapat diramalkan berdasarkan jumlah ikatan atau banyaknya pasangan elektron ikatan yang terdapat disekitar atom pusatnya. Molekul yang atom pusatnya memiliki tiga ikatan bentuknya trigonal planar, molekul yang atom pusatnya memiliki empat ikatan bentuknya tetrahedral, molekul yang atom pusatnya memiliki lima ikatan bentuknya trigonal bipiramidal, dan molekul yang atom pusatnya memiliki enam ikatan bentuknya oktahedral. Pada umumnya elektron – elektron yang terdapat pada kulit valensi atom pusat merupakan PEI dan PEB. PEI dan PEB yang terdapat pada kulit valensi atom pusat adalah saling bertolakan. Tolakan dengan kekuatan minimal terjadi apabila PEI dan PEB berada pada posisi tertentu. Tolakan minimal inilah yang menentukan bentuk suatu molekul. Teori VESPR menyatakan bahwa: 1. Atom pusat suatu molekul memiliki bilangan koordinasi (BK) yang harganya ditentukan oleh jumlah PEI dan PEB yang terdapat pada kulit valensi atom tersebut 2. Pasangan elektron pada kulit valensi atom pusat harus berada pada posisi tertentu agar kekuatan tolakannya minimal. 3. Kekuatan tolakan antara PEB-PEB>PEB-PEI>PEI-PEI. 4. PEI rangkap memerlukan ruangan yang lebih besar dibandingkan PEI tunggal 5. PEI pada substituen yang lebih elektronegatif memerlukan ruangan lebih kecil dibandingkan

PEI pada substituen yang lebih elektropositif. Bilangan Koordinasi atom pusat menyatakan banyaknya PEI dan PEB yang terdapat pada kulit 𝟏

valensi atom pusat. Rumus Bilangan Koordinasi (BK) = 𝟐 (Elektron Valensi Pusat + Elektron

yang dinorkan oleh substituen – muatan) Suatu molekul seringkali dinyatakan dengan rumus umum AXmEn, dengan A atom pusat, X substituen, E =PEB pada atom pusat, m banyaknya substituen, dan n banyaknya PEB pada atom pusat. Molekul dengan BK 2 sampai 7 memiliki bentuk tertentu.

TEORI DOMAIN ELEKTRON Teori domain elektron erat hubungannya dengan teori VSEPR. Elektron yang terdapat dalam suatu atom kecuali atom hidrogen dan Helium, dapat dibagi dalam dua kategori yaitu elektron pada kulit dalam dan elekron pada kulit valensi atau elektron valensi. Baik elektron pada kulit dalam maupun elektron pada kulit valensi, merupakan elektron – elektron yang tidak stasioner dan posisinya tidak dapat ditentukan secara pasti akibat berlakunya ketidakpastian Heissenberg. Oleh karena itu, adalah cukup realistik apabila elektron – elektron tersebut dianggap sebagai awan muatan. Awan muatan dari elektron – elektron menempati daerah tertentu dalam ruang disekitar inti atom. Daerah tertentu dalam ruang pada kulit valensi atom yang ditempati oleh awan muatan elektron – elektron disebut domain elektron. Domain pasangan elektron ada dua macam yaitu domain pasangan elektron ikatan. (DEI) dan domain pasangan elektron bebas (DEB). Domain elektron bebas adalah dibawah pengaruh satu inti atom. Sedangkan domain elektron ikatan dibawah pengaruh dua inti atom. Domain elektron bebas bentuknya mendekati bentuk bola sedangkan domain elektron ikatan berbentuk elipsoid, seperti gambar dibawah;

Dalam suatu molekul domain elektron menempati ruangan yang terdapat pada kulit valensi atom – atom dengan susunan tertentu. Dengan kata lain, ruangan yang terdapat pada kulit valensi suatu atom dibagi dalam beberapa domain dengan susunan tertentu. Dalam susunan ini, beberapa domain elektron yang ada menempati posisi tertentu sehingga mengahasilkan tolakan antara domain elektron yang minimal. bentuk suatu molekul dapat diramalkan dengan mudah. Jumlah domain elektron total (DET) dapat dihitung dengan persamaan : 𝟏 𝑫𝑬𝑻 = (𝑬𝑽 + 𝑬𝑺 − 𝒎𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏) 𝟐 Dengan EV adalah elektron valensi atom pusat. ES adalah jumlah elektron yang disumbangkan oleh atom – atom atau gugus yang terikat pada atom pusat. Persamaan diatas pada dasarnya sama dengan persamaan yang digunakan untuk menentukan bilangan koordinasi atom pusat berdasarkan teori VSEPR. INVESTIGASI Kegiatan ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan utama” apakah cara meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori VSEPR dan teori domain elektron itu sama berdasarkan sudut ikatanya?” untuk menjawab pertanyaan diatas gunakanlah senyawa – senyawa ini BeCl2, H2O dan BF3. Langkah untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah merancang eksperimen mengenai bentuk – bentuk molekul senyawa tersebut (BeCl2, H2O dan BF3.) baik berdasarkan teori VSEPR dan Teori domain elektron dengan bantuan media yaitu molymud. Selanjutnya untuk memudahkan Investigasi, jawablah pertanyaan – pertanyaan berikut untuk Membantu menjawab pertanyaan utama : 1. Tentukan atom pusat dari masing – masing senyawa? 2. Hitunglah bilangan koordinasi (jumlah domain elektron total) dari masing – masing senyawa? 3. Hitung banyaknya jumlah pasangan elektron (X) dan jumlah pasangan elektron bebas (E) dari masing – masing senyawa? 4. Tentukan rumus dari senyawa tersebut? 5. Tentukan bentuk molekul beserta perkiraan besar sudut ikatan yang ada? Data hasil percobaan dengan teori VSEPR sebagai berikut:

NO

NAMA ATOM BK SENYAWA PUSAT (A)

JUMLAH PASANGAN ELEKTRON IKATAN (X)

JUMLAH PASANGAN RUMUS BENTUK ELEKTRON BEBAS (E)

SUDUT IKATAN

1

BeCl2

Be

2

2

0

AX2

Linear

180◦

2

H2O

O

4

2

2

AX2E2

109,5◦

3

BF3

B

3

3

0

AX3

Huruf V Trigonal Planar

120 ◦

Data hasil Percobaan dengan teori Domain electron

NO

ATOM NAMA PUSAT SENYAWA (A)

DET

DEI (X)

DEB (E)

RUMUS BENTUK

SUDUT IKATAN

1

BeCl2

Be

2

2

0

AX2

Linear

180◦

2

H2O

O

4

2

2

AX2E2

Huruf V

109,5◦

3

BF3

B

3

3

0

AX3

Trigonal Planar

120 ◦

(effendy, 2017:184, 249)

Berdasarkan teori VSEPR, bentuk suatu molekul ditentukan oleh tolakan minimal yang terjadi antara pasangan – pasangan elektron pada kulit valensi atom pusat. Sebagai contoh adalah molekul BeCl2 yang atom pusatnya adalah Be. Pada dasarnya Setiap atom yang memiliki 2 bilangan koordinasi maka kedudukan pasangan elektron nya akan berlawanan sehingga sudut ikatanya sebesar 180◦ dan memiliki bentuk molekul linear. Terlihat Pada kulit valensi atom Be terdapat dua PEI. Tolakan minimal terjadi apabila 2 PEI tersebut berada pada posisi berlawanan. Sebagai akibatnya, molekul BeCl2 memiliki bentuk molekul linear. Selanjutnya untuk meramalkan rumus dimasukan ke persamaan dengan rumus umum AXmEn, Berdasarkan teori Domain elektron, bentuk molekul hanya ditentukan oleh domain – domain elektron ikatan yang ada. Domaian elektron bebas dianggap tidak berperanan dalam penentuan bentuk molekul. Karena ruangan pada kulit valensi suatu atom yang ditempati oleh domain elektron bebas adalah lebih besar dibandingkan ruangan yang ditempati oleh domain elektron ikatan tunggal, maka adanya domain elektron bebas dapat memperkecil sudut – sudut ikatan yang ada. Sebagai contoh H2O. Dalam molekul H2O, terdiri atas dua domain elektron ikatan dan dua domain elektron bebas. Dua atom H dan dua pasangan electron bebas menempati sudut – sudut tetrahedral dengan pusat atom O. Sudut ikatan H-O-H sebesar 109,5◦, sehingga menghasilkan bentuk molekul V (bengkok) karena ada dua domain elektron bebas yang mengelilingi atom O. Dalam meramalkan bentuk molekul yang perlu digambarkan hanya domain elektron yang terdapat pada kulit valensi atom pusatnya saja. Jadi jika jumlah semua domain elektron, baik domain elektron bebas maupun domain elektron ikatan pada suatu atom telah diketahui, maka bentuk suatu molekul dapat diramalkan dengan mudah. Jumlah domain elektron total (DET) dapat dihitung dengan persamaan : 𝟏 𝑫𝑬𝑻 = (𝑬𝑽 + 𝑬𝑺 − 𝒎𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏) 𝟐 Selanjutnya dimasukan ke persamaan dengan rumus umum AXmEn, Dapat disimpulkan bahwa Bentuk zat dapat diramalkan menggunakan Teori domain elektron dan teori VSEPR berdasarkan sudut ikatanya menghasilkan bentuk molekul yang sama sehingga dapat dikatakan tidak memiliki perbedaan yang fundamental. Keduanya dapat dianggap merupakan teori yang sama, yang membedakan hanyalah istilah yang digunakan saja.

Kulit valensi atom pusat Bentuk molekul Sudut ikatan di sekitar atom pusat Peramalan bentuk molekul

Teori Domain Elektron Ditempati oleh domain elektron ikatan dan domain elektron bebas Ditentukan oleh domain elektron ikatan Diperkecil dengan adanya domain elektron bebas

Teori VSEPR Ditempati oleh pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron bebas Ditentukan oleh pasangan elektron ikatan Diperkecil dengan adanya pasangan elektron bebas

Tidak harus didahului dengan penulisan struktur lewis molekul

Tidak harus didahului dengan penulisan struktur lewis molekul

Kegiatan 2: Bagaimana Hubungan Gaya London terhadap sifat fisika zat? EVIDENCE Gaya antar molekul adalah interaksi yang terjadi antar molekul. Adanya gaya antar molekul memungkinkan untuk dapatnya molekul dalam fase gas berubah menjadi fase cair, dan fase padat. Interaksi antarmolekul ada tiga macam yaitu interaksi antara molekul nonpolar dengan molekul nonpolar, interaksi antara molekul polar dengan molekul nonpolar, dan interaksi antara molekul polar dengan molekul polar. Dimana molekul nonpolar dengan molekul nonpolar nama gayanya “gaya dipol sesaat – dipol induksian (gaya london)”, molekul polar dengan molekul nonpolar nama gayanya “gaya dipol – dipol induksian”, dan molekul polar dengan molekul polar nama gayanya “gaya dipol – dipol dan ikatan hidrogen”. gaya dipol sesaat – dipol induksian (gaya london) elektron senantiasa bergerak dalam orbital. Perpindahan elektron dari suatu orbital ke orbital lain membawa akibat bagi suatu molekul yang secara normal bersifat nonpolar berubah menjadi polar karena terbentuknya dua kutub (dipol). Dipol yang terbentuk dengan cara ini disebut dipol sesaat karena dipol ini dapat berpindah – pindah dan pada suatu saat hilang atau berbalik arah. Dipol sesaat pada suatu molekul dapat mengimbas molekul sekitarnya sehingga membentuk dipol terimbas dan menghasilkan gaya tarik – menarik antara molekul yang lemah. Gaya london (gaya dispersi) relatif lemah disebabkan oleh perubahan sesaat disitribusi / kerapatan elektron dalam molekul. Suatu zat yang molekulnya hanya bertarikan berdasarkan gaya london mempunyai titik didih yang lebih rendah bila dibanding kan dengan zat lain yang massa molekulnya relatif hampir sama yang bertarikan tidak hanya berdasarkan gaya london. Gaya tarik dipol – dipol Induksian (Terimbas) Apabila molekul polar dan molekul non polar berada pada jarak tertentu molekul polar dapat menginduksi molekul non polar sehingga pada molekul nonpolar tersebut terjadi dipol induksian. Gaya tarik dipol – dipol Molekul – molekul yang mempunyai bentuk tidak simetris akan bersifat polar dan mempunyai dua ujung yang berbeda muatan (dipol). Molekul – molekul ini cenderung menyusun diri dengan cara saling mendekatkan ujung yang berbeda muatan. Susunan molekul seperti ini akan menghasilkan gaya tarik menarik yang dinamakan gaya tarik dipol – dipol. Gaya tarik ini lebih kuat daripada

gaya dispersi (gaya london), sehingga senyawa polar cenderung mempunyai titik didih dan titik cair yang lebih tinggi daripada senyawa nonpolar yang mempunyai massa molekul hampir sama. Oleh karena itu, gaya dipol – dipol dapat digunakan untuk membandingkan zat –zat yang mempunyai massa molekul relatif yang hampir sama. Ikatan hidrogen Ikatan hidrogen adalah ikatan antarmolekul yang sangat polar dan mengandung atom hidrogen. Ikatan hidrogen dapat terjadi jika ada atom H yang terikat pada atom (F,O dan N) yang secara elektrostatik tertarik pada pasangan elektron bebas atom F,O dan N molekul lain. Contohnya antar molekul air membentuk ikatan hidrogen karena terdapat atom H yang terikat pada ataom O dalam molekul H2O. Dalam molekul air, atom O bersifat sangat elektronegatif sehingga pasangan elektron antara atom O dan H lebih tertarik ke arah atom O. Akibatnya terbentuk dipol . Ikatan hidrogen jauh lebih kuat daripada gaya – gaya van der waals. Zat yang mempunyai ikatan hidrogen mempunyai titik didih dan titik cair yang relatif tinggi karena untuk memutuskan ikatan hidrogen diperlukan energi yang besar. INVESTIGASI Kegiatan ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan utama “ Apakah pengaruh hubungan antara massa molekul dan kekuatan gaya London terhadap perubahan sifat fisika?” untuk menjawab pertanyaan ini gunakan lah molekul golongan alkana. Langkah untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah dengan melakukan investigasi. Selanjutnya, untuk Investigasi, jawablah pertanyaan – pertanyaan berikut untuk Membantu menjawab pertanyaan utama : 1. Tentukan massa molekul dari molekul golongan Alkana ? 2. Tentukan jumlah karbon dalam molekul golongan alkane? 3. Tentukan titik didih dan titik lebur dari molekul golongan alkana? Dari pertanyan diatas di dapat tabel dan grafik antara temperature titik didih dengan jumlah karbon dalam alkane. Tabel Data hasil investgasi

1

Metana

CH4

16

Titik Jumlah C Didih (◦C) 1 -164

2

Etana

C2 H6

30

2

-88

-183

3

Propana

C3 H8

44

3

-42

-190

4

Butana

C4 H10

58

4

-4

-138

5

Pentana

C5 H12

72

5

36

-130

6

Heksana

C6 H14

86

6

69

-95

7

Heptana

C7 H16

100

7

98,5

-90,5

8

Oktana

C8 H18

114

8

126

-57

9

Nonana

C9 H20

128

9

151

-51

10

Dekana

C10 H22

142

10

174

-30

No

Nama

Rumus

Mr

Titik Leleh (◦C) -182

(effendy, 2017:324)

Pada dasarnya jumlah electron dalam suatu molekul akan memperbesar massa molekul zat. Sebagai akibatnya gaya London semakin kuat dengan bertambahnya massa molekul zat. Titik lebur alkane juga meningkat dengan bertambahnya massa molekul alkane kecuali untuk metana, etana, dan propane. Hal ini dipengaruhi oleh bentuk awan electron dari molekul – molekul tersebut. Metana dengan bentuk tetrahedral, memiliki rapatan electron atau awan electron berbentuk bola, etana dan propane bentuk awan electronnya menjahui bentuk bola. Sehingga, kesimetrisan awan electron dari metana > etana>propane. Akan tetapi bila dibandingkan dengan bentuk memanjang seperti pentana mempunyai gaya antar molekul yang lebih kuat bila dibandingkan dengan metana yang bentuknya bulat (bola). Simetris juga berperan dalam menetukan titik lebur senyawa – senyawa yang memiliki gugus fungsi dan massa molekul relatif yang hampir sama, tetapi berbeda bentuknya. Senyawa yang memiliki bentuk molekul yang simetris dan rapat memiliki titik lebur yang lebih tinggi daripada yang tidak simetris.

Kenaikan kekuatan gaya London juga terlihat pada fase alkane linear pada temeperatur ruang. Semakin banyak jumlah atom karbon dan atom hydrogen pada alkane linear, fase alkane semakin menuju ke fase terkondensasi (fase cair dan fase padat). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada senyawa golongan alkane untuk butane sampai dekana titik lebur senyawanya semakin tinggi yang mana pada butane sampai dekana ini dipengaruhi olek massa molekul sedangkan pada metana, etana dan propena titik leburnya yang paling tinggi adalah metana disbanding dengan etana maupun propane hal ini dipengaruhi oleh kesimetrisan bentuk molekul.

BAB III PENUTUP 

Kesimpulan (CONCLUSION) Bentuk zat dapat diramalkan menggunakan Teori domain elektron dan teori VSEPR berdasarkan sudut ikatanya menghasilkan bentuk molekul yang sama



Pada senyawa golongan alkane untuk butane sampai dekana titik lebur senyawanya semakin tinggi yang mana pada butane sampai dekana ini dipengaruhi olek massa molekul sedangkan pada metana, etana dan propena titik leburnya yang paling tinggi adalah metana dibandingkan dengan etana maupun propane hal ini dipengaruhi oleh kesimetrisan bentuk molekul. -

Sumber: Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid I. Jakarta: Erlangga. Effendy.2017. Ikatan Kimia: Molekul Struktur, dan Sifat –sifatnya.Malang: Indonesian Academic Publishing.

Related Documents


More Documents from "Hendra Aditama"