Digital Imaging
Urusan cetak mencetak kadang memang menyusahkan, apalagi jika menggunakan printer atau program yang baru. Padahal sebenarnya ada satu guideline yang dapat dijadikan patokan, yang akan memudahkan Anda dalam mencetak dengan printer atau kertas apapun. Cetak, Cetak, Cetak! Dalam mencetak, seseorang akan selalu dihadapkan pada berbagai macam pilihan. Mulai dari pilihan hasil gambar, mesin cetaknya, tintanya, sampai pada kertas yang akan digunakan. Variasi atribut mencetak ini sangat beragam. Mulai menggunakan sistem konvensional sampai dengan mencetak secara digital. Proses untuk masing-masing sistem juga berbeda, begitu pula hasil akhirnya, sehingga untuk mencetak pertimbangan harus dilakukan dengan masak. Sebab jika salah menggunakan peralatan atau sistem yang tepat, maka cetakan yang akan dihasilkan tidak akan sesuai dengan keinginan. Apa saja yang harus menjadi bahan pertimbangan? Banyak sekali. Dari mulai unsur gambar, sumber gambar, warna, sampai pada media cetaknya juga sangat mempengaruhi dan harus dipertimbangkan dari awal. Namun ada satu hal yang harus jauh kali pertama dipertimbangkan, yaitu tujuan dari hasil cetakan. Apakah untuk digunakan sebagai bagian dari media (majalah atau koran), bagian dari promosi, atau hanya sekadar menjadi milik pribadi. Setelah Anda tahu tujuannya, jika pertanyaan ini sudah terjawab, maka Anda dapat lebih mudah memilih atribut selanjutnya. Mengapa harus tujuannya terlebih dahulu? Sebab dari mengetahui tujuannya, Anda akan lebih mudah mengarahkan hal lainnya. Misalnya saja jika gambar yang Anda buat akan digunakan untuk billboard, maka sudah pasti Anda memang khusus menggunakan mesin printer yang memang digunakan untuk mencetak gambar outdoor. Sebab biar bagaimanapun, mesin cetak (termasuk tintanya) yang digunakan untuk mencetak keperluan outdoor dan indoor berbeda. Di mana bedanya? Akan dibahas lebih lanjut lagi nanti. Begitu pula jika hanya ingin sekadar mencetak bahan makalah. Maka Anda tidak perlu memikirkan berbagai macam jenis kertas dan printer. Cukup sempitkan pilihan Anda pada pencetakan digital yang paling sederhana dan hemat. Sudah mengetahui untuk apa gambar Anda nantinya? Jika sudah tahu, maka kini saatnya Anda menentukan perangkat lainnya. Mesin Cetak Mesin cetak adalah perangkat yang paling utama untuk melakukan pencetakan. Mesin cetak sendiri ada dua macam, yaitu mesin cetak analog atau biasa disebut mesin cetak konvensional dan yang kedua adalah mesin cetak digital. Mesin cetak analog biasanya dipergunakan untuk mencetak dalam jumlah yang sangat banyak, mulai dari ratusan hingga ribuan. Sedangkan printer lebih banyak ditujukan untuk pencetakan yang tidak
terlalu banyak. Mengapa demikian? Sebab untuk mencetak dengan menggunakan printer (digital) biaya untuk tintanya akan lebih mahal dan media kertasnya juga lebih terbatas. Contoh saja undangan. Kertas yang digunakan untuk mencetak undangan kadang sangat tebal, sehingga tidak dapat jalan pada printer digital biasa. Oleh sebab itu, untuk mencetak undangan harus dilakukan di percetakan. Mesin yang ada di percetakan sendiri juga bervariasi. Ada yang disebut mesin kecil ada juga yang disebut mesin besar. Bagaimana membedakannya? Dengan mesin kecil, biasanya plat yang tersedia hanya antara satu dan sampai dua plat saja, sehingga untuk mencetak lebih banyak memakan waktu. Pencetakan yang menggunakan satu plat warna saja memang membutuhkan waktu yang panjang. Karena setiap warna yang akan digunakan pada gambar tersebut harus dimasukkan satu per satu. Misalnya ada seribu undangan yang akan menggunakan empat warna dasar (CMYK) saja, maka cara mengerjakannya secara bertahap adalah sebagai berikut. Yaitu seribu undangan pertama diberikan warna Cyan, lalu diganti platnya dengan warna Magenta, baru kemudian mulai mencetak tahap kedua. Setelah itu diganti dengan Yellow, dan lalu yang terakhir adalah Black. Maka prosesnya akan sangat panjang dan lama, karena pemberian warna harus dilakukan secara satu per satu (tergantung plat). Lain halnya jika menggunakan mesin besar yang memiliki empat sampai delapan plat sekaligus. Cetakan dapat dilakukan hanya sekali putaran saja, kecuali memang ada warna tambahan lain yang ingin digunakan. Jika tidak ingin mencetak terlalu banyak, maka sebaiknya mencetak secara digital dengan printer biasa. Sebab jika terlalu sedikit, mencetak secara konvensional tentu saja menjadi sangat mahal. Jika hanya ingin membuat 10 sampai 20 brosur saja, maka lakukanlah pada printer biasa. Lagi pula bukankah teknologi printer (digital) juga sudah semakin maju saat ini. Mengapa harus bingung? Saat ini sudah tersedia berbagai macam jenis printer. Mulai dari mesin laser jet sampai printer yang menggunakan tinta dye sublimation (sama seperti yang digunakan pada tempat cetak foto analog/konvensional). Seperti yang tadi sempat disinggung, bahwa menurut kebutuhannya printer yang ada saat ini ini bagi atas dua kelompok, yaitu indoor dan outdoor. Untuk keperluan outdoor di mana hasil cetak diharapkan mampu bertahan dalam berbagai macam kondisi baik hujan maupun panas, maka printer yang dibutuhkan adalah printer yang menggunakan tinta berbahan dasar minyak. Sedangkan untuk kebutuhan indoor, lebih banyak variasi yang tersedia. Ada laser jet, inkjet/deskjet, Dot Matrix, dan dye sublimation printer. Tentu saja Anda sudah tidak asing lagi dengan printer-printer indoor ini. Printer indoor ini ada yang dijual dengan harga murah dan ada juga yang dijual dengan harga sangat mahal. Tergantung pada spesifikasi printer-nya. Printer laser biasanya digunakan pada perusahaan-perusahaan untuk mencetak dokumen hitam putih. Printer laser memang sangat efisien dalam mencetak hitam putih. Karena di samping sangat cepat, kapasitas warnanya lebih banyak dibandingkan dengan printer indoor lainnya. Sebenarnya printer laser juga ada yang tersedia untuk mencetak dokumen
berwarna atau bergambar. Namun di samping ukuran kertasnya yang terbatas, harganya pun sangat mahal. Printer laser menggunakan serbuk sebagai sumber warnanya. Berbeda dengan inkjet/deskjet yang menggunakan tinta sebagai sumber warnanya. Inkjet/deskjet yang tersedia di pasaran saat ini memiliki kemampuan untuk mencetak sampai ukuran kertas yang sangat besar, dan dengan kualitas yang sangat baik. Resolusi printer deskjet/inkjet saat ini dapat mencapai 5760x1440 dpi. Sehingga jika Anda hanya sekadar ingin membuat poster antara satu sampai lima buah saja, maka lebih baik mencetak dengan printer ini. Namun untuk yang hanya ingin mencetak foto dengan praktis tanpa harus pergi ke gerai cuci cetak, dapat mencoba menggunakan printer dye sublimation. Printer ini dapat memberikan hasil cetakan yang sama dengan di gerai cetak foto (mengingat tinta yang digunakan sama). Sayangnya, kemampuan cetak dengan printer dye sublimation sampai saat ini sangat terbatas pada ukuran kertas yang digunakan untuk mencetaknya. Dan yang terakhir disebutkan adalah printer dot matrix. Printer ini sudah sangat lama diperkenalkan. Meskipun sudah sangat lama sampai sekarang printer ini masih diproduksi. Sebab banyak kebutuhan yang masih membutuhkan printer jenis ini, terutama untuk kebutuhan penjualan. Dengan menggunakan printer ini, cetakan dapat langsung dirangkap dengan karbon. Sebab sistem pencetakannya masih menggunakan sistem ketukan. Sebagai sumber warnanya juga masih menggunakan pita seperti layaknya mesin ketik. Berhubung menggunakan pita, maka warna yang dapat dihasilkan pun tidak bervariasi. Hanya hitam, biru, dan merah saja. Dan jarang sekali yang dapat menggunakan ketiga warna ini secara sekaligus. Oleh sebab itu, jika tidak membutuhkan dokumen rangkap dan ingin mencetak gambar, jangan gunakan printer ini. Selain itu, satu lagi yang menjadi kelemahan printer ini adalah geraknya yang sangat lamban dan suaranya yang agak berisik ketika sedang bekerja. Satu lagi yang dapat dijadikan alternatif dalam memilih printer adalah kemampuannya untuk melakukan direct printing dari kamera. Pada awalnya, direct printing diperkenalkan hanya mampu dilakukan antarsesama merk saja. Namun belakangan, direct printing dapat dilakukan oleh kamera dan printer yang berbeda merk. Selama mereka menggunakan interface yang sama. Saat ini sudah ada standardisasi interface untuk direct printing yang dikenal dengan sebutan pitch bridge. Dengan pitch bridge, semua printer dan kamera dapat langsung berkomunikasi tanpa harus menyamakan merknya terlebih dahulu.
Desai grafis
Anda mungkin tidak sadar selama ini sudah sangat akrab dengan digital printing. Seharihari dikantor dan dirumah anda selalu menggunakannya. Cetak digital adalah semua teknologi reproduksi yang menerima data elektronik dan menggunakan titik (dot) untuk replikasi. Semua mesin cetak yang memanfaatkan komputer sebagai sumber data dan proses cetak memanfaat prinsip titik; dimana gambar atau image pada material (kertas, plastik, tekstil dll) tersusun dari kumpulan titik-titik. Definisi printer, copier, press Berdasarkan mesin cetak aplikasi yang ada, maka cetak digital secara garis besar digolongkan 3; (1) printer - seperti; printer untuk Personal Computer (PC) (2) copier - seperti; mesin fotokopi yang dilengkapi dengan scanner (3) press - seperti; mesin cetak offset. Printer adalah semua teknologi,mesin cetak yang membuat gambar atau image pada kertas yang diambil dari data/file komputer; menghasilkan turunan cetak pertama atau cetak asli dimana setiap cetakan bisa unik atau berubah. Ciri ini memberi kemampuan personalisasi bahan cetakan. Semua dokumen bisa menjadi individual. Teknologi tinta yang dipakai bisa inkjet, wax-transfer dan toner. Copier atau mesin fotokopi, dicirikan dengan alat scanner; menghasilkan cetakan turunan kedua. Mesin fotokopi dapat menggandakan cetakan turunan pertama. Tinta yang umum dipakai adalah toner, menggunakan teknologi elektrofotografi. Press atau mesin cetak press, dicirikan dengan sistim mekanis yang mengandalkan penghantar (carrier) image untuk mereplikasi atau menggandakan suatu gambar yang sama ke material (kertas) cetak secara berulang dan terus menerus. Umum ditemukan pada alat cetak offset lithografi, yang memungkinkan melakukan pencetakan dalam ukuran kertas dan jumlah besar. Dalam perkembangan mesin cetak aplikasi digital, dari ke tiga kelompok tersebut berkembang mesin campuran; 1. Printer Press
2. Press Printer 3. Scanner Printer. Printer Press, sering disebut sebagai alat cetak printer (dokumen turunan pertama)kualitas tinggi baik hitam putih atau warna. Kecepatan mesin printer mencapai 50 lembar per menit atau lebih, yang dilengkapi dengan belt untuk mempercepat "delivery" dan menahan kertas dengan efek elektrik statik. Belt menggantikan fungsi roller yang sering menimbulkan masalah jamming untuk kecepatan tinggi. Alat printer ini memungkinkan membuat image yang dinamis / berubah pada photoconductor belt atau drum untuk setiap 50 lembar cetakan. Tak jarang alat printer ini dilengkapi dengan fasilitas penjilidan dan finishing. Press Printer, alat mesin cetak offset press dengan proses pembuatan penghantar image langsung diatas mesin offset - tanpa proses prepress diluar mesin cetak, yang ditambahkan dengan alat cetak printer pada bagian akhir untuk memberikan informasi yang dinamis / berubah. Biasanya alat cetak printer tambahan ini menggunakan teknologi tinta inkjet. Scanner Printer, alat cetak printer yang dilengkapi dengan peralatan scanner. Mesin cetak ini dilengkapi jaringan yang berhubungan dengan RIP, raster image processor, memungkinkan untuk melakukan modifikasi image hasil dari scanning. Jenis informasi adalah dokumen turunan pertama, ini berbeda dengan mesin copier yang sering rancu karena sama-sama menggunakan peralatan scanner.Reproduksi Informasi Untuk lebih memahami konsep digital printing, maka secara garis besar ada 2 kelompok reproduksi informasi; 1. Static printing 2. Dynamic Printing. Static Printing, proses menggandakan informasi yang sama dan tetap dalam jumlah yang besar. Untuk merubah informasi dari satu hasil cetakan harus mengeluarkan daya upaya, biaya dan jumlah cetakan yang besar yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Kita mengacu
pada proses cetak tradisional seperti mesin cetak offset, dimana image carrier yaitu blanket memuat informasi yang sama dan tetap untuk sejumlah lembar cetakan. Dynamic Printing, proses menggandakan suatu informasi yang bisa berubah-ubah untuk setiap lembar cetakan. Kita bisa mengacu pada mesin copier atau fotokopi, yang dapat menggandakan setiap lembar kertas dengan informasi berbeda tergantung pada informasi yang ingin dikopi. Berdasarkan ciri dan sifat umum diatas maka dynamic printing banyak ditemukan pada peralatan, metoda dan teknologi digital printing. Kemampuan memberikan dinamika informasi terkait erat dengan penggunaan file dan/atau komputer itu sendiri. Komputer merupakan tonggak utama digital printing.Parameter Reproduksi Informasi Secara garis besar terdapat 2 kelompok parameter yaitu; - Parameter utama dan - Parameter pelengkap untuk membedakan Static and Dynamic Printing, dan sekaligus panduan dalam menggunakan masing-masing jenis cetakan. Parameter utama, parameter yang bersifat unik dan khas dalam membedakan static dan dynamis printing, terdiri dari; 1. Image carrier 2. Variability informasi 3. Cycle time 4. Jumlah cetakan 5. Front cost Lebih lanjut penjelasannya dapat dilihat paragraf berikut "Pendefinisian Digital Printing". Parameter pelengkap, parameter yang sifatnya terus berkembang dan berubah dimana suatu saat memungkinkan tidak adanya perbedaan berarti dan unik antara static dan dynamic printing, terdiri dari; 1. Kualitas cetakan 2. Jenis kertas 3. Ukuran kertas
4. Jenis material tinta Lebih lanjut penjelasannya pada paragraf "Teknologi Peralatan Digital Printing".Pendefinisian Digital Printing Dengan memahami parameter-parameter diatas dengan gampang kita melihat dan mendefinisikan multi aspek dan nama digital printing. Dynamic printing sendiri merupakan benang merah dari istilah digital printing, dimana penggunaan file komputer dan komputer merupakan cikal bakal perkembangan digital printing. Perkembangan teknologi dari parameter-parameter utama reproduksi informasi menggiring perkembangan digital printing ke aspek-aspek, antara lain; 1. Direct Imaging; Berkaitan dengan proses pembuatan "image carrier" (pengahantar image seperti plat dan blanket) 2. Variable Printing Berkaitan dengan variable informasi 3. On-Demand Printing Berkaitan dengan jumlah cetakan, cycle time dan front cost 4. Distributed Printing Berkaitan dengan teknologi file komputer itu sendiri yang bisa dipindahkan dan disimpan 5. Digital Prepress dan Workflow Berkaitan dengan teknologi file komputer itu sendiri yang bisa dipindahkan dan disimpanImpact & Non-Impact printing Apakah faktor impact dan non-impatc printing mempunyai dan berperanan dalam perkembangan digital printing?. Jawabannya iya dan tidak, pada awalnya semua digital printing mengacu pada non-impact printing wlaupun dengan teknologi direct imaging kita bisa bisa melakukan proses cetak lithografi yang impact printing.
Namun yang jelas istilah ini bukan menjadi faktor yang mendefinisikan digital printing. Impact Printing, ditandadi dengan kontaknya pembawa image dengan material cetak (kertas, plastik).Teknologi Peralatan Digital Printing Perkembangan teknologi perlatan digital printing sangat dipengaruhi oleh penggunaaan material tinta, antara lain; - Tinta - Toner - Inkjet - Lain-lain Kualitas cetak, kertas dan ukuran dipengaruhi oleh perkembangan teknologi diatas dan sekaligus mempengaruhi segmen pasar cetak yang ada. Dalam cetak digital ada dua jenis mesin apabila dilihat dari lebar cetak yaitu mesin cetak kecil dan mesin format besar. Mesin cetak kecil atau printer desktop adalah mesin dengan kemampuan cetak dengan lebar ukuran 3R (9×13 cm) s/d lebar A3 (29,7 x 42 cm). Mesin format besar atau large format printer memiliki kemampuan cetak dengan lebar A2 ( 42 x 60 cm) s/d A0 (85 x 119 cm), teknologi yang ada saat ini large format printer ada yang mampu mencetak dengan lebar 5 meter dan panjang bebas Selain dapat digolongkan berdasarkan lebar cetak kita juga dapat menggolongkan mesin digital dari jenis tintanya. Jenis tinta yang dipakai pada umumnya terdiri dari dua jenis yaitu water based dan solvent based. Tinta water based adalah tinta yang menggunakan air sebagai media pelarutnya, contohnya tinta dye, tinta pigment, tinta sublim. Tinta solvent based adalah tinta yang menggunakan minyak sebagai media pelarutnya, contohnya tinta hardsolvent atau ecosolvent. Secara proses cetak mesin digital juga dapat kita golongkan menjadi dua yaitu sistem yang menggunakan tinta dan yang menggunakan serbuk atau biasa disebut printer laser. Untuk mesin yang menggunakan tinta selalu ada bagian yang disebut printhead/kepala cetak dimana bagian inilah yang bertugas untuk menyemburkan tinta ke permukaan
media cetak. Untuk printer model laser biasanya ada bagian yang disebut drum dan berfungsi untuk menyebarkan toner ke permukaan media. Untuk melihat kualitas mesin cetak pada umumnya kita menggunakan beberapa acuan sebagai berikut : 1.
Resolusi cetaknya, semakin tinggi resolusi cetaknya maka gambar yang dihasilkan akan semakin detail. Untuk itu anda harus menyesuaikan sesuai dengan keperluan anda, jika anda ingin mencetak gambar seperti photo maka anda membutuhkan printer dengan resolusi minimal 1200 DPI, jika anda membutuhkan printer untuk cetak spanduk atau baliho yang akan dilihat dari jauh maka anda bisa menggunakan printer dengan resolusi 300 s/d 750 DPI.
2.
Kemampuan cetak dalam berbagai media, kebanyakan semua printer selalu menghasilkan gambar terbaik jika menggunakan media yang sama merk-nya dengan merk printer. Untuk itu perlu dilihat apabila dia semakin fleksibel terhadap berbagai jenis media maka printer tersebut boleh dijadikan pilihan.
3.
Lebar cetak, pada dasarnya ini disesuaikan dengan kebutuhan kita, tapi ada satu hal yang harus kita perhatikan dalam hal ini yaitu printer dengan lebar besar mampu mencetak dokumen kecil dan tidak sebaliknya. Jadi printer lebar akan lebih fleksibel dalam ukuran dibandingkan mesin lebar kecil.
4.
Jenis printhead, setiap vendor memakai jenis printhead yang berbeda namun pada umumnya kita bisa membedakan menjadi dua yaitu printhead yang menyatu dengan catridge dan printhead yang terpisah dengan catridge. Secara umum printhead yang terpisah lebih mudah dalam perawatan dan modifikasinya ketika kita memilih sistem infus untuk mesin kita. Gambarannya sebagai berikut, jika printhead menyatu dengan catridge maka ketika terjadi salah satu kerusakan kita harus mengganti dua-duanya. Sebagai info tambahan catridge adalah tempat tinta yang akan dimasukkan disemprotkan oleh printhead ketika mesin bekerja.
5.
Merk, ya merk suatu vendor pada umumnya menunjukkan kualitas dari printer atau mesin cetak tersebut. Jangan pernah terkecoh dengan harga murah tanpa memperhatikan kualitas yang lainnya. Kita ambil contoh sekarang ini banyak beredar mesin cetak besar merk china dengan harga yang sangat miring tapi yang
kebanyakan tidak disadari adalah mahalnya biaya perawatan dari mesin tersebut. Memang secara investasi mesin china murah diinvestasi tapi kebanyakan mereka mebutuhkan biaya perawatan yang lebih besar dibandingkan mesin cetak digital ber-merk. Dengan mengetahui beberapa hal dasar tentang mesin cetak digital ini maka kita bisa memilih printer mana yang sesuai dengan kebutuhan kita. Jenis Tinta Pada umumnya tinta yang dipakai untuk mesin plotter digital dibedakan menjadi dua jenis yaitu : water based inks dan solvent based inks. Water based inks ada dua jenis yaitu tinta dye dan tinta pigment. Tinta dye memberikan hasil cetakan warna yang sangat sempurna tetapi memiliki ketahanan yang pendek apabila digunakan untuk luar ruang (outdoor). Tinta pigment memiliki hasil cetakan warna yang cukup bagus (tidak sebagus tinta dye) dan memiliki ketahanan yang cukup baik, untuk di dalam ruang mampu bertahan sampai ratusan tahun sedangkan di luar ruang mampu bertahan sampai 4 tahun dengan bantuan laminasi. Pada umumnya kedua tinta di atas digunakan pada media yang telah di-coated (yang pada umumnya memiliki harga yang mahal). Solvent based inks juga terdiri dari dua jenis yaitu Mild solvent dan Standard solvent. Mild solvent memberikan hasil cetakan warna yang sempurna serta dapat digunakan pada coated media dan uncoated media. Mild solvent pada umumnya mampu bertahan 3 tahun di luar ruang dan mampu bertahan sampai 5 tahun untuk luar ruang dengan bantuan laminasi. Mild solvent sangat ramah lingkungan karena tidak bau sehingga tidak memerlukan ventilasi khusus dalam proses penggunaannya. Tinta solvent / Standard Solvent sangat bagus digunakan untuk uncoated media dan memiliki kekuatan yang sangat bagus untuk luar ruang (outdoor). Akan tetapi tinta ini menimbulkan bau yang sangat menyengat sehingga membutuhkan ventilasi khusus dalam proses penggunaannya.
Selain jenis tinta di atas dikenal juga jenis tinta yang lain yaitu tinta sublimasi (Heat transfer inks). Tinta ini pada umumnya masuk ke dalam kategori water based inks, tinta ini digunakan untuk proses sablon digital seperti kaos, mug, piring, keramik, dan sebagainya. Printer hybrid Hampir dari kita semua mengharapkan bahwa printer kita dapat mencetak di segala jenis media dan jika anda adalah salah satu dari orang yang berharap memiliki printer yang mampu mencetak disemua bahan maka bersiaplah untuk menerima kehadirannya. Printer jenis ini biasanya disebut hybrid printer, printer ini mampu mencetak hampir disemua jenis bahan mulai dari bahan yang bersifat rigid seperti kaca, kayu, keramik atau logam sampai bahan umum yang sudah sering kita cetak seperti MMT atau kertas. Printer hybrid umumnya menggunakan system flatbed dalam proses feed media sehingga membutuhkan tempat produksi yang luas jika anda ingin memilikinya. Printer hybrid biasanya menggunakan tinta jenis UV-curing dimana tinta jenis ini sangat mudah kering dan tahan terhadap matahari sama seperti tinta solvent. Karena sifatnya yang cepat kering itulah maka tinta ini lebih mudah menempel di semua media, untuk proses pengeringannya biasanya dibantu dengan lampu UV yang sudah terpasang di dalam printer tersebut. Tinta jenis ini juga mampu menghasilkan gambar dengan resolusi tinggi (ada yang sampai 2400 DPI) sehingga hasil dari mesin cetak ini juga layak diaplikasikan untuk indoor. Aplikasi printer ini umumnya digunakan untuk print kain secara langsung atau print di material rigid seperti kaca, kayu dan logam. Untuk jenis yang terbaru printer hibrid bahkan sudah dilengkapi dengan dua sistem penanganan bahan yaitu sistem rol dan sistem flatbed. Yang jelas sih printer ini sangat banyak aplikasinya jadi sangat cocok bagi anda yang menginginkan mesin multifungsi, akan tetapi yang mungkin masih menjadi kendala bagi kita adalah harga dari mesin printer hibrid, dimana harga masih di kisaran 400 s/d 800 juta. Bahkan untuk yang dari china masih berkisar di 400 juta so siapkan saja dana siapa tahu suatu saat kita bisa memilikinya.
Jenis media kertas Beberapa media cetak untuk digital printing yang beredar di pasaran adalah sebagai berikut : 1. Frontlite, bahan yang sering digunakan sebagai media cetak untuk baliho, spanduk, billboard. 2. Backlite, bahan yg digunakan untuk neon box dimana bahan ini akan berpendar ketika terkena cahaya dari belakang. 3. Duratan / backlite duratan, berfungsi sama untuk mencetak neonbox akan tetapi bahan jenis ini lebih cocok untuk neonboc berukuran kecil dan di dalam ruangan (walau dapat digunakan di luar ruang), bahan ini mirip mika akan tetapi lebih tipis. 4. Photo paper / high glossy photo paper, digunakan untuk mencetak photo, poster, POP dan berbagai jenis cetakan yang membutuhkan kualitas warna yang bagus. 5. Albatros adalah bahan yang biasa digunakan untuk banner baik roll maupun x, bahan ini juga bagus untuk cetak photo, poster dan POP. 6. Sticker vinil, biasanya ada yang merek china dengan harga yang lebih murah dibandingkan merk jerman atau eropa pada umumnya 7. Polibanner adalah bahan semacam mika dan memiliki sifat matte, bahan ini sangat bagus untuk pembuatan X-banner karena tidak mudah melengkung dan bahannya kuat. 8. Easybanner, bahan semacam frontlite akan tetapi jauh lebih bagus dan tidak mudah melengkung, biasanya digunakan untuk cetak banner (baik roll maupun x), poster, spanduk eklusif, dll 9. Kertas inkjet merupakan kertas khusus untuk printer inkjet, seperti HVS akan tetapi hasil cetakannya jauh lebih bagus dibandingkan HVS, biasa digunakan untuk cetak proofing dari suatu design.
Kira-kira itu deh beberapa bahan yang umum beredar di pasaran untuk cetak digital printing, memang ada beberapa lagi jenis bahan akan tetapi tidak begitu populer sehingga tidak saya tulis disini..setidaknya ketika anda ingin mencetak tidak bingung lagi tentang bahan atau malah ketipu dikasih bahan yang murah…so selalu waspada jangan sampai anda membeli barang murah dengan harga mahal…ada kualitas pasti ada harganya…. Membeli mesin plotter atau large format printer memerlukan kejelian khusus karena apabila kita salah memilih maka bukan nikmat yang kita dapat akan tetapi kerepotan yang kadang membuat kita bisa keluar uang lebih besar lagi. Untuk itu dalam postingan ini saya ingin sedikit berbagi informasi beberapa komponen utama mesin cetak digital format besar, bagi pembaca yang ingin menambahkan atau berbagi ilmu di blog RONIta ini sangat kami persilakan karena blog ini memang ditujukan untuk berbagi informasi. Komponen utama mesin cetak digital : 1. Printhead atau kepala cetak adalah komponen paling utama yang bertugas untuk menyemprotkan tinta ke media cetak. Semakin tinggi resolusi dari printhead maka semakin bagus hasil cetakannya. Saat ini printhead yang umum dipakai adalah merk XAAR, epson, seiko, dll. Mesin-mesin china yang beredar di indonesia kebanyakan memakai printhead Xaar walau akhir-akhir ini sudah banyak yang memakai seiko (Seiko lebih bagus dibandingkan Xaar). Apabila anda ingin melihat kualitas semprotan printhead suatu mesin sebenarnya gampang yaitu anda tinggal minta alat tersebut untuk mencetak 4 warna dasar yaitu CMYK secara full blok (jangan meminta full color karena hal ini akan menipu anda). Apabila hasil dari cetak blok 4 warna tersebut bagus (beri perhatian khusus pada warna yellow dan magenta) dalam artian yellow benar yellow (tidak ada bintik-bintik hitam) maka printhead tersebut memiliki kualitas yang bagus. Setahu saya printhead Xaar tidak mampu melakukan ini karena akan selalu timbul bintik2 hitam pada warna yellow ataupun magenta ketika kita print 100%. Jadi sebenarnya tidak susah kan menge-tesnya, kalo warna dasar dia bagus dapat dipastikan untuk warna campuran pasti bagus karena logikanya kalo dasarnya jelek mana mungkin dia bisa mengerjakan yang lebih rumit (betul kan?!!) karena pada umumnya
penjual mesin hanya menonjolkan warna-warna campuran agar hal ini tidak terlihat. Oh iya, jangan lupa memasukkan penyusutan printhead kedalam harga jual karena alat ini pada akhirnya pasti rusak dan perlu diganti karena harganya yang mahal maka perlu diperhitungkan juga. Selain itu agar tidak pusing pastikan anda memiliki sistem listrik yang baik karena printhead juga bisa jebol gara-gara naik turunnya listrik. 2. Catridge atau tempat tinta, komponen ini adalah tempat tinta ditampung. Biasanya diletakkan di bagian kanan atau kiri dari mesin sebelah belakang. Tidak ada yang istimewa dari komponen ini kecuali anda perlu perhatikan chip dan bahan dari catridge itu kuar. Sekali lagi yang perlu anda perhatikan adalah chipnya karena biasanya catridge yang dipasang mesin cetak digital di Indonesia adalah sistem bulk ink yang apabila chip tidak cocok maka akan bisa eror mesinnya. Hal ini bisa terjadi bisa di mesin HP 500 plus, HP 130 dan konco-konconya. 3. Mainboard, seperti komputer, large format juga memiliki mainboard yang bertugas alat-alat lain menancap sehingga bisa berjalan semisal memory printer gitu deh. Pusing kalo disuruh jelasin komponen ini, yang penting jangan sampai eror karena listrik naik turun atau ketumpahan tinta aja karena harganya juga selangit euy. Bisa untuk beli motor lo harganya. 4. Rol kertas (saya lupa bahasa inggrisnya euy, kacau deh) yang jelas komponen ini adalah tempat untuk menaruh kertas atau media yang akan kita cetak jika media kita dalam bentuk roll. Letaknnya di belakang mesin dan biasanya ada motor penggeraknya akan tetapi karena pada umumnya bahan-bahan itu berat sebaiknya di roll aja agak panjang ketika nge-print biar motor dari rol kertas ini lebih awet. Kalo secara lengkap pada umumnya setiap mesin large format memiliki rol kertas 2 buah yaitu di depan dan di belakang, untuk yang dibelakang memudahkan masuknya kertas atau media sedangkan bagian depan untuk memudahkan penanganan hasil cetak, misal biar dapat langsung digulung dan tidak kotor (sangat cocok yang memiliki workshop tidak terlalu luas). 5. Heater, dari namanya pasti sudah bisa nebak kan apa fungsi komponen ini, ya fungsinya adalah pengering agar setelah tinta disemprotkan ke media cetak cepat kering karena kalo tidak tangan-tangan kita suka megang hasil cetakan yang kalo
kebetulan masih basah akan ada sidihk jarinya atau malah kotor. Selain itu heater yang bagus akan membantu tinta menempel ke media cetak dengan cepat dan bagus. Heater biasanya terpasang di bagian depan atau di bawah board yang dilewati media. 6. Cutter, komponen ini untuk memotong media yang telah dicetak apabila plotter anda tidak memiliki komponen ini ya cukup gunakan cutter biasa saja karena pada umumnya semua large format sudah disediakan jalur untuk melakukan pemotongan bahan secara lurus dan mudah. Kira-kira itulah beberapa komponen utama yang ada di sebah mesin large format. Komponen-komponen itu perlu kita kenal agar kalo ada apa-apa kita tidak repot dan tidak kaget dengan harganya. Jadi sayangilah mesin anda dengan baik karena itu semua akan jauh lebih murah daripada menanggung kerusakan yang timbul akibat kecerobohan pemakaian kita.
PRINTER / MESIN CETAK DIGITAL DENGAN TINTA ECOSOLVENT 11 08 2008
Akhir-akhir ini beberapa vendor wide format printing mengeluarkan mesin dengan tinta ecosolvent. Hal ini didasari pada kebutuhan akan kesehatan kerja yang lebih terjamin bagi para pengguna mesin wide format printing. Seperti kita ketahui tinta solvent memiliki kekuatan yang sangat bagus akan tetapi menimbulkan bau yang sangat menyengat dan dapat mengganggu kesehatan. Oleh karena itu mesin-mesin cetak digital berformat besar selalu membutuhkan ventilasi bagus untuk mengatasi bau yang menyengat ini yang pada umumnya membuat biaya operasional usaha melambung. Berangkat dari beberapa faktor tersebut akhirnya diluncurkan printer dengan tinta ecosolvent. Penerjemahan secara bebas kata ecosolvent adalah tinta solvent yang ramah lingkungan, dimana hal yang paling diunggulkan dari tinta ini adalah tidak ada atau jauh tidak bau dibandingkan dengan tinta solvent biasa sehingga tidak diperlukan ventilasi
khusus. Selain itu tinta solvent memiliki karakteristik yang lebih halus sehingga dapat disemprotkan dengan resolusi kecil bahkan sampai 1440 DPI. Hal ini berefek pada hasil gambar yang dihasilkan lebih halus (boleh dikatakan hampir setara dengan tinta dye atau pigment apalagi jika dicetak di media yang tepat). Satu lagi keunggulan tinta jenis ini adalah tahan terhadap sinar UV sehingga dapat digunakan di luar ruangan (OUTDOOR). Dengan beberapa keunggulan tersebut maka tinta ecosolvent mulai menggeser keberadaan tinta solvent walau masih ada beberapa kelemahan tentang tinta ini terutama dalam hal ketahana gores. Pada umumnya tinta ecosolvent masih mudah terkelupas ketika terkena goresan, akan tetapi hal ini dapat diatasi dengan laminasi sehingga problem ini terasa tidak mengganggu. Beberapa vendor yang sudah mengeluarkan mesin cetak digital berbasis Ecosolvent adalah Roland, Mimaki, Mutoh, Scitex, dsb. Sekarang sudah waktunya suatu industri menerapkan ramah lingkungan dalam proses produksinya sehingga akan sangat bagus jika tinta ramah lingkungan ini dijadikan option utama dalam kegiatan produksi cetak digital.
Teknologi Warna pemakaian tinta, tantangan para pelaku industri dan paranoia yang timbul di industri cetak. Diskusi ini menarik dan sangat relevan untuk disimak dimana Usman Wibisono, Octa Lesmana, dan Hadi Prabowo saling mengemukakan pengamatan, pendapat dan pemecahan dalam berkomunikasi sesame pelaku cetak, yang dapat digunakan bagi pembaca
untuk
Kemajuan
belajar
dan
bahan
acuan.
teknologi
warna
Menurut Usman Wibisono dari Spectra Star, dunia cetak kita sudah ketinggalan jauh dengan tetangga kita Australia yang sudah menemukan Opaltone untuk cetak Opaltone system adalah system separasi warna dengan 7 process color (CMYK + RGB) demikian pula
Pantone
dengan
Hexachromenya
(CMYK
+
Green
&
Orange).
Kedua system warna ini sudah dimanfaatkan dibeberapa printer terkenal yang sudah memiliki cartridges ink/toner CMYK + RGB (atau OG) sehingga perbedaan visual screen monitor (yang sudah terkalibarsi tentunya) dengan hasil printing nya tidak berbeda jauh. Sedangkan pada cetak komersial - proses nya lebih panjang dimana monitor tidak boleh menjadi referensi yang menjadi referensi adalah color guide (Pantone, HKS dsb) color value yang dipakai bisa nilai CMYK / RGB /L*a*b / LCH / Hue. Setiap tinta CMYK memiliki perbedaan color index sehingga memiliki hue yang berbeda. Sehingga untuk mendapatkan warna yang sama nilainya seharusnya tinta dibakukan hue nya. Overtrap dari tinta-tinta CMYK akan menghasilkan khusus yang gamutnya terbatas. Apabila ditambahkan tinta-tinta RGB maka gamut warna akan menjadi lebih luas, sehingga
warna
pastel
&
Kendala
fluorescence
yang
mirip
bisa
“tukang
diperoleh. cetak”
Dengan demikian teknologi warna ini sudah sangat maju dimana kita di Indonesia seharusnya sudah menerapkan teknologi ini. Kendalanya adalah kemauan dan pesimistik dari
berbagai
kalangan,
demikian
ditekankan
oleh
Usman
Wibisono.
Sebagai contoh nyata adalah logo 3D Pepsi yang dulunya 2D dengan special color sekarang merupakan perpaduan CMYK + Red & Blue (6 process color) bukan lagi 2 opaque
special
color
Pepsi
Red
&
Blue.
Sehingga diperlukan teknologi color separasi khusus. Apabila tidak dengan separasi khusus tersebut kita lihat logo Pepsi yang berbeda warna di baliho-baliho raksasa Pepsi dimana biru nya menjadi ungu, kalau orang Pepsi USA lihat baliho tersebut akan marah besar. Pernyataan ini diperkuat oleh Octa Lesmana, seorang designer yang banyak terlibat dengan percetakan yang sering merasa kecewa dengan kemampuan dan keengganan perusahaan cetak. Kebanyakan "Tukang cetak", bukan printer professional yg bermodal
mesin canggih dan SDM yg mendukung, malah ciut dan paranoia duluan saat para desainer mengajukan permintaan cetak dgn warna-warna Flourescent, khusus atau yang mereka anggap 'aneh-aneh'. Mereka malah menganjurkan para desainer utk memakai warna yang 'standar-standar' saja dengan alasan daripada warnanya tidak terkejar. “Saya sering dengar istilah NGADUK CAT, padahal saya sudah sertakan PANTONE CHIP yg saya maksud,” lanjut Octa Lesmana. Pertanyaannya, apakah betul seorang printer harus terlebih dahulu mengaduk-aduk cat utk menghasilkan 1 warna Pantone yg sudah paten? Kalu kita memberikan referensi sebuah Pantone Chip = 1 warna, lalu apa yg perlu diaduk? Apakah tintanya datang berupa satuan warna2 dasar? Sehingga perlu 'diaduk'? Singkatnya yang ditemui di kenyataan lapangan, teori cetak dan warna tidak relevan. Buru-buru operator mesin cetaknya (disebagian tempat cetak low budget) mengerti tentang “gamut”, “wavelength” warna, opaltone, warna subtractive, dan lain-lain. Yang terjadi adalah mereka melakukan “adjustment manual dikombinasi pengamatan mata” untuk
mengejar
warna
dari
contoh
jadi
/
chip
pantone
yg
disertakan.
Saudara Octa Lesmana melanjutkan, pernah juga saat ingin saya ingin tahu (minta saran) proses finishing yg canggih dan saya menanyakan ke tukang cetak, dan jawaban standar adalah mahal, repot dan buang uang. Saya tidak dianjurkan untuk menggunakan teknikteknik
tersebut
pada
desain
yang
dibuat.
Yang terjadi sebaliknya, desainer malah dipaksa untuk mengikuti arus yang mengekang naluri kreasi desainer. Karena tidak ada yang mau repot melakukan ekeperimen atau menggunakan teknologi yg sudah canggih dan tersedia, semuanya berujung pada kelambanan dan kedodoran teknologi. Tukang cetak cenderung memakai akal-akalan untuk 'menekan cost' sehingga PRINT BUYERS yg belum berpengalaman juga cenderung berpikir yang sama "Untuk apa embel-embel yang mahal dan extra kalau saya bisa dapat 'desain' yg standar dgn harga yg lebih murah? Toh bisnisnya tetap jalan."
Tidak
ada
warna
yang
tidak
terkejar
Hadi Prabowo, waktu itu beliau adalah professional dari industri tinta cetak –Inkoteyang paham dengan warna khususnya subtractive color atau pigment color, berpendapat, “Tidak Ada kata warna tidak bisa dikejar asal kita tahu teori warna yang akan membantu kita
untuk
menyiasati
reproduksi
warna.”
Almarhum Hadi Prabowo, yang saat ini sudah meninggalkan kita, menambahkan bahwa, semua tahu bahwa color gamut CMY sangat sangat terbatas, oleh karena itu para ahli warna menciptakan sistem sistem lain seperti Pantone Haxachrome, Opaltone, Eder, dan lain-lain, tujuannya adalah untuk memperluas color gamut dari CMY. Begitu pula pigment pigment dengan saturation tinggi dibuat seperti Fluorescent, Phthalo Green, Orange, Warm Red, Rhodamine Red, Purple, Violet Metallic, Non Metal Metallic mempunyai tujuan sama yaitu untuk memperluas color gamut dari reproduksi warna. Karena warna tinta dibuat dari pigment, oleh karena itu dia termasuk golongan subtractive color, maka faktor faktor diluar tinta akan berpengaruh pada hasil cetakan. Faktor faktor itu diantaranya adalah, kertas, print density, dot gain,t rapping, ink water balance
untuk
cetak
offset.
Perlu diingat bahwa pada dasarnya yang memberikan warna adalah cahaya, dalam hal ini RGB Dan pigment hanya bereaksi pada panjang gelombang spectrum RGB dengan cara menyerap, meneruskan dan memantulkan masing-masing sebagian sehingga mata kita kita Pantone
menangkapnya adalah
sebagai standar
bahasa
warna. komunikasi
"Kita" dalam hal reproduksi warna dengan gaya bahasa Almarhum Hadi Prabowo adalah semua yang terlibat didalamnya, mulai dari desainer yang punya konsep design, percetakan yang akan memperbanyak design tersebut, pabrik tinta yang membuat tintanya, dan pihak terkait lainnya. Saya pikir kita semua mesti berbagi, agar supaya konsep(termasuk warna) yang dibayangkan oleh desainer pada saat menciptakan sebuah design dapat direproduksi setidaknya sangat mendekati. Dimata beliau, desainer adalah
seniman yang tidak dapat dibatasi oleh apapun ketika menciptakan kreasinya, sementara printer
mungkin
dibatasi
kendala
kendala
teknis
dan
harga
atau
biaya.
Beliau menekankan lebih lanjut bahwa warna adalah persepsi, dimana setiap orang bisa berbeda, oleh karena itulah dibuat standard standard untuk mengurangi perbedaan persepsi tersebut, sehingga diperlukan keterlibatan semua pihak yang terkait untuk membicarakan masalah reproduksi warna itu agar dapat dicapai kompromi. Standard warna yang dimaksud adalah seperti misalnya Pantone. Standard itu dibuat agar memudahkan semua pihak dalam berkomunikasi dengan warna. Hampir semua pabrik tinta memiliki lisensi Pantone, maka tidak perlu percetakan harus ngaduk ngaduk tinta sendiri, tinggal telpon pabrik tinta,bilang mau warna Pantone berapa, mau dicetak dikertas apa,dan lain sebagainya. Dengan demikian memberi kemudahan bagi para pelaku
berinteraksi.
Memahami bahasa baku percetakan seperti Pantone adalah hal yang cerdas dan perlu dilakukan bagi percetakan sebab akan memudahkan komunikasi warna yang diinginkan oleh pelanggan, dan menghilangkan komplain dan klaim atas hasil cetak yang tidak sesuai keinginan atau target desain. Komunikasi yang lancar dan mulus dan hasil yang memuaskan pelangggan sesuai desain akan membuat mereka menjadi loyal dan selalu datang
dengan
proyek
baru
dan
lebih
banyak
dimasa
mendatang.
Belajar pengetahuan dan standar baku cetak merupakan suatu keharusan untuk tumbuh dan maju di industri percetakan mengingat begitu cepat teknologi berubah dari waktu ke waktu. Berinvestasi teknologi cetak yang baru dan relevan merupakan keputusan strategis yang harus diambil bagi percetakan yang ingin berhasil dalam jangka panjang dan mempunyai posisi tawar tinggi dimata pelanggan, kalau tidak maka suatu percetakan hanya akan mendapatkan proyek berdasarkan harga Analisis
Penulis menilai perkembangan teknologi membuat kualitas mesin cetak maupun hasil cetakan semakin tinggi nilainya apalagi dengan adanya teknologi mesin pencetak dengan 6 warna tinta. Dan mesin cetak dengan teknologi Hybrid.. Mesin cetak yang baik mesin cetak yang mampu memenuhi standar kualitas warna . selain itu untuk mendapat kualitas cetakan yang sempurna perlu diimbangi dengan kualitas tinta dan kualitas kertas sesuai keperluan pencentakan tersebut. Untuk digital imaging selain masalah gambar desain kita jugaharus mulai memikirkan perlangkapan cetaknya sebagaimana suatu usaha dilaksanakan secara keseluruhan. Teknologi warna
Sumber bacaan Grafika 12 desember 2007 http://ronitadp.wordpress.com/2008/08/25/mengenal-beberapa-media-cetakkertas-digitalprinting/ http://ronitadp.wordpress.com/2008/08/19/mengenal-beberapa-komponen-utama-mesincetak-digital-digital-printing/ http://ronitadp.wordpress.com/2008/08/11/printer-mesin-cetak-digital-dengan-tintaecosolvent/ http://ronitadp.wordpress.com/2008/08/ http://www.kertasgrafis.com/?detailnews=printing+solution&idj4k=114 http://www.pcmedia.co.id/Detail.Asp?Id=152&Cid=22&Eid=4