18-8-2007 Duniaku Fisikku… disaat kau mengalami ketidak-berdayaaan… kau dapat melihat Dirimu dalam sebuah dunia rasio yang akan mengigatkanmu pada sebuah keberadaan terhadap dimensi Sosial. Meskipun adanya formal dalam penulisan namun imajinasi dan kehangatan akan membuatkan suatu imajinasi tersendiri, padamu. Yah…proses pendokumentasian ini akan dimulai. Dimensiku Dimensi ini ditemukan melalui proses pencarian yang sangat panjang dan tekanan mental yang hebat namun kata syukur layak kita hanturkan atas pengingatan akan keberanian dari ketekunan untuk terus menemukan dan mencari permasalahan hingga solusinya. Sehingga terbentuklah 4 dimensi dalamnya : 1. Dimensi Kehidupan dimana tersusun atas beberapa manusia. (social) yang berfungsi untuk saling memberikan nafas kehidupan/Aktualisasi Diri hingga dapat dinikmati. 2. Dimensi Imajinasi dimana tersusun atas Fokus dan Rileksasi yang berfungsi untuk memenuhi keseimbangan terhadap Ketegangan (pengwujudan keinginan/idelis). 3. Dimensi Rasional/Abstrak dimana tersusun atas Matematik dan ruang (memori/rileksasi) yang berfungsi dalam pembijakan dalam menyikapi masalah yang ada melalui proses pengertian dan pemahaman. 4. Dimensi fisik dimana tersusun atas Kesadaran dan Udara yang berfungsi untuk menujukan rasional (ketegangan) pada kesiapan terhadap penerimaan stimulasi dari lingkungan luar fisik. Keseimbanganku Untuk Lingkungan Diriku Manusia secara harfiah diciptakan untuk terus hidup dalam pergerakan dengan mempergunakan kesadaran atau akal/logika untuk keseimbangan ekosistem. Memberi(+)-----(-)Kesadaran(+)-----(-)Merasakan Manusia secara umum mempunyai 2 fase keseimbangan : 1. Rileksasi Fisik/Rileksasi yaitu fase dimana kesadaran merasakan udara yang dapat menghangatkannya.
2. Trasnsport Energi/Penegangan yaitu fase dimana kesadaran memberikan energi melalui focus untuk menghidupkan ekosistem. Kesadaran merupakan pusat pengendali manusia dalam menuju keseimbangan dan focus merupakan fasilitator terhadap penggunaan energi yang berlebihan terhadap kesadaran 2 dimensi (pemberi dan perasa) dalam penyatuan terhadap dua substansi yang bertolakbelakang. Untuk Penghidupan/Fleksibelitas (Tgl 20-8-2007) Visi diriku secara irasional/positif/logika sisi nonIdeal/sikap lucu adalah menghidupkan kehidupan baik untuk benda mati maupun mahluk hidup dengan mengasihi (secara logika/kesadaran menikmati dan mengisi) respon yang diberikan berdasarkan skala dominasi/kebutuhan ekosistem dengan cara menghubungkannya tanpa melihat kondisi lingkungan diri yang ada (dengan logikaku/konsep/ideal). Adapun desain secara logikaku dalam hubungan 2 variabel sebagai berikut : Emosi Lucu (+)----(-)Fisik Abormal dan Emosi Normal Mengirimkan Emosi Lucu 2(+/Kesadaran, “Kebutuhan Rileksasi Fisik 1”)----(-) Lingkungan 1 butuh Rileksasi (Alamiah) dan Mengirimkan---System/Aplikasi Kesadaran secara Aktif : 1. Menyadari Kebutuhan akan Udara (Aktif) 2. Persandaran
Udara
terhadap
Fisik
yang
akan
menujukkan
pada
keseimbangan lahiriah (Pasif) 3. Kesadaran Meluaskan atau Menghilangkan Batasan Otot (aktif) untuk percepatan pemulihan/penguraian oksigen ketegangan/Pengeseran posisi tubuh. System/Aplikasi Kesadaran secara Pasif : 1. Menyadari Kebutuhan akan Udara (Aktif) 2. Persandaran
Bentuk
Emosi
pada
Emosi
(menjiwai)
dengan
cara
menghubungkannya atau mengpositifkannya. 3. Menangkap Imajinasi dalam Jiwa untuk menghilangkan batasan yang ada secara fisik hingga hilangnya kesadaran atau batasan antara realita dan jiwa. System/Aplikasi Pengtransferan Energi secara Aktif:
1. Merespon stimulus dari lingkungan 2. Menyadari Volume Emosi yang ada dijiwa melalui komunikasi diri 3. Mengontrol Emosi yang akan Keluar dengan dasar Imajinasi/Logika dalam diri hingga Tanda-tanda yang ada dari Lingkungan. Logikaku Rasionalisme sifatnya relative untuk itu penggunaan pondasi Logika Plato (pelabelan) yang dibutuhkan dalam mencegah pengurungan pada dunia keabstrakan (aristoteles/Sebab-Akibat). 1. = 0 2. (++), (+-), (-+), (--) Kerangka Konsep Rasionalku Imajinasi yang disajikan dalam kerangka konsep ini memakai pondasi matematika dengan pemberian label (+/hubungannya sangat berarti dalam Kuantitas) dan (-/hubungan tidak sangat berarti dalam kualitas) terhadap 2 variabel yang ada dan diadakan dalam perangkuman untuk menyederhanakan berbagai pola pikir yang telah ada. Kasus : Matematika yang didapati sifatnya kaku kemudian diuraikan dalam efisiensi untuk membentuk bentuk kompleksnya.
1. ,,,Manusia (+)/(-) ,,,,Emosi = Matematik (-) + (+-)/(...pergerakan...pemadatan) = Sifatnya Kaku (--)+....(-) Perangsangan Rileksasi dengan kesadaran udara (pada pengfungsian lainnya)
2. ,,,Manusia (-)/(+) ,,,,Rileks = Matematik (+) + (+-)/...logika...perluasan ruang ingatan) = Sifatnya Simpel (++)-....(+) Perangsangan Fokus (penahanan) dengan kesadaran emosi (pada keseimbangan tubuh) 3. ,,,(+)/(-) ,,,, = (-) + (+-) = (--)+....(-) 4. ,,,(-)/(+) ,,,, = (+) + (+-) = (++)-....(+) Interpretasi Dalam Penjelasan
1. Tubuh memberikan tanda untuk mengistirahatkan tubuhnya dalam mempertahankan keseimbangan Ekosistem dan Lingkungan (Fungsi Max) ----Matematika Ciptaan Manusia memberikan kesan pada percepatan ketegangan otot yang dapat menghasilkan nyeri (Masalah)----Kemudian Manusia merespon dan melakukan pencarian sehingga didapati terjadinya pemadatan yang menghasilkan penyumbatan pada saluran pada saluran dan penekanan oleh saluran pada jaringan sekelilingnya (Proton/Keseimbangan Ekosistem).
2. Akal/Keinginan manusia menggunakan matematika untuk perangsangan peningkatan focus dalam percepatan rileksasi Ekosistem Tubuh dan Aktualisasinya terhadap lingkungan. Matematik dibuat yang sifatnya simple untuk meng efisienkan daya kerja tubuh dalam percepatan aktualisasi diri.----Kemudian, manusia menghubunghubungkannya dan mendinamiskannya dalam perluasan memori. Interpretasi variable-variabel dalam skala tingkatan kehidupan : 1. Individu 2. Ekosistem 3. Lingkungan Interpretasi pengelompokan terhadap variabel dalam skala interval : 1. Lingkungan 2. Objek 3. Asal Interpretasi dalam Komunikasi 2 variabel : 1. Stimulus sangat berarti 2. Responnya berfungsi 3. Ekosistem 4. Lingkungan Interpretasi dalam 1 variabel : 1. Ada Penerima (resptor/ruang)
2. Ada Pemberian (secara Pasi f/Aktif) Terminologi dalam penguraian konsep ke Energi yang membentuknya.
1. Konsep (penyatuan dua sisi berlainan) berdasarkan objek 2. Rasio berdasarkan sifat bentuk 3. Pengaturan Keseimbangan (+-)
4. Fungsi Kehidupan/Tujuan Akhir 5. Asal (subyek)/Pengstimulus 6. Energi berdasarkan Dominasi Kerangka Konsep Keseimbangan Alamiah Dalam Skala Interval : ASAL/Pengstimulus(+)
KONSEP(-)----(+)PENGATURAN/PENGHIDUPAN(-)----
(+)RUANG (-) PERESPON/INDRAWI Interpretasi :
Konsep merupakan merupakan jiwa yang akan diisi oleh energi (roh) untuk mengerakkan ruang
Pengaturan merupakan roh/energi yang akan mengisi jiwa agar dapat hidup
Ruang
merupakan
tempat
pertemuan
Jiwa
dan
energi
untuk
mengeksistensikan/membentuk kualitas/tanda pada perespon. Untuk Penjelasan Dalam
melakukan
perbandingan
dibutuhkan
fokus
pada
sisinya/batasan/pokok
bahasan/obek (+) kemudian menglihatan dari sisi lainnya(-) dan untuk penjelasannya dapat dilihat dari sisinya (-). Catatan :
Unsur mempunyai dua sisi secara kuantitas (terindrawi) dan kualitas (tak terindrawi)
Pertemuan dua unsur membentuk gambaran terindrawi secara kuantitas dan sifat tak terindrawi secara kualitas
Pertemuan dua unsur menghasilkan suatu gerakan dengan taut kedap dan taut urai
Konsistensi
Pergerakan
dikarenakan
adanya
Kepadatan
dan
membentuk
Sirkuit/Jalur
Adanya taut urai disebabkan oleh gesekan unsur yang lebih kecil dan padat dari dimensi lain (penguraian)
Gerakan disebabkan oleh tekanan dan luas unsur tersebut
HUKUM : ”SEMAKIN BESAR GAMBARAN UNSUR TERSEBUT MAKA SEMAKIN KECIL KEPADATANNYA” dan ” SEGALA SESUATU BERASAL DARI BATASAN”.
Simbolik Desain Rasionalku (+) + (-)
Memori dan Kreatifitasku Matematika sifatnya kaku untuk itu penggunaan pondasi Aristotelisme yang dibutuhkan dalam menemukan, merangkaikan hingga memodifikasi bentuk baru dengan menggunakan hubungan SEBAB-AKIBAT dan Rileksasi untuk memperluas ruang pencarian dalam jejak memori. Hubungan Ideal antara Penerimaan dan pemberian Stimulus lingkungan----mengisi kesadaran udara (dengan merasakan)----fase rileksasi tubuh dengan hubungan identik----membandingkan----membentuk fase logika (plato
kemudian aristolisme)----mengisi emosi----kesadaran emosi----pemberian energi pada lingkungan. Tujuan Utamaku Setelah menggunakan metode Logika maka tersistematisnya logika-logika acak pada pemaham logika sistematis dengan fasilitator rasionalisme. Adapun publikasinya dimulai diRS. DADI dan penjelasannya dapat dilihat pada penyajian Skripsi yang akan ku desain dengan judul ”Hubungan antara penggunaan Metode Logika terhadap penerimaan acak pada Pasien Waham Kebesaran Rasionalisme.