POWER SUPPLY UNIT Walaupun sudah banyak sekali artikel yang membahas tentang Power Supply Unit (PSU) dan banyak sekali artikel yang jauh lebih baik, tapi mungkin artikel ini masih bisa dipergunakan. Selain itu kemungkinan juga karena tidak semua orang bisa menemukan artikel yang lebih baik itu. Artikel ini ditulis berdasarkan pengetahuan penulis sendiri, karena penulis masih bisa dibilang awam mengenai PSU. Oleh karena itu beberapa informasi yang dibahas disini mungkin tidak benar, kurang benar, atau mungkin benar‐benar menyesatkan. Untuk semua kekurangan itu penulis sebelumnya meminta maaf. Dan untuk menutupi semua kekurangan itu untuk kedepannya penulis akan mencoba untuk memperbaharui informasi‐informasi dalam artikel ini. Selain itu juga karena dunia komputer yang sedang berada dalam masa perkembangan yang sangat pesat, maka semua informasi di dalam artikel ini kemungkinan akan out‐of‐date karena adanya teknologi baru pada PSU sehingga sangat penting sekali untuk memperbaharui artikel ini. Satu cara lagi untuk memperbaharui dan memperbaiki semua kekurangan, ketidakbenaran informasi di dalam artikel ini, maka penulis berharap jika diantara pembaca artikel ini menemukan adanya ketidakbenaran informasi dalam artikel ini dapat memberitahukannya kepada penulis ke
[email protected] POWER SUPPLY Sebagaimana yang kita ketahui bahwa PSU adalah suatu bagian dari komputer tempat dipasangkannya kabel listrik. PSU berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik karena hardware komputer yang terdapat di dalam casing hanya butuh tegangan yang lebih kecil (dari 220V). PSU juga berfungsi untuk membagi tegangan karena setiap hardware di dalam casing membutuhkan tegangan yang berbeda‐beda. Diibaratkan, jika tidak menggunakan PSU maka tentu saja dibutuhkan banyak sekali adaptor (untuk menurunkan tegangan listrik) untuk setiap hardware. PSU adalah adaptor khusus dirancang khusus untuk komputer PC (Personal Computer) yang berbeda dengan PSU yang bukan untuk PC. MENGAPA? PSU adalah hardware utama yang (sebenarnya) sangat penting karena merupakan langkah awal (tempat kabel listrik dipasangkan) dari proses komputer dinyalakan. Dan sesuai dengan namanya PSU akan menurunkan tegangan, membagi dan men‐supply tegangan itu kepada setiap hardware yang membutuhkan. Berdasarkan dari tujuan PSU diatas, pertimbangan untuk memilih PSU yang baik adalah suatu keharusan. Sering kali hal ini dilupakan oleh sebagian orang yang ingin membangun sebuah PC. Coba bayangkan apa jadinya apabila PSU yang digunakan berkualitas tidak baik. Sejak dari
pertama kali komputer dinyalakan (PSU menurunkan tegangan, tapi tidak stabil atau mungkin kekurangan daya), selama masa komputer dinyalakan (PSU men‐supply tegangan yang juga tidak stabil atau mungkin kekurangan daya) hingga akhirnya komputer dimatikan. Pada keadaan seperti ini penggunaan komputer tidak stabil. Beberapa kasus ditandai dengan seringnya komputer restart sendiri, hang (crash), hardware yang tidak terdeteksi dan lain‐lain. Kemungkinan terburuknya beberapa (atau mungkin keseluruhan) hardware akan langsung failure (rusak) sejak PSU pertama kali digunakan. Kemungkinan lain yang tidak jauh lebih buruk beberapa (atau mungkin keseluruhan) hardware akan failure (rusak) pada waktu yang tidak tentu (sebelum masa pakai hardware itu habis). ISTILAH DAN PEMBAHASANNYA Berikut ini istilah‐istilah yang sering digunakan. Watt (W), Ampere (A) dan Voltage (V). Untuk istilah ini dapat dilihat pada artikel lain atau GOOGLE. Watt (W) adalah hasil kali Ampere (A) dengan Voltage (V). W = A * V Rails. Adalah jalur tegangan. PSU bertugas menurunkan dan membagi tegangan kesetiap hardware. Karena tegangan yang dibutuhkan setiap hardware berbeda‐beda maka PSU membagi tegangan tersebut kedalam beberapa jalur. Pada PSU modern (yang umum digunakan saat ini) terdapat 3 jalur utama yang digunakan oleh hardware yaitu +3.3V, +5V dan +12V. Pada beberapa PSU terdapat lebih dari satu jalur +12V. Informasi ini terdapat pada casing salah satu sisi PSU tersebut.
PSU dengan DC Output +3.3V, +5V dan satu +12V
PSU dengan DC Output +3.3V, +5V dan empat +12V
Peak Power. Adalah nilai tegangan terbesar yang mampu di‐supply PSU. Peak Power bukan daya/tegangan pure dari sebuah PSU. Tegangan ini hanya dibutuhkan untuk beberapa saat, misalnya hanya untuk 30 detik saja. Continuous Power. Adalah nilai tegangan normal yang di‐supply PSU setiap waktu. Continuous Power adalah daya/tegangan nyata sebuah PSU. Penggunaan PSU melebihi Continuous Power‐ nya akan menyebabkan PSU rusak.
PSU dengan label Continuous Power dan Peak Power
PFC (Power Factor Correction). Adalah kemampuan PSU untuk mengefisiensi penggunaan tegangan dari luar. PFC dinilai dari 0 hingga 1. Dimana 0 adalah tidak efisien, sedangkan 1 sangat efisien. Sebagai contoh apabila sebuah PSU 300W memiliki nilai PFC 0.75 maka PSU tersebut sebenarnya membutuhkan tegangan 400W. Normalnya saat ini setiap PSU memiliki nilai PFC 0.70 atau PFC Passive. Sedangkan untuk PSU dengan PFC Active memiliki nilai PFC lebih besar dari 0.70.
PSU dengan PFC 0.98
Efficiency. Adalah kemampuan PSU mengefisiensi penggunaan tegangan keseluruhan. Sebagai contoh apabila sebuah PSU memiliki nilai efisien 70% maka sisa 30% nya hanya menjadi panas. Semakin efisien sebuah PSU, semakin sedikit panas yang dihasilkan. MTBF (Mean Time Before Failures). Adalah rating waktu sebagai waktu perkiraan masa pakai PSU. Yang bisa diartikan PSU tersebut tidak akan berfungsi lagi apabila MTBF‐nya telah habis. Atau pada kemungkinan lain, walaupun MTBF‐nya telah habis sedangkan PSU masih berfungsi, maka produsen menyarankan untuk tidak menggunakan PSU itu lagi. PSU yang memiliki beban kerja yang berat (menerima pasokan listrik, men‐supply, memproteksi tegangan dan lain‐lain) akan menyebabkan kemampuan komponen dalam PSU berkurang. Dengan ini semakin lama MTBF sebuah PSU maka berarti komponen PSU adalah komponen yang bagus (mampu bertahan lama dengan beban kerja yang berat). Beberapa istilah dan bahasan diatas adalah beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam memilih PSU yang baik. Seperti yang terlihat pada gambar, beberapa faktor teknis diatas oleh produsen PSU ditampilkan pada casing PSU‐nya. Sedangkan faktor‐faktor lainnya seperti Efficiency dan MTBF tidak ditampilkan yang berarti haruslah merujuk pada dokumentari resmi dari produsennya.
RAILS POWER SUPPLY UNIT Rails PSU atau jalur‐jalur pembagian listrik pada PSU. Dengan hanya membicarakan mengenai jalur‐jalur yang dibutuhkan hardware jaman sekarang dan mengenyampingkan jalur‐jalur minor pada PSU, maka pada saat ini terdapat 3 jalur penting pada PSU, yaitu jalur +3.3V, +5V dan +12V (kesemua jalur bertipe positif). Ketiga jalur tersebut dibutuhkan oleh hardware PC. Beberapa hardware membutuhkan pasokan daya dari ketiga jalur tersebut. Sebagian hardware yang lain hanya membutuhkan salah satu atau dua jalur saja. Sebagai contoh, Mainboard membutuhkan pasokan daya dari ketiga jalur tersebut (dengan nilai daya yang berbeda‐beda untuk setiap jalurnya). Sedangkan Fan (kipas) hanya membutuhkan jalur +12V saja. Sebagai permulaan, dengan contoh ini maka apabila di PC kita terpasang banyak sekali Fan (kipas) maka kita membutuhkan PSU dengan +12V yang besar. RAILS SEBAGAI FAKTOR Rails menentukan daya/tegangan dari sebuah PSU. Sebagai contoh, sebuah PSU dengan nilai rails tabel sebagai berikut: +3.3V +5V +12V
20A 20A 15A
Berdasarkan pada bahasan sebelumnya, bahwa Watt (W) adalah hasil perkalian dari Voltage (V) dengan Ampere (A), maka (3.3V x 20A) + (5V x 20A) + (12V x 15A) = 66 + 100 + 180 = 346 Watt Jadi PSU dengan nilai rails diatas memiliki daya 346 Watt atau mungkin akan diberi label 350W. Silahkan lihat spesifikasi rails PSU anda. 400W? 450W? Lebih besar? Apakah itu berarti cukup? Aman untuk semua hardware yang terpasang? Mari kita teruskan… RAILS BERDASARKAN FUNGSI Setiap rails memiliki tanggung jawab yang berbeda‐beda terhadap hardware‐nya. Berikut ini sebuah contoh (hanya bersifat contoh, nilai‐nilai dibawah ini hanya bersifat karangan). Kita memiliki sebuah PSU 380W dengan rails sebagai berikut: +3.3V +5V +12V
25A 30A 12A
PSU tersebut dipasang pada PC dengan hardware berupa Processor, Mainboard, VGA card PCI‐E, RAM, Harddisk, DVD‐ROM dan 1 fan Processor. Berdasarkan sumber fiktif yang terpercaya didapatkan data bahwa: Mainboard membutuhkan daya (2A pada +3.3V, 2A pada +5V dan 0.7 pada +12V) = 25W Processor membutuhkan daya (7A pada +12V) = 84 W VGA Card membutuhkan daya (5A pada +3.3V, 2A pada +5V dan 4A pada +12V) = 75W RAM membutuhkan daya (2A pada +5V) = 10W Harddisk membutuhkan daya (0.5A pada +5V dan 2A pada +12V) = 27W DVD‐ROM membutuhkan daya (1A pada +5V dan 1.5 A pada +12V) = 22W Fan membutuhkan daya (0.25A pada +12V) = 3W Dari data tersebut didapat bahwa daya yang dibutuhkan hanya 246W. Ternyata PSU yang digunakan sudah lebih dari cukup dari daya yang diminta. Bahkan terdapat selisih daya lebih dari 100W. Sudah aman? Dari data diatas kita harus melihat detail dari setiap rails yang digunakan. Diketahui bahwa: Jalur +3.3 membutuhkan 2A + 5A = 7A. PSU menyediakan 25A untuk jalur ini. Jalur +5V membutuhkan 2A + 2A + 2A + 0.5A + 1A = 7.5A. PSU menyediakan 30A untuk jalur ini. Jalur +12V membutuhkan 0.7A + 7A +4A + 2A + 1.5A = 15.2A. Ada yang salah? Kesampingkan jalur +3.3V dan +5V. Tapi kita benar‐benar membutuhkan +12V minimal 16A. Tentu saja dengan resiko tanpa ada lagi penambahan hardware. PSU dengan +12V berdaya 18A akan lebih baik untuk PC seperti ini. Dengan contoh ini tentu saja PSU walaupun hanya berdaya 300W dengan rails: +3.3V +5V +12V
10A 15A 16A
akan lebih baik dipasang pada PC seperti ini. Berdasarkan contoh diatas maka sekarang kita dapat membayangkan PSU seperti apa yang cocok dengan hardware PC yang kita miliki. Hal ini adalah salah satu faktor yang membedakan
antara PSU generik (berupa PSU + casing yang dibeli dalam satu paket) dengan PSU produsen khusus yang hanya menyediakan PSU saja tanpa casing. PSU produsen khusus biasanya menyediakan rails +12V dengan daya yang lebih besar dibanding PSU generik dengan total ouput yang sama. Setelah mengetahui mengenai fungsi rails dan bagaimana setiap rails tersebut memenuhi permintaan daya dari setiap hardware, lalu bagaimana mendapatkan data‐data mengenai kebutuhan hardware terhadap rails yang digunakan dan jumlah daya yang dibutuhkan pada setiap rails? Sayang sekali sulit menemukan nilai pasti mengenai kebutuhan hardware terhadap rails dan berapa daya yang diminta untuk setiap rails‐nya. Berdasarkan artikel dari ABOUT.COM yang ditulis oleh Alan Dang dalam artikelnya yang berjudul Choosing The Right Power Supply didapat data sebagai berikut:
Beberapa hal yang melandasi perbedaan kebutuhan rail dan daya pada setiap rail ini diantaranya adalah feature hardware (ex; mainboard all on‐board) dan seri chipset yang digunakan (ex; nForce430 dengan nForce 630). Diharapkan dalam waktu dekat akan tersedia informasi mengenai kebutuhan daya ini. Namun apabila ternyata hardware yang dimiliki ternyata menyediakan data lengkap mengenai kebutuhan rails ini, tentu saja artikel ini akan cukup membantu. Untuk menyikapi apabila tidak tersedia informasi mengenai kebutuhan rails ini, maka bisa dikatakan bahwa sebuah PSU dengan +12V berdaya 16A adalah kebutuhan minimal pada sebuah PC standar yang komplit. PSU dengan 18A pada rails +12V adalah pilihan yang lebih baik. PURE POWER Apa lagi yang membedakan antara PSU generik dengan PSU dari produsen khusus? Masih menggunakan contoh diatas, dengan Processor, Mainboard dll seperti contoh diatas yang membutuhkan daya 246W. Digunakan dua PSU antara PSU generik 300W dengan PSU (misalkan) Antec 300W. Kedua PSU tersebut memiliki spesifikasi rails yang sama: +3.3V +5V +12V
10A 15A 16A
Kedua data diatas hanya berupa contoh dan pemilihan produsen Antec hanya sebagai pembeda antara PSU generik dengan PSU dari produsen khusus.
Dilihat dari kedua PSU tersebut, katakan dengan Rp.300.000.‐ kita bisa mendapatkan PSU generik tersebut lengkap dengan casing. Sedangkan jika memilih Antec 300W kita hanya mendapatkan PSU saja, tanpa casing. PSU berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik sesuai dengan yang tegangan yang dibutuhkan hardware. Kelebihan dari sisa penurunan tegangan tersebut akan menjadi panas. Hingga pada satu titik panas, kemampuan PSU akan menurun. Kebanyakan PSU generik di tes dan diproduksi pada temperatur kerja yang lebih rendah yaitu sekitar 25’C (77’F). Sedangkan temperatur kerja PC normal berkisar dari 40’C sampai 50’C. Ketika PSU generik yang di tes dan diproduksi pada tempteratur kerja 25’C tersebut bekerja pada temperatur normal kerja PC 40’C atau 50’C, maka kemampuan PSU tersebut akan berkurang berkisar dari 35% hingga 50%. Bisa dibayangkan seperti contoh diatas sebuah PSU generik 300W di produksi pada temperatur kerja 25’C dan bekerja pada temperatur normal PC yaitu 40% dan mengalami penurunan kemampuan hingga 35%, maka daya yang mampu dikeluarkan PSU tersebut hanya sekitar 200W. Sedangkan minimal daya yang dibutuhkan adalah 246W. Apa jadinya PC dengan permintaan daya 246W dipasangi PSU dengan kemampuan hanya 195W? Spin (putaran) Harddisk yang tidak stabil, pintu DVD‐ROM yang macet, Processor yang tidak bertenaga untuk berpikir menyebabkan PC restart sendiri dan berbagai masalah lainnya. Dalam kondisi seperti itu pemakaian PC dalam waktu 1 atau 2 jam hanya akan PC tetap bermasalah seperti diatas. Tapi pemakaian untuk waktu yang lama akan berakibat fatal sekali. Harddisk yang sudah tidak berputar lagi, PC yang tidak boot karena Processor sudah tidak berfungsi dan lain‐lain. Bisa dibayangkan juga apabila kemampuan PSU menurun hingga 50%. Hal inilah yang membedakan antar PSU generik dengan PSU produsen khusus. PSU produsen khusus di tes dan di produksi pada temperatur kerja PC normal. Sehingga walaupun PC bekerja pada kondisi full load (kondisi disaat hardware membutuhkan daya penuh untuk bekerja karena main game, rendering dan lain‐lain) dan PSU mengalami peningkatan temperatur, kemampuan PSU tidak akan menurun se‐drastis penurunan kemampuan PSU generik. Itulah yang dinamakan dengan istilah Pure Power. Bahwa 300W tersebut benar‐benar berjalan 300W sesuai dengan label yang tertera pada casing PSU. Menjadikan pemakaian PSU generik sebagai sebuah pengalaman, bahwa penurunan kemampuan PSU bisa mencapai 35%, maka untuk itu dibutuhkan PSU dengan daya 30% lebih besar daripada daya yang dibutuhkan. Masih dengan contoh diatas, pemilihan Antec 300W tersebut sudah mencukupi kebutuhan dari total kebutuhan hardware yang hanya sebesar 246W. Dengan demikian masih tersisa daya sebesar 54W atau sekitar 18%. Masih tetap ingin menggunakan PSU generik ‘bonus’ dari casing? Apakah melalui contoh diatas diambil keputusan akan tetap menggunakan PSU generik namun dengan daya sebesar 500W dengan rails +12V yang tetap terjaga yang ternyata mungkin harganya masih lebih murah dibanding PSU produsen khusus yang hanya 300W atau 400W? Tentu saja kita harus menilai dari isi PSU itu sendiri. Seberapa bagus komponen yang digunakan PSU generik tersebut. Karena jika
memang memiliki kemampuan yang lebih besar tapi mengapa tetap memiliki harga yang lebih murah. Sayang sekali tantang seberapa bagus komponen dari kedua jenis PSU tersebut tidak akan dibahas disini. Dengan sedikit pemikiran bijak kita mungkin bisa mendapatkan jawabannya. PENUTUP Apakah penggunaan PSU produsen khusus suatu keharusan? Relatif. Cukup banyak alasan mengenai ini. Jika PC yang akan dirakit (yang sekarang sedang digunakan) termasuk low‐end class, pemilihan (mengganti) PSU generik dengan daya yang cukup besar tentu akan lebih baik. Berdasarkan dari harga PSU generik yang tidak mahal. Yang digolongkan PC low‐end class diantaranya PC dengan clock Processor yang rendah (temperatur Processor dan hardware lainnya yang terbilang rendah, tidak membutuhkan fan tambahan), VGA on‐board, menggunakan satu Harddisk dan satu oprical drive (seperti; CD‐ROM, DVD‐ROM). Selain itu kebanyakan hardware yang bersifat low‐end class bukanlah hardware yang rakus daya. Karena PC yang dipilih bersifat low‐end, PC ini akan sangat jarang sekali berada pada kondisi full‐ load, sehingga peningkatan temperatur atau penurunan kemampuan PSU tidak terlalu signifikan. Namun dasar dari semua itu, karena pemilihan PC low‐end class itu sendiri, berangkat dari budget yang terbatas. Sedangkan apabila PC yang akan dirakit berkelas mid‐end keatas, bayangkan PSU itu sebagai Processor, Mainboard atau RAM. PSU sebagai suatu keharusan. Atau minimal, bayangkan PSU itu sebagai Harddisk atau optical drive, tentu ada yang ‘aneh’ dengan PC tersebut. Hardware dengan kelas mid‐end keatas bersifat lebih rakus daya dibanding kelas low‐end. Processor dengan clock yang lebih besar membutuhkan daya yang lebih besar, Processor dengan clock yang lebih besar memiliki temperatur yang lebih panas sehingga dibutuhkan fan dengan performa yang lebih baik, penggunaan VGA card (add‐on) dan lain sebagainya. Sediakan dana mulai dari 15% keatas dari budget untuk pembelian PSU. Sediakan dana mulai dari 25% keatas apabila memiliki rencana untuk menambah atau memperbaharui (up‐grade) hardware di masa yang akan datang. Dengan seluruh penjelasan mdalam artikel ini, pemilihan PSU bisa dijadikan sanagt gampang; • • • •
PSU mempengaruhi kestabilan dan umur dari hardware. Tentukan budget. Sebisa mungkin sesuaikan spesifikasi PSU dengan hardware yang akan dipasangkan. Sediakan ‘ruang’ kosong yang lebih besar dari daya sebenarnya yang dibutuhkan.
Semoga bisa membantu dan memberi pencerahan.