Botani Tumbuhan Rendah.docx

  • Uploaded by: fatimah nrtthrh
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Botani Tumbuhan Rendah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,717
  • Pages: 7
BOTANI TUMBUHAN RENDAH “Ganggang Merah (Rhodophyta)

OLEH:

-

WAHIDATUL KHOTIMAH HAFIFA PUTRI RAHMASARI ASMAUL HUSNA ANNISA AL MUMTAHANAH DWI FEBRI CANDRA DEWI NUR HASNI FATIMAH NURUTTAHIRAH NANDA OKTAVIANI DWIKA MAHARANI YULINDA KRISNA DWIPAYANTI

A1J1 A1J1 A1J1 A1J1 A1J1 A1J1 A1J1 A1J1 A1J1 A1J1

18 18 18 18 18 18 18 18 18 18

001 002 003 004 006 007 008 009 010 062

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2019

Pengertian Rhodophyta (Alga Merah) Istilah “Rhodophyta” berasal dari bahasa Yunani, rhodos yang berarti “merah”. Jadi, Rhodophyta berarti ganggang merah (red algae). Berbeda dengan Filum lainnya, Filum ini tidak mempunyai tahapan flagella dalam siklus hidupnya. Anggota Filum ini mempunyai pigmen fotosintetik berupa fikobilin yang terdiri dari fikoeritrin (pigmen merah) dan fikosianin (pigmen biru). Selain dua pigmen tersebut, Rhodophyta juga memiliki klorofil a dan b serta karotenoid. Fikoeritrin merupakan pigmen yang paling dominan sehingga menyebabkan warna talus ganggang ini menjadi merah. Meskipun demikian, tidak semua ganggang ini berwarna merah. Di laut dalam, ganggang ini mempunyai warna ungu hampir hitam. Pada kedalaman sedang berwarna merah cerah, sedangkan pada air yang sangat dangkal, berwarna agak kehijauan. Saat ini telah dikenal sekitar 2.500 jenis yang kebanyakan hidup di laut terutama daerah tropis dan sering disebut dengan nama rumput laut (sea weed) karena bentuk tubuhnya seperti rumput. Rhodophyta tumbuh pada bebatuan di daerah pasang hingga kedalaman mencapai 90 meter di bawah permukaan laut di mana gelombang cahaya tertentu dari sinar matahari masih mampu mencapainya. Talus Rhodophyta relatif besar, namun jarang yang panjangnya melebihi 90 cm. Beberapa jenis berbentuk filamen tetapi kebanyakan membentuk struktur kompleks yang bercabang-cabang menyerupai bulu atau pipih menyebar menyerupai pita. Umumnya, Rhodophyta multiseluler, namun terdapat juga Rhodophyta yang uniseluler. Alga merah multiseluler umumnya makroskopis dan struktur tubuhnya menyerupai tumbuhan (talus). Talus pada Rhodophyta berupa helaian atau seperti tumbuhan.

Ciri-Ciri Rhodophyta (Alga Merah) Ganggang merah (Rhodophyta) memiliki ciri atau karakteristik secara umum, antara lain sebagai berikut. ■ Inti sel bersifat eukariotik karena inti sel telah memiliki membran. ■ Sebagian besar multiseluler (bersel banyak). ■ Umumnya makroskopis (dapat dilihat dengan kasat mata) dengan panjang dapat mencapai 1 meter. ■ Satu-satunya alga yang tidak memiliki fase berflagel dalam siklus hidupnya. ■ Bersifat autotorof, karena memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis. ■ Kloroplas mengandung pirenoid untuk menyimpan hasil fotosintesis.

■ Cadangan makanan disimpan dalam bentuk tepung fluoride (sejenis karbohidrat), floridosid (senyawa gliserin dan galaktosa) dan tetes-tetes minyak. Floridosid akan bewarna kemerah-merahan jika ditambah dengan iodium. ■ Bentuk talus berupa helaian atau berbentuk seperti pohon. ■ Talus bewarna merah sampai ungu tetapi ada juga yang pirang atau kemerahmerahan. ■ Tubuhnya diselimuti kalsium karbonat (CaCO3). ■ Dinding sel terdiri atas komponen yang berlapis-lapis. Dinding sel sebelah dalam tersusun dari myofibril, sedangkan sel sebelah luar tersusun dari zat lendir. ■ Memiliki pigmen klorofil a dan b, karotenoid, fikosianin (biru) dan pigmen dominan fikoeritrin (merah). Cara Hidup dan Habitat Alga merah umumnya bersifat autotrof. Akan tetapi ada pula yang heterotrof yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya bersifat parasit pada alga lain. Alga merah umumnya hidup dilaut yang dalam, lebih dalam daripada tempat hidup alga cokelat. Sepertiga dari 2.500 spesies yang telah diketahui, hidup diperairan tawar dan ada juga yang hidup ditanah. Biasanya organisme ini merupakan penyusun terumbu karang laut dalam. Alga merah berperan penting dalam pembentukan endapan berkapur, baik dilautan maupun diperairan tawar. Cara Reproduksi Rhodophyta (Alga Merah) Ganggang merah dapat bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dan secara seksual (generatif). Perkembangbiakan aseksual dengan membentuk aplanospora, yaitu spora nonmotil (tidak bergerak) dan berasal dari talus ganggang yang diploid. Selanjutnya, spora tersebut akan tumbuh menjadi ganggang merah baru. Pada Rhodophyta, perkembangbiakan aseksual secara fragmentasi jarang terjadi. Perkembangbiakan seksual (generatif) terjadi secara oogami, dan pada beberapa jenis mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Reproduksi secara generatif dilakukan dengan peleburan antara gamet jantan yang tidak memiliki alat gerak (spermatium) dan ovum. Gamet jantan tersebut dibentuk dalam spermatangium, sedangkan gamet betina dibentuk dalam karpogonium. Zigot hasil pembuahan selanjutnya akan tumbuh menjadi ganggang merah yag diploid. Berikut ini bagan daur hidup atau pergiliran keturunan pada salah satu contoh spesies alga merah yaitu Polysiphonia.

Berdasarkan gambar di atas, coba kamu tuliskan urutan perkembangbiakan aseksual (vegetatif) mulai dari sporofit. Kemudian, tuliskan pula urutan perkembangbiakan seksual (generatif) sampai dengan sporofit! Sporofit menghasilkan meiospora yang akan berkembang menjadi gametofit. Gametofit membentuk spermatangia yang menghasilkan spermatia dan carpogonium yang mengandung sel trichogen. Spermatia menempel pada ujung trichogen, terus masuk ke dasar sel. Di sini terjadi peleburan antara inti sperma dan inti sel betina membentuk zigot (goninoblast). Goninoblast adalah filamen yang terbentuk dari zigot dan di ujung filamen terbentuk carposporangium. Selanjutnya, di dalam carposporangium terbentuk carpospora. Carpospora keluar dari carposporangium, untuk selanjutnya tumbuh menjadi sporofit (Polysphonia baru). Dalam pertumbuhannya, Polysiphonia mengalami pergiliran keturunan (metagenesis), yaitu perkembangbiakan aseksual dan perkembangbiakan seksual berlangsung secara bergantian Contoh dan Peranan Rhodophyta (Alga Merah) dalam Kehidupan Beberapa alga merah bermanfaat sebagai penyokong penting bagi batu karang tropis. Ganggang merah merupakan bahan pangan penting di negara-negara Asia. Di Jepang misalnya, alga merah dikeringkan dan digunakan dalam berberapa hidangan masakan. Selain menghasilkan algin, ganggang merah juga menghasilkan karagenan dan agar. Karagenan (carrageenan) merupakan sejenis polisakarida yang digunakan sebagai bahan kosmetik dan kapsul gelatin dan merupakan zat aditif yang dapat ditambahkan pada puding dan es krim. Agar digunakan sebagai bahan pangan. Selain untuk bahan makanan, agar-agar juga dimanfaatkan sebagai medium kultur mikroorganisme, kosmetik, obat, pelapis daging kaleng, pengeras es krim, serta pengelmusi lemak dan cokelat batangan.

Beberapa contoh Rodophyta adalah sebagai berikut. ■ Eucheuma spinosum, banyak dibudidayakan karena menghasilkan agar, banyak terdapat di perairan Indonesia. ■ Chondrus crispus, juga dibudidayakan yang dikenal sebagai rumput laut. ■ Gelidium coulteri dan Gracilaria sp., sebagai bahan pembuatan agar-agar banyak terdapat di perairan negara yang agak dingin. ■ Carolina sp. merupakan anggota Rhodophyta (ganggang merah) yang tubuhnya dilapisi oleh kalsium karbonat.

■ Dasya, Batracnospermum, Scinaiafurcellata, Porphyra Polysphonia, Halosaccion glandiforme, Bossea orbigniana, dan sebagainya.

perforata,

Rhodophyceae (Ganggang Merah) dibagi dalam dua anak kelas, yaitu Bangieae dan Floridaea Anak kelas BANGIEAE (PROTOFLORIDAE) Talus berbentuk benang, cakram, atau pita dengan tidak ada percabangan yang beraturan. Pembiakan vegetative dengan monospora yang dapat memperlihatkan gerakan ameboid. Pembiakan seksual dengan oogami. Oogonium berupa sel yang sedikit saja bedanya dengan sel-sel talus, kadang-kadang mempuyai alat tambahan seperti trikogin. Anteredium menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatium. Zigot dengan langsung membuat spora setelah mengadakan pembelahan baru mengeluarkan spora. Dalam golongan ini termasuk suku bangiaceae, yang membawahi antara lain ganggang tanah Porhyridium cruentum dan ganggan laut Bangia artropurpurea. Anak kelas FLORIDEAE Talus ada yang masih sederhana, tetapi umumnya hampir selalu bercabangcabang dengan beraturan dan mempunyai beraneka ragam bentuk , seperti benang, lembaran-lembaran. Percabangannya menyirip atau mengarpu. Kegiatan seksual berlangsung sebagai berikut. Dari sel-sel ujung cabang-cabang talus, berbentuk dua anteridium yang masing-masing terdiri atas satu sel saja dan berasal dari penonjolan sel ujung. Tiap anteridium menghasilkan satu gamet jantan yang oleh karena tidak dapat bergerak tidak dinamakan spermatozoit tetapi spermatium. Gametangium betina dinamakan karpogonium, karpogonium terdapat pada ujung cabang-cabang lain daripada cabang-cabang talus yang mempunyai anteridium. Suatu karpogonium terdiri atas satu sel panjang, bagian bawahnya membesar seperti botol, bagian atasnya berbentuk gada atau benang dan dinamakan trikogin. Inti telur terdapat pada bagian dasar yang membesar tadi. Spermatium secara pasif (oleh air) akhirnya sampai pada trikogin, melekat pada trikogin, dan setelah dinding perlekatan terlarut, seluruh protoplas spermatium masuk ke dalam karpogonium. Setelah terjadi pembuahan bagian bawah karpogonium lalu membuat sumbat, dan dengan sumbat itu menjadi terpisah dari trikogin. Zigot tidak mengalami waktu istirahat, melainkan dari bidang samping lalu membentuk sel-sel yang merupakan benang-benang yang dinamakan benang sporogen. Dalam sel-sel ujung benang itu terbentuk satu spora, masing-masing dengan satu inti dan satu plastida dan dinamakan karpospora. Karpospora akhirnya keluar dari sel-sel terminal benang sporogen sebagai protoplas telanjang dan tidak mempunyai bulu cambuk. Karpospora itu mula-mula berkecambah menjadi suatu protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru dengan alat-alat generative. Mengingat bahwa spora tidak dapat bergerak hingga kemudian terjadinya pembuahan itu sedikit, maka untuk meniadakan kepincangan itu terbentu banyak sekali spora.

Jadi disini kita lihat pula pergiliran keturunan, tetapi gametofit dan sporofit yang disini berupa benang-benang sporogen tidak terpisah; sporofit yang berupa benang dan hanya terdiri atas beberapa sel itu hidup sebagai parasit pada gamatofit. Pristiwa seperti diuraikan di atas terdapat antara lain pada Batrachospermum moniliforme . pembelahan reduksi terjadi pada zigot, jadi baik gametofit maupun sporofit bersifat haploid dan hanya zigot saja yang merupakan fase yang diploid. Pada warga Florideae lainnya terdapat pergiliran antara tiga keturunan dalam daur hidupnya yaitu : 1. Gametofit yang haploid yang mempunyai anteriduim dan karpogonium 2. Karposporofit yang dipoid, mengeluarkan karpospora diploid, yang kemudian tumbuh menjadi 3. Tetrasporofit, yang habitusnya menyerupai gametofit (keturunan pertama), akan tetapi tidak mempunyai alat-alat seksual, melainkan mempunyai sporangium yang masing-masing mengeluarkan empat spora (tetraspora). Baru dalam pembentukan tetraspora terjadi pembelahan reduksi. Jadi tetraspora adalah haploid dan kemudian tumbuh menjadi gametofit yang haploid pula. Daur hidup yang memperlihatkan 3 keturunan itu antara lain terdapat pada Callthamnion corymbosum. Gametofit dan tetrasporofit dapat isomorf, tetapi ada pula yang tidak, misalnya Bonnemaisonia hamifera. Florideae dibagi dalam sejumlah bangsa, diantaranya yaitu : Bangsa Nemalionales Didalamnya termasuk suku Helminthocladiaceae yang antara lain mencakup Batrachospermum moniliforme, Bonnemaisonia hamifera Bangsa Gelidiales Didalamnya termasuk suku Gelidiales, misalnya Gelidium cartilagineum dan Gelidium lichennoides, terkenal sebagai penghasil agar-agar. Bangsa Gigartinales Kebanyakan terdiri atas ganggang laut. Yang penting ialah suku Gigartinales dengan dua warganya yang menghasilkan bahan yang berguna, ialah Chondrus crispus dan Gigartina mamillosa, penghasil karagen atau lumut islandia yang berguna sebagai bahan obat. Bangsa Nemastomales Dari bangsa ini perlu disebut suku Rhodophyllidaceae yang salah satu warganya terkenal sebagai penghasil agar-agar, yaitu Euchema spinosum suku Sphaerococcaceae, juga mempunyai anggota-anggota yang merupakan penghasil agar-agar pula, diantaranya Gracilaria lichenoides dan berbagai jenis yang termasuk marga Sphaerococcus. Bangsa Ceramiales Dalam bangsa ini termasuk antara lain suku Ceramiaceae didalamnya. Contoh jenis ganggang yang tergolong dalam suku ini ialah Callithamnion corymbosum. Tempat Rhodophyceae dalam sejarah filogenetik tumbuhan masih merupakan suatu tanda pertanyaan. Ada yang mencari nenek moyang Rhodophyceae pada Clorophyceae, mengingat adanya trikogin pada karpogonium yang mengikatkan

oogonium dalam sel-sel tumbuhan pada Coleochaete. Mengingat tidak adanya klorofil b pada Rhodophyceae, pendapat ini sukar diterima. Ada yang mencari hubungan kekerabatan dengan Cyanophyceae dan menggangap Protoflorideae sebagai jembatanya. Bagaiman pun juga sampai sekaranng belum dapat diperoleh pemecahan soal ini dengan memuaskan. Bekas ganggang ini telah ditemukan dalam lapisan-lapisan tanah dari jaman silur, dan mungkin dari kambrium, bahkan sering tidak hanya bekas, melainkan sisasisa yang mengandung kapur dari jaman yang lebih muda ganggang ini ditemukan dalam lapisan-lapisan tanah jaman jura dan kapur.

Related Documents

Botani Tumbuhan Rendah.docx
November 2019 17
Botani
November 2019 18
Botani Mayang
April 2020 31
Cover Botani
April 2020 13
Botani Arif.docx
June 2020 14

More Documents from "Pranata Rangga Mukti"

Bioteknologi.docx
November 2019 5
Botani Tumbuhan Rendah.docx
November 2019 17
Abidin.pdf
June 2020 24
X70 Broucher.docx
June 2020 22
Lp Dm.docx
October 2019 35