An individual with obsessive–compulsive disorder experiences exaggerated concerns about danger, hygiene or harm that result in persistent conscious attention to the perceived threat or threats; in other words, they result in obsessions. In response to the distress and/or anxiety associated with these obsessions, the person acts (that is, performs a behaviour) to neutralize the distress and/or anxiety, which provides temporary relief from the anxiety associated with the obsession. However, this relief leads to reinforcement of the behaviours, leading to repetitive, compulsive behaviour when obsessions recur. Seorang individu dengan pengalaman gangguan obsesif-kompulsif berlebihan
kekhawatiran
tentang
bahaya
atau
bahaya
yang
mengakibatkan kebersihan gigih perhatian sadar terhadap ancaman yang
dirasakan
menghasilkan
atau
obsesi.
ancaman; Menanggapi
Dengan
kata
lain,
mereka
marabahaya
dan
/
atau
kecemasan yang terkait dengan obsesi tersebut, tindakan orang (yang, melakukan perilaku) untuk menetralisir tekanan dan / atau kecemasan, yang menyediakan bantuan sementara dari kecemasan yang terkait dengan obsesi. Namun, bantuan ini mengarah ke
penguatan perilaku, yang mengarah ke berulang-ulang, perilaku kompulsif ketika obsesi kambuh. 2.7 Diagnosis Banding Berikut ini diagnosis banding dari gangguan obsesif kompulsif:5,12 1. Kepribadian anankastik Alasan memilih: Gangguan
kepribadian
anankastik
menunjukkan
kepribadian
perfeksionisme,
keraguan, atau kekakuan terkait detil atau aturan. Orang dengan kepribadian anankastik sangat gila pekerjaan, teliti yang berlebihan, dan sulit menyukai atau senang dengan orang lain. Alasan disangkal: Kebanyakan pasien OCD hanya menunjukkan 2-3 sifat kepribadian tersebut di atas, sedangkan pasien gangguan kepribadian anankastik dilaporkan memperlihatkan 5-6 sifat agar diagnosa gangguan kepribadian dapat ditegakkan. 2. Gangguan Depresi Mayor Alasan memilih: Penderita gangguan depresi, terutama depresi berat, seringkali menunjukkan pikiranpikiran obsesif selama episode depresinya, begitupun sebaliknya penderita obsesif kompulsif sering menunjukkan gejala depresi. Alasan disangkal: Pasien gangguan depresi merenungkan kesalahan di masa lalu dan melihat kegagalan, sedangkan penderita OCD memikirkan ketakutan-ketakutan yang mungkin terjadi di masa depan. Selain itu, orang dengan gangguan depresi merenungkan keadaan emosionalnya sebagai cara untuk memahaminya dengan lebih baik, sementara orang
dengan OCD biasanya mencoba menghindari atau menetralkan pikiran yang berulang tersebut. 3. Gangguan cemas menyeluruh Alasan memilih: Penderita gangguan cemas dan obsesif kompulsif sama-sama mempunyai perasaan anxietas yang berlebihan. Alasan disangkal: Penderita gangguan cemas menyeluruh tidak mempunyai usaha untuk melakukan tindakan yang dapat membuat rasa cemas tersebut menghilang, pada obsesif kompulsif penderita menyadari bahwa obsesi tersebut berasal dari hasil pikiran mereka sendiri. 4. Gangguan tik Alasan memilih: Kedua gangguan ini sama-sama memilki ciri melakukan gerakan motorik (kompulsif) yang berulang. Alasan disangkal: Perbedaan antara gangguan tik dan obsesif kompulsif adalah biasanya obsesif kompulsif didahului dengan perasaan cemas, sedangkan pada gangguan tik tidak. Pada gangguan tik gerakan motorik dilakukan dengan mendadak dan terbatasnya gerakan, sedangkan pada obsesif kompulsif gerakan cenderung ditentukan oleh tujuannya (memutar benda secara berulang).