(essay Effect 2018 ) Pengembangan Dan Pemanfaatan Sederhana Kotoran Ternak Sapi Bagi Peternakan Rakyat.docx

  • Uploaded by: RKAjiKurniawan
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View (essay Effect 2018 ) Pengembangan Dan Pemanfaatan Sederhana Kotoran Ternak Sapi Bagi Peternakan Rakyat.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,104
  • Pages: 4
PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK SAPI RAKYAT Populasi manusia yang terus bertambah setiap tahun mengakibatkan permintaan akan energi juga meningkat. Saat ini permintaan energi yang tinggi dapat menimbulkan masalah krisis energi yang merupakan masalah besar bagi manusia, karena hampir semua aktivitas kehidupan manusia sangat bergantung pada energi. Manusia telah terbiasa menggunakan energi seperti energi listrik, energi minyak bumi, energi gas dan lain-lain untuk memenuhi kebutuhannya. Berbagai alat pendukung dari skala rumahan sampai industri tidak dapat difungsikan jika tidak ada energi, contohnya seperti kompor atau peralatan rumah tangga, alat penerangan, motor penggerak, dan mesin-mesin industri yang terus bekerja menghasilkan sebuah produk disetiap waktunya. Energi yang digunakan pada umumnya oleh manusia saat ini adalah energi yang tidak dapat diperbaharui. Contohnya minyak bumi, gas, mineral dan batubara. Pemanfaatan energi tersebut bersifat terbatas dan tidak dapat digunakan secara terus-menerus. Hal ini dikarenakan energy tersebut dapat habis, sehingga menuntut manusia untuk dapat lebih bijak dalam penggunaanya. Dalam mengatasi polemik krisis energi pemerintah telah mengeluarkan kebijakan. Salah satu kebijakan pemerintah adalah mendorong upaya optimalisasi pengelolaan sumbersumber daya energi alternatif yang layak secara teknik, ekonomi, dan lingkungan sebgaimana tercantum dalam PP 79/2014 tentang kebijakan Energi Nasional. Meskipun demikian, kebijakan tersebut masih belum tepat oleh beberapa pihak seperti peran masyarakat yang belum dapat sadar dan tidak memiliki kemampuan secara ilmu maupun biaya untuk mengolah energi alternatif terbarukan. Sumber energi alternatif terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumber daya energi yang secara alamiah tidak akan habis dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik. Adapun macam-macam sumber energi alternatif terbarukan yaitu biofuel, biomassa, panas bumi, air, angin, matahari, dan lain sebagainya. Pada tahun 2016, berdasarkan data dari ESDM RI (Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia) bagian dari total energi fosil mencapai 96% dari total energi primer. Kondisi bauran energi primer Indonesia diperkirakan masih akan didominasi oleh bahan bakar fosil 15 tahun kedepan. Minyak masih menjadi energi utama dalam total penyediaan energi primer nasional. Prosi minyak dalam bauran energi primer mencapai 39% dari total penyediaan energi primer 2977 MBOE (BOE / Barrel Oil Equivalent) pada tahun 2030

mendatang. Sebuah ironi mengingat Indonesia mempunyai potensi yang tinggi akan sumber energi terbarukan. Oleh karena itu salah satu contoh pengembangan sumber energi alternatif terbarukan yang banyak ada di Indonesia adalah limbah ternak sapi. Pelaku budi daya peternakan sapi di Indonesia dapat dibagi ke dalam dua golongan besar, yakni peternakan rakyat dan peternakan industri. Walaupun skala usaha perternakan rakyat relatif amat sangat kecil, namun jumlahnya amat sangat banyak, bahkan produksi peternakan rakyat merupakan sekitar 90% dari produksi nasional (Santosa, 2001). Hingga saat ini, hampir setengah dari kebutuhan daging sapi di Indonesia dipenuhi dari impor. Karena itu, pemerintah membuat program agar 90% dari kebutuhan sapi dapat dipenuhi dari dalam negeri (swasembada daging) pada tahun 2014. Hal ini tentu memberikan peluang besar bagi masyarakat untuk beternak sapi. Besarnya produksi peternakan sapi rakyat merupakan keuntungan yang besar bagi produksi nasional. Namun dibalik besarnya produksi tersebut kita hendaknya dapat menatap lebih dalam sebuah produksi pasti ada hasil limbah. Upaya pengelolaan limbah kotoran ternak pada saat ini masih belum memberikan kontribusi baik bagi banyaknya peternak sapi rakyat di Indonesia. Permasalahan yang terjadi ialah kurangnya kemampuan baik secara ilmu maupun biaya untuk dapat mengelolah limbah kotoran sapi tersebut menjadi sumber energi alternatif tertentu. Akibat dari kurangnya pengetahuan untuk mengelolah limbah tersebut akhirnya para peternak terkadang mengalokasikan limbah tersebut kesembarang tempat dimana hal tersebut memungkinkan dapat mencemari biota luas. Dengan melihat keadaan Indonesia seperti ini sebagai negara agraris, maka sangat potensial untuk memanfaatkan biomassa seperti limbah kotoran ternak, karena berdasarkan data dari ESDM RI potensi bioenergi dari limbah biomassa diperkirakan mencapai 49.810 MW (Megawatt) dan pemanfaatannya hingga saat ini baru mencapai sekitar 1.618 MW atau sekitar 3,25 % dari potensi yang ada. Minimnya pemanfaatan potensi bioenergi yang tersedia seharusnya dapat menjadikan fokus perhatian. Peran penting bagi para pemuda Indonesia sangat diperlukan. Bukan hanya menjadikan ini agenda utama untuk Kementerian ESDM, dalam menyebarluaskan pengembangan energi baru dan energi terbarukan di Indonesia dari hasil limbah peternakan rakyat ini. Para pemuda yang memiliki pengetahuan akan cara mengelola energi alternatif ini dapat bekerjasama dengan para peternak dan melakukan pembinaan serta pembangunan

secara berkelanjutan dengan cara membangun tempat penyimpanan dan pengelolaan sederhana kotoran ternak sapi seperti reaktor berbentuk kubah terapung yang disambung. Adapun bahan reaktor kini sudah mengalami perkembangan ada yang terbuat dari beton, plastik ataupun serat kaca (fiber glass). Sehingga tidak perlu memerlukan biaya yang cukup tinggi untuk membangunnya. Dengan melakukan ini diharapkan adanya kontribusi pemerintah melalui program kemitraan masyarakat, dalam penanganan lebih lanjut agar kegiatan ini dapat berlangsung secara berkesinambungan dan dapat meningkatkan tingkat kebutuhan rakyat dalam menggunakan bioenergi, baik dari kalangan menengah sampai kebawah. Sehingga tidak ada lagi permasalahan pembatasan pasokan energi seperti gas yang ada di Indonesia akhir-akhir ini. Dalam pengembangan lebih lanjut pengelolaan energi alternatif dari limbah ternak sapi rakyat ini, maka dapat dilakukan model sistem dinamik seperti yang pernah dilakukan oleh Amerika Serikat sejak tahun 1972. Sistem dinamik ini sangat berkaitan dengan sistem kompleks. Sistem energi merupakan salah satu sistem yang paling kompleks dan dalam pemodelannya harus dilihat secara menyeluruh terkait dengan kecepatan perkembangan teknologi, keterbatasan dan pengurangan sumber daya, fluktuasi harga, peningkatan biaya, pertumbuhan permintaan, keterkaitan polusi dan lingkungan, serta faktor politik (Mclntyre & Pradhan, 2003). Kegunaan dari sistem dinamik ini adalah untuk memperkirakan kebutuhan energi dari sumber daya dan memproyeksikan produksi melalui teknik pemodelan umpan balik, sehingga tidak ada yang terbuang dari sistem ini. Metodelogi yang dapat dilakukan untuk mengolah limbah tersebut sehingga lebih bermanfaat dan menguntungkan yakni dengan menerapkan sistem zero waste (tidak ada hasil limbah) disetiap peternakan sapi rakyat. Misalnya, seekor sapi yang berbobot 400-500 kg/ekor menghasilkan kotoran ternak segar sebanyak 20-29 kg/hari. Kotoran sapi segar dapat diolah menjadi biogas yang ditampung di dalam tangki khusus pengolahan di setiap peternakan rakyat. Hasil dari pembuatan biogas dapat dijadikan sumber energi seperti gas. Sumber energi biogas merupakan sumber energi ramah lingkungan yang tentunya dapat diperbaharui dan mudah untuk diperbanyak. Solusi yang tepat untuk menjadi alternatif bagi energi lain yang memang tidak dapat diperbaharui. Biogas juga tidak memiliki risiko meledak sehingga tidak berbahaya untuk digunakan. Adapun keluaran sisa biogas yang di hasilkan dapat dijadikan produk sampingan seperti pupuk organik sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia dan juga dapat menciptakan pertanian organik ramah lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA Nurtini, Sudi. (ed). 2014. Profil Peternakan Sapi Perah Rakyat di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Wahyuni, Sri. 2011. Menghasilkan Biogas dari Aneka Limbah. Jakarta Selatan: PT Agro Media Pustaka. Fikar, Samsul. (ed). 2010. Buku Pintar Beternak dan Bisnis Sapi Potong. Jakarta Selatan: PT Agro Media Pustaka. Supriadi, Agus. (eds). 2017. Kajian Pemodelan Prakiraan Penyediaan dan Pemanfaatan Energi dengan Skenario Optimasi Pengolahan Batubara. Jakarta : Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian ESDM.

Related Documents


More Documents from ""