Bulletin Majalah Ganesha ITB
Mengapa Sosialisme? (Bagian I) Sebuah tulisan Albert Einstein
Edisi : Minggu kedua November 2008
Apakah pantas bagi seseorang yang bukan merupakan pakar di bidang persoalan sosial dan ekonomi mengemukakan berkaitan dengan sosialisme? Karena berbagai alasan, saya yakin hal itu pantas saja dilakukan.pandangannya Pertama-tama marilah kita menganalisa pertanyaannya dari sudut pandang ilmu pengetahuan ilmiah. Terlihat memang tidak ada perbedaan metodologi yang esensial antara astronomi dan ekonomi: ilmuwan dari kedua disiplin ilmu itu mencoba untuk menemukan hukum-hukum umum yang dapat diterima sebagai sekelompok alasan yang dapat menjelaskan suatu fenomena dalam rangka untuk menghubungkan fenomena-fenomena tersebut dengan sejelas-jelasnya. Tapi pada kenyataannya beberapa perbedaan metodologi memang ada. Penemuan hukum-hukum umum dalam bidang ekonomi disulitkan oleh keadaan dimana pengamatan gejala-gejala ekonomi sering dipengaruhi oleh banyak faktor yang juga sangat sukar untuk dievaluasi secara terpisah. Selain itu, pengalaman yang telah terakumulasi sejak awal masa yang dikenal dengan periode 'peradaban dari sejarah umat manusia' telah banyak dipengaruhi dan dibatasi oleh sebab-sebab yang tidak bertujuan ekonomi semata. Contohnya, sebagian negara-negara besar dalam sejarah menunjukkan eksistensinya dengan menjajah. Para penjajah tersebut mengokohkan dirinya, baik secara hukum dan ekonomi, sebagai kelas yang istimewa pada negara yang dijajahnya. Mereka menetapkan secara sepihak monopoli kepemilikan tanah dan menunjuk seorang pemuka agama dari golongan mereka sendiri. Dalam mengatur pendidikan, pemuka agama telah membuat pembagian kelas dalam masyarakat menjadi institusi permanen, dan menciptakan sebuah sistem nilai yang mana masyarakat mulai secara tidak sadar dalam banyak hal diatur tingkah laku sosialnya. Tetapi apakah dalam sejarah kita benar-benar telah dapat mengatasi apa yang Thorstein Veblen katakan sebagai “fase pemangsa” dalam perkembangan manusia. Fakta ekonomi yang dapat diamati dan juga merupakan bagian dari fase tersebut, bahkan hukum-hukum yang diperoleh dari fase itu tidak dapat diterapkan untuk fase-fase lain. Karena tujuan utama dari sosialisme tepatnya adalah untuk mengatasi dan jauh melampaui “fase pemangsa” dalam perkembangan manusia, ilmu ekonomi dalam perkembangannya kini dapat memberikan sedikit penerangan bagi masyarakat sosialis di masa mendatang. Kedua, sosialisme diarahkan untuk mencapai etika-sosial (social-ethical) sebagai tujuan akhir. Walau bagaimanapun ilmu pengetahuan tidak dapat membuat tujuan akhir, dan bahkan, hanya dapat digunakan manusia secara bertahap: ilmu pengetahuan, utamanya, dapat memberikan cara bagaimana mencapai tujuan akhir tertentu. Tetapi tujuan akhir itu sendiri berada dalam pikiran seseorang yang memiliki etika idealis tinggi dan jika tujuan akhir ini belum dikembangkan lebih jauh, akan tetapi penting dan kuat diadopsi dan dikembangkan oleh banyak manusia yang, setengah sadar, menentukan evolusi masyarakat secara lambat. Bersambung...
tertarik menjadi anggota Majalah Ganesha KSSEP ITB?? isi aja formulir dibawah ini… lalu kirim kan ke Sunken Court E-4(yang ada gambar bintang ditembok).. ga usah pake prangko kok.. ;P di tunggu yaaakkk....
Formulir Pendaftaran Majalah Ganesha KSSEP ITB Nama NIM Fakultas/Jurusan No. Telp Email
: : : : :
Contact Person : Holan Planologi'06 (0813 1469 7728)
4
Salam Hangat Untuk Pemuda Salam hangat untuk pemuda/i bangsa ini. Seperti yang kita ketahui, sudah hampir 60 tahun Indonesia merdeka dari jaman penjajahan secara fisik. Disaat para leluhur kita memproklamirkan kemerdekaan negeri ini, itu lah saat kita merdeka. Tidak lupa pula kita terhadap darah yang telah mengalir demi memperoleh kemerdekaan itu. Pemuda kala itu tidak bersekolah demi membela yang namanya “kemerdekaan” dan rela mengorbankan jiwa dan raga mereka untuk bumi pertiwi ini. Salam hangat untuk pemuda/i bangsa ini. Sudah 80 tahun tidak terasa dulu leluhur kita mengikrarkan sumpah yang mempersatukan mereka saat itu, sebuah sumpah yang dikenal sebagai “Sumpah Pemuda”. Sebuah sumpah yang bukan hanya sebuah kata-kata belaka, namun penuh dengan penghayatan dan pelaksanaan. Dulu para leluhur kita menyatakan “kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air indonesia”, tapi mungkin sepuluh atau 20 tahun lagi pemuda/i jaman itu akan mengatakan sumpah yang berbeda dengan 80 tahun yang lalu. Atau mungkin bunyi sumpahnya seperti ini “kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah dan air milik asing”. Apakah anda sebagai pemuda saat ini akan membiarkan hal itu terjadi di masa depan? Sebuah bangsa yang besar tanpa memiliki tanah dan air. Sebuah bangsa yang besar tapi telah dirusak oleh pemuda pada jamannya. Salam hangat untuk pemuda/i bangsa ini. Perlu kita ingat juga 80 tahun yang lalu, pemuda/I mereka juga bersumpah “kami poetra dan poetry Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia”, apakah hal ini masih bisa tercipta 10 atau 20 tahun lagi? Dimana kini banyak diantara kita yang merasa malu memakai kata Indonesia sebagai bangsanya. Yang ada hanyalah, bangsa jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan lain sebagainya. Dimana kah letak satu bangsanya? Tidak perlu kita pungkiri bahwa pemuda/I saat ini lagi mengalami krisis indentitas kebangsaan, dimana suku lah yang menjadi nomor satu dibandingkan bangsanya sendiri. Memang benar, bangsa ini tercipta atas banyak suku, tapi dengan arogansi kesukuan akan mengakibatkan hilangnya bangsa ini dari muka dunia. Salam hangat untuk pemuda/i bangsa ini. 80 tahun yang lalu mereka juga pernah mengucapkan “kami poetra dan poetry indonesia mengjoenjoeng bahasa persatoean, bahasa indonesia”. Apakah hal ini masih bisa dibenarkan dijaman sekarang? Jaman dimana pemuda/I saat ini lebih bangga menggunakan bahasa asing dibandingkan bahasa kita sendiri. Jaman dimana para pemuda/I masa depan mungkin tidak akan mengenal yang namanya bahasa Indonesia lagi. Salam hangat untuk pemuda/i bangsa ini. Selama beratus-ratus tahun untuk mendapatkan kemerdekaan, para darah muda telah menganggkat bamboo runcing untuk melawan penjajah. Kini, pemuda/i kita mengangkat pena, dan itu pun kebanyakan untuk menandatangi surat utang kepada luar negeri agar bangsa ini kembali di jajah. Dan ironisnya, yang membiarkan bangsa ini di jajah adalah bangsa kita sendiri. Wahai teman ku pemuda/i, tidakkah sadar bahwa belenggu penjajahan masih terikat di bumi pertiwi ini? Dimakah kalian wahai pemuda/i, ketika bumi pertiwi ini membutuhkan kalian? Apakah kalian sudah menjadi budak orang asing di negeri sendiri? Apakah kalian tega membiarkan manusia sebangsa dan sedarah kalian menderita di negeri ini sendiri? Salam hangat untuk pemuda/i bangsa ini. Masa depan bangsa dan negeri ini di tangan kalian wahai pemuda/i. mau jadi apa pun masa depan, semua itu berada ditangan kalian. Jika kalian bangkit, maka negeri ini akan bangkit. Jika kalian tidak peduli, maka siapa lagi yang akan peduli dengan bumi pertiwi ini. Lihat lah kawan, sawah disana telah digusur hanya demi kepentingan perusahaan asing. Beribu-ribu bahkan berjuta-juta rakyat diluar sana kelaparan, apalagi untuk sekolah, lapangan
1
pekerjaan pun mereka tidak mendapatkannya. Lepaskan lah jiwa dan raga mu dari pemikiranpemikiran busuk media saat ini, mulai lah melihat realita diluar sana, jadilah lebih dekat dengan masyarakat sebangsa kalian, jangan lah hanya termakan buaian media. Rakyat bangsa kita semua sudah dirampas hak-nya, tergusur dan terbuang dari yang namanya sebuah kehidupan yang layak. Jangan mau ditindas!! Jangan mau dijajah jiwa dan pikiran kita!! Serukanlah sebuah budaya pembebasan tuk seluruh rakyat kita wahai pemuda!! Bangun kalian wahai pemuda/i!! tuk hari esok yang lebih baik!! Gredinov S.M
Tulisan Buat BANGSAKU Oleh: Sadajiwa (Majalah Ganesha ITB) Sejak abad ke-7, Indonesia sudah mulai dikenal bangsa bangsa di dunia. Hal ini diawali dengan munculnya imperium Sriwijaya di palembang sekarang. Hal ini kemudian diteruskan oleh imperium Majapahit sampai pada masa terpukaunya orang orang portugis dengan malaka dan orang orang belanda yang turun air liurnya dengan jalur perdagangan rempah rempah dari Nusantara sampai kepulauan filipina. Pada masa masa itu kejayaan Nusantara terdengar dari cina sampai ke afrika yang nun jauh disana. Kehebatan bangsa yang berasal dari Nusantara ini adalah dari perdagangan nya. Imperium Sriwijaya dengan menguasai jalur perdagangan di sumatra sampai campa (vietnam), dan imperium Majapahit yang menguasai jalur perdagangan sampai ke burma (myanmar).
pasak daripada tiang. Penanam modal asing sudah mengeksploitasi tanah ini selama berabad abad. Ini sudah cukup menjadi alasan untuk menghapus hutang hutang tersebut, yang selalu diberi embel embel hibah atau apapun namanya. Menasionalisasi modal asing akan membantu keuangan negara, dan akhirnya negara mampu mengalihkan hasil keuntungan perusahaan perusahaan tersebut, dari yang dulunya hanya bisa dinikmati segelintir orang yang notabene adalah kapitalis asing dan lokal, kepada rakyat melalui program program jaminan sosial. Sebagai contoh, misalnya adalah mengusahakan pendidikan semurah mungkin sehingga bisa diakses oleh seluruh rakyat tanpa terkecuali, selanjutnya adalah mengusahakan agar akses terhadap kesehatan dapat dijangkau oleh seluruh rakyat tanpa terkecuali. Membangun industri nasional yang akan menjadi tulang punggung dari perekonomian bangsa ini. Negara akan melindungi industri tersebut dari serbuan pasar bebas dan para investor asing yang selalu mencoba meraup keuntungan dari bangsa ini. Negara juga diharapakan memangkas birokrasi yang selama ini selalu menjadi sumber korupsi dan kolusi. Semua hal diatas hanya bisa dicapai oleh pemerintah apabila pemerintah mempunyai keberanian. Sebagai mahasiswa dan juga komponen rakyat, maka kita harus menyampaikan hal ini kepada rakyat secara utuh. Sehingga rakyat akan mendorong pemerintah yang saat ini berkuasa untuk mencapai hal diatas. Dan apabila pemerintah tidak mau atau menolak, maka gerakan mahasiswa harus bersatu dengan pemuda seutuhnya dan rakyat secara keseluruhan untuk merebut kembali kedaulatan bangsa dan negara ini untuk kembali ke tangan rakyat sebagai pemilik sah dari tanah ini. Dan segera membentuk pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat , dan untuk rakyat seutuhnya.
Pendidikan KOMERSIALISASI PENDIDIKAN
Kedatangan bangsa yang berambut pirang dan bermata biru merubah sejarah ini. Pemblokadean jalur perdagangan yang pada saat itu umumnya melalui jalur laut, merubah segalanya. Bangsa Nusantara menyingkir ke pedalaman daerah. Selanjutnya dengan pola pola penjajahan yang diterapkan di Nusantara membuat kita menjadi bangsa yang lemah. Bangsa yang pantas nya membawa cangkul ke sawah, bangsa yang memeras keringat hanya untuk kemajuan bangsa asing, bangsa yang pantasnya jadi budak, tidak lebih. Pola pola ini sampai sekarang masih dipakai di Nusantara. Dengan cara yang lebih halus. Kekuatan modal yang hampir hampir tidak ada batasnya digunakan oleh mnc (multi-national corporate) untuk membuat bangsa ini terlilit hutang yang tidak akan lunas bunganya sampai tujuh turunan. Transfer teknologi hanya embel embel, karena tidak mungkin teknologi mutakhir diberikan oleh negara maju ke negara berkembang. Hanya teknologi yang sudah usang yang ditransfer ke negara berkembang. Dengan marketing yang tepat, hal ini membuat kita menjadi tergantung dan terjebak dalam lingkaran konsumtif. Kita ditawarkan untuk bekerja sama, diberikan kesempatan untuk bekerja di perusahaan mnc dengan iming iming dolar, yang pada kenyataannya adalah semu. Karena sebenarnya, kekayaan alam yang dieksploitasi adalah milik bangsa ini, dan dijual kembali dengan harga yang mahal kepada bangsa ini juga. Dengan lilitan hutang, pola konsumtif yang ada di masyarakat, pemerintah akhirnya tunduk kepada kekuatan modal asing. Dan pemerintah menjadi kapitalis lokal terhadap rakyat demi mencari aman dan mencari keuntungan sendiri. Pada hakikatnya adalah rakyat yang menjadi sumber penghisapan. Bangsa Indonesia harus bangkit dari keterpurukan dan terlepas dari jaring jaring kapitalisme corporat (mnc). Jalannya adalah penghapusan hutang luar negeri, menasionalisasi modal asing, dan membangun industri nasional. Penghapusan hutang luar negeri adalah salah satu jalan untuk menstabilkan keuangan negara, yang selama ini keuangan negara dalam apbn selalu lebih besar
2
Oleh: Feriandri Sinulingga Dilatarbelakangi oleh subsidi biaya pendidikan yang tidak lagi sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah, beberapa perguruan tinggi dipilih untuk diubah menjadi menjadi BHMN. Selain untuk mengurangi biaya pendidikan yang dikeluarkan pemerintah, diharapkan PT tersebut dapat menentukan renstra (rencana strategis)nya sendiri. Hal ini dimulai sejak keluarnya PP No.61 tahun 1999 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Negri sebagai Badan Hukum. Sebagai konsekuensinya, PTN sebagai BHMN dapat melakukan usaha apapun untuk memenuhi kas keuangannya. Satu usaha yang dilakukan oleh PT (Perguruan Tinggi) adalah USM (Ujian Saringan Masuk). Sejak dari awal USM ini sudah menjadi kontroversi karena hanya dapat diikuti oleh orang-orang yang mampu membayar sejumlah uang dengan nominal yang terbilang besar. Alasan yang sering digunakan untuk membuka USM adalah dana yang besar dari mahasiswa USM akan didistribusikan ke dalam kas dan digunakan untuk kesejahteraan mahasiswa. Alasan yang tidak dapat kita ketahui kebenarannya karena transparansi keuangan , tidak dimiliki oleh mahasiswa. Selain itu, Rektorat juga menjamin bahwa mahasiswa yang dihasilkan melalui USM setara dengan mahasiswa melalui SPMB. Dengan alasan demikian, sepertinya USM ini membawa dampak positif bagi kelangsungan Pendidikan. Tetapi bagaimana nasib mereka yang mempunyai kemampuan inteligensia tetapi tidak mempunyai kemampuan finansial. Dengan kata lain membeli formulirnya saja dia tidak sanggup apalagi membayar sumbangan yang begitu besar. Sebenarnya disini lah letak pokok permasalahannya. Maka mereka yang mempunyai uang akan memperoleh pendidikan sedangkan mereka yang tidak mempunyai uang hanya boleh menjadi pengemis dan gelandangan. saja. Dimana peran pemerintah sebagai stack holder Pendidikan? Mereka lepas tangan dan menutup mata melihat kondisi yang terjadi. Maka tidak berlebihan jika kita mengatakan bahwa orang miskin dilarang sekolah. Hal ini bertentangan dengan tujuan Negara dimana pemerintah mempunyai kewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (masyarakat). Pendidikan harus dapat diakses oleh seluruh rakyat Indonesia. Untuk itu, pendidikan jangan dianggap sebagai komoditi pasar yang hanya dipandang melalui proses permintaan dan penawaran. Pendidikan adalah hak seluruh rakyat Indonesia, sehingga pendidikan tidak boleh dibatasi dengan angka-angka.
3