Feodalisme.docx

  • Uploaded by: zean
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Feodalisme.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,645
  • Pages: 8
“PAHAM-PAHAM SEJARAH”

“FEODALISME” untuk memenuhi tugas matakuliah paham-paham sejarah

DOSEN PEMBIMBING : FEBTA PRATAMA, M.pd. Yang di susun oleh: - Fachri Zuhur Prasojo - Fifit Jalilah Angrini - Mawar oktavia 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH Pada abad pertengahan di Eropa yakni yang dimulai dengan runtuhnya Romawi dan berakhir pada masa reinassanse abad ke-14, sekitar abad ke-3 Romawi pecah menjadi dua wilayah yaknia

Romawi barat dan Romawi Timur. Sistem feodalisme yang terjadi mengakibatkan

munculnya kelas penguasa, ningrat, borjuis, aristokrat dan kelas bawah yang terdiri dari buruh, petani dan hamba. Sistem yang demikian menjadikan kelas bangsawan dan lain sebagainya untuk mengambil alih dan memonopoli sistem perekonomian. Sistem pemerintahan Negara Indonesia adalah demokrasi.

Namun nilai-nilai

feodalisme itu kian bertahan dan berkembang dalam wujud neo feodalisme yang sebenarnya bertolak belakang dengan paham dan prinsip demokrasi yang tumbuh pada persamaan. Alasan dalam penulisan makalah ini adalah bahwa penulis ingin memahami dan mengetahui secara lebih mendalam tentang sistem feodalisme yang terjadi di Negara-negara Eropa dan secara khusus sistem feodalisme yang terjadi di Negara Indonesia. Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah mengetahui apa itu sistem feodalisme yang terjadi di sebuah Negara secara khusus Negara Indonesia, mengetahui perkembangan sistem feodalisme.

Rumusan masalah 1.

Bagaimanakah konsep dasar feodalisme itu?

2.

Bagaimanakah perkembangan feodalisme di Negara-negara Eropa?

3.

Bagaimanakah perkembangan feodalisme di Negara Indonesia?

4.

Bagaimana pendapat Penulis mengenai feodalisme? Setuju atau tidak?

Tujuan 1.

Untuk mengetahui konsep dasar tentang Feodalisme

2.

Untuk mengetahui bagaimanakah perkembangan Feodalisme di Negara-negara Eropa

3.

Untuk mengetahui bagaimanakah perkembangan Feodalisme di Negara Indonesia

4.

Untuk mengetahui pendapat penulis mengenai Feodalisme

BAB II PEMBAHASAN

Konsep Dasar Feodalisme

Feodalisme merupakan sebuah paham. Istilah feodalisme berasal dari bahasa Frankis (Perancis kuno) yang berbunyi

feud, dan yang berarti pinjaman, terutamalah tanah yang

dipinjamkan, dan itupun untuk suatu maksud politik. Lawan kata itu adalah all- ôd atau milik sendiri. Sedangkan, istilah “feudal” (dalam konteks Eropa) yang berasal dari kata Latin “feudum” yang sama artinya dengan fief, ialah sebidang tanah yang diberikan untuk sementara kepada seorang vassal (penguasa bawahan atau pemimpin militer) sebagai imbalan atas pelayanan yang diberikan kepada penguasa (lord) sebagai pemilik tanah tersebut. Dalam hal ini foedalisme berarti penguasaan hal –hal yang berkaitan dengan masalah kepemilikan tanah ,khususnya yang terjadi di Eropa Abad Pertengahan. Dalam konsep dasar foedal dikatakan bahwa seluruh tanah kerajaan beserta isinya itu berasal dari raja.Raja sebagai pemilik tanah-tanah luas yang terbentang di wilayah kerajaannya.Pengertian yang lain dijelaskan bahwa feodalisme adalah sebuah sistem pemerintahan dimana seorang pemimpin, yang biasanya seorang bangsawan, memiliki anak buah banyak yang juga masih dari kalangan bangsawan juga tetapi lebih rendah dan biasa disebut vasal. Sedangkan para vasal pada gilirannya ini juga mempunyai anak buah dan abdi-abdi mereka sendiri yang memberi mereka upeti.

Ada setidaknya empat komponen utama yang membentuk sistem feodal yaitu : a)

Lord adalah pemilik tanah, biasanya seorang bangsawan dari keluarga raja atau kalangan

agamawan (uskup, biarawan) b)

Vassal atau Knights adalah kaum bangsawan yang memberikan jasa (umumnya dalam bentuk

dukungan militer) kepada Lord dengan imbalan berupa tanah yang disewakan c)

Fief adalah tanah yang disewakan berupa lahan-lahan pertanian

d)

Serf atau penggarap tanah ialah petani yang mengerjakan lahan pertanian dengan status

setengah budak. Feodalisme mulai tumbuh pada percampuran kebudayaan Roma danJerman.

Tentu saja percampuran kedua kebudayaan ini kemudian menimbulkan sebuah sistem baru yang disebut feodalisme.

Unsur kebudayaan yang membentuk feodalisme adalah : 1.

Budaya militer suku-suku bangsa Jerman, berupa kebiasaan para pemimpin pasukan untuk

membagikan rampasan perang kepada para prajurit sebagai imbalan atas pelayanan mereka. Pola ini merupakan dasar hubungan feodal (lord-vassal) 2.

Sistem kepemilikan tanah Romawi yang menjadi semakin penting ketika perdagangan

mundur akibat perang. Para petani miskin yang tidak mampu membayar pajak sering mengalihkan tanahnya kepada bangsawan atau tuan tanah, yang kemudian meminjamkan tanah itu kepada para petani miskin untuk dikelola. Pada praktiknya para petani yang terikat pada tanah yang bukan miliknya ini berkedudukan setengah budak.

Perkembangan Feodalisme di Eropa Pertama kali Feodalisme muncul di Perancis dan Jerman pada abad ke-9 dan 10. Ini bertepatan dengan gaya militer besar diselenggarakan oleh Normandia. Unsur-unsur rezim Romawi dipindahkan ke feodalisme Eropa. Villa Roma dan tanah mereka diberikan kepada para pemimpin militer secara sementara sebagai imbalan bagi loyalitas mereka ke Roma dan kaisar. Para militer memberikan mereka pelayanan, terutama dalam hal militer, memberikan perlindungan. Ide-ide ini diadopsi di Eropa. Bangsawan Eropa meningkatkan daya kerja dari hibah tanah dari raja dengan imbalan jasa militer, maka lahirlah feodalisme Eropa.

Pada tahun 1000, Feodalisme mencapai puncaknya yang ditandai dengan : a.

Perubahan status tanah dari kontrak menjadi milik pribadi vassal

b.

Perang feodal, yakni peperangan antar kaum feodal baik di dalam suatu kerajaan maupun di

luar kerajaan, bahkan antar Negara vassal dengan pemerintah pusat c.

Perubahan struktur masyarakat (puncak feodalisme) yakni vassal, militer, pedagang, petani,

buruh dan budak d.

Muncul portus (embrio kota) dan gilda (organisasi seprofesi) yang dihimpun dibina sehingga

seluruh anggotanya professional di bidangnya. Gilda cakupannya sangat luas. Di kelompok pedagang sendiri, kemudian muncul generasi baru yakni generasi intelektual. Bentuk feodalisme pada abat pertengahan sudah banyak mengalami perubahan, namun pada hakekatnya ciri-ciri pokoknya masih menonjol, khususnya di daerah pedesaan. Hubungan sosial terjalin dalam hierarki yang berbentuk piramida, susunan hubungan tuan tanah

dan bawahan dengan petani pekerja pada lapisan bawah. Dasar sistem ini ialah adanya kontrak yang menentukan pelayanan dan kewajiban pribadi bawahan terhadap atasannya. Didunia abad pertengahan, ekonomi didominasi oleh pertanian dan kelebihan apa pun yang dihasilkan menjadi sasaran klaim-klaim yang bersaing. Klaim yang berhasil menjadi dasar untuk menciptakan dan mempertahankan kekuasaan politik. Tetapi jaringan kerajaan-kerajaan, para pangeran, istri-istri para bangsawan dan pusat-pusat kekuasaan lainnya yang bergantung pada susunan ini diperumit oleh munculnya kekuasaan-kekuasaan alternative di kota-kota kecil dan kota-kota besar. Kota-kota dan federasi kota bergantung pada perdagangan dan manufaktur serta akumulasi modal yang relative tinggi. Mereka mengembangkan struktur-struktur social dan politik yang berbeda dan sering menikmati system-sistem pemerintahan independent yang ditentukan oleh para warganegara. 

Perkembangan Feodalisme di Indonesia Di Indonesia, praktek feodalisme ini dapat ditemukan dalam kehidupan kerajaan-

kerajaan. Para raja, permaisuri, putri dan pangeran bersikap jumawa, kalangan priyayi bersikap anggun dan congkak terutama pada kalangan rakyat jelata yang dianggap kastanya berada satu level di bawahnya, baik dari segi warna darah (darah mereka biru berkilau, sedang darah rakyat berwarna merah kecoklatan), maupun dari segi status sosial (harta dan lingkungan pergaulan). Sistem sosial saat itu membagi umat manusia dalam dua kelas yaitu kelas raja atau para priyayi (government) dan kelas rakyat jelata (the governed). Pengkotakan ini berlaku selamanya. Jabatan dalam struktur pemerintahan kerajaan hanya dipegang oleh para priyayi. Dalam strata sosial interen kerajaan, priyayi ada yang termasuk pada golongan tinggi dan golongan rendah. Priyayi tinggi terutama mereka yang menjabat pemerintahan pada struktur jabatan tinggi misalnya Bupati, sedangkan priyayi rendah adalah mereka yang menduduki jabatan pemerintahan pada strata yang rendah misalnya wedana. 

FeodalismejugaberkembangpadamasakolonialBelanda, WalaupunBelandamengembangkansistemkapitalismeperkebunan di Indonesia yaitu

dengan model “TanamPaksa”, namundalampelaksanaannya tidaklepasdaritatanan yang feodal, denganmenggunakanbantuan

orang-orang

lokal.Dalam

melaksanakan

pemerintahan

dan

melenggangkan kekuasaannya di Indonesia Pemerintah Kolonial menerapkan system pemerintahan tidak langsung yang memanfaatkan system feodalisme yang sudah berkembang di Indonesia. Ciri khas feodalisme adalah ketaatan mutlak dari lapisan paling bawah terhadap atasannya. Hubungan antara para kolonialis dengan para feodal adalah hubungan yang saling memanfaatkan dan saling menguntungkan, sedangkan rakyatlah yang menjadi objek penindasan dan penghisapan dari kedua belah pihak. 

Feodalisme yang terjadi pada zaman Kerajaan Hindu

Adalah pembagian kasta dan menguasai Nusantara sekitar 10 abad lamanya. Feodalisme pun membekas keras dalam benak manusia Indonesia, pengaruhnya pun tidak mudah dihapus begitu saja, sehingga feodalisme masih ada dan berubah menjadi neo-feodalisme menjelang abad ke 21 ini. Contoh dari unsur feodalisme yang menonjolkan tentang jenjang atau tingkat masyarakat seperti apabila ada seorang menteri atau pejabat mengadakan pesta pora pernikahan anaknya, seluruh karyawan atau “balakeningratannya” akan ikut serta dalam kegiatan tersebut, mereka diberi seragam sesuai dengan fungsi dan derajatnya, ada yang menjadi ketua panitia, penerima tamu tertentu, penerima tamu biasa dan seterusnya (contoh konkritnya seperti pernikahan Ibas dan Aliya). Dengan kata lain manusia Indonesia itu terbiasa dengan pengkotakkotakkan dalam fungsi dan derajatnya sebagai karyawan dan juga sebagai pelayan “Bapak” seperti lazimnya dalam sistem feodalisme.

BAB II PENUTUP



Pendapat Penulis Mengenai Feodalisme (Setuju atau Tidak) Saya setuju mengenai feodalisme ini, karena saya menganggap jika tidak ada kaum

penguasa tanah, kaum petani / buruh pasti tidak dapat bertahan hidup.Mengenai pemilik tanah, sebenarnya pemilikan tanah / penguasaan tanah tersebut hanya bersifat pinjaman dan diperoleh pada saat upacara pemberiaan kekuasaan atas tanah. Dalam perkembangan selanjutnya, tidak hanya tanah yang dipinjamkan melainkan juga pangkat dan kedudukan yang lama-kelamaan bersifat turun-temurun. Jelas dalam hal ini sangat bermanfaat sekali bagi kaum bangsawan tersebut, karena selain tanah yang dapat dipinjamkan, pangkat dan kedudukan juga dapat di pinjamkan, apalagi bersifat turun-temurun dan hal itu juga sangat bermanfaat bagi keturunan kaum bangsawan kelak. Jadi sudah pasti keturunan kaum bangsawan sudah dijamin hidupnya dikemudian hari. Selain itu kaum bangsawan juga dapat diuntungkan karena system feudal ini mengangung-agugkan jabatan, sehingga meskipun dalam bekerja tidak terdapat prestasinya, yang terpenting adalah pangkat dan jabatan.

 KESIMPULAN Secara umum sistem feodal yang terjadi pada abad pertengahan, yang mana suatu sistem dalam masyarakat saat itu terdapat dua kelas sosial yaitu kelas penguasa tuan tanah dan kelas pekerja yakni para budak belian. Hubungan diantara tuan tanah dengan hambanya sering bersifat eksploitasi yang ekstrim. Tapi pada dasarnya masih terlihat suatu hubungan yang saling menguntungkan, masing-masing pihak memberikan imbalan-imbalan yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan dalam keadaan dimana organisasi dan stabilitas politik sudah tidak terorganisir lagi. Karena dengan adanya sistem itu pihak yang duduk pada kursi pemerintahan bisa langsung melakukan koordinasi dengan bawahannya. Dengan adanya komunikasi tersebut pemerintahan dapat berjalan dengan lancar. Misalnya pada sistem sewa tanah yang kemudian bukan saja diharapkan dapat memberikan kebebasan dan kepastian hukum kepada para petani dan merangsang juga arus pendapatan negara yang mantap.

DAFTAR PUSTAKA

1.

http://nurmarifa8.blogspot.com/2014/10/perkembangan-feodalisme.html

2.

http://euissundani.blogspot.com/2014/12/paham-feodalisme.html

3.

http://evieekayuliati1.blogspot.com/2014/12/sejarah-intelektual-paham-

feodalisme.html 4.

Henry S. Lucas, Sejarah Peradaban Barat Abad Pertengahan (Yogyakarta

: PT. Tiara Wacana Yogyakarta, 1993), hlm. 141 5.

http://lelaunairhistory11.blogspot.com/2012/05/peradaban-dan-

masyarakat-foedal-eropa.html 6.

http://halimahk.blogspot.com/2012/04/feodalismedi-eropa-makalah-

bertujuan.html 7.

http://maulied-sweety.blogspot.com/2012/12/pengertian-feodalisme.html

8.

http://www.pergerakankebangsaan.org/?p=679

9.

http://www.hendria.com/2010/06/feodalisme.html

10. http://sejarah.kompasiana.com/2011/01/24/feodalisme-di-asia 11.

http://media .isnet.org/iptek/100/Shih.html

12. http://www.pergerakankebangsaan.org/?p=679

More Documents from "zean"

Feodalisme.docx
November 2019 3
Bayjori.pdf
June 2020 4