FATWA
PAKAIAN SHALAT BAGI KAUM LELAKI
[email protected]
Hanya bagi ALLAH saja segala puja dan puji-pujian yang sebanyak-banyaknya, karena DIA-lah tuhan alam semesta. Salam kesejahteraan dan salawat semoga senantiasa atas Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Sesungguhnya pasal pakaian bagi kaum laki-laki ini sangat sederhana, karena aurat yang harus ditutup oleh orang laki-laki hanyalah bagian tubuh antara pusar hingga pahanya. Tetapi meskipun sederhana tetapi ada pengharaman bagi kaum laki-laki dalam masalah pakaian, misalnya haram memakai baju dari kain sutera, memakai emas, dan ada satu yang sangat besar yaitu pengharaman memakai celana yang panjangnya melebihi kedua mata kaki. Dalil tentang inilah yang kita sampaikan agar lelaki muslim yang beriman hendaknya menjauhi perkara kecil yang sangat berbahaya ini. Ulama kita yang terdahulu sudah lagi mengamalkannya, kemudian pakaian mereka kita kenali dengan nama CELANA KOLOR dan SELUAR COLOK. Keduanya sama-sama tinggi di atas buku lali. Namun pakaian ini dihina oleh orang-orang bodoh yang mengaku Syafi’i. dengan berdalih mengikuti trend mode atau jika boleh jujur kita katakan bahwa mereka itu malu berpakaian mengikuti Rasulullah sehingga dapat lah kita katakan mereka sombong atas perintah ALLAH subhanahu wa ta’ala.
SYARAT UTAMA PAKAIAN LELAKI 1. Ujung kain (sarung atau celana atau seluar) tidak menutup mata kaki dan minimal harus diatas mata kaki 2. Tidak menyerupai pakaian wanita 3. Tidak menyerupai pakaian kaum lelaki kafir 4. Tidak mengandung bahan sutera 5. Tidak berwarna kuning Adapun tentang dalil yang mengatur tentang syarat utama pakaian lelaki akan kita sampaikan dalam presentasi terpisah. Pada presentasi ini kita khususkan pada masalah ujung kain yang harus berada diatas mata kaki dan pengharaman bagi yang menolaknya.
DALIL HADIS YANG MENYEBUT PENGHARAMAN PAKAIAN YANG MELEBIHI DI BAWAH MATA KAKI
DALIL SAHIH 1. Dari Ibnu Umar bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menurunkan kainnya di bawah mata kaki karena sombong, maka pada hari kiamat nanti ALLAH tidak akan melihatnya.” Kemudian Abu Bakar berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kain saya selalu turun sampai bawah mata kaki kecuali kalau saya sangat berhati-hati.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya: “Sesungguhnya kamu tidaklah termasuk orang-orang yang berbuat semacam itu. [Bukhari] Beberapa riwayat mengatakan Abu Bakar seorang yang berperawakan gemuk, karena itu kainnya dapat melorot. Hadis ini mengisyaratkan tidak ada tawar menawar dalam memakai kain (celana/seluar/sarung), ujung kain itu harus berada di atas mata kaki. Siapa yang menolak, maka dipastikan baginya neraka. Inilah hadis yang senantiasa dijadikan dalil oleh orang-orang yang menolak mengangkat celananya di atas mata kaki.
DALIL SAHIH •
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Pada hari kiamat nanti ALLAH tidak akan melihat orang yang menurunkan kainnya di bawah mata kaki karena sombong.” [Bukhari, Muslim]
•
Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Kain yang di bawah mata kaki itu berada dalam neraka.” [Bukhari]
•
Dari Ibnu Umar berkata: “Saya berjalan di depan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedangkan kain saya terlalu rendah, kemudian beliau bersabda, “Wahai Abdullah, naikkan kainmu itu”. Maka saya menaikkannya. Beliau bersabda lagi, “Tambah lagi (dinaikkan)”. Maka saya pun menambahinya. Setelah itu saya selalu menaikkan kai saya sesuai petunjuk itu. Ada orang yang bertanya: Sampai di mana kamu menaikkan? Abdullah menjawab: Sampai pertengahan betis”. [Muslim]
DALIL SAHIH •
Dari Abu Dzar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Ada tiga kelompok manusia yang mana pada hari kiamat nanti ALLAH tidak akan berbicara dengan mereka, ALLAH tidak akan melihat kepada mereka, dan ALLAH tidak akan mengampuni dosa mereka, serta bagi mereka siksaan yang amat pedih.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kalimat itu tiga kali. Kemudian Abu Dzar berkata: “Sangatlah kecewa dan rugi mereka itu. Siapakah mereka itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Yaitu orang yang menurunkan kain, orang yang suka menyebut-nyebut pemberiannya, dan orang yang menjual barang dagangannya dengan menggunakan sumpah palsu. [Muslim]
•
Dari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Orang yang menurunkan kain, kemeja dan sorbannya, barangsiapa yang memanjangkan sesuatu karena sombong, maka nanti pada hari kiamat ALLAH tidak akan melihat kepadanya.” [Abu Dawud dan An Nasai, dengan isnad sahih]
DALIL HASAN SAHIH 1.
Dari Abu Juray Jabir bin Sulaim berkata: “Saya melihat seseorang yang selalu diikuti oleh orang banyak dalam segala pendapatnya, apapun yang dikatakannya pasti diikuti oleh mereka. Saya bertanya, “Siapakah orang itu?”. Para sahabat menjawab, “Itu adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam!” Saya mengucapkan “Alaikas-salaamu yaa rasuulullah” dua kali. Kemudian beliau bersabda: “Janganlah kamu mengucapkan alaikas salam, karena ucapan alaikas-salam adalah salam untuk orang yang sudah meninggal dunia, tetapi ucapkanlah ”Assalaamu ‘alaika.” Jabir berkata: Saya bertanya: “Benarkah engkau utusan ALLAH?” Beliau menjawab: “Ya, saya adalah utusan ALLAH, dzat yang apabila kamu tertimpa suatu musibah kemudian kamu berdoa kepada-NYA niscaya DIA akan menghilangkan musibah yang menimpa kamu ; apabila kamu tertimpa masa paceklik (kurang makan) kemudian kamu berdoa kepada-NYA niscaya DIA akan segera menumbuhkan tanaman untuk kamu ; dan apabila kamu berada di tengah gurun sahara atau tanah lapang kemudian kendaraanmu (ternakmu) hilang, lantas kamu berdoa kepada-NYA niscaya DIA akan mengembalikannya kepada kamu.”
DALIL HASAN SAHIH ……………………….sambungan……………………… Jabir berkata: Saya berkata kepada beliau, “Berilah saya nasehat.” Beliau bersabda: “Janganlah sekali-kali kamu memaki seseorang.” Jabir berkata, “Maka setelah itu saya tidak pernah memaki orang yang merdeka, budak, onta dan kambing.” Beliau bersabda pula: “Janganlah sekali-kali kamu meremehkan suatu kebaikan, dan berkatalah kepada temanmu dengan muka yang manis. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk kebaikan. Dan tinggikanlah kainmu sampai pada pertengahan betis dan kalau kamu enggan (keberatan) maka boleh sampai pada kedua mata kaki. Janganlah kamu menurunkan kain itu melebihi mata kaki karena itu termasuk sombong, dan sesungguhnya ALLAH tidak menyukai sifat sombong. Dan apabila ada seseorang memaki dan mencela kamu dengan apa yang ia ketahui tentang dirimu, maka janganlah kamu mencelanya dengan apa yang kamu ketahui tentang dirinya, karena sesungguhnya akibat dari caci-maki itu akan kembali kepadanya. [Abu Dawud dan Tirmizi, dengan isnad hasan sahih]
DALIL SAHIH •
Dari Abu Hurairah berkata: “Suatu ketika ada seseorang shalat dengan kain yang sampai di bawah mata kaki, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya: “Pergilah dan berwudu”. Ia pun pergi dan berwudu, kemudian ketika datang dia datang, beliau bersabda lagi: “Pergilah dan berwudu”. Maka ada seseorang bertanya: “Wahai Rasulullah, kenapa tuan menyuruh orang itu berwudu kemudian tuan diamkan?”Beliau bersabda: “Karena ia shalat dengan memakai kain sampai di bawah mata kaki, sesungguhnya ALLAH tidak akan menerima salat seseorang yang memakai kain sampai di bawah mata kaki. [Abu Dawud, dengan isnad sahih sebagaimana syarat hadis Muslim]
•
Dari Abu Sa’id al Khudry berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kain (sarung) seorang muslim adalah sampai pertengahan betis. Dan tidaklah berdosa kalau sampai di antara betis dan mata kaki. Adapun yang sampai di bawah mata kaki, maka itu berada dalam neraka dan barang siapa yang menurunkan kainnya sampai ke bawah mata kaki karena sombong, maka ALLAH nanti tidak akan melihat kepadanya. [Abu Dawud, dengan isnad sahih]
DALIL HASAN SAHIH •
Dari Ibnu Umar berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menurunkan kainnya karena sombong, maka nanti kelak pada hari kiamat ALLAH tidak akan melihat kepadanya”.Ummu Salamah bertanya: “Maka bagaimana cara wanita menurunkan tepi kain mereka?” Beliau bersabda: “Mereka menurunkan satu jengkal.” Ia berkata: “Kalau begitu, terbuka telapak kaki mereka?” Beliau bersabda: “Mereka boleh menurunkan satu hasta, tidak boleh lebih dari itu.” [Tirmizi, Abu Dawud, dengan isnad hasan sahih]
Kalimat awal hadis ini jelas-jelas memerintahkan kaum lelaki untuk menaikkan kainnya diatas mata kaki, kemudian bagi wanita justeru kebalikannya.
KESIMPULAN Itulah beberapa dalil sahih yang melarang kita memakai celana, sarung, atau seluar dengan panjang yang menutupi kedua mata kaki. Kecil memang bahkan kita mungkin menganggapnya remeh, tetapi ALLAH subhanahu wa ta’ala menyebutnya suatu kesombongan. Sekarang marilah kita berpikir, sudah berapa lama kita mendustakan perintah ALLAH dan Rasul-NYA? Apakah menurut kita perkara remeh ini biasa saja??? Ini adalah hadis sahih, jika menolak maka ia tidaklah dikatakan muslim yang beriman. Jadi apakah berguna segala amal ibadah kita? Diterimakah shalat kita? Bagaimana pula Puasa, Zakat dan Haji kita??? TIDAK DITERIMA… ALLAH tidak menerima amal orang-orang lelaki yang memakai kain yang panjang menutupi mata kaki, karena ALLAH tidak berkenan memandang kepada manusia itu. Jika ALLAH Tuhan kita berpaling dari kita, maka kemana lagi kita menghadapkan wajah? Tuhan mana lagi yang akan memberi ampun??
BEBERAPA CONTOH PAKAIAN SHOLAT UNTUK KAUM LELAKI YANG SESUAI SYARIAT ISLAM
MEMAKAI KAIN SARUNG Memakai sarung (tapih) adalah salah satu tradisi melayu yang baik, karena ia lebih condong kepada menyelisihi (berbeda) dengan pakaian orang-orang kafir. Tidak ada larangan motif apapun, asalkan sarung itu jangan bergambar dan berbahan sutera, serta diatas mata kaki
BENAR
SALAH
HARUS DIIKUTI
JANGAN DITIRU
MEMAKAI GAMIS ALA ARAB
BENAR HARUS DIIKUTI
Gamis adalah pakaian tradisional Arab, pakaian ini turun temurun sejak Nabi-Nabi terdahulu. Adapun gamis ini juga lebih menyelisihi orang-orang kafir dalam berpakaian. Orang-orang kafir umumnya berpakaian dengan jas, topi dan lainnya. Di negara ini pakaian gamis banyak dijual di pasaran. Umumnya dipakai orang-orang selepas datang haji. Adapun kita sebagai bangsa melayu, apabila kita merasa risih apabila memakainya, lebih baik tinggalkan saja, karena “tampil beda” lebih condong kepada fitnah riya’ yang termasuk dosa. Kecuali jika kita memang dari kalangan pesantren yang sudah terbiasa dengan baju gamis, sehingga apabila kita memakainya maka orang lain yang melihat kita tentu akan memakluminya.
MEMAKAI CELANA PANJANG Ini adalah celana panjang yang hampir dipakai oleh semua laki-laki. Tetapi bagaimanapun juga, syarat-syarat utama pakaian adalah harus berada di atas mata kaki. Jika tidak maka sholat itu tidak diterima. Jadi sia-sialah sholat yang kita kerjakan meskipun dengan penuh khusyu.
BENAR
SALAH
HARUS DIIKUTI
JANGAN DITIRU
Mata kaki
Apakah pakaian adat kita ini benar??? Masya ALLAH, ternyata salah total. Entah sudah berapa lama nenek moyang kita mengajarkan kedustaan dan menyembunyikan kebenaran yang mengakibatkan banyak anak cucu ini masuk neraka? Perkara yang kita anggap remeh, kecil dan tidak penting ini ternyata justeru menjadikan kita ahli neraka. Marilah kita jujur kepada Mazhab Syafii yang kita ikuti, Tidak ada fatwa ulama kita yang mengajarkan berpakaian menutupi mata kaki. Jika ada, silahkan kirim hadis bantahannya kepada Owner. Jika kita mengaku cinta Rasul maka sudah sepantasnyalah kita mengikuti ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Naikkanlah ujung kain sarung atau celana kita itu di atas mata kaki.
SALAH JANGAN DITIRU
Ya Allah, tetapkanlah salam salawat kepada pemimpin kami Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa sallam. Ya Allah, sesungguhnya mereka menyebut kami sebagai orang-orang yang kebanjiran karena celanacelana kami. Jika kami adalah orang-orang yang benar , yang mengikuti Rasul-MU, maka anugerahkanlah kepada kami kebanjiran pahala dan
`
Presented by:
Posted on: