Buntet Pesantren Cirebon memiliki banyak sekali budaya dan peninggalan sejarah yang hingga kini masih terjaga keberadaannya. Salah satunya peninggalan sejarah dalam segi pendidikan islam yang cukup terkenal yaitu Pondok Pesantren Buntet. Pondok pesantren yang sudah berdiri sejak abad 18 M merupakan salah satu Pondok Pesantren tertua di Indonesia. Tercatat Buntet memiliki 53 pondok pesantren dengan nama, aturan, dan pemimpin yang berbeda. Meskipun begitu, pemimpin dari dari masing-masing pondok ini masih memiliki hubungan persaudaraanSalah satu pondok pesantren yang terdapat di Buntet adalah Asy-Syakiroh. Pondok pesantren ini dipimpin oleh seorang Kiyai bernama Hasanuddin Kriyani yang sering mendapat panggilan akrab “abah” oleh para santrinya. Keseharian para santri di pondok pesantren buntet tidak jauh berbeda dengan para santri umumnya. Dimana mereka harus terbiasa dengan budaya mengantri dan melakukan segala sesuatunya bersama-sama. Pondok Pesantren Buntet bersifat tradisional dan modern, dikatakan modern karena mengadopsi sistem sekolah modern seperti Madrasah Ibtidaiyah hingga perguruan tinggi. Adapun tradisional, dikarenakan pondok Buntet ini terus mengkaji kitab-kitrab salafussholeh yang banyak mengupas seputar Al Quran, Hadits, Tafsir, Balaghoh, Ilmu gramatika bahasa Arab, dan karya-karya Akhlak maupun tasawuf dan fiqh dari para ulama terdahulu. Berbeda dengan Pondok Pesantren lain, keberadaan Pesantren Buntet ini cukup unik karena komunitasnya yang homogen; antara santri dan penduduk asli pesantren ini sulit dibedakan, terutama bila dipandang oleh orang lain. Orang yang mengenal Buntet sebagai sebuah pesantren, ketika bertemu dengan salah seorang lulusan pesantren ini, dianggapnya sebagai santri sehingga kesan yang timbul adalah berdekatan dengan ilmu keagamaan dan ubudiah. Karena memang tidak bisa dipungkiri, baik penduduk asli pesantren ini ataupun santri, keberadaan sehari-hari, tidak lepas dari aktivitas nyantri (mengaji).