Bab Penutup
BAB PENUTUP Dalam Bab ini kita membahas lebih lanjut tentang paham Sururiyyah sebelum kita nantinya mendapati penulis menyebut seseorang, organisasi yang memiliki pemahaman atau pembela Sururiyyah dengan sebutan Sururi, yang dinisbahkan atas seseorang yang bernama Muhammad Surur Nayef Zainal Abidin yang kini tinggal di London mendirikan yayasan Al Muntada Al Islami dan menerbitkan majalah Al Bayan. Dan salah satu pecahan dari Sururi dikenal nama Turotsi, paham Turotsi ini diaplikasikan oleh petinggi Ihya Turats al Islami, Kuwait, yakni Abdurrahman Abdul Khaliq, yang pernah dihadirkan oleh Yusuf Utsman Ba’isa (wakil Lajnah Dakwah PP Al Irsyad) di Ma’had Al Irsyad Tengaran Boyolali. Sementara cabang yayasan Al Muntada Al Islami di Indonesia memiliki nama yang sama, Al Muntada, dipimpin oleh Muhammad ibn Ibrahim Al Khalaf dari Unaizah Saudi Arabia, namun pada tahun 1993 namanya menjadi yayasan Al Sofwa.
Gambar 1. Screen shot dari situs www.alturath.org Menurut situsnya sendiri, www.alturath.org, Ihya Turats yang berpusat di Kuwait ini memiliki cabang-cabang diantaranya di Eropa, Arab, Asia, India, Amerika, Afrika dst. Adapun menurut informasi yang masuk, berikut nama orang yang pernah/aktif di Jum’iyyah Ihya At Turats dan berhubungan dengan Majelis At Turots Al Islami, Yogyakarta, Al Irsyad/Abdurrahman Tamimi, LBI Al Atsary sebagai berikut : Andi Muhammad Arief, Ahmad Zawawi, Asas el-Izzi Makhis, Adnan (Kuwait), Daud Al Asyusyi (Kuwait), Jamal Daddad (Direktur Ihya At Turats Kuwait Perwakilan Asia Tenggara). Sementara di Indonesia, nama-nama yayasan/lembaga yang terlibat pernah/aktif dengan Jum’iyyah Ihya’ At Turats al Islamiyyah dari Kuwait ini diantaranya : a. Yayasan Al Sofwa alias Muntada Al Islami yang berpusat di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, didirikan oleh Muhammad Ibn Ibrahim Al Kholaf ini banyak berhubungan dengan organisasi lain seperti Al Haramain Al Khairiyyah/Al Haramain 1 Bukti-Bukti Keterkaitan Jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani Dkk- Update 4 Maret 2007 –
Foundation maktab Indonesia, International Islamic Relief Organization/IIRO/Hai'atul Ighotsah. Nama-nama petingginya diantaranya Abu Bakar Ibn Muhammad Altway, Lc (Direktur Al Sofwa), Aman Abdurrahman, Lc (Imam Tetap Masjid Al Sofwa) yang belakangan di penjara di Sukamiskin, Bandung karena ledakan bom di rumahnya Cimanggis, Abu Muhammad Ibn Shadiq (ketua Divisi Litbang, staf Dept. Dakwah), , Harun Rasyid (alumni program Takmili, LIPIA Jakarta, ketua DKM Dewan Keluarga Masjid Masjid Jami’ Al Sofwa), Heru Sunoto, A.KS (Departemen Dakwah Al Sofwa, Pemegang Amanah SIWAKZ Al Sofwa), Kholif Muttaqin (penanggung jawab Masjid Jami’ Al Sofwa), Miftahurrahman Majidi (Da'i ALSOFWA, Alumni Ponpes Al-Furqan Gresik, dan D-1 LIPIA Jakarta), Mujahid Aslam, S.Pd.I (div Penggalangan Dana), Musthafa Aini, Lc (ketua Dept. Dakwah), Drs. Abu Hudzaifah Suroso Abdussalam, MPd (alumni IKIP Jakarta, ketua Divisi Pendidikan), Zainal Abidin Ibn Syamsuddin, Lc (Wakil ketua Dept Dakwah). Adapun para da’i yang berhubungan/disepakati Al Sofwa dengan Al Sofwa, Abu Qatadah (dai resmi Al Sofwa, mantan murid syaikh Muqbil), Yusuf Utsman Ba’isa, Lc (dai resmi Lajnah Al Khairiyyah Al Musytarakah Ihya Turats yang berkantor di Jl. Basuki Rahmat, Bali Mester, Jatinegara, Jaktim), Herman Susilo (alumnus Ma’had Ali Imam Syafi’i Cilacap), Abu Ukasya Miftah, Geis Umar Bawazir (Al Irsyad Pemalang), Dayanto, Subakir Ahmad Siraj (alumni Takmili LIPIA, Bekasi), Hanifuddin Abdul Ma'in (Da'i ALSOFWA, alumni Pondok Gontor), Muzayyin Abdul Wahab, MA (DDII) dll. Sementara lembaga dakwah yang Al Sofwa berhubungan dengannya diantaranya Al Haramain Foundation/Al-Haramain al-Khairiyyah, AlHaramain Maktab Indonesia, Rabithah Alam Islami/Organisasi Konferensi Islam, IIRO / International Islamic Relief Organization, Hai’atul Ighotsah Islamiyah ‘Alamiyah, Al-Lajnah Al-Khairiyah Al-Musytarakah (Ihya ut Turots), L-DATA (Lembaga Dakwah Ta’lim Jakarta), juga berbagai yayasan yang nama direkturnya/dai pernah berhubungan dengan Al Sofwa. Berikut nama-nama da’i-da’i yang pernah/aktif berhubungan atau pembicara di Al Sofwa : 1. A. Effendi (Temanggung) 2. Abdul Hakim Abdat (da'i masjid DDII, Pengajar Kitab Shahih Bukhari di Masjid Nurul Iman Jakarta) 3. Abdullah Al-Hadhrami (penulis Majalah As Sunnah, penceramah bedah buku Siapa Khawarij Siapa Teroris karya Abduh Zulfidar Akaha) 4. Abdullah Al-Muqhim (Riyadh-KSA, penceramah di acara Al Sofwa) 5. Abu Aziz 6. Abu Haidar Al-Sundawy (Mudir Yayasan Ihya'u Al-Sunnah, Bandung) 7. Abu Hamzah Agus Hasan Bashari, Lc., M.Ag. (Da'i dari kota Apel Malang Jawa Timur, Alumni LIPIA Jakarta dengan predikat "CUMLAUDE", dan Magister UNMUH Malang) 8. Abu Ihsan Al-Medani, Lc., MA (penulis majalah As Sunnah, tinggal di Medan) 9. Abu Nida' Khomsaha Sofwan, Lc (Yayasan Majelis At Turats, Yogyakarta) 10. Abu Okasya Miftah 11. Abu Qatadah (mantan murid Syaikh Muqbil, dai resmi Al Sofwa) 12. Abu Sa'ad Muhammad Nur Huda, Lc, MA (Mudir Ma'had Jamilurrahman, Da'i Majelis At Turats Al Islami, LBIA (Lembaga Bimbingan Islam Al Atsary) Yogyakarta) 13. Ade Hermansyah ibn Bunyamin, Lc. (Mudir Ma'had Al-Ma'tuq, Sukabumi) Bukti-Bukti Keterkaitan Jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani Dkk- Update 4 Maret 2007 –
2
14. Afifi Abdul Wadud (Kedokteran Gigi UGM, alumni Ma'had Al-Furqan Gresik, pemilik toko Ihya) 15. Ahmad Bahamam (Riyadh-KSA, penceramah di acara Al Sofwa) 16. Ahmad Farhan Hamim Lc 17. Ahmad Hudhari (Boyolali) 18. Ahmad Rofi', Lc (Alumni Fak. Hadits, Univ. Islam Madinah, Direktur Utama Sekolah Tinggi Kader Da'i Al-I'tisham Karawang) 19. Ahmas Fais Asifuddin, Lc (Pimpinan Ponpes. Imam Bukhari Solo, Jawa Tengah) 20. Ahzami Sami'un Jazuli, Dr, MA (Dosen Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah, Dewan Syariah PKS) 21. Ainul Haris Umar Thayyib, Lc., M.Ag (Direktur Yayasan Nida'ul Fithrah, Surabaya) 22. Ali Hijrah (Yayasan As-Sunnah Cirebon, Jawa Barat) 23. Ali Nur, Lc., MA (Sumut) 24. Aman Abdurrahman, Lc (Alumni LIPIA Jakarta, Staf Pengajar LIPIA matakuliah Al-Qur'an, dan Imam Tetap Masjid Jami' ALSOFWA 25. Andri Kurniawan 26. Anwar Harun, Lc 27. Anwar Zain (Takmili LIPIA Jakarta, Pengajar di Ponpes Baitus Shalihat, Kediri dan Mulazamah di Majelis Syaikh Muhammad ibn Shalih Al-Utsaimin rahimahullah) 28. Arief Syarifuddin, Lc (Alumni Syari'ah Univ. Islam Madinah-KSA, Islamic Center Bin Baz Yogyakarta) 29. Aslam Muhsin ibn Abidin, Lc. (Da'i kota Lumbung Padi Jawa Barat, Karawang, Alumni Fak. Hadits-Univ. Islam Madinah, dengan predikat "CUMLAUDE", dan direktur Internal Sekolah Tinggi Kader Da'i Al-I'tisham, Karawang, Jawa Barat) 30. Aslam Muhsin ibn Syamsuddin, Lc. (Alumni Fak. Hadits-Univ. Islam MadinahKSA, Direktur Internal Sekolah Tinggi Kader Da'i Al-I'tisham Karawang) 31. Asmuji Muhayyat, Lc(Mahad Imam Syafi’i Cilacap, binaan Al Sofwa) 32. Aunur Rofiq Ghufron (Alumni Univ. Malik Su'ud Riyadh, KSA dan sekaligus Mudir Ma'had Al-Furqan, Gresik) [rekan Abdurrahman Tamimi, sesama dai Al Irsyad, Surabaya) 33. Bandar ibn Nafi' Al-Abdaliy (penceramah di acara Al Sofwa) 34. Dayanto 35. Dr. Ahmad ibn Abdurrahman Al-Qadhiy, Dosen dan Kepala Bidang Penelitian Islam Ilmiah di Univ. Malik Su'ud, Qashim, KSA (penceramah di acara Al Sofwa) 36. Dr. Muhammad Al-Uraifiy (penceramah di acara Al Sofwa) 37. Drs. Geis M. Abbad (Pakar Metodologi Pembelajaran “Active Learning” ) 38. Drs. GN Abu Fahmi (Pengelola Ibnu Abbas Boarding School Jatinangor Sumedang, Jawa Barat) 39. Drs. Tjahjo Suprajogo, M.Si (Dosen IIP, Magister Administrasi tata negara UGM Yogyakarta, Yayasan Qolbun Salim Malang, Jawa Timur) 40. Eko Pramono (Sekarang Pimpinan Majalah El-Fata dan Nikah) 41. Fajar Fauzi 42. Faqih Edi Susilo, Kandidat Doktor UNDIP Semarang(· Yayasan Nurus Sunnah Semarang, Jawa Tengah ) 43. Farid Ahmad Oqbah (Lajnah Dakwah PP Al Irsyad, Direktur Yayasan Al Islam Jakarta) 44. Fariq Qashim Anuz (Yayasan As Sunnah Cirebon, Jeddah Da'wah Center-JeddahKSA) 45. Geis ibn Umar Bawazir (Al-Irsyad-Pemalang) Bukti-Bukti Keterkaitan Jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani Dkk- Update 4 Maret 2007 –
3
46. Hadits Yatiran (Lampung) 47. Hambali 48. Hamzah Abbas 49. Hanifuddin (Madiun) 50. Hanifuddin Abdul Ma'in (Da'i ALSOFWA, alumni Pondok Gontor) 51. Haris Budiatna, ST 52. Hartono Ahmad Jaiz (Penulis buku-buku Islam, sekaligus pengamat da'wah Indonesia) 53. Harun Rasyid (Alumni Program Takmili-LIPIA Jakarta, Ketua DKM Al Sofwa) 54. Hasyim Rifa'i (Mudir Ma'had Baitus Shalihat, Kediri, Da'i ALSOFWA, mantan petinggi di sekte sesat LDII) 55. Herman Susilo (alumni Ma'had Ali Imam asy-Syafi'i Cilacap) 56. Heru Sunoto (Departemen Dakwah Al Sofwa) 57. Hikmah Abdurrahkam 58. Husein bin Zainal Abidin, Lc (Alumni Fak. Hadits, Univ. Islam Madinah-KSA, dengan predikat "Cumlaude" 59. Husnul Yaqin Lc 60. Hussein T 61. Indera Gunarso 62. Ir. Syafiq Abrori (Direktur Ma'had Yatim Ibnu Taimiyah, Cijeruk, Bogor, pembicara di acara Al Sofwa) 63. Ir. Ummu Fathimah Adiyati Rozana 64. Iriyanis, Lc 65. Isnen Azhar Lc 66. Khalid ibn Abdullah Al-Mushlih (Menantu Ibnu Utsaimin, penceramah di acara Al Sofwa) 67. Khalid Syamhudi, Lc (PP Imam Bukhari, Solo, Alumni Fak. Hadits-Univ. Islam Madinah-KSA dengan predikat "sangat memuaskan di bawah Cumlaude", Pernah menjadi Staf Pengajar di Ma'had Jamilurrahman Yogyakarta, Staf Ahli Majalah AsSunnah, Solo) 68. Luqman Hakim Badri, Lc (Staf Pengajar Gontor dan Alumni Univ. Islam Madinah-KSA) 69. M. Syi'aib Al-Fais, Lc 70. Mahdi Zurhakim (Bekasi) 71. Marsin 72. Masruhin Sahal (Mudir Ma'had Al-Tha'ifah Al-Manshurah, Kediri) 73. Masrur Zainuddin, Lc ( · Yayasan Al-Muwahidin Makassar) 74. Masyhudi Subari, Lc (Alumni Gontor sekaligus Alumni Univ. Islam MadinahKSA) 75. Miftahurrahman (Trenggalek) 76. Miftahurrahman Majidi (Da'i ALSOFWA, Alumni Ponpes Al-Furqan Gresik, dan D-1 LIPIA Jakarta) 77. Mudzakar Idris, Lc (Alumni Fak. Da'wah dan Ushuluddin, Univ. Islam MadinahKSA) 78. Mudzakir Arif, Lc (Dewan Syariah PKS dari Makassar) 79. Muhammad Arif, Lc 80. Muhammad Dahri Qomaruddin, Lc (LIPIA Jakarta) 81. Muhammad Shafwan, Lc 82. Muhammad Tuwaijiriy (Riyadh-KSA, penceramah di acara Al Sofwa)
Bukti-Bukti Keterkaitan Jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani Dkk- Update 4 Maret 2007 –
4
83. Muhammad Wujud Arba'in (Direktur Yayasan Al-Furqan, PP Al Furqan, Magelang); 84. Muhammad Yusuf Harun, MA (Magister Konsentrasi Aqidah, Univ. Islam Madinah-KSA, Dosen LIPIA, dan Direktur L-DATA) 85. Muhammad, Lc. (Staf pengajar PP Ihya Assunnah Lokseumawe). 86. Munawwar Kholil 87. Mus'ab Al-Atsary 88. Mushlih Abdul Karim, Dr (S-3 Konsentrasi Tafsir Al-Qur'an, Univ. Islam Madinah-KSA dan Dosen LIPIA, Dewan Syariah Pusat PKS, ikhwani) 89. Musthafa Aini, Lc (Ketua Dept. Da'wah-ALSOFWA, Alumni Fak. Da'wah dan Ushuluddin, Univ. Islam Madinah-KSA, Pasca Sarjana di Univ. Muhammadiyah Jakarta, da’i L-DATA, ikhwani) 90. Muttaqin Sa'id (Alumni Pondok Gontor, dan Alumni Fakultas Al-Qur'an, Univ. Islam Madinah) 91. Muzayyin Abdul Wahhab, MA (S-1 dan S-2 konsentrasi Tarikh-Univ. Islam Madinah-KSA, Deputi Hubungan luar negeri DDII Jakarta) 92. Nizar Sa'ad Jabal, Lc. (Mudir Ma'had Al-Irsyad Tengaran-Salatiga, Alumni LIPIA Jakarta dan Direktur Ma'had Al-Irsyad Al-Islamiy Tengaran Salatiga) 93. Nurul Mukhlishin, Lc (Alumni Fak. Syari'ah, Univ. Islam Madinah-KSA dan Ketua Dept. Da'wah Yayasan Nida'ul Fithrah, Surabaya) 94. Prof. Dr. Buya Hamka [kasetnya disebarkan al Sofwa] 95. Ridhwan 96. Ridhwan Hamidi, Lc (Alumni Univ. Islam Madinah-KSA, ketua Yayasan Al Madinah Yogyakarta, ikhwani) 97. Sholeh Su'aidi 98. Suadi S. Putra 99. Subakir Ahmad Siraj (Da'i ALSOFWA Bekasi, Alumni Takmili-LIPIA Jakarta) 100. Syaikh Mudrika Ilyas, Lc 101. Syarif Abadi (Kepala bidang Peningkatan Kualitas SDM Pengajar Ponpes Darussalam Gontor, pembicara dalam acara Al Sofwa) 102. Wyku Yundana 103. Yazid Abdul Qadir Jawwas (mudir PP Minhajus Sunnah, Bogor, Murid Ulama Besar Saudi Arabia, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin) 104. Yusuf Syahroni (Majelis Ta'lim Masjid Nurul Jamil, Dago, Bandung, DO PP Ihya Sunnah Yogyakarta karena kasus akhlaq parah) 105. Yusuf Utsman Baisa Da'i dari kota Udang Cirebon, Alumni Syari'ah-Univ. Islam Madinah-KSA, Mantan Direktur Ma'had Al-Irsyad, Tengaran, Salatiga, Jawa Tengah, Da'i Rabithah Alam Islami, Da'i Atase Agama, dan Da'i Al-Lajnah Al-Khairiyah AlMusytarakah Ihya At Turats yang berkantor di bilangan Bali Mester, Jakarta Timur, wakil ketua lajnah Dakwah PP Al Irsyad, yayasan As Sunnah Cirebon) 106. Zaid 107. Zainal Abidin ibn Syamsuddin, Lc (alumni LIPIA Jakarta, Wakil Ketua Dept. Da'wah-ALSOFWA, pernah mulazamah di Majelisnya Syaikh Abdul Aziz ibn Baaz) (Sumber : Bukti-bukti keterkaitan jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani, dkk, Ibrahim dkk) Jadi jelas dimana-mana tetap sama, sesama hizbi berkumpul dan saling tolongmenolong.
Bukti-Bukti Keterkaitan Jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani Dkk- Update 4 Maret 2007 –
5
Gambar 1a. Masjid Al Sofwa, di Lenteng Agung Berikut informasi dari L-DATA tentang PP Ibnu Taimiyyah, Bogor yang didanai penuh oleh Jam’iyyah Ihya Turats Lajnah Janub Syarq Asia, pada gambar 2 dan acara Al Sofwa diadakan di PP Ibnu Taimiyyah pada gambar 3 :
Gambar 2. PP Ibnu Taimiyyah didanai Ihya Turats Al Islami
Bukti-Bukti Keterkaitan Jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani Dkk- Update 4 Maret 2007 –
6
Gambar 3. Acara Al Sofwa bersama Muhammad Khalaf, Yazid Jawwas, Abu Nida, Abu Ihsan, dll di Mahad Ibnu Taimiyyah, Bogoro, binaan Ihya Turats Al Islami b. Majelis At Turats Al Islami direktur Eksekutifnya Tri Mardiyono (Pasca Sarjana Unmuh Jakarta), pimpinannya Abu Nida Chomsaha Sofwan, Lc yang membawahi Ma’had Jamilurrahman As Salafy, ICBB (Islamic Center Bin Baz yang dipimpin Arif Syarifuddin, Lc), RSI (Khusus Bersalin) At Turots, Lajnah Peduli Ummat. Namanama yang diketahui terkait langsung dengan yayasan ini selain Abu Nida adalah Abu Sa’ad Muhammad Nur Huda, Lc, MA, Kholid Syamhudi, Lc, Abu Mush’ab, Fakhruddin. Sementara binaan yayasan ini yang disebut lembaga ‘satelit’nya dijalankan oleh Abu Sa’ad Muhammad Nur Huda yang diberi nama Lembaga Bimbingan Islam Al Atsary dengan situsnya www.muslim.or.id, www.manhaj.or.id dan www.muslimah.or.id. Simak gambar 4 untuk lebih jelasnya berikut ini :
Bukti-Bukti Keterkaitan Jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani Dkk- Update 4 Maret 2007 –
7
Gambar 4. Tamu lembaga Islamic Center Bin Baz, yang berada di bawah Yayasan Majelis Turats Al Islami, Yogyakarta, pimpinan Abu Nida Chomsaha Sofwan, Lc. c. Ma’had Ali Al Irsyad di Butuh, Tengaran, Boyolali, dulunya dipegang oleh Yusuf Utsman Ba’isa, Lc, da’i resmi Lajnah Al Khairiyyah Al Musytarakah Ihya Turats dari kota Udang, Cirebon, sampai kini memegang peranan penting di PP Al Irsyad, menjadi wakil dari Ketua Lajnah Dakwah PP Al Irsyad, Farid Ahmad Okbah. Kini nama yang ditemui, Nizar Sa’ad Jabal, Lc, Muhammad Qasim, Lc, Ali Saman, Lc, Romlan, Lc, dll. Lihat gambar 5, screen shot dari situs Mahad Ali Al Irsyad Tengaran, Boyolali yang menunjukkan pengakuan kerjasama dengan Ihya Turats Al Islami Kuwait.
Gambar 5. Screen shot dari situs Mahad Ali Al Irsyad Tengaran, Boyolali www.alirsyad.8m.net yang menunjukkan pengakuan kerjasama dengan Ihya Turats Al Islami Kuwait. d. Yayasan As Sunnah, Cirebon yang pernah diketuai oleh Ali Hijrah. Dai’nya adalah Fariq Qasim Anuz, Muhammad Thoharah, Yusuf Utsman Ba’isa dll. Berikut tampak pada gambar 6 screen shot dari persaksian al Akh Abdurrahman Abu Muhammad Ibn Sarijan Cirebon yang bermukim di Kuwait dan kini belajar pada Dr. Khalid Dzufairi, pengasuh Rabee.net/Sahab.net.
Bukti-Bukti Keterkaitan Jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani Dkk- Update 4 Maret 2007 –
8
Gambar 6. Persaksian Al Akh Abdurrahman tentang Yayasan As Sunnah Cirebon dan Jum’iyah Ihya At Turats Kuwait e. Yayasan Imam Bukhari, Selokaton Gondangrejo, Solo yang menerbitkan majalah As Sunnah. Nama yang dikenal disana adalah Ahmas Faiz Asifuddin, Khalid Syamhudi, Lc, Abu Ihsan Al Maidani (penulis Majalah As Sunnah, tinggal di Medan), Abu Umar Basyir Al Maidani (pimpinan majalah El-Fata), Eko Pramono (majalah Nikah, El-Fata), Arief Budiman (Imam Bukhari, Solo). f. Ma’had Ali Al Irsyad As Salafi, Surabaya pimpinan Abu Auf Abdurrahman bin Abdul Karim At Tamimi yang menerbitkan majalah Adz Dzakhirah. Situsnya dulu www.salafi.or.id, lantas menjadi www.salafindo.com (Februari 2007 kosong). Nama yang dikenal disana adalah Cholid Bawazeer (ketua PW Al Irsyad Jatim yang dicap ilegal oleh Mahkamah Agung RI), Ahmad Abdul Karim At Tamimi, Mubarak Bamualim, Aunur Rafiq Ghufran, Abdurrahman Thoyyib, Abdullah Sholeh Hadrami, Salim Ghanim, Imam Wahyudi, Abu Salma Abu Hudzaifah Muhammad Rachdie Pratama dll. Bukti terjelas adalah di majalah Info Al Irsyad tentang penyaluran dana oleh Muhammad Al Qahthani sebesar USD 10.000 untuk Al Irsyad Situbondo. Simak file www.infoalirsyad.com_edisi53_index-8.html, atau majalah Info AL Irsyad Edisi 53. Adapun bukti yang secara tidak langsung dukungan atas dan kerjasama erat antara Mahad Ali Al Irsyad dengan PP Imam Bukhari Solo (Ahmas Faiz, lihat di item g) simak gambar 7 sbb :
Bukti-Bukti Keterkaitan Jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani Dkk- Update 4 Maret 2007 –
9
Gambar 7 : “Ma'had Ali Al Irsyad Surabaya dan PP Al Furqon Gresik, sama sekali tidak mendapatkan bantuan dari Ihya At Turots dan ini adalah fitnahan dari orang-2 yang dengki dan iri. Adapun pondok Imam Bukhari, benar yang anda katakan, tapi perlu anda ketahui bantuan itu tanpa ada tekanan atau persyaratan apapun. Lagipula dana tersebut adalah milik orang muslimin tanpa meminta-minta di perempatan jalan raya sebagaimana yang pernah mencoreng "wajah" dakwah salafiyah di Indonesia.” http://salafi.or.id/viewjawaban.php?pid=24 sekarang menjadi www.salafindo.com akan tetapi kita cek Februari 2007 mati. Berikut screen shot dari file yang dikirim informan lewat email dari sumber Ma’had Ali Al Irsyad As Salafi Surabaya sendiri, lihat gambar 7 :
Bukti-Bukti Keterkaitan Jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani Dkk- Update 4 Maret 2007 –
10
Gambar 7. Inilah daftar peserta daurah Al Irsyad tanggal 10-13 Juli 2006 di Malang, diantaranya nomor 25 Ahmad Zawawi dan nomor 40 Asas el Izzi Makhis dari Ihya Turats Kuwait cabang Indonesia nampak beralamat Jl. Basuki Rahmat no 8 B, kel. Bali Mester, Jatinegara, Jakarta Timur, nomor 46 Farid Ahmad Okbah (Lajnah Dakwah PP Al Irsyad), nomor 48 Fariq Qasim Anuz (As Sunnah, Cirebon), nomor 50 Fathurahman Sardal (Pustaka Al Kautsar/L-DATA), nomor 47 Farouk Bajabir (Ketua PP Al Irsyad), nomor 41 Aunur Rafiq Ghufran (Dai Al Irsyad, Gresik), Ainul Harits (Nidaul Fithrah, Surabaya). Turut dalam acara tersebut Adil Tharmum (PC Al Irsyad Pamekasan), Abdullah Taslim, Abdullah Zen, Abdul Hakim Abdat, Abdullah Hadrami, Abu Ihsan, Abu Haidar, Abu Nida’, Abu Qatadah, Abu Sa’ad Muhammad Nur Huda (LBI Al Atsary/dai Islamic Center Bin Baz/Yayasan Majelis At Turats Al Islami), Agus Hasan Bashari, Armen Halim, Arif Syarifuddin, Fariq Qasim Anuz, Fuad Baswedan (PP Al Irsyad), Khalid Syamhudi, Khairuddin (PC Al Irsyad Pamekasan), Masrur Zainuddin, Muh Elvy Syam, Muh Nafi’ (Al Irsyad Tengaran), M Ramlan (Al Irsyad Tengaran), Muhammad Qasim (Al Irsyad Tengaran), Muhammad Wujud, Nizar Sa’ad Jabal (Al Irsyad Tengaran), Randi Fidayanto, Lc (Unmuh Purwokerto), Rasul Dahri (Malaysia), Rizal Yuliar (Al Irsyad Tengaran), Saiful Haq (Al Irsyad Tengaran), Yazid Jawwas, Yusuf Utsman Ba’isa (As Sunnah Cirebon/PP Al Irsyad) dan dai Al Irsyad lainnya. Bukti-Bukti Keterkaitan Jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani Dkk- Update 4 Maret 2007 –
11
g. Pustaka Cahaya Islam, Jalan Margonda Raya no 28 Depok atau PO Box 391 Bogor email
[email protected] / www.muslim.co.id. Penulis Pustaka Cahaya Islam adalah Abu Abdil Muhsin Firanda Ibnu Abidin as Soronji, Lc, Abu Auf Abdurrahman At Tamimi, Abu Ihsan Al Atsari Al Maidani, Ahmas Faiz bin Asifuddin, Abu Faris Adni Kurniawan, Lc. Dalam buku Firanda berjudul Lerai Pertikaian Sudahi Permusuhan Menyikapi Fenomena Hajr di Indonesia, nampak rujukan utamanya adalah buku resmi terbitan Jum’iyyah Ihya at Turats Al Islami, Kuwait berjudul Syahadat Muhimmah li Ulama’ al Ummah fi Manhaj wa A’mali wa Isdarat. Lihat scan gambar 9, 10 dan 11 pada buku Lerai berikut ini :
Gambar 9. Sampul dalam buku Lerai Pertikaian Cetakan Pertama yang membawa pesan jelas untuk membela Ihya At Turats Al Islami, kendati lembaga ini jelas membawa virus hizbiyyahnya.
Gambar 10. Buku Lerai Pertikaian Cetakan Kedua dan nama-nama petinggi Turotsi Bukti-Bukti Keterkaitan Jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani Dkk- Update 4 Maret 2007 –
12
Gambar 11. Rujukan buku Lerai Pertikaian Cetakan Kedua ditambahkan ke Daftar Pustaka, no 62 jelas tertulis Syahadat Muhimmah li Ulama’ al Ummah fi Manhaj wa A’mali wa Isdarat Jum’iyyah Ihya’ at Turats al Islami, sebelumnya tidak ditulis oleh Firanda dalam daftar pustakanya Dari nama-nama, organisasi dan lembaga yang ada di atas, cukup menggambarkan jejak-jejak dakwah Ihya at Turats al Islami di Indonesia. Banyak sekali muslimin yang menjadi bingung karena rata-rata nama-nama di atas memiliki gelar Licente (Lc), Master of Art (MA), bahkan Doctor (Dr) dari universitas terkemuka di Timur Tengah dan Indonesia. Namun alhamdulillah dengan bimbingan para ulama Asy Syaikh Profesor Doktor Rabi Ibn Hadi Al Madkhali, Asy Syaikh Ubaid Al Jabiri (mantan profesor di Jami’ah Islamiyyah), Ahmad An Najmi (mufti Jizan, Saudi Arabia), juga asy Syaikh Muqbil Ibn Haadi al Wadi’i (ahli hadits dari Ma’had Darul Hadits, Dammaj, Yaman ), Asy Syaikh Yahya Al Hajuri (pengganti syaikh Muqbil sepeninggal beliau), Asy Syaikh Dr. Muhammad ibn Haadi Al Madkhali, Asy Syaikh Zaid ibn Haadi Al Madkhali, dll, beliau semuanya menjelaskan kejelekannya dan terlarangnya berhubungan dengan mereka dengan dalil dan bukti detail. Walhamdulillah. Demikianlah kumpulan file dari Internet, selebaran, plakat dan sumber lain yang kami susun. Mudah-mudahan lebih memberikan gambaran tentang apa dan siapa Sururi serta organisasi al Irsyad al Islamiyyah, yayasan Al Sofwa, yayasan Majelis at Turots al Islamy, DDII, Jum’iyyah Ihya ut Turots dan Lajnah al Khoiriyyah al Musytarakah, yayasan Al Haramain al Khoiriyyah, Hai’ah Ighotsah/IIRO, yayasan L-Data(Lembaga Dakwah dan Ta’lim), siapa Taruna Al Qur’an, maupun PKS, yang kesemuanya memiliki benang merah, benang putih dan benang hitam yang terjulur diantara mereka, bahkan saling-silang, terjadi cross-link, diantara mereka ada yang terangBukti-Bukti Keterkaitan Jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani Dkk- Update 4 Maret 2007 –
13
terangan mengaku pemahaman Ikhwanul Muslimin, mendukung tokoh IM yakni Yusuf Qaradlawi, Hasan al Banna, Sayyid Quthb, Muhammad Quthb, Salman Al Audah, Aid Al Qarni, Abdurrahman Abdul Kholiq, Said Hawwa, Fathi Yakan dkk. Di sisi lain, dalam rangka membikin syubhat diantara khalayak, mereka berjubah ‘salafi’, berpenampilan ‘salafi’ padahal ikhwani. Kedua kubu inilah yang kita sebut ikhwani atau sururi. Selanjutnya, pembaca dibawa untuk memahami prinsip-prinsip Ahlusunnah wal Jama’ah Salafy yang orisinil, yang dibawakan oleh para ulama Ahlusunnah wal Jama’ah atau Salafy, dengan dalil-dalilnya. Kemudian didukung oleh nasihat para da’I ilallah yang istiqomah, ikhlas fi sabilillah, tidak mudah tergoda dengan harta para ahli bid’ah yang ditawarkan berikut program-programnya. Keberadaaan ketiga yayasan hizbiyyun yakni Jum’iyyah Ihya ut Turots dan Lajnah al Khoiriyyah al Musytarakah, yayasan Al Haramain al Khoiriyyah, maupun Hai’ah Ighotsah/IIRO ternyata terkait dengan jaringan Usamah bin Ladin yang berpaham Khawarij (simak di http://www.bankofengland.co.uk/sanctions/sanctions conlist.txt). Sehingga bekerjasama dengan yayasan hizbiyyun diatas dapat membikin fitnah dan kotornya perjuangan Salafy, bahkan bisa dianggap terkait teroris. Namun alhamdulillah para Ulama Ahlusunnah telah mentahdzir yayasan tersebut lebih dahulu lantaran yayasan tersebut terdiri dari hizbiyyun sehingga para asatidzah yang tidak tergoda harta para ahli bid’ah, da’i yang ikhlas berjuang fi sabilillah, pun mentahdzir yayasan tersebut. Hal yang patut dikhawatirkan juga, yakni Salafy dituduh sebagai teroris, diantaranya kasus Aman Abdurrahman/Oman Rahman imam tetap masjid al Sofwah Jakarta dan da’i Al Sofwah yang memiliki pemikiran Khawarij, dia terkait sebagai napi kasus Bom Cimanggis lantaran adanya bom yang meledak saat dia memberikan ceramah disana. Kini dia di penjara di tempat yang dia sebut tempat ‘uzlahnya’, di penjara Sukamiskin, Bandung. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, asatidzah kita, para da’i Salafy yang zuhud, wara’, tidak pernah mau berhubungan dengan yayasan al Sofwah maupun at Turots dan semisalnya. Harapan penyusun, mudah-mudahan selain dapat memberikan wacana yang menyeluruh atas jaringan Sururiyyah global ini, juga dapat memberikan cambuk untuk segera bersikap atas person-person yang terkait dengan jaringan ini, memberikan sikap yang nyata, sehingga nampaklah Al Bara’ seorang ahlusunnah atas ahli bid’ah dan pengekornya, tidak lagi berloyalitas dan mentahdzir serta mengucilkan pengikut hawa nafsu tersebut, sehingga tampaklah al Haq dan al Bathil, tegaklah ‘amar ma’ruf dan nahi mungkar. Wallahul musta’aan. Bukti-bukti dapat diperoleh lewat CD dengan kontak HP +6281330724873 untuk informasi lebih lanjut. Lampiran I Berikut file-file gambar yang diambil dari salafipublications.com dan website salafitalk.net.
Bukti-Bukti Keterkaitan Jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani Dkk- Update 4 Maret 2007 –
14
Lampiran II Tantangan Mubahalah atas Penulis dan rekan oleh tokoh Al Irsyad Surabaya, Abdurahman At Tamimi. Al akh Uuh Muhdy Zaeni dan penulis (Ibrahim) ditantang mubahalah setelah meluncurkan pernyataan di Internet bahwa al Irsyad terlibat dengan Ihya ‘ut Turots, padahal bukti jelas keterkaitan antara kedua organisasi ini, simak di Bab I Jaringan Sururiyyah dan Bab II Al Irsyad al Islamiyyah. Dari Sugeng Rahmat (
[email protected]) meriwayatkan -pada : Sun, 14 Dec 2003 07:54:23 +0700- bahwa Abdurrahman At-Tamimi berkata :
Bismillahirrahmanirrahim Sungguh aku telah membaca sebuah surat via internet dari seseorang yang bernama Muhdi dan teman-temannya, dimana ia menuduh kami dengan tuduhan yang mana Allah mengetahui bahwasanya kami berlepas diri dari segala tuduhan bohong dan kedustaan yang ia katakan sebagaimana berlepasnya serigala dari darah anak nabi Ya'qub alaihissalam (Yusuf alaihissalam). Dan Rasulullah bersabda : "..barangsiapa mengatakan pada diri seorang mu'min sesuatu yang tidak terdapat padanya, maka Allah akan menempatkannya di lumpur (neraka) hingga ia mencabut apa yang ia katakan" (shahih Abu Daud halaman 396 (3597) dan Shahihah No 438. Dan tidaklah aku mengatakan kecuali seperti apa yang dikatakan oleh Al Imam Ibnu Jarir Ath Thabari dalam kitabnya "Sorihus Sunnah" halaman 26-27 : "Barangsiapa meriwayatkan hal yang jelek atas nama kami atau menghikayatkan yang jelek tentang kami, atau mengada-adakan perkataan dengan mengatasnamakan kami dan ia mendakwakan bahwa kami mengatakan apa-apa yang tidak kami katakan, maka baginya laknat Allah dan murka-Nya, serta laknat para pelaknat dan para malaikat serta manusia seluruhnya dan semoga Allah tidak menerima darinya amal yang wajib dan yang sunnah serta membongkar rahasianya, Allah akan merusak rahasianya, dan mempermalukannya dihadapan para manusia (pada hari yang tidak bermanfaat bagi orang-orang dhalim alasan mereka, dan bagi mereka laknat dan tempat kembali yang jelek). Dan sungguh kami telah bersabar atas kebodohan Ar ruwaibidhah (seorang lelaki pandir dan berbicara dalam perkara umum) yang bodoh ini dan temantemannya yang berlagak alim, dan kami telah bersabar dari penipuannya dengan kesabaran yang banyak dan banyak, barangkali ia akan menahan diri, atau bertaubat atau berhenti !! maka tidaklah sikap diam kami melainkan Bukti-Bukti Keterkaitan Jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani Dkk- Update 4 Maret 2007 –
15
menambahnya bersikap melampaui batas ! dan tidaklah sikap diam yang kami lakukan melainkan terus-menerus !! dan kami - dengannya - seperti keadaan penyair yang berkata : Katakanlah apa yang nampak padamu berupa perkataan dusta dan kebohongan Kesabaranku tidak mendengarkan (apa yang kalian katakan) tetapi telingaku mendengarkannya Dan syair seperti itu juga : Apakah setiap kali lalat berdengung aku menghentakkannya? Sesungguhnya lalat - jika demikian - dalam pandanganku mulia Sungguh pendusta yang pandir dan bodoh ini telah mengulang-ulangi kedustaan ini - atas kami - dalam beberapa tempat dari suratnya dengan kesombongan dan kecongkakan, kebiadaban dan kedhaliman, maka kami katakan padanya , dengan penuh kesadaran dan kemantapan yang sempurna : Sesungguhnya (segala) yang kamu katakan tentang kami dan tentang ma'had kami (ma'had Ali Al Irsyad Surabaya) hanya ada dua kemungkinan kamu dusta padanya atau kamu benar (jujur) : "Maka semoga laknat Allah atasmu jika tuduhan-tuduhan yang engkau arahkan kepada kami itu adalah dusta, dan laknat Allah atas kami jika tuduhan-tuduhan itu benar". Bahkan kami menantangmu untuk bermubahalah atas yang demikian itu ; maka kamu - wahai orang ini - adalah termasuk kaum yang tidak berguna padanya melainkan pukulan yang menyakitkannya, dan tidaklah hujjah bermanfaat bagimu, dan tidak pula bermanfaat bagimu bukti yang memuaskan, dan tidaklah bermanfaat pula pentunjuk yang dapat menundukkanmu. Maka mereka itu adalah pendusta yang tercela - orang-orang yang menipu dan pendengki serta suka bermusuhan -, maka tidak ada pada kami kecuali mengadukan mereka kepada Rabb kita Raja yang Maha Mengetahui : "Ya Allah perlihatlah pembalasanku kepada orang yang mendhalimiku" (kabulkanlah) pada waktu yang dekat -!! Dan sesungguhnya kami menantang untuk bermubahalah dengan pendusta ini, atau dua pendusta atau tiga !! yaitu agar Allah Yang Memiliki Keperkasaan dan kekuasaan, melaknat mereka jika mereka dusta, atau melaknat kami jika mereka benar ... Mereka telah mengatakan tentang kami dan tentang ma'had kami Bukti-Bukti Keterkaitan Jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani Dkk- Update 4 Maret 2007 –
16
bahwasanya kami mempunyai hubungan dengan yayasan al sofwah di Jakarta dan At Turots, dan bahwasanya kami mempermainkan para masayikh di yordania - sesuai dengan ungkapan mereka - dan kami berkata : "Sesungguhnya kami berlepas diri dari melakukan suatu yang paling kecil dari hal itu (dan Maha Suci Allah ini adalah kedustaan yang besar) dan (kebohongan yang dibuat-buat)..
"YA ALLAH SESUNGGUHNYA KAMI TERDHALIMI MAKA BERIKANLAH PEMBELAAN-MU KEPADA KAMI" Surabaya, Ma'had Ali Al Irsyad 27 Ramadhan 1424
Lampiran III
Pidato ‘Kepahlawanan’ tokoh al Irsyad Surabaya, Abdurahman at Tamimi. Lihat bantahannya di Bab V Bantahan Paham Sururiyyah bertajuk Membongkar kedustaan Abdurahman At Tamimi Al Kadzab. Lihat kejanggalan dalam tulisan italic/cetak miring. Pidato Sambutan Mudir Ma'had Ali Al Irsyad Surabaya Di Markaz Al Imam Al Albani Jordania Pada tanggal 13-15 Jumadil Akhir 1425 H bertepatan dengan 1-3 Juli 2004 M, Direktur Ma’had Ali Al- Irsyad Surabaya, al-Ustadz Abdurrahman bin Abdul Karim At-Tamimi hafidhahullah memenuhi undangan Markaz Al Imam Al Albani di Jordania untuk menyampaikan ceramah pada Muktamar yang dihadiri kurang lebih 1000 penuntut ilmu dan sejumlah ulama dari negeri-negeri Islam. berikut ini terjemahan teks khutbah beliau dengan judul “Perkembangan Dakwah Salafiyyah di Indonesia.” Setelah memuji Allah dan bershalawat kepada nabi , beliau menyampaikan makalahnya sebagai berikut : Yang mulia, para Syaikh ....., Yang mulia Syaikh kami Asy-Syaikh Salim bin Id al-Hilali, Direktur Markaz Al Imam Al-Albani dan para anggotanya yang aktif serta kepada saudarasaudaraku yang hadir dari kalangan para ulama yang mulia, dan saudara-saudaraku para penuntut ilmu. Saya mengucapkan penghormatan kepada anda sekalian dengan penghormatan Islami : Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu. Sungguh sangat menggembirakan dan membahagiakan diri saya karena dapat berdiri di tempat yang mulia ini dan pertemuan yang diberkahi ini dengan izin Allah dengan membawa salam dari saudara-saudara anda, salafiyyin di Indonesia, sebagaimana hal ini wajib bagi diri saya sebagai wakil dari Ma'had kami, Ma'had Al Irsyad Al Islami beserta seluruh salafiyyin di Indonesia, agar saya berterima kasih kepada Markaz kita, Markaz Al Imam Al Albani, terutama kepada direkturnya Syaikhuna Asy Syaikh Salim bin Id Al Hilali hafidhahullah (semoga Allah menjaga beliau) yang telah memuliakan kami dengan mengundang kami untuk ikut serta pada Muktamar yang diberkahi ini, dan mengizinkan kami ikut andil dalam memberikan beberapa patah kata yang berjudul : "Perkembangan Bukti-Bukti Keterkaitan Jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani Dkk- Update 4 Maret 2007 –
17
dakwah salafiyyah di Indonesia" dengan pertimbangan bahwa Negara Indonesia adalah Negara Islam terbesar, ditinjau dari jumlah penduduknya yang beragama Islam. Saya berdoa kepada Allah Yang Maha Mulia lagi Maha tinggi agar Dia memberkahi kesungguhan beliau dan saudara-saudara beliau dalam meninggikan dakwah yang diberkahi ini, yang mana kita hidup dari kemuliaan dakwah ini. Dan kami memohon kepada Allah agar mematikan kami diatas dakwah ini, dan agar Dia memberkahi Markaz Al Imam Al Abani ini yang darinya terpancar cahaya keimanan, ketentraman dan keamanan. Mengawali ceramah ini saya katakan : "Tidaklah diketahui secara pasti awal mula masuknya agama Islam ke negeri Indonesia dan pulau-pulau disekitarnya." Pendapat para ahli sejarah berbedabeda tentang sejarah timur jauh . Dan yang paling mendekati kebenaran, bahwasanya awal mula masuknya agama Islam dan penyebarannya terjadi pada akhir abad pertama hijriyah, dengan perantaraan para pedagang Arab yang datang dari selatan semenanjung Arab.(Lihat kitab yang dikarang Arnold The Preaching of Islam hal 262 terbitan London 1913 M) Al Ustadz Arnold berkata : "Sesungguhnya Islam dibawa ke Asia tenggara oleh orang-orang Arab pada abad -abad pertama hijriyah." Disebutkan dalam kitab “Nukhbatul Dahri” karya Syamsyuddin Ubaidillah Muhammad bin Tholib Ad Dimasyqi yang terkenal dengan julukan “Syaikhur Robwah” wafat pada tahun 727 H : "Sesungguhnya agama Islam sampai di jazirah Indonesia pada tahun 30 H).” Seorang petualang asal Irak yang bernama Yunus Bahri berkata dalam buku hariannya, yang teksnya : "Pertama kali penguasa beragama Hindu dari kalangan kerajaan Pajajaran masuk Islam, dan keislamannya adalah pembuka era yang baru bagi tersebarnya agama Islam." Dan sejarah memberitakan kepada kita bahwasanya kerajaan Islam yang pertama, berdiri di Demak dengan dukungan para ulama yang bermadzhab Syafi'i. Beberapa riwayat mengatakan sesungguhnya para penguasa pemerintahan di Demak adalah yang menghancurkan patung-patung dan membuangnya di tengah lautan. Sungguh telah bersinar bintang kerajaan Demak pada tahun 1478 M hingga tahun 1546 M. Dan Demak (dahulu) adalah pusat bagi para penguasa Islam di Jawa. Dan bisa jadi tersebarnya madzhab Syafi’i di Indonesia dan Hadromaut memberikan kepada kita bukti yang pasti bahwa orang-orang yang membawa agama Islam ke Indonesia adalah para pedagang Hadromaut. Adapun faktor-faktor yang membantu tersebarnya agama Islam dengan cepat di Indonesia dan pulau-pulau sekitarnya dapat diringkas dengan beberapa hal berikut ini : Mudahnya agama Islam, tidak terdapat hal-hal yang rumit bagi seseorang yang berkeinginan memeluk agama Islam. Jernihnya hati penduduk Indonesia dan fitrah mereka yang siap untuk memeluk agama Islam. Pernikahan yang terjadi antara orang-orang Arab dengan penduduk Indonesia. Akulturasi bangsa Arab dengan penduduk Indonesia dan pergaulan mereka dengan penduduk Indonesia seperti saudara sekandung. Berlalulah tahun demi tahun, dan hubungan antara para pendatang dan penduduk Indonesia dalam keadaan semakin baik. Akulturasi (penggabungan budaya) semakin bertambah mendalam pada awalawal pertengahan kedua pada abad ke-20, dimana seorang Arab tidak datang dengan Istrinya ke Indonesia, namun Setiap pendatang menikah dengan penduduk setempat. Dan sungguh hijrahnya orang-orang Arab dari selatan Arab ke Indonesia adalah termasuk hijrah yang terbesar jika dilihat dari jenisnya. Merupakan suatu keniscayaan, pendatang dari Hadromaut yang beragama Islam akan mendapatkan gangguan dan perlawanan dari penduduk Indonesia, terlebih lagi dari para penguasa dan pemuka mereka, namun hati penduduk Indonesia masih didominasi oleh keluguan dan bahkan bersikap loyal terhadap mereka. Mereka tidak melihat dari para pendatang Hadromaut sesuatu yang perlu diwaspadai dan mengeruhkan suasana. Sebenarnya, orang-orang Hadromaut itu pada asalnya tidak datang ke negeri Indonesia untuk mendirikan sebuah negara atau menyebarkan agama. Tujuan yang paling utama bagi mereka adalah berdagang dan mencari rezki. Kemudian para pedagang itu dengan fitrah mereka yang sabar, keras, cerdas, rajin dan amanah dalam bermuamalah, jujur dalam berkata, mampu membuat jalan mereka di negeri yang jauh ini. Hingga pada suatu masa mereka mampu menguasai perdagangan dan mengokohkan markaz mereka dan “meluncur cepat” diantara para penduduk yang berbeda jenis, bahasa, agama, akhlak dan adat-istiadat dengan mereka. Kemudian pemerintahan Belanda menyempitkan mereka…. pemerintahan Belanda bersikap keras dalam penerapan hijrah atas orang-orang Hadromaut. Pemerintahan Belanda mengumpulkan mereka dalam suatu daerah khusus serta tidak memperbolehkan mereka berpindah dari satu daerah ke daerah Bukti-Bukti Keterkaitan Jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani Dkk- Update 4 Maret 2007 –
18
lainnya melainkan dengan izin khusus dan setelah susah payah memperolehnya. Sikap keras dan tekanan ini berjalan bertahun-tahun. Pada tahun 1916 M, pemerintahan Belanda memberikan semacam kebebasan. Dan pada tahun 1919 M, pemerintah Belanda mencabut tekanan itu dan memberikan kebebasan bagi mereka berpindah dari satu kota ke kota lainnya, dari satu desa ke desa lainnya, dari satu pulau ke pulau lainnya tanpa ada kesulitan yang mereka jumpai dihadapan mereka. (Lihat kitab “Tarikhul Irsyad fi Indonesia”, oleh Ustadz Sholah Abdul Qadir Bakri hal 10-12) Dengan berlalunya masa, rusaklah tauhid di negeri Indonesia ini, yang mana tauhid merupakan kekuatan dan pokok dakwah Islam, dan masuklah ke dalam Islam berbagai syubhat (kesamaran) dan kerusakan. Kuburan-kuburan para wali didatangi orang-orang bodoh untuk berziarah kepadanya, para wanita bernazar untuknya, orang awam meyakini bahwasanya kuburan-kuburan itu mampu memberi manfaat dan memberi mudharat, thariqoh sufiyyah meliputi seluruh negeri, fanatisme madzhab telah mencapai puncaknya maka kebodohanpun merata, kegelapan menguasai, ditambah lagi kegelapan penjajahan Belanda - pada waktu itu - yang melemahkan negeri Indonesia dibawah belenggunya. Akan tetapi Allah tidak menginginkan melainkan Dia sempurnakan cahaya-Nya. Allah memunculkan untuk negeri ini seorang lelaki shalih, seorang reformis yang datang dari negeri Sudan pada bulan Rabiul Awwal 1329, yang menyeru manusia kepada tauhid, memerangi kesyirikan, khurafat, bid'ah dan ta'ashub terhadap madzhab, beliau adalah Syaikh Ahmad bin Muhammad As Syurkati - rahimahullah - . Dakwah beliau meliputi seluruh negeri, dan beliau telah mencetak kader yang menolong dan membantu dakwah beliau diseluruh jazirah Indonesia. Syaikh Ahmad Syurkati terpengaruh dengan dakwah Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab - rahimahullah - dan juga Syaikh Muhammad Rasyid Ridha - rahimahullah - beserta majalahnya “Al Manar”. Beliau mengarang , mengajar, dan membangun "MADRASAH AL IRSYAD" pada tahun 1914 M. Akan tetapi musuh-musuh beliau dari kalangan pengikut thariqot Sufiyyah dan aliran bid'ah memerangi, memusuhi, dan menghalangi dakwah beliau. Namun hal itu tidak mengusik beliau, dan beliau terus berdakwah hingga Allah mewafatkan beliau pada tanggal 16 Ramadhan 1326, semoga Allah merahmati beliau seperti rahmat-Nya kepada orang-orang yang berbakti. Akan tetapi sebagai sebuah amanah ilmiyyah dan sebuah sejarah kami tidak mengatakan, bahwa dakwah Syaikh Ahmad Syurkati adalah dakwah salafiyyah yang murni, yang mana hal ini dikarenakan lemahnya penyebaran dan pondasi dakwah salafiyyah pada saat itu, hanya saja dakwah beliau telah mempersiapkan jalan untuk kepada dakwah salafiyyah yang murni, dimana pada pemikiran beliau terdapat sebagian hal-hal yang menyelisihi dan menyimpang dari aqidah salafiyyah, seperti pengingkaran beliau akan datangnya Al Mahdi, dan turunnya nabi Isa - alaihissalam - yang telah jelas kebenaran dalilnya dengan pasti dalam Al Qur'an dan sunnah nabi yang shahih. Akan tetapi kita tidak melupakan keutamaan beliau dan keutamaan Syaikh Muhammad Rasyid Ridha dan majalahnya "Al Manar" dalam pencerahan akal-akal kaum muslimin yang bodoh terhadap agama mereka dan memerangi bid'ah, kesyirikan dan sikap beliau berdua yang membuang fanatisme madzhab serta dakwah mereka (yang menyeru) untuk berpegang teguh kepada Al Qur'an dan sunnah yang shahih sesuai dengan pemahaman Salaful Ummah. Keadaan ini terus berlangsung demikian hingga penjajahan Belanda pergi dan membawa kekuasaannya dari negeri Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 M. Sesudah itu datanglah bibit-bibit penjajahan Belanda dari kalangan orang-orang sekuler dan atheis, yang mana mereka memerintah negeri ini dengan menyempitkan ruang gerak kebebasan beragama kaum muslimin, hingga sirnalah mendung dan pudar bala bencana dengan perginya pemerintahan Sukarno serta gagallah pemberontakan komunis di negeri ini pada tahun 1965 M, yang demikian ini merupakan karunia Allah semata, dan segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya sempurnalah segala kebaikan. Kemudian datanglah sesudah itu era kebebasan berdakwah, hanya saja yang sangat disayangkan bahwa dakwah salafiyyah sangat disayangkan tidak ikut serta di medan dakwah ini dikarenakan tidak adanya para dai salafiyyin yang mampu - kecuali mereka yang dirahmati Allah -. Hingga dibuka di Jakarta pada tahun 1401 H, bertepatan pada tahun 1981 M, Ma'had (LIPIA, red) yang metodenya mengikuti Universitas Al Imam Muhammad bin Suud Al Islamiyyah di Riyadh, dan banyak penduduk negeri ini yang sekolah padanya, namun sangat disayangkan lulusan dari Ma'had ini tidak mengetahui banyak tentang hakekat manhaj salaf, kebanyakan mereka berakidah salafiyyah - sesuai dengan pelajaran yang diajarkan di negeri mereka- hanya saja manhaj mereka Ikhwani (berpemahaman ikhwanul muslimin) yang menyimpang, bahkan banyak diantara mereka - sesudah itu - bergabung
Bukti-Bukti Keterkaitan Jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani Dkk- Update 4 Maret 2007 –
19
dengan kelompok-kelompok (hizbiyyah) Islam di negeri ini, dan yang berada pada barisan terdepannya adalah partai keadilan "Al Ikhwani,” dan mereka menjadi pemimpin pada partai ini. Negeri Indonesia belumlah lama mengenal dakwah salafiyyah yang murni dan benar, tidak lebih dari 10 tahun yang lalu melalui perantaraan sebagian putra-putra Indonesia yang lulus dari Universitas Islam Madinah, dan mereka terpengaruh dengan para ulama salafiyyin di Madinah sedangkan mereka itu sedikit. Pengaruh yang jelas dan penyebaran yang luas dakwah salafiyyah ini juga timbul dari penyebaran dan penerjemahan kitab-kitab salafiyyah ke dalam bahasa Indonesia dari para ulama salaf, baik yang lampau maupun ulama pada saat ini. Dari buku-buku itulah mereka mengenal manhaj salaf yang benar. Berada pada bagian yang terdepan dalam hal ini adalah kitab-kitab Syaikhuna Al Imam Sayyidul Muhadditsin (Pemimpin ahli hadits) zaman ini, Abu Abdurrahman Muhammad Nashiruddin Al Albani dan murid-murid beliau yang muhkhlis, kemudian buku-buku Al Allaamah Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz dan Al Allaamah Al Imam ahli fikih zaman ini Syaikh Muhammad bin Shalih Al utsaimin. Sungguh kitab-kitab, karangan-karangan dan fatwa-fatwa mereka tersebar di seluruh jazirah Indonesia, dan penduduk negeri ini benar-benar mendapatkan manfaat darinya. Selain itu, demikian pula kitab-kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan murid beliau Al Imam Ibnu Qoyyim Al Jauziyah dan kitab-kitab Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab dan anak-anak beserta cucu-cucu beliau yang shalih. Dan dapat saya katakan bahwa kitab-kitab salafiyyah pada saat ini adalah kitab-kitab Islam terbesar yang tersebar di Indonesia - segala puji bagi Allah atas karunia-Nya - . Para da’i Salafiyyin menegakkan dakwah dengan semangat dan penuh kesungguhan, mereka berkeliling di Jazirah Indonesia, baik kota maupun desanya, dan mereka membangun sekolah-sekolah dan pondok pesantren salafiyyah di beberapa tempat sehingga tersebarlah dakwah salafiyyah sebagaimana menjalarnya api pada rumput kering. Manusiapun menerima dakwah yang murni dari sikap berlebih-lebihan bersikap ekstrim ini, dengan penerimaan yang baik. Mereka (para da’i) salafiyyah ini tidak mencari kenikmatan dunia yang fana, tidak menginginkan kursi-kursi kekuasaan dan tidak pula bermain dalam hidangan politik, akan tetapi keinginan mereka adalah mendidik generasi dengan pendidikan Islam yang benar diatas dasar “tasfiyyah” (Pemurnian) dan “tarbiyah” (Pendidikan) yang memmurnikan pemikiran-pemikiran yang mencemari agama yang lurus ini berupa bid'ah dan khurafat, dengan menumbuhkan, mendidik dan mengembalikan generasi ini sebagaimana generasi terbaik, karena tidak akan baik umat ini hingga mereka beragama sebagaimana generasi yang pertama. Tidaklah suatu kota, atau desa di Indonesia sekarang ini, melainkan padanya terdapat dakwah salafiyyah, sedikit atau banyak. (Syair) Namun dakwah salafiyyah ini menemui berbagai rintangan yang merintangi jalannya, dan demikianlah keadaan dakwah yang benar (senantiasa mendapat rintangan) dan demikian juga dakwah para rasul dan nabi. Penghalang terbesar yang muncul adalah dari kaum hizbiyyin (mereka yang fanatik pada kelompoknya) baik dari kalangan "Quthbiyyin" (mereka yang mengikuti pemahaman Sayyid Qutb) atau "Sururiyyin" (mereka yang mengikuti pemahaman Muhamad Surur) maupun "Takfiriyyin" (mereka yang dengan mudah mengkafirkan tanpa petunjuk ulama), demikian juga dari kalangan orang-orang sekuler, thoriqot suffiyyah dan aliran-aliran bid'ah lainnya. Akan tetapi yang paling menyayat-nyayat jiwa kami adalah sebagian orang yang menisbatkan diri mereka kepada dakwah salafiyyah, akan tetapi hakikatnya mereka adalah orang-orang yang berbuat "ghuluw" (menyimpang dan berlebih-lebihan dalam agama) dan ekstrim, yang mana mereka memusuhi kami lantaran hasad dan dengki yang telah memakan hati mereka. Padahal mereka itu masih anak-anak yang masih ingusan lagi bodoh. Sungguh mereka telah menjauhkan manusia dari dakwah salafiyyah yang haq ini, akibat perangai mereka yang buruk dan dakwah mereka yang kasar lagi jelek. Tidaklah seorang menyelisihi mereka, sekalipun itu dari teman-teman mereka sendiri, melainkan mereka membid'ahkannya dan mengucilkannya dari pergaulan dengan mereka…. Akan tetapi segala puji bagi Allah, kekuatan mereka hancur berkeping-keping sehingga hilang dan lenyaplah kekuatan mereka. Tersingkaplah keburukan mereka, permusuhan diantara mereka sendiri sangat sengit, mereka bercerai-berai, dan ini adalah pelajaran bagi orang yang mau mengambil pelajaran. Sesungguhnya Allah tidak akan memperbaiki perbuatan orang-orang yang merusak. Sekalipun mereka melakukan suatu perbuatan yang mereka inginkan untuk mengelabui manusia…dan sekalipun mereka merubah kulit-kulit (baju-baju) mereka untuk menjelekkan dan mengacaukan …..dan sekalipun mereka membaguskan penampilan mereka, untuk menyembunyikan kejelekan mereka. Semua itu - dan selainnya - sekali-kali tidak akan ada kelangsungannya atau perbaikannya, sekalikali tidak akan berjalan bersamanya amal kebenaran yang jelas, justru ia akan hilang dan meleleh serta Bukti-Bukti Keterkaitan Jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani Dkk- Update 4 Maret 2007 –
20
tidak akan kembali. (lihat tulisan Syaikhuna Abul Harits Ali bin Al Hasan Al Atsari di Majalah Al Ashalah edisi 32 hal. 10) (Syair) Dan adalah, dengan diadakannya "Daurah Syariyyah tentang Aqidah dan Manhaj" oleh Ma'had kami, Ma'had Ali Al Irsyad Al Islami yang bekerjasama dengan Markaz yang mulia ini, mempunyai dampak positif yang nyata/produktif dalam menyebarkan dakwah Salafiyyah dan memahamkan aqidah yang benar kepada manusia, dan juga "manhaj" (metode) yang benar, serta berdakwah dengan hikmah dan cara yang baik, jauh dari sikap “ghuluw” (berlebih-lebihan) dan melampaui batas. Telah ikut serta dalam Daurah tersebut, para ulama yang mulia, mereka adalah : 1. Yang Mulia Syaikhuna Syaikh Muhammad bin Musa Alu Nashr 2. Yang Mulia Syaikhuna Syaikh Salim bin Id Al Hilali 3. Yang Mulia Syaikhuna Syaikh Ali bin Hasan Al Halabi Al Atsari 4. Yang Mulia Syaikhuna Syaikh Mashur bin Hasan Alu Salman Mereka telah menyampaikan ceramah-ceramah, pelajaran-pelajaran, pertemuan-pertemuan yang bermanfaat sekali bagi para penuntut ilmu (semoga Allah membalas kebaikan bagi mereka) dan banyak manusia telah mendapatkan manfaat dari mereka. Daurah tersebut telah berlangsung selama tiga tahun (segala puji bagi Allah). Inilah ringkasan bahasan yang singkat tentang perkembangan dakwah salafiyyah di Indonesia, yang saya menulisnya dengan tergesa-gesa, semoga saya diberi petunjuk padanya, dan segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya sempurnalah segala kebaikan. Terakhir, saya mohon kepada Allah agar memberi petunjuk kepada para syaikh-syaikh kami yang mulia, dan juga kepada para saudara-saudara kami yang mengadakan pertemuan ini, dan agar Dia meninggikan panji salafiyyin. Allah-lah yang menolong dan kuasa atasnya.
Dan akhirnya kami ucapkan, alhamdulillahi rabbil alamin. Lampiran IV Bukti Abdurrahman at Tamimi cs membolehkan mengambil dana at Turots, hizbiyyun. Alamat Sumber : http://salafi.or.id/viewjawaban.php?pid=24 Nama File didalamnya : Keterangan : Jawaban dari salafi.or.id yang dikelola Abdurahman At Tamimi cs, dari Ma’had ‘Ali al Irsyad Surabaya, nampak dia menghalalkan mengambil dana dari hizbiyyun Ihya ut Turots lantaran tanpa ada tekanan atau persyaratan apapun. Padahal dicairkannya dana pasti dengan syarat : 1. Pembuatan proporsal YANG DISESUAIKAN dengan program Ihya ut Turots 2. Studi kelayakan dari pihak Ihya ut Turots sehingga mereka yakin penggunaan dana tersebut COCOK dengan programnya 3. Adanya pembuatan LAPORAN realisasi program Ihya ut Turots tadi yang dituangkan dalam bentuk tulisan, foto-foto, laporan penggunaan dana dst. Itu semua adalah PRASYARATNYA. Adapun TEKANANNYA ??? Yakni tidak akan DIBERIKAN DANA LAGI apabila ikut-ikutan mentahdzir Ihya ut Turots, tidak pernah membahas Ihya ut Turots itu hizbi yang wajib dijauhi dalam majalah-majalahnya, tidak pernah menjelaskan al Sofwa adalah jelmaan Al Muntada Al Islami cabang Inggris yang sesat, bahkan kenyataannya Abdurahman At Tamimi membela PP Imam Bukhari yang menerima dana terebut, ini bukti LOYALITAS At Tamimi pada Ihya ut Turots, dengan menutup mata, telinga, hatinya dari fatwa ulama tentang larangan menerima dana At Turots yang hanya membikin memperkuat jaringannya, menambah loyalitas, merusak manhajnya sehingga bergaul bebas dengan ahli bid’ah. Berikut isi file :
_____________________________________________________________________ Bantuan Ihya At-Turots Kuwait
[02/09/2004, 20:06:11] - 453 x dibuka Penanya: Nida
Bukti-Bukti Keterkaitan Jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani Dkk- Update 4 Maret 2007 –
21
Assalamualaikum,warohmatullohi wabarokatuh. makruf bagi kita ihya at turots kuwait ditahdir banyak ulama. apa benar Ma'had Ali Al irsyad Surabaya, pondok Imam Bukhori Solo, pondok Alfurqon Gresik, plus pengelolanya dapat bantuan dana dari ihya at turots kuwait. Syukron katsiro, wassalamualaikum warohnatullohi wabarokatuh
Jawaban kami: Wa alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuhu Ma'had Ali Al Irsyad Surabaya dan PP Al Furqon Gresik, sama sekali tidak mendapatkan bantuan dari Ihya At Turots dan ini adalah fitnahan dari orang-2 yang dengki dan iri. Adapun pondok Imam Bukhari, benar yang anda katakan, tapi perlu anda ketahui bantuan itu tanpa ada tekanan atau persyaratan apapun. Lagipula dana tersebut adalah milik orang muslimin tanpa meminta-minta di perempatan jalan raya sebagaimana yang pernah mencoreng "wajah" dakwah salafiyah di Indonesia. _____________________________________________________________________ Wallahu musta'an.
Bukti-Bukti Keterkaitan Jaringan Al Sofwa, At Turots, Ikhwani Dkk- Update 4 Maret 2007 –
22