Etika Profesi Kurator Galeri Seni.docx

  • Uploaded by: Zukron Murotal
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Etika Profesi Kurator Galeri Seni.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,043
  • Pages: 16
MAKALAH ETIKA PROFESI ETIKA PROFESI KURATOR GALERI SENI

Disusun Oleh : 1. 2. 3. 4. 5.

Artati Angrita Putri Safeti Yuli Anggraeni Annisa Puspa Ranti Rizqi Nurhidayah Akhmad Ramli Yahya

(5160311139) (5160311148) (5160311154) (5160311177) (5160311179)

PRODI S1 SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN ELEKTRO UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA KAMPUS 1: JL. RINGROAD UTARA, JOMBOR, SLEMAN 55285 TAHUN 2019

1

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang MahaEsa atas segala limpahan dan karunia-Nya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan “Makalah Etika Profesi Kurator Galeri Seni” ini. Pada kesempatan kali ini kami membahas tentang etika profesi curator galeri untuk menentukan etika dan profesi yang perlu dikaji oleh seorang curator galeri. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik, dan saran yang membangun agar penulis bisa memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan dan penulisan makalah. Semoga makalah ini bisa berguna dan bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri.

Yogyakarta, Maret 2019

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 1 1.3 Tujuan ......................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3 2.1 Pengertian Etika ….......................................................................3 2.2 Pengertian Profesi …....................................................................4 2.3 Pengertian Etika Profesi …......................................................... 6 2.4 Pengertian Kurator ……………………………………………...6 2.5 Etika Profesi Seorang Kurator Galeri Seni ….………………….7 2.6 Profesi sebagai Kurator Galeri Seni …………………………….9 2.7 Tokoh Kurator Galeri Seni …………………………………….9 2.8 Hal-hal yang dianjurkan profesi Kurator Galeri Seni …………10 2.9 Hal-hal yang tidak dianjurkan profesi Kurator Galeri Seni …...11 BAB III PENUTUP ..................................................................................... 18 3.1 Kesimpulan ................................................................................. 18 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 19

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Saat ini warisan budaya menjadi ciri khas dari sebuah negara maupun daerah, dalam menjaga budaya tersebut tentunya membutuhkan orang dan tempat agar dapat terus dilestarikan. Dalam menjaga warisan budaya tersebut tentunya dibutuhkan prosedur dan pengalaman yang mumpuni seperti kode etik dalam setiap profesi agar terjadinya penguasaan tersebut. Kode etik merupakan sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang baik, benar, apa yang tidak baik atau benar bagi profesional. Kode etik juga menerangkan perbuatan yang salah atau benar, perbuatan yang harus dihindari ataupun dilakukan. Tujuan kode etik adalah agar seorang professional nantinya dapat memberikan jasa sebaik mungkin kepada konsumen atau pemakainya. Kode etik tersebut diharapkan akan ditaati oleh setiap orang bukan karena paksaan. Dengan adanya kode etik tersebut maka akan melindungi perbuatan yang tidak profesional. Dalam pemahaman kode etik sangat erat hubungannya dengan etika profesi. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam berbagai bidang kesenian. Kode etik profesi merupakan bagian dari norma yang lebih umum yang ada dalam etika profesi. Kode etik ini memperjelas dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma terebut sudah tersirat dalam etika profesi.

1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah diatas, dapat ditentukan rumusan masalah yang akan dibahas, yaitu: 1. Apa yang dimaksud etika, profesi dan etika profesi? 2. Apa kurator galeri seni itu?

1

3. Apa etika dan profesi seorang kurator galeri seni? 4. Siapa saja tokoh terkemuka kurator galeri seni? 5. Bagaimana menjadi kurator galeri seni yang profesional?

1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah, yaitu: 1. Untuk mengetahui tentang pengertian etika, profesi dan etika profesi. 2. Untuk mengetahui tentang curator galeri seni dan etika profesinya. 3. Untuk mengetahui tentang tokoh terkemuka kurator galeri seni. 4. Untuk mengetahui bagaimana menjadi seorang kurator galeri seni yang baik dan benar.

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Ada dua macam etika dalam menentukan baik dan buruknya perilaku manusia: 1. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil. 2. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

2.2 Pengertian Profesi Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan “profesi” selalu dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak

3

semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para pemangkunya. Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetapi memerlukan suatu persiapan melalui pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk itu. Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama. Secara umum ada beberapa ciri atau sifat pada profesi, yaitu: 1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun. 2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi. 3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.

2.3 Pengertian Etika Profesi Etika profesi menurut keiser dalam (Suhrawardi Lubis, 1994:6-7) adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan profesional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban

dan

keahlian

sebagai

pelayanan

dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat. Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.

4

Tujuan kode etik yaitu agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak professional. Prinsip dasar di dalam etika profesi yaitu: 1. Tanggung jawab. a. Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya. b. Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya. 2. Keadilan, prinsip ini menuntut untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya. 3. Prinsip

Kompetensi,

melaksanakan

pekerjaan

sesuai

jasa

profesionalnya, kompetensi dan ketekunan. 4. Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi. 5. Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi.

2.4 Pengertian Kurator Kurator adalah pengurus atau pengawas institusi warisan budaya atau seni, misalnya museum, pameran seni, galeri foto, dan perpustakaan. Kurator bertugas untuk memilih dan mengurus objek museum atau karya seni yang dipamerkan. Kurator memiliki pendidikan tinggi dalam bidangnya, umumnya doktor atau magister dalam bidang sejarah, sejarah seni, arkeologi, antropologi, atau klasika. Kurator harus berperan aktif dalam bidangnya, misalnya memberikan seminar, menerbitkan artikel, dan menjadi pembicaran pada konferensi akademik. Kurator juga perlu mengetahui pasar serta paham kode etik dan hukum yang berlaku dalam mengumpulkan barang antik atau seni.

2.5 Etika Profesi Seorang Kurator Galeri Seni Etika Profesi Curator (kurator) untuk membantu pelaksana sebagai seseorang yang professional dibidang galeri seni supaya tidak dapat merusak etika profesi diperlukan sarana untuk mengatur profesi sebagai seorang

5

professional dibidangnya berupa kode etik profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi tersebut, yaitu: 1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh dilakukan. 2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi seorang kurator. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi khususnya dalam galeri seni, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di tempat keja (kalanggan social). 3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan. Tanggung jawab profesi yang lebih spesifik seorang profesional diantaranya: a. Mencapai kualitas yang tinggi dan efektifitas baik dalam proses maupun produk hasil kerja profesional. b. Menjaga kompetensi sebagai profesional. c. Mengetahui dan menghormati adanya hukum yang berhubungan dengan kerja yang profesional. d. Menghormati perjanjian, persetujuan, dan menunjukkan tanggung jawab.

2.6 Profesi sebagai Kurator Galeri Seni Kurator Galeri adalah kurator yang bekerja disebuah galeri seni rupa baik itu galeri nasional maupun galeri internasional. Kurator galeri sifatnya sama dengan kurator museum, tidak dapat bebas sendiri. Ia terikat dengan aturan yang ada di galeri tersebut. Tugas kurator galeri antara lain:

6

1. Mengamati dan menganalisis perkembangan seni rupa, hingga mempertimbangkan, menyeleksi, mengumpulkan objek-objek apa saja yang akan dipamerkan pada sebuah pameran. 2. Mengerjakan kegiatan yang berhubungan dengan memelihara dan menjaga juga mengawasi aktivitas pameran seni rupa yang di mulai dengan persiapan, pelaksanaan, pemasaran hingga pameran selesai. 3. Menjaga dan memilihara karya yang ada di galeri, menyelenggarakan pameran-pameran dari luar Galeri. 4. Mempublikasikan dan memasarkan karya yang dipamerkan di galeri. 5. Mempertimbangkan dan menseleksi karya dan kegiatan pameran. 6. Membantu

mempertimbangkan

tata

pameran

tetap,

sistem

pendokumentasian dan kebijakan pengelolaann koleksi 7. Melakukan kerjasama, bimbingan, edukasi, dan apresiasi seni rupa melalui kegiatan-kegiatan galeri.

Tidak semua galeri memilki kurator, hanya galeri-galeri tertentu yang memilki kurator khusus seperti Galeri nasional dan internasional. Sedangkan galeri daerah jarang memilki kurator, walaupun ada kuratirnya bekerja sebagai kuraor independen

2.6.1 Menghitung nilai preferensi Preferensi akan digunakan sebagai input perhitungan preferensi. Penentuan nilai parameter tersebut menggunakan cara persamaan nilai Deviasi |D|. Nilai Deviasi |D| adalah selisih antara kriteria yang dibandingkan terhadap masing - masing alternatif. Proses selanjutnya adalah menghitung selisih menggunakan Rumus D = F(a) - F(b) dari bobot nilai yang telah dicantumkan di atas. Indeks preferensi multikriteria ditentukan berdasarkan rata-rata bobot dari fungsi preferensi.

7

1. Menghitung Leafing Flow H=(1/(4-1)) ((0,150)+(-0,200)+(-0,850)) =1/3 (-0,9) = -0,300 Y= (1/(4-1)) ((-0,150)+(-0,350)+(-1,000)) =1/3 (-1,5) = -0,500 S= (1/(4-1)) (0,200+0,350+(-0,650)) =1/3 (-0,1) = -0,033 K= (1/(4-1)) (0,850+1,000+0,650) =1/3 (2,5) = 0,833

2. Menghitung Entering Flow H= (1/(4-1)) ((-0,150)+0,200+0,850) =1/3 (0,9) = 0,300 Y= (1/(4-1)) (0,150+0,350+1,000) =1/3 (1,5) = 0,500 S= (1/(4-1)) ((-0,200)+(-0,350)+0,650) =1/3 (0,1) = 0,033 K= (1/(4-1)) ((-0,850)+(-1,000)+(-0,650)) =1/3 (-2,5) = -0,833

3. Menghitung Net Flow H = (-0,300) - 0,300= -0,600 Y = (-0,500) - 0,500= -1,000 S = (-0,033) -0,033 = -0,066 K = 0,833 - (-0,833)= 1,666

8

Perhitungan Ini juga dapat disimpulkan dalam sebuah tabel menjadi seperti berikut : Tabel 3. Leafing Flow Alternatif

H

Y

S

K

Leafing Flow

H

0

0,150

-0,200

-0,850

-0,300

Y

-0,150

0

-0,350

-1,000

-0,500

S

0,200

0,350

0

-0,650

-0,033

K

0,850

1,000

0,650

0

0,833

Entering Flow

0,300

0,500

0,033

-0,833

0

Tabel 4. Hasil Alternatif

Leafing Flow

Entering Flow

Net Flow

Hasil

H

-0,300

0,300

-0,600

3

Y

-0,500

0,500

-1,000

4

-0,033

0,033

-0,066

2

0,833

-0,833

1,666

1

leafing flow S K

Nilai Leafing Flow menggambarkan strength atau kelebihan alternatif terhadap alternatif lain sedangkan entering flow menggambarkan weakness atau kekurangan alternatif terhadap alternatif lain. Sehingga dapat disimpulkan nilai terbesar pada dan nilai terkecil pada entering flow merupakan alternatif terbaik. Berdasarkan perhitungan metode promethee di atas berdasarkan alternatif dan kriteria yag telah ditentukan bahwa yang menjadi ranking hasil tertinggi adalah motor merek Kawasaki dengan Net Flow=1,666.

9

2.6.2 Hasil dan pembahasan 1. Data kriteria

Gambar 2 Data Kriteria

2. Penilaian Responden

Gambar 3 Penilaian Responden Tampilan penilaian responden ini merupakan form untuk menginput nilai-nilai responden pelanggan dari angket yang telah disebarkan dari CV. Sail Motor.

10

3. Hasil Promethee Dari Alternatif

Gambar 4 Promethee Dari Alternatif Tampilan promethee dari alternatif diatas merupakan form untuk menghitung hasil promethee dari keseluruhan alternatif promethee pada CV. Sail Motor.

11

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

12

DAFTAR PUSTAKA

13

Related Documents

Etika Profesi
December 2019 51
Etika Profesi
July 2020 25
Etika Profesi
April 2020 29
Etika Profesi Farmasi
December 2019 25
Etika Profesi & Bp_cetak
April 2020 14

More Documents from ""