kode aktivasi sms facebook: xwzr3p Osama bin laden VIVAnews - Orang mengenal Osama bin Laden sebagai buron teroris nomor wahid dunia. Jarang sekali orang mengetahui sisi lain dari kehidupan Osama. Istri pertama Osama, Najwa bin Laden menguak realitas lain dari sosok yang dianggap bertanggung jawab di balik sejumlah aksi teror, termasuk aksi teror fenomenal, peledakan gedung kembar World Trade Centre, New York, pada 11 September 2001. Seperti ditulis dalam bukunya, Najwa mengatakan Osama adalah sosok ayah yang sangat disiplin. Osama tak ragu memukul anaknya yang tersenyum sangat lebar, hingga terlihat deretan giginya. Di sisi lain Osama punya kegemaran berkebun bunga matahari dan menganggap mobil sport laiknya istri pertamanya. Di rumahnya, Osama mengharamkan pemakaian alat-alat elektronik. Dia juga memerintahkan anak-anak lelakinya mendaki gunung pasir di gurun tanpa membawa air. Tujuannya, agar sang anak kuat. Bukan tanpa alasan Osama berlaku keras pada keluarganya. Itu terkait keputusan Osama untuk menyingkir ke Sudan, sebagai bentuk perlawanan pada keluarga kerajaan Arab yang mempersilakan tentara Amerika Serikat bermarkas di sana. Belajar tidur di tempat terbuka dan tak nyaman, serta mendaki gurun pasir, bagi Osama, adalah cara dia mempersiapkan anak-anaknya menghadapi kehidupan sulit dan keras. Najwa (saat itu 15 tahun) menikahi Bin Laden yang saat itu berusia 17 tahun. Perkawinan itu membuahkan tujuh anak lelaki dan empat anak perempuan. Najwa bukan satu-satunya istri. Osama memiliki total enam istri yang ditempatkan di rumah-rumah terpisah di Arab Saudi dan Sudan. Peraturan yang diberlakukan untuk keenam istrinya sama, mereka tak boleh menggunakan peralatan elektronik. "Ayahku tak akan mengijinkan ibu untuk menyalakan pendingin udara, meski AC sudah terpasang di apartemen kami," kata putra Osama dan Najwa, Omar, seperti dimuat laman Telegraph. "Dia juga tak mengijinkan ibu menggunakan kulkas yang berdiri di dapur," tambah dia. Namun, ada satu hal dalam diri Osama yang membanggakan untuk anak-anaknya. Osama, kata Omar, jago matematika. Osama bahkan gemar menguji kecepatan hitungnya dengan kalkulator. "Ayah saya sangat terkenal punya kemampuan hebat di matematika. Banyak yang datang ke rumah sambil membawa kalkulator dan menantang kemampuannya," tambah Omar. Menurut cerita Najwa, dia dan Osama pernah pergi ke Amerika Serikat pada 1979, pasca revolusi Iran. Di AS, Osama bertemu Abdullah Azzan, ulama radikal Palestina yang lantas menjadi guru spiritualnya. Setelah itu, Osama pergi ke Afganistan, membantu kelompok perlawanan terhadap Uni Soviet. Salah satu tujuan pergi ke Afganistan, sangat romantis, agar bisa menceritakan pada anak-anaknya kisah kepahlawanannya dalam perang. Namun, ketika kembali dari Afganistan, Osama menjadi sosok yang kaku. Dalam buku yang ditulis Najwa, juga terungkap bahwa Osama setidaknya punya satu mobil Mercedes berwarna emas dan speedboat. "Tak ada yang hal yang memuaskan untuk dia selain ngebut di gurun, lalu dia akan meninggalkan mobilnya dan berjalan di gurun," kata dia. "Hobi favoritnya adalah berkebun. Menanam jagung terbaik dan bunga matahari yang besar," tambah Najwa.