A. Definisi Post partum/ puerperium adalah masa dimana tubuh menyesesuaikan baik fisik maupun pikosoial terhadap proses melahirkan. Dimulai segera setelah bersalin sampai tubuh menyesuaikan secara sempurna dan kembali mendekati keadaan ebelum hamil ( 6 minggu). Masa post partum di bagi dalam tiga tahap: immediate post partum dalam 24 jam pertama, early post partum period (minggu pertama) dan late post period ( minggu kedua sampai minggu ke enam). Potensial bahaya yang sering terjadi adalah pada immediate dan early post partum period sedangkan perubahan secara bertahap kebanyakan terjadi pada late post partum period. Bahaya yang paling sering terjadi itu adalah perdarahan paska persalinan atau HPP (Haemorrage Post Partum). Menurut Williams dan Wilkins (1998) perdarahan paska persalinan adalah perdarahan yang terjadi pada masa post partum yang lebih dari 500 cc segera setelah bayi lahir.
B. Etiologi Penyebab perdarahan di bagi dua sesuai dengan jenis perdrahan yaitu: Penyebab perdarahan paska persalinan dini : 1) Perlukaan jalan lahir : ruptur arteri, robekan serviks, vagina dan perineum, luka episiotomy. 2) Perdarahan pada tempat menempelnya plasenta karena : atonia uteri, retensi plasenta, inversion uteri. 3) Gangguan mekanisme pembekuaan darah 4) Penyebab perdarahan paska persalinan terlambat biasanya disebabkan oleh sisa plasenta atau bekuan darah, infeki akibat retensi produk pembuangan dalam uterius sehingga terjadi sub involusi uterus. Factor predisposisi 1) Trauma persalinan Setiap tindakan yang akan dilakukan selama proes persalinan haris diikuti dengan pemeriksaan jalan lahir agar diketahui adanya robekan pada jalan lahir dan segera dilakukan penjahitan dengan benar
2) atonia uterus pada kaus yang diduga beresiko tinggi terjadinya atonia uteri hrus diantisipasi dengan pemasangan infuse . demian juga harus disiapkan obat uterotonika serta pertolongan persalinan kala III dengan baik dan benae 3) jumlah darah edikit keadaan ini perlu dipertimbangkan pada kasus keadaaan itu jelek, hipertensi saat haml, pre eklampsia dan eklamsi. 4) Kelainan pembekuan darah Meskipun jarang tetapi bila terjadi sering berakibat fatal, sehingga perlu diantisipasi dengan hati-hati dan seksama. C. KLASIFIKASI PERDARAHAN a. Perdarahan paska persalinan dini/ early HPP/ primary HPP adalah perdarahan berlebihan ( 600 ml atau lebih ) dari saluran genitalia yang terjadi dalam 12-24 jam pertama setelah melahirkan. b. Perdarahan yang terjadi antara hari ke dua sampai enam minggu paska persalinan. D. MANIFESTASI KLINIS 1.
Perut kelihatan melebar, fundus uteri turun
2.
Perasaan sering atau susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
3.
Perasaan sakit perut dan pinggang oleh adanya kontraksi lemah dari uterus, kadang disebut “fase labor pains”
4.
Serviks menjadi lembek, mulai melebar dan sekresi bertambah dan bercampur darah
5.
Lightening atau setting atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida pada multipara tidak begitu kentara
6.
Uterus tidak berkontraksi dan lembek
7.
Perdarahan segera setalah bayi lahir ‘syok’
8.
Pucat, lemah, menggigil
9.
Robekan jalan rahim
10.
Plsenta belum lahir setelah 30 menit
11.
Perdarahan segera, uterus berkontraksi dank eras
12.
Tali pusat putus
13.
Inversion uteri
14.
Retensio plasenta
15.
Plasenta atau sebagian selaput tidak lengkap
E. PERUBAHAN FISIOLOGI a. TTV : suhu, tekanan darah, nadi b. System kardiovaskuler : volume darah, komponen darah: eritrosit, leukosit dan trombosit c. System gastrointestinal : gangguan defekasi d. System endokrin : estrogen dan progesterone menurun, timbul pengaruh proklatin dan oksitosin untuk produksi dan sekresi ASI, LH dan FSH menurun menekan ovulasi e. Sistem muskuloskeletal : distosis rectus abdominis f. Sistem integumen : cloasma gravidarum menghilang g. System reproduksi : Involusi uterus Lochea Serviks Vagina dan perineum After pain Laktasi 1. Uterus Involution Process ■ T’jd segera stl pengeluaran plasenta dgn kontraksi otot polos uterus ■ Fundus turun 1-2 cm/24 jam, 6 hr → diantara symphysis pubis & umbilicus ■ Uterus kembali ke posisi pelvis semula 1 mgg
■ Berat uterus : 1 mgg → 500 gram, 2 mgg → 350 gram, 6 mgg → 50-60 gram Kontraksi : kelenjar pituiri → hormon oksitosin → kontraksi uterus
→
menekan pembuluh darah → hemostasis Afterpains : Ketidaknyamanan yg terjadi karena kontraksi hebat Plasental site Pengeluaran plasenta dan membrane → kontriksi pembuluh darah dan thrombosis → nodul ireguler dan peningkatan area endometrium → pengelupasan jaringan nekrotik, mencegah pembentukan scar → memulai siklus kembali dan digunakan inplantasi dan plasetasi pada kehamilan berikutnya. 2. Lokhea Jenis lokhea
Lokhea Rubra : Berisi darah & decidual, & debris tromboplastik Aliran merah gelap atau merah kecoklatan terjadi dari hari 1-4 hari
Lokhea Serosa : Berisi darah tua, serum, leukosit, & debris jaringan. Berwarna merah muda atau merah kekuningan Berlangsung pada hari ke 4 – 8
Lokhea Alba : Berisi leukosit, desidua, sel-sel apetel, mukus, serum, & bakteri.
Dapat terus mengalir dari pembukaan vagina, Berwarna putih,
Berlangsung pada hari ke 8 - 14
PERBEDAAN LOKHEA DAN PERDARAHAN NON LOKHEA Lokhea
Non lokhea
Lokhea
biasanya
pembukaan
vagina.
dari
Jika darah yang keluar menyembur dari
terjadi
vagina, mungkin sobekan cervical atau
menetes Aliran
secara terus menerus seperti kontraksi
vagina pada tambahan lokhea normal Jika jumlah darah berlanjut berlebihan
uterus Pancaran lokhea dapat dihasilkan dari
dan berwarna merah terang , bisa
uterus yang dipijat. Jika berwarna
bersumber dari perdarahan sobekan
gelap, terkumpul pada vagina yang
cervical atau vagina
relaks.
3. Serviks 18 jam postpartum serviks kembali ke bentuk semula. Serviks naik ke bagian segmen bawah uterus menyisakan edema, tebal, dan rapuh untuk beberapa hari setelah kelahiran Tulang cervical yg berdilatasi smp 10 cm saat persalinan menutup scr bertahap 4. Vagina & perineum ↓estrogen saat postpartum → penipisan mukosa vagina, rugae (-), & ↓sekret. Dinding vagina kembali ke keadaan sebelum hamil dalam 6-8 mgg. Rugae terbentuk kembali dalam waktu 4 minggu (blm sempurna). Setelah itu, kembali kekeadaan semula setelah fungsi ovarium & menstruasi terjadi 5. Sistem endokrin Hormon2 plasenta : ↓ human placental lactogen (hpl), estrogen, kortisol & insulinase enzim plasenta Hormon pituitari : wanita menyusui & tdk menyusui memiliki perbedaan waktu ovulasi & menstruasi kembali. Wanita menyusui → ↑ prolaktin → ovarium ≠ berespon thdp stimulasi fsh → ≠ ovulasi Wanita ≠ menyusui → prolaktin ↓ mencapai keadaan ≠ hamil 4-6 mgg
6. Abdomen
6 minggu dinding abdomen kembali ke keadaan sebelum hamil
Kulit kembali elastis & striae (+)
Diastasis recti abdominis
7. Sistem urinaria
Saat hamil kadar steroid ↑ kemudian ↓ stl proses persalinan
Fungsi ginjal kembali N dalam 1 bln stl persalinan a. Komponen Urine Laktosuria pd wanita menyusui ↑ BUN Proteinuria ringan selama
1-2 hari setelah melahirkan
Ketonuria pd kelahiran tanpa komplikasi atau kelahiran memanjang dgn dehidrasi b. Diuresis Postpartum : Pengeluaran cairan terjadi melalui perspirasi & urine output ↓Estrogen ↑Tekanan vena Ekstrimitas bawah Kehilangan Volume darah c. Uretra & Kandung Kemih Trauma uretra & kandung kemih dapat terjadi selama proses melahirkan Trauma melahirkan, ↑ kapasitas kandung kemih & efek anestesi → ↓ berkemih Sakit pada pelvis dari tekanan saat melahirkan, laserasi vagina & episotomi ↓ reflek berkemih ↓ Berkemih → Distensi kandung kemih → mendorong uterus ↑ → mencegah kontraksi uterus 8. Sistem gastrointestinal Nafsu makan Ibu merasa sangat lapar setelah pulih dari analgesik, anestesi & kelelahan Perlu porsi makan extra & banyak ngemil
Pengosongan bowel ↓Tonus otot intestine, Diare sebelum persalinan , Kurangnya asupan nutrisi , Dehidrasi : Pengosongan bowel tertunda sampai 2-3 hari 9. Payudara Ibu menyusui : payudara terasa hangat dan keras, 1-3 hari → kolostrum → asi Ibu tidak menyusui : prolaktin menurun , 3-4 hari postpartum terjadi engorgement & hilang dengan sendirinya, ketidaknyamanan berkurang dalam 24-36 jam, asi berhenti dalam beberapa hari-minggu 10. Sistem kardiovaskuler a. Volume darah : ↑ 1000-1500 ml selama kehamilan, kehilangan darah saat partus: per vaginam → 300-400 ml, cesare → 600-800 ml b. Curah jantung : nadi, stroke volume, dan cardiac output meningkat sepanjang kehamilan, tetap meningkat selama 48 jam postpartum, ↓ dgn cepat dalam 2 minggu, dan kembali ke level sebelum hamil dalam 24 minggu c. Ttv Suhu : Selama 24 jam pertama mungkin meningkat sampai 38 0 C sebagai akibat dari efek dehidrasi persalinan. Setelah 24 jam ibu seharusnya tidak demam. Nadi : Nadi tetap tinggi selama jam pertama atau setelah melahirkan. Nadi kembali ke kecepatan tidak hamil dalam 8-10 minggu stl persalinan. Respirasi : Kecepatan respirasi menurun ke rentang normal dalam 6-8 minggu setelah persalinan. Tekanan Darah : TD sedikit berubah. Orthostatic hipotension
dapat
berkembang dalam 48 jam sebagai akibat dari spanchnic engorgement yang dapat terjadi setelah persalinan. d. Komponen darah Hematokrit & Hemoglobin
72 jam setelah melahirkan terjadi kehilangan volume plasma yang lebih besar dari sel darah → ↑ kadar Hb dan Ht pada 7 hari setelah persalinan.
Leukosit : Leukositosis normal pada kehamilan 12.000/mm3.
10-12 ari postpartum, nilai diantara 20.000-25.000/mm3 Faktor Koagulan Aktivitas fibrinolitik ↑ beberapa hari setelah persalinan. Kadar faktor I,II, VIII, IX, dan X ↓. Varikositis Varikositis atau varises pada kaki dan sekitar anus (hemoroid) biasa selama kehamilan. 11. System neurologis Perubahan neurologis selama peurperium dihasilkan dari pemulihan adaptasi ibu terhadap kehamilan dan hasil dari trauma selama persalinan. Sakit kepala postpartum dapat disebabkan oleh: hipertensi selama kehamilan, stress, dan kebocoran dari cairan cerebrospinal ke dalam ruang ekstradural selama menempatkan jarum untuk pemberian epidural atau anestesi spinal. Sakit kepala berakhir 1-3 hari atau beberapa minggu tergantung dari penyebab dan keefektivan terapi. 12. System musculoskeletal Adaptasi muskuloskeletal meliputi relaksasi dan hipermobilitas pada persendian dan perubahan pusat gravitasi ibu. Persendian kembali stabil setelah 6-8 minggu. 13. Sistem integumen Chloasma hyperpigmentasi linea nigra stretch mark 14. Sistem imun Tidak terjadi perubahan yang signifikan pada sistem imun. Ibu perlu vaksinasi rubella atau pencegahan isoimunisasi Rh jika diperlukan. 1. PERUBAHAN PSIKOLOGIS A. Fase honeymoon 1. Bonding
2. Attachment B. Fase adaptasi 1. Taking in 2. Taking hold 3. Letting go
ASUHAN KEPERAWATAN PADA POST PARTUM A. PENGKAJIAN 1. IDENTITAS klien Meliputi nama, umur, status perkawinan 2. Status kesehatan saat ini keluhan utama : biasanya pasien merasakan nyeri pada daerah kemaluan terutama untuk duduk dan berjalan B. PERUBAHAN FISIOLOGIS : TTV Keadaan payudara Diastasis rectus abdominus Fundus uteri dan kontraksi Kandung kemih eliminasi Lochea Keadaan perineum dan
episiotomi
Hemoroid varises pada ekstremitas Tanda Hoffman C. PERUBAHAN PSIKOLOGIS : a. Status emosional (post partum blues, kesedihan, berduka) b. Tingkat energi c.
Letak dan derajat ketidaknyaman
d.
Lapar
e. Haus ( intake output cairan) f.
Pengetahuan tentang perawatan diri dan perawatan bayi
g.
Rencana ibu : menyusui atau susu botol
h. Faktor etik dan kebudayaan : bahasa dan variasi diet
D. PEMERIKSAAN FISIK POST PARTUM Alat yang dibutuhkan : 1.
Tensi meter
2.
Termometer
3.
Stopwatch
4.
Mistar
5.
Sarung tangan
E. PELAKSANAAN 1.
Informed consent
2.
Dekatkan alat
3.
Pasang screen/skerem/ tutup pintu
4.
Cuci tangan
5.
Atur posisi pasien tidur terlentang
6.
Ukur tanda-tanda vital : tensi, nadi, suhu dan pernafasan
7.
Buka pakaian atas pasien sampai terlihat payudara
8.
Inspeksi keadaan umum payudara dan keadaan putting susu
9.
Tutup kembali pakaian pasien dan turunkan
pakaian
bawah
sampai
terlihat
abdomen 10. Inspeksi keadaan umum abdomen dan palpasi konsistensi abdomen 11. Tentukan diastasis rektus abdominis dengan
cara meraba otot bagian tengah
abdomen yang konsistensinya lembek mulai dari 12. Ukur tentukan tinggi dan posisi fundus uteri
prosesus sampai simpisis
serta kontraksi uterus
13. Pasang sarung tangan 14. Buka pakaian pasien sampai terlihat
genetalia
15. Inspeksi keadaan lochea : jumlah, warna, konsistensi, dan bau 16. Inspeksi keadaan perineum apakah utuh,
atau terdapat episiotomi, atau ruptur
17. Ukur panjang dan lebar diastasis rektus abdominis 18. Inspeksi keadaan luka episiotomi terhadap
adanya
pembekakan (edema), bitik-bintik merah (ecimosis),
tanda
kemerahan
pengeluaran cairan / nanah
(discharge), penyatuan jaringan 19. Inspeksi kebersihan perineum 20. Inspeksi adanya hemoroid 21. Lepaskan sarung tangan 22. Inspeksi keadaan ekstremitas apakah terdapat varises 23. Periksa tanda homans 24. Pasang kembali pakaian bawah pasien 25. Tanyakan apakah pasien mengalami kesulitan dalam bab atau bak 26. Inspeksi ekstremitas terhadap adanya
varises
(red),
27. Periksa tanda homan’s 28. Jelaskan pada paien pemeriksaan selesai 29. Rapikan pasien, cuci tangan dan dokumentasikan
F. KLASIFIKASI 1. Masa Immediate PP
: selesai persalinan – 24 jam pertama
2. Masa Early PP
: periode satu minggu pertama
3. Masa Late PP
: Setelah 1 minggu – minggu ke-6
PATHWAY
Perubahan fisiologis
Vagina dan perineum
Rupture jaringan
Trauma mekanis
Nyeri akut
imunitas menurun
invasi bakteri
Resiko infeksi
Pembuluh darah rusak dan perdarahan
Resiko kekurangan volume cairan
distensi kandung kemih
bengkak dan memar diuretra
↓sensitivitas , sensasi kandung kemih
Gannguan eliminasi BAK
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1.
Darah lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, trombosit )
2.
Urine lengkap
H. KOMPLIKASI 1.
Pembengkakan payudara
2.
Mastitis (peradangan pada payudara)
3.
Endometritis (peradangan pada endometrium)
4.
Post partum blues
5.
Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri, kemerahan pada jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari jalan lahir selama persalinan atau sesudah persalinan.
I. PENATALAKSANAAN MEDIK a) Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan) b) 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri c) Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan d) Perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa e) Nifas, pemberian informasi tentang senam nifas. f) Hari ke- 2
: mulai latihan duduk
g) Hari ke- 3
: diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1) Resiko infeksi b/d Trauma jaringan ( penyembuhan jaringan belum terjadi) dan involusi uterus 2) Gangguan rasa nyaman : Nyeri b/d after pain, episiotomi yg belum sembuh, dan pembengkakan payudara 3) Ketidakpuasan dengan pengalaman menyusui b/d tingkat pengetahuan dan pengalaman sebelumnya, usia gestasi bayi, tingkat dukungan struktur/karakteristik payudara 4) Gangguan eliminasi usus atau kandung kemih b/d ketidaknyamanan post partum 5) Gangguan pola tidur b/d ketidaknyamanan (nyeri), kelahiran yang melelahkan dan jadwal makan bayi 6) Resiko tinggi tidak efektifnya perawatan dirumah berhubungan dengan kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi 7) Resiko terjadinya trombosis b/d proses hemostasis 8) Resiko tinggi tidak efektifnya koping individual b/d syok postraumatik, ketidakadekuatan sistem pendukung, krisis maturasi F. RENCANA PERAWATAN 1. Resiko infeksi Pencegahan infeksi post partum : Pantau TTV dan tanda infeksi Mengunakan tehnik aseptik dalam merawat ibu Pertahankan lingkungan dan penggunaan alat yang bersih Jaga kebersihan diri ibu : o
Mandi setiap hari
o
Membersihkan /mencuci putting
o
Membersihkan perineal dari depan ke belakang
o
Mengganti pembalut perineal setiap 4 jam
Tingkatkan nutrisi ibu terutama tinggi protein, vitamin C dan zat besi Menggunakan krim antibiotik pada perineum sesuai indikasi 2. Gangguan rasa nyaman : nyeri Mengurangi nyeri perineum : Mandi berendam dengan air hangat / air dingin 4 kali sehari selama 20 menit Berbaring tengkurap dengan bantal dibawah abdomen dan melakukan tehnik visualisasi atau aktivitas pengalihan Pemberian anestetik topikal setelah mandi berendam atau perawatan perineum Mengurangi nyeri akibat hemoroid : Mandi berendam Pemberian anestetik topikal dan pelunak feses Mempertahankan posisi berbaring miring / terlentang & hindari duduk lama Memberikan asupan cairan yang adekuat Mengurangi nyeri pada payudara : Menggunakan bra yang menyokong Kompres hangat dan perawatan payudara dan putting susu 3. Bila putting pecah-pecah, tangguhkan menyusui sampai putting sembuh. Berikan Ketidakpuasan dengan pengalaman menyusui
Beri informasi verbal dan tertulis mengenai fisiologi dan keuntungan menyusui dan faktor yang memudahkan atau mengganggu keberhasilan menyusui Ajarkan tehnik menyusui. Perhatikan posisi bayi selama menyusui dan lama menyusui Keringkan putting dengan udara selama 20 -30 menit setelah menyusui Hindari penggunaan sabun atau penggunaan bantalan bra berlapis plastik Hindari penggunaan pelindung putting kecuali secara khusus diindikasikan
4. Gangguan eliminasi usus atau kandung kemih Lakukan kembali kegiatan makan dan ambulasi secara teratur Asupan cairan yang adekuat dan diet tinggi serat Beri pelunak feses Resiko trombosis Lakukan aktivitas secara bertahap Tirah baring dengan meninggikan tungkai yang terkena Penghangatan untuk meningkatkan sirkulasi perifer dan menghilangkan rasa tidak nyaman Menghindari pemijatan tungkai yang terkena utuk mencegah terlepasnya bekuan Penggunaan stoking elastik minimal selama 6 bulan setelah serangan akut salep khusus untuk mencegah putting pecah
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & suddart,s (1996), Textbook of Medical Surgical Nursing -2, JB. Lippincot Company, Pholadelpia. Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.. Doengoes, E. Marilyn. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi Edisi 2. Jakarta: EGC Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC. Jakarta NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Philadelphia Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.