Calculating Cardiovascular Risk.docx

Calculating cardiovascular risk Ketersediaan intervensi yang lebih luas yang dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular menawarkan potensi untuk mencegah, memodifikasi, atau menunda penyakit kardiovaskular. Namun, untuk mengobati faktor risiko yang dapat dimodifikasi, perlu adanya identifikasi pada individu yang berisiko. Ini sederhana pada pasien yang menderita penyakit kardiovaskular, seperti timbulnya angina, karena mereka bergejala. Percobaan acak telah menunjukkan bahwa intervensi faktor risiko pada pasien ini efektif. Namun, penilaian risiko pada pasien tanpa gejala penyakit kardiovaskular lebih kompleks karena perlu menilai dampak dari berbagai faktor risiko. Meskipun populasi pada umumnya akan memperoleh manfaat dari intervensi yang ditujukan untuk pencegahan primer penyakit kardiovaskular pada semua individu, 'strategi populasi' seperti itu berada di luar ruang lingkup kedokteran, meskipun ada perdebatan mengenai potensi strategi 'polypill' di kalangan orang paruh baya. Oleh karena itu, sistem kesehatan perlu mengidentifikasi mereka yang memiliki risiko absolut terbesar penyakit kardiovaskular untuk memprioritaskan mereka untuk menjalankan - 'strategi risiko tinggi'. Menggunakan estimasi risiko semacam itu memungkinkan sistem kesehatan untuk menentukan ambang risiko pada orang yang memenuhi syarat untuk intervensi, berdasarkan pada kemampuan masyarakat itu untuk mendapatkan perawatan, dengan membatasi populasi yang paling berisiko di atas ambang. Sebagian besar negara sekarang menganjurkan ambang batas untuk mempertimbangkan inisiasi intervensi farmakologis pada resiko kardiovaskular utama lebih dari 10 tahun sebesar 20% (atau penyakit jantung koroner 15%). Pedoman Eropa saat ini menganjurkan ambang angka kematian penyakit kardiovaskular 5% berdasarkan fatal, berbeda dengan yang lain, adanya kejadian gejala kardiovaskular. Beberapa kalkulator risiko telah dikembangkan untuk memprediksi risiko absolut individu mengalami kejadian kardiovaskular selama periode waktu tertentu (misalnya Risiko 10 tahun penyakit kardiovaskular atau penyakit jantung koroner). Saat ini, bagan dan tabel risiko yang paling banyak digunakan didasarkan pada persamaan risiko Framingham, menggunakan data dari FHS. Algoritma risiko lain telah dikembangkan, seperti Prospective Cardiovascular Munster Heart Study (PROCAM) berdasarkan populasi Jerman. Namun, karena penelitian ini didasarkan pada populasi kecil, bagan risiko memiliki keterbatasan (Kotak 1.5). Baru-baru ini, grafik European Systematic Coronary Risk Evaluation (SCORE) dibuat untuk mengatasi beberapa keterbatasan dari sistem prediksi risiko yang ada. SCORE didasarkan pada individu tanpa gejala dari 12 studi kohort Eropa tanpa adanya riwayat gejala kardiovaskular. Studi di berbagai negara memungkinkan grafik dibuat untuk negara-negara berisiko tinggi dan rendah, dan karena kematian penyakit kardiovaskular aterosklerotik adalah titik akhir, grafik ini diharapkan memberikan perkiraan yang lebih akurat dari risiko kardiovaskular keseluruhan daripada algoritma yang memprediksi semua kejadian kardiovaskular. Kalkulator risiko harus digunakan sebagai bagian dari strategi keseluruhan untuk mengidentifikasi dan menilai pasien mana yang berisiko dan tingkat perawatan yang mereka butuhkan.

Isi Kotak 1.5: Kelemahan framingham study sebagai dasar kalkulasi resiko: ●Pesertanya sebagian besar berasal dari Amerika Utara, peserta Kaukasia dari kelas sosial ekonomi tertentu. ● Oleh karena itu, penerapan ke berbagai kelompok etnis dan sosial ekonomi tidak pasti, misalnya, penghitung risiko melebih-lebihkan risiko dalam populasi Eropa. ● Tidak memasukkan semua faktor risiko. ● Beberapa definisi titik akhir berbeda dari yang digunakan dalam penelitian lain dan pilihan titik akhir telah berubah seiring waktu