KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah pencipta langit dan bumi yang telah melimpahkan rahmat-Nya, terutama rahmat iman dan kekuatan sehingga Makalah Asuahan Keperawatan Dermatitis ini dapat diselesaikan. Makalah Asuhan Keperawatan ini disusun untuk memenuhi persyaratan melaksanakan tugas mata kuliah Sistem Integument. Penyusun Makalah Asuahan Keperawatan Dermatitis ini , tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu perkenankan penulis menyampaikan terima kasih yang tulus teman-teman dan semua pihak yang telah membantu sehingga Makalah Asuahan Keperawatan Dermatitis ini dapat diselesaikan. Sangat disadari Makalah Asuahan Keperawatan Dermatitis ini, baik isi maupun tehnik penulisannya masih banyak kekurangan, oleh sebab itu sangat diharapkan saran dan perbaikan dari pembaca demi penyempurnaan Makalah Asuahan Keperawatan Dermatitis
BAB I PENDAHULUAN 1.
Latar Belakang
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot-otot dan organ dalam. Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap bakteri. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi pembuluh-pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Organ-organ adneksa kulit seperti kuku dan rambut telah diketahui mempunyai nilai-nilai kosmetik. Kulit juga merupakan sensasi raba, tekan, suhu, nyeri, dan nikmat berkat jalinan ujung-ujung saraf yang saling bertautan. Secara mikroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan: pidermis, dermis, dan lemak subkutan. Epidermis, bagian terluar dari kulit dibagi menjadi dua lapisan utama yaitu stratum korneum dan stratum malfigi. Dermis terletak tepat di bawah pidermis, dan terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin, dan retikulin yang tertanam dalam substansi dasar. Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh. Juga terdapat limfosit, histiosit, dan leukosit yang melindungi tubuh dari infeksi dan invasi benda-benda asing. Di bawah dermis terdapat lapisan lemak subcutan yang merupakan bantalan untuk kulit,, isolasi untuk pertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi. Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni Dermatitis yang lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan. Dermatitis dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering. Umumnya enzim dapat menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit. Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu. Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada berbeda, antara lain dermatitis. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk membuat makalah yang berjudul “Makalah Asuhan Keperawatan Pada klien dengan Dermatitis”.
BAB II PEMBAHASAN A. ANATOMI FISIOLOGI 1. Definisi Kulit Kulit adalah organ yang sangat penting untuk mengetahui tingkat kesehatan seseorang. Kulit yang sehat mencerminkan kebersihan, status gizi, dan status emosi/psikologis seseorang. Oleh karena itu integument/kulit perlu mendapatkan perhatian yang cukup besar. Kulit mepunyai tiga lapisan utama: Epidermis, Dermis dan Jaringan sub kutis. Epidermis (lapisan luar) tersusun dari beberapa lapisan tipis yang mengalami tahap diferensiasi pematangan. Kulit ini melapisi dan melindungi organ di bawahnya terhadap kehilangan air, cedera mekanik atau kimia dan mencegah masuknya mikroorganisme penyebab penyakit. Lapisan paling dalam epidermis membentuk sel–sel baru yang bermigrasi kearah permukaan luar kulit. Epidermis terdalam juga menutup luka dan mengembalikan integritas kulit sel – sel khusus yang disebut melanosit dapat ditemukan dalam epidermis. Mereka memproduksi melanin , pigmen gelap kulit. Orang berkulit lebih gelap mempunyai lebih banyak melanosit aktif (Syaifuddin, 1997) 2. Lapisan-Lapisan Kulit a. Epidermis, terdiri dari 5 lapisan yaitu : 1. Stratum Korneum Selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel, inti selnya sudah mati dan mengandung zat keratin. 2. Stratum Lusidum Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum ialah sel – sel sudah banyak yang kehilangan inti dan butir – butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar. Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki. 3. Stratum Granulosum Stratum ini terdiri dari sel – sel pipih. Dalam sitoplasma terdapat butir–butir yang disebut keratohialin yang merupakan fase dalam pembentukan keratin. 4. Stratum Spinosum / Stratum Akantosum Lapisan yang paling tebal. 5. Stratum Basal/Germinativum Stratum germinativum menggantikan sel – sel yang diatasnya dan merupakan sel – sel induk. Dermis terdiri dari 2 lapisan,yaitu Bagian atas, papilaris (stratum papilaris) dan bagian bawah, retikularis (stratum retikularis). Kedua jaringan tersebut terdiri dari jaringan ikat longgar yang tersusun dari serabut-serabut kolagen, serabut elastis dan serabut retikulus. Serabut kolagen untuk memberikan kekuatan pada kulit. Serabut elastis memberikan kelenturan pada kulit. Retikulus terdapat
terutama di sekitar kelenjar dan folikel rambut dan memberikan kekuatan pada alat tersebut. Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak dan diantara gerombolan ini berjalan serabut-serabut jaringan ikat dermis. 3. Fungsi Kulit Proteksi Pengatur suhu Absorbsi Pembentukan pigmen Eksresi Keratinisasi Sensasi Pembentukan vit D (Syaifuddin, 1997) B. DERMATITIS a. Pengertian Dermatitis merupakan epidermo-dermatitis dengan gejala subyektif pruritus. Obyektif tanpa inflamasi eritema, vesikulasi, eksudasi dan pembentukan sisik. Tanda-tanda polimorfi tersebut tidak selalu timbul pada saat-saat yang sama. Penyakit bertendensi residif dan menjadi kronis. Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik). b. Etiologi Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia (misalnya detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (misalnya sinar, suhu), mikroorganisme (bakteri, jamur), serta dapat pula dari dalam (endogen), misalnya genetik dan imunologi. Sebagian lain tidak diketahui etiologinya yang pasti. c. Manifestasi klinis Pada umumnya penderita dermatitis mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada stadium penyakit. Penyebarannya dapat setempat, generalisata, dan universalis. Pada stadium akut kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikula atau bula, erosi dan eksudasi, sehingga tampak basah (madidans). Stadium sub akut, eritema dan edema berkurang, eksudat mengering
menjadi krusta. Sedangkan pada stadium kronis lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul, dan likenifikasi, mungkin juga terdapat erosi atau ekskoriasi karena garukan. Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja suatu dermatitis sejak awal memberikan gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis. Demikian pula jenis efloresensi tidak selalu harus polimorfik, mungkin hanya oligomorfik (Adhi, 2007). d. Klasifikasi a)
Dermatitis kontak Dermatitis kontak adalah respon peradangan kulit akut atau kronik terhadap paparan bahan
iritan eksternal yang mengenai kulit. Dermatitis kontaki terbagi 2 yaitu : Dermatitis kontak iritan (mekanisme non imunologik) Dermatitis kontak alergik (mekanisme imunologik spesifik) Perbedaan Dermatitis kontak iritan dan kontak alergik No.
Dermatitis kontak iritan
Dermatitis kontak alergik
1.
Penyebab
Iritan primer
Alergen kontak S.sensitizer
2.
Permulaan
Pada kontak pertama
Pada kontak ulang
3.
Penderita
Semua orang
Hanya orang yang alergik
4.
Lesi
Batas lebih jelas
Batas tidak begitu jelas
Eritema sangat jelas
Eritema kurang jelas
5.
Uji Tempel
Sesudah ditempel 24 jam, Bila sesudah 24 jam bahan allergen di bila iritan di angkat reaksi angkat, reaksi menetap atau meluas akan segera
berhenti.
b) Dermatitis atopik Dermatitis atopik adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal dan umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita. Kelainan kulit berupa papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, tempatnya dilipatan atau fleksural.. c)
Dermatitis numularis
Merupakan dermatitis yang bersifat kronik residif dengan lesi berukuran sebesar uang logam dan umumnya berlokasi pada sisi ekstensor ekstremitas. d) Dermatitis seboroik Merupakan golongan kelainan kulit yang didasari oleh factor konstitusi, hormon, kebiasaan buruk dan bila dijumpai pada muka dan aksila akan sulit dibedakan. Pada muka terdapat di sekitar leher, alis mata dan di belakang telinga. C. DERMATITIS ATOPIC a. Pengertian Dermatitis Atopik adalah suatu peradangan menahun pada lapisan atas kulit yang menyebabkan rasa gatal; seringkali terjadi pada penderita rinitis alergika atau penderita asma dan pada orang-orang yang anggota keluarganya ada yang menderita rinitis alergika atau asma (www.Indonesiaindonesia.com. 2010). Dermatitis Atopik adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal, yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita (dermatitis atopik, rhinitis, alergik, dan atau asma bronkhial) (Adhi, 2007). b. Etiologi Penderita dermatitis atopik biasanya juga memiliki penyakit alergi lainnya. Hubungan antara dermatitis dan penyakit alergi tersebut tidak jelas; beberapa penderita memiliki kecenderungan yang sifatnya diturunkan untuk menghasilkan antibodi secara berlebihan (misalnya immunoglobulin E) sebagai respon terhadap sejumlah rangsangan yang berbeda. Berbagai keadaan yang bisa memperburuk dermatitis atopic, stres emosional, perubahan suhu atau kelembaban udara, infeksi kulit oleh bakteri, Kontak dengan bahan pakaian yang bersifat iritan (terutama wol). Pada beberapa anak-anak, alergi makanan bisa memicu terjadinya dermatitis atopic. c. Manifestasi Klinik Dermatitis atopik kadang muncul pada beberapa bulan pertama setelah bayi lahir. Pada wajah, kulit kepala, daerah yang tertutup popok, tangan, lengan, kaki atau tungkai bayi terbentuk ruam berkeropeng yang berwarna merah dan berair. Dermatitis seringkali menghilang pada usia 3-4 tahun, meskipun biasanya akan muncul kembali. Pada anak-anak dan dewasa, ruam seringkali muncul dan kambuh kembali hanya pada 1 atau beberapa daerah, terutama lengan
atas, sikut bagian depan atau di belakang lutut. Warna, intensitas dan lokasi dari ruam bervariasi, tetapi selalu menimbulkan gatal-gatal. Rasa gatal seringkali menyebabkan penggarukan yang tak terkendali sehingga penyakitnya semakin buruk. Penggarukan dan penggosokan juga bisa merobek kulit dan menciptakan jalan masuk untuk bakteri sehingga terjadi infeksi. d. Patofisiologi Gangguan imunologi yang menonjol pada dermatitis atopik adalah adanya peningkatan produksi IgE karena aktivitas limfosit T yang meningkat. Aktivitas limfosit meningkat karena pengaruh dari IL-4. Sementara itu, produksi IL-4 dipengaruhi oleh aktivitas sel T Helper. Sel TH2 akan merangsang sel B untuk memproduksi IgE. Sitokin dihasilkan IL-2 dan IL-4. Jadi, pada dermatitis atopik, TH2 mempunyai peran yang menonjol pada proses patogenesis dermatitis atopik (Adhi, 2007). Sel T yang teraktivasi di kulit juga akan menginduksi apoptosis keratinosit, sehingga terjadi spongiosis. Proses ini diperantarai oleh IFN-γ yang dilepaskan sel T teraktivasi dan meninggalkan Fas dalam keratinosit (Adhi, 2007). e. Komplikasi Infeksi
virus
dan
bakteri
(impetigo,
folikulitis,
abses,
vaksinia. Molluscum
contagiosum dan herpes) Meningkatnya jumlah koloni Staphylococcus aureus. f. Diagnosis Diagnosis DA ditegakkan berdasarkan didapatkan sekurang-kurangnya 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor dari kriteria diagnosis menurut Hanifin dan Rayka yaitu: Kriteria mayor: Pruritis Morfologi dan distribusi khas Didapatkan dermatitis kronik dan sering kambuh Riwayat atopik Kriteria minor: Xerosis, iktiosis, reaksi alergi tipe 1, kenaikan kadar IgE, infeksi kulit, timbul pada usia muda, dermatitis pada tangan, dermatitis pada puting susu, kheilitis, konjungtivitis yang rekuren, kerutan kulit pada daerah infra orbital, keratokonus, kepucatan dan kemerahan pada muka, ptiriasis alba, gatal pada waktu berkeringat. g. Penatalaksanaan Penatalaksanaan medis dan keperawatan dermatitis melalui terapi yaitu : a) Terapi sitemik Pada dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi antihistamin, antiserotonin, antigraditinin, arit – SRS – A dan pada kasus berat dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.
b) Terapi topical Dermatitis akut diberi kompres bila sub akut cukup diberi bedak kocok bila kronik diberi saleb. Diet Tinggi kalori dan tinggi protein (TKTP) Contoh : daging, susu, ikan, kacang-kacangan, jeruk, pisang, dan lain-lain h. Pemeriksaan Diagnostik 1. Pemeriksaan penunjang : a) Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin 1/5000). b) Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi 2. Laboratorium a) Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin b) Urin : pemerikasaan histopatologi
PATHWAY : DERMATITIS
Genetik, lingkungan, psikologi, alergi
Peningkatan kadar Ig E
Respon Ig E terhadap basofil
Reasksi silang
Sel mast
Pelepasan histamin
Rasa Gatal
Gangguan pola tidur
Penggarukan yang tidak terkendali
Macula erythema
Pruritus hebat
Gangguan citra tubuh
Robekan pada kulit
Lesi
Resiko infeksi
Erosi krusta
Bakteri
Kerusakan integritas kulit
Nyeri
BAB III ASKEP TEORI I.
Pengkajian a. Identitas Klien
Nama
:
MR
:
Masuk ke RS : Tanggal Lahir : Umur
:
Jenis kelamin : Agama
:
Alamat
:
b. Penanggung jawab Nama
:
MR
:
Masuk ke RS : Tanggal Lahir : Umur
:
Jenis kelamin : Agama
:
Alamat
:
c. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan dahulu: Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
Riwayat kesehatan keluarga: Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
Riwayat kesehatan sekarang: Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya
d. Pengkajian 11 Fungsional Gordon 1) Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan penyakit. Apakah pasien langsung mencari pengobatan atau menunggu sampai penyakit tersebut mengganggu aktivitas pasien. 2) Pola nutrisi dan metabolisme Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien ( pagi, siang dan malam ) Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual muntah, pantangan atau alergi Tanyakan apakah klien mengalami gangguan dalam menelan Tanyakan apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang mengandung vitamin antioksidant 3) Pola eliminasi Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB, warna dan karakteristiknya Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin dan defekasi Adakah masalah dalam proses miksi dan defekasi, adakah penggunaan alat bantu untuk miksi dan defekasi. 4) Pola aktivitas/olahraga Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan pada kulit. Kekuatan Otot :Biasanya klien tidak ada masalah dengan kekuatan ototnya karena yang terganggu adalah kulitnya Keluhan Beraktivitas : kaji keluhan klien saat beraktivitas. 5) Pola istirahat/tidur Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien Masalah Pola Tidur : Tanyakan apakah terjadi masalah istirahat/tidur yang berhubungan dengan gangguan pada kulit Bagaimana perasaan klien setelah bangun tidur? Apakah merasa segar atau tidak? 6)
Pola kognitif/persepsi
7)
Kaji status mental klien Kaji kemampuan berkomunikasi dan kemampuan klien dalam memahami sesuatu Kaji tingkat anxietas klien berdasarkan ekspresi wajah, nada bicara klien. Identifikasi penyebab kecemasan klien Kaji penglihatan dan pendengaran klien. Kaji apakah klien mengalami vertigo Kaji nyeri : Gejalanya yaitu timbul gatal-gatal atau bercak merah pada kulit. Pola persepsi dan konsep diri
Tanyakan pada klien bagaimana klien menggambarkan dirinya sendiri, apakah kejadian yang menimpa klien mengubah gambaran dirinya Tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi klien, apakah merasa cemas, depresi atau takut
8)
Apakah ada hal yang menjadi pikirannya Pola peran hubungan
9)
Tanyakan apa pekerjaan pasien Tanyakan tentang system pendukung dalam kehidupan klien seperti: pasangan, teman, dll. Tanyakan apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan perawatan penyakit klien Pola seksualitas/reproduksi
Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan penyakitnya Tanyakan kapan klien mulai menopause dan masalah kesehatan terkait dengan menopause Tanyakan apakah klien mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan kebutuhan seks
10) Pola koping-toleransi stress
Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat di RS ( financial atau perawatan diri ) Kaji keadan emosi klien sehari-hari dan bagaimana klien mengatasi kecemasannya (mekanisme koping klien ). Apakah ada penggunaan obat untuk penghilang stress atau klien sering berbagi masalahnya dengan orang-orang terdekat.
11) Pola keyakinan nilai Tanyakan agama klien dan apakah ada pantangan-pantangan dalam beragama serta seberapa taat klien menjalankan ajaran agamanya. Orang yang dekat kepada Tuhannya lebih berfikiran positif II.
DIAGNOSA 1. Nyeri 2. Kerusakan integritas kulit 3. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas 4. Gangguan pola tidur 5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.
III.
INTERVENSI & RASIONAL 1. Nyeri
Tujuan: Pasien akan mempertahankan tingkat kenyamanan selama dalam perawatan Kriteria: Pasien akan menunjukan nyeri dan gatal berkurang setelah tindakan keperawatan 1 x 24 jam. INTERVENSI
RASIONAL
Kaji penyebab gangguan rasa nyaman
Sebagai
dasar
dalam
menyusun
rencana
intervensi keperawatan.
Kendalikan
Pertahankan
faktor-
kelembaban
Rasa gatal dapat diperburuk oleh panas, kimia dan fisik.
faktor
iritan
kira-kira
60% Dengan kelembaban yang rendah kulit akan kehilangan air.
Pertahankan lingkungan yang dingin atau
Kesejukan mengurangi gatal.
sejuk.
Gunakan sabun ringan atau sabun khusus untuk kulit sensitif
Cuci linen tempat tidur dan pakaian dengan sabun ringan
Kompres penyejuk dengan air suam-suam kuku atau kompres dingin guna meredakan
Upaya ini mencakup tidak adanya larutan detergen, zat pewarna atau bahan pengeras
Sabun yang keras dapat menimbulkan iritasi pada kulit.
Pengisapan air yang bertahap dari kassa kompres akan menyejukan kulit dan meredakan pruritus.
rasa gatal.
Oleskan lotion dan krim kulit segera setelah Hidrasi yang efektif pada stratum korneum mencegah gangguan lapisan barier pada kulit. mandi
Gunakan terapi topical seperti yang diresepkan Tindakan ini membantu meredakan gejala. dokter.
2. Kerusakan integritas kulit Tujuan
:
Pasien
akan
mempertahankan
integritas
kulit
selama
dalam
perawatan.
Kriteria : tidak terjadi kekeringan dan penebalan. INTERVENSI
RASIONAL
Lindungi kulit yang sehat terhadap kemungkinan maserasi (hidrasi stratum korneum yang berlebihan) ketika memasang balutan basah.
Maserasi
Hilangkan kelembaban dari kulit dengan menutulkan untuk mengisap dan menghindari friksi
Friksi dan maserasi memainkan peranan yang penting dalam proses terjadinya sebagian penyakit kulit.
Hindari dari resiko cedera termal akibat penggunaan kompres hangat dengan suhu yang terlalu tinggi
penderita dermatosis dapat mengalami penurunan sensitivitas terhadap panas.
Oleskan lotion dan krim kulit segera setelah mandi.
hidrasi yang efektif pada stratum korneum mencegah gangguan lapisan barier pada kulit.
Jaga agar kuku selalu terpangkas pendek
Pemotongan kuku akan mengurangi kerusakan kulit karena garukan
pada
kulit
yang
sehat
dapat
menyebabkan pecahnya kulit dan perluasan kelainan
primer.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas Tujuan:Setelah melakukan tindakan keperawatan selama 1×24 jam, infeksi dapat dihindari Kriteriahasil: 1. Tanda-tanda vital dalam batas normal 2. Tidak adanya tanda-tanda infeksi
INTERVENSI
RASIONAL
Minimalkan resiko infeksi pasien dengan : Mencuci tangan sebelum dan setelah memberikan perawatan Menggunakan sarung tangan untuk mempertahankan asepsis pada saat memberikan perawatan langsung.
a.Mencuci tangan adalah satu-satunya cara terbaik
untuk
mencegah
penularan
pathogen b.Sarung tangan dapat melindungi tangan pada saat memegang luka yang dibalut atau melakukan berbagai tindakan
Pantau suhu minimal setiap 4 jam dan catat Suhu yang terus meningkat setelah pada kertas grafik. Laporkan evaluasi pembedahan dapat merupakan tanda awitan komplikasi pulmonal, infeksi luka atau segera. dehisens, infeksi saluran kemih atau tromboflebitis Bantu pasien mencuci tangan sebelum dan Mencuci tangan mencegah penyebaran sesudah makan dan setelah dari kamar pathogen terhadap objek dan makanan lain mandi
Beri pendidikan kepada pasien mengenai: a. Teknik mencuci tangan yang baik b. Factor-faktor yang meningkatkan resiko infeksi c. Tanda-tanda dan gejala infeksi
Tindakan tersebut memungkinkan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan dan membantu pasien memodifikasi gaya hidup untuk mempertahankan tingkat kesehatan Yang optimum
4. Gangguan pola tidur 5. Tujuan : Dalam waktu 1×24 jam pasien mencapai pola tidur/istirahat yang memuaskan Kriteria hasil : 1. Pasien mengungkapkan perasaan cukup beristirahat 2. Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda fisik deprivasi tidur 3. Menghindari konsumsi kafein 4. Mengenali tindakan untuk meningkatkan tidur INTERVENSI Berikan kesempatan pasien untuk mendiskusikan keluhan yang mungkin menghalangi tidur.
RASIONAL Mendengar
aktif
dapat
menentukan
penyebab
membantu
kesulitan
tidur
Rencanakan asuhan keperawatan rutin yang Tindakan ini memungkinkan asuhan memungkinkan pasien tidur tanpa keperawatan yang konsisten dan terganggu. memberikan waktu untuk tidur tanpa terganggu
Berikan bantuan tidur kepada pasien, seperti bantal, mandi sebelum tidur, makanan atau minuman dan bahan bacaan. Ciptakan lingkungan tenang yang kondusif untuk tidur Berikan pengobatan yang diprogramkan untuk meningkatkan pola tidur normal pasien. pantau dan catat reaksi yang tidak diharapkan
Hygiene
pribadi
secara
rutin
dapat
mempermudah tidur bagi sejumlah pasien Tindakan ini dapat mendorong istirahat dan tidur Agens hipnotik memicu tidur, obat penenang menurunkan ansietas
Minta pasien untuk setiap pagi menjelaskan Tindakan ini membantu mendeteksi adanya kualitas tidur malam sebelumnya. gejala perilaku yang berhubungan dengan tidur Berikan pendidikan kesehatan kepada pasien tentang teknik relaksasi seperti imajinasi terbimbing, relaksasi otot progresif dan meditasi
Upaya relaksasi yang bertujuan biasanya dapat membantu meningkatkan tidur
6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus. Tujuan : Dalam waktu 1×24 jam pasien menerima perubahan citra tubuh Kriteria hasil : 1. Pasien berpartisipasi dalam berbagai aspek perawatan dan dalam pemgambilan keputusan tentang perawatan 2. Pasien menyatakan perasaan positif terhadap dirinya sendiri 3. Pasien berpartisipasi dalam program rehabilitasi dan konseling
INTERVENSI
RASIONAL
Untuk memvalidasi perasaannya Terima persepsi diri pasien dan berikan jaminan bahwa ia dapat mengatasi krisis ini
Ketika membantu pasien yang sedang melakukan perawatan diri, kaji pola koping dan tingkat harga dirinya
Untuk mendapat nilai dasar pada pengukuran kemajuan psikologisnya
Dorong pasien melakukan perawatan diri
Untuk meningkatkan rasa kemandirian dan control
Berikan kesempatan kepada pasien untuk menyatakan perasaan tentang citra tubuhnya dan hospitalisasi.
Agar pasien dapat mengungkapkan keluhannya dan memperbaiki kesalahpahaman
Untuk mendukung adaptasi dan kemajuan Bimbing dan kuatkan focus pasien pada yang berkelanjutan aspek-aspek positif dari penampilannya dan upayanya dlam menyesuaikan diri dengan perubahan citra tubuhnya
BAB IV KASUS TINJAUAN KASUS Tn.A datang di rumah sakit Lasallian dengan keluhan gatal- gatal sejak 2 hari yang lalu, rasa panas dan kemerahan di daerah wajah, leher dan punggung. Rasa gatal tersebut menimbulkan keinginan untuk menggaruk sehingga timbul kemerahan dan rasa panas akibat garukan tersebut. Pasien menguluh malu dengan keadaan dirinya saat ini. Intensitas gatal akan meningkat saat terkena sinar matahari langsung atau berkeringat. Dan akan berkurang saat pasien mandi dan memberikan talk pada daerah yang gatal atau minum obat anti histamin. I.
PENGKAJIAN Tanggal masuk
: 10-10-2016
No.Reg. Med
: 121345
Jam masuk
: 06.20 WIB
Pengkajian
: 10-10-2016
Ruang : Interna Jam : 10.00 WIB Diagnosa II.
III.
: Dermatitis
IDENTITAS Nama pasien
: Tn. A
Umur
: 25 tahun
Suku/Bangsa
: Minahasa
Agama
: Kristen
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Karyawan pabrik
Alamat
: jl. KM 4/5
KELUHAN UTAMA: Gatal-gatal
IV.
RIWAYAT KEPERAWATAN
a) Riwayat penyakit sekarang Pasien mengeluh gatal- gatal sejak 2 hari yang lalu, rasa panas dan kemerahan di daerah wajah, leher dan punggung. Rasa gatal tersebut menimbulkan keinginan untuk menggaruk sehingga timbul kemerahan dan rasa panas akibat garukan tersebut. Intensitas gatal akan
meningkat saat terkena sinar matahari langsung atau berkeringat. Dan akan berkurang saat pasien mandi dan memberikan talk pada daerah yang gatal atau minum obat anti histamin. b.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan dia alergi terhadap beberapa jenis makanan laut seperti udang dan kerang. c.
Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan ayahnya dahulu meninggal karena sakit asma.
V.
PEMERIKSAAN FISIK:
Keadaan umum
: sedang,
Kesadaran
: compos mentis
Tanda-tanda vital: Tensi : 110/70 mmHg; Nadi: 70 x/mnt; Suhu: 36,8°C; RR: 20 x/mnt Breathing (B1) : tidak ada masalah b. Blood (B2) : Tidak ada tanda-tanda abnormal pada sistem kardiovaskuler. c. Brain (B3) : Kesadaran compos mentis, tak pusing. d.Bladder (B4) : Urine dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem perkemihan. e. Bowel (B5) : Tidak ada masalah dengan sistem pencernaan. f. Bone and integument (B6): Pasien mengeluh gatal dan tidak nyaman pada daerah wajah, leher sampai punggung. Rasa panas dan nyeri serta kemerahan dan penebalan pada area tersebut. 1. Kulit Inspeksi : warna kulit gelap, lesi kulit ada, pruritus ada, terdapat papul, Ekskoriasi, krusta dan likeforasi. Palpasi : tidak panas 2. Kepala/Rambut Inspeksi : Bersih, tidak ada ketombe, rambut lurus, distribusi rambut merata, bentuk kepala simetris. Palpasi : Tidak ada massa di kepala, rambut halus, tidak berminyak, tidak ada nyeri tekan. 3. Mata Fungsi penglihatan : Baik Pupil dan reflek cahaya : Normal Konjungtiv : Anemis Lensa/iris : Tidak ada kekeruhan lensa Odema palpebra : Tidak ada 4. Telinga Fungsi pendengaran : Baik Kebersihan : Bersih Daun telinga : Simetris Kiri dan kanan Sekret : Tidak ada
: Tidak ada pembengkakan dan Nyeri tekan mastoid 5. Hidung dan Sinus Inspeksi : Bentuk simetris Fungsi pennciuman : Baik Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan Kebersihan : Bersih Pendarahan : Tidak ada pendarahan Sekret : tidak ada 6. Mulut dan Tenggorokan Membran mukosa : kering Kebersihan mulut : lidah bersih, bentuk lidah simetris Keadaaan gigi : lengkap, caries dentis ada, gigi palsu tidak ada. Tanda radang : Tidak ada Trismus : Tidak ada trismus Kesulitan menelan : Tidak ada 7. Leher Trakea : Simetris Kelenjar limfe : Ada pembesaran limfe Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran tiroid Gerakan leher : Normal Kaku kuduk : tidak ada kaku kuduk 8. Thorak dan paru Inspeksi : Dada simetris, RR : 27 X/ menit, menggunakan otot bantu pernapasan Perkusi : Resonan pada kedua paru Palpasi : Fremitus kiri=kanan, Tidak ada nyeri tekan Auskultasi : Vesikuler 9. Abdomen Inspeksi Perkusi Palpasi Auskultasi 10. Genetalia 11. Neurologis Status mental Motorik tremor tidak ada. VI.
: tdak terdapat kelainan : normal : tidak terdapat massa : bising usus 10 X / menit : normal : Compos mentis : Gerak terkoodinasi, fungsi kooordinasi baik, kejang dan
PEMERIKSAAN PENUNJANG: Pemeriksaan laboratorium tanggal Leuco : 3300/uL Plt : 171.000/uL Hct : 29,3 % LED : 22 mm/jam TERAPI : - Dexa tab 3 x 0,5 mg Hb : 9,0 gr/dl - Gentamycin topikal
ANALISA DATA
NO 1
DATA DS :
ETIOLOGI Peningkatan kadar Ig E
Pasien mengatakan merasa tidak nyaman dan gatal pada daerah wajah, leher dan
Respon Ig E terhadap basofil
MASALAH Gangguan rasa
Gangguan rasa
nyaman (nyeri
nyaman (nyeri dan
dan gatal)
punggung. DO :
DIAGNOSA
gatal) yang berhubungan dengan proses inflamasi
Reasksi silang
Pasien tampak kemerahan, perubahan pada sebagian daerah wajah, leher dan
Pelepasan histamin
punggung. Pruritus hebat
Nyeri 2
DS : Pasien mengatakan gatal dan ingin
Penggarukan yang tidak terkendali
menggaruk daerah yang gatal tersebut akibatnya terjadi kemerahan dan
Kerusakan integritas kulit
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan
Robekan pada kulit
penebalan pada area tersebut Lesi
fungsi barier kulit
DO : Pasien tampak kemerahan dan prubahan
Erosi krusta
pada sebagian daerah wajah, leher dan punggung. Kerusakan integritas kulit 3
DS : Pasien mengatakan malu dengan malu
Respon Ig E terhadap basofil
Gangguan citra tubuh
tubuh
b.d penampakan kulit yang tidak baik
dengan tubuhnya sekarang DO :
Gangguan citra
Reasksi silang
Pasien tampak malu untuk beraktivitas dan keluar lingkungan Pelepasan histamin
Macula erythema
Gangguan citra tubuh
INTERVENSI
NO HARI/TGL
DX KEP
TUJUAN &
INTERVENSI
RASIONAL
KRITERIA HASIL 1
10-10-2016
rasa nyaman
Setelah di lakukan
1. Kaji penyebab gangguan rasa
1. Sebagai dasar dalam
(nyeri dan
tindakan keperawatan
nyaman.
menyusun rencana intervensi
gatal)
selama 3x8 jam di
berhubungan
harapkan pasien akan
dengan proses
mempertahankan
diperburuk oleh panas, kimia
inflamasi pada
tingkat kenyamanan
dan fisik.
kulit
selama dalam
3. Pertahankan kelembaban kira-kira
3. Dengan kelembaban yang
perawatan dengan
60%.
rendah kulit akan kehilangan
keperawatan. 2. Kendalikan faktor- faktor iritan.
kriteria hasil :
2. Rasa gatal dapat
air.
DS : Pasien mengatakan
4. Gunakan sabun ringan atau sabun
4. Upaya ini mencakup tidak
tidak gatal pada area
khusus untuk kulit sensitive.
adanya larutan detergen, zat
wajah, leher dan
pewarna atau bahan pengeras.
punggung.
5. Pertahankan lingkungan yang
5. Kesejukan mengurangi
DO : Badan pasien
dingin atau sejuk.
gatal.
tidak tampak
6. Oleskan lotion dan krim kulit
6. Hidrasi yang efektif pada
kemerahan
segera setelah mandi
stratum korneum mencegah gangguan lapisan barier pada kulit.
2
10-10-2016
Kerusakan
Setelah di lakukan
1. Lindungi kulit yang sehat
1. Maserasi pada kulit yang
integritas kulit
tindakan keperawatan
terhadap kemungkinan maserasi
sehat dapat menyebabkan
berhubungan
selama 3x8 jam di
(hidrasi stratum korneum yang
pecahnya kulit dan perluasan
dengan
harapkan pasien akan
berlebihan) ketika memasang
kelainan primer.
perubahan
mempertahankan
balutan basah.
fungsi barier
integritas kulit selama
2. Hilangkan kelembaban dari kulit
2. Friksi dan maserasi
kulit.
dalam perawatan,
dengan menutulkan untuk mengisap
memainkan peranan yang
dengan kriteri hasil :
dan menghindari friksi.
penting dalam proses
DS : pasien mengatakan
terjadinya sebagian penyakit
sudah tidak terasa gatal
kulit.
lagi di bagian wajah,
3. Jaga agar kuku selalu terpangkas
3. Pemotongan kuku akan
leher dan punggung.
pendek.
mengurangi kerusakan kulit
DO : pasien tidak
karena garukan.
tampak menggaruk-
4. Hindari dari resiko cedera termal
4. penderita dermatosis dapat
garuk lagi bagian
akibat penggunaan kompres hangat
mengalami penurunan
tubuhnya yang gatal
dengan suhu yang terlalu tinggi.
sensitivitas terhadap panas.
5. Oleskan lotion dan krim kulit
5. hidrasi yang efektif pada
segera setelah mandi
stratum korneum mencegah gangguan lapisan barier pada kulit.
3
10-10-2016
Gangguan citra tubuh b.d penampakan kulit yang tidak baik
Setelah di lakukan
1. Terima persepsi diri pasien dan
1. Untuk memvalidasi
tindakan keperawatan
berikan jaminan bahwa ia dapat
perasaannya.
selama 3x8 jam di
mengatasi krisis ini.
harapkan . Pasien berpartisipasi dalam
2. Kaji pola koping dan tingkat harga
2. Untuk mendapat nilai dasar
berbagai aspek perawatan
dirinya.
pada pengukuran kemajuan psikologisnya.
dan dalam pemgambilan keputusan tentang
3. Dorong pasien melakukan perawatan
perawatan
diri.
3. Untuk meningkatkan rasa kemandirian dan control.
2. Pasien menyatakan perasaan positif terhadap
4. . Berikan kesempatan kepada pasien
dirinya sendiri
untuk menyatakan perasaan tentang
4 pasien dapat mengungkapkan
3. Pasien berpartisipasi
citra tubuhnya dan hospitalisasi.
keluhannya dan memperbaiki kesalahpahaman.
dalam program rehabilitasi dan konseling,
5. . Bimbing dan kuatkan focus pasien
dengan criteria hasil :
pada aspek-aspek positif dari
5. Untuk mendukung adaptasi
DS : pasien mengatakan
penampilannya dan upayanya dlam
dan kemajuan yang
menerima keadaan dirinya menyesuaikan diri dengan perubahan citra tubuhnya sekarang. DO : Pasien tidak tampak malu
berkelanjutan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI NO
HARI/TGL
JAM
INT
IMPLEMENTASI
JAM
EVALUASI
/DX 1
11-10-2016
7:30
08.00
08.45
09.15
1/1
1/2
1/3
1/4
1. Mengaji penyebab gangguan rasa
tidak nyaman dan gatal pada
Hasil : Pasien merasa gatal pada bagian
daerah wajah, leher dan
wajah, leher dan punggung
punggung.
2. Mengendalikan faktor- faktor iritan.
O : Pasien tampak kemerahan,
Hasil : Pasien masih merasa gatal
perubahan pada sebagian daerah
3. Pertahankan kelembaban kira-kira
wajah, leher dan punggung.
60%.
A : Masalah belum teratasi
Hasil : Pasien belum mencapai
P : Intervensi di lanjutkan
kelembapan 60%
(1,2,3,4,5,6)
sabun khusus untuk kulit sensitive. Hasil : Pasien merasa gatalnya 1/5
berkurang sehabis menggunakan sabun kusus 5. Mempertahankan lingkungan yang dingin atau sejuk.
15.30
1/6
S : Pasien mengatakan merasa
nyaman.
4. Menggunakan sabun ringan atau
13.00
15:45
Hasil : Pasien merasa nyaman ketika berada di lingkungan yang berangin
TT
6. Mengoleskan lotion dan krim kulit segera setelah mandi. Hasil : lotion yang di pakai pasien sedikit mengurangi gatal pada pasien 2
12-10-2016
13.00
14.15
15.05
2/1
2/2
2/3
1. Melindungi kulit yang sehat terhadap
ingin menggaruk daerah yang
korneum yang berlebihan) ketika
gatal tersebut akibatnya terjadi
memasang balutan basah.
kemerahan dan penebalan pada
Hasil : Pasien merasa kurang nyaman
area tersebut
dengan balutan yang di pakai
O : Pasien tampak kemerahan
2. Menghilangkan kelembaban dari
dan prubahan pada sebagian
kulit dengan menutulkan untuk
daerah wajah, leher dan
mengisap dan menghindari friksi.
punggung.
Hasil : Pasien mesih merasa gatal
A : Masalah belum teratasi
3. Menjaga agar kuku selalu terpangkas
P : Intervensi di lanjutkan
pendek.
(1,2,3,4,5)
perawat 2/4
S : Pasien mengatakan gatal dan
kemungkinan maserasi (hidrasi stratum
Hasil : Pasien mengikuti instruksi dari
16.00
20:15
4. Menghindari dari resiko cedera termal akibat penggunaan kompres hangat dengan suhu yang terlalu tinggi. Hasil : Pasien menghindari cedera
sebisa mungkin 20.00
2/5
5. Oleskan lotion dan krim kulit segera setelah mandi. Hasil : Gatal dan kemerahan pasien sedikit berkurang
3
13-10-2016
7:30
08.00
08.45
3/1
3/2
3/3
1. Menerima persepsi diri pasien dan
Pasien mengatakan malu dengan
krisis ini.
malu dengan tubuhnya sekarang
Hasil : Pasien masih merasa canggung
O:
dengan perawat
Pasien tampak malu untuk
2. Mengkaji pola koping dan tingkat harga
beraktivitas dan keluar
dirinya.
lingkungan
Hasil : Pasien masih merasa rendah diri
A:
diri.
3/4
Hasil : pasien mulai mengikuti instruksi perawat dalam melakukan perawatan diri 4. Berikan kesempatan kepada pasien untuk menyatakan perasaan tentang citra
13.00
3/5
S:
berikan jaminan bahwa ia dapat mengatasi
3. Dorong pasien melakukan perawatan
09.15
13:15
tubuhnya dan hospitalisasi.
Hasil : Pasien belum bisa terbuka dengan peraat
Masalah belum teratasi P: Intervensi di lanjutkan (1,2,3,4,5)
5. Bimbing dan kuatkan focus pasien pada aspek-aspek positif dari penampilannya dan upayanya dlam menyesuaikan diri dengan perubahan citra tubuhnya
Hasil : Pasien masih merasa sedih dengan keadaan tubuhnya saat ini
DAFTAR PUSTAKA
Doenges,Marlyn.E dkk.2001.Rencana asuhan keperawatan.Edisi:3.Jakarta:penerbit buku kedokteran,EGC Brunner dan Suddart. 2002. Keperawatan Medical-Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Volume 3. Djuanda, Prof. DR. Adhi, dkk. 2002. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. https://www.academia.edu/9324540/Dermatitis_5