Diary Smn 2018.docx

  • Uploaded by: ariyanti
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Diary Smn 2018.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,002
  • Pages: 10
Diary SMN 2018 DKI Jakarta

Biodata Hallo, perkenalkan nama saya Febby Ariyanti Herdiana, saya berasal dari SMAN 72 Jakarta Utara, saya lahir di Jakarta tanggal 01 Februari 2002 dan saya tinggal di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara. saya merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara, dan saya mempunyai 2 kakak laki-laki. Saya dipilih sebagai perwakilan SMAN 72 Jakarta bersama untuk mengikuti program ini karena saya aktif dalam organisasi sekolah dan memiliki prestasi akademik maupun non akademik.

Pada tanggal 23 juli 2018 saya melaksanakan seleksi untuk Siswa Mengenal Nusantara dan saya tidak menyangka akan terpilih menjadi salah satu pesertanya. SMN adalah sebuah program BUMN yang bertujuan untuk mengenalkan Nusantara kepada siswa untuk bisa mengenal daerah lain dalam kurun waktu 7 hari. Saat itu dari sekolah saya mengirim perwakilan dua orang dan terpilih keduanya untuk ikut pergi ke Kalimantantan Utara. Saya merasa bangga dan senang sekali, namun ketika saya memberitahukannya ke ayah saya, beliau tidak mengizinkan saya untuk pergi ke Kalimantan karena itu tempat yang sangat jauh, disitu saya sangat merasa sedih dan kecewa. Saya hanya bisa berdo’a kepada Allah SWT. Dan, sehari sebelum pembekalan, ternyata diberitahukan bahwa pembekalan dan pemberangkatan ternyata di percepat. Saya pun bingung harus bagaimana bicara ke orang tua saya. Namun, berkat bantuan dari ibu, kakak, dan guru saya akhirnya saya pun mendapat izin pergi ke Kalimantan. Itu merupakan suatu hidayah yang Allah berikan kepada saya. Dan saya masih tidak percaya saya bisa pergi ke Kalimantan Utara. Dan inilah pengalaman saya dari Jakarta ke Kalimantan Utara… Jakarta, 08 Agustus 2018 Tanggal 8 agustus, tibalah hari pertama pembekalan untuk Siswa Mengenal Nusantara yang bertempat di Amazing Kutaraja Hotel, yang dimulai dari jam 7 pagi untuk registrasi terlebih dahulu. Hari itu saya berangkat pagi- pagi menuju Amazing Kutaraja Hotel dan ternyata belum banyak yang datang, saya registrasi dan duduk di barisan belakang dan berkenalan dengan yang lain. Saya sangat senang memiliki banyak teman baru walaupun awalnya canggung, dan juga saya sangat tertarik saat berkenalan dengan para siswa difabel yaitu Reza, Sekar, dan Resti. Ini juga menjadi pengalaman baru untuk saya berkenalan dengan bahasa mereka. Saya juga tertarik untuk mempelajari bahasa isyarat dan kami pun sama-sama mempelajarinya untuk dapat berkomunikasi dengan para siswa tuna rungu tersebut. Lanjut ke materi, kami diberi pembekalan sampai sore hari. Pematerinya adalah dari

perusahaan-perusahaan BUMN, seperti KBN, TELKOM, JIEP, dan PNRI. Dan di siang harinya ada pengelompokkan untuk latihan kesenian. Saya mengikuti grup vokal, yang notabene nya saya tidak mengerti apa-apa tentang vokal. Namun saya tidak menyesal karena di grup ini saya mendapatkan teman-teman yang sangat menjunjung solidaritas dan tidak takut untuk mencoba. Beruntung grup vokal ini dilatih oleh guru vokal yang menurut saya sudah profesional. Walaupun banyak kendalanya karena banyak yang suaranya hilang karena sakit namun, itu tidak menjadi penghalang untuk kami. Dan kami pun bisa menjadi vokal grup yang bagus hanya dalam dua hari. Jakarta, 09 Agustus 2018 Di hari kedua, kegiatan dimulai dengan olahraga senam bersama dengan dipandu oleh instruktur senam yang sangat enerjik dan lagu-lagu yang membuat saya ikut bergerak hehe. Selain senam materi hari itu juga diisi oleh pak Lohjenawi Trinadi yaitu konsultan perilaku yang menurut saya sangat menginsirasi saya. Beliau mengisi materi tentang pembentukan karakter bertema “Masa depan bukan keberuntungan kita tapi kesiapan kita!” materi ini seakan membuka pribadi saya yang tadinya suka ragu namun sekarang saya berani mengambil setiap kesempatan yang datang kepada saya. Hari kedua ini juga dilanjutkan dengan latihan kesenian dan langsung gladi bersih. Di hari pertama grup saya sudah latihan 2 lagu khas Jakarta. Dan hari ini kami dilatih 2 lagu tambahannya. Namun saat gladi bersih ternyata grup kami belum siap untuk menampilkan 2 lagu Betawi yang baru saja dilatih sore harinya, dan ternyata belum banyak yang hapal karena lagunya juga panjang. Akhirnya kami pun hanya menampilkan 2 lagu yaitu Jali-jali dan kicir-kicir yang sudah kami kuasai saat hari pertama. Di hari ini juga ada pelatihan jurnalistik. Pelatihan ini menyangkut beberapa materi yaitu tentang fotografi dan cara pembuatan video. Saya sangat tertarik pada materi kali ini karena saya suka yang berhubungan dengan kamera. Saya pun benar – benar menyerap ilmu dari mereka yang sudah handal di bidang ini.

Jakarta, 10 Agustus 2018 Di hari ketiga. Adalah acara pelepasan peserta SMN DKI Jakarta ke kaltara dan penyambutann peserta SMN Kaltara di DKI Jakarta. Kegiatan ini dilakukan di Telkom Landmark Tower. Kami berangkat dari hotel jam 7 pagi menggunakan bus Damri, sampai disana kira-kira pukul 09.30. saat sampai disana saya merasa takjub karena gedung ini sangat keren dan berwarna-warni. Gedung yang baru diresmikan juli 2016 ini sangat besar dan terdiri dari kurang lebih 48 lantai. Dan saat itu kami diajak ke lantai 31, disana terdapat fasilitas untuk olahraga. Di lantai ini pun dijelaskan presentasi mengenai PT.Telkom, dan khususnya tentang satelit Merah Putih yang baru saja diluncurkan. Kami pun diberi penjelasan tentang fungsi-fungsi yang ada dari Gedung tersebut. Ketika disana saya bertemu peserta SMN dari berbagai provinsi. Ada yang dari Aceh, Sulawesi Tengah, Papua, Kalimantan Utara, dan lainnya. Kami saling berkenalan, dan menurutku itu pengalaman yang sangat menarik. Kita sama-sama menampilkan kesenian dari masing-masing daerah. Dan juga mengenalkan budaya provinsi masing-masing di booth yang telah disediakan, dan juga saat itu SMN DKI Jakarta menampilkan tari asal Jakarta di depan para mentri BUMN. Saat malam hari setelah selesai berkenalan dengan SMN dari Kaltara dan makan bersama serta menampilkan yel-yel masingmasing lalu kami dibagikan seragam SMN , dan kami pun bergerak pulang menuju hotel karena besok paginya sudah harus check out. Jakarta - Tarakan, 11 Agustus 2018 Pagi harinya, sekitar pukul 02.00 para peserta SMN menuju bandara Soekarno Hatta untuk check in. Dan ini kali pertama saya naik pesawat itu menjadi pengalaman berkesan untuk saya. Dan

kami berangkat menggunakan pesawat Garuda Indonesia dari Jakarta kira-kira pukul 04.00 dan sampai di Bandara Juwata Tarakan kurang lebih pukul 08.05 WITA. Oh iya jangan lupa jika waktu disana menggunakan WITA jadi lebih cepat sejam dari Jakarta. Nah, ketika sampai di Bandara Juwata Tarakan kedatangan kami disambut oleh tarian khas Kalimantan yaitu tari Jepen, dan disambut oleh orang-orang penting seperti dari dinas Pendidikan kota Tarakan, serta para murid SMA di sana. Setelah disambut dan diberi bunga kami pun melanjutkan perjalanan ke hotel dengan didampingi oleh 2 Duta Wisata Kaltara menaiki bus TNI-AL . Dan setelah sampai di hotel Padmaloka Tarakan kami dijelaskan sebentar tentang acara yang akan kami jalani di Kaltara, setelah itu kami diberi waktu untuk beristirahat. Jam 13.00 WITA kami memulai kembali perjalanan ke Rumah Kreatif BUMN (RKB) Tarakan, disana kami belajar fotografi dan membuat vlog, dan juga membeli beberapa buah tangan yang tersedia disana seperti gantungan kunci dan kain batik khas Kaltara. Setelah itu kami bergerak lagi menuju kunjungan wisata perang dunia II di Mamburungan , objek wisata ini lumayan jauh dari RKB namun, karena di sana tidak ada macet maka perjalanan jauh pun dapat ditempuh hanya dengan beberapa menit. Tempat ini berisi peninggalan-peninggalan perang dunia II, seperti Meriam-meriam kuno, dan tempat-tempat persembunyian bawah tanah. Perjalanan untuk kesana pun cukup curam. Namun menurut saya tempat ini sangat bagus karena disuguhi oleh pemandangan alam yang menakjubkan. Kita bisa melihat langsung laut yang di pelabuhannya bersandar kapal-kapal perang TNI. Kami juga memakan buah khas yang berada di sana yaitu buah Terap, rasanya enak sekali. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan ke Islamic Center Kota Tarakan untuk melngsungkan ibadah sholat ashar. Kemudian setelah seharian berkeliling kami pun kembali ke hotel untuk bersih-bersih dan beristirahat sejenak. Di malam harinya, kami pergi lagi ke KRB Tarakan menggunakan baju biru muda untuk nonton bareng Piala AFF antara Indonesia dan Thailand. Ini juga momen paling seru menurut saya. Sebelum menonton kami diberi kesempatan untuk mengikuti lomba tebak score, dan juga lomba dandanan terheboh menggunakan cat muka. Semua pun langsung mengecat mukanya masingmasing bertemakan bendera Indonesia. Saya juga tidak mau kalah dan mencoret pipi saya dengan warna merah putih. Saya tidak bisa menahan tawa saat melihat teman saya yang lain, apalagi yang sampai mengecat seluruh mukanya, namun saya bangga dengan mereka karena mereka bisa totalitas dalam melakukan lomba ini dan mendukung Indonesia. Dan walaupun turun hujan yang membuat kita pindah ke dalam ruangan namun kita semua masih tetap semangat untuk teriak mendukung tim kesayangan Indonesia. Sampai pukul 09.00 pertandingan berakhir dan dimenangkan oleh tim dari Indonesia, yeayy! Acara pun dilanjutkan dengan pemberian hadiah kepada pemenang lomba sebelumnya. Dan setelah itu kami kembali ke hotel untuk istirahat. Hari itu hari yang melelahkan dan membuat suara saya habis tapi saya masih tetap semangat untuk kegiatan besok hari. Tarakan, 12 Agustus 2018 Di hari kedua ini kami destinasi kami adalah Kawasan konservasi Mangrove dan Bekantan, kami berangkat pukul 08.00 WITA. Disana kami dikumpulkan dan berbaris untuk berfoto sejenak. Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB) ini memiliki luas lahan sekitar 22 hektar dan diresmikan sudah cuku lama yaitu tahun 2003. KKMB ini memiliki sekitar 42 bekantan, dan beberapa jenis hewan lain seperti ikan tempakul, monyet, ular air, kepiting dan lainnya. Nah saya baru tahu ternyata boneka maskot yang sering saya lihat di DUFAN itu adalah bekantan yaitu hewan endemik Kalimantan Utara. Oh ya, di dalam Kawasan ini sudah pasti sangat hijau dan sejuk, layaknya sedang berada di dalam hutan. Saya pun betah berlama-lama disni karena juga banyak spot foto yang bagus dan sangat direkomendasikan untuk kalian yang suka fotografi. Di dalam tempat ini kita bisa berkeliling menapaki jalan dari kayu, ya rupanya seperti jembatan, dan di bawahnya terdapat

semacam rawa, dan kita harus berhati-hati ketika jalan diatasnya karena licin kalau kita menginjak lumut di atasnya. Di KKMB ini kita berkesempatan melihat bekantan dari dekat, salah satu kelompok yang waktu itu kami lihat adalah kelompok Bruno, dan sebenarnya ada dua lainnya yaitu Michael dan Caesar. Saat itu kelompok Bruno turun untuk memakan makanan yang sudah disiapkan oleh petugas yaitu pisang, di kelompok Bruno ini banyak bekantan yang mempunyai bayi maka dari itu mereka lebih agresif. Dan kami pun boleh mendekat namun dengan catatan jangan melakukan gerakan yang tiba-tiba dan jangan mengeluarkan suara yang berisik karena akan membuat bekantan pergi. Oh ya, katanya kita juga tidak boleh menunduk saat dihadapan bekantan karena itu merupakan tanda kita menantang mereka. Haha, ada-ada saja ya. Setelah cukup berfoto dan bertanya serta melihat bekantan dewasa serta bayi-bayi bekantan yang lucu kami pun melanjutkan perjalanan ke rumah adat Baloy. Rumah adat ini adalah rumah adat asli suku Tidung. Disana kami disambut oleh kepala sukunya yaitu Datuk H. Mochtar Basry Idris yang bisa kita panggil ayahanda. Nah disana acara dimulai dengan sambutan-sambutan dan dilanjutkan pemaparan oleh beliau. Beliau menjelaskan tentang asal-usul Tarakan, kebudayaan dan sejarah suku tidung, dan juga menjelaskan tentang rumah adat ini. Setelah itu kami diajak ke singgasana yang berada di dalam rumah adat tersebut. Namun sebelum masuk kami harus dibacakan sholawat dan juga dilempari semacam beras putih, memang begitu ritual untuk pembersihan sebelum masuk ke rumah adat ini. Oh ya, di dalam rumah adat ini kita juga tidak boleh asal sentuh benda sebelum diizinkan dan juga pikiran kita tidak boleh kosong. Namun, memang sulit mempertahankan posisi ketika kita sedang mengantuk, hehe. Di dalam rumah adat ini memiliki beberapa kursi khusus, ada yang berwarna merah dan emas. Dan arsitekturnya merupakan campuran Indonesia dan Inggris, dan menurut saya itu sangat mewah dan bagus sekali. Setelah keluar dari rumah adat, kami menyempatkan diri untuk membeli oleh-oleh khas Kaltara seperti gantungan kunci, dan kain batik. Dan itu cukup menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam. Dan kami pun bergegas melanjutkan perjalanan ke Museum Perang Dunia ke II, dan Museum Minyak Bumi, disana kami menonton film dokumenter tentang Tarakan pada perang dunia ke-II dan dilanjutkan dengan melihat peninggalanpeninggalannya seperti foto-foto, puing-puing helikopter, piring antik, dan juga peta strategis Tarakan. Dan setelah itu kita ke museum minyak bumi, dan dijelaskan tentang cara pengeboran dan pengolahan minyak dan gas bumi sampai didistribusikan. Saya juga baru tahu ternyata kebanyakan warga disana tidak membeli gas elpiji melainkan menggunakan saluran gas alam yang langsung disalurkan ke rumah-rumah warga. Dan setelah selesai mengunjungi museum kami pun menuju rumah makan yang bernama Warung Teras. Disinilah pertama kali saya mencoba makanan laut khususnya kepiting, walaupun sudah kehabisan karena saya tidak mau meninggalkan sholat terlebih dahulu dan beruntung masih tersisa beberapa. Dan , wow! Ternyata enak walaupun sedikit susah untuk membukanya. Oh iya salah satu makanan khas Kaltara adalah kepiting soka (yaitu kepiting yang cangkangnya juga bisa dimakan karena sudah lunak) dan ikan asin. Setelah selesai makan, kami langsung menuju Mess Lantamal dan langsung dibimbing oleh para TNI. Disana kami melakukan brifieng dan para bapak TNI- AL memperkenalkan dirinya masing-masing, ada Pak Zohandy, dan Pak Timur, setelah itu kami diberi lagu-lagu yang harus kami nyanyikan ketika berjalan di barisan, namun karena lagu yang dibagikan berlembar-lembar dan membuat kami pusing maka kami membuat kesepakatan untuk memilih 3 lagu saja, yaitu Maju Tak Gentar, Garuda Pancasila, dan Bangun Pemuda Pemudi, setelah itu lanjut ke pembagian kamar, para siswi menginap di Mess penerbangan yang letaknya lumayan jauh dari asrama utama yang ditempati siswa laki-laki. Satu kamar diisi oleh 4 orang siswi, dan saya sekamar dengan Bintang, Puteri, dan Shizie.

Tarakan, 13 Agustus 2018

Hari ini, pukul 04.30 kami sudah harus berkumpul untuk melakukan olahraga pagi dan begitu seterusnya setiap pagi, kemudian setelahnya kami kembali ke mess untuk bersih-bersih dan sholat shubuh, baru kemudian kembali lagi ke asrama utama untuk sarapan pagi bersama dengan waktu yang cukup singkat. Hari ini adalah hari upacara penerimaan Siswa Mengenal Nusantara yang diadakan di Mako Lantamal XII, waktu itu yang menjadi perwakilan SMN adalah Hagya yang merupakan ketua kelas, dan Iftah seorang anak paskibra yang sudah tentu jago dalam urusan PBB, hehe. Upacara dimulai pukul 7.30 pagi, dan pagi hari itu terasa terik sekali, karena memang di Kalimantan Utara ini lebih panas dari Jakarta. Setelah selesai upacara, kami pun melanjutkan sesi foto bersama. Setelah itu kami digiring ke gedung serbaguna untuk mendapatkan materi tentang bela negara yang disampaikan oleh Bapak Idham Faca selaku pejabat PKP Provinsi Kalimantan Utara. Sebagai info, beliau adalah orang yang humoris dan suka tertawa, dan menurut saya beliau adalah pemateri yang tidak membosankan. Beliau menjelaskan tentang pengertian, tujuan, dan penerapan bela negara menggunakan power point. Setelah selesai materi pertama kami diberi waktu untuk Ishoma. Dan kemudian masuk materi sesi kedua tentang kebijakan pertahanan negara. Setelah selesai materi kami pun melanjutkan perjalanan menuju KRI Layang di Lantamal XIII di Mamburungan. Disana saya baru pertama kali menginjakan kaki di kapal khususnya kapal cepat ini. Oh ya, sebelum naik kapal kita harus hormat dulu kepada bendera merah putih. Kapal ini dibuat oleh PT. PAL dan merupakan hasil karya anak bangsa, keren sekali bukan. Kami pun dibagi menjadi 2 kelompok dan di kelompok saya mendapatkan kak Jimmy dan kak Wildan sebagai pemandu kami. Pertama-tama kami ke ruang kendali atau biasa disebut anjungan, di sana terdapat berbagai alat-alat penting seperti navigasi, radar, peta, dan sebagainya, ruangan ini adalah kesukaan saya karena merupakan ruang paling dingin hehe. Lalu kami menuju bagian bawah kapal yang terdapat kamar, dapur, dan lainnya. Sayangnya kami tidak bisa melihat ke dalamnya karena sedang ada perbaikan. Kemudian kami menuju ke belakang kapal dan disana terdapat senjata rudal dan kita bisa melihat ruang mesin yang berada di bagian bawah kapal yang cukup panas. Dan juga kita diberi tahu tentang tanda-tanda bunyi peluit kapal. Lalu sebelum turun kita sempat berbincang sambil memakan kue kapal yang biasa disebut kue kabin, ya kue ini cukup keras, dan tidak terlalu manis tetapi saya suka. Dan ini juga bukan kali pertama memakan kue tersebut karena saya pernah mencobanya dulu dari ayah saya yang merupakan anggota TNI-AL juga. Setelah turun dari kapal sebelum menaiki bus ada sesi penyerahan plakat dari Komandan TNI-AL kepada SMN. Dan setelah itu barulah kami kembali ke bus dan menuju mess kembali untuk beristirahat. Dan di malam harinya ada latihan kesenian lagi untuk ditampilkan keesokan hari. Tetapi, ketika latihan tiba-tiba mati lampu, saya pun kaget dan mencoba untuk tetap tenang, karena di luar juga sudah turun hujan disertai kilat. Kami pun tetap melanjutkan latihan. Sampai malam hari kami menunggu lampu hingga menyala kembali sambil pembagian tas, kaos, topi dll dari PT. Pupuk Kaltim dan kami juga mendiskusikan tentang baju yang akan dibawa untuk ke pulau sebatik. Tidak lama kemudian lampu menyala dan para siswa pun diperbolehkan kembali ke mess untuk beristirahat. Tarakan, 14 Agustus 2018 Hari ini seperti biasa, kami bangun jam 04.30 untuk melakukan senam pagi dan melanjutkan bersihbersih dan sarapan pagi. kemudian jadwal hari ini kami pergi ke Mako Lantamal XIII yang baru di Mamburungan tempat kemarin kami berkunjung ke KRI Layang. Disini kami dilatih baris-berbaris sampai benar-benar bisa dan diawasi oleh para perwira TNI. Disana juga terdapat anggota-anggota TNI-AL yang sedang berolahraga. Dan kami juga bertemu dengan anggota pramuka saka bhayangkari yang sedang berada disana karena kebetulan hari ini juga bertepatan dengan hari Pramuka. Setelah selesai PPB, kami pun sedikit mengubah gerakan yel-yel kami sampai benar-benar bersemangat. Setelah itu kami ada sesi foto bersama, dan juga kebetulan itu adalah hari ulang tahun lantamal XIII yang ke-3, maka kami membuat video ucapan untuk selamat ulang tahun untuk lantamal XIII bersama

dengan anggota pramuka saka bhayangkari. Setelah itu kami diberi waktu untuk istirahat dan makan snack. Sehabis itu seharusnya kita ke tempat penanaman mangrove tapi karena air launtnya masih pasang maka kami menunggu dahulu. Dan sebagai penggantinya kami membuka sesi tanya jawab dengan para tentara wanita atau KOWAL. Para kakak TNI ini menjelaskan terlebih dahulu tentang apa saja yang berada di pakaian mereka seperti jabatan atau simbol-simbolnya. Kami juga bertanya mengapa mereka memilih menjadi TNI. Dan mereka pun menjawab karena mereka suka, dan enak bisa travelling juga keliling Indonesia, kata pelatih Adinda dia juga mengikuti jejak ayahnya yang menjadi seorang tentara. Setelah puas bertanya, namun air laut masih pasang akhirnya tim panitia pun mengajak kami ke salah satu tempat menarik yaitu ke Binalatung yaitu tempat produksi rumput laut. Disini kami bertemu pak Togar selaku petani rumput laut. Kami bertanya banyak hal tentang produksi rumput laut disini, pak Togar menjelaskan perbedaan rumput laut dari mulai yang akan ditanam sampai yang sudah dikeringkan dan bersih. Kata pak Togar juga produksi rumput laut ini yang terbesar se-Asia Tenggara. Namun lebih banyak dieskpor ke luar negeri seperti China, Jepang, dan Korea. Disana kami juga diperbolehkan mencicipi rumput laut tersebut, dan apa kalian tahu rasanya seperti apa? Asin sekali lohh. Sangat berbeda bentuk dan rasa dari rumput laut yang kenyal itu jika sudah diproduksi menjadi sebuah makanan. Oh iya kata pak Togar juga rumput laut ini bisa dijadikan obat-obatan dan makanan. Jika ingin memakannya kita harus merendamnya dulu dengan air kapur, dan pengolahannya bisa dengan dioseng-oseng atau dijadikan tumisan. Di tempat produksi ini bisa menghasilkan sekitar 200 ton dalam 15 hari. Dan juga ketika memanen tanaman rumput laut saat musim hujan kualitas rumput lautnya akan lebih bagus. Nah, setelah selesai menanyakan berbagai hal kami pun menutup sesi ini dengan foto bersama dan melanjutkan perjalanan ke Pantai Amal, disana kami duduk di pinggiran pantai makan bersama dan juga memesan es kelapa, sungguh nikmat hari itu dan juga tidak lupa kami diberi waktu untuk sholat. Setelah itu kami pun berfoto bersama di pantainya, di sini tidak terlalu banyak pengunjungnya dan sangat sepi. Setelah dari pantai Amal kami pun bergeser kembali ke Mamburungan untuk menanam poho mangrove bersama para bapak TNI-AL dan berssama siswa pramuka yang tadi pagi sempat bertemu. Ini pertama kalinya saya menanam pohon mangrove, ternyata sulit sekali apalagi saat mencari lokasi dan berjalan di atas lumpur kaki saya terasa seperti dihisap huhh, tapi seru sekali disini, walaupun kaki saya sempat tergores oleh tiram-tiram yang menempel di bebatuan. Sehabis menanam mangrove kami melakukan bersih-bersih sebelum menaiki bus. Dari sinilah muka saya terkena sun burnt atau seperti terbakar hehe, alhasil saya diledek oleh teman-teman saya karena dibilang seperti memakai blush on, wkwk jahat emang tapi gapapa kan make up alami hehe. Setelah menanam mangrove kami bergeser lagi ke Mako Lantamal XII untuk melakukan outbond, sebelum itu kita juga bermain games terlebih dahulu untuk menjalin kerjasama. Seru sekali saat itu, pokoknya saat outbond ini adalah momen yang paling saya suka. Di sesi games kami dibagi menjadi beberapa kelompok, bermain keseimbangan dengan membawa telur diatas sebuah pipa yang dikaitkan tali untuk dipegang bersama, ketua kelompok kami waktu itu Daffa. Ia mengarahkan kemana kami harus bergerak, dan hebatnya kelompok kami adalah satu-satunya yang tidak memecahkan telur, namun sayang tidak menjadi juara pertama karena pergerakan kami kurang cepat, hehe tapi tetap saja kami bangga karena tidak memecahkan telur. Setelah games selesai kami pun diberi makan snack dengan waktu hanya 2 menit, haha ga kebayang gimana cara makannya. Setelah itu baru kami melanjutkan outbond dan basah-basahan, dan tim kami dibagi jadi dua saat melakukan games siapa yang lebih panjang, kami pun menyusun strategi dan menggunakan bendabenda di sekitar kami seperi baju, ikat rambut, dan kacamata. Dan tim kami pun menang, yeyy! Dan sebelumnya pak Zohandy sudah berjanji jika tim kami menang maka dia akan memanjat tali, dan benar saja itu ia lakukan, terimakasih pak sudah menepati janji . Setelah selesai outbond kami pun bersihbersih untuk selanjutnya melakukan kegiatan api suci, namun saya dan teman-teman hijabers saya lupa membawa kerudung ganti alhasil kami memakai kerudung basah itu sampai kering hehe. Kegiatan pertama yaitu kita diajak berkeliling seperti jerit malam, melewati kuburan, laut, hahaha

yang tentu saja palsu dan sangat dibuat-buat oleh para TNI, terimakasih pelatih sudah mengerjai kami hehe. Dan setelah itu kami melanjutkan renungan malam dengan ditemani lilin dan disertai lagu-lagu, dan puisi bertema orang tua, dan tentu saja kami semua menangis haru, lalu kami juga menonton sedikit cuplikan video perjalanan kami beberapa hari lalu, dan itu sedikit menenangkan hati kami dan kami pun tertawa riang. Setelah itu kami melanjutkan kegiatan hormat dan mencium bendera seraya mengatakan “ Aku Cinta Indonesia” dengan suara lantang. Saat-saat khidmat itu menjadikan kami putra-putri yang tangguh. Hari pun ditutup dengan melakukan yel-yel, dan akhirnya kami kembali beristirahat ke mess. Tarakan, 15 Agustus 2018 Seperti biasa kita bangun pagi namun, hari ini kita tidak melakukan senam pagi, karena kita selesai sarapan, menuju Mako Lantamal XIII lagi untuk melaksanakan upacara untuk serah terima kembali Siswa Mengenal Nusantara dari pihak TNI ke pihak BUMN kembali. Disini rasanya seperti cepat sekali padahal baru kemarin acara penyematan . Setelah acara tersebut kami melakukan kunjungan ke SMAN 1 Tarakan, begitu sampai disana kami disambut meriah oleh para siswanya dan juga disambut dengan tarian. Begitu terpukau saya melihat sekolahnya karena cukup besar, dan juga terdapat lift nya lohhh, sekolahku yang di Jakarta aja kalah, hehe. Oh ya kami bertemu dan berkenalan dengan OSIS SMAN 1 ini, mereka ramah-ramah sekali, baru beberapa jam saja sudah jadi teman dekat, ahh jadi kangen. Disana kami melakukan kegiatna penyerahan buku SMN, sambutan, dan juga yang tidak kalah seru yaitu adu yel-yel. Haha seru sekali. Bahkan saya diajak untuk menonton pertandingan futsal oleh mereka karena memang sekolah mereka sedang mengadakan event. Singkat cerita setelah penutupan dan sesi foto bersama, kami melanjutkan perjalanan ke Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kota Tarakan, disana kami dijelaskan materi tentang media sosial diajarkan tentang cara menulis, dan perbedaan berita dengan feature. Dan juga pembedahan buku SMN tahun lalu. Sehabis dari sana kami menuju SMAN 3 Tarakan yang letaknya lumayan jauh. Dan kami semua pun menyempatkan tidur di bus karena kelelahan. Setelah sampai di sana kami juga disambut dengan tarian. Di sana kami juga menampilkan vokal grup, dan adu yel-yel dengan SMAN 3 Tarakan, seru sekali sampai-sampai kami kehabisan yel-yel untuk membalas lagi, wkwkw. Setelah itu kami diajarkan tarian Jepen, tapi menurut saya itu susah karena langkahnya berputar-putar lebih sulit dari tarian poco-poco, wkwk. Setelah selesai dari SMAN 3 kami pun pamitan dan pasti selalu ditutup dengan sesi foto bersama yup! bersama ibu-ibu dan anak-anak narsis. Dan setelah itu kami menuju kembali ke Mess Lantamal dan istirahat karena sudah Lelah sekali. Pada malam harinya kami pun berkumpul untuk makan malam dan dilanjutkan dengan dessertnya makan durian bersama, padahal saya tidak terlalu suka durian namun, saya penasaran dan mencicipinya. Singkat cerita, setelah makan durian ka Landl seperti terlihat marah, dan kami pun bingung ada masalah apa, sampai kami di kumpulkan dan di lapangan. Dan Hagya, Kevin, dan Anggra dipanggil dan dihukum karena katanya mereka tidak buang sampah, cukup aneh memang alasannya karena yang makan durian tidak hanya mereka hehe. Kasian sebenarnya mereka disuruh berkeliling lapangan sambal membawa sekantong kulit durian. Tidak disangka ternyata mereka bertiga ulang tahun, yaampun surprisenya hanya diketahui oleh satu orang yaitu Bintang yang sudah berdrama sejak sore hari, hahaha. Mereka dibelikan kue ulang tahun yang cukup besar dan sulit dihabiskan. Dan akhirnya dibagikan kepada bapak TNI. Setelah selesai kami yang tidak ikut ke hotel untuk membantu menaruh barang pun kembali ke Mess untuk beristirahat dan menyiapkan segala keperluan untuk besok pergi ke Sebatik. Tarakan, 16 Agustus 2018 Pukul 08.00 WIB kami berangkat menuju pulau Sebatik dengan menaiki kapal KAL Bunyu, yapss seru sekali tentunya apalagi untuk saya yang baru pertama kali berlayar dengan kapal. Kami berada di kapal kurang lebih 7 jam, waw ternyata lama sekali ya. Di kapal kebanyakan dari kami menghabiskan waktu

untuk tidur dan beristirahat. Namun karena ruangan di bagian bawah kapal sudah penuh maka saya, Shizie, Dimma, dan Devi disuruh beristirahat di ruangan komandan di lantai 2, haha itu pengalaman yang sulit didapatkan, hehe. Walaupun sempit karena kami berempat berada di ruangan yang kecil dengan satu kasur kami pun tetap bisa tidur dengan nyenyak. Sampai si Daffa mengantarkan snack dan membangunkan kami semua yang baru beberapa menit tertidur. Yang lain melanjutkan tidurnya namun saya dan Shizie tidak. Kami tidak mau melewatkan kesempatan berjalan-jalan melihat seisi kapal. Kami pun naik ke anjungan dan bertanya-tanya dengan TNI yang sedang berada disana berapa jam lagi kita akan sampai melalui peta, yang telah diukur secara akurat. Bahkan saya saja tidak mengerti bagaimana caranya, hehe. Saat di kapal juga ternyata banyak yang mabuk laut, untung saja saya tidak. Singkat cerita setelah sampai di Sebatik kami disambut oleh para panitia yang sudah sampai duluan di sana karena menaiki speed boat. Kami pun melangsungkan sesi foto bersama terlebih dahulu baru kemudia menaiki mini bus yang telah disewa oleh BUMN. Kami pun singgah di rumah makan Gorontalo terlebih dahulu karena kelihatannya sudah pada lapar. Di sana saya memakan sate yang sangat enak dan buat ketagihan, hehe. Setelah dari rumah makan kami menuju Tugu Perbatasan Garuda, yang pernah dikunjungi oleh Jokowi juga ketika berkunjung ke Sebatik. Kami pun berfoto disana walaupun sangat panas! Hingga muka saya merah kembali huftt.. Setelah itu kami menuju ke Patok 3 yaitu perbatasan Malaysia dan Indonesia. Disana terdapat rumah yang ruang tamunya Indonesia dan dapurnya Malaysia, keren sekali!! Kami pun diperbolehkan melewati perbatasan tanpa menggunakan passport, hehe terimakasih BUMN, berkatmu kami sudah ke luar negeri dalam sehari. Kami pun diliput oleh berbagai media, dan kami menanyakan banyak hal tentang perbatasan kepada pak TNI yang menjaga perbatasan, mengenai mata uang, passport, dan warga disana, ini merupakan pengalaman langka yang tidak akan pernah saya lupakan! Kami pun foto bersama Sang Saka Merah Putih di perbatasan. Setelah dari patok 3 kami tidak lupa untuk sholat terlebih dahulu, dan melanjutkan perjalanan ke rumah orang tua asuh, namun sebelum itu kami dikumpulkan terlebih dahulu di RPT Aji Kuning untuk briefieng tentang upacara HUT RI esok hari, dan juga disini kami makan durian bersama, yeyy saya dan teman saya menjadi suka durian karena mengikuti kegiatan ini wkwkw. Setelah itu barulah kami pembagian ke rumah orang tua asuh, dan saya bersama Kia, Dimma, Azkia, dan Shizie satu kelompok, dan kami tinggal di rumah ketiga yang paling ujung hehe, rumah yang kami dapatkan bisa dibilang cukup besar dan katanya pernah dipakai untuk tempat menginap ibu-ibu mentri juga lohh.. Kami menginap di lantai 2 rumah tersebut. Keluarga pak Amir yang tinggal di rumah tersebut memiliki 3 orang anak, yaitu Saiful, Khairul dan yang paling bungsu adalah Aisyah yang suka kami ajak bermain karena dia lucu sekali. Kami menghabiskan waktu hanya sehari di rumah orang tua asuh kami, dan itu adalah waktu yang sangat sebentar. Malam harinya kami makan bersama kelompok 2 yang berkunjung sebagai tamu ke rumah kami hehe. Makanan yang disediakan oleh ibu enak sekali rasanya, terutama sambalnya yang beda sekali. Setelah selesai makan pun kami ditawari pisang susu, pisang ini manis sekaliii, menurut saya rasanya berbeda dari pisang-pisang lainnya. Setelah selesai kami pun membereskan bekas makan kami, dan kelompok 2 pun pulang dan saya dan kelompok saya menuju lantai atas untuk beristirahat. Belum sampai kami tertidur ternyata si ibu menyuruh kami untuk makan durian yang sudah disediakan, wahhh padahal kami sudah kenyang sekali, tapi apa boleh buat kami pun tidak bisa menolak dan langsung menyantap durian tersebut. Tau tidak, ini durian terenak yang pernah saya makan, rasanya tidak bikin mual dan aromanya tidak terlalu menyengat, kami pun makan durian banyak sekali malam itu hehehe. Kami pun berbincang-bincang sebentar dengan orang tua kami. Dan katanya durian ini juga berasal dari perkebunan mereka sendiri, dan sekarang juga sedang musim buah rambutan. Kami menanyakan banyak sekali pertanyaan kepada mereka, hingga kami pun mengantuk dan tidur setelah bersih-bersih kurang lebih pukul 23.00 WITA. Tarakan, 17 Agustus 2018

Hari ini adalah hari upacara HUT RI ke-73, dan ini juga merupakan perayaan 17 agustus yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena kami bisa melangsungkan upacara di Pulau Sebatik. Tentu menjadi suatu kebanggaan untuk kami, pagi hari pada pukul 06.00 WITA kami khususnya yang perempuan sudah berkumpul di RTP Aji Kuning, dan seperti biasa para anak laki selalu datang belakangan padahal rumah mereka dekat dengan lapangan. Upacara dimulai pukul 07.00 WITA dan berakhir sekitar pukul 08.00 WITA. Setelah upacara kami melakukan sesi foto bersama dan kami diberi waktu sampai pukul 09.15 untuk pulang kerumah orang tua asuh kami untuk segera berpamitan dan mengganti pakaian. Kami sangat tergesa-gesa sekali waktu itu sampai-sampai kami salah pakaian, karena tidak ada sinyal dan tidak bisa menanyakan di grup, hehe. Tapi untungnya kami sempat ganti baju sambal menunggu macet yang disebabkan oleh warga yang sedang jalan santai, Alhamdulillah. Padahal kalau sempat juga tadinya kami ingin beli oleh-oleh dulu tapi karena tidak ada waktu lagi yasudahlahh. Kami pun langsung bergerak menuju Tugu Garuda. Disana kami melakukan acara pelepasan, namun sambil menunggu pihak direksi dari PT. Pupuk kaltim dan Pupuk Indonesia dating kami pun menunggu sambil berfoto dan memakan buah rambutan, serta dukuh. Setelah semuanya berkumpul kami pun langsung melaksanakan upacara pelepasan, dan pengalungan selendang dari mute-mute khas Kaltara. Kami pun berfoto bersama dan melantunkan yel-yel kembali. Setelah selesai kami langsung menuju ke dermaga untuk kembali ke Tarakan. Kami menaiki kapal yang berbeda yaitu KAL Ambarawa. Sebelum menaiki kapal kami berpamitan dengan bapak TNI yang sudah menjaga kami saat di KAL Bunyu kemarin. Perjalanan pulang kami lebih lama daripada saat berangkat ke Sebatik. Kami melangsungkan perjalanan selama 7-8 di kapal yang saat itu ombaknya besar sekali, dan membuat kami seakan sedang menaiki wahana extreme taman bermain ,hehe. Hingga memuat sebagian dari kami muntah karena mabuk laut. Tapi disinilah kami menghabiskan waktu terakhir kami di kapal. Kami bernyanyi bersama, cerita-cerita tentang pengalaman kami di Sebatik, dan kami pun punya acara maskeran bersama di kapal, haha tentu pengalaman yang jarang ditemukan. Kami pun mengajak salah satu tim media yaitu ka Zacky untuk ikut maskeran, hahaha. Lalu kami membuat foto-foto versi cover film hantu dan video-video lucu, sambil menunggu kapal berlabuh di Tarakan. Dan kira-kira pukul 18.00 WITA kami sampai di Tarakan dengan selamat dan kembali berpamitan dan berterimakasih kepada para awak kapal, dan anggota TNI AL yang ada di sana. Setelah itu kami menaiki bus yang telah disediakan, namun kali ini bus perempuan dan laki-laki dipisah, cukup mengecewakan memang karena kami mau menghabiskan waktu di bus bersama-sama. Saat perjalanan kembali ke hotel Padmaloka kami semua merenung di bus, sedih jika tau kita akan berpisah, setelah sampai di hotel kami pun berkumpul di aula atas untuk melangsungkan acara perpisahan secara sederhana namun bermakna dalam bagi kami. Kami pun berurai air mata, saling berpelukan bersama sambil mendengar pesanpesan yang disampaikan oleh para panitia BUMN, dan setelah itu menonton video dokumentasi SMN 2018 yang merupakan cuplikan singkat seluruh kegiatan kami. Sangat sedih sekaligus bahagia karena melihat tingkah lucu teman-teman saat di video. Perpisahan yang sangat sederhana itu ditutup dengan nyanyi bersama dan berfoto bersama seluruh direksi dan panitia. Kemudian setelah itu kami kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat dan mengemas barang kami untuk kemudian pulang ke Jakarta esok hari. Tarakan – Jakarta , 18 Agustus 2018 Pukul 06.30 WITA kami sudah siap, dan ini adalah kali terakhir kami sarapan pagi bersama di Tarakan, dan saat itu saya dan teman sekamar saya Devi salah kostum, hehe. Tapi karena sudah terburu-buru kami tidak sempat mengganti baju lagi. Kami pun langsung check out dari hotel dan menuju ke Bandara Juwata Tarakan untuk melakukan check in. Di bandara juga kami melakukan serah terima sertifikat Siswa Mengenal Nusantara yang sudah ditandatangani langsung oleh ibu Rini

Soemarno selaku ketua BUMN. Ini adalah hari terakhir kami di Tarakan, sedih bukan main. Kami pun berfoto untuk terakhir kalinya di Tarakan, dan kami pun berpisah di bandara dengan Ka Landl, ka Zacky, dan Ka Angga, dan lainnya, karena mereka pulang ke Bontang. Kami pun melakukan perjalanan menggunakan pesawat Garuda Indonesia dan transit di Balikpapan, yaitu di Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sepinggan hanya dalam kurun waktu 1 jam. Dan disini kami berpisah dengan tim media Ka Ade dan Ka Edo yang sebelumnya ikut, dan mereka melanjutkan perjalanan ke tempat lain. Lalu kami melanjutkan penerbangan ke Jakarta. Setelah sampai di Bandara Soekarno-Hatta kami pun mengambil barang masing-masing. Dan ketika itu ada momen yang sangat membuat saya terkejut, karena di tengah jalan dan Wahhh! tibatiba saya tertimpa air yang jatuh dari plafon yang tiba-tiba runtuh, dan baju dan kerudung saya pun basah semua. Dan seketika teman-teman malah menyanyikan lagu selamat ulang tahun, padahal saya tidak berulang tahun hari itu, hiksss.. saya tidak marah dan tidak protes kepada pihak bandara atas kejadian itu, hehe mungkin karena saya sedang senang dan saya ikhlas saja, lagipula saya bingung mengapa jatuhnya pas sekali di saya padahal ada teman-teman lain di samping saya. Walaupun para petugas malah nampak kebingungan dan melihat kami dari kejauhan karena saya dan teman-teman langsung pergi ke tempat pengambilan koper. Saya juga malas untuk mengganti baju dan kerudung lagi karena susah jika harus membongkar koper, walaupun dingin tetapi saya tetap semangat dan mengikuti acara selanjutnya yaitu di Platinum Resto, ada acara pelepasan SMN 2018 dari pihak BUMN DKI Jakarta dan pengalungan selendang Siswa Mengenal Nusantara, yang menandakan kami resmi menjadi alumni SMN yeyy… lanjut sesi foto bersama, yel-yel, dan makan siang bersama dan berpamitan dengan panitia BUMN Jakarta. Momen haru kembali terulang ketika satu persatu dari kami pergi dijemput oleh orang tuanya masing-masing. Dan saya juga dijemput oleh orang tua saya, rasanya kangen banget lama tidak bertemu mereka walaupun sedih juga karena harus berpisah dengan teman-teman yang sudah seperti keluarga sendiri. Dan sampai di rumah saya masih tidak bisa melupakan semua itu, dan ada lagi kejadian yang tidak terduga, ketika itu handphone saya tidak bisa menyala, saya benar-benar menagis kembali disitu. Dan ternyata setelah selesai diperbaiki ternyata semua data di handphone saya hilang termasuk catatan dan foto kegiatan SMN dan tidak ada cadangannya, kecewa? Pasti. Entah ini hari yang sial untuk saya atau bagaimana. Tapi saya masih bersyukur di hari itu karena sampai rumah dengan selamat. Dan saya yakin walaupun semua kenangan di memory HP saya telah terhapus bukan berarti semuanya hilang begitu saja, karena sesungguhnya kenangannya selalu ada di dalam hati dan memori otak saya. Pengalaman yang belum tentu akan terulang kembali. Dan dengan segenap hati saya tuangkan dalam diary saya ini, walaupun tidak bisa semuanya tertuang tapi cukup untuk mengenang semuanya. Dan atas bantuan teman-teman saya pun saya bisa kembali bersemangat. Terima kasih semuanya, untuk teman-teman, panitia, khususnya BUMN. Testimoni Menjelajah Bumi Paguntaka adalah hadiah berupa pengalaman yang tak akan pernah saya lupakan, walau hanya 7 hari di pulau lain, saya mendapat banyak pengalaman inspiratif yang rasanya tidak akan cukup kalau hanya untuk dikenang melainkan untuk di bagi ke orang lain agar mereka juga bisa termotivasi. Saya mendapat banyak pelajaran, teman, dan pengalaman baru yang tidak pernah saya duga sebelumnya. Saya belajar untuk menjadi penerus generasi bangsa yang baik, didik untuk bisa menjadi seseorang yang berpotensi. Kegiatan ini membuka pandangan para generasi penerus untuk bisa melihat dan mengenal lebih jauh keadaan Nusantara. Bisa mengajarkan arti solidaritas, toleransi, kerja sama, dan menghormati orang lain. Khususnya pulau yang saya singgahi yaitu Kaltara, banyak kenangan bersejarahnya, ramah juga penduduknya. Dan saya harap perbedaan di antara pulau ini bisa menjadi satu kesatuan inpiratif untuk kita bisa memajukan bangsa. Aamiin…

Related Documents

Diary Smn 2018.docx
May 2020 6
Diary
June 2020 25
Diary
November 2019 49
Diary
November 2019 42
Diary
November 2019 91
Diary
October 2019 44

More Documents from ""