Masker Peel off Ekstrak Daun Pepaya, Solusi Hemat Keindahan Wajah Kaum Pelajar dan Pekerja Kantoran Masa Kini Masker peel off memiliki banyak keunggulan dibandingkan masker jenis lain yaitu sediaannya berbentuk gel yang sejuk mampu merelaksasikan dan membersihkan wajah secara maksimal dengan mudah (Morris, 1993). Keuntungan lain diantaranya penggunaan yang mudah, serta mudah dibersihkan, diangkat atau dilepaskan seperti membran elastik tanpa perlu membilas muka (Harry,1973). Pepaya merupakan pohon yang mudah ditemui di Indonesia. Pepaya memiliki khasiat yang sangat baik untuk menjaga kesehatan kulit. Daun pepaya mengandung enzim papain yang berfungsi untuk mengangkat sel kulit mati terutama pada kulit yang rusak, misalnya akibat jerawat (Kapoor, 2011). Selain itu, pepaya juga mengandung lycopene yang berfungsi sebagai antioksidan dan berguna untuk mengobati kulit yang sedang terinfeksi. Berdasarkan hal tersebut kami tertarik untuk membuat masker wajah peel off dari ekstrak daun pepaya sebagai pengobatan jerawat bagi kaum pelajar dan pekerja kantoran.
Potensi Sumber Daya Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman tropis. Tanaman ini berasal dari benua Amerika dan menyebar ke berbagai belahan bumi, salah satunya Indonesia. Di Indonesia pepaya sangat mudah ditemukan, baik di kebun-kebun rumahan, dijual di pasar ataupun di minimarket. Budidaya pepaya bisaa dilakukan di dataran rendah ketinggian 1000 meter dari permukaan laut. Pepaya dapat tumbuh di tempat dengan curah hujan 1000-2000mm per tahun, sangat cocok dengan Indonesia yang memiliki curah hujan tinggi. Di daerah bermusim kering, pepaya masih dapat tumbuh dengan bantuan penyiraman yang rutin. Banyak sekali bagian dari pepaya yang bernilai komersial. Bagian berbeda dari tumbuhan pepaya (buah, daun, getah, dan biji) bisa dimakan dan bisa dijadikan obat untuk berbagai penyakit. Dalam beberapa studi, daun pepaya terbukti sebagai antisikling, dan efektif melawan ulcer gastrik pada tikus, sedangkan bunga pepaya terbukti memiliki aktivitas antibakteri (Halim, et al, 2011). Adapun kandungan daun pepaya antara lain: saponin, flavonoid, vitamin C, organic acid, carposide, benzylglukosinolate, papain, tanin, dan alkaloid (Duke, 2012). Flavonoid telah terbukti memiliki efek antiinflamasi dan antibakteri (Pramono, 2004). Enzim papain juga merupakan anti inflamasi yang ampuh (Azza, 2011). Selain itu enzim ini berfungsi untuk mengangkat sel kulit mati terutama pada kulit yang rusak, misalnya akibat jerawat (Kapoor, 2011). Dengan melihat harga daun pepaya yang sangat murah dan sangat mudah ditemukan di Indonesia, maka produk masker ekstrak daun pepaya ini juga tidak akan memakan biaya produksi yang besar sehingga harga jual pun murah. Masyarakat akan semakin tertarik, produk akan laku keras di pasaran dan menghasilkan keuntungan yang sangat tinggi.
Masker Peel off dan Keunggulannya Masker adalah salah satu kosmetik perawatan kulit. Namun, proses pemakaian masker pada umumnya cukup rumit, padahal gaya hidup masyarakat perkotaan dipenuhi dengan kesibukan. Sehingga dibutuhkan produk masker yang praktis dalam pemakaiannya, salah satu jenis masker wajah adalah masker wajah gel peel off (Irawati dan Sulandjari, 2013). Masker peel off merupakan sediaan kosmetik perawatan kulit yang berbentuk gel dan setelah diaplikasikan ke kulit selama 15-30 menit, dapat 4 diangkat dari kulit dengan cara dikelupas. Setelah alkohol yang terkandung dalam masker menguap, terbentuklah lapisan film transparan yang elastis, sehingga dapat dikelupaskan. Usaha masker wajah ekstrak daun pepaya ini sangat menjanjikan mengingat animo masyarakat yang tinggi terhadap produk kecantikan wajah. Apalagi sekarang ini produk-produk alami sulit ditemui di pasaran. Masker peel off memiliki banyak keunggulan dibandingkan masker jenis lain yaitu sediaannya berbentuk gel yang sejuk mampu merelaksasikan dan membersihkan wajah secara maksimal dengan mudah (Morris, 1993). Keuntungan lain diantaranya penggunaan yang mudah, serta mudah untuk dibilas dan dibersihkan. Selain itu, dapat juga diangkat atau dilepaskan seperti membran elastik (Harry,1973).
Pembuatan Masker Ekstrak Daun Pepaya Pembuatan ekstrak daun pepaya dengan cara dekok i. Daun pepaya dicuci dahulu hingga bersih. ii. Kemudian daun pepaya ditiriskan hingga bersih dari air iii. Daun pepaya dicincang kecil-kecil iv. Daun pepaya direbus dengan air mendidih selama 15 menit dengan perbandingan 50ml air dan 500gr daun pepaya untuk mendapatkan konsentrasi dekok 50% v. Setelah 15 menit, didinginkan. Pembuatan masker wajah peel off dimulai dengan melarutkan ekstrak daun pepaya dalam etanol 96% sedikit demi sedikit hingga ekstrak larut sempurna. Kemudian pada wadah yang berbeda (A), PVA (Polyvinil Alcohol) dikembangkan dengan aquadest hangat (±80˚C) hingga mengembang sempurna, lalu dihomogenkan dengan campuran ekstrak daun pepaya dan etanol. Kemudian HPMC (Hydroxipropyl methylcellulose) dikembangkan dalam aquades dingin dengan pengadukan yang konstan pada wadah yang berbeda (B). Di wadah yang berbeda (C) nipagin dan nipasol dilarutkan dala propilenglikol. Kemudian wadah B dan C dicampurkan ke wadah A kemudian diaduk hingga homogen. Tambahkan ekstrak daun pepaya yang telah dilarutkan dalam etanol 96% sedikit demi sedikit kemudian diaduk hingga homogen kemudian ditambahkan aquades hingga 200 gram dan diaduk kembali hingga homogen. Setelahnya bisa ditambahkan benih parfum sesuai dengan aroma yang diinginkan, misalnya aroma stroberi, jeruk, dan mint yang akan menambah nilai jual produk. Setelah siap, produk dikemas dalam botol plastik ukuran 50 ml, produk siap diuji kelayakannya dan didaftarkan ke BPOM.
DAFTAR PUSTAKA
Yosa, Yusak, dkk. (2015). Masker Peel off Ekstrak Daun Pepaya, Solusi Hemat Keindahan Wajah Kaum Pelajar dan Pekerja Kantoran Masa Kini. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
PEMANFAATAN BITTERN (AIR TUA) GARAM UNTUK PEMBUATAN PEEL OF MASK DENGAN EKSTRAK DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTI JERAWAT
Jerawat merupakan salah satu masalah kesehatan pada kulit wajah yang umumnya terjadi pada kalangan remaja. Jerawat terjadi karena adanya gangguan keratinisasi folikel disertai produksi sebum yang meningkat dan kemudian menjadi penyumbatan aliran sebum. Bakteri P. acnes ikut berperan pada pertumbuhan jerawat karena adanya pembentukan komedo dan peradangan yang dirangsang oleh adanya produk metabolisme bakteri menurut Mutschler (1991) Secara estetika, jerawat merupakan salah satu kondisi yang tidak diharapkan. Oleh karena itu obat jerawat merupakan salah satu produk yang cukup banyak dikonsumsi. Daun pepaya secara empiris telah terbukti dapat digunakan untuk mengobati jerawat, yaitu dengan cara mengoleskan langsung dari larutan hasil tumbukan daun papaya kemudian dioleskan pada bagian kulit yang berjerawat. Hal ini karena di dalam daun papaya terdapat alkaloid karpain yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Alkaloid ini pula yang membuat daun papaya memiliki rasa yang sangat pahit. Ardina (2007) membuktikan bahwa ekstrak daun papaya memiliki aktifitas daya hambat terhadap bakteri P. acnes penyebab jerawat. Senyawa flavonoid yang terkandung dalam ekstrak daun pepaya memiliki aktifitas anti inflamasi berupa penurunan jumlah sel limfosit pada hewan uji yang mengalami perodonitis. Efek antiinflamasi dari daun pepaya ini dapat mendukung anti bakteri pada pengobatan jerawat. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern dan semakin canggih, maka obat jerawat dapat dikombinasikan dengan bahan atau komponen lain untuk mendapatkan nilai tambah tertentu. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan mengkombinasikan bittern dan ekstrak daun papaya untuk masker kecantikan. Bittern adalah cairan pekat yang diperoleh dari hasil limbah pabrik garam dan jumlahnya sangat melimpah. Bittern mengandung berbagai mineral, mineral ini terjadi karena tidak ikut mengkristal saat pembuatan garam. Mineral-mineral yang mempunyai konsentrasi tinggi antara lain: magnesium (Mg), Natrium (Na) dan calsium (Ca). Manfaat garam / bittern untuk kecantikan meliputi : scrub alami untuk facial, detoksi kulit, toner alami, mengobati jerawat, menghaluskan kulit. Bittern umumnya selama ini belum banyak dimanfaatkan, sehingga cukup mudah diperoleh dan murah. Mengingat daun pepaya tidak memiliki banyak kandungan mineral, maka penambahan bittern dalam ekstrak daun pepaya akan memberikan tambahan mineral yang sangat baik untuk kulit wajah. Adapun fungsi dari bittern itu sendiri adalah untuk mengangkat sel kulit mati, mengurangi jerawat, memperbaiki kualitas kulit serta merangsang pembentukan kolagen. Kombinasi ekstrak daun pepaya dan bittern sebagai bahan masker anti jerawat selama ini belum pernah dilakukan. Untuk memudahkan penggunaan kombinasi ekstrak dari daun pepaya dan bittern sebagai bahan sediaan masker pada pengobatan jerawat, maka perlu diformulasikan
sediaan farmasi. Sediaan diformulasikan dalam bentuk masker gel peel-off yang memenuhi persyaratan farmasetika.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA Andar Raesta, R. I. (2017). Pemanfaatan Bittern (Air Tua) Garam Untuk Pembuatan Peel Of Mask Dengan Ekstrak Daun Pepaya Sebagai Anti Jerawat. 37-38.
PENDAHULUAN Wajah adalah hal yang sangat penting dan vital bagi perempuan. Sangat penting mengetahui jenis kulit wajah karena bertujuan untuk mengetahui jenis perawatan dan produk apa yang tepat untuk masingmasing jenis kulit tersebut. Kecantikan dan kesehatan kulit wajah seseorang akan terganggu apabila terdapat kelainan pada kulit wajah. Salah satukelainan pada kulit wajah yang sering terjadi adalah munculnya Jerawat. Jerawat timbul karena perubahan hormon di dalam tubuh.Hormon yang sangat berperan dalam tumbuhnya jerawat adalah hormon androgen. Hormon androgen merupakan hormon yang berperan aktif dalam merangsang tubuh untuk berbagai perubahan dan penyesuaian, termasuk pubertas (Gregorius, 2014: 20). Salah satu bahan baku kosmetika yang dapat digunakan untuk mengurangi jerawat adalah daun pepaya dan daun jambu biji. Perumusan masalah padapenelitianiniadalah, Apakah ada perbedaan hasil pengurangan jerawat antara yang menggunakan masker daun pepaya (Carica papaya L.) dan yang menggunakan masker daun jambu biji (Psidium guajava L.). KAJIAN TEORITIK Kulit yang sehat merupakan kulit yang sangat diinginkan oleh semua orang. Jerawat adalah keadaan kulit wajah yang tidak sehat. Gangguan keseimbangan hormon menyebabkan kulit wajah menimbulkan jerawat. Jenis-jenis jerawat terdapat Acne Juvenilis, Acne vulgaris, Acne Rosacea dan Acne necrotica (Gregorius, 2014: 8-14). Jenis jerawat yang diteliti adalah acne vulgaris dengan ciri komedo terbuka (black heads dan komedo tertutup (white heads). Kandungan zat aktif dapat mengurangi populasi jerawat pada wajah. Kandungan yang dimaksud untuk mengurangi jerawat yakni Flavonoid dan vitamin C untuk penyembuhan luka dan sebagai antioksidan. Antioksi dan dalam vitamin C akan menghambat oksidasi yang berlebihan dalam tubuh (Irmawati. (tahun tidak diketahui): 12). Salah satu perawatan untuk mengurangi jerawat adalah dengan menggunakan masker. Masker yang digunakan untuk perawatan kulit wajah berjerawat adalah masker daun papaya. Daun pepaya(Carica papaya L.) banyak mengandungan Flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan paling utama, dalam fungsinya menetralkan radikal bebas, flavonoid bekerja secara sinergis (saling memperkuat) dengan vitamin C.” (Jurnal Skala Husada Volume 10 nomor 2, 2013: 132). Selain itu daun papaya mengadung vitamin C yang dapat menguatkan dinding kapiler di bawah kulit dan dapat mengeringkan jerawat. METODE PENELITIAN Metode yang diggunakan adalah metode Quasi (eksperimen Semu) yaitu eksperimen yang mendekati percobaan sungguhan, dimana tidak mungkin mengadakan control ayau memanipulasikan semua variable yang relevan (Nazir, 2002: 73).Desain penelitian yang digunakan adalah tes awal-dan tes
akhir dua kelompok (Ramdomized pretestposttest control group design) yaitu sejumlah subjek yang diambil dari populasi tertentu secara acak menjadi dua kelompok (Jubaedah, 2014: 136- 137). Instrumen yang digunakan adalah lembar penilaiandan Wood Lamp. Wood Lamp yaitu lampu diagnostik untuk mendiagnosa kulit wajah, memeriksa perubahan kulit dan penyakit kulit, sehingga dapat terlihat kelainan kulit wajah dan mengurangi kesalahan relatif diagnosa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah uji persyaratan analisis, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.Uji normalitas untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. DAFTAR PUSTAKA Wulandari, M. (2014). PERBEDAAN HASIL PENGURANGAN JERAWAT DENGAN. 11-12.
FORMULASI KRIM SERBUK GETAH BUAH PEPAYA (Carica papaya L) SEBAGAI ANTI JERAWAT
Telah dilakukan penelitian tentang formulasi krim serbuk getah buah pepaya (Carica papaya) sebagai anti jerawat. Formulanya dibuat dengan memvariasikan konsentrasi serbuk getah buah papaya dalam bentuk sediaan krim. Evaluasi sediaan krim dilakukan terhadap organoleptis, homogenitas, pH, stabilitas fisik, pemeriksaan distribusi ukuran partikel, iritasi kulit, daya tercuci, dan daya menyebar. Uji efektifitas krim dilakukan pada sukarelawan/panelis dengan cara mengoleskan tipis sediaan krim pada wajah yang terkena jerawat. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa krim dengan konsentrasi 4% dengan tipe minyak-air M/A memberikan hasil yang lebih efektif dibandingkan dengan konsentrasi 2% dan 3%. Penggunaan tumbuhan sebagai obat telah lama dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia yang disebut sebagai obat tradisional. Pengobatan dengan menggunakan obat tradisional dewasa ini sangat popular dan semakin disukai oleh masyarakat. Hal ini disebab karena disamping harganya murah, mudah didapat juga mempunyai efek samping yang relatif sedikit (Wijaya, 1995; Andi, 2000). Diantara tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat jerawat adalah buah papaya (Carica papaya L.). Buah ini sangat dikenal oleh hampir seluruh penduduk di belahan bumi, karena semua bagian tanamannya dapat dimanfaatkan mulai dari akar, batang, daun, bunga, buah dan juga getahnya. Getah papaya mengandung papain, chymopapain A, chymopapain B, protease, papain peptidase A dan damar. Keterangan yang didapat dari masyarakat dan beberapa buku obat tradisional, getah buah tumbuhan ini dapat digunakan dalam bidang kosmetik untuk mengobati jerawat, luka bakar, ketombe, jamur dan kutil. Kadar getah buah papaya yang digunakan untuk kosmetik adalah 3 % (Baga, 1996; Muhidin, 2004). Untuk pemakaian pada kulit, papain dapat dibuat sediaanya berupa krim. Tipe krim yang dibuat untuk papain ini adalah tipe minyak dalam air (M/A). Berdasarkan hal tersebut di coba memformulasikan krim getah buah pepaya untuk pengobatan jerawat dalam bentuk krim tipe minyak dalam air. Tipe krim minyak dalam air ini mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga bila dioleskan pada kulit air tersebut akan menguap dan memberikan rasa dingin pada kulit.
METODOLOGI Bahan Penelitian Serbuk getah buah pepaya, paraffin cair, triethanolamin, adeps lanae, gliserin, boraks, natrium metabisulfit, nipagin, nipasol, metilen biru, aquadest, NaH2PO4, Na2HPO4 Alat Penelitian Alat yang digunakan adalah ; wadah stainless steel, pisau, serbet kain, gelas piala, gelas ukur, erlemeyer, buret, labu ukur, pipet tetes, cawan penguap, kaca arloji, lumpang dan alu, pot plastik, oven, pH meter, timbangan digital, mikroskop, sudip,spatel. Jalannya Penelitian Identifikasi Tanaman Identifikasi tanaman telah dilakukan di Laboratorium Botani jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau oleh tim identifikasi botani.
Pengambilan sampel ( Muhidin, 2001) Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah getah buah papayadari varietas ung gul lokal dengan bentuk bulat lonjong yang diambil dari daerah Kartama, Marpoyan, Pekanbaru. Penyadapan getah dilakukan pada pagi hari antara jam 06.00 sampai 08.00 WIB. Sebelum disadap buah dibersihkan dengan kain serbet basah. Penyadapan dilakukan dengan cara menorehkan alat sadap (pisau) pada kulit buah mulai dari pangkal menuju ujung buah, kedalaman torehan antara 1–2 mm, getah yang keluar dari buah segera ditampung dalam wadah stainless steel. Getah yang membeku pada buah dapat dikerok secara hati-hati dengan pisau karet, pengerokan dimulai dari pangkal (atas) ke ujung bawah, getah yang membeku dikumpulkan menjadi satu dengan getah lainnya. Pengolahan Sampel Menjadi Serbuk Getah Buah Pepaya Kasar (Muhidin, 2001) Getah hasil penyadapan diolah menjadi papain kasar (crude papain). Getah hasil penyadapan dicampur dengan larutan natrium metabisulfit 0,7% sebanyak 4 kali jumlah getah, lalu diaduk merata dengan alat pengaduk (blender), campuran ini membentuk emulsi getah berwarna putih susu agak kental, selanjutnya emulsi getah dikeringkan dengan oven pada suhu + 55oC, dengan cara emulsi getah dituang merata pada wadah stainless steel dengan ketebalan + 1 cm. Setelah kering getah diambil lalu digerus dan diayak dengan ayakan mesh 48. Karakterisasi Serbuk Getah Pepaya Kasar Karakterisasi serbuk getah pepaya kasar dilakukan menurut yang tertera pada Extra Farmakope Indonesia, pemeriksaannya meliputi : pemerian, kelarutan, dan reaksi identifikasi Pemeriksaan Bahan Tambahan Pemeriksaan asam stearat, nipagin, triethanolamin, gliserin, parafin cair dan adeps lanae dilakukan menurut Farmakope Indonesia edisi IV.
DAFTAR PUSTAKA Anggraini, D. M. (2011). Formulasi Krim Serbuk Getah Buah Pepaya (Carica papaya L) Sebagai Anti Jerawat. 42-23.