Cerita Kancil Dan Siput.docx

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Cerita Kancil Dan Siput.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,010
  • Pages: 7
KANCIL YANG SOMBONG DAN SIPUT Pada suatu hari di dalam hutan,ada se ekor kancil sedang berlari-lari,si kancil lalu berpapasan dengan seekor siput di pinggir kali. sikancil yang sombong meledek siput, betapa lambannya jalannya si siput, betapa tak bisa cepatnya si siput berjalan. Si Kancil dengan sifat angkuhnya bicara kepada si siput "Siput, beranikah kau adu balap lari denganku?" Dia tahu siput pasti menolak, karena tak mungkin bisa menang melawannya. Tetapi di luar dugaan si kancil, sisiput menerima tantangan itu.dan kedua nya pun membuat suatu perjanjian dan menentukan hari dimana keduanya akan lomba balap lari. Si kancil sangat menantikan hari H perlombaan. Dan selama itu, siput membuat sebuah strategi,siput mengajak teman-teman siput yang lainnya untuk berkumpul dan menceritakan tentang tantangan si kancil kepada dirinya.Siput dan kawan-kawan siput yang lainnya sedang berdiskusi untuk bisa menang dan bisa mempermalukan si kancil. Begini Strategi nya Cara nya sepanjang tepian sungai siput-siput berbaris rapi, dan Jika kancil memanggil, maka siput yang ada di depan kancil harus menjawabnya,begitu dan begitu sampai garis finish. Ahirnya hari yang sangat di nantikan si kancil pun tiba.Hampir semua penghuni dalam hutan datang untuk menontonnya.Kancil dan siput sudah bersiap-siap di garis start. "Apa kalian sudah siap?" tanya pemimpin adu lari kepada Kancil dan siput. Keduanya pun mengangguk. "Mulai!" Keduanya langsung lari. Kancil langsung berlari dengan kecepatan penuh.dan setelah beberapa jauh, sikancil mulai kecapean,nafasnya mulai terengah-engah.si kancil berhenti sejenak untuk istirahat sebentar,dia pun memanggil si siput , "Put, siput?"panggil kancil kepada siput. "Ya, aku di sini," sahut siput, bergerak dengan lamban di depan kancil. Si kancil kaget karena siput sudah berada di depannya,dia tidak jadi istirahat dan si kancil pun langsung bergegas berlari kembali dengan sekuat tenaga. Kancil pu merasa sangat lelah,mulai kehausan,dan terengah-engah dengan nafas yang seperti hampir habis,kancil berhenti,dan kemudian memanggil si siput kembali,

si kancil mengira siput berada di belakangnya,tetapi dugaan si kancil salah,si siput tetap menjawab di depan kancil,karena itu memang strateginya siput. Si kancil berlari kembali,dan begitu seterusnya,sampai akhirnya si kancil kelelahan dan menyerah kepada siput. Penghuni-penghuni hutan pun terkejut melihat kancil menyerah balap lari dengan siput, Ahirnya berkat strategi yang sukses si siput menang dalam lomba larinya.

SI KANCIL DAN SIPUT LOMBA LARI Pada suatu hari si kancil nampak ngantuk sekali. Matanya serasa berat sekali untuk dibuka. “Aaa....rrrrgh”, si kancil nampak sesekali menguap. Karena hari itu cukup cerah, si kancil merasa rugi jika menyia-nyiakannya. Ia mulai berjalan-jalan menelusuri hutan untuk mengusir rasa kantuknya. Sampai di atas sebuah bukit, si Kancil berteriak dengan sombongnya, “Wahai penduduk hutan, akulah hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar di hutan ini. Tidak ada yang bisa menandingi kecerdasan dan kepintaranku”. Sambil membusungkan dadanya, si Kancil pun mulai berjalan menuruni bukit. Ketika sampai di sungai, ia bertemu dengan seekor siput. “Hai kancil !”, sapa si siput. “Kenapa kamu teriak-teriak? Apakah kamu sedang bergembira?”, tanya si siput. “Tidak, aku hanya ingin memberitahukan pada semua penghuni hutan kalau aku ini hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar”, jawab si kancil dengan sombongnya. Siput“Sombong sekali kamu Kancil, akulah hewan yang paling cerdik di hutan ini”, kata si Siput. “Hahahaha......., mana mungkin” ledek Kancil. “Untuk membuktikannya, bagaimana kalau besok pagi kita lomba lari?”, tantang si Siput. “Baiklah, aku terima tantanganmu”, jawab si Kancil. Akhirnya mereka berdua setuju untuk mengadakan perlombaan lari besok pagi. Setelah si Kancil pergi, si siput segera mengumpulkan teman-temannya. Ia meminta tolong agar teman-temannya berbaris dan bersembunyi di jalur perlombaan, dan menjawab kalau si kancil memanggil. Akhirnya hari yang dinanti sudah tiba, kancil dan siput pun sudah siap untuk lomba lari. “Apakah kau sudah siap untuk berlomba lari denganku”, tanya si kancil. “Tentu saja sudah, dan aku pasti menang”, jawab si siput. Kemudian si siput mempersilahkan kancil untuk berlari dahulu dan memanggilnya untuk memastikan sudah sampai mana si siput. Kancil berjalan dengan santai, dan merasa yakin kalau dia akan menang. Setelah beberapa langkah, si kancil mencoba untuk memanggil si siput. “Siput....sudah sampai mana kamu?”, teriak si kancil. “Aku ada di depanmu!”, teriak si siput. Kancil terheran-heran, dan segera mempercepat langkahnya. Kemudian ia memanggil si siput lagi, dan si siput menjawab dengan kata yang sama.”Aku ada didepanmu!” Akhirnya si kancil berlari, tetapi tiap ia panggil si siput, ia selalu muncul dan berkata kalau dia ada depan kancil. Keringatnya bercucuran, kakinya terasa lemas dan nafasnya tersengal-sengal. Kancil berlari terus, sampai akhirnya dia melihat garis finish. Wajah kancil sangat gembira sekali, karena waktu dia memanggil siput, sudah tidak ada jawaban lagi. Kancil merasa bahwa dialah pemenang dari perlombaan lari itu. Betapa terkejutnya si kancil, karena dia melihat si siput sudah duduk di batu dekat garis finish. “Hai kancil, kenapa kamu lama sekali? Aku sudah sampai dari tadi!”, teriak si siput. Dengan menundukkan kepala, si kancil menghampiri si siput dan mengakui kekalahannya. “Makanya jangan sombong, kamu memang cerdik dan pandai, tetapi kamu bukanlah yang terpandai dan cerdik”, kata si siput. “Iya, maafkan aku siput, aku tidak akan sombong lagi”, kata si kancil.

KISAH SIPUT DAN KURA-KURA Siang itu, di pinggir sungai nampak seekor siput sedang duduk termenung. Berkali-kali dia menyesali nasibnya. Dia sering menggerutu memikirkan bentuk tubuhnya yang berbeda dengan teman-temannya. Kebanyakan teman-temannya bisa bermain sejauh-jauhnya, bisa lari kencang, bisa berlompat-lompatan, namun dirinya tidak bisa melakukannya. Jangankan bisa pergi ke seberang lautan, untuk berlari cepat saja dirinya tidak mampu. Apalagi gumpalan cangkang yang ada di punggungnya menambah sulit dalam berjalan. "Uhhhh....gara-gara cangkang yang ada di punggungku ini menjadikan aku lambat berjalan....uuuhhhh," kata si siput ngedumel. "Kenapa aku dilahirkan dengan bentuk tubuh seperti ini? Kenapaaa? Tidak adiiilllll...Tuhan benar-benar tidak adiilll....huhuhuhuhuhu...aku jadi benci ..!!" Begitulah, setiap hari si siput senantiasa menyesali diri sendiri. Dia senantiasa menyalahkan sang pencipta yang telah membentuk tubuhnya seperti itu. Dia tidak mengetahui kenapa Allah swt memberi bentuk tubuh seperti itu. Dia tidak mengetahui kelebihan dirinya dengan bentuk tubuh seperti itu. Sesungguhnya setiap Allah swt menciptakan makhluk-Nya tentu dibekali dengan sebuah potensi besar yang tidak dimiliki makhluk yang lain. Siang itu, datanglah si kura-kura. Badan si kura-kura basah kuyup setelah seharian berenang di sungai. "Assalamu'alaikum. Siput. Hohohohoho....kamu masih menghabiskan waktumu dengan menyesali diri diri yaaa?" sapa si kura-kura. Si siput tidak menghiraukan sapaan kura-kura. Dia hanya diam. Mulut si siput digerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan. Dia tidak mau berbicara dengan siapapun. "Wuahh...ada yang mengucapkan salam kok malah tidak dijawab...dosa itu," lanjut si kura-kura sambil melihat siput yang masih terdiam. "Wa alaikumussalam !" jawab si siput ketus. "Hehehehe...jawab salam kok tidak ikhlas begitu...tapi nggak apa-apalah lumayan daripada gak jawab," kata si kura-kura. "Ada apa sih kok kamu setiap hari bersedih dan senantiasa berkeluh kesah... sepertinya kamu tidak mensyukuri pemberian Allah swt dengan tubuhmu yang cantik begitu?" "Apa katamu, kura-kura?" tanya si siput. "Kamu bilang aku cantik? Cantik apanya? Aku menyesal memiliki tubuh seperti ini...aku sedih memiliki bentuk tubuh yang berbeda dengan kalian...aku sediiihhhh...sediiihhhh." Si kura-kura tersenyum mendengar jawaban si siput. "Hei, ada teman sedih kok malah senyam-senyum begitu !" "Sebab kamu lucu, siput" jawab kura-kura. "Jadi selama ini kamu sedih karena memiliki tubuh seperti itu? Kamu sedih karena merasa tubuhnya jelek? Kamu sedih karena menganggap bahwa dirimu tidak memiliki potensi besar seperti teman-teman kita? Kamu sedih karena Allah swt menciptakan dirimu dengan tubuh seperti itu?" "Nah, kamu sudah tahu alasannya khan?" "Wah..wah..wah...pikiranmu picik, kawan," kata kura-kura. "Apa !? Picik katamu!? ini realita khan..ini kenyataan khan... bentuk tubuhku seperti ini?"

"Benar kawan, bahwa tubuhmu diciptakan seperti itu tentu sang pencipta sudah memikirkan....sudah berpikir jauh ke depan...kamu pasti memiliki potensi yang tidak dimiliki teman-teman kita...hanya saja karena kamu senantiasa berkeluh kesah sehingga waktumu menjadi mubadzir...sissia...kamu jadi terlambat mengetahui bakat dan kemampuan besar yang kamu miliki." "Ah...sok tahu kamu!" bentak si siput kepada si kura-kura. "Tapi benar, kawan. Kamu sebenarnya memiliki keunggulan yang tidak dimiliki teman-teman kita." Si siput terdiam. Ia terus merenungkan kata-kata si kura-kura. "Ucapan si kura-kura banyak benarnya juga," kata si siput dalam hati. "Selama ini waktuku sia-sia dan terbuang percuma. Aku terlalu banyak berkeluh kesah dengan kelemahan diriku. Aku tidak pernah memikirkan bakat dan keunggulan diriku sendiri." Belum sempat si siput menyampaikan rasa terima kasih atas saran si kura-kura, tiba-tiba di kejauhan nampak seekor semut hitam berteriak-teriak karena anaknya terhanyut di aliran sungai. Secepat kilat si siput menuju aliran sungai. Sesampai di pinggir sungai, lalu dia mengangkat tinggi-tinggi cangkangnya menahan derasnya air sungai. Ketika dia melihat anak semut hitam, segera tubuhnya bergerak untuk memasukkan anak semut hitam ke dalam cangkangnya. "Alhamdulillah....akhirnya aku berhasil menyelamatkannya," kata si siput kegirangan. "Horeee...horeee...horeee.....hidup si pahlawan kita.. hidup Siput....hidup si pahlawan penyelamat kita...horeee," teriak semut-semut hitam lainnya yang ikut menyaksikan keberanian si siput melawan arus sungai dengan cangkangnya untuk menyelamatkan anak semut. "Terima kasih, Siput....terima kasih....entah bagaimana aku harus membalas jasa baikmu ini," kata pimpinan si semut hitam. "Ahhh...terima kasih kembali, teman-teman," kata si siput. "Bukan aku yang telah menyelamatkan kalian. Namun aku hanyalah makhluk yang menjadi sarana Allah swt untuk menyelamatkan kalian." "Benar Siput, tetapi bagaimanapun juga saat ini kamu sudah berhasil menyelamatkan anakku...kamu adalah pahlawanku ...hidup Pak Siput...hidup pahlawan kita...." Si siput terharu mendengar ketulusan ucapan pimpinan semut hitam. Air matanya menetes di pipinya. Dia terharu menerima sanjungan teman-temannya. Kini dia sadar, ternyata di dunia ini setiap makhluk memiliki keunggulan masing-masing. Setiap makhluk yang diciptakan Allah swt pasti memiliki potensi, keunggulan dan bakat yang tidak dimiliki oleh makhluk yang lain. Kalau kita senantiasa berkeluh kesah dengan kekurangan kita maka tidak akan menemukan potensi, keunggulan dan bakat yang telah dianugerahkan Allah swt kepada kita.

ASAL MULA RUMAH SIPUT Al-kisah pada zaman dahulu kala, siput tidak memiliki rumah seperti sekarang ini. Ada cerita dan dongeng tersendiri yang menceritakan asal mula rumah siput. Karena tak memiliki rumah, siput tinggal dari satu tempat ke tempat lainya. Dia terus berpindah-pindah demi mencari tempat yang tepat untuk di jadikan rumahnya. Pertama kali, dahulu siput tinggal di atas pohon. Dia mendiami sarang burung yang telah di tinggal pemiliknya. Waktu pertama kali dia menempati sarang burung itu, siput merasa sangat nyaman. Daun dan dahan-dahan pohon melindunginya dari terpaan sinar mata hari. Sedangkan hangatnya sarang, melindunginya dari udara dingin di malam hari. Tapi semua tak berjalan lama, karena ketika musim hujan tiba siput tak bisa berbuat apa-apa. Karena daun dan ranting pohon tak bisa melindunginya dari terpaan air hujan. Sehingga siput merasa sangat kedinginan. Akhirnya dia pun berpindah dari sarang burung itu, kemudian dia melihat sebuah lubang di batang pohon. Siput pun memutuskan untuk tinggal dan menjadikan lubang itu sebagai rumah barunya. Dia merasa nyaman, karena dia tak akan terpapar panasnya terik mentari dan tak kedinginan terguyur oleh air hujan. Tapi lagi-lagi ketenanganya tak bertahan lama. Karena pada suatu hari ada seekor burung pelatuk yang mematuk pohon tempat siput tinggal. Siput menjadi sangat terganggu dan tak bisa beristirahat dengan tenang, akhirnya dia kembali pindah dan turun dari atas pohon untuk mencari rumah baru. Kemudian siput menemukan sebuah lubang di tanah. Dia pun mencoba untuk tinggal dan menjadikan lubang itu sebagai rumahnya. Suasana lubang yang hangat membuat siput sangat senang dan nyaman. Tapi gangguan kembali datang. Ketika malam tiba, para tikus datang dan menggali tanah tempat siput berada. Dan akhirnya rumah barunya kembali porak poranda. Dan siput akhirnya terpaksa untuk kembali pergi mencari rumah idamanya. Hingga sampailah siput di tepi sebuah pantai. Dia menemukan sebuah lubang di batu karang dan mencoba untuk tinggal disana. "Mungkin ini bisa menjadi rumah yang tepat bagi ku. Aku tak akan kepanasan ataupun kehujanan. Tak akan ada burung pelatuk yang mengganggu ku, dan tak ada tikus yang mampu menggali batu karang ini untuk mengusik aku." kata siput dalam hati. Tapi lagi-lagi semua di luar perkiraanya. Ketika air laut pasang, rumah barunya ikut terendam dan membuat siput tersapu oleh ombak. Dan akhirnya dengan hampir berputus asa siput memutuskan untuk kembali mencari rumah baru. Siput berjalan gontai menyisiri pantai. Rasa lelah membuatnya lemas. Akhirnya, dia menemukan sebuah cangkang kosong yang sangat cantik. Dan diapun masuk ke cangkang itu untuk beristirahat sementara waktu sebelum melanjutkan pencarianya.

Tapi ketika pagi tiba dan siput terbangun, dia mulai sadar bahwa cangkang itu terasa sangat nyaman dan pas untuknya. Bentuknya yang indah dan cukup ringan, membuatnya leluasa untuk di bawa kemanapun siput pergi. Akhirnya, siput memutuskan untuk menjadikan cangkang itu sebagai rumah barunya yang sangat nyaman dan bebas dari gangguan. Pesan yang dapat kita petik, jangan menyerah untuk terus berusaha. Karena sebuah kegagalan adalah wujud dari keberhasilan yang tertunda.

Related Documents

Kancil
June 2020 11
Kancil
November 2019 9
Kancil Dan Serigala
June 2020 23
Gambar Dan Cerita
May 2020 10