Badan eksekutif mahasiswa (disingkat BEM) atau Himpunan Mahasiswa Universitas adalah organisasi mahasiswa intra kampus yang merupakan lembaga eksekutif di tingkat pendidikan tinggi. Badan Eksekutif Mahasiswa adalah organisasi yang merupakan kelanjutan dan perpaduan antara Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) dengan Senat Mahasiswa. Dalam melaksanakan program-programnya, umumnya BEM memiliki beberapa departemen. Dengan semangat mahasiswa sebagai agent of change (agen pengubah) , BEM mencoba menjadi sebuah lembaga yang bisa mewadahi aspirasi mahasiswa yang memiliki semangat untuk melakukan perubahan, dalam paradigma, emosional, intelektual sekaligus nilai-nilai religius. Anggota BEM adalah mahasiswa yang masih aktif dan telah mengikuti pendidikan dan pelatihan BEM.
Berbeda dengan himpunan mahasiswa di setiap jurusan, cakupan atau ruang lingkup Badan Eksekutif Mahasiswa bisa lebih luas mencakup satu fakultas atau satu perguruan tinggi, dalam hal ini Badan Eksekutif Mahasiswa mengadaptasi eksekutif dalam pemerintahan yang bertanggung jawab untuk menerapkan hukum atau kebijakan lainnya yang berlaku pada suatu fakultas atau pun pada suatu perguruan tinggi. Organisasi mahasiswa intra kampus selain BEM, adalah senat mahasiswa, unit kegiatan mahasiswa, dan himpunan mahasiswa jurusan. Ada atau tidaknya masing-masing, bergantung pada dinamika mahasiswa di setiap kampus Sejarah bem Pada masa keemasannya Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa memiliki peranan yang sangat diperhitungkan. Dewan Mahasiswa mempunyai fungsi sebagai badan eksekutif atau pelaksana, sedangkan Majelis Mahasiswa memiliki fungsi sebagai legislatif. Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa sifatnya independen. Ketua Dewan Mahasiswa dipilih melalui sidang umum Majelis Mahasiswa. Untuk menjalankan Fungsinya Dewan Mahasiswa membentuk KODEMA (Komisariat Dewan Mahasiswa) atau di beberapa perguruan tinggi disebut Senat Mahasiswa. KODEMA dipilih dalam pemilu secara langsung oleh Badan Keluarga Mahasiswa untuk masa jabatan dua tahun. Karena sikap kritis yang ditunjukkan Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa, sekitar tahun 1978-an Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa dibekukan pemerintah. Kebijakan pembekuan ini dikenal dengan Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) dan sebagai pengganti dari kedua lembaga tersebut dibentuklah Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK). Senat Mahasiswa dibentuk pada saat kebijakan NKK. Pada awalnya Senat Mahasiswa dibentuk hanya pada tingkat fakultas tidak ditingkat universitas. Tapi pada tahun 1990, pemerintah tidak melarang pembentukan Senat Mahasiswa tingkat universitas dengan syarat model student government yang dianut oleh Dewan Mahasiswa tidak diberlakukan. Model yang diperbolehkan pemerintah saat itu adalah kumpulan ketua-ketua lembaga kemahasiswaan (ketua Senat Fakultas, ketua Unit Kegiatan Mahasiswa dan ketua Badan Perwakilan Mahasiswa). Model seperti ini mendapat tentangan dari pihak universitas. UGM adalah pelopor pembentukan Senat Mahasiswa memakai model student government. Dalam pelaksanaannya Senat Mahasiswa membentuk Keluarga Mahasiswa Jurusan atau Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) yang merupakan organisasi di tingkat jurusan keilmuan. HMJ berkoordinasi dengan Senat Mahasiswa dalam melakukan kegiatan internnya. Biasanya Senat Mahasiswa merupakan lembaga eksekutif sedangkan fungsi legislatif dijalankan oleh Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM). Dalam perjalanannya, Senat Mahasiswa menjelma menjadi lembaga legislatif, kemudian membentuk Badan Pelaksana Senat Mahasiswa (BPSM) menjadi badan eksekutifnya. Akhir-akhir ini Badan Pelaksana diganti dengan istilah yang lebih praktis yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). . Badan eksekutif mahasiswa seringkali dianggap sebagai versi perguruan tinggi dari Organisasi Siswa Intrasekolah (OSIS). Tingkatan bem ada bermacam-macam, yaitu: bem tingkat fakultas yang beranggotakan mahasiswa dari fakultas tersebut, BEM vokasi yang anggotak vokasi D3 dan BEM tingkat perguruan tinggi/universitas yang berangogotakan mahasiswa dari berbagai fakultas dan program studi, dan biasanya mencakup s1 dan d3. Beberapa tugas pokok BEM antara lain: mewakili mahasiswa di tingkat universitas; merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan ekstra kurikuler di tingkat universitas melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM); menjadi media komunikasi antara universitas dan mahasiswa; dan memberikan pendapat, usul dan saran kepada rektor terutama yang berkaitan dengan fungsi dan pencapaian tujuan pendidikan nasional. Sedangkan fungsi BEM antara lain: perwakilan mahasiswa di tingkat universitas sebagai
penampung dan penyalur aspirasi mahasiswa dalam lingkungan universitas; perencanaan dan penetapan garis besar program kegiatan kemahasiswaan di tingkat universitas; komunikasi mahasiswa antarlembaga kemahasiswaan di tingkat fakultas atau jurusan dan unit kegiatan mahasiswa; dan pengembangan keterampilan manajemen. Agenda BEM di berbagai tingkat sangat padat. Bem fakultas mengurusi berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh mahasiswa di tingkat fakultas. Mulai dari kegiatan sosial, kompetisi, pensi, studi banding, dan berbagai macam hal lainnya. Sementara BEM universitas hampir sama, tapi tinkgatnya untuk seluruh kampus, seperti pertandingan olahraga antar fakultas atau kegiatan mahasiswa yang membawa nama seluruh kampus. Agenda BEM Tugas pokok Badan Eksekutif Mahasiswa. 1. Mengesahkan serta mengajukan proposal kegiatan organisasi dan berhak untuk meminta Laporan Pertanggungjawaban dari setiap kegiatan organisasi. 2. Menetapkan garis program kegiatan kemahasiswaan dengan berpedoman pada peraturan-peraturan yang berlaku di Universitas/Fakultas 3. Membimbing, mengarahkan dan mengawasi kegiatan UKM. 4. Menyusun dan melaksanakan program kegiatan dengan menggunakan anggaran yang telah ditetapkan oleh Perguruan Tinggi/Fakultas Untuk periode 1 (satu) tahun anggaran. Program kegiatan dimaksud mencakup program kegiatan seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM ) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ). 5. Mewakili Mahasiswa Perguruan Tinggi/Ffakultas sebagai duta dalam kegiatan eksternal untuk berkoordinasi/berkomunikasi dengan organisasi mahasiswa Perguruan Tinggi Lainnya. 6. Menampung serta memperjuangkan hak dan aspirasi mahasiswa baik dalam bidang akademik maupun kesejahteraan mahasiswa.
Ketua bEM fakultas maupun ketua bem universitas dipilih melalui sistem voting yaitu diadakan pemilu kampus dimana mahasiswa kampus atau mahasiswa fakultas memilih kandidat ketua BEM. BEM menerapkan sistem open recruitment atau oprek untuk mencari anggota baru dan akan dilakukan wawancara oleh anggota inti untuk mahasiswa yang ingin mendaftar sebagai anggota BEM. Kepengutusan BEM ada berbagai macam tergantung dari organisasinya. Namun biasanya, selain pengurus dan divisi yang umum seperti ketua, wakil, sekretaris dan bendahara, dana usaha, humas, olahraga dan seni budaya, kepengurusan BEM diisi oleh seksi-seksi lain yaitu pengabdiam masyarakat atau pengmas, divisi ini bertugas merancang dan menjalankan program untuk kepentingan masyarakat, bertanggung jawab dan berperan atas mahasiswa terhadap masyarakat sekitar. Yang kedua ada kesejahteraan masyarakat atau kesma, berfungsi sebagai pendamping untuk mengajukan keringanan atau bantuan lainnnya. Pengembangan sumber daya manusia (PDSM) bertujuan untuk mengembangkan mahasiswa, terutama yang masih junior. Programnya diantara lain adalah pengenalan mahasiswa, latihan kepemimpinan, workshop dan lainnya. Termasuk membuka lowongan BEM/kepanitiaan. Divisi lainnya adalah Kajian Strategis yaitu menelaah berbagai isu yang terkait dengan ehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara.
Badan Eksekutif Mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang sendiri berdiri dibawah naungan ISMKI atau Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia. BEM FK Unisma memiliki logo berwarna hijau bergambarkan bulan, bintang dan daun. Ketua BEM FK Unisma periode 2018/2018 adalah M. Yahya Al-Hilal. BEM Fk Unisma memliki beberapa divisi yaitu yang pertama adalah bidang internal, bidang internal adalah bidang yang ikut serta dalam meningkatkan kualitas mahasiswa FK unisma dan turut serta dalam mengontrol serta bertanggung jawab perihal kegiatan-kegiatan fakultas serta mengambil peran dan tanggung jawab untuk mengoptimalkan proses kaderisasi dan pengembangan sumberdaya manusia untuk mengaktualisasikan peran dan fungsi mahasiswa yang tedapat di FK unisma agarm emiliki jiwa kepemimpinan dan soft skill.
Bidang lainnya adalah kastrat yaitu bidang yang menjadi sarana untuk mengembangkan pemikiran dalam memecahkan masalah dan isu-isu terkini serta mengkajinya menjadi sebuah bahan aplikatif untuk membantu mahasiswa FK unisma lebih kritis dan tanggap terhadap isu-isu di dunia kedokteran agar mahasiswa FK Unisma mampu memahami masalah dan isu terkini yang perlu dikaji dan perlu di audensikan agar tidak lagi ada kesimpangan pemahaman mahasiswa. Bidang eksternal adalah bidang yang menjalin relasi dan hubungan baik dengan berbagai FK dari universitas lain mapun BEM fakultas di UNISMA yang lainnya, Bidang eksternal membantu mengasah kemampuan dalam menjalin relasi, berkomunikasi, kesekretariaan, terlebih lagi mampu mendapatkan banyak teman baru dari fakultas lain atau universitas lain dengan pendelegasian, serta hubungan kerja yang berlanjut.